(word) kelompok 4-sosialisasi diversifikasi pangan-thp a 2012

Upload: cazperftp12

Post on 19-Oct-2015

139 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN

TRANSCRIPT

PAPER SOSIALISASI PENGENALAN PANGAN LOKAL SDN GEBANG 01 JEMBERTEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN LOKAL

DISUSUN OLEH:Kelompok 4/THP-ARissa Indiaresty(121710101004)Ninta Khaudinta(121710101015)M. Imam Asrori(121710101037)Dasa Helya A.(121710101039)Victoria Yosavin J.(121710101048)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMakanan khas merupakan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu dengan citarasa khas yang diterima oleh masyarakat tersebut. Setiap kota yang ada di Indonesia memiliki makanan khas. Jember merupakan kota yang memiliki banyak jajanan khas, misalnya prol tape dan suwar-suwir. Namun seiring perkembangan jaman semakin banyak snack dan jajanan modern lainnya yang beredar di masyarakat, sehingga mengancam keberadaaan jajanan khas dalam negeri termasuk produk jajanan di kota Jember. Jajanan khas kota Jember memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Jember karena sebagian besar terbuat dari komoditi yang banyak terdapat di Jember. Makanan khas atau jajanan khas dari zaman tradisional hingga zaman modern tetap mendapatkan eksistensi sebagai makanan ringan yang murah dan mudah dalam penyajiannya. Resep turun temurun dari zaman tradisional masih bisa diterapkan dalam pembuatan makanan khas. Sekalipun dalam dunia modern, banyak sekali makanan yang lebih enak dan lezat serta prosesnya juga cepat (instant), akan tetapi eksistensi suatu budaya jauh lebih penting untuk selalu dikembangkan. Pada dasarnyasuatu budaya atau adat tidak bisa digantikan dengan kebudayaan lain atau ciri khas daerah lain. Cinta produk dalam negeri jauh lebih membanggakan dari pada imitasi produk luar negeri. Sebagai anak bangsa dengan sekuat tenaga dan didorong oleh kemauan yang keras diharapkan untuk tetap cinta produk dalam negeri.Oleh karena itu, pelestarian jajanan khas kota Jember perlu dilakukan agar tidak tersaingi dengan snack dan jajanan modern yang beredar di masyarakat. Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam pelestarian makanan khas tersebut dengan cara mengadakan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat. Sasaran yang lebih diutamakan dalam sosialisasi ini adalah murid-murid sekolah dasar. Dengan harapan bahwa para murid yang masih usia dini lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan mampu mengembangkan potensi pangan lokal yang ada di daerah masing-masing.1.2 Tujuan Tujuan pengadaan sosialisasi promosi jajanan khas Jember antara lain sebagai berikut:1. Untuk memberikan pengetahuan tentang arti pangan lokal.2. Untuk mengenalkan jenis-jenis jajanan khas kota Jember sebagai produk pangan lokal.3. Untuk meningkatkan rasa cinta dan sebagai usaha dalam pelestarian jajanan khas Jember.4. Mengajak generasi muda untuk lebih peka terhadap potensi pangan lokal yang ada di daerah.5. Mengajak untuk menerapkan keanekaragam pangan yang sehat, aman, dan bergizi.

