kedkel dm
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 kedkel DM
1/22
TUGAS KEDOKTERAN KELUARGA
DIABETES MELLITUS
Disusun oleh kelompok I:
Amalya Nurayani !ris"ha ##$%$$&$%'
!ariha Mony ##$%$$#(
Muhamma I)*al ##$%$$+%
No,i I-aliana ##$%$$+#&+
O"-iara Gis"a Amilia ##$%$$+#+.
/em*im*in0 :
Dr1 Su0ma A0un0 /ra*o2o3 MARS
KE/ANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA
BAGIAN ILMU KESE4ATAN MAS5ARAKAT
!AKULTAS KEDOKTERAN UNI6ERSITAS 5ARSI 7AKARTA %$#(
1
-
8/12/2019 kedkel DM
2/22
/ENDA4ULUAN
Diabetes melitus ( DM ) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Pada beberapa orang DM dapat jelas terlihat dan disebabkan karena
interaksi genetik, faktor lingkungan, dan gaya hidup. Hiperglikemia kronik pada diabetes
berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ
tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.1,
!orld Health "rgani#ation ( !H" ) sebelumnya telah merumuskan bah$a DM
merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu ja$aban yang jelas dan
singkat tetapi se%ara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik
dan kimia$i akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolute atau
relatif dan gangguan fungsi insulin.1
E/IDEMIOLOGI
Di dunia insidensi DM sangat meningkat pada & tahun terakhir ini. Demikian
juga insidensi rata-rata ' meningkat. Meskipun di dunia insidensi DM tipe 1 dan
meningkat, di masa yang akan datang insidensi DM tipe akan meningkat dengan %epat
karena meningkatnya obesitas dan berkurangnya aktifitas. Peningkatan DM dengan usia,
tahun &&&, jumlah DM berkisar &,1*+ pada usia & tahun dan ,+ pada usia &
tahun. Pada usia / tahun jumlah DM &,1+. 'nsidensi DM antara laki-laki dan
perempuan sama tetapi sedikit besar pada laki-laki usia & tahun.1
0ebagai dampak positif pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam
kurun $aktu & tahun merdeka, pola penyakit di 'ndonesia mengalami pergeseran yang
%ukup meyakinkan. Penyakit infeksi dan kekurangan gi#i berangsur turun, di lain pihak
penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif diantaranya diabetes
meningkat dengan tajam. Perubahan pola penyakit diduga ada hubungannya dengan %arahidup yang berubah. Pola makan di kota-kota telah bergeser dari pola makan tradisional
yang banyak mengandung karbohidrat dan serat dari sayuran, ke pola makan ke barat-
baratan, dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein, lemak,
gula, garam dan mengandung sedikit serat. omposisi makanan seperti itu terutama
-
8/12/2019 kedkel DM
3/22
terdapat pada makanan siap santap yang akhir-akhir ini sangat digemari terutama oleh
anak-anak muda.
0elain itu %ara hidup yang sangat sibuk dengan pekerjaan dari pagi sampai sore
bahkan kadang-kadang sampai malam hari duduk di belakang meja menyebabkan tidak
adanya kesempatan untuk berekreasi atau berolah raga, apalagi bagi para eksekutif
hampir tiap hari harus lun%h atau dinner dengan para relasinya dengan menu makanan
barat yang aduhai. Pola hidup beresiko seperti inilah yang menyebabkan tingginya
kekerapan penyakit jantung koroner (P2), hipertensi, diabetes, hiperlipidemia.
Di antara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu di antara penyakit tidak
menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. Diabetes sudah merupakan
salah satu an%aman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 1. Perserikatan
3angsa-bangsa ( !H" ) membuat perkiraan bah$a pada tahun &&& jumlah pengidap
diabetes di atas umur & tahun berjumlah 1/& juta orang dan dalam kurun $aktu / tahun
kemudian pada tahun &/ jumlah itu akan membengkak menjadi 4&& juta orang.
Dalam jangka $aktu 4& tahun penduduk 'ndonesia akan naik sebesar 5&+ dengan
peningkatan jumlah pasien diabetes yang jauh lebih besar yaitu 6-146+ yang
disebabkan oleh7
aktor demografi7 1.) 2umlah penduduk meningkat8 .) Penduduk usia lanjut
bertambah banyak8 4.) 9rbanisasi makin tak terkendali. aya hidup yang ke barat-baratan7 1.) Penghasilan perkapita tinggi8 .) :estoran
siap santap8 4.) ;eknologi %anggih menimbulkan sedentary life, kurang gerak
badan.
3erkurangnya penyakit infeksi dan kurang gi#i.
Meningkatnya pelayanan kesehatan hingga umur pasien diabetes menjadi lebih
panjang.
