isbn : 978-979-3153-73-5 - hang tuah

162

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah
Page 2: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

hal : ii

ANALISA BIAYA INDUSTRI

PERKAPALAN

ISBN : 978-979-3153-73-5

BROTO SASONGKO

INTAN BAROROH

HANG TUAH UNIVERSITY PRESS

2011

Page 3: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

hal : iii

ANALISA BIAYA INDUSTRI

PERKAPALAN

Oleh : H. Broto Sasongko, M.Sc

Intan Baroroh, ST.MT

Hak Cipta 2011, pada penulis

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun,

tanpa ijin tertulis dari penulis

Penerbit

Hang Tuah University Press

Jl. Arief Rahman Hakim 150

S u r a b a y a 60111

Telp (031) 5945864

(031) 5945894

Fax (031) 5946261

ISBN: 978-979-3153-73-5

Page 4: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

hal : iv

DAFTAR ISI

hal

J U D U L …………………………………………………………………. i

HALAMAN ISBN .................................................................................. ...... ii

DAFTAR ISI ............................................................................... ....... iii

DAFTAR LAMPIRAN……………………….........……………………….... vi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ........ vii

SILABUS ............................................................................ ....... viii

KATA PENGANTAR …………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Biaya………………………………………………….... 1

I.2. Komponen-komponen Biaya Dasar pada proses produksi……………. 2

I.2.1. Biaya Material Langsung …....………………………………. 3

I.2.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung..................................…………………. 3

I.2.3. Biaya Tidak Langsung atau Over Head Cost .................................. 5

I.3. Rugi/Laba & Resiko Perusahaan............................................................... 7

BAB II SISTEM DAN PROSEDUR PEMBUATAN BAHAN UNTUK KALKULASI

BIAYA REPARASI KAPAL DAN BANGUNAN BARU KAPAL

II.1. Struktur organisasi perusahaan Dok dan galangan kapal………………. 9

II.2. Prosedur pembuatan kalkulasi Biaya dan Faktur ………………………. 10

II.2.1. Pembuatan kalkulasi Biaya dan Faktur Reparasi Kapal ……. 11

II.2.2. Pembuatan kalkulasi Biaya dan Faktur Bangunan Baru kapal…….. 14

II.3. Daftar Reparasi dan Spesifikasi Teknik..........................…….…………. 16

II.3.1. Daftar Reparasi Kapal …………………………………………… 17

II.3.2. Spesifikasi Teknis Bangunan Baru Kapal………….......................... 24

Page 5: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

hal : v

BAB III SISTEM ADMINISTRASI LAPORAN PEMAKAIAN MATERIAL

LANGSUNG TENAGA KERJA LANGSUNG SERTA BIAYA TIDAK

LANGSUNG

III.1. Sistem Prosedur dan Perintah kerja Proses produksi.............................. 29

III.1.1. Sistem dan Prosedur Perintah kerja pokok …....………………. 29

III.1.2. Sistem dan Prosedur Perintah kerja Tambahan …....………. 29

III.1.3. Sistem dan Prosedur Pengebonan Material …....………………. 32

III.2. Sistem kelompok Kode .....................…………………………… 32

III.2.1. Kelompok kode berdasarkan Obyek …....……….........………. 32

III.2.2. Kelompok kode berdasarkan Subyek …....….........……………. 33

III.3. Sistem Administrasi dan Akutansi seragam perusahaan Dok dan Galangan

Kapal Nasional..........................................................………………. 33

III.3.1. Administrasi Induk …....………...........................………. 34

III.3.2. Tempat Biaya................................................................................ 47

III.3.3. Jenis Biaya …....….........…………..............................…. 52

BAB IV REALISASI PEMAKAIAN KOMPONEN – KOMPONEN DASAR

PADA PROSES PRODUKSI

IV.1. Pengelolaan dan Pengendalian Produksi........................................67

IV.2. Pengelolaan Pengendalian Dan Pemakaian Material ……………….. 69

IV.2.1. Batasan Pengendalian Material…………………………….………. 69

IV.2.2. Pentingnya Pengelolaan dan pengendalian Material ……………….. 71

IV.2.3. Pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian Material……………… 71

IV.3. Pengelolaan dan pengendalian pemakaian Tenaga Kerja Langsung… 76

IV.3.1. Pengendalian biaya Tenaga Kerja Langsung …………….………. 76

IV.3.2. Penetapan Tolok Ukur atau standard Tenaga Kerja ……………….. 77

IV.4. Pengelolaan dan pengendalian Biaya Tidak Langsung…………......... 77

Page 6: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

hal : vi

IV. 5. Realisasi Pemakaian Tenaga Kerja Langsung dan Material Langsung pada

Proses Produksi................................................................................ 82

IV.5.1. Pengisian kartu Laporan Hasil Kerja ( KLHK )….……………..... 82

IV.5.2. Pemakaian Matrial dan Tenaga Kerja Langsung pada Pros Produksi 83

IV.6. Standard kerja atau Tolok ukur pekerjaan Konstruksi..................... 87

IV.6.1. Standard kerja atau Tolok ukur pekerjaan konstruksi………….…. 87

IV.6.2. Standard kerja pemakai Material bantu pekerjaan konstruksi …….. 88

BAB V. RENCANA KERJA ANGGARAN PERUSAHAAN

V.1. Perhitungan kapasitas terpasang tiap tahun Dok untuk pekerjaan

Reparasi kapal.................................................…….…..………… 90

V.2. Anggaran Produksi...........................................................…….… 90

V.3. Anggaran pendapatan..........................................................…….… 95

V.4. Anggaran Eksploitasi..........................................................…….… 95

V.5. Tempat – Tempat biaya Anggaran eksploitasi...........................…….… 96

V.6. Anggaran Laba/Rugi..........................................................…….… 96

V.7. Analisa Biaya perusahaan..........................................................…….… 97

V.8. Perbandingan Tiap jenis Biaya dengan pendapatan....................…….… 105

V.9. Tarip.........................................................................................107

BAB VI. PERENCANAAN KEUNTUNGAN, PENJUALAN DAN BIAYA. 95

VI.1. Titik impas & hubungannya terhadap analisa biaya, volume

dan keuntungan...............................................................…….…......... 111

VI.1.1. Analisa titik impas...........................................................…….… 111

VI.1.2. Perencanaan keuntungan........................................................…….… 114

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ .......... .118

Page 7: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

hal : vii

DAFTAR LAMPIRAN

TABEL/LAMPIRAN JUDUL HALAMAN

1.1 Kelompok Utama 1 – kapal secara umum 116

1.2 Kelompok utama 1 – kapal secara umum 117

2.1 Kelompok utama 2- konstruksi badan kapal 118

2.2 Kelompok Utama 2 – Konstruksi badan kapal 119

3.1 Kelompok Utama 3 – Peralatan untuk muatan 120

3.2 Kelompok Utama 3 – Peralatan untuk muatan 121

4.1 kelompok Utama 4 – Peralatan kapal 122

4.2 Kelompok Utama 4 – Peralatan kapal 123

5.1 Kelompok Utama 5 – Peralatan untuk ABK dan penumpang 124

5.2 Kelompok Utama 5 – Peralatan untuk ABK dan penumpang 125

6.1 Kelompok Utama 6 – Komponen utama dari permesinan 126

6.2 Kelompok Utama 6- Komponen Utam dari permesinan 127

7.1 Kelompok Utma 7 – Sistem komponen utama dari permesinan 128

7.2 Kelompok Utama 7 – Sistem komponen utama dari permesinan 129

8.1 Kelompok Utama 8 – Sistem dari kapal 130

8.2 Kelompok Utama 8 – Sistem dari kapal 131

9 Contoh daftar reparasi 132

10 Perintah kerja Nama Proyek K.M Caraka Jaya III 135

11 Nama Proyek K.M.Caraka Jaya III 136

12 Kapasitas Terpasang 137

13 Anggaran Produksi 138

14 Anggaran Pendapan 139

15 Anggaran Eksploitasi 140

16 Tempat – tempat biaya anggaran eksploitasi 143

17 Anggran laba/rugi 144

Page 8: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

hal : viii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR JUDUL HALAMAN

1 Uraian komponen – komponen biaya dasar pada proses produksi 3

2 Uraian komponen biaya material 3

3 Uraian komponen biaya tenaga kerja langsung 5

4 Uraian komponen biaya tidak langsung pada proses produksi 6

5 Uraian komponen biaya tidak langsung 7

6 Perbandingan komponen jenis biaya dengan pendapatan 148

Perbandingan komponen jenis biaya dengan pendapatan pada

awalnya material = 0 149

8 Grafik titik impas 150

Page 9: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

hal : ix

S I LA B U S

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM :

Para teknisi pada industri perkapalan serta para alumni dan mahasiswa bidang teknik

Perkapalan konstruksi reparasi kapal dan bangunan kapal mampu mampu memahami

komponen-komponen biaya dasar proses produksi. system administrasi dan

akuntansi seragam perusahaan dok dan galangan kapal, perhitungan kapasitas setiap

peralatan produksi untuk reparasi kapal serta bangunan baru kapal beserta

perencanaan keuntungan, penjualan dan biaya.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :

1. Mampu memahami Komponen – komponen dasar biaya pada proses produksi

di perusahaan Dok dan Galangan kapal.

2. Mampu merencanakan pembiayaan, menghitung realisasi pembiayaan,

mengevaluasi realisasi pembiayaan pada pekerjaan reparasi kapal dan

bangunan baru kapal.

3. Mampu memahami pembagian kelompok kode biaya berdasarkan obyek

pekerjaan yang dipakai oleh perusahaan dok dan galangan kapal.

4. Mampu merencanakan kebutuhan material, pengadaan material dan dapat

menghitung kebutuhan pemakaian material pada pekerjaan reparasi kapal dan

bangunan baru kapal.

5. Mampu menyusun analisa titik impas, perencanaan keuntungan, dan prinsip –

prinsip penyusunan budget.

Page 10: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

hal : x

MATERI :

Prinsip - prinsip ekonomi teknik, beberapa metode penilaian, program linear dan

metode litasan kritis untuk pengamatan situasi ekonomi, perkiraan biaya produksi,

pengendalian biaya produksi, penentuan harga jual, penawaran untuk kontrak,

aplikasi program komputer untuk perkiraan dan pengendalian biaya produksi.

Page 11: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

hal : xi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah swt atas Rahmat dan Hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku Ajar “ Analisa Biaya” yang merupakan

persyaratan untuk mengikuti ISBN (Internsional Standart Book Number) .Sehingga

mampu dijadikan acuan dalam penyusunan dan pengembangan analisa biaya bidang

industry perkapalan dan bangunan lepas pantai tersebut.

Telah banyak buku yang membahas kalkulasi biaya dan pengendalia produksi serta

akuntasi biaya untuk perencanaan dan pengendalian biaya produksi, tetapi yang membahas

analisa biaya bidanga industry perkapalan dan bangunan lepas pantai belum ada. Industri

perkapalan yang menangani reparasi kapal dan bangunan lepas pantai merupakan industry

jasa produksi yang mempunyai ciri tersendiri, yang banyak sekali terkait dengan industry

penunjangnya. Oleh karena itu kami berusaha menghimpun bahan mata kuliah “ Analisa

Biaya ” yang kami berikan pada fakultas teknik perkapalan Universitas Hang Tuah

Surabaya dalam buku “ Analisa Biaya Industri Perkapalan”.

Usaha ini kami tujukan untuk membantu para mahasiswa jurusan Teknik

Perkapalan, Teknik Permesinan dan kelautan dalam bidang pengetahuan analisa biaya

produksi serta membantu kelancaran penulisan skripsinya yang berkenaan dengan analisa

biaya. Disamping itu buku ini dapat digunakan dan dipakai sebagai pedoman para teknisi

dan para pengusaha yang begerak di bidang industri perkapalan dan di bidang industri

lepas pantai untuk kelancaran tugas dan tanggung jawabnya.

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, para teknisi dan

pengusaha industri perkapalan serta bangunan lepas pantai. Mengingat pesatnya laju

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Perkapalan, mohon kiranya para

Page 12: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

hal : xii

mahasiswa dan pembaca lainnya untuk memberikan sumbangan pemikiran demi

kesempurnaan buku ajar ini.

Surabaya 10 Januari 2011

Penulis.

Page 13: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. PENGERTIAN BIAYA

Sebelum membahas tentang analisa biaya, maka perlu membahas terlebih dahulu

tentang biaya. terdapat beberapa pengertian tentang biaya antara lain:

Biaya menurut The committee on Cost Concepts – American Accounting Association

adalah merupakan suatu kejadian atau proses produksi yang diukur berdasarkan nilai

uang yang timbul dan mungkin akan timbul untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau

hasil produksi.

R.G Lipsey Cs. Berpendapat bahwa biaya bagi perusahaan yang memproduksi suatu hasil

produksi merupakan harga dari factor-faktor produksi yang digunakan untuk

menghasilkan outputnya atau hasil produksinya.

Prof.Dr.R Slot dalam bukunya “Pengantar Ilmu Perusahaan “ juga

mengemukakan batasan yang hampir sama, biaya merupakan nilai uang peralatan

produksi yang digunakan dan dikorbankan oleh perusahaan untuk proses produksinya.

Dari ketiga batasan tersebut di atas didapat pemakaian nama yang sama, yaitu harga atau

nilai uang. Hal ini akan lebih jelas bila kita memperhatikan contoh di bawah ini.

Suatau output atau kapasitas produksi dari suatu perusahaan dok dan galangan kapal

untuk menghasilkan panel atau konstruksi bidang dari blok blok badan kapal baik

reparasi maupun bangunan baru adalah sebesaar 10 ton tiap hari. Perusahaan dok dan

galangan kapal dengan kapasitas produksi tersebut memerlukan ;

1. Sejumlah jam kerja dari berbagai ketrampilan tenaga kerja misalnya tukang pelat,

tukang las, tenaga transportasi

2. Sejumlah material pokok antara lain pelat dan profil baja.

3. Sejumlah material bantu antara lain electrode, zat asam, acetylene cair.

4. Sejumlah jam berbagi mesin, antara lain mesin potong, mesin las, alat angkat.

5. Sejumlah tenaga kerja, udara bertekanan.

6. Sejumlah tenaga pengawas, pengelola dan para ahli teknik.

Keperluan – keperluan tersebut bila dihitung dengan nilai uang atau harga ditambah

dengan biaya-biaya lain untuk mendapatkan hasil produksi tiap hari 10 ton panel,

merupakan biaya keseluruhan bagi perusahaan dok dan galangan kapal tersebut untuk

menghasilkan 10 ton panel konstruksi bangunan baru tiap hari.

Page 14: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

2

Sadono Sukirno dalam “pengantar Teori Ekonomi Mikro” mengemukakan

batasannya secara lebih jelas bahwa ongkos produksi dapat didefinisikan sebagi semua

pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi

dan material yang akan digunakan untuk menciptakan hasil produksinya, atau dengan

batasan yang lebih jelas. Biaya produksi didefinisikan sebagai semua pengeluaran

perusahaan dok dan galangan kapal untuk material pokok, material bantu, tenaga kerja

langsung serta biaya lainnya untuk mendapatkan hasil produksi berupa raparasi kapal

dan atau berguna bangunan baru kapal.

Dari batasan di atas, istilah biaya dianggap sama dengan istilah ongkos dan dapat

diartikan sebagai biaya yang telah selesai terpakai ( expired cost). Istilah ongkos

merupakan usaha yang harus dilaksanakan untuk setiap transaksi hasil produksi. Ongkos

dapat diukur menurut perbandingan pengeluaran material dan jasa serta biaya-biaya yang

lainnya, yang diperhitungkan terhadap penghasilan untuk menentukan pendapatan

(matz,Usry, 1983, Akuntansi) Akutansi biaya, perencanaan dan Pengawasan, terjemahan,

penerbit Erlangga, Jakarta).

1.2. KOMPONEN – KOMPONEN BIAYA DASAR PADA PROSES

PRODUKSI

Pada proses produksi di perusahaan dok dan galangan kapal pada umumnya

terdapat 3 (tiga) buah komponen biaya dasar yaitu :

1. Biaya materil langsung (ML)

2. Biaya tenaga kerja langsung (TKL)

3. Biaya tidak langsung (BTL) atau overhead cost

Dari kedua komponen Biaya Dasar yang pertama, yaitu material langsung (ML) dan

Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL) jumlahnya merupakan biaya langsung (BTL)

merupakan biaya Produksi (BP) . Apabila biaya produksi (BP) ini ditambah rugi/laba

operasional merupakan penjualan hasil produksi.

Oleh karena itu uraian komponen – komponen biaya dasar pada proses produksi

adalah sebagai berikut :

Page 15: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

3

Gambar 1. Uraian kompoen – komponen biaya dasar pada proses produksi

1.2.1. Biaya Material Langsung

Biaya material langsung (ML) atau Direct Material Cost adalah biaya

material/bahan yang secara langsung digunakan dalam proses produksi untuk

mewujudkan suatu hasil produksi yang siapa diserahterimakan kepada pemilik kapal dan

atau pemesan kapal.

Untuk proses produksi di perusahaan dok dan galangan kapal sebenarnya material

langsung (ML) dapat dibagi lagi menjadi :

1. Material pokok (ML) merupakan bahan baku yang diperlukan untuk

mewujudkan hasil produksi, antara lain: pelat/profil baja, bahan poros, kayu, cat

untuk pelindung karat dan cat warna, motor induk/bantu, permesinan, katup-

katup, pipa, peralatan navigasi, alat keselamatan jiwa di laut.

2. Material bantu (MB) merupakan material yang diperlukan untuk memproses

material pokok untuk mewujudkan suatu hasil produksi, antara lain : electrode

las, gas oksigen, acetylene cair, karbid, LPG cair, cat/kapur untuk panera.

Uraian komponen biaya material dapat dilihat pada gambar 2

Gambar 2. Uraian komponen biaya material

Dalam praktek terdapat sisa material langsung (ML) yang kadang-kadang masih

dapat digunakan sebagai material/bahan langsung suatu hasil produksi lain di lingkungan

perusahaan dok dan galangan kapal tersebut, misalnya: sisa pelat baja dari pekerjaan

konstruksi badan kapal akan menjadi material langsung untuk pembuatan flens pipa atau

kelem pipa dari system persiapan kapal.

BTL

ML

TKL

BL

BP

R/Lo

P

MP

MB

ML

Page 16: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

4

Kadang-kadang sisa material langsung yang tidak dapat digunakan sebagai material

langsung bengkel lain di lingkungan perusahaan tersebut, misalnya sisa pelat baja yang

kecil-kecil masih dapat dipakai sebagai material langsung suatu pandai besi industry

kecil. Dalam praktek hasil penjualan sisa material seperti ini masih dapat dianggap

sebagai pendapatan lain-lain, setelah penghapusan sisa material tersebut.

1.2.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung (TKL) atau direct labor cost adalah biaya untuk para

tenaga kerja langsung yang ditempaatkan dan didayagunakan dalam menangani

kegiatan-kegiatan proses produksi yang secara integral digunakan untuk menangani

semua peralatan/fasilitas produksi sehingga proses produksi dapat terwujud.

Pada perusahaan dok dan galangan kapal yang menganut pengelolaan secara

modern, untuk mendapatkan suatu hasil produksi tidak melaksanakan seluruh proses

produksi dengan tenaga kerja sendiri. Sekarang keterkaitan dengan industry lain nyata

sekali dalam menyelesaikan suatu proses produksi di lingkungan perusahaan dok dan

galangan kapal. Industry-industri tersebut biasanya dinamakan industri penunjang

industry perkapalan dan bangunan lepas pantai.

Hasil industry penunjang industry perkapalan dan bangunan lepas pantai dapat

dibagi menjadi :

1. Material.

2. Barang jadi atau setengah jadi

3. Jasa dan atau tenaga kerja.

Khusus perusahaan industri jasa atau pemasok tenaga kerja disebut sub kontraktor yang

mendukung tenaga kerja bagai perusahaan dok dan galangan kapal. Sub kontrktor ini

dapat dibagi menjadi :

1. Jasa dan atau tenaga kerja yang dapat dikerjakan oleh tenaga kerja langsung

perusahaan dok dan galangan kapal tersebut, antara lain pekerjaan plat/las,

pekerjaan pipa.

2. Jasa dan atau tenaga kerja yang tidak dapat dikerjakan oleh tenaga kerja langsung

perusahaan dok dan galangan kapal tersebut, antara lain pekerjaan ketel,

pekerjaan radio.

Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada jenis biaya 3.2.3 kelompok 4.

Sub kontraktor yang mempunyai keahlian dengan jenis pekerjaan yang sama

dengan jenis pekerjaan para tenaga kerja langsung perusahaan dok dan galangan kapal

Page 17: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

5

tersebut, maka biayanya dimasukkan pada biaya tenaga kerja langsung (TKL).

Sedangkan sub kontrktor yang mempunyai keahlian dengan jenis pekerjaan yagn tidak

dimiliki oleh para tenaga kerja langsung perusahaan dok dan galangan kapal tersebut,

maka biayanya dimasukkan pada biaya tidak langsung (BTL).

Oleh karena itu biaya tenaga kerja langsung (TKL) pada perusahaan dok dan galangan

kapal dapat dibagi menjadi :

1. Biaya tenaga kerja langsung sendiri (TKLS).

2. Biaya sub kontraktor (S.K)

Uraian biaya tenaga kerja langsung ini dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Uraian komponen biaya tenaga kerja langsung .

1.2.3. Biaya Tidak Langsung atau Overhead

Biaya tidak langsung (BTL) atau overhead cost merupakan biaya – biaya material tidak

langsung dan tenaga kerja tidak langsung serta biaya – biaya lainnya yang tidak timbul

dan yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan penyelesaian proses produksi.

Biaya material tdak langsung (Indirect material cost) adalah biaya material- material

yang dipakai untuk menunjang keberhasilan proses produksi , tetapi tidak menjadi

bagaian yang integral dari produksi yang dihasilkan.

Biaya material tidak langsung ini antara lain : biaya bahan bakar untuk motor las

diesel, biaya tenaga listrik untuk penggerak perlatan/ fasilitas produksi dan penerangan,

biaya perlatan / keamanan dan kesehatan kerja, biaya material untuk kelancaran kerja

misalnya kapur, cat alat penera, dll.

Biaya tenaga kerja tidak langsung (Indirect labour cost) adalah biaya tenaga

kerja yang tidak langsung didaya gunakan untuk kegiatan proses produksi, tetapi

diperlukan untuk menunjang keberhasilan dan kelancaran proses produksi; antara lain:

biaya tenaga pemasaran, biaya tenaga administrasi/personalia, biaya tenag

kalkulasi/faktur, biaya tenga pengadaan/ penyimpanan material, biaya tenaga

perancangan/persiapan/pengawasan produksi dll.

TKLs

SK

TKL

Page 18: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

6

Biaya – biaya lain yang termasuk pada biaya tidak langsung yang timbul dan akan

timbul dalam penyelesaian proses produksi, tetapi yang tidak termasuk pada biaya

material tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung, antara lain ; biaya

pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya penelitian dan pengembangan, biaya asuransi,

sewa-sewa, biaya pemasaran, biaya modal kerja atau bunga bank.

Untuk lebih jelasnya digambarkan uraian komponen biaya tidak langsung yang

mendukung proses produksi seperti yang terlihat pada gambar 4.

Gambar 4. Uraian komponen biaya tidak langsung pada proses produksi.

Dilihat dari ketiga jenis biaya di atas, maka biaya tidak langsung (BLT) tersebut

dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Biaya produksi tidak langsung (BPTL)

2. Biaya administrasi tidak langsung (BATL).

Pembagian ini akan lebih memudahkan uraian lebih lanjut dalam penjelasan analisa

Biaya. Biaya produksi tidak langsung (BPTL) adalah biaya material tidak langsung,

biaya tenaga kerja tidak langsung serta biaya-biaya lainnya, yang berkaitan erat dengan

keberhasilan proses produksi, atau dengan kata lain biaya produksi tidak langsung adalah

biaya – biaya yang timbul sampai terwujudnya hasil produksi diluar biaya material

langsung (ML) dan biaya tenaga kerja langsung (TKL).

Yang termasuk biaya produksi tidak langsung (BPTL) adalah biaya pemeliharaan

bengkel/peralatan/fasilitas produksi, biaya asuransi bengkel atau peraltan/fasilitas

produksi dan pekerjaan bangunan baru/reparasi kapal, biaya material / tenaga kerja tidak

Material

Material Langsung

Material Tidak Langsung

Sewa, asuransi pemeliharaan, penyusutan, pemasaran, dll

Biaya tidak Langsung

Tenaga kerjal Tidak Langsung

Tenaga Kerja

Tenaga Kerja langsung

Page 19: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

7

langsung yang diperlukan untuk kelancaran dan keberhasilan proses produksi, biaya

penyusutan bengkel/peralatan/fasilitas produksi, biaya tenaga listrik/udara

bertekanan/bahan bakar/air tawar yang digunakan pada proses produksi, dll.

Biaya administrasi tidak langsung (BATL) adalah; Biaya pemeliharaan

/asuransi/penyusutan dari gedung/peraltan kantor/administrasi, biaya tenaga kerja tidak

langsung/ material kantor / administrasi/ gudang /perencanaan dll, pajak, biaya modal

kerja, biaya pemasaran, dll. Diuraiakan komponen-komponen biaya tidak langsung

(BTL) dapat dilihat per gambar 4.

Untuk lebih jelasnya tentang biaya tidak langsung (BTL) ini atau overhead akan

kita bahas lebih lanjut.

Dari gambar I terlihat jelas bahwa biaya tidak langsung (BTL) adalah biaya

produksi(BP) diluar biaya material langsung (ML) dan biaya tenaga kerja langsung

(TKL).

Gambar 5 Uraian komponen biaya tidak langsung.

1.3. RUGI/LABA DAN RESIKO PERUSAHAAN

Perhitungan seluruh biaya untu suatu proses produksi sampai pada tahap hasil

produksi tersebut dapat diserah terimakan kapada pemilik kapal atau pemesan kapal yang

merupakan biaya Produksi (BP) adalah penting sekali. Dengan dapat dihitung biaya

produksi secara cermat, teliti dan benar maka kita dapat menetapkan harga penjualan (P)

serta mengetahui berapa besaarnya rugi/laba yang akan diderita atau diraih dari hasil

produksi yang telah diselesaikan oleh perusahaan dok dan galangan kapal tersebut.

Kendala-kendala yang biasanya dihadapi oleh perusahaan dok dan galangan

kapal untuk menghitung biaya produksi (BP) dengan cermat, teliti dan benar dapat

ditanggulangi dengan baik, bila cukup pengetahuan tentang biaya – biaya timbul dan

akan timbul untuk menyelesaikan proses produksi serta pengawasan pengeluaran biaya-

biaya tersebut.

Perencanaan biaya langsung (BL) yang terdiri biaya material langsung (BL) dan

biaya tenaga kerja langsung (TKL) merupakan tahap yang penting sekali. Setelah

BPTL

BATL

BTL

Page 20: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

8

perencanaan maka pengawasan terhadap pelaksanaan proses produksi dalam pemakaian

kedua biaya tersebut merupakan tahap yang penting pula, sehingga dalam pelaksanaan

proses produksi perlu diperhatikan effisiensi pemakaian material langsung, dan

perlatan/fasilitas produksi serta produksitivitas tenaga kerja langsung dan

peralatan/fasilitas produksi.

Begitu pula perhitungan biaya tidak langsung (BTL) haruslah cermat, teliti dan

benar, agar biaya produksi (BP) yang didapat juga cermat, teliti dan benar. Pada

perhitungan biaya tidak langsung ini terdapat biaya tersembunyi (imputed cost). Karena

adanya biaya tersembunyi ini perhitungan biaya tidak langsung (BTL) harus jelas dan

diketahui oleh pengelola perusahaan, sehingga pengeluaran biaya – biaya yang tarmasuk

dalam biaya tidak langsung ini dapat dikendalikan dengan baik (cost control)

Dengan demikian apabila perhitungan biaya langsung telah dilaksanakan dengan

cermat, teliti dan benar serta diikuti dengan pengendalian yang ketat terhadap

pengeluaran biaya – biaya yang termasuk komponen biaya tidak langsung, maka kita

dapat menekan biaya produksi dan menyerahterimakan hasil produksi dengan mutu yang

baik, murah dan cepat kepada pemilik kapal atau pemesan kapal.

Laba pada perusahaan dok dan galangan kapal untuk pekerjaan reparasi kapal dan

bangunan baru kapal terdapat perbedaan nilai prosentasinya. Disamping laba ini terdapat

beberapa tahap rugi/laba, yang kesemuanya akan dijelaskan pada bab selanjutanya.

Dari penjelasan-penjelasan pengertian biaya-biaya tersebut di atas, perlu dibahas

dahulu struktur organisasi perusahaan dok dan galangan kapal serta prosedur kerja yang

ada kaitannya dengan biaya, sebelum kita membahas lebih rinci tentang analisa biaya.

Dalam hal ini akan ditekankan penjelasan mengenai system dan prosedur kerja serta

system quality control dan quality assurance perusahaan dok dan galangan kapal pada

umumnya.

Page 21: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

9

BAB II

SISTEM DAN PROSEDUR PEMBUATAN BAHAN UNTUK KALKULASI

BIAYA REPARASI KAPAL DAN BANGUNAN BARU KAPAL.

2.1. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN DOK DAN GALANGAN

KAPAL.

Struktur organisasi perusahaan dok dan galangan kapal biasaya berupa struktur

organisasi lini atau struktur organisasi lini dan staf, yang terdiri atas direktur utama dan

beberapa orang direktur sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya, yang tergantung

dengan besar kecilnya rentangan organisasi perusahaan tersebut.

Bagi perusahaan dok dan galangan kapal yang berskala besar mungkin terdapat

direktur utama, direktur keuangan, direktur produksi, direktur rekayasa dan direktur

pemasaran, sedangkan bagi yang berskala sedang atau nkecil dapat disederhanakan

dengan menggabungkan tugas dan wewenangnya, misalnya antar direktur produksi dan

diektur rekayasa menjadi direktur teknik produksi atau direktur keuangan dan direktur

pemasaran menjadei direktur administrasi/keuangan saja. Tetapi dalam semua bentuk

struktur organisasi perusahaan dok dan galangan kapal harus terlihat adanya bagaian

yang tugas, wewenang dan tanggung jawabnya dalam bidang:

- Kalkulasi biaya

- Faktur

- Analisa biaya

Untuk dapat mendukung ketiga bidang pekerjaan tersebut di atas diperlukan bagian

yang tugas, wewenang dan tanggungjawabnya dalam bidang engineering, perencanaan

dan persiapan produksi, pelaksanaan produksi dan pengawasan produksi.

Kadang-kadang untuk melaksanakan serta memonitor kelancaran jalannya pekerjaan

reparasi kapal maupun bangunan baru kapal ditunjuk seorang staf sebagai kepala proyek

pekerjaan yang dimaksud.

Disamping itu terdapat bagaian-bagian yang mendukung kedua kelompok bagian

yang disebutkan lebih dahulu, yang tugas , wewenang dan tanggung jawabnya dalam

bidang keuangan dan akuntansi, pengadaan dan penyimpanan material, personalia,

keamanan dan kesehatan, pemeliharaan peralatan dan fasilitas produksi dan lain-lain.

Dilihat dari penjelasan di atas sebenarnya tidak ada bagian yang dianggap paling

penting atau lebih penting daripada bagian lain. Kerjasama antara semua bagian yang

Page 22: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

10

terkait satu dengan lainnya pada prinsipnya untuk menghasilkan suatu hasil produksi

dengan mutu yang baik, penyelesaiannya tepat waktu dan dengan harga hasil produksi

yang dapat bersaing serta mendapat laba yang wajar.

Pada beberapa perusahaan dok dan galangan kapal dimana bagaian yang tugas,

wewenang dan tanggung jawabnya pada bidang kalkulasi biaya dan faktur harus tidak

berada di bawah satu biro, meskipun dapat disuatu direktorat bawah atau biro/direktorat

dengan bagaian kalkulasi biaya atau bahkan dalam suatu bagaian saja yaitu bagiann

kalkulasi dan analisa biaya, karena keduan bagian tersebut erat Hubungan bidang

pekerjaannya. Bagian analisa biaya akan dapat bekerja setelah mendapatkan data dari

pelaksana produksi untuk biaya langsung (BL) dan biaya tidak langsung (BTL) agar

dapat mengadakan penganalisaan biaya-biaya untuk mendapatkan harga penjualan serta

menyusun standart tariff untuk rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) tahun yang

akan berjalan. Disamping itu standart tariff yang tersusun ini dapat digunakan untuk

pekerjaan kalkulasi biaya reparasi kapal maupun bangunan baru kapal.

2.2. PROSEDUR PEMBUATAN KALKULASI BIAYA DAN FAKTUR.

Prosedur pembuatan kalkulasi biaya dan faktur disusun berdasarkan tugas,

wewenang dan kewajiban pejabat dalam struktur organisasi perusahaan dok dan

galangan kapal, yang tercantum pada diskripsi kerja (job description) masing-masing.

Bagian-bagian yang tugas pokoknya berkaitan dengan pembiayaan proses

produksi adalah :

1. Bagian kalkulasi biaya, yang tugas utamanya merencanakan pembiayaan

pekerjaan reparasi kapal dan atau bangunan baru kapal yang akan dikerjakan.

2. Bagian faktur yang tugas utamanya menghitung realisasi pekerjaan reparasi

kapal dan bangunan baru kapal berdasarkan data realisasi pemakaian material

langsung (ML), tenaga kerja langsung (TKL) serta tarip yang berlaku, yang

merupakan pengetrapan standart tarip yang disusun oleh bagian analisa biaya.

3. Bagian analisa biaya, yang tugas utamanta :

– Mengevaluasi realisasi pembiayaan pekerjaan-pekerjaan reparasi kapal,

bangunan baru kapal dan pekerjaan lainnya serta realisasi pendapatan kerja

(RPK) tahun yang lalu.

– Menyiapkan rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) tahun akan

berjalan.

– Menyiapkan standar tarip untuk mendukung RKAP yang dimaksud

Page 23: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

11

Dari ketiga bidang tugas yang erat kaitannya dengan pembiayaan proses produksi

ini, pembahasan tugas utama bagian analisa biaya akan dibahas lebih rinci pada bab

selanjutnya.

2.2.1. Pembuatan kalkulasi Biaya dan Faktur Reparasi Kapal

Prosedur pembuatan kalkulasi biaya untuk pekerjaan reparasi kapal dan atau

bangunan baru kapal yang dipersiapkan oleh bagian kalkulasi biaya ini berdasarkan

bagan alir atau “flow of chart” system dan prosedur administrasi permintaan penawaran

harga reparasi kapal dan bangunan baru kapal.

1. Kalkulasi Biaya Reparasi kapal

Berdasar surat permintaan penawaran harga reparasi kapal (PHRK) dari pemilik

kapal, yang biasanya berisi: permintaan pengedokan dan perbaikan kapal, permintaan

PHRK, yang dilampiri ukuran utama kapal serta data lainnya dan daftar reparasi kapal

(DRK), bagian kalkulasi biaya membuat konsep kalkulasi biaya reparasi kapal.

Daftar reparasi kapal (DRK) yang diterima dari pemilik kapal ini oleh bagian

kalkulasi biaya diadakan penyempurnaan dan penyesuaian berdasarkan data yang didapat

(lihat 2.3) selanjutnya bagian kalkulasi biaya membuat :

- Konsep PHRK, berdasarkan DRK yang disusun dengan standart tarip yang

digunakan.

- Rencana kebutuhan material (RKM) serta kebutuhan langsung atau jasa yang

digunakan.

- Perkiraan waktu pengedokan dan perbaikan kapal dan jadwal penyelesaiannya.

Konsep PHRK ini setelah melalui beberap koreksi dan persetujuan selanjutnya dibuat

surat PHRK yang menjelaskan perkiraan waktu pengedokan dan perbaikan serta jadwal

penyelesaiannya. Kalkulasi biaya pekerjaan reparasi kapal yang tertera pada PHRK ini

merupakan biaya kalkulasi awal atau kalkulasi biaya pertama, yang merupakan jawaban

terhadap permintaan pemilik kapal. Kebenaran dan ketelitian kalkulasi biaya awal ini

tergantung pada ketelitian dan kebenaran daftar reparasi kapal yang disusun dan dipakai

oleh bagian kalkulasi biaya.

Pada pekerjaan reparasi kapal kebutuhan material langsung relative lebih kecil

dibandingkan dengan kebutuhan material langsung pada bangunan baru kapal,

sebaliknya kebutuhan tenaga kerja langsung atau jasa pada reparasi kapal relative lebih

Page 24: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

12

besar terhadap pendapatan (P) atau harga jualnya dibandingkan dengan pekerjaan

bangunan baru kapal.

Oleh karena itu pada pekerjaan reparasi kapal nilai tambah (added value) relative lebih

besar disbanding dengan pekerjaan baru kapal. Sehingga laba operasi (Lo) pada

pendapatan (P) yang sama dalam reparasi kapal lebih besar dibandingkan dengan

pekerjaan bangunan baru kapal.

Disamping itu pekerjaan reparasi kapal jangka waktu penyelesaiannya relative lebih

singkat dibandingkan dengan penyelesaian pekerjaan bangunan baru kapal.

Dengan alasan-alasan tersebut di atas perusahaan dok dan galangan kapal

cenderung memilih pekerjaan reparasi kapal dibanding dengan bangunan baru kapal.

Ditinjau dari sudut klasifikasi, reparasi kapal dapat dibagi berdasarkan jenis surveynya,

antara lain :

- Reparasi tahunan (annual survey)

- Reparasi pembaharuan klas (annual survey)

- Rahabilitasi

Di samping itu masih terdapat jenis survey lainnya, yakni

- Reparasi kecelakaan (damage survey)

- Pembersihan dan pengecatan badan kapal di bawah garis air atau bottom

cleaning.

Ditinjau dari sudut biaya reparasi kapal pihak perusahaan dok dan galangan kapal

membagi pekerjaan reparasi kapal menjadi :

- Reparasi kecil

- Reparasi besar

- Rehabilitasi.

Pembagian ini biasanya berdasarkan jumlah biaya reparasi disbanding BRT kapalnya

atau dengan satuan Rp/BRT.

Dari tambahan penjelasan tersebut makin jelaslah bahwa tingkat kebenaran dan ketelitian

kalkulasi biaya reparasi kapal taergantung pada kebenaran dan ketelitian daftar areparasi

kapal yang dipakai. Langkah-langkah untuk mendapatkan daftar reparasi yang benar dan

teliti ini akan dibahas pada pasal 2.3.

Page 25: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

13

2. Faktur Reparasi kapal

Tingkat ketelitian dan kebenaran kelkulasi biaya awal yang dibahas di atas akan jelas

dan nyata bila tidak menyimpang jauh dengan faktur reparasi kapal, sedangkan faktur

atau kalkulasi biaya akhir ini merupakan kalkulasi biaya reparasi kapal yang sesuai

dengan kenyataan penyelesaian pekerjaan reparasi yang sebenarnya (setelah pekerjaan

reparasi selesai dikerjakan seluruhnya). Faktur ini dikerjakan oleh bagaian faktur.

Biasanya bagian faktur sebelum membuat faktur, membuat konsep faktur atau kalkulasi

biaya tahap dua. Kalkulasi biaya tahap kedua ini berdasarkan:

- Laporan penyelesaian pekerjaan reparasi kapal atau satisfaction note atau

disingkat s’note, yang dibuat oleh perusahaan dok dan galangan kapal dan

disetujui oleh wakil pemilik kapal (surveyor pemilik atau owner surveyor)serta

wakil dari ABK (anak Buah Kapal).

- Laporan pemakaian jam orang (J.O) tenaga kerja langsung (TKL), serta tarif tiap

JO untuk tenaga kerja langsung.