1.3 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari sosialisasi promosi jajanan khas Jember antara lain sebagai berikut:1. Mengetahui arti pangan lokal.2. Mengetahui jenis-jenis pangan lokal yang ada di kota Jember.3. Dapat memberikan informasi mengenai jajanan khas kota Jember dan potensinya.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pangan LokalPangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki dan pemenuhan akan kebutuhan pangan merupakan hak asasi setiap orang, dengan demikian, pangan bagi penduduk harus tersedia setiap saat dimana saja penduduk membutuhkannya.Menurut Krisnamurthi (2003), pangan memiliki pengertian yang luas, mulai dari pangan esensial bagi kehidupan manusia yang sehat dan produktif (keseimbangan kalori, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serat, dan zat esensial lain) serta pangan yang dikonsumsi atas kepentingan sosial dan budaya seperti untuk kesenangan, kebugaran, kecantikan dan sebagainya. Jadi pangan tidak hanya berarti pangan pokok dan jelas tidak hanya berarti beras, melainkan pangan yang terkait dengan berbagai hal lain.Pangan lokal adalah pangan yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi dan sumberdaya wilayah dan budaya setempat baik sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Pangan lokal dapat dikatakan sebagai makanan tradisional suatu kelompok masyarakat Indonesia yang mencakup segala jenis makanan olahan asli baik dijadikan sebagai makanan utama, kudapan maupun minuman yang dikenal dan lazim di konsumsi masyarakat tersebut pada suatu wilayah spesifik dan sekaligus merupakan aset yang potensial dalam upaya penganekaragaman pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan. Pangan lokal yang diproduksi tersebut untuk tujuan ekonomi daerah setempat. 2.2 Makanan KhasIndustri pangan yang berkembang di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua sektor, yaitu sektor informal dan formal. Sektor informal jumlahnya jauh lebih banyak dan lebih luas cakupan jenisnya dibandingkan sektor formal. Industri pangan sektor informal, misalnya industri kecil, makanan jajanan tradisional, kaki lima, industri rumah tangga atau industri pedesaan. Saat ini industri pangan sektor informal berupa makanan jajanan telah berkembang dan banyak sekali jenisnya serta bervariasi dalam bentuk, keperluan, dan harga (Winarno, 1997). Makanan jajanan adalah makanan yang siap makan atau terlebih dahulu dimasak di tempat penjualan dan dijual di tempat-tempat umum (Anwar, 1999). Makanan jajanan menurut Guhardja (1993), merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari, artinya makanan tersebut telah menjadi bagian budaya masyarakat.Makanan tradisional atau makanan khas merupakan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat menurut golongan etnik dan wilayah spesifik, diolah dari resep yang dikenal masyarakat secara turun-temurun. Bahan yang digunakan berasal dari daerah setempat. Makanan yang dihasilkan juga sesuai dengan selera masyarakat setempat. 2.3 Singkong Singkong (cassava) sudah lama dikenal di seluruh dunia yang merupakan bahan pangan yang sering dikonsumsi dan digunakan dalam tatanan pengembangan agribisnis dan agroindustri. Singkong berperan cukup besar dalam mencukupi bahan pangan nasional dan dibutuhkan sebagai bahan baku berbagai industri makanan (Rukmana, 1999). Ketela pohon atau lebih dikenal dengan nama ubi kayu banyak ditanam di Indonesia. Pada daerah tertentu ubi kayu merupakan makanan pokok. Singkong merupakan tanaman yang dapat hidup di dataran rendah sampai dataran tinggi. Umur pohon untuk dipanen berkisar antara 7 12 bulan. Singkong memiliki banyak kandungan senyawa organik. Menurut Mahmud, dkk (2002), kandungan gizi singkong dalam 100 g singkong disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Gizi Singkong dalam 100 gZat GiziKandungan (gram)

