Download - ISBN : 978-979-3153-73-5 - Hang Tuah
hal : ii
ANALISA BIAYA INDUSTRI
PERKAPALAN
ISBN : 978-979-3153-73-5
BROTO SASONGKO
INTAN BAROROH
HANG TUAH UNIVERSITY PRESS
2011
hal : iii
ANALISA BIAYA INDUSTRI
PERKAPALAN
Oleh : H. Broto Sasongko, M.Sc
Intan Baroroh, ST.MT
Hak Cipta 2011, pada penulis
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun,
tanpa ijin tertulis dari penulis
Penerbit
Hang Tuah University Press
Jl. Arief Rahman Hakim 150
S u r a b a y a 60111
Telp (031) 5945864
(031) 5945894
Fax (031) 5946261
ISBN: 978-979-3153-73-5
hal : iv
DAFTAR ISI
hal
J U D U L …………………………………………………………………. i
HALAMAN ISBN .................................................................................. ...... ii
DAFTAR ISI ............................................................................... ....... iii
DAFTAR LAMPIRAN……………………….........……………………….... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ........ vii
SILABUS ............................................................................ ....... viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Biaya………………………………………………….... 1
I.2. Komponen-komponen Biaya Dasar pada proses produksi……………. 2
I.2.1. Biaya Material Langsung …....………………………………. 3
I.2.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung..................................…………………. 3
I.2.3. Biaya Tidak Langsung atau Over Head Cost .................................. 5
I.3. Rugi/Laba & Resiko Perusahaan............................................................... 7
BAB II SISTEM DAN PROSEDUR PEMBUATAN BAHAN UNTUK KALKULASI
BIAYA REPARASI KAPAL DAN BANGUNAN BARU KAPAL
II.1. Struktur organisasi perusahaan Dok dan galangan kapal………………. 9
II.2. Prosedur pembuatan kalkulasi Biaya dan Faktur ………………………. 10
II.2.1. Pembuatan kalkulasi Biaya dan Faktur Reparasi Kapal ……. 11
II.2.2. Pembuatan kalkulasi Biaya dan Faktur Bangunan Baru kapal…….. 14
II.3. Daftar Reparasi dan Spesifikasi Teknik..........................…….…………. 16
II.3.1. Daftar Reparasi Kapal …………………………………………… 17
II.3.2. Spesifikasi Teknis Bangunan Baru Kapal………….......................... 24
hal : v
BAB III SISTEM ADMINISTRASI LAPORAN PEMAKAIAN MATERIAL
LANGSUNG TENAGA KERJA LANGSUNG SERTA BIAYA TIDAK
LANGSUNG
III.1. Sistem Prosedur dan Perintah kerja Proses produksi.............................. 29
III.1.1. Sistem dan Prosedur Perintah kerja pokok …....………………. 29
III.1.2. Sistem dan Prosedur Perintah kerja Tambahan …....………. 29
III.1.3. Sistem dan Prosedur Pengebonan Material …....………………. 32
III.2. Sistem kelompok Kode .....................…………………………… 32
III.2.1. Kelompok kode berdasarkan Obyek …....……….........………. 32
III.2.2. Kelompok kode berdasarkan Subyek …....….........……………. 33
III.3. Sistem Administrasi dan Akutansi seragam perusahaan Dok dan Galangan
Kapal Nasional..........................................................………………. 33
III.3.1. Administrasi Induk …....………...........................………. 34
III.3.2. Tempat Biaya................................................................................ 47
III.3.3. Jenis Biaya …....….........…………..............................…. 52
BAB IV REALISASI PEMAKAIAN KOMPONEN – KOMPONEN DASAR
PADA PROSES PRODUKSI
IV.1. Pengelolaan dan Pengendalian Produksi........................................67
IV.2. Pengelolaan Pengendalian Dan Pemakaian Material ……………….. 69
IV.2.1. Batasan Pengendalian Material…………………………….………. 69
IV.2.2. Pentingnya Pengelolaan dan pengendalian Material ……………….. 71
IV.2.3. Pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian Material……………… 71
IV.3. Pengelolaan dan pengendalian pemakaian Tenaga Kerja Langsung… 76
IV.3.1. Pengendalian biaya Tenaga Kerja Langsung …………….………. 76
IV.3.2. Penetapan Tolok Ukur atau standard Tenaga Kerja ……………….. 77
IV.4. Pengelolaan dan pengendalian Biaya Tidak Langsung…………......... 77
hal : vi
IV. 5. Realisasi Pemakaian Tenaga Kerja Langsung dan Material Langsung pada
Proses Produksi................................................................................ 82
IV.5.1. Pengisian kartu Laporan Hasil Kerja ( KLHK )….……………..... 82
IV.5.2. Pemakaian Matrial dan Tenaga Kerja Langsung pada Pros Produksi 83
IV.6. Standard kerja atau Tolok ukur pekerjaan Konstruksi..................... 87
IV.6.1. Standard kerja atau Tolok ukur pekerjaan konstruksi………….…. 87
IV.6.2. Standard kerja pemakai Material bantu pekerjaan konstruksi …….. 88
BAB V. RENCANA KERJA ANGGARAN PERUSAHAAN
V.1. Perhitungan kapasitas terpasang tiap tahun Dok untuk pekerjaan
Reparasi kapal.................................................…….…..………… 90
V.2. Anggaran Produksi...........................................................…….… 90
V.3. Anggaran pendapatan..........................................................…….… 95
V.4. Anggaran Eksploitasi..........................................................…….… 95
V.5. Tempat – Tempat biaya Anggaran eksploitasi...........................…….… 96
V.6. Anggaran Laba/Rugi..........................................................…….… 96
V.7. Analisa Biaya perusahaan..........................................................…….… 97
V.8. Perbandingan Tiap jenis Biaya dengan pendapatan....................…….… 105
V.9. Tarip.........................................................................................107
BAB VI. PERENCANAAN KEUNTUNGAN, PENJUALAN DAN BIAYA. 95
VI.1. Titik impas & hubungannya terhadap analisa biaya, volume
dan keuntungan...............................................................…….…......... 111
VI.1.1. Analisa titik impas...........................................................…….… 111
VI.1.2. Perencanaan keuntungan........................................................…….… 114
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ .......... .118
hal : vii
DAFTAR LAMPIRAN
TABEL/LAMPIRAN JUDUL HALAMAN
1.1 Kelompok Utama 1 – kapal secara umum 116
1.2 Kelompok utama 1 – kapal secara umum 117
2.1 Kelompok utama 2- konstruksi badan kapal 118
2.2 Kelompok Utama 2 – Konstruksi badan kapal 119
3.1 Kelompok Utama 3 – Peralatan untuk muatan 120
3.2 Kelompok Utama 3 – Peralatan untuk muatan 121
4.1 kelompok Utama 4 – Peralatan kapal 122
4.2 Kelompok Utama 4 – Peralatan kapal 123
5.1 Kelompok Utama 5 – Peralatan untuk ABK dan penumpang 124
5.2 Kelompok Utama 5 – Peralatan untuk ABK dan penumpang 125
6.1 Kelompok Utama 6 – Komponen utama dari permesinan 126
6.2 Kelompok Utama 6- Komponen Utam dari permesinan 127
7.1 Kelompok Utma 7 – Sistem komponen utama dari permesinan 128
7.2 Kelompok Utama 7 – Sistem komponen utama dari permesinan 129
8.1 Kelompok Utama 8 – Sistem dari kapal 130
8.2 Kelompok Utama 8 – Sistem dari kapal 131
9 Contoh daftar reparasi 132
10 Perintah kerja Nama Proyek K.M Caraka Jaya III 135
11 Nama Proyek K.M.Caraka Jaya III 136
12 Kapasitas Terpasang 137
13 Anggaran Produksi 138
14 Anggaran Pendapan 139
15 Anggaran Eksploitasi 140
16 Tempat – tempat biaya anggaran eksploitasi 143
17 Anggran laba/rugi 144
hal : viii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR JUDUL HALAMAN
1 Uraian komponen – komponen biaya dasar pada proses produksi 3
2 Uraian komponen biaya material 3
3 Uraian komponen biaya tenaga kerja langsung 5
4 Uraian komponen biaya tidak langsung pada proses produksi 6
5 Uraian komponen biaya tidak langsung 7
6 Perbandingan komponen jenis biaya dengan pendapatan 148
Perbandingan komponen jenis biaya dengan pendapatan pada
awalnya material = 0 149
8 Grafik titik impas 150
hal : ix
S I LA B U S
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM :
Para teknisi pada industri perkapalan serta para alumni dan mahasiswa bidang teknik
Perkapalan konstruksi reparasi kapal dan bangunan kapal mampu mampu memahami
komponen-komponen biaya dasar proses produksi. system administrasi dan
akuntansi seragam perusahaan dok dan galangan kapal, perhitungan kapasitas setiap
peralatan produksi untuk reparasi kapal serta bangunan baru kapal beserta
perencanaan keuntungan, penjualan dan biaya.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :
1. Mampu memahami Komponen – komponen dasar biaya pada proses produksi
di perusahaan Dok dan Galangan kapal.
2. Mampu merencanakan pembiayaan, menghitung realisasi pembiayaan,
mengevaluasi realisasi pembiayaan pada pekerjaan reparasi kapal dan
bangunan baru kapal.
3. Mampu memahami pembagian kelompok kode biaya berdasarkan obyek
pekerjaan yang dipakai oleh perusahaan dok dan galangan kapal.
4. Mampu merencanakan kebutuhan material, pengadaan material dan dapat
menghitung kebutuhan pemakaian material pada pekerjaan reparasi kapal dan
bangunan baru kapal.
5. Mampu menyusun analisa titik impas, perencanaan keuntungan, dan prinsip –
prinsip penyusunan budget.
hal : x
MATERI :
Prinsip - prinsip ekonomi teknik, beberapa metode penilaian, program linear dan
metode litasan kritis untuk pengamatan situasi ekonomi, perkiraan biaya produksi,
pengendalian biaya produksi, penentuan harga jual, penawaran untuk kontrak,
aplikasi program komputer untuk perkiraan dan pengendalian biaya produksi.
hal : xi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah swt atas Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku Ajar “ Analisa Biaya” yang merupakan
persyaratan untuk mengikuti ISBN (Internsional Standart Book Number) .Sehingga
mampu dijadikan acuan dalam penyusunan dan pengembangan analisa biaya bidang
industry perkapalan dan bangunan lepas pantai tersebut.
Telah banyak buku yang membahas kalkulasi biaya dan pengendalia produksi serta
akuntasi biaya untuk perencanaan dan pengendalian biaya produksi, tetapi yang membahas
analisa biaya bidanga industry perkapalan dan bangunan lepas pantai belum ada. Industri
perkapalan yang menangani reparasi kapal dan bangunan lepas pantai merupakan industry
jasa produksi yang mempunyai ciri tersendiri, yang banyak sekali terkait dengan industry
penunjangnya. Oleh karena itu kami berusaha menghimpun bahan mata kuliah “ Analisa
Biaya ” yang kami berikan pada fakultas teknik perkapalan Universitas Hang Tuah
Surabaya dalam buku “ Analisa Biaya Industri Perkapalan”.
Usaha ini kami tujukan untuk membantu para mahasiswa jurusan Teknik
Perkapalan, Teknik Permesinan dan kelautan dalam bidang pengetahuan analisa biaya
produksi serta membantu kelancaran penulisan skripsinya yang berkenaan dengan analisa
biaya. Disamping itu buku ini dapat digunakan dan dipakai sebagai pedoman para teknisi
dan para pengusaha yang begerak di bidang industri perkapalan dan di bidang industri
lepas pantai untuk kelancaran tugas dan tanggung jawabnya.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, para teknisi dan
pengusaha industri perkapalan serta bangunan lepas pantai. Mengingat pesatnya laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Perkapalan, mohon kiranya para
hal : xii
mahasiswa dan pembaca lainnya untuk memberikan sumbangan pemikiran demi
kesempurnaan buku ajar ini.
Surabaya 10 Januari 2011
Penulis.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. PENGERTIAN BIAYA
Sebelum membahas tentang analisa biaya, maka perlu membahas terlebih dahulu
tentang biaya. terdapat beberapa pengertian tentang biaya antara lain:
Biaya menurut The committee on Cost Concepts – American Accounting Association
adalah merupakan suatu kejadian atau proses produksi yang diukur berdasarkan nilai
uang yang timbul dan mungkin akan timbul untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau
hasil produksi.
R.G Lipsey Cs. Berpendapat bahwa biaya bagi perusahaan yang memproduksi suatu hasil
produksi merupakan harga dari factor-faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan outputnya atau hasil produksinya.
Prof.Dr.R Slot dalam bukunya “Pengantar Ilmu Perusahaan “ juga
mengemukakan batasan yang hampir sama, biaya merupakan nilai uang peralatan
produksi yang digunakan dan dikorbankan oleh perusahaan untuk proses produksinya.
Dari ketiga batasan tersebut di atas didapat pemakaian nama yang sama, yaitu harga atau
nilai uang. Hal ini akan lebih jelas bila kita memperhatikan contoh di bawah ini.
Suatau output atau kapasitas produksi dari suatu perusahaan dok dan galangan kapal
untuk menghasilkan panel atau konstruksi bidang dari blok blok badan kapal baik
reparasi maupun bangunan baru adalah sebesaar 10 ton tiap hari. Perusahaan dok dan
galangan kapal dengan kapasitas produksi tersebut memerlukan ;
1. Sejumlah jam kerja dari berbagai ketrampilan tenaga kerja misalnya tukang pelat,
tukang las, tenaga transportasi
2. Sejumlah material pokok antara lain pelat dan profil baja.
3. Sejumlah material bantu antara lain electrode, zat asam, acetylene cair.
4. Sejumlah jam berbagi mesin, antara lain mesin potong, mesin las, alat angkat.
5. Sejumlah tenaga kerja, udara bertekanan.
6. Sejumlah tenaga pengawas, pengelola dan para ahli teknik.
Keperluan – keperluan tersebut bila dihitung dengan nilai uang atau harga ditambah
dengan biaya-biaya lain untuk mendapatkan hasil produksi tiap hari 10 ton panel,
merupakan biaya keseluruhan bagi perusahaan dok dan galangan kapal tersebut untuk
menghasilkan 10 ton panel konstruksi bangunan baru tiap hari.
2
Sadono Sukirno dalam “pengantar Teori Ekonomi Mikro” mengemukakan
batasannya secara lebih jelas bahwa ongkos produksi dapat didefinisikan sebagi semua
pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi
dan material yang akan digunakan untuk menciptakan hasil produksinya, atau dengan
batasan yang lebih jelas. Biaya produksi didefinisikan sebagai semua pengeluaran
perusahaan dok dan galangan kapal untuk material pokok, material bantu, tenaga kerja
langsung serta biaya lainnya untuk mendapatkan hasil produksi berupa raparasi kapal
dan atau berguna bangunan baru kapal.
Dari batasan di atas, istilah biaya dianggap sama dengan istilah ongkos dan dapat
diartikan sebagai biaya yang telah selesai terpakai ( expired cost). Istilah ongkos
merupakan usaha yang harus dilaksanakan untuk setiap transaksi hasil produksi. Ongkos
dapat diukur menurut perbandingan pengeluaran material dan jasa serta biaya-biaya yang
lainnya, yang diperhitungkan terhadap penghasilan untuk menentukan pendapatan
(matz,Usry, 1983, Akuntansi) Akutansi biaya, perencanaan dan Pengawasan, terjemahan,
penerbit Erlangga, Jakarta).
1.2. KOMPONEN – KOMPONEN BIAYA DASAR PADA PROSES
PRODUKSI
Pada proses produksi di perusahaan dok dan galangan kapal pada umumnya
terdapat 3 (tiga) buah komponen biaya dasar yaitu :
1. Biaya materil langsung (ML)
2. Biaya tenaga kerja langsung (TKL)
3. Biaya tidak langsung (BTL) atau overhead cost
Dari kedua komponen Biaya Dasar yang pertama, yaitu material langsung (ML) dan
Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL) jumlahnya merupakan biaya langsung (BTL)
merupakan biaya Produksi (BP) . Apabila biaya produksi (BP) ini ditambah rugi/laba
operasional merupakan penjualan hasil produksi.
Oleh karena itu uraian komponen – komponen biaya dasar pada proses produksi
adalah sebagai berikut :
3
Gambar 1. Uraian kompoen – komponen biaya dasar pada proses produksi
1.2.1. Biaya Material Langsung
Biaya material langsung (ML) atau Direct Material Cost adalah biaya
material/bahan yang secara langsung digunakan dalam proses produksi untuk
mewujudkan suatu hasil produksi yang siapa diserahterimakan kepada pemilik kapal dan
atau pemesan kapal.
Untuk proses produksi di perusahaan dok dan galangan kapal sebenarnya material
langsung (ML) dapat dibagi lagi menjadi :
1. Material pokok (ML) merupakan bahan baku yang diperlukan untuk
mewujudkan hasil produksi, antara lain: pelat/profil baja, bahan poros, kayu, cat
untuk pelindung karat dan cat warna, motor induk/bantu, permesinan, katup-
katup, pipa, peralatan navigasi, alat keselamatan jiwa di laut.
2. Material bantu (MB) merupakan material yang diperlukan untuk memproses
material pokok untuk mewujudkan suatu hasil produksi, antara lain : electrode
las, gas oksigen, acetylene cair, karbid, LPG cair, cat/kapur untuk panera.
Uraian komponen biaya material dapat dilihat pada gambar 2
Gambar 2. Uraian komponen biaya material
Dalam praktek terdapat sisa material langsung (ML) yang kadang-kadang masih
dapat digunakan sebagai material/bahan langsung suatu hasil produksi lain di lingkungan
perusahaan dok dan galangan kapal tersebut, misalnya: sisa pelat baja dari pekerjaan
konstruksi badan kapal akan menjadi material langsung untuk pembuatan flens pipa atau
kelem pipa dari system persiapan kapal.
BTL
ML
TKL
BL
BP
R/Lo
P
MP
MB
ML
4
Kadang-kadang sisa material langsung yang tidak dapat digunakan sebagai material
langsung bengkel lain di lingkungan perusahaan tersebut, misalnya sisa pelat baja yang
kecil-kecil masih dapat dipakai sebagai material langsung suatu pandai besi industry
kecil. Dalam praktek hasil penjualan sisa material seperti ini masih dapat dianggap
sebagai pendapatan lain-lain, setelah penghapusan sisa material tersebut.
1.2.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung (TKL) atau direct labor cost adalah biaya untuk para
tenaga kerja langsung yang ditempaatkan dan didayagunakan dalam menangani
kegiatan-kegiatan proses produksi yang secara integral digunakan untuk menangani
semua peralatan/fasilitas produksi sehingga proses produksi dapat terwujud.
Pada perusahaan dok dan galangan kapal yang menganut pengelolaan secara
modern, untuk mendapatkan suatu hasil produksi tidak melaksanakan seluruh proses
produksi dengan tenaga kerja sendiri. Sekarang keterkaitan dengan industry lain nyata
sekali dalam menyelesaikan suatu proses produksi di lingkungan perusahaan dok dan
galangan kapal. Industry-industri tersebut biasanya dinamakan industri penunjang
industry perkapalan dan bangunan lepas pantai.
Hasil industry penunjang industry perkapalan dan bangunan lepas pantai dapat
dibagi menjadi :
1. Material.
2. Barang jadi atau setengah jadi
3. Jasa dan atau tenaga kerja.
Khusus perusahaan industri jasa atau pemasok tenaga kerja disebut sub kontraktor yang
mendukung tenaga kerja bagai perusahaan dok dan galangan kapal. Sub kontrktor ini
dapat dibagi menjadi :
1. Jasa dan atau tenaga kerja yang dapat dikerjakan oleh tenaga kerja langsung
perusahaan dok dan galangan kapal tersebut, antara lain pekerjaan plat/las,
pekerjaan pipa.
2. Jasa dan atau tenaga kerja yang tidak dapat dikerjakan oleh tenaga kerja langsung
perusahaan dok dan galangan kapal tersebut, antara lain pekerjaan ketel,
pekerjaan radio.
Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada jenis biaya 3.2.3 kelompok 4.
Sub kontraktor yang mempunyai keahlian dengan jenis pekerjaan yang sama
dengan jenis pekerjaan para tenaga kerja langsung perusahaan dok dan galangan kapal
5
tersebut, maka biayanya dimasukkan pada biaya tenaga kerja langsung (TKL).
Sedangkan sub kontrktor yang mempunyai keahlian dengan jenis pekerjaan yagn tidak
dimiliki oleh para tenaga kerja langsung perusahaan dok dan galangan kapal tersebut,
maka biayanya dimasukkan pada biaya tidak langsung (BTL).
Oleh karena itu biaya tenaga kerja langsung (TKL) pada perusahaan dok dan galangan
kapal dapat dibagi menjadi :
1. Biaya tenaga kerja langsung sendiri (TKLS).
2. Biaya sub kontraktor (S.K)
Uraian biaya tenaga kerja langsung ini dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Uraian komponen biaya tenaga kerja langsung .
1.2.3. Biaya Tidak Langsung atau Overhead
Biaya tidak langsung (BTL) atau overhead cost merupakan biaya – biaya material tidak
langsung dan tenaga kerja tidak langsung serta biaya – biaya lainnya yang tidak timbul
dan yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan penyelesaian proses produksi.
Biaya material tdak langsung (Indirect material cost) adalah biaya material- material
yang dipakai untuk menunjang keberhasilan proses produksi , tetapi tidak menjadi
bagaian yang integral dari produksi yang dihasilkan.
Biaya material tidak langsung ini antara lain : biaya bahan bakar untuk motor las
diesel, biaya tenaga listrik untuk penggerak perlatan/ fasilitas produksi dan penerangan,
biaya perlatan / keamanan dan kesehatan kerja, biaya material untuk kelancaran kerja
misalnya kapur, cat alat penera, dll.
