bab i edit bareng kedokteran komunitas

85
BAB I LATAR BELAKANG 1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFI 1.1 Situasi Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30°-37°C. (Kartikawatie, 2012) Gambar 1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012) Sumber : google maps, 2014 Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,613 Km²), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan

Upload: citra-anggraini

Post on 13-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

kedokteran komunitas

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

BAB I

LATAR BELAKANG

1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFI

1.1 Situasi Keadaan Umum

Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota

kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan

laut satu meter dengan suhu udara 30°-37°C. (Kartikawatie, 2012)

Gambar 1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)

Sumber : google maps, 2014

Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Teluk

Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,613 Km²), terdiri dari luas daratan

2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3

meter.Topografi kecamatan Teluk Naga meliputi :

1. Daerah sawah

2. Daerah pantai

3. Daratan rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter di atas permukaan laut

4. Daerah tambak

Page 2: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Wilayah kerja puskesmas Tegal Angus berada di wilayah kecamatan Teluk Naga di

pantai utara kabupaten Tangerang dengan wilayah kerja 2.481.599 Ha (30 km²) terdiri dari luas

daratan ± 1.085.060 Ha dan sawah 1.296.539 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3

meter. Temperatur wilayah Puskesmas Tegal Angus cukup panas, yaitu rata-rata antara 30˚C -

37˚C.

1.2 Batas Wilayah

Batas – batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah

sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung

3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan.

Gambar 2. Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

Sumber : Kartikawatie, 2012

Terdapat enam desa binaan Puskesmcvas :

a. Desa Lemo

b. Desa Tanjung Pasir

c. Desa Tanjung Burung

d. Desa Pangkalan

e. Desa Tegal Angus

f. Desa Muara

Page 3: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga (RW) dan 31 Rukun

Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir dalam melaksanakan

hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di atasnya secara berjenjang sebagai berikut

(Kartikawatie, 2012) :

1. Dengan kantor kecamatan berjarak :12 km

2. Dengan ibukota kabupaten berjarak :54 km

3. Dengan ibukota provinsi berjarak :72 km

Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh:

a. Jalan

Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108 km,dengan

klasifikasi sebagai berikut :

1. Berdasarkan status

a) Jalan Propinsi : 9,5 km.

b) Jalan Kabupaten : 5 km.

c) Jalan Desa : 93,5 km.

2. Berdasarkan kondisi fisik

a) Jalan hotmik : 17,5 km.

b) Jalan aspal : 67 km.

c) Jalan tanah : 14,5 km.

b. Jembatan

1. Jembatan besi : 1 km.

2. Jembatan beton : 7 km.

c. Sungai atau kali

Sungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sungai

Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12 km ( Laporan Kinerja Puskesmas Tegal

Angus Tahun, 2012 ).

d. Irigasi atau Pengairan

Pengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha.

e. Bendungan air atau Dam

Page 4: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Bendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang menjadi salah satu

sumber air bersih yang dimanfaatkan masyarakat ( Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus

Tahun, 2012 ).

2. GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI

2.1Situasi Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak 9.513

jiwa, terdiri dari laki-laki 4.884 jiwa dan perempuan 4.629 jiwa. Secara rinci klasifikasi

penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang,

2012) :

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan

No. Warga Negara Laki – laki Perempuan

1 Warga Negara Indonesia (WNI) 4.884 orang 4.629 orang

2 Warga Negara Asing( WNA) - -

Sumber : (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012)

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

Tabel

Sumber : (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012)

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah penduduk di

wilayah kerja puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang

tercantum di tabel bawah ini :

No. Umur Jumlah Penduduk

1. 0 – 4 tahun 920 orang

2. 5 – 14 tahun 1880 orang

3. 15 – 44 tahun 5139 orang

4. 45 – 64 tahun 1273 orang

5. >65 tahun 301 orang

Page 5: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Tabel 3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus 2012

Sumber : Kantor BPS Kabupaten Tangerang 2012

Jumlah penduduk yang berubah-ubah dikarenakan adanya kelahiran, kematian, dan

migrasi penduduk. Migrasi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cenderung terjadi

dengan cepat, mengingat letak wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus yang berbatasan dengan

provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang.

Jumlah penduduk yang cukup besar dan adanya fluktuasi merupakan suatu tantangan

dalam pembangunan kesehatan karena adanya perubahan sasaran dan program pembangunan

kesehatan sekaligus menjadi faktor pendorong pembangunan karena tersedia SDM (sumber daya

manusia) yang cukup untuk menggerakkan pembangunan. Akan tetapi SDM bidang kesehatan

masih sangat kurang di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus sehingga diharapkan Puskesmas

dapat terus meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyesuaikan program puskesmas

dengan keadaan penduduk di wilayah kerjanya.

Klasifikasi jumlah penduduk berdasar jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Tegal

Angus dilihat pada tabel dibawah ini :

NO DESA Luas

wilayah

(km²)

Jumlah

penduduk

Jumlah

rumah

tangga

Rata-rata

jiwa/rumah

tangga

Kepadatan

penduduk

per km²

1 2 3 4 5 6 7

1 Pangkalan 7.54 16,888 4,138 4.08 2239.79

2Tanjung

Burung

5.24 7,669 2,473 3.10 1463.55

3Tegal

Angus

2.83 9,513 2,879 3.30 3361.48

4Tanjung

Pasir

5.64 9,513 1,787 5.32 1686.70

5 Muara 5.14 3,566 496 7.19 693.77

6 Lemo 3.61 6,682 648 10.31 1850.97

Jumlah 30.00 53,831 12,421 4.33 1,794

Page 6: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Tabel 4. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

NO Desa/kel Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pangkalan 8.710 8.178 16.888

2 Tanjung Burung 3.937 3.732 7.669

3 Tegal Angus 4.890 4.622 9.512

4 Tanjung Pasir 4.884 4.629 9.513

5 Muara 1.820 1.746 3.566

6 Lemo 3.430 3.252 6.682

JUMLAH 27.671 26.160 53.831

Sumber : Kantor BPS kabupaten Tangerang 2012

Seperti terlihat pada tabel di atas jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah

penduduk perempuan. Kondisi ini menuntut perhatian khusus karena saat ini tingkat partisipasi

terhadap program kesehatan di puskesmas lebih banyak pada perempuan baik sebagai sasaran

kesehatan seperti bumil, bulin, maupun kader kesehatan. Program-program seperti KIA-KB dan

gizi identik dengan ibu-ibu padahal peran laki-laki juga dibutuhkan. Di lain pihak, kesehatan

pengembangan seperti usaha kesehatan kerja mungkin perlu dikembangkan mengingat lebih

banyak laki-laki yang bekerja bandingkan perempuan.

Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin diwilayahkerja Puskemas Tegal

Angus dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel5.Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas Tegal

Angus Tahun 2012

Page 7: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun 2012

2.2Keadaan Sosial Ekonomi

Potensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali dan

dimanfaatkan atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua kategori yaitu :

a. Potensi umum

Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum oleh

masyarakat.

NO KELOMPOK

UMUR

(TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-

LAKI

PEREMPU

AN

LAKI-LAKI +

PEREMPUAN

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75+

2,702

2,657

2,896

2,980

2,910

2,877

2,336

1,994

1,704

1,401

1,135

741

546

337

252

203

2,505

2,511

2,563

2,895

2,960

2,790

2,153

1,888

1,613

1,262

925

656

533

318

281

307

5,207

5,168

5,459

5,875

5,870

5,667

4,489

3,882

3,317

2,663

2,060

1,397

1,079

655

533

510

JUMLAH 27,671 26,160 53,831

Page 8: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

b. Potensi khusus

Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi oleh

masyarakat.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok

No. Mata Pencaharian Pokok Jumlah Penduduk

1.

2.

Petani pemilik

Petani Penggarap

13.361orang

60.63 orang

6 orang

3. Montir 25 orang

4. Nelayan 2.331 orang

5. Pedagang 1.213 orang

6. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 15 orang

7. Pengemudi Becak 43 orang

8. Pengrajin 5 orang

9. Pengusaha 8 orang

10. Penjahit 24 orang

11.

12.

176 orang

12. Peternak 6 orang

13. Supir 30 orang

14. TNI / POLRI 6 orang

15. Tukang Batu 42 orang

Sumber : (Kartikawatie, 2012)

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya asli

Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang dan sekitarnya.

Jumlah pemeluk agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat pada tabel di bawah

ini :

Page 9: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Tabel 7. Jumlah Pemeluk Agama di Wilayah Tegal Angus

No Agama Jumlah Penduduk

1

2

3

4

5

6

Islam

Budha

Kristen

Khatolik

Khonghucu

Hindu

45481

3059

671

105

27

1

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus 2012

Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa komposisi pemeluk di wilayah kerja Puskesmas

Tegal Angus didominasi oleh pemeluk agama Islam dan Budha. Kehidupan agama di wilayah ini

berjalan dengan harmonis.

2.3Keadaan Sosial Budaya

Kondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung Pasir cukup baik,

rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong menolong dalam menghadapi

permasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi musibah dalam kehidupan bermasyarakat,

sebagai contoh: musibah kematian dan sebagainya, serta kegiatan sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing.

Tabel 8. Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Tanjung Pasir

No. Tempat Peribadatan Jumlah Penduduk

1. Masjid 6 Unit

2. Musholla 30 Unit

3. Majelis Taklim 4 Unit

4. Gereja -

5. Pura -

Sumber : (Kartikawatie, 2012)

2.4Sarana dan Prasarana

1. Gedung Puskesmas yang terdiridari:

Page 10: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

a. RuangKepalaPuskesmasn : 1 Ruang

b. Ruang TU : 1 Ruang

c. RuangDokter : 1 Ruang

d. Ruang Aula : 1 Ruang

e. Ruang Imunisasi : 1 Ruang

f. Ruang Loket : 1 Ruang

g. Ruang Apotik : 1 Ruang

h. Ruang BP umum : 1 Ruang

i. Ruang BP Anak : 1 Ruang

j. Ruang BP Gigi : 1 Ruang

k. Ruang KIA dan KB : 1 Ruang

l. Ruang Gizi : 1 Ruang

m. Ruang Gudang Obat : 1 Ruang

n. Ruang TB : 1 Ruang

o. Ruang Lansia : 1 Ruang

p. Ruang Kesling : 1 Ruang

q. Ruang Perpustakaan : 1 Ruang

r. Ruang Mushola : 1 Ruang

s. Ruang Bidan : 1 Ruang

t. Dapur : 1 Ruang

u. Ruang Gudang Perkakas : 1 Ruang

v. WC : 9 Ruang

2. Bidan di Desa : 6 orang

3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :

a. Tegal Angus : 7 Posyandu

b. Pangkalan : 10 Posyandu

c. TanjungBurung : 7 Posyandu

d. TanjungPasir : 9 Posyandu

e. Lemo : 6 Posyandu

f. Muara : 6 Posyandu

4. Pembinaan UKBM ( Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ) :

Page 11: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

a. JumlahPosyandu : 45 buah

b. Jumlah Kader Posyandu dibina : 225 orang

c. Jumlah kader dasa wisma dibina :34 orang

d. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina : 60 orang

2.5Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan perilaku

masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan dalam

pembangunan kesehatan.Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus

seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 9. Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus

No Nama DesaJUMLAH SEKOLAH

PAUD TK RA SD MI SMP MTS SMA SMK MA

1 Pangkalan 1 2 0 5 1 2 1 0 1 0

2 Tanjung Burung 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0

3 Tegal Angus 0 1 0 2 2 2 1 1 0 0

4 Tanjung Pasir 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0

5 Muara 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0

6 Lemo 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0

PUSKESMAS 1 5 0 17 5 2 2 1 0 0

Sumber data : puskesmas tegal angus 2012

Perkembangan pendidikan 2 tahun terakhir (2010-2012) dan tingkat partisipasi sekolah

menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik, terlihat dari jumlah siswa.

