kata pengantarhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2020/10/...1. berdasarkan data curah hujan...
TRANSCRIPT
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] i
KATA PENGANTAR
Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh bumi. Yang lahir dan
hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun berkelanjutan untuk anak cucu di masa depan. Jika
mengulas tentang bumi, begitu banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek lingkungan, ekonomi,
politik, sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi keadaan bumi nantinya. Salah
satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan dalam mendorong berbagai program
pembangunan di bumi. Dengan meninjau hal itu, serta mengkhususkan pada pembangunan di kawasan
Barelang (Batam, Rempang, Galang), Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam setiap bulannya
menerbitkan BULETIN METEOROLOGI.
Buletin Meteorologi edisi Agustus 2020 ini akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan
iklim wilayah Kepulauan Riau pada bulan Juli 2020, prakiraan hujan serta prakiraan pasang surut bulan
Agustus 2020. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana penunjang penyampaian informasi
meteorologi, baik kepada para pengguna jasa informasi meteorologi dan juga kepada masyarakat umum.
Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna, terdapat banyak
kekurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan kami agar buletin
ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua pertanyaan mengenai
isu-isu meteorologi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I
HANG NADIM BATAM
ttd
ADDI SETIADI, S.IP
NIP. 19651018 199003 1 001
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] ii
TIM REDAKSI
Pelindung : Addi Setiadi, S.IP
Penanggung Jawab : Suratman, S.Kom
Editor : Pande Made Rony Kurniawan, SST
Riza Juniarti, A. Md
Fitri Annisa, S.Tr
Tim Pengumpulan Data : Srihono Bati S.Kom
Aprilia Susilowati, S.Tr
Rizky Fatimahtuzzuhro W, S.Tr
Tim Analisis dan Prakiraan : Ibnu Susilo, S.Tr
Noah Dirgantara Ginting, S.Tr
Addini Siti Novitasari, S.Tr
Tim Distribusi : Suryanti Agustina, SP.,M.Ling
Adelina M Situmorang, SE
Alamat Redaksi
• Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam
Jalan Batu Besar, Bandara Hang Nadim Batam
Batu Besar, Batam 29466
• Telpon : 0778-761415
• Fax : 0778-761401
• Website : hangnadim.kepri.bmkg.go.id
• Email : [email protected]
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] iii
DAFTAR ISI
Kata pengantar .............................................................................................................................................................. i
Tim Redaksi .................................................................................................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................................................................................... iii
I. RINGKASAN........................................................................................................................................................ 1
II. PENGERTIAN ...................................................................................................................................................... 2
III. ANALISA CUACA DAN IKLIM JULI 2020 ................................................................................................... 3
IV. PRAKIRAAN CUACA AGUSTUS 2020 ................................................................................................... 13
V. PRAKIRAAN PASANG SURUT AGUSTUS 2020.................................................................................... 21
VI. PRAKIRAAN TERBIT/ TERBENAM BULAN DAN MATAHARI
AGUSTUS 2020 ................................................................................................................................................ 24
DAFTAR ISTILAH .................................................................................................................................................... 27
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 1
RINGKASAN
1. Berdasarkan data curah hujan bulan Juli 2020 yang diterima dari Stasiun Meteorologi Hang Nadim,
maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan Juli 2020 adalah sebagai berikut:
a. Bahwa kejadian hujan di Pulau Batam secara umum berada pada kondisi di atas normal
terhadap rata – ratanya. Sedangkan kondisi angin dilaporkan bertiup variabel dari arah
Tenggara hingga Barat Daya dari dasarian I hingga dasarian III dengan kecepatan rata
– rata 7,2 km/jam.
b. Pada bulan Juli 2020, nilai OLR di wilayah Kepri mengindikasikan bahwa kondisi
tutupan awan tidak terlalu besar. MJO pada bulan Juli berada pada fase 1 hingga 4 dan
IOD bernilai positif sehingga kurang memberikan pengaruh terhadap peningkatan
curah hujan di wilayah Indonesia.
II. Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi ARIMA (Autoregressive
Integrated Moving Average) diperoleh prediksi curah hujan tiap dasarian mulai Agustus 2020 hingga
Juli 2021. Data masukan yang digunakan adalah data series hujan dasarian Hang Nadim periode
Agustus 1999 s.d Juli 2020. Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMA dengan normal
hujan dasarian periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0.81758 dan RMSE (error) 15.9986.