Biaya tenaga kerja tidak langsung (Indirect labour cost) adalah biaya tenaga
kerja yang tidak langsung didaya gunakan untuk kegiatan proses produksi, tetapi
diperlukan untuk menunjang keberhasilan dan kelancaran proses produksi; antara lain:
biaya tenaga pemasaran, biaya tenaga administrasi/personalia, biaya tenag
kalkulasi/faktur, biaya tenga pengadaan/ penyimpanan material, biaya tenaga
perancangan/persiapan/pengawasan produksi dll.
TKLs
SK
TKL
6
Biaya – biaya lain yang termasuk pada biaya tidak langsung yang timbul dan akan
timbul dalam penyelesaian proses produksi, tetapi yang tidak termasuk pada biaya
material tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung, antara lain ; biaya
pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya penelitian dan pengembangan, biaya asuransi,
sewa-sewa, biaya pemasaran, biaya modal kerja atau bunga bank.
Untuk lebih jelasnya digambarkan uraian komponen biaya tidak langsung yang
mendukung proses produksi seperti yang terlihat pada gambar 4.
Gambar 4. Uraian komponen biaya tidak langsung pada proses produksi.
Dilihat dari ketiga jenis biaya di atas, maka biaya tidak langsung (BLT) tersebut
dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Biaya produksi tidak langsung (BPTL)
2. Biaya administrasi tidak langsung (BATL).
Pembagian ini akan lebih memudahkan uraian lebih lanjut dalam penjelasan analisa
Biaya. Biaya produksi tidak langsung (BPTL) adalah biaya material tidak langsung,
biaya tenaga kerja tidak langsung serta biaya-biaya lainnya, yang berkaitan erat dengan
keberhasilan proses produksi, atau dengan kata lain biaya produksi tidak langsung adalah
biaya – biaya yang timbul sampai terwujudnya hasil produksi diluar biaya material
langsung (ML) dan biaya tenaga kerja langsung (TKL).
Yang termasuk biaya produksi tidak langsung (BPTL) adalah biaya pemeliharaan
bengkel/peralatan/fasilitas produksi, biaya asuransi bengkel atau peraltan/fasilitas
produksi dan pekerjaan bangunan baru/reparasi kapal, biaya material / tenaga kerja tidak
Material
Material Langsung
Material Tidak Langsung
Sewa, asuransi pemeliharaan, penyusutan, pemasaran, dll
Biaya tidak Langsung
Tenaga kerjal Tidak Langsung
Tenaga Kerja
Tenaga Kerja langsung
7
langsung yang diperlukan untuk kelancaran dan keberhasilan proses produksi, biaya
penyusutan bengkel/peralatan/fasilitas produksi, biaya tenaga listrik/udara
bertekanan/bahan bakar/air tawar yang digunakan pada proses produksi, dll.
Biaya administrasi tidak langsung (BATL) adalah; Biaya pemeliharaan
/asuransi/penyusutan dari gedung/peraltan kantor/administrasi, biaya tenaga kerja tidak
langsung/ material kantor / administrasi/ gudang /perencanaan dll, pajak, biaya modal
kerja, biaya pemasaran, dll. Diuraiakan komponen-komponen biaya tidak langsung
(BTL) dapat dilihat per gambar 4.
Untuk lebih jelasnya tentang biaya tidak langsung (BTL) ini atau overhead akan
kita bahas lebih lanjut.
Dari gambar I terlihat jelas bahwa biaya tidak langsung (BTL) adalah biaya
produksi(BP) diluar biaya material langsung (ML) dan biaya tenaga kerja langsung
(TKL).
Gambar 5 Uraian komponen biaya tidak langsung.
1.3. RUGI/LABA DAN RESIKO PERUSAHAAN
Perhitungan seluruh biaya untu suatu proses produksi sampai pada tahap hasil
produksi tersebut dapat diserah terimakan kapada pemilik kapal atau pemesan kapal yang
merupakan biaya Produksi (BP) adalah penting sekali. Dengan dapat dihitung biaya
produksi secara cermat, teliti dan benar maka kita dapat menetapkan harga penjualan (P)
serta mengetahui berapa besaarnya rugi/laba yang akan diderita atau diraih dari hasil
produksi yang telah diselesaikan oleh perusahaan dok dan galangan kapal tersebut.
Kendala-kendala yang biasanya dihadapi oleh perusahaan dok dan galangan
kapal untuk menghitung biaya produksi (BP) dengan cermat, teliti dan benar dapat
ditanggulangi dengan baik, bila cukup pengetahuan tentang biaya – biaya timbul dan
akan timbul untuk menyelesaikan proses produksi serta pengawasan pengeluaran biaya-
biaya tersebut.
Perencanaan biaya langsung (BL) yang terdiri biaya material langsung (BL) dan
biaya tenaga kerja langsung (TKL) merupakan tahap yang penting sekali. Setelah
BPTL
BATL
BTL
8
perencanaan maka pengawasan terhadap pelaksanaan proses produksi dalam pemakaian
kedua biaya tersebut merupakan tahap yang penting pula, sehingga dalam pelaksanaan
proses produksi perlu diperhatikan effisiensi pemakaian material langsung, dan
perlatan/fasilitas produksi serta produksitivitas tenaga kerja langsung dan
peralatan/fasilitas produksi.
Begitu pula perhitungan biaya tidak langsung (BTL) haruslah cermat, teliti dan
benar, agar biaya produksi (BP) yang didapat juga cermat, teliti dan benar. Pada
perhitungan biaya tidak langsung ini terdapat biaya tersembunyi (imputed cost). Karena
adanya biaya tersembunyi ini perhitungan biaya tidak langsung (BTL) harus jelas dan
diketahui oleh pengelola perusahaan, sehingga pengeluaran biaya – biaya yang tarmasuk
dalam biaya tidak langsung ini dapat dikendalikan dengan baik (cost control)
Dengan demikian apabila perhitungan biaya langsung telah dilaksanakan dengan
cermat, teliti dan benar serta diikuti dengan pengendalian yang ketat terhadap
pengeluaran biaya – biaya yang termasuk komponen biaya tidak langsung, maka kita
dapat menekan biaya produksi dan menyerahterimakan hasil produksi dengan mutu yang
baik, murah dan cepat kepada pemilik kapal atau pemesan kapal.
Laba pada perusahaan dok dan galangan kapal untuk pekerjaan reparasi kapal dan
bangunan baru kapal terdapat perbedaan nilai prosentasinya. Disamping laba ini terdapat
beberapa tahap rugi/laba, yang kesemuanya akan dijelaskan pada bab selanjutanya.
Dari penjelasan-penjelasan pengertian biaya-biaya tersebut di atas, perlu dibahas
dahulu struktur organisasi perusahaan dok dan galangan kapal serta prosedur kerja yang
ada kaitannya dengan biaya, sebelum kita membahas lebih rinci tentang analisa biaya.
Dalam hal ini akan ditekankan penjelasan mengenai system dan prosedur kerja serta
system quality control dan quality assurance perusahaan dok dan galangan kapal pada
umumnya.
9
BAB II
SISTEM DAN PROSEDUR PEMBUATAN BAHAN UNTUK KALKULASI
BIAYA REPARASI KAPAL DAN BANGUNAN BARU KAPAL.
2.1. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN DOK DAN GALANGAN
KAPAL.
Struktur organisasi perusahaan dok dan galangan kapal biasaya berupa struktur
organisasi lini atau struktur organisasi lini dan staf, yang terdiri atas direktur utama dan
beberapa orang direktur sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya, yang tergantung
dengan besar kecilnya rentangan organisasi perusahaan tersebut.
Bagi perusahaan dok dan galangan kapal yang berskala besar mungkin terdapat
direktur utama, direktur keuangan, direktur produksi, direktur rekayasa dan direktur
pemasaran, sedangkan bagi yang berskala sedang atau nkecil dapat disederhanakan
dengan menggabungkan tugas dan wewenangnya, misalnya antar direktur produksi dan
diektur rekayasa menjadi direktur teknik produksi atau direktur keuangan dan direktur
pemasaran menjadei direktur administrasi/keuangan saja. Tetapi dalam semua bentuk
struktur organisasi perusahaan dok dan galangan kapal harus terlihat adanya bagaian
yang tugas, wewenang dan tanggung jawabnya dalam bidang:
- Kalkulasi biaya
- Faktur
- Analisa biaya
Untuk dapat mendukung ketiga bidang pekerjaan tersebut di atas diperlukan bagian
yang tugas, wewenang dan tanggungjawabnya dalam bidang engineering, perencanaan
dan persiapan produksi, pelaksanaan produksi dan pengawasan produksi.
Kadang-kadang untuk melaksanakan serta memonitor kelancaran jalannya pekerjaan
reparasi kapal maupun bangunan baru kapal ditunjuk seorang staf sebagai kepala proyek
pekerjaan yang dimaksud.
Disamping itu terdapat bagaian-bagian yang mendukung kedua kelompok bagian
yang disebutkan lebih dahulu, yang tugas , wewenang dan tanggung jawabnya dalam
bidang keuangan dan akuntansi, pengadaan dan penyimpanan material, personalia,
keamanan dan kesehatan, pemeliharaan peralatan dan fasilitas produksi dan lain-lain.
Dilihat dari penjelasan di atas sebenarnya tidak ada bagian yang dianggap paling
penting atau lebih penting daripada bagian lain. Kerjasama antara semua bagian yang
10
terkait satu dengan lainnya pada prinsipnya untuk menghasilkan suatu hasil produksi
dengan mutu yang baik, penyelesaiannya tepat waktu dan dengan harga hasil produksi
yang dapat bersaing serta mendapat laba yang wajar.
Pada beberapa perusahaan dok dan galangan kapal dimana bagaian yang tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya pada bidang kalkulasi biaya dan faktur harus tidak
berada di bawah satu biro, meskipun dapat disuatu direktorat bawah atau biro/direktorat
dengan bagaian kalkulasi biaya atau bahkan dalam suatu bagaian saja yaitu bagiann
kalkulasi dan analisa biaya, karena keduan bagian tersebut erat Hubungan bidang
pekerjaannya. Bagian analisa biaya akan dapat bekerja setelah mendapatkan data dari
pelaksana produksi untuk biaya langsung (BL) dan biaya tidak langsung (BTL) agar
dapat mengadakan penganalisaan biaya-biaya untuk mendapatkan harga penjualan serta
menyusun standart tariff untuk rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) tahun yang
akan berjalan. Disamping itu standart tariff yang tersusun ini dapat digunakan untuk
pekerjaan kalkulasi biaya reparasi kapal maupun bangunan baru kapal.
2.2. PROSEDUR PEMBUATAN KALKULASI BIAYA DAN FAKTUR.
Prosedur pembuatan kalkulasi biaya dan faktur disusun berdasarkan tugas,
wewenang dan kewajiban pejabat dalam struktur organisasi perusahaan dok dan
galangan kapal, yang tercantum pada diskripsi kerja (job description) masing-masing.
Bagian-bagian yang tugas pokoknya berkaitan dengan pembiayaan proses
produksi adalah :
1. Bagian kalkulasi biaya, yang tugas utamanya merencanakan pembiayaan
pekerjaan reparasi kapal dan atau bangunan baru kapal yang akan dikerjakan.
2. Bagian faktur yang tugas utamanya menghitung realisasi pekerjaan reparasi
kapal dan bangunan baru kapal berdasarkan data realisasi pemakaian material
langsung (ML), tenaga kerja langsung (TKL) serta tarip yang berlaku, yang
merupakan pengetrapan standart tarip yang disusun oleh bagian analisa biaya.
3. Bagian analisa biaya, yang tugas utamanta :
– Mengevaluasi realisasi pembiayaan pekerjaan-pekerjaan reparasi kapal,
bangunan baru kapal dan pekerjaan lainnya serta realisasi pendapatan kerja
(RPK) tahun yang lalu.
– Menyiapkan rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) tahun akan
berjalan.
– Menyiapkan standar tarip untuk mendukung RKAP yang dimaksud
11
Dari ketiga bidang tugas yang erat kaitannya dengan pembiayaan proses produksi
ini, pembahasan tugas utama bagian analisa biaya akan dibahas lebih rinci pada bab
selanjutnya.
2.2.1. Pembuatan kalkulasi Biaya dan Faktur Reparasi Kapal
Prosedur pembuatan kalkulasi biaya untuk pekerjaan reparasi kapal dan atau
bangunan baru kapal yang dipersiapkan oleh bagian kalkulasi biaya ini berdasarkan
bagan alir atau “flow of chart” system dan prosedur administrasi permintaan penawaran
harga reparasi kapal dan bangunan baru kapal.
1. Kalkulasi Biaya Reparasi kapal
Berdasar surat permintaan penawaran harga reparasi kapal (PHRK) dari pemilik
kapal, yang biasanya berisi: permintaan pengedokan dan perbaikan kapal, permintaan
PHRK, yang dilampiri ukuran utama kapal serta data lainnya dan daftar reparasi kapal
(DRK), bagian kalkulasi biaya membuat konsep kalkulasi biaya reparasi kapal.
Daftar reparasi kapal (DRK) yang diterima dari pemilik kapal ini oleh bagian
kalkulasi biaya diadakan penyempurnaan dan penyesuaian berdasarkan data yang didapat
(lihat 2.3) selanjutnya bagian kalkulasi biaya membuat :
- Konsep PHRK, berdasarkan DRK yang disusun dengan standart tarip yang
digunakan.
- Rencana kebutuhan material (RKM) serta kebutuhan langsung atau jasa yang
digunakan.
- Perkiraan waktu pengedokan dan perbaikan kapal dan jadwal penyelesaiannya.
Konsep PHRK ini setelah melalui beberap koreksi dan persetujuan selanjutnya dibuat
surat PHRK yang menjelaskan perkiraan waktu pengedokan dan perbaikan serta jadwal
penyelesaiannya. Kalkulasi biaya pekerjaan reparasi kapal yang tertera pada PHRK ini
merupakan biaya kalkulasi awal atau kalkulasi biaya pertama, yang merupakan jawaban
terhadap permintaan pemilik kapal. Kebenaran dan ketelitian kalkulasi biaya awal ini
tergantung pada ketelitian dan kebenaran daftar reparasi kapal yang disusun dan dipakai
oleh bagian kalkulasi biaya.
Pada pekerjaan reparasi kapal kebutuhan material langsung relative lebih kecil
dibandingkan dengan kebutuhan material langsung pada bangunan baru kapal,
sebaliknya kebutuhan tenaga kerja langsung atau jasa pada reparasi kapal relative lebih
12
besar terhadap pendapatan (P) atau harga jualnya dibandingkan dengan pekerjaan
bangunan baru kapal.
Oleh karena itu pada pekerjaan reparasi kapal nilai tambah (added value) relative lebih
besar disbanding dengan pekerjaan baru kapal. Sehingga laba operasi (Lo) pada
pendapatan (P) yang sama dalam reparasi kapal lebih besar dibandingkan dengan
pekerjaan bangunan baru kapal.
Disamping itu pekerjaan reparasi kapal jangka waktu penyelesaiannya relative lebih
singkat dibandingkan dengan penyelesaian pekerjaan bangunan baru kapal.
Dengan alasan-alasan tersebut di atas perusahaan dok dan galangan kapal
cenderung memilih pekerjaan reparasi kapal dibanding dengan bangunan baru kapal.
Ditinjau dari sudut klasifikasi, reparasi kapal dapat dibagi berdasarkan jenis surveynya,
antara lain :
- Reparasi tahunan (annual survey)
- Reparasi pembaharuan klas (annual survey)
- Rahabilitasi
Di samping itu masih terdapat jenis survey lainnya, yakni
- Reparasi kecelakaan (damage survey)
- Pembersihan dan pengecatan badan kapal di bawah garis air atau bottom
cleaning.
Ditinjau dari sudut biaya reparasi kapal pihak perusahaan dok dan galangan kapal
membagi pekerjaan reparasi kapal menjadi :
- Reparasi kecil
- Reparasi besar
- Rehabilitasi.
Pembagian ini biasanya berdasarkan jumlah biaya reparasi disbanding BRT kapalnya
atau dengan satuan Rp/BRT.
Dari tambahan penjelasan tersebut makin jelaslah bahwa tingkat kebenaran dan ketelitian
kalkulasi biaya reparasi kapal taergantung pada kebenaran dan ketelitian daftar areparasi
kapal yang dipakai. Langkah-langkah untuk mendapatkan daftar reparasi yang benar dan
teliti ini akan dibahas pada pasal 2.3.
13
2. Faktur Reparasi kapal
Tingkat ketelitian dan kebenaran kelkulasi biaya awal yang dibahas di atas akan jelas
dan nyata bila tidak menyimpang jauh dengan faktur reparasi kapal, sedangkan faktur
atau kalkulasi biaya akhir ini merupakan kalkulasi biaya reparasi kapal yang sesuai
dengan kenyataan penyelesaian pekerjaan reparasi yang sebenarnya (setelah pekerjaan
reparasi selesai dikerjakan seluruhnya). Faktur ini dikerjakan oleh bagaian faktur.
Biasanya bagian faktur sebelum membuat faktur, membuat konsep faktur atau kalkulasi
biaya tahap dua. Kalkulasi biaya tahap kedua ini berdasarkan:
- Laporan penyelesaian pekerjaan reparasi kapal atau satisfaction note atau
disingkat s’note, yang dibuat oleh perusahaan dok dan galangan kapal dan
disetujui oleh wakil pemilik kapal (surveyor pemilik atau owner surveyor)serta
wakil dari ABK (anak Buah Kapal).
- Laporan pemakaian jam orang (J.O) tenaga kerja langsung (TKL), serta tarif tiap
JO untuk tenaga kerja langsung.
- Laporan pemakaian material langsung (ML) baik untuk material pokok dan
material bantu serta daftar harga pada periode waktu dibuatnya faktur tersebut.
- Pembebanan biaya tidak langsung (BTL) baik untuk biaya produksi tidak
langsung (BPTL) atau biaya administrasi tidak langsung (BATL)
- Standar tarip yang digunakan pada waktu pembuatan faktur tersebut.
Mengingat perlunya data tersebut di atas, maka jelas diperlukan kebenaran dan
ketelitian laporan-laporan pemakaian J.O dan material langsung serta S’note. Konsep
faktur atau kalkulasi biaya tahap kedua ini setelah dipelajari oleh para teknisi dan tenaga
ahli pemilik kapal akan menjadi bahan dilangsungkannya proses negosiasi faktur. Proses
negosiasi faktur ini biasanya dihadiri pemilik kapal yang biasanya diwakili surveyor
pemilik dan ABK yang biasanya diwakili nahkoda, kepala kamar mesin (KKM) dan
markonis. Dalam proses negosiasi ini dari perusahaan dok dan galangan kapal diwakili
oleh bagian faktur, divisi/biro program dan divisi/biro produksi. Dalam proses negosiasi
ini perlu pihak perusahaan dok dan galangan kapal mengetahui biaya produksi (BP) dan
atau harga pokok penjualan (HPP) baik untuk satu butir pekerjaan reparasi kapal atupun
keseluruhan pekerjaan reparasi kapal tersebut. Penawaran pihak pemilik kapal dapat saja
dipertimbangkan untuk disetujui sampai dibawah biaya asalkan tidak dibawah harga
pokok penjualannya.
14
Disinilah pentingnya ketelitian dan kebenaran laporan-laporan serta data yang diperlukan
untuk proses negosiasi reparasi kapal.
Mungkin saja penawaran pemilik kapal akan lebih rendah HPP suatu butir pekerjaan
reparasi kapal , tetapi janganlah penawaran keseluruhan pekerjaan reparasi kapal tesebut
lebih rendah dari biaya produksinya. Karena kalau lebih rendah dari biaya produksinya
perusahaan dok dan galangan kapal tersebut tidak dapat meraih laba operasi. Dan bila
lebih rendah dari harga pokok penjualan (HPP) maka keputusan terletak pada pimpinan
tertinggi dari perusahaan dok dan galangan kapal.
2.2.2. Pembuatan Kalkulasi biaya dan Faktur bangunan Baru Kapal
Proses pembuatan kalkulasi biaya dan faktur bangunan baru kapal agak sedikit
berlainan dengan proses pembuatan kalkulasi dan faktur reparasi kapal, biarpun pada
prinsipnya adalah sama.
1. Kalkulasi Biaya Bangunan Baru Kapal.
Kalkulasi biaya bangunan baru kapal dibuat berdasarkan surat permintaan penawaran
harga bangunan baru kapal(PHBB) dari pemesan kapal, yang biasanya dilengkapi
dengan spesifikasi teknis kapal serta gambar rencana umum kapal. Sebenarnya dengan
data tersebut di atas perusahaan dok dan galangan kapal belum cukup untuk menyusun
rencana kebutuhan material yang tepat, benar dan teliti. Padahal RKM untuk suatu
bangunan baru kapal adalah penting sekali, karena biaya material merupakan sebagian
besar dari biaya produksi yaitu sekitar 60 sampai dengan 80 persennya.
Besarnya nilai biaya material langsung (ML) pada bangunan baru ini tergantung pada
- Jenis kapal, antara lain : kapal barang, kapal tangki, kapal penumpang, kapal
supply, tongkang.
- Spesifikasi teknik dari kapal.
Sebaikknya sebelum pelaksanaan pembuatan kalkulasi biaya dan persiapan pelaksanaan
fisiknya, sudah dipersiapkan:
- Jenis kapal, antara lain : kapal barang, kapal tangki, kapal penumpang, kapal
supply, tongkang.
- Spesifikasi teknis dari kapal.
