keadaan makro dan mikro dengan fisika statistik sebagai...
TRANSCRIPT
30 November2017
PROSIDINGSKF2017
Keadaan Makro dan Mikro dengan Fisika Statistik
sebagai Konfigurasi Awal untuk Optimasi Shaf Shalat
Berjamaah menggunakan Agent Based Modeling
Jesy Sry Novita1,a), Sinta Nurhia Dewi1,b), Ardhi Rofi Mufdhila2,c) Fildah
Ananda Amalia3,d) dan Sparisoma Viridi 4,e)
1Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
2Kelompok Keilmuan Fisika Bumi dan Sistem Kompleks,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
3Program Studi Teknik Informatika
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
4Laboratorium Fisika Granular
Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
a)[email protected] (corresponding author)b)[email protected]
c)[email protected])[email protected]
Abstrak
Pengetahuan dipelajari untuk dipraktekkan. Masjid di Indonesia masih mempunyai sejumlah kompleksitas permasalahan diantaranya terkait shaf shalat. Ada beberapa kendala yang sering ditemukan di masjid-masjid kampus maupun lingkup masjid pada umumnya yaitu : terhalangnya jamaah didepan untuk keluar ketika ada shaf jamaah baru dibelakang, adanya jamah yang mengambil posisi shalat secara acak dan adanya penumpukan jamaah shalat diluar maupun didalam masjid karena densitas jamaah yang tinggi. Permasalahan ini dapat dimodelkan dengan menggunakan pemodelan berbasis agen (Agent Based Modeling). Agent Based Modeling adalah model simulasi yang menggambarkan interaksi antar individu (agen) dalam sebuah sistem yang kompleks dan dinamis. Agent Based Modeling berupa model simulasi prediktif yang dalam hal ini memodelkan interaksi setiap agen (individu jamaah) dalam sistem jamaah shalat sesuai dengan perilaku masing-masing individu jamaah tersebut. Setiap shaf dalam shalat berjamaah dapat diumpamakan sebagai tingkatan-tingkatan energi yang menggambarkan keadaan makro dari sistem shalat berjamaah. Sedangkan pola susunan jamaah dalam satu bentuk shaf shalat merupakan keadaan mikronya. Keadaan makro dan mikro dari jamaah shalat dengan fisika statistik, dijadikan sebagai konfigurasi awal dalam pemodelan. Dengan melakukan pemodelan berbasis agen ini, kita dapat menemukan pola aliran individu jamaah di dalam ruangan masjid yang optimal dan efektif, dengan tetap memperhatikan ilmu fiqih, agar suasana shalat yang nyaman dapat dikomdisikan.
Kata-kata kunci: Agent Based Modeling, Fisika Statistik, Keadaan Makro dan Mikro, Shaf Shalat
ISBN: 978-602-61045-3-3 187
30 November2017
PROSIDINGSKF2017
PENDAHULUAN
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi setiap kaum muslimin yang tentu pelaksanaannya haruslah
berdasar atas ilmu fiqih. Namun pada realitanya tidak setiap umat muslim paham dan mau mempelajari fiqih
shalat. Sehingga sarana pembelajaran melalui aktivitas yang terlihat secara langsung di tempat umum seperti
halnya mesjid dapat menjadi media pembelajaran. Masjid mempunyai sejumlah kompleksitas permasalahan
diantaranya terkait Shaf shalat. Ada beberapa kendala yang sering ditemui di masjid-masjid kampus maupun
lingkup masjid pada umumnya di Indonesia, yaitu : terhalangnya jamaah di depan untuk keluar ketika ada
shaf jamaah baru dibelakang, adanya jamaah yang melewati jamaah lain yang sedang shalat, adanya jamaah
yang tidak peka dengan kondisi ruangan masjid seperti mengambil tempat shalat di dekat pintu keluar masjid.
