kejang dx

Upload: putri-maharani

Post on 07-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 kejang dx

    1/7

    DIAGNOSIS AWAL.

    1. AnamnesisAnamnesis mengenai kejang kepada keluarga ataupun orang yang menyaksikan secara langsungkejang pada pasien. Anamnesis meliputi kejadian sebelum, selama dan sesudah serangan kejang.

    a) OnsetKapan pertama kali pasien mengalami serangan kejang. Serangan kejang yang dimulai pada neonatus biasanya penyebab sekunder gangguan pada masa perinatal, kelainanmetabolik dan malformasi kongenital. Serangan kejang umum cenderung muncul padausia anak-anak dan remaja. Pada usia sekitar 70 tahunan muncul serangan kejang

    biasanya ada kemungkinan mempunyai kelainan patologis di otak seperti stroke atautumor otak dsb

    b) Sebelum kejangc Apakah terdapat aura atau gejala peringatan sebelum kejang muncul.Pasien dengan

    epilepsi lobus temporalis dilaporkan adanya !d"j# $u% dan atau ada sensasi yang tidak enak di lambung, mungkin merupakan epilepsi lobus parietalis. &angguan penglihatan

    sementara mungkin dialami oleh pasien dengan epilepsi lobus oksipitalis. Pada serangankejang umum bisa tidak didahului dengan !aura% hal ini disebabkan terdapat gangguan pada kedua hemisfer.

    d) Selama kejangApakah pasien sadar selama kejang. Pasien yang tidak sadar biasanya tidak mengingatkejadian. Apakah ada de$iasi mata dan kepala kesatu sisi' (lobus frontalis) kepala danmata de$iasi kearah kontralateral lesi . Apakah pada a*al serangan kejang terdapat gejalaakti$itas motorik yang dimulai dari satu sisi tubuh' (+mum) kejang seluruh tubuh,Parsial) hanya pada sisi tertentu, Parsial sekunder &eneralisata) dimulai dari satu sisitubuh, kemudian seluruh tubuh, . Apakah berkedip berlebihan pada serangan kejangterjadi' ( esi lobus oksipitalis dapat menimbulkan gerakan mata berkedip yang

    berlebihan dan gangguan penglihatan . Apakah ada gerakan !automatism% pada satu sisi' (Parsial kompleks, jika di sertai gangguan kesadaran Apakah ada sikap tertentu padaanggota gerak tubuh' Apakah lidah tergigit' Apakah pasien mengompol ( idah tergigitdan inkontinens urin kebanyakan dijumpai dengan serangan kejang umum meskipundapat dijumpai pada serangan kejang parsial kompleks .

    e) Setelah kejangPeriode sesudah serangan kejang berlangsung adalah dikenal dengan istilah !post ictal

    period % Sesudah mengalami serangan kejang umum tonik klonik pasien lalu tertidur.Periode disorientasi dan kesadaran yang menurun terhadap sekelilingnya biasanyasesudah mengalami serangan kejang parsial kompleks. emiparese atau hemiplegisesudah serangan kejang disebut ! odd/s Paralysis! yang menggambarkan adanya fokus

    patologis di otak. Afasia dengan tidak disertai gangguan kesadaran menggambarkangangguan berbahasa di hemisfer dominan. Pada !Absens! khas tidak ada gangguandisorientasi setelah serangan kejang.

    f) Durasierapa lama kejang berlangsung, apakah selama siklus 12 jam sehari' Serangan kejang

    tonik klonik dan mioklonik banyak dijumpai biasanya pada *aktu terjaga dan pagi hari.Serangan kejang lobus temporalis dapat terjadi setiap *aktu, sedangkan serangan kejanglobus frontalis biasanya muncul pada *aktu malam hari.

