kavitas tb

4
Kavitas adalah rongga pada parenkim paru dengan dinding dan isinya. Ditengah bayangan kavitas tampak udara. Penyebab terjadinya kavitas beragam, mulai dari abses, tuberkulosis, hingga kanker. Kavitas karena tuberkulosisbiasanya berlokasi segmen apikal lobus atas maupun segmen superior lobus bawah. Kavitas yang disebabkan oleh abses karena aspirasi biasanya berlokasi di segmen superior lobus bawah atau juga di segmen anterior maupun segmen anterior lobus atas. Kavitas yang mempunyai dinding tebal biasanya disebabkan oleh abses atau kanker. Kavitas dapat berisi cairan sehingga terlihat air fluid level, dan biasanya ditemukan pada abses paru. Tuberkulosis disebabkan Mycobacterium tuberculosis. Kuman berbentuk batang, tahan asam dalam pewarnaan bakteri tahan asam (BTA). Cepat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup di tempat gelap dan lembab. Cara penularan, melalui droplet (percikan dahak). Kuman dapat menyebar secara langsung jaringan sekitar, pembuluh limfe, pembuluh darah. Daya penularan ditentukan banyaknya kuman yang dikeluarkan dari paru. Bakteri tuberculosis berada di udara dalam bentuk droplet kemudian masuk ke saluran pernafasan atas. Basil yang tertelan atau masuk ke saluran pernafasan merupakan gumpalan basil (unit) yang terdiri dari 2-3 basil, yang lebih besar dari itu biasanya tidak bias masuk karena terlalu besar dan tertahan di bronkus/bronkiolus, saluran hidung, dan tidak menimbulkan penyakit. Setelah berhasil masuk kesaluran pernafasan bagian bawah sampai ke alveolus biasanya daerah yang disenangi oleh bakteri TB adalah di daerah-daerah yang memiliki tekanan oksigen yang tinggi yaitu di lobus tengah pada paru-paru kanan, atau pada apex paru bagian bawah sampai lobus atas bagian bawah, kemudian lobus inferior bagian atas. Basil tuberkel yang berada di alveolus akan membangkitkan reaksi radang berupa odema mukosa, pelebaran pembuluh darah, produksi cytokine, senyawa kimia yang bersifat kemotaktik bagi PMN. PMN yang datang ke alveolus kemudian berkumpul, berakumulasi dan bertambah bayak untuk memfagosit basil