Tabel 10. Lembaga pendidikan

NO Lembaga

pendidikan

TK SDN MI SLTP

negeri

MTS SLTP

swasta

islam

SMU

negeri

SMK

Page 12: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

1 Jumlah sekolah 5 17 5 - 3 - - -

2 Jumlah murid 153

orang

1.269

orang

876

orang

- 413

orang

- - -

3 Jumlah guru 5 orang 28

orang

16

orang

- 16

orang

- - -

Tabel 11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

2.6Kesehatan

Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain :

1. Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada

di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.

2. Pencegahan penyakit, vaksinasiFilariasis (kaki gajah), imunisasiPolio bagi

balita,pemberian vitamin A.

3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu Burung,

Chikungunya, dan sejenisnya.

4. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan makanan

yang bernutrisi.

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk

1 Belum Sekolah 1.976 jiwa

2 Usia 7-45 th tidak sekolah 145 jiwa

3 Tidak tamat SD/Sederajat 234 jiwa

4 Tamat SD/Sederajat 3.789 jiwa

5 Tamat SLTP/Sederajat 1.653 jiwa

6 Tamat SLTA/Sederajat 954 jiwa

7 Sarjana/D1-D3 41 jiwa

8 Pasca Sarjana/S2-S3 -

Page 13: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

5. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan dengan

membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.

6. Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga

(TOGA), Tabulapot, dan Tabulakar.

7. Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program senam

LANSIA dan POSBINDU.

2.7Data Puskesmas

1. Pengkajian PHBS

Dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Tanggerang Dinas

Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan puskesmas melaksanakan pendataan dan

penilaian rumah tangga sehat yaitu rumah tangga yang melaksanakan 10 (sepuluh) indicator

PHBS bagi rumah tangga yang memiliki bayi atau balita dan rumah tangga yang melaksanakan 7

(tujuh) indicator PHBS bagi rumah tangga yang tidak memiliki bayi atau balita. Sasaran dari

kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga di 274 desa di Kabupaten Tanggerang. Dan

berdasarkan hasil pengkajian, dari 62.371 rumah tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%)

rumah tangga yang dapat dikatakan sebagai rumah tangga sehat. Adapun hasil pengkajian

selengkapnya dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 12. Capaian PHBS di Kabupaten Tanggerang Tahun 2013

NoNama

Kecamatan

Jumlah

desa/keluraha

n

Jumah

rumah

tangga

Jumlah

rumah

tangga

yang

dipantau

Capaian

PHBS

rumah

tangga

%

1.Salembaran

Jaya5 15925 1050 347 33,05

2. Kosambi 5 22321 4398 3604 81,95

3. Sindang Jaya 7 18944 1470 518 35,24

4. Pagedangan 11 21.731 2.310 1.054 45,63

5 Panongan 8 26.791 1.680 689 41,01

Page 14: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

6 Cikuya 7 16.095 1.917 1.401 73,08

7 Mauk 12 16.682 2.520 861 34,17

8 Pasir Jaya 10 23.634 840 425 50,60

9 Cikupa 4 31.565 2.100 593 28,24

10 Tegal Angus 7 12.421 1.260 203 16,11

11 Teluk Naga 6 20.322 1.470 1.050 71,43

12 Pakuhaji 8 17.936 1.680 520 30,95

13 Sukawali 6 12.419 1.260 483 38,33

14 Balaraja 5 16.217 1.050 723 68,86

15 Gembong 4 10.397 1.462 951 65,05

16 Kemiri 7 12.253 1.470 166 11,29

17 Curug 6 28.400 1.260 693 55

18 Binong 1 15.856 210 74 35,24

19 Cisoka 10 19.370 2.235 905 40,49

20 Kelapa dua 2 15.310 420 353 84,05

21 Bj. Nangka 2 12.920 420 338 80,48

22 Jl. Kutai 1 2.928 210 194 92,38

23 Jl. Emas 1 12.391 210 181 86,19

24 Sukadiri 8 15.670 1.680 1.077 64,11

25 Cisauk 3 6.421 944 811 85,91

26 Suradita 3 8.835 753 118 15,67

27 Kutabumi 9 67.112 1.890 403 21,32

28 Kedaung barat 8 26.213 1.680 1.218 71,5

29 Jambe 10 9.621 2.100 329 15,67

30 Rajeg 8 19.349 1.680 364 21,67

31 Sukatani 5 14,747 1.050 618 58,86

32 Kresek 9 13.103 1.890 734 38,84

33 Gunung kaler 9 36.700 1.890 634 33,54

34 Sepatan 8 20.934 1.680 979 58,27

35 Sukamulya 8 18.002 1.680 1.174 69,88

36 Mekar baru 10 10.570 1.680 105 6,25

Page 15: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

37 Kronjo 8 15.976 2.100 751 35,76

38 Jayanti 7 16.340 1.680 988 58,81

39 Tigaraksa 7 8.754 1.470 767 52,18

40 Pasir nangka 7 20.486 744 280 37,63

41 Legok 5 34.884 1.050 357 34

42 Bojong kamal 3 6.698 1.031 460 44,62

43 Caringin 3 4.585 797 577 72,40

Jumlah 274 778.228 62.371 29.070 46,6

Sumber data : puskesmas tegal angus 2013

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah rumah tangga sehat di Kabupaten Tanggerang

pada tahun 2013 adalah 46.61%, pencapaian ini tidak sesuai target yang telah ditetapkan yaittu

65%, hal ini disebabkan karena:

Kurangnya dukungan lintas sektor dan lintas program untuk mencapai PHBS yang

tinggi.

Kurangnya pembinaan PHBS Petugas Promkes, Puskemas kepada rumah tangga yang

ada di wilayahnya karena rata-rata petugas pengelola lebih dari satu program.

Masih rendahnya kemampuan petugas dalam pengelolaan program Promkes karena

seringnya dilakukannya pergantiannya petuga Promkes.

Masih minimnya dukungan anggaran untuk pengkajian dan pembinaan PHBS di

rumah tangga.

Dalam rangka meningkatkan PHBS di masyarakat, telah dilakukan upaya-upaya

kemitraan dengan berbagai pihak, antara lain dengan:

1) Dua puluh Perguruan Tinggi Kesehatan yang telah membina29 Desa binaan di

Kabupaten Tanggerang.

2) Perusahaan swasta seperti PT. Sinar Sayap Emas, PT. Mayora, PT. Kalbe Farma,

Bank BJB, dll.

3) Forum Kabupaten Tanggerang Sehat.

4) Saka Bakti Husada.

5) Forum Kader.

2. Kesehatan Lingkungan

Page 16: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Empat indikator keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan

lingkungan sehat, yaitu presentase keluarga yang memiliki akses air bersih, presentase rumah

sehat, keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar, Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan

(TUPM) yang sehat.

Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah

dilaksanakan oleh berbagai instasi terkait, swasta, NGO, dll seperti pembangunan sarana sanitasi

dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan,

pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi.

Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan

masalah kesehatan meliputi pembangunan sarana air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang

ditanganin secara lintas sektor. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Tanggerang meliputi pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi melalui pemicuan

STBM, stimulant sarana sanitasi dasar, pemantauan kualitas air minum dan air bersih,

rehabilitasi sarana air bersih, pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan

sanitasi tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan, tempat pengelolaan pestisida dsb.

Indikator program kesehatan lingkungan sebagai berikut :

Tabel 13. Hasil Pencapaian Sasaran Program Penyehatan Lingkungan di Kabupaten

Tanggerang Tahun 2011-2013

No Sasaran Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Target Real Target Real Target Real

1. Prosentasi

Rumah Sehat79% 73,6% 80% 62,71% 85% 71,63%

2. Prosentasi

SAB

memenuhi

syarat

kesehata

90% 88,5% 87% 91,5% 95% 92,3%

3. Prosentasi

Jamban

keluarga

memenuhi

85% 76,9% 85% 71,13% 85% 74,97%

Page 17: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

syarat

kesehatan

4. Prosentasi

TTU

memenuhi

syarat

kesehatan

70% 66,2% 75% 64,69% 80% 74%

5. Angka Bebas

Jentik (ABJ)87% 60,9% 90% 76,16% 95% 78,80%

6. Prosentase

Instusi yang

dibina

memenuhi

syarat

kesehatan

lingkungan

70% 71,2% 75% 69,84% 80% 67%

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang Tahun 2013

Beberapa indikator meningkat dari tahun sebelumnya diantaranya prosentase rumah sehat

meningkat dari 62,7% menjadi 71,63%, presentase jamban keluarga yang memenuhi syarat

meningkat dari 71,13% menjadi 74,97% dan presentasi TTU yang memenuhi syarat kesehatan

dari 64,69% menjadi 74,72%. Namun demikian peningkatan tersebut belum mencapai target

pada indikator rumah sehat, presentase sarana air bersih yang memenuhi syarat, presentase TTU

memenuhi syarat kesehatan, ABJ, dan presentase Institusi yang dibina memenuhi syarat

kesehatan lingkungan. Kondisi ini terjadi kemungkinan karena adanya peningkatan jumlah

keluarga yang diperiksa sedangkan sarana yang memenuhi syarat walaupun ada peningkatan

tetapi jumlahnya kecil. Permasalahan bidang sanitasi tidak hanya masalah sanitasi yang tidak

memenuhi syarat tetapi juga perilaku. Perilaku sangat menentukan apakah individu mau

menggunakan sarana yang ada atau tidak (akses terhadap sarana sanitasi) dan juga pemeliharaan

sarana yang ada serta kebutuhan akan saran sanitasi.

Upaya pemberdayaan masyarakat serta perubahan perilaku bidang sanitasi harus lebih

intensif dilakukan. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses maupun kepemilikan

Page 18: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan meliputi sarana air bersih, jamban sehat,

pengelolaan sampah, dan pengelolaan air limbah sehat. Sedangkan untuk peningkatan kualitas

sarana sanitasi perlu dilakukan bersama sektor terkait. Sesuai strategi sanitasi yangs sudah

disusun untuk mengatasi masalah ditingkat individu maupun kawasan dan komitmen terhadap

memorandum program sanitasi.

3. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah rumah yang memiliki sarana sanitasi dasar meliputi jamban/wc,

sarana air bersih, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah, cukup ventilasi dan

pencahayaan, bebas dari serangga dan binatang penular penyakit serta ada pemanfaatan

pekarangan sebagai ruang terbuka hijau.

Hasil inspeksi sanitasi (IS) rumah pada tahun 2013 di 43 puskesmas di Kabupaten

Tanggerang didapatkan hasil sebagai berikut : rumah yang diperiksa sebanyak 161.220 rumah,

rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 115.482 rumah (71,63%). Jumlah

rumah sehat meningkat 8,93% bila dibandingkan dengan hasil inspeksi sanitasi tahun 2012,

demikian juga dengan jumlah rumah yang diperiksa. Hasil inspeksin sanitasi rumah tahun 2012

dari 143.217 rumah yang diperiksa, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak

89.811 (62,7%). Dari hasil inspeksi sanitasi permasalahan yang menyebabkan rumah tidak sehat

adalah kualitas sarana sanitasi di rumah tersebut yang tidak memenuhi syarat.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatan untuk kualitas rumah menjadi rumah

sehat, diantaranya melalui penyuluhan, pemicuan STBM, pemberian stimulan untuk pembuatan

sarana sanitasi, pembuatan percontohan rumah sehat bekerja sama dengan SKPD terkait.Melihat

pencapaian tahun 2013 maka upaya penyuluhan terhadap masyarakat tentang rumah sehat

sehingga masyarakat dapat meningkatkan kualitas lingkungan rumahnya dan memiliki rumah

yang sehat masih perlu ditingkatkan.

