sanitasi dan keamanan pangan

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dapat berfungsi dengan baik, apabila memenuhi kriteria seperti yang diharapkan. Selain makanan harus mangandung zat gizi (lemak, protein, karbohidrat, mineral dan vitamin), makanan harus baik dan tidak kalah pentingnya yang untuk diperhatikan adalah bahwa makan harus aman untuk dikonsumsi. Setelah ketiga unsur tersebut terpenuhi, maka baru dapat disebut dengan makanan “Sehat”. Seringkali pemberitaan di media massa menginformasikan bahwa beberapa macam komponen makanan misalnya zat pewarna sintetis, bhan pengawet, pemanis buatan dan lain sebagainya yang mengancam kesehatan kita. Mengingat makanan harus tersedia setiap saat, sedangkan jumlah penduduk semakin bertambah, maka keadaan ini menuntut kita untuk berusaha meningkatakan dan mempercepat pengadaan pangan. Tetapi pengadaan pangan yang cukup belum menjamin terbentuknya terhadap keluarga yang sehat dan sejahtera serta belum tentu dapat menjamin masyarakat yang sehat pula. Selain jumlahnya yang cukup, makanan yang dikonsumsi harus mempunyai nilai gizi yang tinggi, bersih, dan aman. Sedangkan yang dimaksud dengan makanan aman adalah makanan yang bebas dari komponen- komponen berbahaya atau organisme yang dapat menyebabkan keracunan atau menimbulkan penyakit. Keamanan pangan merupakan hal yang penting dari ilmu sanitasi. Banyaknya lingkungan kita yang secara langsung

Upload: lisaasparia

Post on 23-Dec-2015

58 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

mengenai keamanan dalam pangan

TRANSCRIPT

Page 1: sanitasi dan keamanan pangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Makanan dapat berfungsi dengan baik, apabila memenuhi kriteria seperti yang

diharapkan. Selain makanan harus mangandung zat gizi (lemak, protein, karbohidrat,

mineral dan vitamin), makanan harus baik dan tidak kalah pentingnya yang untuk

diperhatikan adalah bahwa makan harus aman untuk dikonsumsi. Setelah ketiga unsur

tersebut terpenuhi, maka baru dapat disebut dengan makanan “Sehat”.

Seringkali pemberitaan di media massa menginformasikan bahwa beberapa macam

komponen makanan misalnya zat pewarna sintetis, bhan pengawet, pemanis buatan dan

lain sebagainya yang mengancam kesehatan kita. Mengingat makanan harus tersedia setiap

saat, sedangkan jumlah penduduk semakin bertambah, maka keadaan ini menuntut kita

untuk berusaha meningkatakan dan mempercepat pengadaan pangan. Tetapi pengadaan

pangan yang cukup belum menjamin terbentuknya terhadap keluarga yang sehat dan

sejahtera serta belum tentu dapat menjamin masyarakat yang sehat pula. Selain jumlahnya

yang cukup, makanan yang dikonsumsi harus mempunyai nilai gizi yang tinggi, bersih,

dan aman. Sedangkan yang dimaksud dengan makanan aman adalah makanan yang bebas

dari komponen-komponen berbahaya atau organisme yang dapat menyebabkan keracunan

atau menimbulkan penyakit.

Keamanan pangan merupakan hal yang penting dari ilmu sanitasi. Banyaknya

lingkungan kita yang secara langsung maupun tidak tidak langsung berhubungan dengan

suplay makanan manusia. Hal ini disadari sejak awal sejarah kahidupan manusia dimana

usaha pengawetan makanan telah dilakukan, seperti penggaraman, pengawetan dengan

penambahan gula, pengasapan dan sebagainya.

Penyakit bawaan makanan atau keracunann makanan yang ditimbulkan akibat

adanya kontaminasi makanan dan minuman oleh mikroba perlu mendapat perhatian secara

seksama, karena penderita kasus ini dapat mengalami gangguan pencernaan dan gangguan

penyarapan zat-zat gizi, dan yang lebih memprihatinkan lagi kadang-kadang berakhir

dengan kematian. Sebelum makanan disajikan pada umumnya mengalami proses

pengolahan baik pada suatu industri maupun pengolahan skala rumah tangga. Proses

pengolahan tersebut sangat menentukan kualitas makanan yang selanjutnya sampai pada

Page 2: sanitasi dan keamanan pangan

penyajian. Oleh karena itu, pembicaraan mengenai sanitasi dan hygiene makanan selama

proses produksi hingga makanan siap disajikan menjadi sangat penting.

