keamanan pangan dan lingkungan rumah

24
Keamanan Pangan di Lingkungan Rumah (Food safety in the home environment) DISUSUN OLEH : Kelompok 2 Anisa Hidayanti (14344092) Triana Widyasari (14344095) Yugo Guntoro PROGRAM STUDY APOTEKER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL (ISTN) JAKARTA 2015

Upload: nury-yanthie

Post on 14-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

Keamanan Pangan di Lingkungan Rumah

(Food safety in the home environment)

DISUSUN OLEH : Kelompok 2

Anisa Hidayanti (14344092)

Triana Widyasari (14344095)

Yugo Guntoro

PROGRAM STUDY APOTEKER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL (ISTN)

JAKARTA

2015

Page 2: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak

asasi setiap warga negara, sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup aman,

bermutu, bergizi, beragam dengan harga yang terjangkau oleh kemampuan daya beli

masyarakat. Melihat betapa kompleksnya persyaratan yang harus dipenuhi diperlukan

suatu standard sehingga tidak merugikan dan membahayakan bagi konsumen, serta

menjamin terselenggaranya perdagangan yang jujur dan bertanggung jawab. Hal ini di

dasarkan pada upaya untuk mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan sumber daya

yang berkualitas.

Pembangunan pangan adalah suatu upaya pembangunan yang bersifat terus-

menerus dan lintas bidang yang saling berkaitan. Pada saat ini sasaran pembangunan

pangan antara lain membebaskan masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi

kesehatan, memantapkan kelembagaan yang sudah ada, penataan ulang (deregulasi)

untuk peraturan dan perundang-undangan yang mengatur pangan, mutu serta gizi

masyarakat oleh industri pangan maupun konsumen.

Pangan yang aman mempunyai pengertian yang sangat luas tetapi pada

prinsipnya mempunyai batasan-batasan antara lain; bebas dari mikroba patogen, bebas

dari bahan beracun, bebas dari kontaminan, bebas dari pemalsuan, bebas dari bahan-

bahan yang dilarang oleh oleh agama, budaya, dan adat istiadat, bebas dari perubahan

kimia dan fisika, mempunyai nilai gizi yang tinggi dan seimbang, mempunyai rasa

enak dan menarik, tersedia dalam jumlah cukup, serta mendapat sertifikasi SAH

(sehat, aman, dan halal).

Rumah tangga sebagai basis masyarakat terkecil perlu mendapat perhatian dan

pembinaan yang baik, karena keberhasilan pembangunan nasional bertumpu pada

keberhasilan pembanguna manusia tersebut. Salah satunya adalah ketersediaan

pangan yang aman dan berkualitas. Dalam sistem kemasyarakatan terkecil ini yang

sangat berperan dalam pengambilan keputusan asupan gizi setiap hari adalah ibu

rumah tangga, sehingga pendidikan dan pembinaan mutlak diperlukan.

Page 3: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

B. Tujuan

Tujuan dilakukannya persentasi dan pembuatan makalah ini adalah untuk

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang keamanan pangan ditingkat

mahasiswa apoteker ISTN sehingga mampu menjelaskan dan memberikan

pemahaman terhadap masyarakat akan pentingnya memperhatikan keamanan pangan

keluarga.

Page 4: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

BAB II

ISI

A. Pentingnya Komunikasi, Informasi dan Edukasi

Masyarakat Indonesia umumnya beranggapan makan agar kenyang dan kuat

bekerja (sumber energi). Sekarang mulai muncul kepedualian terhadap kualitas dan

kuantitas makanan. Sebagian mengetahui bahwa makanan dapat mempengaruhi fisik

seseorang, namun kurang informasi tenatang bagaimana makanan dan minuman yang

aman dan bergizi, itulah yang kadang kala menjadi kendala utama di masyarakat,

disamping juga transfer informasi tersebut dalam media komunikasi yang tepat dan

jika perlu adanya edukasi kepada seluruh komponen masyarakat termasuk keluarga.