Hasilnya menunjukkan bahwa prakiraan curah hujan pada dasarian I, II, III berada pada kisaran
normalnya.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 2
PENGERTIAN
A. SIFAT HUJAN
Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan
dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria, yaitu:
1. Di atas normal ( A ), jika nilai perbandingannya lebih besar dari 115 %.
2. Normal ( N ), jika nilai perbandingannya antara 85 % - 115 %.
3. Di bawah normal ( B ), jika nilai perbandingannya kurang dari 85 %.
B. NORMAL CURAH HUJAN
1. RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN:
Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
2. NORMAL CURAH HUJAN BULANAN:
Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
3. STANDARD NORMAL CURAH HUJAN BULANAN:
Nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1
Januari 1901 s/d 31 Desember 1930, 1 Januari 1931 s/d 31 Desember 1960, 1 Januari 1961 s/d
31 Desember 1990, dan seterusnya.
C. INTENSITAS CURAH HUJAN (CH)
KRITERIA CH CH/hari CH/Jam
Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm
Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm
Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm
Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 3
ANALISA CUACA DAN IKLIM JULI 2020
A. KERAGAMAN HUJAN
Kepulauan Riau merupakan wilayah negara Indonesia yang berbentuk kepulauan dan
dilewati garis khatulistiwa. Wilayah negara Indonesia dilewati oleh garis katulistiwa serta
dikelilingi oleh dua Samudra dan dua Benua. Posisi ini menjadikan Indonesia sebagai daerah
pertemuan sirkulasi meridional (Utara-Selatan) dikenal sebagai Sirkulasi Hadley dan sirkulasi
zonal (Timur-Barat) dikenal sebagai Sirkulasi Walker, dua sirkulasi yang sangat mempengaruhi
keragaman iklim di Indonesia. Pergerakan matahari yang berpindah dari 23.5o Lintang Utara ke
23.5o Lintang Selatan sepanjang tahun mengakibatkan timbulnya aktivitas monsun yang juga ikut
berperan dalam mempengaruhi keragaman iklim. Pengaruh lokal terhadap keragaman iklim juga
tidak dapat diabaikan, karena Kepri merupakan kepulauan dengan bentuk topografi sangat
beragam menyebabkan sistem golakan lokal cukup dominan. Faktor lain yang diperkirakan ikut
berpengaruh terhadap keragaman iklim ialah gangguan siklon tropis. Semua aktivitas dan sistem
ini berlangsung secara bersamaan sepanjang tahun akan tetapi besar pengaruh dari masing-
masing aktivitas atau sistem tersebut tidak sama dan dapat berubah dari tahun ke tahun.
El-Nino dan La-Nina merupakan salah satu akibat dari penyimpangan iklim. Fenomena
ini akan menyebabkan penurunan dan peningkatan jumlah curah hujan untuk beberapa daerah
di Indonesia. Pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang berpola hujan monsun, lemah pada
daerah berpola hujan equatorial dan tidak jelas pada daerah dengan pola hujan lokal, sedangkan
IOD (Indian Ocean Dipole) hanya berpengaruh jelas pada daerah berpola hujan monsun.
Selain akibat pengaruh fluktuasi suhu permukaan laut di samudera pasifik (El Nino-
Southern Oscillation / ENSO) dan Samudera Hindia (Indian Ocean Dipole / IOD), fenomena
fase aktif osilasi intra-musiman yang dikenal sebagai MJO (Madden-Julian Oscillation) juga
mempengaruhi keragaman hujan di Indonesia. Menurut Geerts and Wheeler (1998) MJO akan
menyebabkan terjadinya variasi pada pola angin, SML (Suhu Muka Laut), awan dan hujan. Fase
aktif MJO bila bersamaan waktunya dengan monsun timur laut di Kepulauan Riau (Desember-
April) dapat menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan sekitar 200%.
Pergerakan MJO ke timur dari samudra India menuju samudra Pasifik dibagi dalam 8
phase. Phase-1 di Afrika (210° BB - 60° BT), phase-2 di samudra India bagian barat (60° BT –
80° BT), phase-3 di samudra India bagian timur (80° BT – 100° BT) phase-4 & phase-5 di benua
maritim Indonesia (100° BT – 140° BT), phase-6 di kawasan Pasifik barat (140°BT-160° BT),
phase 7 di Pasifik tengah (160° BT – 180° BT), dan phase-8 daerah konveksi di belahan bumi
bagian barat (180° – 160° BB). Pada umumnya hujan tropis berasal dari awan konvektif dengan
puncak awan sangat dingin (sedikit mengemisi radiasi gelombang panjang), oleh karenanya
sangat baik memonitor MJO dengan memperhatikan variasi OLR (Outgoing Longwave Radiation)
yang dipantau melalui sensor infra merah pada satelit.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 4
B. DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUTAN BULAN JULI 2020
1. Monsun
Pada bulan Juli, matahari telah berada pada titik paling utara bumi yaitu 23.5°LU atau
biasa disebut ‘summer soltice’ kemudian menuju equator dan mengalami pergerakan semu
sejauh kurang lebih 9.3° yaitu dari 18.8°LU menuju 9.5°LU. Hal ini berdampak pada
peningakatan suhu muka laut di daerah ekuator dan BBU yang memicu terbentuknya pola-pola
tekanan udara rendah. Pola-pola tekanan rendah tersebut menjadi tempat pengumpulan massa
udara yang cukup mempengaruhi kondisi cuaca di Kepulauan Riau.