1.2. Tujuan

1) Mempelajari ruang lingkup sanitasi dan keamanan pangan

2) Mempelajari jenis dan sumber bahaya pada makanan

3) Mempelajari solusi dalam menangani bahaya pada makanan

1.3. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa dapat mengetahui dan

mempelajari ruang lingkup sanitasi dan keamanan pangan, jenis dan sumber bahaya pada

makanan, dan penanganan bahaya pada makanan.

Page 3: sanitasi dan keamanan pangan

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Pengertian Sanitasi dan Keamanan Makanan

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan

memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO,

yang dimaksud makanan adalah “Food include all substances, whether in a natural state

or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.” Batasan makanan

tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk

tujuan pengobatan.

Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut

layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :

a) Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki

b) Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.

c) Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh

enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan

karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.

d) Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan

oleh makanan (food borne illness).

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan

maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan

berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan

manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia

atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah

kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan

buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan

industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan

menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan),

teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi

(contohnya membasuh tangan dengan sabun).

Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin

terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi

Page 4: sanitasi dan keamanan pangan

lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya

dan pengendalian lingkungan. 

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan

kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala

bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan

diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada

saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat

atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian

makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan

merugikan pembeli. mengurangi kerusakan atau pemborosan makanan (harisdianto, 2010).

Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya

kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan hygiene adalah

bagaimana cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat.  Jadi dalam

hal ini sanitasi ditujukan kepada lingkungannya, sedangkan hygiene ditujukan kepada

orangnya. Usaha sanitasi pada penyedia makanan dan minuman (seperti Rumah Makan)

mempunyai hubungan yang erat dalam peningkatan dan pemeliharaan kebersihan makanan

dan minuman. Food hygiene menitikberatkan pada makanan yang mudah membusuk,

seperti: daging, ikan, susu, telur, makanan dalam kaleng, dan minuman yang mengandung

CO2.

Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang

aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya. Keamanan makanan pada dasarnya adalah upaya hygiene sanitasi makanan, gizi

dan safety. Keamanan makanan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau

bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu

secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja

atau tidak sengaja ke dalam bahan makanan atau makanan jadi (Entjang,1991). 

Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah

pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat menganggu,

merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Masalah keamanan pangan yang

masih saja terjadi di Indonesia saat ini antara lain kasus keracunan, ditemukannya pangan

tercemar oleh kontaminan mikrobiologi dan kontaminan kimia, penggunaan bahan

tambahan illegal, dan penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) melebihi batas yang

diijinkan. Masalah keamanan pangan dapat terjadi di sepanjang rantai pangan dan

Page 5: sanitasi dan keamanan pangan

disebabkan karena ketidaktahuan produsen terutama produsen skala kecil terhadap bahaya

keamanan pangan. Ketidakperdulian produsen dan ketidaksadaran konsumen untuk

memilih pangan yang aman, selain juga karena tindaklanjut pengawasan yang dilakukan

instansi pemerintah belum memberikan efek jera (harisdianto, 2010).

2.2. Ruang Lingkup Sanitasi dan Keamanan Makanan

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat menyelenggarakan

sanitasi makanan yang efektif. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan makanan, manusia,

dan peralatan.

2.2.1. Faktor Makanan

a) Sumber bahan makanan

Apakah diperoleh dari hasil pertanian, peternakan, atau lainnya, sumber bahan

makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi atau mencegah terjadinya kontaminasi atau

pencemaran.

b) Pengangkutan bahan makanan

Cara mengangkut makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi. Pengangkutan

tersebut dilakukan baik dari sumber ke pasar maupun dari sumber ke tempat penyimpanan

agar bahan makanan tidak tercemar oleh kontaminan dan tidak rusak.

c) Penyimpanan bahan makanan

Tidak semua makanan langsung dikonsumsi, tetapi sebagian mungkin disimpan

baik dalam skala kecil dirumah maupun skala besar di gudang. Tempat penyimpanan atau

gudang harus memenuhi persyaratan sanitasi. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat

hygiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut:

1) Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi

syarat.

2) Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi

kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk

produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin. 

d) Pemasaran Makanan

Tempat penjualan atau pasar harus memenuhi persyaratan sanitasi antara lain

kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara dan memiliki alat pendingin.

e) Pengelolaan Makanan Proses pengelolaan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi terutama

berkaitan dengan kebersihan dapur dan alat-alat perlengkapan masak.

Page 6: sanitasi dan keamanan pangan

Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian

yaitu:

1. Tempat pengolahan makanan

Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat

pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses

pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu

terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.