4
-
8/12/2019 kedkel DM
4/22
ETIOLOGI
'nsulin Dependent Diabetes Mellitus ('DDM) atau Diabetes Melitus ;ergantung
'nsulin (DM;') menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin
disebabkan oleh destruksi sel < pulau langerhans akibat proses autoimun. 0ebagian besar
DM tipe 1 terjadi sebelum usia 4& tahun. Para ilmu$an per%aya bah$a faktor lingkungan
(mungkin berupa infeksi =irus atau faktor gi#i pada masa kanak-kanak atau de$asa a$al)
menyebabkan sistem kekebalan menghan%urkan sel penghasil insulin di pankreas. 9ntuk
terjadinya hal ini diperlukan ke%enderungan genetik.4,5
0edangkan >on 'nsulin Dependent Diabetes Mellitus (>'DDM) atau Diabetes
Melitus ;idak ;ergantung 'nsulin (DM;;') disebabkan kegagalan relatif sel < dan
resistensi insulin. Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari
normal, tetapi tubuh membentuk kekebalan efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin
relatif. DM tipe bisa terjadi pada anak-anak dan de$asa, tetapi biasanya terjadi setelah
usia 4& tahun.4,5
:esistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh
hati. 0el < tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi
defisiensi relatif insulin. etidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin
pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahkan perangsangsekresi insulin lain. 3erarti sel < pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa.4
?@0''@0' A;'"?"' D'@3A;A0 MA?';90 (@meri%an Diabetes @sso%iation)
1. Diabetes Melitus ;ipe '
( Destruksi sel
-
8/12/2019 kedkel DM
5/22
a. Defek genetik fungsi sel beta7
- romosom 1, H>-1B ( dahulu M"DC 4 )
- romosom , glukokinase ( dahulu M"DC )
- romosom &, H>-5B ( dahulu M"DC 1 )
- romosom 14, insulin premoter fa%tor-1 ( 'P-1, dahulu M"DC 5 )
- romosom 1, H>-1E ( dahulu M"DC / )
- romosom , >euro D' ( dahulu M"DC )
- D>@ Mito%hondria
- ?ainnya
b. Defek genetik kerja insulin7 resistensi insulin tipe @, lepre%haunism,
sindrom :abson Mendenhall, diabetes lipoatrofik, lainnya.
%. Penyakit Aksokrin pankreas7 Pankreatitis, traumaFpankreatektomi,
neoplasma, fibrosis kistik, hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus,
lainnya.
d. Andokrinopati7 akromegali, sindrom %ushing, feokromatositoma,
hipertiroidisme somatostatioma, aldosteronoma, lainnya.
e. arena obatF#at kimia7 Ga%or, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid,
hormone tiroid, dia#oid, agonis E adrenergi%, tia#id, dilantin, interferon
alfa, lainnya.
f. 'nfeksi7 rubella %ongenital, IMG, lainnya.
g. 'munologi (jarang)7 sindrom J0tiff-manK, antibodi antireseptor insulin,
lainnya.
h. 0indroma genetik lain7 0indrom Do$n, 0indrom linefelter, 0indrom
;urner, 0indrom !olframLs, ataksia riedrei%hLs, %horea Huntington,
0indrom ?auren%e-Moon-3iedl, distrofi miotonik, porfiria, sindrom
Prader !illi, lainnya.
5. Diabetes ehamilan.1,,4,/
D'@3A;A0 MA?';90 ;'PA ?@'>
/
-
8/12/2019 kedkel DM
6/22
2enis ini sering ditemukan di daerah tropis dan >egara berkembang. 3entuk ini
biasanya disebabkan oleh adanya malnutrisi disertai kekurangan protein yang nyata.
Diduga #at sianida yang terdapat pada cassava atau singkong yang menjadi sumber
karbohidrat di beberapa ka$asan @sia dan @frika berperan dalam patogenesisnya. Dulu
jenis ini disebut Diabetes ;erkait Malnutrisi (M:DM), tetapi oleh karena patogenesis
jenis ini tidak jelas maka jenis ini pada klasifikasi terakhir (1***) tidak lagi disebut
sebagai M:DM tetapi disebut Diabetes ;ipe ?ain.1,
D'@3A;A0 MA?';90 A0;@0'">@? (DM)
Diabetes gestasional adalah diabetes yang timbul selama kehamilan. 'ni meliputi
-/+ dari seluruh diabetes. 2enis ini sangat penting diketahui karena dampaknya pada
janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar. @dam mendapatkan pre=alensi
diabetes gestasi sebesar -,+ dari $anita hamil. Diabetes gestasional terjadi kira-kira
5+ kehamilan di 90. Pada $anita post partum kadar glukosa dapat kembali normal,
tetapi dapat berisiko tinggi untuk berkembangnya DM kembali (4&-&+).1,
/ATO!ISIOLOGI
0ebagian besar gambaran patologik dari diabetes melitus dapat dihubungkan
dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut ini7 1) berkurangnya
pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh, yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa
darah sampai setinggi 4&& sampai 1&& mgFdl8 ) sangat meningkatnya mobilisasi lemak
dari daerah penyimpanan lemak, sehingga menyebabkan terjadinya metabolisme lemak
yang abnormal disertai dengan endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah, yang
mengakibatkan timbulnya gejala arterios%lerosis, dan 4) berkurangnya protein dalam
jaringan tubuh.