4. Penggunaan dan akses air bersih

Hasil inspeksi sanitasi oleh petugas Puskemas Tahun 2013 tentang penggunaan air bersih

pada setiap keluarga, dari 166.601 KK yang diperiksa, sebagian keluarga (92,3%) memiliki akses

air bersih dengan perincian sumur gali 18,5%, sumur pompa tahan 16%, ledeng 8,8%, PAH

(Penampungan Air Hujan) 0,1%, dan sumur bor/jetpam 49%. Dibandingkan hasil 2012,

presentasi keluarga yang memiliki akses air bersih turun dari 97,5% menjadi 92,3%, karena

Page 19: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

jumlah yang diperiksa meningkat sedangkan jumlah pengakses air bersih peningkatan sangat

kecil.

Selain digunakan untuk mandi dan mencuci baju, berdasarkan hasil inspeksi sanitasi yang

dilakukan oleh Petugas Puskesmas, air bersih juga digunakan oleh masyarakat untuk minum.

Adapun perincian penggunaan air minum di masyarakat adalah: 9,8% air kemasan, 20,1% air isi

ulang, ledeng 8,8% (ledeng meteran 5,9%, ledeng eceran 2,9%), pompa 43,9%, SGL (Sumur

Gali) terlindung 13,3%, SGL tidak terlindung 3,5%.

Inspeksi sanitasi air bersih adalah pemeriksaan sumber air yang digunakan untuk

keperluan mandi dan cuci. Dari data di atas terlihat bahwa sumber air yang digunakan sudah

memenuhi syarat yang masih ditingkatkan adalah pemantauan kualitas air dari sumber air

tersebut. Upaya yang sudah digunakan pemberian stimulant untuk membuat percontohan sarana

air bersih, menyediakan desinfektan air di daerah rawan diare dan daerah yang beresiko sanitasi.

5. Keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar

Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi kepemilikan jamban

keluarga tempat sampah, dan pengelolaan air limbah keluarga. Keseluruhan hal tersebut sangat

diperlukan di dalam peningkatan kesehatan lingkungan.

Tabel 14. Persentase Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat

Kesehatan Tahun 2011-2013

Tahun Jaga (%) Tempat sampah

(%)

SPAL (%) SAB (%)

2011 76,9 81 82,5 88,5

2012 71,13 74,77 74,2 97,5

2013 87,4 77,6 83,5 92,3

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang Tahun 2013

Dari hasil inspeksi sanitasi pada tahun 2013 terhadap166.601 keluarga

didapatkan, keluarga yang memiliki sanitasi dasar dengan rincian berikut : yang sudah

memiliki jamban sebanyak 140.605 KK (87,4%). Sedangkan pada tahun 2012 jumlah

keluarga yang memiliki jamban sehat adalah (75,89%). Disebut jamban sehat adalah

apabila terdapat tempat buang air besar di suatu tempat yang telah ditentukan atau tidak

di sembarang tempat dan memiliki pembuangan air akhir ke tempat septic tank. Di

kabupaten Tangerang berdasarkan hasil inspeksi tahun 2013 masih ditemukan

Page 20: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat sebanyak 25% dan pembuangan

akhirnya tidak di septic tank sebanyak 12,6%.

Keluarga yang memiliki tempat sampah dari hasil inspeksi pada tahun 2013

sebesar 120.901 KK, sedangkan rumah yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak

93.830 KK (77,6%) meningkat 2,86% dibanding tahun 2012 dimana jumlah rumah yang

memiliki tempat sampah sehat sebanyak 87.481 KK (74,77%). Indikator untuk menilai

tempat sampah sehat adalah tempat sampah organik dan anorganik dipisah dalam tempat

yang kedap air dan tertutup.

Pengelolaan air limbah dari hasil inspeksi sanitasi tahun 2013, jumlah rumah yang

memiliki pengelolaan air limbah sehat sebanyak 99.796 KK (83,5%). Kondisi ini

meningkat 9,3% bila dibandingkan tahun 2012 jumlah rumah yang memiliki pengelolaan

air limbah sehat sebanyak 87.867 KK (74,2%).Berbagai upaya yang dilakukan pada

tahun 2013 untuk meningkatkan kepemilikan maupun pemanfaatan sarana sanitasi sehat

adalah melalui penyuluhan, pemberdayaan masyarakat di bidang sanitasi melalui

pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di 30 desa dan pemberian stimulant untuk

pembuatan percontohan sarana sanitasi di wilayah binaan dan desa resiko tinggi sanitasi.

Stimulan percontohan sarana sanitasi dasar diberikan tidak hanya di tingkat rumah tangga

tetapi juga di institusi pendidikan (sekolah) sebanyak 7 sekolah berupa sarsandas sekolah

(pembuatan wc sekolah 2 pintu) dan percontohan sarana CTPS (cuci tangan pakai sabun).

6. Keluarga Berencana

a. Peserta KB Baru

Jumlah PUS di wilayah kerja puskesmas tegal angus tahun 2012 adalah 13.940

dengan peserta KB baru sebanyak 3374 pasangan (24,2%). Jumlah ini masih

rendah, hambatan yang dihadapi antara lain tingkat pendidikan penduduk yang

masih rendah, larangan suami atau orang tua untuk ber-KB. Oleh karena itu

edukasi melalui penyuluhan harus terus dilakukan.

b. Peserta KB Aktif

Jumlah peserta KB aktif sebanyak 9.808 pasangan (70,4%). Jumlah ini juga masih

sangat rendah. Salah satu hambatannya adalah tingkat ekonomi yang rendah

karena alat kontrasepsi yang tidak lagi disubsidi. Akan tetapi untuk masyarakat

Page 21: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

miskin biaya ini ditanggung oleh jaminan kesehatan masyarakat miskin sehingga

jumlah peserta KB aktif diharapkan dapat meningkat pada tahun mendatang.

7. Tempat-Tempat Umum

Tempat pengelolaan makanan tempat tertentu yang digunakan untuk melakukan

pengolahan makanan yang meliputi tempat penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan,

penyediaan makanan dan pendistribusian makanan.

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan

pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Pengelolaan yang baik dan benar

pada dasarnya adalah mengelola makanan berdasarkan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip

hygiene dan sanitasi makanan. Upaya penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi

masyarakat dan konsumen terhadap penyakit penyakit yang ditularkan melalui makanan dan

mencegah keracunan makanan. Upaya tersebut pada dasarnya menyangkut orang yang

menangani makanan, tempat pengolahan makanan dan proses pengolahannya, kendala dan

permasalahan yang belum dapat ditangani adalah masih rendah hygiene dan sanitasi tempat

pengolahan makanan.

Hasil pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat umum dan pengolahan makanan

tahun 2011-2013 menunjukan hasil sebagai beikut :

1. Jasa Boga

Pemeriksaan hygiene sanitasi jasa boga dilakukan dalam rangka pemberian sertifikasi

jasa boga dan uji petik terhadap jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat.

Hasil pemeriksaan sarana jasa boga tahun 2013 dari 45 sarana yang telah dari 45

sarana yang telah diperiksa sebanyak 28 (62,22%) memenuhi syarat. Sampai tahun

2013 perusahaan jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat sebanyak 34

(23,44%) perusahaan dari 145 perusahaan jasa boga yang terdaftardidinas kesehatan.

Upaya yang telah dilakukan untuk menigkatkan presentase jasa boga yang memiliki

sertifikat laik sehat adalah mengadakan kursus hygiene sanitasi yang dilakukan secara

periodic dan membuat surat edaran bahwa semua jasa boga penyedia makanan

karyawan untuk perusahaan yang menyediakan karyawan wajib memiliki sertifikat

Page 22: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

laik sehat. Uji petik pemeriksaan bakteriologi dilakukan terhadap sampel makanan,

usap dubur penjamah dan usap alat yang digunakan dalam mengolah makanan.

2. Rumah Makan/Restoran

Hasil Pemeriksaan sarana tangga/restoran dari 100 sarana rumah tangga/restoran yang

diperiksa pada tahun 2013 didapatkan 85 orang yang memenuhi syarat (85%). Selain

itu dari 256 sarana rumah makan restoran diperoleh 17 sarana yang memiliki

sertifikat baik sehat rumah makan restoran (6,64%).

3. Industri Rumah Tangga Pangan

Hasil Pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan yang dilakukan pada tahun

2013 sebanyak 120 sarana, 97 sarana (80,83%) memenuhi syarat dan telah

tersertifikasi/memiliki izin edar untuk produk pangan yang diproduksi. Uji petik

pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan dilakukan terhadap sarana industri

rumah tangga pangan yang telah memiliki, Sertifikat Produksi Pangan Industri

Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT) dan industri rumah tangga pangan yang ingin

mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT).

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan industri rumah tangga pangan yang

memiliki SPP-IRT dengan mengadakan Penyuluhan Keamanan Pangan bagi

pengusaha dan penanggungjawab produksi. Uji petik pemeriksaan kualitas makanan

hasil industri rumah tangga pangan dilakukan pada berbahaya (formalin, boraks,

rhodamin b, methanyl yellow).

4. Depot Air Minum

Hasil pemeriksaan sarana Depot Air Minum (DAM) pada tahun 2013 dilakukan di

100 sarana, 28 sarana (28%) diantaranya Memenuhi Syarat (MS). Masih rendahnya

sarana Depot Air Minum yang memenuhi syarat karena masih rendahnya hiegene

sanitasi sarana dan hiegene sanitasi perorangan. Uji petik pemeriksaan depot air

minum meliputi pemeriksaan kualitas air minum baik secara kimia, fisika, dan

bakteriologi.Sampai tahun 2013 dari 414 sarana Depot Air Minum hanya 6 sarana

yang memiliki sertifikat sehat. Kendala masih rendahnya sarana depot air minum

yang memiliki sertifikat sehat adalah pengusaha sudah bisa melakukan kegiatan

operasional tanpa rekomendasi dari Dinas Kesehatan.

5. Angka Bebas Jentik

Page 23: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Nyamuk aedes aegypti merupakan binatang yang menularkan penyakit demam

berdarah dengue (DBD). Tempat perindukan/sarang nyamuk harus diperiksa dan

dibersihkan secara rutin minimal satu minggu sekali untuk menghambat

perkembangbiakan nyamuk. Gerakan desa bebas jentik dan penyuluhan

pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus dilakukan untuk memotivasi masyarakat

agar melakukan PSN terus menerus. Karena cara inilah yang paling efektif untuk

memutus rantai penularan penyakit DBD. Pencapaian Angka Bebas Jentik (ABJ)

pada tahun 2013 berdasarkan hasil pemeriksaan pada 143.971 rumah/bangunan,

sebanyak 113.476 rumah/bangunan (78,82%) tidak ditemukan jentik nyamuk.

Diperlukandukungan dari semua pihak untuk mendorong kebiasaan pemberantasan

nyamuk secara teratur.