Kalori 154

Karbohidrat 36,8

Lemak 0,3

Protein 1

2.4 Prol TapeProl adalah produk makanan semi basah yang dibuat dengan pencampuran bahan secara bertahap dan proses akhirnya dengan pemanggangan adonan, dimana adonan tersebut terdiri dari tepung terigu, margarin cair, tepung maizena, garam, gula, telur, dan susu cair. Prol tape teksturnya sangat padat karena bahan dasarnya tape, perbandingan tape dan tepung terigu 6:1 (Boga, 2002). Prol tape dapat dibuat menarik dengan penambahan coklat, kismis, sukade, keju. Salah satu prol tape yang terdapat di pasaran adalah poll tape singkong, pembuatan prol tape singkong sangat mudah seperti membuat prol pada umumnya. Prol tape singkong mempunyai warna kuning kecoklat-coklatan, teksturnya sangat soft, dan rasanya manis (Boga, 2002).Pembuatan prol tape biasanya dari daging umbi singkong, berdasarkan penelitian Turyoni (2005), kulit putih singkong dapat diolah menjadi tape kulit singkong. Tape kulit singkong akan dicoba digunakan sebagai bahan substitusi tape singkong dalam pembuatan prol tape. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi kriteria prol tape pada umumnya. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kualitas prol tape antara lain: a. GulaDesrosier (1988) menyatakan bahwa dalam pembuatan cake atau prol gula berfungsi sebagai pemberi rasa manis dan membentuk aroma yang khas. Aroma wangi gula terbentuk dari proses karamelisasi selama pembakaran. Bersamaan dengan proses karamelisasi akan terbentuk reaksi browning atau warna kuning kecoklatan (Boga, 2002). b. SusuApriyantono (2009) menjelaskan fungsi susu dalam pembuatan cake atau prol adalah memperkaya nilai gizi, memperbaiki warna kulit, mempengaruhi rasa pada cake atau prol, dan memperkuat gluten karena kandungan kalsiumnya.c. TelurTelur mengandung lechitin yang mempunyai daya pengemulsi, sedangkan lechitin meningkatkan warna pada prol tape. Kandungan protein yang tinggi dari telur akan meningkatkan kualitas gizi dari prol tape selain membentuk rasa gurih yang khas.d. Tepung terigu Prol tidak membutuhkan tepung terigu dengan kandungan protein tinggi. Tepung terigu dengan kadar potein rendah 7-9%, dengan butiran yang halus. Kandungan proteinnya yang rendah membantu selama proses pencampuran karena lebih mudah menyatu dengan bahan lain (Sutomo, 2007).2.5 Suwar - SuwirSuwar suwiradalah makanan khas kotaJember. Makanan ini terbuat daritapeyang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan makanan sepertidodolnamun lebih keras. Penganan ini berbahan dasar tape singkong dan gula. Tape adalah makanan yang berasal dari umbi-umbian (singkong kuning) yang fermentasi selama 4 hari. Dari percampuran komposisinya singkong merupakan bahan utama dalam pembuatan suwar suwir. Legit, demikian rasa yang terkandung dalam panganan itu. Zaman dulu, suwar-suwir dibuat dengan campuran buah sirsak. Namun saat ini, telah dibuat berbagai macam rasa,seperti coklat, kacang, susu dan strawberry. Umumnya, suwar-suwir dikenal dengan rasa legit dan bentuknya yang memiliki panjang sekitar 3-4 cm. Namun kini, beberapa produsen suwar-suwir mencoba berbagai terobosan dalam kemasannya untuk menambah daya tarik.Suwar-suwir pun hadir dalam aneka rupa dan rasa (Wikipedia, 2013).Industri suwar-suwir jember banyak tersebar atau bisa dibilang terpusat di pusat kota, seperti kecamatan Kaliwates, Sumbersari dan Patrang. Industri suwar-suwir yang ada di Jember bisa dikategorikan sebagai industri kecil atau rumah tangga, karena merupakan industri makanan kecil dimana jumlah pegawai tidak lebih dari 20 orang meskipun ada industri yang memiliki pegawai lebih dari 20 orang seperti Primadona sebanyak 35 tenaga kerja. Industri suwar-suwir rata-rata mengolah 500 kilogram hingga 2 kwintal tape untuk dijadikan suwar-suwir. Suwar-suwir dapat bertahan sekitar 4 hingga 9 bulan tergantung dari campuran bahan baku terutama gula yang digunakan sebagai bahan pengawet alami. Suwar-suwir di kemas menggunakan kertas minyak yang di kemas manual dengan tangan namun saat ini bentuk kemasan dari suwar-suwir sudah lebih modern menggunakan plastik dengan bantuan mesin yang kemudian dimasukkan kembali ke plastik dengan ukuran 250 gr, 500 gr dan 1 kg. Harga suwar-suwir perkemasan berkisar Rp 10.000,00 hingga Rp 20.000,00. Adapun industri suwar-suwir yang terdapat di Kabupaten Jember seperti Primadona, Tape Manis 96, U.D. Arum Sari, U.D. Andhika, Vina Madu dan U.D. Rama.