Gambar 1. Rata-rata Tekanan Udara Permukaan Laut Bulan Juli 2020
Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=mslp&area=rsmc&map=mean&time=latest
Pada bulan Juli 2020, tekanan udara di BBS secara umum lebih tinggi dari pada BBU dan
sekitar equator karena matahari telah berada di wilayah BBU. Hal ini menyebabkan massa udara
bergerak dari BBS (bertekanan tinggi) menuju BBU (bertekanan rendah) dan ekuator sehingga
membentuk pola belokan angin (shearline) di sekitar wilayah Kepulauan Riau. Pada daerah
belokan angin terjadi perlambatan kecepatan angin yang menyebabkan penumpukkan massa
udara sehingga terjadi pengangkatan massa udara yang berpotensi dalam pembentukan awan–
awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 5
Gambar 2. Klimatologi Arah Angin 3000 Feet pada Bulan Juli 2020
Sumber: Bidang Meteorologi Publik BMKG
Berdasarkan hasil analisis (Gambar 2), pada daerah Kepulauan Riau angin pada bulan Juli
umumnya bertiup dari arah Tenggara hingga Barat Daya dengan kecepatan rata-rata 3 hingga
10 knot (Gambar 3).
Gambar 3. Pola Angin 850mb Bulan Juli 2020
Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=850wind&area=rsmc&map=mean&time=latest
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 6
2. ENSO (El Nino - Southern Oscillation)
ENSO berada pada kondisi netral yaitu antara −0.8 °C sampai +0.8 °C. Pada akhir
bulan Juli 2020, nilai anomali SST Nino 3.4 yaitu sebesar -0.30 dan nilai rata-rata harian SOI
(Southern Oscillation Index) selama bulan Juli 2020 sebesar +5.0 (normal -7 sampai +7). Hal
tersebut tidak mengindikasikan adanya pengaruh terhadap penambahan maupun pengurangan
pasokan uap air sebagai pembentuk hujan di wilayah Indonesia termasuk di Kepulauan Riau.
Gambar 4. Grafik indeks SST Nino 3.4
Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml
Gambar 5. Grafik indeks ENSO / SOI
Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 7
3. MJO (Madden-Julian Oscillation)
a. OLR (Outgoing Longwave Radiation)
Gambar 6. Rata-rata OLR Juli 2020 Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=olr&area=rsmc&map=mean&time=latest
OLR merupakan suatu radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh bumi ke luar
angkasa. Namun, tidak semua radiasi gelombang panjang tersebut sampai ke luar angkasa.
Awan-awan konvektif adalah salah satu faktor yang menghalangi perjalanan gelombang
panjang tersebut. Suatu wilayah di permukaan bumi yang terdapat tutupan awan konvektif
memiliki nilai OLR yang kecil/rendah. Pada bulan Juli 2020, nilai OLR terendah di wilayah
Indonesia terdapat di wilayah Sulawesi, Maluku Utara dan Papua yaitu berkisar antara 200 –
220 W/m2, sementara untuk wilayah Kepulauan Riau secara keseluruhan, nilai OLR seperti
yang ditunjukkan pada gambar 6 berada pada kisaran 220 – 240 W/m2. Hal ini
mengindikasikan bahwa tutupan awan konvektif di wilayah Kepulauan Riau pada bulan Juli
2020 tidak terlalu besar.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 8
b. Fase MJO
MJO selama bulan Juli 2020 berada pada fase 1, 2, 3 dan 4. Wilayah Indonesia berada
pada fase 3 sampai 5. Secara teori, kondisi MJO ini cukup memberikan pengaruh pada
penambahan curah hujan di wilayah Indonesia termasuk juga untuk wilayah Kepulauan Riau.
Gambar 7. Fase MJO Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 9
4. IOD (Indian Ocean Dipole)
Fenomena Dipole Mode di Samudera Hindia atau IOD (Indian Ocean Dipole) berada
pada kisaran normal dengan kondisi netral (-0.4 s.d 0.4). Pada akhir bulan Juli 2020 nilai IOD
berada pada kondisi positif yang bernilai +0.28. Sehingga dapat diketahui bahwa selama bulan
Juli 2020 secara umum IOD tidak berpengaruh dalam pertumbuhan awan di wilayah Indonesia
bagian barat termasuk wilayah Kepulauan Riau.