6. Institusi Yang Dibina

Institusi meliputi sarana pelayanan kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah dan

perkantoran. Persyaratan institusi sehat diantaranya persyaratan bangunan,

ketersediaan sarana sanitasi yang memenuhi kualitas dan kuantitas serta persyaratan

kebersihan suatu institusi. Tahun 2013 dari 4.047 institusi yang ada sebanyak 2.711

(67%) institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan.

2.8 Data Puskemas Tegal Angus

1. TB Paru

Berdasarkan data puskesmas mengenai jumlah kasus TB Paru dan kematian akibat TB

Paru menurut jenis kelamin dari 6 kecamatan di Puskesmas Tegal Angus, didapatkan

kasus baru pada:

Laki-laki : 26 orang dari 27.671 orang

Perempuan : 21 orang dari 26.160 orang

Total : 48 orang dari 53.831 orang

Kasus lama : (-)

a) Angka insiden per 100.000 penduduk:

Laki-laki : 94.0

Perempuan : 80.0

Total : 89.1

Page 24: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

b) Jumlah BTA (+)

Laki-laki : 13 orang

Perempuan : 14 orang

Total : 27 orang

c) CDR

Laki-laki : 48.15

Perempuan : 50.0

Total : 49.09

Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

2. Diare

Berdasarkan data puskesmas mengenai kasus diare didapatkan:

a) Jumlah perkiraan kasus:

Laki-laki : 1.170 orang dari 27.671 orang

Perempuan : 1.107 orang dari 26.160 orang

Total : 2.277 orang dari 53.831 orang

b) Jumlah kasus yang ditangani

Laki laki : 394 orang (33.7%)

Perempuan : 553 orang (50%)

Total : 947 orang (41.6%)

Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

3. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Berdasarkan data puskesmas mengenai persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

yaitu:

a) Jumlah ibu yang bersalin : 928 orang dari 1.025 persalinan

b) Jumlah ibu yang nifas : 1.025 orang

Yankes : 1.022 orang

Sumber: Program KIA Puskesmas Tegal Angus 2012

4. Kepemilikan Jamban

Page 25: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

a) Presentasi keluarga dengan kepemilikan jamban menurut kecamatan dan

puskesmas:

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang memiliki jamban : 4.968

3. Jumlah keluarga yang diperiksa : 117

4. Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat : 103

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013

5. Tempat Sampah

a) Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat sampah menurut kecamatan dan

puskesmas:

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah : 3.106

3. Keluarga yng diperiksa : 117

4. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat : 103

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013

6. Air Minum

a) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut

kecamatan puskesmas:

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang diperiksa : 117

b) Jenis sarana air minum

1. Kemasan : (-)

2. Ledeng : 25 keluarga

3. Air isi ulang : 89 keluarga

4. Sumur terlindung : 3 keluarga

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013

7. Sarana dan Akses Air Bersih

Page 26: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

a) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut

kecamatan dan puskesmas

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang diperiksa : 117

Jenis sarana air bersih

1. PDAM : 4 keluarga

2. SGL : 31 keluarga

3. Sumur Bor : 82 keluarga

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013

8. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

a) Presentasi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menurut kecamatan

dan puskesmas

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Keluarga yang diperiksa :1.260

3. Jumlah yang sesuai dengan kriteria PHBS : 183

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013

9. Sepuluh Besar Penyakit

Berdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LBI) puskesmas Tegal Angus

didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada

tahun 2012 menurut semua golongan umur seperti diagram berikut ini :

Tabel 15. Angka Kejadian 10 Besar Penyakit Januari – Juni 2014

No. Penyakit Jumlah Kejadian

1 ISPA 1533

2

Demam yang tidak

diketahui

penyebabnya

1468

3 Sakit kepala 1098

4 Batuk 923

Page 27: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

5 Dermatitis 884

6 Hipertensi Esensial 526

7 Gastritis 499

8 Konjungtivitis 385

9 Diare 314

10 TBC 302

ISPA35%

demam15%

Dermatitis11%

Batuk 7%

Obs febris7%

Hipertensi Esensial7%

Gastritis7%

Sakit kepala

6%Diare

5%

Diagram 1 Sepuluh besar penyakit puskesmas tegal angus bulan januari tahun 2014

Page 28: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

ISPA

DERMATITIS DAN LAIN-LAIN

DEMAM YANG TIDAK DIKETAHUI PENYEBABNYA

DIABETES MELITUS YTT

HIPERTENSI ESSENSIAL

BATUK

SAKIT KEPALA

GASTRITIS DAN DUODENUM YANG DISERTAI PERDARAHAN LAMBUNG

MYALGIA

TUBERKULOSIS PARU KLINIS ( SIMPLEK)

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Sumber : Data Gambaran 10 penyakit terbanyak rawat jalan dan rawat inap Peserta

Jamkesmas di Puskesmas Tegal Angus bulan Januari 2014

Tabel 16. Sarana Pelayanan Kesehatan

No Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah

1 Poskesdes 1 Unit

2 Pos KB Keluarga -

3 Posyandu 6 Unit

4 Pos Mandiri -

5 Klinik Bersalin/ BKIA -

6 Praktek Dokter/ Bidan 4 Unit

7 Praktek Bidan 4 Unit

8 Paraji 4 Orang

9 Keluarga Berencana

a. Jumlah Pos/ Klinik KB : -

-

Page 29: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

b. Jumlah Pasangan Usia Subur

(PUS) : 334 Pasang

c. Jumlah Akseptor KB :

1) Pil : 127 orang

2) IUD : 14 orang

3) Kondom : - orang

4) Suntik : 190 orang

5) Implan : 13 orang

Gambaran Umum Keluarga Binaan

Keluarga binaan kelompok kami terdiri dari 6 keluarga, yaitu :

1. Keluarga Ny. Eroh

2. Keluarga Tn. Saman

3. Keluarga Tn. Sarwan

4. Keluarga Ny. Unah

5. Keluarga Tn. Peyang

6. Keluarga Tn. Munar

Keluarga binaan bertempat di Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir, RT 03/RW

06, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Diagnosis komunitas, kami laksanakan

dari tanggal 17 Maret sampai 28 Maret 2015. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan

kami adalah sebagai berikut :

Page 30: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Gambar 1.3 Denah Umum Keluarga Binaan

I.3.1. Keluarga Binaan Tn.Munar

I.3.1.1. Data Dasar Keluarga

Keluarga binaan adalah keluarga Tn.Munar yang memiliki empat orang anggota keluarga

yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga tersebut adalah:

NamaStatus

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia

(Tahun)Pendidikan Pekerjaan

Penghasilan

Perbulan

Tn. MunarKepala

KeluargaLaki – laki 40 th SD Nelayan

Rp. 500.000 –

Rp. 700.000

Ny. Sina Istri Perempuan 35 th SD Pedagang Rp. 250.000

Tn.AdiAnak

kandungLaki-laki 20 th SMP Buruh Pabrik -

An.MimiAnak

kandungPerempuan 9 th SD Siswa -

I.3.1.2. Bangunan tempat tinggal

Page 31: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Keluarga Tn.Munar tinggal di rumah sendri dengan luas bangunan sekitar 5 x 10 meter

dan tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras dengan luas sekitar 1 x 1,5 meter, teras

beralaskan keramik dan dibatasi dengan pagar tembok setinggi 30 cm. Dinding rumah terbuat

dari tembok pada bagian depan, samping kanan, kiri, dinding dapur dan kamar mandi. Lantai

rumah terbuat dari keramik. Atap rumah terbuat dariasbes.

Rumah Tn.Munar terdiri dari empat ruangan yang terdiri dari sebuah ruang tamu dan

ruang keluarga dengan luas sekitar 3 x 2 meter, 2 buah kamar tidur dengan masing-masing luas 2

x 1 meter, sebuah dapur dan tempat cuci piring dengan luas sekitar 3 x 2 meter.

Sistem ventilasi rumah Tn.Munarbelum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik

karena luas ventilasi rumahnya tidak mencapai 30% dari luas lantai rumah, yang memiliki

pencahayaan yang baik. Ventilasi berupa kotak-kotak tanpa berpenyekat berjumlah 5 buah.

Masing-masing ventilasi tersebut berukuran 20 x 20sentimeter. Untuk kamar tidur, seluruhnya

tidak disertai dengan jendela. Di dalam rumah Tn.Munar terdapat lampu disetiap kamarnya yang

hanya digunakan pada malam hari.

Keluarga Tn.Munar tidak memiliki sumber air. Air biasanya dibeli dari penjual air PAM

bergerobak untuk kebutuhan sehari- hari seperti mandi,memasak,minum dan mencuci.

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Sina

Page 32: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

I.3.1.3. Lingkungan pemukiman

Rumah keluarga Tn.Munar terletak di lingkungan yang padat penduduk, terdapat jarak

antara rumah.

Untuk pembuangan limbah, keluarga Tn. Munar membuang limbah rumah tangga ke

sungai tanpa memakai saluran pembuangan. Apabila musim hujan tiba, pekarangan di depan

rumah Ny. Muniroh sering tergenang air hujan dan hingga dapat menyebabkan banjir setinggi 30

cm. Saat air laut naik, air sungai disamping rumahnya ikut naik sampai masuk ke dalam

rumahnya. Keluarga Tn. Munar tidak memiliki hewan ternak di rumahnya.

I.3.1.4. Pola Makan

Keluarga Tn. Munar mempunyai pola makan sebanyak tiga kali dalam sehari, yaitu pagi,

siang, dan sore hari . Ny. Sina sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam memasak dan

menyiapkan makanan untuk seluruh anggota keluarganya setiap hari. Makanan yang disajikan

setiap hari berupa nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tahu, tempe.

Keluarga Tn. Munarjarang mengkonsumsi sayur. Keluarga Tn. Munar paling sering

memakan tahu dan tempe dengan minyak goreng yang jarang diganti, karena menurut Tn. Munar

masih dapat digunakan. Air minum berasal dari air PAM yang jernih dan tidak berbau.

I.3.1.5. Status Gizi

Status gizi keluarga Tn. Munar dalam batas normal sesuai dengan BB/TB/umur.

I.3.1.6. Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anak

Kelahiran anak pertama Ny. Sina pada tahun 1989. Anak Kedua pada tahun 1992, anak

ketiga pada tahun 1995, anak keempat pada tahun 2002. Semua anak Ny. Sina lahir secara

normal yang selama masa kehamilan, selama hamil Ny. Sina memeriksakan kehamilan ke dukun

apabila ada keluhan, namun ia sendiri tidak ingat waktu pemeriksaan. Setelah lahir Ny. Sina

memberi ASI selama 6 bulan, hal tersebut dikarenakan wajib ASI 6 bulan, setelah itu digantikan

dengan MT-ASI selama 2 tahun.

Semua anak Ny. Sinatidak pernah diimunisasi.

I.3.1.7. Pengetahuan

Page 33: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

KeluargaNy. Sina terutama suaminya Tn. Munar mempunyai kebiasaan merokok, namun

ia mengerti tentang bahaya merokok. Kesibukan kerja dari pagi sampai sore hari membuat

keluarga Ny. Sina tidak sempat untuk berolahraga, karena menurut mereka dengan bekerja tidak

perlu lagi berolahraga. Keluarga Ny. Sina biasa mencuci tangan menggunakan air mengalir dan

menggunakan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, karena menurut mereka cuci

tangan itu penting untuk kesehatan.Keluarga Ny. Sina selalu memakai alas kaki saat keluar dari

rumah, karena menurut meraka dengan menggunakan alas kaki dapat mencegah terjadinya

penyakit.