Hilangnya glukosa dalam urin penderita diabetes, bila jumlah glukosa yang
memasuki tubulus ginjal dalam filtrat glomerulus meningkat di atas kadar kritis, suatubagian kelebihan glukosa yang bermakna tidak dapat direabsorbsi dan sebaliknya
dikeluarkan ke dalam urin. Hal ini se%ara normal dapat timbul bila konsentrasi glukosa
darah meningkat di atas 16& mgFdl, suatu kadar yang disebut sebagai Jnilai ambangK
darah untuk timbulnya glukosa dalam urin. 3ila kadar glukosa darah meningkat menjadi
4&& sampai /&& mgFdl, kadar yang umumnya dijumpai pada penderita diabetes berat yang
-
8/12/2019 kedkel DM
7/22
tidak diobati, maka dalam urin setiap hari akan dilepaskan sebanyak 1&& gram atau lebih
glukosa.
Afek dehidrasi akibat kenaikan kadar glukosa darah pada diabetes. Pada penderita
diabetes berat yang tidak diobati, kadar glukosa darahnya dapat meningkat sampai
setinggi 1&& mgFdl, yakni 1 kali dari normal. >amun satu-satunya efek yang bermakna
akibat peningkatan glukosa tersebut adalah dehidrasi sel-sel jaringan. Hal ini terjadi
sebagian karena glukosa tidak dapat dengan mudah berdifusi mele$ati pori-pori
membran sel, dan naiknya tekanan osmotik dalam %airan ekstraseluler menyebabkan
timbulnya perpindahan osmotik air keluar sel.
0elain efek dehidrasi seluler langsung akibat glukosa yang berlebihan, keluarnya
glukosa ke dalam urin akan menimbulkan keadaan diuresis osmotik. Diuresis osmotik
adalah efek osmotik dari glukosa dalam tubulus ginjal yang sangat mengurangi
reabsorbsi %airan tubulus. Afek keseluruhan adalah kehilangan %airan yang sangat besar
dalam urin, sehingga menyebabkan dehidrasi %airan ekstraseluler, yang selanjutnya
menimbulkan dehidrasi kompensatorik %airan intraseluler.
@sidosis dan koma pada diabetes bergesernya metabolisme lemak, pada penderita
diabetes sumber energi tubuh seluruhnya bergantung pada lemak, maka kadar asam
asetoasetat asam keto dan asam E-hidroksibutirat dalam %airan tubuh mungkin akan
bertambah dari 1 mAFliter menjadi 1& mAFliter. 0emua tambahan ini %enderung
menimbulkan asidosis.
Afek kedua, yang bahkan jauh lebih penting dalam menyebabkan asidosis
daripada efek yang langsung meningkatkan asam keto dalam darah, adalah berkurangnya
konsentrasi natrium yang disebabkan oleh hal berikut ini7 @sam keto mempunyai nilai
ambang yang rendah untuk diekskresikan oleh ginjal8 oleh karena itu, bila pada diabetes
konsentrasi asam keto meningkat, maka setiap hari dalam urin dapat diekskresikan 1&&
sampai && gram asam keto. "leh karena asam keto ini merupakan asam kuat, yang
pHnya sebesar 5,& atau kurang, maka asam keto dalam jumlah ke%il dapat diekskresikan
dalam bentuk asam8 ternyata, asam keto diekskresikan dalam ikatan dengan natrium yang
dilepaskan dari %airan ekstraseluler. @kibatnya, konsentrasi natrium dalam %airan
ekstraseluler biasanya akan berkurang dan natrium digantikan oleh bertambahnya jumlah
ion hidrogen, jadi semakin memperberat asidosis.
-
8/12/2019 kedkel DM
8/22
0eluruh reaksi yang biasanya terjadi pada keadaan asidosis metabolik akan terjadi
juga pada asidosis diabetikum. ejala meliputi pernapasan %epat dan dalam yang disebut
Jpernapasan kussmaulK yang menyebabkan ekspirasi karbondioksida berlebihan dan
sangat berkurangnya jumlah bikarbonat dalam %airan ekstraseluler. !alaupun efek yang
ekstrem ini hanya terjadi pada kebanyakan kasus diabetes yang tidak terkontrol, keadaan
ini dapat menyebabkan timbulnya koma asidosis dan kematian dalam beberapa jam
setelah pH darah turun di ba$ah ,&.