- Laporan pemakaian material langsung (ML) baik untuk material pokok dan

material bantu serta daftar harga pada periode waktu dibuatnya faktur tersebut.

- Pembebanan biaya tidak langsung (BTL) baik untuk biaya produksi tidak

langsung (BPTL) atau biaya administrasi tidak langsung (BATL)

- Standar tarip yang digunakan pada waktu pembuatan faktur tersebut.

Mengingat perlunya data tersebut di atas, maka jelas diperlukan kebenaran dan

ketelitian laporan-laporan pemakaian J.O dan material langsung serta S’note. Konsep

faktur atau kalkulasi biaya tahap kedua ini setelah dipelajari oleh para teknisi dan tenaga

ahli pemilik kapal akan menjadi bahan dilangsungkannya proses negosiasi faktur. Proses

negosiasi faktur ini biasanya dihadiri pemilik kapal yang biasanya diwakili surveyor

pemilik dan ABK yang biasanya diwakili nahkoda, kepala kamar mesin (KKM) dan

markonis. Dalam proses negosiasi ini dari perusahaan dok dan galangan kapal diwakili

oleh bagian faktur, divisi/biro program dan divisi/biro produksi. Dalam proses negosiasi

ini perlu pihak perusahaan dok dan galangan kapal mengetahui biaya produksi (BP) dan

atau harga pokok penjualan (HPP) baik untuk satu butir pekerjaan reparasi kapal atupun

keseluruhan pekerjaan reparasi kapal tersebut. Penawaran pihak pemilik kapal dapat saja

dipertimbangkan untuk disetujui sampai dibawah biaya asalkan tidak dibawah harga

pokok penjualannya.

Page 26: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

14

Disinilah pentingnya ketelitian dan kebenaran laporan-laporan serta data yang diperlukan

untuk proses negosiasi reparasi kapal.

Mungkin saja penawaran pemilik kapal akan lebih rendah HPP suatu butir pekerjaan

reparasi kapal , tetapi janganlah penawaran keseluruhan pekerjaan reparasi kapal tesebut

lebih rendah dari biaya produksinya. Karena kalau lebih rendah dari biaya produksinya

perusahaan dok dan galangan kapal tersebut tidak dapat meraih laba operasi. Dan bila

lebih rendah dari harga pokok penjualan (HPP) maka keputusan terletak pada pimpinan

tertinggi dari perusahaan dok dan galangan kapal.

2.2.2. Pembuatan Kalkulasi biaya dan Faktur bangunan Baru Kapal

Proses pembuatan kalkulasi biaya dan faktur bangunan baru kapal agak sedikit

berlainan dengan proses pembuatan kalkulasi dan faktur reparasi kapal, biarpun pada

prinsipnya adalah sama.

1. Kalkulasi Biaya Bangunan Baru Kapal.

Kalkulasi biaya bangunan baru kapal dibuat berdasarkan surat permintaan penawaran

harga bangunan baru kapal(PHBB) dari pemesan kapal, yang biasanya dilengkapi

dengan spesifikasi teknis kapal serta gambar rencana umum kapal. Sebenarnya dengan

data tersebut di atas perusahaan dok dan galangan kapal belum cukup untuk menyusun

rencana kebutuhan material yang tepat, benar dan teliti. Padahal RKM untuk suatu

bangunan baru kapal adalah penting sekali, karena biaya material merupakan sebagian

besar dari biaya produksi yaitu sekitar 60 sampai dengan 80 persennya.

Besarnya nilai biaya material langsung (ML) pada bangunan baru ini tergantung pada

- Jenis kapal, antara lain : kapal barang, kapal tangki, kapal penumpang, kapal

supply, tongkang.

- Spesifikasi teknik dari kapal.

Sebaikknya sebelum pelaksanaan pembuatan kalkulasi biaya dan persiapan pelaksanaan

fisiknya, sudah dipersiapkan:

- Jenis kapal, antara lain : kapal barang, kapal tangki, kapal penumpang, kapal

supply, tongkang.

- Spesifikasi teknis dari kapal.

Sebaiknya sebelum pelaksanaan pembuatan kalkulasi biaya dan persiapan pelaksanaan

fisiknya, sudah dipersiapkan :

Page 27: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

15

- Spesifikasi teknis yang lengkap, teliti dan benar disertai dengan pembuat dan

pemasok permesinan serta peralatan/perlengkapan kapal.

- Gambar rencana umum kapal, gambar rencana garis, gambar konstruksi

memanjang dan melintang kapal, gambar diagram pipa dan kabel listrik serta

gambar-gambar kunci lainnya.

- Perhitungan – perhitungan yang diperlukan antara lain : perhitungan kekuatan,

stabilitas, getaran, kecepatan kapal dan lain-lain.

Data tersebut di atas dilaksanakan oleh biro konsultan atau biro jasa teknik

perkapalan yang mungkin dapat ditunjuk oleh pemesan kapal dan atau oleh perusahaan

Dok dan galangan kapal haruslah mempunyai perlengkapan dan fasilitas yang lengakap

antara lain: tangki percobaan untuk mengefektifkan rencana garis kapal.

Dengan telah tersedianya data dan perhitungan di atas, maka bagian kalkulasi biaya

sudah dapat dimulai menghitung kalkulasi biaya bangunan baru kapal, terutama data :

- Daftar RKM, daftar pembuat dan pemasok permesinan serta

peralatan/perlengkapan kapal.

- Daftar harga material dari pemasok material.

- Daftar standart kerja untuk bangunan baru kapal.

- Pembebanan biaya tidak langsung (BTL).

Selanjutnya kalkulasi biaya bangunan baru kapal ini dapat diuraikan menjasi :

- Biaya material langsung (ML)

- Biaya tenaga kerja langsung (TKL)

- Biaya tidak langsung (BTL) yang terdiri atas biaya produksi tidak langsung

(BPTL) dan biaya administrasi tidak langsung (BATL)

- Laba operasi (lo).

Biasanya kalkulasi biaya untuk bangunan baru kapal ini atau harga jual atau penjualan

kapal ini setelah disampaikan kepada pemesan kapal, langsung diadakan negosiasi

dengan pemesan kapal. Oleh karena itu harga yang tercantum pada kontrak kerja

merupakan harga yang telah disetujuai bersama.

Biaya material langsung merupakan komponen biaya yang relative besar, dank

arena jadwal penyelesaiannya yang relative lama, ada kemungkinan fluktuasi harga

material bisa berubah serta kemungkinan terjadinya inflasi, maka biaya material

langsung harus teliti, cermat dan benar perhitungannya. Disamping itu bagian kalkulasi

Page 28: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

16

biaya juga harus membuat Jadwal pembayaran yang disesuaikan dengan kemajuan

fisiknya.

- Jadwal penyelesaian proyek bangunan baru kapal.

- Jadwal kebutuhan material langsung dan tenaga kerja langsung disertai

kebutuhan dananya.

Dari ketiga jadwal ini diusahakan bahwa kebutuhan dananya disesuaiakan dengan jadwal

pembayaran atau dengan kata lain bahwa proyek bangunan baru kapal dapat membiayai

dirinya sendiri.

2. Faktur Bangunan Baru kapal.

Dari penjelasan kalkulasi biaya bangunan baru kapal sudah diadakan negosiasi

dengan pemesan kapal dan sudah tercantum pada kontrak kerjanya, berarti faktur tidak

diperlukan oleh pemesan kapal. Biarpun begitu faktur atau kalkulasi biaya akhir

bangunan baru kapal yang sesuai dengan kenyataan penyelesaian pekerjaan (setelah

pekerjaan bangunan baru kapal selesai dikerjakan seluruhnya, sampai diserahterimakan

kepada pemesan kapal dengan memperhitungkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan

dan mungkin masih akan timbul) tetap harus dibuat oleh perusahaan galangan kapal.

Faktur ini diperlukan perusahaan galangan kapal untuk mengetahui rugi/laba operasi,

sehingga dapat dievaluasi effisiensi pemakaian material langsung, tenaga kerja langsung

dan perlatan/fasilitas produksi serta produktifitas tenaga kerja langsug dan

peralatan/fasilitas produksi.

Pada pekerjaan bangunan baru kapal laba operasi relative lebih kecil dinilai terhadap

harga penjualannya dibanding dengan pekerjaan reparasi kapal. Tetapi pada bangunan

baru kapal pembebanan keseluruhan bengkel-bengkel pelaksanan produksi relatif lebih

baik disbanding dengan pekerjaan reparasi kapal.

Kadang-kadang pada pekerjaan bangunan baru kapal dapat juga terjadi negosiasi

ulang dengan pemesanan kapal, apabila terjadi penyimpangan spesifikasi teknis yang

telah disetujui bersama pada negosiasi sebelumnya atau bila terjadi kebijaksanaan

moneter dalam proses pelaksanaannya.

2.3. DAFTAR REPARASI DAN SPESIFIKASI TEKNIS

Daftar prosedur pembuatan kalkulasi biaya awal baik untuk pekerjaan reparasi dan

bangunan baru kapal, daftar reparasi dan spesifikasi teknik serta rencana kebutuhan

material (RKM) memegang peranan penting. Oleh karena itu perlu dijelaskan cara

Page 29: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

17

mendapatkan daftar reparasi kapal yang teliti, baik dan benar serta rencana kebutuhan

material yang lengkap dan benar.

2.3.1. Daftar Reparasi kapal

Daftar reparasi kapal adalah daftar pekerjaan yang akan dikerjakan pada reparasi kapal.

Daftar reparasi kapal atau daftar pekerjaan reparasi kapal pada prinsipnya dibagi menjadi

:

1. Daftar pekerjaan reparasi kapal yang direncanakan sebelum pekerjaan fisik reparsi

kapal dilaksanakan atau sebelum kapal tersebut tiba dikawasan perusahaan dok

kapal.Daftar pekerjaan reparsi kapal tahap awal ini digunakan untuk penawaran

harga reparasi kapal (PHRK).

2. Daftar pekerjaan reparasi kapal yang dibuat pada saat kapal tiba di kawasan perairan

perusahaan dok kapal ditambah dengan pekerjaan-pekerjaan yang akan terjadi

setelah kapal dinaikkan diatas dok. Daftar pekerjaan reparasi kapal tahap kedua ini

digunakan untuk penawaran harga pekerjaan tambahan.

3. Daftar pekerjaan reparasi kapal yang akan terjadi sampai pada saat kapal

diserahterimakan. Daftar pekerjaan reparasi tahap ketiga atau akhir ini digunakan

sebagai pelengkap pembuatan daftar penyelesaian pekerjaan reparasi kapal atau

satisfaction note. Selanjutnya daftar penyelesaian pekerjaan reparasi kapal ini

digunakan untuk pembuatan daktur atau penagihan harga reparasi kapal.

Oleh karena itu perlu dijelaskan bagaimana menyusun daftar pekerjaan reparasi

kapal yang lengkap, teliti dan benar tahap awal yang digunakan sebagai estimasi harga

reparasi kapal yang dituangkan pada penawaran harga raparasi kapal (PHRK). Daftar

penyelesaian pekerjaan reparasi kapal yang lengkap, teliti dan benar ini digunakan untuk

pembuatan faktur.

Untuk penyusunan daftar pekerjaan reparasi kapal dan daftar penyelesaian pekerjaan

reparasi kapal yang lengkap dan daftar penyelesaian pekerjaan reparasi kapal yang

lengkap, teliti dan benar perlu melalui tahapan sebagai berikut :

1. Tahap I (tahap kapal sebelum tiba dikawasan perairan perusahaan dok

kapal)

Waktu : sampai dengan kira-kira 1 (satu) bulan sebelum kapal tiba di kawasan perairan

perusahaan dok kapal.

Page 30: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

18

Penyusun :

1. Dinas Teknik Perusahaan Pelayaran

2. Perusahaan Dok kapal.

Tujuan

1. Dapat menyusun daftar pekerjaan raparasi kapal yang lengkap, teliti dan benar

sebelum pelaksanaan pekerjaan reparasi kapal dimulai.

2. Dengan dapat disusunnya daftar pekerjaan reparasi kapal yang lengkap, teliti dan

benar ini dapat dibuat PHRK sebagai estimasi biaya pekerjaan reparasi kapal

tahap awal yang lengkap, teliti dan benar.

3. Dapat dibuat jadwal penyelesaian reparasi kapal.

4. Dapat dibuat daftar RKM reparasi kapal.

5. Dengan dapat dibuatnya estimasi biaya pekerjaan reparasi kapal tahap awal ini

serta disusunnya jadwal penyelesaian reparasi kapal, maka pemilik kapal dapat

mengalokasikan dana untuk kebutuhan reparasi kapal ini serta dapat merevisi

jadwal operasi kapal apabila kapal tersebut dalam perbaikan.

Bahan dan data :

1. Ukuran utama kapal dan data kapal lainnya :

- Panjang seluruhnya (LOA)

- Panjang antara garis tegak (LPP)

- Lebar seluruhnya (B)

- Tinggi Kapal (H)

- Sarat maksimum kapal (T)

- Sarat haluan kapal dalam keadaan kosong (Tf)

- Sarat buritan kapal dalam keadaan kosong (Ta)

- BRT kapal atau DWT kapal

- Merk derta data motor induk /bantu

- Tegangan aliran listrik yang diperlukan kapal

- Klasifikasi dan jenis survey pada pengedokan yang direncanakan

- Tahun pembuatan kapal.

2. Laporan dan data lainnya.

- Daftar penyelesaian pekerjaan reparasi kapal (satisfaction note) pengedokan dan

pekerjaan perbaikan kapal sebelumnya.

Page 31: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

19

- Rekomendasi dari biro klasifikasi dan kesyahbandaran

- Laporan operasi dan kondisi kapal dari nahkoda, kkm, dan markonis kapal.

- Ciri – cirri khusu kapal yang bersangkutan.

3. Gambar-gambar kapal antara lain :

- Gambar rencana pengedokan kapal (docking plan)

- Gambar rencana umum kapal ( general arrangement )

- Gambar Konstruksi Memanjang Kapal (Construction Profile).

- Gambar Penampang Melintang Kapal (Midship Section)

- Gambar Kemudi Kapal dan porosnya

- Gambar poros baling-baling dan baling-baling kapal

- Gambar Bukaan Kulit Kapal (ShellExpansion)

- Gambar-gambar lain yang diperlukan.

Dalam menyusun daftar Pekerjaan Reparasi Kapal yang lengkap, teliti

dan benar ini dapat dilaksanakan oleh pemilik Kapal dan atau Perusahaan Dok

Kapal dengan bahan-bahan seperti yang telah disebutkan di atas.

Penyusunan Daftar Pekerjaan Reparasi Kapal oleh Perusahaan Dok

Kapal akan lebih lengkap, teliti dan benar, apabila Sistem Perencanaan Reparasi

Kapal tersebut mengetrapkan "Sistem Dokter Pribadi" atau "Home Doctor

System".

Karena dengan "Sistem Dokter Pribadi" ini pengedokan, perawatan dan

perbaikan kapal sesuai dengan jadwal dan jenis surveynya dilaksanakan pada

Perusahaan Dok Kapal yang sarra,Dalam hal ini Perusahaan Dok - Kapal tersebut

telah mempunyai data hasil pelaksanaan pengedokan, perawatan dan perbaikan

sebelumnya serta telah mengetahui ciri-ciri khusus kapal tersebut. Disamping itu

Perusahaan Dok Kapal tersebut mempunyai statistik macam atau jenis kerusakan

serta mempunyai evaluasi hasil perbaikannya.

Oleh karena itu saat ini Sistem Perencanaan Reparasi Kapal cenderung

menggunakan sistem ini. Disamping dapat dibuat daftar Pekerjaan -Reparasi

Kapal yang lengkap, teliti dan benar, pihak Perusahaan Dok Kapal dapat

menyampaikan PHRK yang teliti, baik dan lebih cepat serta dapat melampirkan

Jadwal Penyelesaian Reparasi Kapal yang dalam kenyataannya nanti tidak terlalu

menyimpang.

Page 32: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

20

Dengan menggunakan sistem ini pihak Pemilik Kapal dapat

mengalokasikan dana serta memutuskan bersama dengan Perusahaan Dok Kapal

Jadwal Pembayarannya yang saling menguntungkan sesuai dengan kemajuan

fisik pelaksanaan pekerjaan.

Pada prinsipnya baik Pemilik Kapal dalam hal ini Dinas Tekniknya

maupun pihak Perusahaan Dok Kapal sedapat mungkin dapat menyusun Daftar

Pekerjaan Reparasi Kapal tahap Awa1 ini selengkap, seteliti dan sebenar

mungkin.

2. TAHAP II (Tahap Arrival Conference)

Waktu: Kapal telah tiba di perairan Perusahaan Dok Kapal, tetapi kapal

belum dinaikkan di atas Dok.

Penyusun:

1. Perusahaan Dok Kapal

2. Dinas Teknik Perusahaan Pelayaran

3. Anak Buah Kapal (ABK)

Tujuan:

l. Penelitian Daftar Pekerjaan Reparasi Kapal tahap Awal, yang kemungkinan

adanya pengurangan atau penambahan pekerjaan.

2. Penyusunan Daftar Pekerjaan Reparasi Tambahan bila ada, untuk disampaikan

kepada Pemilik Kapal agar dapat dialokasikan tambahan dana serta tambahan

pembayaran pertama bila diperlukan.

Bahan dan Data:

1. Daftar Pekerjaan Reparasi Kapal tahap Awal.

2. Hasil survey pada bagian konstruksi, mesin, listrik dan navigasi serta lain-

lainnya dari kapal pada waktu kapal masih dalam keadaan terapung.

3. Hasil wawancara dengan ABK, tentang kondisi akhir serta ciri-ciri dari kapal.

Setelah bagian Kalkulasi Biaya dan Bagian Produksi Perusahaan Dok Kapal

mengadakan survey pada bagian-bagian kapal di atas garis air (antara lain: konstruksi,

mesin penggerak utama, mesin-mesin geladak, sistem pipa, sistem distribusi listrik kapal,

alat-alat komunikasi kapal, alat-alat keslamatan penunpang/ABK) serta mengadakan

wawancara dengan ABK (Mualim, Masinis dan Markonis Kapal) maka perlu diadakan

Page 33: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

21

Pertemuan Teknis antara Perusahaan Dok Kapal, Pemilik Kapal serta ABK yang

biasanya dinamai Arrival Conference.

Pihak Perusahaan Dok Kapal biasanya diwakili oleh Bagian Produksi, bagian

Persiapan Produksi, Kepala Proyek kapal yang bersangkutan serta bagian Kalkulasi

Biaya; menyampaikan hasil surveynya dan wawancara dengan ABK yang

mengakibatkan adanya Tambahan Pekerjaan Reparasi Kapal serta kemungkinan adanya

Perubahan Jadwal Penyelesaian Reparasi Kapal.

Pihak ABK yang biasanya diwakili oleh Mualim, Masinis dan Markonis

melaporkan adanya kerusakan-kerusakan, perawatan dan perbaikan tambahan setelah

tenggang waktu dibuatnya Daftar Pekerjaan Reparasi Kapal tahap Awal sampai

setibanya kapal di kawasan perairan Perusahaan Dok Kapal.

Pihak Pemilik Kapal yang biasanya diwakili oleh Dinas Teknik atau Surveyor

Pemilik (Owner Surveyor) untuk menyetujui adanya Tambahan Pekerjaan Reparasi

Kapal tersebut. Selanjutnya Dinas Teknik akan melaporkan adanya

tambahan/pengurangan pekerjaan Reparasi Kapal serta kemungkinannya adanya

perubahan Jadwal Penyelesaian Reparasi Kapal dan adanya perubahan reparasi Kapal

serta tambahan pembayaran bila diperlukan.

Dari hasil Arrival Conference ini akan terjadi:

1. Penambahan/pengurangan volume pekerjaan Reparasi Kapal yang telah

disesuaikan dengan Kebutuhan serta kptentuan Klasifikasi.

2. Penambahan volume pekerjaan Reparasi Kapal yang relatif besar akan

menimbulkan PHRK Tambahan I.

3. Penambahan volume pekerjaan Reparasi Kapal ini akan menimbulkan perubahan

Jadwal Penyelesaian Pekerjaan Reparasi Kapal bila diperlukan.

4. Penambahan volume pekerjaan Reparasi Kapal ini mengakibatkan adanya

tambahan alokasi dana dan tambahan pembayaran pertama bila diperlukan.

3. TAHAP III (Tahap hari-hari pertama kapal di atas Dok)

Waktu : Hari-hari pertama kapal berada di atas Dok.

Pelaksana:

1. Perusahan Dok Kapal

2. Biro Klasifikasi dan Kesyahbandaran

3. Dinas Teknik dari Perusahaan Pelayaran

Page 34: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

22

Tujuan:

Pekerjaan/Pemeriksaan Pendahuluan terhadap Badan Kapal di bawah garis

air dengan cepat dan tepat agar dapat segera diketahui Pekerjaan Tambahan II.

Dari hasil pemeriksaan dan keputusan dari Biro Klasifikasi pada Tahap III ini

akan dihasilkan ketentuan sebagai berikut:

l. Dari pekerjaan/pemeriksaan pendahuluan dengan cepat dan tepat setelah kapal

berada di atas Dok, antara lain: Pemeriksaan kondisi badan Kapal di bawah

garis air, pemeriksaan ketebalan pelat lambung kapal, pengukuran kelonggaran

poros baling-baling dan poros/pena kemudi, pemeriksaan katup-katup laut,

pemeriksaan tangki Dasar Ganda. Biro Klasifikasi dan atau Kesyahbandaran;

keahlian menentukan dengan cepat lokasi/volume pekerjaan dan tambahan

Pekerjaan di bawah garis air.

2. Untuk Pekerjaan Tambahan ini diusahakankan rekomendasi secara tertulis dari

Biro Klasifikasi atau Kesyahbandaran dan atau Permintaan Tertulis dari Dinas

Teknik atau Surveyor Pemilik Kapal. `

3. Apabila Tambahan Pekerjaan II ini relatif besar, dapat segera dibuatkan PHRK

Tambahan II serta kalau perlu dilampiri Perubahan Jadwal Penyelesaian

Reparasi Kapal apabila akan mengganggu penyelesaian kapal yang telah

direncanakan sebelumnya.

4. Dinas Teknik atau Surveyor Pemilik Kapal segera melaporkan kepada Pemilik

Kapal dengan adanya tambahan volume pekerjaan ini. Meminta

persetujuannya serta mengajukan tambahan alokasi dana dan pembayarannya

sesuai dengan kontrak bila diperlukan. Perlu dijelaskan kepada Pemilik Kapal

bahsia kemungkinan adanya Perubahan Jadwal Penyelesaian Pekerjaan

Reparasi Kapal, karena adanya Pekerjaan Tambahan II ini.

Apabila tenggang waktu antara Kapal tiba di kawasan perairan Perusahaan Dok

Kapal dengan Kapal dinaikkan di atas Dok tidak terlalu lama, maka PHRK

Tambahan II dapat dijadikan satu menjadi PHRK Tambahan saja.

4. TAHAP IV (Tahap pelaksanaan dan pemeriksaan hasil perbaikan pada

waktu Kapal berada di atas Dok)

Waktu: Pada waktu Kapal berada di atas Dok dan sebelum Kapal turun Dok.

Page 35: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

23

Pelaksana:

1. Perusahaan Dok Kapal

2. Biro Klasifikasi dan atau Kesyahbandaran

Tujuan:

l. Pelaksanaan, persiapan pemeriksaan dan pemeriksaan pekerjaan Reparasi Kapal

dengan cepat, terencana, terkoordinir serta sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

2. Menghimpun serta membuat laporan volume pekerjaan Reparasi Kapal secara

lengkap, teliti dan benar sampai Kapal diturunkan dari Dok dengan selamat.

Laporan volume pekerjaan Reparasi Kapal sesuai ketentuan Klasifikasi. Di atas

Dok ini disebut "Laporan Dok” atau "Dock Report" yang dibuat oleh

Perusahaan Dok Kapal ini selanjutnya akan diperlukan oleh Instansi yang

berwenang.

5. TAHAP V (Tahap penyelesaian pekerjaan Reparasi Kapal)

Waktu: Setelah kapal diturunkan dari Dok.

Pelaksana:

1. Perusahaan Dok Kapal

2. Biro Klasifikasi dan atau Kesyahbandaran

Tujuan:

1. Menyelesaikan pekerjaan terapung Reparasi Kapal (Floating Repair) antara

lain: Pekerjaan konstruksi badan kapal di atas garis air, percobaan Motor

Induk, mesin-mesin Bantu dan atau Geladak, perlengkapan Kapal, peralatan

radio dan Navigasi serta sea trial test sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Membuat gambar laporan penggantian pelat konstruksi badan kapal, laporan-

laporan pengukuran kelonggaran poros/pena sebelum/sesudah perbaikan,

laporan hasil percobaan-percobaan, dan lain-lain laporan yang diperlukan.

4. Membuat Laporan Penyelesaian Pekerjaan Reparasi Kapal yang lengkap,

teliti dan benar sejak awal dirnulainya pekerjaan Reparasi Kapal sampai

penyelesaiannya Floating Repair yang selanjutnya biasa disebut Satisfaction

Note. Satisfaction Note selain diketahui dan ditanda tangani oleh Kepala

Proyek yang bersangkutan juga diketahui pula oleh ABK dan Surveyor

Pemilik.

Page 36: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

24

5. Perusahaan Dok Kapal memcatat dan menghitung Laporan pemakaian

Material Langsung (ML) serta pemakaian Jam Orang Tenaga Keria

Langsung ('IKL ) .

6. Dari butir 4 dan 5 di atas Bagian Faktur menyusun Konsep Faktur sebagai

bahan Negosiasi dengan Pemilik Kapal untuk mendapat faktur akhir reparasi

kapal.

Dari penjelasan-penjelasan Tahap I s/d V dapatlah diambil kesimpulan bahwa:

1. Pada Tahap I dapat disusun Daftar Pekerjaan Reparasi Kapal yang

lengkap, teliti dan benar; yang selanjutnya dapat digunakan untuk

membuat PHRK.

2. Pada Tahap II dapat disusun Daftar Pekerjaan Tambahan I sehingga

dapat disusun PHRK Tambahan I

3. Pada Tahap III dapat disusun Daftaz Pekerjaan Tambahan II

sehingga dapat disusun PHRK Tambahan II

4. Apabila penyelesaian Pekerjaan Tambahan I dan atau II ini akan

mengganggu Jadwal Penyelesaian Pekerjaan Reparasi Kapal yang

dibuat pada Tahap I, maka dapat dibuat Perubahan Jadwal

Penyelesaian Pekerjaan Reparasi Kapal.

5. Apabila tenggang waktu antara Tahap II dan Tahap III tidak begitu

lama, maka Pekerjaan Tambahan I dan Pekerjaan Tambahan II

dapat dijadikan satu dalam PHRK Pekerjaan Tarrbahan.

6. Pada Tahap IV dan V dapat disusun Laporan Penyelesaian

Pekerjaan Reparasi Kapal atau Satisfaction Note, yang selanjutnya

dapat dipakai sebagai dasar pembuatan Laporan Dok dan Konsep

Faktur.

7. Bahan untuk pembuatan Konsep Faktur selain Laporan

Penyelesaian Pekerjaan Reparasi Kapal juga Laporan Pemakaian

Material Langsung dan Jam Orang Tenaga Kerja Langsung,

Standart Tarip serta Pembeban Biaya Tidak Langsung.

8. Untuk pelaksanaan pembuatan Laporan Pemakaian Material

Langsung (ML) dan Jam Orang Tenaga Kerja langsung akan di

bahas pada Bab III.

Page 37: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

25

2.3.2. Spesifikasi Teknis Bangunan Baru Kapal

Pada Bangunan Baru Kapal setelah melalui Rancang Bangun dan

Perekayasaan serta perencanaan yang teliti didapatkan suatu kapal yang

mempunyai sifat-sifat teknis dan ekonomis yang tinggi. Bertitik tolak dari sini,

dibuatkanlah Spesifikasi Teknis Bangunan Baru Kapal tersebut.

Ditinjau dari sudut Analisa Biaya pihak Perusahaan Galangan Kapal

dapat menyusun Kalkulasi Biaya Bangunan Baru Kapal berdasarkan empat

komponen Biaya, yaitu:

1. Biaya Material Langsung

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

3. Biaya Tidak Langsung etau Overhead

4. Rugi/Laba dan atau Resiko

Sudah disinggung terdahulu bahwa Biaya Material Langsung pada

Bangunan Haru Kapal relatif cukup besar. Oleh kar.ena itu Biaya Material

Langsunq harus dihitung secara teliti dan benar. Untuk mengetahui Biaya

Material Langsung, terlebih dahulu kita harus rnempunyai Daftar Rencana

Kehutuhan Material (RKM) atau Material Required Plan.

Sudah dijelaskan bahwa sebaiknya Spesifikasi Teknis serta RKM

disusun secara lengkap, teliti dan benar oleh Biro Konsultan atau Biro Jasa

Teknik perkapalan. Bagaimana cara menyusun RKM untuk bangunan baru

kapal, perusahaan galangan kapal harus dapat menyusunnya bila diperlukan.

Penyusunan RKM untuk bangunan baru kapal teardiri atas dua tahap :

1. TAHAP I (Tahap sebelum dimulainya pekerjaan Bangunan Baru Rapal)

Dalam penyusunan RKM Bangunan Baru Kapal Tahap I ini Perusahaan Galangan

Kapal minimum harus mempunyai data sebagai berikut:

1. Spesifikasi Teknik Kapal yang lengkap, teliti dan benar.

2. Gambar Rencana Umum Kapal yang telah disahkan oleh Instansi yang berwenang.

3. Gambar Konstruksi Memanjang Kapal.

4. Gambar Penampang Melintang Kapal.

5. Ganbar-gambar kunci lainnya yang diperlukan.

Dari data tersebut di atas dapat disusun RKM-nya. Daftar Material pada Rencana

Kebutuhan Material (RKM) tersebut hanyalah Material Langsung (ML) saja, baik

Page 38: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

26

Material Pokok(MP) maupun material bantu (MB). Sedangkan material tidak langsung

(MTL) akan diperhitungkan pada biaya tidak langsung (BTL).

Penyusunan daftar material dari RKM ini sebaiknya berdasarkan Kelompok utama

dari Sistem Kelompok Kode (lihat Bab III) yang dipakai baik untuk Reparasi Kapal

maupun Bangunan Baru Kapal, yaitu :

1. Kelompok Utama 1: Kapal secara Umum

Material Bantu antara lain: Elektrode las, Gas Oxygen, Acetylene cair dalam

botol, Karbid, Gas Elpiji, bahan bakar minyak dan pelumas untuk percobaan.

2. Kelompok Utama 2: Konstruksi Kapal

- Plat baja, profil baja, baja tuang atau besi tuang untuk konstruksi badan kapal, dll.

- Bahan pembersih dan pelindung sisi luar/dalam konstruksi kapal antara lain: sand/grit

blasting, cat pelindung anti karat, cat warna.

3.Kelompok Utama 3: Peralatan untuk Muatan

- Lubang palka serta lubang-lubang lainnya dengan tutupnya.

- Peralatan untuk muatan pada ruang palka dan geladak

- Alat transportasi untuk muatan.

- Kran pada geladak dengan peralatannya.

- Tiang utama, boom muat dengan peralatannya.

- Sistem bongkar/muat untuk muatan cair.

- Sistem pendingin/pemanas untuk muatan cair.

- Sitem ventilasi/gas untuk ruang muat padat/Cair.

- Alat-alat bantu muatan, dll.

4.Kelompok Utama 4: Peralatan Kapal

- Mesin manover dan perlengkapannya antara lain: Daun kemudi, poros kemudi,

mesin kemudi dan peralatannya, truster, stabilisator, alat pengerem.

- Alat-alat navigasi antara lain: Radar, Gyro-compass, Kompas, Decca, Loran,

Omega, Direction finder, radio, 'Asdic, Echo Sounder, Logs.

- Alat-alat Jangkar, tarik dan tambat.

- Alat penangkap/pemburu ikan.

- Alat khusus : untuk pengerukan, penyelam, dll.

5. Kelompok Utama 5: Peralatan ABK/Pernumpang

- Alat Keselamatan, pencegah kebakaran dan kedokteran, antara lain: sekoci dan

peralatannya, ILR, peralatan kedokteran, tabung-tabung pemadam kebakaran.

- Isolasi, Sekat pemisah, Pintu, Jendela, dll.

Page 39: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

27

- Pelapis geladak terbuka, tangga, pagaz railing.

- Perabot, inventaris dan peralatan hibuzan.

- Peralatan dapur, pencuci/pengering.

- Alat txansportasi untuk ABK/Penumpang.

- Sistem saniter dan pembuangan untuk akomodasi, dll.

6. Kelompok Utama 6: Komponen Utama Permesinan

- Motor Induk atau motor penggerak kapal.

- Baling-baling, poros baling-baling dengan perlengkapannya, poros antara

dengan perlengkapannya, layar dengan tiangnya serta alat penggerak lainnya.

- Ketel utama/bantu. Konvertor uap, ketel peasnas sentral, generator gas, dll.

- Motor Bantu serta Generatornya.

- Mesin uap turbo. Mesin gas turbo, Mesin Bantu darurat, Generator pazos,

Generator penggerak hydrolis, dll.

7. Kelompok Utama 7: Sistem Komponen Utama Permesinan

- Sistem Hahan Bakar dan Pompanya

- Sistem Minyak Lumas dan Porrspanya

- Sistem pendingin air tawar/laut dan pompanya

- Kompresor dan sistem udara tekan untuk start, keperluan umLun dan peralatan

pneumatis.

- Sistem Gas Buang

- Sistem uap, air kondensasi, air untuk ketel, dll.

- Sistem pembuat air tawar.

- Sistem otomat permesinan.

8. Kelompok Utama 8: Sistem dari Kapal

- Sistem Ballast, Bilga dan pipa buang di luar akomodasi

- Sistem alarm kebakaranlsekoci, pencegah kebakaran dan dinas umum Sistem

pipa udara/duga dari tangki ke geladak.

- Sistem minyak hydrolis untuk umeum/khusus

- Sistem aliran listrik umum

- Sistem aliran listrik distribusi

Setelah itu dapat disusun RKM Material Pokok, sesuai Kelompok Utama 2

s/d 8; serta RKM Material Bantu, sesuai Kelompok Utama 1. Setiap material

disusun dengan perincian:

1. Banyaknya

Page 40: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

28

2. Ukurannya menurut:

- Panjang, lebar dan ketebalannya.

- Volumenya

- Diameternya dan atau ketebalannya.

3. Jenisnya

4. Pabrik pembuatannya

5. Pemasok materialnya

6. Dan lain-lain syarat yang diperlukan

Sebaiknya dalam menyusun RKM ini selain dengan data seperti yang telah

disebutkan terdahulu, harus diperiksa dengan rumus-rumus pendekatan dan atau

Realisasi Pemakaian Material (RPM) kapal pembanding yang telah dibangun.

Dengan Biaya Material Langsung untuk bangunan baru kapal yang relative

cukup besar terhadap Biaya Produksinya, seperti yang telah dijelaskan terdahulu.

Maka betap pentingnya RKM yang lengkap, teliti dan benar di dukung dengan

daftar material yang menguntungkan perusahaan untuk mendapatkan perhitungan

kalkulasi biaya bangunan baru kapal ini agar dapat bersaing dengan perusahaan

galangan kapal lain.

2. TAHAP II (Tahap penyelesaian pekerjaan Bangunan Baru

Kapal)

Penyusunan Realisasi Pemakaian Material (RPM) ini pada prinsipnya tidak

mempengaruhi Harga Nilai Kontrak Bangunan Baru Kapal tersebut, seper ti hasil

Negosiasi nilai PHBB yang disetujui bersama.

Penyusunan RPM Bangunan Baru Kapal tersebut diperlukan bagi

perusahaan Galangan Kapal sendiri, untuk mengetahui berapa nilai Harga Pokok

Penjualan (HPP) dan atau Biaya Produksi (BP) proyek Bangurian Baru Kapal

tersebut agar dapat diketahui Rugi/Laba Operasinya.

Disamping itu Perusahaan Galangan Kapal dapat mengevaluasi Realisasi

Biaya Material Langsung perihal :

- Sistem pengadaan/pembelian material .

- Sistem penyimpanan/pengebonan dan transpotasi material .

- Effisiensi pemakaian material.

Page 41: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

29

BAB III

SISTIM ADMINISTRASI LAPORAN PEMAKAIAN

MATERIAL LANGSUNG, TENAGA KERJA LANGSUNG

SERTA BIAYA TIDAK LANGSUNG

Untuk dapat mengetahui Biaya Produkai pada sautu proses produksi

perlu mengetahui Biaya Material Langsung, Biaya Tenaga Kerja Langsung

serta Biaya Tidak largsung yang harus dibebankannya. Sedangkan untuk

mengetahui Biaya Material Langsung, Biaya Tenaga Kerja Langsung serta

Biaya Tidak Langsung yang dibebankannya, perlu mengetahui sistem

administrasi laporan pemakaian Material Langsung, Tenaga Kerja Langsung

dan beban Tidak Langsung. Akhirnya untuk mengetahui sistem Adminiatrasi

pemakaian Material Langsung, Tenaga Kerja Langsung dan Beban Tidak

langsung, kita harus membahas sistem dan Prosedur perintah Kerja Proses

Produksi .

3.1. SISTEM DAN PROSEDUR PERINTAH KBRJA PR0SES

PRODUKSI

Dalam sistem dan prosedur kerja pada proses produkai terdapat

bermacam-macam dan prosedur perintah kerja :

3.1.1. Sistem dan Prosedar Perintah Kerja Pokok

Apabila PHRK sudah mandapatkan persetujuan dari Pemilik Kapal,

maka dibuatkan surat Perjanjian Perbaikan Kapal atau surat Kontrak Perbaikan

Kapal yang dilampiri Daftar Reparasi Kapal yang telah disetujui bersama.

Maka Pemilik Kapal sudah menyampaikan informsi tentang kedatangan kapal

di kawaaan perairan Perusahaan Dok Kapal, maka Bagian Persiapan Produksi

Biro Program mempersiapkan Daftar Reparasi Kapal (DRK) untuk

ditandatangani oleh yang berwenang sebelum diterbitkan. DRK lni lengkap

dengan Ukuran Utama Kapal, data Kapal yang diperlukan, Nama Perusahaan

Pelayaran, Klasifikasi, Jenis Survey, nama Kepala Proyek dan Pengawas

Proyek yang bersangkutan serta Nomor K atau N Order (lihat 3.3), Nomer

Kode tiap-tiap butir pekerjaan (lihat 3.2) dan Kode Bengkel -bengkel pelaksana

produksi atau tempat-tempat Biaya (lihat 3.3).

Page 42: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

30

Setelah menerima DRK yang lengkap ini bengkel-bengkel pelaksana

produksi sebenarnya sudah dapat memulai pekerjaan. Biarpun begitu bagian

Persiapan Produksi tetap menerbitkan Kartu Perintah Ker ia (KPK) yang berisi

perintah kerja tiap-tiap butir pekerjaan Reparasi Kapal. Disamping itu

Bengkel-bengkel Pelaksana Produkai juga menerima Kartu Laporan Hasil Keria

( KLHK )

Setelah menerima DRK dan atau KPK tersebut Bengkel -bengkel

pelaksana produksi:

- Mampelajari isi butr – butir pekerjaan reparasi kapal tersebut .

- Menyiapkan kebutuhan tenaga kerja langsung dari berbagai disiplin untuk

tiap butir pekerjaan atau keseluruhan pekerjaan reparasi kapal.

- Menyiapkan kebutuhan Material Langsung baik Materi al Pokok atau

Bantu untuk tiap butir pekerjaan dan atau keseluruhan pekerjaan

Reparasi Kapal.

