kel 4 simulasi dbd
TRANSCRIPT
PENENTUAN AREA MASALAH
Untuk menentukan area masalah, langkah awal dilakukan observasi dan wawancara
dengan tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan, berdasarkan data pada puskesmas serta
program – program yang ada dan mencari prioritas permasalahan berdasarkan data yang ada.
Dari hasil observasi di puskesmas di temukan beberapa masalah besar yaitu :
1. TB paru pada dewasa
2. DBD
3. Gizi buruk pada balita
4. Perilaku membuang sampah
5. Pencarian pengobatan ke dukun
6. Pengetahuan mengenai pencegahan DBD
7. Ketersediaan jamban keluarga
Setelah menemukan data dari puskesmas dan berkunjung, mengamati, mewawancarai,
serta melakukan observasi masing-masing keluarga binaan terdapat berbagai macam
permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu:
- Peneliti I (Rizzqi), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai berikut:
1. Menumpuknya barang-barang bekas
2. Kurangnya pengetahuan akan penyakit DBD
3. Perilaku membuang sampah rumah tangga tidak pada tempatnya
4. Banyaknya genangan air bersih di sekitar rumah
- Peneliti II (Erlangga), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai
berikut:
1. Demam berdarah pada anggota keluarganya
2. Kurangnya pengetahuan tentang cara memberantas jentik
3. Kurangnya ketersediaan tenaga medis
4. Tidak adanya penyuluhan tentang pencegahan DBD
5. Kurangnya tempat pembuangan sampah yang baik
1
- Peneliti III (Abdul), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan tentang tata cara mengubur sampah yang benar.
2. Kurangnya asupan gizi pada anak balita
3. Kurangnya pengetahuan tentang rumah sehat dan pembuangan sampah rumah tangga
yang minimal
4. Jauhnya jarak dari tempat tinggal ke pusat kesehatan
5. Kurangnya pengetahuan tentang hidup sehat
- Peneliti IV (Sheila), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai berikut:
1. Adanya riwayat demam pada anggota keluarga.
2. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah rumah tangga
3. Perilaku membuang sampah sembarangan dan tidak tersedianya pembuangan sampah
di rumah
4. Kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan DBD
5. Tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi yang rendah pada keluarga binaan
6. Keterbatasan posyandu
- Peneliti V (rafika), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai berikut:
1. Kurangnya ketersediaan air bersih
2. Kurangnya ventilasi dalam rumah
3. Terdapat genangan air bersih di wadah pot
4. Kurangannya kesadaran untuk memakai lotion anti nyamuk
5. Kurangnya kesadaran untuk menguras bak mandi
- Peneliti VI (tito), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai berikut:
1. Ketidak tahuan tentang cara mencuci tangan yang baik
2. Banyaknya sampah - sampah yang menyebabkan genangan air
3. Dekatnya jarak antara rumah tinggal dan tempat pembuangan sampah
4. Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi pada balita
2
Dari berbagai permasalahan yang yang ada pada keluarga-keluarga binaan, kami memutuskan
untuk memilih permasalahan dengan judul “Demam Berdarah Dengue pada semua umur”
dengan alasan :
a) tingginya insidensi demam berdarah dengue di indonesia
b) Perilaku membuang sampah rumah tangga tidak pada tempatnya
c) Kurangnya pengetahuan tentang pemberantasan jentik nyamuk
d) kurangnya pengetahuan pola demam berdarah dengue
e) Tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi yang rendah pada keluarga binaan
f) kurangnya kewaspadaan tentang pencegahan gigitan nyamuk
Dalam pengambilan sebuah masalah, kelompok kami menggunakan metode Delphi. Metode
Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana
anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode
Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold dkk, 1975
: 40-55).
Berikut ini merupakan proses Metode Delphi :
3
Teori
Teori yang digunakan berdasarkan determinan perilaku, mengenai sikap dan gaya hidup
keluarga binaan. Terutama dalam hal perilaku membuang sampah. Teori perilaku ini diambil
berdasarkan teori dari Lawrence Green yang mencoba menganalisis perilaku manusia dari
tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni
faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya
perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :
1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas
atau sarana-sarana.