BAB 3. METODOLOGI SOSIALISASI

3.1 Waktu dan Tempat SosialisasiSasaran sosialisasi yang kami tuju yaitu Sekolah Dasar Negeri Gebang 01 Jember yang bertempat di Jalan Cempaka 01 Gebang, Jember. Sosialisasi ini kami lakukan pada hari Jumat tanggal 22 Februari 2014 pukul 07.00 08.30 WIB.3.2 Alat dan Metode SosialisasiAlat yang digunakan dalam sosialisasi adalah viewer/LCD, poster ukuran A4, dan alat tulis. Adapaun metode kerja sosialisasi dari kelompok 4 yaitu metode presentasi, metode tanya jawab, dan metode hiburan (game). Metode presentasi yang kelompok kami lakukan adalah dengan cara memanfaatkan tiga orang anggota kelompok. Satu orang sebagai moderator dan dua orang lainnya sebagai pemateri. Dalam presentasinya, pemateri menerangkan tentang makanan khas kota Jember dan manfaatnya, menampilkan gambar-gambar yang menarik tentang pangan lokal Jember, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Selain itu kami juga membagikan poster berukuran A4 kepada murid-murid dan kemudian menjelaskan maksud isi dari poster tersebut. Kami juga memberikan jargon berupa anak Jember, cinta jajanan Jember. Metode tanya jawab dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang telah kami sampaikan dan menceritakan kembali isi dari video yang kami tampilkan. Kemudian kami memberikan kesempatan murid-murid untuk bertanya mengenai materi yang telah kami sampaikan. Metode hiburan yaitu memberikan suatu game agar para murid tidak merasa jenuh. Game yang kami berikan berupa tebak-tebakan kata yang berkaitan dengan materi tersebut. Kami memberikan sebuah clue pada seorang murid yang maju di depan kelas dengan cara meletakkan kata di atas kepala tanpa diketahui, sedangkan teman-teman yang lainnya diminta untuk membantu memberikan jawaban berupa ya, tidak, dan bisa jadi. Game lain yang kami berikan yaitu berupa tes untuk melatih konsentrasi. Murid-murid diminta untuk menunjuk anggota badan dari apa yang kami ucapkan. Ucapan tersebut berupa kata dari anggota badan. Kata yang kami keluarkan belum tentu sesuai dengan anggota badan yang kami tunjuk.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan sosialisasi dilakukan pada tanggal 22 Februari 2014 di SDN Gebang 01 Jember pada pukul 07.00 WIB. Sosialisasi ini kami tujukan pada murid-murid kelas empat dengan jumlah siswa sebanyak 46 anak. Kami memberikan sosialisasi kepada anak-anak karena mereka mempunyai daya tangkap dan daya ingat yang baik. Selain itu, menurut kami rasa cinta terhadap produk makanan khas perlu ditanamkan ketika anak masih seusia dini.Pada pukul 07.00 WIB kami melakukan acara pembukaan. Dalam acara ini kami menyampaikan tujuan dan manfaat kami melakukan sosialisasi. Selain itu kami juga membuka acara dengan jargon. Pada pukul 07.15 07.45 kami menyampaikan materi. Dalam menyampaikan materi, kami juga mengajarkan jargon, membagikan poster, dan menjelaskan isi poster. Pukul 07.50 08.05 acara yang kami berikan berupa games (hiburan) dan refleksi. Acara terakhir yaitu penutupan yang dilakukan pada pukul 08.10 08.25 dengan membagikan bingkisan kepada serta foto bersama audiens.Dari hasil sosialisasi murid-murid kelas 4 SDN Gebang 01 Jember sangat antusias dalam mengikuti acara ini. Acara sosialisasi ini berisi materi tentang pangan lokal, seputar jajanan khas kota Jember, dan pentingnya mengembangkan jajanan khas kota Jember. Materi tersebut disampaikan dalam bentuk presentasi melalui LCD dan poster, tanya jawab, dan hiburan (game).Pada saat presentasi, kami menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak sehingga mereka mampu mengikuti dengan baik, seperti dapat menyebutkan beberapa contoh jajanan khas Jember yang memiliki potensi sebagai jajanan yang wajib untuk dilestarikan. Selain itu kami menjelaskan bahan dasar apa yang digunakan untuk membuat jajanan khas tersebut. Bahan dasar yang kami jelaskan merupakan contoh pangan lokal yang sangat populer dan mudah diingat oleh anak-anak. Bahan