keefektifan model problem based learning …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 keefektifan...

100
1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN GEMOLONG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nila Novita Sari 1401413144 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: trinhnhu

Post on 13-Aug-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

1

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS V SD GUGUS DIPONEGORO

KECAMATAN GEMOLONG

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nila Novita Sari

1401413144

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

2

Page 3: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

3

Page 4: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

4

Page 5: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

5

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Jika seseorang bepergian dengan tujuan mencari ilmu, maka Allah akan

menjadikan perjalanannya seperti perjalanan menuju surga”. (Nabi Muhammad

SAW)

“Tujuan besar dari pendidikan bukan hanya pengetahuan namun aksi yang nyata”

(Herbert Spencer)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

Orang tua tercinta Bapak Warsono dan Ibu Giyamti.

Almamaterku Universitas Negeri Semarang

Page 6: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

6

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Keefektifan Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas V SD Gugus Diponegoro Kecamatan Gemolong”.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa

bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu, oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang;

2. Prof. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang;

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang;

4. Drs. Sukarjo, S.Pd. M.Pd., Penguji;

5. Dra. Wahyuningsih, M.Pd., Pembimbing Utama;

6. Nursiwi Nugraheni, S.Si, M.Pd Pembimbing Pendamping;

7. Susilowati, S.Pd, M.Pd., Kepala SD Brangkal 1;

8. Sulasmi, S.Pd., Kepala SD Kragilan 1;

9. Kakak Tercinta Dhoni Surya Kusuma dan Pungkasari Ayu Harjanti.

Semoga segala bantuan dan motivasi yang diberikan mendapatkan balasan

yang lebih dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi peneliti, pembaca dan semua pihak.

Semarang, Agustus 2017

Peneliti

Nila Novita Sari

1401413144

Page 7: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

7

ABSTRAK

Sari, Nila. Novita, 2017. Keefektifan Model Problem Based Learning Terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus Diponegoro

Kecamatan Gemolong. Skripsi. Sarjana Pendidikan. Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing I : Dra. Wahyuningsih, M.Pd. Pembimbing II:

Nursiwi Nugraheni, S.Si, M.Pd. 344 halaman.

Hasil observasi dan refleksi yang peneliti lakukan pada guru kelas V

Gugus Diponegoro permasalahan yang terdapat pada pembelajaran matematika di

gugus tersebut yaitu, pembelajaran, guru sudah menerapkan model pembelajaran

yang urutan sajian materinya cenderung mirip dengan model pembelajaran

Problem Solving namun pelaksanaannya belum optimal. Penelitian ini bertujuan

untuk menguji keefektifan model Problem Based Learning terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas V SD Gugus Diponegoro Kecamatan Gemolong.

Jenis penelitian ini Quasi eksperimen dengan desain nonequivalent control

group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus

Diponegoro Kecamatan Gemolong. Teknik pengambilan sampel dengan

menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data

dengan teknik tes dan non tes. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji

normalitas, homogenitas, Pengujian hipotesis penelitian yang digunakan adalah

uji z dan uji-t.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) hasil belajar siswa dengan

menggunakan model PBL dapat mencapai KKM dan tuntas secara klasikal; 2)

berdasarkan analisis uji t didapatkan thitung > ttabel (2.539 >1.699). Sebagai

pendukung data diuji menggunakan nilai gain dan nilai N-Gain, dari data gain

thitung > ttabel (1.790 > 1.699), dari data N-Gain didapat thitung > ttabel (2.745 >1.699)

maka dari kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima maka hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan model

PBL lebih efektif daripada hasil belajar siswa pada kelas kontrol; 3) Aktivitas

guru pada setiap pertemuan mengalami peningkatan; 4) Aktivitas siswa juga

mengalami peningkatan pada setiap pertemuan.

Simpulan penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based

Learning efektif terhadap hasil belajar matematika siswa. Saran dari peneliti

sebaiknya guru membiasakan pembelajaran matematika menggunakan masalah

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari disekitar siswa, menyesuaikan

dengan tingkat kemampuan berpikir siswa dan waktu yang tersedia sehingga

tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dapat tercapai.

Kata Kunci : Hasil Belajar; Keefektifan; Matematika; PBL

Page 8: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................. iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v

PRAKATA ................................................................................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN .................................................................................... xv

DAFTAR DIAGRAM .............................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .............................................................. 7

1.3 Pembatasan Masalah ............................................................. 7

1.4 Rumusan Masalah ................................................................. 7

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................. 8

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................ 9

1.6.1 Manfaat Teoretis ................................................................... 9

1.6.2 Manfaat Praktis ..................................................................... 9

1.6.2.1 Peserta Didik ......................................................................... 9

1.6.2.2 Guru ...................................................................................... 9

1.6.2.3 Sekolah .................................................................................. 9

1.6.2.4 Peneliti .................................................................................. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 10

2.1 Kajian Teori .......................................................................... 10

Page 9: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

9

2.1.1 Hakikat Belajar.................................................................... 10

2.1.1.1 Pengertian Belajar ............................................................... 10

2.1.1.2 Prinsip-Prinsip Belajar ........................................................ 11

2.1.1.3 Ciri-Ciri Belajar .................................................................. 13

2.1.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ................................... 14

2.1.2 Hakikat Pembelajaran ......................................................... 15

2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran ..................................................... 15

2.1.2.2 Ciri-Ciri Pembelajaran ........................................................ 16

2.1.3 Hakikat Pembelajaran Efektif ............................................. 17

2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Efektif ......................................... 17

2.1.3.2 Kriteria Pembelajaran Efektif ............................................. 17

2.1.4 Hakikat Model Pembelajaran .............................................. 20

2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran ......................................... 20

2.1.4.2 Karakteristik Model Pembelajaran ...................................... 21

2.1.4.3 Unsur-Unsur Model Pembelajaran ...................................... 22

2.1.4.4 Jenis Model Pembelajaran................................................... 23

2.1.4.4.1 Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah ........................ 24

2.1.4.4.1.1 Model Problem Based Learning.......................................... 25

2.1.4.4.1.1.1 Pengertian Model Problem Based Learning ....................... 25

2.1.4.4.1.1.2 Tujuan Model Problem Based Learning ............................. 26

2.1.4.4.1.1.3 Karakteristik Model Problem Based Learning .................... 27

2.1.4.4.1.1.4 Langkah-Langkah Model Problem Based Learning ........... 28

2.1.4.4.1.1.5 Kelebihan Model Problem Based Learning ........................ 30

2.1.4.4.1.1.6 Kekurangan Model Problem Based Learning ..................... 30

2.1.4.4.1.2 Pengertian Model Problem Solving .................................... 31

2.1.4.4.1.2.1 Tujuan Model Problem Solving .......................................... 33

2.1.4.4.1.2.2 Karakteristik Model Problem Solving ................................ 34

2.1.4.4.1.2.3 Langkah Pembelajaran Model Problem Solving................. 34

2.1.4.4.1.2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Model Problem Solving ......... 37

2.1.4.5 Teori Yang Mendukung Model Pbl Dan Problem Solving . 37

2.1.4.5.1 Teori Pembelajaran Konstruktivisme .................................. 37

Page 10: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

10

2.1.4.5.2 Teori Vygotsky ...................................................................... 38

2.1.4.5.3 Teori Belajar Van Hiele ......................................................... 39

2.1.5 Hakikat Hasil Belajar ............................................................. 41

2.1.5.1 Pengertian Hasil Belajar ......................................................... 41

2.1.5.2 Bentuk Hasil Belajar .............................................................. 41

2.1.6 Hakikat penilaian hasil belajar ............................................... 43

2.1.6.1 Pengertian penilaian hasil belajar........................................... 43

2.1.6.2 Prinsip Penilaian Hasil Belajar............................................... 44

2.1.6.3 Jenis Tes Penilaian Hasil Belajar ........................................... 45

2.1.6.3.1 Kelebihan Tes Uraian ............................................................. 46

2.1.6.3.2 Kekurangan Tes Uraian.......................................................... 47

2.1.7 Hakikat Pembelajaran Matematika ........................................ 48

2.1.7.1 Pengertian Matematika .......................................................... 48

2.1.7.2 Pembelajaran Matematika di SD ............................................ 48

2.1.7.3 Tujuan Pembelajaran Matematika di SD ............................... 49

2.1.7.4 Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di SD .................. 50

2.1.7.5 Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika ....................... 51

2.1.7.6 Pembelajaran Matematika di SD Gugus Diponegoro ........... 52

2.1.7.6.1 Materi Kesebangunan, Simetri Lipat Dan Simetri Putar ....... 52

2.1.7.6.1.1 Kesebangunan ........................................................................ 53

2.1.7.6.1.2 Simetri Lipat........................................................................... 55

2.1.7.6.1.3 Simetri Putar........................................................................... 60

2.1.8 Aktivitas Guru ........................................................................ 63

2.1.9 Aktivitas Siswa ...................................................................... 66

2.2 Kajian Empiris ....................................................................... 68

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................. 71

2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................ 74

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 75

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian ................................................... 75

3.1.1 Jenis Penelitian ....................................................................... 75

3.1.2 Desain Penelitian .................................................................... 75

Page 11: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

11

3.2 Prosedur Penelitian ................................................................ 77

3.2.1 Tahap Pra Penelitian .............................................................. 77

3.2.2 Tahap Penelitian ..................................................................... 78

3.2.3 Tahap Akhir Penelitian .......................................................... 78

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 79

3.3.1 Populasi .................................................................................. 79

3.3.2 Sampel .................................................................................... 80

3.4 Variabel Penelitian ................................................................. 81

3.4.1 Variabel Bebas ....................................................................... 81

3.4.2 Variabel Terikat ..................................................................... 82

3.5 Definisi Operasional............................................................... 82

3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 83

3.6.1 Teknik Tes .............................................................................. 83

3.6.2 Teknik Non Tes ...................................................................... 84

3.6.2.1 Dokumentasi ......................................................................... 84

3.6.2.2 Observasi ................................................................................ 84

3.7 Instrumen Penelitian............................................................... 85

3.7.1 Uji Coba Instrument Penelitian .............................................. 85

3.7.1.1 Uji Validitas Instrumen .......................................................... 85

3.7.1.1.1 Validitas Isi ............................................................................ 85

3.7.1.1.2 Validitas Konstruk ................................................................. 86

3.7.1.1.3 Validitas Butir Soal ................................................................ 86

3.7.1.2 Uji Reliabilitas Instrument ..................................................... 88

3.7.1.3 Uji Indeks Kesukaran Butir Soal............................................ 90

3.7.1.4 Uji Daya Pembeda Soal ......................................................... 92

3.8 Teknik Analisis Data .............................................................. 93

3.8.1 Analisis Data Awal ................................................................ 93

3.8.1.1 Data Prasyarat ........................................................................ 93

3.8.1.1.1 Uji Normalitas Data Prasyarat ............................................... 93

3.8.1.1.2 Uji Homogenitas Data Prasyarat ............................................ 94

3.8.1.2 Data Tes Awal ........................................................................ 96

Page 12: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

12

3.8.1.2.1 Uji Normalitas Data Tes Awal ................................................ 96

3.8.1.2.2 Uji Homogenitas Data Tes Awal ............................................ 97

3.8.2 Analisis Data Tes Akhir ......................................................... 98

3.8.2.1 Uji Normalitas Data Tes Akhir ............................................... 98

3.8.2.2 Uji Homogenitas Data Tes Akhir ............................................ 99

3.8.3. Uji Hipotesis ........................................................................... 100

3.8.3.1 Uji Hipotesis 1 Ketuntasan Belajar ......................................... 100

3.8.3.2 Uji Hipotesis 2 Keefektifan Pembelajaran .............................. 101

3.9 Analisis Data Aktivitas Siswa ................................................. 105

3.10 Analisis Data Aktivitas Guru .................................................. 106

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 109

4.1 Hasil Penelitian ....................................................................... 109

4.1.1 Analisis Data Awal ................................................................. 109

4.1.1.1 Data Nilai Tes Prasyarat.......................................................... 110

4.1.1.1.1 Uji Normalitas Tes Prasyarat .................................................. 111

4.1.1.1.2 Uji Homogenitas Tes Prasyarat .............................................. 113

4.1.1.2 Data Hasil Tes Awal .............................................................. 115

4.1.1.2.1 Uji Normalitas Data Hasil Tes Awal ...................................... 117

4.1.1.2.2 Uji Homogenitas Data Hasil Tes Awal ................................... 118

4.1.2 Analisis Data Tes Akhir .......................................................... 119

4.1.2.1 Data Hasil Tes Akhir ............................................................... 119

4.1.2.1.1 Uji Normalitas Data Tes Akhir ............................................... 121

4.1.2.1.2 Uji Homogenitas Data Akhir .................................................. 122

4.1.2.2 . Uji Hipotesis Penelitian .......................................................... 123

4.1.2.2.1 Uji Hipotesis Ketuntasan Hasil Belajar Kelas Eksperimen .... 124

4.1.2.2.2 Uji Hipotesis Keefektifan Pembelajaran ................................. 125

4.1.2.2.3 Uji Peningkatan Rata-Rata (Gain Dan N-Gain) ...................... 127

4.1.3 Analisis Data Hasil Observasi Sebagai Data Pendukung ....... 133

4.1.3.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru .............................................. 133

4.1.3.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ............................................. 135

4.2 Pembahasan ............................................................................. 135

Page 13: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

13

4.2.1 Pemaknaan Temuan ................................................................ 136

4.2.1.1 Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................................. 137

4.2.2.2 Pembelajaran Kelas Kontrol ................................................... `139

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian ....................................................... 144

4.2.2.1 Implikasi Teoritis ................................................................... 144

4.2.2.2 Implikasi Praktis ..................................................................... 146

4.2.2.3 Implikasi Pedagogis ................................................................ 146

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 148

5.1 Simpulan .................................................................................. 148

5.2 Saran ......................................................................................... 149

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 150

LAMPIRAN ............................................................................................... 154

Page 14: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

14

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks model PBL............................................................................29

Tabel 2.2 Sintaks model Problem Solving ........................................................37

Tabel 2.3 Kurikulum matematika SD/MI Kelas V Semester 2 .........................52

Tabel 2.4 Aktivitas Guru Dengan Model PBL .................................................63

Tabel 2.5 Aktivitas Siswa Dengan Model Problem Solving.............................65

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Groub Design .................76

Tabel 3.2 Data Persebaran Siswa Kelas V SD Gugus Diponegoro(Populasi) ..79

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ..............................................................................81

Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrument .............................87

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal .............................................88

Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrument ..........................89

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Reliabilitas Butir Soal .........................................89

Tabel 3.8 Kriteria Indeks Kesukaran Butir Soal ...............................................90

