bab 5. ilmu kedokteran komunitas dalam gerontologi

44
Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028) BAB V ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS DALAM GERONTOLOGI Tujuan Belajar Tujuan Kognitif Setelah membaca bab ini, maka anda sudah dapat 1. Mengetahui Ilmu Kedokteran Komunitas dalam Gerontologi Medik 2. Mengetahui penerapan Ilmu Kedokteran Komunitas dalam Gerontologi Medik 3. Mengetahui aspek demografi, pelayanan kesehatan, pelayanan sosial bagi lanjut usia Tujuan Afektif Setelah membaca bab ini, maka anda sudah dapat 1. Menujukan perhatian terhadap Ilmu Kedokteran Komunitas dalam Gerontologi Medik 2. Mengajak masyarakat peduli terhadap lanjut usia 3. Memberikan solusi terhadap Gerontologi Medik Kepaniteraan Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 23 juni – 26 juli 2008 99

Upload: tiff-toff

Post on 31-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

geriatri

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

BAB V

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS DALAM GERONTOLOGI

Tujuan Belajar

Tujuan Kognitif

Setelah membaca bab ini, maka anda sudah dapat

1. Mengetahui Ilmu Kedokteran Komunitas dalam Gerontologi Medik

2. Mengetahui penerapan Ilmu Kedokteran Komunitas dalam Gerontologi

Medik

3. Mengetahui aspek demografi, pelayanan kesehatan, pelayanan sosial bagi

lanjut usia

Tujuan Afektif

Setelah membaca bab ini, maka anda sudah dapat

1. Menujukan perhatian terhadap Ilmu Kedokteran Komunitas dalam

Gerontologi Medik

2. Mengajak masyarakat peduli terhadap lanjut usia

3. Memberikan solusi terhadap Gerontologi Medik

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

99

Page 2: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS DALAM GERONTOLOGI

I. PENDAHULUAN

Ilmu Kedokteran Komunitas (Community Medicine) adalah cabang ilmu kedokteran yang berurusan dengan kesehatan warga-warga suatu komunitas atau suatu wilayah. Didalamnya dibagi lagi menjadi beberapa bidang, seperti kedokteran keluarga, lanjut usia, lingkungan, okupasi, industri, olahraga, kelautan, dan kedirgantaraan.

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara berbagai faktor yang menentukan frekuensi dan distribusi penyakit pada komunitas manusia.

Demografi adalah ilmu yang mempelajari kependudukan, mencakup jumlah, presentase kenaikan, jenis kelamin, umur harapan hidup, lokasi, distribusi, dan perpindahan, angka kematian, pekerjaan dan penghasilan, status perkawinan, pendidikan, gaya hidup, dan lain-lain tentang penduduk.

Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari masalah Lanjut Usia. Yang disebut Lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Kelompok ini memerlukan perhatian khusus di abad 21 ini, mengingat jumlahnya yang meningkat cepat dan berpotensi menimbulkan permasalahan yang akan mempengaruhi kelompok penduduk lain, sehingga aspek demografi dari kelompok lanjut usia perlu diketahui dan dipahami untuk mengambil langkah antisipasi dalam mengatasi permasalahan lanjut usia.

Menurut laporan data demografi penduduk Internasional yang dikeluarkan oleh Bureau of the Census USA (1993), dilaporkan bahwa Indonesia pada tahun 1990-2025 akan mempunyai kenaikan jumlah Lanjut usia sebesar 414%, suatu angka paling tinggi di dunia.

Pada tahun 2000, dua diantara tiga Lanjut usia di seluruh dunia yang berjumlah 600 juta, akan hidup dan bertempat tinggal di negara- negara sedang berkembang. Sebelumnya angka ini adalah 50% di tahun 1960. Kenaikan jumlah ini terutama di Asia. Di Cina dan India, pertambahan mencapai 270 juta Lanjut usia.

Pertambahan penduduk Lanjut usia di Indonesia dan Brazil diproyeksikan naik masing-masing melebihi 20 juta orang, sedang kenaikan kira-kira setengah jumlah tersebut adalah di Meksiko, Nigeria, dan Pakistan. Tahun 1980, Indonesia adalah urutan ke-10, pada tahun 2020 akan menjadi urutan ke-5 atau 6, sebagai Negara yang banyak jumlah populasi Lanjut usianya. (WHO,1989). Dimana dari 33 propinsi di Indonesia saat ini, Yogyakarta memiliki jumlah Lanjut usia terbanyak (13,72%).

Di Eropa pada tahun 2000 diproyeksikan jumlah populasi lanjut usia 60

II. ASPEK DEMOGRAFI

Transisi DemografiSaat ini Indonesia ada dalam transisi demografi, persentase Lanjut usia

diproyeksikan menjadi 11,34% pada tahun 2020 yang akan datang.

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

100

Page 3: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Struktur masyarakat Indonesia berubah dari masyarakat atau populasi muda menjadi populasi tua pada tahun 2020. Piramida penduduk Indonesia berubah dari bentuk dengan basis lebar (fertilitas tinggi), menjadi piramida berbentuk kubah mesjid atau bawang (fertilitas dan mortalitas rendah) pada tahun 2020. Pergeseran ini menuntut perubahan dalam strategi pelayanan kesehatan, dengan kata lain lebih minta perhatian dan prioritas untuk penyakit-penyakit pada usia dewasa dan Lanjut usia. Tapi dalam hal ini penyakit-penyakit pada balita dan anak-anak masih menjadi masalah yang belum diselesaikan. Ini menjadi beban ganda.

Perubahan struktur penduduk ini juga akan mempengaruhi ratio ketergantungan (Dependency Ratio), baik pada golongan anak yang tidak produktif (<15 tahun), dan golongan Lanjut usia (>60 tahun), terhadap golongan usia 15-60 tahun yang produktif. Tahun 1971, Dependency Ratio total 86,84%. Angka ini makin menurun, sehingga tahun 2000, Dependency Ratio total 53,17%, seterusnya akan menurun sampai 41,38 pada tahun 2020, Dengan catatan Dependency Ratio Lanjut usia akan makin naik dan Dependency Ratio anak muda makin menurun. Di Negara industri maju, Dependency Ratio ini sudah sangat rendah, yang berarti golongan produktif sudah sangat tinggi persentasenya.

Jumlah dan Persentase Lanjut usia ( >60 tahun) di Indonesia

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

101

Page 4: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Tahun Jumlah Persentase dari juml penduduk

1980 7.99 jt 5.50%

1985 9.44 jt 5.80%

1990 11.28 jt 6.30%

1995 13.60 jt 6.90%

2000 14.65 jt 7.11%

2002 15.30 jt 7.25%

2004 15.96 jt 7.37%

Sumber : Sensus Penduduk Indonesia Tahun 1980, 1990, dan 2000

Ratio Ketergantungan di Indonesia

Tahun Lanjut usia (%)

Penduduk Muda (%)

Total (%)

1971 4.69 82.15 86.841980 5.82 73.27 79.091990 6.32 61.51 67.831995 6.93 54.08 61.022000 6.97 46.20 53.172005 7.74 42.13 49.872010 8.32 37.87 46.202015 8.74 34.11 42.842020 10.14 31.23 41.38

Sumber : Biro Pusat Statistik 1974, 1983, 1992. Ananta dan Anwar, 1994

Abad 21 kelak dikenal sebagai Kurun Penduduk Menua atau Era of Population Ageing, dan keadaan ini dapat diukur dengan berbagai indicator (Median Ageing, Ageing Index, Aged Dependency Ratio, dan Perbandingan Proporsi 75+ / 65+

Indicators of Ageing (Dunia, Kawasan Maju, Kawasan Kurang Maju, dan di Indonesia)

tahun 1985, 2000, dan 2005

Negara/ Kawasan

Median Ageing1985 2000 2025

Ageing Index1985 2000 2025(juml 65+ / 0-14)

Aged Dependency Ratio1985 2000 2025

75 + / 65 + (%)1985 2000 2025

Dunia

K. Maju

K.K.Maju

23.3 26.4 31.0

32.5

17 25 38

50 65 88

9.5 10.5 14.5

16.7 20.0 27.6

33.9 33.1 32.8

40.2 38.2 39.5

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

102

Page 5: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Indonesia36.1 38.6

20.8 24.3 29.7

20.3 25.1 33.7

11 14 30

9 15 39

6.8 7.8 11.8

5.9 7.0 11.7

28.2 29.4 29.7

6.2 25.4 28.2

Sumber : World Population Prospects, Estimates and Projections as Assessed in 1982, United Nations Publication Sales No.E.83.VIII.5.

