kel 4 simulasi dbd

30
PENENTUAN AREA MASALAH Untuk menentukan area masalah, langkah awal dilakukan observasi dan wawancara dengan tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan, berdasarkan data pada puskesmas serta program – program yang ada dan mencari prioritas permasalahan berdasarkan data yang ada. Dari hasil observasi di puskesmas di temukan beberapa masalah besar yaitu : 1. TB paru pada dewasa 2. DBD 3. Gizi buruk pada balita 4. Perilaku membuang sampah 5. Pencarian pengobatan ke dukun 6. Pengetahuan mengenai pencegahan DBD 7. Ketersediaan jamban keluarga Setelah menemukan data dari puskesmas dan berkunjung, mengamati, mewawancarai, serta melakukan observasi masing-masing keluarga binaan terdapat berbagai macam permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu: - Peneliti I (Rizzqi), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai berikut: 1. Menumpuknya barang-barang bekas 2. Kurangnya pengetahuan akan penyakit DBD 3. Perilaku membuang sampah rumah tangga tidak pada tempatnya 1

Upload: adika-tito-dharmadi

Post on 01-Dec-2015

81 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PENENTUAN AREA MASALAH

Untuk menentukan area masalah, langkah awal dilakukan observasi dan wawancara

dengan tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan, berdasarkan data pada puskesmas serta

program – program yang ada dan mencari prioritas permasalahan berdasarkan data yang ada.

Dari hasil observasi di puskesmas di temukan beberapa masalah besar yaitu :

1. TB paru pada dewasa

2. DBD

3. Gizi buruk pada balita

4. Perilaku membuang sampah

5. Pencarian pengobatan ke dukun

6. Pengetahuan mengenai pencegahan DBD

7. Ketersediaan jamban keluarga

Setelah menemukan data dari puskesmas dan berkunjung, mengamati, mewawancarai,

serta melakukan observasi masing-masing keluarga binaan terdapat berbagai macam

permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu:

- Peneliti I (Rizzqi), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai berikut:

1. Menumpuknya barang-barang bekas

2. Kurangnya pengetahuan akan penyakit DBD

3. Perilaku membuang sampah rumah tangga tidak pada tempatnya

4. Banyaknya genangan air bersih di sekitar rumah

- Peneliti II (Erlangga), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai

berikut:

1. Demam berdarah pada anggota keluarganya

2. Kurangnya pengetahuan tentang cara memberantas jentik

3. Kurangnya ketersediaan tenaga medis

4. Tidak adanya penyuluhan tentang pencegahan DBD

5. Kurangnya tempat pembuangan sampah yang baik

1

- Peneliti III (Abdul), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai berikut:

1. Kurangnya pengetahuan tentang tata cara mengubur sampah yang benar.

2. Kurangnya asupan gizi pada anak balita

3. Kurangnya pengetahuan tentang rumah sehat dan pembuangan sampah rumah tangga

yang minimal

4. Jauhnya jarak dari tempat tinggal ke pusat kesehatan

5. Kurangnya pengetahuan tentang hidup sehat

- Peneliti IV (Sheila), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai berikut:

1. Adanya riwayat demam pada anggota keluarga.

2. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah rumah tangga

3. Perilaku membuang sampah sembarangan dan tidak tersedianya pembuangan sampah

di rumah

4. Kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan DBD

5. Tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi yang rendah pada keluarga binaan

6. Keterbatasan posyandu

- Peneliti V (rafika), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai berikut:

1. Kurangnya ketersediaan air bersih

2. Kurangnya ventilasi dalam rumah

3. Terdapat genangan air bersih di wadah pot

4. Kurangannya kesadaran untuk memakai lotion anti nyamuk

5. Kurangnya kesadaran untuk menguras bak mandi

- Peneliti VI (tito), mendapatkan beberapa masalah dalam keluarga binaan, sebagai berikut:

1. Ketidak tahuan tentang cara mencuci tangan yang baik

2. Banyaknya sampah - sampah yang menyebabkan genangan air

3. Dekatnya jarak antara rumah tinggal dan tempat pembuangan sampah

4. Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi pada balita

2

Dari berbagai permasalahan yang yang ada pada keluarga-keluarga binaan, kami memutuskan

untuk memilih permasalahan dengan judul “Demam Berdarah Dengue pada semua umur”

dengan alasan :

a) tingginya insidensi demam berdarah dengue di indonesia

b) Perilaku membuang sampah rumah tangga tidak pada tempatnya

c) Kurangnya pengetahuan tentang pemberantasan jentik nyamuk

d) kurangnya pengetahuan pola demam berdarah dengue

e) Tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi yang rendah pada keluarga binaan

f) kurangnya kewaspadaan tentang pencegahan gigitan nyamuk

Dalam pengambilan sebuah masalah, kelompok kami menggunakan metode Delphi. Metode

Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana

anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode

Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold dkk, 1975

: 40-55).