Perilaku-perilaku tersebut tentunya dipengaruhi oleh pengetahuan jamaah yang berbeda terkait fiqih
tentang shaf shalat sehingga akan mempengaruhi jamaah dalam mengambil tindakan. Tindakan tersebut
diantaranya bagaimana cara memenuhi shaf pertama shalat berjamaah, apakah memenuhi shaf sebelah kiri
atau kanan?. Bagaimanacara membuat shaf baru, apakah diisi oleh jamaah dari bagian tengah terlebih dahulu
atau dimulai dari bagian kiri atau bagian kanan?. Selain itu, setelah shalat berjamaah selesai dilaksanakan
maka biasanya akan ada jamaah baru yang akan shalat dan membuat barisan baru dibelakang jamaah
sebelumnya. Ini akan membuat mobilisasi jamaah sebelumnya terganggu dan tidak jarang ada yang
terperangkap, bagi mereka yang mempunyai kepentingan mendesak memungkinkan mengambil keputusan
untuk lewat di depan jamaah yang sedang shalat ataupun bisa dilakukan pula oleh jamaah yang tidak
mengetahui. Dari permasalahan tersebut di atas maka perlu dilakukan pemodelan yang dapat menemukan
pola aliran individu jamaah di dalam ruangan masjid yang optimal dan efektif, dengan tetap memperhatikan
ilmu fiqih, agar tercipta suasana shalat yang nyaman dan terkondisikan, sehingga bisa dijadikan saran atau
rekomendasi desain jalur keluar masuk masjid yang optimal agar hubungan kegiatan ibadah hablumminallah
khusyuk dan tetap menjaga hablumminannas dengan meminimalisasi menggangggu jamaah lain.
Ilmu dalam islam dipelajari untuk dipraktekkan. Bagaimana agar ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi
umat. Tidak hanya untuk umat islam tapi untuk sekalian alam. Rasulullah SAW bersabda : “Tuntutlah ilmu.
Sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah dan mengajarkannya kepada orang yang
tidak mengetahui adalah sedekah. Sesungguhnya ilmu menempatkan orang yang menuntutnya pada
kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu adalah keindahan (perhiasan) bagi ahlinya di dunia dan
akhirat.” (HR. Ar-Rabii’)[8].
TINJAUAN PUSTAKA
Agent Based Modeling
Gambar 1. Canonical view of an agent based system
Sistem pemodelan merupakan sarana yang dapat membantu menganalisis berbagai permasalahan. Salah
satu jenis pemodelan dan simulasi adalah Agent Based Modeling yaitu suatu pemodelan dengan
mengkarakterisasi sifat agen-agen yang saling berinteraksi satu sama lain. Agent Based Modeling and
Simulation merupakan suatu metode pemodelan yang dapat digunakan untuk menggambarkan suatu sistem
yang kompleks, dengan pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up), serta terdiri dari agen-agen yang
memiliki karakteristik dan perilaku yang saling mempengaruhi [3]. Setiap agen dalam pemodelan ini dapat
mengambil keputusan sendiri berdasarkan aturan tertentu di dalam lingkungannya. Setiap individu jamaah
shalat yang terlibat di dalam pelaksanaan shalat berjamaah dimodelkan sebagai agen, sedangkan aliran
individu jamaah shalat di dalam ruangan masjid dimodelkan sebagai interaksi antar agen.
ISBN: 978-602-61045-3-3 188
30 November2017
PROSIDINGSKF2017
Keadaan Makro dan Keadaan Mikro
Fisika statistik dapat dipandang sebagai persoalan statistik matematik yang diberikan syarat batas fisis,
sehingga persoalan matematika murni menjadi memiliki interpretasi fisis[1]. Dalam fisika statistik,
spesifikasi jumlah partikel kedalam tingkat-tingkat energi dengan tidak meghiraukan apakah partikel-partikel
itu terbedakan atau tidak, disebut “ keadaan makro “ ( macrostate ) dari suatu sistem. Setiap keadaan makro
dapat dirinci lagi menjadi keadaan-keadaan mikro, tergantung kepada apakah partikel-partikel tersebut
terbedakan atau tidak, dan apakah masing-masing tingkat energi tergenerasi atau tidak. Keadaan mikro dapat
dipandang sebagai satu hasil pemotretan dimana data lengkap posisi dan kecepatan setiap molekul diketahui.