Gambar 8. Grafik IOD
Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 10
D. ANALISIS UNSUR CUACA SIGNIFIKAN BULAN JULI 2020
a. Hujan
Hujan bulan Juli 2020 Barelang bersifat Bawah Normal (BN) dengan curah hujan selama
satu bulan berkisar 142 mm – 281,8 mm atau antara 56,3 % - 111,8 %. Curah hujan terendah
terjadi di Batam Center dan tertinggi di Sei Harapan. Khusus di Hang Nadim dalam bulan Juli
2020 terdapat 17 hari hujan terukur dan 7 hari hujan tidak terukur (ttu) dengan total curah hujan
sebesar 199,9 mm atau berkisar 79,3% dari rata-rata, yang berarti sifat hujan Bawah Normal
(BN). Pada dasarian I terjadi 5 hari hujan dengan jumlah curah hujan 55,8 mm, pada dasarian
II terjadi 4 hari hujan dengan jumlah curah hujan 44,4 mm dan pada dasarian III terjadi 8 hari
hujan dengan jumlah curah hujan 99,7 mm. Curah hujan tertinggi 47,3 mm terjadi pada tanggal
8 Juli 2020.
Gambar 9 Grafik Curah Hujan bulan Juli 2020 di Stasiun Meteorologi Hang Nadim
Gambar 10. Kalender Cuaca bulan Juli 2020 di Stasiun Meteorologi Hang Nadim
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 11
b. Suhu Udara
Suhu udara harian rata-rata berkisar antara 25,3 °C - 29,2 °C. Suhu udara terendah dalam bulan
Juli 2020 adalah 22,2°C terjadi pada tanggal 8 Juli 2020 pagi hari dan suhu udara tertinggi 34,9 °C
terjadi pada tanggal 20 Juli 2020 siang hari.
Gambar 11. Grafik Suhu Udara bulan Juli 2020 di Stasiun Meteorologi Hang Nadim
c. Kelembapan Udara
Kelembaban udara harian rata-rata berkisar antara 75% - 96%. Kelembaban udara terendah
mutlak 53% terjadi pada tanggal 6 Juli 2020 siang hari, sedangkan kelembaban udara tertinggi 100%
terjadi pada tanggal 24, 26, 29, dan 30 Juli 2020 pagi hari. Dengan demikian kelembaban udara pada
bulan Juli 2020 lebih kering dibandingkan bulan Juni 2019.
Gambar 12. Grafik Kelembaban Udara Bulan Juli 2020 di Stasiun Meteorologi Hang Nadim
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 12
d. Angin Permukaan
Selama periode dasarian I – III Juli 2020, angin permukaan secara umum didominasi dari arah
Tenggara – Barat Daya dengan kecepatan rata-rata 7,2 km/jam. Arah dan kecepatan maksimum dari
Tenggara dengan kecepatan 42,6 km/jam terjadi pada tanggal 27 Juli 2020.
Gambar 13. Windrose bulan Juli 2020 di Stasiun Meteorologi Hang Nadim
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 13
PRAKIRAAN CUACA AGUSTUS 2020
A. DINAMIKA ATMOSFER
1. Tekanan Udara dan Angin
Pada bulan Agustus, posisi matahari dalam gerak semunya berada di BBU (Belahan Bumi
Utara) paling ujung dan kembali menuju equator dan BBS (Bumi Bagian Selatan) dengan
pergerakan semu sejauh kurang lebih 14.5° yaitu dari 9.5°LU menuju 5.0°LS
(http://www.physicalgeography.net). Hal ini memicu tingginya pemanasan air laut yang
mengakibatkan hangatnya perairan di BBU serta sebagian di perairan tropis. Dominasi pola-
pola daerah bertekanan udara rendah pada bulan Agustus 2020 diprakirakan masih akan banyak
terdapat pada wilayah Bumi Bagian Utara (BBU) dan sekitar utara equator.
Gambar 14. Prediksi Anomali Suhu Muka Laut periode Agustus 2020
dan Rata-rata Tekanan Udara pada Bulan Agustus 2020
Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/CFSv2/htmls/glbSSTe1Mon.html
http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/realtime/clim/annual/monthly/monthly.12.slp.html
Pola angin rata-rata bulan Juli secara dominan bertiup dari Belahan Bumi Selatan (BBS).
Berdasarkan gambar 15, terdapat pola konvergensi di sekitar wilayah Kepulauan Riau yang
menyebabkan perlambatan kecepatan angin sehingga mendukung dalam proses pertumbuhan
awan-awan hujan.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 14
Gambar 15. Rata-rata Streamline 3000 feet pada Bulan Agustus
Sumber: Meteo Publik, BM
2. ENSO (EL-Nino Southern Oscillation)
ENSO merupakan salah satu fenomena cuaca skala global yang mempengaruhi penambahan
curah hujan (fase La-Nina) maupun pengurangan curah hujan (fase El-Nino) di wilayah
Indonesia. Prediksi ENSO menurut institusi internasional yaitu JMA (Japan Meteorology
Agency), NCEP, ECMWF, BMKG dan BOM/ POAMA (Predictive Ocean Atmosphere Model
for Australia) menyatakan bahwa pada bulan Juli 2020 dalam kondisi Netral. Secara umum,
ENSO akan diprediksi tidak memberi pengaruh terhadap penambahan maupun pengurangan
jumlah curah hujan di wilayah Indonesia khususnya wilayah Indonesia bagian timur.