Berikut ini merupakan proses Metode Delphi :

3

Gambar 1. Proses Metode Delphi

4

Teori

Teori yang digunakan berdasarkan determinan perilaku, mengenai sikap dan gaya hidup

keluarga binaan. Terutama dalam hal perilaku membuang sampah. Teori perilaku ini diambil

berdasarkan teori dari Lawrence Green yang mencoba menganalisis perilaku manusia dari

tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni

faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya

perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

2. Faktor-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana.

3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku

petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat.

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia, setiap aktifitas manusia

pasti menghasilkan sampah.Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita

terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari.Demikian juga dengan jenis sampah,

sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi.

Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari pengelolaannya terhadap

masyarakat.Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita, mulai dari

lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar.Banyak hal yang menyebabkan terjadinya

penumpukan sampah ini.Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.

a. Pengertian Sampah

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk

maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat

dalam pembuatan manufaktur atau materi berlebihan atau ditolak atau dibuang.(Kamus

Istilah Lingkungan, 1994).Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang berwujud

padat, baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun

5

tidak terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan.

(Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2003).

Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan sampah

atau bahan buangan.Sebagian besar sampah yang dihasilkan oleh organisme yang ada di

alam ini bersifat organik, kecuali sampah yang berasal dari aktifitas manusia yang dapat

bersifat organik maupun anorganik.Contoh sampah organik adalah sisa-sisa bahan

makanan yang berasal dari tumbuhan atau hewan, kertas, kayu, bambu dan lain-

lain.Sedangkan sampah anorganik misalnya plastik, logam, gelas-gelas bekas minuman

dan karet.Tempat penampungan sampah yang disebut dengan Tempat Pembuangan Akhir

sebaiknya pewadahan sampah dilakukan pemilihan-pemilihan berdasarkan sifat dan

jenisnya untuk macam buangan organik dan anorganik. Ini dapat bermanfaat untuk proses

daur ulang bahan buangan sehingga menjadi bermanfaat.

b. Jenis-jenis Sampah

Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,

sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut

menjadi kompos.

2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik,

wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,

kaleng, kayu dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau

sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik

yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas

minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

c. Pengelolaan Sampah

Ada tiga kemungkinan pengelolaan sampah yaitu dikubur, dibakar, dan sanitary

landfill. Sistem dikubur yaitu dengan membuat galian pada kedalaman tertentu lalu diberi

penadah plastik dan diisi tanah setinggi 0,5 (setengah) meter. Resiko dari sistem ini

adalah hancurnya plastik oleh pelarut kimia.Sistem pembakaran dengan suhu yang

ditentukan, lama pembakaran dan pencampuran oksigen yang tepat dapat menghancurkan

99% sampah.Asap yang dibentuk diolah lebih dahulu sebelum dibuang ke udara. Resiko

sistem pembakaran yang tidak mencapai suhu tersebut adalah timbulnya dioksin yang

6

sangat beracun dan menimbulkan berbagai jenis kanker.Sistem sanitary landfill adalah

metode pembuangan akhir sampah dengan metode tertentu sehingga tidak menimbulkan

pencemaran dan membahayakan kesehatan.Sistem ini membuang dan menumpuk sampah

pada suatu lokasi yang cekung, memadatkan sampah tersebut kemudian menutupnya

dengan tanah.Metode ini dapat menghilangkan polusi udara, sedangkan polusi di tanah

dan air dapat diminimalisir dengan melekatkan lapisan geotextile untuk mencegah

meresapnya air lindi ke air tanah.

d. Faktor-Faktor Penyebab Penumpukan Sampah

volume sampah sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tampung TPA

sehingga melebihi kapasitasnya.

Lahan TPA semakin menyempit akibat tergusur untuk penggunaan lain

Jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh hingga waktu untuk mengangkut

sampah kurang efektif.

Fasilitas pengangkutan sampah terbatas dan tidak mampu mengangkut seluruh

sampah. Sisa sampah di TPS berpotensi menjadi tumpukan sampah.

Teknologi pengolahan sampah tidak optimal sehingga lambat membusuk.