I.3.1.8. Kebiasaan berobat

Keluarga Tn. Munar selaluberobat ke Bidan desa terdekat. Keluarga Tn. munar sering

kali mengeluhkan sakit pinggang, diare, batuk flu, akibat terlalu lelah sehabis berdagang. Tn.

Munar juga mengeluhkan nyeri kepala seperti ditusuk-tusuk yang sudah diderita sejak lama, tapi

tidak pernah berobat ke puskesmas.Keluarga Tn. Munar sering kali mengobati sakitnya sendiri

apabila tidak terlalu berat dengan membeli obat warung.

I.3.1.9. Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Tabel.1.14 Faktor Internal Keluarga Ny. Sina

No Kriteria Permasalahan

1.Kebiasaan

MerokokTn. Munar mempunyai kebiasaan merokok

2. Olah Raga Keluarga Tn. Munar tidak atau jarang berolahraga.

3 Pola Makan

Makan 3 kali sehari, makanan pokok berupa nasi,

dengan lauk seperti ikan, tahu atau tempe namun

jarang memakan sayur mayor dan buah-buahan.

Jarang mengkonsumsi daging, Ny. Sina kerap kali

meyediakan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi

seimbang. Kebutuhan susu sebagai penyempurna

asupan gizi anak juga tidak tercukupi secara baik

karena adanya masalah keuangan.

4Pola Pencarian

PengobatanBerobat ke bidan desa

5 Menabung Keluarga Ny. Sina tidak menabung

6Aktivitas Sehari –

hari

Ayah bekerja sebagai nelayan, Ibu bekerja sebagai

pedagang

Page 34: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Tabel 1.15 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Sina

Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Tn. Munar di Desa Tanjung Pasir

RT/RW 003/006, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai macam

permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu:

Non-medis:

o Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok

o Perilaku yang kurang baik terhadap pentingnya saluran pembuangan limbah cair

Medis:

1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan dermatitis

2. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan ISPA

3. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan penyakit hipertensi

4. Kurangnya kesadaran mengenai cara penanganan febris

No Kriteria Permasalahan

1 Luas Bangunan 5 x 10 meter.

2 Ruangan Dalam Rumah Terdapat 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu.

3 VentilasiTerdapat 24 ventilasi yang berupa kota-kotak di

dalam rumah berukuran 30 x 30 sentimeter.

4 PencahayaanPencahayaan dirumahkurang baik, jendela jarang

dibuka setiap pagi hari menjelang sore hari.

5 MCKKeluarga ini tidak memiliki jamban, dan tidak

memilikiseptik tank

6 Sumber Air

Air bersih didapatkan dari PAM dengan cara

dibeli yang digunakan untuk mencuci, mandi,

sedangkan untuk masak dan minum keluarga Tn.

Munar menggunakan air gallon.

7 Saluran Pembuangan LimbahLimbah dialirkan ke sungai yang mengarah ke

laut tanpa menggunakan saluran pembuangan

8Tempat Pembuangan

SampahSampah dibuang ke sungai

9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah tidak berhimpitan dengan rumah lain.

Page 35: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

I.3.2.Keluarga Binaan Tn.Peyang

I.3.2.1. Data Dasar Keluarga

Keluarga binaan adalah keluarga Tn.Peyang yang memiliki tiga orang anggota keluarga

yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga tersebut adalah:

NamaStatus

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia

(Tahun)Pendidikan Pekerjaan

Penghasilan

Perbulan

Tn. PeyangKepala

KeluargaLaki – laki 28 th SD Nelayan

Rp. 500.000 –

Rp. 700.000

Ny. Lasmini Istri Perempuan 24 th SDIbu Rumah

Tangga-

An.PentinaAnak

kandungPerempuan 7 th SD Siswi -

I.3.2.2. Bangunan tempat tinggal

Keluarga Tn.Peyang tinggal di rumah sendri dengan luas bangunan sekitar 5 x 8 meter dan

tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras dengan luas sekitar 1 x 1,5 meter, teras

beralaskan tanah dan tidak dibatasi oleh apapun. Dinding rumah terbuat dari bilik bambu,

samping kanan, kiri, dinding dapur dan kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari tanah yang

ditutupi oleh bekas spanduk. Atap rumah terbuat dari genting.

Rumah Tn.Peyang terdiri dari tiga ruangan yang terdiri dari sebuah ruang tamu dan ruang

keluarga dengan luas sekitar 2 x 1 meter, 1 buah kamar tidur dengan luas 2 x 1 meter, sebuah

dapur dan tempat cuci piring dengan luas sekitar 3 x 1 meter.

Page 36: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Sistem ventilasi rumah Tn.Peyang belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik

karena luas ventilasi rumahnya tidak mencapai 30% dari luas lantai rumah, yang tidak memiliki

pencahayaan yang baik.Tidak ada ventilasi sama sekali.Rumah tidak dilengkapi dengan jendela.

Di dalam rumah Tn.Peyang terdapat lampu hanya pada ruang tamu dan kamar digunakan pada

malam hari.

Keluarga Tn.Peyang tidak memiliki sumber air. Air biasanya dibeli dari penjual air PAM

bergerobak untuk kebutuhan sehari- hari seperti mandi,memasak,minum dan mencuci.

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Lasmini

I.3.2.3. Lingkungan pemukiman

Rumah keluarga Tn.Peyang terletak di lingkungan yang padat penduduk, tidak terdapat

jarak antara rumah.

Untuk pembuangan limbah, keluarga Tn.Peyang membuang limbah rumah tangga ke

sungai tanpa memakai saluran pembuangan. Apabila musim hujan tiba, pekarangan di depan

rumah sering tergenang air hujan dan hingga dapat menyebabkan banjir setinggi 30 cm. Saat air

laut naik, air sungai disamping rumahnya ikut naik sampai masuk ke dalam rumahnya. Keluarga

Tn. Peyang tidak memiliki hewan ternak di rumahnya.

Page 37: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

I.3.2.3. Pola Makan

Keluarga Tn. Peyang mempunyai pola makan sebanyak dua kali dalam sehari, pada

waktu yang tidak tentu . Ny. Lasmini sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam

memasak dan menyiapkan makanan untuk seluruh anggota keluarganya setiap hari. Makanan

yang disajikan setiap hari berupa nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tempe, dan sayur.

Keluarga Tn. Munar paling sering memakan tempe dan sayur. Air minum berasal dari air

PAM yang jernih dan tidak berbau.

I.3.2.4 Status Gizi

Status gizi keluarga Tn. Peyang dalam batas normal sesuai dengan BB/TB/umur.

I.3.2.5 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anak

Kelahiran anak Tn. Peyang pada tahun 2009. Anak Tn. Peyang lahir secara normal yang

selama masa kehamilan,Ny. Lasmini hanya kontrol 4 kali selama hamil, namun ia sendiri tidak

ingat waktu pemeriksaan. Setelah lahir Ny. Lasmini memberi ASI selama 6 bulan, hal tersebut

dikarenakan wajib ASI 6 bulan, setelah itu digantikan dengan MT-ASI selama 2 tahun.

Anak Ny. Lasminitidak pernah diimunisasi.

I.3.2.6 Pengetahuan

Keluarga Ny. Lasmini terutama suaminya Tn. Peyang mempunyai kebiasaan merokok,

namun ia mengerti tentang bahaya merokok. Kesibukan kerja dari pagi sampai sore hari

membuat keluarga Ny. Lasmini tidak sempat untuk berolahraga, karena menurut mereka dengan

bekerja tidak perlu lagi berolahraga. Keluarga Ny. Lasmini biasa mencuci tangan menggunakan

air mengalir dan menggunakan sabun, karena menurut mereka cuci tangan itu penting untuk

kesehatan.Keluarga Ny. Lasmini selalu memakai alas kaki saat keluar dari rumah, karena

menurut meraka dengan menggunakan alas kaki dapat mencegah terjadinya penyakit.

I.3.2.7 Kebiasaan berobat

Keluarga Tn. Peyang selalu berobat ke Bidan desa terdekat. Keluarga Tn. Peyang tidak

mempunyai keluhan pada saat ini.Keluarga Tn. Peyang sering kali mengobati sakitnya sendiri

apabila tidak terlalu berat dengan membeli obat warung.

Page 38: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

I.3.2.8 Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Tabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Ny. Lasmini

Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Lasmini

No Kriteria Permasalahan

1.Kebiasaan

MerokokTn. Matsirat tidak mempunyai kebiasaan merokok

2. Olah Raga Keluarga Tn. Matsirat tidak atau jarang berolahraga.

3 Pola Makan

Makan 2 kali sehari, makanan pokok berupa nasi,

dengan lauk seperti ikan, tempe serta sayur mayur.

Jarang mengkonsumsi daging, Untuk konsumsi sayur

Tn. Peyang mengetahui bahwa sayur merupakan

komponen penting makanan sehari – hari. Kebutuhan

susu sebagai penyempurna asupan gizi anak juga tidak

tercukupi secara baik karena adanya masalah

keuangan.

4Pola Pencarian

PengobatanBerobat ke Bidan desa

5 Menabung Keluarga Ny. Lasmini tidak menabung

6Aktivitas Sehari –

hari

Ayah bekerja sebagai nelayan, Ibu sebagai ibu rumah

tangga

Page 39: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Tn. Peyang di Desa Tanjung

PasirRT/RW 003/006,Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai

macam permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu:

Non-medis:

1. Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok

2. Perilaku yang kurang baik terhadap pentingnya saluran pembuangan limbah cair

3. Kurang kesadaran dalam membuat ventilasi dan sirkulasi udara dalam rumah

Medis:

1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan dermatitis

2. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan ISPA

3. Kurangnya kesadaran mengenai cara penanganan febris

I.3.3. Keluarga Binaan Tn. Sueb

No Kriteria Permasalahan

1 Luas Bangunan 5 x 8 meter.

2 Ruangan Dalam Rumah Terdapat 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu.

3 Ventilasi Tidak terdapat ventilasidi dalam rumah

4 PencahayaanPencahayaan dirumah kurang baik, tidak

terdapat jendela

5 MCKKeluarga ini tidak memiliki jamban, dan tidak

memiliki septik tank

6 Sumber Air

Air bersih didapatkan dari PAM dengan cara

dibeli yang digunakan untuk mencuci, mandi,

sedangkan untuk masak dan minum keluarga Tn.

Peyang menggunakan air gallon.

7 Saluran Pembuangan LimbahLimbah dialirkan ke sungai yang mengarah ke

laut tanpa menggunakan saluran pembuangan

8Tempat Pembuangan

SampahSampah dibuang ke sungai

9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah berhimpitan dengan rumah lain.

Page 40: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

I.3.3.1. Data Dasar Keluarga

Keluarga binaan adalah keluarga Tn.Sueb yang memiliki dua orang anggota keluarga

yang tinggal dalam satu rumah. Kedua anggota keluarga tersebut adalah:

NamaStatus

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia

(Tahun)Pendidikan Pekerjaan

Penghasilan

Perbulan

Tn. SuebKepala

KeluargaLaki – laki 56 th SD Nelayan

Rp. 500.000 –

Rp. 700.000

Ny. Unah Istri Perempuan 46 thTidak

sekolah

Ibu Rumah

Tangga-

I.3.3.2. Bangunan tempat tinggal

Keluarga Tn.Sueb tinggal di rumah sendri dengan luas bangunan sekitar 5 x 10 meter dan

tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras dengan luas sekitar 1 x 1,5 meter, teras

beralaskan tanah dan dibatasi pagar bambu. Dinding rumah terbuat dari bilik bambu, samping

kanan, kiri, dinding dapur dan kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari keramik.Atap rumah

terbuat dari asbes.