Kekurangan zat gizi esensial dan energi dapat menyebabkan penyakit atau

gangguan kesehatan tertentu. Demikian juga makanan yang berlebihan dan tidak

seimbang dapat menyebabkan timbulnya penyakit jantung, kencing manis, tekanan

darah tinggi, dan lain-lain. Ibu hamil yang mengkonsumsi makanan yang kurang

berkualitas dapat berakibat bayi dengan berat badan yang kurang normal atau rendah

bahkan perkembangan fisik dan mental bayi akan terganggu. Selain itu makanan dan

minuman dapat juga berfungsi sebagai pengantar penybab penyakit. Dengan demikian

distribusi makanan perlu memperhatikan proses pengolahan, penyajian, penyimpanan

dan lain sebagainya.

Perlaku konsumen terhadap pangn yang aman sangat dipengaruhi oleh :

1. Faktor predisposisi perorangan (kepribadian, kebiasaan, norma, nilai kepercayaan,

kemampuan, keterampilan, pengetahuan, sikap dari konsumen sehubungan makanan

tersebut.)

2. Faktor dukungan pemerintah maupun swasta terhadap keberadaan makanan yang

aman sehingga tersedia kapan saja dibutuhkan, terjangkau daya beli, digemari, mudah

didapat, penjualnya terampil, jujur dan nyaman, dan tersedia informasi rujukan)

3. Faktor penguat (ajakan teman dekat, dukungan orang tua, pimpinan, guru, petugas

kesehata, dll) yang menganjurkan konsumsi makanan yang aman.

Page 5: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

B. Metabolime Zat Gizi dan Kaitannya dengan Keamanan Pangan

Zat gizi dapat digolongkan menjadi 6 kelompok utama, yaitu: karbohidrat,

lipid, protein, vitamin, dan mineral. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi,

lemak/lipid berfungsi sebagai sumber energi cadangan, dan juga pertumbuhan dan

mempertahankan jaringan, protein berfungsi sebagai sumber energi, pertumbuhan dan

mempertahankan jaringan juga dalam proses regulasi dalam tubuh. Mineral berfungsi

untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan juga dalam proses regulasi tubuh,

sedangkan untuk vitamin dan air berfungsi untuk regulasi dalam tubuh. Paling tidak

ada 45 jenis zat gizi dari 67 kelopmpok utama zat gizi tersebut di atas yang tidak

dibutuhkan manusia.

C. Jenis Toksin dalam Pangan dan Pengaruhnya terhadap gizi dan Kesehatan

Zat toksik alamiah meliputi aneka ragam senayawa yang terdapat dalam bahan

pangan hewani maupun nabati, yang dapat menimbulkan keracunan. Beberapa yang

termasuk dalam bahan pangan nabati adalah zat penghambat protease, hemaglutinin,

goitroge, dan sianogen. Zat penghambat protease merupakan suatu protein yang

banyak terdapat dalam kacang-kacangan, kacang polong, kentang, ubi jalar, dan biji-

bijian. Wujud toksiknya berupa pertumbuhan dan penggunaan makanan yang tidak

baik serta pembesaran kelenjar pakreas, akibat adanya hambatan terhadap aneka

ragam enzim protease. Hemaglutinin terutama dalam kacang-kacangan dan kacang

polong famili Legumenimose dan euphorbiaceae. Zat aktifnya berupa protein yang

akan menggumpalkan dan hemolisis butir darah merah. Berbeda dengan kedua

senaywa tersebut, goitrogen merupakan tioglukosida yang benyak terdapat dalam kol,

lobak, dan mustard. Senyawa ini menimbulkan hipertiroid dan pembengkakan

kelenjar tiroid. Sianogen banyak terkandung kacang-kacangan, buah berbiji keras dan

singkong. Zat toksiknya berupa glukosida diantaranya amigladin, linamasrin,

lotausralin, durin, taksifilian, proteasin. Wujud efek toksinnya berupa gangguan

neurologi karena sianogen menghambat pernafasan sel melalui ikatan-ikatan antar

sianida dan protein heme terutama sitokrom oksidase dan mitokondria.