2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan

Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung

berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan,

pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran

dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai

peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah

makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan

tenggorokan,kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan

melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan

terampil.

3. Cara pengolahan makanan

Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan

sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip

higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (Good Manufacturing Practice).

f. Penyajian Makanan

Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi yaitu bebas dari

kontaminasi, bersih dan tertutup serta dapat memenuhi selera makan pembeli.

g. Penyimpanan Makanan

Makanan yang telah diolah disimpan di tempat yang memenuhi persyaratan

sanitasi, dalam lemari atau alat pendingin.

2.2. 2. Faktor Manusia

Orang-orang yang bekerja pada tahapan diatas juga harus memenuhi persyaratan

sanitasi seperti kesehatan dan kebersihan individu, tidak menderita penyakit infeksi dan

bukan carrier dari suatu penyakit. Untuk personil yang menyajikan makanan harus

memenuhi syarat-syarat seperti kebersihan dan kerapian, memiliki etika dan sopan santun,

Page 7: sanitasi dan keamanan pangan

memiliki penampilan yang baik dan keterampilan membawa makanan dengan teknik

khusus, serta ikut dalam program pemeriksaan kesehatan berkala setiap 6 bulan atau 1

tahun.

2.2.3. Faktor Peralatan

Kebersihan dan cara penyimpanan peralatan pengolah makanan harus juga

memenuhi persyaratan sanitasi

.

2.3. Jenis dan sumber-sumber bahaya pada makanan

Jika tidak dipilih secara hati-hati atau tidak diolah dengan cara-cara yang benar,

pangan dapat membahayakan kesehatan konsumen yang menyantapnya, karena bisa

tercemar oleh bahan¬bahan berbahaya. Bahan-bahan berbahaya itu masuk bersama-sama

dengan pangan ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit atau keracunan (Moehyl,

1992).

Ada beberapa jenis bahaya dalam pangan, yang dapat dikelompokkan ke dalalam

tiga jenis, yaitu: bahaya biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik.

2.3.1. Bahaya biologis 

Bahaya biologis adalah bahaya berupa cemaran mikroba penyebab penyakit

(patogen), virus, dan parasit yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika

termakan oleh manusia. Cemaran mikroba ini berasal dari udara, tanah air dan tempat-

tempat lainnya yang kotor. Demikaian juga virus hepatitis A dan parasit misalnya cacing

dapat berasal dari lingkungan yang kotor. Umumnya cemaran mikroba dibawa oleh hama

yaitu serangga seperti lalat, kecoa dan binatang pengerat seperti tikus, dan binatang

pembawa penyakit lainnya. 

Mikroba adalah mahkluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan

menggunakan alat pembesar yang disebut mikroskop. Pada prinsipnya mikroba dibagi ke

dalam empat kelompok besar, yaitu: bakteri, kapang, kamir dan virus. Mikroba dapat

menguntungkan manusia, misalnya mikroba yang aktif di dalam proses fermentasi pangan

seperti tempe yang mengandung kapang yang disebut Rhizopus oligosporus, kapang

Neurospora sitophila yang tumbuh pada oncom merah, kamir atau ragi Saccharomyces

cerevisae pada tape singkong atau tape ketan, dan Lactobacillus plantarum pada acar dan

sayur asin. Di samping ada yang menguntungkan, ada juga mikroba yang merugikan, yaitu

mikroba pembusuk dan patogen. Mikroba pembusuk adalah mikroba yang dapat

Page 8: sanitasi dan keamanan pangan

menguraikan bahan sehingga menjadi busuk, misalnya busuknya bahan pangan. Mikroba

patogen adalah mikroba yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia seperti bakteri

tbc, tifus, disentri, kolera dan sebagainya. Bakteri-bakteri tertentu dapat juga menghasilkan

racun yang jika termakan akan menimbulkan bahaya kesehatan bagi manusia.

Di samping bakteri, kapang juga dapat menghasilkan racun seerti Aspergillus flavus

yang menghasilkan racun aflatoksin. Kapang ini sering tumbuh pada biji-bijian seperti

jagung, dan kacang-kacangan seperti kacang tanah, jika kondisi penyimpanannya buruk,

yaitu hangat dan lembab. Mikroba tumbuh dengan baik pada bahan yang lingkungan

lembab dan hangat, mengandung zat gizi baik seperti pada bahan pangan, pada lingkungan

yang kotor. Oleh karena itu, bahan pangan mudah sekali diserang mikroba jika berada pada

lingkungan yang kotor. Cemaran mikroba patogen dan mikroba penghasil racun ini

merupakan bahaya biologis dalam pangan.