Setelah menerima KPK bersamaan dengan KLHK maka pengisian Pemakaian

Tenaga Kerja Langsung dan Material Langsung akan dibahas selanjutnya dalam Bab III

ini. Pengisian KLHK ini setelah selesai pelakaanaan pekerjaan tiap-tiap butir Reparasi

Kapal.

Pelaksanaan pekerjaan Reparasi Kapal perlu memperhatikan:

- Effisiensi pemakaian Material Langsung, Tenaga Kerja Langsung serta

Peralatan/Fasilitas Produksi, dan

- Produktivitas Tenaga Kerja Langsung serta pemakaian Paralatan/fasilitas Produksi.

3.1.2. Sistem dan Prosedur Perintah Kerja Tambahan

Yang dimaksudkan Pekerjaan Tambahan adalah Tambahan/Perluasan pekerjaan di

luar pekerjaan-pekerjaan yang tercantum dalam DRK. Pekerjaan Tambahan/Perluasan

dapat dibagi menjadi :

1. Pekerjaan Tambahan/Perluasan berdasarkan hasil Arrival Conference.

2. Pekerjaan Tambahan/Perluasan yang timbul dalam proses produksi secara

tertulis/lisan dari Surveyor Pemilik dan atau Biro Klasifikasi .

3. Perluasan pekerjaan yang timbul dalam proses produksi yang nilai biayanya

relatif rendah, tetapi harus dikerjakan.

Prosedur pekerjaan Tambahan/Perluasan (butir 1 dan 2) ini adalah: kepala Proyek

menerbitkan Perintah Kerja kepada bagian Persiapan Praduksi, selanjutnya bagian

Page 43: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

31

Persiapan Produkai menerbitkan KPK dilampiri dengan KLHP kepada bengkel-bengkel

pelaksana produksi seperti sistem dan Prosedur Perintah Kerja Pokok.

Pada perluaaan Pekerjaan seperti butir 3, Perintah Kerja diterbitkan oleh Bengkel

yang mamerlukan, selanjutnya sama seperti di atas.

3.1.3. Sistem dan Prosedur Pengebonan Material

Setelah menerima DRK dan atau KPK dan setelah mampelajari Kebutuhan

Material Langsung dan Material Tidak Langsung yang diperlukan pada proses praduksi

dan yang membantu mewujudkan keberhasilan hasil produksi, maka bengkel-bengkel

pelaksana produksi menulis Bon Permintaan Barang (BPB).

BPB ini harus ditulis:

- Namor K-Order atau N-Order (lihat siatem Adminiatraai dan Akutanai Galangan

Kapal Bab III ini), Nomor Kelompok Utama dan Sub Ordernya butir pekerjaan

Reparasi dan atau Bangunan Baru Kapal (lihat Hab III ini), Tanggal bon, Kode

Bengkel serta Material yang diminta.

- Berdasarkan RKM material baik yang telah direncanakan atau yang diperlukan

untuk realisasi pelaksanaan pekerjaan.

- Pada saat yang diperlukan dan yanq tidak mengganggu jalannya proses

produksi.

Pada prinsipnya bon Material ini diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu jalannya proses produksi sesuai Jadwal Penyelesaian Pekerjaan secara

umum atau secara Rinci (detail).

3.2 SISTEM KELOMPOK KODE

Pada tiap-tiap butir pekerjaan Daftar Reparasi Kapal atau Bangunan

Baru, Kapal, dan juga pada setiap Kartu Perintah Kerja (KPK) atau Kartu

Laporan Hesil Kerja (KLHK) dicantumkan Nomor kelonpok Utama dan

Nomor Sub Order. Sistim pemberian Nomor Kode ini disebut Sistem

Kelompok Kode.

Sistem Kelompok Kode untuk pekerjaan Reparasi Kapal maupun

Bangunan Baru Kapal yang dipakai oleh Perusahaan Dok dan Galangan Kapal

Nasional sebenarnya telah lama dilaksanakan, tetapi Sistem Kelompok Kode

ini. antara aattu dengan yang lain Peruaahaan Dok dan Galangan Kapal Nasional belumlah ada keseragaman.

Page 44: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

32

Pada prinsipnya Kelompok Kode yang dipakai oleh Perusahaan Dok dan

galangan Kapal Naaional ada 2 (dua) macam, yaitu:

1. Berdasarkan Obyek atau Lokasi Pekerjaan yang dilakaanakan pad a

Kapal yang direparasi/dirawat dan dibangun.

2. Berdasarkan subyek atau Bengkel yang mengerjakan pekerjaan

Reparasi/Perawatan Kapal dan Bangunan Baru Kapal.

3.2.1. Kelompok Kode Berdasarkan Obyek

Pembagian kelompok kode berdasarkan obyek pekerjaan ini sebenarnya sudah dipakai

oleh perusahaan dok dan galangan kapal nasional sejak dahulu. Tetapi belum ada

keseragaman.

Pada akhir tahun 1984 dibentuk team evaluasi project ship reparasi and maintenance

and planned maintenance system untuk dapat mengusulkan suatu system kelompok kode

yang seragam. Team ini akhirnya bekerja sama dengan”the researche institute of

norway” dan mengusulkan suatu konsep sstem kelompok kode yang seuai dengan SFI

group system yanga telah diterpkan baik di norwegia sendiri maupun di negera maju

lainnya.

Sistem kelompok kode (SKK) ini dapat digunakan untuk reparasi kapal maupun untuk

bangunan baru kapal serta untuk semua type kapal. Sedangkan untuk bangunan lepas

pantai terdapat system kelompok kode tersendiri. Sistem kelompok kode (SKK) ini

terdiri atas 8 (delapan) kelompok utama lihat lamp 1 yaitu :

- Kelompok Utama 1: Kapal secara umum (lampiran utama 1 dan 1.2)

- Kelompok Utama 2: Konstruksi badan kapal (lampiran utama 2 dan 2.2)

- Kelompok Utama 3: Peralatan untuk muatan (Kelompok utama 3 dan 3.2)

- Kelompok Utama 4: Peralatan kapal (Kelompok utama 4 dan 4.2)

-Kelompok Utama 5: Peralatan ABK/Penumpang (Kelompok utama 5 dan 5.2)

- Kelompok Utama6: Komponen utama permesinan (Kelompok utama 6 dan

6.2)

- Kelompok Utama7: Sistem komponen utama permesinan (Kelompok utama

7.1 dan 7.2)

- Kelompok Utama 8: Sistem dari kapal (Pipa /listrik) (Kelompok utama 8 dan

8.2)

Tiap Kelompok Utama ini terbagi atas 10 (sepuluh) Kelompok dengan

angka 0 s/d 9 yang dapat terlihat secara Horisontal dalam tiap Tabel Kelom-

Page 45: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

33

pok Utama. Setiap Kelompok Utama ini terbagi lagi atas 10 (sepuluh) sub

Kelompok dengan angka 0 s/d 9 pula yang dapat terlihat secara Vertikal dalan

tiap Tabel Kelompok Utama. Dalam praktek tiap Kelompok dari setiap

Kelompok Utama masih dapat dibagi lagi dalam Sub-sub Kelompok dengan

angka 01 s/d 99.

Secara teoritis Sistem Kelampok Kode ini untuk seluruh Kapal dapat terdiri dari

100 x 99 = 9900 butir pekeriaan untuk setiap Kelonpok Utama, yang berarti untuk

kedelapan Kelompok Utama tersebut sebanyak 79.200 butir pekerjaan. Dalam praktek

pekerjaan Reparasi Kapal atau bahkan pekerjaan Bangunan Baru Kapal tidak sampai

sebanyak butir pekerjaan tersebut yang dikerjakan.

Dengan jumlah butir pekerjaan asanyak 79.200 jenis, berarti SKK ini

ketelitiannya cukup dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian berarti ketelitian

ini dapat mencakup semua detail pekerjaan baik untuk pekerjaan Reparasi Kapal

maupun Bangunan Baru Kapal.

Untuk menmdahkan penggunaan Sistem Kelompok Kode ini dapat digunakan 3

(tiga) angka :

Angka pertama menunjukkan Kelompok Utama (KU),

Angka kedua menunjukkan Kelompok (K) dan

Angka ketiga menunjukkan Sub Kelompok (SK). Sedangkan dua angka setelah

Sub Kelonpok (SK) adalah Sub-sub Kelampok (SKK)

Untuk lebih Jelasnya penqgunaan Sistem Kelompok Kode ini dapat dilihat pada

suatu contoh Daftar Reparasi Kapal (lihat lampiran 2).

3.2.2 Kelompok Kode berdasarkan Subyek

Pembagian Kelompok Kode berdasarkan Subyek atau Bengkel pelaksana

produksi yang mengerjakan butir-butir pekerjaan baik Reparasi Kapal maupun

Bangunan Baru Kapal sudah lama dipakai oleh Perusahaan Dok dan Galangan Kapal

Nasional. Bengkel-bengkel ini mmpunyai Tenaga Kerja Langsung yang dapat

mengerjakan secara fisik pekerjaan tersebut.

Jumlah Bengkel pelaksana produksi ini tergantung pada Organisasi Perusahaan

Dok dan galangan Kapal tersebut. Bengkel-bengkel ini merupakan Tempat biaya atau

Cost Centre.

Page 46: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

34

Tempat-tempat Biaya ini akan lebih jauh dijelaskan pada Bab III (3.3.2) yaitu

Pengelompokan Tempat Biaya dari Sistem Administrasi dan Akuntansi seragam

Perusahaan Dok dan Galangan Kapal.

3.3 SISTEM ADMINISTRASI DAN AKUNTANSI SERAGAM PERUSAHAAN DOK

DAN GALANGAN KAPAL NASIONAL .

Untuk mengetahui Pembebanan Tidak Langsung pada suatu proses produksi perlu

kita mempelajari Sistem Admistrasi dan Akuntansi yang diterapkan pada Perusahaan

Dok dan Galangan Kapal .Sistem Administrasi dan Akutansi yang diterapkan pada

beberapa Perusahaan Dok dan Galangan Kapal Nasional berdasarkan Buku Pedoman

SAAS Galkap (Sistem Administrasi dan Akutansi Seragam Galangan Kapal) yang

ditebitkan oleh Departemen Perhubungan pada tahun 1972.

Tujuan Buku Pedoman SAAS Galkap ini agar Perusahaan Dok dan Galangan

kapal Nasional dapat menggunakan satu bahasa dalam pengertian dan istilah sehingga

dapat :

1. Menciptakan sistem Akutansi yang baik untuk dapat dijadikan alat bagi kepentingan

Management Perusahaan Dak dan Galangan Kapal Nasional.

2. Menciptakan Keseragaman Formil berupa penbentukan kode-kode yang seragam untuk

semua Jenis Biaya, Tempat Biaya, skema perkiraan dan formulir-formulir yang

digunakan pada Perusahaan Dok dan Galangan Kapal.

3. Menciptakan Keseragaman Materi, berupa pembentukan sistem Kalkulasi, Penentuan

terhadap kekayaan, Penyusutan, Metoda-metoda Pembukuan serta Prosedur yang

berlaku di Perusahaan Dok dan Galangan Kapal Nasional.

Kesemuanya ini akan dapat menimbulkan persaingan yang sehat antara Perusahaan

Dok dan galangan kapa l Nas ional , pemakaian informasi yang baik, memudahkan

dalam kerja sama, memudahkan mengadakan perbandingan dengan menggunakan angka-

angka, sehingga perencanaan , pengendalian dan jaminan mutu dari hasil produksi yang baik

dapat diwujudka. Penerapan system administrasi dan administrasi ini pada peruswahaan

Dok da Galangan Kapal Nasional haruslah disesuaikan dengan struktur organisasi, situasi

dan kondisi serta ketentuan perusahaan masing-masing dalam administrasi yang meliputi :

1. Administrasi Induk

2. Tempat biaya

3. Jenis biaya

Page 47: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

35

3.3.1 Administrasi lnduk

Sistem Adimiatrasi Induk dibagi mejadi 10 Kelompok. Pembagian kesepuluh

kelampok yang dipakai di Perusahaan Dok dan Galangan Kapal Nasional ini berdasarkan

Buku Pedoman SAAS Galkap adalah sebagai berikut:

Kelampok 0 : Aktiva tetap, hutang;piutang jangka panjang, modal

dana.

Kelompok 1 : Keuangan.

Kelompok 2 : Netral

Kelompok 3 : Persediaan Material/Bahan.

Kelompok 4 : Biaya Langsung.

Kelompok 5 : Tempat biaya.

Kelompok 6 : Proses Produksi.

Kelompok 7 : Pekerjaan setengah Jadi.

Kelompok 8 : Hasil Produksi.

Kelonpok 9 : Rugi/Laba.

Untuk jelasnya tiap - tiap Kelompok masih terbagi lagi dalam beberapa Sub

Kelompok dan tiap sub Kelonpok masih terbagi atas beberapa Jenis. akan kita bahas tiap-tiap

Kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok 0: aktiva tetap, hutang/Piutang Jangka Panjang, moda1 dan dana.

Pada kelompok 0 ini dibukukan semua Rekening yang ada hubungannya dengan:

- Aktiva tetap,

- Penyertaan/Pinjaman jangka panjang dan

- Modal serta Dana.

Aktiva tetap yanq dibukukan di sini adalah:

- Semua Aktiva yang nenjadi mi1ik perusahaan .

- Nilai Aktiva adalah Harga Perolehan.

0.0 . Tanah dan Bangunan.

0.0.0 Tanah, halaman di kawasan Perusahaan.

0.0.1 Gedung, Bengkel dan Bangunan di kawasan Perusahaan.

0.0.2 Tanah dan lapangan di luar kawasan Perusahaan.

0.0.3 Gedung, Rumah Dinas, Mess, Rumah Peristirahatan di luar kawaaan

Perusahaan.

0.1 Dok, Dermaga. Kran angkat

0.1.0 Dok Apung (Floating Dock)

Page 48: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

36

0.1.1 Dok Kolam (Graving Dock)

0.1.2 Dok Tarik (Slipway)

0.1.3 Dok Angkat (Synchro Lift)

0.1.4 Galangan (Building Berth), Offshore Track.

0.1.5 Tambatan, Offshore Jetty/

0.1.6 Kran luar (tidak termasuk Kran pada Dok Apung, Kran di Bengkel,

Kran Apung, Mobile Crane, dll)

0.2 Mesin dan Perkakas

0.2.0 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Pelat/Las.

0.2.1 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Mesin.

0.2.2 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Listrik.

0.2.3 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Pipa/Blek.

0.2.4 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Kayu/Layar/ Batu.

0.2.5 Mesin dan Perkakas pada Bengkel lainnya.

0.3 Pengangkutan Air/Darat

0.3.0 Alat Apung bermotor: Kapal Tunda, Kapal Kecil, dll.

0.3.1 Alat Apung tak bermotor: Ponton kerja, Ponton minyak, Ponton

Sampah, Ponton Jalan, dll.

0.3.2 Kran Apung.

0.3.3 Mobil, Truk, Bus Pegawai, Ambulance,

dll. 0.3.4 Mobile Crane,Fork Lift, dll.

0.4 Inventaris

0.4.0 Inventaris kantor dan atau perabot.

0.4.1 Inventaris rumah dinas, mess, dll.

0.5 Penyusutan

Penyusutan semua Aktiva tetap secara periodik dibukukan secara konsisten di

Rekening Penyusutan Aktiva tiap tahun dengan prosedur ketentuan seperti di bawah

ini.

0.5.0 Penyusutan gedung, bengkel, rumah dinas, tanah, dll

l. Tanah --

2. Kantor, Bengkel, Gedung. 3%

3. Gedung Semi Permanen 10%

4. Rumah Dinas, Mess, dll 3%

Page 49: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

37

5. Jalan, saluran got, pagar, pintu gerbang 4 $

0.5.1 Penyusutan Dok, Dermaga dll.

1. Dermaga beton, Gelangan beton, Offshore Track, Offshore Jetty.2,5 - 3 %

2. Dok Apung Pelat, Dok Angkat. 5%

3. Dok apung beton, dok kolam, dok tarik 2,5%

0.5.2 Penyusutan Mesin dan Parkakas

l. Mesin-mesin (termasuk Kran Luar/Bengkel) 10%

2. instalasi Tenaqa Listrik, Udara Tekan, Zat Asam sentral, Trafo, dll. 7 %

3. Siatem Distribusi:

- Kabel Listrik di atas tanah 20 %

- Kabel Listrik di bawah tanah 4%

- Saluran pipa air tawar, air laut, udara tekan, zat asam, gas acetylene 7 %

4

.

Mesin Las 20 %

5. Perkakas berat 20 %

6

.

Perkakas ringan 25 %

0.5.3 Penyusutan pengangkutan air/darat

1.

Alat Apung bermotor: Kapal Tunda,kapal kecil, kran apunhg dll 5% 5%

K

apal Keci

2. Alat Apung tanpa motor 7 %

3. Mobil, Truk, Bus Pegawai, Ambulance,dll 20 %

4. Mobile Crane, Fork Lift, dll. 20 %

5. Kran Luar/Bengkel (tidak termasuk Kran pada Dok Apung ) . 5 %

0.5.4 Penyusutan Inventaris kantor,gudang dll.

1. Inventaris kantor, gudang, rumah dinas, 15 %

0.5.5 Biaya yang ditangguhkan

1. Pengerukan pengairan 20 %

Page 50: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

38

0.6 Penyertaan dan investasi jangka panjang

Penyertaan/pinjaman jangka panjang dalam hal in dapat dijelaskan sebagai

berikut :

- Semua penyertaan/pinjaman jagka panjang perusahaan dibukukan di rekening ini.

- Untuk semua jenis penyertaan atau injaman jangka penjang dibuat rekening

tersendiri dengan ditambah satu nomor dibelakang kode induk.

0.6.0 Inventasi Perusahaan pada antara lain Anak Perusahaan dan lain-lain.

0.7 Pinjaman Jangka Panjnang

0.7.0 Bantuan Pemerintah

0.7.1 Pinjaman Jangka Panjang termasuk Bantuan Pemerintah yang belun

ditentukan satuanya.

0.7.2 Pemeliharaan berjangka.

0.7.3 Bunga Jangka Panjang.

0.8 Penilaian kembali Aktiva Tetap

Penilaian kembali Aktiva Tetap dalam hal ini dibukukan selisih harga nilai

penilaian kembali dengan perolehan yang tercatat di Sub Kelompok 0.0 s/d 0.4 atau

selisih antara harga lama dan harga penilaian kembali.

0.9 Modal dan Dana

Semua dana yang ada hubungannya dengan modal cadangan dibukukan sini,

antara lain:

0.9.0 Modal statuter.

0.9.1 Modal belum disetor.

0.9.2 Cadangan umum.

0.9.3 Rugi/Laba tahun lalu.

0.9.9 Rugi/Laba tahun berjalan.

2. Kelompok l: Rekening Keuangan

Pada Kelompok 1 ini terdiri atas Rekening-rekening yang menunjukkan

Likuiditas Perusahaan jangka pendek, yam terdiri dari:

- Aktiva Lancar

- Hutang Lancar

yang pada prinsipnya terdiri dari Sub Kelompok:

Page 51: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

39

1.0 Kas

1.0.0 Kas Induk

1.0.1. Kas Cabang

1.0.2. Pos-pos silang

Pos silang ini untuk menghindari kemungkinan salah pencatatan

dalam penyetoran dan pengambilan uang tunai.

1.1 Bank, Giro, Deposito Jangka Pendek

1.2 Piutang Dagang.

Piutang dagang yang tidak termasuk penghasilan perusahaan, antara lain :

1.2.0. Piutang dagang

1.2.1. Import luar negeri

1.2.2. piutang ragu-ragu

1.2.3. Cadangan piutang

1.3 Piutang lain-lain.

1.3.0. Uang tanggungan /jaminan

1.3.1. Pinjaman pegawai

1.3.2. Pembayaran uang muka

1.3.3. piutang lain-lain.

1.4 . Hutang-hutang

Semua hutang jangka pendek dibukukan tersendiri termasuk pajak yang

diperhitungkan kepada pihak ketiga, tetapi yanq bukan pajak Penghasilan

Perusahaan.

1.4.0 Hutang Dagang.

1.4.1. Sub kontraktor (sub kontraktor ini dapat juga dimasukkan

pada 2.0.0 lihat 1.2.2)

1.4.2. Bunga jatuh tempo.

Bila lebih satu bunga jatuh tempo dapat ditambah satu

nomer kode dibelakangnya.

1.4.3. Premi asuransi pegawai.

Bila lebih dari satu premi asuransi dapat ditambah I nomor

kode di belakangnya.

1.5. Hutang Rupa – rupa

1.5.0. Pajak yang diperhitungkan

Page 52: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

40

Bila lebih dari satu pajak yang diperhitungkan dapat

ditambah 1 nomor kode dibelakangnya.

1.5.1. Bunga jatuh tempo

1.5.2. Pinjaman jatuh tempo

1.5.3. Dana pension /pendidikan

1.5.4. Deviden

1.5.5. Bonus, jasa produksi

1.6 pinjaman jangka pendek

Pinjaman jangka pendek ini merupakan kredit dari bank.

1.7 Pos Transitoris dan Antisipasi

1.7.0 Pos bayar di muka.

1.7.1 Pos terima di muka.

1.7.2 Pos akan dibayar.

1.7.3 Pos akan diterima, dll.

1.8 Penerimaan anggaran

1.8.0 Reparasi Kapal.

1.8.1 Uang Muka dan Angsuran bangunan Baru Kapal

1.8.2 Uang Muka dan Angsuran Bangunan Lepas Pantai .

1.8.3 Uang Muka dan angsuran pekerjaan non Kapal, dll.

1.9 Pajak Penghasilan.

3. Kelompok 2: Rekening Netral

Rekening-rekening dalam kelompok ini merupakan rekening pengumpulan

sementara dari-Biaya yang dibayarkan/dibebankan, yanq selanjutnya didistribusikan

secara periodik ke Kelomok 5 (Tempat Biaya), Kelompok 6(Proses Produksi) dan

Kelornpok 9 (Rugi/Laba).

2.0 Upah dan Gaji (dengan Jurnal secara periodik pada Kas/Bank)

2.0.0 Upah Tenaqa Langsung.

2.0.1 Upah Lembur tenaqa langsung.

2.0.2 Gaji Tenaga Tidak Langsung.

2.0.3 Gaji lanbur Tenaga Tidak Langsung.

2.0.9 Gaji Direksi/Dewan Komisaris.

2.0.5 Upah Tenaga Kontrak Keria.

Page 53: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

41

2.0.6 Premi Prestasi Kerja.

2.0.7 Upah Tenaga suh Kontraktor. .

2.0.8 Rekening Pindahan (ke Kelonpok 5/tempat Biaya dan Kelampok

6/Proses Produksi), dll.

2.1 Biaya Sosial (dengan jurnal secara periodic pada kas / Bank)

2.1.0 Tunjangan Hari Raya.

2.1.1 Pangan.

2.1.2 Poliklinik.

2.1.3 Biaya Sosial lainnya, termasuk Order Pribadi.

2.1.4 Biaya Pensiun.

2.1.5 Rekening Pindahan.

2.2 Penyusutan Kalkulatoris

2.2.0 Penyusutan Kalkulatoris gedung, rumah dinas, dll.

2.2.1 Penyusutan Kalkulatoris dok, tanbatan, galangan, Kran luar.

2.2.2 Penyusutan Kalkulatoria mesin dan perkakas.

2.2.3 Penyusutan Kalkulatoris alat pengangkutan.

2.2.9 Penyusutan Kalkulatoria inventaris.

2.2.5 Rekening Pindahan.

2.3 Asuransi

2.3.0 Asuransi Dok Apung (secara periodik dipindahkan ke Rekening 1.7.0).

2.3.1 Asuransi Gedung (idem 2.3.0).

2.3.2 Asuransi Persediaan (idem 2.3.0).

2.3.3 Asuransi Bangunan Baru Kapal/Lepas Pantai.

2.3.4 Sewa tanah, kantor (dipindahkan ke Rekening 1.7.0).

2.3.5 Pemeliharaan berjangka (dipindahkan ke Rekening 0.7).

2.3.6 Rekening Pindahan (dipindahkan ke Rekening Kelompok 5).

2.4 Bunga Kalkulataris

2.4.0 Bunga Jatuh Tempo.

2.4.1 Bunga Kredit Bank (dapat penbebanan langsung ke Rekening 9.9.0

atau 9.4.1).

Page 54: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

42

2.9.2 Rekening Pindahan (dipindahkan ke Rekening Kelampok 5).

2.5 Lain-Lain Biaya

4. Kelompok 3: Rekening Persediaan

3.0 Persediaan Gudang

3.0.0 Persediaan Material Langsung dan Tidak Langsung

Pemakalan Material dibebankan pada Keloripok 5 (Tenpat biaya) dan

Kelonpok 6 (Proses Produksi) Sesuai Bon Material. Nilai persediaan material antara

lain buku dan hasil "Stok Opnane" dapat langsung dibuka ke Rekening Rugi/Laba

9.7.0.

5. Kelompok 4: Rekening Biaya Langsung

Rekening Biaya Langaung ini dapat langsung dibukukan Rekening proses

Produksi (Kelampok 6).

6. Kelompok 5: Rekening Tempat Biaya

Dalam kelompok ini dibukukan Semua Biaya Tidak Langsung (BTL) yang

dibebankan pada tiap-tiap Tempat Biaya Produksi Tidak langaung (BPTL). Spesifikasi

Tempat Biaya selengkapnya dapat dilihat pada uraian tersendiri mengenai Tenpat

Biaya (lihat 3.3.2).

7. Kelompok 6: Rekening Proses Produksi

Rekening-rekening dalam Kelonpok ini menunjukkan Harga pokok Penjualan

(HPP) dan atau Biaya Produkai (HP) dari tiap-tiap butir pekerjaan atau Kapal

Reparasi/Bangunan Baru ataupun Realisasi Pendapatan tiap tahun Perusahaan, dibagi

dalam 2 (dua), yaitu:

1. Perintah Kerja Extern, yang meliputi:

- Reparasi Kapal dengan Kode order misalnya K.

- Banguran Baru Kapal dengan Kode order

misalnya (termasuk Bangunan Lepas Pantai) N.

- Non Kapal dengan Kode order misalnya U.

2. Perintah Kerja Intern, yang meliputi:

Page 55: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

43

- Pemeliharaan Rutin dengan Kode order

Misalnya A.

- Pemeliharaan Besar dengan Kode order B

-Investasi dengan Kode order C.

- Persediaan Gudang dengan Kode order M (atau GD)

- Untuk Karyawan denqan Kode order misalnya P.

6.0 Order Reparasi Kapal (Bila pekerjaan selesai dapat pindahkan ke Rekening 8.0.0)

6.0.0 Upah Tenaqa Kerja Langsung Order K atau R

6.0.1 Material Langsunq Order K atau R

6.0.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order K atau R

6.0.3 Biaya Administrasi Tidak Langsunq Order K atau R

6.1 Order Bangunan Baru Kapal (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke

Rekening 8.0.1).

6.1.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order N atau B

6.1.1 Material Langsung order N atau B

6.1.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order N atau B

6.1.3 Biaya Adminiatrasi Tidak Langsung Order N atau B

6.2 Order Non Kapal (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke rekening 8.0.2). .

6.2.0 Upah Tenaga Kerja Langaung Order U.

6.2.1 Material Langsug Order U.

6.2.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order U.

6.2.3 Biaya Administrasi Tidak Langsung Order U.

6.3 Order Extern yang dicadangkan.

6.4 Order Pemeliharaan Rutin (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke

Kelompok Aktiva tetap).

6.9.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order A.

6.4.1 Material Langsung Order A.

6.4.2 Biaya Produksi Tldak LAngsung Order A.

6.4.3 Biaya Administrasi Tidak Langsung Order A.

6.5 Order Peweliharaan Besar (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke

Kelompok Aktiva tetap).

6.5.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order B.

6.5.1 Material Langsung Order B.

6.5.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order B.

Page 56: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

44

6.5.3 Biaya Administraai Tidak Langsung Order H.

6.6 Order Investasi (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke Kelompok Aktiva tetap).

6.6.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order C.

6.6.1 Material Langsung Order C.

6.6.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order C.

6.6.3 Biaya Administrasi Tidak Langsung Order C

6.7 Order Persediaan Gudang (Dipindahkan ke Gudang ) .

6.7.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order MG.

6.7.1 Material Langsung Order MG.

6.7.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order MG.

6.7.3 Biaya Administrasi Tidak Langsung Order MG.

6.8 Order untuk Karyawan (Dipindahkan ke Biaya Sosial).

6.8.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order P.

6.8.1 Material Langsung Order P.

6.8.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order P.

6.8.3 Biaya Administrasi Tidak Lansung Order P.

6.9 Rekening Pindahan (dipakai untuk Cadangan).

8. Kelompok 7: Pekerjaan Setengah Jadi

Hasil Produksi Setengah Jadi merupakan hasil produksi suatu Perusahaan Dok dan

Galangan Kapal yang masih memerlukan proses produksi lagi untuk mendapatkan Hasil

Produksi final. Saat ini pada Perusahaan Dok dan Galangan Kapal Nasional yang

menghasilkan Pekerjaan setengah Jadi seperti apa yang disebutkan di atas untuk

sementara belum ada.

Biarpun hasil proses produksi Bengkel Cor (bila ada) merupakan hasil produksi

setengah jadi, karena masih memerlukan pekerjaan proser produksi untuk mendapatkan

barang jadi, hasil produksi setengah jadi ini merupakan harga material dan dimasukkan

pada Kelompok 6 (Proses Produksi).

Berarti Rekening Pekerjaan setengah jadi ini dimasukkan pada Material Rekening

Proses Produksi.

Page 57: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

45

9. Kelompok 8: Rekening Hasil Produksi

Dalam Kelompok ini dicatat dan dibukukan Harga Pokok Penjualan (HPP), Biaya

Produksi (BP), Harga Penjualan (P) dari setiap Perintah Kerja K, N dan U dari pihak

Extern.

Rekening-rekening Kelompok 8 ini meliputi:

8.0 Harga Pakok Penjualan

8.0.0 Harga Pokok Penjualan Order K.

8.0.1 Harga Pokok Penjualan Order N.

8.0.2 Harga Pokok Penjualan Order U.

8.0.3 Rekening Pindahan.

8.1 Biaya Produksi

8.1.0 Biaya Produksi Order K.

8.1.1 Biaya Produksi Order N.

8.1.2 Biaya Produksi Order U.

8.1.3 Rekening Pindahan.

8.2 Harga Penjualan

8.2.0 Harga Penjualan Order K.

8.2.1 Harga Penjualan Order N.

8.2.2 Harga Penjualan Order U.

8.2.3 Rekening Pindahan.

8.3 Biaya Menyusul/Tambahan

8.3.0 Biaya Menyusul/Tambahan order K.

8.3.1 Biaya Menyusul/Tambahan Order N.

8.3.2 Biaya Menyusul/Tambahan Order U.

8.3.3 Rekening Tambahan.

8.4 Reduksi/Pengurangan

8.4.0 Reduksi/Pengurangan Order K.

8.4.1 Reduksi/Pengurangan Order N.

8.4.2 Reduksi/Pengurangan Order U.

8.4.3 Rekening Pindahan.

Harga Penjualan dikreditkan sesuai dengan Faktur yang diajukan

kepada pihak Pemilik Kapal dan atau Pemesan Kapal.

Page 58: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

46

Pada akhir tahun buku, saldo yang terdapat pada Kelompok 6 (proses

Produksi ) tidak ditransfer ke Kelompok lain yaitu Kelompok 0,1 dan 8; tetapi

tetap di Kelompok 6 sebagai Pos di Neraca.

10. Kelompok 9: Rekening Rugi/Laba

Kelompok ini menunjukkan secara periodik Rugi/laba Perusahaan

(tiap Bulan, Kwartal, 6 Bulan, Tahun). pemindahan ke Kelompok 9 ini dapat

dilaksanankan secara periodik tanpa menutup Rekening-rekening di Kelompok

2 (Netral), 3 (Persediaan Material/Bahan), 9 (Biaya langsung), 5 (Tempat

Biaya), 6 (Proses Produksi) dan 9 (Rugi/Laba) dengan menggunakan Rekening

Pindahan.

Kelompok 9 ini meliputi kegiatan/aktivitas Perusahaan di Luar

maupun didalam . Aktivitas didalam Perusahaan adalah aktivitas yang ada

kaitannya dengan Order-order pakok axtern yanq dicatat melalui Kelonpok

9(Biaya Langsung), 5 (Tempat Biaya), 6 (Proses Produksi) dan 8 (Hasil

Produksi). Aktivitas di luar Perusahaan adalah hasil kegiatan yang ada

hubungannya dengan: Penjualan rupa-rupa, selisih harga material, selisih kurs,

dll. Dalam kelompok 9 ini dibukukan setelah Debet semua Harga Produksi

(Biaya Langsung, Harga Pokok Penjualan, Biaya Produksi) dari Kelompok 6

(Proses Produksi), Hasil Usaha atau Penjualan dari Kelompok 8 (Hasil

Produksi) serta Biaya Adminiatrasi umum, Biaya Pemasaran dan Biaya Modal

melalui Kelompok 6 dan 8.

9. 0 Hasil Usaha

9.0.0 Hasil Usaha Order K.

9.0.1 Hasil Usaha Order N.

9.0.2 Hasil Usaha Order U.

9.1 Biaya Usaha

9.1.0 Biaya Usaha Order R atau K.

9.1.2 Biaya Usaha Order B atau N.

9.1.2 Biaya Usaha Order U.

9.2 Biaya Modal atau Biaya Bank

9.2.0 Bunga Kalkulatoris.

9.2.1 Bunga Kredit Bank.

9.2.2 Bunga Pinjaman Modal Kerja.

Page 59: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

47

9.3 Biaya Pemasaran

9.3.0 Biaya Pemasaran Order K.

9.3.1 Biaya Pemasaran Order N.

9.3.2 Biaya Pemasaran Order U dll.

9.4. Bunga yang diterima

9.4.0 Jasa Giro

9.5 Hasil Penjualan

9.5.0 Hasil Penjualan Aktiva.

9.5.1 Nilai Buku Penjualan Aktiva.

9.5.2 Hasil Peniualan Persediaan.

9.5.3 Nilai Buku penjualan Persediaan.

9.5.4 Hasil Penjualan lain-lain.

9.6 Selisih Nilai/Harga

9.6.0 Selisih Harga Material.

9.6.1 Selisih Kas.

9.6.2 Selisih Kurs Mata Uang.

9.6.3 Selisih Pajak.

9.6.4 Dan lain-lain selisih/harga.

9.7 Rugi/laba Perusahaan (hanya dipakai akhir tahun untuk memudahkan

Saldo Rugi/Laba ke Rekening 0.9.4).

9.7.0 Rugi/Laba Kotor.

9.7.1 Rugi/Laba Usaha.

9.7.2 Rugi/Laba Operasi.

9.7.3 Rugi/Laba sebelum Pajak.

9.7.4 Rugi/Laba Sesudah Pajak.

3.3.2 Tempat Biaya

Pembagian Biaya Tidak Langsunq seperti telah ditentukan pada

administrasi Induk Kelompok 5 (Rekening Tempat Biaya), serta Pembebananya ke

Rekening Proses Produksi (Kelompok 6) terbagi atas 3 Tahap, yaitu:

Tahap 1: Pengelompokan Biaya

Tahap 2: Pembagian Biaya

Tahap 3: Pembebanan Biaya

Tahap 4: Pengelampokan Biaya

Page 60: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

48

TAHAP I: Pengelompokan Biaya

Rekening-rekening Tempat Biaya dapat dibagi atas 4 (empatt) Kelonpok,

yaitu:

1. Kelompok Pelayanan Umum (General Service)

5.1.X = Bangunan, Pemeliharaan dan Keamanan.

5.2.0 = Pembelian

5.2.1 = Gudang

5.2.3 = Transportasi Darat

5.3.X = Tenaga, Perlengkapan

2. Kelompok Administrasi (Administration Cost Centre)

5.0.X = Overhead Umum.

3. Kelampok Pelayanan Produksi (Subsidiary Production ant Centre).

5.2.2 = Penimbunan Pelat/Profil

5.4.X = Dok, Dermaga dan Kran.

4 . Kelampok Praduksi Langsung (Direct Cost Centre)

5.5.X = Konstruksi Kapal

5.6.X = Outfitting Kapal

5.7.X = Mesin/Listrik Kapal

5.8.X = Diversifikasi

TAHAP 2: Pembagian Biaya

1. Pembagian Biaya ke tiap-tiap Kelonpok dilaksanakan dalam 5 tahap dengan

metode "Pembagian Langsung" (Direct Cost Distribution) sebagai berikut:

a. Biaya dibukukan pada tempat-tempat Biaya yang bersangkutan.

b. Jumlah Biaya di Kelompok "Pelayanan Umum" dan "Administrasi"

dibebankan pada Rekening Tenpat biaya:

5.4.0 Dok Umum

5.5.0 Pelat/Las umum

5.6.0 Outfitting Kapal Umum

5.7.0 Mesin/Listrik Kapal Umum

5.8.X Diversifikasi

Page 61: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

49

c. Jumlah Biaya di Rekening Tempat Biaya 5.4.0 (Dok Umum) dan 5.4.1

(Transport Intern) dibebankan pada Rekening Tempat Biaya 5.4.2

s/d 5.4.7.

d. Jumlah Biaya di Kekening Tempat Biaya 5.9.3 s/d 5.4.7 dibebankan

pada Rekening Umum di Kelompok Produksi Langsung (5.5.0 ;

5.6.0 dan 5.7.0) dan Kelompok Diversifikasi 5.8.X.

e. Jumlah Biaya di Rekening 5.5.0 ; 5.6.0 dan 5.7.0 d i bebankan pada

Rekening-rekening 5.5.X ; 5.6.X dan 5.7.X.

2. Pembagian Biaya pada Tempat Biaya dengan Faktor, Pembagi Biaya (Cost

Distribution Key) sebaqai berikut:

Rekening Tempat Biaya Faktor Pembagi Biaya

5.2.2 Penimbunan pelat/profil Jumlah biaya dibebankan pada rekening

5.50 (pelat/las umum)

5.2.3 Transportasi darat Jumlah biaya dibagi dengan jumlah

karyawan ditempat

5.3.1 Tenaga listrik Jumlah biaya dibagi KWH ditempat biaya:

5.4.0,5.5.0,5.6.0,5.7.9, dan 5.8.X

5.3.2 Air tawar Biaya 5.4.0,5.5.0,5.6.0,5.7.0 dan 5.8.X

Contoh:

Oleh karena jumlah KWH tidak dapat diketahui dengan pasti, maka pembagiannya

dalam prosentase.

5.4.0 Dok umum misalkan 15 %

5.5.0 Pelat/las umum 50 %

5.6.0 Outfitting Kapal Umum misalkan 8 %

5.7.0 Mesin/Listrik Kapal Umun misalkan 25 %

5.8.0 Diversifikasi misalkan 2 %

5.4.0 Dok umum Jumlah biaya dipindahkan ke rekening

5.4.1 s/d 5.4.7

5.3.3 kompressor Jumlah biaya dibagi dengan jumlah kutub

Contoh

5.4.0 Dok umum 107 kutub 75,0%

5.5.0 Pelat/las umum 18 kutub 12,5%

Page 62: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

50

5.6.0 Outfitting kapal umum 5 kutub 3,5%

5.7.0 Mesin / listrik kapal

umum

11 kutub 8,0%

5.8.x Diversifikasi 1 kutub 1,0%

5.1.X Bangunan, pemeliharaan,

umum

keamanan

5.2.0 Pembelian Jumlah biaya dibagi dengan jumlah jam

orang di tempat biaya 5.4.0,5.5.0,5.6.0,5.7.0,

dan 5.8.x

5.3.4 Gudang

5.3.5 Poliklinik Jumlah biaya disbanding dengan jumlah jam

orang di kelompok konstruksi kapal dan

mesin/listrik kapal.