GE7ALA KLINIS
ejala a$alnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang
tinggi. 2ika kadar gula darah sampai diatas 1&-16& mgFdl, maka glukosa akan sampai
urin. 2ika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk
mengen%erkan sejumlah besar glukosa yang hilang. arena ginjal menghasilkan urin
dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang
banyak (poliuri). @kibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan
sehingga banyak minum (polidipsi). 0ejumlah besar kalori hilang ke dalam urin,
penderita mengalami penurunan berat badan. 9ntuk mengkompensasikan hal ini
penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
ejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahananselama melakukan olah raga.5,
DM tipe 1, gejalanya timbul se%ara tiba-tiba dan bisa berkembang dengan %epat
ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum. adar gula di
dalam darah adalah tinggi tetapi karena sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula
tanpa insulin. Maka sel-sel ini mengambil energi dari sumber yang lain. 0el lemak
dipe%ah dan menghasilkan keton, yang merupakan senya$a kimia bera%un yang bisa
menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis). ejala a$al dari ketoasidosis
diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang berlebihan, mual, muntah, lelah dan
nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernapasan menjadi dalam dan %epat karena tubuh
berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. 3au napas penderita ter%ium seperti bau
aseton. ;anpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma,
kadang dalam $aktu hanya beberapa jam. 3ahkan setelah mulai menjalani terapi insulin,
6
-
8/12/2019 kedkel DM
9/22
penderita diabetes tipe 1 bisa mengalami ketoasidosis jika mereka mele$atkan satu kali
penyuntikan insulin atau mengalami stress akibat infeksi, ke%elakaan atau penyakit yang
serius.5,
DM tipe , bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama beberapa tahun. 2ika
kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa sering berkemih
dan sering merasa haus. 2arang terjadi ketoasidosis. 2ika kadar gula darah sangat tinggi
(sampai lebih dari 1.&&& mgFdl, biasanya terjadi akibat stress-misalnya infeksi atau obat-
obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan
kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik-
hiperosmolar non-ketotik.5,
/EMERIKSAAN /ENUN7ANG
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan risiko tinggi
untuk DM, yaitu kelompok usia de$asa tua ( 5& tahun), obesitas, tekanan darah tinggi,
ri$ayat keluarga DM, ri$ayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi 5&&&gr, ri$ayat
DM pada kehamilan, dan dislipidemia.4
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah
puasa, kemudian dapat diikuti dengan ;es ;oleransi lukosa "ral (;;") standar.
9ntuk kelompok risiko tinggi yang hasil pemeriksaan penyaringannya negatif, perlu
pemeriksaan penyaring ulangan tiap tahun. 3agi pasien berusia 5/ tahun tanpa faktor
risiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan tiap 4 tahun.4
adar glukosa darah se$aktu dan puasa dengan metode en#imatik sebagai patokan
penyaring dan diagnosis DM (mgFdl)
*
-
8/12/2019 kedkel DM
10/22
3ukan DM 3elum Pasti DM DM
adar lukosa Darah 0e$aktu
Plasma Gena 11& 11&-1** &&
Darah apiler *& *&-1** &&
adar lukosa Darah Puasa
Plasma Gena 11& 11&-1/ 1apiler Darah *& *&-1&* 11&
Iara pemeriksaan ;;" adalah7
1. ;iga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa.
. egiatan jasmani sementara %ukup, tidak terlalu banyak.
4. Pasien puasa semalam selama 1&-1 jam.
5. Periksa glukosa darah puasa.
/. 3erikan glukosa / gr yang dilarutkan dalam air /& ml, lalu minum dalam $aktu
/ menit.
. Periksa glukosa darah 1 jam dan jam sesudah beban glukosa.
. 0elama pemeriksaan, pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.
!H" (1*6/) mengajurkan pemeriksaan standar seperti ini, tetapi kita hanya memakai
pemeriksaan glukosa darah jam saja.4,*
Pemeriksaan ?aboratorium 9ntuk Pengelolaan DM7
a. Panel A=aluasi @$al
Dilakukan segera setelah didiagnosis DM
;ujuan Pemeriksaan7
- Menentukan penanganan yang tepat
- Deteksi risiko terjadinya komplikasi
2enis Pemeriksaan7
lukosa puasa, lukosa jam PP, Hematologi rutin, 9rine :utin, Hb@1%
(@1%), Mikroalbumin, reatinin, @lbuminFlobulin, P;, Iholesterol
;otal, Iholesterol HD?, Iholesterol ?D?-Direk, ;rigliserida, ibrinogen.
b. Panel Pemantauan 1
1&
-
8/12/2019 kedkel DM
11/22
Dilakukan setiap 4 bulan sekali atau sesuai petunjuk dokter
;ujuan Pemeriksaan7
- Menilai pengendalian DM
- Menilai keberhasilan terapi2enis Pemeriksaan7
lukosa Puasa, lukosa jam PP, Hb@1% (@1%)
%. Panel Pemantauan
Dilakukan setiap 1 tahun sekali atau sesuai petunjuk dokter
;ujuan Pemeriksaan7
- Menilai pengendalian DM
- Menilai keberhasilan terapi
- Deteksi faktor risiko yang memi%u terjadinya komplikasi
2enis pemeriksaan7
lukosa puasa, lukosa jam PP, Hb@1% (@1%), Mikroalbumin,
reatinin, @lbuminFlobulin, P;, Iholesterol ;otal, Iholesterol HD?,
Iholesterol ?D?-Direk, ;rigliserida, ibrinogen.6
DIAGNOSIS
Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah dan tidak
dapat ditegakkan hanya atas dasar adanya glukosuria saja. Dalam menentukan diagnosis
DM harus diperhatikan asal bahan darah yang diambil dan %ara pemeriksaan yang
dipakai. 9ntuk diagnosis DM, pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa
dengan %ara en#imatik dengan bahan darah plasma =ena. 9ntuk memastikan diagnosis
DM, pemeriksaan glukosa darah seyogyanya dilakukan di laboratorium klinik yang
terper%aya (yang melakukan program pemantauan terkendali mutu se%ara teratur).