2.3.2. Bahaya Kimia 

Bahaya kimia adalah bahaya berupa cemaran bahan-bahan kimia beracun yang

dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia, seperti residu

pestisida, logam berbahaya, racun yang secara alami terdapat dalam bahan pangan dan

cemaran bahan kimia lainnya. Bahan kimia timbul dalam pangan :

a) Bahan pangan seperti sayuran dan buah-buah dapat tercemar pestisida di kebun karena

penggunaan pestisida dengan takaran yang berlebihan atau karena penyemprotan

pestisida masih dilakukan walaupun sayuran atau buah-buahan hendak dipanen.

b) Sayuran dapat tercemar logam berbahaya karena selalu disiram dengan air sungai yang

tercemar oleh logam berbahaya dari buangan industri kimia.

c) Beberapa jenis ikan laut mengandung racun alami yang dapat membahayakan manusia

jika termakan.

d) Kacang tanah telah berjamur mungkin ditumbuhi kapang Aspergillus flavus yang

menghasilkan sejenis racun yang disebut aflatoksin.

e) Tempe bongkrek dapat tercemari racun bongkrek sebagai akibat dari proses pembuatan

yang salah.

Bahan pangan atau makanan beresiko bahan kimia :

a) Bahan pangan atau makanan yang secara alami mengandung racun (singkong, racun,

ikan laut yang beracun, tempe bongkrek, dan sebagainya.)

b) Bahan pangan atau makanan yang tercemar pestisida, pupuk kimia, antibiotika, logam

berbahaya, dan cemaran kimia lainnya.

Page 9: sanitasi dan keamanan pangan

c) Bahan tambahan yang terlarang atau bahan tambahan pangan yang melebihi takaran

maksimum ynag diizinkan dalam penggunaannya.

d) Bahan pangan atau makanan yang tercemar racun kapang, misalnya biji-bijian atau

kacang-kacangan yang disimpan pada kondisi penyimpanan salah. Penyimpanan yang

salah adalah penyimpanan pada ruangan yang terlalu lembab dan hangat.

2.3.3. Bahaya fisik 

Bahaya fisik adalah bahaya karena adanya cemaran-cemaran fisik seperti benda-

benda asing yang dapat membahayakan manusia jika termakan, seperti pecahan gelas,

pecahan lampu, pecahan logam, paku, potongan kawat, kerikil, stapler dan benda-benda

asing lainnya. 

Resiko bahaya dari bahan pangan atau makanan sangat beragam tergantung antara

lain pada jenis dan tempat diperolehnya, dan pada peka tidaknya bahan pangan atau

makanan itu terhadap kerusakan, khususnya kerusakan karena mikroba. Bahan pangan

dapat mengalami kerusakan dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada

jenisnya, seperti digolongkan sebagai berikut: 

a) Bahan pangan yang mudah rusak, misalnya bahan pangan yang berasal dari hewan

seperti daging, susu, telur dan ikan.

b) Bahan pangan yang agak mudah rusak,misalnya sayuran dan buah-buahan, dan

c) Bahan pangan yang tidak mudah rusak, misalnya biji-bijian dan kacang-kacangan yang

kering seperti gabah kering, jagung pipil kering dan kacang kedelai kering.

Umumnya bahan pangan yang mudah rusak beresiko mengandung bahaya biologis

karena tercemar mikroba. Bahan pangan yang bersifat mudah rusak umumnya

mengandung air dalam kadar yang tinggi sehingga mudah ditumbuhi bakteri. Dengan

demikian, bahan pangan atau makan di bawah ini beresiko mengandung bahaya biologis: 

1) Susu dan hasil olahnya

2) Daging dan hasil olahnya

3) Telur dan hasil olahnya

4) Ikan dan hasil olahnya

5) Sayur dan hasil olahnya

6) Buah-buahan yang rasanya tidak asam

7) Santan

Bahan pangan atau makanan yang kotor karena tercemar benda-benda asing seperti

pecahan gelas, potongan tulang, potongan kayu, kerikil, rambut, kuku, sisik dan

Page 10: sanitasi dan keamanan pangan

sebagainya. Makanan yang dibungkus plastik atau daun dengan menggunakan stapler

beresiko bahaya fisik, karena stapler yang terlepas dapat masuk ke dalam makanan tanpa

diketahui.

