kedokteran komunitas
DESCRIPTION
IKKTRANSCRIPT
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ANGKA
KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI
PUSKESMAS BANJAR I KOTA BANJAR
Laporan Penelitian
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Stase Ilmu Kedokteran Komunitas I
Program Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
Disusun oleh:
M. Hafidz Ramadhan 2306.834.2011
Inge Dackrisna Daud 2306.835.2011
Patimah Tul Munawaroh 2306.836.2011
Aziz Anugerah N 2304.829.2011
Suci Sukmawati 2304.830.2011
Muhammad Royhan 2304.831.2010
Munawaroh Saadah 2353.952.2011
Wanti Oktarini 2353.953.2011
PROGRAM PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti Indonesia, karena angka mortalitas dan morbiditasnya yang
masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen
Kesehatan dari tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan insiden diare yang
meningkat. Diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi
adalah pada bayi dan balita. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap
tahun karena diare, sebagian besar kematian tersebut terjadi di negara
berkembang.
Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas
pada bayi dan balita di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyebutkan bahwa penyebab
kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang terbanyak adalah diare (31,4%) dan
pneumonia (23,8%).
Berdasarkan data yang didapat dari profil PKM Banjar 1 pada tahun
2014, Diare termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak pada pasien rawat
jalan di PKM Banjar 1. Prevalensi diare di Kecamatan Banjar terutama di
wilayah kerja PKM Banjar 1 sebanyak 529 kasus dan 486 diantaranya terjadi
pada bayi.
2
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada bayi
antara lain yakni bayi tidak diberi ASI eksklusif, kesalahan dalam pemberian
makanan tambahan pada saat usia bayi kurang dari 6 bulan, serta tingkat
kebersihan yang rendah.
Kesadaran ibu untuk memberikan ASI Eksklusif di wilayah kerja PKM
Banjar , Kota Banjar sebanyak 49,5% dari target 80%.
ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi, berbeda
dengan makanan padat ataupun susu formula. Pemberian ASI secara dini dan
eksklusif sekurang-kurangnya 4-6 bulan akan membantu mencegah berbagai
macam penyakit pada bayi. Hal ini disebabkan karena adanya antibodi penting
yang terkandung dalam ASI. Selain itu, ASI juga selalu aman dan bersih
sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke
dalam tubuh bayi.
B. Rumusan Masalah
Masih tingginya angka kejadian diare pada bayi usia bulan, apakah ada
hubungan antara tingginya angka kejadian diare tersebut dengan rendahnya
pemberian ASI eksklusif?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan
antara pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi
usia bulan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan.
25
2. Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik bayi meliputi usia dan jenis kelamin
yang mendapat ASI Eklsusif/ tidak mendapat ASI Eksklusif di PKM
Banjar 1
b. Untuk mengetahui jumlah bayi berusia bulan yang mendapat ASI
Eksklusif dan tidak mendapat ASI Eksklusif di PKM Banjar 1
c. Untuk mengetahui angka kejadian diare pada bayi di PKM Banjar 1
yang mendapat ASI Eksklusif
d. Untuk mengetahui angka kejadian tidak diare pada bayi berusia di
PKM Banjar 1 yang mendapat ASI Eksklusif
e. Untuk mengetahui angka kejadian diare pada bayi di PKM Banjar 1
yang tidak mendapat ASI Eksklusif.
f. Untuk mengetahui angka kejadian tidak diare pada bayi di PKM
Banjar 1 yang tidak mendapat ASI Eksklusif.
D. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
1. Ruang Lingkup
Penelitian ini meneliti tentang hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan
angka kejadian diare pada bayi serta untuk mengetahui angka kejadian
diare pada bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif dan tidak mendapatkan
ASI Eksklusif.
2. Batasan Penelitian
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasi dan
memahami, maka penulis merasa perlu untuk mencantumkan batasan
26
masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Pengambilan data dalam penyusunan penelitian ini dilakukan di PKM
Banjar 1.
b. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada
ibu yang memiliki bayi usia di PKM Banjar 1.
c. Penulis mengobservasi hasil kuisioner untuk menganalisis hasil
apakah terdapat adanya hubungan antara pemberian ASI Eksklusif
dengan angka kejadian diare.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini meliputi beberapa aspek, yakni :
1. Manfaat bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai hasil penelitian yang
telah dilakukan, serta penulis dapat mengaplikasikan penerapan ilmu yang
telah dipelajari sewaktu kuliah, khususnya mata kuliah tumbuh kembang,
metodologi penelitian dan statistik kedokteran.
2. Manfaat bagi institusi pendidikan
Dapat menambah studi kepustakaan bagi institusi terkait dan diharapkan
dapat bermanfaat bagi perkembangan institusi terkait di masa yang akan
datang.
3. Manfaat bagi pembaca dan masyarakat umum
Dapat menambah informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai hasil
penelitian yang telah dianalisis dan diharapkan dapat bermanfaat bagi
khalayak umum di masa yang akan datang.