Sampah yang telah matang dan berubah menjadi kompos tidak segera di

keluarkan dari tempat penampungan sehingga semakin menggunung.

Tidak semua lingkungan memiliki lokasi penampungan sampah. Masyarakat

sering membuang sampah di sembarangan tempat sebagai jalan pintas.

Kurangnya sosialisasi dan dukungan pemerintah mengenai pengelolaan dan

pengolahan sampah serta produknya.

Minimnya edukasi dan manajemen diri yang baik mengenai pengolahan sampah

secara  tepat.

Manajemen sampah tidak efektif. hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman,

terutama   bagi masyarakat sekitar.

7

e. Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan

Dari dampak yang luas sampah di berbagai sumber dapat mencemari lingkungan

baik lingkungan darat yang dapat ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat

bersarangnya dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan,

tentu saja menurunnya estetika (tidak sedap dipandang mata).

Macam pencemaran udara yang ditimbulkan misalnya mengeluarkan bau yang

tidak sedap, debu, gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan

karbonmonoksida (CO)2, karbondioksida (CO2), nitrogen (NO), gas belerang amoniak

dan asap di udara. Asap diudara adalah asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada

yang bersifat karsinogen artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam

membakar sampah

f. Penanggulangan Sampah

Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya.

Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang.

Gunakan baterai yang dapat diisi kembali.

Kembangkan manfaat lain dari sampah.

Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang.

Gunakan peralatan penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.

Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkan untuk produk lain, seperti

pakan ternak.

Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah sendiri, atau wadah belanjaan

yang diproduksi oleh swalayan yang bersangkutan sebagai bukti pelanggan setia.

Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk umum isi ulang.

Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang

g. Pengelolaan Sampah

Pemilahan

Kegiatan pemilahan sampah merupakan bagian yang sangat penting dalam upaya

mengurangi timbunan sampah yang akan dibawa ke TPA. Kegiatan pemilahan ini

dilakukan dengan memasukkan sampah ke dalam 3 wadah/tempat berdasarkan

jenisnya.Sampah-sampah organik, seperti sisa makanan, sayuran, buah-buahan, dan

daun-daunan.Sampah jenis ini dapat dimanfaatkan untuk diolah menjdai kompos.

8

      Sampah-sampah anorganik yang bermanfaat, seperti kertas bekas, plastik, gelas/kaca.

Sampah keras dapat dimanfaatkan kembali menjadi kertas daur dan memiliki nilai

ekonomis.Sampah plastik dapat digunakan kembali atau dapat dijual.Sampah gelas/kaca

dapat dimanfaatkan kembali atau dijual.Sampah-sampah anorganik yang tidak

bermanfaat, seperti logam kecil, puntung rokok.Sampah ini ditampung, dikumpulkan

untuk kemudian diangkut oleh petugas kebersihan.

Pengumpulan

Sistem pengumpulan sampah, khususnya sampah rumah tangga yang saat ini

dilakukan  berdasarkan kondisi dan kultur masyarakat. Umumnya di kota-kota besar

terutama di wilayah Jakarta pengumpulan sampah dilakukan sebagai berikut :

Tiap Rumah Tangga menyediakan tempat atau wadah sampah tertutup yang

dilapisi kantong plastik, untuk menampung sampah yang tidak dapat

dimanfaatkan.

Dipo adalah tempat penampungan sampah sementara (TPS) yang meliputi satu

kelurahan kurang lebih 30.000 warga, dengan daya tampung sampah sekitar 150

meter kubik.

Pool Container, biasanya terletak di pinggir jalan di sebuah lokasi pemukiman dan

memiliki volume kurang lebih 6-10 meter kubik, berbentuk sebuah bak

penampungan besi. Pool caontainer ini diangkut oleh truk dinas kebersihan

dengan sistem hidrolik.

Pengangkutan

Pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat

pembuangan akhir (TPA) dilakukan oleh dinas kebersihan. Pengangkutan sampah

dilakukan dengan sistem pembagian lokasi, setiap truk pengangkut sampah mempunyai

tugas di wilayah tertentu.

Jenis angkut yang digunakan dalam pengangkutan sampah ke TPA antara lain:

9

Truk Terbuka, memiliki kapasitas cukup besar untuk mengangkut sampah dari TPS

ke TPA dengan menutup bagian atas dengan jaring atau terpal.

Truk Kompaktor, mengangkut sampah dari pemukiman sebagai tempat pembuangan

sampah sementara.

Truk Tripper, mengangkut sampah dari TPS ke TPA.