!alaupun demikian sesuai dengan kondisi setempat dapat juga dipakai bahan darah utuh
($hole blood), =ena ataupun kapiler dengan memperhatikan angka-angka kriteria
diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan oleh !H". 9ntuk pemantauan hasil
pengobatan dapat diperiksa glukosa darah kapiler.*
11
-
8/12/2019 kedkel DM
12/22
Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa
poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya. eluhan lain yang mungkin dikemukan pasien adalah lemas, kesemutan, gatal,
mata kabur dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus =ul=ae pada pasien $anita. 2ika
keluhan khas, pemeriksaan glukosa darah se$aktu N&& mgFdl sudah %ukup untuk
menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa N1 mgFdl
juga digunakan untuk patokan diagnosis DM. 9ntuk kelompok tanpa keluhan khas DM,
hasil pemeriksaan glukosa darah yang baru satu kali saja abnormal, belum %ukup kuat
untuk menegakkan diagnosis DM. Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan
mendapatkan sekali lagi angka abnormal, baik kadar glukosa darah puasa N1 mgFdl,
kadar glukosa darah se$aktu N&& mgFdl pada hari yang lain, atau dari hasil tes toleransi
glukosa oral (;;") didapatkan kadar glukosa darah pas%a pembebanan N&& mgFdl.,*
KOM/LIKASI
1. @kut
a. oma hipoglikemia
b. etoasidosis
%. oma hiperosmolar nonketotik
. ronika. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah
jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
b. Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah ke%il8 retinopati diabetik,
nefropati diabetik.
%. >europati diabetik.
d. :entan infeksi, seperti tuber%ulosis paru, gingi=itis dan infeksi saluran
kemih.
e. aki diabetik.4,*,1&
/ENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan diabetes melitus terdiri dari7 Pertama, terapi non farmakologi
yang meliputi perubahan gaya hidup dengan melakukan pengaturan pola makan yang
1
-
8/12/2019 kedkel DM
13/22
dikenal sebagai terapi gi#i medis, meningkatkan akti=itas jasmani dan edukasi berbagai
masalah yang berkaitan dengan penyakit diabetes yang dilakukan terus-menerus. edua,
terapi farmakologi, yang meliputi pemberian obat anti diabetes oral dan injeksi insulin.
;erapi farmakologi ini pada prinsipnya diberikan jika penerapan terapi non farmakologis
yang telah dilakukan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah sebagaimana yang
diharapkan.,4,*
Terapi Non !armakolo0is:
#1 Terapi Gi8i Meis
Prinsipnya adalah melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada status
gi#i diabetesi dan melakukan modifikasi diet berdasarkan kebutuhan indi=idual.
3eberapa manfaat yang telah terbukti dari terapi gi#i medis ini antara lain7
a. Menurunkan berat badan
b. Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastoli%
%. Menurunkan kadar glukosa darah
d. Memperbaiki profil lipid
e. Meningkatkan sensiti=itas reseptor insulin.
f. Memperbaiki sistem koagulasi darah.
;ujuan dari terapi gi#i medis ini adalah untuk men%apai dan mempertahankan7
1. adar glukosa darah mendekati normal,
lukosa puasa berkisar *&-14& mgFdl
lukosa darah jam setelah makan 16& mgFdl
adar @1% +
. ;ekanan darah 14&F6&
4. Profil lipid7
olesterol ?D? 1&& mgFdl
olesterol HD? 5& mgFdl
14
-
8/12/2019 kedkel DM
14/22
;rigliserida 1/& mgFdl
5. 3erat badan senormal mungkin,4
3eberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum melakukan perubahan pola
makan diabetisi antara lain7 tinggi badan, berat badan, status gi#i, status kesehatan,
akti=itas fisik, dan faktor usia, faktor fisiologis seperti masa kehamilan, masa
pertumbuhan, gangguan pen%ernaan pada usia tua, dan lain-lain. Pada keadaan infeksi
berat dimana terjadi proses katabolisme yang tinggi perlu dipertimbangkan pemberian
nutrisi khusus. Masalah lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah masalah status
ekonomi, lingkungan, kebiasaan atau tradisi di dalam lingkungan yang bersangkutan serta
kemampuan petugas kesehatan yang ada.1,,4,*
2A>'0 3@H@> M@@>@>
1. arbohidrat (&-&+)
0ebagai sumber energi, karbodidrat yang diberikan pada diabetisi tidak boleh
lebih dari &+ jika dikombinasikan dengan pemberian asam lemak tidak jenuh
rantai tunggal. (M9@O monounsaturated fatty a%id).
. Protein (1&-1/+)
2umlah kebutuhan protein yang di rekomendasikan sekitar 1&-1/+ dari totalkalori perhari.
4. ?emak (&-/+)
?emak mempunyai kandungan energi sebesar * kilokalori per gramnya.