Sebaiknya sebelum pelaksanaan pembuatan kalkulasi biaya dan persiapan pelaksanaan
fisiknya, sudah dipersiapkan :
15
- Spesifikasi teknis yang lengkap, teliti dan benar disertai dengan pembuat dan
pemasok permesinan serta peralatan/perlengkapan kapal.
- Gambar rencana umum kapal, gambar rencana garis, gambar konstruksi
memanjang dan melintang kapal, gambar diagram pipa dan kabel listrik serta
gambar-gambar kunci lainnya.
- Perhitungan – perhitungan yang diperlukan antara lain : perhitungan kekuatan,
stabilitas, getaran, kecepatan kapal dan lain-lain.
Data tersebut di atas dilaksanakan oleh biro konsultan atau biro jasa teknik
perkapalan yang mungkin dapat ditunjuk oleh pemesan kapal dan atau oleh perusahaan
Dok dan galangan kapal haruslah mempunyai perlengkapan dan fasilitas yang lengakap
antara lain: tangki percobaan untuk mengefektifkan rencana garis kapal.
Dengan telah tersedianya data dan perhitungan di atas, maka bagian kalkulasi biaya
sudah dapat dimulai menghitung kalkulasi biaya bangunan baru kapal, terutama data :
- Daftar RKM, daftar pembuat dan pemasok permesinan serta
peralatan/perlengkapan kapal.
- Daftar harga material dari pemasok material.
- Daftar standart kerja untuk bangunan baru kapal.
- Pembebanan biaya tidak langsung (BTL).
Selanjutnya kalkulasi biaya bangunan baru kapal ini dapat diuraikan menjasi :
- Biaya material langsung (ML)
- Biaya tenaga kerja langsung (TKL)
- Biaya tidak langsung (BTL) yang terdiri atas biaya produksi tidak langsung
(BPTL) dan biaya administrasi tidak langsung (BATL)
- Laba operasi (lo).
Biasanya kalkulasi biaya untuk bangunan baru kapal ini atau harga jual atau penjualan
kapal ini setelah disampaikan kepada pemesan kapal, langsung diadakan negosiasi
dengan pemesan kapal. Oleh karena itu harga yang tercantum pada kontrak kerja
merupakan harga yang telah disetujuai bersama.
Biaya material langsung merupakan komponen biaya yang relative besar, dank
arena jadwal penyelesaiannya yang relative lama, ada kemungkinan fluktuasi harga
material bisa berubah serta kemungkinan terjadinya inflasi, maka biaya material
langsung harus teliti, cermat dan benar perhitungannya. Disamping itu bagian kalkulasi
16
biaya juga harus membuat Jadwal pembayaran yang disesuaikan dengan kemajuan
fisiknya.
- Jadwal penyelesaian proyek bangunan baru kapal.
- Jadwal kebutuhan material langsung dan tenaga kerja langsung disertai
kebutuhan dananya.
Dari ketiga jadwal ini diusahakan bahwa kebutuhan dananya disesuaiakan dengan jadwal
pembayaran atau dengan kata lain bahwa proyek bangunan baru kapal dapat membiayai
dirinya sendiri.
2. Faktur Bangunan Baru kapal.
Dari penjelasan kalkulasi biaya bangunan baru kapal sudah diadakan negosiasi
dengan pemesan kapal dan sudah tercantum pada kontrak kerjanya, berarti faktur tidak
diperlukan oleh pemesan kapal. Biarpun begitu faktur atau kalkulasi biaya akhir
bangunan baru kapal yang sesuai dengan kenyataan penyelesaian pekerjaan (setelah
pekerjaan bangunan baru kapal selesai dikerjakan seluruhnya, sampai diserahterimakan
kepada pemesan kapal dengan memperhitungkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan
dan mungkin masih akan timbul) tetap harus dibuat oleh perusahaan galangan kapal.
Faktur ini diperlukan perusahaan galangan kapal untuk mengetahui rugi/laba operasi,
sehingga dapat dievaluasi effisiensi pemakaian material langsung, tenaga kerja langsung
dan perlatan/fasilitas produksi serta produktifitas tenaga kerja langsug dan
peralatan/fasilitas produksi.
Pada pekerjaan bangunan baru kapal laba operasi relative lebih kecil dinilai terhadap
harga penjualannya dibanding dengan pekerjaan reparasi kapal. Tetapi pada bangunan
baru kapal pembebanan keseluruhan bengkel-bengkel pelaksanan produksi relatif lebih
baik disbanding dengan pekerjaan reparasi kapal.
Kadang-kadang pada pekerjaan bangunan baru kapal dapat juga terjadi negosiasi
ulang dengan pemesanan kapal, apabila terjadi penyimpangan spesifikasi teknis yang
telah disetujui bersama pada negosiasi sebelumnya atau bila terjadi kebijaksanaan
moneter dalam proses pelaksanaannya.
2.3. DAFTAR REPARASI DAN SPESIFIKASI TEKNIS
Daftar prosedur pembuatan kalkulasi biaya awal baik untuk pekerjaan reparasi dan
bangunan baru kapal, daftar reparasi dan spesifikasi teknik serta rencana kebutuhan
material (RKM) memegang peranan penting. Oleh karena itu perlu dijelaskan cara
17
mendapatkan daftar reparasi kapal yang teliti, baik dan benar serta rencana kebutuhan
material yang lengkap dan benar.
2.3.1. Daftar Reparasi kapal
Daftar reparasi kapal adalah daftar pekerjaan yang akan dikerjakan pada reparasi kapal.
Daftar reparasi kapal atau daftar pekerjaan reparasi kapal pada prinsipnya dibagi menjadi
:
1. Daftar pekerjaan reparasi kapal yang direncanakan sebelum pekerjaan fisik reparsi
kapal dilaksanakan atau sebelum kapal tersebut tiba dikawasan perusahaan dok
kapal.Daftar pekerjaan reparsi kapal tahap awal ini digunakan untuk penawaran
harga reparasi kapal (PHRK).
2. Daftar pekerjaan reparasi kapal yang dibuat pada saat kapal tiba di kawasan perairan
perusahaan dok kapal ditambah dengan pekerjaan-pekerjaan yang akan terjadi
setelah kapal dinaikkan diatas dok. Daftar pekerjaan reparasi kapal tahap kedua ini
digunakan untuk penawaran harga pekerjaan tambahan.
3. Daftar pekerjaan reparasi kapal yang akan terjadi sampai pada saat kapal
diserahterimakan. Daftar pekerjaan reparasi tahap ketiga atau akhir ini digunakan
sebagai pelengkap pembuatan daftar penyelesaian pekerjaan reparasi kapal atau
satisfaction note. Selanjutnya daftar penyelesaian pekerjaan reparasi kapal ini
digunakan untuk pembuatan daktur atau penagihan harga reparasi kapal.
Oleh karena itu perlu dijelaskan bagaimana menyusun daftar pekerjaan reparasi
kapal yang lengkap, teliti dan benar tahap awal yang digunakan sebagai estimasi harga
reparasi kapal yang dituangkan pada penawaran harga raparasi kapal (PHRK). Daftar
penyelesaian pekerjaan reparasi kapal yang lengkap, teliti dan benar ini digunakan untuk
pembuatan faktur.
Untuk penyusunan daftar pekerjaan reparasi kapal dan daftar penyelesaian pekerjaan
reparasi kapal yang lengkap dan daftar penyelesaian pekerjaan reparasi kapal yang
lengkap, teliti dan benar perlu melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap I (tahap kapal sebelum tiba dikawasan perairan perusahaan dok
kapal)
Waktu : sampai dengan kira-kira 1 (satu) bulan sebelum kapal tiba di kawasan perairan
perusahaan dok kapal.
18
Penyusun :
1. Dinas Teknik Perusahaan Pelayaran
2. Perusahaan Dok kapal.
Tujuan
1. Dapat menyusun daftar pekerjaan raparasi kapal yang lengkap, teliti dan benar
sebelum pelaksanaan pekerjaan reparasi kapal dimulai.
2. Dengan dapat disusunnya daftar pekerjaan reparasi kapal yang lengkap, teliti dan
benar ini dapat dibuat PHRK sebagai estimasi biaya pekerjaan reparasi kapal
tahap awal yang lengkap, teliti dan benar.
3. Dapat dibuat jadwal penyelesaian reparasi kapal.
4. Dapat dibuat daftar RKM reparasi kapal.
5. Dengan dapat dibuatnya estimasi biaya pekerjaan reparasi kapal tahap awal ini
serta disusunnya jadwal penyelesaian reparasi kapal, maka pemilik kapal dapat
mengalokasikan dana untuk kebutuhan reparasi kapal ini serta dapat merevisi
jadwal operasi kapal apabila kapal tersebut dalam perbaikan.
Bahan dan data :
1. Ukuran utama kapal dan data kapal lainnya :
- Panjang seluruhnya (LOA)
- Panjang antara garis tegak (LPP)
- Lebar seluruhnya (B)
- Tinggi Kapal (H)
- Sarat maksimum kapal (T)
- Sarat haluan kapal dalam keadaan kosong (Tf)
- Sarat buritan kapal dalam keadaan kosong (Ta)
- BRT kapal atau DWT kapal
- Merk derta data motor induk /bantu
- Tegangan aliran listrik yang diperlukan kapal
- Klasifikasi dan jenis survey pada pengedokan yang direncanakan
- Tahun pembuatan kapal.
2. Laporan dan data lainnya.
- Daftar penyelesaian pekerjaan reparasi kapal (satisfaction note) pengedokan dan
pekerjaan perbaikan kapal sebelumnya.
19
- Rekomendasi dari biro klasifikasi dan kesyahbandaran
- Laporan operasi dan kondisi kapal dari nahkoda, kkm, dan markonis kapal.
- Ciri – cirri khusu kapal yang bersangkutan.
3. Gambar-gambar kapal antara lain :
- Gambar rencana pengedokan kapal (docking plan)
- Gambar rencana umum kapal ( general arrangement )
- Gambar Konstruksi Memanjang Kapal (Construction Profile).
- Gambar Penampang Melintang Kapal (Midship Section)
- Gambar Kemudi Kapal dan porosnya
- Gambar poros baling-baling dan baling-baling kapal
- Gambar Bukaan Kulit Kapal (ShellExpansion)
- Gambar-gambar lain yang diperlukan.
Dalam menyusun daftar Pekerjaan Reparasi Kapal yang lengkap, teliti
dan benar ini dapat dilaksanakan oleh pemilik Kapal dan atau Perusahaan Dok
Kapal dengan bahan-bahan seperti yang telah disebutkan di atas.
Penyusunan Daftar Pekerjaan Reparasi Kapal oleh Perusahaan Dok
Kapal akan lebih lengkap, teliti dan benar, apabila Sistem Perencanaan Reparasi
Kapal tersebut mengetrapkan "Sistem Dokter Pribadi" atau "Home Doctor
System".
Karena dengan "Sistem Dokter Pribadi" ini pengedokan, perawatan dan
perbaikan kapal sesuai dengan jadwal dan jenis surveynya dilaksanakan pada
Perusahaan Dok Kapal yang sarra,Dalam hal ini Perusahaan Dok - Kapal tersebut
telah mempunyai data hasil pelaksanaan pengedokan, perawatan dan perbaikan
sebelumnya serta telah mengetahui ciri-ciri khusus kapal tersebut. Disamping itu
Perusahaan Dok Kapal tersebut mempunyai statistik macam atau jenis kerusakan
serta mempunyai evaluasi hasil perbaikannya.
Oleh karena itu saat ini Sistem Perencanaan Reparasi Kapal cenderung
menggunakan sistem ini. Disamping dapat dibuat daftar Pekerjaan -Reparasi
Kapal yang lengkap, teliti dan benar, pihak Perusahaan Dok Kapal dapat
menyampaikan PHRK yang teliti, baik dan lebih cepat serta dapat melampirkan
Jadwal Penyelesaian Reparasi Kapal yang dalam kenyataannya nanti tidak terlalu
menyimpang.
20
Dengan menggunakan sistem ini pihak Pemilik Kapal dapat
mengalokasikan dana serta memutuskan bersama dengan Perusahaan Dok Kapal
Jadwal Pembayarannya yang saling menguntungkan sesuai dengan kemajuan
fisik pelaksanaan pekerjaan.
Pada prinsipnya baik Pemilik Kapal dalam hal ini Dinas Tekniknya
maupun pihak Perusahaan Dok Kapal sedapat mungkin dapat menyusun Daftar
Pekerjaan Reparasi Kapal tahap Awa1 ini selengkap, seteliti dan sebenar
mungkin.
2. TAHAP II (Tahap Arrival Conference)
Waktu: Kapal telah tiba di perairan Perusahaan Dok Kapal, tetapi kapal
belum dinaikkan di atas Dok.
Penyusun:
1. Perusahaan Dok Kapal
2. Dinas Teknik Perusahaan Pelayaran
3. Anak Buah Kapal (ABK)
Tujuan:
l. Penelitian Daftar Pekerjaan Reparasi Kapal tahap Awal, yang kemungkinan
adanya pengurangan atau penambahan pekerjaan.
2. Penyusunan Daftar Pekerjaan Reparasi Tambahan bila ada, untuk disampaikan
kepada Pemilik Kapal agar dapat dialokasikan tambahan dana serta tambahan
pembayaran pertama bila diperlukan.
Bahan dan Data:
1. Daftar Pekerjaan Reparasi Kapal tahap Awal.
2. Hasil survey pada bagian konstruksi, mesin, listrik dan navigasi serta lain-
lainnya dari kapal pada waktu kapal masih dalam keadaan terapung.
3. Hasil wawancara dengan ABK, tentang kondisi akhir serta ciri-ciri dari kapal.
Setelah bagian Kalkulasi Biaya dan Bagian Produksi Perusahaan Dok Kapal
mengadakan survey pada bagian-bagian kapal di atas garis air (antara lain: konstruksi,
mesin penggerak utama, mesin-mesin geladak, sistem pipa, sistem distribusi listrik kapal,
alat-alat komunikasi kapal, alat-alat keslamatan penunpang/ABK) serta mengadakan
wawancara dengan ABK (Mualim, Masinis dan Markonis Kapal) maka perlu diadakan
21
Pertemuan Teknis antara Perusahaan Dok Kapal, Pemilik Kapal serta ABK yang
biasanya dinamai Arrival Conference.
Pihak Perusahaan Dok Kapal biasanya diwakili oleh Bagian Produksi, bagian
Persiapan Produksi, Kepala Proyek kapal yang bersangkutan serta bagian Kalkulasi
Biaya; menyampaikan hasil surveynya dan wawancara dengan ABK yang
mengakibatkan adanya Tambahan Pekerjaan Reparasi Kapal serta kemungkinan adanya
Perubahan Jadwal Penyelesaian Reparasi Kapal.
Pihak ABK yang biasanya diwakili oleh Mualim, Masinis dan Markonis
melaporkan adanya kerusakan-kerusakan, perawatan dan perbaikan tambahan setelah
tenggang waktu dibuatnya Daftar Pekerjaan Reparasi Kapal tahap Awal sampai
setibanya kapal di kawasan perairan Perusahaan Dok Kapal.
Pihak Pemilik Kapal yang biasanya diwakili oleh Dinas Teknik atau Surveyor
Pemilik (Owner Surveyor) untuk menyetujui adanya Tambahan Pekerjaan Reparasi
Kapal tersebut. Selanjutnya Dinas Teknik akan melaporkan adanya
tambahan/pengurangan pekerjaan Reparasi Kapal serta kemungkinannya adanya
perubahan Jadwal Penyelesaian Reparasi Kapal dan adanya perubahan reparasi Kapal
serta tambahan pembayaran bila diperlukan.
Dari hasil Arrival Conference ini akan terjadi:
1. Penambahan/pengurangan volume pekerjaan Reparasi Kapal yang telah
disesuaikan dengan Kebutuhan serta kptentuan Klasifikasi.
2. Penambahan volume pekerjaan Reparasi Kapal yang relatif besar akan
menimbulkan PHRK Tambahan I.
3. Penambahan volume pekerjaan Reparasi Kapal ini akan menimbulkan perubahan
Jadwal Penyelesaian Pekerjaan Reparasi Kapal bila diperlukan.
4. Penambahan volume pekerjaan Reparasi Kapal ini mengakibatkan adanya
tambahan alokasi dana dan tambahan pembayaran pertama bila diperlukan.
3. TAHAP III (Tahap hari-hari pertama kapal di atas Dok)
Waktu : Hari-hari pertama kapal berada di atas Dok.
Pelaksana:
1. Perusahan Dok Kapal
2. Biro Klasifikasi dan Kesyahbandaran
3. Dinas Teknik dari Perusahaan Pelayaran
22
Tujuan:
Pekerjaan/Pemeriksaan Pendahuluan terhadap Badan Kapal di bawah garis
air dengan cepat dan tepat agar dapat segera diketahui Pekerjaan Tambahan II.
Dari hasil pemeriksaan dan keputusan dari Biro Klasifikasi pada Tahap III ini
akan dihasilkan ketentuan sebagai berikut:
l. Dari pekerjaan/pemeriksaan pendahuluan dengan cepat dan tepat setelah kapal
berada di atas Dok, antara lain: Pemeriksaan kondisi badan Kapal di bawah
garis air, pemeriksaan ketebalan pelat lambung kapal, pengukuran kelonggaran
poros baling-baling dan poros/pena kemudi, pemeriksaan katup-katup laut,
pemeriksaan tangki Dasar Ganda. Biro Klasifikasi dan atau Kesyahbandaran;
keahlian menentukan dengan cepat lokasi/volume pekerjaan dan tambahan
Pekerjaan di bawah garis air.
2. Untuk Pekerjaan Tambahan ini diusahakankan rekomendasi secara tertulis dari
Biro Klasifikasi atau Kesyahbandaran dan atau Permintaan Tertulis dari Dinas
Teknik atau Surveyor Pemilik Kapal. `
3. Apabila Tambahan Pekerjaan II ini relatif besar, dapat segera dibuatkan PHRK
Tambahan II serta kalau perlu dilampiri Perubahan Jadwal Penyelesaian
Reparasi Kapal apabila akan mengganggu penyelesaian kapal yang telah
direncanakan sebelumnya.
4. Dinas Teknik atau Surveyor Pemilik Kapal segera melaporkan kepada Pemilik
Kapal dengan adanya tambahan volume pekerjaan ini. Meminta
persetujuannya serta mengajukan tambahan alokasi dana dan pembayarannya
sesuai dengan kontrak bila diperlukan. Perlu dijelaskan kepada Pemilik Kapal
bahsia kemungkinan adanya Perubahan Jadwal Penyelesaian Pekerjaan
Reparasi Kapal, karena adanya Pekerjaan Tambahan II ini.
Apabila tenggang waktu antara Kapal tiba di kawasan perairan Perusahaan Dok
Kapal dengan Kapal dinaikkan di atas Dok tidak terlalu lama, maka PHRK
Tambahan II dapat dijadikan satu menjadi PHRK Tambahan saja.
4. TAHAP IV (Tahap pelaksanaan dan pemeriksaan hasil perbaikan pada
waktu Kapal berada di atas Dok)
Waktu: Pada waktu Kapal berada di atas Dok dan sebelum Kapal turun Dok.
23
Pelaksana:
1. Perusahaan Dok Kapal
2. Biro Klasifikasi dan atau Kesyahbandaran
Tujuan:
l. Pelaksanaan, persiapan pemeriksaan dan pemeriksaan pekerjaan Reparasi Kapal
dengan cepat, terencana, terkoordinir serta sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Menghimpun serta membuat laporan volume pekerjaan Reparasi Kapal secara
lengkap, teliti dan benar sampai Kapal diturunkan dari Dok dengan selamat.
Laporan volume pekerjaan Reparasi Kapal sesuai ketentuan Klasifikasi. Di atas
Dok ini disebut "Laporan Dok” atau "Dock Report" yang dibuat oleh
Perusahaan Dok Kapal ini selanjutnya akan diperlukan oleh Instansi yang
berwenang.
5. TAHAP V (Tahap penyelesaian pekerjaan Reparasi Kapal)
Waktu: Setelah kapal diturunkan dari Dok.
Pelaksana:
1. Perusahaan Dok Kapal
2. Biro Klasifikasi dan atau Kesyahbandaran
Tujuan:
1. Menyelesaikan pekerjaan terapung Reparasi Kapal (Floating Repair) antara
lain: Pekerjaan konstruksi badan kapal di atas garis air, percobaan Motor
Induk, mesin-mesin Bantu dan atau Geladak, perlengkapan Kapal, peralatan
radio dan Navigasi serta sea trial test sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Membuat gambar laporan penggantian pelat konstruksi badan kapal, laporan-
laporan pengukuran kelonggaran poros/pena sebelum/sesudah perbaikan,
laporan hasil percobaan-percobaan, dan lain-lain laporan yang diperlukan.
4. Membuat Laporan Penyelesaian Pekerjaan Reparasi Kapal yang lengkap,
teliti dan benar sejak awal dirnulainya pekerjaan Reparasi Kapal sampai
penyelesaiannya Floating Repair yang selanjutnya biasa disebut Satisfaction
Note. Satisfaction Note selain diketahui dan ditanda tangani oleh Kepala
Proyek yang bersangkutan juga diketahui pula oleh ABK dan Surveyor
Pemilik.
24
5. Perusahaan Dok Kapal memcatat dan menghitung Laporan pemakaian
Material Langsung (ML) serta pemakaian Jam Orang Tenaga Keria
Langsung ('IKL ) .
6. Dari butir 4 dan 5 di atas Bagian Faktur menyusun Konsep Faktur sebagai
bahan Negosiasi dengan Pemilik Kapal untuk mendapat faktur akhir reparasi
kapal.