5.0.X Overhead umum

5.4.1 Transport Intern

5.4.3 Kran luar

5.4.4 Kran apung

5.4.5 Alat-alat apung

5.4.6 Dok tarik Jumlah biaya direkening ini langsung

dibebankan ke order langsung 5.4.7 Dermaga, jetty

5.4.5 Galangan

5.4.2 Dok apung

Tahap 3. Pembebanan Biaya

Pembebanan Biaya Tak langsung ke Order Langsung sebagai Overhead

dilaksanakan dengan Tarip Pembebanan, untuk:

5.4.2 Dok Apung. = Jumlah Biaya dibagi dengan jumlah

Gross Ton Days. Gross Tan Days =

Jumlah kapal di atas Dok x BRT x

jumlah hari di atas Dok.

5.4.X Konstruksi Kapal.

5.6.X Outfitting Kapal. = Jumlah Biaya dibagi dengan jumlah

Jam Orang order langsung. 5.7.X Mesin/Listrik Kapal

Page 63: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

51

5.8.X Diversifikasi

Rekening Tempat Biaya

Untuk Rekening Tempat Biaya pada Kelonpok 5 Administrasi Induk,

perlu adanya Sistim Kode untuk Tempat-Tempat biaya yaitu:

5.0 Overhead Umum

5.0.0 Pimpinan umum. XD

5.0.1 Pimpinan Pelaksana. XF

5.0.2 Unit Raba-Rasa. XE

5.0.3 Pengawasan Teknik. XS

5.0.4 Perancangan Teknik. XR

5.0.5 Pemasaran. XM

5.0.6 Administrasi. XA

5.0.7 Cabang/Perwakilan. XW

5.0.8 Pendidikan. XL

5.0.9 Quality Assurance. XQ

5.1 Bangunan Baru, Pemeliharaan dan Keamanan

5.1.0 Gedung di Penataran XB

5.1.1 Halaman di Penataran XH

5.1.2 Pemeliharan

XO

5.1.3 Rumah dinas, Mess, Rumah Peristirahatan XN

5.1.4 Kamar Mandi, WC XX

5.1.5 Kantin, Koperasi, Gedung Dharma Wlanita. XC

5.1.6 Keamanan XP

5.1.7 Dock House. XU

5.1.8 Lapangan di luar Penataran XG

5.2 Gedung, Transportasi

5.2.0 Pembelian GK

5.2.1 Gudang GB

5.2.2 Penimbunan Pelat/Profil GP

Page 64: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

52

5.2.3 Transportasi Darat KM

5.3 Tenaga, Perlengkapan

5.3.0 Central Telepon TT

5.3.1 Central Listrik, Tenaga Listrik TL

5.3.2 Air Tawar TA

5.3.3 Konpresor TC

5.3.4 Poliklinik ZV

5.3.5 Pangan FK

5.3.6 Rekreasi/Ibadah XK

5.4 Dok, Kran, Dermaga

5.4.0 Dok Umum DU

5.4.1 Transport Intern DT

5.4.2 Dok Apung DA

5.4.3 Kran Luar DK

5.4.4 Kran apung DC

5.4.5 Alat-alat Apung DP

5.4.6 Dok Tarik DH

5.4.7 Dermaga, Jetty Offshore DD

5.4.8 Galangan DB

5.5 Kontruksi Kapal

5.5.0 Pelat/Las umun PU

5.5.1 Pelat/Las Dinas Dalam PD

5.5.2 Pelat/Las Reparasi PR

5.5.3 Pelat/las Bangunan Baru PB

5.5.4 Pelat Uji Las PL

5.6 Outfitting Kapal

5.6.0 Outfitting umum OU

5.6.1 Kayu Pekerjaan Tangan OK

5.6.2 Kayu Pekerjaan Mesin OM

5.6.3 Kayu Pekerjaan Reparasi OR

Page 65: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

53

5.6.4 Kayu Pekeriaan Bangunan Baru OB

5.6.5 Pipa, Tembaga, Blek OP

5.6.6 Layar, Cat, Batu OL

5.7 Mesin/Listrik Kapal

5.7.0 Mesin Umum MU

5.7.1 Meain Dinas Dalam MD

5.7.2 Meain Dinas Luar ML

5.7.3 Mesin Motor MM

5.7.4 Mesin Bubut MB

5.7.5 Mesin sekrap/Freis MS

5.7.6 Mesin Perkakas MP

5.7.7 Mesin Listrik ME

5.8 Diversifikasi

5.8.0 Pengecoran RT

5.8.1 Ferro Cement. RC

5.8.2 Serat Gelas (Fibre Glass) RF

5.8.3 Offshore RO

3.3.3 Jenis Biaya

Untuk mendapatkan suatu sistem Informasi mengenai Biaya yang

dibelanjakan, maka Biaya tersebut dibagi dalam Jenis-Jenis biaya. Berdasarkan

macam dan corak asal biaya itu, maka Biaya-biaya tersebut selanjutnya

dibebankan pada tempat Biaya dan atau Order.

Pembagian Biaya menurut Jenisnya antara lain berguna untuk:

1. Manbandingkan tiap Jenis Biaya dalam bentuk Uang maupun Prosentase

terhadap seluruh Biaya.

2. Menganalisa Penyinpangan dalam suatu Sistem Anggaran.

3. Menganalisa Jumlah Biaya per Order

Jenis Biaya digolongkan dalam 2 (Dua) Kelonpok, yaitu:

1. Kelompok Biaya yang langsung dibebankan/dibukukan pada Order atau

Tempat Biaya (Primair).

Page 66: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

54

2. Keloapok Biaya yang dibebankan dari Tempat Biaya yang satu ke Tempat

Biaya lain dan atau ke Order berdasarkan kunci Pembagi (Sekundair).

Jenis Biaya yang dipakai dan digunakan dalam sistem Administrasi

seragam Galangan Kapal (SAAS GALKAP) disusun dengan sistem Kode Angka,

dimana kode angka pertama menunjukkan Kelompok Jenis Biaya sebagai

berikut:

1. Kelortipok 0 : Upah dan Gaji

2. Kelompok 1: Biaya Sosial

3. Kelompok 2: Lain-lain Biaya Pegawai

4. Kelompok 3: Material Langsung

5. Kelompok 4: Sub Kontraktor.

6. Kelompok 5: Tenaga, Perkakas, Bahan Bantu.

7. Kelompok 6: Pemeliharaan

8. Kelampok 7: Overhead

9. Kelompok 8: Biaya Aktiva

Selanjutnya tiap-tiap Kelompok Jenis Biaya di atas masih dibagi lagi

menjadi beberapa Jenis Biaya dan tiap-tiap Jenis Biaya masih dibagi lagi dalam

Rincian Jenis Biaya.

Susunan pengelompokkan biaya, pembagiannya dalam jenis biaya serta

rincian jenis biaya yanq diterapkan di Perusahaan Dok dan Galanqan Kapal

Nasional pada prinsipnya seperti berikut.

1. Kelompok 0: Upah dan Gaji

Jenis Biaya dalam Kelompok 0 ini dapat dibaai menjadi 2 jenis biaya

yaitu: (dua) jenia Biaya, yaitu:

- Jenis Biaya Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung, dan

- Jenis Biaya Upah/Gaji Tenaga Kerja tidak Langsung

0.1 Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung

Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung adalah Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung

yang dibebankan pada Order.

Tenaga Kerja Langaung dalam hal ini adalah:

0.1.0. Karyawn produksi dari tukang III, tukang II, tukang I dan Kepala Regu."

Page 67: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

55

0.1.1 Karyawan Produksi pada butir 0.1.0 yang melayani proses produksi antara lain:

Pengemudi Kran, Operator Mesin-mesin produksi, karyawan pada Biro

Perancangan Teknik.

0.1.2 Tenaga Kerja tidak tetap yang bekerja langsunq pada proser produkai, yang

dikelola oleh bengkel Pelaksana Produksi yangbersangkutan, antara lain:

Tenaga Harian, Tenaga Kontrak Kerja.

0.1.3 Tenaga Sub Kontraktor yang mempunyai keahlian dan bekerja di kawaaan

Perusahaan Dok dan Galanqan Kapal serta dikelolanya.

Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung ini (kecuali Tenaga Kerja Langsung 0.1.3)

selain Upah/Gaji pada Jam Kerja, akan mendapat pula Upah/Gaji Jam Lembur, bila

yang bersangkutan bekerja lembur. Oleh karena itu Upah/Gaji Jam Lembur Tenaga

Kerja Langsung merupakan Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung.

0.2 . Upah /Gaji tenaga kerja tidak langsung.

Upah/Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah Upah/Gaji yang dibebankan

sebagai Biaya Tidak Langsung atau Overhead pada Order.

Tenaga Kerja Tidak Langsung atau Tenaga Kerja Langsung yanq tidak berperan

serta pada Proses Produksi dalam hal ini adalah:

0.2.0 Karyawan Direktorat Produksi tingkat Kepala Regu ke atas, sampai Kepala

Departemen atau Kepala Divisi.

0.2.1 Karyawan di luar Direktorat Produksi dari tingkat terbawah sampai dengan

Kepala Biro/Divisi.

0.2.2 Tenaga Kerja Langsung butir 0.1.0 s/d 0.1.2 yang merupakan Order Tunggu

karena tidak ada Order/perintah Kerja, disebabkan karena kesalahan

Management atau karena tidak ada pekerjaan.

0.2.3 Tenaga Kerja Langsung 0.1.0 s/d 0.1.2 serta karyawan lainnya yanq merupakan

Order Tunggu tidak Murni disebabkan:

- Mesin/peralatan produksi rusak.

- Hujan, sehingga tidak dapat bekerja.

- Tunggu putusan/pemeriksaan/material.

- Persiapan peralatan kerja.

- Upacara bendera, Apel dan Upacara lainnya.

- Tugas Dinas (Di Kawasan Penataran).

- Panggilan Penelitian Khusus.

Page 68: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

56

- Rapat Produksi dan Rapat lainnya.

- Latihan Pendidikan (di Kawasan Penataran)

- Pertandingan Olah Raqg dan atau mewakili Perusahaan,

- Periksa ke Poliklinik Perusahaan.

- Kecelakaan/membantu kecelakaan di Perusahaan.

-Tugas sosial/Kematian.

- Ambil upah/gaji

- Ibadah/sembahyang.

0.2.4. Tenaga Kerja Langsung 0.1:0 s/d 0.1.2 yang melaksanakan kerja pelayanan

yang tidak pada proses produksi (seperti 0.1.1) biarpun ada hubungamya

dengan Proses Produksi, antara lain: Dok apung, sentral Listrik menjaga

Diesel Darurat, menjaga Kompresor, dll.

0.2.5 Tenaga Kerja Langsunq 0.1.0 s/d 0.1.2 serta karyawan lainnya yartq tidak

berada di penataran, tetapi mendapat Upah/Gaji disebabkan :

- Sakit.

- Cuti dapat Upah, dirumahkan, MPP.

- I j i n dapat upah/Ga j i .

- Susulan keluarga, dll.

- Libur habis jaga/kerja shift.

0.2.6 Tenaga Kerja Langsung 0.1.0 o/d 0.1.2 serta karyawan lainnya yang menjalani

Pendidikan dan Dinas Luar.

0.2.7 Direktur Utama, Direksi dan Dewan Komisaris.

0.3 Lembur tenaga Kerja Langsung

- Lembur Tenaga Kerja Langsung.

- Lembur Jaga Tenaga Kerja Langsung.

0.4 Lembur Tenaga Kerja Tidak Langsung

- Lembur Tenaga Kerja Tidak Langsung.

- Lembur Jaga Tenaga Kerja Langsung.

02. Kelompok 1: Biaya Sosial

Jenis Biaya dalam Ke1ompok Biaya sosial ini terdiri dari:

Page 69: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

57

1.0 Upah Sasial untuk mengerjakan; pemeliharaan Masjid, ruang ceramah Kristen,

membuat maesan/salib, dll.

1.1 Biaya Sosial lainnya

- Uang ganti kecelakaan.

- Sumbangan kematian, karangan bunga, dll.

- Sumbangan perayaan, kegiatan pihak luar, kegiatan Olah Raga, dll.

- Tunjangan Hari Raya.

1.2 Premi Pensiun

- Premi Dana Pensiun.

- Premi Astek.

- Premi Assuransi.

1.3 Pensiun

- Gaji semasa MPP, masa persiapan pension.

- Pensiun diambil sekaligus.

Biaya yang dikelompokkan pada Kelonpok Biaya Soaial ini sebagian dibebankan

pada:

- Biaya Tidak Langsung atau Overhead.

- Biaya/Laba (THR, sumbangan, premi Asuransi, dll. ) .

3. Kelompok 2: Biaya Pegawai lainnya

Biaya Pegawai lainnya ini dibebankan sebagai Biaya Tidak Langsung atau

Overhead dan sebagian pada Rugi/Laba.

2.0. Biaya Penerimaan Tenaga Kerja Baru

2.2.0 Semua Biaya yang menyangkut dengan penerimaam Tenaga Kerja baru

seperti Iklan, transport, pemondokan dll.

2.1. Pengangkutan (transport)

2.1.0 Penggantian uang transport pegawai.

2.1.1 Sewa transport/kendaraan termasuk Biaya Tol, pas Pelabuhan.

2.2. Biaya Pendidikan

2.2.0 Biaya Pendidikan Intern

Biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan di dalam Perusahaan, seperti

penataran, pendidikan calon pegawai, pendidikan/kursus untuk pegawai,

dll.

2.2.1 Biaya Pernlidikarr Extern

Page 70: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

58

Biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan di luar Perusahaan, seperti

kursus-kursus, Seminar, peningkatan keahlian, dll., termasuk pendidikan

di Luar Negeri.

2.3 Biaya Penggantian

2.3.0 Uang Pemondokan, Biaya Mess Pegawai, Biaya air tawar,listrik, gas, dll.

2.3.1 Tunjangan sewa rumah, kontrak rumah, dll.

2.4 Pakaian kerja dan alat pengaman/kerselaaatan kerja

2.4.0 Pembelian pakaian kerja, sepatu kerja, pakaian dinas, topi keselamatan

kerja, dll.

2.4.1 Pembelian alat pengaman serta keselamatan kerja untuk karyawan, alat

pemadam kebakaran, pakaian pemadam kebakaran, topi kesela matan

kerja, sarung tangan, kaca mata/perisai untuk las liastrik, dll.

2.4.2 Biaya reparasi dan pemeliharaan alat pengaman dan keselamatan untuk

karyawan.

2.4.3 Sewa alat pemadam kebaran, dll.

2.5 Premi Kerja

2.5.0 Premi/uang perangsang untuk memberikan motivasi kerja.

2.5.1 Tunjangan extra, naik tiang, dll.

2.6 Biaya Pangobatan

2.6.0 Biaya Dokter.

2.6.1 Biaya Rumah Sakit (termasuk obat-obatan, dll.).

2.6.2 Obat-obatan untuk Poliklinik Perusahaan.

2.6.3 Perlengkapan/peralatan kedokteran untuk poliklinik Perusahaan.

2.6.4 Pemeriksaan/Check-Up.

2.6.5 Biaya kacamata dan peneriksaan mata.

2.6.6 Biaya kelahiran.

2.7 biaya Pangan

2.7.0 Biaya makan siang.

2.7.1 Biaya makan lembur.

2.7.2 Biaya tambahan minum waktu kerja dan lembur.

2.7.3 Biaya tambahan susu/kacanq hijau.

2.7.4 Biaya makan/minum/makan kecil untuk tamu.

2.8 Biaya Perjalanan Dinas

2.8.0 Uang Transport.

Page 71: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

59

2.8.1 Uang Penginapan.

2.8.2 Uang Makan.

2.8.3 Uang Saku.

2.9 Biaya Kepegawaian lain.

2.9.0 Rekreasi pegawai atau darmawisata.

2.9.1 Kegiatan Olah Raga dan Kesenian Karyawan.

2.9.2 Kegiatan Kerohanian Karyawan.

2.9.3 Perayaan-perayaan, Idul Fitri, Natal, Hari Kemerdekaan, Pelun-

curan/serah Terima Kapal, dll.

4 . Kelampok 3 : Material Langsung

3.0 Material Langsung: Material Pokok

Disini dibukukan material yang digunakan dalam proses produksi pelat baja,

profil baja, kayu, bahan poros, cat, permesinan, alat navigasi, keselamatan,

pencegahan kebakaran, dll.

3.1 Material Langsung: Material Cadang

Disini dibukukan material yang melengkapi hasil produksi dan tidak

mengalami perubahan suku cadang permesinan, peralatan listrik, alat navigasi dll.

3.2 Material Largsug: Material Bantu

Disini dibukukan Material Bantu yang membantu terselesaikannya Proses Produksi

dan mengalami perubahan, elektrode las, karbid, LPG, Zat Asan, Acetylene cair, dll.

3.3 Material tak Langsung: Material Bantu

Disini dibukukan material yang digunakan dalam Proses Produksi tetapi tidak

menjadi bagaian yang integral dari produksi yang dihasilkan cat untuk menera, kapur,

tali penera, metal meker, dll.

5. Kelompok 4: Sub Kontraktor.

Sub Kontraktor yang menunjang Perusahaan Dok dan Galangan Kapal dapat

dibagi menjadi:

1. Sub Kontraktor yang keahlian dan bidang kerjanya sama seperti yang dimiliki oleh

Tenaga Kerja Langsung Perusahaan Dok dan Galangan Kapal.

a. Bila bekerja dan menyelesaikan pekerjaannya di kawasan Perusahaan, Biaya yang

diperlukan termasuk biaya tenaga Kerja Langsung jadi termasuk Biaya

Langsung.

Page 72: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

60

b. Bila bekerja dan menyelesaikannya di luar kawasan Perusahaan dengan semua

material dari Sub Kontraktor, Biaya yang diperlukan termasuk biaya jasa teknik

pihak Ketiga atau merupakan biaya Tidak langsung.

c. Seperti butir l.b tetapi dengan semua Material dan Perusahaan, Biaya yang

diperlukan termasuk Biaya Material Langsung jadi termasuk Biaya Langsung.

2. Sub Kontraktor yang keahlianya dan bidang kerjanya tidak dimiliki oleh Tenaga Kerja

Langsung Perusahaan, biaya yang diperlukan termasuk biaya Jasa teknik pihak

Ketiga atau merupakan Biaya Tidak Langsung.

4.0. Sub Kontraktor yang mengerjakan pekerjaan: pelat/las, dll.

4.1. Sub Kontraktor yang mengerjakan pekerjaan: mesin induk, motor bantu, poros

baling-baling, kemudi, katub laut, dll.

4.2. Sub Kontraktor yang mengerjakan pekerjaan: Navigasi Perbaikan Kompas dan

timbal Konpas, Echo-Sounder, Radio, Radar, Fish Finder, dll.

4.3. Sub Kontraktor yang mengerjakan pekerjaan:Listrik: penggulungan baru

elektro motor, pekerjaan kamar pendingin, papan hubung utama (MSB)

4.4. Sub Kontraktor yang mengecatan: sand blasting, water Jet, penyekrapan,dan

pengetokan, pengecatan, pembersihan tangki, dll penyekrapan dan pengetokan, pengecatan, pesnbersihan tanglci, dll.

4.5. Sub Kontraktor yang mengerjakan peker3aan: kayu: pembuatan perabot kayu,

dinding/langit-langit kamar, pelapis geladak, alat keselamatan pernumpang,

dll.

4.6. Sub Kontraktor lain.

6. Kelompok 5: Tenaga, Perkakas dan Bahan Bantu

5.0. Tenaga dan Bahan Bakar

Disini dibukukan tenaga listrik, air tawar, bahan bakar padat (batu bara, kokas, kayu

bakar, dll.), bahan bakar cair (minyak tanah, solar, premium, dll.), minyak lumas,

minyak hydrolis, dll.

5.1 Gas dan Udara bertekanan

Disini dibukukan gas dan udaza bertekanan yang diperlukan untuk menbantu pada

proses produksi, Udara bertekanan (Compressed Air), H2 kering untuk start motor,

dll.

5.2 Bahan Pembersih, sabun, solar untuk pembersih, cairan kimia untuk penbersih

(kerak, karbon, lemak, dll.), majun, lap pembersih, dll.

5.3 Pembungkus, terpal, kotak kayu untuk pengiriman barang, dll.

Page 73: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

61

5.4 . Perkakas

Disini dibukukan perkakas yang habis dipakai, yang diperlukan untuk proses

produksi (tidak termasuk biaya untuk pemeliharaan) antara lain: - Perkakas ukur dan

Gambar: termometer, Ultra Sonic Thickness Gauge, Ultra Sonic Flow Detector, Gas

Free Tester, penggaris, pengukur rol, Jangka, penyiku, jangka sorong, pengukur

Diameter Luar/Dalam, Deflection Gauge, Micrometer, dll.

- Perkakas Las: Tang las Liatrik, kabel las Listrik, alat potong las, slang untuk

Oksigen dan Acetylene/LPG, sikat baja, dll.

(Kaca mata Las, topi las, sarung tangan/perisai untuk las termasuk 2.4)

- Perkakas Permesinan: kikir, pisau betel, mata botor, batu gerinda, kain/kertas

gosok, dll.

- Perkakas Pembersih: sapu, kuas, oli, kain, dll. - Perkakas Laimya.

5.5 Perlengkapan Perancangan Teknik

- Meja Ganbar, peralatan gambar, kertas gambar, dll.

- Alat-alat ukur.

- Computer.

5.6 Peralatan, peerlengkapan kantor/ administrasi

Disini dibukukan peralatan/perlengkapan kantor, a.l: kertas, peralatan

administrasi, mesin ketik, foto copy, telex, faximile, conputer, dll.

5. 7 Lain-lain

Disini dibukukan peralatan timbang, pemecah besi cor, dll.

Biaya dalam Kelompok 8 ini merupakan biaya tidak Langsunq pada Proses

Produkai, tetapi akan tetap dibebankan pada Order sebagai biaya Tidak Langsun

atau Overhead.

7. Kelompok 6: Pemeliharaan

Biaya dalam Kelompok Pemeliharaan ini dimasukkan pada Biaya Tidak

Langsung atau Overhead. sedangkan Pemeliharaan Besar (Rehabilitasi) dimasukkan

dalam Investasi biarpun Biayanya termasuk pada Biaya Tidak Langsung. Yang

dimaksud dalam Pemeliharaan Rutin adalah:

6.0 Dok, Galangan, Tambatan, Kran dan Halaman

6.0.0 Dok Apung serta seluruh peralatannya, balok-balok lunas/samping kran, katup-

katup, pompa, dll.

Page 74: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

62

6.0.1 Dok Kolam (Graving Dock) serta seluruh peralatannya, balok lunas/samping,

pintu dengan pakingnya, pompa, peranca, dll.

6.0.2 Dik Tarik (Slipway): pondasi rel, rel, derek, SWR, dll.

6.0.3 Galangan (Building Berth): Balok-balok tumpuan, alat peluncur, penahan

peluncur, dll.

6.0.4 Tambatan (termasuk Jetty Offshore): dampra kayu/karet, bollard, dll.

6.0.5 Kran dan perlengkapannya. Disini semua jenis Kran di darat dan di Bengkel,

kecuali Kran di atas Dok Apung, Kran Apung (Floating Crane) dan Mobile

Crane.

6.0.6 Peranca. Disini adalah peranca yang dapat dipindahkan termasuk tangga dan

Travelling Stage yang melayani Dok.

6.0.7 Halaman, penataran (tidak termasuk jalan, pagar dan saluran yang terdapat di

halaman).

6.1 Gedung, Bengkel, Rumah Dinas daan Penataran

6.1.0 Gedung dan Bengkel yang berada di kawasan Perusahaan termasuk standaran

pelat baja pada Gudang terbuka.

6.1.1 Rumah Dinas, Mess dan rumah peristirahatan yang terletak di luar kawasan

Perusahaan.

6.1.2 Pagar, tembok, pagar kawat berduri, pintu gerbang dan pintu yang terdapat pada

pagar.

6.1.3 Jalan baik jalan beton, aspal atau batu yang menghubungkan satu sama lain di

kawasan Perusahaan.

6.1.4 Saluran air di sini adalah saluran got termasuk pintu airnya di kawasan

Perusahaan.

6.2. instalasi

6.2.0 Instalasi Listrik. Dari Sentral Listrik dengan saluran-saluran listrik ke

Bengkel-bengkel/Gedung, Dok dan lain-lain Tempat biaya.

6.2.1 Saluran Air Tawar dari tangki air tawar (termasuk ponpa sentral dan

pompa jinjing) sampai salurannya menuju keTempat-tempat biaya.

6.2.2 Saluran Air Laut dari pompa sentral dengan salurannya sampai ke Tempat-

tempat Biaya.

Page 75: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

63

6.2.3 Saluran Pipa Lainnya, antara lain: pipa udara bertekanan, pipa kebakaran,

pipa zat Asam/gas Acetylene.

6.2.4 Instalasi Udara bertekanan termasuk konpresor dan komprosor jinjing

dengan saluran dan katub-katub sanpai ke tempat-tempat biaya.

6.2.5 Instalasi zat Asam termasuk sentral zat Asam, saluran dan katub-katub ke

tempat-tempat Biaya.

6.2.6 Instalasi gas Acetylene termasuk sentral gas Acetylene, saluran dan katub -

katubnya sampai ke tempat-tempat Biaya.

6.2.7 Instalasi Telepon dengan peralatan dan salurannya.

6. 3 Mesin-Mesin

Di sini tidak termasuk mesin-mesin/pompa-pompa yang

terdapat/melayani dok. Pada Sub Kelompok ini termasuk instalasi - instalasi:

6.3.0 Mesin-mesin dan peralatan kerja Bengkel Pelat/Las: mesin press, mesin

gunting, mesin pembengkok pelat/profil baja, mesin las

(diesel/transformator) dan alat-alat kerja lainnya.

6.3.1 Mesin-mesindanperalatan kerjaBengkel Mesin(Mesin Luar/Dalam,

Motor, Bubut, Sekrap, Frais) dan Cor.

6.3.2 Mesin-mesin dan peralatan kerja Bengkel Listrik (tidak termaauk pada

Sentral Listrik dan Diesel Generator darurat).

6.3.3 Mesin-mesin dan peralatan kerja Bengkel Kayu/Pipa/Blek dan Layar.

6.3.4 Mesin-mesin dan peralatan kerja di Unit Galangan "A"(bila

ada).

6.3.5 Mesin-mesin dan peralatan kerja di Pendidikan Perusahaan.

6.4 Alat Transfortasi

6.4.0 Alat Apung bermotor: Kapal tunda, kapal kepil dll

6.4.1 Alat Apung tak bermotor: . ponton kerja, ponton bengkel, ponton air,

ponton minyak, ponton jalan, ponton sampah, dll.

6.4.2 Kran Apung dan peralatannya.

6.4.3 Mobil: Sedan, Jeep, Pick-up, Truk, Bus, Ambulance, dll.

6.4.4 Mobil Crane, Fork Lift, dll.

6.4.5 Alat-alat angkut lainnya: kereta dorong, gerobak, lori, cradle, dll.

6.4.6 Lain-lain alat transportasi.

Page 76: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

64

6.5 Perkakas/Alat kerja

6.5.0 Alat potong las, gunting, pisau, dll.

6.5.1 Perkakas/alat kerja lainnya.

6.6 . Inventaris

6.6.0 Perabot: meja, kursi, almari, meja tulis, dll.

Di sini termasuk yang berada di Rumah Dinas, Mess dan Rumah Peristirahatan.

6.6.1 A1at Elektronik: Radio, TV, Overhead,Projector, dll.

6.6.2 Mesin Foto Copy, Alat Stensil, dll.

6.6.3 Alat Pendinqin AC, almari es, dll.

6.6.9 Mesin Telex, Faxcimile, dll.

6.6.5 Computer.

6.7 Pemeliharaan Berjangka

6,7.0 Dok

6.7.1 Pengerukan Perairan.

6.7.2 Galangan, Tambatan, Jetty, dll.

6.7.3 Kapal Tunda, Kapal Kepil, Kran Apung, dll.

6.7.9 Gedung, Bengkel, Rumah Dinas, Mess, dll.

6.7.5 Kran.

6.8 Pekerjaan Pembersihan

6.9 pemeliharaan Intern

8. Kelompok 7: Overhead

Semua biaya operasi dan penunjang dibukukan di sini, antara lain . Sewa fasilitas

kerja, pemasaran, biaya Modal, premi Asuransi, Jasa pihak ketiga, biaya rapat, biaya

upacara, dll.

Biaya dalam Kelompok ini hampir seluruhnya dibebankan langsung ke

Rugi/Laba sebagai Biaya Operasional atau biaya di luar eksploitasi.

Page 77: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

65

7.0 pengangkutan

7.0.0 Biaya pengangkutan material. Termasuk biaya bongkar/muat serta sewa gudang,

kontainer serta sewa fasilitas Pelabuhan.

7.0.1 Sewa Kran Apung.

7.0.2 Sewa Kapal Tunda.

7.0.3 Sewa kendaraan bermotor, antara lain: untuk ABK, Surveyor Pemilik, Dewan

Komisaris, Tamu Perusahaan, dll.

7.0.9 Sewa Fork Lift, Mobil Crane, dll.

7.1 Perencanaan dan Penelitian

7.1.0 Biaya Konsultan.

7.1.1 Biaya Perkayasaan dan Rancang Bangun.

7.1.2 Biaya Penyelidikan dan Penelitian.

7.1.3 Biaya Pembuatan Maket.

7.1.4 Biaya Lisenai.

7.1.5 Biaya-biaya lainnya.

7.2 Pemasaran dan Reklame.

7.2.0 Biaya Reklame, Iklan dan Pameran.

7.2.1 Biaya Tender/Bestek.

7.2.2 Biaya Tamu Perusahaan.

7.2.3 Biaya Pemilik Kapal, Surveyor dan

7.2.4 Biaya Peningkatan Usaha.

7.2.5 Bantuan Perjalanan Dinas.

7.2.6 Biaya pemasaran lainnya.

7.3 PTT dan Bank

7.3.0 Pos dan Giro.

7.3.1 Telepon dan Telegrap.

7.3.2 Telex dan Faxcimile.

7.3.3 Biaya Modal atau Bunga Bank.

7.3.4 Biaya Incaso.

7.3.5 Biaya Bank lainnya.

Page 78: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

66

7.4 Premi Asuransi

7.4.0 Premi Asuransi Dok

7.4.1 Premi Asuransi Bangunan Baru kapal

7.4.2 Prani Asuransi Reparasi kapal

7.4.3 Premi Asuransi Bangunan lepas pantai

7.4.4 Premi Asuransi Penyeberangan kapal baru

7.4.5 Premi Asuransi Kebakaran

7.4.6 Premi Asuransi Gedung , rumah dinas, dll

7.9.7 Premi Asuransi lainnya.

7.5 Jasa Management

7.5.0 Biaya Acuntan Publik, BPKP, dll.

7.5.1 Biaya Notaris, Legalisasi, dll.

7.5.2 Biaya Konsultan di bidang Management.

7.5.3 Biaya Jasa Management lainnya.

7.6 Biaya Jasa Teknik pihak Ketiga

7.6.0 Biaya Perencanaan, menggambar teknik, dll.

7.6.1 Biaya Klasifikasi dan Kesyahbandaran.

7.6.2 Biaya Pandu, dll.

7.6.3 Biaya Pengujian pihak ketiga.

.6.4 Biaya Penjagaan.

7.7 Pajak-pajak

7.7.0 Meterai.

7.7.1 Registrasi.

7.7.2 Pajak Kendaraan.

7.7.3 PPN.

7.7.4 PPh.

7.7.5 dan lain-lain pajak.

7.8 Biaya Ulangan

7.8.0 Biaya Ulangan pekerjaan Proses Produksi.

Page 79: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

67

7.9 Lain-lain

7.9.0 Buku, Majalah, Brosur, Foto dari Pihak Luar, dll.

7.9.1 Dokumentasi antara lain: Photo, TV, Video, Slides, dll.

7.9.2 Iuran, Donasi, sumbangan, dll.

7.9.3 Claim, Denda, dll.

7.9.4 selisih Pembulatan.

7.9.5 Biaya Rapat.

9. Kelompok 8: Aktiva Tetap/Lancar

Dalam Kelompok ini dibukukan Biaya yang ada kaitannya dengan Aktiva Tetap

dan Aktiva Lancar, yang meliputi: penyusutan Aktiva Tetap, Asuransi, bunga, sewa

Tanah/Gedung, dll. , Pajak Tanah (PBB), Ipeda, dll.

8.0 Penyusutan Kalkulataris

8.0.0 Penyusutan gedung, rumah dinas, dll.

8.0.1 Penyusutan Dok, Galangan, Tambatan, dll.

8.0.2 Penyusutan Mesin-mesin, Instalasi, Peralatan, Perkakas, dll.

8.0.3 Penyusutan alat transport.

8.0.4 Penyusutan inventaris.

8.1 Asuransi Kalkulataris

8.1.0 Asuransi.

8.2 Bunga Kalkulataris

8.2.0 Bunga Kredit Eksploitasi

8.2.1 Bunga Investasi

8.2.2 Bunga Proyek atau Modal Kerja

8.3 Pembebanan Aktiva

8.3.0 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

8.3.1 Pembebanan lainnya.

8.4 Sewa-sewa

8.4.0 Sewa tanah/perairan dll.

8.4.1 Sewa Mesin, peralatan, dll.

8.9.2 Sewa Gedung, antara lain : untuk Seminar, Pertemian, dll.

Page 80: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

68

8.4.3 Kontrak untuk Kantor Perwakilan., dll.

8.4.9 Sewa rumah peristirahatan, dll.

Page 81: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

69

BAB IV

REALISASI PEMAKAIAN KOMPONEN – KOMPONEN DASAR

PADA PROSES PRODUKSI.

Pada bab-bab terdahulu telah dijelaskan tentang berbagai Kanponen Dasar

pada Proses Produksi, pelaksanaan Kalkulasi Biaya penawaran Harga Reparasi Kapal

(PHRK) maupun Penawaran Harga Bangunan Baru Kapal (PHBB) serta Sistim

Administrasi dan akuntansinya. Untuk realisasi pelaksanaan Proses Produksi, guna

mendapatkan suatu hasil Produksi dengan Mutu yang sesuai ketentuan yang berlaku.

waktu Penyelesaian yang relatif singkat serta Biaya Produksi yang dapat bersaing.

4.1. PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

Keberhasilan Pengelolaan Perusahaan Dok dan Galangan Kapal dalam

mengelola Material Langsung dan Tenaga Kerja Langsung pada pokoknya bertujuan

untuk :

- Memperoleh Effisiensi (daya guna) yang setinggi-tingginya dalam realisasi pemakaian

Material Langsung dan Tenaga Kerja Langsung.

- Mengendalikan persediaan Material Langsung maupun Material Tidak Langsung pada

satu tingkat guna mempertahankan stabilitas investasi dan persediaan.

- Mengendalikan kemampuan Tenaga Kerja Langsung pada satu tingkat Effisiensi dan

Produktivitas sebelum mengundang Sub Kontraktor untuk membantu kelancaran

proses produksi.

- Mengendalikan penggunaan fasilitas peralatan produksi dalam menunjang proses

produksi yang se-Effisien dan se-Produktif mingkin.

- Mamberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada para Pelanggan (Pemilik Kapal

dan Pemesan Kapal) dengan menyerahterimakan Hasil Produksi dengan Cepat. Mutu

yang baik serta Murah.

Kesemuanya ini memerlukan perencanaan, koordinasi dan integrasi yang

baik antara Bagian-bagian yang berkaitan dengan Kalkulasi, Biaya, Perancangan Teknik,

Persiapan Produksi, Pelaksana Produksi, Pengawasan Produksi, Pengadaan/Penyimpanan

Material dan Pemasaran. Untuk tertibnya keseluruhan unsur di atas diperlukan catatan

data realisasi pemakaian material langsung dan tenaga kerja langsung serta

pembukuannya, disamping tata cara serta metode perhitungan Biaya dengan benar dan

teliti.

Page 82: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

70

Memang perhitungan Biaya ini relatif cukup rumit, karena akan menjadi dasar penetapan

Harga Pokok Penjualan (HPP) maupun Biaya Produksi (BP) dari suatu Hasil Produksi.

Oleh karena itu perlu pembahasan mengenai realisasi pemakaian kamponen-

komponen dasar pada proses produksi, untuk mendapat Hasil Produksi seperti apa yang

Realisasi data Biaya Produksi yang dicatat dan dihimpun oleh Pengendali Produksi perlu

disampaikan kepada Pelaksana Produksi sedemikian rupa sehingga Pelaksana Produksi

percaya akan data yang dicatat dan dihimpun oleh Pengendali Produksi; terutama dalam

hal:

1. Memperbandingkan antara Jam Orang (J.O) atau biaya Tenaga Kerja Langsung yang

sebenarnya dan Biaya menurut Standar.

2. Menperbandingkan antara Biaya Produksi (BP) yang sebenarnya dengan Biaya yang

dianggarkan.

3. Memperbandingkan anatara Biaya Material Langsung (ML) yang sebenarnya dan

biaya menurut standar.

4. Membandingkan biaya-biaya berbagai Proses Produksi.

5. Kalkulasi Biaya Pemeliharaan berbagai macam Fasilitas /Peralatan Produksi

sehingga dapat membantu Pengelola Perusahaan untuk dapat memutuskan

penggantian/pembelian Fasilitas/Peralatan Produksi tersebut.

6. Kebutuhan Jam Orang Standar bagi Jadwal Produksi yang direncanakan.

Pengendali Produksi sedapat mungkin memberikan informasi tersebut di atas

dengan sebaik-baiknya. Apabila Pengendali Produksi dalam menyanpaikan informasi

kurang tegas dan kurang tepat atau tidak berdasarkan data yang akurat dan lengkap,

maka para Pelaksana Produksi akan lebih mengandalkan informasi-informasi dari para

tenaga teknik dan pinpinan dari Pelaksana Produksi. Situasi yang demikian tidak

menguntungkan bagi Perusahaan Dok dan Galangan Kapal, berdasarkan alasan-alasan

sebagai berikut:

1. Pada umumnya para tenaga teknik dan pimpinan dari Pelaksana Produksi kurang

mendapatkan penjelasan yang cukup mengenai data Biaya Produksi dan hanya

berdasarkan beberapa fakta saja, sehingga kurang menyakinkan.

2. Pada umumya para tenaga teknik dan pimpinan Pelaksana Produksi tersebut di

atas merpunyai tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikannya sesuai

kecakapan dan keahliannya.

Pada dasarnya Pengendalian Biaya Produksi (dengan tidak menyampingkan tugas

dan tanggung jawab para tenaga teknik dan pinpinan Pelaksana Produksi) memerlukan

Page 83: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

71

pekerjaan yang terpadu atau usaha bersama antara Pelaksana Produksi dan Pengendali

Produksi, yang masing-masing harus dapat mengemban tugas dan tanggung jawabnya

secara sungguh-sungguh. Adanya perpaduan kegiatan dan kerjasama yang sebaik-

baiknya akan memungkinkan terjadinya beberapa sumber informasi yang dapat

dipertanggungjawabkan dan dipercaya.

Kerjasaama dalam bidang pengendalian (yang merupakan suatu rangkaian

Pengawasan Melekat atau Waskat) tidak saja dengan Pelaksana Produksi, tetapi juga

dengan Persiapan dan Perencanaan Produksi, Perencanaan Tenaga Kerja, Material dan

Pembiayaan. Dengan demikian pemborosan dan penyimpangan penggunaan Biaya yang

digunakan untuk Realisasi Pemakaian Material dan Tenaga Kerja dapat dicegah.

Oleh karena itu perlu "Quality Control and Quality Assurance System" Perusahaan Dok

dan Galangan Kapal diterapkan secara konsekwen.