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal ...............................91

Tabel 3.10 Kriteria Indeks Daya Pembeda Soal .................................................92

Tabel 3.11 Hasil Analisis Indeks Daya Beda Soal ..............................................93

Tabel 3.12 Kriteria Indeks Gain ..........................................................................103

Tabel 3.13 Kriteria Indeks N-Gain......................................................................104

Tabel 3.14 Kriteria Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ......................................106

Tabel 3.15 Kriteria Hasil Pengamatan Aktivitas Guru ......................................108

Tabel 4.1 Nilai Tes Matematika Soal Prasyarat ................................................110

Tabel 4.2 Normalitas Data Soal Tes Prasyarat..................................................112

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Nilai Prasyarat .............................................113

Tabel 4.4 Nillai Tes Awal Kelas Eksperimen Dan Kontrol ..............................115

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Tes Awal .........................................................118

Tabel 4.6 Homogenitas Tes Awal .....................................................................119

Tabel 4.7 Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ....................119

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Tes Akhir ........................................................122

Tabel 4.9 Tabel Homogenitas Data Tes Akhir .................................................123

Page 15: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

15

Tabel 4.10 Uji Ketuntasan Hipotesis 1 (Uji Ketuntasan) ...................................125

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis 2 Menggunakan Nilai Rata-Rata tes akhir .......126

Tabel 4.12 Hasil peningkatan rata-rata dengan nilai Gain ..................................127

Tabel 4.13 Hasil peningkatan rata-rata dengan nilai N-Gain ..............................128

Tabel 4.14 Uji Homogenitas dengan Gain ..........................................................130

Tabel 4.15 Uji Homogenitas dengan N-Gain ......................................................130

Tabel 4.16 Uji Hipotesis 2 dengan nilai Gain .....................................................132

Tabel 4.17 Uji Hipotesis 2 dengan nilai N-Gain .................................................132

Tabel 4.18 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru .......................................133

Tabel 4.19 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas siswa .......................................135

Page 16: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

16

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 73

Page 17: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

17

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Nilai ketuntasan siswa pada uji prasyarat ................................ 111

Diagram 4.2 Nilai rata-rata tes awal ............................................................ 115

Diagram 4.3 Distribusi frekunsi nilai tes awal kelas eksperimen ................. 116

Diagram 4.4 Distribusi frekuensi nilai tes akhir kelas kontrol ...................... 117

Diagram 4.5 Nilai rata-rata tes akhir ............................................................ 120

Diagram 4.6 Distribusi frekuensi tes akhir kelas eksperimen ....................... 120

Diagram 4.7 Distribusi frekuensi nilai tes akhir kelas kontrol ...................... 121

Diagram 4.8 Peningkatan nilai awal dan nilai akhir .................................... 129

Diagram 4.9 Diagram presentase aktivitas guru ........................................... 134

Diagram 4.10 Diagram presentase aktivitas siswa .......................................... 135

Page 18: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dua bangun datar yang pasti sebangun ............................... 53

Gambar 2.2 Dua bangun berbentuk persegi panjang dengan ukuran yang

berbeda. ............................................................................... 53

Gambar 2.3 Pembuktian besar sudut P sama dengan sudut A ................ 54

Gambar 2.4 Pembuktikan besar sudut Q sama dengan sudut B .............. 54

Gambar 2.5 Pembuktian besar sudut S sama dengan sudut D ................ 55

Gambar 2.6 Pembuktian besar sudut R sama dengan sudut C ................ 55

Gambar 2.7 Kertas berbentuk persegi panjang ABCD ........................... 56

Gambar 2.8 Cara melipat pertama persegi panjang ................................ 56

Gambar 2.9 Hasil lipatan pertama persegi panjang ................................ 56

Gambar 2.10 Garis tengah pada lipatan pertama. ..................................... 57

Gambar 2.11 Cara melipat kedua persegi panjang.................................... 57

Gambar 2.12 Hasil lipatan kedua persegi panjang .................................... 57

Gambar 2.13 Garis hasil lipatan kedua pada persegi panjang .................. 57

Gambar 2.14 Simetri lipat persegi panjang ............................................... 58

Gambar 2.15 Gambar segitiga sama kaki ................................................. 58

Gambar 2.16 Cara melipat pertama segitiga sama kaki ............................ 59

Gambar 2.17 Hasil lipatan pertama segitiga sama kaki ............................ 59

Gambar 2.18 Simetri lipat segitiga sama kaki .......................................... 60

Gambar 2.19 Gambar bangun segitiga sama sisi ...................................... 61

Gambar 2.20 Hasil percobaan simetri putar pada segitiga sama sisi ........ 61

Gambar 2.21 Percobaan Simetri Putar BangunTrapesium sama kaki ..... 62

Page 19: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

19

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen ....................................................................155

Lampiran 2. Kisi-Kisi Soal Prasyarat..............................................................158

Lampiran 3. Daftar Nilai Tes Prasyarat ..........................................................159

Lampiran 4. Uji Normalitas Nilai Tes Prasyarat .............................................165

Lampiran 5. Uji Homogenitas Nilai Tes Prasyarat .........................................183

Lampiran 6. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ..............................................................188

Lampiran 7. Uji Validitas, Indeks Kesukaran Butir Soal, Daya Pembeda Uji

Soal ............................................................................................189

Lampiran 8. Uji Validitas Soal Secara Manual ...............................................194

Lampiran 9. Uji Indeks Kesukaran Butir Soal Manual ...................................196

Lampiran 10. Uji Daya Pembeda Uji Soal Manual...........................................199

Lampiran 11. Uji Reliabilitas Manual ..............................................................202

Lampiran 12. Rekapitulasi Instrument Tes .......................................................204

Lampiran 13. Data Nilai Siswa Tes Awal .........................................................205

Lampiran 14. Uji Normalitas Data Tes Awal ..................................................207

Lampiran 15. Uji Homogenitas Data Tes Awal ................................................213

Lampiran 16. Data Nilai Siswa Tes Akhir ........................................................215

Lampiran 17. Uji Normalitas Data Tes Akhir ...................................................217

Lampiran 18. Uji Homogenitas Tes Akhir ........................................................223

Lampiran 19. Uji Hipotesis 1 (Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen) ....225

Lampiran 20 Uji Hipotesis 2 (Uji Keefektifan Pembelajaran) ........................227

Lampiran 21 Pedoman Penetapan Indikator Dan Deskriptor .........................236

Lampiran 22. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ..........................................243

Lampiran 23. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa .........................................247

Lampiran 24. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru .............................................251

Lampiran 25. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa .............................................252

Lampiran 26. Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen ...................................256

Lampiran 27. RPP Kelas Eksperimen ...............................................................264

Lampiran 28. Silabus Pembelajaran Kelas Kontrol ..........................................289

Page 20: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

20

Lampiran 29. RPP Kelas Kontrol .....................................................................292

Lampiran 30. Dokumentasi Kelas Eksperimen .................................................316

Lampiran 31. Dokumentasi Kelas Kontrol .......................................................317

Lampiran 32. Surat Izin Penelitian....................................................................318

Lampiran 33 Surat Keterangan Penelitian .......................................................324

Lampiran 34. Surat Keterangan Validasi Instrumen .........................................330

Lampiran 35. Nilai Maksimal dan minimal Tes Awal dan Tes Akhir ..............331

Lampiran 36 Tabel untuk liliefors....................................................................339

Lampiran 37 Tabel r product moment .............................................................340

Lampiran 38 Tabel uji z ...................................................................................341

Lampiran 39 Tabel Uji F ..................................................................................342

Lampiran 40 Tabel uji t ....................................................................................344

Page 21: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kebutuhan bagi setiap individu. Karena dengan

pendidikan maka setiap individu memiliki kesempatan untuk mengembangkan

potensi dirinya guna mendukung kemajuan bangsa melalui peningkatan kualitas

sumber daya manusia baik dari segi kepribadian maupun pengetahuan. Hal

tersebut mengacu pada tujuan pendidikan nasional dalam UU No.20 Tahun 2003

Bab II pasal 3 yang menyebutkan bahwa :

“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”.

Tujuan pendidikan dapat terwujud melalui pembelajaran. Menurut

Fathurrohman (2015:16) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses

pembelajaran harus dirancang dan dikembangkan sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No 32 tahun 2013 Pasal 19 tentang Standar

Nasional Pendidikan yang menerangkan bahwa proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, dan memotivasi agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif.

Agar proses pembelajaran pada satuan pendidikan dapat terselenggara

sesuai dengan standar nasional pendidikan maka diperlukan adanya suatu

Page 22: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

2

peraturan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang

disebut kurikulum. Kurikulum mencakup tujuan, isi dan bahan pengajaran.

Kurikulum SD/MI berisi mata pelajaran yang dirancang untuk mengembangkan

kompetensi sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan untuk membekali peserta

didik dengan berbagai kemampuan berpikir. Sesuai dengan Permendiknas No.22

tahun 2006 tentang standar isi, kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran wajib

yang salah satunya adalah matematika. Matematika adalah mata pelajaran yang

diberikan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, kritis, kreatif serta kemampuan kerja sama, agar memiliki kemampuan

memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan pada

keaadan yang selalu berubah serta kompetitif.

Tujuan pembelajaran matematika yang terdapat pada kurikulum 2006

adalah (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam

pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjlaskan gagasan dan pernyataan matematika satunya; (3) memiliki

kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang di peroleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel,

diagram, atau media lain untuk memperjelas masalah; (5) memiliki sikap

menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tau,

Page 23: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

3

perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya

diri dalam pemecahan masalah. (BSNP, 2006:147-148).

Tujuan pembelajaran matematika harus tercapai, karena mengingat

pentingnya peran matematika yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Namun, pada kenyataannya masih terdapat banyak permasalahan pada

matematika khususnya di Sekolah Dasar. Berdasarkan temuan Depdiknas tentang

Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika (2007:12),

permasalahan pelaksanaan pembelajaran matematika SD/MI yaitu: (1)

pembelajaran tidak mengacu pada indikator yang telah dibuat, hanya mengikuti

alur buku teks yang ada; (2) metode pembelajaran dikelas kurang bervariasi, guru

cenderung selalu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

Permasalahan pada mata pelajaran matematika juga terdapat pada SD

Gugus Diponegoro Kecamatan Gemolong, dari hasil observasi dan refleksi yang

peneliti lakukan dengan guru kelas V sebagai kolaborator, bahwa permasalahan

yang terdapat pada pembelajaran matematika di gugus tersebut yaitu, dari segi

pembelajaran, guru telah menerapkan model pembelajaran yang urutan sajian

materinya cenderung mirip dengan model pembelajaran Problem Solving.

Pembelajaran diawali dengan pemberian masalah yang diambil dari buku teks,

kemudian siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan dengan menuliskan

informasi yang terdapat dalam permasalahan dan mencari strategi yang tepat

untuk memecahkan permasalahan tersebut secara mandiri, dalam hal ini

seharusnya guru tidak terlalu ikut campur ketika siswa sedang mencoba

menyelesaikan permasalahan.

Page 24: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

4

Fakta dilapangan penerapannya belum optimal, karena permasalahan yang

di berikan hanya dari buku teks sehingga siswa hanya mengacu cara penyelesaian

sesuai dengan contoh yang ada di buku. Siswa belum terlatih untuk berfikir secara

kritis untuk menyelesaikan permasalahan dengan berbagai strategi pemecahan

masalah. Akibatnya guru masih terlibat aktif dalam penyelesaian permasalahan.

Hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran

matematika, diperkuat dengan data dari soal yang diberikan peneliti untuk

mengetahui kemampuan awal siswa. Peneliti memberikan soal dalam bentuk

uraian untuk kelas V SD Gugus Diponegoro yang terbukti bahwa hasil belajar

siswa sangat rendah karena dari 81 siswa tidak ada yang tuntas dari KKM yang

telah ditentukan yaitu 75.

Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan

penggunaan model pembelajaran yang memicu siswa terlibat aktif untuk

memecahkan permasalahan karena berkaitan dengan situasi nyata sehingga siswa

memiliki pengalaman belajarnya sendiri dan berlatih untuk berfikir kritis. Model

pembelajaran berbasis masalah yang menyajikan permasalahan berkaitan dengan

situasi nyata adalah model PBL. Arends (2008:41) menyatakan bahwa PBL

merupakan pembelajaran, siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan

maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri

dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan

percaya diri.. Menurut Duch (dalam Shoimin 2014: 130) PBL atau Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) merupakan model pengajaran yang dicirikan adanya

Page 25: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

5

permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir

kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.

Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Borrow (dalam Huda

2013:271) memaparkan karakteristik model PBL yaitu (1) proses pembelajaran

PBL memusatkan kepada siswa sebagai pembelajar; (2) masalah yang disajikan

otentik; (3) dalam proses pemecahan masalah siswa belum mengetahui dan

memahami pengetahuan prasyaratnya sehingga siswa mencari sendiri melalui

sumber-sumber belajar yang ada. Keunggulan model PBL menurut Shoimin

(2014:132) PBL memiliki kelebihan yaitu: (1) siswa didorong memiliki

kemampuan memecahkan permasalahan dalam situasi nyata; (2) siswa memiliki

kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktifitas belajar.

Model pembelajaran Problem Based Learning adalah suatu model

pembelajaran yang berorientasi masalah pada situasi nyata hal tersebut memicu

siswa berfikir kritis mencari pengetahuannya sendiri melalui aktifitas belajar yang

berasal dari sumber-sumber belajar yang ada, nantinya digunakan untuk

memecahkan masalah sehingga pembelajaran terpusat pada siswa bukan pada

guru. Berdasarkan hal tersebut, menjadikan alasan peneliti untuk menggunakan

model PBL sebagai solusi alternatif pemecahan masalah dalam menghadapi

masalah pembelajaran matematika. Oleh karena itu, dengan menerapkan model

PBL diharapkan siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri

melalui aktivitas belajar karena masalah yang diberikan oleh guru berorientasi

pada situasi nyata sehingga memicu siswa berfikir kritis dalam memecahkan

masalah.

Page 26: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

6

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Padmavathy dan Mareesh (2013:45). Hasil penelitiannya adalah penggunaan

model Problem Based Learning lebih efektif daripada model konvensional karena

dapat memberikan kesempatan untuk siswa lebih aktif dan memotivasi siswa

untuk terlibat langsung didalam pembelajaran. Hasil dari penelitian lain yang

dilakukan oleh Pratiwi, dkk (2013:9) yang menunjukkan bahwa penggunaan

model pembelajaran Problem Based Learning mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar materi pecahan dalam mata pelajaran matematika

kelas IV SD Saraswati Tabanan. Penelitian lain dilakukan oleh Kodariyati dan

Astuti (2016:93) dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa model

Problem Based Learning berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan

komunikasi dan pemecahan masalah dalam matematika.