Truk Hidrolik Kontainer, bertugas mengangkut kontainer yang sudah penuh ke TPA.

Tempat Pembuangan Terakhir/ TPA

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) harus memenuhi persyaratan umum antara lain:

Sudah tercakup dalam tata ruang kota dan daerah.

Jenis tanah harus kedap air, sehingga mencegah tercemarinya air tanah.

Daerah yang tidak produktif untuk tanah pertanian.

Digunakan minimal 5 sampai 10 tahun.

Tidak berpotensi mencemari sumber air.

Jarak dengan daerah pusat pelayanan kurang lebih 10 km.

Merupakan daerah bebas banjir.

Tidak berlokasi di danau, sungai, atau laut.

Kerangka Teori

10

PERILAKU

Predisposing factorsPengetahuan Sikap Kepercayaan KeyakinanSosial Ekonomi

Enabling factors Sarana dan prasarana

Renforcing factorsPetugas Kesehatan

Teori perilaku Lawrence Green

Kerangka Konsep

11Lingkungan

Definisi Operasional

12

Sarana

Masyarakat Sekitar

Keluarga

Pengetahuan

Perilaku Buang Sampah

Tenaga Kesehatan

Sikap

No. Variabel Definisi OperasionalAlat

UkurCara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan

tentang

demam

berdarah

dengue

Tindakan seseorang

dalam melakukan

kegiatan membuang

sampah pada tempatnya.

Kuesioner Wawancar

a

< 4 : Tidak

Baik

> 4: Baik

Ordinal

2. Pengetahuan

tentang

pemberantasan

jentik nyamuk

Wilayah sekitar rumah

responden yang

mempengaruhi pola

perilaku membuang

sampah

Kuesioner Wawancar

a

< 2:

Lingkungan

baik

> 2:

Lingkungan

tidak baik

Ordinal

3. Pengetahuan

gejala- gejala

demam

berdarah

Wawasan mengenai segala

masalah yang berhubungan

dengan pengelolaan sampah

dan dampak dari perilaku

buang sampah yang buruk.

Kuesioner Wawancar

a

<6 :

pengetahuan

kurang

> 6 :

Pengetahuan

baik

Ordinal

13

4. Pemberantasan

sarang

nyamuk

Suatu peralatan yang

dapat digunakan langsung

oleh responden untuk

membuang sampah yang

benar.

Kuesioner Wawancar

a

<2 : Sarana

tidak tersedia

> 2: Sarana

tersedia

Ordinal

5. Sikap

menghadapi

demam

Reaksi responden

terhadap permasalahan

buang sampah.

Kuesioner Wawancar

a

< 6: sikap

tidak baik

> 6 : sikap

baik

Ordinal

6. Peran tenaga

kesehatan

terhadap

demam

berdarah

dengue

Sekumpulan orang dalam

suatu komunitas yang

mempengaruhi terjadinya

perilaku buang sampah.

Kuesioner Wawancar

a

< 2 :

masyarakat

yang tidak

sadar

perilaku

buang

sampah

>2 :

masyarakat

yang sadar

perilaku

buang

sampah

Ordinal

7. Tenaga

Kesehatan

Peran dari petugas

kesehatan dalam

memberikan informasi

mengenai buang sampah

Kuesioner Wawancar

a

< 2 :

kurangnya

peran

petugas

Ordinal

14

meliputi cara pembuagan

dan pengolaan sampah

yang benar.

kesehatan

yang

mendukung

perilaku

buang

sampah yang

benar

> 2 : petugas

kesehatan

berperan

aktif dalam

mendukung

perilaku

buang

sampah yang

benar

8. Keluarga Sekumpulan orang yang

berhubungan erat degan

responden yang

mempengaruhi perilaku

responden dalam

membuang sampah.

Kuesioner Wawancar

a

< 2 : anggota

keluarga

tidak

berpartisipasi

>2 : anggota

keluarga

berpartisipasi

Ordinal

PENENTUAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Lampiran 1: KUESIONER

15

KUESIONER DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS

AREA MASALAH PERILAKU BUANG SAMPAH

DI DESA TANJUNG PASIR

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Responden :