Persentase Penduduk Lanjut Usia 60+ di Asia Tenggara dan Indonesia pada Tahun 1970, 1995, 2025, 2050

 Negara/ Kawasan

1970 1995 2025 2050Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria

 Asia Tenggara

5.7 4.9 7.2 6.0 13.3 10.9 21.7 18.3

Indonesia  5.5 4.9 7.2 6.3 13.8 11.6 23.1 20.0Sumber : United Nations, World Demographic Estimates and Projections 1950-2050, New York, 1988.

Jenis KelaminJumlah penduduk Lanjut usia wanita pada umumnya lebih banyak dibanding pria.

Berdasar data sensus penduduk dari BPS tahun 2000, menunjukkan adanya 14,4 juta jiwa Lanjut usia, dimana 7,55 juta adalah perempuan. Sedang berdasar hasil survey SDKI tahun 2002, jumlah Lanjut usia di Indonesia 7,4 % dari jumlah penduduk Indonesia, dimana Lanjut usia perempuan 8% dari seluruh penduduk perempuan, sedangkan Lanjut usia laki-laki 6% dari seluruh penduduk laki-laki

Ratio Jenis Kelamin (Sex Ratios),Pria per Wanita dari Penduduk Lanjut usia di Dunia, Kawasan Maju, Kawasan Kurang Maju,

dan Indonesia,1980-2025

Negara/ Kawasan 1980 2000 2025DuniaKawasan MajuKawasan Kurang MajuIndonesia

73628784

79679082

84738980

Sumber : World Population Prospects; Estimates and Projections as Assessed in 1982, United Nations Publication Sales, No.E.83.XIII.5

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

103

Page 6: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Male/ Female

at birth 1.05under 15 years 1. 04

15-64 years 165 years and over 0. 78total population 1

Source: World Fact Book 2004

Umur Harapan HidupMenurut Ananta, Aris Wongkaren, Cicih, dalam kurun waktu 1990-1995, umur

harapan hidup pria 61,25 tahun, dan wanita 66,07 tahun. Dalam kurun waktu 1995-2000, umur harapan hidup pria meningkat menjadi 63,33 tahun, dan wanita 69 tahun.

Usia harapan hidup penduduk Indonesia

Tahun Usia Harapan Hidup

1980 52,2 tahun1990 59,8 tahun1995 63,6 tahun2000 64,5 tahun2010 67,4 tahun2020 71,1 tahun

Faktor yang menyebabkan peningkatan umur harapan hidup dari tahun ke tahun adalah :1. Metode persalinan / kebidanan yang lebih baik2. Turunnya kematian karena penyakit infeksi dengan ditemukannya obat/ antibiotika baru3. Kemajuan teknologi di bidang diagnostic dan terapi4. Kemajuan pengetahuan dalam bidang gizi5. Kemajuan pengetahuan dalam bidang imunisasi6. Kemajuan iptek dalam bidang prevensi lainya7. Kemajuan iptek dalam bidang rehabilitasi penyakit

Struktur Usia di Indonesia

Usia Persentase Pria Wanita 0- 14 thn 29.4% 35,635,790 34,416,85415- 64 thn 65.5% 78,097,767 78,147,909 > 65 thn 5.1% 5,308,986 6,845,646

Source: World Fact Book 2004

Proyeksi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan UmurTahun 2000 – 2005 (x 1000)

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

104

Page 7: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

  Umur

2000 2001 2002 2003 2004 2005

Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita 60-64 2481.5 2592.1 2525.8 2622.7 2570.2 2652.7 2614.7 2682.1 2659.0 2711.1 2703.6 2739.3

 65-69 1810.6 2012.2 1869.7 2070.5 1930.1 2129.9 1992.1 2190.1 2055.6 2251.3 2120.5 2313.4

 70-74 1267.6 1392.3 1297.6 1444.6 1327.9 1498.4 1358.5 1553.7 1389.3 1610.4 1420.2 1668.7

 75+ 1369.2 1728.2 1390.7 1753.6 1412.2 1778.8 1433.6 1803.7 1455.0 1828.4 1476.3 1852.8

Sumber : BPS, tahun 2000

Lokasi, Distribusi, dan PerpindahanKemajuan industri memiliki dampak terhadap urbanisasi, sehingga menambah

kepadatan penduduk kota dengan segala macam problemanya, yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan geriatri (gerontologi ) pada umumnya.

Industrialisasi juga akan membawa pikiran-pikiran yang lebih materialistik dan dapat mendesak budaya tradisional yang baik.

Pada era industrialisasi, suami maupun istri dituntut harus bekerja, anak-anak harus bersekolah. Seorang nenek atau kakek harus sendirian di rumah. Jika masih cukup kuat, maka mereka justru dapat menjaga rumah, permasalahan timbul jika mereka sudah lemah atau sakit-sakitan.

Pergaulan Lanjut usia di pedesaan lebih teratur, mereka lebih sering saling mengunjungi, sedangkan di daerah kota, hal ini lebih jarang terjadi. Tapi Lanjut usia di perkotaan lebih banyak yang ikut dalam organisasi-organisasi masyarakat.

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

105

Page 8: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Desa KotaLanjut usia 74 % 26 %75+, dan jadi kepala keluarga

45.30 % 42.90 %

Lanjut usia yang jadi kepala keluarga

55.70 %

Sumber : Biro Pusat Statistik, tahun 19

Proporsi Jumlah Penduduk Lanjut usiayang Tinggal di Perkotaan Terhadap Penduduk Keseluruhan

1971 1980 1990 2000 201517.29% 22.38% 30.93% 41.80% 52.00%

Trend of older population (60+) in Indonesia.

Sumber : Ministry of Social Affairs

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

Year URBAN % RURAL % TOTAL %

1971 726.633 3,73 4.544.241 4,64 5.306.874 4,48

1980 1.452.934 4,42 6.545.609 5,75 7.998.543 5,45

1985 2.908.977 4,88 7.342.022 6,07 9.440.999 5.76

1990 2.916.271 5,26 8.361.286 6,75 11.277.557 6,29

1995 4.027.515 5,76 9.175.073 7,43 13.298.588 6,83

2000 5.264.483 6,17 9.271.073 7,92 14.439.067 7,18

2005 9.572.274 8.22 10.364.621 8,74 19.936.895 8,48

2010 12.380.321 9.58 11.612.232 9,97 23.992.553 9,77

2020 15.714.952 11.20 13.107.927 11,51 28.822.879 11,34

805

Page 9: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)Per 1000 Penduduk

1998 2003 2004 2008 2013 201822.6 20.9 20.2 19.0 17.2 16.1

Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)

Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)Per 1000 Penduduk

1998 2003 2004 2008 2013 20187.5 7.2 7.2 7.1 7.1 7.4

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

805

Page 10: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Pekerjaan dan Penghasilan Menurut BPS (1990), tingkat partisipasi angkatan kerja pada penduduk Lanjut usia 60-64 tahun besarnya 59,9% dan pada usia 65 tahun 40,5 %. Di perkotaan tingkat pengangguran penduduk Lanjut usia 65 tahun ke atas hanya 2,2 %. Tingkat partisipasi angkatan kerja di pedesaan lebih tinggi dibandingkan di perkotaan, dan penduduk Lanjut usia pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Tingginya tingkat partisipasi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain proses penuaan, struktur penduduk, tingkat social ekonomi masyarakat yang membaik, umur harapan hidup penduduk Lanjut usia bertambah panjang, jangkauan pelayanan kesehatanserta status kesehatan penduduk Lanjut usia yang bertambah baik. Alasan penduduk Lanjut usia untuk bekerja antara lain disebabkan oleh jaminan sosial dan kesehatan masih kurang. Disamping itu, desakan ekonomi merupakan hal pendorong untuk mereka bekerja atau mencari pekerjaan. Hal ini dimungkinkan, karena pada umumnya keadaan kesehatan fisik, mental dan emosional mereka masih baik. Banyak diantara mereka bekerja untuk aktualisasi diri.