4.2. Pengelolaan, Pengendalian dan Pemakaian Material

Pada Bab I (1.2.1) telah dijelaskan pengertian Material Lansung.

Material Langsung adalah Material atau bahan yang secara langsunq digunakan

dalam Proses Produksi, untuk mewujudkan atau Hasil Produksi. Padahal

konponan biaya Material untuk Bangunan Baru Kapal relatif lebih besar

dibanding dengan biaya Material untuk Reparasi Kapal. Oleh karena itu

pengelolaan dan pengendalian Material memegang peranan penting dalam

Proses Produksi.

4.2.1 Batasan Pengendalian Material.

. Dengan adanya pengertian Material Langsung seperti di atas, maka

pengertian tersebut harus diterapkan kebagian teknikyangpraktis.

Seperti telah diielaskan terdahulu, bahwa Material yang digunakan

dalam Proses Produkai di Perusahaan Dok dan Galangan Kapal dapat dibagi

atas:

1. material Langsung, yang terdiri dari Material Pokok (MP)

danMaterial Bantu (MB)

2. Material Tidak Langsung.

Apabila terdapat suatu Material Langsung yang digunakan suatu

Proses Produksi tidak dapat dengan mudah dibebankan secara langsung pada

Proses Produkai, sedangkan material tersebut merupakan Pokok biaya Material

Page 84: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

72

Langsung yang kurang berarti, maka kemungkinan biaya Material Langsung

tersebut dikelompokkan asbagai "Biaya Material Tidak Langsung" saja.

Pada dasarnya Pengendalian Material sebenarya hanyalah Peryediaan

Jumlah dan Mutu Material yang diperlukan pada waktu dan tempat yang tepat

untuk kelancaran Proses Produksi.

Dengan demikian harus direncanakan Jumlah Kebutuhan Material untuk

dapat mendukung kelancaran Proses Praduksi sesuai Jadwal . Jadwal kebutuhan

Material ini harus disesuaikan dengan Jadwal Pabayaran proyek Bangunan

Baru Kapal atau harus dapat dipertanggungjawabkan dalam penggunaan biaya

Material seeffisien dan seekonomis mungkin, karena Penyediaan Material yang

berlebihan merupakan Pemborosan.

Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa jangkauan Pengendallan Material

cukup luas dan mencakup cukup banyak bidang pengendalian material, yaitu:

l.Bagian Perencanaan untuk menyusun: Rencana Kebutuhan Material (RKM)

yang teliti, tepat dan benar; Jadwal Pembangunan dan Jadwal Kebutuhan

Material serta Jadwal Kebutuhan Dana yang disesuaikan dengan Jadwal

Pembiayaan Proyek (khususnya untuk Bangunan Baru Kapal).

2.Bagian Keuangan untuk merencanakan dan mengalokasikan Dana yang

diperlukan sesuai rencana Jadwal yanq disusun oleh Bagian Perencanaan

serta mengendalikan atau mengontrol pengeluaran Biaya Materi al seeffisien

dan seeffektif mungkin.

3.Bagian Pengadaan Material (Pembelian) untuk mengadakan atau membeli Material

sesuai dengan Rencana dan Jadwal Kebutuhan Material berdasarkan: Jumlah dan

satuannya, Ukurannya, Jenisnya, mutunya, dll.; serta dengan Harga dan Cara

Pengadaannya yang menguntungkan.

4. Bagian Penerimaan dan Pen yimpanan Material ( Gudang ) untuk mengadakan

pengecekan penerimaan material sesuai tidaknya Pesanan Material berdasarkan

Rencana dan Jadwal Kebutuhan Material; menyimpannya serta mencatatnya dengan

rapi dan teliti sehingga dengan mudah dapat melayani Pelaksana Produksi atau Bengkel

yang memerlukan Material dalam Proses Produksi; mencatat, menghimpun sera

melaporkan Material yang dibon dan atau di-retour (dikembalikan) oleh dan atau dari

Pelaksana produksi.

Page 85: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

73

5. Bagian tansportasi untuk mentransportasikan Material sampai pada tempat dan waktu

yang tepat sehingga tidak menggangu kelancaran Proses Produksi.

6.Bagian Pelaksana Produksi membon, menggunakan, mencatat dan melaporkan

Material untuk Proses Produksi. Penggunaan Material ini harus seeffisien mungkin dan

tidak terjadi pemborosan serta "sisa mateial" harus dikembalikan ke Gudang untuk

tertib administrasinya.

7.Bagian Akutansi Biaya menghimpun seluruh penggunaan Material sesuai Rekening

Proses Produksi.

Setiap bagian dan tahap Pengendalian Material ini dibebani rasa tanggung jawab

tertentu sedemikian rupa sehingga dapat memberikan/menyumbangkan pemikiran untuk

kelancaran jalannya Proses Produksi.

4.2.2 Pengelolaan dan Pengendalian Material.

Material atau bahan yang digunakan Proses Produksi Perusahaan Dok dan

Galangan Kapal merupakan Pos Biaya yang besar, khususnya untuk pekerjaan bangunan

baru Kapal. Oleh karena itu penggunaannya harus dilaksanakan seeffektif dan seeffisien

mungkin (ekonomis) agar Proses-proses Produksi yang direncanakan dapat mewujudkan

hasil Produksi yang cepat penyelesaiannya, baik Mutunya serta Murah dengan

mendapatkan Laba yang wajar.

Keberhasilan atau Kegagalan ataupun Pemborosan dalam penggunaan Material

akan diadakan Kalkulasi biayanya sedemikian rupa sehingga dapat diketahui efisiensi dan

effektifitas usaha Perusahaan Dok dan Galangan Kapal tersebut.

Tanggung jawab Pimpinan Produksi serta aktivitas Pengendalian pada

kenyataannya amat berguna untuk:

1. Pengurangan penggunaan Material yang tidak effisien (pemborosan).

2. Menghindari dan mencegah kelambatan jalannya Proses Produksi sebagai akibat

keterlambatan tibanya material dan atau ketiadaan tersedianya material.

3. Memperkecil resiko sebagai akibat terjadinya pencurian dan atau

penyelewengan

4. Pengurangan terjadinya investasi yang berlebihan dalam Persediaan Material

sehingga dapat dilaksanakan penghematan Biaya Modal atau Bunga.

5. Pengurangan terjadinya investasi untuk Penyimpanan Material antara lain:

ruang penyinpanan, alat penyinpanan.

6. Memungkinkan dibuatnya Laporan Keuangan intern yang cepat, teliti dan benar.

Page 86: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

74

7. Membantu bagian Pengadaan dengan adanya Rencana dan Jadwal Kebutuhan

Material sehingga pengadaan material akan terkoordinasi dengan baik.

4.2.3. Pelaksanaan Pengelolaan dan Pengendalian Material.

Dalam Pengelolaan dan Pengendalian Material yang diperlukan untuk

kelangsungan jalannya Proses Produksi yang paling sederhana adalah membandingkan

antara aktivitas realitas dengan aktivitas standart, terutama dalam pengambilan

tindakan selanjutnya yang tepat terhadap perkembanganperkenbangan yang

memungkinkan akan merugikan.

Biarpun begitu penyederhanaan perbandingan antara Realisasi pemakaian Material

Langsung dengan Standart pemakaian Material Langsung janganlah dengan misalnya

penambahan prosentase untuk keamanan. Misalnya berat baja (steel weight) termasuk

Hull Construction dan Hull Outfitting adalah X ton, maka untuk persiapan pelat/profil

baja adalah ( X + 7 % ) Ton. Realisasi pamakaian pelat/profil baja tidaklah diambil

langsung ( X + 7 % ), tetapi berdasarkan data Realisasi pamakaian Material pelat/profil

baja yaitu pengebonannya dikurangi bon-retournya.

Dalam hal ini diperlukan penghalusan dalam penerapannya. Berarti segala patokan

standart sebaiknya diteliti dengan seksama dan bila memungkinkan dengan cara atau

metode yang lebih baik, lebih teliti dan lebih cepat, atau pengendalian ini sebaiknya

dilaksanakan sebelum realisasinya terwujud.

Dari semuanya ini dalam segala tindakan pengendalian Proses Produksi haruslah

menggunakan suatu standart sebagai pedoman atau patokan untuk pengukuran

Pelaksanaan dan Pengendalian Material pada prinsipnya dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

tahap, yaitu:

1. Perencanaan

2. Pengadaan

3. Pelaksanaan pemakaiannya.

1. Perencanaan Kebutuhan Material

Dalam tahap Perencanaan ini Pengendalian Material dapat dijelaskan sebaqai berikut:

Page 87: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

75

a. Bagian Perencanaan.

- Telah dijelaskan secara rinci pada Hab II (2.3.1 dan 2.3.2) bahwa pada Reparasi

Kapal maupun Bangunan Baru Kapal harus dapat disusun Rencana Kebutuhan

Material yang lengkap, teliti dan benar.

- Merencanakan cara atau Metoda Pembangunannya, khususnya untuk Bangunan

baru Kapal, apakah dengan cara/sistem Blok, Panel,Blok atau Panel tersebut dibuat

di Galangan atau Lokasi lain, dll-nya.

- Menyusun Jadwal Pembangunan/Penyelesaiannya baik berupa Bar Chart maupun

Network Planning, berdasarkan Kontrak Kerja Bangunan Baru atau Reparasi

Kapal.

-....Menyusun Jadwal Kebutuhan Material berdasarkan Jadwal

Pembangunan/Penyelesaiannya baik untuk Material Pokok maupun untuk Material

Bantu. Dalam Jadwal Kebutuhan Material ini dijelaskan: jumlah dan satuannya,

ukurannya, jenisnya, pabrik pembuatnya, pemasok materialnya apakah perlu dibuat

langsung atau melalui Pasar Lokal untuk barang-barang import.

- Menyusun Jadwal Kebutuhan Dana berdasarkan Jadwal Kebutuhan Material dan

Kontrak Kerja terutama untuk bangunan Baru Kapal.

- Menyusun Jadwal Penyerahan Gambar-gambar Kerja kepada Pelaksana Produksi

berdasarkan Jadwal Pembangunan/Penyelesaian Kapal.

b. Bagian Keuangan

- Bersama-sama dengan Bagian Perencanaan. merencanaan Kebatuhan

Material.merencanan menyusun Jadiwal Kebutuhan Dana sedemikian rupa

sehingga Dana yang diperlukan dapat dialokasikan dari Pembayaran proyeknya

sendiri (khususnya Bangunan baru Kapal).

- Merencanakan pengeluaran Dana serta mengendalikannya sedemikian rupa

sehingga tidak menyimpang dari Jadwal Kebutuhan Dana.

c. Bagian Gudanng atau Penyimpanan Material.

- Menyusun Rencana Persediaan Material di Gudang sedemikian rupa sehingga

kelancaran jalannya Proses Produksi tidak terganggu, berdasarkan Jadwal

Kebutuhan Material yanq dibuat oleh Bagian Perencanaan.

- Menyusun Pengadaan/Pembelian Material berdasarkan selisih antara Rencana

Persediaan Material dengan Persediaan Material di Gudang pada saat itu.

Page 88: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

76

d. Bagian pengadaan/ pembelian Material.

- Merencanakan Pengadaan/Pembelian Material sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu jalannya Proses Produksi, dengan cara pembayaran yanq

menguntungkan Perusahaan, harus import atau pembelian lokal, dll.

e. Bagian Tsansportasi Material.

- Bagian Transportasi Material (khusus di kawasan Perusahaan) harus

merencanakan Siap Pakainya semua alat transportasi darat/air sedemikian

rupa sehingga tidak mengganggu jalannya Proses Produksi.

f. Bagian Pelaksana Praduksi.

- Merencanakan Kebutuhan Material tidak tiap butir pekerjaan berdasarkan

Jadwal Pembangunan Kapal dan Gambar Kerja untuk Bangunan baru

Kapal dan atau berdasarkan Jadwal Rinci dan Daftar Reparasi untuk

Reparasi Kapal.

2. Pengadaan Material.

a. Bagian pengadaan / pembelian Material

- Menerapkan serta mengendalikan agar material yang telah dibeli dan

dibayar itu diterima dan digunakan semestinya bagi tujuan yang

telah direncanakan.

- Melakukan pameriksaan terhadap prosedur-prosedur pengadaan /

pembelian material, agar dapat dipastikan tentang kesesuaian

penawaran dengan situasi yang menghendakinya.

- Membandingkan serta menelaah secara komporativ mengenai harga-

harga yang dibayarkan bagi berbagai macam material antara harga

yang berlaku dengan harga indeks.

- Menilai atau mengukur perkembangan harga mengenai material -

material yang diperlukan untuk Proses Produksi.

- Menetapkan selisih harga untuk pengadaan/pembelian material dalam

tahun berjalan dengan cara membandingkan antara Biaya Pengadaan

Material yang sebenarnya dengan Dana Pengadaan Material yang

dialokasikan. Biasanya harga pembelian material adalah harga

Page 89: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

77

material pada saat pemesanan material, harga inilah yang dilaporkan

pada Bagian Faktur untuk perhitunqan Harga Pokok Penjualan

maupun Harga Produksi untuk menentukan Harga Penjualan.

- Menentukan Jumlah Satuan Material Standart dalam melakukan

pengadaan material yang disesuaikan dengan Rencana Kebutuhan

Material, dengan tujuan untuk mencegah pengadaan mater ial yanq

berlebihan.

b. Bagian Gudang atau Penyimpan Material

- Jumlah Persediaan Material di gudang harus secara berdaya guna dan

jangan sampai menqganggu jalannya kelancaran proses produksi. Di

sanping itu jangan sampai terjadi investasi pengadaan materi al yanq

berlebihan.

- Mengusahakan penyimpanan material dengan baik, guna menghindari

dari pencurian dan kerusakan, serta dengan biaya yang seminimal

mungkin.

- Mengusahakan seminimal mungkin persediaan material yanq kurang

dibutuhkan, cepat rusak dan sebagainya.

- Mengusahakan persediaan material sedemikian rupa sehingga pelayanan

kebutuhan,Pelaksana Produksi atau Tempat Biaya tepat pada

waktunya.

- Menpertimbangkan unsur investasi yang ditanam untuk persediaan material

sedemikian rupa sehingga tingkat kebutuhan Proses Produksi sesuai dengan

Rencana Jadwal Pembangunan/Penyelesaian yang direncanakan.

3. Pemakaian Material.

a. Bagian pelaksana produksi.

- Bagian Pelaksana Produksi sepenerima DRK dan atau SPK dapat secara langsung

mengerjakan butir-butir pekerjaan baik Reparasi atau Bangunan baru Kapal. Untuk

mengerjakan ini merencanakan kebutuhan Tenaga Kerja Langsung, Material

Langsung serta fasilitas/peralatan produksi. Material Langsung inilah pemakaiannya

perlu dilaporkan serta dicatat yang akan dijelaskan pada pasal selanjutnya.

- Membandingkan realisasi pemakaian mterial yang sebenarnya dengan Rencana

Kebutuhan Material untuk tiap butir pekerjaan dan keseluruhan pekerjaan kapal

tersebut.

Page 90: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

78

- Meretour material sisa agar dapat dicatat oleh bagian gudang, sehingga realisasi

pemakaian material mendekati dengan kenyataannya.

- Pengendalian pemakaian material ini tidak dilaksanakan oleh Pelaksana Produksi

serdiri sebagai Pengawasan melekat, tetapi juga oleh Bagian Pengendali Produksi

serta Bagian Gudang yang kesemuanya akan diteliti oleh Bagian Akuntasi Biaya

serta dilaporkan.

b. Bagian Pengendali Praduksi

- Bagian Pengendali Produksi mengadakan pencatatan pemakaian material serta

mengendalikan agar tidak menyinpang dari Rencana Kebutuhan Materialnya, serta

melaporkan ke Bagian Faktur.

c. Bagian Gudang

- Bagian Gudang mencatat seluruh pemakaian material tiap-tiap butir pekerjaan,

menghimpun serta melaporkan ke Bagian Akuntansi Biaya.

4.3. Pengelolaan dan Pengendalian Pemakaian Tenaga Kerja Lansung.

Pada Industri Maritim khususnya pada Perusahaan Dok dan Galangan Kapal,

peranan Tenaga Keria Langsung masih dominan untuk mengahasilkan suatu hasil

produksi. Biarpun beberapa pekerjaan sudah dapat digantikan dengan tenaga mesin

dengan otomatisasi yang tinggi, tetapi produktivitas dan effisiensi Tenaga Kerja

Langsung berperanan penting terhadap keberhasilan suatu Perusahaan Dok dan

Galangan Kapal. Oleh karena itu Pengendalian Biaya Tenaga Keria Lanqsung perlu

kita bahas.

4.3.1 Pengelolaan Dan Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah sama dengan

pengendalian biaya-biaya produksi lainnya. Dalani hal ini pengendalian biaya

tenaqa kerja langsung merupakan tanggung jawab utama para picrpinan

produksi. Oleh karena itu para pinpinan produksi diberikan suatu tolok ukur

atau suatu standar produksi untuk dapat mengukur produktivitas dan effisiensi

tenaga kerja lanqsung yang dipinpinnya. Untuk mendapatkan tolok ukur atau

standar ptoduksi ini merupakan tugas utama para pengendali produksi,

termasuk para pinpinan produksi.

Pengendalian tenaga kerja langsung ini perlulah diperhatikan hal -hal

sebagai berikut:

Page 91: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

79

1. Rencana kebutuhan tenaga keria langsung yang rinci untuk tiap butir

pekerjaan berdasarkan rencana kebutuhab tenaga kerja untuk

keseluruhan pembangunan/penyelesaian kapal.

2. Rencana kebutuhan tenaga kerja langsung ini diuraikan dengan kebutuhan

jam orang tiap jeniskecakapan terjaga kerja langsung.

3. Membuat laporan realisasi pemakaian tenaga kerja langsung umtuk tiap

periode tertentu, misalnya setiap harian, setiap mingguan dan setiap

akhir proyek.

4. Membuat laporan pemakaian biaya tenaga kerja langsung untuk setiap

butir pekerjaan dan keseluruhan penbangunan/penyelesaian kapal,

untuk dapat memberikan informasi realisasi pemakaian biaya tenaga

kerja lansung (termasuk biaya TKL pada jam-jam lembur).

5. Membuat data pesmakaian jam orang TKL untuk setiap akhir

pembangunan/penyelesaian kapal, agar digunakan sebagai tolok ukur

produksi selanjutnya.

6. Membuat catatan jam orang produktiv setiap hari pada jam keria dan jam

lembur, sehinqga laporan pada butir 3 di atas dapat lebih rinci.

7. Membuat kesimpulan perlu tidaknya mengundang sub kontraktor untuk

menyelesaikan suatu butir pekerjaan atau keseluruhan

pembanqunan/penyelesaian kapal.

4.3.2 Penetapan Tolok Ukur atau Standar Tenaga Kerja Langsung

Perbaikan produktivitas tenaga keria langsung biasanya berhubungan

dengan adanya pengendalian-pengendalian produktivitas dan effisiensi tenaga

kerja langsung untuk mencapai suatu hasil produksi.

Penetapan tolok ukur atau standar tenaga keria langsung suatu

kegiatan produksi merupakan patokan pekerjaan sesuai dengan realisasi pelak -

sanaannya yang memerlukan latar belakang teknis proses produksi dan suatu

pengetahuan tentang metode penelaah waktu.

Penetapan tolok ukur tenaga keria langsung ini merupakan tanggung

jawab Bagian Pengendalian Produksi Biro Program, Bagian Perencanaan dan

Bagian Akuntansi Biaya.

Page 92: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

80

Penetapan waktu pembangunan/penyelesaian kapal yang direncanakan

berdasarkan tolok ukur atau standar tenaga kerja lanqsunq yanq ada. Penetapan tolok

ukur atau standar tenaga kerja langsung akan tergantung:

- Metode/cara pembanqunan/penyelesaian kapal.

- Tata kerja sistim organisasi yang ada.

- Baik dan telitinya perencanaan produksi, antara lain:

- Gambar kerja, prosedur kerja, jadwal kerja dll.

- Persiapan material dan penqendalian pemakaiannya.

- Persiapan fasilitas/peralatan produksi.

- Persiapan tenaga kerja langsung.

- dll.

Dalam penetapan tolok ukur atau standar tenaga kerja langsung atau produksi

akan dijelaskan lebih rilnci pada 4.5.

4.4. PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya Tidak Lanqsung (BTL) memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu:

l. Merupakan biaya kolektif yang mencakup banyak sekali macam biaya, sesuai dengan

bidang-bidang yang tercakup seperti: biaya penyusutan, pajak kekayaan, asuransi,

upah tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan, tenaga listrik, air, BBM untuk

gas, dan banyak macam biaya lainnya.

Diantaranya yanq mendukunq produksi dimasukkan biaya produksi tidak langsung

dan sebagian sama sekali tidak mendukung produksi dimasukkan Biaya

Administrasi Tidak Lanqsung (BTAL). BTAL akan dijelaskan dalam Bab V.

2. Bermacam-macam biaya yang merupakan unsur kelompok biaya tidak langsung ini

akan berubah denqan cara masing-masing yang berbeda, hal mana sangat berkaitan

dengan adanya peningkatan atau pengurangan kegiatan proses produksi.

Beberapa diantaranya berubah sebanding denqan perubahan kegiatan proses

produksi, sedangkan beberapa lainnya adalah statis atau dapat juga dikatakan

berubah tetapi perubahannya itu tidak terjadi dalam perbandingan yang langsung

atau tidak berbanding langsung dengan perubahan kegiatan proses produksi.

3. Pada pengendalian biaya tidak langsung ini, para pinpinan perusahaan Dok dan

Galangan Kapal banyak berperan penting atau dapat dikatakan pula bahwa

pengendaliannya terletak pada para pejabat itu.

Misalnya:

Page 93: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

81

- Pengendalian biaya tenaga listrik, udara tekan, air untuk produksi, pemeliharaan

fasilitas produksi dll, merupakan tanggung jawab pimpinan produksi. Biaya-

biaya ini merupakan biaya produksi tidak langsung (BPTL).

- Pengendalian biaya pemasaran, sumbangan sosial, biaya modal dll, merupakan

tanggung jawab pimpinan administrasi/keuanqan dan pemasaran. Biaya-biaya

ini merupakan biaya administrasi tidak langsung (BATL).Pengendalian biaya

langsung adalah pinpinan yang terendah, Pimpinan sebagai pengendali

biaya tidak setingkat dengan kepala regu sampai pimpinan yang

tertinggi, setingkat kepala biro/divisi.

4. Pengendalian biaya tidak langsung ini terbagi-bagi sesuai dengan tugas dan

tanggung jawabnya masing-masing, berarti tidak terletak dalam

tanggung jawab satu pimpinan.

Di samping itu terdapat biaya tidak langsung yang dikendalikan oleh

pimpinan tertinggi Perusahaan Dok dan Galangan Kapal, antara lain: biaya

penyusutan, biaya modal, pajak, gaji/honorariun direktur utama, direksi dan

dewan komisaris atau dewan pengawas.

Biaya produksi tidak langsung (BPTL) ini menjadi penting sekali

sehubungan dengan semakin banyaknya digunakan mesin/peralatan produksi

yang serba otomatis untuk menangani pekerjaan proses produksi. Sehubungan

dengan itu biaya penyusutan, pemeliharaan dan biaya-biaya tidak langsung

yang berhubungan dengan mesin/peralatan produksi ini, merupakan biaya yang

perlu mendapat perhatian tentang pengendaliannya.

Pengendalian Biaya Produksi Tidak Langsung, pengendaliaannya pada

umumnya sebagian besar terletak pada operator dan pimpinan langsungnya.

Oleh Karena itu sistim dan prosedur pembebanan biaya tidak langsung ini

perlu adanya keseragaman (lihat sistim administrasi dan akuntansi Keseraga -

man perusahaan dok dan galangan kapal yang dijelaskan pada bab III). Dalam

praktek perusahaan dok dan galangan kapal kenyataannya sering terjadi banyak

macatn biaya tidak langsung (baik BM maupun BATL). Hal ini disebabkan

dalam kelompok BP'TL dan BATL ini terdapat berbagai macam biaya yang

berlainan serta terpencar tanggung jawabnya.

Kenyataan lain dapat pula dijelaskan nanti pada bab V, bahwa banyak

komponen biaya tidak langsung (terutama BATL) yang kelihatan relatif kecil,

tetapi kenyataannya sering terjadi kelalaian dalam pengendaliannya.

Page 94: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

82

Pada analisa biaya pada bab. V. nanti akan dijelaskan bagaimana cara

pengendaliannya yang lebih rinci.

4.5. REALISASI PEMAKAIAN MATERIAL LANGSUNG DAN TENAGA

KERJA LANGSUNG PADA PROSES PRODUKSI.

Telah dijelaskan pada sistim dan prosedur perintah kerja pada proses

produksi (.3.1.) setiap penyelesaian tiap butir pekerjaan baik reparasi kapal

maupun bangunan baru kapal, setiap bengkel pelaksana produksi harus mengisi

Kartu Laporan Hasil Kerja (KLHK). KLHK ini diterima oleh setiap bengkel

pelaksana produksi bersamaan penerimaan Kartu Perintah Kerja (KPK) yang isi

perintah kerjanya sama , tetapi KPK berwarna putih dan KLHK berwarna hijau

misalnya. Pengisian KLHK haruslah sesuai realita serta diisi dengan teliti,

lengkap dan benar oleh pimpinan kelompok kerja yang menangani butir-butir

pekerjaan tersebut.

4.5.1. Pengisian Kartu Laporan Hasil Kerja (KLHK).

Kartu laporan hasil kerja (KLHK) dapat dilihat seperti lampiran 10:

KLHK ini merupakan contoh salah satu butir pekerjaan dari Daftar Reparasi

Kapal dari lampiran 9. Setiap kartu perintah kerja dengan identitas yang

sesuai SFI group system sesuai lampiran 1.1 dan 1.2 beserta 8.1 dan 8.2.

Setelah butir pekerjaan Reparasi Kapal tersebut selesai dikerjakan, pada

halaman muka KLHK pada Uraian Pelaksanaan Kerja oleh pimpinan

Kelompok Kerja yang mengerjakan butir pekerjaan tersebut (Kepala Regu atau

Kepala Seksi) harus menguraikan dan menjelaskan butir pekerjaan tersebut

dan kalau perlu dibuat gambar sketsa supaya jelas. Gambar sketsa kalau perlu

digambar di suatu lembaran kertas lain.

Pengisian Halaman belakang KLHK terdiri pengisian penggunaan

Material serta pemakaian Tenaga Kerja Langsung dalam satuan Jam Orang

(J.O). Pemakaian Material tiap Sub Order serta tiap Order Extern Reparasi

Kapal, Bangunan Baru Kapal maupun Order Lain-lain diisi dengan

mengisikan bon-bon Material Langsung Pokok dan Bantu serta Material Tidak

Langsung. sejak dimulainya melaksanakan butir pekerjaan tersebut sampai

selesai disetujui oleh Klasifikasi. Rekapitulasi Material pokok dan Material

Bantu untuk tiap Sub Ordinat ini perlu dilaksanakan dengan teliti, de ngan

Page 95: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

83

memperhitungkan Bon Retour Material Pokok dan kalau ada juga Material

Bantu.

Pemakaian Jam Orang (J.O) ditandai penggunaan Tukang atau

karyawan atau Tenaga Kerja Langsung setiap hari, dari jam berapa sanpai jam

berapa, sehingga dapat diketahui Jumlah Jam Orang untuk setiap Tenaga

Kerja Langsung serta jumlah total sampai pekerjaan tersebut selesai

dikerjakan dan diterima oleh klasifikasi. Pemakaian Jam Orang ini tidak saja

pada Jam Kerja biasa tetapi pada Jam Kerja Lembur. Jam orang yang diisikan

disini adalah Jam Kerja Efektif atau Jam Kerja yang sebanarnya mengerjakan

butir pekerjaan Reparasi Kapal dan bangunan baru Kapal dan bukan Jam

Kerja waktu mulai dan usai kerja setiap hari.

Dalam pengelolaan Material dan Tenaga Kerja Langsung ini para

Pimpinan bengkel Pelaksana Produksi mengelola seefisien mungkin

pemakaian material langsung baik pokok maupun bantu serta mengelelola

seefisien dan seproduktif mungkin tenaga kerja langsunq ini. Disamping itu

para pimpinan bengkel pelaksana produksi harus juqa mengelola

fasilitas/peralatan produksi seefisien dan seproduktif mungkin.

4.5.2. Pemakaian Material dan Tenaga Kerja Langsung pada Proses

Produksi

Setelah pengisian secara tepat, teliti dan benar baik material pokok

dan material bantu serta pemakaian tenaga kerja langsung dalam satuan jam

orang pada KLHK, maka kita dapat mengetahui pemakaian material pokok

dan material bantu serta jam orang untuk Sub order atau butir pekerjaan;

untuk setiap K, N atau U order dan untuk jumlah K, N dan U order setiap

periode misalnya setiap dua, tiga bulan, enam bulan dan setahun.

1. Pemakaian Material Langsung.

a. Material Pokok.

Material pokok untuk pekerjaan reparai kapal dan bangunan baru Kapal

sebagai tolok ukur utama adalah pemakaian pelat dan profil baja.

Sedangkan pemakaian material pokok ini dapat dibedakan untuk pekerjaan

reparasi kapal disingkat Rep. dan untuk pekerjaan bangunan baru kapal

disingkat BB.

Page 96: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

84

Pemakaian pelat/profil baja pekerjaan reparasi kapal.

1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap sub order dari K-Order tertentu

adalah:

P. kg .Rep (1)

2. Untuk seluruh butir pekerjaan K-order tertentu adalah:

∑ P Kg BB = P Kg. BB

(2) (2)

3. Untuk Jumlah Total Pekerjaan K-Order dalam periode tertentu adalah : periode tertentu adalah:

∑ p Kq. Rep.

(3) (3)

Pemakaian Pelat/Profil Baja pekerjaan Bangunan Baru Kapal

1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap Sub-Order dari N-Order tertentu

adalah:

P Kg . BB (4)

2. Untuk seluruh butir pekerJaan N-Order tertentu adalah :

∑ P Kg. BB. = P Kg.BB.

(5) (5)

3. Untuk jumlah total pekeriaan N-Order dalam periode

tertentu adalah:

∑ P kg.BB. (6)

b. Material Bantu

Material Bantu yang diperlukan dan digunakan untuk pekerjaan pelat/profil baja

adalah:

1. Elektrode Las.

1.1. Pemakaian elektrode las pekerjaan reparasi kapal

1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap Sub-Order dari K-Order

tertentu adalah:

e Kg. Rep. (7)

2. Untuk seluruh butir pekerjaan K-Order tertentu

∑ e kg. = e Kg. Rep. (8)

3. Untuk jumlah total pekerjan K-Order dalam periode terten

tu adalah:

∑e Kg. Rep. (9)

1.2. Pemakaian elektrode las pekerjaan bangunan baru kapal

Page 97: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

85

1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap Sub-Order dari N-Order

tertentu adalah:

e Kg. BB. (10)

2. Untuk setiap butir pekerjaan N-Order tertentu adalah:

∑ e Kg. = e Kg. BB. (11)

3. Untuk jumlah total pekerjaan N-Order dalam periode tertentu

adalah:

∑e Kg. BB. (12)

2. Oxygen dalam botol @ 6 M3

2.1. Pemakaian Oxygen Pekerjaan Reparasi Kapal.

1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap Sub-Order dari K-Order

tertentu adalah:

O² Mɜ. Rep (13)

2. Untuk seluruh butir pekerjaan K-Order tertentu adalah:

∑02 M3 = 02 M

3 Rep. (14)

3. Untuk jumlah total pekerjaan K-Order dalam periode tertentu adalah:

∑02 M3 Rep. (15)

2.2. Pemakaian Oxygen pekerjaan Bangunan Baru Kapal

1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap Sub-order dari N Order tertentu

adalah

02 M3 BB. (16)

2. Untuk seluruh butir pekerjaan N-Order tertentu adalah :

∑02 M3 = 02 M

3 BB (17)

3. Untuk jumlah Total pekerjaan N-Order dalam periade teztentu adalah:

∑02 M3 BB. (18)

3. Acetylene cair dalam botol a 7 M3

3.1. Pemakaian Acetyline pekerjaan Reparasi Kapal

1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap sub-Order dari K-Order tertentu

adalah:

a. M3 Rep. (19)

Page 98: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

86

2. Untuk seluruh butir pekeriaan K-Order tertentu adalah :

∑a M3 = a M3 Rep (20)

3. Untuk Jumlah Total pekerjaan K-Order dalam periode tertentu adalah :

∑a M3 Rep. (21)

3.2.Pemakaian Acetyline pekerjaan Bangunan baru Kapal

1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap sub-Order dari N-Order

tertentu adalah :

a M3 BB. (22)

3. Untuk seluruh butir pekerjaan N-Order tertentu adalah :

∑a M = a M3 BB. (23)

3. Untuk Jumlah Total pekerjaan N-Order dalam periode tertentu

adalah

∑a .M3BB. (24)

Untuk Material Bantu pekerjaan Pelat / Profil baja dapat juga berupa gas LPG

satuan Kg., Karbid dalam satuan Kg.,Kawat Las untuk las otomatis dalam satuan

Kg.,Gouging Electrode dalam satuan Kg.,dapat juga dibuatkan Jumlah Pemakaiannya

bila ada.

2. Pamakaian Tenaga Kerja Langsung

2.1. Pamakaian Tenaga Kerja Langsunq pekerjaan Reparasi Kapal

1. Untuk seluruh butir pekerjaan pelat / profil baja K-Order tertentu adalah

:

K J.0. Rep.

(25)

2. Untuk Jumlah Total pekerjaan pelat / profil baja seluruh K -Order

adalah:

E K J.O. Rep. (26)

4. Untuk Jumlah Total seluruh pekerjaan K-Order dalam periode tertentu

adalah

∑ K total J.O. Rep. (27)

2.2. Pemakaian Tenaga Kerja Langsung pekerjaan Bangunan Baru Kapal

l. Untuk Jumlah Total pekerjaan pelat / profil baja N-Order tertentu dalah :

N J.O. BB. (28)

Page 99: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

87

2. Untuk Jumlah Total seluruh pekerjaan N-Order tertentu adalah:

Ntotal J.O. BB. (29)

4.6. STANDAR KERJA ATAU TOLAK UKUR PEKERJAAN KONSTRUKSI

Untuk Mengetahui Standar Kerja atau Tolok Ukur pekerjaan pada Proses

Produksi, misalnya : pekerjaan plat / profil baja, pekerjaan pipa, pekerjaan melilit baru

kumparan listrik dll; maka kita harus mengetahui pemakaian material pokok maupun

bantu serta jumlah J.0 yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan

tersebut.

4.6.1. Standar Kerja atau Tolak Ukur Pekerjaan Konstruksi

1. Raparasi Kapal

Standar Kerja atau Tolok Ukur pekerjaan Konstruksi Reparasi Kapal dapat

diketahui untuk tahun yang lalu. Standar Kerja pekerjaan Konstruksi Reparasi Kapal

tahun yang lalu, yang dapat dipakai sebagai Tolok Ukur untuk rencana kerja tahun

berjalan untuk meningkatkan praduktivitas atau tidak. Standar Kerja pekerjaan

Konstruksi Reparasi Kapal adalah:

(3) P Kg. Rep. P Kg.

(26) = K J.O.Rep. = K J.O. (30)

2. Bangunan Baru Kapal

Standar Kerja pekerjaan Konstruksi bangunan baru Kapal adalah sebagai berikut

:

(6) = P Kg. BB. = P Kg

(28) J.O. BB. N J.O. (31)

Dari Standar Kerja atau Tolak Ukur pekerjaan Konstruksi untuk Reparasi

Kapal maupun Bangunan baru Kapal ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

:

- Makin besar harga Standar Kerja atau Tolak ukur pekerjaan Konstruksi ini akan

makin cepat penyelesaian pekerjaan dengan memakai Tenaga Kerja Langsung

atau Jam Orang yang sama. Berarti makin efisien atau efisiensinya makin tinggi.

- Standar Kerja atau Tolak Ukur pekerjaan Konstruksi ini tergantang atas :

Kemampuan peralatan kerja Kemampuan (skill) dan Ketrampilan Tenaga Kerja

Page 100: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

88

Langsung, Sistim Pengelolaan Perusahaan Dok dan Galangan Kapal, Persediaan

Material serta Transportasi Material.

- Kondisi pasar baik Reparasi maupun bangunan baru Kapal serta Peraturan

Pemerintah dan Perbankan yang menunjang, akan juga mempengaruhi Standar

Kerja atau Tolok Ukur pekerjaan Konstruksi ini.

Standar Keria atau Tolak Ukur pekerjaan Konstruksi ini perhitungannya

dilaksanakan Pada akhir tahun, untuk tahun yang sudah berjalan. Untuk standar Kerja

pekerjaan konstruksi tahun yang akan direncanakan biasanya mengarah lebih efisien dan

produktif.

Untuk memudahkan perkembangan Standar Kerja pekerjaan Konstruksi ini

dibuat Grafik pekerjaan Reparasi Kapal atau Bangunan Kapal untuk tahun-tahun yang

sudah berjalan serta perkembangan effisiensi dan produktivitasnya pada tahun-tahun

mendatang.

Standar Keria ini juga dapat dipakai sebagai salah satu cara untuk menghitung

kebutuhan Jam Orang untuk pekerjaan Reparasi Kapal maupun Bangunan Baru Kapal.

4.6.2. Standar Kerja Pemakaian Material Bantu Pekerjaan Konstruksi

1: Pekerjaan Reparasi Kapal

a. Standar Kerja Pemakaian Elektrode Las adalah :

(9) = E Kg. Rep. = E Kg. (32)

(32) P Kg. Rep. P ton

b. Standar KerJa Pemakaian Oxygen adalah :

(15) = 02 M3 Rep. = 02 M

3

(3) P Kg Rep. P Ton (33)

c. Standar Kerja Pemakaian Acetylene cair adalah :

(21) = A M3 Rep. = A M3

(3) P Kg Rep. P Ton (34)

2. Pekerjaan Bangunan Baru Kapal

a. Standar Kerja Pemakaian Elektrode Las adalah:

(12) = E Kg. BB. = E Kg. (35)

(6) P Kg. BB. P Ton

b. Standat Kerja Pemakaian Oxygen adalah :

Page 101: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

89

(18) = 02 M3 BB. = 02 M

3

(6) P Kg BB. P Ton (36)

c. Standar Kerja Pemakaian Acetylene cair adalah :

(24) A M3 BB. A M3

(6) = P Kg BB. = P Ton. (37)

Page 102: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

90

BAB V

RENCANA KERJA ANGGARAN

PERUSAHAAN

Suatu perusahaan termasuk juga Perusahaan Dok dan Galangan Kapal perlulah

menyusun Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Dalam RKAP ini kita dapat

menyusun rencana Kerja tahun berjalan berdasarkan hasil Kerja Perusahaan tahun yang

lalu. Di samping itu kita dapat menganalisa Pembiayaan Perusahan tahun yang lalu

serta menganalisa Pembiayaan Perusahaan tahun berjalan, sehingga akan lebih realistis -

dan lebih tepat. Oleh karena itu untuk mendapatkan Tarip pekerjaan Reparasi Kapal

maupun Bangunan baru Kapal akan lebih realistis dan tepat bila menggunakan analisa

biaya seperti ini.

Dalam merencanakan RKAP untuk tahun mendatang ini, kita harus mengu-

sahakan Nilai Tambah (Added Value) dari masukan Tenaga Kerja Langsung dan

masukan Modal yang lebih dibanding tahun yang lalu.

Sebelum menyusun RKAP ini perlulah dibahas fasilitas utama perusahaan dok

dan galangan kapal. Tetapi yang perlu dibahas hanyalah fasilitas utama reparasi kapal

dan atau bangunan baru kapal yaitu dok dan galangan kapal.