Pemberian M9@ pada diet diabetisi dapat menurunkan kadar trigliserida,
kolesterol total, kolesterol G?D? dan meningkatkan kadar kolesterol HD?,
sedangkan asam lemak tidak jenuh rantai panjang (P9@O polyunsaturated fatty
a%id) dapat melindungi jantung, menurunkan kadar trigliserida, memperbaiki
agregasi trombosit. P9@ mengandung asam lemak omega 4 yang dapat
menurunkan sintesis G?D? di dalam hati dan meningkatkan akti=itas en#im
lipoprotein lipase yang dapat menurunkan kadar G?D? di jaringan perifer,
sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol ?D?.,4,*
15
-
8/12/2019 kedkel DM
15/22
PA:H';9>@> 29M?@H @?":'
Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gi#i, umur, ada atau tidaknya
stress akut, dan kegiatan jasmani
Penentuan 0tatus i#i 3erdasarkan 'M;
'M; dihitung berdasarkan pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi
dengan tinggi badan (dalam meter).
lasifikasi status gi#i berdasarkan 'M;7
3erat badan kurang 16,/
3erat badan normal 16,/-,*
33 lebih N4,&
Dengan risiko 4-5,*
"besitas ' /-*,*
"besitas '' N4&
Penentuan 0tatus i#i 3erdasarkan :umus 3roa%a
Penentuan status gi#i dihitung dari7 (33 aktual 7 33 idaman) 1&&+
3erat badan kurang 33 *&+ 33'
3erat badan normal 33 *&-11&+ 33'
3erat badan lebih 33 11&-1&+ 33'
emuk 33 1&+ 33'
Penentuan kebutuhan kalori tiap hari7
1. ebutuhan basal7
?aki-laki 7 33 idaman (kg) 4& kalori
!anita 7 33 idaman (kg) / kalori
. oreksi atau penyesuaian7
9mur diatas 5& tahun 7 - /+
1/
-
8/12/2019 kedkel DM
16/22
@kti=itas ringan 7 Q 1&+
@kti=itas sedang 7 Q&+
@kti=itas berat 7 Q4&+
3erat badan gemuk 7 -&+
3erat badan lebih 7 -1&+
3erat badan kurus 7 Q&+
4. 0tres metabolik 7 Q 1&-4&+
5. ehamilan trimester ' dan '' 7 Q4&& kalori
/. ehamilan trimester ''' dan menyusu 7 Q /&& kalori.,4,*
%1 La-ihan 7asmani
egiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani teratur (4-5 kali seminggu
selama kurang lebih 4& menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan
diabetes tipe . ?atihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitifitas terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.
?atihan jasmani yang dimaksud adalah jalan, bersepeda santai, jogging, berenang.
?atihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran
jasmani. egiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga,
berkebun tetap dilakukan. 3atasi atau jangan terlalu lama kegiatan yang kurang
gerak seperti menonton tele=isi.
Prinsip ?atihan 2asmani 3agi Diabetisi
rekuensi 7 jumlah olahraga perminggu sebaiknya dilakukan dengan teratur
4-/ kali perminggu
'ntensitas 7 :ingan atau 0edang (&-&+ Maimum Heart :ate)
Durasi 7 4&-& menit
2enis 7 ?atihan jasmani endurans (aerobik) untuk meningkatkan
kemampuan kardio respirasi seperti jalan, jogging, berenang, dan bersepeda.,4,*
Terapi !armakolo0i #3%3(3'393&3+3
1
-
8/12/2019 kedkel DM
17/22
Ma%am-Ma%am "bat @nti Hiperglikemia "ral
Golon0an Insulin Sensi-i8in0
1. 3'9@>'D
0aat ini golongan biguanid yang banyak dipakai adalah metformin. Metformin
terdapat dalam konsentrasi yang tinggi didalam usus dan hati, tidak dimetabolisme tetapi
se%ara %epat dikeluarkan melalui ginjal. "leh karena itu metformin biasanya diberikan
dua sampai tiga kali sehari ke%uali dalam bentuk extended release.
Afek samping yang dapat terjadi adalah asidosis laktat, dan untuk menghindarinya
sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal ( kreatinin
1,4mgFdl pada perempuan dan 1,/mgFdl pada laki-laki) atau pada gangguan fungsi hati
dan gagal jantung serta harus diberikan dengan hati-hati pada orang usia lanjut.
Mekanisme kerja metformin menurunkan glukosa darah melalui pengaruhnya
terhadap kerja insulin pada tingkat seluler, distal reseptor insulin dan menurunkan
produksi glukosa hati. Metformin meningkatkan pemakaian glukosa oleh usus sehigga
menurunkan glukosa darah dan menghambat absorpsi glukosa di usus sesudah asupan
makan. 0etelah diberikan se%ara oral, metformin akan men%apai kadar tertingi dalam
darah setelah jam dan diekskresi le$at urin dalam keadaan utuh dengan $aktu paruh
,/ jam.
Metformin dapat menurunkan glukosa darah tetapi tidak akan menyebabkan
hipoglikemia sehingga tidak dianggap sebagai obat hipoglikemik, tetapi obat
antihiperglikemik. Metformin tidak meyebabkan kenaikan berat badan.
ombinasi sulfonilurea dengan metformin saat ini merupakan kombinasi yang
rasional karena mempunyai %ara kerja sinergis sehingga kombinasi ini dapat menurunkan
glukosa darah lebih banyak daripada pengobatan tuggal masing-masing, baik pada dosis
maksimal keduanya maupun pada kombinasi dosis rendah.