  • 8/18/2019 kejang dx

    2/7

    g) Fakt r !en"etusSerangan kejang dapat dicetuskan oleh karena kurang tidur, cahaya yang

    berkedip,menstruasi, faktor makan dan minum yang tidak teratur, konsumsi alkohol,ketidakpatuhan minum obat, stress emosional, panas, kelelahan fisik dan mental, suarasuara tertentu, !drug abuse%, ! reading 3 eating epilepsy%. 4engan mengetahui faktor

    pencetus ini pasien maupun keluarganya dapat membantu dalam mencegah serangankejang.h) Frekuensi

    5rek*ensi serangan kejang untuk membantu mengetahui respon pengobatan sesudahmendapat obat obat anti kejang .

    i) !eri de bebas kejang+ntuk mencari apakah sebelumnya pasien sudah mendapat obat anti kejang atau belumdan dapat menentukan apakah obat tersebut yang sedang digunakan spesifik bermanfaat.

    j) #i$a%at Luka6engingat pasien yang mengalami luka ditubuh akibat serangan kejang ada yang dia*alidengan !aura! tetapi tidak ada cukup *aktu untuk mencegah supaya tidak menimbulkan

    luka ditubuh akibat serangan kejang atau mungkin ada !aura! , sehingga dalam hal iniinformasi tersebut dapat dipersiapkan upaya upaya untuk mengurangi bahaya terjadinyaluka.

    #i$a%at !en%akit Dahulu.i*ayat persalinan dan tumbuh kembang anak yang dapat menjadi resiko adanya

    kejang seperti)a +mur kehamilan saat melahirkan, adakah penyulit saat proses, ri*ayat asfiksia atau

    respiratory distress pada anak setelah lahir. b i*ayat tumbuh kembang, apakah usia sesuai dengan tumbuh kembang normal.c i*ayat kejang demam' ( isiko tepilepsi sesudah serangan kejang demam sederhana

    sekitar 1 8 dan serangan kejang demam kompleks 9: 8 .d i*ayat infeksi susunan saraf pusat seperti meningitis, ensefalitis, sepsis, pneumonia

    yang disertai serangan kejang.e i*ayat trauma kepala) fraktur depresi kepala, perdarahan intra serebral, kesadaran

    menurun dan amnesia yang lamaf i*ayat tumor otak'g i*ayat stroke'

    #i$a%at s sial.9. atar belakang pendidikan pasien penting dalam cara menghadapi epilepsi1. Pekerjaan pasien, penyuluhan yang jelas untuk memodifikasikan pekerjaan yang beresiko

    membahayakan. Pasien epilepsi yang seragan kejangnya terkendali dengan baik dapathidup secara normal dan produktif.

    :. Apakah pasien mengemudikan kendaraan bermotor' Pasien dengan epilepsi yangserangan kejangnya tidak terkontrol serta ada gangguan kesadaran sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan bermotor.

    2. Penggunaan kontrasepsi oral. erdapat efek teratogenik obat-obat anti epilepsi, demikian juga beberapa obat anti epilepsi dapat menurun efeknya bila pasien juga menggunakankontrasepsi oral seperti fenitoin, karbamasepin dan fenobarbital. Pada pasien hamil

  • 8/18/2019 kejang dx

    3/7

    diperlukan obat tambahan seperti asam folat untuk mengurangi risiko terjadinya ! neural tube defects ! pada bayinya.

    ;. Konsumsi alkohol merupakan faktor risiko terjadinya serangan kejang umum, sebaiknyatidak dianjurkan minum-minuman alkohol. Selain berinteraksi dengan obat-obat antiepilepsi tetapi dapat juga menimbulkan ekstraserbasi serangan kejang khususnya sesudah

    minum alkohol .

    #i$a%at keluarga.6engetahui ri*ayat keluarga adalah penting untuk menentukan apakah ada sindrom epilepsiyang spesifik atau kelainan neurologi yang ada kaitannya dengan faktor genetik dimanamanifestasinya adalah serangan kejang.

    #i$a%at allergi.ila pasien sebelumnya sudah minum obat-obatan seperti antiepilepsi, perlu dibedakan

    apakah ini suatu efek samping dari gastrointestinal atau efek reaksi hipersensitif. ilaterdapat semacam %rash! perlu dibedakan apakah ini terbatas karena efek fotosensitif yang

    disebabkan eksposur dari sinar matahari atau karena efek hipersensitif yang sifatnya lebihluas' (Ahmed, Spencer 1002

    #i$a%at &eng batan.ila pasien sebelumnya sudah minum obat-obatan antiepilepsi, perlu ditanyakan bagaimana

    kemanjuran obat tersebut, berapa kali diminum sehari dan berapa lama sudah diminumselama ini, berapa dosisnya, ada atau tidak efek sampingnya. (Ahmed, Spencer 1002