5.1. PERHITUNGAN KAPASITAS TERPASANG TIAP TAHUN DOK UNTUK

PEKERJAAN REPARASI KAPAL

1. KAPASITAS DOK (K)

Untuk mengetahui Kapasitas Dok yang terdiri atas : Dok Apung (Floating

Dock), Dok Tarik (Slipway), Dok Kolam atau Dok Gali (Graving Dock) maupun Dok

Angkat (Synchro-Lift) kita membedakan 3 (tiga) Jenis Kapasitas, yaitu:

a. Design Capacity

Untuk mengatahui Kapasitas dok yang terdiri dari suatu dok didapat dari

perhitungan teoritis. Biasanya dalam pelaksanaannya Kapasitas yang dipakai lebih

kecil dibanding dengan Design Capacity. Hal ini adalah untuk keamanan pemakaian

Dok tersebut. Untuk itu Dok Apung, Dok Tarik dan Dok Angkat angka keamanannya

diambil antara 5 s.d. 10 %; sedangkan untuk Dok Kolam atau Dok Gali angka

keamannnya diambil 0%.

Page 103: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

91

b. Effective Capacity

Effective Capacity dari suatu Dok adalah Kapasitas maksimum yang dapat

digunakan, yang telah diperhitungkan faktor keamanan. Effective Capacity ini tidak

akan berubah dalam suatu periode tertentu, karena pemeliharaan Dok tersebut

direncanakan dan dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

c. Actual Capacity

Actual Capacity adalah Effective Capacity daripada Dok yang telah berubah

lebih kecil karena umur dok tersebut. yanq telah bexubah lebih kecil karena unur Dok tersebut.

Agar untuk selanjutnya kita tidak bingung dengan istilah Kapasitas Aktual

(Actual Capacity) pada butir 7 selanjutnya, maka kedua istilah Effective

Capacity dan Actual Capacity ini digunakan satu istilah saja yaitu Capacity

atau Kapasitas.

Sesuai ketentuan Direktorat Industri Perkapalan, Direktorat Jendral IMLDE,

Departemen Perindustrian, ukuran kapal untuk pekerjaan Reparasi Kapal dalam

satuan BRT.

Sehingga perlulah satuan Kapasitas dari Dok dalam Ton Lifting Capacity

(TLC) atau Ton Daya Angkat (TDA) menjadi satuan yang sama dengan satuan

kapal yang direparasi yaitu BRT.

Perubahan tersebut adalah sebagai berikut :

1 TLC = 1,4 DWT atau TLC = 1,4

DWT

1 DWT = 0, 6 BRT atau DWT = 0, 6

BRT

Sehingga 1 TLC = 1,4 X 0,6 BRT

atau 1 TLC =0,84 BRT (38)

2. FAKTOR KAPASI TAS ( FK )

Faktor Kapasitas (FK) adalah jumlah frekwensi naik turunnya Dok atau

jumlah pengedokan yang direncanakan dalam setahun (RKAP) berdasarkan

hasil jumlah pengedokan tahun yang lalu. Berdasarkan pengalaman suatu

Page 104: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

92

Perusahaan Dok Kapal Nasional Faktor Kapasitas Dok tergan tung atas Ukuran

Kapasitas dari Dok serta keadaan pasar kapal-kapal yang akan naik Dok, yaitu :

- Dok 1000-4000 BRT , factor kapasitas 24 – 28

- Dok 4000-8000 BRT , factor kapasitas 20 – 24

- Dok 8000 BRT , factor kapasitas 16 – 20

3. KAPASITAS TERPASANG (KT)

Kapasitas Terpasang (KT) adalah kemanpuan maksimum Dok yang

direncanakan dalam setahun dalam satuan BRT.

Kapasitas Terpasang Dok sama dengan Kapasitas dalam satuan BRT dikalikan

jumlah pengedokan atau Faktor Kapasitasnya.

KT = K x FK (BRT) (39)

4. JUMLAH HARI EFEKTIF PEMAKAIAN DOK ( W )

J Jumlah hari efektif pemakaian dok (W) adalah jumlah pemakaian dok dalam

setahun setahun dikurangi jumlah hari dimana dok tidak digunakan atau jumlah hari efektif

pemakaian dok dalam setahun dalam satuan hari.

Berdasarkan pengalaman Perusahaan Dok Kapal Nasional bahwa Jumlah hari Efektif

pemakaian Dok adalah jumlah hari dalam setahun dikurangi jumlah frekwensi naik

turunnya Dok untuk persiapan pengedokan.

5. FAKTOR KAPASITAS AKTUAL ( FKa ) .

Faktor Kapasitas Aktual adalah jumlah realisasi frekwensi naik turunnya Dok.

Untuk rencama tahun berjalan (RKAP) Faktor Kapasitas Aktual (FKa) disamakan

Faktor Kapasitas (FK). Untuk realisasi RKAP akhir tahun berjalan nanti FKa diisi

yang realisasinya.

6. DOCKING DAYS RATA-RATA (DDR).

Docking Days rata-rata adalah lamanya kapal rata-rata yang dikerJakan di atas

Dnk dalam satuan hari.

Docking Days rata-rata yang direncanakan untuk tahun berjalan adalah :

Wr

DDRr = (hari) (40)

FKn

Page 105: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

93

Docking Days rata-rata aktual atau realisasi pada akhir tahun berjalan nanti

adalah :

Wa

DDRa = (hari) (40a)

FKa

7. KAPASITAS YANG DITARGEPKAN (Kt).

Kapasitas yang ditargetkan (Kt) adalah target jumlah kapal dalam satuan BRT yang

dinaikkan diatas semua fasilitas Dok dalam setahun.

8. BRT RATA-RATA SETIAP PENGEDOKAN UNTUK DOK (KBRTr ) .

BRT rata-rata setiap pengedokan untuk Dok tertentu (KBRT ) adalah

jumlah BRT kapal rata-rata yang dikerjakan pada setiap kali pengedokan atau

perbandingan antara Kapasitas yang ditargetkan (K t) terhadap jumlah pengedokan

yang direncanakan (FK) dalam satuan BRT.

BRT rata-rata setiap pengedokan untuk Dok tertentu (KBRT r) untuk tahun

berjalan yang direncanakan adalah :

Kt

KBRTr = FK ( BRT ) (41)

Ingat pada keadaan ini FKa = FK.

BRT rata-rata setiap pengedokan untuk Dok tertentu (KBRT r ) untuk akhir tahun

berjalan nanti adalah :

(KBRTr) = Kr (BRT) (41a)

FKa

9. BRT RATA-RATA SELESAI PFRHARI DI ATAS DOK TERTENTU

( BRTr )

BRT rata-rata selesai per hari diatas Dok tertentu (BRT r) adalah jumlah

BRT kapal yang dikerjakan rata-rata setiap hari atau perbandingan antara kapasitas yang ditargetkan (Kt ) terhadap jumlah hari efektif pemakaian dok (W) untuk dok tertentu dalam setahun dalam satuan BRT/hari. jumlah hari efektif pemakaian Dok (W)

untuk Dok tertentu dalam setahun dalam satuan BRT/hari.

Kt

BRTr= (BRT/hari) (42)

W

Page 106: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

94

10. LOAD FACTOR (LF).

Load Factor (LF) dari Dok tertentu adalah perbandingan antara kapasitas yang

ditargetkan terhadap Kapasitas Terpasang (KT) Dok tersebut adalah :

LF = Kt x 100% (43)

KT

11. OPERATING RATIO (OR).

Operating Ratio dari Dok tertentu adalah Ratio penggunaan Dok tertentu

ditinjau Load Factornya dan waktu effektif pemakaian Dok tersebut dalam

setahun.

OR = Kt x W (%) (44)

KT 365

Untuk lebih jelasnya perhitungan Kapasitas terpasang tiap tahun bagi Fasilitas

Dok untuk pekerjaan reparasi kapal dapat dilihat pada Lanpiran 4.

5.2 ANGGARAN PRODUKSI.

Untuk menyusun Aggaran Produksi suatu Perusahaan Dok dan Galangan

Kapal, perlulah kita mengetahui beberapa hal yang akan menjadi pertimbangan,

antara lain:

1.Fasilitas utama dari Perusahaan untuk pekerjaan Reparasi Kapal, Bangunan baru

Kapal serta pekerjaan lain-lain.

2. Pengalaman untuk menghasikan Hasil Produksi pada tahun-tahun yang lalu.

3. Realisasi pendapatan Perusahaan tahun yang lalu.

4. Situasi dan kondisi pasar Reparasi Kapal dan Bangunan Baru Kapal pada tahun -

tahun mendatang.

5. Bagaimana kecenderungan perkembangan ekonomi pada tahun- tahun mendatang.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas kita dalam menyusun

rencana kerja dan Anggaran Perusahaan tahun yang akan datang (berjalan) apakah

ada kecenderungan naik, tetap atau menurun dibandingkan dengan realisasi kerja

dan Pendapatan perusahaan tahun yang lalu.

Sasaran produksi Perusahaan Dok dan Galangan Kapal pada prinsipnya

adalah sebagai berikut :

1. Reparasi Kapal, yang terdiri dari:

1.1. Floating and Docking Repair (FDR)

a. Annual Survey, dengan satuan Kapal dan BRT.

Page 107: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

95

b. Special Survey, dengan satuan kapal dan BRT:

c. Rehabilitasi, dengan sautan Kapal dan HRT.

1.2. Floating repair , kapal dikerjakan dalam keadaan floating tanpa pengedokan serta

di kawasan perairan perusahaan dok, dengan satuan kapal dan BRT.

1.3. Running Repair, memperbaiki peralatan, permesinan dan bagian konstruksi kapal

pada waktu kapal sedang bongkar/muat di pelabuhan dan atau sedang lego

jangkar, sehingga untuk mengerjakan perusahaan dok harus mengirim tenaganya

ke kapal sampai selesai dengan satuan buah order.

1.4. Sailing repair, cara perbaikan peralatan, permesinan dan bagian konstruksi kapal

pada saat kapal sedang beroperasi dan berlayar. Tenaga perusahaan dok ikut serta

berlayar untuk memperbaikinya dengan satuan buah order.

2. Bangunan Baru Kapal, dengan satuan buah kapal dan prosentase.

3. Order lain-lain. Order lain-lain ini biasanya pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan

tenaga yang keahlian dan kecakapannya sama dengan keahlian dan kecakapan

tenaga kerja Perusahaan Dok dan Galangan Kapal tersebut dan atau karena

mempunyai fasilitas/peralatan untuk dapat menanganinya, misalnya: Bangunan

Lepas Pantai (baik Jacket, Deck maupun Quarter dengan fasilitasnya), tangki-

tangki, peralatan Pabrik Gula, pekerjaan konstruksi dan lain-lain.

Untuk jelasnya Anggaran Produksi ini dapat dilihat pada lampiran 12

5.3. ANGGARAN PENDAPATAN.

Berdasarkan Anggaran Produksi yang telah kita susun sebelumnya serta realisasi

Pendapatan tahun sebelumnya, kemungkianan adanya kenaikkan tarip dan tingkat Inflasi

rata-rata yang berlaku dan lain-lain, kita dapat menyusun Anggaran Pendapatan Perusahaan.

Anggaran Pendapatan adalah Anggaran Produksi dalam satuan rupiah, sehingga Anggaran

Pendapatan ini dapat dilihat seperti pada Lampiran 13

5.4. ANGGARAN EKSPLOITASI.

Anggaran Eksploitasi merupakan Anggaran Biaya yang diperlukan untuk mendukung

dan merealisir Anggaran Pendapatan. Sesuai komponen-komponen Biaya Dasar pada Proses

Produksi (Bab I) adalah : Biaya Material (terdiri Material Langsung dan Material Tidak

Langsung), Biaya Tenaga Kerja (terdiri dari Tenaga Kerja Langsung dan Tenaga Kerja

Tidak Langsung) serta Biaya Tidak Langsung (terdiri Biaya Produksi Tidak Langsung dan

Page 108: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

96

Biaya Admmistrasi Tidak Langsung). Dalam Anggaran Exploitasi ini Biaya Material Tidak

Langsung tergambar tidak pada komponen Biaya Material, tetapi pada komponen biaya

Tidak Langsung. Berarti pada komponen Biaya Material hanya digambarkan Material

Langsung saja.

Sedangkan pada kelompok Biaya Tidak Langsung ini terdiri biaya produksi tidak

langsung, sehingga tidak jelas keduanya pada Anggaran Eksploitasi ini.

Pemisahan antara Biaya Produksi Tidak Langsung dan Biaya Administrasi Tidak

Langsung ini akan dijelaskan pada tempat-tempat Biaya Anggaran Eksploitasi ini.

Pada Anggaran Eksploitasi ini adalah Anggaran Biaya yang diperlukan untuk merealisir

Anggaran Pendapatan yang terdiri dari kelompok-kelonpok Biaya Dasar, yang kami

sebutkan diatas, maka unsur Laba/Rugi belum terlihat.

Untuk memudahkan menyusun Anggaran Eksploitasi ini perlulah membandingkan dan

digunakan patokan Anggaran Eksploitasi Tahun yang lalu.

Disamping itu perlulah kita mengetahui prosentase kenaikkannya antara Anggaran

Eksploitasi tahun yang direncanakan dengan tahun uang lalu serta estimasi

Realisasinya, sebanding dengan prosentase kenaikkan Anggaran pendapatan.

Untuk lebih jelasnya tentang Anggaran Eksploitasi ini perlulah kita menpelajari

suatu contoh Anggaran Esploitasi seperti yang terlihat pada lampiran 14.

5.5 TEMPAT-TEMPAT BIAYA ANGGARAN EKSPLOITASI.

Pemisahan antara Biaya Produksi Tidak Langsung dan Biaya Administrasi tidak

langsung dilaksanakan pada Pembagian Tempat-Tempat Biaya Anggaran Eksploitasi

ini.

Pembagian Tempat-Tempat biaya Anggaran Eksploitasi ini menjadi ke Tempat-Tempat

biaya Produksi dan Administrasi atau Non Produksi, sehingga dengan begitu kita juga

dapat mengetahui Biaya Produksi Tidak Langsung dan Biaya Administrasi Tidak

Langsungnya.

Untuk lebih jelasnya tentang Pembagian Tempat-Teapat Biaya Anggaran

Eksploitasi ini kita dapat mempelajari suatu contoh Pembagian Tempat-Tempat biaya

Anggaran Eksploitasi seperti pada Lampiran 15.

5.6. ANGGARAN LABA/RUGI

Dalam suatu usaha termasuk juga Perusahaan Dok dan Galangan Kapal,

diusahakan untuk dapat meraih keuntungan yang wajar dan sedapat mungkin

Page 109: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

97

menghindari terjadinya suatu kerugian. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk

menyusun Anggaran Pendapatan berdasarkan :

1. Anggaran Produksi dengan membandingkan Anggaran produksi tahun yang lalu

beserta Realisasinya.

2. Anggaran Pendapatan Tahun yang lalu serta Realisasinya.

3. Kemungkinan adanya kenaikkan Tarip disebabkan adanya kenaikkan harga Material

serta perubahan tingkat Inflasi yang berlaku.

Untuk merealisir Anggaran Pendapatan yang telah kita susun diperlukan

Anggaran Biaya atau Anggaran Eksploitasi. Sedangkan untuk mengetahui biaya-biaya

yang diperlukan pada Tempat-Tempat Biaya Anggaran Eksploitasi.

Setelah kita menyusun Anggaran Eksploitasi untuk merealisir Anggaran Pendapatan,

maka kita selanjutnya dapat menyusun Anggaran Laba/Rugi-nya.

Dalam Anggaran Laba/Rugi ini sebagai dasar adalah Anggaran Pendapatan yang

telah kita susun tadi.

Untuk merealisir sanpai terjadinya suatu Hasil Produksi dari Pendapatan:

Reparasi Kapal, bangunan Baru Kapal dan Order-order lainnya; diperlukan Biaya

Material Langsung, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya sub Kontraktor serta Biaya

Produksi Tidak Langsung. Jumlah biaya- biaya ini adalah Harga Pokok penjualan.

Selisih antara Harga Penjualan Dengan Harga Pokok Penjualan adalah

Laba/Rugi Kotor atau Gross Margin.

Apabila Laba/Rugi kotor ini dikurangi Biaya usaha yang terdiri Biaya

Umum administrasi dan Biaya Pemasaran merupakan Laba/Rugi Usaha.

Selanjutnya Laba/Rugi Usaha ini bila dikurangi Biaya Modal atau Bunga Bank

yang terdiri Bunga Kredit Modal kerja atau Bunga Kredit Bridging atau Bunga

bank lainnya, merupakan -Laba/Rugi Operasi.

Disamping itu perusahaan masih mempunyai Pendapatan lain-lain dan

biaya lain-lain yang belum dibubukan serta Pajak bila ada yang harus

dibayarkan.

Kesemuanya ini akan lebih jelas bila kita menpelajari lanpiran 16.

Anggaran Rugi/Laba.

5.7. ANALISA BIAYA PERUSAHAAN.

Setelah kita menyusun Anggaran produksi, Anggaran Pendapatan,

anggaran Eksploitasi, Tenpat-Tempat Biaya Anggaran Eksploitasi serta

Page 110: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

98

anggaran Laba/Rugi sesuai lampiran 17; maka selanjutnya kita dapat menyusun

Analisa biaya aggaran pada tahun tertentu.

Analisa Biaya Anggaran Perusahaan ini tiap tahun jelas tidak sama, sesuai

dengan perkembangan ekonomi Perusahaan.

Dengan Analisa Biaya ini perusahaan dapat merencanakan tarif untuk

mendukung Anggaran pendapatan. Disanping itu dengan Analisa biaya kita

dapat mengetahui perbandingan tiap-tiap biaya perusahaan dengan Anggaran

Pendapatan dan realisasi tahun yang lalu. Dengan Analisa ini Anggaran

csploitasi yang direncanakan dapat dipantau secara berkala (misalnya tiap

bulanan, triwulanan, 6 bulanan serta tiap tahun) serta kita dapat menekan biaya

yang menunjukkan adanya kecenderungan penyimpangan dari rencana.

Untuk dapat menjelaskan Analisa Biaya Perusahaan yang lebih realistis

dapat dipelajari pada Lampiran 10. Analisa Biaya dan Laba/Rugi, berdasarkan

Anggaran Pendapatan serta Anggaran Eksploitasi sebelumnya. Disamping itu

Analisa Biaya ini juga berdasarkan ketentuan komponen-komponen dasar Biaya

Produksi yang telah kita pelajari sebelumnya.

1. Pendapatan Perusahaan.

Pendapatan (P) Perusahaan Dok dan (galangan Kapal pada prinsipnya

terdiri dari:

- Pendapatan dari pekerjaan reparasi kapal (R).

- Pendapatan dari pekerjaan Bangunan baru Kapal (BB).

- Pendapatan dari Order lain-lain (OR).

Pendapatan perusahaan Dok dan Galangan Kapal diatas adalah merupakan

Pendapatan Murni. Sebenarnya masih terdapat pendapatan lain perusahaan Dok

dan Galangan Kapal, tetapi merupakan Pendapatan tidak Murni, antara lain:

hasil penjualan asset perusahaan, hasil penjualan Material sisa yang telah

dihapuskan, dan lain-lain adalah :

Sehingga total Pendapatan perusahan Dok dan Galangan Kapal

p = R + BB + OI ( Rp . ) (45)

Sedangkan Pendapatan tidak murni tidak dimasukkan pada pendapatan pada rumus

(45) dan pendapatan merupakan tujuan perusahaan. Karena Pendapatan ini merupakan

tujuan Perusahaan maka prosentasenya adalah 100%. Sehingga semua jenis biaya yanq

Page 111: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

99

diperlukan untuk merealisir pendapatan serta realisasi Pendapatan bertolak ukur pada

pendapatan ini.

2. Biaya Material Langsung.

Telah kita ketahui bahwa Material Langsung terdiri material Pokok dan Materia

Bantu. Sehingga biaya Material Langsung (ML) adalah penjumlahan Biaya Material

Pokok (MP) dan Biaya Material Bantu (MB), sehingga dengan rumus adalah sebagai

berikut :

ML = MP + MB (Rp.) (46)

Besarnya biaya Material Langsung ini tergantung jenis usaha perusahaan Dok dan

Galangan Kapal. Bila hanya menangani pekerjaan reparasi kapal saja maka konponen

Material Langsung relatif kecil hanyalah berkisar 30 - 90% dari pendapatan. Jika

perusahaan tersebut hanya menanqani pekerjaan bangunan Baru Kapal saja maka

prosentase konponen Material Langsung relatif lebih besar yaitu berkisar 60 - 80% dari

pendapatan.

Apabila Persuahaan Dok dan Galangan Kapal tersebut menangani baik pekerjaan

Reparsi Kapal maupun Bangunan Baru Kapal maka prosentasenya sesuai prosentase

rata-rata.

Tetapi biaya Material langsung juga tergantung dengan bagaimana kondisi

pengadaannya. Apakah dipasok oleh pemesan/pemilik kapal atau pengadaannya

dilaksanakan oleh perusahaan Dok dan Galangan Kapal. Misalnya Proyek Caraka Jaya

sebagian besar Materia Langsung dipasok oleh pemesan kapal, sehingga prosentase

Material Langsungnya diperkirakan seperti reparasi kapal (karena sebagian Materia

Langsung Lokal dipasok oleh Galangan).

3. Biaya Pegawai atau Biaya Tenaga Kerja.

Tenaga kerja disini adalah Tenaga Kerja Langsung dan tenaga Keria Tidak

Langsung berarti:

TK = TKL + TKTL (Rp.) (47)

Dimana : TK - Biaya Pegawai atau Biaya Tenaga Keria yang didapat dari Anggaran

eksploitasi (Sub Total biaya Pegawai).

TKL - Biaya Tenaga Kerja Langsung didapat dari Anggaran Laba/rugi (2.2).

TKTL - biaya Tenaga kerja Tidak Langsung didapat dengan rumus (47)

diatas.

Page 112: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

100

4. Biaya Sub Kontraktor

Sub Kontraktor diperlukan apabila tenaga kerja langsung sendiri sudah

dikelola dengan baik serta dengan effisiensi dan produtifitas seperti apa yang

direncanakan.

Biaya sub Kontraktor (SK) didapat dari Anggaran Laba/Rugi(2.3).

5. Biaya Umum.

Biaya umum didapat dari anggaran eksploitasi (3a) yang terdiri atas:

- Biaya Umum Administrasi.

- Biaya Fasilitas dan Pembinaan.

- Biaya untuk pembayaran Pajak dan Perijinan.

- Biaya Tenaga, antara lain: Tenaga Listrik, Udara bertekanan, Air tawar,

bahan bakar minyak, minyak lupas, bahan pembersih dan lain-lain.

- Biaya untuk Asuransi bukan dan Asuransi untuk Pegawai.

- Biaya supervisi.

- Dan lain-lain.

Yang kesemuanya dicantumkan pada Lampiran 15.(tempat anggaran

eksploitasi) (Tertpat-teq)at Blaya Anqgaran Eksploitasi).

6. Biaya umum lainnya.

Biaya Umum lainnya ini didapat dari Lampiran 7. Anggaran Eksploitasi

yang terdiri dari:

- Biaya pemeliharaan

- Biaya penyusutan

- Biaya penelitian dan pengembangan

- Biaya modal (BM) atau bunga bank

- Biaya pemasaran (BP)

.

7. Biaya Produksi Tidak Langsung.

Biaya Produksi Tidak Langsung (BPTL) didapat dari Lanpiran 16.

Anggaran Laba/Rugi (2.4).

Dari Lampiran 16. Anggaran Laba/Rugi (2.4) ini diketahui bahwa Harga

Pokok Penjualan (HPP) merupakan penjumlahan antara Biaya Material Langsung

Page 113: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

101

(M.), Biaya Tenaga Kerja (TKL), Biaya Sub Kontraktor (SK) serta Biaya

Produksi Tidak Langsung yang disingkat (BPTL).

Padahal telah kita ketahui sebelumnya bahwa penjumlahan antara Biaya

Material Langsung (ML) dengan Biaya Tenaga Kerja Langsung (termasuk Biaya

Sub Kontraktor sesuai ketentuan jenis-jenis Biaya 3.3.3) disingkat (TKL) adalah

Biaya Langsung (BL).

BL = ML + TKL (Rp) (48)

Padahal harga pokok penjualan adalah :

HPP = ML + TKL + BPTL (Rp.) (49)

Sehingga :

HPP = BL + BPTL (Rp.) (50)

8. Biaya Administrasi Tidak langaung.

Biaya Administrasi Tidak Langsung (BATL) atau Overhead Administrasi jika

ditambahkan dengan Biaya Produksi Tidak Langsung (BPTL) atau Overhead Produksi

merupakan Biaya Tidak Langsunq atau (BTL).

BTL = BPTL + BATL (Rp.)

(51)

Sehingga:

BATL = BTL- BPTL (Rp.) (51a)

9. Biaya Produsi (BPr).

Biaya Produksi(BPr) merupakan Total Biaya yang diperlukan untuk

merealisir hasil produksi sehingga dapat diserah terimakan kepada Pemilik/Pemesan

Kapal. .

Pr = BPTL + BATL (Rp.) (52)

Padahal dari (50)

BL = HPP - BPTL

Dan dari (51)

BTL = BPTL + BATL

Dimasukkan pada rumus (52) didapat

BPr = HPP - BPTL + BPTL + BATL

Sehingga didapat rumus:

Page 114: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

102

BPr = HPP + BATL(RP.)

(53)

Disamping itu Biaya Produksi (BPr) merupakan penjumlahan antara ML,

TK, SK. Biaya umum dan Total Biaya Umun lainnya.

Atau dari Lampiran 10 didapat:

Bpr = ML + TK + SK + (5) + (6a s/d e ) (54)

10. Biaya Langsung .

Biaya Langsung (BL) seperti telah kita ketahui sebelumnya bahwa :

BL=ML+TKL (termasuk SK) (48)

Atau

BL = HPP-BPTL (50a)

Atau

BL = ML + TKL + SK (48a)

11. Biaya Tidak Langsung.

Biaya Tidak Langsung (BTL) dari rumus (52) didapat: BM = Bpr _ BL

Atau dari rumus (51)

BTL = BPTL + BATL

12. Harga Pokok Penjualan (HPP)

Harga pokok penjualan (HPP) telah kita ketahui bahwa :

HPP = BL + BPTL (50)

Atau

HPP = Bpr – BATL (53a)

dari lampiran 9 anggaran laba/rugi didapat juga :

HPP = ML + TKL +SK + (55)

13. Biaya Usaha

Biaya usaha (BUs) dari lampiran 9 anggaran laba/rugi didapat bahwa :

Bus = Biaya Adm Umum (BAU) + Biaya Pemasaran (BP) (56)

Atau :

BUs = BATL – BM (57)

Page 115: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

103

14. Biaya Administrasi Umum (BAU) .

Biaya Administrasi Umum (BAU) dari rumus (56) didapat bahwa:

BAU = BUs - BP (56a)

15. Laba/Rugi Kotor atau Gross Margin.

Laba/Ruqi Kotor (L/Rk) merupaka Laba/Rugi yang didapat dari Pendapatan (P)

dikurang Harga Pokok Penjualan (HPP), atau denqan rumus:

L/Rk = P - HPP (Rp.) (58)

Atau didapat denqan penjumlahan antara Biaya Usaha (BUs) dengan Laba/Rugi

Usaha (L/Ru), atau dengan rumas:

L/Rk = BUs + L/Ru (Rp.) (59)

16. Laba/Rugi Usaha.

Laba/Rugi Usaha (L/Ru) dari rumus (59) merupakan laba/Rugi Kotor dikurangi

Biaya Usaha, atau dengan rumus:

L/Ru = L/Rk - BUs. (Rp.) (59a)

Laba Rugi Usaha juga merupakan penjumlahan antara Laba/Rugi Operasi (L/Ro)

dengan Biaya Modal (BM) atau Bunga bank, atau dengan rumus:

L/Ru = BM + L/Ro (Rp.) (60)

17. Laba/Rugi Operasi.

Laba Rugi Operasi (L/Ro)Dari rumus (60) merupakan Laba/Rugi Usaha (L/Ru)

dikurangi Biaya Modal (BM) atau Bunga bank, atau dengan rumus :

L/Ro = L/Ru - BM (RP.) (60a)

18. Laba/Rugi sebelum Pajak.

Laba/Rugi sebelum Pajak (L/Rpajak = 0) adalah Laba/Rugi Operasi dikurangi Total

Harga antara Pendapatan lain-lain dan Biaya lain-lain, atau dengan rumas:

L/R pajak=0 = L/Ro-(P

lain+B

lain) (Rp.) (61)

19. Laba/Rugi setelah Pajak.

Laba/Rugi setelah Pajak (L/Rpajak) adalah Laba/Rugi sebelum pajak

(L/Rpajak _ 0) dikurangi Pajak, atau dengan rumus:

L/Rpajak = L/Rpajak=0_ pajak (Rp.) (62)

Page 116: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

104

20. Padapatan.

Pendapatan disini adalah Realisasi Pendapatan (P) merupakan

penjumlahan Harga pokok Penjumlahan (HPP) dengan Laba/Rugi Kotor

(L/Rk), atau dengan rumus:

B = HPp + L/Rk (Rp.) (58a)

Pendapatan (P) juga merupakan penjumlahan antara Biaya Produksi dengan

Laba/Rugi Operasi (L/Ro), atau dengan rumus:

P = BPr + L/Ro(Rp.) (63)

Dari rumus (52) diketahui bahwa :

Bpr = BL + BTL

Maka: pr= BL +BTL +L/Ro

Dari realisasi pendapatan ini dibanding dengan Rencana Pendapa tan

dapat diambil beberapa kesimpulan:

1. Apabila Realisasi Pendapatan diperhitungkan akan lebih kecil daripada

Rencana Pendapatan, maka:

a. Biaya Produksi diusahakan ditekan, agar supaya kita biasa meraih

keuntungan (L/Ro) sesuai apa yang direncanakan. Penekanan Biaya

Produksi ini sedapat mungkin pada Biaya Tidak Langsung, terutama

pada Biaya Administrasi Tidak Langsung.

b. Usaha penekanan Biaya Produksi ini diusahakan sedemikian rupa

sehingga prosentase L/Ro terhadap Realisasi Pendapatan mendekati

dengan prosentase Rencana L/Ro terhadap Rencana Pendapatan.

c. Diusaha mencari terobosan lain untuk mendapatkan Pendapatan lain.

2. Apabila Realisasi Pendapatan diperhitungkan akan lebih besar dari pada

Rencana Pendapatan, maka:

a. Biaya produksi diusahakan dikelola seeffisien dan seproduktif mangkin,

terutama Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung khususnya Biaya Tidak

Langsungnya.

b. Prosentase antara L.Ro terhadap Realisasi Pendapatan diusahakan mendekati seperti

apa yang direncanakan.

Page 117: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

105

5.8. PERBANDINGAN TIAP JENIS BIAYA DENGAN PENDAPATAN.

Setelah kita mendapatkan Analisa biaya dan Laba/Rugi seperti pada Lampiran 10,

maka kita selanjutnya dapat membuat perbandingan Kamponen Jenis Biaya dengan

Perdapatan serta menggambarkannya seperti pada gambar 6.

Karena pendapatan (P) ini merupakan suatu tujuan dari suatu perusahaan dok Galangan

Kapal serta untuk suatu tahun tertentu jenis biaya dapat diperbandingkan dengan Rencana

Pendapatan ini.

Tiap Komponen Jenis biaya ini kita bagi berdasarkan Komponen dasarnya, yaitu:

1. Biaya Material Langsung (ML), yang terdiri atas:

a. Material Pokok (MP) dan

b. Material Bantu (MB).

Kedua Material Pokok dan Material Bantu ini kita dapat mengetahui Perbandingannya

terhadap Pendapatannya, termasuk juga jumlahnya, yaitu Material Langsungnya.

Disini kita dapat mengetahui kedua Jenis Biaya tersebut diatas bila kita sudah

mengetahui salah satu jenis Biayanya. Misalnya kita mengetahui Nilai atau Biaya Material

Pokok, maka dapat mengetahui pula Material Bantu yang diperlukan serta

penjumlahannya, yaitu Material langsungnya.

Dengan demikian kita dapat dengan mudah menganalisa Material Langsungnya,

baik untuk keperluan suatu Tahun pekerjaan Proses produksi yang direncanakan atau untuk

suatu butir pekerjaan dari suatu pekerjaan Reparasi kapal atau Bangunan baru Kapal,

misalnya keseluruhannya pekerjaan pelat/Iasnya atau juga suatu pekerjaan untuk

mengerjakan 1 (satu) Kg. Pelat/Las.

Penggunaan Material Langsung untuk Pekerjaan Reparasi Kapal dan bangunan baru

Kapal jelas lain perbandingannya terhadap Pendapatannya. Apabila perusahaan Dok

Kapal, maka Komposisi Material Langsungnya untuk pekerjaan reparasi Kapal adalah

sekitar 30 s/d 90 %. Sedangkan Perusahaan Galangan Kapal Kamposisi Material

Langsungnya untuk pekerjaan Bangunan baru Kapal sekita 60 s/d 80 %.

Khususnya contoh pada Anggaran-Anggaran yang lalu Anggaran Material

Langsungnya tidak seperti apa yang kami sebutkan diatas, padahal juga mengerjakan

bangunan baru Kapal. Hal ini disebabkan sebagian besar material Langsung dipasok oleh

Pemesan khususnya untuk Proyek caraka Jaya.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (UTKL), yang terdiri dari:

a. Tenaga Kerja Langsung Sendiri ( UTKL ) , dan

b. Tenaga sub Kontraktor (SK).

Page 118: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

106

Tenaga sub kontraktor diperlukan bila Tenaga Kerja Langsung Sendiri tidak

dapat menangani keseluruhan pekerjaan yang direncanakan. Apabila kita dapat

meningkatkan effisiensi serta produktifitas Tenaga Kerja Langsung sendiri,

maka tenaga Sub kontraktor dapat ditekan dan dikurangi. Dengan demikian

alokasi Biaya tenaga Kerja Langsung sebagian besar dapat dinikmati oleh

Tenaga Kerja Sendiri.

Jumlah Tenaqa Kerja Langsung Sendiri ini diusahakan denqan jumlah yang

effisien, hal ini untuk menghindari bila pekerjaan Reparasi Kapal- maupun

Bangunan Baru Kapal pada suatu ketika `agak menurun atau tidak ada.

Oleh karena ini Tenaga Sub Kontraktor diperlukan dalam Sistim

Management Perusahaan Dok dan Galangan Kapal yang modern.

Penjumlah Biaya Material Langsung (ML) denqan Biaya Tenaga Keria

Langsung (BPTL) ini adalah Biaya Langsung (BL).

3. Biaya Tidak Langsung (BTL) atau Overhead.

Biaya Tidak Langsung (BTL) ini seperti telah kita ketahui terdiri dari:

a. Biaya Produksi Tidak Langsung (PPM) dan

b. Biaya Administrasi Tidak Langsung (BATL).

Biaya Administrasi Tidak Langsung (BATL) ini terdiri dari:

a. Biaya Usaha (BUs) dan

b. Biaya Modal (BM) atau Bunga bank.

Sedangkan Biaya Usaha (BUs) terdiri dari :

a. Biaya Administrasi Umum (BAU) dan

b. Biaya Pemasaran (BP).

Penjumlahan antara Biaya Produksi Tidak Langsung (BPTL) dengan

Biaya langsung (BL) adalah harga Pokok Penjumlahan (HPP).Sedangkan telah

kita ketahui pula bahwa penjumlahan antara Biaya Langsung (BL) dengan Biaya

tidak Langsung (BTL) adalah Pendapatan. Pendapatan juga merupakan

penjumlahan antara Harga Pokok Penjualan (HPP) dan biaya Administrasi Tidak

Langsung (BATL) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 6. Perbandingan

Komponen Jenis Biaya dengan Pendapatan.

Perbandingan Jenis Biaya ini dengan Pendapatan dapat pula digunakan

untuk proses Negosiasi dengan Pemilik Kapal atau pemesan kapal.

Page 119: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

107

Apabila penawaran kita ditawar oleh Pemilik/Pemesan Kapal sampai turun pada

suatu Harga dimana tidak boleh kurang 84,31% , dari penawaran kita atau tidak boleh

kurang dari prosentase BPr., agar masih memperoleh Laba Operasi (Lo) biarpun relatif

kecil.

Apabila penawaran dan Pemilik/Pemesan Kapal sampai lebih rendah dari pada

prasentase biaya Produksi (BPr) biarpun masih lebih tinggi daripada prosentase Harga

Pokok Penjualan (HPP), berarti kita meraih sebagian dari Laba Kotor (Lk); hal ini

perlulah mendapat persetujuan dari Pimpinan Perusahaan. Misalnya dalam Tender

suatu pekerjaan Reparasi/Bangunan Baru Kapal harga dapat ditekan, tetapi harus lebih

besar dari prosentase harga pokok Penjualan (HPP) dengan laba kotor menjurus

mendekati Laba Kotor seperti apa yang direncanakan.

Yang jelas penawaran ini tidak dapat kami terima bila prosentase harga

Pokok Penjualan (60,38%).

5.9. TAR I P .

Untuk memudahkan Kalkulasi Biaya untuk pekerjaan Bangunan Baru Kapal

maupun Reparasi Kapal perlulah kita menyusun suatu Tarip. Biasanya tarip -Tarip

yang telah tersusun untuk beberapa macam jenis pekerjaan, maka Tarip-Tarip ini,

dihimpun dalam suatu Daftar Standard Tarip.

Daftar Stadard tarif ini hanya berlaku untuk suatu Anggaran Pendapatan suatu

Perusahaan Dok dan Galangan kapal dan untuk Tahun tertentu pula.

Karena tujuan dan Rencana Kerja suatu Perusahaan tercapainya Rencana

Pendapatan, maka Tarip juga berdasarkan Perdapatan yang telah direncanakan

sebelumnya tadi.

Dalan Penawaran kita ini berdasarkan:

Penawaran = ML + Jasa + Laba (65)

Begitu juga:

Tarip = ML + Jasa + Laba (65a)

Disini: ML - Material Langsung yang merupakan Biaya Tetap atau harganya sesuai

harga material yang tak berubah.

Sedang jasa - terdiri atas: Upah TKL, BTL yanq terdiri atas BPTL dan BATL.

Laba- Laba Operasi.

Dimana jasa dan laba dapat berubah bila ditawar oleh Pemilik/Pemesan Kapal.

Page 120: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

108

Sebenarnya dalam Standard tarip itu terdapat

bermacam-bermacam Tarip, yaitu:

1. Tarip dengan adanya Material dan Jasa.

2. Tarip dengan adanya Material dan tanpa adanya Jasa.

3. Tarip tanpa adanya Material dan adanya Jasa.

4. Tarip tanpa adanya Material dan tanpa adanya Jasa.

Dengan alasan Harga Material dalam hal dianggap Tetap, maka lebih

mudah mendapatkan Tarip yang menguntungkan bila kita membuat

perbandingan komponen-komponen Jenis biaya dengan Pendapatan dengan

menganggap tanpa adanya material.

Setelah kita dapat prosentase komponen-konponen biaya tersebut barulah

Kanponen Dasar Material Langsung kita tambahkan untuk mendapatkan

Pendapatan yang sebenarnya.

Perbandingan Komponen-konponen Jenis biaya dengan Pendapatan pada

M = 0, setelah baru ditambahkan Biaya Material Langsung ini untuk

mendapatkan Rencana Pendapatan yang sebenasnya ini dapat dilihat pada

Gambar 7.

Perbandingan komponen biaya seperti pada Ganbar 7 ini dapat dipakai

untuk mendapatkan Tarip.

Misalnya Tarip penggantian Pelat untuk 1 Kg.