Zat tambahan makanan dapat digolongkan menjadi zat tambahan sengaja atau

langsung dan zat tambahan tidak sengaja atau tidak langsung. Termasuk dalam

Page 6: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

tambahan sengaja antara lain zat warna, penyedap rasa dan aroma, pelembab,

antioksidan, pengawet, pengemulsi, antigumpal, pemucat, dan pengental. Zat pewarna

makanan yang mempunyai efek toksik adalah tartazina. Wujudnya berupa

perangsangan perilaku hiperaktif pada anak urikaria atau raum kulit, dengan

mekanisme aksi yang sampai saat ini belum jelas. Zat makanan tambahan lain yang

perlu diwaspadai adalah antioksidan, misalnya BHA dan BHT, karena kecendrungan

efek karsinogenik terutama BHA. Tentang penyedap rasa dan aroma ketoksikan MSG

sampai saat ini masih kontroversial. Kelebihan vitamin sebagai suplemen gizi, juga

dapat menimbulkan efek toksik, terutama over Vitamin D dan A, untuk vitamin D

hiperkalsemia, stenosis aortik, nefrokalsinposis. Sedangkan untuk vitamin A yang

terberat adalah neksrosis hati.

Senayawa pencemar makanan yang sering menimbulkan masalah kesehatan

ialah botulinin, aflatoksin, merkuri, dan timah. Botulinin dihasilkan oleh bakteri

Clostridium botulinum, karacunannya berupa efek neurologi melalui aksi

penghambatan pelepasan asetilkolin di ujung syaraf. Aflatoksin merupakan produk

jamur atau kapang Aspergillus flavus, yang tumbuh subur pada kacang-kacangan

dalam kondisi panas dan lembab. Diantara ragam aflatoksin yang bersifat karsinogen

adalah aflatoksin B1 dan G1. Efek hepatokarsinogenik aflatoksin B1 beruapa

diawalinya ikatan kovalen antara metabolit reaktif epoksidanya dan makromolekul sel

hati protein RNA dan DNA). Merkuri berupa bentuk senyawa yang sangat toksik.

Keracunan merkuri senyawa organik dapat terjadi melalui konsumsi ikan dan padi-

padian yang tercemar. Akibat keracunan juga dikenal dengan penyakit “Minamata”

dengan gejala-gejala neurologi yang dapat berujung kematian demikian juga dengan

timah dan Pb.

Faktor intrinsik racun pangan antara lain faktor kimia, kondisi ekspresi,

pengolahan, pengawetan, pengentalan, pengepakan racun pangan. Selain itu pula

bergantung pada sifat dan berbagai proses yang dapat mempengaruhi keefektifan

interakasi racun pangan dan tempat aksinya. Dengan cara demikian akhirnya akan

mempangaruhi ketoksikan racun pangan.

Termasuk faktor intrinsik mahluk hidup diantaranya keadaan fisiologi

(misalnya berat badan, umur, suhu tubuh, kecepatan pengosongan lambung,

kecepatan aliran darah, status gizi, kehamilan, jenis kelamin, penyimpanan racun

pangan dalam mahluk hidup, genetika, serta toleransi dan resistensi) dan keadaan

patologi mahluk hidup (penyakit saluran cerna, kardiovaskuler, ginjal dan hati). Pada

Page 7: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

dasrnya faktor tersebut dapat mempengaruhi keefektifan atau kerentanan tempat aksi

terhadap aksi racun pangan, sehingga akan mempengaruhi toksisitas racun pangan.

D. Sanitasi dan Higiene pada Pengolahan Pangan

Sanitasi adalah suatu usaha untuk pencegahan penyakit dengan cara

menghilangkan taua mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai

perpindahan penyakit tersebut. Jadi dengan penerapan sanitasi yang benar akan

membantu dalam memperbaiki, mempertahankan, atau mengembalikan kesehatan

ynag baik pada manusia. Adaaun penerapannya adalah dengan cara aseptik untuk

persiapan, pengolahan, dan pengemasan produk makanan, pembersihan dan sanitasi

lingkungan. Ini diawali dengan pengawasan mutu bahan pangan yang akan diolah,

penyimpanan sebelum pengolahan dan setelah pengolahan, perlengkapan dan suplai

air bersih, pencegahan kontaminan makan dan peralatan, pekerja dan hama pada

semua tahap pengolahan, pengemas, dan cara penyajian.

Sanitasi pangan berupa pengendalian mikroba patogen, pengendalian sumber

kontaminan, serta standar pengoperasian yang sehat untuk setiap tahap pengolahan.