Pemakaian kombinasi dengan sulfonilurea sudah dapat dianjurkan sejak a$al
pengelolaan diabetes, berdasarkan hasil penelitian 9PD0 (9nited ingdom Prospe%ti=e
Diabetes 0tudy) dan hanya /& persen pasien DM tipe yang kemudian dapat
1
-
8/12/2019 kedkel DM
18/22
dikendalikan dengan pengobatan tungal metformin atau sulfonylurea sampai dosis
maksimal.
ombinasi metformin dan insulin juga dapat dipertimbangkan pada pasien gemuk
dengan glikemia yang sukar dikendalikan. ombinasi insulin dengan sulfonilurea lebih
baik daripada kombinasi insulin dengan metformin. Penelitian lain ada yang
mendapatkan kombinasi metformin dan insulin lebih baik dibanding dengan insulin saja.
arena kemampuannya mengurangi resistensi insulin, men%egah penambahan
berat badan dan memperbaiki profil lipid maka metformin sebagai monoterapi pada a$al
pengelolaan diabetes pada orang gemuk dengan dislipidemia dan resistensi insulin berat
merupakan pilihan pertama. 3ila dengan monoterapi tidak berhasil maka dapat dilakukan
kombinasi dengan 09 atau obat anti diabetik lain.
. ?';@R">A
Merupakan obat yang juga mempunyai efek farmakologis untuk meningkatkan
sensiti=itas insulin.
Mekanisme kerja lita#one (;hia#olindione) merupakan agonist peroisome
proliferators-a%ti=ated re%eptor gamma (PP@:) yang sangat selektif dan poten. :eseptor
PP@: gamma terdapat di jaringan target kerja insulin seperti jaringan adiposa, otot skelet
dan hati, sedang reseptor pada organ tersebut merupakan regulator homeostasis lipid,
diferensiasi adiposit dan kerja insulin.
lita#one diabsorbsi dengan %epat dan konsentrasi tertinggi terjadi setelah 1-
jam dan makanan tidak mempengaruhi farmakokinetik obat ini. !aktu paruh berkisar
antara 4-5 jam bagi rosiglita#one dan 4- jam bagi pioglita#one.
0e%ara klinik rosiglita#one dengan dosis 5 dan 6 mgFhari (dosis tunggal atau dosis
terbagi kali sehari) memperbaiki konsentrasi glukosa puasa sampai // mgFdl dan @1I
sampai 1,/+ dibandingkan dengan pla%ebo. 0edang pioglita#one juga mempunyai
kemampuan menurunkan glukosa darah bila digunakan sebagai monoterapi atau sebagai
terapi kombinasi dengan dosis sampai 5/ mgFdl dosis tunggal.
16
-
8/12/2019 kedkel DM
19/22
Golon0an Sekre-a0ok Insulin
0ekretagok insulin mempunyai efek hipoglikemik dengan %ara stimulasi sekresi
insulin oleh sel beta pankreas.
1. 09?">'?9:A@
Digunakan untuk pengobatan DM tipe sejak tahun 1*/&-an. "bat ini digunakan
sebagai terapi farmakologis pada a$al pengobatan diabetes dimulai, terutama bila
konsentrasi glukosa tinggi dan sudah terjadi gangguan pada sekresi insulin. 0ulfonilurea
sering digunakan sebagai terapi kombinasi karena kemampuannya untuk meningkatkan
atau mempertahankan sekresi insulin.
Mekanisme kerja efek hipoglikemia sulfonilurea adalah dengan merangsang
%hannel yang tergantung pada @;P dari sel beta pankreas. 3ila sulfonilurea terikat
pada reseptor (09:) pada %hannel tersebut maka akan terjadi penutupan. eadaan ini
menyebabkan penurunan permeabilitas pada membran dan membuka %hannel Ia
tergantung =oltase, dan menyebabkan peningkatan Ia intrasel. 'on Ia akan terikat pada
Ialmodilun dan menyebabkan eksositosis granul yang mengandung insulin.
olongan obat ini bekerja dengan merangsang sel beta pankreas untuk
melepaskan insulin yang tersimpan. "leh karena itu hanya bermanfaat untuk pasien yang
masih mempunyai kemampuan untuk sekresi insulin. olongan obat ini tidak dapat
dipakai pada diabetes mellitus tipe 1.
Pemakaian sulfonilurea umumnya selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk
menghindari kemungkinan hipoglikemia. Pada keadaan tertentu dimana kadar glukosa
darah sangat tinggi, dapat diberikan sulfonilurea dengan dosis yang lebih besar dengan
perhatian khusus bah$a dalam beberapa hari sudah dapat diperoleh efek klinis yang jelas
dan dalam 1 minggu sudah terjadi penurunan kadar glukosa darah yang %ukup bermakna.