Sektor Pekerjaan yang Dipilih Penduduk lanjut Usia

Perkotaan Pedesaan Perdagangan  38.4%  Pertanian  78.9% Pertanian  27.1%  Perdagangan   9.1% Jasa  17.3%  Industri   6.3% Industri   9.3%  Jasa   4.1% Angkutan   3.3%     Bangunan   2.8%    

Sumber : Departemen Sosial Republik Indonesia (1996)

Jumlah dan Persentase Angkatan Kerja Lanjut Usia menurut Upah/ Gaji sebulanmenurut Tempat Tinggal di Indonesia,

Sakernas, 1993

Upah/ Gaji Total Perkotaan PedesaanJumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

< 30 ribu 159851 27.15 40939 16.89 128912 33.6130-99 ribu 937884 53.53 124867 51.59 210017 54.76100-200 ribu 92663 14.81 57867 23.89 34796 9.08>200 ribu 28293 4.52 18525 7.65 9769 2.55

Sumber : Biro Pusat Statistik, 1993

Di masa mendatang akan terjadi struktur angkatan kerja yang menua. Dengan tingkat pendidikan angkatan kerja muda yang lebih baik, mereka akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Tetapi di pasar kerja, mereka akan berhadapan dengan angkatan kerja yang lebih tua dan lebih berpengalaman. Hal ini akan menimbulkan konflik bila tidak diantisipasi dan diatasi dengan tepat.

Gaya Hidup

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

806

Page 11: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Gaya Hidup Lanjut usia terpaksa berubah, karena harus menyesuaikan diri dengan mundurnya sacara alamiah fungsi alat indera dan anggota tubuh mereka, baik fisik, mental, ataupun emosional. Kemampuan mereka juga lambat laun menurun akibat adanya cacat tubuh dan penyakit degeneratif yang diderita, sehingga mereka mempunyai ketergantungan yang sangat besar pada keluarga dan orang lain. Gaya hidup yang berubah ini dapat terlihat pada keadaan sebagai berikut :a. Perubahan karena penghasilan dan pendapatan yang menurun.b. Terpaksa terus bekerja, karena beban ekonomi.c. Perubahan gaya hidup karena kemampuan menurun akibat cacat tubuh dan penyakit.d. Perubahan gaya hidup karena mereka kini memerlukan pertolongan dan nasihat dalam bidang

kesehatan dan pelayanan sosial, seperti perawatan di rumah, catering makanan (meal on wheel), serta pelayanan terminal di saat lanjut usia menghadapi ajalnya.

e. Ketergantungan pada keluarga, akibat cacat dan penyakit degeneratif yang diderita.f. Ketergantungan pada Negara.g. Mempunyai waktu untuk rekreasi, olahraga, kesenian, mengembangkan hobi yang bermanfaat serta melakukan kegiatan seni dan budaya.h. Mempunyai kesempatan untuk menempuh pelajaran lagi.i. Lebih bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan menambah kegiatan ibadah dan

keagamaan.j. Bergabung dengan perkumpulan Lanjut usia untuk meningkatkan aktualisasi diri dan menambah sosialisasi dengan sesama Lanjut usia.k. Berkiprah dalam kegiatan sosial atau bergabung di Lembaga Swadaya Masyarakat.l. Perubahan peran Lanjut usia dalam keluarga dan bertindak bukan sebagai kepala keluarga

lagi.m. Terpaksa hidup sendiri dalam Panti Sosial Tresna Wredha atau Sasana Tresna Wredha.

Status Perkawinan Mengingat umur harapan hidup pada penduduk Lanjut usia wanita lebih tinggi daripada pria, jumlah penduduk Lanjut usia wanita yang mempunyai status menikah lebih kecil daripada penduduk Lanjut usia pria.Jumlah penduduk Lanjut usia wanita yang berstatus menikah hanya 2,5 %, dibandingkan dengan penduduk Lanjut usia pria 84 %.Karena tingkat pendidikan mereka rendah dan partisipasi angkatan kerja golongan ini tidak tinggi, mereka harus menanggung beban ekonomi lebih berat setelah suaminya meninggal. Banyak di antara mereka tidak dapat hidup secara mandiri lagi dan terpaksa menjadi tanggungan anak serta keluarga.

Pendidikan Pada tahun 1990, golongan Lanjut usia yang tak pernah mengenyam pendidikan formal mencapai 58%, 23% tidak tamat SD, 13,5% lulus SD, sisanya berpendidikan lebih tinggi dari SLTP, SLTA ke atas (BPS, 1990). Rendahnya tingkat pendidikan ini mengakibatkan mereka sulit menerima penyuluhan yang diberikan oleh tenaga penyuluh. Di samping itu, hal ini akan menyulitkan mereka saat bekerja atau mencari pekerjaan. Pekerjaan Lanjut usia terbanyak, sebagai tenaga tidak terlatih, dan sangat sedikit bekerja sebagai tenaga professional. Dengan kemajuan pendidikan sebagai hasil dari pembangunan,

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

807

Page 12: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

keadaan tersebut jelas lebih baik. Dapat dikatakan bahwa pendidikan yang makin tinggi dapat menghasilkan keadaan sosio-ekonomi makin baik dan kemandirian yang makin mantap. (Boedhi- Darmojo, WHO-SEAR Community study of the Elderly, 1991) Meskipun masih agak lama, kualitas Lanjut usia Indonesia akan dapat ditingkatkan, apalagi dengan dicanangkannya wajib belajar 9 tahun.

Pendidikan Penduduk Lanjut usia di Indonesia

Penduduk Lanjut usia Persentase Pria WanitaBersekolahTidak Lulus SDTamat SDDi atas SD

60.0 %23.3 %14.1 %<5.0 %

40.3 %31.7 %20.8 %

72.8 %16.5 % 8.1 %

Indikator DemografisIndikator Demografis yang biasa digunakan :1. Besar dan Proporsi Penduduk Lanjut usia (The Relative Weight of Elderly) : Angka 10% merupakan tanda transisi struktur penduduk muda kearah tua.2. Usia Median (Median Age) : Membagi sama penduduk muda dan tua.3. Penuaan Penduduk Tua (The Ageing of The Elderly Population) : Proporsi penduduk Lanjut usia > 75 tahun, dibanding Lanjut usia > 60 tahun. 4. Komposisi Penduduk Lanjut usia Pria- Wanita (The Sex Composition of Elderly Population) : Ratio penduduk Lanjut usia Pria- Wanita.5. Indeks penuaan (The Ageing Index) : Ratio penduduk Lanjut usia terhadap 100 penduduk usia < 15 tahun.6. Angka Ketergantungan Penduduk Lanjut usia (The Aged Dependency Ratio) : Jumlah penduduk Lanjut usia terhadap 100 penduduk usia kerja yang berusia 15- 59 tahun.

III. KESEHATAN PADA LANJUT USIA Dengan kemajuan teknologi dan ditemukannya obat-obat baru, serta umur manusia yang rata-rata menjadi semakin panjang, terjadi pergeseran sebab-sebab kematian, dari penyakit-penyakit infeksi kearah penyakit degeneratif. Penyakit atau keluhan yang umum diderita adalah penyakit reumatik, hipertensi, penyakit jantung, penyakit paru (bronchitis/ dyspnea), diabetes mellitus, jatuh, paralysis separuh badan, TBC paru, patah tulang dan kanker. Kebanyakan penyakit tersebut dikeluhkan oleh kaum wanita, kecuali bronchitis ( pengaruh rokok). Di pedesaan, masalah-masalah kesehatan ini kurang begitu berpengaruh nyata terhadap aktivitas keseharian, dibanding dengan mereka yang hidup di kota. Kesehatan dan status fungsional Lanjut usia ditentukan oleh resultante dari faktor-faktor fisik, psikologi, sosioekonomi orang tersebut. Faktor-faktor tersebut tidak selalu sama besar peranannya, sehingga harus selalu diperbaiki bersama secara total patient care. Apalagi di negara-negara sedang berkembang, faktor sosio ekonomi/ finansial hampir selalu merupakan kendala yang penting. Maka dari itu, pelayanan yang baik untuk Lanjut usia tidak hanya merupakan tindakan perikemanusiaan dan balas budi saja, tapi juga penghematan finansial bila kehidupan, kesehatan, dan kebahagiaan Lanjut usia tadi dipertahankan dan ditingkatkan.