Juga sistem pengolahan dan cara penyajian akhir akan sangat mempengaruhi terhadap

kesehatan dan keamanan pangan.

E. Keracunan dan Upaya Identifikasinya

Bahan pangan ataupun makanan dapat merusak karena beberapa faktor, yaitu

pertumbuhan dan aktifitas mikroorganisme, kerusakan karena serangga atau hewan

pengerat lainnya. Aktifitas enzim pada tanaman atau hewan, reaksi kimia

nonenzimatik, kerusakan fisik misalnya pada pembekuan, hangus, pengeringan,

tekanan atau yang lainnya.

Gejala keracunan sering terjadi karena seseorang mengkonsumsi makan yang

mengandung bahan-bahan berbahaya, termasuk mikroorganisme, yang tidak dapat

dideteksi langsung dengan indera manusia. Bahan-bahan kimia berbahaya yang

terdapat pada makanan sukar diketahui secara langsung oleh orang yang

mengkonsumsi makanan tersebut, sehingga seringkali menyebabkan keracunan.

Mikroorganisme yang berbahaya kadang kala sulit dideteksi jika aktifitasnya

mengakibatkan perubahan-perubahan pada makanan.

Page 8: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

Berbagai tanda-tanda kerusakan bahan pangan dapat dilihat targantung jenis

pangannya, diantara lain:

a. Perubahan kekenyalan pada produk-produk daging dan ikan, hal ini

disebabkan pemecahan struktur daging oleh bakteri

b. Pelunakan tekstur pada sayur-sayuran yang menyebabkan penampakan

berubah

c. Perubahan kekentalan, misalnya pada susu, santan, dan lainnya yang

disebabkan oleh penggumpalan protein dan pemisahan serum (skim)

d. Pembentukan lendir pada produk-produk daging, ikan dan sayuran yang

antara lain oleh khamir, bakteri asam laktat, dan lainnya.

e. Pembentukan asam, biasanya oleh bakteri

f. Pembentukan warna-warna hijau pada produk daging, misalnya hidrogen

peroksida atau hidrogen sulfida

g. Pembentukan warna kuning pada daging

h. Pembentukan warna hitam pada sayuran

i. Perubahan warna dan penampakan karena kapang pada serelia

j. Perubahan bau, misalnya bau busuk pada daging atau anmis pada ikan

Pada dasarnya kerusakan pangan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis;

1. Kerusakan fisik karena benturan, sayatan, atau lainnya

2. Keruskan kimia karena terjadinya reaksi kimia, baik enzimatis mapun non

enzimatis, seperti ketengikan, pencoklatan, dan lain-lain

3. Kerusakan biologis yang disebabkan oleh faktor-faktor yaitu

mikroorganisme dan serangga perusak makanan.

Sedangkan untuk mendeteksi kerusakan pangan atau bahan pangan dapat

dilakukan dengan ;

a. Uji organoleptik, yaitu dengan melihat tanda-tanda kerusakan seperti

perubahan tekstur, atau kekenyalan, kekentalan, warna, bau, pembentukan

lendir, dan lain-lain

b. Uji fisik untuk melihat perubahan-perubahan fisik yang terjadi karena

kerusakan-kerusakan oleh mikroba maun reaksi kimia misalnya pH,

kekentalan, tekstur, indeks refraktif, dll

c. Uji kimia untuk menganalisa senyawa-senyawa kimia sebagai hasil

pemecahan komponen pangan oleh mikroba tau hasil reaksi kimia

Page 9: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

d. Uji mikrobiologis yang ditentukan dengan hitung cawa, MPN, dan

mikroskopis. Uji ini relatif mahal dan membutuhkan peralatan yang

banyak dan agak rumit serta perlu persiapan yang cukup lama oleh karena

itu dianggap tidak praktis.

F. Beberapa Upaya yang Dapat Dilakukan

Perhatikan lingkungan sekitar dapur tempat pengolahan makanan :

Dapur harus memiliki ventilasi udara.

Dapur harus mendapatkan penerangan alami untuk menerangi ruang dapur

sehingga kita dapat beraktivitas dengan baik, gunakanlah cahaya matahari.