4. Manfaat bagi Puskesmas
27
Sebagai bahan masukan di PKM Banjar 1 dan diharapkan dapat
bermanfaat serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB III
28
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik
dengan desain Cross Sectional untuk mengetahui angka kejadian diare pada
bayi yang diberi ASI eksklusif. Dengan satu kali pengamatan pada waktu
tertentu, akan mendeskripsikan bagaimana hubungan antara pemberian ASI
Eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Banjar 1.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Banjar 1 pada bulan
April 2015
C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel
a. Variabel bebas : Pemberian ASI Eksklusif dan Non Eksklusif
b. Variabel tergantung : Kejadian Diare
29
2. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi operasional Cara ukur Hasil ukur Skala
1 Pemberian
ASI
Eksklusif
Pemberian ASI
eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa
tambahan cairan
ataupun makanan lain
kecuali vitamin,
mineral, atau obat
pada bayi sampai usia
6 bulan
Kuisioner Diberikan ASI
Eksklusif atau
tidak diberikan
ASI Eksklusif
Nominal
2 Kejadian
Diare
Diare merupakan
suatu keadaan
terjadinya perubahan
bentuk dan
konsistensi tinja yang
cair dan frekuensi
buang air besar lebih
dari 3 kali dalam
sehari
Kuisioner Diare
Tidak Diare
Nominal
D. Populasi Target dan Populasi Terjangkau Penelitian
1. Populasi Target
30
Populasi target adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang akan kita
lakukan. Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh bayi di Puskesmas
Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan yang memenuhi kriteria inklusi.
1. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah sebagian dari populasi target yang nilai/karakteristiknya
kita ukur dan yang nantinya kita pakai untuk menduga karakteristik dari populasi.
Teknik pengambilan populasi target yang digunakan adalah teknik random sampling,
yakni pengambilan sampel diambil secara acak ketika proses posyandu dilaksanakan.
Populasi terjangkau/sampel pada penelitian ini adalah bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Banjar 1, sedangkan responden dalam penelitian ini adalah ibu
yang memiliki bayi diWilayah Kerja Puskesmas Banjar 1. Peneliti mengambil
sampel/populasi target yang memenuhi kriteria di Puskesmas Kecamatan Banjar 1
yang datang ke Puskesmas ataupun Posyandu yang diadakan pihak puskesmas pada
tanggal 7 April - 15 Mei 2015. Besarnya sampel/populasi terjangkau yang yang
diambil ditentukan dengan rumus deskriptif kategorik untuk perkiraan rata-rata sampel
yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu :
n = N Keterangan :
1 + N (e)2 n = jumlah sampel
= 246 N = jumlah populasi
1 + 246 (0,05) 2 E = batas toleransi kesalahan (0,05)
= 152 sampel
31
Berdasarkan rumus di atas, jumlah sampel/populasi terjangkau yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 152 bayi atau responden. Maka jumlah sampel/populasi target
minimal yang dibutuhkan sebanyak 152 bayi atau responden, namun dengan beberapa
pertimbangan bahwa dengan semakin banyak sampel/populasi target yang diteliti akan
memberi hasil yang lebih akurat, selain itu juga untuk menghindari kekurangan data akibat
kesalahan teknis, sehingga peneliti menambah sampel/populasi target sebanyak 10% menjadi
sebesar 167 bayi atau responden.
a. Kriteria Seleksi
1) Kriteria Inklusi
Seluruh ibu yang memiliki bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif ataupun tidak
mendapatkan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 1.
Bersedia menjadi subjek dalam penelitian secara sukarela dan bersedia
menandatangani surat persetujuan “informed consent” menjadi subjek penelitian.
2) Kriteria Eksklusi
Ibu yang memiliki bayi yang menderita penyakit ataupun kelainan kongenital
Ibu tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian
A. Pengukuran dan Pengamatan Variable Penelitian
Untuk melakukan pengukuran terhadap variabel penelitian dibuat instrument berupa
kuesioner yang diberikan kepada 167 responden ibu yang memiliki bayi di Wilayah
Kerja Puskesmas Banjar 1.Kuesioner ini terdiri dari data diri (identitas) responden dan
pertanyaan mengenai pemberian ASI apakah eksklusif atau tidak eksklusif, serta
pertanyaan apakah selama ini bayi pernah mengalami diare atau tidak. Pengukuran
variabel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16
32
(Statistical Product for Service Solution). Analisis ini dilakukan untuk menguji
hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan angka kajadian diare.
B. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan melakukan
penelitian sendiri secara langsung (data primer) dan dengan data bantuan dari
berbagai pihak, dalam hal ini dari pihak puskesmas (data sekunder).
1) Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian. Jenis data yang
dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden. Kuesioner
dibagikan kepada responden, kemudian peneliti mendampingi responden
dalam pengisian kuesioner untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengisian kuesioner dan agar responden dapat memahami serta menjawab
pertanyaan pada kuesioner dengan jelas.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak puskesmas yang
berhubungan dengan jumlah ibu yang berkunjung ke Puskesmas dan posyandu
Kecamatan Banjar 1.
33