Jika pada berbagai titik waktu dilakukan pemotertan, maka setiap hasil pemotretan ini adalah satu keadaan
mikro.
Keadaan makro pada sistem shalat berjamaah ini yaitu bentuk-bentuk formasi shaf shalat yang mungkin
dapat terbentuk. Sedangkan keadaan mikronya adalah semua kombinasi-kombinasi yang mungkin terbentuk
dari setiap karakter individu. Berikut adalah keadan makro yang mungkin dapat terbentuk,
Gambar 2. Keadaan makro shaf shalat berjamaah (1)
Gambar 3. Keadaan makro shaf shalat berjamaah (2)
ISBN: 978-602-61045-3-3 189
30 November2017
PROSIDINGSKF2017
Keadaan makro diatas kemudian diberkan bobot penilain (tingkat energi dalam fisika statistik). Bobot
penilain diberikan oleh seorang ustadz. Ambil contoh untuk bobot penilaian 14. Beberapa keadaan mikro
yang dapat terbentuk yaitu :
Gambar 4. Beberapa kemungkinan keadaan mikro dari satu keadaan makro
Karakter setiap individu jamaah diwakili oleh satu warna. Beberapa keadaan mikro diatas
menggambarkan kemungkinan formasi yang terbentuk untuk bobot nilai 14 dengan 4 sifat agen. Dengan
komposisi jumlah agen pada setiap sifat berbeda-beda. Keadaan mikro diatas hanya segelintir dari semua
probabilitas keadaan yang mungkin terbentuk. Dengan menggunakan fisika statistik kita dapat membangun
semua kemungkinan formasi keadaan mikro untuk konfigurasi awal shaf shalat berjamaah dengan lebih cepat
apabila dibandingkan menggunakan agent based modeling langsung untuk mendapatkan konfigurasi awal.
Itulah alasan kenapa konfigurasi awal menggunakan fisika statistik.
Probabilitas formasi keadaan mikro dipengaruh oleh komposisi pengaturan jumlah agen yang memilii
sifat yang sama. Secara sederhana dapat dilihat pada tabel berikut,
ISBN: 978-602-61045-3-3 190
30 November2017
PROSIDINGSKF2017
Gambar 5. Pengaruh komposisi agen terhadap jumlah total konfigurasi shaf shalat
Fiqih Shaf Shalat
Di antara beberapa hal yang dilakukan sebelum shalat ialah membatasi tempat shalat dengan dinding,
dengan tngkat, dengan menghamparkan sajadah (tikar untuk shalat) atau dengan garis, supaya orang tidak
lewat di depan orang yang sedang shalat, sebab lewat di depan orang shalat itu hukumnya haram. Rasulullah
SAW bersabda artinya : “Apabila seseorang shalat menghadap sesuatu yang membatasinya dari manusia,
kemudian ada orang hendak lewat di depannya, hendaklah dicegahnya orang itu. Jika orang itu tidak
menghiraukan, hendaklah dibunuhnya; sesungguhnya dia adalah setan.”(Sepakat ahli hadis) Selanjutnya
Imam Nawawi menyatakan bahwa para jamaah disunahkan untuk berdiri di tengah imam sebagaimana
dianjurkan dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah ra. “Bahwa sesungguhnya disunahkan
adanya keseimbangan dalam shaf. Ketika mereka (para jamaah shalat) berdiri, mereka tidak boleh sebagian
dari mereka terlalu maju dengan dadanya atau anggota tubuh yang lain, dan tidak boleh (pula) terlalu mundur
dari jamaah lainnya. Mereka juga disunahkan untuk menjadikan imam berada di tengah-tengah dan
mengelilinginya dari kedua sisinya karena didasarkan pada hadits riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah ra
dari Nabi saw, ‘Jadikan imam berada di tengah-tengah dan tutuplah celah.