Rumah Tn. Sueb terdiri dari tiga ruangan yang terdiri dari sebuah ruang tamu dan ruang

keluarga dengan luas sekitar 3 x 1 meter, 1 buah kamar tidur dengan luas 2 x 2 meter, sebuah

dapur dan tempat cuci piring dengan luas sekitar 3 x 1 meter.

Sistem ventilasi rumah Tn. Sueb belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik

karena luas ventilasi rumahnya tidak mencapai 30% dari luas lantai rumah, yang tidak memiliki

pencahayaan yang baik.Tidak ada ventilasi sama sekali. Rumah tidak dilengkapi dengan jendela.

Di dalam rumah Tn. Suebterdapat lampu hanya pada ruang tamu dan kamar digunakan pada

malam hari.

Keluarga Tn. Sueb tidak memiliki sumber air. Air biasanya dibeli dari penjual air PAM

bergerobak untuk kebutuhan sehari- hari seperti mandi,memasak,minum dan mencuci.

Page 41: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Unah

I.3.3.3 Lingkungan pemukiman

Rumah keluarga Tn.Sueb terletak di lingkungan yang padat penduduk, terdapat jarak

antara rumah.

Untuk pembuangan limbah, keluarga Tn. Sueb membuang limbah rumah tangga ke

kolam belakang rumah tanpa menggunakan saluran pembuangan. Apabila musim hujan tiba,

pekarangan di depan rumah sering tergenang air hujan dan hingga dapat menyebabkan banjir

setinggi 30 cm.. Keluarga Tn. Sueb tidak memiliki hewan ternak di rumahnya.

I.3.3.4 Pola Makan

Keluarga Tn. Sueb mempunyai pola makan sebanyak tiga kali dalam sehari . Ny. Unah

sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam memasak dan menyiapkan makanan untuk

suaminya setiap hari. Makanan yang disajikan setiap hari berupa nasi dengan lauk dapat berupa

ikan, tempe, tahu dan sayur.

Page 42: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Keluarga Tn. Munar paling sering memakan tempe dan sayur. Air minum berasal dari air

PAM yang jernih dan tidak berbau.

I.3.3.5 Status Gizi

Status gizi keluarga Tn. Sueb dalam batas normal sesuai dengan BB/TB/umur.

I.3.3.6 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anak

Kelahiran anak pertama Ny. Unah pada tahun 1980. Anak Kedua pada tahun 1982.

Semua anak Ny. Unah lahir secara normal di bantu oleh dukun dan selama masa kehamilan Ny.

Unah tidak pernah kontrol selama hamil. Setelah lahir Ny. Unah memberi ASI selama 6 bulan,

hal tersebut dikarenakan wajib ASI 6 bulan, setelah itu digantikan dengan MT-ASI selama 2

tahun.

Semua anak Ny. Unah tidak pernah diimunisasi.

I.3.3.7 Pengetahuan

Keluarga Ny. Unah terutama suaminya Tn. Sueb mempunyai kebiasaan merokok, namun

ia mengerti tentang bahaya merokok. Kesibukan kerja dari pagi sampai sore hari membuat

keluarga Ny. unah tidak sempat untuk berolahraga, karena menurut mereka dengan bekerja tidak

perlu lagi berolahraga. Keluarga Ny. Unah biasa mencuci tangan menggunakan air mengalir dan

menggunakan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, karena menurut mereka cuci

tangan itu penting untuk kesehatan.Keluarga Ny. Unah jarang memakai alas kaki saat keluar dari

rumah, sebenarnya Ny. Unah mengetahui bahwa memakai alas kaki keluar rumah itu penting

tetapi Ny. Unah sering lupa atau malas.

I.3.3.8 Kebiasaan berobat

Keluarga Tn. Sueb selalu berobat ke Bidan desa terdekat. Keluarga Tn. Sueb sering

mempunyai keluhan nyeri pinggang, kesemutan.Keluarga Tn. Sueb sering kali mengobati

sakitnya sendiri apabila tidak terlalu berat dengan membeli obat warung.

Page 43: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

1.2.1.1 Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Tabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Ny. Unah

Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Unah

No Kriteria Permasalahan

1.Kebiasaan

MerokokTn. Sueb mempunyai kebiasaan merokok

2. Olah Raga Keluarga Tn. Sueb tidak atau jarang berolahraga.

3 Pola Makan

Makan 3 kali sehari, makanan pokok berupa nasi,

tempe, tahudengan lauk seperti ikan, serta sayur

mayur. Jarang mengkonsumsi daging, Untuk

konsumsi sayur Tn. Sueb mengetahui bahwa sayur

merupakan komponen penting makanan sehari – hari.

Kebutuhan susu sebagai penyempurna asupan gizi

juga tidak tercukupi secara baik karena adanya

masalah keuangan.

4Pola Pencarian

PengobatanBerobat ke Bidan desa

5 Menabung Keluarga Ny. Unah tidak menabung

6Aktivitas Sehari –

hari

Ayah bekerja sebagai nelayan, Ibu sebagai ibu rumah

tangga

Page 44: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Tn. Munar diDesa Tanjung Pasir

RT/RW 003/006, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai macam

permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu:

Non-medis:

1. Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok

2. Perilaku yang kurang baik terhadap pentingnya saluran pembuangan

limbah cair

3. Kurangnya kesadaran untuk melindungi diri sendiri dengan memakai alas

kaki keluar rumah

Medis:

1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan dermatitis

2. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan ISPA

3. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan penyakit hipertensi

No Kriteria Permasalahan

1 Luas Bangunan 5 x 10 meter.

2 Ruangan Dalam Rumah Terdapat 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu.

3 Ventilasi Tidak terdapat ventilasi di dalam rumah

4 PencahayaanPencahayaan dirumah kurang baik, tidak

terdapat jendela

5 MCKKeluarga ini tidak memiliki jamban, dan tidak

memiliki septik tank

6 Sumber Air

Air bersih didapatkan dari PAM dengan cara

dibeli yang digunakan untuk mencuci, mandi,

sedangkan untuk masak dan minum keluarga Tn.

Sueb menggunakan air gallon.

7 Saluran Pembuangan LimbahLimbah dialirkan ke sungai yang mengarah ke

laut tanpa menggunakan saluran pembuangan

8Tempat Pembuangan

SampahSampah dibuang ke kolam belakang rumah

9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah tidak berhimpitan dengan rumah lain.

Page 45: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

I.3.4 Keluarga binaan Tn. Saman

I.3.4.1 Data Dasar Keluarga

Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Saman yang memiliki tiga orang anggota keluarga

yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga tersebut adalah:

NamaStatus

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia

(Tahun)Pendidikan Pekerjaan

Penghasilan

Perbulan

Tn. SamanKepala

KeluargaLaki – laki 55 tahun - Nelayan Rp. 900.000

Ny. Isah Istri Perempuan 40 tahun SDBuruh

pabrikRp. 990.000

An. RiniAnak

kandungPerempuan 15 tahun SMP

Buruh

pabrikRp. 990.000

An. RyanAnak

kandungLaki-laki 10 tahun SD Pelajar -

I.3.4.2 Bangunan tempat tinggal

Keluarga Tn. Saman tinggal di rumah pribadi dengan luas bangunan sekitar 4 x 6 meter dan

tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras . Dinding rumah terbuat dari bilik bambu pada

bagian depan, samping kanan dan kiri. Lantai rumah terbuat dari tanah. Atap rumah terbuat dari

genteng yang disusun dan tidak mempunyai plafon dan berangka kayu.

Rumah Tn. Saman terdiri dari 3 ruangan yang terdiri dari 1 buah ruang tamu dengan luas sekitar

3 x 2 meter, 2 buah kamar tidur dengan masing-masing luas 2 x 2 meter, dapur dengan luas 1 x

1,5 meter, dan terdapat tempat untuk mencuci dengan luas 1 x 1 meter, tidak ada saluran limbah

cair rumah tangga, limbah cair langsung di buang ke sungai yang terdapat tepat di belakang

rumah. Sistem ventilasi rumah Tn. Saman belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik

karena luas ventilasi rumahnya tidak sampai 10% dari luas lantai rumah. Tidak Terdapat

ventilasi . Di dalam rumah Tn. Saman terdapat lampu neon putih disetiap kamarnya, di kamar

mandi, di ruang tamu.

Keluarga Tn. Saman tidak memiliki sumber air bersih.

Page 46: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Pada kamar mandi terdapat tempat untuk mandi dan tidak terdapa tempat untuk buang air besar,

yang pembuangannya melalui dibuang ke jalan belakang rumah.

Tidak terdapat halaman pada rumah keluarga Tn. Saman karena berdempetan dengan rumah

tetangga dan di lingkungan sekitar terdapat banyak sampah

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn. Saman

I.3.4.3 Lingkungan pemukiman

Rumah keluarga Tn. Saman terletak di lingkunyan padat penduduk, tidak ada jarak antara

rumah.

Untuk pembuangan limbah cair rumah tangga, keluarga Tn. Saman membuang limbah

cair ke sungai yang terdapat tepat dibelakang rumah, di buang langsung tanpa adanya pipa.

Apabila musim hujan, pekarangan Tn. Saman sering tergenang air hujan dan hingga terjadi

banjir yang setinggi betis.

I.3.4.4 Pola Makan

Page 47: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Keluarga Tn. Saman sehari-harinya makan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam.

Ny. Isah sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab dalam memasak dan menyiapkan

makanan. Setiap harinya keluarga Tn. Saman menkonsumsi ikan, sayur, tahu, dan tempe. Jarang

mengkonsumsi ayam dan daging.

Keluarga Tn. Saman menggunakan garam beryodium sebagai bumbu pelengkap

masakan. Setiap harinya banyak mengkonsumsi air putih yang dimasak dari air PAM.

I.3.4.5 Status Gizi

Keluarga Tn. Saman, memiliki status gizi yang kurang. Karena dari pola makan jarang

mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna. Dari penampilan Tn. Saman, istri, dan kedua anak tampak

kurus

I.3.4.6 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anak

Kelahiran anak pertama Ny. Isah pada tahun 2000, dan anak kedua pada tahun 2005.

Kedua anak tersebut lahir secara normal, dengan usia kehamilan yang cukup. Selama hamil Ny.

Isah rutin kontrol ke bidan, tapi tidak ingat berapa kali kontrol di lakukan dan waktu

pemeriksaan. Setelah lahir Ny. Isah memberikan ASI kepada anaknya selama 6 bulan karena di

wajibkan, di bulan berikutnya dilanjutkan dengan MP-ASI selama 2 tahun.

Kedua anak Ny. Isah mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal kegiatan yang

diadakan oleh puskesmas setempat.

I.3.4.7 Pengetahuan

Tn. Saman memiliki kebiasaan merokok, meskipun sebenarnya Tn. Saman menyadari

bahayanya merokok. Keluarga Tn. Saman jarang berolahraga, dengan alasan tidak memiliki

waktu untuk melakukan olahraga. Tn. Saman dan keluarga rajin melakukan cuci tangan dengan

menggunakan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas, sebelum dan sesudah makan. Dalam

keluarga juga menggunakan alas kaki saat keluar rumah, karena mereka menyadari

menggunakan alas kaki dapat mencegah penyakit.

I.3.4.8 Kebiasaan berobat

Page 48: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Keluarga Tn. Saman jarang berobat ke puskesmas, jika sedang menderita sakit biasanya

hanya dengan membeli obat-obatan di warung, kecuali jika kedua anak Tn. Saman yang sakit,

maka akan segera dibawa berobat ke puskesmas terdekat (Puskesmas Tegal Angus).