    #i$a%at !emeriksaan &enunjang lain.Perlu ditanyakan juga kemungkinan apa pasien sudah dilakukan pemeriksaan penunjangseperti elektroensefalografi atau < Scan kepala atau 6 =. (Ahmed, Spencer 1002

    '. !emeriksaan &enunjanga. Lab rat rium

    iponatremia , hipoglikemia, hipomagnesia, uremia dan hepatik ensefalopati dapat mencetuskantimbulnya serangan kejang. Pemeriksaan serum elektrolit bersama dengan glukose, kalsium,magnesium, ! lood +rea >itrogen% , kreatinin dan test fungsi hepar juga dapat dilakukan.

    b. ((GPemeriksaan elektroensefalografi (??& sebaiknya dilakukan perekaman pada *aktu sadar dalam keadaan istirahat, pada *aktu tidur, dengan stimulasi fotik dan hiper$entilasi.Pemeriksaam ??& ini adalah pemeriksaan laboratorium yang penting untuk membantu diagnosisepilepsi.

    9. ??& merupakan alat diagnostik utama untuk menge$aluasi pasien dengan serangankejang yang jelas atau yang meragukan. asil ??& mengklarifikasikan jenis serangankejang yang benar dan mengenali sindrom epilepsi.

    1. 4ikombinasikan dengan hasil pemeriksaan fisik dan neurologi, pola epileptiform pada??& (spikes and sharp *a$es sangat mendukung diagnosis epilepsi. Adanya gambaran??& yang spesifik seperti !:- @ spike-*a$e comple es! adalah karakteristik kearahsindrom epilepsi yang spesifik.

  • 8/18/2019 kejang dx

    4/7

    :. okalisasi dan lateralisasi fokus epileptogenik pada rekaman ??& dapat menjelaskanmanifestasi klinis daripada!aura! maupun jenis serangan kejang.

    Pada pemeriksaan ??& tunggal pada pertama kali pasien dengan kemungkinan epilepsididapat sekitar 1B-;0 8 adanya gelombang epileptiform, apabila dilakukan pemeriksaanulang maka persentasinya meningkat menjadi ;B-B1 8. &ambaran ??& yang abnormal

    interiktal bisa saja tidak menunjukkan adanya epilepsi sebab hal demikian dapat terjadi padasebagian kecil orang-orang normal oleh karena itu hasil pemeriksaan ??& saja tidak dapatdigunakan untuk menetapkan atau meniadakan diagnosis epilepsi.

    c. adiologiKepala adalah untuk melihat apakah ada atau tidaknya kelainan struktural. =ndikasi pemeriksaanadalah C

    - Semua kasus serangan kejang yang pertama kali dengan dugaan ada kelainan struktural diotak.

    - Perubahan serangan kejang.- Ada defisit neurologis fokal.

    - Serangan kejang parsial.- Serangan kejang yang pertama diatas usia 1; tahun.- +ntuk persiapan operasi epilepsi.

    < Scan kepala ini dilakukan bila pada 6 = ada kontra indikasi namun demikian pemeriksaan6 = kepala ini merupakan prosedur pencitraan otak pilihan untuk epilepsi dengan sensiti$itastinggi dan lebih spesifik dibanding dengan < Scan. Dleh karena dapat mendeteksi lesi kecildiotak, sklerosis hipokampus, disgenesis kortikal, tumor dan hemangioma ka$ernosa, maupunepilepsi refrakter yang sangat mungkin dilakukan terapi pembedahan. Pemeriksaan 6 = kepalaini biasanya meliputiC 9 dan 1 *eighted! dengan minimal dua irisan yaitu irisan a ial, irisancoronal dan irisan saggital

    ( IOLOGI

    9. =diopatik epilepsi C biasanya berupa epilepsi dengan serangan kejang umum, penyebabnya tidak diketahui. Pasien dengan idiopatik epilepsi mempunyai inteligensinormal dan hasil pemeriksaan juga normal dan umumnya predisposisi genetik.

    1. Kriptogenik epilepsi C 4ianggap simptomatik tapi penyebabnya belum diketahui.Kebanyakan lokasi yang berhubungan dengan epilepsi tanpa disertai lesi yang mendasariatau lesi di otak tidak diketahui.