Gambar 16. Prediksi ENSO dari NOAA, JAMSTEC, POAMA dan BMKG
Sumber: Pusat Data Dokumen, BMKG
https://www.bmkg.go.id/iklim/dinamika-atmosfir.bmkg
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 15
Salah satu parameter ENSO yaitu data SOI (Southern Oscillation Index) dari BoM (Bureau of
Meteorology Australia) hingga awal Agustus 2020 menunjukkan nilai SOI sebesar +5.4, sehingga tidak
memberikan pengaruh terhadap pengurangan pasokan uap air sebagai pembentuk hujan di wilayah
Indonesia khususnya Indonesia bagian timur.
Gambar 17. Grafik SOI Bulan Januari 2018 s.d. Awal Agustus 2020
Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png
3. MJO (Madden-Julian Oscillation)
Salah satu fenomena cuaca global yang juga mempengaruhi jumlah curah hujan di
Indonesia, khususnya daerah dekat khatulistiwa adalah osilasi gugusan awan yang lazim disebut
MJO. Menurut NOAA, diperkirakan MJO hingga pertengahan Agustus 2020 dengan sifat kuat
dan berada pada fase 5 hingga 1 sehingga tidak memberikan pengaruh terhadap penambahan
curah hujan pada pertengahan bulan di wilayah Indonesia (Gambar 18). Nilai anomali OLR
bernilai positif berada di wilayah Indonesia bagian timur (Gambar 19) pada awal bulan Agustus
namun bernilai positif pada pertengahan bulan Agustus. Hal tersebut mengindikasikan tutupan
awan konvektif di wilayah Indonesia bagian barat relatif sedikit, termasuk di wilayah Kepulauan
Riau.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 16
Gambar 18. Grafik Fase MJO Bulan Agustus 2020
Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/foregfs.shtml
Gambar 19. Anomali OLR 09 Agustus 2020 dan prakiraan 15 hari kedepan
Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/spatial_olrmap_CA_full.gif
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 17
4. Dipole Mode / IOD (Indian Ocean Dipole)
Fenomena cuaca global terakhir yang juga mempengaruhi peluang hujan di Indonesia,
khususnya Indonesia Bagian Barat, adalah dipole mode. Menurut data dari BoM dan BMKG
(gambar 20) bulan Juli 2020 DMI akan berada pada kondisi normal sehingga tidak memberikan
pengaruh signifikan dalam pengurangan maupun penambahan jumlah curah hujan di wilayah
Indonesia, khususnya Indonesia bagian barat.
Gambar 20. Prediksi Indeks Dipole Mode dari BoM dan BMKG
Sumber: http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Klimatologi/Dinamika_Atmosfir.bmkg
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 18
5. Tinjauan Klimatologis
Kondisi cuaca bulan Agustus di Batam berdasarkan data klimatologis selama 27 tahun
(1993-2019) diketahui:
Gambar 21. Kondisi Cuaca bulan Agustus di Batam (periode 1993-2019)
Kesimpulan:
Dari uraian di atas diketahui bahwa peluang pertumbuhan awan-awan hujan di Batam
pada bulan Agustus 2020 lebih sedikit jika dibandingkan dari bulan Juli 2020.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 19
B. PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS 2020
1. Prakiraan Hujan Dasarian
Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi ARIMA (Autoregressive
Integrated Moving Average) diperoleh prediksi curah hujan tiap dasarian mulai Agustus 2020 hingga Juli
2021. Data masukan yang digunakan adalah data series hujan dasarian Hang Nadim periode Agustus
1999 s.d Juli 2020. Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMA dengan normal hujan
dasarian periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0.81758 dan RMSE (error) 15.9986.
Hasilnya menunjukkan bahwa curah hujan di bulan Agustus 2020 diprakirakan:
Tabel 1. Prakiraan Sifat Hujan & Jumlah Curah Hujan Bulan Agustus 2020
Sesuai dengan kriteria sifat hujan dalam dasarian, prakiraan curah hujan pada dasarian I, II dan III
berada pada kisaran normalnya, nilai perbandingan prediksi curah hujan dengan normalnya 85% - 115%..
2. Prakiraan Hujan Bulanan
data-data dan analisis model serta program HyBMG 2.0.7 dapat diperoleh hasil
prakiraan curah hujan satu bulan pada bulan Agustus 2020 di wilayah Barelang sebagai
berikut:
Tabel 2. Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus 2020
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 20
dan membandingkan dengan normal hujannya maka sifat hujan bulan Agustus di Barelang dapat
diprakirakan sebagai berikut:
Tabel 3. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2020
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 21
PRAKIRAAN PASANG SURUT (TIDAL) AGUSTUS 2020
A. Pendahuluan
Pasang surut air adalah gelombang yang mirip dengan gelombang air yang terjadi akibat tiupan
angin. Pasang surut memiliki panjang gelombang yang panjang, seperti yang terdapat pada laut dalam namun
terjadi untuk air dangkal, ini berarti pasang surut dibiaskan oleh keadaan topografi kedalaman bawah air.