Dalam hal ini misalnya harga 1 kg. pelat baja adalah Rp. 1.300, -

untuk Material bantu diperlukan:

Dari perbandingan komponen-komponen Jenis biaya dengan

Pendapatan Gambar 6. didapat:

Biaya MB = 3,7 x 1.300 = 151,60

31,73

Sehingga :

MP+MB = Rp. 1.300,- + Rp. 151,60 = Rp. 1.451,60, ML = Rp. 1.500,-

Diambil tarip pekerjaan pelat 1 Kg. = Rp. 2.800,- s/d Rp. 3.500,- dengan

perbedaan Rp. 100,-. Tarip berapa yang menguntungkan dapat dilihat pada

Tabel 1. Dari Tabel 1 dengan tarip RP. 2.800,- dan Rp.2.900,- masih menderita

Kerugian Operasi (Ro) sebesar Rp. 69,- dan sebesar Rp. 18,-. Dengan Tarip

Page 121: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

109

sebesar Rp. 3.000,- sudah mendapatkan Keuntungan Operasi dan tetus naik

dengan kenaikkan Tarip.

Dari perhitungan dengan tabel 1 tersebut bila kita mengambil Tarip 1

Kg. pekerjaan Pelat/Las sebesai Rp. 3.500,- kita sudah mendapat Laba Operasi

sebesar Rp. 289,- atau sebesar 19,5 % dari Rp. 2.000,atau 8,25 % dari Rp.

3.500,-

Perhitungan diatas kami teliti jika kita memakai Rumus (65a), yaitu :

Tarip = ML + Jasa + Laba. Dimana :

ML = Rp. 1.500,- untuk pekerjaan Pelat/Las 1 kg.

Sedangkan Jasa adalah Upah Tenaga Kerja Langsung ditambah biaya Tidak

Langsung.

Untuk 1 Jam Orang pekerjaan Reparasi misalnya 3 Kg.

Sedangkan untuk upah 1 Jam Orang adalah Rp. 700,-

Biaya Tidak Langsung adalah 35,40 %, sedangkan biaya Tenaga Kerja

langsung Sendiri adalah 6,61 %. Berarti BTL-nya adalah l.k. 6 kali UTKLs.

Berarti perhitungan untuk mengerjakan 3 Kg. pekerjaan Reparasi adalah:

1. Material Langsung 3 x Rp. 1.500,- = Rp. 4.500,

2. Jasa adalah sebesar:

a. UTKLs = Rp. 700,

b. BTL. = 6 x Rp. 700,- = Rp. 4.200,

Total Material dan Jasa adalah sebesar:

Rp. 4.500,- + Rp. 700,- + Rp. 4.200,- = Rp. 9.400,

Sehingga tarip untuk 1 Kg, Pelat/Las adalah sebesar:

Rp. 9.400,,00/3 = Rp. 3.133,-

Jika ditambah laba Operasi sekitar 12 % Tarip menjadi sebesar l.k. Rp. 3.500,-

juga.

Tetapi cara perhitungan tarip pendapatan dengan begitu Tarip dapat menyusun

Anggaran Pendapatan.

Biarpun begitu Anggaran Pendapatan Perusahaan itu berkelanjutan dan

berkesinambungan dari tahun ke tahun Anggaran, berarti juga Standard Tarip juga

berkelanjutan dan berkesinambungan dari tahun ke tahun Anggaran.

Contoh di atas adalah cara mendapatkan Tarip dengan adanya Material dan

Jasa, yang merupakan sebagian dari Tarip.

Page 122: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

110

Tarip dengan adanya Material tetapi tanpa adanya Jasa, misalnya pensuplaian

Material kepada Pemilik/Pemesan Kapal.

Tarip dengan adanya material tetapi tanpa adanya jasa, misalnya penduplaian aliran

tenaga listrik kepada kapal dan lain-lain.

Tarip tanpa adanya material dan tanpa adanya jasa, misalnya pembuatan gambar,

perhitungan kekuatan, stabilitas dan lain-lain.

Kesemuanya tarip seperti yang tertera kepada standart tarip, masih ada tarip yang untuk

memudahkan perhitungan kalkulasi biaya untuk pekerjaan bangunan baru kapal atau

reparasi kapal.

Untuk Reparasi Kapal terdapat tarip:

1. Jenis reparasi :Rp/BRT

2. Jenis reparasi besar Rp/BRT

3. Jenis Rehabilitasi Rp/BRT

Memang untuk pekerjaan Reparasi Kapal pihak Perusahaan Dok dan

Galangan Kapal cenderung penilaiannya terhadap besar/kecilnya b iaya,

dibanding terhadap Annual dan Special Survey serta Rehabilitasi seperti apa

yang tercantum pada Anggaran Produksi dan Anggaran pendapatan.

Untuk Bangunan baru Kapal untuk mempercepat Kalkulasi Biayanya dapat pula

dipakai tarip :

1. R

1. Rp./DWT. untuk kapal – kapal barang, tangki, semi container dan lain-lain.

2. Rp./DWT untuk kapal-kapal penyeerangan, peumpang, tongkang dan lain-lain

3. Rp./DWT. untuk kapal-kapal tunda, kapal supply dan lain-lain.

4. Rp. / Tlc. Untuk pembuatan dok apung dari konstruksi pelat.

Page 123: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

111

BAB VI

PERENCANAAN KEUNTUNGAN, PENJUALAN DAN BIAYA

6.1 TITIK IMPAS HUBUNGANNYA TERHADAP ANALISA BIAYA,

VOLUME DAN KEUNTUNGAN.

Analisa Titik impas (TI) atau Break Even Point (BEP) dan hubungannya antara

Volume Penjualan, biaya dan Tingkat Keuntungan yanq akan dicapai pada suatu

Tingkat Penjualan.

Hal ini tidak terlepas dengan pengertian Biaya Differensial, Perhitungan Harga

Pokok berdasarkan Biaya Variabel, Analisa Laba atau Keuntungan Kotor dan akan

membantu Management dalam merencanakan dan mengendalikan serta mengambil

keputusan bagi kelangsungan hidup Perusahaan.

Berarti Analisa Titik Impas ini dapat membantu Pinpinan Perusahaan dalam

mengambil keputusan tentang:

Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar Perusahaan tidak

mengalami kerugian. Jumlah Penjualan yang harus dicapai untuk menperoleh

keuntungan. Beberapa jauh berkurangnya penjualan agar Perusahaan tidak akan

menderita kerugian. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan Harga Jual

atau Tarip, besarnya Komponen Biaya Dasar serta besarnya Penjualan terhadap laba

yang akan diperoleh.

6.1.1 ANALISA TITIK IMPAS.

Analisa Titik Impas merupakan sarana bagi Pimpinan Perusahaan untuk

mengetahui pada titik berapa Hasil Produksi (Hasil Penjualan) sama dengan Biaya

yang dikeluarkan, sehingga Perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan atau

kerugian Berarti:

Hasil Penjualan = Total biaya.

Untuk Perusahaan yang memproduksi Hasil Produksi massa atau Mass Product,

maka persamaan di atas menjadi:

P(harga per unit) x Q (Jumlah unit) = BT + BV x Q (66)

P xQ-BVxQ=BT

Q(P -BV) = BT

Q = BT

P-BV (67)

Page 124: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

112

Q - Jumlah unit hasil produksi yang dihasilkan agar hasIl penjualan tidak

memperoleh laba tidak menderita kerugian.

P - Harga tiap unit hasil produksi.

BT - Biaya Tetap atau Fixed Cost.

BV - Biaya Varfabel atau Variable Cost.

Biaya Veriabel adalah biaya material, biaya tenaga kerja langsung, biaya

produksi tidak langsung yang variabel, biaya administrasi tidak langsung yang variabel

serta biaya pemasaran yang variabel.

Biaya Tetap adalah biaya tenaga kerja langsung serta biaya tidak langsung dan

biaya pemasaran.

Untuk Perusahaan yang memproduksi barang pesanan, antara lain juga

Perusahaan Dok dan Galangan Kepal, maka persamaan (66) terjadi:

TP = BT + BV (68)

Dimana:

TP = Hasil Penjualan.

Sedangkan BV biasanya dinyatakan dalam prosentase yang tetap terhadap Hasil

Penjualan.

Sehingga:

TP = BT + BV/TP x TP

TP –BV/TP x TP = BT

TP (1-BV/TP) = BT

TP= BT /(1-BV/TP) (69)

telah dijelaskan bahwa TI (Titik Impas) adalah suatu titik dimana Perusahaan dalam

operasi Usahanya, harga penjualan tidak memperoleh laba atau tidak menderita Rugi.

TI untuk tiap unit produksi adalah :

TI (unit) = BT

Harga penjualan unit – BV (unit) (70)

Atau

TI (unit) = BT

1 - BV

Harga penjualan(unit)

Page 125: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

113

TI untuk seluruh kegiatan produksi perusahaan adalah:

TI (total) = BT (71)

1 - BV

TP (bersih)

Tingkat penjualan yang harus dicapai dengan keuntungan yang diharapkan adalah :

Untuk unit produksi

BT + laba (72)

1 - BV (unit)

Harga penjualan(unit)

Untuk total prosuksi.

TI (total) = BT + laba (73)

1 - BV

TP (bersih)

Disamping itu terdapat tolak ukur lain yaitu kontruksi marjin

(construction margin) yang disingkat KM, yang merupakan pengurangan

pendapatan (TP) terhadap biaya variable (BV) yang dapat ditulis sebagai

berikut :

KM = TP(bersih)- BV (74)

Kontribusi margin tetap unit adalah :

KM = Harga penjualan (unit) - BV

(unit) (75)

Untuk kontribusi margin ratio (KMR) atau contribution margin ratio untuk tiap unit

adalah:

KMR(unit) = 1 - BT

Page 126: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

114

Harga penjualan (unit) (76)

Untuk total produksi :

KMR(total) = 1 - BV (77)

TP(bersih)

Disamping itu terdapat juga tolak ukur lain, yaitu margin keamanan (MK)

atau safety margin dengan rumus sebagai berikut :

MK = Budget Penjualan –TI Penjualan x 100% (78)

Budget Penjualan

Disampin TI dengan pendekatan Matematik, juga terdapat TI denqan pendekatan

Grafik.

TI denqan menaggunakan Grafik ini sumbu vertikalnya merupakan jumlah

perdapatan dan biaya dan sumbi horizontalnya menunjukkan jumlah DWT yang

terselesaikan untuk Reparasi Kapal atau jumlah DWT yang terselesaikan untuk

Bangunan baru Kapa1. Grafik titik impas dapat digambarkan seperti pada Gambar 8.

6.1.2. PERENCANAAN KEUNTUNGAN.

Perencanaan keuntungan bagi Perusahaan Dok dan Galangan Kapal dapat dibagi

atas 2 macam, yaitu:

1. Perencanaan Keuntungan Jangka Panjang.

2. Perencanaan Keuntungan Jangka Pendek.

1. Perencanaan Keuntungan Jangka Panjang.

Perencanaan keuntungan Jangka Panjang adalah proser yang berkesinambungan

dalam pengambilan keputusan secara sistimatis dengan cara menpelajari dan

mengamati kemungkinan setiap aspek kegiatan secara terpadu yang akan menjadi

pedoman bagi penyusunan dan penetapan serta evauasi atas anggaran tahunan.

Perencanaan Jangka Panjang ini tidak memuat secara terinci setiap aspek

kegiatan yang akan dilaksanakan dan banyak bersifat kwalitatif, tetapi diharapkan

menjadi pelengkap dalam mengkoordinasi rencana selanjutnya.

Page 127: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

115

Perkembangan pasar dan faktor ekonomi, pengembangan pembangunan, tingkat

inflasi, kebutuhan fisik minuman serta situasi perkembangan industri Perkapalan pada

umumnya melatar belakangi estimasi nilai kwantitatif penjualan untuk massa tiga sampai

lima tahun mendatang, sehingga dapat menjadi bahan dalam usaha usaha

memperhitungkan bagaimana pengaruhnya dalm perkiraan Laba/rugi, biaya Variabel,

Kontribusi Margin, blaya Tetap, Biaya Pemasaran, biaya administrasi Tidak langsung dan

perdapatan atauun gambaran Neraca Tahunan. Dalam Neraca Tahunan ini mewujudkan

kondisi kas, piutang, persediaan, hutang, disanping akibatnya terhadap arus kas yang

dlperkirakan terjadi serta perkiraan masa pengambilan yanq dilnvestasikan atau dikenal

dengan rate of return on capital.

2. Perencanaan Keuntungan Jangka Pendek.

Perencanaan Keuntungan Jangka Perdek sebenarnya penjabaran perencanaan

keuntungan jangka Panjang yanq hanya dapat dicapai dengan memperhatikan sejauh mana

keberhasilan tingkat keuntungan dalam jangka panjang yang sangat dipengaruhi oleh

pertumbuhan dan tingkat keuntungan perusahaan yang stabil.

Dengan demikian perencanaan keuntungan Jangka panjang serta pertumbuhannya

harus dikaitkan dengan perencanaan keutungan jangka pendek Yang disebut budget,

sebaqai alat perencana dan pengerdali dalam mencapai tujuan jangka panjang tersebut.

Perencanaan Jangka Panjang biasanya rencana Tahunan yang dirinci menjadi

bulanan, kwartalan, enam bulanan dan tahunan, tergantung dengan jenis dan kordinasi

perusahaan.

Menfaat adanya Perencanaan Keuntungan Jangka Pendek, antara lain untuk:

1. Menanamkan disiplin terhadap pamecahan setiap masalah yang dihadapi.

2. Mendorong Management selalu secara seksama mengatasi permasalahan bagaimana

penyelesaiannya melalui organisasli atau membiasakan untuk selalu menellti setiap

persoalan sebelum diputuskan.

3. Mendorong motivasi Karyawan untuk selalu berfikir effisien dan efektif.

4. Mengarahkan penggunaan modal yang ada kearah penggunaan yang paling

menguntungkan.

5. Sebagai alat pengukur kemampuan/keberhasilan setiap personil melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya.

Disamping itu perlu juga diketahui batasan-batasan tertentu dengan adanya budget

atau anggaran belanja, antara lain:

Page 128: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

116

l. Ramalan bukan suatu yang pasti, oleh karena itu memungkinkan untuk selalu diadakan

penyesuaian dengan kondisi yang dihadapi.

2. Memerlukan koordinasi, kerjasama dan partisipasi dari seluruh tingkat karyawan untuk

melaksanakan. Hal ini bukan mosalah yang mudah, jika ada anggota pengelola

perusahaan yang kurang mempeirhatikan hal ini.

3. Budget bukan menggantikan peranan ketentuan administrasi yang ada, sehingga

mungkin membatasi kreativitas para anggota pengelola perusahaan dalam

malaksanakan sesuatu, tetapi sebaliknya justru menyediakan informasi bagi para

anggota pegelola untuk bertindak dengan tetapat guna mencapai tujuan organisasi

sebenarnya.

4. Penyusunan budget memerlukan waktu, pemikiran dan merupakan kesepakatan

bersama. Hal ini sering mengakibatkan anggota pengelola Perusahaan frustasi, karena

keinginannya tidak dapat dipenuhi semua, sehingga dapat mengganggu pelaksanaan

budget ltu serendiri.

Prinsi p-Prinsip Panyusunan Budget.

1. Struktur Organisasi dan sistem akuntansi perusahaan sangat berperan dalam

mergkoordinir guna tercapinya effisiensi perencanaan dan pengendalian budget.

Dengan struktur organisasi dan pembagian tugas yang amat membantu penetapan

tanggung jawab orang atau bagian yang harus menyiapakan dan melaksanakan

rencana terebut, walaupun tanggung jawab pada akhirnya pimpinan yang tertinggi.

2. Proses penyiapan budged dilaksanakan bersama – sama antara pimpinan produksi,

program, perencanaan, keuangan , pelaksanaan dan pengendalian yang bertugas

menetapkan kebijaksanaan umum, meminta, menerima serta merivisi budget

masing-masing bagian dalam organisasi perusahaan.

3. langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan budged pada dasarnya

meliputi antara lain:

a. Harus adanya petunjuk teknis yang jelas agar dapat menjadi pedoman bagi seluruh

tingkat management untuk bekerja dengan pandangan , target dan jadwal yang

sama.Semua pengelola perusahaan harus memahami benar batasan-batasan

kewenangan dan keikutsertaan dalam mengambil keputusan.

b. Proses penyusunan budged harus melibatkan setiap tingkat dalam organisasi, agar

tanggung jawab dan partisipasi mereka untuk melaksanakannya dapat terealisir

dengan baik.

Page 129: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

117

c. Setiap individu harus memiliki kebebasan dan wewenang untuk menciptakan dan

bertindak sampai batas kewangan yang ada padanya. Penyiapan budget harus

difokuskan pada permasalahan dan kesempatan untuk ikut berpartisipasi untuk

mengatasinya.

Langkah-langkah dalam penyusunan suatu budget maliputi antara.

1. Memerlukan estimesa Pendapatan berdasarkan bidang pekerjaan apakah reparasi

Kapal, bangunan Baru Kapal ataupun order lain-lain.

2. Melakukan estimasi hasil Produksi untuk tiap bidanq pekerjaan tersebut pada butir 1.

serta merencanakan target hasil Produksi tiap bulanan, triwulanan, enam bulanan

untuk mencapai Rencana produksi yang telah ditetapkan.

3. Menghitng estimasi biaya untuk material serta biaya produksi lainnya dalam unsur

harga pokok Penjualan dan Biaya produksi.

4. Menperinci estimasi Biaya Pemasaran dan Biaya administrasi umum lainnya.

5. Menghitung eatimasi Biaya Pemeliharaan, investasi fasilitas/Peralatan Produksi serta

Biaya Penelitian dan Pengembangannya.

6. Memperhitungkan estimasi penerimaan dan penggaran uang kas.

7. Menyiapkan performa perhitungan Laba/Rugi setiap periode tertentu.

8. Menyiapkan performa Neraca yang menunjukkan posisi keuangan Perusahaan pada

akhir periode budget tersebut direncanakan.

Dengan penyusunan Budget ini apa yang kita Anggarkan dan kita rencanakan dapat

dipantau prosesnya dalam setiap periode tertentu sehingga keberhasilan Rencana Kerja

dan Anggaran Perusahaan dapat tercapai dengan memuaskan .

Page 130: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

118

DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. Bambang S., Drs. G. Kartasapoetra: Kalkulasi Dan Pengendalian Biaya

Produksi, Penerbit Bina Aksara, Jakarta, Cetakan Pertama, Oktober 1988.

2. Helmi Rony: Akuntansi Biaya Pengantar untuk Perencanaan & PengendaIian Biaya

Produksi, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,

1990.

3. SAAS GALKAP", Uniform Information Accounting System for Ship-Yard,

Government of Republic of Indonesia Department of Commnications, Directorate

General for Maritime production and Services, Jakarta, February 1972.

4. Broto Sasongko: Pemakaian Sistim Kelompok Kode pada Reperasi dan Perawatan

Kapa1 serta Sistim Perawatan Terjadwal untuk Armada Niaga Nasional, Makalah

untuk Simposium Teknologi Kelautan pada Fakultas Teknologi Kelautan Institut

Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Surabaya, Uktober 1985.

5. Broto Sasongko: Buku Ajar , Bahan Kuliah Analisa biaya, pada Fakultas Teknik

Perkapalan, Institut Teknologi Adhitama Surabaya, 1990.

6. Broto Sasongko: Bahan Kuliah Analisa Biaya, pada Fakultas Teknik, Jurusan

Perkapalan dan Permesinan Kapal, Universitas Hang Tuah Surabaya, 1991.

7. Broto Sasongko: Bahan kuliah material Handling, pada Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Surabaya, 1990.

Page 131: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

119

MAIN GROUP 1 – SHIP GENERAL Lampiran 1.1

GR

OU

PS

10

SPECIFICATION,

ESTIMATING, MODEL

TESTING DRAWING,

ORDINERING,,INSTR.

MATERIAL, INSTRUCTION

COURSES.

11

INSURANCES,

FEES,

GENERAL

EXPENSES,

REPRESENTA

TION

12

GENERAL

WORK AND

MODELS.

13

PROVISIONAL

RIGGING DURING

CONSTRUCTION

(STAGING, ETC)

14

WORK IN

CONNECTION WITH

WAYS, LAUNCHING

AND DOCKING

SU

B –

GR

OU

P

S

100 110 120 130 140

101

Contract, specifications, general

design studies, general drawings,

model testing.

111

General

insurances.

121

Plece work

setting,

planning, work

preparation and

reporting

131

Prov. Gangways, roofs,

hatches, stairs, ralling and

stage for hull external.

141

Arrangement of keel

blocks and pillars.

102

Drawing, ordering. Etc. w.r.t.

hull, hull half model

112

Fees for

classification,

maritime

autorities and

other

institutions.

122

Fire guard,

supervision

and watch

keeping

132

Prov. Roofs, hatches,

stairs, railling, and stage

for deck house and

superstructure exsternal.

141

Launching arrangement

with cradle, support,

water filling, etc.,

launching platforms.

103

Drawing, ordering etc. w.r.t

equipment for cargo.

113

Interest on

building

advances,

discount rate

losses, financing

etc.

123

Clearing and

cleaning

133

Prov. hatches,ladders,

railling and stage in

cargo/tanks.

143

Crew, pilots, tugs,

clearing in connection

with launching..

104

Drawing, ordering etc. w.r.t ship

equipment

114

Cancellation

expenses.

124

Snow clearing

and de-icing

134

Prov. hatches,ladders,

railling and stage in

engine room and

accomodation.

144

Dry docking, slip

docking.

105

Drawing, ordering etc. w.r.t

equipment for crew and

passengers

115

Penalties

125

Transportation

(excluding hull

materials and

sections)

135

Prov.electric power,

lighting and machinery

145

Shifting and towing not

in connecting with

launching.

106

Drawing, ordering etc. w.r.t

equipment machinery main

components and machinery ship

system

116

Broker’s

commisions

126

Asistece with

owner’s supply

136

Prov. steam water, heating

and ventilation plants.

146

Gas freeing, tank

cleaning.

107

Estimating, drawing and

quotations w.r.t alteration work,

etc.

117

General

representation

and travelling,

conferences.

127

Arrangement

models, full

scale models,

excibition

models,

photographs/

albums.

137

Prov.gas, axygen and

compressed air plants.

147

108

Purchase/ renting of drawing,

general patents and licence feels,

general consultants fees.

118

Representation

at launching and

delivery

128

138

Tarpaulin rental

148

109

Instruction material, intruction

cources.

119 129 139

149

Page 132: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

120

MAIN GROUP 1 – SHIP GENERAL Lampiran 1.2

GR

OU

P

15

INSPECTION,

MEASUREMENTS, TESTS

AND TRIALS

16

GUARANTEE

AND

MENDING

WORK

17

18

19

GENERAL

CONSUMPTION

AND ARTICLES

S

U

B

G

R

O

U

P

S

150 160

170 180 190

151

Mechinery testing.

161

Mending work

after trials.

171 181

191

Electrodes.

152

Capacity, inclination,

vibrations measurements, etc

162

Quarantee

work including

travelling.

172

182

192

Gas, oxygen, coal

and oil

153

Fuel and lube oil for tests and

trial trips.

163

173

183

193

Tools and jigs

154

Trials (trials trips)

164

174

184

194

Bending and

mending materials,

cleaning articles.

155

Special tests/trials

165 175

185

195

Equipment for

owner’s

representatives

156

166

176

186

196

Miscellaneous

consumption articles.

157

167

177

187

197

158

168

178 188

198

159

169 179 189

199

Page 133: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

121

MAIN GROUP 2 – HULL Lampiran 2.1

GR

OU

P

20

HULL MATERIALS,

GENERAL HULL WORK

21

AFTERBODY

22

ENGINE

AREA

23

CARGO AREA

24

FOREBODY

S

U

B

G

R

O

U

P

S

200 210 220 230 240

201

Hull materials.

211

Shell panels,

separate shell

plates

221

Shell panels,

separate shell

plates..

231

Shell panels, separate

shell plates..

241

Shell panels, separate

shell plates.

202

Steel transportation, sorting

and storage

212 222

Bottom keel

and bilge

plates with

stiffening.

232

Bottom, keel and bilge

plates with stiffening

stc.

242

203

Sand / gritblasting, shop

priming, straight rolling and

cleaning of materials.

213

223

Inners bottom

with

stiffening etc

engine

foundations.

233

Inner bottom with

steffening etc.

243

Forecastle deck and

bulkheads with

stiffening..

204

Testing of tanks. Bulkhead,

etc

214

Upper deck

with stiffening

224

Upper deck

with

stiffening.

234

Upper deck with

stiffening

244

Upper deck with

stiffening

205

X-ray and ultrasonic testing

of hull parts.

215 225

235

Decks below upper

deck with stiffening..

245

Decks and stringers

below upper deck,

with stiffening.

206

Templates and mould loft

work.

216

Stern sections,

afterpeak

bulkheads.

226

Decks, plat

forms,

bulkhead,

built in, tanks

etc. below

upperdeck,

with

stiffening.

236

Transverse bulkhead

with stiffening.

246

Stem sections,

forebody bulkhead.

207

217

227

237

Longitudinal bulkheads

with stiffening.

247

208

218

Stern frame

sections.

228 238

Bottom side tanks, etc

(special lower

constructions)

248

Bulb.

209

219 229 239

Top side tanks, etc.

(Special upper

constructions)

249

Page 134: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

122

MAIN GROUP 2 – HULL Lampiran 2.2

GR

OU

P

25

DECK HOUSES, SUPER

STRUCTURE

26

HULL

OUTFITTING

27

MATERIAL

PROTECTIO

N,

EXTERNAL

28

MATERIAL

PROTECTION,

INTERNAL

29

MUSCELLANEOUS

HULL WORK (NOT

STANDARD)

S

U

B

G

R

O

U

P

S

250 260

270 280 290

251

Deck houses.

261

Hull and

houses

markings.

271

Bottom, boot

topping,

rudder,

rudder trunk.

281

Accomodation. Deck

houses and strore

rooms..

291

Marking.

252

Mast houses, companion

ways, pump houses, fan

houses, winch houses, etc.

262

Bottom plugs,

sea chests and

bilge wells.

272

Top side

282

Engine, boiler and

pump rooms, steering

gear component, etc.

292

Flame cutting

253

Superstructures.

263

Foundations.

273

Weather

decks..

283

Cargo holds.

293

Cuttng, shearing, etc.

254

264

Fender and

wear bars, ice

fins, bilge

keels, spray

plates, etc.

274

Equipment on

weather

decks,

bulwark

(inboad side)

284

Cargo tanks

294

Bnding, flanging and

rolling.

255

265

Guide, trim

and cover

plates.

275

Superstructur

e, deck

houses, mast

houses, etc.

285

Ballast, sea water and

stabilizing tanks,

cofferams, chain

lockers, etc.

295

Burning, chiselling,

grinding etc. for

backwelds.

256

266

Hawse pipes.

276

Galvanizing,

nickel-

plating. Etc

of

miscellaneous

components

286

Fresh water tanks and

miscellineous tanks..

296

257

267

Gutter bars,

bulwark,

breakwaters,

gas barriers.

277

287

Fuel oil and lube oil

tanks.

297

258

268

Funnels

278

External

cathodic

protection.

288

Internal cathodic

protection.

298

.

259

269 279 289 299

Page 135: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

123

MAIN GROUP 3 – EQUIPMENT FOR CARGO Lampiran 3.1

GR

OU

P

30

HATCHES AND PORTS.

31

EQUIPMENT

FOR CARGO

IN HOLDS

AND ON

DECK.

32

SPECIAL

CARGO

HANDLING

QUIPMENT.

33

DECK CRANES

WITH RIGGING,

ETC. FOR CARGO

34

MAST. POSTS

WITH DERRICK

BOOMS, RIGGING

AND WINCHES,

FOR CARGO.

S

U

B

G

R

O

U

P

S

300 310 320 330 340

301

Cargo hatch covers with

equipment, on weather decks.

311

Loose decks

and platforms

for cargo,

ramps.

321

Cargo lifts.

331

Rotating cranes with

crane pillars, etc.

341

Masts and derrick

posts.

302

Cargo hatch covers with

equipment, on tween decks.

312

Loose tanks

for cargo.

322

Roller ways,

roller

conveyors,

turntables.

332

Rotating, travelling

cranes with rails etc.

342

Derrick booms and

boom rests.

303

Cargo tank hatches

313

Loose

bulkheads for

cargo, grain

feeders etc.

323

Travelling

cranes in

cargo holds.

333

Travelling transverse

cranes with rails etc..

343

Standing rigging

304

Smaller hatches, grain

hatches, manhole covers,

314

Hold battens

and

ceilling/grating

324

Bulldozens,

mechanical

shovels,

trolleys,

trucks etc

334

Other cranes with

equipment, for cargo.

344

Running rigging

305

Bow ports

315

Deck and hold

cargo pillars,

bins, shelves,

cases, etc.

325

Screw

transporters,

conveyor

belts.

335

345

.Hoisting winches.

306

Stern ports

316

Protection

plates, covers,

hatchtents and

tarpaulins.

232

Pneumatic

palnt for

cranes and

mast/booms

for cargo.

336

346

Common plants for

cargo winches.

307

Side ports.

317

Containers,

pallets, etc.

237

Grabbing and

lifting

equipment for

cranes and

mast/booms

for cargo.

337

347

Common plants for

cargo winches.

308

Cargo dpprs in bulkheads.

318

238 338

348

.

309

Common hydraul. Oil system

for hatches, ports, etc.

319 239 339

349

Page 136: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

124

MAIN GROUP 3 – EQUIPMENT FOR CARGO Lampiran 3.2

GR

OU

P

35

LOADING AND

DISCHARGING SYSTEMS

FOR LIQUID CARGO.

36

FREEZING,

REFRIGERA

TING AND

HEATING

SYSTEMS

FOR CARGO.

37

GAS/VENTI

LATION

YSTEM FOR

CARGO

HOLDS/TAN

KS.

38

AUXILIARY

SYSTEMS AND

EQUIPMENT FOR

CARGO.

39

S

U

B

G

R

O

U

P

S

350 360

370 380 390

351

Loading and discharging

pumps.

361

Insulation and

sheating of

cargo holds

and tanks.

371

Ventilation

system for

refrigerated

cargo holds.

381

Sounding, control and

opeerating equipment

for cargo system.

391

.

352

Loading and discharging

systems on deck.

362

Freezing and

refrigerating

systems for

dry cargo.

372

Closed cycle

mechanical

ventilation

system for

cargo holds.

382

Lifting gear for cargo

heses.

392

353

Loading and discharging

systems in pump rooms.

363

Direct cooling

system for

liquid cargo.

373

Open

ventilation

system for

cargo holds.

383

Lifting gear for cargo

hoses.

393

.

354

Loading and discharging

systems in cargo tanks

364

Cascade

cooling system

for liquid

cargo.

374

Ventilation/g

as freeing

system for

tanks. Ind

sails with

equipment.

384

Separate cooling water

system for cargo

equipment.

394

355

Loading and discharging

system system LPG,LNG etc.

in gaseous phase

365

Indirect

cooling/

heating system

for cargo

(cargo oil

heating etc)

375

Blow – off

system from

safety valves

(from

pressure/

vacuum valve

and similar)

385

Insulation drying

system for cargo hold

and tanks.

395

.

356

Saparate stripping system

366

.

376

Inrt gas

systems with

conditioning

plant

386

Equioment for

addition/portioning of

preservatives, smelling

substances, inhibitors,

spirits, etc.

396

357

367

377

Fuel gas

system with

conditioning

plant.

387

Special structures for

loading/discharging

over stren/stem.

397

358 368 378 368 398

359

369 379 389

399

Page 137: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

125

MAIN GROUP 4 – SHIP EQUIPMENT Lampiran 4.1

GR

OU

P

40

MANOEVERING

MACHINERY AND

EQUIPMENT

41

NAVIGATION

AND

SEARCHING

EQUIPMENT

42

COMMUNIC

ATION

EQUIPMENT

43

ANCHORNING

MOORING AND

TOWING

EQUIPMENT

44

REPAIR.

MAINTENANCE AND

CLEANING EQUIPM.

OUTF. IN STORES AND

WORKSHOPS, NAME

PLATES. SPEC FOUND.

SU

B –

GR

OU

P

S

400 410

420

430 440

401

Rudder with welded part.

411

Radar plants.

421

Radio plant

431

Anchors with chains

and equiment.

441

Machine tools cutting and

welding equipment.

402

Rudder carriers, rudder stocks,

rudder bearings, etc

412

Decca, Loran,

Omega etc.,

radio Direc.

finder.

422

Lifboat radio

transmitters

with

equipment,

emergency

radio direction

finder

transmittrs etc.

432

Windlasses with chains

and equipment.

442

Tools and equipment for

engineers, electrician,

boatswain an carpenter.

403

Stearing gear, emergency

steering plants, steering

columns, telemotor system,

rudder indicat. Etc.

413

Gyro plants,

autopilots and

compasses.

423

Data

transmission

plants (telex)

general

purpose EDP

plants.

433

Combined windlass and

mooring winchss with

chain stoppers rollers

etc.

443

Painting aquipment and

scaffolding paint

rafts/boats (gigs)

404

Side thruster.

414

Undewater

searching

equipment:

asdic echo

sounder, speed

loos etc.

424

VHF dan UHF

telephone etc..

434

Capstans, warping nd

mooring winches.

444

Cleaning equipment.

Garbage chutes, etc.

405

Stabilizer..

415

Clinometer,

indicator trim,

indicator

muatan.

425

Calling syst.,

command

telephone,

thelephone

plants, cew call

system, walkie

talkies, etc.

435

Fixed mooring

eqipment.

445

Garbage disposal plants.

406

Brakes.

416

Navigation TV.

426

Speaking

tubes, tube post

plant, stc.

436

Loose mooring

equipment.

446

Outfitting in store rooms

and workshops

407

Buble plant.

417

Clock, master

clock system,

facsiile

recorders and

misc. nautical

equipment.

427

Light and

signal

equipment

(lanterns,

whistles, etc)

437

Towing equipment.

447

Clamps and foundations

for spare parts.

408

418

Radar, signal,

observation and

antenna masts.

428

438

Common hyraulic oil

system for anchoring

and mooring equipm.

448

Name plates (markings)

on machinery, equipment,

pipes, cables etc.

409

419 429 439

Common hyraulic oil

system for

anchoring/mooring

equipm. And cargo

winches

449

Page 138: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

126

MAIN GROUP 4 – SHIP EQUIPMENT Lampiran 4.2

GR

OU

P

45

LIFTING AND

TRANSPORT EQUIPM.

FOR MACHINERY

COMPONENTS.

46

HUNTING

FISHING

AND

PROCESSING

EQUIPMENT.

47

ARMAMENT,

WEAPONS AND

WEAPONS

COUNTERMEASUR

ES

48

SPECIAL

EQUIPMENT

49

S

U

B

G

R

O

U

P

S

450 460

470 480 490

451

Engine room lift.

461

Hunting

equipment for

whale, seal etc.

471

Hand weapons, light

and heavy guns.

481

Drilling equipment.

491

452

Travelling crane and lifting

equipment in engine room,

etc

462

Longlines with

equipment,

nets,

handfishing

equipment.

472

Rocket plants.

482

Dredging

equipment.

492

453

Lifting gear for machinery

components, external.

463

Purse nets and

seine

equipment,

power blocks.

473

Terpedo plants.

483

Diving and

oceanographic

equipment, etc.

493

.

454

464

Trawling

equipment

474

Anti-submarine

weapons.

484

Laboratory

equipment.

494

.

455

465

Sistim pompa

penghisap

ikan.

475

Minelaying equipment

485

Aircraft

helicopters.

495

.

456

466

Fish pumping

plants and

equipment.

476

Minisweeping

equipment.

486

Auxiliary Vessels..

496

457

467

Meal and oil

plants.

477

De-gaussing plant.

487

497

458

468

Factory/proces

sing plant with

equipment.

478

Terpedo

countermeasures,

smoke generating

equipment, etc.

488

398

.

459

469 479 489

499

Page 139: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

127

MAIN GROUP 5 – EQUIPMENT FOR CREW AND PASSENGERS Lampiran 5.1

GR

OU

P

50

LIFESAVING,

PROTECTION

AND MEDICAL

EQUIPMENT

51

INSULATION

PANELS, PARTITION

BULK HEADS,

DOORS SIDE SIDE

SCUTTLES,

WINDOWS AND

SKYLIGHT.

52

INTERNAL DECK

COVERING,

LADDERS, STEPS,

RAILINGS, ETC.

53

EXTERNAL DECK

COVERING, STEP

AND LADDERS,

ETC., FORE AND

AFT GANGWAY

AND DECK

EQUIPM.

49

FURNITURE

INVENTORY

AND

ENTERTAINME

NT

EQUIPMENT.

S

U

B

G

R

O

U

P

S

500 510

520 530 540

501

Lifeboat with

equipment

511

Insulation, partition,

bulkheads, penelling,

walpaper.

521

Deck base covering

internal.

531

Deck covering,

exsternal.

541

Furniture for

crew, standard

furniture.

502

Liferaft with

equipment

512

Doors with coamings

etc., in accomodation.

522

Deck top covering,

internal (linoleum,

tiles, parquet, etc)

532

Wood deccks,

exsternal.

542

Office equipment

and special

furniture in wheel

house, chartroom

radio room, etc.

503

Lifesaving, safety

and emergency

equipment.

513

Remairing internal

doors with coaming etc.

523

Gratings and wood

decks, internal.

533

Handrails, railling

and rail gates.

543

Bedclothes and

matresses.

504

Medical and dental

equipment,

medicine and first

aid equipment,

protection

equipment.

514

Exsternal doors with

coamings etc.

524

Floor plate, loose,

platforms, stemps,

ladders, railling and

handrailsn etc in

accomodation.

534

Ladders, steps,

platforms, gratings

with equipment,

external.

544

Curtains with

equipment, carpet,

etc.

505

Loose fire fighting

apparatuses and

equipment, fire

men’s equipment

and clothing.

515

Side scuttles and

window with

equipemnt.

525

Floor plate, loose,

platforms, stemps,

ladders, railling and

handrailsn etc in

engine rooms, pump

rooms etc.

535

Fore and aft

gangway with

equipment.

545

Decoration,

figureheads..

506

516

Skylights with

equipment.

526

Ladders, plaforms,

raillings, etc. in

ballast tanks, fuel

tanks, etc.

536

Awnings with

equipment..

546

Hobby, sport and

entertainment

equipment etc.

507

517

527

Ladders, plaforms,

raillings, etc. in

cargo tanks, etc

537

Deck tables and

chairs etc. simming

pools.

547

Inventory, smaller

items.

508

518

528

Ladders, plaforms,

raillings, etc. in

cargo holds, etc

538

548

Furniture for

passengers.

509

519 529 539

549

Page 140: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

128

MAIN GROUP 5 – EQUIPMENT FOR CREW AND PASSENGERS Lampiran 5.2

GR

OU

P

55

GALLEY AND PANTRY

EQUIPMENT, ARR FOR

PROVISIONS, IRONING

AND DRYING

EQUIPMENT. LAUNDRY.

56

LIFTING AND

TRANSP.

EQUIPMENT FOR

CREW PASSENGERS

AND PROVISIONS

SHORE GANGW.

EQUIPM. AND HEL

PLATFORM.

57

VENTILATIO

N AIR

CONDITIONI

NG AND

HEATING

SYSTEM

58

SANITARY

SYSTEM WITH

DISCHARGES,

DRAINAGE

SYST. FOR AC

COMMODATION

59

(RESERVED

FOR

PASSENGER

SHIP)

S

U

B

G

R

O

U

P

S

550 560

570 580 590

551

Galley machinery.

561

Personel lifts escalators.

571

Ventilator/air

conditioning

systems for

accomodation,

etc

581

Sanitary supply

systems.