Selain itu cahaya matahari mampu membunuh kuman maupun bakteri dan

membuat ruangan tidak lembap.

Material dinding dapur sebaiknya tahan terhadap panas dan uap Terkadang

banyak dapur menggunakan keramik sebagai dinding dapur karena kuat dan

mudah dibersihkan. Namun upayakan untuk menggunakan keramik dinding

yang tidak bertekstur karena celah-celahnya akan sulit dibersihkan dan dapat

menjadi timbunan kotoran.

Perlengkapan memasak yang aman

Penggunaan alat elektronik dengan efisien seperti lemari pendingin,

dishwasher, dan microwave seefisien mungkin.Hal ini dikarenakan peralatan

elektronik membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan dapat malah

mengakibatkan efek radiasi elektromagnetik.

Kebersihan dapur harus tetap diperhatikan, dengan cara membersihkan dapur

pada saat selesai memasak. Anda juga harus membuang sampah yang ada di

dapur setiap hari karena sampah yang disimpan lebih dari satu hari akan

menjadi tempat tumbuhnya bakteri dan jamur. Selain itu sampah di dapur juga

dapat menimbulkan penyakit dan bau tak sedap.

Kenali makanan disekeliling kita, perhatikan hal-hal berikut :

Metode pengenalan paling mudah dari berbagai sudut yakni warna, kandungan

boraks, kandungan formalin, daging gelonggongan, ayam basi, ikan basi, makanan

kaleng, bahaya snack, dan bahaya kemasan plastik.

Page 10: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

1. Hati-hati dengan makanan yang warnanya mencolok dan menarik, misalnya

saos yang warnanya membekas di tangan memungkinkan pewarna yang

digunakan adalah pewarna tekstil yang dapat menyebabkan kanker.

2. Untuk boraks, dapat diamati dari bakso. Kalau kenyal atau mudah dipantulkan

seperti memantulkan bola karet di tanah, maka berarti banyak mengandung

boraks.

3. Sebaiknya tahu putih yang terlalu keras justru patut diduga mengandung

formalin. Karena tahu putih yang tidak lembek dapat diduga ada kandungan

formalin di dalamnya.

4. Daging gelonggong (daging yang diisi air), daging seperti itu dapat dikenali

dari air yang menetes bila digantung. Warna daging yang asli masih merah

segar dan serat-serat di dalam daging juga tidak menggelembung. Selain itu

pula harga yang tidak wajar juga merupakan pertanda (lebih murah).

5. Daging ayam yang masih segar itu berwarna agak kekuning-kuningan, kalau

warnanya putih bersih justru dimungkinkan dari bekas ayam mati, apalagi

kalau ada warna biru seperti bekas memar serta bau sangat amis. Bahkan ada

pula daging ayam yang direndam formalin agar awet. Mengenali daging ayam

berformalin dengan menekan atau mendorongnya dengan jari telunjuk. Kalau

keluar lendir atau air berarti pernah direndam dengan formalin.“Formalin

dalam makanan juga dapat dihilangkan. “Caranya, makanan yang

mencurigakan itu direndam dengan air panas sekitar 30 menit atau dipanaskan

dengan oven bersuhu 121 derajat tiga menit. Kalau ikan dapat direndam

dengan air cuka 5 persen selama 15 menit atau direndam air garam selama 30

menit untuk ikan asin”

6. Cara mngenali ikan basi. Kalau ditekan justru lembek, warna insang tampak

merah tua, atau mata ikan justru terlihat bening, maka cirinya ikan itu basi

atau diberi formalin. Lebih aman membeli ikan yang masih hidup.

7. Jangan membeli makanan kaleng yang kemasan kalengnya sudah penyok.

Kaleng yang penyok akan mengubah konsentrasi di dalam kemasan, karena

kaleng penyok dapat mengandung racun.

8. Untuk snack (makanan ringan) yang banyak disukai anak-anak, perlu dilihat

komposisi zat warna-nya dan nomor registrasi. Hati-hati dengan warna-warna

mencolok dan perhatikan tanggal produk kadaluarsanya.