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

808

Page 13: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Perbandingan 6 sebab kematian utama (1990 dan 1951)Tahun 1900 Tahun 1951

Sebab Kematian Juml. Per 100.000

Sebab Kematian Juml. Per 100.000

1. Tuberkulosis 195 1. Penyakit jantung 240.72. Pneumonia (radang paru) 176 2. Penyakit keganasan (kanker dsb) 120.83. Diare dan enteritis 140 3. Kerusakan pembuluh darah otak 64.54. Penyakit jantung 137 4. Kecelakaan 38.45. Nefritis 89 5. Radang paru dan influenza 18.26. Kecelakaan dan rudapaksa 88 6. Tuberculosis 17.6E.J. Stieglitz : “ Geriatrie Medicine “, 3 rd Ed.J.B. Lippincot Co., Philadelphia, London, Montreal, 1954

Jumlah penduduk yang sakit serta angka kesakitan menurut golongan umur tahun 1980

Golongan umur

Jumlah penduduk

Jumlah yang sakit

Morbiditas % per 100

penduduk< 1 tahun1-45-1415-2425-3435-4445-5455- lebih

3.90413.20133.52222.36216.61913.5199.6399.500

6162.5662.4141.2211.4921.7791.6932.148

15.819.47.25.59.013.217.625.3

Sumber : Departemen Kesehatan (Survei Kesehatan Rumah Tangga)

Perbedaan sifat penyakit pada usia muda dan tua

Usia Muda Usia Tua- Etiologi - Eksogen

- Jelas dan nyata- Spesifik (tunggal)- Recent (baru terjadi)

- Endogen- Tersembunyi (occult)- Kumulatif, multipel- Telah lama terjadi

- Mulainya - Jelas sekali - Insidious, asymtomatik- Perjalanan penyakit - Akut

- Self limited- Memberi kekebalan

- Kronik- Progresif- Tidak memberikan proteksi, justru lebih rentan terhadap penyakit lain

- Variasi individual - Kecil - Besar, aneka ragam bentuk

Stieglitz, 1954

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

809

Page 14: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

♪ Lanjut usia sering menderita penyakit yang sifatnya endogen, seperti penyakit degeneratif yang mengenai pembuluh darah, endokrin, sendi dan tulang. Yang timbulnya dapat dipercepat atau diperberat oleh faktor eksogen seperti makanan, kebiasaan hidup yang salah, infeksi, trauma, dsb.♪ Penyakitnya dapat mulai secara menyelinap (insidious), sering asimptomatik, keluhan ringan dan tidak khas, tahu-tahu telah mengenai badan secara menyeluruh dan berat (progresif).♪ Yang penting adalah penyakit yang menyelinap perlahan-lahan dan menjadi kronik tadi akan menyebabkan cacat selama bertahun-tahun sebelum meninggal, sehingga hidup Lanjut usia tadi menjadi menderita, menambah beban keluarga dan juga pemerintah.♪ Sering diagnosis penyakit pada Lanjut usia menjadi lebih sukar ditegakkan karena keluhan dan tanda yang tidak begitu khas. Di sini pentingnya general check up secara teratur, yaitu untuk mengetahui suatu penyakit sedini mungkin, sehingga pengobatan dan pencegahan primer maupun sekunder dapat segera dilaksanakan, sekaligus pencegahan terhadap timbulnya penyakit dan kecacatan dapat dilaksanakan.

♪ 4 Golongan penyakit yang penting dalam Geriatric Medicine : ◘ Gangguan sirkulasi darah (hipertensi, arteriosclerosis serebral, koroner, renal, dsb.) ◘ Gangguan metabolik (DM, klimakterium, thyroid imbalance, dsb.) ◘ Penyakit sendi (osteoarthritis, arthritis gout) ◘ Neoplasma

Macam-Macam Penyakit Yang Sering Ditemukan Pada Lanjut usia

Penyakit Persentase Penyakit Kardiovaskuler 15.7 Penyakit Muskuloskeletal 14.5 TBC paru 13.6 Bronchitis, Asma 12.1 ISPA 10.2 Penyakit Gigi, Mulut, dan Pencernaan 10.2 Penyakit Sistem Syaraf 5.9 Penyakit Kulit 5.2 Malaria 3.3 Lain- Lain 2.4

Sumber : Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 1986

Macam Penyakit dan Kesehatan Lanjut usia di Indonesia, 1023 orang dipilih secara random di desa dan kota

Penelitian WHO- SEARO

Disease/ Complaints PercentageArtritis/ Rheumatism  49.0  F > M Hypertension + CVD 15.2  F > M, r < u Bronchitis/ Dyspnea 7.4  F < M Diabetes Mellitus 3.3  F = M, r < u Fall 2.5  F > M Stroke/ Paralysis 2.1  r < u

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

810

Page 15: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

 TBC 1.8  F = M Bone fracture 1.0  F = M Cancer 0.7  F = M Health problem affecting ADL 29.3  r < u

Sumber : Boedhi Darmojo et al, 1991 F = Female, M = Male, r = rural, u = urban

Penyebab Kematian Lanjut usia di AmerikaAnnual Death Rates for the 10 Leading Causes of Death for ages 65 and Over, by Age:

1985 (death per 100.000 Population)

Causes of Death, in Rank Order 65 years andover

65 – 74 years

75 – 84 years 85 years and over

 All causes 5.153 2.839 6.445 15.480 Disease of heart 2.173 1.081 2.713 7.275 Malignant neoplasm 1.047 837 1.281 1.592 Cerebrovascular disease 464 171 606 1.838 COPD and allied conditions 212 148 292 360 Pneumonia and influenza 206 58 241 1.024 Diabetes Mellitus 96 60 128 215 Accident Motor Vehicle 22 22 28 26 All other 66 66 80 228 Atherosclerosis 80 80 82 466 Nephritis, Nephritic syndr, Nephrosis 61 61 78 214 Septicemia 47 47 62 160Sumber : Advance report of the final mortality statics, 1985, in Monthly Vital Statistics Report, 36,(5) (Suppl), August 1987c. Washington, National Center for Health Statistics

Penyakit Jantung Penyakit jantung telah menjadi penyebab kematian utama di masyarakat dan pada Lanjut usia setengah abad ini. Pada tahun 1985, penyakit jantung, CVD, dan atherosclerosis menduduki tempat pertama, ketiga, dan kedelapan dari penyebab kematian. Angka kematian karena CVD menurun dengan cepat, tapi bukan berarti mencerminkan penurunan jumlah kematian karena CVD. Hal ini belum dapat diketahui dengan jelas, namun diduga kemajuan teknologi seperti perawatan pembuluh koroner dan operasi bypass koroner sedikit mempengaruhi. Penurunan faktor risiko seperti hipertensi, merokok, dan diet rendah lemak lebih mempercepat penurunan kasus CVD dibanding kemajuan teknologi. Data SKRT 1992 menunjukkan bahwa PJPD telah menjadi penyebab utama (16%) dari total kematian penduduk Indonesia. Laporan analisis penyebab kematian utama, SKRT,1992, penyebab kematian karena PJK pada kelompok umur 45-54 tahun di masyarakat sebesar 5,2% dari seluruh kematian (S.DJAJA ,dkk, 1999). Penelitian Monica 1994 (di masyarakat) pada kelompok umur 45-54 tahun menunjukkan prevalensi kolesterol (>250) pada laki-Iaki sebesar 14% dan wanita 16,2%; perilaku merokok pada laki-laki 56,9% dan wanita 6,2% sedangkan tekanan darah tinggi sebesar 16,5% pada laki-laki dan wanita 17 %. Dari data tersebut menunjukkan adanya urgency dan

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

811

Page 16: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

relevansi penerapan upaya pemasyarakatan pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai faktor-faktor risiko PJK pada penduduk pra lanjut usia melalui penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan proporsi terbesar dari responden adalah perempuan (60,3%), berumur 40-59 tahun(35,2%), pendidikan terakhir SMA (30,2%), kawin (27,3%), suku Jawa (44,1%) dengan pekerjaan utama adalah ibu rumah tangga (46,8%). Responden yang mempunyai riwayat keluarga (ayah, ibu, atau saudara sekandung) yang mempunyai penyakit jantung, hipertensi atau stroke adalah berkisar antara 1% -15,1%. Responden yang merokok ada 67,6%, kebiasaan olahraga minimal 12 x dalam setahun ada 59,1%, kebiasaan minum alkohol ada 0,3%. Responden yang mempunyai pengetahuan yang baik mengenai PJK adalah 50,7%, sikap yang baik adalah 51,4%. Hasil penelitian disarankan untuk dilakukan penyuluhan mengenai faktor risiko PJK untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit pada pra lanjut usia.

Kanker Pada usia lebih dari 65 tahun, kanker adalah penyebab kematian kedua. Angka kematian karena kanker meningkat dengan bertambahnya umur, meskipun tidak sebanyak CVD. Hubungan antara umur dan kematian karena kanker berbeda-beda, tergantung jenis kanker. Contoh, puncak angka kematian karena kanker paru pada usia 70 – 79 tahun, dan kemudian menurun. Sedangkan kanker colon dan payudara meningkat pada usia 85 tahun ke atas. Pada tahun 1985, kanker penyebab umum kematian pada Lanjut usia pria adalah kanker paru, colon dan prostat. Sedangkan pada wanita adalah kanker paru, colon dan payudara.