Dari penjelasan-penjelasan Tahap I s/d V dapatlah diambil kesimpulan bahwa:
1. Pada Tahap I dapat disusun Daftar Pekerjaan Reparasi Kapal yang
lengkap, teliti dan benar; yang selanjutnya dapat digunakan untuk
membuat PHRK.
2. Pada Tahap II dapat disusun Daftar Pekerjaan Tambahan I sehingga
dapat disusun PHRK Tambahan I
3. Pada Tahap III dapat disusun Daftaz Pekerjaan Tambahan II
sehingga dapat disusun PHRK Tambahan II
4. Apabila penyelesaian Pekerjaan Tambahan I dan atau II ini akan
mengganggu Jadwal Penyelesaian Pekerjaan Reparasi Kapal yang
dibuat pada Tahap I, maka dapat dibuat Perubahan Jadwal
Penyelesaian Pekerjaan Reparasi Kapal.
5. Apabila tenggang waktu antara Tahap II dan Tahap III tidak begitu
lama, maka Pekerjaan Tambahan I dan Pekerjaan Tambahan II
dapat dijadikan satu dalam PHRK Pekerjaan Tarrbahan.
6. Pada Tahap IV dan V dapat disusun Laporan Penyelesaian
Pekerjaan Reparasi Kapal atau Satisfaction Note, yang selanjutnya
dapat dipakai sebagai dasar pembuatan Laporan Dok dan Konsep
Faktur.
7. Bahan untuk pembuatan Konsep Faktur selain Laporan
Penyelesaian Pekerjaan Reparasi Kapal juga Laporan Pemakaian
Material Langsung dan Jam Orang Tenaga Kerja Langsung,
Standart Tarip serta Pembeban Biaya Tidak Langsung.
8. Untuk pelaksanaan pembuatan Laporan Pemakaian Material
Langsung (ML) dan Jam Orang Tenaga Kerja langsung akan di
bahas pada Bab III.
25
2.3.2. Spesifikasi Teknis Bangunan Baru Kapal
Pada Bangunan Baru Kapal setelah melalui Rancang Bangun dan
Perekayasaan serta perencanaan yang teliti didapatkan suatu kapal yang
mempunyai sifat-sifat teknis dan ekonomis yang tinggi. Bertitik tolak dari sini,
dibuatkanlah Spesifikasi Teknis Bangunan Baru Kapal tersebut.
Ditinjau dari sudut Analisa Biaya pihak Perusahaan Galangan Kapal
dapat menyusun Kalkulasi Biaya Bangunan Baru Kapal berdasarkan empat
komponen Biaya, yaitu:
1. Biaya Material Langsung
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
3. Biaya Tidak Langsung etau Overhead
4. Rugi/Laba dan atau Resiko
Sudah disinggung terdahulu bahwa Biaya Material Langsung pada
Bangunan Haru Kapal relatif cukup besar. Oleh kar.ena itu Biaya Material
Langsunq harus dihitung secara teliti dan benar. Untuk mengetahui Biaya
Material Langsung, terlebih dahulu kita harus rnempunyai Daftar Rencana
Kehutuhan Material (RKM) atau Material Required Plan.
Sudah dijelaskan bahwa sebaiknya Spesifikasi Teknis serta RKM
disusun secara lengkap, teliti dan benar oleh Biro Konsultan atau Biro Jasa
Teknik perkapalan. Bagaimana cara menyusun RKM untuk bangunan baru
kapal, perusahaan galangan kapal harus dapat menyusunnya bila diperlukan.
Penyusunan RKM untuk bangunan baru kapal teardiri atas dua tahap :
1. TAHAP I (Tahap sebelum dimulainya pekerjaan Bangunan Baru Rapal)
Dalam penyusunan RKM Bangunan Baru Kapal Tahap I ini Perusahaan Galangan
Kapal minimum harus mempunyai data sebagai berikut:
1. Spesifikasi Teknik Kapal yang lengkap, teliti dan benar.
2. Gambar Rencana Umum Kapal yang telah disahkan oleh Instansi yang berwenang.
3. Gambar Konstruksi Memanjang Kapal.
4. Gambar Penampang Melintang Kapal.
5. Ganbar-gambar kunci lainnya yang diperlukan.
Dari data tersebut di atas dapat disusun RKM-nya. Daftar Material pada Rencana
Kebutuhan Material (RKM) tersebut hanyalah Material Langsung (ML) saja, baik
26
Material Pokok(MP) maupun material bantu (MB). Sedangkan material tidak langsung
(MTL) akan diperhitungkan pada biaya tidak langsung (BTL).
Penyusunan daftar material dari RKM ini sebaiknya berdasarkan Kelompok utama
dari Sistem Kelompok Kode (lihat Bab III) yang dipakai baik untuk Reparasi Kapal
maupun Bangunan Baru Kapal, yaitu :
1. Kelompok Utama 1: Kapal secara Umum
Material Bantu antara lain: Elektrode las, Gas Oxygen, Acetylene cair dalam
botol, Karbid, Gas Elpiji, bahan bakar minyak dan pelumas untuk percobaan.
2. Kelompok Utama 2: Konstruksi Kapal
- Plat baja, profil baja, baja tuang atau besi tuang untuk konstruksi badan kapal, dll.
- Bahan pembersih dan pelindung sisi luar/dalam konstruksi kapal antara lain: sand/grit
blasting, cat pelindung anti karat, cat warna.
3.Kelompok Utama 3: Peralatan untuk Muatan
- Lubang palka serta lubang-lubang lainnya dengan tutupnya.
- Peralatan untuk muatan pada ruang palka dan geladak
- Alat transportasi untuk muatan.
- Kran pada geladak dengan peralatannya.
- Tiang utama, boom muat dengan peralatannya.
- Sistem bongkar/muat untuk muatan cair.
- Sistem pendingin/pemanas untuk muatan cair.
- Sitem ventilasi/gas untuk ruang muat padat/Cair.
- Alat-alat bantu muatan, dll.
4.Kelompok Utama 4: Peralatan Kapal
- Mesin manover dan perlengkapannya antara lain: Daun kemudi, poros kemudi,
mesin kemudi dan peralatannya, truster, stabilisator, alat pengerem.
- Alat-alat navigasi antara lain: Radar, Gyro-compass, Kompas, Decca, Loran,
Omega, Direction finder, radio, 'Asdic, Echo Sounder, Logs.
- Alat-alat Jangkar, tarik dan tambat.
- Alat penangkap/pemburu ikan.
- Alat khusus : untuk pengerukan, penyelam, dll.
5. Kelompok Utama 5: Peralatan ABK/Pernumpang
- Alat Keselamatan, pencegah kebakaran dan kedokteran, antara lain: sekoci dan
peralatannya, ILR, peralatan kedokteran, tabung-tabung pemadam kebakaran.
- Isolasi, Sekat pemisah, Pintu, Jendela, dll.
27
- Pelapis geladak terbuka, tangga, pagaz railing.
- Perabot, inventaris dan peralatan hibuzan.
- Peralatan dapur, pencuci/pengering.
- Alat txansportasi untuk ABK/Penumpang.
- Sistem saniter dan pembuangan untuk akomodasi, dll.
6. Kelompok Utama 6: Komponen Utama Permesinan
- Motor Induk atau motor penggerak kapal.
- Baling-baling, poros baling-baling dengan perlengkapannya, poros antara
dengan perlengkapannya, layar dengan tiangnya serta alat penggerak lainnya.
- Ketel utama/bantu. Konvertor uap, ketel peasnas sentral, generator gas, dll.
- Motor Bantu serta Generatornya.
- Mesin uap turbo. Mesin gas turbo, Mesin Bantu darurat, Generator pazos,
Generator penggerak hydrolis, dll.
7. Kelompok Utama 7: Sistem Komponen Utama Permesinan
- Sistem Hahan Bakar dan Pompanya
- Sistem Minyak Lumas dan Porrspanya
- Sistem pendingin air tawar/laut dan pompanya
- Kompresor dan sistem udara tekan untuk start, keperluan umLun dan peralatan
pneumatis.
- Sistem Gas Buang
- Sistem uap, air kondensasi, air untuk ketel, dll.
- Sistem pembuat air tawar.
- Sistem otomat permesinan.
8. Kelompok Utama 8: Sistem dari Kapal
- Sistem Ballast, Bilga dan pipa buang di luar akomodasi
- Sistem alarm kebakaranlsekoci, pencegah kebakaran dan dinas umum Sistem
pipa udara/duga dari tangki ke geladak.
- Sistem minyak hydrolis untuk umeum/khusus
- Sistem aliran listrik umum
- Sistem aliran listrik distribusi
Setelah itu dapat disusun RKM Material Pokok, sesuai Kelompok Utama 2
s/d 8; serta RKM Material Bantu, sesuai Kelompok Utama 1. Setiap material
disusun dengan perincian:
1. Banyaknya
28
2. Ukurannya menurut:
- Panjang, lebar dan ketebalannya.
- Volumenya
- Diameternya dan atau ketebalannya.
3. Jenisnya
4. Pabrik pembuatannya
5. Pemasok materialnya
6. Dan lain-lain syarat yang diperlukan
Sebaiknya dalam menyusun RKM ini selain dengan data seperti yang telah
disebutkan terdahulu, harus diperiksa dengan rumus-rumus pendekatan dan atau
Realisasi Pemakaian Material (RPM) kapal pembanding yang telah dibangun.
Dengan Biaya Material Langsung untuk bangunan baru kapal yang relative
cukup besar terhadap Biaya Produksinya, seperti yang telah dijelaskan terdahulu.
Maka betap pentingnya RKM yang lengkap, teliti dan benar di dukung dengan
daftar material yang menguntungkan perusahaan untuk mendapatkan perhitungan
kalkulasi biaya bangunan baru kapal ini agar dapat bersaing dengan perusahaan
galangan kapal lain.
2. TAHAP II (Tahap penyelesaian pekerjaan Bangunan Baru
Kapal)
Penyusunan Realisasi Pemakaian Material (RPM) ini pada prinsipnya tidak
mempengaruhi Harga Nilai Kontrak Bangunan Baru Kapal tersebut, seper ti hasil
Negosiasi nilai PHBB yang disetujui bersama.
Penyusunan RPM Bangunan Baru Kapal tersebut diperlukan bagi
perusahaan Galangan Kapal sendiri, untuk mengetahui berapa nilai Harga Pokok
Penjualan (HPP) dan atau Biaya Produksi (BP) proyek Bangurian Baru Kapal
tersebut agar dapat diketahui Rugi/Laba Operasinya.
Disamping itu Perusahaan Galangan Kapal dapat mengevaluasi Realisasi
Biaya Material Langsung perihal :
- Sistem pengadaan/pembelian material .
- Sistem penyimpanan/pengebonan dan transpotasi material .
- Effisiensi pemakaian material.
29
BAB III
SISTIM ADMINISTRASI LAPORAN PEMAKAIAN
MATERIAL LANGSUNG, TENAGA KERJA LANGSUNG
SERTA BIAYA TIDAK LANGSUNG
Untuk dapat mengetahui Biaya Produkai pada sautu proses produksi
perlu mengetahui Biaya Material Langsung, Biaya Tenaga Kerja Langsung
serta Biaya Tidak largsung yang harus dibebankannya. Sedangkan untuk
mengetahui Biaya Material Langsung, Biaya Tenaga Kerja Langsung serta
Biaya Tidak Langsung yang dibebankannya, perlu mengetahui sistem
administrasi laporan pemakaian Material Langsung, Tenaga Kerja Langsung
dan beban Tidak Langsung. Akhirnya untuk mengetahui sistem Adminiatrasi
pemakaian Material Langsung, Tenaga Kerja Langsung dan Beban Tidak
langsung, kita harus membahas sistem dan Prosedur perintah Kerja Proses
Produksi .
3.1. SISTEM DAN PROSEDUR PERINTAH KBRJA PR0SES
PRODUKSI
Dalam sistem dan prosedur kerja pada proses produkai terdapat
bermacam-macam dan prosedur perintah kerja :
3.1.1. Sistem dan Prosedar Perintah Kerja Pokok
Apabila PHRK sudah mandapatkan persetujuan dari Pemilik Kapal,
maka dibuatkan surat Perjanjian Perbaikan Kapal atau surat Kontrak Perbaikan
Kapal yang dilampiri Daftar Reparasi Kapal yang telah disetujui bersama.
Maka Pemilik Kapal sudah menyampaikan informsi tentang kedatangan kapal
di kawaaan perairan Perusahaan Dok Kapal, maka Bagian Persiapan Produksi
Biro Program mempersiapkan Daftar Reparasi Kapal (DRK) untuk
ditandatangani oleh yang berwenang sebelum diterbitkan. DRK lni lengkap
dengan Ukuran Utama Kapal, data Kapal yang diperlukan, Nama Perusahaan
Pelayaran, Klasifikasi, Jenis Survey, nama Kepala Proyek dan Pengawas
Proyek yang bersangkutan serta Nomor K atau N Order (lihat 3.3), Nomer
Kode tiap-tiap butir pekerjaan (lihat 3.2) dan Kode Bengkel -bengkel pelaksana
produksi atau tempat-tempat Biaya (lihat 3.3).
30
Setelah menerima DRK yang lengkap ini bengkel-bengkel pelaksana
produksi sebenarnya sudah dapat memulai pekerjaan. Biarpun begitu bagian
Persiapan Produksi tetap menerbitkan Kartu Perintah Ker ia (KPK) yang berisi
perintah kerja tiap-tiap butir pekerjaan Reparasi Kapal. Disamping itu
Bengkel-bengkel Pelaksana Produkai juga menerima Kartu Laporan Hasil Keria
( KLHK )
Setelah menerima DRK dan atau KPK tersebut Bengkel -bengkel
pelaksana produksi:
- Mampelajari isi butr – butir pekerjaan reparasi kapal tersebut .
- Menyiapkan kebutuhan tenaga kerja langsung dari berbagai disiplin untuk
tiap butir pekerjaan atau keseluruhan pekerjaan reparasi kapal.
- Menyiapkan kebutuhan Material Langsung baik Materi al Pokok atau
Bantu untuk tiap butir pekerjaan dan atau keseluruhan pekerjaan
Reparasi Kapal.
Setelah menerima KPK bersamaan dengan KLHK maka pengisian Pemakaian
Tenaga Kerja Langsung dan Material Langsung akan dibahas selanjutnya dalam Bab III
ini. Pengisian KLHK ini setelah selesai pelakaanaan pekerjaan tiap-tiap butir Reparasi
Kapal.
Pelaksanaan pekerjaan Reparasi Kapal perlu memperhatikan:
- Effisiensi pemakaian Material Langsung, Tenaga Kerja Langsung serta
Peralatan/Fasilitas Produksi, dan
- Produktivitas Tenaga Kerja Langsung serta pemakaian Paralatan/fasilitas Produksi.
3.1.2. Sistem dan Prosedur Perintah Kerja Tambahan
Yang dimaksudkan Pekerjaan Tambahan adalah Tambahan/Perluasan pekerjaan di
luar pekerjaan-pekerjaan yang tercantum dalam DRK. Pekerjaan Tambahan/Perluasan
dapat dibagi menjadi :
1. Pekerjaan Tambahan/Perluasan berdasarkan hasil Arrival Conference.
2. Pekerjaan Tambahan/Perluasan yang timbul dalam proses produksi secara
tertulis/lisan dari Surveyor Pemilik dan atau Biro Klasifikasi .
3. Perluasan pekerjaan yang timbul dalam proses produksi yang nilai biayanya
relatif rendah, tetapi harus dikerjakan.
Prosedur pekerjaan Tambahan/Perluasan (butir 1 dan 2) ini adalah: kepala Proyek
menerbitkan Perintah Kerja kepada bagian Persiapan Praduksi, selanjutnya bagian
31
Persiapan Produkai menerbitkan KPK dilampiri dengan KLHP kepada bengkel-bengkel
pelaksana produksi seperti sistem dan Prosedur Perintah Kerja Pokok.
Pada perluaaan Pekerjaan seperti butir 3, Perintah Kerja diterbitkan oleh Bengkel
yang mamerlukan, selanjutnya sama seperti di atas.
3.1.3. Sistem dan Prosedur Pengebonan Material
Setelah menerima DRK dan atau KPK dan setelah mampelajari Kebutuhan
Material Langsung dan Material Tidak Langsung yang diperlukan pada proses praduksi
dan yang membantu mewujudkan keberhasilan hasil produksi, maka bengkel-bengkel
pelaksana produksi menulis Bon Permintaan Barang (BPB).
BPB ini harus ditulis:
- Namor K-Order atau N-Order (lihat siatem Adminiatraai dan Akutanai Galangan
Kapal Bab III ini), Nomor Kelompok Utama dan Sub Ordernya butir pekerjaan
Reparasi dan atau Bangunan Baru Kapal (lihat Hab III ini), Tanggal bon, Kode
Bengkel serta Material yang diminta.
- Berdasarkan RKM material baik yang telah direncanakan atau yang diperlukan
untuk realisasi pelaksanaan pekerjaan.
- Pada saat yang diperlukan dan yanq tidak mengganggu jalannya proses
produksi.
Pada prinsipnya bon Material ini diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu jalannya proses produksi sesuai Jadwal Penyelesaian Pekerjaan secara
umum atau secara Rinci (detail).
3.2 SISTEM KELOMPOK KODE
Pada tiap-tiap butir pekerjaan Daftar Reparasi Kapal atau Bangunan
Baru, Kapal, dan juga pada setiap Kartu Perintah Kerja (KPK) atau Kartu
Laporan Hesil Kerja (KLHK) dicantumkan Nomor kelonpok Utama dan
Nomor Sub Order. Sistim pemberian Nomor Kode ini disebut Sistem
Kelompok Kode.
Sistem Kelompok Kode untuk pekerjaan Reparasi Kapal maupun
Bangunan Baru Kapal yang dipakai oleh Perusahaan Dok dan Galangan Kapal
Nasional sebenarnya telah lama dilaksanakan, tetapi Sistem Kelompok Kode
ini. antara aattu dengan yang lain Peruaahaan Dok dan Galangan Kapal Nasional belumlah ada keseragaman.
32
Pada prinsipnya Kelompok Kode yang dipakai oleh Perusahaan Dok dan
galangan Kapal Naaional ada 2 (dua) macam, yaitu:
1. Berdasarkan Obyek atau Lokasi Pekerjaan yang dilakaanakan pad a
Kapal yang direparasi/dirawat dan dibangun.
2. Berdasarkan subyek atau Bengkel yang mengerjakan pekerjaan
Reparasi/Perawatan Kapal dan Bangunan Baru Kapal.
3.2.1. Kelompok Kode Berdasarkan Obyek
Pembagian kelompok kode berdasarkan obyek pekerjaan ini sebenarnya sudah dipakai
oleh perusahaan dok dan galangan kapal nasional sejak dahulu. Tetapi belum ada
keseragaman.
Pada akhir tahun 1984 dibentuk team evaluasi project ship reparasi and maintenance
and planned maintenance system untuk dapat mengusulkan suatu system kelompok kode
yang seragam. Team ini akhirnya bekerja sama dengan”the researche institute of
norway” dan mengusulkan suatu konsep sstem kelompok kode yang seuai dengan SFI
group system yanga telah diterpkan baik di norwegia sendiri maupun di negera maju
lainnya.
Sistem kelompok kode (SKK) ini dapat digunakan untuk reparasi kapal maupun untuk
bangunan baru kapal serta untuk semua type kapal. Sedangkan untuk bangunan lepas
pantai terdapat system kelompok kode tersendiri. Sistem kelompok kode (SKK) ini
terdiri atas 8 (delapan) kelompok utama lihat lamp 1 yaitu :
- Kelompok Utama 1: Kapal secara umum (lampiran utama 1 dan 1.2)
- Kelompok Utama 2: Konstruksi badan kapal (lampiran utama 2 dan 2.2)
- Kelompok Utama 3: Peralatan untuk muatan (Kelompok utama 3 dan 3.2)
- Kelompok Utama 4: Peralatan kapal (Kelompok utama 4 dan 4.2)
-Kelompok Utama 5: Peralatan ABK/Penumpang (Kelompok utama 5 dan 5.2)
- Kelompok Utama6: Komponen utama permesinan (Kelompok utama 6 dan
6.2)
- Kelompok Utama7: Sistem komponen utama permesinan (Kelompok utama
7.1 dan 7.2)
- Kelompok Utama 8: Sistem dari kapal (Pipa /listrik) (Kelompok utama 8 dan
8.2)
Tiap Kelompok Utama ini terbagi atas 10 (sepuluh) Kelompok dengan
angka 0 s/d 9 yang dapat terlihat secara Horisontal dalam tiap Tabel Kelom-
33
pok Utama. Setiap Kelompok Utama ini terbagi lagi atas 10 (sepuluh) sub
Kelompok dengan angka 0 s/d 9 pula yang dapat terlihat secara Vertikal dalan
tiap Tabel Kelompok Utama. Dalam praktek tiap Kelompok dari setiap
Kelompok Utama masih dapat dibagi lagi dalam Sub-sub Kelompok dengan
angka 01 s/d 99.
Secara teoritis Sistem Kelampok Kode ini untuk seluruh Kapal dapat terdiri dari
100 x 99 = 9900 butir pekeriaan untuk setiap Kelonpok Utama, yang berarti untuk
kedelapan Kelompok Utama tersebut sebanyak 79.200 butir pekerjaan. Dalam praktek
pekerjaan Reparasi Kapal atau bahkan pekerjaan Bangunan Baru Kapal tidak sampai
sebanyak butir pekerjaan tersebut yang dikerjakan.
Dengan jumlah butir pekerjaan asanyak 79.200 jenis, berarti SKK ini
ketelitiannya cukup dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian berarti ketelitian
ini dapat mencakup semua detail pekerjaan baik untuk pekerjaan Reparasi Kapal
maupun Bangunan Baru Kapal.