Page 11: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

9. Satu lagi bahaya yang sering tak disadari adalah kemasan dari plastik,

styrofoam, dan melamin. Kalau kemasan itu diisi dengan bakso panas, soto

panas, teh panas, dan makanan atau minuman serba panas akan dapat

menyebabkan interaksi dengan kandungan kimia plastik yang dapat memacu

penyakit kanker.

Buah Berformalin

Ciri-ciri:

Bagian kulitnya terlihat kencang dan segar meski sudah berbulan-bulan dipanen.

Umumnya buah yang diberi formalin adalah jeruk, anggur, dan apel

Formalin pada buah yang dijual secara bertangkai, misalnya lengkeng dan anggur,

dapat lebih mudah dikenali. Jika tangkainya sudah tampak layu, sementara

buahnya masih sangat segar dengan bau menyengat yang bukan bau buah, patut

diwaspadai.

Disuntik Zat Pewarna

Ciri-ciri:

Adapun ciri-ciri buah yang telah disuntik dengan zat berbahaya biasanya

meninggalkan bekas lubang kecil agak dalam.

Bekas suntikan umunya berada di bagian ujung yang ada tangkai buahnya.

Khusus buah yang sudah disuntik dengan pewarna tekstil, biasanya warnanya

lebih terang dan meninggalkan bekas di mulut.

Zat pewarna biasanya diberikan pada bua pier, mangga, belimbing, pisang, jeruk,

dan semangka.

Mengandung Lilin

Ciri-ciri:

Buah berlilin biasanya lebih mengkilat.

Untuk mengetahuinya cukup dengan mengerik memakai pisau dan serbuk-serbuk

putih akan berjatuhan.

Untuk memastikan, jika serbuk tadi dibakar akan meleleh.

Daging buah yang dilapis lilin biasanya sudah tidak segar.

Cara lain adalah membakar langsung buah. Jika mengandung lapisan lilin,

kulitnya basah seperti minyak.

Page 12: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

Meskipun demikian, kita harus tetap mengkonsumsi buah dengan porsi yang

cukup, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.

Cara dalam Memilih Buah dan Sayur

1. Pilihlah buah dan sayur dengan penampakan yang baik, warnanya cerah atau

tidak kusam, serta menunjukkan kesegaran.

2. Untuk pemilihan kentang, diusahakan jangan yang masih muda dan kulitnya

berwarna hijau karena pada bagian kulit yang berwarna hijau banyak

mengandung senyawa yang disebut solanin, yaitu senyawa yang dapat

menyebabkan keracunan dan menyebabkan gangguan pada pembuluh syaraf

manusia serta merupakan zat karsinogenik.

3. Menghindari memilih buah impor dengan penampakan kulit terlalu mengkilat

(kemungkinan mengandung parafin/lilin).

Persiapan Buah dan Sayuran Sebelum Dimasak

1. Menghindari memilih bercak putih pada buah dan sayuran yang kemungkinan

bekas pestisida yang mengering atau lebih aman pilih sayuran yang berlubang

yang diindikasikan tidak disemprot pestisida.

2. Buang bagian akar yang dapat menjadi sumber pencemaran.

3. Cuci dengan air mengalir sebelum diolah dan disajikan.

4. Kupas lebih dahulu kulit buah sebelum dikonsumsi (seperti apel, sawo

sejenisnya), begitu juga dengan sayur (seperti wortel dan kentang) karena

tidak semua residu pestisida akan hilang dalam pencucian.

5. Lepaskan lembar daun sayuran seperti kubis dan sawi.

Cara Memasak Sayuran

1. Cuci sayuran yang akan direbus atau dimasak dengan air keran yang mengalir.

2. Potong-potong menurut ukuran yang sesuai, dan jangan terlalu kecil.

3. Masak sayuran dalam porsi sekali makan, agar tidak perlu dipanaskan berkali-

kali, masak dengan suhu minimum 77’C.

4. Bila akan direbus , rebus dalam air yang sudah dididihkan terlebih dahulu

dengan jumlah air secukupnya.

Page 13: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

5. Buka tutup panci selama perebusan dan dilakukan perebusan dalam waktu

tidak terlalu lama sehingga sayur tidak menjadi terlalu lunak dan tidak pudar

warnanya.