Kondisi Kronik Kebanyakan penyakit sudah umum pada Lanjut usia, namun tidak spesifik bagi mereka. Namun, karena insiden dan prevalensi kondisi kronik meningkat dengan bertambahnya usia, lanjut usia lebih menderita daripada orang muda. Jika mereka sakit, mereka mengalami lebih banyak ketidakmampuan dan keterbatasan aktivitas sehari-hari. Penelitian yang dilakukan oleh EPESE (Established Population for Epidemiologic Studies) menunjukkan beberapa kondisi kronik yang umum terjadi.

Percent Reporting Lifetime History of Selected Chronic Condition by Sex, Race, and Location among EPESE Participants, 1982

Condition E. Boston Iowa New HeavenMen Women Men Women Men Women

 MCI 15.1 10.0 22.1 9.4 16.0 9.7 Stroke 6.3 4.2 7.8 6.1 8.4 6.7 Diabetes 16.7 15.8 13.2 11.1 13.8 14.8 Hypertension 34.0 48.7 35.1 49.6 40.1 52.5 Hip fracture 3.6 3.9 2.4 5.5 3.1 4.6 Cancer 10.9 17.6 14.7 15.6 10.2 16.3 Impaired vision* 10.8 14.6 5.5 7.3 8.4 10.7 Impaired hearing** 11.0 8.7 13.6 11.4 11.7 11.1* Cannot read ordinary newspaper print** Cannot hear a normal voice in a quiet room

Source : Cornoni – Huntley J. Brock DB, Ostfeld AM, Taylor JO, Wallace RS (eds) : Established Population for Epidemiologic Study in the Elderly (DHHS) (N III) 86 – 2443. Washington, Government Printing Office, 1986.

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

812

Page 17: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Tujuan penelitian ini adalah :1. Menentukan insiden dan prevalensi penyakit kronik dan ketidakmampuan pada Lanjut usia.2. Mengetahui faktor resiko penyakit kronik, ketidakmampuan, kematian, dan penyebab perawatan di rumah sakit / institusi.

Kefungsian Adalah indikator penting untuk kesehatan dan kesejahteraan Lanjut usia, bahkan mungkin lebih penting daripada adanya penyakit spesifik. Ketidaksesuaian fungsi fisik dan kognitif diperkirakan menjadi penyebab kematian dan perawatan Lanjut usia. Keterbatasan fungsi dapat memberi pengaruh negative bagi kesehatan dan kesejahteraan Lanjut usia dan keluarganya.

Fungsi Fisik Fungsi fisik dapat dinilai dengan berbagai cara, antara lain dengan menilai ADL. Dari 7 point penilaian ADL (berjalan, berpakaian, makan, mandi, buang air, berdandan, dan berpindah), yang paling banyak mengalami keterbatasan adalah berjalan (10%) dan mandi (9%). Secara umum, prevalensi keterbatasan adalah ketidakmampuan mobilitas meningkat dengan bertambahnya umur dan lebih banyak pada wanita daripada pria.

Fungsi Kognitif Untuk mendiagnosa bahwa seseorang demensia agak sulit, sehingga prevalensi dan insiden demensia belum dapat diketahui dengan pasti. Kuisioner tentang status mental otak seperti SPMSQ atau MMSE sering digunakan sebagai alat screening demensia. Ketika menilai hasil kuisioner tersebut, harus diketahui bahwa : angka yang kecil mengindikasikan kemungkinan adanya demensia, namun hasil test ٭ tersebut tidak dapat menilai adanya kelainan pendidikan mempengaruhi hasil test, dengan pendidikan yang rendah, seseorang akan lebih ٭ banyak membuat kesalahan. Sampai saat ini, belum diketahui apakah pendidikan merupakan faktor risiko dari ketidaksesuaian fungsi kognitif atau hanya sebagai faktor bias. Sebagai alternative, untuk mendiagnosis demensia sebaiknya dibuat pemeriksaan status mental yang bervariasi sesuai dengan tingkat pendidikan.

Kehidupan Sosial Kehidupan sosial punya hubungan penting dengan kesehatan dan kesejahteraan Lanjut usia. Dengan berhubungan dengan orang lain, Lanjut usia akan lebih merasa dihargai, sehingga mereka akan jauh dari rasa kesepian dan kesendirian. Maka, keterlibatan Lanjut usia dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat akan sangat berguna bagi kesejahteraan mereka.

IV. UPAYA PELAYANAN KESEHATANUpaya Mengatasi Permasalahan Kesehatan pada Lanjut usia

- Upaya pembinaan kesehatan- Upaya pelayanan kesehatan :

# Upaya promotif# Upaya preventif# Diagnosa dini dan pengobatan

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

813

Page 18: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

# Pencegahan kecacatan# Upaya rehabilitatif

- Upaya perawatan- Upaya pelembagaan Lanjut usia

Prinsip pelayanan kesehatan pada Lanjut usia a. Prinsip holistik♥ Seorang penderita lanjut usia harus dipandang sebagai manusia seutuhnya (lingkungan psikologik dan sosial ekonomi). Hal ini ditunjukkan dengan asesmen geriatri sebagai aspek diagnostik, yang meliputi seluruh organ dan sistem, juga aspek kejiwaan dan lingkungan sosial ekonomi. ♥ Sifat holistik mengandung artian baik secara vertikal ataupun horizontal. Secara vertikal dalam arti pemberian pelayanan di masyarakat sampai ke pelayanan rujukan tertinggi, yaitu rumah sakit yang mempunyai pelayanan subspesialis geriatri. Holistik secara horizontal berarti bahwa pelayanan kesehatan harus merupakan bagian dari pelayanan kesejahteraan lanjut usia secara menyeluruh. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan harus bekerja secara lintas sektoral dengan dinas/ lembaga terkait di bidang kesejahteraan, misalnya agama, pendidikan, dan kebudayaan, serta dinas sosial.♥ Pelayanan holistik juga berarti bahwa pelayanan harus mencakup aspek pencegahan (preventif), promotif, penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). Begitu pentingnya aspek pemulihan, sehingga WHO menganjurkan agar diagnosis penyakit pada Lanjut usia harus meliputi 4 tingkatan penyakit :

▪ Disease (penyakit), yaitu diagnosis penyakit pada penderita, misalnya penyakit jantung iskemik.▪ Impairment (kerusakan/ gangguan), yaitu adanya gangguan atau kerusakan dari organ akibat penyakit, missal pada MCI akut ataupun kronis.▪ Disability (ketidakmampuan), yaitu akibat obyektif pada kemampuan fungsional dari organ atau dari individu tersebut. Pada kasus di atas misalnya terjadi decompensasi jantung.▪ Handicap (hambatan), yaitu akibat sosial dari penyakit. Pada kasus tersebut di atas adalah ketidakmampuan penderita untuk melakukan aktivitas sosial, baik di rumah maupun di lingkungan sosialnya.

b. Prinsip tatakerja dan tatalaksana secara TIMTim geriatrik merupakan bentuk kerjasama multidisipliner yang bekerja secara inter-disipliner dalam mencapai tujuan pelayanan geriatrik yang dilaksanakan.Yang dimaksud dengan multidisiplin si sini adalah berbagai disiplin ilmu kesehatan yang secara bersama-sama melakukan penanganan pada penderita lanjut usia. Komponen utama tim geriatrik terdiri dari dokter, pekerja sosio medik, dan perawat. Tergantung dari kompleksitas dan jenis layanan yang diberikan. Anggota tim dapat ditambah dengan tenaga rehabilitasi medik (dokter, fisioterapist, terapi okupasi, terapi bicara, dll.), psikolog, dan atau psikiater, farmasis, ahli gizi,dan tenaga lain yang bekerja dalam layanan tersebut.

Istilah interdisiplin diartikan sebagai suatu tatakerja dimana masing-masing anggotanya saling tergantung (interdependent) satu sama lain. Jika tim multidisiplin yang bekerja secara multidisiplin, dimana tujuan seolah-olah dibagi secara kaku berdasarkan disiplin masing-masing anggota. Pada tim interdisiplin, tujuan merupakan tujuan bersama. Masing-masing anggota

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

814

Page 19: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

mengerjakan tugas sesuai disiplinnya sendiri-sendiri, tetapi tidak secara kaku. Disiplin lain dapat memberi saran demi tercapainya tujuan bersama. Secara periodik dilakukan pertemuan anggota tim untuk mengadakan evaluasi kerja yang telah dicapai, dan kalau perlu mengadakan perubahan demi tujuan bersama yang hendak dicapai. Pada tim multidisiplin, kerjasama terutama bersifat pada pembuatan dan penyerasian konsep. Sedangkan pada tim interdisiplin, kerjasama meliputi pembuatan dan penyerasian konsep serta penyerasian tindakan. Tim geriatri disamping mengadakan asesmen atas masalah yang ada, juga mengadakan asesmen atas sumber daya manusia dan sosial ekonomi yang bisa digunakan untuk membantu pelaksanaan masalah penderita tersebut.

V. PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUTPembinaan Kesehatan Tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yagn bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat. Informasi yang diperlukan usia 40-45 tahun (masa virilitas)1. Mengetahui sedini mungkin adanya akibat proses penuaan (keluhan mudah jatuh, mudah lelah,

nyeri dada, berdebar-debar, sesak nafas waktu beraktivitas.2. Mengetahui pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.3. Melakukan latihan kesegaran jasmani.4. Melakukan diet dengan menu seimbang.5. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat.6. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Informasi yang diperlukan usia 55-64 tahun (masa presenium)1. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.2. Perawatan gizi/ diet seimbang3. Kegiatan olahraga/ kesegaran jasmani.4. Perlunya berbagai alat bantu untuki tetap berdaya guna.5. Pengembangan dan peningkatan hubungan sosial di masyarakat.6. Peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Informasi yang diperlukan > 65 tahun dan kelompok resiko tinggi1. Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktivitas di dalam rumah

maupun di luar rumah.2. pemakaian alat bantu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada pada mereka.3. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.4. Perawatan fisioterapi di RS terdekat.5. Latihan kesegaran jasmani.6. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pelayanan kesehatan a. Upaya peningkatan/Promosi Kesehatan

Pada dasarnya merupakan upaya pencegahan primer ( primary prevention).Anjuran dari Prof. Dr. Slamet Suyono (RSCM, 1997) adalah : BAHAGIA

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

815

Page 20: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Berat badan berlebihan agar dihindari dan dikurangiAturlah makanan hingga seimbangHindari faktor risiko penyakit degeneratifAgar terus berguna dengan mempunyai hobi yang bermanfaatGerak badan teratur agar terus dilakukanIman dan takwa tingkatkan, hindari dan tangkal situasi yang menegangkanAwasi kesehatan dengan memeriksakan badan secara periodikDepKes RI 1998, Buku Pedoman pemeliharaan Kesehatan Usia Lanjut, memuat anjuran untuk hidup sehat : Perkuat ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa untuk mengendalikan stress Periksakan kesehatan secara berkala Makan dan minum

- kurangi gula, lemak, dan garam- perbanyak buah, sayur, susu tanpa lemak dan ikan- hindari alkohol- berhenti merokok- perbanyak minum air putih 6-8 gelas per hari atau sesuai anjuran petugas kesehatan

Kegiatan fisik dan psikososial- pertahankan berat badan normal- lakukan kegiatan fisik sesuai kemampuan- lakukan latihan kesegaran jasmani sesuai kemampuan seperti jalan kaki, senam,

berenang, dan bersepeda- tingkatkan silaturahmi- sempatkan rekreasi dan salurkan hobi secara teratur dan bergairah- gunakan obat-obatan atas saran petugas kesehatan- pertahankan hubungan harmonis dalam keluarga- tetap melakukan kegiatan seksual dengan pasangan hidup-

b. Upaya pencegahan / Prevention♣ Bagaimanapun hebatnya penemuan dalam bidang teknologi dan obat-obatan untuk merawat dan menyembuhkan Lanjut usia yang sakit, tetapi peranan prevensi (pencegahan) semakin besar, karena bila dilaksanakan secara cermat dan terus menerus akan memberikan hasil yang lebih baik dengan biaya yang lebih murah.♣ Yang dimaksudkan dengan prevensi bukanlah menghindarkan ketuaan atau proses menjadi tua, melainkan menghindarkan sejauh mungkin penyakit-penyakit yang dapat timbul dan mengusahakan agar fungsi tubuh selama mungkin dapat dipertahankan.1. Upaya pencegahan primer (Primary prevention) Ditujukan kepada Lanjut usia yang sehat, mempunyai risiko akan tetapi belum menderita penyakit. Dapat digolongkan pada upaya peningkatan2. Upaya pencegahan sekunder (Secondary prevention) Ditujukan kepada penderita tnpa gejala, yang mengidap faktor risiko. Upaya ini dilakukan sejak awal penyakit hingga awal timbulnya gejala atau keluhan.

Menurut DepKes RI 1998, keluhan yang perlu diwaspadai :- cepat lelah - nyeri pinggang- nyeri dada - nyeri sendi- sesak napas - gangguan gerak

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

816

Page 21: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

- berdebar-debar - kaki bengkak- sulit tidur - kesemutan- batuk - sering haus- gangguan penglihatan - gangguan BAB/ BAK- gangguan pendengaran - benjolan tidak normal / daging- gangguan mulut tumbuh- nafsu makan meningkat atau menurun - keluarnya darah atau cairan melalui

vagina secara terus-menerus3. Upaya pencegahan tersier (Tertiary prevention) Ditujukan kepada penderita penyakit dan penderita cacat, yang telah

memperlihatkan gejala penyakit. * Tahap I : Ketika Lanjut usia dirawat di RS

* Tahap II : Ketika Lanjut usia pada masa rehabilitasi atau rawat jalan* Tahap III : Ketika Lanjut usia pada saat pemeliharaan jangka panjang

♣ Tindakan pencegahan praktis yang dapat dilaksanakan : a. Hindari berat badan berlebihan (obesitas ataupun overweight) b. Kurangi makan dan pilihlah makanan yang sesuai c. Olahraga yang ringan dan teratur harus dilakukan d. Menghindari faktor resiko PJK

- faktor resiko yang tidak dapat dihindari : umur, jenis kelamin, keturunan- faktor resiko yang sukar dihindari : kepribadian- faktor resiko yang dapat dihindari/ dibatasi : merokok, kelebihan BB, hiperkolesterolemia, hipertensi, DM

e. Menghindari timbulnya kecelakaan pada Lanjut usia f. Tindakan yang mengisi kehidupan Lanjut usia g. Persiapan menghadapi pensiun h. Pemeriksaan kesehatan secara periodik

b. Diagnosa dini dan pengobatan / Early diagnosis and prompt treatmentDilaksanakan oleh Lanjut usia, keluarga, petugas professional, dan petugas panti.Pengobatan dijalankan terhadap gangguan sistem, mengurangi gejala yang terjadi dan mengatasi manifestasi klinik.Kegiatan dilaksanakan di tingkat keluarga, fasilitas pelayanan tingkat dasar, dan fasilitas pelayanan rujukan tingkat I dan tingkat II.

1. Diagnosa dini oleh Lanjut usia dan keluarga- Di Amerika Serikat, bimbingan diberikan oleh National Health Information

Clearinghouse (1994), untuk memungkinkan para Lanjut usia memberi skor terhadap gaya hidup sehat (healthstyle self-test) dengan menghitung skor merokok, pemakaian alkohol, dan obat, kebiasaan makan, olahraga, dan kebugaran, pengendalian stres, juga pengamanan diri terhadap kecelakaan dan cedera.

- Medical screening schedule (prosedur penapisan) dianjurkan U.S. Preventive Services Task Force (1994), meliputi:a. Penapisan :

Anamnesa diarahkan terhadap tanda gejala nyeri dada, kebiasaan diet, kebiasaan olahraga, pemakaian alcohol dan kebiasaan merokok, serta ada atau tidaknya gangguan fungsi di rumah

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

817

Page 22: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Pemeriksaan fisik : berat dan tinggi badan, tekanan darah, visus, fungsi pendengaran, alat Bantu dengar, pemeriksaan payudara, pemeriksaan laboratorium, glukosa dan kolesterol, fungsi kelenjar tiroid, EKG, pap smear, sigmoidoskopi, kolonoskopi

b. Konseling :Olahraga dan latihan tertentu, diet, lemak, kolesterol, karbohidrat, kalori, penyalahgunaan narkotika, alcohol, zat adiktif, pencegahan kecelakaan, kesehatan gigi, glaucoma, pengobatan estrogen.

c. Imunisasi :Hepatitis B, Vaksin influenza

- Di Indonesia Buku Kesehatan Pribadi dianjurkan untuk dimiliki oleh masyarakat, termasuk

Lanjut usia Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Usia Lanjut (1998), agar diisi oleh para

Lanjut usia, keluarga, atau pemberi pelayanan kesehatan setiap diberikan pelayanan kesehatan, sehingga dapat terjalin komunikasi dan tukar menukar informasi penting diantara Lanjut usia dengan petugas pelayanan kesehatan setiap saat.