Model Problem Based Learning belum dibuktikan keefektifannya

sehingga peneliti ingin menguji keefektifan suatu model pembelajaran terhadap

hasil belajar siswa. Dengan judul penelitian “Keefektifan model Problem Based

Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Diponegoro

Kecamatan Gemolong.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka teridentifikasi beberapa

permasalahan yaitu :

1) Guru sudah menggunakan model pembelajaran namun penerapannya

belum optimal karena permasalahan yang disajikan oleh guru hanya

diambil dari buku teks siswa.

Page 27: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

7

2) Siswa belum memiliki kemampuan berpikir kritis.

3) Hasil belajar siswa mata pelajaran matematika masih sangat rendah.

4) Nilai siswa berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan

oleh sekolah.

1.3 Pembatasan Masalah

Adanya keterbatasan yang dimiliki peneliti maka peneliti membatasi

permasalahan yaitu keefektifan pada penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V. Pembelajaran

dibatasi dengan penggunaan model Problem Based Learning dan model

pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru pada mata pelajaran matematika.

Sedangkan hasil belajar dibatasi pada aspek kognitif siswa.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, disusun rumusan masalah

sebagai berikut.

1.4.1 Apakah hasil belajar siswa kelas V SDN Gugus Diponegoro Kecamatan

Gemolong dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ?

1.4.2 Apakah model Problem Based Learning efektif terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas V SD Gugus Diponegoro Kecamatan Gemolong?

1.4.3 Bagaimanakah aktivitas siswa pada mata pelajaran matematika di SD

Gugus Diponegoro Kecamatan Gemolong?

1.4.4 Bagaimanakah aktivitas guru pada mata pelajaran matematika di SD

Gugus Diponegoro Kecamatan Gemolong?

Page 28: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

8

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikaji oleh peneliti maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1.5.1 Untuk menguji hasil belajar siswa kelas V Gugus Diponegoro Kecamatan

Gemolong setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning

dapat mencapai batas KKM.

1.5.2 Untuk menguji keefektifan model pembelajaran Problem Based Learning

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V Gugus Diponegoro

Kecamatan Gemolong.

1.5.3 Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa pada mata pelajaran matematika

kelas V Gugus Diponegoro Kecamatan Gemolong.

1.5.4 Untuk mendeskripsikan aktivitas guru pada mata pelajaran matematika

kelas V di SD Gugus Diponegoro Kecamatan Gemolong.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan tentang model pembelajaran Problem Based

Learning sebagai alternatif untuk guru dalan melaksanakan pembelajaran.

1.6.2 Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis bagi

:1.6.2.1 Peserta didik

Peserta didik memperoleh pengalaman baru dengan adanya inovasi model

Problem Based Learning yang dapat menciptakan kemandirian dan

Page 29: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

9

memberikan tantangan bagi peserta didik dalam memecahkan

permasalahan dalam matematika.

1.6.2.2 Guru

Sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru

agar dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan

serta melatih kemampuan pemecahan masalah siswa.

1.6.2.3 Sekolah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan adanya usaha perbaikan pada

pembelajaran untuk meningkatan kualitas pembelajaran.

1.6.2.4 Peneliti

Dapat menguji keefektifan model Problem Based Learning dalam

pembelajaran matematika pada siswa kelas V.

Page 30: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Hakikat Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas dalam serangkaian proses pendidikan yang

ada di sekolah. karena berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan bergantung pada

bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Berbagai definisi belajar

disampaikan oleh para ahli. Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dengan

interaksi dengan lingkungan.

Hamalik (2013:27) mengartikan belajar adalah suatu proses bukan hasil.

Belajar akan lebih baik jika subyek belajar mengalami atau melakukan aktivitas

belajarnya sendiri melalui sebuah proses dari pengalaman. Pendapat tersebut

didukung oleh Slavin (dalam Rifa’i dan Anni 2012:66) menyatakan bahwa

belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

Pengalaman diperoleh seseorang dalam interaksi dengan lingkungan, baik yang

direncanakan ataupun tidak direncanakan sehingga menghasilkan perubahan

yang relatif menetap (Sumantri 2015:2).

Simpulan belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh perubahan tingkah laku individu secara keseluruhan yang relatif

Page 31: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

11

tetap sebagai hasil dari pengalamannya sendiri melalui interaksi dengan

lingkungan.

2.1.1.2 Prinsip-Prinsip Belajar

Terdapat berbagai prinsip belajar yang dapat dikembangkan dalam proses

pembelajaran Aunurrahman (2014:114) menyebutkan prinsip belajar antara lain:

1) Prinsip perhatian dan motivasi

Perhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang memiliki

keterkaitan yang erat. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa

apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya sehingga dapat

menggerakan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi sebagai suatu

kekuatan yang mampu mengubah energy dalam diri seseorang dalam bentuk

aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

2) Prinsip Transfer dan Retensi

Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi psikis dan fisik dimana proses

belajar itu sendiri. Penelaah bahan-bahan faktual, keterampilan dan konsep dapat

meningkatkan retensi. Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih

mendapat kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi

yang khas dan dalam situasi yang sama dapat diciptakan.

3) Prinsip Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa

dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif

mengalami sendiri. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara

optimal, baik intelektual, emosional, dan fisik jika dibutuhkan.

Page 32: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

12

4) Keterlibatan langsung atau berpengalaman

Menurut Edgar Dale (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2010:45-46)

mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui

pengalaman langsung. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar

dikemukakan oleh John Dewey dengan learning by doing yaitu belajar yang baik

itu melalui perbuatan langsung baik secara individu maupun kelompok .

5) Pengulangan

Menurut Psikologi menyatakan bahwa belajar adalah melatih daya-daya

yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menganggap,

mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan

mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.

6) Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai,

tetapi selalu ada hambatan sehingga siswa akan berupaya untuk mengatasi

hambatan tersebut hingga tercapai tujuannya.

7) Balikan dan Penguatan

Balikan dapat berupa hasil penilaian yang baik dan dapat menjadi

penguatan positif bagi siswa untuk terus belajar. Memberi penguatan merupakan

tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong

munculnya peningkatan kualitas tingkah laku pada waktu yang lain.

8) Perbedaan individual

Peserta didik merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang

siswa yang sama persis, tiap peserta didik memiliki perbedaan satu dengan yang

Page 33: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

13

lain. Perbedaan itu terdapat pada karakter psikis, keperibadian dan sifat-sifatnya

sehingga berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta didik.

Simpulan bahwa prinsip-prinsip belajar harus dikembangkan dalam proses

pembelajaran diantaranya perhatian dan motivasi, siswa dapat aktif untuk belajar

melalui pengalaman langsung, adanya tantangan, serta adanya penguatan yang

mendorong peningkatan kualitas tingkah laku dari masing-masing peserta didik.

2.1.1.3 Ciri-Ciri Belajar

Ciri-ciri perubahan tingkah laku adalah tanda seseorang telah melakukan

kegiatan belajar. Menurut Slameto (2010:3) ciri-ciri perubahan tingkah laku

dalam pengertian belajar adalah 1) perubahan terjadi secara sadar; 2) perubahan

dalam belajar bersifat continue; 3) perubahan belajar bersifat positif; 3)

perubahan bukan bersifat sementara melainkan permanen; 4) perubahan dalam

belajar memiliki tujuan; 5) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Pendapat lain disampaikan oleh Darsono (dalam Hamdani 2011:22) yang

menyebutkan beberapa ciri-ciri belajar antara lain:

a. Belajar dilakukan dengan sadar dan memiliki tujuan. Tujuan digunakan

sebagai tolak ukur dalam keberhasilan belajar.

b. Belajar merupakan pegalaman masing-masing individu.

c. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan

lingkungannya.

d. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan diri pada seseorang.

Simpulan ciri-ciri belajar merupakan perubahan tingkah laku masing-

masing individu yang terjadi secara sadar dengan memiliki tujuan, tujuan dari

Page 34: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

14

belajar adalah perubahan positif yang bersifat permanen, mencakup perubahan

seluruh aspek tingkah laku guna mencapai tujuan.

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat

digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Kedua faktor

tersebut mempengaruhi proses belajar individu sehingga berpengaruh pada

kualitas hasil belajar. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu

sedangkan faktor ekster adalah faktor yang ada diluar individu.

a) Faktor intern terdiri dari: (1) faktor jasmaniah yang meliputi faktor

kesehatan dan cacat tubuh; (2) faktor psikologis yang meliputi inteligensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan; (3) faktor

kelelahan yang meliputi kelelahan jasmani dan rohani.

b) Faktor ekstern terdiri dari: (1) faktor keluarga yang meliputi cara orangtua

mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi; (2) faktor sekolah yang

meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi antara guru dengan guru, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan

gedung; (3) faktor masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam

masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan dalam

bermasyarakat.(Slameto, 2010:54-71).

Simpulan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu,

faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri masing-

masing individu sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar individu,

keduanya memiliki pengaruh terhadap keberhasilan belajar.

Page 35: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

15

Hakikat Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kualitas

pendidikan. Berdasarkan UU RI No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 20, pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Selaras

dengan Rifa’i dan Anni (2012:159) yang mengemukakan bahwa proses

pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa, atau antar

siswa. Komunikasi dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal karena

dalam pembelajaran pendidik memberikan bantuan pada peserta didik agar

memperoleh ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

pembentukan sikap agar dapat belajar lebih baik (Fathurrohman, 2015:16).

Pendapat lain disampaikan oleh Hamdani (2011:23) yang menyatakan

bahwa pembelajaran adalah suatu usaha dari seorang guru membentuk tingkah

laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Sedangkan

menurut Gagne, Briggs Dan Wanger (dalam Rusmono 2014:6) mengemukakan

pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang guru untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.

Simpulan pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan siswa

atau siswa dengan siswa lainnya pada satu lingkungan belajar untuk mewujudkan

proses belajar mengajar yang dapat disampaikan secara verbal maupun nonverbal

untuk memperoleh ilmu pengetahuan serta pembentukan sikap yang lebih baik.

Page 36: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

16

2.1.2.2 Ciri-Ciri Pembelajaran

Pembelajaran mempunyai ciri-ciri khusus agar dapat disebut proses

pembelajaran yaitu menurut Darsono (dalam Hamdani 2011:47) ciri-ciri

pembelajaran sebagai berikut:

1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan sistematis;

2) Pembelajaran menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar

3) Pembelajaran menyajikan bahan belajar yang menarik dan menantang

siswa

4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu atau media yang serasi dan

menarik

5) pembelajaran dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi

siswa;

6) Pembelajaran dapat membuat siswa siap dalam belajar

7) Pembelajaran menekankan keaktifan siswa

8) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja dilakukan oleh siswa.

Simpulan pembelajaran memiliki ciri-ciri khusus agar dapat disebut

proses pembelajaran adalah suatu pembelajaran dilakukan secara sadar dan

terencana untuk menumbuhkan motivasi siswa dengan adanya bahan ajar, media

yang menarik, menantang dan sesuai agar siswa aktif dalam kegiatan

pembelajaran

Page 37: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

17

Pembelajaran Efektif

2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Efektif

Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang berhasil guna

mencapai tujuan pembelajaran yang ditelah ditetapkan yaitu hasil belajar siswa

dapat memenuhi batas minimal yang telah dirumuskan dan menguasai

keterampilan-keterampilan yang diperlukan (Sumantri 2015:115). Hal tersebut

didukung oleh pendapat Wragg (dalam Susanto 2013:188) yang menjelaskan

bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mempermudah siswa

untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai

serta konsep atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan.

Simpulan pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang berhasil dan

bermanfaat guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan serta

menguasai keterampilan yang diperlukan. Tujuan pembelajaran berupa hasil

belajar yang memenuhi batas minimal yang telah dirumuskan.

2.1.3.2 Kriteria Pembelajaran Efektif

Kriteria pembelajaran dikatakan berhasil atau efektif menurut Djamarah

(2010:101) yaitu persentase peserta didik yang mencapai ketuntasan klasikal

minimal 75% atau lebih dari banyaknya siswa yang mengikuti proses belajar.

Indikator-indikator yang menunjukkan pembelajaran efektif menurut Wotruba

dan Wright (dalam Uno 2015 : 174-190) meliputi :

a. Pengorganisasian materi yang baik

Pengorganisasian adalah bagaimana cara mengurutkan materi yang akan

disampaikan secara logis dan teratur, sehingga dapat terlihat kaitan yang

Page 38: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

18

jelas antara topik satu dengan topik lainnya selama pembelajaran

berlangsung. Pengorganisasian materi terdiri dari perincian materi, urutan

materi dari yang mudah ke yang sukar, dan kaitannya dengan tujuan.

b. Komunikasi yang efektif

Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran mencakup penyajian yang

jelas, kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-

contoh, kemampuan wicara yang baik (nada, intonasi, ekspresi) dan

kemampuan untuk mendengar.

c. Penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran

Seorang guru dituntut untuk menguasai materi pelajaran dengan benar,

harus mampu menghubungkan materi yang diajarkannya dengan

pengetahuan yang telah dimiliki para siswanya dan mampu mengaitkan

materi dengan perkembangan yang sedang terjadi. Penguasaan materi

pelajaran harus diiringi dengan kemauan dan semangat untuk memberikan

pengetahuan dan keterampilan kepada para siswa.

d. Sikap positif terhadap siswa

Sikap positif terhadap siswa ditunjukkan dengan cara memberikan

perhatian kepada orang per orang atau dalam kelompok yang mengalami

kesulitan. Bantuan yang diberikan kepada siswa diberikan apabila mereka

sudah berusaha tetapi mengalami kesulitan. Bantuan ini bukan berarti

memecahkan masalah siswa, melainkan memberikan saran tentang jalan

keluarnya, memberikan dorongan dan membangkitkan motivasi.

Page 39: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

19

e. Pemberian nilai yang adil.

Keadilan dalam pemberian nilai tercermin dari adanya kesesuaian soal tes

dengan materi yang diajarkan, sikap konsisten terhadap pencapaian tujuan

pembelajaran, usaha yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan,

kejujuran siswa dalam memperoleh nilai dan pemberian umpan balik

terhadap hasil pekerjaan siswa.

f. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran seharusnya ditentukan berdasarkan karakteristik

siswa, karakteristik materi pembelajaran, dan hambatan yang dihadapi,

karena dengan karakteristik yang berbeda menghendaki pendekatan

pembelajaran yang berbeda pula.

g. Hasil belajar siswa yang baik

Indikator pembelajaran yang efektif dapat diketahui dari hasil belajar

siswa yang baik. Petunjuk keberhasilan siswa dapat dilihat bahwa siswa

tersebut menguasai mata pelajaran yang diberikan. Berdasarkan konsep

belajar tuntas, pembelajaran yang efektif adalah apabila setiap siswa

sekurang-kurangnya dapat menguasai 75% dari materi yang diajarkan.