dasar tersebut adalah singkong, yang kemudian diolah menjadi tape dan diproses lebih lanjut menjadi suwar-suwir ataupun prol tape. Kami menjelaskan manfaat ataupun kandungan yang terdapat dalam singkong.Selain itu kami membagikan poster yang berisi gambar-gambar menarik yang sesuai bagi murid-murid seusia anak kelas empat sekolah dasar. Diharapkan dengan memberikan poster ini para murid mengetahui tujuan dan manfaat dari kegiatan ini. Gambar yang ada di dalam poster tersebut memiliki maksud dan tujuan tertentu. Melalui gambar, kami menjelaskan isi atau maksud poster tersebut. Tujuan poster tersebut adalah untuk merubah mindset atau pandangan murid-murid terhadap jajanan yang sering mereka konsumsi. Misalnya kami menampilkan gambar jajanan cilok dan berbagai aneka permen yang dirasa kurang bermanfaat dan memiliki kandungan gizi rendah dengan penggantinya berupa jajanan khas Jember yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai gizi yang baik.Selain memberikan poster, kami menampilkan video-video yang berisi berita mengenai jajanan khas Jember disertai cara mengolah atau membuatnya. Video tersebut juga menampilkan penjelasan mengenai pangan lokal berupa singkong sebagai bahan dasar dalam pembuatan suwar-suwir dan prol tape, misalnya mengenai kandungan dan manfaat singkong. Dalam sosialisasi ini kami juga memberikan jargon kepada anak-anak supaya mereka lebih mencintai produk jajanan khas Jember. Dengan membeli produk buatan lokal, maka jajanan lokal tetap lestari.Pada metode tanya jawab, para murid kami beri pertanyaan seputar materi yang telah dipresentasikan. Apabila mereka berani maju ke depan kelas, kami memberikan sebuah hadiah. Hal ini bertujuan supaya murid-murid lebih aktif dan semangat dalam mengikuti acara ini. Selain itu, kami meminta para murid untuk menceritakan kembali isi tayangan video yang telah kami tampilkan, tujuannya supaya mereka paham dan mengingat proses-proses apa saja dalam pembuatan prol tape dan suwar-suwir.Pada metode hiburan atau permainan, kami memberikan tebak-tebakan kata yang berkaitan dengan materi yang telah kami sampaikan. Tujuan permainan ini adalah untuk menambah wawasan para murid. Kami memberikan hadiah pada murid yang berani maju ke depan kelas untuk bermain game. Para murid sangat antusias untuk berebut menjadi peserta dalam game. Kami juga memberikan kegiatan refleksi supaya para murid tidak merasa jenuh dan tetap semangat dalam mengikuti acara ini.Selesainya acara sosialisasi ini, kami berfoto bersama para murid di dalam kelas beserta dengan para guru. Selain itu, kami juga membagikan bingkisan untuk para murid maupun para guru. Dengan harapan supaya mereka lebih mengenal dan mencintai produk khas Jember. Dengan diadakannya sosialisasi pangan lokal yang berupa promosi jajanan khas Jember, diharapkan para murid dapat terus melestarikan jajanan khas Jember sebagai suatu produk makanan yang bermutu dan bergizi sebagai pengganti jajanan luar sekolah yang kurang baik. Kami menyarankan kepada para murid untuk selalu mencintai produk lokal. Bahan dasar yang sangat sederhana dapat dijadikan produk olahan yang bergizi dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi pula. Kami berharap para murid dapat mengimplementasikan tiga kalimat yang terdapat dalam poster yang kami buat, yaitu dengan mengkonsumsi makanan khas Jember kita mensejahterakan masyarakat Jember, dengan menjadikan jajanan khas Jember sebagai oleh-oleh berarti kita mengenalkan Jember, dan dengan mencintai jajanan khas Jember, kita membuat orang lain cinta Jember.Dalam melakukan kegiatan ini, kami tidak mengalami kendala apapun. Semua perlengkapan telah dipersiapkan dengan baik dari pihak sekolah. Kami pun juga mempersiapkan segala perlengkapan dengan matang. Para murid atau audiens yang mengikuti acara sosialisasi ini juga sangat tertib dan memiliki semangat yang tinggi sehingga acara berjalan lancar seperti yang diharapkan.