2.4. Cara Menghindari Dari Bahaya Dalam Pangan

a) Untuk menghindari bahaya biologis, jauhkan atau lindungi bahan pangan atau makanan

dari cemaran mikroba, misalnya dengan cara melindungi (menutup) bahan pangan atau

makanan dari serangan hama seperti lalat, kecoa, tikus dan binatang pembawa penyakit

lainnya. Memilih bahan pangan yang bermutu baik adalah suatu cara yang paling

utama dalam menghindari bahaya biologis.

b) Untuk menghindari bahaya kimia, jauhkan atau lindungi bahan pangan dari cemaran

kimia, misalnya dengan mengolah pangan di tempat yang jauh dari sumber pencemaran

seperti tempat penyimpanan pupuk, insektisida, oil dan sebagainya. Menggunakan

bahan pangan yang bersih bebas pestisida adalah cara lainnya untuk menghindar dari

bahaya kimia.

c) Untuk menghindari bahaya fisik, gunakan hanya bahan yang sudah bersih dari kerikil,

dan/atau cemaran fisik lainnya. Sortasi dan mencuci adalah tahap-tahap pengolahan

yang baik untuk menghindari bahaya fisik.

Page 11: sanitasi dan keamanan pangan

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1) Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan

kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari

segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum

makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,

sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan

kepada masyarakat atau konsumen.

2) Keamanan makanan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan

yang dapat membahyakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara

alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja

atau tidak sengaja ke dalam bahan makanan atau makanan jadi.

3) Faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat menyelenggarakan sanitasi makanan

yang efektif adalah faktor makanan, faktor manusia, faktor peralatan

4) Jenis dan sumber-sumber bahaya pada makanan adalah bahaya biologis, bahaya

kimia, dan bahaya fisik

Page 12: sanitasi dan keamanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

Arjuliana, Reki. 2011. Sanitasi dan Keamanan Makanan. (online)

http://rekiarjulianahs.blogspot.com/2011/09/sanitasi-dan-keamanan-

makanan.html (diakses tanggal 26 Februari 2015)

Darwindra, H. D. 2010. Bahan Ajar Sanitasi dan Keamanan Pangan. (online)

https://harisdianto.wordpress.com/2010/03/19/bahan-ajar-sanitasi-dan-keamanan-

pangan/ (diakses tanggal 26 Februari 2015)

Entjang, dr. Indan. 1991. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti : Bandung

Moehyl B.Sc, Sjahmien.1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. PT.

Bharata Niaga Media : Jakarta 

Page 13: sanitasi dan keamanan pangan

Soal-Soal

1. Kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan

yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh disebut...

a) Makanan

b) Minuman

c) Cemilan

d) Lalapan

2. Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut

layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, kecuali...

a) Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.

b) Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari

pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.

c) Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang

dihantarkan oleh makanan (food borne illness).

d) Bebas dari bahan pengawet alami maupun buatan

3. Salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu

untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu

atau memasak kesehatan disebut...

a) Reboisasi

b) Sanitasi

c) Akselerasi

d) Konjugasi

4. Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan

cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat menganggu, merugikan, dan

membahayakan kesehatan manusia...

a) Keamanan Negara

b) Keamanan Sandang

c) Keamanan Pangan

d) Keamanan Papan

Page 14: sanitasi dan keamanan pangan

5. Faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat menyelenggarakan sanitasi makanan yang

efektif, kecuali:

a) Makanan

b) Manusia

c) Tumbuhan

d) Peralatan

6. Ada beberapa jenis bahaya dalam pangan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga

jenis, kecuali...

a) bahaya biologis

b) bahaya kimia

c) bahaya fisik

d) bahaya matematis

7. Bahaya berupa cemaran mikroba penyebab penyakit (patogen), virus, dan parasit yang

dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia adalah...

a) Bahaya kimia

b) Bahaya biologis

c) Bahaya fisik

d) Bahaya matematis

8. Bahaya berupa cemaran bahan-bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan

keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia, seperti residu pestisida, logam

berbahaya, racun yang secara alami terdapat dalam bahan pangan dan cemaran bahan

kimia lainnya adalah...

a) Bahaya kimia

b) Bahaya matematis

c) Bahaya biologis

d) Bahaya fisik

9. Bahaya karena adanya cemaran-cemaran fisik seperti benda-benda asing yang dapat

membahayakan manusia jika termakan, seperti pecahan gelas, pecahan lampu, pecahan

logam, paku, potongan kawat, kerikil, stapler dan benda-benda asing lainnya...

a) Bahaya kimia

b) Bahaya biologis

c) Bahaya matematis

d) Bahaya fisik

Page 15: sanitasi dan keamanan pangan

10. proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian,

kecuali...

a) Tempat Pengolahan makanan

b) Biaya pengolahan makanan

c) Tenaga Pengolahan makanan

d) Cara pengolahan makanan