591

552

Equipment/outfitting in

galley and pantry, equipment

for preparing and serving

562

Food and linen lifts

572

Ventilator/air

conditioning

systems for

provition room

etc

582

Sanitary

discharging

systems, drainage

systems for

accomodation.

592

.

553

Cafetaria plant with

equipment

563

Provision cranes and

derricks, etc.

573

Ventilator/air

conditioning

systems for

control rooms,

etc

583

Bathtubs bidets,

shower, cabinets.

W.c’s washbasins,

etc..

593

554

Freezing and refrigerating

system for provisions.

564

Shore gangway with

davits, etc landing

booms.

574

Ventilator/air

conditioning

systems for

boiler/engine

rooms etc

584

Drinking water

system nd coolers.

594

555

Insulation, lining and

battening in provision rooms,

insulated doors and ports.

565

Miscellaneous

conveyeyance

equipment.

575

Ventilator/air

conditioning

systems for

pump rooms,

etc

585

595

556

Partition bulkheads, bins.

Shelves, racks, gratings and

inventory in provision rooms.

566

Helicopter plat form

with equipment.

576

Ventilator/air

conditioning

systems for

steering gear

compartment,

etc

586

596

557

Insuling drying system for

provition rooms.

567

577

Central

heating system

with radiators

587

597

558

Ironing and drying

equipment, laundry.

568

578

588

598

559

569 579 589

599

Page 141: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

129

MAIN GROUP 6 – MACHINERY MAIN COMPENENTS Lampiran 6.1

GR

OU

P

60

DIESEL ENGINES FOR

PROPULSION

61

STEAM

MACHINERY FOR

PROPULSION

62

ATHER TYPES

OF PROPULTION

MACHINERY

63

TRANSMISSIO

NS AND FOILS

64

BOILERS, STEAM

AND GAS

GENERATORS.

S

U

B

G

R

O

U

P

S

600 610

620 630 640

601

Diesel engines

611

Steam turbines with

condensers

621

Gas turbines with

air preheaters. etc

631

Fixed propeller

plants with

nozzles

641

Main boiler

602

612

622

632

642

.

603

613

623

633

.

643

604

614

624

634

Controllable

pitch propeller

plants with

nozzle

644

Auxiliary boilers.

605

615

625

Electricac

generator – motor

plants, etc

635

Special propeller

plants (excluding

side thrusters)

with nozzles.

645

606

616

626

636

Spare prpellers

646

Exhaust gas boilers

607

617

627

Fan plants, water

jet pump plants

with nozzle

637

Main reduction

gears with thrust

bearings,

couplings.

647

Steam converters

618

Steam engines with

condensers

628

Special propulsion

machinery

638

648

Central heating

boilers.

609

619 629 639

Foils sails with

masts and

rigging

649

Gas generator.

Page 142: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

130

MAIN GROUP 6 – MACHINERY MAIN COMPENENTS Lampiran 6.2

GR

OU

P

65

MOTOR AGGREGATES

FOR MAIN ELECTRIC

POWER PRODUCTION

66

OTHER AGGREGATES

AND GENERATORS

FOR MAIN AND

EMERGENCY ELECT

POWER PRODUCTION

67

NUCLEAR

REACTOR

PLANTS.

68

69

S

U

B

G

R

O

U

P

S

650 660

670 680 690

651

Motor aggreagates

661

Steam turbo aggregates

671

681

691

652

662

672

682

692

.

653

663

Gas turbo aggregates

673

683

.

693

654

664

674

684

694

655

665

Harbour ang emergency

aggregates with aquipment.

675

.

685

695

656

666

676

686

696

657

667

Shaft generators.

677

687

697

658 668 678

688

698

659

669

Generator with hydroulic

drive.

679 689

699

Page 143: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

131

MAIN GROUP 7 – SYSTEM FOR MACHINERY MAIN COMPENENTS Lampiran 7.1

GR

OU

P

70

FUEL OIL SYSTEMS.

71

LUBE OIL

SYSTEMS

72

COOLING

SYSTEMS.

73

COMPR. AIR

SYSTEMS

(STARTING,

GENERAL PURPOSE

AND INSTRUMENT

AIR SYSTEMS)

74

EXHAUSEST

SYSTEMS AND

AIR INTAKES

S

U

B

G

R

O

U

P

S

700 710

720 730 740

70l

Fuel oil transfer and drain

systems.

711

Lube oil

transfer nd

drain system.

721

Sea water

cooling

systems.

731

Starting air system

(high pressure)

741

Fresh air intakes (not

ventilation)

702

Fuel oil purification plants

712

Lube oil

purification

plants.

722

Frsh water

and ather

cooling

systems.

732

General purpose air

system in engine room,

etc (low pressure)

742

703

Fuel oil supply systems.

713

Lube oil

systems for

motr/turbo

aggregates,

etc..

723

733

General purpose air

system in deck, etc (low

pressure)

743

Exhaust gas systems

for propulsion

machinery

704

Healting coins in fuel oil

tanks.

714

Lube oil

system for gas

generators, etc.

common lube

oil system for

other

machinery.

724

734

Instrument air supply

system.

744

Exhaust gas systems

for motor agregates,

etc

705

715

Sistim m.

lumas u.

generator gas

dan mesin

lainnya.

725

735

745

Exhaust gas systems

for boilers , etc.

706

716

726

736 746

707

717

727 737

747

708 718

,

728

738

748

709

719 729 739

749

Page 144: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

132

MAIN GROUP 7 – SYSTEM FOR MACHINERY MAIN COMPENENTS Lampiran 7.2

GR

OU

P

75

STEAM, CONDENSATE

AND FEED WATER

SYSTEMS.

76

DISTILLED

AND MAKE –

UP WATER

SYSTEMS.

77

78

79

OUTOMATION

SYSTEMS FOR

MACHINERY

S

U

B

G

R

O

U

P

S

750 760

770 780 790

751

Primary full pressure steam

system.

761

Distilled and

make –

upwater

systems.

771

781

791

Manouvre consoles,

main consoles.

752

Primery reduced pressure

steam system in engine room

762

772

782

792

Common outomation

equipment (engine

room alarm, etc.)

753

Primary reduced pressure

syst. Outside engroom (steam

, exhaust, drain, deaeretion

syst. Etc)

763

773

783

.

793

Automation

equipment for

propulsion machinery

and transmissions,

engine telegraph.

754

Primary drain, blow off,

exhaust steam and deaeration

systems in engine room.

764

774

784

794

Automation

equipment for bollers

etc.

755

Primary condensate system.

765

775

785

795

Automation

equipment for

motor/turbo

aggregates, etc

756

Primary feed water system

766

776

786

796

Automation

equipment for

nuclear reactor plant.

757

Secondary steam, drain, etc.

systems in engine room.

767

777

787

797

Automation

equipment for other

machinery

components.

758

Secondary steam, drain, etc.

system outside engine room

768

778

788

798

Cable/leads and

piping for utomation

systems for

machinery.

759

Secondary condensate and

feed water systems.

769 779 789

679

Page 145: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

133

MAIN GROUP 8 – SHIP SYSTEMS Lampiran 8.1

GR

OU

P

80

BALLAST AND BILGE

SYSTEMS, GUTTER PIPES

OUTSIDE AC

COMMODATION.

81

FIRE AND LIFE

BOAT ALRM

SYSTEMS FIRE

FIGHTING

SYSTEMS. WASH

DOWN SYSTEMS

82

AIR AND

SOUNDING

SYSTEMS FROM

TANKS TO

DECK.

83

SPECIAL

COMMON

HYDRAULIC

OIL SYSTEMS.

84

CENTRAL,

HEAT

TRANSFER

SYSTEMS

WITH

CHEMICAL

LIQUIDS.

S

U

B

G

R

O

U

P

S

800

810

820 830 840

801

Ballast systems, solid ballast

811

Fire detection, fire

and lifeboat alarm

systems.

821

.Air and sounding

systems from tanks

to deck.

831

Special common

hydroulic oil

systems s.

841

802

Heating coils in ballast tanks.

812

822

832

.

842

.

803

Bilga systems

813

Fire/wash down

system, emergency

fire pumps, general

service pumps.

823

833

.

843

804

Gutter pipes outside the

accomodation

814

824

834

844

805

815

Fire fighting systems

with CO2

825

835

845

806

816

Fire fighting systems

with foam

826

836

846

807

817

Fire fighting systems

with steam.

827

837

847

808 818

Fire fighting systems

with powder

828

838

848

809

819 829 839

849

Page 146: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

134

MAIN GROUP 8 – SHIP SYSTEMS Lampiran 8.2

GR

OU

P

85

86

.

87

88

LECTRICAL

COMMON SYSTEMS

89

ELECTRICAL

DISTRIBUTION

SYSTEMS.

S

U

B

G

R

O

U

P

S

850 860

870 880 890

851

861

871

881

Main and emergency

switchboards etc.,

motor starters and

overload releys.

891

Electrical power

distribution systems

for machinery in

engine , boiler rooms

etc.

852

862

872

882

Transformer, rectifiers,

converters, balteries,

etc.

892

Electrical lighting

system for engine ,

boiler rooms etc..

853

863

.

873

883

Elctrical systems

(cables etc) for

generators/main

swithboard, etc

893

Electrical lighting

and power

distribution systems

for accommodation

/superstructure.

854

864

874

884

Miscellaneous cable

bridges/trays and steel

work on deck and in

cargo holds, etc.

894

Electrical power

distribution systems

for machinery on

deck and in cargo

holds..

855

865

875

.

885

Miscellaneous cable

bridges/trays and steel

work on deck and in

engine room,

acomodation, etc

895

Electrical lighting

systems for weather

deck, etc.

856

866

876

886

896

Electrical lighting

systems for cargo

holds, etc.

857

867

.

877

887

897

858 868

878

888

898

859

869

879 889

899

Page 147: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

135

Lampiran 9 contoh. Contoh daftar reparasi kapal.

DAFTAR PENGEDOKAN DAN PEBAIKAN K.M CARAKA JAYA III

Nama Kapal : K.M Caraka Jaya III

Pemilik Kapal : P.T. PANN

Type Kapal : Semi kontainer

Ukuran Utama

Loa : 98,00 m

LPP : 92,15 m

B : 16,50 m

H : 7,80 m

Tmax : 5,40 m

Tmin. Haluan : 2,10 m

Tmin. Buritan : 3,75 m

Data kapal

DWT : 3.650,00 ton

Isi kotor : 3.500,00 ton

Klasifkasi : Klasifikasi Indonesia +A100 I P & + SM

Motor Induk : MAN B&W 5 S 26 MC 1 Set. Two stroke, single

action.

MCR : 2.050 HP x 207 RPM

NSR : 1.740 HP x 196 RPM

Diesel Generator : Diesel Engine, 4 stroke, single acting, 3 set

Daya/putaran : 200 KW (power factor 0,8) pada 1.500 RPM

Tegangan fasa dan frequency : 390 V AC , 3 Fasa, 50 Hz.

Jenis Survey : Special Survey I

Sistem Produksi : A

Asisten Pengawas : B

Nomor Order : K – 1099.

No.

Urut

No.

Sub.

Order

Bagian/sub.

bagian

Jenis Pekerjaan

I Pelayaran dan pengedokan

1.1 145-1 DA,DP Diberikan bantuan kapal tunda untuk menarik kapal

dari luar masuk ke kawasan perairan perusahaan dok

.

1.2 139-1 DA,DP Diberikan fasilitas tambatan selama kapal berada

diperairan perusahaan dok sejak kapal tiba sampai

meninggalkan perusahaan dok.

1.3 135-1 TL Diberikan aliran listrik dngan aliran AC 380 volt

sebesar 20 Amp selama kapal diperbaiki/ berada di

atas Dok.

1.4 144-1 DA,DP Kapal dinaikkan dan diturunkan ke atas / dari dok

dengan bantuan kapal tunda.

II Konstruksi Badan Kapal

2.1 271-1 DA,DU,TL,

OC

Badan kapal di bawah garis air dari lunas s/d garis

sarat penuh ±…mᵌ, seluas… mᵌ disekrap bersih

/diwater jet/disand blast dan seluas … mᵌ, dicuci

dengan air tawar.

Page 148: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

136

2.2 271-2 DA,DU,OC Badan kapal di bawah garis air dari lunas s/d garis

sarat penuh seluas ±…mᵌ dicat sebagai berikut:

- Dari lunas s/d garis sarat kosong seluas ±…mᵌ

dicat primer 1 x pada tempat – tempat yang

diketok/ disand blast, ½ x AC dan ½ x AF

- Dari garis sarat kosong s/d penuh seluas±…mᵌ,

dicat 1 x primer, 1 x AC dan 1 x AF.

2.3 272-1 DA,DU ,OC,TL,

Badan kapal di atas garis air dari garis sarat penuh s/d

geladak seluas ±…mᵌ, diketok/disand blast seluas

±…mᵌ, disekrap bersih seluas ±…mᵌ, kemudian dicat

sebagai berikut, 1 x primer di tempat-tempat yang

diketok/disand blast, seluas ±…mᵌ dicat 1 x AC dan 1

x Cat hitam.

2.4 261-1 DA a. Tanda lambung timbul ka/ki dicat putih

261-2 DA b. Tanda sarat air muka/tengah/belakang, Ka/Ki

dicat putih.

2.5 Katub-katup laut

261-1 ML,DU a. Almari lambung sebanyak .. (…) buah dengan

ukuran ….x…. mm dibersikan, diperiksa dan

dicat ½ x AC dan ½ x AF. Kisi- kisi almari

lambung dilepas, dibersihkan, dicat dan dipasang

kembali. (diluar perbaikkan dan penggantian)

262-2 ML,MD b. Katup-katup hisap dan tekan air laut dengan

ukuran sebagai berikut:

ᶲ..” sebanyak …. Buah

ᶲ..” sebanyak …. Buah

ᶲ..” sebanya …. Buah

ᶲ..” sebanya …. Buah

Dilepas, dibersihkan, disekrup, dipelihara berkala,

diperiksa dan dipasang kembali, (tidak dibawa ke

bengkel, diluar peraikan dan pengepresan rumah

katub).

2.6 205-1 PR,XR Ultrasonik

Diukur ketebalan pelat lambung kapal dengan alat uji

ultrasonik sebanyak……. (…..) tempat serta dibuat

gambar laporan serta lokasi penggantian pelat

sebanyak ….(….) lembar.

2.7 231-1 PR,PL,DA,XR a. Pelat lambung yang lekuk diganti baru sebanyak

1,5 (satu setengah ton) diluar penghalang serta

perluasan pekerjaan yang diakibatkannya).

2.8 285-1 PR,DA,DU Pekerjaan Tangki.

Tanki yang kena penggantian pelat di bersihkan,

diperiksakan, dipres, dibersihkan kembali, disemen 2

lapis.

2.9 304-1 PR,DU Tutup deksel yang tangkinya dilaksanakan

perawatan/perbaikan di buka dan di tutup kembali.

(Di luar penggantian baru baut mur yang rusak).

2.10. 278-1 PR-PL Anode seng.

Anode seng yang lama dilepas dan diganti baru

sebanyak 238 buah seberat 8 kg.

Page 149: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

137

III Peralatan untuk muatan.

3.1. 342-1 ML,DA,DT,PR Boom Muat yang bengkok pada palka I dilepas. di

bawa ke bengkel, diperiksakan klasifikasinya,

diperbaiki sesuai petunjuk, dipasang kembali dan

diadakan percobaan sesuai petunjuk.

IV Peralatan kapal.

4.1. 401-1 ML,DA,DT Kemudi.

402-1 XR,OC a. Daun kemudi dan poros kemudi dilepas, di ukur

kelonggaran polos dan pena kemudi dengan

bantalannya serta dibuatkan laporan rangkap 6

(enam), di bawa ke bengkel, diperiksakan

kemudian dipasang kembali setelah perbaikkan.

402-2 ML,MD, MB b. Poros kemudi dinaikkan bangku bubut untuk

pemeriksaan kulurusannya, dibubut tepat pada

bantalannya sesuai petunjuk serta diserempet

permukaan flensnya.

401-2

402-3

ML,MD,MB c. Poros kemudi dan daun kemudi di sambung, di

periksa kelurusannya di atas meja kerja, diperbaiki

permukaan flens kemudi dan atau pena kemudi

sesuai petunjuk . ( Diluar peremereran lubang baut

pas kemudi).

402-4 ML d. Paking poros kemudi di ganti baru

4.2. Jangkar

431-1 DU,DA,DR a. Jangkar beserta rantainya ka/ki di turunkan, di

urai, di ketok, di bersihkan, di ukur 0 mata rantai

beserta segelnya serta di buatkan laporan rangkap

6 (enam), di cat, di tandai segel-segelnya

kemudian dinaikkan kembali. (Diluar perbaikkan

dan penggantian).

285-2 DU,DA b. Bak rantai jangkar ka/ki di bersihkan, di

periksakan dan di cat. (Di luar perbaikkan dan

penggantian baru kayu bantalannya)

V Peralatan untuk ABK dan Penumpang

5.1. 515-1 PR,OC Jendela lambung ka/ki di periksa, di ganti baru

paking karetnya yang tidak berfungsi, kaca yang

pecah di ganti baru.

VI Komponen utama dari Permesinan.

6.1. Baling-baling

631-1 ML,PR,DA,XR a. Kelonggaran polos baling-baling dengan bantalan

luar/ dalam di ukur dan di buatkan laporan

rangkap 6 (enam)

631-2 ML,DA,DT,MD b. Apabila tidak memenuhi syarat polos baling-

baling dengan baling-balingnya di cabut, di bawa

ke bengkel, dibersihkan di periksakan dan di

pasang kembali setelah di perbaiki.

631-3 ML,MD,MB c. Poros baling-baling di naikkan di atas bangku

bubut untuk pemeriksaan kelurusannya, di bubut

tepat pada bantalannya sesuai petunjuk, dipaskan

kedua konis dengan baling-baling dan flen kopling

serta diserempat permukaan flens koplingnya.

Page 150: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

138

631-4 ML, MD, OK,

MB,DT

d. Kedua rumah bantalan poros baling-baling

luar/dalam di lepas, di bawa ke bengkel, di ganti

baru kayu bantalannya, di bubut sesuai kebutuhan

dan di pasang kembali.

631-5 ML,MD e. Baling-baling dibersihkan dan dipoles . (Diluar

perbaikan, pemeriksaan keretakkan dan balansir

statis)

631-6 ML f. Paking poros baling-baling di ganti baru.

VII Sistim Komponen Utama dari Permesinan

7.1. 721-1 OP Pipa pendingin air laut yang keropos di ganti baru

sepanjang = 10 M 0 3” .

VIII Sistim dari kapal.

8.1. 813-1 OP Pipa cuci geladak yang keropos di ganti baru 30 M

3”.

Lampiran 10

Halaman muka

Nama proyek K.M. Caraka Jaya III

Order Sub – order Pemesan/Pemilik Kepala Proyek Pengawas

K - 1099 231.-1 P.T PANN A B

Tgl. Perintah Bengkel Sub. kontraktor Tgl. selesai Kartu laporan

Hasil Kerja 07-05-1991 PR/P1/DA/XR - - -

Perintah Kerja Pokok

2.7 Pelat lambung yang lekuk diganti baru sebanyak 1.5 ton. (diluar penghalang serta

perluasan pekerjaan yang siakibatkannya).

Uraian pelaksanaan kerja (diisi oleh karu/kasi bengkel)

Kepala bengkel

Lampiran 10

Halaman belakang

Material Jam Orang

Nomor bon Tanggal No. Tk (Tenaga Kerja)

Dari jam Sampai jam Jumlah J.O.

Page 151: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

139

PERHITUNGAN KAPASITAS TERPASANG Lampiran 11

NO URAIAN SATUAN DOK APUNG ( DA ) DOK

Tarik

I

Total

Dok

Apung

Total DT &

DT DA.I. DA.II. DA.III. DA.IV.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Kapasitas ( K) BRT

BRT

DWT

2.500

2.100

3.500

4.000

3.360

5.600

6.000

5.040

8.400

8.000

6.720

11.200

300

252

420

20.500

17.220

28.700

20.800

17.478

29.120

2 Faktor

kapasitas (FK)

_ 28 26 22 20 18 24 22

3 Kapasi tas

terpasang (K x

FK)

BRT 58.500 87.360 110.880 134.400 4.536 391.440 395.97

4 Jumlah hari

pemakaian dok

(W)

Hr 332 334 338 340 342 336 337

5 Faktor Kapasitas

Aktual (Fk)

- 28 26 22 20 18 24 22

6 Docking days

rata2(DDR) 6 =

4:5

Hr 12 12 15 17 19 14 14,7

7 Kapasitas yg

ditargetkan (Ke)

BRT 47.000 55.000 65.000 70.000 3.000 237.000 240.000

8 BRT rata 2 setiap

pengedokan

(KBRTr) 8 = 7:5

BRT 1.679 2.115 2.955 3.500 1166,7 9.875 10.526

9 BRT rata2 selesai

tiap hari (BRTr)

9 = 7:4

BRT 142 165 192 201 9 705 712

10 Load factor (F)

10 = 7:3

% 79,9 63,0 58,6 52,1 66,1 60,5 60,5

11 Operation ratio

(DR) 11=10 x w

:365

% 72,7 57,6 54,3 48,5 61,9 55,7 55,3

12 Posen pemakaian

dok 12=4:365

% 91,0 91,5 92,6 93,2 93,7 92,1 92,3

Page 152: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

140

Lampiran 12

Anggaran Pendapatan x 1.000

No Uraian Satuan Anggaran

Tahun

y.a.d

Tahun yang lalu %

4:5

%

4:6 Est. Real Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

3

Reparasi Kapal

1. FDR

1. Annual Survey

2. Special Survey

3. Rehabilitasi

2. Floating Reparair

3. Running Reparair

4. Sailing Reparair

Sub Total

Bangunan Baru

1. Caraka jaya IIIa

2. Caraka jaya IIIb

3. KMP 250 BRT

4. KMP 500 BRT

Sub Total

Order Lain-Lain

1. Pabrik Gula

Total

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

4.125.000

2.925.000

750.000

54.000

20.000

40.000

7.914.000

3.375.900

3.067.500

1.280.000

2.475.000

10.198.400

800.000

18.912.400

3.625.000

2.025.000

1.125.000

37.500

15.000

--

6.627.500

2.762.100

1.534.500

1.920.000

2.025.000

8.241.000

400.000

15.469.100

3.250.000

1.800.000

1.162.000

24.000

12.000

--

6.248.000

2.455.200

1.227.600

2.240.000

2.250.000

8.172.800

300.000

14.720.800

113,80

144,40

66,67

144,00

133,33

--

115,91

122,22

199,99

66,67

122,22

123,74

200,00

122,26

126,90

162,50

64,52

225,00

166,67

--

126,66

137,50

249,88

57,14

110,00

124,78

266,67

128,47

Page 153: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

141

Lampiran 13

Anggaran Produksi

No Uraian Satuan Anggaran

Tahun

y.a.d

Tahun yang lalu %

4:5

%

4:6 Est.

Real

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

3

Reparasi Kapal

1. FDR

1. Annual

Survey

2. Special

Survey

3. Rehabilita

2. Floating

Reparair

3. Running

Reparair

4. Sailing Reparair

Bangunan Baru

1. Caraka jaya IIIa

2. Caraka jaya IIIb

3. KMP 250 GRT

4. KMP 500 BRT

Order Lain-Lain

1. Pabrik Gula

Kpl

BRT

Kpl

BRT

Kpl

BRT

Kpl

BRT

Order

Order

Kpl

Kpl

Kpl

Kpl

Order

95

165.000

65

65.000

10

10.000

18

30.000

36

6

1/100%

1/ 75%

1/100%

1/100%

10

90

145.000

55

45.000

15

15.000

15

25.000

30

--

1/45%

1/25%

1/60%

1/45%

8

84

130.000

50

40.000

16

15.500

12

18.000

24

--

1/40%

1/20%

1/70%

1/50%

6

105,56

113,80

118,18

114,44

66,67

66,67

120,00

120,00

120,00

222,22

300,00

166,67

222,22

125,00

113,10

126,92

130,00

165,50

62,50

64,52

150,00

166,67

150,00

250,00

375,00

142,00

200,00

166,67

Page 154: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

142

Lampiran 14

Anggaran Eksploitasi

X Rp. 1.000,-

Nomer Uraian Anggaran

Tahun

y.a.d

Tahun yang lalu %

3:4

%

3:5 Est. Real Anggaran

1 2 3 4 5 6 7

1 Biaya Material

- Material pokok

- Material Bantu

Sub total

6.000.000

700.000

5.050.000

675.000

5.750.000

650.000

118,81

103,70

117,04

126,32

103,69

124.07 6.700.000 5.725.000 6.400.000

2

Biaya Pegawai

- Gaji

- Kesej. Pegawai

Sub total

2.050.000

800.000

1.790.000

700.000

2.150.000

800.000

114,53

114,29

114,46

95,35

100,00

06,61 2.850.000 2.490.000 2.950.000

3 Biaya tidak langsung

a. Biaya umum

- Biaya umum adm.

- Fas. & pembinaan

- Pajak/perijinan

- Tenaga, pelumas

- Assuransi

- Supervisi

- Lain-lain

Sub Total

150.000

200.000

200.000

800.000

200.000

100.000

150.000

100.000

150.000

150.000

450.000

75.000

75.000

100.000

100.000

175.000

175.000

550.000

100.000

75.000

125.000

150,00

133,33

133,33

177,78

266,67

133,33

150,00

163,64

150,00

114,29

114,29

145,45

200,00

133,33

120,00

138,46 1.800.000 1.100.000 1.300.000

b. B. Pemeliharaan

c. B. Sub kontrak

d. B. Penyusutan

e. B. Penelitian &

Pengembangan

f. Biaya Modal

- B. K. Modal kerja

- B. K. Bridging

Sub Total

g. B. Pemasaran

500.000

1.300.000

800.000

240.000

500.000

750.000

1.250.000

500.000

175.000

1.100.00

650.000

60.000

380.000

650.000

1.030.000

150.000

200.000

1.225.000

700.000

75.000

400.000

700.000

1.100.000

200.000

285,71

118,18

123,08

408,33

131,58

115,38

121,36

333,33

250,00

106,12

114,29

326,67

125,00

107,14

113,64

250,00

Total 15.945.000 12.480.000 13.150.000 127,76 121,25

Page 155: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

143

Lampiran 15

Tempat-Tempat Biaya Anggaran Eksploitasi

X Rp. 1.000

No. URAIAN Anggaran Tempat-Tempat Biaya

Produksi Administrasi

1 2 3 4 5

1. Biaya Material

1. Material pokok

2. Material bantu

Sub Total

6.000.000

700.000

6.700.000

6.000.000

700.000

6.700.000

0

0

0

2.

a. Biaya Pegawai

Upah/Gaji

1. Upah/Gaji

2. Tunjangan

3. Lembur

4. Insentiv

5. THR

Sub Total

1.750.000

40.000

160.000

25.000

75.000

2.050.000

950.000

25.000

100.000

15.000

50.000

1.140.000

800.000

15.000

60.000

10.000

25.000

910.000

b. B. Kesejahteraan

pegawai

1. Astek

2 Assuransi jiwa

3. Pakaian dinas

4. Pangan

5. Pengobatan/perawatan

6. Pesangon

Sub Total

30.000

20.000

50.000

250.000

50.000

400.000

800.000

20.000

12.000

30.000

150.000

30.000

225.000

467.000

10.000

8.000

20.000

100.000

20.000

175.000

333.000

3A. Biaya umum

1. Biaya Umum dan

Adm

a. Stasionary &

Cetak

b. Foto Copy &

Dokumentasi

c. Pos telepon / Telex

d. Jasa Teknik &

Management

e. Angkut/

Pengiraman

Sub Total

30.000

20.000

40.000

55.000

5.000

150.000

10.000

5000

10.000

35.000

2.500

62.500

20.000

15.000

30.000

20.000

2.500

87.500

2. Biaya fas.

Pembinaan

a. Perjalanan Dinas

b. Rumah Dinas

c. Kursus/Kerja

Praktek

d. Perayaan/ Pesta

e. Keamanan

Sub Total

125.000

5.000

45.000

20.000

5.000

200.000

25.000

1.000

15.000

5.000

2.000

48.000

100.000

4.000

30.000

15.000

3.000

152.000

Page 156: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

144

No. URAIAN Anggaran Tempat-Tempat Biaya

Produksi Administrasi

1 2 3 4 5

3. Biaya pajak &

Perijinan

a. Pajak Bumi &

Bangunan

b. Pajak Kendaraan

c. Restribusi

d. Sewa Tanah

e. Tempat Usaha

f. Perijinan &

Pendaf.

g. Iuran2. Asosiasi

Sub Total

35.000

10.000

2.500

125.000

10.000

10.000

7.500

200.000

10.000

0

0

60.000

0

0

0

70.000

25.000

10.000

2.500

65.000

10.000

10.000

7.500

130.000

4. Biaya Assuransi

a. Assuransi

Bangunan

b. Assuransi Mesin

& Dok

c. Assuransi Bang.

Baru

d. Assuransi Rep.

Kapal

e. Assuransi

Persediaan

f. Assuransi Rumah

Dinas

Sub Total

20.000

100.000

40.000

10.000

20.000

10.000

200.000

5.000

100.000

40.000

10.000

0

4.000

159.000

15.000

0

0

0

20.000

6.000

41.000

5. Tenaga &

Perkakas

a. Bahan Bakar

b. Listrik, Air dll.

c. Alat Pembesih

d. Sewa Perkakas

Sub Total

75.000

650.000

50.000

25.000

800.000

40.000

400.000

20.000

20.000

480.000

35.000

250.000

30.000

5.000

320.000

6. Biaya Supervisi

a. Supervisi Teknik

b. Supervisi

Administrasi

Sub Total

35.000

10.000

200.000

10.000

0

70.000

25.000

10.000

130.000

7. Biaya Umum

Lainnya

a. Biaya Tamu

b. Sumbangan Sosial

c. Biaya Bank

d. Sewa Kantor/

Rumah

e. Lain-Lain

Sub Total

30.000

10.000

75.000

25.000

10.000

150.000

0

0

0

0

0

0

30.000

10.000

75.000

25.000

10.000

150.000

Page 157: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

145

1 2 3 4 5

B.

Biaya Pemeliharaan

1. Halaman, Tanah

dll.

2. Bangunan,

Bengkel

3. Dok, Dermaga,

Jetty

4. Mesin, Perkakas

5. Pengangkutan

6. Inventaris

Sub Total

30.000

100.000

250.000

75.000

25.000

20.000

500.000

10.000

30.000

250.000

75.000

5.000

0

370.000

20.000

70.000

0

0

20.000

20.000

130.000

C. Biaya Sub Kontraktor

D. Biaya Penyusutan

1. Penyusutan

2. Amortisasi

Sub Total

750.000

50.000

800.000

450.000

0

450.000

300.000

50.000

350.000

E. B. Penelitian &

Pengemb.

245.000 45.000 200.000

F. Biaya Modal

1. Kredit Modal

Kerja

2. Bunga Kredit

Bridging

Sub Total

500.000

750.000

1.250.000

0

0

0

500.000

750.000

1.250.000

G. Biaya Pemasaran 500.000 0 500.000

Total 15.945.000 11.331.000 4.613.000

Page 158: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

146

Lampiran 16

Anggaran Laba/Rugi x Rp. 1.000,-

No URAIAN Anggaran

tahun y.a d

Tahun yang lalu %

3:4

%

3:5 Est. Real Anggaran

1 2 3 4 5 6 7

1. Pendapatan

1. Reparasi

Kapal

2. Bang. Baru

Kapal

3. Order Lain-

lain

Sub Total

7.914.000

10.198.400

800.000

18.912.400

6.927.500

7.941.600

400.000

15.269.100

6.248.500

7.822.800

300.000

14.371.300

114,24

128,42

200,00

123,86

126,65

130,37

266,67

131,60

2. Hg. Pokok Penjualan

1. Mat. Langsung

2. T.K. Langsung

3. Sub

Kontraktor

4. B. Prod. Tdk

Lng

Sub Total

6.700.000

1.250.000

1.300.000

2.170.000

11.420.000

5.725.000

980.000

1.100.000

1.925.000

9.720.000

5.400.000

985.000

1.225.000

1.950.000

9.550.000

117,03

127,55

118,18

111,28

114,20

124,07

126,90

106,12

111,28

119,58

3. Gross Margin 7.492.400 5.539.100 4.821.300 135,26 155,40

4. Biaya Usaha

1. B. Adm.

Umum

2. B. Pemasaran

\

Sub Total

2.725.000

500.000

3.275.000

2.570.000

150.000

2.720.000

2.300.000

200.000

2.500.000

106,03

117,03

120,40

118,48

250.00

131,00

5. Laba/Rugi Usaha 4.217.400 2.819.000 2.321.100 149,60 181,68

6. Biaya Modal

1. B.K. Modal

Kerja

2. B.K. Bridging

Sub Total

500.000

750.000

1.250.000

380.000

650.000

1.030.000

400.000

700.000

1.100.000

131,58

115,38

125,00

125,00

107,14

113,64

7. Laba/Rugi Operasi 2.967.400 1.789.100 1.221.300 165,86 244,63

8. Lain-Lain

1. Pendapatan

2. Biaya

Sub Total

375.000

100.000

275.000

500.000

125.000

375.000

1.250.000

100.000

1.150.000

75,00

80,00

73,33

30,00

100,00

23,91

9. Laba/Rugi Sebelum

Pajak

3.242.400 2.334.100 2.371.300 138,91 136,75

10. Pajak 0 0 0 0,00 0,00

11. Laba/Rugi Setelah

Pajak

3.242.400 2.334.100 2.371.300 138,91 136,75

Page 159: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

147

Lampiran 17

Analisa Biaya dan Laba/Rugi x Rp. 1.000,-

No. URAIAN Anggaran

Tahun y.a.d

Tahun yang lalu

Est. Real Anggaran

1 2 3 4 5

1.

a.

b.

c.

d.

Pendapatan

Reparasi Kapal

Bangunan Baru Kapal

Order Lain-Lain

Total Pendapatan (P)

7.914.000

10.198.400

800.000

18.912.400

6.927.000

7.941.600

400.000

15.269.100

6.248.500

7.822.800

300.000

14.371.300

2.

a.

b.

c.

Biaya Material Langsung

Biaya Material Pokok

(MP)

Biaya Material Bantu

(MB)

Biaya Material Langsung

(ML)

6.000.000

700.000

6.700.000

5.050.000

675.000

5.725.000

4.750.000

650.000

5.400.000

3.

a.

b.

c.

Biaya Pegawai

Upah Tenaga Kerja

Langsung (TKL)

Biaya T.K. Tidak

Langsung ( TKTL)

Biaya Pegawai (TK)

1.250.000

1.600.000

2.850.000

980.000

1.510.000

2.490.000

985.000

1.965.000

2.950.000

4. Biaya Sub Kontraktor 1.300.000 1.100.000 1.300.000

5. Biaya Umum 1.800.000 1.100.000 1.300.000

6.

a.

b.

c.

d.

e.

Biaya Umum Lainnya

Biaya Pemeliharaan

Biaya Penyusutan

Biaya Penelitian dan

Pengembangan

Biaya Modal (BM)

Biaya Pemasaran (BP)

500.000

800.000

245.000

1.250.000

500.000

175.000

650.000

60.000

1.030.000

150.000

200.000

700.000

75.000

1.100.000

200.000

7. B. Produksi Tidak

Langsung (BPTL)

2.170.000 1.925.000 1.950.000

8. B. Adm. Tidak Langsung

(BATL)

4.525.000 2.750.000 3.600.000

9. Total Biaya Produksi

(BPr)

15.945.000 2.480.000 13.150.000

10. Biaya Langsung 9.250.000 7.805.000 7.600.000

11. Biaya Tidak Langsung

(BTL)

6.695.000 4.675.000 5.550.000

12. Harga Pokok Penjualan 11.420.000 9.730.000 9.550.000

13. Biaya Usaha (Bus) 3.275.000 1.720.000 2.500.000

14. Biaya Administrasi

Umum (BAU)

2.725.000 1.570.000 2.300.000

15. Laba/Rugi Kotor (LK) 7.492.400 5.539.100 4.821.000

16. Laba/Rugi Usaha ( LU) 4.217.400 3.819.100 2.321.300

17. Laba/Rugi Operasi (LO) 2.967.400 2.789.100 1.221.300

Page 160: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

148

Gambar : Perbandingan komponen jenis biaya dengan pendapatan

MP

MB

ML

UTKLs

SK

UTKL

BAU

BP

BM

L/Ro

L/Ru

BUs

BPTL

BL +

L/RU

BATL

BTL

BL HPP

L/RK

BPr

P

ATL-4.750.000=33,05%

RTL-5.050.000=33,09%

A-6.000.000=31,73% ATL-5.400.000=37,57% RTL-5.725.000=37,50%

A-6.700.000=35,43%

ATL-985.000=6,85% RTL-980.000=6,42%

A-1.250.000=6,61%

ATL-

650.000=4,52% RTL-675.000=4,43%

A-

700.000=3,70%

ATL-2.210.000 = 15,31%

RTL-2.080.000=13,62%

A-2.550.000=13,48%

ATL-1.225..000=8,46%

RTL-1.100.000=7,20%

A-1.300.000=6,87%

ATL-2.300..000=16,00%

RTL-1.540.000=10,28%

A-2..725..000=14,41%

ATL-1.000.000=1,40%

RTL-1.030.000=6,75%

A-1.250.000=6,61%

ATL-

200.000=1,40% RTL-

150.000=0,98%

A-500.000=2,91%

ATL-1.221.000=8,50%

RTL-2.789.000=18,27%

A-2.967.000=15,69%

ATL-2.321.300=16,15%

RTL-3.219.100=25,02%

A-4.217.400=22,30%

ATL-2.500.000=17,40%

RTL-1.720.000=11,26%

A-3.275.000=17,32% ATL-3.600.000=25,05% RTL-2.750.000=18,01%

A-4.525.000=23,93%

ATL-1.950.000=13,57% RTL-1.925.000=12,60%

A-2.170.000=11,47%

ATL-7.600.000=52,88%

RTL-7.805.000=51,12%

A-9.250.000=48,91%

ATL-9.550.000=66,45%

RTL-9.730.000=63,72%

A-11.420.000=60,38%

ATL-5.550.000=38,62%

RTL-4.675.000=30,61%

A-6.695.000=35,40%

ATL-8.821.300=38,62%

RTL-10.594.100=69,39%

A-12.217.400=35,40%

ATL-4.812.300=33,55% RTL-5.675.000=30,61%

A-6.695.000=35,40%

ATL-13.150.000=91,50%

RTL-12.480.000=81,73%

A-15.945.100=84,31%

ATL-14.371.300=100%

RTL-15.269.100=100%

A-18.912.400=100%

Keterangan:

ATL : Anggaran tahun lalu

RTL : Estimasi Realisasi Tahun lalu

A : Anggaran tahun berjalan

Page 161: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

149

Tabel . Perbandingan komponen jenis biaya dengan pendapatan pada awal material = 0

SK

ML

BAU

BP

BM

L/Ro

L/Ru

UTKLs

UTKL

BL +

L/Ro

BUs

BATL

BPTL

BTL

BL

BPP

L/Rk

BPr

PM=0 P

ML

ML=0

A-500.000=2,91%

A-1.250.000=6,61%

A-1.300.000=6,87%

A-2.725.000=14,41%

A-1.250.000=6,61%

A-2.967.400=15,69%

A-2.550.000=13,48%

A-4.217.400=22,30%

A-3.275.000=17,32%

A-2.550.000=13,48%

A-2.170.000=11,47%

A-4.525.000=23,93%

A-5.517.400=29,17%

A-7.492.400=39,62%

A-4.720.000=24,95%

A-9.245.000=48,88%

A-6.700.000=35,43%

A-18.912.400=100%

A-12.212.400=64,57%

A-6.695.000=35,40%

Page 162: ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah

150