Kriteria pembelajaran efektif adalah dalam proses pembelajaran seorang

guru dapat menyampaikan dan menguasai materi dengan baik, penyampaian

materi melalui komunikasi yang efektif dan luwes, guru senantiasa memberikan

bantuan apabila siswa mengalami kesulitan agar hasil belajar siswa baik. Petunjuk

keberhasilan siswa dilihat dari siswa tersebut menguasai sekurang-kurangnya

75% materi yang diajarkan dan tuntas secara klasikal.

Page 40: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

20

Hakikat Model Pembelajaran

2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran

Seorang guru dituntut adanya inovasi dalam pembelajaran agar tidak

monoton yaitu dengan adanya model pembelajaran. Model pembelajaran

menekankan bagaimana membantu siswa belajar mengkonstruksi pengetahuan

belajar bagaimana cara belajar, yang mencakup belajar dari sumber-sumber yang

sering kali dianggap pasif seperti belajar dari ceramah, tugas membaca, dan

sebagainya (Huda 2013:74). Sedangkan menurut Joice (dalam Trianto, 2011:22)

model pembelajaran merupakan suatu perencanaan sebagai pedoman dalam

merancang pembelajaran di kelas untuk menentukan perangkat-perangkat

termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain lain.

Pengertian tentang model pembelajaran disampaikan oleh Rusman

(2012:144) yang menjelaskan bahwa model pembelajaran merupakan suatu

rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Model pembelajaran adalah suatu rencana yang digunakan sebagai

pedoman untuk merancang pembelajaran di kelas, membantu siswa

mengkontruksi pengetahuan belajar, serta menentukan bahan pembelajaran yang

mencakup sumber belajar.

Page 41: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

21

2.1.4.2 Karakteristik Model Pembelajaran

Suatu model pembelajaran memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh

strategi, metode, atau prosedur. Menurut Kardi dan Nur (dalam Trianto 2014:24)

terdapat empat ciri suatu model pembelajaran yaitu :

1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta dan

pengembangnya.

2) Landasan pemikiran tentang apa atau bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dipakai).

3) Tingkah laku belajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil.

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai.

Fathurrohman (2015:31) menjelaskan bahwa karakteristik dari model

pembelajaran mendiskripsikan bahwa suatu model pembelajaran ditentukan

berdasarkan pertimbangan ilmiah dan menggunakan prosedur yang sistematik.

Model yang baik adalah model yang memeiliki karakteristik sebagai berikut.

1) Adanya keterlibatan intelektual-emosional peserta didik melalui kegiatan

mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap.

2) Peserta didik ikut aktif dan kreatif selama pelaksanaan model

pembelajaran.

3) Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, motivator serta mediator

bagi kegiatan belajar peserta didik.

4) Penggunaan berbagai metode, alat serta media pembelajaran.

Page 42: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

22

Simpulan bahwa karakteristik dari model pembelajaran adalah ditentukan

berdasarkan pertimbangan ilmiah, menggunakan prosedur yang sistematik yang

disusun oleh pencipta dan pengembangnya. Guru hanya berperan sebagai

fasilitator, koordinator, motivator dan moderator sedangkan peserta didik harus

aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran dengan berbagai

metode, alat dan media pembelajaran yang sesuai.

2.1.4.3 Unsur-Unsur Model Pembelajaran

Suatu model pembelajaran memiliki struktur yang jelas. Menurut Joyce

dan Weil (dalam Huda 2013:75) terdapat lima aspek struktur umum dalam model

pembelajaran, antara lain :

1) Sintak (tahap-tahap) yang merupakan implementasi model di lapangan.

Rangkaian sistematis. Menurut Trianto (2014:25) Sintaks merupakan pola

yang menggambarkan urutan alur tahap keseluruhan yang pada umumnya

disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran yang menunjukkan apa

yang harus dilakukan guru dan siswa.

2) Sistem sosial mendiskripsikan peran dan relasi antara guru dan siswa.

Dalam sebagian model pembelajaran aktivitas lebih dipusatkan pada

siswa, dan dalam sebagian yang lain aktivitas tersebut didiskusikan secara

merata.

3) Peran guru mendiskripsikan bagaimana guru mengetahui siswanya dan

merespo apa yang telah dilakukan oleh siswanya. Prinsip ini

merefleksikan aturan dalam memilih model dan menyesuaikan respon

instruksional dengan apa yang dilakukan oleh siswa.

Page 43: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

23

4) Sistem dukungan merupakan diskripsi kondisi mendukung yang

seharusnya diciptakan oleh guru dalam menerapkan model tertentu.

Dukungan merujuk pada prasyarat tambahan diluar skil, kapasitas

manusia pada umumnya dan fasilitas teknis pada khususnya. Berupa buku,

prrangkat laboraturium, dll.

5) Pengaruh yang merujuk pada efek yang ditimbulkan oleh setiap model

atau dapat dikatakan dampak dari penerapan setiap model. Yang dapat

dibagi menjadi dua yaitu dampak instruksional dan pengiring. Dampak

instruksional merupakan dampak langsung dari suatu model pembelajaran

yang disebabkan oleh konten atau skill yang menjadi dasar pelaksanaanya.

Sedangkan dampak pengiring adalah dampak yang bersifat implisit dalam

lingkungan belajar; pengaruh ini merupakan pengaruh secara tidak

langsung dari model pengajaran tertentu

Unsur model pembelajaran memuat lima aspek diantaranya, sintak (tahap-

tahap) yang merupakan rangkaian sistematis, sistem sosial yang mendiskripsikan

peran dari guru dan siswa, tugaas atau peran guru yang mendiskripsikan respon

terhadap siswa, sistem dukungan berkaitan dengan hal-hal yang diciptakan guru

dan pengaruh model pembelajaran yang merupakan efek dari penerapan model.

2.1.4.4 Jenis Model Pembelajaran

Pemilihan model pembelajaran yang sesuai akan memudahkan guru dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Komalasari (2010:58-88) terdapat

beberapa jenis model pembelajaran, yaitu :

1) Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Page 44: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

24

2) Model Pembelajaran Kooperatif

3) Model Pembelajaran Berbasis Proyek

4) Model Pembelajaran Pelayanan

5) Model Pembelajaran Berbasis Kerja

6) Model Pembelajaran Konsep

7) Model Pembelajaran Nilai

Jenis model pembelajaran tersebut, guru dapat memilih model pembelajaran

yang dianggap paling sesuai dalam pembelajaran di kelas. Model pembelajaran

berbasis masalah merupakan salah satu model yang dianggap peneliti paling tepat

untuk diterapkan dalam pembelajaran guna hasil belajar siswa dan kemampuan

pemecahan masalah, khususnya dalam pembelajaran matematika.

2.1.4.4.1 Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah, siswa diharapkan memiliki beberapa

kompetensi sebagai berikut.

1) Meneliti,

2) Mengemukakan pendapat;

3) Menerapkan pengetahuan sebelumnya;

4) Memunculkan ide;

5) Membuat keputusan;

6) Mengorganisasi ide;

7) Membuat hubungan;

Berdasarkan Huda(2014:128) terdapat beberapa model pembelajaran yang

diawali dengan pemberian masalah sebagai issu utamanya. Antara lain: Problem

Page 45: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

25

Based Learning, Problem Solving, Problem Posing Learning, Problem Prompting

Learning, Creative Problem Solving.

2.1.4.4.1.1 Model Problem Based Learning (PBL)

2.1.4.4.1.1.1 Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah menjadikan masalah nyata sebagai pemicu

peserta didik terlibat secara aktif dalam proses belajar. Menurut Hmelo-Silver,

2004; Sefrafino & Ciccheli, 2005 (dalam Eggen dan Kauchak 2012:307)

pembelajaran berbasis masalah adalah seperangkat model mengajar yang

menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan

pemecahan masalah dan pengaturan diri.

Pendapat tersebut didukung oleh Ibrahim dan Nur (dalam Rusman

2012:241) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan

salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir

kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan

dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Aspek yang disajikan tentu saja hal-

hal yang sesuai dengan pengalaman dalam kehidupan siswa, sehingga masalah

yang ditimbulkan menjadi masalah yang kontekstual. Masalah yang disajikan

sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan melalui kerja kelompok sehingga

dapat memberikan pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti

kerjasama dan interaksi dalam kelompok.

Menurut Arends (2008:45) PBL membantu siswa menjadi pembelajar

yang mandiri . Guru sebagai fasilitator senantiasa memberi semangat dan rewards

ketika mereka mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri solusi dari

Page 46: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

26

permasalahan dari masalah riil. Sistem pengajaran berbasis masalah ditandai oleh

proses yang demokratis serta menuntut peran aktif siswa agar dapat menjadi

pembelajar yang mandiri sebagai lingkungan belajar yang menekankan peran

sentral pembelajar bukan pengajar.

Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang

berorientasi masalah pada situasi nyata hal tersebut memicu siswa berfikir kritis

mencari pengetahuannya sendiri melalui aktifitas belajar yang berasal dari

sumber-sumber belajar yang ada, nantinya digunakan untuk memecahkan

masalah sehingga pembelajaran terpusat pada siswa bukan pada guru. Guru hanya

sebagai fasilitator.

2.1.4.4.1.1.2 Tujuan model Problem Based Learning(PBL)

Terdapat beberapa tujuan dari model pembelajaran PBL. Arends

(2008:70) menyebutkan bahwa tujuan instruksional PBL adalah 1) membantu

siswa mengembangkan keterampilan investigatif dan keterampilan memecahkan

masalah; 2) memberikan pengalaman orang dewasa kepada siswa; 3)memiliki

rasa percaya diri menjadi pembelajar yang mandiri. Hal tersebut didukung oleh

Eveline (dalam Sumantri 2015:44) yang menyatakan bahwa PBL bertujuan

meningkatkan pemikiran yang kreatif dan kritis serta mengarahkan dirinya

sendiri. Pendapat yang serupa disampaikan oleh Ibrahim dan Nur (dalam Rusman

2012:242) menyatakan bahwa tujuan PBL yaitu (1) membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah (2) melalui

pengalaman nyata; (3) menjadi para siswa yang otonom.

Page 47: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

27

Tujuan dari model Problem Based Learning adalah membantu siswa

dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah melalui pengalaman

nyata sesuai pengalamannya sendiri untuk mengembangkan keterampilan

investigasi, memiliki pemikiran yang kreatif, kritis dan menjadi pembelajar yang

mandiri.

2.1.4.4.1.1.3 Karaketeristik model Problem Based Learning (PBL)

Karakteristik pembelajaran berbasis masalah menurut Rusman (2012:232)

adalah sebagai berikut.

1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata

yang tidak terstruktur.

3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective).

4) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap dan

kompetensi yang kemudoan membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan

bidang baru dalam belajar.

5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan

evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam

pembelajaran berbasis masalah.

7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

8) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah .

9) Keterbukaan proses dalam pembelajaran berbasis masalah meliputi sintesis

dan integrasi dan integrasi dari sebuah proses belajar.

Page 48: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

28

10) Pembelajaran berbasis masalah melibatkan evaluasi dan review pengalaman

siswa dan proses belajar.

Pendapat lain tentang karakteristik PBL disampaikan oleh Scott dan Laura

(dalam Eggen dan Kauchak 2012:307) yaitu 1) pelajaran berfokus pada

memecahkan masalah; 2) memberikan tanggung jawab yang besar terhadap

peserta didik untuk memecahkan masalahnya sendiri; 3) guru mendukung proses

saat siswa mengerjakan pemasalahan

Karakteristik model Problem Based Learning adalah menekankan upaya

penyelesaian masalah yang dimulai dari permasalahan nyata yang tidak

terstruktur sehingga siswa merasa tertantang dan bertanggung jawab untuk

menyelesaikan permasalahannya sendiri dengan memanfaatkan sumber informasi

yang beragam serta melibatkan review pengalaman siswa.

2.1.4.4.1.1.4 Langkah-langkah Model Problem Based Learning (PBL)

Arrends (2008:57) mengemukakan bahwa ada lima fase dalam

pembelajaran menggunakan model PBL. Kelima fase PBL dan perilaku yang

dibutuhkan dari guru untuk masing-masing fasenya adalah sebagai berikut.

Fase 1 Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa.

Fase 2 Mengorganisasikan siswa untuk meneliti.

Fase 3 Membantu investigasi mandiri dan kelompok.

Fase 4 Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit.

Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Secara lebih

rinci berikut ini merupakan sintaks model pembelajaran Problem Based Learning.

Page 49: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

29

Tabel 2.1 Sintaks model Pembelajaran Problem Based Learning

Fase Sintaks Pembelajaran Model Problem Based Learning

Perilaku Guru Perilaku siswa

Fase

1

Memberikan

orientasi tentang

permasalahannya

kepada siswa.

Guru membahas tujuan

pelajaran,

mendeskripsikan

berbagai kebutuhan

logistik penting dan

memotivasi siswa

untuk terlibat dalam

kegiatan mengatasi

masalah.

Siswa memahami

permasalahan yang

disajikan oleh guru dan

siswa menelaah

permasalahan yang

diberikan oleh guru

Fase

2

Mengorganisasikan

siswa untuk meneliti

Guru membantu siswa

untuk mendefinisikan

dan mengorganisasikan

tugas-tugas belajar

yang terkait dengan

permasalahannya.

Siswa membentuk

kelompok diskusi.

Fase

3

Membantu

investigasi mandiri

dan kelompok

Guru mendorong siswa

untuk mendapatkan

informasi yang tepat,

melaksanakna

eksperimen dan

mencari penjelasan dan

solusi

Siswa memecahkan

masalah sesuai dengan

strategi dan

pengalaman yang

diketahuinya dan

mencari sumber dari

selain buku.

Fase

4

Mengembangkan dan

mempresentasikan

artefak dan exhibit.

Guru membantu siswa

dalam merencanakan

dan menyiapkan

artefak-artefak yang

tepat, seperti laporan,

rekaman video, dan

model-model dan

membantu mereka

untuk

menyampaikannya

kepada orang lain.

Siswa

mempresentasikan

laporan hasil

pemecahan masalah.

Fase

5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

mengatasi masalah.

Guru membantu siswa

untuk melakukan

refleksi terhadap

investigasinya dan

proses proses yang

mereka gunakan.