Periodenya pun cukup panjang, dalam orde jam. Pasang surut air terjadi disebabkan oleh gaya gravitasi dan
gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan bumi, bulan, dan matahari.
B. Pola Pasang Surut
Di seluruh dunia pasang surut berbeda baik ketinggian paras air maupun waktu kejadiannya.
Area pantai yang hanya punya satu pasang surut tertinggi dan terendah setiap hari disebut diurnal tide
(air pasang harian). Wilayah yang mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari disebut
mempunyai semi-diurnal tide. Jika semi-diurnal tide mempunyai ketinggian air pasang yang dicapai berbeda
dan saat surut juga level air tidak sama disebut semi-diurnal mixed tide.
Pola pasang surut dapat dijelaskan secara gelombang dengan grafik yang menunjukkan paras air
untuk sumbu vertikal dan sumbu horisontal menyatakan waktu hari. Pengamatan pasang surut dalam
jangka waktu yang lama digunakan untuk menghitung rata-rata ketinggian pasang. Dengan nilai rata-rata
ini dapat dihitung anomali pasang naik dan pasang surut air.
C. Paras Pasang Surut.
Ketinggian air tertinggi yang dicapai permukaan air setiap hari disebut High Water (HT) / Higt
Tide (Ht). Titik terendah dimana permukaan air surut disebut Low Water (LW) / Low Tide.
Mengingat Propinsi Kepulauan Riau sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan maka fenomena pasang
surut air laut sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang berhubungan dengan kelautan seperti
bongkar muat di Pelabuhan Laut, kegiatan para nelayan dan lain sebagainya. Untuk itu dalam buletin ini
kami sajikan prediksi pasang surut di seluruh Propinsi Kepulauan Riau yang meliputi 6 (enam) Kabupaten
Kota sebagai berikut :
1. KOTA BATAM
i. BATU AMPAR
ii. SEKUPANG
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 22
2. KABUPATEN BINTAN
i. TANJUNG UBAN
3. KABUPATEN KARIMUN
i. TANJUNG BALAI KARIMUN
ii. TANJUNG PINANG
4. KABUPATEN LINGGA
i. DABO SINGKEP
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 23
5. KABUPATEN ANAMBAS
i. SELAT PENINTING
6. KABUPATEN NATUNA
i. SEDANAU
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 24
PRAKIRAAN TERBIT/ TERBENAM
BULAN DAN MATAHARI AGUSTUS 2020
1. STASIUN METEOROLOGI HANG
NADIM BATAM
Location : E104 07, N01 07, Agustus 2020
DATE
SUN MOON
Rise Set Rise Set
hm Hm hm hm
1 0605 1815 1616 0343
2 0605 1815 1712 0439
3 0605 1815 1806 0534
4 0605 1814 1856 0627
5 0605 1814 1943 0716
6 0605 1814 2027 0802
7 0605 1814 2108 0846
8 0604 1814 2149 0928
9 0604 1814 2229 1009
10 0604 1814 2310 1050
11 0604 1813 2352 1132
12 0604 1813 0000 1216
13 0604 1813 0037 1303
14 0604 1813 0125 1354
15 0603 1813 0217 1447
16 0603 1812 0312 1544
17 0603 1812 0410 1641
18 0603 1812 0507 1738
19 0603 1812 0604 1833
20 0603 1811 0700 1927
21 0602 1811 0753 2019
22 0602 1811 0846 2110
23 0602 1810 0938 2201
24 0602 1810 1030 2253
25 0601 1810 1123 2346
26 0601 1810 1218 0000
27 0601 1809 1315 0041
28 0601 1809 1411 0138
29 0600 1809 1507 0234
30 0600 1808 1600 0329
31 0600 1808 1651 0421
2. STASIUN METEOROLOGI
TANJUNGPINANG
Location : E104 32, N00 55, Agustus 2020
DATE
SUN MOON
Rise Set Rise Set
hm Hm hm hm
1 0604 1813 1614 0341
2 0604 1813 1710 0438
3 0603 1813 1804 0533
4 0603 1813 1854 0626
5 0603 1813 1941 0715
6 0603 1812 2025 0801
7 0603 1812 2107 0844
8 0603 1812 2147 0926
9 0603 1812 2227 1007
10 0603 1812 2308 1048
11 0603 1812 2351 1130
12 0603 1811 0000 1214
13 0602 1811 0036 1301
14 0602 1811 0124 1352
15 0602 1811 0216 1445
16 0602 1811 0311 1542
17 0602 1810 0408 1639
18 0601 1810 0506 1736
19 0601 1810 0603 1831
20 0601 1810 0658 1925
21 0601 1809 0752 2017
22 0601 1809 0844 2108
23 0600 1809 0936 2159
24 0600 1808 1028 2251
25 0600 1808 1121 2345
26 0600 1808 1216 0000
27 0559 1807 1313 0040
28 0559 1807 1409 0136
29 0559 1807 1505 0232