Kartu Menuju Sehat Usia Lanjut (1993, 1997), yang disimpan oleh Lanjut usia sendiri

2. Diagnosa dini oleh petugas profesional atau tima. Pemeriksaan status fisik :

Pemeriksaan fisik diagnostik lengkapb. Pemeriksaan laboratorium lengkap

Gula darah dan puasa 2 jam setelah makan HDL dan LDL kolesterol, Trigliserid Kadar hormon Kanker prostat, pari Tumor marker (jika perlu)

c. Skrining kesehatand. Pemeriksaan status kejiwaan

Status mental (memori, konsentrasi, orientasi, komunikasi, verbalisasi) Status psikologis (kesan umum, mood/ afek, dan perilaku)

e. Pemeriksaan status sosial ekonomi Kontak sosial Penyesuaian diri (terhadap keadaan saat ini, terhadap masa depan) Evaluasi orang yang merawat Lanjut usia (usia, status kesehatan, ketrampilan,

derajat stress, kepandaian, tanggung jawab sebagai keluarga)f. Pemeriksaan status fungsi tubuh

Mandiri (independent) Kurang mandiri (partially independent) Tidak mandiri/ tergantung (dependent)

3. Pengobatana. Pengobatan terhadap gangguan sistem dan gejala yang timbul (sistem muskuloskeletal,

kardiovaskular, pernapasan, pencernaan, urogenital, hormonal, saraf, kulit, kuku, dan rambut)

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

818

Page 23: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

b. Pengobatan terhadap manifestasi klinik (nyeri kepala, nyeri dada, nyeri pinggang, nyeri tungkai, nyeri kaki, demam, hipotermi, tidak ada nafsu makan, kelemahan umum, sesak napas, edema, obstipasi, gangguan kemih, gangguan neuropsikiatri, hipertensi, klimakterium, prostat)

c. Pengobatan terhadap Geriatric Giant (RSCM, 1997), (pikiran kacau, jatuh, imobilisasi, dekubitus, incontinentia urinae, incontinentia alvi, gangguan mata, gangguan telinga, osteoarthrosis.

Dasar Klinis Preventive Health Care Untuk Lanjut usia, Rekomendasi Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Prevensi Primer dan Sekunder FrekuensiEdukasi Tiap 4 tahun

Prevensi terhadap kecelakaanPenggunaan seat beltsPengecekan sendiri : kulit, mulut, payudara, testisMelaporkan perdarahan postmenopause

Promosi Kebiasaan SehatOlah ragaGiziObesitas Tiap 4 tahun atau kalau diperlukanKebersihan mulut TidurPenggunaan obat

Prevensi terhadap PenyakitSkrining kolesterol Tiap 4 tahunImunisasi

Influenza Tiap tahunPneumococcus SekaliTetanus Booster Tiap 10 tahun

Pemeriksaan gigiPenyakit periodontalCaries gigi Tiap tahun

Skrining untuk Penyakit diniPenurunan pendengaran Deteksi pada kelompok resiko tinggiHipertensi Pengukuran tekanan darah

tiap 1/ 2 tahunHipothyroid Pemeriksaan klinis tiap 2 tahunCa mamae Pemeriksaan payudara tiap thn

Mammogram tiap thn sampai usia 80 thn

Ca serviks Pap smear tiap 5 thn, tiap 2 thn sp usia 70, tiap 3 tahun

Ca colorectal Pemeriksaan rectal tiap tahun atau setahun 2 kaliSigmoidoscopy tiap 4 tahun

Ca mulut Pemeriksaan mulut tiap tahun setelah usia 75 tahun

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

819

Page 24: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Ca kulit Inspeksi dan konseling, frekuensi tergantung diagnosa klinis

Malnutrisi 2 kali setahun, 65-74 thn, tiap tahun untuk usia 75+

Kelompok resiko tinggi Seperti indikasi diagnosa klinisTBCCa kandung kemih

Prevensi TersierKetidakmampuan progresif sesuai usia Penilaian fungsi fisik, sosial, dan

mentalDengan kunjungan rumah tiap 2 thn (65-74 thn), tiap tahun (75+)

c. Pembatasan kecacatan / Disability limitation- Kecacatan : kesukaran dalam memfungsikan otot dan alat gerak atau sistem saraf- Kecacatan :

bersifat sementara dan dapat diperbaiki menetap yang tidak dapat dipulihkan tapi masih mungkin dapat diganti dengan alat

bantu progresif yang tidak dapat pulih dan tidak dapat diganti dengan alat bantu

- Kegiatan yang dilakukan dalam pembatasan kecacatan :a. Pemeriksaan (Assessment)b. Identifikasi masalah ( Problem identification)c. Perencanaan ( Planning)d. Pelaksanaan ( Implementation)e. Penilaian (Evaluation)

d. Upaya pemulihan / Rehabilitasi- Rehabilitasi dilaksanakan oleh tim rehabilitasi (petugas medik, paramedik, non medik)- Prinsip :

a. Pertahankan lingkungan yang amanb. Pertahankan kenyamanan (istirahat, aktivitas, mobilitas)c. Pertahankan kecukupan gizid. Pertahankan fungsi pernapasane. Pertahankan fungsi aliran darahf. Pertahankan fungsi aliran kemihg. Meningkatkan fungsi psikososialh. Pertahankan komunikasii. Mendorong pelaksanaan tugas

VI. TINGKAT PELAYANAN KESEHATANUntuk mengupayakan prinsip holistik yang berkesinambungan, secara garis besar pelayanan kesehatan pada Lanjut usia dapat dibagi sebagai berikut (Hadi-Martono, 1993, 1996)

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

820

Page 25: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

1. Pelayanan Kesehatan Lanjut usia di Masyarakat (Community Based Geriatric Service) Semua upaya kesehatan yang berhubungan dan dilaksanakan oleh masyarakat harus diupayakan berperan serta dalam menangani kesehatan para Lanjut usia. Puskesmas dan dokter praktek swasta merupakan tulang punggung layanan di tingkat ini. Puskesmas berperan dalam membentuk kelompok/ klub Lanjut usia. Di dalam dan melalui klub Lanjut usia ini, pelayanan kesehatan dapat lebih mudah dilaksanakan, baik usaha promotif, preventif, kuratif, atau rehabilitatif. Dokter praktek swasta terutama menangani para Lanjut usia yang memerlukan tindakan kuratif insidental. Semua pelayanan kesehatan harus diintegrasikan dengan layanan kesejahteraan yang lain dari dinas sosial, agama, pendidikan, kebudayaan, dll. Peran serta LSM untuk membentuk layanan sukarela misalnya dalam pendirian badan yang memberikan layanan bantu perawatan (home nursing), kebersihan rumah, atau pemberian makanan bagi para lanjut usia (meals on wheels) juga perlu didorong. Pada dasarnya, layanan kesehatan Lanjut usia di tingkat masyarakat seharusnya mendayagunakan dan mengikutsertakan masyarakat (termasuk para Lanjut usianya) semaksimal mungkin. Yang perlu dikerjakan adalah meningkatkan kepedulian dan pengetahuan masyarakat, dengan berbagai cara, antara lain ceramah, simposium, lokakarya, dan penyuluhan-penyuluhan.

2. Pelayanan Kesehatan Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service) Pada layanan tingkat ini, rumah sakit setempat yang telah melakukan layanan geriatri bertugas membina Lanjut usia yang berada di wilayahnya, baik secara langsung atau tidak langsung melalui pembinaan pada Puskesmas yang berada di wilayah kerjanya. “Transfer of Knowledge” berupa lokakarya, symposium, ceramah-ceramah, baik kepada tenaga kesehatan ataupun kepada awam perlu dilaksanakan. Di lain pihak, rumah sakit harus selalu bersedia bertindak sebagai rujukan dari layanan kesehatan yang ada di masyarakat.