Siswa menyimpulkan

hasil belajar

Page 50: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

30

2.1.4.4.1.1.5 Kelebihan Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Kelebihan model PBL menurut Shoimin (2014:132) adalah sebagai

berikut.

1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam

situasi nyata.

2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui

aktivitas belajar.

3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada

hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa.

4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.

5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari

perpustakaan, internet, wawancara dan observasi.

6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.

7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam

kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan.

8) Kesulitan belajar siswa secara individual dapat tersebuti melalui kerja

kelompok dalam bentuk peer teaching.

2.1.4.4.1.1.6 Kekurangan model Problem Based Learning

Terdapat berbagai kekurangan dalam model Problem Based Learning

menurut Shoimin (2014:133) diantaranya sebagai berikut.

1) Pembelajaran berbasis masalah tidak dapat diterapkan untuk setiap materi

pelajaran.

Page 51: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

31

2) Dalam satu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi maka

akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.

2.1.4.4.1.2 Model Problem Solving

2.1.4.4.1.2.1 Pengertian model Problem Solving

Model Problem Solving adalah suatu model yang menekankan pemusatan

pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti penguatan

keterampilan. Model pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan model

dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai

masalah, baik masalah individu maupun masalah kelompok untuk dipecahkan

sendiri atau secara bersama-sama.

Pemecahan masalah (Problem Solving) tidak lepas dari dua jenis masalah,

yaitu masalah rutin dan masalah tidak rutin. Masalah rutin adalah masalah yang

cenderung melibatkan hafalan serta pemahaman algoritma dan prosedur sehingga

masalah rutin sering dianggap sebagai soal level rendah. Masalah tidak rutin

dikategorikan sebagai soal level tinggi karena membutuhkan penguasaan ide

konseptual yang rumit dan tidak menitikberatkan pada algoritma. Masalah tidak

rutin membutuhkan pemikiran kreatif dan produktif serta penyelesaian yang

kompleks. Masalah yang digunakan dalam Problem Solving adalah masalah tidak

rutin.( Shoimin 2014:135-136).

Hanlie Murray, alwyn Olivier dan piet human (dalam Huda 2013:273)

menjelaskan bahwa pembelajaran penyelesaian masalah merupakan salah satu

dasar teoritis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah

sebagai isu utamanya, menurut mereka pembelajaran muncul ketika mereka

Page 52: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

32

menghadapi sebuah permasalahan tidak rutin. Guru sebaiknya tidak terlalu ikut

campur ketika siswa mencoba menyelesaikan masalah, seharusnya guru

mendorong siswa untuk menemukan pemecahan permasalahnnya sendiri

kemudian membandingkan hasilnya dengan cara berdiskusi.

Model pemecahan masalah memperlihatkan bahwa pemecahan masalah

merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang saling berkaitan.

Untuk menyelesaikan masalah terdapat beberapa strategi pemecahan masalah.

Menurut Reys (dalam Aisyah 2007:5.11) beberapa macam strategi pemecahan

masalah matematika sebagai berikut.

1) Strategi Act it out, strategi ini melalui serangkaian aksi fisik atau manipulasi

objek.

2) Strategi membuat gambar, strategi ini digunakan untuk menyederhanakan

masalah. Tidak perlu membuat secara detail namun cukup berhubungan

dengan permasalahan.

3) Strategi mencari pola, menemukan pola yang relevan dengan permasalahan.

4) Strategi membuat tabel, membantu siswa menyusun informasi dalam jumlah

besar.

5) Strategi menghitung semua kemungkinan secara sistematis, digunakan untuk

menghitung semua jawaban kemungkinan dengan mengkategorikan semua

kemungkinan ke dalam beberapa bagian.

6) Strategi menebak dan menguji (trial and error) , membantu siswa untuk

menyelesaikan masalah dengan logika. hasil tebakan harus diikuti sejumlah

alasan yang logis.

Page 53: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

33

7) Strategi bekerja mundur, untuk menjawab permasalahan yang menyajikan

kondisi hasil akhir dan menanyakan sesuatu yang terjadi sebelumnya.

8) Strategi menulis kalimat terbuka, membantu siswa melihat hubungan antara

informasi yang diberikan dan dicari.

Simpulan pengertian model pembelajaran Problem Solving adalah model

pembelajaran yang mendorong siswa untuk memecahkan suatu permasalahan

rutin atau non rutin dengan menggunakan berbagai langkah dan strategi

pemecahan masalah tertentu. Guru sebaiknya tidak terlalu ikut campur dalam

proses pemecahan masalah.

2.1.4.4.1.2.2 Tujuan model Problem Solving

Tujuan diterapkan model Problem Solving menurut Wena (2010:53)

sebagai berikut.

1) Menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam

memecahkan permasalahan yang akan dihadapi.

2) Menggunakan pengetahuan yang didapat untuk memecahkan masalah yang

berhubungan dengan materi.

3) Siswa menjadi terampil dalam menyeleksi informasi yang relevan dan

menganalisanya dan meneliti kembali hasilnya.

4) Potensi intelektual siswa meningkat.

5) Siswa belajar bagaimana menemukan penemuan.

Simpulan dari tujuan diterapkannya model Problem Solving adalah

menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

Page 54: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

34

digunakan untuk menemukan solusi permasalahan yang berkaitan dengan materi.

Hal tersebut menjadikan potensi intelektual siswa meningkat.

2.1.4.4.1.2.3 Karakteristik Model Problem Solving

Menurut Sanjaya (2013:223) Karakteristik model Problem Solving sebagai

berikut.

1) Adanya interaksi antar siswa dan interaksi guru dan siswa

2) Adanya dialog matematis dan konsensus antar siswa.

3) Guru menyediakan informasi yang cukup mengenai masalah kemudian

siswa mengklarifikasi, mengintrepetasi dan mencoba mengkontruksi

penyelesaian- nya.

4) Guru membimbing, melatih dan menanyakan dengan pertanyaan-

pertanyaan berwawasan dan berbagi dalam proses pemecahan masalah.

5) Sebaiknya guru mengetahui kapan campur tangan dan kapan mundur

membiarkan siswa menggunakan caranya sendiri.

6) Menggiatkan siswa untuk melakukan generalisasi aturan dan konsep,

sebuah proses sentral dalam matematika.

Simpulan karakteristik model Problem Solving adalah menciptakan

interaksi matematis antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa lain. Dalam hal

ini guru menyediakan informasi yang cukup mengenai masalah kemudian siswa

mengklarifikasi, mengintrepetasi dan mencoba mengkontruksi penyelesaiannya.

2.1.4.4.1.2.4 Langkah Pembelajaran Model Problem Solving

Ada empat tahap pemecahan masalah yang diusulkan oleh George Polya

(dalam Aisyah dkk, 2007:5.20) yaitu sebagai berikut.

Page 55: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

35

Tahap 1 Memahami masalah

Guru memberikan permasalahan kepada siswa kemudian membantu siswa

menetapkan apa yang diketahui dalam permasalahan dan apa yang ditanyakan.

Tahap 2 Membuat rencana untuk menyelesaikan masalah

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi. Siswa

diarahkan untuk dapat mengidentifikasi strategi-strategi pemecahan masalah yang

sesuai untuk menyelesaikan masalah

Tahap 3 Melaksanakan penyelesaian masalah

Guru membimbing siswa untuk memahami permasalahan dan menentukan

strategi yang akan digunakan dalam pemecahan masalah.

Tahap 4 Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh

Guru membimbing siswa untuk memeriksa ulang jawaban hasil pemecahan

masalah. Secara lebih rinci disajikan dalam tabel 2.2 berikut ini.

Page 56: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

36

Tabel 2.2 Sintaks model Problem Solving

Tahap Sintaks

Pembelajaran

Model Problem Solving

Perilaku Guru Perilaku Siswa

Tahap

1

Memahami

masalah

Guru memberikan

permasalahan kepada siswa

kemudian membantu siswa

menetapkan apa yang diketahui

dalam permasalahan dan apa

yang ditanyakan.

Siswa mengkaji

permasalahan yang diberikan

oleh guru. siswa dapat lebih

mudah mengidentifikasi

unsur yang diketahui dan

yang ditanyakan soal.

Tahap

2

Membuat

rencana untuk

menyelesaikan

masalah

Guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok untuk

berdiskusi. Siswa diarahkan

untuk dapat mengidentifikasi

strategi-strategi pemecahan

masalah yang sesuai untuk

menyelesaikan masalah

Siswa membentuk kelompok

untuk berdiskusi. Siswa

mengidentifikasi strategi-

strategi pemecahan masalah

yang akan digunakan dalam

memecahkan masalah yang

diberikan oleh guru

Tahap

3

Melaksanakan

penyelesaian

masalah

Guru membimbing siswa untuk

memahami permasalahan dan

menentukan strategi yang akan

digunakan dalam pemecahan

masalah.

Siswa melakukan

penyelesaian menggunakan

strategi sesuai yang telah

direncanakan.

Tahap

4

Memeriksa

ulang jawaban

yang

diperoleh

Guru membimbing siswa untuk

memeriksa ulang jawaban hasil

pemecahan masalah dengan

mencocokkan hasil yang

diperoleh dengan hal yang

ditanyakan,menginterpretasikan

jawaban yang diperoleh,

mengidentifikasi cara lain

pemecahan masalah.

Siswa memeriksa jawaban

yang telah diperoleh sesuai

dengan bimbingan guru

kemudian mempresentasikan

hasil diskusinya di depan

kelas.

Page 57: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

37

2.1.4.4.1.2.5 Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran Problem Solving memiliki kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan model Problem Solving menurut Kelebihan dari model

Problem Solving yaitu: 1) melatih siswa memecahkan permasalahan secara

terampil; 2) berpikir dan bertindak kreatif; 3) melatih siswa untuk mendesain

suatu penemuan; 4) merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.

Kekurangan model Problem Solving (Shoimin (2014:133) adalah model

pembelajaran yang memerlukan cukup banyak waktu dan melibatkan banyak

orang.

2.1.4.5 Teori yang mendukung model PBL dan Problem Solving.

Penerapan model pembelajaran dilandasi oleh suatu teori belajar. Teori

belajar yang mendasari model PBL dan Problem solving adalah sebagai berikut.

2.1.4.5.1 Teori pembelajaran Konstruktivisme

Belajar menurut pandangan konstruktivis merupakan hasil pengetahuan

yang dibentuk oleh individu melalui sebuah pengalaman. Slavin (dalam Trianto

2007:13) menyatakan bahwa dalam teori ini guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam benaknya. Suprijono (2012:39) menyatakan bahwa me

menitik beratkan pada belajar sebagai proses operatif, bukan figuratif. Belajar

operatif adalah belajar memperoleh dan menentukan struktur pemikiran yang

lebih umum yang dapat digunakan bermacam-macam situasi. Slavin (1994:225)

menyatakan bahwa pendekatan konstruktivis menekankan proses pembelajaran

Page 58: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

38

dimana siswa memulai belajar dengan diberikan suatu masalah yang kompleks

untuk dipecahkan dan kemudian mereka akan menemukan (dengan bimbingan

guru) keterampilan dasar yang diperlukan jadi guru disini hanya sebagai

fasilitator.

Menurut Suparno (dalam Trianto 2014:20) prinsip-prinsip dalam teori

konstruktivis yaitu:

1) Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif;

2) Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa;

3) Mengajar adalah membantu siswa belajar;

4) Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir;

5) Kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan

6) Guru sebagai fasilitator.

Simpulan bahwa teori konstruktivisme sesuai dengan Model PBL dan

Problem Solving yang menekankan siswa untuk terlibat aktif mengkonstruksi

pengetahuan dengan cara mereka sendiri karena siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran dan guru berperan sebagai

fasilitator agar proses pengkontruksian yang dilakukan siswa dapat berjalan

lancar.

2.1.4.5.2 Teori Belajar Vygotsky

Teori Vygotsky menekankan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran

Slavin (1994: 50-51) menyatakan bahwa satu ide kunci yang menarik dari teori

Vygotsky tentang aspek sosial belajar adalah mengenai zona perkembangan

proksimal (zone of proximaldevelopmental). (Zone of proximaldevelopmental)

Page 59: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

39

adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian, tetapi

dapat dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau anak yang lebih mampu.

Untuk memahami batasan ZPD anak, yaitu dengan cara memahami tingkat

tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat dikerjakan anak dengan bantuan

instruktur yang mampu. Diharapkan pasca bantuan ini anak tatkala melakukan

tugas sudah mampu melakukannya tanpa bantuan orang lain.

Teori belajar Vygotsky mendukung penelitian ini karena model

pembelajaran Problem Based Learning menekankan siswa untuk belajar dalam

kelompok-kelompok-kelompok. Model Problem Solving permasalahan juga dapat

diselesaikan secara kelompok. Melalui belajar dengan berkelompok siswa dapat

berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan dengan saling bertukar ide.

Siswa yang lebih pandai dapat memberikan masukan bagi teman satu

kelompoknya, membantu teman yang belum paham sehingga siswa yang

pengetahuannya tentang pelajaran masih kurang dapat termotivasi dalam belajar.

2.1.4.5.3 Teori Belajar Van Hiele

Penerapan teori belajar Van Hiele dalam pembelajaran geometri meliputi

5 Fase (Aisyah 2007:4.10) yaitu.

a. Fase 1 Informasi

Tujuan dari kegiatan ini adalah: (1) guru mempelajari pengalaman awal yang

dimiliki siswa tentang topik yang dibahas; (2) guru mempelajari petunjuk

yang muncul dalam rangka menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan

diambil.

Page 60: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

40

b. Fase 2 Orientasi

Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang dengan cermat

telah disiapkan guru.

c. Fase 3 Penjelasan

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan pandangan yang

muncul mengenai struktur yang diobservasi.

d. Fase 4 Orientasi Bebas

Siswa menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks berupa tugas yang

memerlukan banyak langkah, tugas yang dilengkapi dengan banyak cara, dan

tugas yang open-ended.

e. Fase 5 Integrasi

Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru dapat

membantu siswa dalam membuat sintesis.

Dalam pembelajaran matematika harus ada keterkaitan antara konsep yang

akan diajarkan dengan konsep yang sudah dimiliki oleh siswa. Siswa juga diberi

kesempatan untuk mengkontruksi sendiri pengetahuannya sehingga belajar yang

mereka peroleh merupakan belajar yang bermakna bukan sekedar belajar hafalan.

Pelaksanaan pembelajaran matematika harus mampu membuat siswa

berpartisipasi aktif, melakukan belajar penemuan sederhana dan belajar

berdasarkan pengalaman mereka sendiri yang diperoleh bersama kelompok teman

sebayanya melalui kegiatan diskusi di bawah bimbingan guru.