30 0559 1806 1558 0327
31 0558 1806 1649 0420
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 25
3. STASIUN METEOROLOGI RANAI
Location : E108 24, N03 55, Agustus 2020
DATE
SUN MOON
Rise Set Rise Set
hm hm hm hm
1 0544 1801 1423 0148
2 0544 1801 1519 0240
3 0544 1801 1617 0335
4 0544 1801 1716 0431
5 0544 1801 1814 0530
6 0544 1801 1910 0627
7 0544 1802 2001 0722
8 0544 1802 2050 0814
9 0544 1802 2134 0903
10 0544 1802 2216 0949
11 0544 1802 2256 1032
12 0544 1802 2335 1114
13 0544 1802 0000 1156
14 0544 1802 0014 1239
15 0544 1802 0055 1323
16 0544 1802 0138 1410
17 0543 1802 0224 1500
18 0543 1802 0314 1553
19 0543 1802 0408 1649
20 0543 1802 0504 1746
21 0543 1802 0602 1842
22 0543 1802 0659 1937
23 0543 1802 0756 2029
24 0542 1802 0850 2119
25 0542 1802 0943 2208
26 0542 1802 1034 2256
27 0542 1802 1126 2345
28 0542 1802 1219 0000
29 0541 1802 1313 0036
30 0541 1802 1409 0128
31 0541 1752 1637 0359
4. STASIUN METEOROLOGI
TANJUNG BALAI KARIMUN
Location : E103 23, N01 03, Agustus 2020
DATE
SUN MOON
Rise Set Rise Set
hm hm hm hm
1 0609 1816 1619 0346
2 0609 1816 1715 0443
3 0609 1816 1809 0538
4 0609 1816 1859 0630
5 0609 1816 1946 0719
6 0609 1816 2030 0805
7 0609 1816 2111 0849
8 0609 1816 2152 0931
9 0609 1815 2232 1012
10 0608 1815 2313 1053
11 0608 1815 2355 1135
12 0608 1815 0000 1219
13 0608 1815 0040 1306
14 0608 1815 0129 1357
15 0608 1814 0220 1450
16 0607 1814 0316 1547
17 0607 1814 0413 1644
18 0607 1814 0511 1741
19 0607 1814 0607 1836
20 0606 1813 0703 1930
21 0606 1813 0757 2022
22 0606 1813 0849 2113
23 0606 1813 0941 2204
24 0605 1812 1033 2256
25 0605 1812 1126 2349
26 0605 1812 1221 0000
27 0605 1811 1318 0045
28 0604 1811 1414 0141
29 0604 1811 1510 0237
30 0604 1810 1603 0332
31 0603 1810 1654 0425
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 26
5. STASIUN METEOROLOGI DABO
SINGKEP
Location : E104 34, S00 28, Agustus 2020
DATE
SUN MOON
Rise Set Rise Set
hm hm hm hm
1 0604 1812 1613 0342
2 0604 1812 1709 0439
3 0604 1812 1803 0534
4 0604 1812 1853 0626
5 0604 1812 1940 0715
6 0604 1812 2024 0801
7 0603 1812 2106 0844
8 0603 1811 2147 0926
9 0603 1811 2227 1007
10 0603 1811 2308 1047
11 0603 1811 2351 1130
12 0603 1811 0000 1214
13 0603 1811 0036 1300
14 0602 1810 0125 1351
15 0602 1810 0216 1444
16 0602 1810 0312 1541
17 0602 1810 0409 1638
18 0602 1809 0507 1735
19 0601 1809 0603 1831
20 0601 1809 0658 1925
21 0601 1809 0752 2017
22 0601 1808 0844 2108
23 0601 1808 0935 2159
24 0600 1808 1027 2252
25 0600 1808 1121 2345
26 0600 1807 1216 0000
27 0600 1807 1312 0041
28 0559 1807 1408 0137
29 0559 1806 1504 0233
30 0559 1806 1557 0328
31 0558 1806 1648 0420
6. STASIUN METEOROLOGI
TAREMPA
Location : E106 15, N03 12, Agustus 2020
DATE
SUN MOON
Rise Set Rise Set
hm hm hm Hm
1 0554 1808 1431 0157
2 0554 1808 1527 0249
3 0554 1808 1625 0344
4 0554 1809 1724 0442
5 0554 1809 1821 0540
6 0554 1809 1917 0637
7 0554 1809 2009 0732
8 0554 1809 2058 0824
9 0553 1809 2142 0913
10 0553 1809 2224 0958
11 0553 1809 2304 1041
12 0553 1809 2344 1123
13 0553 1810 0000 1205
14 0553 1810 0023 1247
15 0553 1810 0104 1331
16 0553 1810 0147 1418
17 0553 1810 0234 1508
18 0552 1810 0324 1600
19 0552 1810 0418 1656
20 0552 1810 0514 1753
21 0552 1810 0612 1850
22 0552 1810 0709 1945
23 0552 1810 0805 2037
24 0551 1810 0859 2128
25 0551 1810 0952 2217
26 0551 1810 1043 2305
27 0551 1810 1135 2355
28 0551 1809 1227 0000
29 0550 1809 1321 0045
30 0550 1809 1417 0138
31 0550 1801 1645 0409
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.080] 27
DAFTAR ISTILAH
Anomali : Penyimpangan suatu variabel dari nilai rata-rata
Awan Konvektif : Awan tebal menjulang tinggi yang terbentuk dari proses pemanasan vertikal yang
membawa uap air. Awan ini mengakibatkan terjadinya hujan secara tiba-tiba, petir dan
angin kencang.