METODE PENELITIAN
Teknik Pengumpulan dan Pengambilan Data
Metode yang dipakai dalam karya tulis ilmiah ini adalah observasi lapangan. Observasi lapangan juga
disertai dengan wawancara ke ustadz dan pengkajian pustaka. Data terkait fiqih shaf shalat kemudian
dijadikan kerangka berpikir dalam algoritma. Berikut diagram alir kompleksitas shaf shalat berjamaah,
ISBN: 978-602-61045-3-3 191
30 November2017
PROSIDINGSKF2017
Gambar 6. Diagram Alir Kompleksitas Shaf Shalat Berjamaah (1)
ISBN: 978-602-61045-3-3 192
30 November2017
PROSIDINGSKF2017
Gambar 7. Diagram Alir Kompleksitas Shaf Shalat Berjamaah (2)
ISBN: 978-602-61045-3-3 193
30 November2017
PROSIDINGSKF2017
Pemodelan dengan Mengkaraterisasi Sifat Agen
Kemungkinan-kemungkinan karakter agen yaitu :
1. Mengisi shaf terdepan (m = 1) terlebih dahulu dan mengambil posisi sebelah kanan
2. Mengisi shaf terdepan (m = 1) terlebih dahulu dan mengambil posisi sebelah kiri
3. Memperhatikan kesimetrian shaf shalat
4. Mengambil posisi shalat m+1 sebelum shaf jamaah ke-m penuh
5. Shalat mufrad dengan mengambil posisi shalat di barisan paling belakang (shaf ke-m)
6. Shalat mufrad dengan mengambil posisi shalat di barisan dua terakhir (shaf ke-(m-1))
7. Shalat mufrad dengan mengambil posisi shalat di belakang barisan shalat berjamaah
8. Shalat mufrad dengan mengambil posisi shalat secara random
KESIMPULAN
Secara natural, shaf shalat berjamaah yang terbentuk pada konfigurasi awal dengan fisika statistik yang
memiliki probabilitas paling besar belum tentu merupakan shaf shalat yang terbaik, sehingga sangat
diperlukan upaya untuk mencapai keadaan yang terbaik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan paper ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ustadz Muhammad Azka dan Ustadz Alif yang telah memberikan banyak masukan dan
informasi penting terkait shaf dan fiqih shalat. Semua keluarga dari penulis yang telah memberikan dukungan
dan do’a demi kelancaran tersusunnya paper ini. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah membuat semua ini bisa terwujud.
REFERENSI
1. A. Mikrajuddin, Pengantar Fisika Statistik untuk Mahasiswa, Penerbit ITB , Bandung (2007)
2. B. Julius, SIMULASI BERBASIS AGEN-BASED MODELING (ABM)MENGGUNAKAN NETLOGO,
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta (2012)
3. North, M.J., dan Macal, C.M., Managing Business Complexity : Discovering Strategic Solutions with
Agent-Based Modeling, Oxford University Press, New York.
4. Hadits Shahih : Diriwayatkan oleh Ahmad (V/196), Abu Dawud (no. 3641), atTirmidzi (n0. 2682), ibnu
Majah (no.223), dan Ibnu Hibban (no. 80 al-mawaarid), lafazh ini milik Ahmad, dari Shahabat Abu
Darda’ radhiyallahu ‘anhu.
5. Jennings, Nicholas R., On Agent-Based Software Engineering, Department of Electronics and Computer
Science, University of Southampton, Southampton SO171BJ, UK.
6. Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Beirut-Dar alFikr, juz, IV, h. 301).
7. W. Senoaji, Dkk, Pemodelan dan Simulasi Berbasis Agen untuk Sistem Kegiatan Urban Farming
Komunitas Bandung Berkebun, Jurnal Online Institut Teknologi Nasional (2014)
8. F. A. Muhammad, 1100 Hadits Terpilih – Sinar Ajaran Muhammad, Gema Insani Press, Indonesia.
ISBN: 978-602-61045-3-3 194