Penyakit yang sering dikeluhkan dalam keluarga Tn. Saman adalah batuk, flu, demam,

diare dan gatal-gatal, terutama pada musim hujan dan banjir.

I.3.4.9 Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Tabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Tn. Saman

Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Saman

No Kriteria Permasalahan

1.Kebiasaan

MerokokTn. Saman memiliki kebiasaan merokok

2. Olah Raga Keluarga Tn. Matsirat tidak atau jarang berolahraga.

3 Pola Makan

Makan 3 kali sehari, dengan lauk seperti ikan, tahu

atau tempe serta sayur mayor dan buah-buahan. Jarang

mengkonsumsi daging,

4Pola Pencarian

Pengobatan

Jarang berobat ke puskesmas, biasanya hanya

membeli obat di warung. Kecuali jika anak yang sakit,

segera di bawa ke puskesmas terdekat

5Aktivitas sehari-

hari

Ayah bekerja sebagai nelayan, ibu bekerja sebagai

buruh pabrik, dan anak pertama bekerja juga sebagai

buruh pabrik

Page 49: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan pada keluarga Tn. Saman di kampung

Garapan, didapatkan beberapa permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu :

Non-medis:

Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok

Kurangnya perilaku untuk membiasakan berolahraga

Kurangnya perilaku mengenai saluran pembuangan limbah cair rumah

tangga .

Kurangnya pengetahuan mengenai resiko kepadatan hunian yang

terdapat disekitar wilayah tersebut

Medis:

Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan dermatitis

Kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan diare

Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan ISPA

Kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan febris

No Kriteria Permasalahan

1 Luas Bangunan 4 x 6 meter.

2 Ruangan Dalam RumahTerdapat 3 ruangan : 1 ruang tamu, 2 kamar

tidur, 1 dapur, 1 tempat untuk mencuci.

3 Ventilasi Tidak terdapat ventilasi

4 PencahayaanPencahayaan rumah kurang baik, karena tidak

terdapat jendela.

5 MCKRumah keluarga Tn. Saman tidak memiliki

jamban

6 Sumber Air Air bersih didapatkan dengan cara membeli

7 Saluran Pembuangan LimbahLimbah langsung di buang ke sungai yang

berada tepat di belakang rumah

8Tempat Pembuangan

SampahSampah ditumpuk dan dibakar di depan rumah.

9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah berhimpitan dengan rumah lain.

Page 50: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

I.3.5 Keluarga Binaan Ny. Eroh

I.3.5.1 Data Dasar Keluarga

Keluarga binaan adalah keluarga Ny. Eroh yang memiliki dua orang anggota keluarga

yang tinggal dalam satu rumah. Kedua anggota keluarga tersebut adalah:

NamaStatus

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia

(Tahun)Pendidikan Pekerjaan

Penghasilan

Perbulan

Ny. ErohKepala

KeluargaPerempuan 55 tahun SD

Ibu rumah

tangga-

Tn. IkwanAnak

kandungLaki-laki 19 tahun SMP Nelayan Rp. 900.000

An. AmeliaCucu

kandungPerempuan 10 tahun SD Pelajar -

I.3.5.2 Bangunan tempat tinggal

Keluarga Ny. Eroh. tinggal di rumah pribadi dengan luas bangunan sekitar 6 x 5 meter

dan tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras. Dinding rumah terbuat dari bata berplester

dan di cat pada bagian depan, samping kanan dan kiri. Lantai rumah terbuat dari keramik. Atap

rumah terbuat dari genteng yang disusun dan mempunyai plafon dan berangka kayu.

Rumah Ny. Eroh terdiri dari 4 ruangan yang terdiri dari 1 buah ruang tamu dengan luas

sekitar 3 x 2 meter, 2 buah kamar tidur dengan masing-masing luas 2 x 2 meter, dan luas dapur 7

x 1,5 meter

Sistem ventilasi rumah Ny. Eroh belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik

karena luas ventilasi rumahnya tidak sampai 10% dari luas lantai rumah.. Di dalam rumah Ny

Eroh terdapat lampu neon putih disetiap kamarnya, dan di ruang tamu.

Keluarga Ny Eroh tidak memiliki sumber air bersih sendiri dan membeli air untuk

keperluan sehari-hari.

Pada kamar mandi terdapat tempat untuk mandi dan tidak terdapa tempat untuk buang air

besar, hanya tempat untuk mencuci. Tidak terdapat saluran untuk pembuangan limbah cair. Di

depan rumah Ny. Eroh terdapat banyak sampah dan tidak terdapat tanaman ataupun pohon

Page 51: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Eroh

I.3.6.3 Lingkungan pemukiman

Rumah keluarga Ny. Eroh terletak di lingkungan yang padat penduduk, tidak ada jarak

antara rumah.

Untuk pembuangan limbah, keluarga Ny. Eroh membuang limbah rumah tangga di

belakang rumah tanpa menggunakan saluran limbah. Apabila musim hujan tiba, pekarangan

rumah Ny. Eroh banjir setinggi betis. Keluarga Ny. Eroh tidak memiliki hewan ternak di

rumahnya

I.3.6.4 Pola Makan

Keluarga Ny. Eroh mempunyai pola makan sebanyak tiga kali dalam sehari, yaitu pagi,

siang, dan malam hari . Ny. Eroh sebagai ibu rumah tangga yang betanggung jawab memasak

dan menyiapkan makanan untuk anggota keluarga setiap hari. Makanan yang disajikan berupa

nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tahu, dan tempe, terkadang dapat berupa sayur, daging, dan

ayam. Bahan yang akan dimasak dicuci terlebih dahulu dengan air bersih.

Ny. Eroh menggunakan garam beryodium sebagai bumbu pelengkap pada keluarganya,

Ny. Eroh dan keluarga jarang mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan. Keluarga Ny. Eroh

jarang mengkonsumsi lemak yang berasal dari daging sapi. Keluarga Ny. Eroh paling sering

memakan ikan, tempe, dan tahu dengan minyak goreng yang jarang diganti, karena Ny. Eroh

Page 52: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

berpikir minyak goreng tersebut masih dapat digunakan. Keluarga Ny. Eroh banyak minum air

putih sehari harinya. Air minum berasal dari air PAM yang jernih dan tidak berbau.

I.3.6.5 Status Gizi

Keluarga Ny. Eroh, memiliki status gizi yang kurang. Karena dari pola makan jarang

mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna. Dari penampilan anak dan cucu Ny. Eroh tampak kurus.

I.3.6.6 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anak

Kelahiran anak pertama Ny. Eroh pada tahun 1994. Anak Kedua pada tahun 1995. Kedua

anak Ny. Eroh lahir secara normal, selama kehamilan Ny. Eroh rajin mengontrol kehamilannya

ke bidan. Setelah lahir, kedua anak Ny. Eroh diberikan ASI selama 6 bulan, begitu berusia 7

bulan, kedua anak Ny. Eroh diberikan MP-ASI.

Kedua anak Ny. Eroh mendapatkan imusasi lengkap, dan di imunisasi sesuai yang di

jadwalkan oleh puskesmas setempat.

I.3.6.7 Pengetahuan

Di keluarga Ny. Roh terutama An. Ikwan memiliki kebiasaan merokok, walaupun

mengerti tentang bahayanya merokok. Ny. Roh dan anggota keluarga lainnya tidak sempat untuk

melakukan olahraga karena sibuk bekerja, dan berpikir bekerja sama dengan berolahraga.

Keluarga Ny. Roh mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas dengan

menggunakan air bersih. Saat keluar rumah keluarga Ny. Roh menggunakan alas kaki, tapi jika

jaraknya dekat terkadang tidak menggunakan alas kaki.

I.3.6.8 Kebiasaan berobat

Keluarga Ny. Eroh selalu berobat ke puskesmas, terkadang ke pengobatan herbal. Ny.

Eroh mengeluhkan memiliki penyakit tekanan darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu, sering

mengeluhkan sakit kepala dan telinga berdengung, biasanya Ny. Eroh berobat ke puskesmas

jika obatnya habis, tapi terkadang Ny. Eroh tidak dapat kontrol ke puskesmas karena tidak

memiliki transportasi. Jika musim hujan dan banjir, keluarga Ny. Eroh sering menderita diare,

batuk, dan flu. Biasanya hanya dengan mengkonsumsi obat warung.

Page 53: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

I.3.6.9 Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Tabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Ny. Eroh

Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Eroh

No Kriteria Permasalahan

1.Kebiasaan

MerokokAn. Ikwan mempunyai kebiasaan merokok

2. Olah Raga Keluarga Ny. Eroh jarang berolahraga

3 Pola Makan

Makan 3 kali sehari, Makanan yang disajikan berupa

nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tahu, dan tempe,

terkadang dapat berupa sayur, daging, dan ayam

jarang mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan

dan makanan berlemak yang berasal dari daging.

Sayur, buah-buahan, dan daging jarang di konsumsi,

dan anak juga tidak mendapatkan asupan susu sebagai

penyempurna gizi karena masalah keuangan dalam

keluarga.

4Pola Pencarian

PengobatanBerobat ke Puskesmas, dan ke bidan desa

5 Menabung Dengan menyimpan sebagian dari penhasilan

6Aktivitas Sehari –

hari

Anak laki-laki Ny. Roh bekerja sehari-hari sebagai

nelayan sedangkan Ny. Roh sebagai ibu rumah tangga.

Page 54: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Ny. Eroh di Desa Tanjung Pasir,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai macam permasalahan pada

keluarga tersebut, yaitu:

Non-medis:

1. Kurangnya perilaku buruk yaitu kebiasaan merokok

2. Kurang pengetahuan mengenai tentang pentingnya berolahraga

3. Kurangnya perilaku tentang pembuangan limbah cair yang tidak

memenuhi syarat kesehatan

4. Kurangnya pengetahuan tentang resiko mengenai hunian padat.

Medis:

1. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan diare

2. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan ISPA

3. Kurangnya perilaku mengenai cara penangan penyakit hipertensi

1.2.2 Keluarga Binaan Tn. Sarwan

No Kriteria Permasalahan

1 Luas Bangunan 6x5 meter.

2 Ruangan Dalam RumahTerdapat 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi,

1 ruang tamu.

3 Ventilasi

belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang

baik karena luas ventilasi rumahnya tidak

sampai 10% dari luas lantai rumah.

4 PencahayaanPencahayaan dirumah baik, jendela selalu dibuka

setiap pagi hari menjelang sore hari.

5 MCK Di rumah tidak terdapat jamban

6 Sumber Air Menggunakan air PAM yang di beli

7 Saluran Pembuangan Limbah Tidak terdapat saluran limbah cair rumah tangga

8Tempat Pembuangan

SampahSampah ditumpuk dan dibakar di depan rumah.

9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah berhimpitan dengan rumah lain.

Page 55: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

1.2.2.1 Data Dasar Keluarga

Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Sarwan yang memiliki 4 orang anggota keluarga

yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga tersebut adalah:

NamaStatus

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia

(Tahun)Pendidikan Pekerjaan

Penghasilan

Perbulan

Tn. SarwanKepala

KeluargaLaki – laki 65 th SD - -

Ny. Rani Istri Perempuan 50 th - Pedagang 150.000-

200.000

Tn. AgusAnak

kandungLaki – laki 20 th SD Karyawan

900.000-

1.000.000

Tn. TiarohAnak

kandungLaki-laki 13 th SD Siswa -

1.2.2.2 Bangunan tempat tinggal

Keluarga Tn Sarwan tinggal di rumah pribadi dengan luas bangunan sekitar 4 x 7 meter dan

tidak bertingkat. Di depan rumah tidak terdapat teras . Dinding rumah terbuat dari bilik bambu,

samping kanan dan kiri. Lantai rumah terbuat dari pluran semen. Atap rumah terbuat dari

genteng yang disusun dan tidak mempunyai plafon dan berangka kayu.