Cold Surge : Aliran udara dingin dari daratan Asia yang menjalar memasuki wilayah Indonesia
bagian barat, cold surge biasa terjadi pada saat Asia memasuki musim dingin.
Cuaca : Kondisi fisis atmosfer pada suatu wilayah yang sempit pada waktu tertentu
Dasarian : Periode sepuluh harian
Dipole Mode /IOD
(Indian Ocean Dipole)
: Tingkat ketersediaan uap air akibat perbedaan suhu muka laut antara Samudera
Hindia dan Perairan Pantai Timur Afrika.
DMI
(Dipole Mode Index)
: Indeks yang menunjukkan perkembangan dan intensitas Dipole Mode. DMI yang
bernilai negatif akan menambah kandungan uap air di sekitar wilayah Sumatera,
sehingga curah hujannya secara umum meningkat. Sedangkan nilai positif tidak
menambah kandungan uap air, sehingga curah hujan cenderung berkurang.
Divergensi : Beraian angin, yang mengindikasikan daerah cuaca baik
Eddy : Pusaran angin dengan durasi harian dan biasanya jika suatu daerah terdapat eddy,
maka cenderung banyak hujan.
El Nino : Fenomena memanasnya suhu permukaan laut di Pasifik Timur sehingga secara umum
menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang.
ENSO
(El Nino-Shouthern Oscillation)
: Fluktuasi musiman antara fase El Nino dan La Nina.
Gelombang : Pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan laut.
Iklim : Kondisi Rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang lama dan wilayah yang luas
ITCZ (Intertropical
Convergence Zone)
: Daerah pertemuan massa udara antar benua dengan cakupan yang luas. Umumnya
daerah-daerah yang dilintasi ITCZ berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan
hujan lebat dan cukup lama (bisa lebih dari satu hari).
Konvergensi : Pumpunan angin, pola angin yang mengumpul
La Nina : Fenomena yang merupakan kebalikan dari El Nino. Secara umum menyebabkan
curah hujan di Indonesia meningkat.
MJO (Madden- Julian
Oscillation)
: Fluktuasi musiman/osilasi/gelombang tekanan (pola tekanan tinggi-tekanan rendah)
di kawasan tropik yang terkait dengan penambahan gugusan uap air yang menyuplai
pembentukan awan hujan dengan periode lebih kurang 48 hari yang menjalar dari
barat ke timur. Biasanya berawal di pantai timur Afrika kemudian menjalar ke timur
dan menghilang di bagian tengah Pasifik. MJO ini berkaitan dengan OLR (Outgoing
Longwave Radiation)
Monsun : Suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara periodik pada suatu periode
(minimal 3 bulan) dan pada periode yang lain polanya akan berlawanan. Di Indonesia
dikenal dengan 2 istilah monsun yaitu monsun Asia dan Monsun Australia. Monsun
Asia berkaitan dengan musim hujan di Indonesia, sedangkan Monsun Australia
berkaitan dengan musim kemarau.
Normal : Nilai rata-rata suatu variabel selama 30 tahun, menggunakan periode waktu yang
tidak ditentukan (1971-2000, 1976-2005, 1978-2007, dsb)
OLR (Outgoing Longwave
Radiation)
: Radiasi gelombang panjang (infra merah) yang dipancarakan keluar dari bumi. OLR
yang bernilai negatif menunjukkan tutupan awan konvektif yang banyak, sedangkan
nilai positif tutupan awan konvektifnya sedikit.
Rata-rata : Nilai rata-rata suatu variabel selama minimal periode 10 tahun (1971-1980, 1976-
1985, 1993-2002, 1995-2010, dsb)
Shearline : Garis atau zona lintasan yang terdapat perubahan arah dan kecepatan angin secara
tiba-tiba.
SOI (Southern Oscillation Index) : Indeks yang menunjukkan perkembangan dan intensitas El Nino atau La Nina.
Standar Normal : Nilai rata-rata suatu variabel selama 30 tahun, menggunakan periode waktu yang
sudah ditentukan, dimulai tahun berakhiran 1 diakhiri tahun berakhiran 0 (1961-
1990, 1971-2000, 1981-2010, dst)
Konveksi : Pergerakan molekul-molekul pada fluida (cairan atau gas)
Updraft : Pergerakan vertikal ke atas dari suatu kolom udara yang berhubungan dengan
fenomena cuaca