3ila konsentrasi glukosa puasa &&mgFdl, 0ulfonilurea sebaiknya dimulai
dengan pemberian dosis ke%il dan titrasi se%ara bertahap setelah 1- minggu sehingga
ter%apai glukosa darah puasa *&-14&mgFdl. 3ila glukosa darah puasa &&mgFdl dapat
diberikan dosis a$al yang lebih besar. "bat sebaiknya diberikan setengah jam sebelum
makan karena diserap dengan lebih baik. Pada obat yang diberikan satu kali sehari
sebaiknya diberikan pada $aktu makan pagi atau pada makan makanan porsi terbesar.
1*
-
8/12/2019 kedkel DM
20/22
. ?'>'D
erjanya juga melalui reseptor sulfonilurea (09:) dan mempunyai struktur yang
mirip dengan sulfonilurea tetapi tidak mempunyai efek sepertinya.
:epaglinid dan nateglinid kedua-duanya diabsorbsi dengan %epat setelah
pemberian se%ara oral dan %epat dikeluarkan melalui metabolisme dalam hati sehingga
diberikan sampai 4 kali sehari.
/en0ham*a- Al;a Glukosiase
"bat ini bekerja se%ara kompetitif menghambat kerja en#im alfa glukosidase di
dalam saluran %erna sehingga dengan demikian dapat menurunkan penyerapan glukosa
dan menurunkan hiperglikemia postprandial. "bat ini bekerja di lumen usus dan tidak
menyebabkan hipoglikemia dan juga tidak berpengaruh pada kadar insulin.
@%arbose hampir tidak diabsorbsi dan bekerja lo%al pada saluran pen%ernaan.
@%arbose mengalami metabolisme di dalam saluran pen%ernaan, metabolisme terutama
oleh flora mikrobiologis, hidrolisis intestinal dan aktifitas en#im pen%ernaan. !aktu
paruh eliminasi plasma kira-kira jam pada orang sehat dan sebagian besar diekskresi
melalui feses.
Hal-Hal Cang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih "bat Hipoglikemi "ral7
a. Dosis selalu harus dimulai dengan dosis rendah yang kemudian dinaikkan
se%ara bertahap.
b. Harus diketahui betul bagaimana %ara kerja, lama kerja dan efek samping
obat-obat tersebut (misalnya klorpropamid jangan diberikan 4 kali 1 tablet,
karena lama kerjanya 5 jam).
%. 3ila memberikannya bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya
interaksi obat.
d. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral, usahakanlah
menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal baru beralih kepada
insulin.
e. 9sahakan agar harga obat terjangkau oleh pasien.
&
-
8/12/2019 kedkel DM
21/22
/EN
-
8/12/2019 kedkel DM
22/22
. 0uryono 0lamet. Diabetes Melitus Di 'ndonesia. 3uku @jar 'lmu Penyakit Dalam.
5th . Pusat Penerbitan Departemen 'lmu Penyakit Dalam akultas edokteran
9ni=ersitas 'ndonesia. 2akarta7 &&8 165-6.
4. usta=iani :eno. Diagnosis dan lasifikasi Diabetes Melitus. 3uku @jar 'lmu
Penyakit Dalam. 5th . Pusat Penerbitan Departemen 'lmu Penyakit Dalam akultas
edokteran 9ni=ersitas 'ndonesia. 2akarta7 &&8 16*-61.
5. 0oegondo 0idarta$an. armakoterapi Pada Pengendalian likemia Diabetes
Melitus ;ipe . 3uku @jar 'lmu Penyakit Dalam. 5th . Pusat Penerbitan
Departemen 'lmu Penyakit Dalam akultas edokteran 9ni=ersitas 'ndonesia.
2akarta7 &&8 166-/.
/. Cunir Am, 0oebardi 0uharko. ;erapi >on armakologi Pada Diabetes Melitus.
3uku @jar 'lmu Penyakit Dalam. 5th . Pusat Penerbitan Departemen 'lmu Penyakit
Dalam akultas edokteran 9ni=ersitas 'ndonesia. 2akarta7 &&8 166-*.
. Mansjoer @rif, ;riyanti uspuji. Diabetes Melitus. apita 0elekta edokteran.
4rd. Media @es%ulapius akultas edokteran 9ni=ersitas 'ndonesia. 2akarta7 &&18
/6&-.
. http7FF$$$.medi%astore.%om.
6. Iahill oerge. Diabetes Mellitus. Ie%il ;etbook "f Medi%ine. / th. !.3.
0aunders Iompany. Philadelphia, ?ondon, ;oronto7 1**8 1**8 1**-6*.
*. uyton I @rthur, Hall A 2ohn. Diabetes Melitus. 3uku @jar isiologi
edokteran. *th. AI. 2akarta7 1**8 145-6.
1&. http7FF$$$.mer%k.%om
11. http7FF$$$.prodia.%o.id
1. Perkumpulan Andokrinologi 'ndonesia. onsensus Pengelolaan Diabetes Melitus
;ipe Di 'ndonesia. 0emarang7 &&.
14. Da=ey Patri%k. Diabetes Melitus. @t a lan%e Medi%ine. Arlangga. 2akarta7 -
&.
http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.merck.com/http://www.prodia.co.id/http://www.medicastore.com/http://www.merck.com/http://www.prodia.co.id/