Untuk menmdahkan penggunaan Sistem Kelompok Kode ini dapat digunakan 3
(tiga) angka :
Angka pertama menunjukkan Kelompok Utama (KU),
Angka kedua menunjukkan Kelompok (K) dan
Angka ketiga menunjukkan Sub Kelompok (SK). Sedangkan dua angka setelah
Sub Kelonpok (SK) adalah Sub-sub Kelampok (SKK)
Untuk lebih Jelasnya penqgunaan Sistem Kelompok Kode ini dapat dilihat pada
suatu contoh Daftar Reparasi Kapal (lihat lampiran 2).
3.2.2 Kelompok Kode berdasarkan Subyek
Pembagian Kelompok Kode berdasarkan Subyek atau Bengkel pelaksana
produksi yang mengerjakan butir-butir pekerjaan baik Reparasi Kapal maupun
Bangunan Baru Kapal sudah lama dipakai oleh Perusahaan Dok dan Galangan Kapal
Nasional. Bengkel-bengkel ini mmpunyai Tenaga Kerja Langsung yang dapat
mengerjakan secara fisik pekerjaan tersebut.
Jumlah Bengkel pelaksana produksi ini tergantung pada Organisasi Perusahaan
Dok dan galangan Kapal tersebut. Bengkel-bengkel ini merupakan Tempat biaya atau
Cost Centre.
34
Tempat-tempat Biaya ini akan lebih jauh dijelaskan pada Bab III (3.3.2) yaitu
Pengelompokan Tempat Biaya dari Sistem Administrasi dan Akuntansi seragam
Perusahaan Dok dan Galangan Kapal.
3.3 SISTEM ADMINISTRASI DAN AKUNTANSI SERAGAM PERUSAHAAN DOK
DAN GALANGAN KAPAL NASIONAL .
Untuk mengetahui Pembebanan Tidak Langsung pada suatu proses produksi perlu
kita mempelajari Sistem Admistrasi dan Akuntansi yang diterapkan pada Perusahaan
Dok dan Galangan Kapal .Sistem Administrasi dan Akutansi yang diterapkan pada
beberapa Perusahaan Dok dan Galangan Kapal Nasional berdasarkan Buku Pedoman
SAAS Galkap (Sistem Administrasi dan Akutansi Seragam Galangan Kapal) yang
ditebitkan oleh Departemen Perhubungan pada tahun 1972.
Tujuan Buku Pedoman SAAS Galkap ini agar Perusahaan Dok dan Galangan
kapal Nasional dapat menggunakan satu bahasa dalam pengertian dan istilah sehingga
dapat :
1. Menciptakan sistem Akutansi yang baik untuk dapat dijadikan alat bagi kepentingan
Management Perusahaan Dak dan Galangan Kapal Nasional.
2. Menciptakan Keseragaman Formil berupa penbentukan kode-kode yang seragam untuk
semua Jenis Biaya, Tempat Biaya, skema perkiraan dan formulir-formulir yang
digunakan pada Perusahaan Dok dan Galangan Kapal.
3. Menciptakan Keseragaman Materi, berupa pembentukan sistem Kalkulasi, Penentuan
terhadap kekayaan, Penyusutan, Metoda-metoda Pembukuan serta Prosedur yang
berlaku di Perusahaan Dok dan Galangan Kapal Nasional.
Kesemuanya ini akan dapat menimbulkan persaingan yang sehat antara Perusahaan
Dok dan galangan kapa l Nas ional , pemakaian informasi yang baik, memudahkan
dalam kerja sama, memudahkan mengadakan perbandingan dengan menggunakan angka-
angka, sehingga perencanaan , pengendalian dan jaminan mutu dari hasil produksi yang baik
dapat diwujudka. Penerapan system administrasi dan administrasi ini pada peruswahaan
Dok da Galangan Kapal Nasional haruslah disesuaikan dengan struktur organisasi, situasi
dan kondisi serta ketentuan perusahaan masing-masing dalam administrasi yang meliputi :
1. Administrasi Induk
2. Tempat biaya
3. Jenis biaya
35
3.3.1 Administrasi lnduk
Sistem Adimiatrasi Induk dibagi mejadi 10 Kelompok. Pembagian kesepuluh
kelampok yang dipakai di Perusahaan Dok dan Galangan Kapal Nasional ini berdasarkan
Buku Pedoman SAAS Galkap adalah sebagai berikut:
Kelampok 0 : Aktiva tetap, hutang;piutang jangka panjang, modal
dana.
Kelompok 1 : Keuangan.
Kelompok 2 : Netral
Kelompok 3 : Persediaan Material/Bahan.
Kelompok 4 : Biaya Langsung.
Kelompok 5 : Tempat biaya.
Kelompok 6 : Proses Produksi.
Kelompok 7 : Pekerjaan setengah Jadi.
Kelompok 8 : Hasil Produksi.
Kelonpok 9 : Rugi/Laba.
Untuk jelasnya tiap - tiap Kelompok masih terbagi lagi dalam beberapa Sub
Kelompok dan tiap sub Kelonpok masih terbagi atas beberapa Jenis. akan kita bahas tiap-tiap
Kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok 0: aktiva tetap, hutang/Piutang Jangka Panjang, moda1 dan dana.
Pada kelompok 0 ini dibukukan semua Rekening yang ada hubungannya dengan:
- Aktiva tetap,
- Penyertaan/Pinjaman jangka panjang dan
- Modal serta Dana.
Aktiva tetap yanq dibukukan di sini adalah:
- Semua Aktiva yang nenjadi mi1ik perusahaan .
- Nilai Aktiva adalah Harga Perolehan.
0.0 . Tanah dan Bangunan.
0.0.0 Tanah, halaman di kawasan Perusahaan.
0.0.1 Gedung, Bengkel dan Bangunan di kawasan Perusahaan.
0.0.2 Tanah dan lapangan di luar kawasan Perusahaan.
0.0.3 Gedung, Rumah Dinas, Mess, Rumah Peristirahatan di luar kawaaan
Perusahaan.
0.1 Dok, Dermaga. Kran angkat
0.1.0 Dok Apung (Floating Dock)
36
0.1.1 Dok Kolam (Graving Dock)
0.1.2 Dok Tarik (Slipway)
0.1.3 Dok Angkat (Synchro Lift)
0.1.4 Galangan (Building Berth), Offshore Track.
0.1.5 Tambatan, Offshore Jetty/
0.1.6 Kran luar (tidak termasuk Kran pada Dok Apung, Kran di Bengkel,
Kran Apung, Mobile Crane, dll)
0.2 Mesin dan Perkakas
0.2.0 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Pelat/Las.
0.2.1 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Mesin.
0.2.2 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Listrik.
0.2.3 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Pipa/Blek.
0.2.4 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Kayu/Layar/ Batu.
0.2.5 Mesin dan Perkakas pada Bengkel lainnya.
0.3 Pengangkutan Air/Darat
0.3.0 Alat Apung bermotor: Kapal Tunda, Kapal Kecil, dll.
0.3.1 Alat Apung tak bermotor: Ponton kerja, Ponton minyak, Ponton
Sampah, Ponton Jalan, dll.
0.3.2 Kran Apung.
0.3.3 Mobil, Truk, Bus Pegawai, Ambulance,
dll. 0.3.4 Mobile Crane,Fork Lift, dll.
0.4 Inventaris
0.4.0 Inventaris kantor dan atau perabot.
0.4.1 Inventaris rumah dinas, mess, dll.
0.5 Penyusutan
Penyusutan semua Aktiva tetap secara periodik dibukukan secara konsisten di
Rekening Penyusutan Aktiva tiap tahun dengan prosedur ketentuan seperti di bawah
ini.
0.5.0 Penyusutan gedung, bengkel, rumah dinas, tanah, dll
l. Tanah --
2. Kantor, Bengkel, Gedung. 3%
3. Gedung Semi Permanen 10%
4. Rumah Dinas, Mess, dll 3%
37
5. Jalan, saluran got, pagar, pintu gerbang 4 $
0.5.1 Penyusutan Dok, Dermaga dll.
1. Dermaga beton, Gelangan beton, Offshore Track, Offshore Jetty.2,5 - 3 %
2. Dok Apung Pelat, Dok Angkat. 5%
3. Dok apung beton, dok kolam, dok tarik 2,5%
0.5.2 Penyusutan Mesin dan Parkakas
l. Mesin-mesin (termasuk Kran Luar/Bengkel) 10%
2. instalasi Tenaqa Listrik, Udara Tekan, Zat Asam sentral, Trafo, dll. 7 %
3. Siatem Distribusi:
- Kabel Listrik di atas tanah 20 %
- Kabel Listrik di bawah tanah 4%
- Saluran pipa air tawar, air laut, udara tekan, zat asam, gas acetylene 7 %
4
.
Mesin Las 20 %
5. Perkakas berat 20 %
6
.
Perkakas ringan 25 %
0.5.3 Penyusutan pengangkutan air/darat
1.
Alat Apung bermotor: Kapal Tunda,kapal kecil, kran apunhg dll 5% 5%
K
apal Keci
2. Alat Apung tanpa motor 7 %
3. Mobil, Truk, Bus Pegawai, Ambulance,dll 20 %
4. Mobile Crane, Fork Lift, dll. 20 %
5. Kran Luar/Bengkel (tidak termasuk Kran pada Dok Apung ) . 5 %
0.5.4 Penyusutan Inventaris kantor,gudang dll.
1. Inventaris kantor, gudang, rumah dinas, 15 %
0.5.5 Biaya yang ditangguhkan
1. Pengerukan pengairan 20 %
38
0.6 Penyertaan dan investasi jangka panjang
Penyertaan/pinjaman jangka panjang dalam hal in dapat dijelaskan sebagai
berikut :
- Semua penyertaan/pinjaman jagka panjang perusahaan dibukukan di rekening ini.
- Untuk semua jenis penyertaan atau injaman jangka penjang dibuat rekening
tersendiri dengan ditambah satu nomor dibelakang kode induk.
0.6.0 Inventasi Perusahaan pada antara lain Anak Perusahaan dan lain-lain.
0.7 Pinjaman Jangka Panjnang
0.7.0 Bantuan Pemerintah
0.7.1 Pinjaman Jangka Panjang termasuk Bantuan Pemerintah yang belun
ditentukan satuanya.
0.7.2 Pemeliharaan berjangka.
0.7.3 Bunga Jangka Panjang.
0.8 Penilaian kembali Aktiva Tetap
Penilaian kembali Aktiva Tetap dalam hal ini dibukukan selisih harga nilai
penilaian kembali dengan perolehan yang tercatat di Sub Kelompok 0.0 s/d 0.4 atau
selisih antara harga lama dan harga penilaian kembali.
0.9 Modal dan Dana
Semua dana yang ada hubungannya dengan modal cadangan dibukukan sini,
antara lain:
0.9.0 Modal statuter.
0.9.1 Modal belum disetor.
0.9.2 Cadangan umum.
0.9.3 Rugi/Laba tahun lalu.
0.9.9 Rugi/Laba tahun berjalan.
2. Kelompok l: Rekening Keuangan
Pada Kelompok 1 ini terdiri atas Rekening-rekening yang menunjukkan
Likuiditas Perusahaan jangka pendek, yam terdiri dari:
- Aktiva Lancar
- Hutang Lancar
yang pada prinsipnya terdiri dari Sub Kelompok:
39
1.0 Kas
1.0.0 Kas Induk
1.0.1. Kas Cabang
1.0.2. Pos-pos silang
Pos silang ini untuk menghindari kemungkinan salah pencatatan
dalam penyetoran dan pengambilan uang tunai.
1.1 Bank, Giro, Deposito Jangka Pendek
1.2 Piutang Dagang.
Piutang dagang yang tidak termasuk penghasilan perusahaan, antara lain :
1.2.0. Piutang dagang
1.2.1. Import luar negeri
1.2.2. piutang ragu-ragu
1.2.3. Cadangan piutang
1.3 Piutang lain-lain.
1.3.0. Uang tanggungan /jaminan
1.3.1. Pinjaman pegawai
1.3.2. Pembayaran uang muka
1.3.3. piutang lain-lain.
1.4 . Hutang-hutang
Semua hutang jangka pendek dibukukan tersendiri termasuk pajak yang
diperhitungkan kepada pihak ketiga, tetapi yanq bukan pajak Penghasilan
Perusahaan.
1.4.0 Hutang Dagang.
1.4.1. Sub kontraktor (sub kontraktor ini dapat juga dimasukkan
pada 2.0.0 lihat 1.2.2)
1.4.2. Bunga jatuh tempo.
Bila lebih satu bunga jatuh tempo dapat ditambah satu
nomer kode dibelakangnya.
1.4.3. Premi asuransi pegawai.
Bila lebih dari satu premi asuransi dapat ditambah I nomor
kode di belakangnya.
1.5. Hutang Rupa – rupa
1.5.0. Pajak yang diperhitungkan
40
Bila lebih dari satu pajak yang diperhitungkan dapat
ditambah 1 nomor kode dibelakangnya.
1.5.1. Bunga jatuh tempo
1.5.2. Pinjaman jatuh tempo
1.5.3. Dana pension /pendidikan
1.5.4. Deviden
1.5.5. Bonus, jasa produksi
1.6 pinjaman jangka pendek
Pinjaman jangka pendek ini merupakan kredit dari bank.
1.7 Pos Transitoris dan Antisipasi
1.7.0 Pos bayar di muka.
1.7.1 Pos terima di muka.
1.7.2 Pos akan dibayar.
1.7.3 Pos akan diterima, dll.
1.8 Penerimaan anggaran
1.8.0 Reparasi Kapal.
1.8.1 Uang Muka dan Angsuran bangunan Baru Kapal
1.8.2 Uang Muka dan Angsuran Bangunan Lepas Pantai .
1.8.3 Uang Muka dan angsuran pekerjaan non Kapal, dll.
1.9 Pajak Penghasilan.
3. Kelompok 2: Rekening Netral
Rekening-rekening dalam kelompok ini merupakan rekening pengumpulan
sementara dari-Biaya yang dibayarkan/dibebankan, yanq selanjutnya didistribusikan
secara periodik ke Kelomok 5 (Tempat Biaya), Kelompok 6(Proses Produksi) dan
Kelornpok 9 (Rugi/Laba).
2.0 Upah dan Gaji (dengan Jurnal secara periodik pada Kas/Bank)
2.0.0 Upah Tenaqa Langsung.
2.0.1 Upah Lembur tenaqa langsung.
2.0.2 Gaji Tenaga Tidak Langsung.
2.0.3 Gaji lanbur Tenaga Tidak Langsung.
2.0.9 Gaji Direksi/Dewan Komisaris.
2.0.5 Upah Tenaga Kontrak Keria.
41
2.0.6 Premi Prestasi Kerja.
2.0.7 Upah Tenaga suh Kontraktor. .
2.0.8 Rekening Pindahan (ke Kelonpok 5/tempat Biaya dan Kelampok
6/Proses Produksi), dll.
2.1 Biaya Sosial (dengan jurnal secara periodic pada kas / Bank)
2.1.0 Tunjangan Hari Raya.
2.1.1 Pangan.
2.1.2 Poliklinik.
2.1.3 Biaya Sosial lainnya, termasuk Order Pribadi.
2.1.4 Biaya Pensiun.
2.1.5 Rekening Pindahan.
2.2 Penyusutan Kalkulatoris
2.2.0 Penyusutan Kalkulatoris gedung, rumah dinas, dll.
2.2.1 Penyusutan Kalkulatoris dok, tanbatan, galangan, Kran luar.
2.2.2 Penyusutan Kalkulatoria mesin dan perkakas.
2.2.3 Penyusutan Kalkulatoris alat pengangkutan.
2.2.9 Penyusutan Kalkulatoria inventaris.
2.2.5 Rekening Pindahan.
2.3 Asuransi
2.3.0 Asuransi Dok Apung (secara periodik dipindahkan ke Rekening 1.7.0).
2.3.1 Asuransi Gedung (idem 2.3.0).
2.3.2 Asuransi Persediaan (idem 2.3.0).
2.3.3 Asuransi Bangunan Baru Kapal/Lepas Pantai.
2.3.4 Sewa tanah, kantor (dipindahkan ke Rekening 1.7.0).
2.3.5 Pemeliharaan berjangka (dipindahkan ke Rekening 0.7).
2.3.6 Rekening Pindahan (dipindahkan ke Rekening Kelompok 5).
2.4 Bunga Kalkulataris
2.4.0 Bunga Jatuh Tempo.
2.4.1 Bunga Kredit Bank (dapat penbebanan langsung ke Rekening 9.9.0
atau 9.4.1).
42
2.9.2 Rekening Pindahan (dipindahkan ke Rekening Kelampok 5).
2.5 Lain-Lain Biaya
4. Kelompok 3: Rekening Persediaan
3.0 Persediaan Gudang
3.0.0 Persediaan Material Langsung dan Tidak Langsung
Pemakalan Material dibebankan pada Keloripok 5 (Tenpat biaya) dan
Kelonpok 6 (Proses Produksi) Sesuai Bon Material. Nilai persediaan material antara
lain buku dan hasil "Stok Opnane" dapat langsung dibuka ke Rekening Rugi/Laba
9.7.0.
5. Kelompok 4: Rekening Biaya Langsung
Rekening Biaya Langaung ini dapat langsung dibukukan Rekening proses
Produksi (Kelampok 6).
6. Kelompok 5: Rekening Tempat Biaya
Dalam kelompok ini dibukukan Semua Biaya Tidak Langsung (BTL) yang
dibebankan pada tiap-tiap Tempat Biaya Produksi Tidak langaung (BPTL). Spesifikasi
Tempat Biaya selengkapnya dapat dilihat pada uraian tersendiri mengenai Tenpat
Biaya (lihat 3.3.2).
7. Kelompok 6: Rekening Proses Produksi
Rekening-rekening dalam Kelonpok ini menunjukkan Harga pokok Penjualan
(HPP) dan atau Biaya Produkai (HP) dari tiap-tiap butir pekerjaan atau Kapal
Reparasi/Bangunan Baru ataupun Realisasi Pendapatan tiap tahun Perusahaan, dibagi
dalam 2 (dua), yaitu:
1. Perintah Kerja Extern, yang meliputi:
- Reparasi Kapal dengan Kode order misalnya K.
- Banguran Baru Kapal dengan Kode order
misalnya (termasuk Bangunan Lepas Pantai) N.
- Non Kapal dengan Kode order misalnya U.
2. Perintah Kerja Intern, yang meliputi:
43
- Pemeliharaan Rutin dengan Kode order
Misalnya A.
- Pemeliharaan Besar dengan Kode order B
-Investasi dengan Kode order C.
- Persediaan Gudang dengan Kode order M (atau GD)
- Untuk Karyawan denqan Kode order misalnya P.
6.0 Order Reparasi Kapal (Bila pekerjaan selesai dapat pindahkan ke Rekening 8.0.0)
6.0.0 Upah Tenaqa Kerja Langsung Order K atau R
6.0.1 Material Langsunq Order K atau R
6.0.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order K atau R
6.0.3 Biaya Administrasi Tidak Langsunq Order K atau R
6.1 Order Bangunan Baru Kapal (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke
Rekening 8.0.1).
6.1.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order N atau B
6.1.1 Material Langsung order N atau B
6.1.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order N atau B
6.1.3 Biaya Adminiatrasi Tidak Langsung Order N atau B
6.2 Order Non Kapal (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke rekening 8.0.2). .
6.2.0 Upah Tenaga Kerja Langaung Order U.
6.2.1 Material Langsug Order U.
6.2.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order U.
6.2.3 Biaya Administrasi Tidak Langsung Order U.
6.3 Order Extern yang dicadangkan.
6.4 Order Pemeliharaan Rutin (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke
Kelompok Aktiva tetap).
6.9.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order A.
6.4.1 Material Langsung Order A.
6.4.2 Biaya Produksi Tldak LAngsung Order A.
6.4.3 Biaya Administrasi Tidak Langsung Order A.
6.5 Order Peweliharaan Besar (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke
Kelompok Aktiva tetap).
6.5.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order B.
6.5.1 Material Langsung Order B.
6.5.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order B.
44
6.5.3 Biaya Administraai Tidak Langsung Order H.
6.6 Order Investasi (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke Kelompok Aktiva tetap).
6.6.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order C.
6.6.1 Material Langsung Order C.
6.6.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order C.
6.6.3 Biaya Administrasi Tidak Langsung Order C
6.7 Order Persediaan Gudang (Dipindahkan ke Gudang ) .
6.7.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order MG.
6.7.1 Material Langsung Order MG.
6.7.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order MG.
6.7.3 Biaya Administrasi Tidak Langsung Order MG.
6.8 Order untuk Karyawan (Dipindahkan ke Biaya Sosial).
6.8.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order P.
6.8.1 Material Langsung Order P.
6.8.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order P.
6.8.3 Biaya Administrasi Tidak Lansung Order P.
6.9 Rekening Pindahan (dipakai untuk Cadangan).
8. Kelompok 7: Pekerjaan Setengah Jadi
Hasil Produksi Setengah Jadi merupakan hasil produksi suatu Perusahaan Dok dan
Galangan Kapal yang masih memerlukan proses produksi lagi untuk mendapatkan Hasil
Produksi final. Saat ini pada Perusahaan Dok dan Galangan Kapal Nasional yang
menghasilkan Pekerjaan setengah Jadi seperti apa yang disebutkan di atas untuk
sementara belum ada.
Biarpun hasil proses produksi Bengkel Cor (bila ada) merupakan hasil produksi
setengah jadi, karena masih memerlukan pekerjaan proser produksi untuk mendapatkan
barang jadi, hasil produksi setengah jadi ini merupakan harga material dan dimasukkan
pada Kelompok 6 (Proses Produksi).