3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia, setiap aktifitas manusia
pasti menghasilkan sampah.Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita
terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari.Demikian juga dengan jenis sampah,
sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi.
Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari pengelolaannya terhadap
masyarakat.Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita, mulai dari
lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar.Banyak hal yang menyebabkan terjadinya
penumpukan sampah ini.Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.
a. Pengertian Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat
dalam pembuatan manufaktur atau materi berlebihan atau ditolak atau dibuang.(Kamus
Istilah Lingkungan, 1994).Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang berwujud
padat, baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun
5
tidak terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan.
(Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2003).
Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan sampah
atau bahan buangan.Sebagian besar sampah yang dihasilkan oleh organisme yang ada di
alam ini bersifat organik, kecuali sampah yang berasal dari aktifitas manusia yang dapat
bersifat organik maupun anorganik.Contoh sampah organik adalah sisa-sisa bahan
makanan yang berasal dari tumbuhan atau hewan, kertas, kayu, bambu dan lain-
lain.Sedangkan sampah anorganik misalnya plastik, logam, gelas-gelas bekas minuman
dan karet.Tempat penampungan sampah yang disebut dengan Tempat Pembuangan Akhir
sebaiknya pewadahan sampah dilakukan pemilihan-pemilihan berdasarkan sifat dan
jenisnya untuk macam buangan organik dan anorganik. Ini dapat bermanfaat untuk proses
daur ulang bahan buangan sehingga menjadi bermanfaat.
b. Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos.
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik,
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau
sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik
yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas
minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
c. Pengelolaan Sampah
Ada tiga kemungkinan pengelolaan sampah yaitu dikubur, dibakar, dan sanitary
landfill. Sistem dikubur yaitu dengan membuat galian pada kedalaman tertentu lalu diberi
penadah plastik dan diisi tanah setinggi 0,5 (setengah) meter. Resiko dari sistem ini
adalah hancurnya plastik oleh pelarut kimia.Sistem pembakaran dengan suhu yang
ditentukan, lama pembakaran dan pencampuran oksigen yang tepat dapat menghancurkan
99% sampah.Asap yang dibentuk diolah lebih dahulu sebelum dibuang ke udara. Resiko
sistem pembakaran yang tidak mencapai suhu tersebut adalah timbulnya dioksin yang
6
sangat beracun dan menimbulkan berbagai jenis kanker.Sistem sanitary landfill adalah
metode pembuangan akhir sampah dengan metode tertentu sehingga tidak menimbulkan
pencemaran dan membahayakan kesehatan.Sistem ini membuang dan menumpuk sampah
pada suatu lokasi yang cekung, memadatkan sampah tersebut kemudian menutupnya
dengan tanah.Metode ini dapat menghilangkan polusi udara, sedangkan polusi di tanah
dan air dapat diminimalisir dengan melekatkan lapisan geotextile untuk mencegah
meresapnya air lindi ke air tanah.
d. Faktor-Faktor Penyebab Penumpukan Sampah
volume sampah sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tampung TPA
sehingga melebihi kapasitasnya.
Lahan TPA semakin menyempit akibat tergusur untuk penggunaan lain
Jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh hingga waktu untuk mengangkut
sampah kurang efektif.
Fasilitas pengangkutan sampah terbatas dan tidak mampu mengangkut seluruh
sampah. Sisa sampah di TPS berpotensi menjadi tumpukan sampah.
Teknologi pengolahan sampah tidak optimal sehingga lambat membusuk.
Sampah yang telah matang dan berubah menjadi kompos tidak segera di
keluarkan dari tempat penampungan sehingga semakin menggunung.
Tidak semua lingkungan memiliki lokasi penampungan sampah. Masyarakat
sering membuang sampah di sembarangan tempat sebagai jalan pintas.
Kurangnya sosialisasi dan dukungan pemerintah mengenai pengelolaan dan
pengolahan sampah serta produknya.
Minimnya edukasi dan manajemen diri yang baik mengenai pengolahan sampah
secara tepat.
Manajemen sampah tidak efektif. hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman,
terutama bagi masyarakat sekitar.