Page 61: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

41

Hakikat Hasil Belajar

2.1.5.1 Pengertian Hasil Belajar

Setiap proses pembelajaran mempunyai tujuan akhir yaitu mendapatkan

hasil belajar. Menurut Rifa’i dan Anni (2012:69) hasil belajar merupakan

perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas

belajar, perubahan perilaku tergantung pada apa yang telah dipelajari. Sedangkan

menurut Gagne (dalam Suprijono 2012:5) hasil belajar berupa informasi verbal

yaitu cara mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk lisan ataupun tulisan,

keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan suatu konsep,

strategi kognitif yaitu cara menggunakan suatu konsep untuk memecahkan

masalah, keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan gerak jasmani, dan

sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek yang ditunjukkan dengan

perilaku.

Simpulan dari pengertian hasil belajar adalah perubahan perilaku yang

dialami seseorang setelah mengalami aktifitas belajar dapat berupa informasi

verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik dan keterampilan sikap.

2.1.5.2 Bentuk Hasil belajar

Hasil belajar berupa perubahan perilaku yang meliputi tiga ranah yaitu

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan

dengan pengetahuan siswa, ranah anfektif berkaitan dengan sikap atau perilaku

yang ditunjukkan siswa sedangkan psikomotor ditunjukkan dengan berbagai

keterampilan yang dimiliki siswa.

Page 62: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

42

Hasil belajar pada penelitian ini hanya dibatasi pada aspek kognitif,

berdasarkan taksonomi Bloom (dalam Kosasih 2014: 17-27) terdiri dari enam

tingkatan aspek kognitif yaitu:

a) Mengingat (remembering), ditandai oleh kemampuan peserta didik untuk

mengenali kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip, atau teori yang

pernah diketahuinya dalam proses pembelajaran, tanpa

memanipulasikannya dalam bentuk atau simbol lain.

b) Memahami (understanding), ditandai oleh kemampuan peserta didik untuk

mengerti akan suatu keonsep, rumus, atau fakta-fakta untuk kemudahan

menafsirkan dan menyatakannnya kembali dengan kata-kata sendiri.

c) Menerapkan (applying), merupakan kemampuan melakukan atau

mengembangkan sesuatu sebagai wujud dari pemahaman konsep tertentu.

d) Menganalisis (analyzing), merupakan kemampuan memisahkan suatu fakta

atau konsep ke dalam beberapa komponen dan menghubungkan satu sama

lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh.

e) Mengevaluasi (evaluating), adalah kemampuan di dalam menunjukkan

kelebihan dan kelemahan sesuatu berdasarkan kriteria atau patokan tertentu.

f) Mencipta (creating), merupakan kompetensi kognitif paling tinggi.

Mencipta adalah kemampuan ideal yang seharusnya dimiliki oleh peserta

didik setelah mempelajari kompetensi tertentu.

Simpulan dari pengertian tersebut, bentuk hasil belajar adalah perubahan

perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar,

perubahan perilaku tergantung pada apa yang telah dipelajari berkaitan dengan

Page 63: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

43

afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan). Ranah

kognitif mencakup 6 aspek yaitu mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Hakikat Penilaian Hasil Belajar

2.1.6.1 Pengertian Penilaian Hasil Belajar

Untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar kognitif siswa maka dilakukan

penilaian terhadap hasil belajar. Menurut Arikunto (2013:67) penilaian terhadap

siswa dengan cara memberikan tes hasil belajar pada akhir pembelajaran. Hasil

belajar siswa akan dinilai oleh guru. Penilaian hasil belajar merupakan proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil

belajar siswa. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan penilaian hasil

pembelajaran sebagai upaya tercapainya tujuan pembelajaran serta proses

pembelajaran yang efektif dan efisien.

Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 19 tentang standar Nasional

Pendidikan pasal 64 ayat (1) bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik

dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses kemajuan dan

perbaikan hasil belajar.

Penilaian hasil belajar adalah proses pengumpulan dan pengolahan hasil

belajar yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi pencapaian

hasil belajar serta memantau proses kemajuan siswa sebagai upaya mewujudkan

proses pembelajaran yang efektif.

Page 64: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

44

2.1.6.2 Prinsip Penilaian Hasil Belajar

Proses belajar hasil belajar dinilai berdasarkan prinsip-prinsip penilaian

sebagai pedoman guru dalam menilai. Menurut Hamdani (2011:303) menjelaskan

terdapat prinsip-prinsip penilaian hasil belajar yang harus diperhatikan oleh guru.

Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

a. Valid yaitu penilaian hasil belajar harus dinilai dengan alat ukur yang

sesuai untuk mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam

standar isi yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar dan standar

kelulusan.

b. Objektif yaitu penilaian yang tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai,

perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender,

dan hubungan emosional.

c. Transparan yaitu penilaian hasil belajar sebaiknya bersifat terbuka,

diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan sehingga peserta didik

mendapatkan pemantauan yang baik untuk meningkatkan hasil belajarnya.

d. Adil yaitu penilaian hasil belajar hendaknya tidak membedakan latar

belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan

gender.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan yaitu penilaian hasil belajar

mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik

penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan siswa.

Page 65: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

45

f. Bermakna yairu penilaian hasil belajar harus mudah dipahami,

mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak,

terutama guru, siswa, orang tua, serta masyarakat.

g. Sistematis yaitu penilaian hasil belajar dilakukan secara berencana dan

bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h. Akuntabel yaitu penilaian hasil belajar harus dapat

dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasil.

i. Beracuan kriteria yaitu penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran

pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

Simpulan dari prinsip penilaian hasil belajar merupakan pedoman yang

digunakan oleh guru untuk menilai hasil belajar siswa. Prinsip tersebut antara lain

valid, objektif, transparan, adil, menyeluruh, bermakna, sistematis, akuntabel dan

mengacu pada kriteria yang telah ditetapkan.

2.1.6.3 Jenis Tes Penilaian Hasil Belajar

Alat yang digunakan dalam penilaian hasil belajar adalah tes. Tes adalah

seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus

dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan

penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan

tujuan pengajaran tertentu. Menurut Purwanto (2009:35) tes dikategorikan

menjadi dua yaitu :

a) Tes objektif merupakan tes yang pemeriksaannya dapat dilakukan secara

objektif. Soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes essay.

Page 66: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

46

b) Tes Subjektif, pada umumnya berbentuk essay. Tes bentuk ini merupakan

sejenis tes yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian

kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti;

jelaskan, mengapa, bagaimana, simpulkan, dll. Tes essay menuntut siswa

untuk memiliki kemampuan mengorganisir, menginterpretasi, dan

menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki.

Simpulan jenis tes penilaian hasil belajar dibagi menjadi dua yaitu tes objektif

dan tes subjektif. Jenis tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

tes subjektif (uraian).

2.1.6.3.1 Kelebihan Tes Uraian

Soal uraian atau soal dengan bentuk subjektif memiliki beberapa kelebihan

menurut Arikunto (2013:178) kelebihan tersebut diantaranya:

1) Mudah disiapkan dan disusun.

2) Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-

untungan

3) Mendorong siswa untuk berani mengungkapkan pendapatnya.

4) Memberi kesempatan siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya

bahasanya sendiri.

5) Dapat diketahui sejauh mana siswa dapat mendalami suatu masalah yang

diteskan.

Pendapat lain tentang kelebihan tes uraian disampaikan oleh Purwanto

(2009:38) diantaranya:

a) Memerlukan waktu yang singkat.

Page 67: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

47

b) Memiliki kebebasan dalam menjawab melatih mengeluarkan pikiran.

c) Lebih ekonomis.

Kelebihan tes uraian diantaranya, guru lebih mudah menyusun tes,

memberi kesempatan siswa mengeluarkan pendapat, mengetahui kemampuan

siswa dalam memecahkan masalah dan lebih ekonomis.

2.1.6.3.2 Kekurangan Tes Uraian

Menurut Arikunto (2013:179) Selain memiliki kelebihan tes berbentuk

soal uraian memiliki beberapa kekurangan, diantaranya:

1) Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena sukar diketahui dari segi

mana pengetahuan siswa benar-benar telah dikuasai.

2) Kurang representative karena butir soalnya terbatas.

3) Cara memeriksa banyak dipengaruhi unsur subjektif.

4) Pemeriksaan lebih sulit.

5) Memerlukan waktu yang lama untuk mengoreksi

Kekurangan tes bentuk soal uraian menurut Purwanto (2009:38)

diantaranya:

a) Kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang scopenya luas.

b) Kemungkinan jawaban heterogen yang sifatnya menyulitkan.

c) Baik buruknya tulisan yang tidak sama mudah menimbulkan penskoran

yang kurang objektif.

Kekurangan tes berbentuk uraian adalah soal berbentuk uraian memiliki

validitas dan reliabilitas yang rendah, butir soal pada soal uraian jumlahnya

terbatas, kemungkinan jawaban yang heterogen jadi penilaian akan lebih sulit

Page 68: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

48

selain itu tulisan siswa yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan dalam

pemberian skor.

Hakikat Pembelajaran Matematika

2.1.7.1 Pengertian Matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam memajukan daya berpikir

seseorang. Matematika berperan penting dalam kehidupan manusia karena

berkaitan dengan permasalahan sehari-hari. Hal tersebut sejalan dengan pendapat

Susanto (2013:185) yang menyebutkan bahwa matematika merupakan salah satu

disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi,

memberikan kontribusi dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan dalam

dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,

sedangkan menurut Hudojo (dalam Aisyah 2007:1) matematika berkenaan

dengan ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur

secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak.

Simpulan matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan ide,

hubungan yang diatur secara logis sehingga berkaitan dengan konsep abstrak.

Matematika mendasari perkembangan teknologi dan memiliki peran penting

dalam memecahkan permasalahan kehidupan manusia sehari-hari, karena dapat

meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi.

2.1.7.2 Pembelajaran Matematika Di SD

Berdasarkan struktur kurikulum SD/MI mata pelajaran matematika

termasuk dalam 8 mata pelajaran wajib yang harus diberikan pada siswa sebagai

Page 69: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

49

bekal agar memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif, serta kemampuan bekerjasama yang diwujudkan melalui pembelajaran.

Hakikatnya pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang dirancang

oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan belajar yang

memungkinkan siswa melaksanakan kegiatan belajar matematika.(dalam Aisyah

dkk 2007:14). Pembelajaran matematika, guru dan siswa bersama-sama

mewujudkan suatu tujuan pembelajaran

Pembelajaran matematika adalah Suatu proses yang dirancang oleh guru

yang bertujuan untuk menciptakan suasana lingkungan belajar yang digunakan

siswa untuk kegiatan belajar matematika agar siswa memiliki kemampuan logis,

analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.

2.1.7.3 Tujuan Pembelajaran matematika di SD

Pembelajaran matematika di SD memiliki tujuan. Susanto (2013:189)

menyebutkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan untuk

mempersiapkan siswa menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam

kehidupan sehari. Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar

adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Sedangkan

menurut Depdiknas (2006:148) menyebutkan bahwa tujuan mata pelajaran

matematika di SD/MI agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar kosep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat, dalam pemecahan masalah.

Page 70: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

50

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan masalah, merancang

model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang

diperoleh.

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki

rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam memperlajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Simpulan tujuan pembelajaran matematika di SD adalah siswa dapat

memahami konsep matematika, menggunakannya dalam penalaran, memecahkan

permasalahan, mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, dll. Hal

tersebut digunakan untuk mempersiapkan siswa untuk menggunakan matematika

dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.7.4 Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di SD

Ruang lingkup mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI

meliputi aspek-aspek bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data.

Tersusun dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran

matematika di SD. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun

sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir

logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Selain

Page 71: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

51

itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan

matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan

dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.

2.1.7.5 Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika di SD

. Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi 3

kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar (penanaman konsep),

pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Heruman (2013:2-3)

memaparkan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika

adalah sebagai berikut. Langkah pembelajaran matematika SD dibagi menjadi 3

kelompok besar, yaitu

1) Penanaman konsep dasar yaitu pembelajaran yang menggunakan media

atau alat peraga untuk mnghubungkan kemampuan kognitif siswa yang

konkret dengan konsep matematika baru yang abstrak.

2) Pemahaman konsep yang terdiri dari dua pengertian yaitu, kelanjutan dari

pembelajaran konsep dalam satu penemuan dan dilakukan pada pertemuan

yang berbeda tetapi masih lanjutan dari pemahaman konsep.

3) Pembinaan keterampilan, tujuannya agar siswa terampil dalam

meggunakan berbagai konsep matematika.

Langkah pembelajaran matematika di SD siswa belajar tentang

penanaman konsep yang dihubungkan langsung dengan pengalaman belajar siswa

atau melalui alat peraga akan memudahkan siswa dalam memahami konsep yang

baru. Kemudian penanaman konsep dilanjutkan dengan penemuan pada

Page 72: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

52

pertemuan selanjutnya. Hal tersebut dapat menjadikan siswa trampil dalam

menggunakan konsep matematika

2.1.7.6 Pembelajaran Matematika di SD Gugus Diponegoro Kecamatan

Gemolong

Materi pelajaran pada penelitian ini adalah pada siswa kelas V Semester 2

yang tercantum dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2006 dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3 Kurikulum matematika SD Kelas V Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Geometri dan pengukuran

5. Memahami sifat-sifat

bangun dan hubungan antar

bangun

5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

5.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

5.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun

ruang sederhana.

5.4 Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan

simetri

5.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan bangun datar dan bangun ruang

sederhana

Materi yang akan diajarkan pada penelitian ini adalah dengan Standar

Kompetensi 5.Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

Kompetensi Dasar 5.4 Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri

2.1.7.6.1 Materi Kesebangunan, Simetri Lipat Dan Simetri Putar

Berdasarkan kurikulum matematika Sekolah Dasar kelas V Semester 2

materi yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah memahami sifat-sifat

Page 73: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

53

bangun dan hubungan antar bangun dengan kompetensi dasar menyelidiki sifat-

sifat kesebangunan dan simetri.

2.1.7.6.1.1 Kesebangunan

Dua bangun geometri disebut sebangun jika dan hanya jika dua bangun itu

mempunyai bentuk yang sama, sedangkan ukuran tidak perlu sama (Hudojo, dkk

1992 : 219). Bangun datar yang pasti sebangun antara lain : segitiga beraturan,

segiempat beraturan dan segibanyak beraturan (segi-n beraturan)

Contoh :

Gambar 2.1 Dua bangun datar yang pasti sebangun

Bangun datar persegi panjang di bawah ini merupakan bangun datar yang

sebangun.

Gambar 2.2 Dua bangun berbentuk persegi panjang dengan ukuran yang

berbeda.