6. Bila akan dikukus atau ditumis, gunakan waktu secukupnya.

7. Sayuran yang akan dihidangkan dalam keadaan mentah seperti untuk salad,

karedok atau lalap, harus dicuci bersih dengan air kran yang mengalir dan

dicelup sebentar kedalam air panas atau dibilas dengan air matang.

8. Sayuran yang bersantan umumnya lebih mudah basi, jangan simpan lebih dari

4 jam pada suhu kamar.

Cara Penyimpanan Sayun dan Buah

1. Penyimpanan yang benar, memastikan sayur-sayuran dan buah-buahan

menjadi segar dan tahan lama.

2. Sayur-sayuran dan buah-buahan perlu dibasuh, dibungkus dengan kertas dan

disimpan di ruangan khusus di dalam kulkas.

3. Jlka tidak ada kulkas, boleh disimpan di tempat yang dingin dan redup di

dapur. Hindari penggunaan tas plastik supaya tidak menjadi layu dan hilang

vitaminnya.

4. Buah-buahan seperti pisang jangan disimpan di dalam kulkas karena kulitnya

akan mudah menJadi hitam dan busuk.

5. Sayur-sayuran dan buah-buahan di dalam kemasan hendaklah dipindahkan di

dalam tempal penyimpanan yang lain, kemudian disimpan di kulkas.

6. Kentang, labu, dan bawang, hendaklah disimpan di dalam tempat yang agak

gelap dan sejuk. Bila perlu disimpan ditempal yang memiliki aliran udara.

Proses Pengolahan yang Baik:

Sayur-sayuran dan buah-buahan haya dengan vitamin dan garam mineral.

Vitamin C atau asam askorbat mudah rusak dan  larut pada saat dimasak, melalui

proses pengoksidaan, dan cara pemotongan atau pengupasan Sayur-sayuran dan buah-

buahan perlu dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran, serangga yang melekat, dan

sisa racun pestisida, kemudian baru dipotong Jangan merendam sayur-sayuran dan

buah-buahan yang telah dipotong, karena vitamin C mudah larut di dalam air Buah-

buahan yang perlu dikupas kulitnya harus cepat disantap karena vitamin terutama

vitamin C mudah teroksida oleh udaradan suhu yang tinggi Hindari memotong sayur-

Page 14: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

sayuran dan buah-buahan terlalu kecil karena ukuran kecil juga menyebabhan mudah

terjadi proses pengoksidaan vitamin terutama vitamin C Sebaiknya buah-buahan segar

baru dipotong ketika hendak dimakan saja. Sel yang rusak akan mengeluarkan enzim

dan menyebabkan hilangnya vitamin C. Jangan memasak sayur-sayuran terlalu

matang.

Page 15: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam mengupayakan pangan yang berkualitas sangat berkaitan dengan pemahaman

dan pengetahuan keamanan pangan tingkat Rumah Tangga, untuk itu upaya sosialisasi

tentang keamanan pangan sangat dibutuhkan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam

menciptakan keberhasilan pangan yang aman dan berkualitas dilingkungan rumah

dipengaruhi oleh Sistem sanitasi ruang pengolahan pangan (DAPUR) Cara memilih,

menyimpan, dan mengolah bahan pangan yang baik.

Peran Pemerintah, swasta baik di tingkat produksi maupun distributor, serta peran

masyakat sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan keamanan pangan yang sehat,

aman, dan terjamin demi mewujudkan perbaikan kualitas penduduk yang sehat dan sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Keamanan Pangan Dan Lingkungan Rumah

Bahaya Buah Impor, http://www.surabayapost.co.id, edisi Minggu, 27/05/2012

Pramono, Y.B. 2003. Keaman Pangan Rumah Tangga. Makalah Pelatihan dan Pengendalian

Mutu Keamanan Pangan. Universitas Diponogoro. Semarang

Nurida, L. 2000. Identifikasi Sederhana Makanan yang Beresiko Tidak Aman. Makalah

Pelatihan dan Pengendalian Mutu Keamanan Pangan. IPB. Bogor

Palupi, N.S. dkk. 2007. Pengaruh Pengolahan terhadap Nilai Gizi Pangan. Modul e-Learning

ENBP. IPB. Bogor