7
e. Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan
Dari dampak yang luas sampah di berbagai sumber dapat mencemari lingkungan
baik lingkungan darat yang dapat ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat
bersarangnya dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan,
tentu saja menurunnya estetika (tidak sedap dipandang mata).
Macam pencemaran udara yang ditimbulkan misalnya mengeluarkan bau yang
tidak sedap, debu, gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan
karbonmonoksida (CO)2, karbondioksida (CO2), nitrogen (NO), gas belerang amoniak
dan asap di udara. Asap diudara adalah asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada
yang bersifat karsinogen artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam
membakar sampah
f. Penanggulangan Sampah
Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya.
Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang.
Gunakan baterai yang dapat diisi kembali.
Kembangkan manfaat lain dari sampah.
Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang.
Gunakan peralatan penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkan untuk produk lain, seperti
pakan ternak.
Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah sendiri, atau wadah belanjaan
yang diproduksi oleh swalayan yang bersangkutan sebagai bukti pelanggan setia.
Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk umum isi ulang.
Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang
g. Pengelolaan Sampah
Pemilahan
Kegiatan pemilahan sampah merupakan bagian yang sangat penting dalam upaya
mengurangi timbunan sampah yang akan dibawa ke TPA. Kegiatan pemilahan ini
dilakukan dengan memasukkan sampah ke dalam 3 wadah/tempat berdasarkan
jenisnya.Sampah-sampah organik, seperti sisa makanan, sayuran, buah-buahan, dan
daun-daunan.Sampah jenis ini dapat dimanfaatkan untuk diolah menjdai kompos.
8
Sampah-sampah anorganik yang bermanfaat, seperti kertas bekas, plastik, gelas/kaca.
Sampah keras dapat dimanfaatkan kembali menjadi kertas daur dan memiliki nilai
ekonomis.Sampah plastik dapat digunakan kembali atau dapat dijual.Sampah gelas/kaca
dapat dimanfaatkan kembali atau dijual.Sampah-sampah anorganik yang tidak
bermanfaat, seperti logam kecil, puntung rokok.Sampah ini ditampung, dikumpulkan
untuk kemudian diangkut oleh petugas kebersihan.
Pengumpulan
Sistem pengumpulan sampah, khususnya sampah rumah tangga yang saat ini
dilakukan berdasarkan kondisi dan kultur masyarakat. Umumnya di kota-kota besar
terutama di wilayah Jakarta pengumpulan sampah dilakukan sebagai berikut :
Tiap Rumah Tangga menyediakan tempat atau wadah sampah tertutup yang
dilapisi kantong plastik, untuk menampung sampah yang tidak dapat
dimanfaatkan.
Dipo adalah tempat penampungan sampah sementara (TPS) yang meliputi satu
kelurahan kurang lebih 30.000 warga, dengan daya tampung sampah sekitar 150
meter kubik.
Pool Container, biasanya terletak di pinggir jalan di sebuah lokasi pemukiman dan
memiliki volume kurang lebih 6-10 meter kubik, berbentuk sebuah bak
penampungan besi. Pool caontainer ini diangkut oleh truk dinas kebersihan
dengan sistem hidrolik.
Pengangkutan
Pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat
pembuangan akhir (TPA) dilakukan oleh dinas kebersihan. Pengangkutan sampah
dilakukan dengan sistem pembagian lokasi, setiap truk pengangkut sampah mempunyai
tugas di wilayah tertentu.
Jenis angkut yang digunakan dalam pengangkutan sampah ke TPA antara lain:
9
Truk Terbuka, memiliki kapasitas cukup besar untuk mengangkut sampah dari TPS
ke TPA dengan menutup bagian atas dengan jaring atau terpal.
Truk Kompaktor, mengangkut sampah dari pemukiman sebagai tempat pembuangan
sampah sementara.
Truk Tripper, mengangkut sampah dari TPS ke TPA.
Truk Hidrolik Kontainer, bertugas mengangkut kontainer yang sudah penuh ke TPA.
Tempat Pembuangan Terakhir/ TPA
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) harus memenuhi persyaratan umum antara lain:
Sudah tercakup dalam tata ruang kota dan daerah.