Untuk dapat menentukan apakah benda tersebut sebangun maka yang dapat

dilakukan adalah dengan melihat panjang sisinya dari masing-masing bangun.

A B

C D

P Q

R S

Page 74: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

54

Selain itu gambar pasangan bangun persegi panjang yang sebangun di bawah ini

juga sudut yang seletak besar sudutnya sama besar.

Dua bangun tersebut dikatakan sebangun jika bagian yang bersesuaian

memiliki syarat sebagai berikut:

1) Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sebanding

1. Sisi AB bersesuaian dengan sisi PQ

2. Sisi BC bersesuaian dengan sisi RQ

3. Sisi CD bersesuaian dengan sisi SR

4. Sisi DA bersesuaian dengan sisi SP

2) Sudut-sudut yang seletak/ bersesuaian sama besar

a. A sama besar dengan P

b. B sama besar dengan Q

c. D sama besar dengan S

d. C sama besar dengan R

Gambar 2.3 Pembuktian besar sudut P Gambar 2.4 Pembuktikan besar

sama dengan sudut A Q sama dengan sudut B

Ternyata sudut P tepat

berhimpit dengan sudut

A

Ternyata sudut Q tepat

berhimpit dengan sudut

B

A B

C D

P Q

R S

P B

C D

A Q

R S

Page 75: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

55

Gambar 2.5 Pembuktian besar sudut S Gambar 2.6 Pembuktian besar sudut

sama dengan sudut D R sama dengan sudut C

Untuk dapat menentukan pasangan bangun datar yang sebangun caranya

diselidiki perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dan besar sudut-sudut yang

bersesuaian pada bangun-bangun datar tersebut. Jika perbandingan sisi-sisi yang

bersesuaian sama dan besar sudut-sudut yang bersesuaian sama maka bangun

bangun tersebut dikatakan sebangun. Pasangan bangun sejenis yang perbandingan

sisi-sisi bersesuaiannya sama dan sudut-sudut bersesuaiannya sama besar

dinamakan sebangun. Bangun datar - bangun datar yang tidak sejenis pasti tidak

sebangun.

2.1.7.6.1.2 Simetri Lipat

Konsep simetri dapat digunakan untuk mengkaji bangun datar. Terdapat

dua jenis simetri yaitu, simetri lipat dan simetri putar. Suatu bangun dapat

dikatakan memiliki simetri lipat apabila ada suatu garis pada gambar yang

menyebabkan gambar tersebut “saling menutup” sehingga separuh gambar

“menutup” separuh gambar lainnya secara sempurna.(Sa’dijah 1998:31).

A B

C D

P Q

R S

A B

C D

P Q

R S

Ternyata sudut S tepat

berhimpit dengan sudut D

Ternyata sudut R tepat

berhimpit dengan sudut C

Page 76: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

56

Cara mengajarkan konsep simetri lipat dengan melibatkan siswa pada

sekolah dasar dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Sediakan kertas berbentuk persegi panjang, berilah nama sudutnya ABCD

Gambar 2.7 Kertas berbentuk persegi panjang ABCD

2) Lipat kertas berbentuk persegi panjang sampai berimpit dengan arah

lipatan ke bawah.

Gambar 2.8 Cara melipat pertama persegi panjang

3) Lipat kertas hingga berimpit antara sisi bawah dan sisi atas. Maka hasil

lipatan :

Gambar 2.9 Hasil lipatan pertama persegi panjang

4) Buka lipatan kertas maka akan terlihat garis lipatan di tengah. Jika

digambarkan seperti ini :

A/D B/C

A/D B/C

C

D C D

A B

C

A B

C D

Page 77: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

57

Gambar 2.10 Garis tengah pada lipatan pertama.

5) Melipat kertas ke arah kanan menjadi dua bagian hingga sisi AD berimpit

pada sisi BC

Gambar 2.11 Cara melipat kedua persegi panjang

6) Hasil lipatan ke dua bangun persegi panjang

Gambar 2.12 Hasil lipatan kedua persegi panjang

7) Membuka kembali hasil lipatan terlihat garis lipatan di tengah.

Gambar 2.13 Garis hasil lipatan kedua pada persegi panjang

D

A B

C

A/B

D/C

sisi AD berimpit pada sisi BC

D

D

A B

C

B

C

A

D

A B

C

Page 78: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

58

8) Garis hasil lipatan pertama dan kedua dinamakan sumbu simetri yang

digambarkan dengan garis putus-putus. ini merupakan sumbu simetri dari

persegi panjang. Berdasarkan lipatan tersebut maka banyaknya simetri

persegi panjang adalah 2.

Gambar 2.14 Simetri lipat persegi panjang

Sedangkan untuk membuktikan simetri lipat pada segitiga sama kaki

adalah dengan cara berikut.

(1) Meminta siswa untuk menyediakan selembar kertas, gunting,pensil dan

penggaris.

(2) Minta siswa untuk membuat bangun segitiga sama kaki.

Gambar 2.15 Gambar segitiga sama kaki

(3) Lipat kertas yang berbentuk segitiga tersebut hingga titik A tetap,

sedangkan titik B menutup titik C.

A

C B

Sumbu simetri 2

Sumbu simetri 1

D

A B

C

Page 79: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

59

Gambar 2.16 Cara melipat pertama segitiga sama kaki

(4) Perhatikan bahwa sesudah dilipat, sisi AB berimpit dengan sisi AC.

Karena, ∠𝐴𝐵𝐶 berhimpit dengan ∠𝐴𝐶𝐵 .

Gambar 2.17 Hasil lipatan pertama segitiga sama kaki

(5) Membuka hasil lipatan dan terlihat garis lipatan ini dinamakan sumbu

simetri. Jadi garis lipatan digambarkan dengan garis putus-putus. Ini merupakan

sumbu simetri dari bangun segitiga sama kaki.

B C

A

B C

A

C

B

A

Page 80: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

60

Gambar 2.18 Simetri lipat segitiga sama kaki

Berdasarkan lipatan tersebut maka kita dapat mengetahui banyaknya

simetri lipat dari bangun segitiga sama kaki adalah 1.

2.1.7.6.2 Simetri Putar

Simetri dapat diartikan pula dengan sejajar atau saling menutup. Pada

simetri putar proses saling sejajar (saling menutup) dilakukan dengan cara

memutar. Menurut (Sa’dijah 1998:35) suatu gambar mempunyai simetri putar

jika ada suatu titik pusat putar yang mana gambar dapat diputar kurang dari satu

putaran penuh sehingga bayangannya tepat pada gambar semula. Sebuah segitiga

sama sisi mempunyai simetri putar.

1) Jika suatu bangun datar diputar menurut pusatnya dan dapat menempati

bingkai itu kembali maka bangun tersebut memiliki simetri putar.

2) Jumlah simetri putar sebuah bangun datar dapat ditunjukan oleh

banyaknya bangun datar tesebut dalam menempati bingkainya dalam satu

kali putaran.

A

C B

1

Page 81: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

61

Perhatikan gambar bangun datar segitiga sama sisi A’B’C dan hitunglah

berapa putaran yang saling menutup hingga kembali lagi pada posisi semula

Gambar 2.19 Gambar bangun segitiga sama sisi

Gambar 2.20 Hasil percobaan simetri putar pada segitiga sama sisi

Keterangan gambar tersebut sebagai berikut:

a) Segitiga ABC (I) adalah sebuah segitiga samasisi dengan sudut-sudut A,

B, dan C. Titik P adalah titik pusat segitiga samasisi ABC.

b) Jika segitiga ABC (I) diputar dengan titik pusat P sejauh 120° searah

jarum jam, maka posisinya menjadi seperti pada gambar II. Posisinya

menjadi: A menempati B, B menempati C, dan C menempati A.

B

A C

P

I

Page 82: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

62

c) Jika posisi gambar II diputar lagi sejauh 120°, maka posisinya menjadi

seperti pada gambar III, dan posisi sekarang (dari keadaan I) menjadi: A

menempati C, B menempati A, dan C menempati B.

d) Jika posisi III diteruskan dengan putaran 120° lagi, maka posisinya seperti

pada gambar IV tampak A kembali ke A, B kembali ke B, dan C kembali

ke C seperti keadaan awal pada gambar I. Gerak putar yang diperlihatkan

tersebut disebut simetri putar.

Bangun yang tidak dapat diputar kurang dari satu putaran penuh untuk

posisi seperti semula dikatakan tidak mempunyai simetri putar;. Contohnya

trapezium sama kaki.

D C’

B’ A’

C B’

A’ D’ ketika diputar 900

(1/4 putaran)

bangun trapesium

tidak menempati

bingkanya

ketika diputar

1800 (1/2

putaran) bangun

trapesium tidak

menempati

bingkanya

ketika diputar

2700 (3/4 putaran)

bangun trapesium

tidak menempati

bingkanya

ketika diputar 3600 (1 putaran

penuh ) bangun trapesium

menempati bingkanya

Gambar 2.21 Percobaan Simetri Putar BangunTrapesium sama kaki

C B’

A’ D’

A B’

D’ C’

D C’

B’ A’

B D

C A

Page 83: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

63

Jika trapesium di atas diputar, hanya akan kembali menempati bingkainya

bila diputar 360° (satu putaran penuh), jadi trapesium hanya memiliki simetri

putar tingkat 1. Maka dikatakan trapesium tidak memiliki simetri putar.

Aktivitas guru

Aktivitas guru dalam mengajar yaitu kegiatan yang dilakukan guru saat

proses pembelajaran berlangsung, guru harus dapat mengambil keputusan yang

tepat atas dasar penilaian yang tepat, yaitu apakah kegiatan belajar mengajar

dicukupkan, apakah metodenya perlu diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu

diulang atau dirubah karena belum mencapai tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai. (Hamdani 2011:57). Aktivitas guru yang dimaksud adalah perilaku guru

dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL dan model

Problem Solving. Berikut ini adalah aktivitas guru dengan menggunakan model

PBL

Tabel 2.4 Aktivitas Guru dengan model PBL

Tahapan model PBL Aktivitas Guru

Memberikan orientasi

tentang permasalahannya

kepada siswa.

Guru membahas tujuan pelajaran,

mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik

penting dan memotivasi siswa untuk terlibat

dalam kegiatan mengatasi masalah. (Arends

2008:57)

Mengorganisasikan siswa

untuk meneliti

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang

terkait dengan permasalahannya. (Arends

Page 84: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

64

2008:57)

Membantu investigasi

mandiri dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk mendapatkan

informasi yang tepat, melaksanakna eksperimen

dan mencari penjelasan dan solusi (Arends

2008:57)

Mengembangkan dan

mempresentasikan artefak

dan exhibit.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan artefak-artefak yang tepat, seperti

laporan, rekaman video, dan model-model dan

membantu mereka untuk menyampaikannya

kepada orang lain. (Arends 2008:57)

Membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan

dan membantu mereka untuk berbagai tugas

dengan temannya. (Ibrahim dan Nur (2000:12)

dan Ismail (2002:1) (dalam Rusman 2012:243)

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

mengatasi masalah.

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi

terhadap investigasinya dan proses proses yang

mereka gunakan. (Arends 2008:57)

Page 85: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

65

Berikut ini adalah aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran

Problem Solving menurut George Polya (dalam Aisyah dkk, 2007:5.20).

Tabel 2.5 Aktivitas guru model Problem Solving

Tahap Problem Solving

menurut Polya (dalam

Aisyah dkk, 2007:5.20)

Aktivitas Guru

Memahami masalah

Guru memberikan permasalahan kepada siswa

kemudian membantu siswa menetapkan apa

yang diketahui dalam permasalahan dan apa

yang ditanyakan.

Membuat rencana untuk

menyelesaikan masalah

Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok untuk berdiskusi. Siswa diarahkan

untuk dapat mengidentifikasi strategi-strategi

pemecahan masalah yang sesuai untuk

menyelesaikan masalah

Melaksanakan penyelesaian

masalah

Guru membimbing siswa untuk memahami

permasalahan dan menentukan strategi yang

akan digunakan dalam pemecahan masalah.

Page 86: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

66

Memeriksa ulang jawaban

yang diperoleh

Guru membimbing siswa untuk memeriksa

ulang jawaban hasil pemecahan masalah

dengan mencocokkan hasil yang diperoleh

dengan hal yang ditanyakan,

menginterpretasikan jawaban yang diperoleh,

mengidentifikasi adakah cara lain untuk

mendapatkan penyelesaian masalah,

mengidentifikasi adakah jawaban atau hasil

lain yang memenuhi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru

merupakan kegiatan yang dilakukan guru pada saat proses pembelajaran

berlangsung meliputi memperhatikan tugas, membantu siswa mencapai tujuan

pembelajaran, menyediakan sumber-sumber pengajaran, membantu siswa agar

belajar sesuai dengan keadaan individualnya, mengadakan evaluasi dan

mengarahkan siswa dalam penggunaan pengetahuan, keterampilan dan hasil

belajar yang baru diperoleh.

Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas siswa merupakan kegiatan yang terjadi selama proses belajar

mengajar di sekolah untuk menghasilkan perubahan nilai,sikap dan keterampilan

yang mengarah pada prestasi. Siswa belajar melalui aktivitas belajarnya sendiri

melalui interaksi dengan lingkungan belajar. Oleh karena itu siswa dituntut untuk

aktif agar pencapaian hasil belajar yang maksimal. Aktivitas siswa selama

Page 87: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

67

pembelajaran tidak hanya mendengarkan dan mencatat. Diedrich (dalam

Sardiman 2011:101) membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu:

1) Visual activities yaitu kegiatan-kegiatan visual diantaranya membaca,

melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran,

dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2) Oral activities yaitu kegiatan-kegiatan lisan yang termasuk didalamnya

mengemukakan suatu fakta atau prinsip yang menghubungkan suatu

kejadian, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi.

3) Listening activities yaitu kegiatan mendengarkan, yang termasuk di

dalamnya antara lain mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan

percakapan atau diskusi, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan

radio.

4) Writing activities yaitu kegiatan menulis, yang termasuk di dalamnya

antara lain menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-

bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5) Drawing activities yaitu kegiatan menggambar, yang termasuk di

dalamnya antara lain menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta,

dan pola.

6) Motor activities yaitu kegiatan metrik, yang termasuk di dalamnya antara

lain melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,

membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

7) Mental activities yaitu hal-hal sehubungan dengan mental siswa, yang

termasuk di dalamnya antara lain merenungkan, mengingat, memecahkan

Page 88: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

68

masalah, menganalisis, melihat, hubungan-hubungan dan membuat

keputusan.

8) Emotional activities yaitu hal-hal yang berkaitan dengan emosi siswa

seperti minat, rasa bosan, gembira, bersemangat, tenang.

Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan siswa yang dilakukan siswa

melalui interaksinya dengan lingkungan pada saat proses belajar berlangsung

untuk mencapai tujuan belajar di sekolah. Kegiatan siswa tidak hanya mencatat

dan mendengarkan tetapi dengan melibatkan kegiatan fisik dan psikis.

2.2 Kajian Empiris

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

oleh beberapa peneliti yang telah menggunakan model Problem Based Learning

dan Problem Solving. Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Novikasari (2016:153) dengan hasil

penelitian menunjukkan bahwa guru yang mengajar dengan menggunakan model

PBL lebih kompeten daripada guru yang menggunakan model konvensional.

Penelitian dilakukan oleh Mariani (2014:531). Hasil penelitian ini membuktikan

bahwa rata-rata skor siswa dari kemampuan spasial kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol. Simpulannya adalah kemampuan spasial siswa dengan

model pembelajaran PBL berbantuan matematika Pop up book lebih baik

daripada kemampuan spasial dengan pembelajaran ekspositori.

Penelitian lain dengan model PBL dilakukan oleh Diantari, dkk (2014).

Dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan

hasil belajar yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Problem Based

Page 89: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

69

Learning berbasis hypnoteaching dengan siswa yang dibelajarkan melalui model

konvensional. Dengan nilai rata-rata nilai kelas eksperimen yang menggunakan

model Problem Based Learning berbasis hypnoteaching lebih tinggi dari kelas

kontrol yaitu; 80,3 >.77,23. Hal tersebut menunjukkan bahwa model Problem

Based Learning berbasis Hypnoteaching berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

kelas V SD Gugus I Kuta Utara Tahun Pelajaran 2013/2014.

Penelitian oleh Rahayu (2014:83) hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)

penggunaan model pembelajaran PBL efektif dalam meningkatkan prestasi

belajar matematika siswa dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata hasil tes

awaldan tes akhir; 2) Penggunaan model PBL efektif dalam meningkatkan sikap

terhadap matematika siswa dilihat dari nilai rata-rata hasil tes awalyaitu 62,87 dan

hasil tes akhir mencapai 65,90. Dapat disimpulkan bahwa model PBL efektif

dalam peningkatan prestasi dan sikap terhadap matematika siswa kelas V di SDN

Caturtunggal 4 Depok Sleman.

Penelitian oleh Sulamiasih, dkk. (2015:1-7). Hasil penelitiannya yaitu 1)

terdapat perbedaan secara signifikan terhadap motivasi belajar dalam

pembelajaran matematika siswa kelas VI SD Gugus II Kecamatn Tejakula yang

mengukuti pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional; 2) terdapat perbedaan secara signifikan terhadap

prestasi belajar matematika dalam pembelajaran siswa kelas VI SD di SD Gugus

II Kecamatan Tejakula, antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis

masalah dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada mata

pelajaram matematik; 3) terdapat perbedaan yang signifikan terhadap motivasi

Page 90: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

70

belajar dan prestasi belajarmatematika siswa antara siswa yang mengikuti

pembelajaran berbasis masalah dengan pembelajaran konvensional pada mata

pelajaran matematika kelas VI SD Gugus II Kecamatan Tejakula. Dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap

motivasi belajar dan prestasi belajar matematika siswa kelas VI SD Gugus II

Kecamatan Tejakula.

Penelitian yang dilakukan oleh Ma’arif dan Wahyudi (2015:97-115). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal

cerita pada penerapan model PBL lebih baik daripada CIRC bagi siswa kelas 5

SD Negeri 1 sedayu kecamatan sepuran kabupaten wonosobo semester II tahun

pelajaran 2014/2015. Penelitian oleh Sriasih (2014) Hasil penelitian menunjukan

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang

diajarkan dengan model keterampilan pemecahan masalah dari siswa yang

dibelajarkan dengan model konvensional.

Penelitian oleh Dewi, dkk. (2014) Hasil dari penelitian ini menemukan

bahwa : 1) hasil belajar kelompok matematika siswa kelompok eksperimen

tergolong tinggi dengan rata-rata M 15,5; 2) hasil belajar kelompok kontrol

tergolong sedang dengan rata-rata M 10,44; 3) Terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Solving dan kelompok yang dibelajarkan dengan model

konvensional pada siswa kelas IV semester 1 di SD gugus V Kecamatan

Tegalleleng kabupaten Gianyar (thitung> ttabel, thitung = 6,667 dan ttabel=2,000)

Page 91: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

71

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan tentang berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai hal yang penting

yang akan diteliti (Sugiyono 2015:91). Matematika adalah mata pelajaran yang

diberikan kepada semua siswa dari Sekolah Dasar untuk membentuk pola pikir

matematis, logis dan kritis serta kemampuan kerjasama untuk memecahkan

permasalahan. Pelaksanaan pembelajaran matematika siswa kelas V SD Gugus

diponegoro masih mengalami permasalahan dalam segi pembelajaran yaitu, guru

sudah menerapkan model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah,

siswa diberikan masalah yang diambil dari buku teks, kemudian diminta untuk

mencari strategi yang tepat untuk memecahkan permasalahan tersebut secara

mandiri, dalam hal ini seharusnya guru tidak terlalu ikut campur ketika siswa

sedang mencoba menyelesaikan permasalahan.

Fakta dilapangan menunjukkan bahwa penerapannya belum optimal

karena permasalahan yang diambil hanya dari buku teks sehingga siswa masih

mengalami kesulitan menentukan strategi apa yang paling tepat untuk

menyelesaikan akibatnya guru masih terlibat aktif dalam penyelesaian

permasalahan tersebut. Selain itu, hasil belajar siswa yang mayoritas berada di

bawah KKM yang ditetapkan oleh sekolah.

Perlu adanya model yang memberikan permasalahan pada situasi nyata

sehingga siswa belajar dari pengalaman dan aktivitas belajarnya sendiri sehingga

peneliti menggunakan model PBL untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.

Page 92: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

72

Model PBL diharapkan menjadi model yang efektif untuk pembelajaran

matematika.

Penelitian mengujikan model PBL pada kelas eksperimen dan model

Problem Solving pada kelas kontrol. Setelah peneliti menentukan kedua kelas

maka keduanya diberi tes awal untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas

tersebut. Selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model PBL dan

model Problem Solving pada kelas kontrol. Setelah itu keduanya diberikan tes

akhir untuk mengetahui dan mengukur pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran. Peneliti membandingkan hasil dari tes awal dan tes akhir setelah

keduanya diberi perlakuan yang berbeda yang harapannya agar dapat diketahui

model manakah yang lebih efektif terhadap hasil belajar siswa.

Page 93: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

73

Alur kerangka berpikir pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Bagan 1.1 Alur Berpikir Penelitian

Kelas eksperimen menggunakan

model PBL

Kelas Kontrol menggunakan

model Problem solving

Tes Akhir

Hasil belajar kelas eksperimen

dibandingkan dengan KKM

Hasil belajar kelas kontrol

dibandingkan dengan KKM

Perbandingan Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Diasumsikan Pembelajaran PBL efektif dalam mata pelajaran matematika

Pembelajaran matematika di kelas V SD Gugus Diponegoro

Tes Awal

1) Dalam permasalahan yang disajikan oleh guru hanya diambil dari buku

teks, sehingga siswa masih merasa kesulitan untuk memahami masalah

dan menentukan strategi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan

tersebut,.

2) Hasil belajar siswa masih sangat rendah karena mayoritas nilai siswa

berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan oleh

sekolah.

Page 94: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

74

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2015:96) hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan.

Jawaban tersebut dikatakan sementara karena jawaban yang dikemukakan baru

berdasarkan pada teori yang relevan, namum belum didasarkan pada fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem

Based Learning dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal siswa pada

mata pelajaran matematika kelas V Gugus Diponegoro Kecamatan

Gemolong.

2. Model pembelajaran Problem Based Learning efektif terhadap hasil

belajar matematika pada siswa kelas V Gugus Diponegoro Kecamatan

Gemolong.

Page 95: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

148

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai keefektifan model pembelajaran

Problem based Learning terhadap hasil belajar matematika kelas V SD Gugus

Diponegoro Kecamatan Gemolong, peneliti dapat menarik kesimpulan, sebagai

berikut:

1. Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Diponegoro Kecamatan

Gemolong dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning dapat mencapai KKM dan tuntas secara klasikal.

2. Model Problem Based Learning efektif digunakan pada pembelajaran

matematika pada siswa kelas V SD Gugus Diponegoro Kecamatan

Gemolong.

3. Aktivitas guru pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dari tiap

pertemuan mengalami peningkatan, rata-rata persentase aktivitas guru

pada kelas eksperimen adalah 79 % dengan kriteria sangat baik dan kelas

kontrol adalah 72% dengan kriteria baik.

4. Aktivitas siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol juga mengalami

peningkatan dari tiap pertemuan yang telah dilakukan. Rata-rata

persentase aktivitas siswa kelas eksperimen adalah 71% dengan kriteria

baik dan kelas kontrol dengan persentase 68 % dengan kriteria baik.

Page 96: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

149

5.2 Saran

Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, peneliti memberikan saran,

bagi :

Guru

1) Sebaiknya guru membiasakan pembelajaran matematika menggunakan

masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari disekitar siswa.

2) Dalam pemilihan masalah hendaknya guru menyesuaikan dengan tingkat

kemampuan berpikir siswa dan waktu yang tersedia sehingga tujuan

pembelajaran yang sudah ditetapkan dapat tercapai.

Siswa

Siswa diharapkan aktif dalam pemecahan masalah, mendengarkan

penjelasan dari guru atau presentasi jawaban yang disampaikan oleh siswa lain

dalam diskusi kelompok.

Sekolah

Model Problem based learning diharapkan dapat dikembangkan lebih

lanjut melalui perbaikan baik dari guru, ataupun lembaga lain sehingga dapat

sebagai solusi untuk perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah

Peneliti lain

Peneliti selanjutnya dapat menerapkan pembelajaran dengan

menggunakan model Problem Based Learning dengan ditambah teori maupun

sumber pustaka untuk melengkapi kekurangan dari penelitian ini.

Page 97: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

150

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.

Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

Nasional.

Arends, Richard. 2008. Learning To Teach: Belajar Untuk Mengajar (7th edition).

Transleted by Soetjipto, H.P & M. Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Chabiba, Pratiwi Noer. 2015. “Pengaruh Model Problem Based Learning

Terhadap Hasil Belajar Materi Luas Bidang di Sekolah Dasar”. Jurnal

PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya. 3(2):879.

Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Dewi, Putu Inten Cahaya,dkk. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Problem

Solving Berbantuan Media Kongkrit Terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas IV SD”. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan

Ganesha. 2(1):7.

Diantari, Putu dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based

Learning Berbasis Hypnoteaching Terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas V SD”. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Ganesha. 2 (1): 9.

Dimyati dan Mujiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Eggen, Paul dan Don kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran.

Jakarta:PT Puri Permata media.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia.

Page 98: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

151

Heruman. 2013. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Hudojo dkk. 1992. Pendidikan Matematika 2. Penerbit:Dikti.

Kodariyati, Laila dan Budi Astuti. 2016. “Pengaruh Model PBL Terhadap

Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

Kelas V SD. Jurnal Prima Edukasia”. 4(1) : 93-106.

Komalasari, kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Bandung:Refika Aditama

Lestari, Karunia Eka dan Mokhamamad Ridwan Yudhanegara. 2017. Penelitian

Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.

Maarif, dkk. 2015. “Eksperimentasi Model Problem Based Learning Dan CIRC

Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V SD”.

Scholaria Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan. 5(2) : 97-115.

Mariani, Scolastika. 2014. “The Effectiveness of Learning by PBL assisted

Mathematics Pop Up Book Against The Spatial Ability In Grade VIII on

Geometry subject matter”. International Journal Of Education and

Research. 2 (8):531.

Nasir, Muhammad. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa Pada Pelajaran Matematika”. Jurnal Madrasah Ibtidaiyah

Muallimuna. 1(2):17.

Novikasari, Ifada. 2016. “The Improvement of Mathematics Content Knowledge

on Elementary School Teacher Candidates In Problem Based Learning

Model”. International Journal Of Education and Research. 4 (6):153.

Padmavathy, R.D dan Mareesh K. 2013. “Effectiveness of Problem Based

Learning in Mathematics”. International Multidisclipinary e-Journal. 2 (1):

45-51.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Menteri

Pendidikan Nasional. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 32 tahun 2013 tentang Standar

Nasional Pendidikan. Jakarta.

Page 99: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

152

Pratiwi, Ni Wyn Wida Gian dkk. 2013. “Model Pembelajaran Problem Based

Learning Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata

Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan”. Jurnal

Mimbar PGSD.1 (1):9.

Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahayu, Zana Utami. 2014. “Keefektifan Pembelajaran Matematika Dengan

Model Problem Based Learning Terhadap Prestasi Belajar dan Sikap Siswa

Di Kelas V SDN Caturtunggal 4 Depok Sleman”. Jurnal elementary school

1.1 (1):83.

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:

UNNES PRESS.

Ruchaedi, Diding. 2016. “Pengaruh Problem Based Learning Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah dan Sikap Matematis Siswa Sekolah

Dasar”. Jurnal Cakrawala Pendas. 2(2):20.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Rusmono. 2014. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu

Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali

Pers.

Sa’dijah, Cholis. 1998. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Dikti.

Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Penerbit Nusa Media.

______.1994 .Educational Psychology: theory and practice( 4th edition).United

State of America : Cataloging in Publication Data.

Page 100: KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING …lib.unnes.ac.id/31278/1/1401413144.pdf · 1 KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

153

Sriasih, Ni Wayan. 2014. “Pengaruh Keterampilan Pemecahan Masalah (Problem

Solving) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 1

Banyuning Kabupaten Buleleng”. Jurnal Mimbar Ganesha. 2(1):8.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sulamiasih, Ni kadek dkk. 2015. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah

Terhadap Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas

VI SD Gugus II Kecamatan Tejakula Tahun Pelajaran 2014/2015”. E-

Journal Program Pascasarjana Pendidikan Ganesha. 5:1.

Sumantri, Mohamad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di

Tingkat Pendidikan Dasar. Jakarta: Rajawali Press.

Supridjono, Agus. 2012 Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2013 Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi TIK. Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher.

________. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif dan

Kontekstual. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Uno, Hamzah B dan Nurdin mohhamad. 2013. Belajar Dengan Pendekatan

Paikem, Pembelajaran Aktif Inovatif , Lingkungan, Kreatif, Menarik.

Jakarta: Bumi Aksara.

Wena, I Made. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.