Berarti Rekening Pekerjaan setengah jadi ini dimasukkan pada Material Rekening
Proses Produksi.
45
9. Kelompok 8: Rekening Hasil Produksi
Dalam Kelompok ini dicatat dan dibukukan Harga Pokok Penjualan (HPP), Biaya
Produksi (BP), Harga Penjualan (P) dari setiap Perintah Kerja K, N dan U dari pihak
Extern.
Rekening-rekening Kelompok 8 ini meliputi:
8.0 Harga Pakok Penjualan
8.0.0 Harga Pokok Penjualan Order K.
8.0.1 Harga Pokok Penjualan Order N.
8.0.2 Harga Pokok Penjualan Order U.
8.0.3 Rekening Pindahan.
8.1 Biaya Produksi
8.1.0 Biaya Produksi Order K.
8.1.1 Biaya Produksi Order N.
8.1.2 Biaya Produksi Order U.
8.1.3 Rekening Pindahan.
8.2 Harga Penjualan
8.2.0 Harga Penjualan Order K.
8.2.1 Harga Penjualan Order N.
8.2.2 Harga Penjualan Order U.
8.2.3 Rekening Pindahan.
8.3 Biaya Menyusul/Tambahan
8.3.0 Biaya Menyusul/Tambahan order K.
8.3.1 Biaya Menyusul/Tambahan Order N.
8.3.2 Biaya Menyusul/Tambahan Order U.
8.3.3 Rekening Tambahan.
8.4 Reduksi/Pengurangan
8.4.0 Reduksi/Pengurangan Order K.
8.4.1 Reduksi/Pengurangan Order N.
8.4.2 Reduksi/Pengurangan Order U.
8.4.3 Rekening Pindahan.
Harga Penjualan dikreditkan sesuai dengan Faktur yang diajukan
kepada pihak Pemilik Kapal dan atau Pemesan Kapal.
46
Pada akhir tahun buku, saldo yang terdapat pada Kelompok 6 (proses
Produksi ) tidak ditransfer ke Kelompok lain yaitu Kelompok 0,1 dan 8; tetapi
tetap di Kelompok 6 sebagai Pos di Neraca.
10. Kelompok 9: Rekening Rugi/Laba
Kelompok ini menunjukkan secara periodik Rugi/laba Perusahaan
(tiap Bulan, Kwartal, 6 Bulan, Tahun). pemindahan ke Kelompok 9 ini dapat
dilaksanankan secara periodik tanpa menutup Rekening-rekening di Kelompok
2 (Netral), 3 (Persediaan Material/Bahan), 9 (Biaya langsung), 5 (Tempat
Biaya), 6 (Proses Produksi) dan 9 (Rugi/Laba) dengan menggunakan Rekening
Pindahan.
Kelompok 9 ini meliputi kegiatan/aktivitas Perusahaan di Luar
maupun didalam . Aktivitas didalam Perusahaan adalah aktivitas yang ada
kaitannya dengan Order-order pakok axtern yanq dicatat melalui Kelonpok
9(Biaya Langsung), 5 (Tempat Biaya), 6 (Proses Produksi) dan 8 (Hasil
Produksi). Aktivitas di luar Perusahaan adalah hasil kegiatan yang ada
hubungannya dengan: Penjualan rupa-rupa, selisih harga material, selisih kurs,
dll. Dalam kelompok 9 ini dibukukan setelah Debet semua Harga Produksi
(Biaya Langsung, Harga Pokok Penjualan, Biaya Produksi) dari Kelompok 6
(Proses Produksi), Hasil Usaha atau Penjualan dari Kelompok 8 (Hasil
Produksi) serta Biaya Adminiatrasi umum, Biaya Pemasaran dan Biaya Modal
melalui Kelompok 6 dan 8.
9. 0 Hasil Usaha
9.0.0 Hasil Usaha Order K.
9.0.1 Hasil Usaha Order N.
9.0.2 Hasil Usaha Order U.
9.1 Biaya Usaha
9.1.0 Biaya Usaha Order R atau K.
9.1.2 Biaya Usaha Order B atau N.
9.1.2 Biaya Usaha Order U.
9.2 Biaya Modal atau Biaya Bank
9.2.0 Bunga Kalkulatoris.
9.2.1 Bunga Kredit Bank.
9.2.2 Bunga Pinjaman Modal Kerja.
47
9.3 Biaya Pemasaran
9.3.0 Biaya Pemasaran Order K.
9.3.1 Biaya Pemasaran Order N.
9.3.2 Biaya Pemasaran Order U dll.
9.4. Bunga yang diterima
9.4.0 Jasa Giro
9.5 Hasil Penjualan
9.5.0 Hasil Penjualan Aktiva.
9.5.1 Nilai Buku Penjualan Aktiva.
9.5.2 Hasil Peniualan Persediaan.
9.5.3 Nilai Buku penjualan Persediaan.
9.5.4 Hasil Penjualan lain-lain.
9.6 Selisih Nilai/Harga
9.6.0 Selisih Harga Material.
9.6.1 Selisih Kas.
9.6.2 Selisih Kurs Mata Uang.
9.6.3 Selisih Pajak.
9.6.4 Dan lain-lain selisih/harga.
9.7 Rugi/laba Perusahaan (hanya dipakai akhir tahun untuk memudahkan
Saldo Rugi/Laba ke Rekening 0.9.4).
9.7.0 Rugi/Laba Kotor.
9.7.1 Rugi/Laba Usaha.
9.7.2 Rugi/Laba Operasi.
9.7.3 Rugi/Laba sebelum Pajak.
9.7.4 Rugi/Laba Sesudah Pajak.
3.3.2 Tempat Biaya
Pembagian Biaya Tidak Langsunq seperti telah ditentukan pada
administrasi Induk Kelompok 5 (Rekening Tempat Biaya), serta Pembebananya ke
Rekening Proses Produksi (Kelompok 6) terbagi atas 3 Tahap, yaitu:
Tahap 1: Pengelompokan Biaya
Tahap 2: Pembagian Biaya
Tahap 3: Pembebanan Biaya
Tahap 4: Pengelampokan Biaya
48
TAHAP I: Pengelompokan Biaya
Rekening-rekening Tempat Biaya dapat dibagi atas 4 (empatt) Kelonpok,
yaitu:
1. Kelompok Pelayanan Umum (General Service)
5.1.X = Bangunan, Pemeliharaan dan Keamanan.
5.2.0 = Pembelian
5.2.1 = Gudang
5.2.3 = Transportasi Darat
5.3.X = Tenaga, Perlengkapan
2. Kelompok Administrasi (Administration Cost Centre)
5.0.X = Overhead Umum.
3. Kelampok Pelayanan Produksi (Subsidiary Production ant Centre).
5.2.2 = Penimbunan Pelat/Profil
5.4.X = Dok, Dermaga dan Kran.
4 . Kelampok Praduksi Langsung (Direct Cost Centre)
5.5.X = Konstruksi Kapal
5.6.X = Outfitting Kapal
5.7.X = Mesin/Listrik Kapal
5.8.X = Diversifikasi
TAHAP 2: Pembagian Biaya
1. Pembagian Biaya ke tiap-tiap Kelonpok dilaksanakan dalam 5 tahap dengan
metode "Pembagian Langsung" (Direct Cost Distribution) sebagai berikut:
a. Biaya dibukukan pada tempat-tempat Biaya yang bersangkutan.
b. Jumlah Biaya di Kelompok "Pelayanan Umum" dan "Administrasi"
dibebankan pada Rekening Tenpat biaya:
5.4.0 Dok Umum
5.5.0 Pelat/Las umum
5.6.0 Outfitting Kapal Umum
5.7.0 Mesin/Listrik Kapal Umum
5.8.X Diversifikasi
49
c. Jumlah Biaya di Rekening Tempat Biaya 5.4.0 (Dok Umum) dan 5.4.1
(Transport Intern) dibebankan pada Rekening Tempat Biaya 5.4.2
s/d 5.4.7.
d. Jumlah Biaya di Kekening Tempat Biaya 5.9.3 s/d 5.4.7 dibebankan
pada Rekening Umum di Kelompok Produksi Langsung (5.5.0 ;
5.6.0 dan 5.7.0) dan Kelompok Diversifikasi 5.8.X.
e. Jumlah Biaya di Rekening 5.5.0 ; 5.6.0 dan 5.7.0 d i bebankan pada
Rekening-rekening 5.5.X ; 5.6.X dan 5.7.X.
2. Pembagian Biaya pada Tempat Biaya dengan Faktor, Pembagi Biaya (Cost
Distribution Key) sebaqai berikut:
Rekening Tempat Biaya Faktor Pembagi Biaya
5.2.2 Penimbunan pelat/profil Jumlah biaya dibebankan pada rekening
5.50 (pelat/las umum)
5.2.3 Transportasi darat Jumlah biaya dibagi dengan jumlah
karyawan ditempat
5.3.1 Tenaga listrik Jumlah biaya dibagi KWH ditempat biaya:
5.4.0,5.5.0,5.6.0,5.7.9, dan 5.8.X
5.3.2 Air tawar Biaya 5.4.0,5.5.0,5.6.0,5.7.0 dan 5.8.X
Contoh:
Oleh karena jumlah KWH tidak dapat diketahui dengan pasti, maka pembagiannya
dalam prosentase.
5.4.0 Dok umum misalkan 15 %
5.5.0 Pelat/las umum 50 %
5.6.0 Outfitting Kapal Umum misalkan 8 %
5.7.0 Mesin/Listrik Kapal Umun misalkan 25 %
5.8.0 Diversifikasi misalkan 2 %
5.4.0 Dok umum Jumlah biaya dipindahkan ke rekening
5.4.1 s/d 5.4.7
5.3.3 kompressor Jumlah biaya dibagi dengan jumlah kutub
Contoh
5.4.0 Dok umum 107 kutub 75,0%
5.5.0 Pelat/las umum 18 kutub 12,5%
50
5.6.0 Outfitting kapal umum 5 kutub 3,5%
5.7.0 Mesin / listrik kapal
umum
11 kutub 8,0%
5.8.x Diversifikasi 1 kutub 1,0%
5.1.X Bangunan, pemeliharaan,
umum
keamanan
5.2.0 Pembelian Jumlah biaya dibagi dengan jumlah jam
orang di tempat biaya 5.4.0,5.5.0,5.6.0,5.7.0,
dan 5.8.x
5.3.4 Gudang
5.3.5 Poliklinik Jumlah biaya disbanding dengan jumlah jam
orang di kelompok konstruksi kapal dan
mesin/listrik kapal.
5.0.X Overhead umum
5.4.1 Transport Intern
5.4.3 Kran luar
5.4.4 Kran apung
5.4.5 Alat-alat apung
5.4.6 Dok tarik Jumlah biaya direkening ini langsung
dibebankan ke order langsung 5.4.7 Dermaga, jetty
5.4.5 Galangan
5.4.2 Dok apung
Tahap 3. Pembebanan Biaya
Pembebanan Biaya Tak langsung ke Order Langsung sebagai Overhead
dilaksanakan dengan Tarip Pembebanan, untuk:
5.4.2 Dok Apung. = Jumlah Biaya dibagi dengan jumlah
Gross Ton Days. Gross Tan Days =
Jumlah kapal di atas Dok x BRT x
jumlah hari di atas Dok.
5.4.X Konstruksi Kapal.
5.6.X Outfitting Kapal. = Jumlah Biaya dibagi dengan jumlah
Jam Orang order langsung. 5.7.X Mesin/Listrik Kapal
51
5.8.X Diversifikasi
Rekening Tempat Biaya
Untuk Rekening Tempat Biaya pada Kelonpok 5 Administrasi Induk,
perlu adanya Sistim Kode untuk Tempat-Tempat biaya yaitu:
5.0 Overhead Umum
5.0.0 Pimpinan umum. XD
5.0.1 Pimpinan Pelaksana. XF
5.0.2 Unit Raba-Rasa. XE
5.0.3 Pengawasan Teknik. XS
5.0.4 Perancangan Teknik. XR
5.0.5 Pemasaran. XM
5.0.6 Administrasi. XA
5.0.7 Cabang/Perwakilan. XW
5.0.8 Pendidikan. XL
5.0.9 Quality Assurance. XQ
5.1 Bangunan Baru, Pemeliharaan dan Keamanan
5.1.0 Gedung di Penataran XB
5.1.1 Halaman di Penataran XH
5.1.2 Pemeliharan
XO
5.1.3 Rumah dinas, Mess, Rumah Peristirahatan XN
5.1.4 Kamar Mandi, WC XX
5.1.5 Kantin, Koperasi, Gedung Dharma Wlanita. XC
5.1.6 Keamanan XP
5.1.7 Dock House. XU
5.1.8 Lapangan di luar Penataran XG
5.2 Gedung, Transportasi
5.2.0 Pembelian GK
5.2.1 Gudang GB
5.2.2 Penimbunan Pelat/Profil GP
52
5.2.3 Transportasi Darat KM
5.3 Tenaga, Perlengkapan
5.3.0 Central Telepon TT
5.3.1 Central Listrik, Tenaga Listrik TL
5.3.2 Air Tawar TA
5.3.3 Konpresor TC
5.3.4 Poliklinik ZV
5.3.5 Pangan FK
5.3.6 Rekreasi/Ibadah XK
5.4 Dok, Kran, Dermaga
5.4.0 Dok Umum DU
5.4.1 Transport Intern DT
5.4.2 Dok Apung DA
5.4.3 Kran Luar DK
5.4.4 Kran apung DC
5.4.5 Alat-alat Apung DP
5.4.6 Dok Tarik DH
5.4.7 Dermaga, Jetty Offshore DD
5.4.8 Galangan DB
5.5 Kontruksi Kapal
5.5.0 Pelat/Las umun PU
5.5.1 Pelat/Las Dinas Dalam PD
5.5.2 Pelat/Las Reparasi PR
5.5.3 Pelat/las Bangunan Baru PB
5.5.4 Pelat Uji Las PL
5.6 Outfitting Kapal
5.6.0 Outfitting umum OU
5.6.1 Kayu Pekerjaan Tangan OK
5.6.2 Kayu Pekerjaan Mesin OM
5.6.3 Kayu Pekerjaan Reparasi OR
53
5.6.4 Kayu Pekeriaan Bangunan Baru OB
5.6.5 Pipa, Tembaga, Blek OP
5.6.6 Layar, Cat, Batu OL
5.7 Mesin/Listrik Kapal
5.7.0 Mesin Umum MU
5.7.1 Meain Dinas Dalam MD
5.7.2 Meain Dinas Luar ML
5.7.3 Mesin Motor MM
5.7.4 Mesin Bubut MB
5.7.5 Mesin sekrap/Freis MS
5.7.6 Mesin Perkakas MP
5.7.7 Mesin Listrik ME
5.8 Diversifikasi
5.8.0 Pengecoran RT
5.8.1 Ferro Cement. RC
5.8.2 Serat Gelas (Fibre Glass) RF
5.8.3 Offshore RO
3.3.3 Jenis Biaya
Untuk mendapatkan suatu sistem Informasi mengenai Biaya yang
dibelanjakan, maka Biaya tersebut dibagi dalam Jenis-Jenis biaya. Berdasarkan
macam dan corak asal biaya itu, maka Biaya-biaya tersebut selanjutnya
dibebankan pada tempat Biaya dan atau Order.
Pembagian Biaya menurut Jenisnya antara lain berguna untuk:
1. Manbandingkan tiap Jenis Biaya dalam bentuk Uang maupun Prosentase
terhadap seluruh Biaya.
2. Menganalisa Penyinpangan dalam suatu Sistem Anggaran.
3. Menganalisa Jumlah Biaya per Order
Jenis Biaya digolongkan dalam 2 (Dua) Kelonpok, yaitu:
1. Kelompok Biaya yang langsung dibebankan/dibukukan pada Order atau
Tempat Biaya (Primair).
54
2. Keloapok Biaya yang dibebankan dari Tempat Biaya yang satu ke Tempat
Biaya lain dan atau ke Order berdasarkan kunci Pembagi (Sekundair).
Jenis Biaya yang dipakai dan digunakan dalam sistem Administrasi
seragam Galangan Kapal (SAAS GALKAP) disusun dengan sistem Kode Angka,
dimana kode angka pertama menunjukkan Kelompok Jenis Biaya sebagai
berikut:
1. Kelortipok 0 : Upah dan Gaji
2. Kelompok 1: Biaya Sosial
3. Kelompok 2: Lain-lain Biaya Pegawai
4. Kelompok 3: Material Langsung
5. Kelompok 4: Sub Kontraktor.
6. Kelompok 5: Tenaga, Perkakas, Bahan Bantu.
7. Kelompok 6: Pemeliharaan
8. Kelampok 7: Overhead
9. Kelompok 8: Biaya Aktiva
Selanjutnya tiap-tiap Kelompok Jenis Biaya di atas masih dibagi lagi
menjadi beberapa Jenis Biaya dan tiap-tiap Jenis Biaya masih dibagi lagi dalam
Rincian Jenis Biaya.
Susunan pengelompokkan biaya, pembagiannya dalam jenis biaya serta
rincian jenis biaya yanq diterapkan di Perusahaan Dok dan Galanqan Kapal
Nasional pada prinsipnya seperti berikut.
1. Kelompok 0: Upah dan Gaji
Jenis Biaya dalam Kelompok 0 ini dapat dibaai menjadi 2 jenis biaya
yaitu: (dua) jenia Biaya, yaitu:
- Jenis Biaya Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung, dan
- Jenis Biaya Upah/Gaji Tenaga Kerja tidak Langsung
0.1 Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung
Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung adalah Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung
yang dibebankan pada Order.
Tenaga Kerja Langaung dalam hal ini adalah:
0.1.0. Karyawn produksi dari tukang III, tukang II, tukang I dan Kepala Regu."
55
0.1.1 Karyawan Produksi pada butir 0.1.0 yang melayani proses produksi antara lain:
Pengemudi Kran, Operator Mesin-mesin produksi, karyawan pada Biro
Perancangan Teknik.
0.1.2 Tenaga Kerja tidak tetap yang bekerja langsunq pada proser produkai, yang
dikelola oleh bengkel Pelaksana Produksi yangbersangkutan, antara lain:
Tenaga Harian, Tenaga Kontrak Kerja.
0.1.3 Tenaga Sub Kontraktor yang mempunyai keahlian dan bekerja di kawaaan
Perusahaan Dok dan Galanqan Kapal serta dikelolanya.
Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung ini (kecuali Tenaga Kerja Langsung 0.1.3)
selain Upah/Gaji pada Jam Kerja, akan mendapat pula Upah/Gaji Jam Lembur, bila
yang bersangkutan bekerja lembur. Oleh karena itu Upah/Gaji Jam Lembur Tenaga
Kerja Langsung merupakan Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung.
0.2 . Upah /Gaji tenaga kerja tidak langsung.
Upah/Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah Upah/Gaji yang dibebankan
sebagai Biaya Tidak Langsung atau Overhead pada Order.
Tenaga Kerja Tidak Langsung atau Tenaga Kerja Langsung yanq tidak berperan
serta pada Proses Produksi dalam hal ini adalah:
0.2.0 Karyawan Direktorat Produksi tingkat Kepala Regu ke atas, sampai Kepala
Departemen atau Kepala Divisi.
0.2.1 Karyawan di luar Direktorat Produksi dari tingkat terbawah sampai dengan
Kepala Biro/Divisi.
0.2.2 Tenaga Kerja Langsung butir 0.1.0 s/d 0.1.2 yang merupakan Order Tunggu
karena tidak ada Order/perintah Kerja, disebabkan karena kesalahan
Management atau karena tidak ada pekerjaan.
0.2.3 Tenaga Kerja Langsung 0.1.0 s/d 0.1.2 serta karyawan lainnya yanq merupakan
Order Tunggu tidak Murni disebabkan:
- Mesin/peralatan produksi rusak.
- Hujan, sehingga tidak dapat bekerja.
- Tunggu putusan/pemeriksaan/material.
- Persiapan peralatan kerja.
- Upacara bendera, Apel dan Upacara lainnya.
- Tugas Dinas (Di Kawasan Penataran).
- Panggilan Penelitian Khusus.
56
- Rapat Produksi dan Rapat lainnya.
- Latihan Pendidikan (di Kawasan Penataran)
- Pertandingan Olah Raqg dan atau mewakili Perusahaan,
- Periksa ke Poliklinik Perusahaan.
- Kecelakaan/membantu kecelakaan di Perusahaan.
-Tugas sosial/Kematian.
- Ambil upah/gaji
- Ibadah/sembahyang.
0.2.4. Tenaga Kerja Langsung 0.1:0 s/d 0.1.2 yang melaksanakan kerja pelayanan
yang tidak pada proses produksi (seperti 0.1.1) biarpun ada hubungamya
dengan Proses Produksi, antara lain: Dok apung, sentral Listrik menjaga
Diesel Darurat, menjaga Kompresor, dll.
0.2.5 Tenaga Kerja Langsunq 0.1.0 s/d 0.1.2 serta karyawan lainnya yartq tidak
berada di penataran, tetapi mendapat Upah/Gaji disebabkan :
- Sakit.
- Cuti dapat Upah, dirumahkan, MPP.
- I j i n dapat upah/Ga j i .
- Susulan keluarga, dll.
- Libur habis jaga/kerja shift.
0.2.6 Tenaga Kerja Langsung 0.1.0 o/d 0.1.2 serta karyawan lainnya yang menjalani
Pendidikan dan Dinas Luar.
0.2.7 Direktur Utama, Direksi dan Dewan Komisaris.
0.3 Lembur tenaga Kerja Langsung
- Lembur Tenaga Kerja Langsung.
- Lembur Jaga Tenaga Kerja Langsung.
0.4 Lembur Tenaga Kerja Tidak Langsung
- Lembur Tenaga Kerja Tidak Langsung.