Jenis tanah harus kedap air, sehingga mencegah tercemarinya air tanah.
Daerah yang tidak produktif untuk tanah pertanian.
Digunakan minimal 5 sampai 10 tahun.
Tidak berpotensi mencemari sumber air.
Jarak dengan daerah pusat pelayanan kurang lebih 10 km.
Merupakan daerah bebas banjir.
Tidak berlokasi di danau, sungai, atau laut.
Kerangka Teori
10
PERILAKU
Predisposing factorsPengetahuan Sikap Kepercayaan KeyakinanSosial Ekonomi
Enabling factors Sarana dan prasarana
Renforcing factorsPetugas Kesehatan
Definisi Operasional
12
Sarana
Masyarakat Sekitar
Keluarga
Pengetahuan
Perilaku Buang Sampah
Tenaga Kesehatan
Sikap
No. Variabel Definisi OperasionalAlat
UkurCara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Pengetahuan
tentang
demam
berdarah
dengue
Tindakan seseorang
dalam melakukan
kegiatan membuang
sampah pada tempatnya.
Kuesioner Wawancar
a
< 4 : Tidak
Baik
> 4: Baik
Ordinal
2. Pengetahuan
tentang
pemberantasan
jentik nyamuk
Wilayah sekitar rumah
responden yang
mempengaruhi pola
perilaku membuang
sampah
Kuesioner Wawancar
a
< 2:
Lingkungan
baik
> 2:
Lingkungan
tidak baik
Ordinal
3. Pengetahuan
gejala- gejala
demam
berdarah
Wawasan mengenai segala
masalah yang berhubungan
dengan pengelolaan sampah
dan dampak dari perilaku
buang sampah yang buruk.
Kuesioner Wawancar
a
<6 :
pengetahuan
kurang
> 6 :
Pengetahuan
baik
Ordinal
13
4. Pemberantasan
sarang
nyamuk
Suatu peralatan yang
dapat digunakan langsung
oleh responden untuk
membuang sampah yang
benar.
Kuesioner Wawancar
a
<2 : Sarana
tidak tersedia
> 2: Sarana
tersedia
Ordinal
5. Sikap
menghadapi
demam
Reaksi responden
terhadap permasalahan
buang sampah.
Kuesioner Wawancar
a
< 6: sikap
tidak baik
> 6 : sikap
baik
Ordinal
6. Peran tenaga
kesehatan
terhadap
demam
berdarah
dengue
Sekumpulan orang dalam
suatu komunitas yang
mempengaruhi terjadinya
perilaku buang sampah.
Kuesioner Wawancar
a
< 2 :
masyarakat
yang tidak
sadar
perilaku
buang
sampah
>2 :
masyarakat
yang sadar
perilaku
buang
sampah
Ordinal
7. Tenaga
Kesehatan
Peran dari petugas
kesehatan dalam
memberikan informasi
mengenai buang sampah
Kuesioner Wawancar
a
< 2 :
kurangnya
peran
petugas
Ordinal
14
meliputi cara pembuagan
dan pengolaan sampah
yang benar.
kesehatan
yang
mendukung
perilaku
buang
sampah yang
benar
> 2 : petugas
kesehatan
berperan
aktif dalam
mendukung
perilaku
buang
sampah yang
benar
8. Keluarga Sekumpulan orang yang
berhubungan erat degan
responden yang
mempengaruhi perilaku
responden dalam
membuang sampah.
Kuesioner Wawancar
a
< 2 : anggota
keluarga
tidak
berpartisipasi
>2 : anggota
keluarga
berpartisipasi
Ordinal
PENENTUAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Lampiran 1: KUESIONER
15
KUESIONER DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS
AREA MASALAH PERILAKU BUANG SAMPAH
DI DESA TANJUNG PASIR
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Jenis kelamin :