BAB 5. PENUTUP

5.1 KesimpulanDari hasil sosialisasi ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut: a. Sosialisasi kami tujukan kepada murid-murid supaya mereka terlatih sejak usia dini untuk mencintai produk makanan lokal.b. Dalam kegiatan sosialisasi kami menggunakan tiga metode, yaitu presentasi materi, tanya jawab, dan hiburan.c. Dalam kegiatan sosialisasi ini, para murid sangat aktif dan antusias terutama pada kegiatan hiburan atau game.d. Dalam melakukan kegiatan sosialisasi kami tidak mengalami kendala apapun sehingga acara berjalan lancar.5.2 SaranSebaiknya dalam kegiatan ini lebih banyak penambahan metode sosialisasi yang digunakan supaya lebih bervariasi sesuai dengan lamanya waktu yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, F, 1999. Identifikasi Pangan Lokal untuk Makanan Kudapan PMT-AS, Pelatihan Pengembangan Teknologi dan Keamanan Makanan Kudapan. Bogor. Apriyantono, A. 2009. Titik Kritis Kehalalan Bahan Pembuat Produk Bakery dan Kue. http://www.halalguide.info/2011/05/07/titik-kritis-kehalalan-bahan-pembuat-produk-bakery-dan-kue [diakses tanggal 25 Februari 2014] Boga. 2002. Aplikasi Pengolahan Cake. Ed ke-1. Jakarta: Gramedia.Desrosier, N.W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: UI Press.Guhardja, Suprihatin, Siti Madanijah, Sri Wulandari, M Akbar . 1993. The Role of Street Foods in Household Food Consumption: A Survey in Bogor.Krisnamurthi, B. 2003. Langkah Sukses Menuju Agribisnis. Jakarta: Penebar Swadaya.Mahmud dkk. 2009. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Sutomo. 2007. Pemanfaatan Tepung Terigu. Jakarta: Gramedia. Turyoni, D. 2005. Pembuatan Dodol Tape Kulit Singkong (Cassava). Semarang: Teknologi Jasa dan Produksi Universitas Negeri Semarang.Wikipedia. 2013. Suwar-suwir. http://id.wikipedia.org/wiki/Suwar-suwir [diakses tanggal 27 Februari 2014].Winarno, F.G. 1997. Naskah Akademis Keamanan Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

DOKUMENTASI

Kegiatan tanya jawabPenyampaian materi dan penayangan videoLokasi kegiatan sosialisasi

Para murid diminta untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan

Permainan (game)

Mengajarkan jargon

Pemberian / penyerahan bingkisan

Kegiatan foto bersama