2. Jenis kelamin :

1. Laki – laki

2. Perempuan

3. Umur :

1. Usia Produktif (15-64 tahun)

2. Usia Tidak Produktif (<15 tahun atau >64tahun)

4. Pendidikan Terakhir :

1. Tidak sekolah/Tidak lulus SD

2. Lulus SD

3. Lulus SLTP/SMP

4. Lulus SLTA/SMA

5. Diploma I/II/III

6. Sarjana

5. Pekerjaan

1. PNS

2. TNI/ABRI/POLRI

3. Pegawai Swasta/Karyawan

4. Pedagang/Wiraswasta

5. Petani

6. Buruh

7. Pensiun

8. Lainnya….

16

6. Pendapatan :

1. < Rp 500.000,00

2. Rp 500.000,00 – Rp 2.500.000,00

3. > Rp 2.500.000,00

7. Jumlah Anggota RT

B. KUESIONER KHUSUS

ASPEK PERILAKU

1. Dalam pengumpulan sampah, wadah atau tempat sampah apa yang sering digunakan oleh

rumah tangga?

a. Ember

b. Kantong Plastik

c. Dibiarkan tergeletak

2. Bagaimana anda membuang sampah setiap harinya?

a. Dikumpulkan

b. Langsung dibakar

c. Dibiarkan tergeletak

ASPEK SIKAP

3. Apakah bapak / ibu setuju membuang sampah langsung di TPA (Tempat Pembuangan

Akhir) terdekat?

a. Setuju

b. Tidak Setuju

17

4. Bagaimanakah sikap bapak/ibu apabila melakukan kerja bakti lingkungan dalam seminggu

sekali?

a. Setuju

b. Tidak Setuju

ASPEK LINGKUNGAN

5. Apakah tetangga dekat rumah anda suka membuang sampah disembarang tempat?

a. Ya

b. Tidak

ASPEK PENGETAHUAN

6. Apa itu sampah?

a. bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam

yang memiliki nilai ekonomi

b. bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam

yang berbentuk padat

c. bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam

yang masih belum memiliki nilai ekonomi.

7. Apakah tumpukan sampah itu berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan?

a. Ya

b. Tidak

ASPEK TENAGA KESEHATAN

8. Apakah pihak puskesmas pernah memberikan penyuluhan mengenai pengolahan sampah

dan dampak penumpukannya?

a. Pernah

b. Tidak

c. Tidak tahu

18

9. Apakah anda pernah melihat poster atau gambar mengenai buang sampah yang benar?

a. Pernah

b. Tidak Pernah

c. Tidak tahu

ASPEK KELUARGA

10. Apakah di dalam keluarga anda selalu membuang sampah pada tempatnya?

a. Selalu

b. Sesekali

c. Tidak Pernah

11. Apa yang anda lakukan apabila di keluarga anda ada yang membuang sampah

sembarangan?

a. Menasehati untuk membuang sampah pada tempatnya

b. Membiarkannya

ASPEK MASYARAKAT

12. Berapa kali masyarakat tempat tinggal anda bergotong royong membersihkan lingkungan

sekitar kampung ?

a. 1 minggu sekali

b. >1 bulan sekali

c. Tidak Pernah

ASPEK SARANA

13. Apakah tempat pembuangan sampah di lingkungan anda sudah layak digunakan ?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

19

14. Menurut saudara, berapa kalikah seharusnya pengangkutan sampah dilakukan oleh

petugas kebersihan di lingkungan rumah anda??

a. 1 minggu sekali

b. 2 minggu sekali

c. 1 bulan sekali

20

Lampiran II : Skoring Kuesioner

1. Variabel Aspek Perilaku

No 1. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2

b = diberi poin 1

c = diberi poin 0

No 2. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2

b = diberi poin 1

c = diberi poin 0

2. Variabel Aspek sikap

No 3. Jika responden menjawab à Setuju = diberi poin 2

Tidak Setuju = diberi poin 1

No 4. Jika responden menjawab à Setuju = diberi poin 2

Tidak Setuju = diberi poin 1

3. Variabel Aspek lingkungan

No 5. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2

b = diberi poin 1

4. Variabel Aspek pengetahuan

No 6. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2

b = diberi poin 1

c = diberi poin 0

No 7. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2

b = diberi poin 1

21

5. Variabel Aspek tenaga kesehatan

No 8. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2

b = diberi poin 1

c = diberi poin 0

No 9. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2

b = diberi poin 1

c = diberi poin 0

6. Variabel Aspek keluarga

No 10. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2

b = diberi poin 1

c = diberi poin 0

No 11. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2

b = diberi poin 1

7.Variabel Aspek masyarakat

No 12. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2

b = diberi poin 1

c = diberi poin 0

8. Variabel Aspek sarana

No 13. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2

b = diberi poin 1

c = diberi poin 0

No 14. Jika responden menjawab à a = diberi poin 2

b = diberi poin 1

c = diberi poin 0

22

23