1. Laki – laki
2. Perempuan
3. Umur :
1. Usia Produktif (15-64 tahun)
2. Usia Tidak Produktif (<15 tahun atau >64tahun)
4. Pendidikan Terakhir :
1. Tidak sekolah/Tidak lulus SD
2. Lulus SD
3. Lulus SLTP/SMP
4. Lulus SLTA/SMA
5. Diploma I/II/III
6. Sarjana
5. Pekerjaan
1. PNS
2. TNI/ABRI/POLRI
3. Pegawai Swasta/Karyawan
4. Pedagang/Wiraswasta
5. Petani
6. Buruh
7. Pensiun
8. Lainnya….
16
6. Pendapatan :
1. < Rp 500.000,00
2. Rp 500.000,00 – Rp 2.500.000,00
3. > Rp 2.500.000,00
7. Jumlah Anggota RT
B. KUESIONER KHUSUS
ASPEK PERILAKU
1. Dalam pengumpulan sampah, wadah atau tempat sampah apa yang sering digunakan oleh
rumah tangga?
a. Ember
b. Kantong Plastik
c. Dibiarkan tergeletak
2. Bagaimana anda membuang sampah setiap harinya?
a. Dikumpulkan
b. Langsung dibakar
c. Dibiarkan tergeletak
ASPEK SIKAP
3. Apakah bapak / ibu setuju membuang sampah langsung di TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) terdekat?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
17
4. Bagaimanakah sikap bapak/ibu apabila melakukan kerja bakti lingkungan dalam seminggu
sekali?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
ASPEK LINGKUNGAN
5. Apakah tetangga dekat rumah anda suka membuang sampah disembarang tempat?
a. Ya
b. Tidak
ASPEK PENGETAHUAN
6. Apa itu sampah?
a. bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam
yang memiliki nilai ekonomi
b. bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam
yang berbentuk padat
c. bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam
yang masih belum memiliki nilai ekonomi.
7. Apakah tumpukan sampah itu berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan?
a. Ya
b. Tidak
ASPEK TENAGA KESEHATAN
8. Apakah pihak puskesmas pernah memberikan penyuluhan mengenai pengolahan sampah
dan dampak penumpukannya?
a. Pernah
b. Tidak
c. Tidak tahu
18
9. Apakah anda pernah melihat poster atau gambar mengenai buang sampah yang benar?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
c. Tidak tahu
ASPEK KELUARGA
10. Apakah di dalam keluarga anda selalu membuang sampah pada tempatnya?
a. Selalu
b. Sesekali
c. Tidak Pernah
11. Apa yang anda lakukan apabila di keluarga anda ada yang membuang sampah
sembarangan?
a. Menasehati untuk membuang sampah pada tempatnya
b. Membiarkannya
ASPEK MASYARAKAT
12. Berapa kali masyarakat tempat tinggal anda bergotong royong membersihkan lingkungan
sekitar kampung ?
a. 1 minggu sekali
b. >1 bulan sekali
c. Tidak Pernah
ASPEK SARANA
13. Apakah tempat pembuangan sampah di lingkungan anda sudah layak digunakan ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
19
14. Menurut saudara, berapa kalikah seharusnya pengangkutan sampah dilakukan oleh
petugas kebersihan di lingkungan rumah anda??
a. 1 minggu sekali
b. 2 minggu sekali
c. 1 bulan sekali
20
Lampiran II : Skoring Kuesioner
1. Variabel Aspek Perilaku
No 1. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
c = diberi poin 0
No 2. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
c = diberi poin 0
2. Variabel Aspek sikap
No 3. Jika responden menjawab à Setuju = diberi poin 2
Tidak Setuju = diberi poin 1
No 4. Jika responden menjawab à Setuju = diberi poin 2
Tidak Setuju = diberi poin 1
3. Variabel Aspek lingkungan
No 5. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
4. Variabel Aspek pengetahuan
No 6. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
c = diberi poin 0
No 7. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
21
5. Variabel Aspek tenaga kesehatan
No 8. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
c = diberi poin 0
No 9. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
c = diberi poin 0
6. Variabel Aspek keluarga
No 10. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
c = diberi poin 0
No 11. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
7.Variabel Aspek masyarakat
No 12. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
c = diberi poin 0
8. Variabel Aspek sarana
No 13. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
c = diberi poin 0
No 14. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
c = diberi poin 0
22