Upload: smsoraya

Post on 17-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

TUGAS BACA

TRANSCRIPT

Kavitas adalah rongga pada parenkim paru dengan dinding dan isinya. Ditengah bayangan kavitas tampak udara. Penyebab terjadinya kavitas beragam, mulai dari abses, tuberkulosis, hingga kanker. Kavitas karena tuberkulosisbiasanya berlokasi segmen apikal lobus atas maupun segmen superior lobus bawah. Kavitas yang disebabkan oleh abses karena aspirasi biasanya berlokasi di segmen superior lobus bawah atau juga di segmen anterior maupun segmen anterior lobus atas. Kavitas yang mempunyai dinding tebal biasanya disebabkan oleh abses atau kanker. Kavitas dapat berisi cairan sehingga terlihat air fluid level, dan biasanya ditemukan pada abses paru. Tuberkulosis disebabkan Mycobacterium tuberculosis. Kuman berbentuk batang, tahan asam dalam pewarnaan bakteri tahan asam (BTA). Cepat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup di tempat gelap dan lembab. Cara penularan, melalui droplet (percikan dahak). Kuman dapat menyebar secara langsung jaringan sekitar, pembuluh limfe, pembuluh darah. Daya penularan ditentukan banyaknya kuman yang dikeluarkan dari paru. Bakteri tuberculosis berada di udara dalam bentuk droplet kemudian masuk ke saluran pernafasan atas. Basil yang tertelan atau masuk ke saluran pernafasan merupakan gumpalan basil (unit) yang terdiri dari 2-3 basil, yang lebih besar dari itu biasanya tidak bias masuk karena terlalu besar dan tertahan di bronkus/bronkiolus, saluran hidung, dan tidak menimbulkan penyakit. Setelah berhasil masuk kesaluran pernafasan bagian bawah sampai ke alveolus biasanya daerah yang disenangi oleh bakteri TB adalah di daerah-daerah yang memiliki tekanan oksigen yang tinggi yaitu di lobus tengah pada paru-paru kanan, atau pada apex paru bagian bawah sampai lobus atas bagian bawah, kemudian lobus inferior bagian atas.Basil tuberkel yang berada di alveolus akan membangkitkan reaksi radang berupa odema mukosa, pelebaran pembuluh darah, produksi cytokine, senyawa kimia yang bersifat kemotaktik bagi PMN. PMN yang datang ke alveolus kemudian berkumpul, berakumulasi dan bertambah bayak untuk memfagosit basil tersebut. Dalam tubuh PMN basil tersebut tidak mati melainkan berkembang biak didalam sel PMN. Sesudah hari pertama terjadinya infeksi leukosit yaitu PMN tadi digantikan perannya oleh makrofag. Makrofag tersebut berkumpul menjadi banyak akhirnya terjadilah konsolidasi alveolus akibat terdapatnya makrofag dan PMN yang berkumpul disertai cairan-cairan dari pembuluh darah yang vasodilatasi akibat reaksi peradangan tadi. Ketika terjadi konsolidasi inilah ditemukan adanya tanda-tanda pneumonia akut. Bakteri yang difagosit oleh makrofag yang seharusnya mati justru berkembang biak lagi di dalam makrofag. Sampai pada proses ini banyak yang menamainya proses infeksi primer Ghon. Basil yang sudah banyak ini melalui pembuluh darah yang rusak dan aliran limfatik paru menyebar ke nodus limfatikus regional. Sampai pada penyebaran ini dinamakan proses infeksi primer kompleks Ranke. Proses ini berjalan dan memakan waktu 3-8 minggu.Pada tahap ini pada sebagian orang dapat sembuh sendiri tanpa cacat. Sebagian orang meninggalkan sedikit berkas-berkas berupa garis fibrotic, kalsifikasi di hilus yang berpotensi untuk kambuh lagi karena kuman yang dormant. Dan pada sebagian orang lagi ada yang terus berlanjut menyebar secara perkontinuitatum, secara bronkogen menyebabkan paru sebelahnya ikut terinfeksi. Kuman juga dapat tertelan bersama sputum dan ludah sehingga sampai ke usus dan secara limfogen ke oragan tubuh lainnya, secara hematogen ke organ tubuh yang lainnya. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka akan menjadi TB milier karena menjalar keseluruh lapang paru. Basil tuberkel yang didalam makrofag berhasil mengambil alih makrofag sehingga mengatur makrofag agar dapat menyatu satu sama lainnya menjadi Tuberkel yaitu suatu granuloma yang terdiri dari histiosit dan sel datia langerhans yang dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan berbagai jaringan ikat. Keadaan ini biasanya memakan waktu 3-10 minggu setelah gejala pneumonia yang berupa konsolidasi. Sarang-sarang granuloma ini dapat direabsorbsi kembali tanpa cacat atau sarang-sarang tadi meluas namun sembuh dengan meninggalkan bekas sebukan jaringan fibrosis. Ada yang membungkus diri menjadi keras dan menimbulkan pengapuran. Selanjutnya yang paling parah adalah keadaan granuloma yang terus meluas dan menyebar sehingga jumlahnya juga banyak pada lapang paru sehingga bagian yang meluas tadi akan menghancurkan jaringan ikat sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis menjadi lembek membentuk jaringan keju kejadian inilah yang disebut perkejuan. Bila jaringan keju tadi copot dan dibatukkan keluar maka akan terbentuklah kavitas pada tengah-tengahnya. Mula-mula dinding kavitasi ini tipis namun semakin lama semakin tebal karena sebukan fibroblast membentuk jaringan fibrositik yang pada akhirnya menjadi kronik dinamai kavitas sklerotik. Terjadinya perkejuan tersebut dikarenakan pada jaringan nekrotik tersebut dihasilkan TNF dan sitokin yang berlebihan oleh jaringan sekitar dan oleh leukosit, selain itu juga dihasilkannya enzim-enzim hidrolisis protein, lipid dan asam nukleat yang dihasilkan makrofag yang sebetulnya ditujukan pada basil TB namun karena makrofagnya rusak maka enzim tersebut keluar ke jaringan.Cocooning StrategyPada bulan Oktober 2012, Komite Penasehat Praktek Imunisasi (ACIP) sebagai merekomendasikan bahwa personil kesehatan harus memberikan dosis Tdap selama setiap kehamilan terlepas dari riwayat pasien menerima Tdap (atau Td). Untuk memaksimalkan respon antibodi ibu dan mentransfer antibodi pasif untuk bayi, waktu yang optimal untuk administrasi Tdap adalah antara 27 dan 36 minggu kehamilan.Tiga strategi kunci yang direkomendasikan untuk melindungi bayi dari pertusis: Pemberian Tdap vaksin untuk wanita selama kehamilan setiap Mendorong kontak dekat bayi menjadi up-to-date dengan vaksin pertusis mereka (kepompong) Imunisasi bayi dengan DTaP sesuai dengan jadwal imunisasiTransfer transplacental antibodi pertusis ibu dari ibu ke bayi menyediakan beberapa perlindungan terhadap pertusis pada awal kehidupan, sebelum bayi dapat menerima seri DTaP utama. Karena respon imun ke puncak vaksin sekitar 2 minggu setelah pemberian vaksin Tdap direkomendasikan antara 27 dan 36 minggu kehamilan untuk mengoptimalkan perpindahan antibodi dan perlindungan saat lahir. Tingkat antibodi pertusis menurun dari waktu ke waktu, sehingga vaksin Tdap harus diberikan selama setiap kehamilan sehingga setiap bayi menerima tingkat tinggi antibodi pelindung.CocooningStrategi melindungi bayi dari pertusis dengan vaksinasi mereka yang kontak dekat dengan mereka dikenal sebagai Cocooning ACIP telah direkomendasikan kepompong dengan vaksin Tdap sejak tahun 2005 dan terus merekomendasikan strategi ini untuk semua orang dengan yang diharapkan kontak dekat dengan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Cocooning, dalam kombinasi dengan ibu vaksinasi Tdap dan mengelola masa kanak-kanak DTaP seri jadwal, memberikan perlindungan terbaik untuk bayi.Selain vaksinasi pasien dengan Tdap, Anda harus mendidik mereka tentang mendorong orang lain - termasuk ayah, kakek-nenek dan pengasuh lainnya - untuk menjadi up-to-date dengan vaksinasi pertusis. Untuk anggota keluarga yang tidak up-to-date dengan vaksin Tdap, mereka harus mendapatkan vaksinasi minimal 2 minggu sebelum datang ke dalam kontak dengan bayi.Implementasi penuh dari cocooning telah terbukti menjadi tantangan; vaksinasi selama kehamilan memberikan kesempatan terbaik untuk melindungi bayi yang sangat muda dari pertusis.