- Lembur Jaga Tenaga Kerja Langsung.
02. Kelompok 1: Biaya Sosial
Jenis Biaya dalam Ke1ompok Biaya sosial ini terdiri dari:
57
1.0 Upah Sasial untuk mengerjakan; pemeliharaan Masjid, ruang ceramah Kristen,
membuat maesan/salib, dll.
1.1 Biaya Sosial lainnya
- Uang ganti kecelakaan.
- Sumbangan kematian, karangan bunga, dll.
- Sumbangan perayaan, kegiatan pihak luar, kegiatan Olah Raga, dll.
- Tunjangan Hari Raya.
1.2 Premi Pensiun
- Premi Dana Pensiun.
- Premi Astek.
- Premi Assuransi.
1.3 Pensiun
- Gaji semasa MPP, masa persiapan pension.
- Pensiun diambil sekaligus.
Biaya yang dikelompokkan pada Kelonpok Biaya Soaial ini sebagian dibebankan
pada:
- Biaya Tidak Langsung atau Overhead.
- Biaya/Laba (THR, sumbangan, premi Asuransi, dll. ) .
3. Kelompok 2: Biaya Pegawai lainnya
Biaya Pegawai lainnya ini dibebankan sebagai Biaya Tidak Langsung atau
Overhead dan sebagian pada Rugi/Laba.
2.0. Biaya Penerimaan Tenaga Kerja Baru
2.2.0 Semua Biaya yang menyangkut dengan penerimaam Tenaga Kerja baru
seperti Iklan, transport, pemondokan dll.
2.1. Pengangkutan (transport)
2.1.0 Penggantian uang transport pegawai.
2.1.1 Sewa transport/kendaraan termasuk Biaya Tol, pas Pelabuhan.
2.2. Biaya Pendidikan
2.2.0 Biaya Pendidikan Intern
Biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan di dalam Perusahaan, seperti
penataran, pendidikan calon pegawai, pendidikan/kursus untuk pegawai,
dll.
2.2.1 Biaya Pernlidikarr Extern
58
Biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan di luar Perusahaan, seperti
kursus-kursus, Seminar, peningkatan keahlian, dll., termasuk pendidikan
di Luar Negeri.
2.3 Biaya Penggantian
2.3.0 Uang Pemondokan, Biaya Mess Pegawai, Biaya air tawar,listrik, gas, dll.
2.3.1 Tunjangan sewa rumah, kontrak rumah, dll.
2.4 Pakaian kerja dan alat pengaman/kerselaaatan kerja
2.4.0 Pembelian pakaian kerja, sepatu kerja, pakaian dinas, topi keselamatan
kerja, dll.
2.4.1 Pembelian alat pengaman serta keselamatan kerja untuk karyawan, alat
pemadam kebakaran, pakaian pemadam kebakaran, topi kesela matan
kerja, sarung tangan, kaca mata/perisai untuk las liastrik, dll.
2.4.2 Biaya reparasi dan pemeliharaan alat pengaman dan keselamatan untuk
karyawan.
2.4.3 Sewa alat pemadam kebaran, dll.
2.5 Premi Kerja
2.5.0 Premi/uang perangsang untuk memberikan motivasi kerja.
2.5.1 Tunjangan extra, naik tiang, dll.
2.6 Biaya Pangobatan
2.6.0 Biaya Dokter.
2.6.1 Biaya Rumah Sakit (termasuk obat-obatan, dll.).
2.6.2 Obat-obatan untuk Poliklinik Perusahaan.
2.6.3 Perlengkapan/peralatan kedokteran untuk poliklinik Perusahaan.
2.6.4 Pemeriksaan/Check-Up.
2.6.5 Biaya kacamata dan peneriksaan mata.
2.6.6 Biaya kelahiran.
2.7 biaya Pangan
2.7.0 Biaya makan siang.
2.7.1 Biaya makan lembur.
2.7.2 Biaya tambahan minum waktu kerja dan lembur.
2.7.3 Biaya tambahan susu/kacanq hijau.
2.7.4 Biaya makan/minum/makan kecil untuk tamu.
2.8 Biaya Perjalanan Dinas
2.8.0 Uang Transport.
59
2.8.1 Uang Penginapan.
2.8.2 Uang Makan.
2.8.3 Uang Saku.
2.9 Biaya Kepegawaian lain.
2.9.0 Rekreasi pegawai atau darmawisata.
2.9.1 Kegiatan Olah Raga dan Kesenian Karyawan.
2.9.2 Kegiatan Kerohanian Karyawan.
2.9.3 Perayaan-perayaan, Idul Fitri, Natal, Hari Kemerdekaan, Pelun-
curan/serah Terima Kapal, dll.
4 . Kelampok 3 : Material Langsung
3.0 Material Langsung: Material Pokok
Disini dibukukan material yang digunakan dalam proses produksi pelat baja,
profil baja, kayu, bahan poros, cat, permesinan, alat navigasi, keselamatan,
pencegahan kebakaran, dll.
3.1 Material Langsung: Material Cadang
Disini dibukukan material yang melengkapi hasil produksi dan tidak
mengalami perubahan suku cadang permesinan, peralatan listrik, alat navigasi dll.
3.2 Material Largsug: Material Bantu
Disini dibukukan Material Bantu yang membantu terselesaikannya Proses Produksi
dan mengalami perubahan, elektrode las, karbid, LPG, Zat Asan, Acetylene cair, dll.
3.3 Material tak Langsung: Material Bantu
Disini dibukukan material yang digunakan dalam Proses Produksi tetapi tidak
menjadi bagaian yang integral dari produksi yang dihasilkan cat untuk menera, kapur,
tali penera, metal meker, dll.
5. Kelompok 4: Sub Kontraktor.
Sub Kontraktor yang menunjang Perusahaan Dok dan Galangan Kapal dapat
dibagi menjadi:
1. Sub Kontraktor yang keahlian dan bidang kerjanya sama seperti yang dimiliki oleh
Tenaga Kerja Langsung Perusahaan Dok dan Galangan Kapal.
a. Bila bekerja dan menyelesaikan pekerjaannya di kawasan Perusahaan, Biaya yang
diperlukan termasuk biaya tenaga Kerja Langsung jadi termasuk Biaya
Langsung.
60
b. Bila bekerja dan menyelesaikannya di luar kawasan Perusahaan dengan semua
material dari Sub Kontraktor, Biaya yang diperlukan termasuk biaya jasa teknik
pihak Ketiga atau merupakan biaya Tidak langsung.
c. Seperti butir l.b tetapi dengan semua Material dan Perusahaan, Biaya yang
diperlukan termasuk Biaya Material Langsung jadi termasuk Biaya Langsung.
2. Sub Kontraktor yang keahlianya dan bidang kerjanya tidak dimiliki oleh Tenaga Kerja
Langsung Perusahaan, biaya yang diperlukan termasuk biaya Jasa teknik pihak
Ketiga atau merupakan Biaya Tidak Langsung.
4.0. Sub Kontraktor yang mengerjakan pekerjaan: pelat/las, dll.
4.1. Sub Kontraktor yang mengerjakan pekerjaan: mesin induk, motor bantu, poros
baling-baling, kemudi, katub laut, dll.
4.2. Sub Kontraktor yang mengerjakan pekerjaan: Navigasi Perbaikan Kompas dan
timbal Konpas, Echo-Sounder, Radio, Radar, Fish Finder, dll.
4.3. Sub Kontraktor yang mengerjakan pekerjaan:Listrik: penggulungan baru
elektro motor, pekerjaan kamar pendingin, papan hubung utama (MSB)
4.4. Sub Kontraktor yang mengecatan: sand blasting, water Jet, penyekrapan,dan
pengetokan, pengecatan, pembersihan tangki, dll penyekrapan dan pengetokan, pengecatan, pesnbersihan tanglci, dll.
4.5. Sub Kontraktor yang mengerjakan peker3aan: kayu: pembuatan perabot kayu,
dinding/langit-langit kamar, pelapis geladak, alat keselamatan pernumpang,
dll.
4.6. Sub Kontraktor lain.
6. Kelompok 5: Tenaga, Perkakas dan Bahan Bantu
5.0. Tenaga dan Bahan Bakar
Disini dibukukan tenaga listrik, air tawar, bahan bakar padat (batu bara, kokas, kayu
bakar, dll.), bahan bakar cair (minyak tanah, solar, premium, dll.), minyak lumas,
minyak hydrolis, dll.
5.1 Gas dan Udara bertekanan
Disini dibukukan gas dan udaza bertekanan yang diperlukan untuk menbantu pada
proses produksi, Udara bertekanan (Compressed Air), H2 kering untuk start motor,
dll.
5.2 Bahan Pembersih, sabun, solar untuk pembersih, cairan kimia untuk penbersih
(kerak, karbon, lemak, dll.), majun, lap pembersih, dll.
5.3 Pembungkus, terpal, kotak kayu untuk pengiriman barang, dll.
61
5.4 . Perkakas
Disini dibukukan perkakas yang habis dipakai, yang diperlukan untuk proses
produksi (tidak termasuk biaya untuk pemeliharaan) antara lain: - Perkakas ukur dan
Gambar: termometer, Ultra Sonic Thickness Gauge, Ultra Sonic Flow Detector, Gas
Free Tester, penggaris, pengukur rol, Jangka, penyiku, jangka sorong, pengukur
Diameter Luar/Dalam, Deflection Gauge, Micrometer, dll.
- Perkakas Las: Tang las Liatrik, kabel las Listrik, alat potong las, slang untuk
Oksigen dan Acetylene/LPG, sikat baja, dll.
(Kaca mata Las, topi las, sarung tangan/perisai untuk las termasuk 2.4)
- Perkakas Permesinan: kikir, pisau betel, mata botor, batu gerinda, kain/kertas
gosok, dll.
- Perkakas Pembersih: sapu, kuas, oli, kain, dll. - Perkakas Laimya.
5.5 Perlengkapan Perancangan Teknik
- Meja Ganbar, peralatan gambar, kertas gambar, dll.
- Alat-alat ukur.
- Computer.
5.6 Peralatan, peerlengkapan kantor/ administrasi
Disini dibukukan peralatan/perlengkapan kantor, a.l: kertas, peralatan
administrasi, mesin ketik, foto copy, telex, faximile, conputer, dll.
5. 7 Lain-lain
Disini dibukukan peralatan timbang, pemecah besi cor, dll.
Biaya dalam Kelompok 8 ini merupakan biaya tidak Langsunq pada Proses
Produkai, tetapi akan tetap dibebankan pada Order sebagai biaya Tidak Langsun
atau Overhead.
7. Kelompok 6: Pemeliharaan
Biaya dalam Kelompok Pemeliharaan ini dimasukkan pada Biaya Tidak
Langsung atau Overhead. sedangkan Pemeliharaan Besar (Rehabilitasi) dimasukkan
dalam Investasi biarpun Biayanya termasuk pada Biaya Tidak Langsung. Yang
dimaksud dalam Pemeliharaan Rutin adalah:
6.0 Dok, Galangan, Tambatan, Kran dan Halaman
6.0.0 Dok Apung serta seluruh peralatannya, balok-balok lunas/samping kran, katup-
katup, pompa, dll.
62
6.0.1 Dok Kolam (Graving Dock) serta seluruh peralatannya, balok lunas/samping,
pintu dengan pakingnya, pompa, peranca, dll.
6.0.2 Dik Tarik (Slipway): pondasi rel, rel, derek, SWR, dll.
6.0.3 Galangan (Building Berth): Balok-balok tumpuan, alat peluncur, penahan
peluncur, dll.
6.0.4 Tambatan (termasuk Jetty Offshore): dampra kayu/karet, bollard, dll.
6.0.5 Kran dan perlengkapannya. Disini semua jenis Kran di darat dan di Bengkel,
kecuali Kran di atas Dok Apung, Kran Apung (Floating Crane) dan Mobile
Crane.
6.0.6 Peranca. Disini adalah peranca yang dapat dipindahkan termasuk tangga dan
Travelling Stage yang melayani Dok.
6.0.7 Halaman, penataran (tidak termasuk jalan, pagar dan saluran yang terdapat di
halaman).
6.1 Gedung, Bengkel, Rumah Dinas daan Penataran
6.1.0 Gedung dan Bengkel yang berada di kawasan Perusahaan termasuk standaran
pelat baja pada Gudang terbuka.
6.1.1 Rumah Dinas, Mess dan rumah peristirahatan yang terletak di luar kawasan
Perusahaan.
6.1.2 Pagar, tembok, pagar kawat berduri, pintu gerbang dan pintu yang terdapat pada
pagar.
6.1.3 Jalan baik jalan beton, aspal atau batu yang menghubungkan satu sama lain di
kawasan Perusahaan.
6.1.4 Saluran air di sini adalah saluran got termasuk pintu airnya di kawasan
Perusahaan.
6.2. instalasi
6.2.0 Instalasi Listrik. Dari Sentral Listrik dengan saluran-saluran listrik ke
Bengkel-bengkel/Gedung, Dok dan lain-lain Tempat biaya.
6.2.1 Saluran Air Tawar dari tangki air tawar (termasuk ponpa sentral dan
pompa jinjing) sampai salurannya menuju keTempat-tempat biaya.
6.2.2 Saluran Air Laut dari pompa sentral dengan salurannya sampai ke Tempat-
tempat Biaya.
63
6.2.3 Saluran Pipa Lainnya, antara lain: pipa udara bertekanan, pipa kebakaran,
pipa zat Asam/gas Acetylene.
6.2.4 Instalasi Udara bertekanan termasuk konpresor dan komprosor jinjing
dengan saluran dan katub-katub sanpai ke tempat-tempat biaya.
6.2.5 Instalasi zat Asam termasuk sentral zat Asam, saluran dan katub-katub ke
tempat-tempat Biaya.
6.2.6 Instalasi gas Acetylene termasuk sentral gas Acetylene, saluran dan katub -
katubnya sampai ke tempat-tempat Biaya.
6.2.7 Instalasi Telepon dengan peralatan dan salurannya.
6. 3 Mesin-Mesin
Di sini tidak termasuk mesin-mesin/pompa-pompa yang
terdapat/melayani dok. Pada Sub Kelompok ini termasuk instalasi - instalasi:
6.3.0 Mesin-mesin dan peralatan kerja Bengkel Pelat/Las: mesin press, mesin
gunting, mesin pembengkok pelat/profil baja, mesin las
(diesel/transformator) dan alat-alat kerja lainnya.
6.3.1 Mesin-mesindanperalatan kerjaBengkel Mesin(Mesin Luar/Dalam,
Motor, Bubut, Sekrap, Frais) dan Cor.
6.3.2 Mesin-mesin dan peralatan kerja Bengkel Listrik (tidak termaauk pada
Sentral Listrik dan Diesel Generator darurat).
6.3.3 Mesin-mesin dan peralatan kerja Bengkel Kayu/Pipa/Blek dan Layar.
6.3.4 Mesin-mesin dan peralatan kerja di Unit Galangan "A"(bila
ada).
6.3.5 Mesin-mesin dan peralatan kerja di Pendidikan Perusahaan.
6.4 Alat Transfortasi
6.4.0 Alat Apung bermotor: Kapal tunda, kapal kepil dll
6.4.1 Alat Apung tak bermotor: . ponton kerja, ponton bengkel, ponton air,
ponton minyak, ponton jalan, ponton sampah, dll.
6.4.2 Kran Apung dan peralatannya.
6.4.3 Mobil: Sedan, Jeep, Pick-up, Truk, Bus, Ambulance, dll.
6.4.4 Mobil Crane, Fork Lift, dll.
6.4.5 Alat-alat angkut lainnya: kereta dorong, gerobak, lori, cradle, dll.
6.4.6 Lain-lain alat transportasi.
64
6.5 Perkakas/Alat kerja
6.5.0 Alat potong las, gunting, pisau, dll.
6.5.1 Perkakas/alat kerja lainnya.
6.6 . Inventaris
6.6.0 Perabot: meja, kursi, almari, meja tulis, dll.
Di sini termasuk yang berada di Rumah Dinas, Mess dan Rumah Peristirahatan.
6.6.1 A1at Elektronik: Radio, TV, Overhead,Projector, dll.
6.6.2 Mesin Foto Copy, Alat Stensil, dll.
6.6.3 Alat Pendinqin AC, almari es, dll.
6.6.9 Mesin Telex, Faxcimile, dll.
6.6.5 Computer.
6.7 Pemeliharaan Berjangka
6,7.0 Dok
6.7.1 Pengerukan Perairan.
6.7.2 Galangan, Tambatan, Jetty, dll.
6.7.3 Kapal Tunda, Kapal Kepil, Kran Apung, dll.
6.7.9 Gedung, Bengkel, Rumah Dinas, Mess, dll.
6.7.5 Kran.
6.8 Pekerjaan Pembersihan
6.9 pemeliharaan Intern
8. Kelompok 7: Overhead
Semua biaya operasi dan penunjang dibukukan di sini, antara lain . Sewa fasilitas
kerja, pemasaran, biaya Modal, premi Asuransi, Jasa pihak ketiga, biaya rapat, biaya
upacara, dll.
Biaya dalam Kelompok ini hampir seluruhnya dibebankan langsung ke
Rugi/Laba sebagai Biaya Operasional atau biaya di luar eksploitasi.
65
7.0 pengangkutan
7.0.0 Biaya pengangkutan material. Termasuk biaya bongkar/muat serta sewa gudang,
kontainer serta sewa fasilitas Pelabuhan.
7.0.1 Sewa Kran Apung.
7.0.2 Sewa Kapal Tunda.
7.0.3 Sewa kendaraan bermotor, antara lain: untuk ABK, Surveyor Pemilik, Dewan
Komisaris, Tamu Perusahaan, dll.
7.0.9 Sewa Fork Lift, Mobil Crane, dll.
7.1 Perencanaan dan Penelitian
7.1.0 Biaya Konsultan.
7.1.1 Biaya Perkayasaan dan Rancang Bangun.
7.1.2 Biaya Penyelidikan dan Penelitian.
7.1.3 Biaya Pembuatan Maket.
7.1.4 Biaya Lisenai.
7.1.5 Biaya-biaya lainnya.
7.2 Pemasaran dan Reklame.
7.2.0 Biaya Reklame, Iklan dan Pameran.
7.2.1 Biaya Tender/Bestek.
7.2.2 Biaya Tamu Perusahaan.
7.2.3 Biaya Pemilik Kapal, Surveyor dan
7.2.4 Biaya Peningkatan Usaha.
7.2.5 Bantuan Perjalanan Dinas.
7.2.6 Biaya pemasaran lainnya.
7.3 PTT dan Bank
7.3.0 Pos dan Giro.
7.3.1 Telepon dan Telegrap.
7.3.2 Telex dan Faxcimile.
7.3.3 Biaya Modal atau Bunga Bank.
7.3.4 Biaya Incaso.
7.3.5 Biaya Bank lainnya.
66
7.4 Premi Asuransi
7.4.0 Premi Asuransi Dok
7.4.1 Premi Asuransi Bangunan Baru kapal
7.4.2 Prani Asuransi Reparasi kapal
7.4.3 Premi Asuransi Bangunan lepas pantai
7.4.4 Premi Asuransi Penyeberangan kapal baru
7.4.5 Premi Asuransi Kebakaran
7.4.6 Premi Asuransi Gedung , rumah dinas, dll
7.9.7 Premi Asuransi lainnya.
7.5 Jasa Management
7.5.0 Biaya Acuntan Publik, BPKP, dll.
7.5.1 Biaya Notaris, Legalisasi, dll.
7.5.2 Biaya Konsultan di bidang Management.
7.5.3 Biaya Jasa Management lainnya.
7.6 Biaya Jasa Teknik pihak Ketiga
7.6.0 Biaya Perencanaan, menggambar teknik, dll.
7.6.1 Biaya Klasifikasi dan Kesyahbandaran.
7.6.2 Biaya Pandu, dll.
7.6.3 Biaya Pengujian pihak ketiga.
.6.4 Biaya Penjagaan.
7.7 Pajak-pajak
7.7.0 Meterai.
7.7.1 Registrasi.
7.7.2 Pajak Kendaraan.
7.7.3 PPN.
7.7.4 PPh.
7.7.5 dan lain-lain pajak.
7.8 Biaya Ulangan
7.8.0 Biaya Ulangan pekerjaan Proses Produksi.
67
7.9 Lain-lain
7.9.0 Buku, Majalah, Brosur, Foto dari Pihak Luar, dll.
7.9.1 Dokumentasi antara lain: Photo, TV, Video, Slides, dll.
7.9.2 Iuran, Donasi, sumbangan, dll.
7.9.3 Claim, Denda, dll.
7.9.4 selisih Pembulatan.
7.9.5 Biaya Rapat.
9. Kelompok 8: Aktiva Tetap/Lancar
Dalam Kelompok ini dibukukan Biaya yang ada kaitannya dengan Aktiva Tetap
dan Aktiva Lancar, yang meliputi: penyusutan Aktiva Tetap, Asuransi, bunga, sewa
Tanah/Gedung, dll. , Pajak Tanah (PBB), Ipeda, dll.
8.0 Penyusutan Kalkulataris
8.0.0 Penyusutan gedung, rumah dinas, dll.
8.0.1 Penyusutan Dok, Galangan, Tambatan, dll.
8.0.2 Penyusutan Mesin-mesin, Instalasi, Peralatan, Perkakas, dll.
8.0.3 Penyusutan alat transport.
8.0.4 Penyusutan inventaris.
8.1 Asuransi Kalkulataris
8.1.0 Asuransi.
8.2 Bunga Kalkulataris
8.2.0 Bunga Kredit Eksploitasi
8.2.1 Bunga Investasi
8.2.2 Bunga Proyek atau Modal Kerja
8.3 Pembebanan Aktiva
8.3.0 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
8.3.1 Pembebanan lainnya.
8.4 Sewa-sewa
8.4.0 Sewa tanah/perairan dll.
8.4.1 Sewa Mesin, peralatan, dll.
8.9.2 Sewa Gedung, antara lain : untuk Seminar, Pertemian, dll.
68
8.4.3 Kontrak untuk Kantor Perwakilan., dll.
8.4.9 Sewa rumah peristirahatan, dll.
69
BAB IV
REALISASI PEMAKAIAN KOMPONEN – KOMPONEN DASAR
PADA PROSES PRODUKSI.