3. Layanan Kesehatan Lanjut usia Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Geriatric Service) Pada layanan ini rumah sakit, tergantung dari jenis layanan yang ada, menyediakan berbagai layanan bagi para Lanjut usia, sampai pada layanan yang lebih maju, misalnya bangsal akut, klinik siang terpadu (day hospital), bangsal kronis, dan atau panti rawat wredha (nursing homes). Di samping itu, rumah sakit jiwa juga menyediakan layanan kesehatan jiwa bagi Lanjut usia sengan pola yang sama. Pada tingkat ini, sebaiknya dilaksanakan suatu layanan terkait (con-joint care) antara unit geriatri rumah sakit umum dengan unit psikogeriatri suatu rumah sakit jiwa, terutama untuk menangani penderita penyakit fisik dengan komponen gangguan psikis berat dan sebaliknya.Tingkatan sarana pelayanan kesehatan:

a. Pelayanan tingkat masyarakatPelayanan yang ditujukan kepada Lanjut usia, keluarga yang mempunyai Lanjut usia, kelompok Lanjut usia atau kelompok masyarakat seperti :1. Karang Wredha2. Pos Yandu Lanjut usia3. Day Care4. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa5. PUSAKA6. Dana Sehat atau Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

821

Page 26: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

b. Pelayanan tingkat dasarPelayanan diselenggarakan oleh berbagai instansi dan swasta serta organisasi masyarakat, organisasi profesi dan yayasan seperti :1. Praktek Dokter2. Praktek Dokter Gigi3. Balai Pengobatan dan Klinik4. Puskesmas5. Balai Kesehatan Masyarakat6. Panti Tresna Wredha7. Pusat Pelayanan dan Perawatan Lanjut Usia

c. Pelayanan rujukan tingkat I dan tingkat IIPelayanan yang diberikan dapat bersifat sederhana, sedang, lengkap, dan paripurna :1. Rumah sakit yang memiliki Poliklinik Geriatri/ Gerontologi, Unit Rehabilitasi, Ruang

Rawat, Laboratorium, Day Hospital, Unit Gawat Darurat, Instalasi Gawat Darurat, Bangsal Akut.

2. Rumah Sakit Jiwa3. Rumah Sakit Khusus lainnya4. Sasana Tresna Wredha5. Hospitium

1. Poliklinik geriatri : layanan geriatri di mana diberikan jasa asesmen, tindakan kuratif sederhana, dan konsultasi, bagi penderita rawat jalan. Sifatnya adalah subspesialistik, sehingga hanya penderita yang telah melewati poliklinik spesialis lain dan memenuhi syarat sebagai penderita geriatri bisa dikonsulkan ke poliklinik ini.

2. Bangsal geriatri akut : bangsal di mana penderita geriatri dengan penyakit akut atau subakut (stroke, pneumonia, keto-asidosis diabetika, penyakit jantung kongestif akut, dll.).Pada penderita tersebut dilakukan tindakan asesmen, kuratif, dan rehabilitasi jalur cepat oleh tim geriatri.

3. Day-hospital : layanan geriatri yang dapat melaksanakan semua tindakan yang dilakukan oleh bangsalakut atau kronis, tetapi tanpa penderita harus rawat inap, dan layanan hanya dilakukan pada jam kerja. Jasa yang diberikan antara lain : asesmen, kuratif, ambulatoir, rehabilitasi, dan rekreasi. Oleh karenanya tenaga yang diperlukan selain geriatris/ internis, perawat dan sosiomedik, juga tenaga rehabilitasi, psikolog, rekreasionis, dll.

4. Bangsal geriatri kronis : bangsal ini diperlukan untuk merawat penderita dengan penyakit kronis yang memerlukan tindakan kuratif inap dalam jangka waktu lama. “Turn over rate”-nya rendah, sehingga pembiayaannya menjadi sangat mahal.

5. Panti rawat wredha : Di negara maju, layanan ini disebut “nursing home”, yaitu suatu institusi yang memberikan layanan bagi penderita Lanjut usia dengan masalah medis kronis yang sudah tidak memerlukan tindakan perawatan di RS, akan tetapi masih terlalu berat untuk bisa dirawat di rumah sendiri. Oleh karena tidak memerlukan tindakan spesialistik oleh dokter, maka biayanya bisa ditekan. Turn over rate juga rendah, tetapi untuk kepentingan

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

822

Page 27: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

pendidikan, adanya bangsal ini di suatu RS pemerintah dapat menggantikan keberadaan suatu bangsal kronis.

6. Rehabilitasi geriatri : merupakan suatu keharusan untuk dikerjakan pada semua penderita geriatrik. Rehabilitasi jalur cepat (fast stream rehabilitation) dikerjakan selama penderita masih dirawat di bangsal geriatri, oleh karena itu pelaksanaannya sebaiknya diintegrasikan dengan pelayanan geriatri. Rehabilitasi jalur lambat (slow stream rehabilitation) dilaksanankan secara kronis, yang bisa dilaksanakan oleh unit rehabilitasi medik atau bisa juga diintegrasikan ke dalam pelayanan geriatri.

7. Konsultasi geriatri : yaitu surat layanan konsultatif dari bagian lain terhadap seorang penderita Lanjut usia. Dari tindakan konsultatif ini, pada penderita yang bersangkutan dapat diberikan pengobatan bahkan pindah perawatan ke bagian geriatri.

8. Pendidikan dan riset : merupakan bagian implisit dari pelayanan geriatri. Riset dilaksanakan baik untuk publikasi atau yang lebih penting adalah untuk memperbaiki pelayanan itu sendiri.

VII. PELAYANAN SOSIAL BAGI USIA LANJUT Pelayanan sosial pada Lanjut usia merupakan bagian dari layanan holistik horizontal pada populasi Lanjut usia. Berbagai layanan yang bisa diberikan kepada :

- Institusi yang memberikan akomodasi, antara lain panti wredha (terutama bagi para Lanjut usia dengan keterbatasan sosial-ekonomi), akomodasi terlindung (sheltered accomodation) bagi mereka dengan ketergantungan fisik sebagian (semi/ partial dependency)

- Bantuan pengerjaan aspek domestik (home help services), misalnya membersihkan rumah, cuci-setrika, dll.

- Bantuan penyediaan makan sehari-hari (meals on wheels)- Penjagaan penderita di malam hari (night attendants)- Penyediaan pramu wredha- Dll.

Pelayanan sosial ini sebaiknya merupakan kegiatan dari badan-badan sukarela/ partisipasi masyarakat, yang dikoordinasikan oleh dinas sosial dan atau dinas kesehatan setempat.

VIII. KESIMPULAN Karena jumlah Lanjut usia dari hari ke hari makin meningkat dengan cepat, dan hal ini dapat menimbulkan permasalahan yang akan mempengaruhi kelompok penduduk lain, maka aspek demografi dari kelompok Lanjut usia ini penting diketahui dan dipahami, sehingga dapat diambil langkah antisipasi untuk mengatasi permasalahan yang dapat timbul tadi. Dengan kemajuan teknologi dan umur manusia yang makin panjang, maka terjadi pergeseran sebab-sebab kematian, dari penyakit infeksi kearah penyakit degeneratif. Hal ini tentu memerlukan pendekatan yang berbeda di bidang kesehatan. Peranan prevensi/ pencegahan semakin besar, karena jika dilakukan secara cermat dan terus menerus akan memberikan hasil yang lebih baik dengan biaya yang lebih murah. Maksud dari prevensi sendiri adalah menghindarkan sejauh mungkin penyakit-penyakit yang

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

823

Page 28: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

dapat timbul dan mengusahakan agar fungsi tubuh selama mungkin dapat dipertahankan Karena alasan-alasan di atas, prinsip pelayanan kesehatan pada Lanjut usia adalah holistik dan bekerja di dalam tim. Sedangkan pelaksanaannya sendiri melibatkan masyarakat juga Rumah Sakit dan berada dalam tingkatan-tingkatan. Pelayanannya sendiri kecacatan, dikelompokkan menjadi 5, promosi, prevensi, diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan dan rehabilitasi. Sebagai pelengkap adalah pelayanan sosial.

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

824

Page 29: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, Boedhi: Bunga Rampai Karangan Ilmiah : UPF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / RS Dr. Kariadi Semarang, 1996.

Darmojo, Boedhi; Martono, Hadi : Buku Ajar Geriatri : Balai Penerbit FKUI Jakarta, 1999.

Hardywinoto; Setiabudhi, Tony : Panduan Gerontologi Tinjauan dari Berbagai Aspek : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005

Hazzard, William R : Principle of Geriatric Medicine and Gerontology, 2nd edition : Mc Graw Hill Inc. USA. 1990.

www.google.com, google search

www.yahoo.com, yahoo search

www.gerbanglanjut usia.com

http://digilib.litbang.depkes.go.id/

www.menegpp.go.id

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

825

Page 30: Bab 5. Ilmu Kedokteran Komunitas Dalam Gerontologi

Ilmu Komunitas Dalam Gerontologi Medik Yuliani Salim , S.Ked(406070028)

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 juni – 26 juli 2008

826