    :. Simptomatik epilepsi C Pada simptomatik terdapat lesi struktural di otak yang mendasari,

    contohnya oleh karena sekunder dari trauma kepala, infeksi susunan saraf pusat, kelainankongenital, proses desak ruang di otak, gangguan pembuluh darah diotak, toksik (alkohol,obat , gangguan metabolik dan kelainan neurodegeneratif.

  • 8/18/2019 kejang dx

    5/7

    *LASIFI*ASI ILA( 1+,1

    +ntuk tipe serangan kejangEbangkitan epilepsiSerangan &arsial

    Serangan &arsial sederhana -kesadaran baik).

    - 6otorik - Sensorik - Dtonom

    Psikis Serangan &arsial k m&leks -kesadaran terganggu)

    - Serangan parsial sederhana diikuti dengan gangguan kesadaran.- &angguan kesadaran saat a*al serangan.

    Serangan umum sekunder- Parsial sederhana menjadi tonik klonik.- Parsial kompleks menjadi tonik klonik - Parsial sederhana menjadi parsial kompleks menjadi tonik klonik.

    Serangan umum.- Absans (lena- 6ioklonik - Klonik - onik - Atonik.

    ak terg l ngkan.

    !(NA ALA*SANAAN

    Pemilihan obat anti epilepsi (DA? tergantung pada bentuk bangkitan dan sindromaepilepsy. Penggunaan terapi tunggal dan dosis tunggal menjadi pilihan utama.Antikon$ulsan +tama C9. 5enobarbital C dosis 1-2 mgEkg Ehari1. Phenitoin C ;-F mgEkg Ehari:. Karbamasepin C 10 mgEkg Ehari 2. Galproate C :0-F0 mgEkg Ehari

    Pemberian pengobatan setelah bangkitan pertama dibagi dalam : kategoriC

    9. Definitely treat (pengobatan perlu dilakukan segeraila terdapat lesi struktural, seperti C

    a. umor otak b. AG6c. =nfeksi C seperti abses, ensefalitis herpes, anpa lesi struktural C (9 erdapatnya ri*ayatepilepsi pada saudara sekandung (bukan orang tua (1 ??& dengan gambaran epileptik yang

    jelas (: i*ayat bangkitan simpomatik d. i*ayat trauma kepala, stroke, infeksi SSPe. Status epilepstikus pada a*itan kejang

  • 8/18/2019 kejang dx

    6/7

    1. Possibly treat (kemungkinan harus dilakukan pengobatan Pada bangkitan yang tidakdicetuskan (dipro$okasi atau tanpa disertai faktor resiko diatas

    :. Probably not treat (*alaupun pengobatan jangka pendek mungkin diperlukana. Kecanduan alkohol

    b. Ketergantungan obat obatanc. angkitan dengan penyakit akut (demam tinggi, dehidrasi, hipoglikemiad. angkitan segera setelah benturan di kepalae. Sindroma epilepsi spesifik yang ringan, seperti kejang demamf. angkitan yang dipro$okasi oleh kurang tidur

    i&e /angkitan OA( Lini I OA( Lini IIParsial Sederhana atauKompleks

    5enitoin, karbamasepin(terutama untuk

  • 8/18/2019 kejang dx

    7/7

    besar- 6engambil ;0-900 cc darah untuk

    pemeriksaan lab- Pemberian DA? emergensi C

    4ia@epam 90-10 mg i$ (kecepatan

    pemberian I 1-; mgEmenit atau rectaldapat diulang 9; menit kemudian.- 6emasukan ;0 cc glukosa 208

    dengan atau tanpa thiamin 1;0 mgintra$ena

    - 6enangani asidosisStadium === (H0-B0 menit - 6enentukan etiologi

    - ila kejang berlangsung terus :0 menitsetelah pemberian dia@epam pertama,

    beri phenytoin i$ 9;-9F mgEkgdengan kecepatan ;0 mgEmenit

    - 6emulai terapi dengan $asopresor biladiperlukan- 6engoreksi komplikasi

    Stadium =G (:0-B0 menit - ila kejang tetap tidak teratasi selama:0-H0 menit, transfer pasien ke =