Rumah Tn sarwan terdiri dari 3 ruangan yang terdiri dari 1 buah ruang tamu dengan luas

sekitar 3 x 2 meter, 1 buah kamar tidur luas 2 x 2 meter, sebuah kamar mandi dengan luas

sekitar 3 x 2 meter.

Sistem ventilasi rumah Tn sarwan belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik

karena luas ventilasi rumahnya tidak sampai 10% dari luas lantai rumah. Tidak Terdapat

ventilasi . Di dalam rumah Tn Sarwan tidak terdapat lampu baik disetiap kamarnya, di kamar

mandi, di ruang tamu.

Keluarga Tn Sarwan tidak memiliki sumber air bersih sendiri dan membeli air derigen

untuk keperluan sehari-hari.

Pada kamar mandi terdapat tempat untuk mandi dan tidak terdapa tempat untuk buang air

besar , yang pembuangannya dibuang ke jalan belakang rumah.

Page 56: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn.Sarwan

1.2.2.3 Lingkungan pemukiman

Rumah keluarga Tn. Sarwan terletak di lingkungan yang padat penduduk, jarak antara

satu rumah dengan rumah lainnya sekitar 50cm-100cm.

Untuk pembuangan limbah, keluarga Tn. Sarwan membuang limbah rumah tangga

langsung keluar ke jalan tanpa adanya saluran ataupun pipa. Terkadang jalan disamping tempat

cuci menjadi becek dan lembab. Apabila musim hujan jalanan juga terkadang menjadi lebih

becek sampai ke tempat cuci.

1.2.2.4 Pola Makan

Keluarga Tn. Sarwan mempunyai pola makan sebanyak dua sampai tiga kali dalam

sehari, yaitu pagi atau siang, dan malam hari. Ny. Rani sebagai ibu rumah tangga bertanggung

jawab dalam memasak dan menyiapkan makanan untuk seluruh anggota keluarganya setiap hari.

Makanan yang disajikan setiap hari berupa nasi dengan lauk dapat berupa tahgu, tempe, sayur,

ikan, terkadang dapat berupa daging ayam apabila mendapatkan uang lumayan banyak.

Tn. Sarwan berserta istri dan anaknya nya Tisoh dirumahnya menggunakan garam

beryodium apabila memasak. Keluarga tersebut sering mengkonsumsi sayur yang kadang

didapatkan dari sisa hasil dagang Ny. Rani atau memetik dari hasil tanaman yang ditanam

Tn.Sarwan. Keluarga Tn. Sarwan meminum air putih, tetapi tidak sering. Air minum berasal dari

Page 57: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

air pam yang dibeli dari orang, air nya jernih dan tidak berbau. Untuk Tn.Agus, Tn.Agus bekerja

di pabrik dan biasanya makan makanan warteg dekat tempat kerjanya.

1.2.2.5 Status Gizi

Status gizi keluarga Tn. Sarwan kurang karena dari pola makan jarang mengkonsumsi

makanan 4 sehat 5 sempurna. Dan dilihat dari pola makan, tuan Sarwan makan hanya 2-3x atau

tidak teratur. Dan dari penampilan terlihat Tn.Sarwan dan Ny.Rani tampak kurus, tetapi anak

pertama dan keduanya tampak sehat dan gemuk.

1.2.2.6 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anak

Kelahiran anak pertama pada tahun 1995. Anak Kedua pada tahun 2002. Semua anak

Ny. Rani lahir secara normal yang selama masa kehamilan, Ny. Rani hanya kontrol apabila

terdapat tenaga kesehatan yang datang ke daerah dekat rumah, namun ia sendiri tidak ingat

waktu pemeriksaan. Ny.Rani ditolong oleh dukun saat melahirkan dan tidak ada penyakit setelah

melahirkan. Setelah lahir Ny. Rani memberi ASI selama 6 bulan, hal tersebut dikarenakan wajib

ASI 6 bulan, setelah itu digantikan dengan makanan pendamping dan ASI selama 2 tahun.

Namun pemberian ASI tidak selalu karena Ny. Rani terkadang berdagang.

Semua anak Ny. Rani tidak diimunisasi sesuai dengan jadwal kegiatan yang diadakan

oleh puskesmas setempat dan lupa imunisasi apa saja yang diberikan..

1.2.2.7 Pengetahuan

Tn. Sarwan memiliki kebiasaan merokok dan beliau kurang mengetahui bahaya dari

merokok. Keluarga Tn. Sarwan juga tidak memakai alas kaki saat keluar rumah Keluarga. Tn.

Sarwan tidak memiliki saluran pembuangan air limbah sendiri. Tn.Sarwan ingin membuat tapi

karena sekitar rumahnya tidak ada yang membangunnya sehingga Tn.Sarwan tidak membuat

saluran pembuangan air limbah, dan hanya membuangnya ke jalan belakang rumah, dan

membuat jalanan menjadi becek saat hujan.

1.2.2.8 Kebiasaan berobat

Page 58: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Keluarga Tn. Sarwan terkadang berobat ke Puskesmas terdekat (Puskesmas Tegal Angus)

dan terkadang ke tenaga kesehatan terdekat. Nanum lebih sering dengan meminum obat

warung. Keluarga Tn.Sarwan sering kali mengeluhkan penyakit gatal-gatal apabila musim

hujan, diare, batuk flu, demam, hal terebut juga dikarenakan terkadang hujan yang membuat

jalan sekitar rumah menjadi becek dan kotor. Keluarga Tn. Sarwan sering kali mengobati

sakitnya sendiri apabila tidak terlalu berat dengan membeli obat warung.

1.2.2.9 Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Tabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Tn.Sarwan

No Kriteria Permasalahan

1 Luas Bangunan 7x4 meter.

2 Ruangan Dalam RumahTerdapat 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1

ruang tamu.

3 Ventilasi Terdapat tidak terdapat ventilasi.

4 PencahayaanPencahayaan dirumah kurang baik karena tidak ada

jendela.

5 MCKKeluarga ini hanya mempunyai tempat untuk mandi

dan cuci, tidak disertai jamban.

6 Sumber Air

Air bersih didapatkan dari air pam yang digunakan

untuk mencuci, mandi, sedangkan untuk masak dan

minum.

7 Saluran Pembuangan Limbah Limbah dialirkan ke belakang rumah dan saluran pipa.

9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah berhimpitan dengan rumah lain.

Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Muniroh

Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Tn. Sarwan di Kp.Garapan Desa

Tanjung Pasir RT/RW 003/006, didapatkan berbagai macam permasalahan pada keluarga

tersebut, yaitu:

Non-medis:

o Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok

o Kurang pentingnya pencahayaan dan ventilasi dalam rumah

o Kurangnya perilaku tentang pentingnya saluran pembuangan limbah

No Kriteria Permasalahan

1.Kebiasaan

MerokokTn. Sarwan mempunyai kebiasaan merokok

2. Pola Makan

Makan 2-3 kali sehari, makanan pokok berupa nasi,

dengan lauk seperti ikan, tahu atau tempe serta sayur

mayur. Jarang mengkonsumsi daging. Kebutuhan susu

sebagai penyempurna asupan gizi anak juga tidak

tercukupi secara baik karena adanya masalah

keuangan.

4Pola Pencarian

Pengobatan

Tn.sarwan dan Ny.rani hanya berobat dengan obat

warung bila sakit, tetapi anak nya selalu dibawa ke

puskesmas apabila sakit.

Page 59: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

o Kurangnya pengetahuan mengenai resiko kepadatan hunian yang terdapat

disekitar wilayah tersebut

Medis:

o Kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan diare

o Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan ISPA

o Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan penyakit dermatitis

Penentuan Area Masalah

I.3.1 Rumusan Area Masalah

Pada saat kunjungan ke kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, RT 05/RW 06,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, dianalisa data Puskesmas Tegal Angus,

mencakup angka kesakitan dan angka kematian. Kemudian dilakukan analisa data dari

Puskesmas Tegal Angus yang berhubungan dengan sepuluh penyakit terbesar pada daerah

Tanjung Pasir untuk menentukan prioritas masalah dengan metode Delphi. Setelah mendapatkan

data sekunder dari puskesmas selanjutnya diidentifikasi langsung pada 6 keluarga binaan dan

setelah melakukan identifikasi ke beberapa rumah keluarga binaan di kampung Garapan

RT05/RW06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan

area permasalahan, diantaranya adalah:

Masalah Non Medis

Perilaku terhadap kebiasaan merokok

Kurang kesadaran dalam membuat ventilasi dan sirkulasi udara dalam

rumah

Perilaku yang kurang baik terhadap pentingnya saluran pembuangan

limbah cair

Masalah Medis

1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan dermatitis

2. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan ISPA

3. Kurangnya kesadaran mengenai cara penanganan febris

Page 60: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

4. Kurangnya pemahaman mengenai cara penanganan diare.

I.3.2 Usulan Area Masalah

Terdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk menentukan area masalah yaitu metode

delbeq dan metode delphi. Teknik Delphi adalah metode yang banyak digunakan dan diterima

untuk mengumpulkan data dari responden dalam domain penelitian mereka. Teknik ini dirancang

sebagai proses komunikasi kelompok yang bertujuan untuk mencapai konvergensi pendapat

tentang isu nyata dengan meminta pendapat para ahli yang sama kemampuannya.

Dari metode Delphi disertai kegiatan melihat, mengamati dan mewawancarai masing-

masing keluarga binaan di Kampung Garapan RT 03 RW 06 Desa Tanjung Pasir, dari sekian

masalah yang ada pada keluarga tersebut, kami memutuskan untuk mengangkat

permasalahan“Perilaku Pembuangan Limbah Cair Rumah Tangga Pada Keluarga Binaan

RT 03 RW 06 Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang”

I.3.3 Alasan Pemilihan Diagnosis

Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu :

1. Dari hasil wawancara, observasi, presurvey terhadap keluarga binaan

didapatkan bahwa keluarga binaan memiliki kebiasaan membuang limbah cair

dengan sembarangan, dimana dari 6 responden, 6 responden (100%) tidak

memiliki kebiasaan membuang limbah cair dengan benar. 6 dari 6 responden

(100%) tersebut berniat dan bersikap positif terhadap pembuatan SPAL.

2. Berdasarkan data puskesmas tahun 2012 tentang ketersediaan saluran

pembuangan air limbah di seluruh desa Tanjung Pasir dengan sejumlah 608

pada tahun 2012.

3. Berdasarkan area masalah keluarga binaan kami, semua keluarga binaan kami

memiliki masalah tentang perilaku mengenai pembuangan limbah cair rumah

tangga pada Kampung Garapan RT 03 RW 06 Desa Tanjung Pasir

Page 61: BAB I Edit Bareng kedokteran komunitas

Oleh karena pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, kami sepakat untuk memilih

area masalah yang sudah disebutkan terlebih dahulu di atas dikarenakan pada masing-masing

keluarga binaan kami tidak memiliki saluran pembuangan limbah cair rumah tangga yang sesuai

dengan standar kesehatan. Hal ini juga didukung dengan kurangnya perhatian keluarga terhadap

pembuangan limbah cair rumah tangga yang memenuhi standar kesehatan.