Pada bab-bab terdahulu telah dijelaskan tentang berbagai Kanponen Dasar
pada Proses Produksi, pelaksanaan Kalkulasi Biaya penawaran Harga Reparasi Kapal
(PHRK) maupun Penawaran Harga Bangunan Baru Kapal (PHBB) serta Sistim
Administrasi dan akuntansinya. Untuk realisasi pelaksanaan Proses Produksi, guna
mendapatkan suatu hasil Produksi dengan Mutu yang sesuai ketentuan yang berlaku.
waktu Penyelesaian yang relatif singkat serta Biaya Produksi yang dapat bersaing.
4.1. PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
Keberhasilan Pengelolaan Perusahaan Dok dan Galangan Kapal dalam
mengelola Material Langsung dan Tenaga Kerja Langsung pada pokoknya bertujuan
untuk :
- Memperoleh Effisiensi (daya guna) yang setinggi-tingginya dalam realisasi pemakaian
Material Langsung dan Tenaga Kerja Langsung.
- Mengendalikan persediaan Material Langsung maupun Material Tidak Langsung pada
satu tingkat guna mempertahankan stabilitas investasi dan persediaan.
- Mengendalikan kemampuan Tenaga Kerja Langsung pada satu tingkat Effisiensi dan
Produktivitas sebelum mengundang Sub Kontraktor untuk membantu kelancaran
proses produksi.
- Mengendalikan penggunaan fasilitas peralatan produksi dalam menunjang proses
produksi yang se-Effisien dan se-Produktif mingkin.
- Mamberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada para Pelanggan (Pemilik Kapal
dan Pemesan Kapal) dengan menyerahterimakan Hasil Produksi dengan Cepat. Mutu
yang baik serta Murah.
Kesemuanya ini memerlukan perencanaan, koordinasi dan integrasi yang
baik antara Bagian-bagian yang berkaitan dengan Kalkulasi, Biaya, Perancangan Teknik,
Persiapan Produksi, Pelaksana Produksi, Pengawasan Produksi, Pengadaan/Penyimpanan
Material dan Pemasaran. Untuk tertibnya keseluruhan unsur di atas diperlukan catatan
data realisasi pemakaian material langsung dan tenaga kerja langsung serta
pembukuannya, disamping tata cara serta metode perhitungan Biaya dengan benar dan
teliti.
70
Memang perhitungan Biaya ini relatif cukup rumit, karena akan menjadi dasar penetapan
Harga Pokok Penjualan (HPP) maupun Biaya Produksi (BP) dari suatu Hasil Produksi.
Oleh karena itu perlu pembahasan mengenai realisasi pemakaian kamponen-
komponen dasar pada proses produksi, untuk mendapat Hasil Produksi seperti apa yang
Realisasi data Biaya Produksi yang dicatat dan dihimpun oleh Pengendali Produksi perlu
disampaikan kepada Pelaksana Produksi sedemikian rupa sehingga Pelaksana Produksi
percaya akan data yang dicatat dan dihimpun oleh Pengendali Produksi; terutama dalam
hal:
1. Memperbandingkan antara Jam Orang (J.O) atau biaya Tenaga Kerja Langsung yang
sebenarnya dan Biaya menurut Standar.
2. Menperbandingkan antara Biaya Produksi (BP) yang sebenarnya dengan Biaya yang
dianggarkan.
3. Memperbandingkan anatara Biaya Material Langsung (ML) yang sebenarnya dan
biaya menurut standar.
4. Membandingkan biaya-biaya berbagai Proses Produksi.
5. Kalkulasi Biaya Pemeliharaan berbagai macam Fasilitas /Peralatan Produksi
sehingga dapat membantu Pengelola Perusahaan untuk dapat memutuskan
penggantian/pembelian Fasilitas/Peralatan Produksi tersebut.
6. Kebutuhan Jam Orang Standar bagi Jadwal Produksi yang direncanakan.
Pengendali Produksi sedapat mungkin memberikan informasi tersebut di atas
dengan sebaik-baiknya. Apabila Pengendali Produksi dalam menyanpaikan informasi
kurang tegas dan kurang tepat atau tidak berdasarkan data yang akurat dan lengkap,
maka para Pelaksana Produksi akan lebih mengandalkan informasi-informasi dari para
tenaga teknik dan pinpinan dari Pelaksana Produksi. Situasi yang demikian tidak
menguntungkan bagi Perusahaan Dok dan Galangan Kapal, berdasarkan alasan-alasan
sebagai berikut:
1. Pada umumnya para tenaga teknik dan pimpinan dari Pelaksana Produksi kurang
mendapatkan penjelasan yang cukup mengenai data Biaya Produksi dan hanya
berdasarkan beberapa fakta saja, sehingga kurang menyakinkan.
2. Pada umumya para tenaga teknik dan pimpinan Pelaksana Produksi tersebut di
atas merpunyai tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikannya sesuai
kecakapan dan keahliannya.
Pada dasarnya Pengendalian Biaya Produksi (dengan tidak menyampingkan tugas
dan tanggung jawab para tenaga teknik dan pinpinan Pelaksana Produksi) memerlukan
71
pekerjaan yang terpadu atau usaha bersama antara Pelaksana Produksi dan Pengendali
Produksi, yang masing-masing harus dapat mengemban tugas dan tanggung jawabnya
secara sungguh-sungguh. Adanya perpaduan kegiatan dan kerjasama yang sebaik-
baiknya akan memungkinkan terjadinya beberapa sumber informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dipercaya.
Kerjasaama dalam bidang pengendalian (yang merupakan suatu rangkaian
Pengawasan Melekat atau Waskat) tidak saja dengan Pelaksana Produksi, tetapi juga
dengan Persiapan dan Perencanaan Produksi, Perencanaan Tenaga Kerja, Material dan
Pembiayaan. Dengan demikian pemborosan dan penyimpangan penggunaan Biaya yang
digunakan untuk Realisasi Pemakaian Material dan Tenaga Kerja dapat dicegah.
Oleh karena itu perlu "Quality Control and Quality Assurance System" Perusahaan Dok
dan Galangan Kapal diterapkan secara konsekwen.
4.2. Pengelolaan, Pengendalian dan Pemakaian Material
Pada Bab I (1.2.1) telah dijelaskan pengertian Material Lansung.
Material Langsung adalah Material atau bahan yang secara langsunq digunakan
dalam Proses Produksi, untuk mewujudkan atau Hasil Produksi. Padahal
konponan biaya Material untuk Bangunan Baru Kapal relatif lebih besar
dibanding dengan biaya Material untuk Reparasi Kapal. Oleh karena itu
pengelolaan dan pengendalian Material memegang peranan penting dalam
Proses Produksi.
4.2.1 Batasan Pengendalian Material.
. Dengan adanya pengertian Material Langsung seperti di atas, maka
pengertian tersebut harus diterapkan kebagian teknikyangpraktis.
Seperti telah diielaskan terdahulu, bahwa Material yang digunakan
dalam Proses Produkai di Perusahaan Dok dan Galangan Kapal dapat dibagi
atas:
1. material Langsung, yang terdiri dari Material Pokok (MP)
danMaterial Bantu (MB)
2. Material Tidak Langsung.
Apabila terdapat suatu Material Langsung yang digunakan suatu
Proses Produksi tidak dapat dengan mudah dibebankan secara langsung pada
Proses Produkai, sedangkan material tersebut merupakan Pokok biaya Material
72
Langsung yang kurang berarti, maka kemungkinan biaya Material Langsung
tersebut dikelompokkan asbagai "Biaya Material Tidak Langsung" saja.
Pada dasarnya Pengendalian Material sebenarya hanyalah Peryediaan
Jumlah dan Mutu Material yang diperlukan pada waktu dan tempat yang tepat
untuk kelancaran Proses Produksi.
Dengan demikian harus direncanakan Jumlah Kebutuhan Material untuk
dapat mendukung kelancaran Proses Praduksi sesuai Jadwal . Jadwal kebutuhan
Material ini harus disesuaikan dengan Jadwal Pabayaran proyek Bangunan
Baru Kapal atau harus dapat dipertanggungjawabkan dalam penggunaan biaya
Material seeffisien dan seekonomis mungkin, karena Penyediaan Material yang
berlebihan merupakan Pemborosan.
Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa jangkauan Pengendallan Material
cukup luas dan mencakup cukup banyak bidang pengendalian material, yaitu:
l.Bagian Perencanaan untuk menyusun: Rencana Kebutuhan Material (RKM)
yang teliti, tepat dan benar; Jadwal Pembangunan dan Jadwal Kebutuhan
Material serta Jadwal Kebutuhan Dana yang disesuaikan dengan Jadwal
Pembiayaan Proyek (khususnya untuk Bangunan Baru Kapal).
2.Bagian Keuangan untuk merencanakan dan mengalokasikan Dana yang
diperlukan sesuai rencana Jadwal yanq disusun oleh Bagian Perencanaan
serta mengendalikan atau mengontrol pengeluaran Biaya Materi al seeffisien
dan seeffektif mungkin.
3.Bagian Pengadaan Material (Pembelian) untuk mengadakan atau membeli Material
sesuai dengan Rencana dan Jadwal Kebutuhan Material berdasarkan: Jumlah dan
satuannya, Ukurannya, Jenisnya, mutunya, dll.; serta dengan Harga dan Cara
Pengadaannya yang menguntungkan.
4. Bagian Penerimaan dan Pen yimpanan Material ( Gudang ) untuk mengadakan
pengecekan penerimaan material sesuai tidaknya Pesanan Material berdasarkan
Rencana dan Jadwal Kebutuhan Material; menyimpannya serta mencatatnya dengan
rapi dan teliti sehingga dengan mudah dapat melayani Pelaksana Produksi atau Bengkel
yang memerlukan Material dalam Proses Produksi; mencatat, menghimpun sera
melaporkan Material yang dibon dan atau di-retour (dikembalikan) oleh dan atau dari
Pelaksana produksi.
73
5. Bagian tansportasi untuk mentransportasikan Material sampai pada tempat dan waktu
yang tepat sehingga tidak menggangu kelancaran Proses Produksi.
6.Bagian Pelaksana Produksi membon, menggunakan, mencatat dan melaporkan
Material untuk Proses Produksi. Penggunaan Material ini harus seeffisien mungkin dan
tidak terjadi pemborosan serta "sisa mateial" harus dikembalikan ke Gudang untuk
tertib administrasinya.
7.Bagian Akutansi Biaya menghimpun seluruh penggunaan Material sesuai Rekening
Proses Produksi.
Setiap bagian dan tahap Pengendalian Material ini dibebani rasa tanggung jawab
tertentu sedemikian rupa sehingga dapat memberikan/menyumbangkan pemikiran untuk
kelancaran jalannya Proses Produksi.
4.2.2 Pengelolaan dan Pengendalian Material.
Material atau bahan yang digunakan Proses Produksi Perusahaan Dok dan
Galangan Kapal merupakan Pos Biaya yang besar, khususnya untuk pekerjaan bangunan
baru Kapal. Oleh karena itu penggunaannya harus dilaksanakan seeffektif dan seeffisien
mungkin (ekonomis) agar Proses-proses Produksi yang direncanakan dapat mewujudkan
hasil Produksi yang cepat penyelesaiannya, baik Mutunya serta Murah dengan
mendapatkan Laba yang wajar.
Keberhasilan atau Kegagalan ataupun Pemborosan dalam penggunaan Material
akan diadakan Kalkulasi biayanya sedemikian rupa sehingga dapat diketahui efisiensi dan
effektifitas usaha Perusahaan Dok dan Galangan Kapal tersebut.
Tanggung jawab Pimpinan Produksi serta aktivitas Pengendalian pada
kenyataannya amat berguna untuk:
1. Pengurangan penggunaan Material yang tidak effisien (pemborosan).
2. Menghindari dan mencegah kelambatan jalannya Proses Produksi sebagai akibat
keterlambatan tibanya material dan atau ketiadaan tersedianya material.
3. Memperkecil resiko sebagai akibat terjadinya pencurian dan atau
penyelewengan
4. Pengurangan terjadinya investasi yang berlebihan dalam Persediaan Material
sehingga dapat dilaksanakan penghematan Biaya Modal atau Bunga.
5. Pengurangan terjadinya investasi untuk Penyimpanan Material antara lain:
ruang penyinpanan, alat penyinpanan.
6. Memungkinkan dibuatnya Laporan Keuangan intern yang cepat, teliti dan benar.
74
7. Membantu bagian Pengadaan dengan adanya Rencana dan Jadwal Kebutuhan
Material sehingga pengadaan material akan terkoordinasi dengan baik.
4.2.3. Pelaksanaan Pengelolaan dan Pengendalian Material.
Dalam Pengelolaan dan Pengendalian Material yang diperlukan untuk
kelangsungan jalannya Proses Produksi yang paling sederhana adalah membandingkan
antara aktivitas realitas dengan aktivitas standart, terutama dalam pengambilan
tindakan selanjutnya yang tepat terhadap perkembanganperkenbangan yang
memungkinkan akan merugikan.
Biarpun begitu penyederhanaan perbandingan antara Realisasi pemakaian Material
Langsung dengan Standart pemakaian Material Langsung janganlah dengan misalnya
penambahan prosentase untuk keamanan. Misalnya berat baja (steel weight) termasuk
Hull Construction dan Hull Outfitting adalah X ton, maka untuk persiapan pelat/profil
baja adalah ( X + 7 % ) Ton. Realisasi pamakaian pelat/profil baja tidaklah diambil
langsung ( X + 7 % ), tetapi berdasarkan data Realisasi pamakaian Material pelat/profil
baja yaitu pengebonannya dikurangi bon-retournya.
Dalam hal ini diperlukan penghalusan dalam penerapannya. Berarti segala patokan
standart sebaiknya diteliti dengan seksama dan bila memungkinkan dengan cara atau
metode yang lebih baik, lebih teliti dan lebih cepat, atau pengendalian ini sebaiknya
dilaksanakan sebelum realisasinya terwujud.
Dari semuanya ini dalam segala tindakan pengendalian Proses Produksi haruslah
menggunakan suatu standart sebagai pedoman atau patokan untuk pengukuran
Pelaksanaan dan Pengendalian Material pada prinsipnya dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
tahap, yaitu:
1. Perencanaan
2. Pengadaan
3. Pelaksanaan pemakaiannya.
1. Perencanaan Kebutuhan Material
Dalam tahap Perencanaan ini Pengendalian Material dapat dijelaskan sebaqai berikut:
75
a. Bagian Perencanaan.
- Telah dijelaskan secara rinci pada Hab II (2.3.1 dan 2.3.2) bahwa pada Reparasi
Kapal maupun Bangunan Baru Kapal harus dapat disusun Rencana Kebutuhan
Material yang lengkap, teliti dan benar.
- Merencanakan cara atau Metoda Pembangunannya, khususnya untuk Bangunan
baru Kapal, apakah dengan cara/sistem Blok, Panel,Blok atau Panel tersebut dibuat
di Galangan atau Lokasi lain, dll-nya.
- Menyusun Jadwal Pembangunan/Penyelesaiannya baik berupa Bar Chart maupun
Network Planning, berdasarkan Kontrak Kerja Bangunan Baru atau Reparasi
Kapal.
-....Menyusun Jadwal Kebutuhan Material berdasarkan Jadwal
Pembangunan/Penyelesaiannya baik untuk Material Pokok maupun untuk Material
Bantu. Dalam Jadwal Kebutuhan Material ini dijelaskan: jumlah dan satuannya,
ukurannya, jenisnya, pabrik pembuatnya, pemasok materialnya apakah perlu dibuat
langsung atau melalui Pasar Lokal untuk barang-barang import.
- Menyusun Jadwal Kebutuhan Dana berdasarkan Jadwal Kebutuhan Material dan
Kontrak Kerja terutama untuk bangunan Baru Kapal.
- Menyusun Jadwal Penyerahan Gambar-gambar Kerja kepada Pelaksana Produksi
berdasarkan Jadwal Pembangunan/Penyelesaian Kapal.
b. Bagian Keuangan
- Bersama-sama dengan Bagian Perencanaan. merencanaan Kebatuhan
Material.merencanan menyusun Jadiwal Kebutuhan Dana sedemikian rupa
sehingga Dana yang diperlukan dapat dialokasikan dari Pembayaran proyeknya
sendiri (khususnya Bangunan baru Kapal).
- Merencanakan pengeluaran Dana serta mengendalikannya sedemikian rupa
sehingga tidak menyimpang dari Jadwal Kebutuhan Dana.
c. Bagian Gudanng atau Penyimpanan Material.
- Menyusun Rencana Persediaan Material di Gudang sedemikian rupa sehingga
kelancaran jalannya Proses Produksi tidak terganggu, berdasarkan Jadwal
Kebutuhan Material yanq dibuat oleh Bagian Perencanaan.
- Menyusun Pengadaan/Pembelian Material berdasarkan selisih antara Rencana
Persediaan Material dengan Persediaan Material di Gudang pada saat itu.
76
d. Bagian pengadaan/ pembelian Material.
- Merencanakan Pengadaan/Pembelian Material sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu jalannya Proses Produksi, dengan cara pembayaran yanq
menguntungkan Perusahaan, harus import atau pembelian lokal, dll.
e. Bagian Tsansportasi Material.
- Bagian Transportasi Material (khusus di kawasan Perusahaan) harus
merencanakan Siap Pakainya semua alat transportasi darat/air sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu jalannya Proses Produksi.
f. Bagian Pelaksana Praduksi.
- Merencanakan Kebutuhan Material tidak tiap butir pekerjaan berdasarkan
Jadwal Pembangunan Kapal dan Gambar Kerja untuk Bangunan baru
Kapal dan atau berdasarkan Jadwal Rinci dan Daftar Reparasi untuk
Reparasi Kapal.
2. Pengadaan Material.
a. Bagian pengadaan / pembelian Material
- Menerapkan serta mengendalikan agar material yang telah dibeli dan
dibayar itu diterima dan digunakan semestinya bagi tujuan yang
telah direncanakan.
- Melakukan pameriksaan terhadap prosedur-prosedur pengadaan /
pembelian material, agar dapat dipastikan tentang kesesuaian
penawaran dengan situasi yang menghendakinya.
- Membandingkan serta menelaah secara komporativ mengenai harga-
harga yang dibayarkan bagi berbagai macam material antara harga
yang berlaku dengan harga indeks.
- Menilai atau mengukur perkembangan harga mengenai material -
material yang diperlukan untuk Proses Produksi.
- Menetapkan selisih harga untuk pengadaan/pembelian material dalam
tahun berjalan dengan cara membandingkan antara Biaya Pengadaan
Material yang sebenarnya dengan Dana Pengadaan Material yang
dialokasikan. Biasanya harga pembelian material adalah harga
77
material pada saat pemesanan material, harga inilah yang dilaporkan
pada Bagian Faktur untuk perhitunqan Harga Pokok Penjualan
maupun Harga Produksi untuk menentukan Harga Penjualan.
- Menentukan Jumlah Satuan Material Standart dalam melakukan
pengadaan material yang disesuaikan dengan Rencana Kebutuhan
Material, dengan tujuan untuk mencegah pengadaan mater ial yanq
berlebihan.
b. Bagian Gudang atau Penyimpan Material
- Jumlah Persediaan Material di gudang harus secara berdaya guna dan
jangan sampai menqganggu jalannya kelancaran proses produksi. Di
sanping itu jangan sampai terjadi investasi pengadaan materi al yanq
berlebihan.
- Mengusahakan penyimpanan material dengan baik, guna menghindari
dari pencurian dan kerusakan, serta dengan biaya yang seminimal
mungkin.
- Mengusahakan seminimal mungkin persediaan material yanq kurang
dibutuhkan, cepat rusak dan sebagainya.
- Mengusahakan persediaan material sedemikian rupa sehingga pelayanan
kebutuhan,Pelaksana Produksi atau Tempat Biaya tepat pada
waktunya.
- Menpertimbangkan unsur investasi yang ditanam untuk persediaan material
sedemikian rupa sehingga tingkat kebutuhan Proses Produksi sesuai dengan
Rencana Jadwal Pembangunan/Penyelesaian yang direncanakan.
3. Pemakaian Material.
a. Bagian pelaksana produksi.
- Bagian Pelaksana Produksi sepenerima DRK dan atau SPK dapat secara langsung
mengerjakan butir-butir pekerjaan baik Reparasi atau Bangunan baru Kapal. Untuk
mengerjakan ini merencanakan kebutuhan Tenaga Kerja Langsung, Material
Langsung serta fasilitas/peralatan produksi. Material Langsung inilah pemakaiannya
perlu dilaporkan serta dicatat yang akan dijelaskan pada pasal selanjutnya.
- Membandingkan realisasi pemakaian mterial yang sebenarnya dengan Rencana
Kebutuhan Material untuk tiap butir pekerjaan dan keseluruhan pekerjaan kapal
tersebut.
78
- Meretour material sisa agar dapat dicatat oleh bagian gudang, sehingga realisasi
pemakaian material mendekati dengan kenyataannya.
- Pengendalian pemakaian material ini tidak dilaksanakan oleh Pelaksana Produksi
serdiri sebagai Pengawasan melekat, tetapi juga oleh Bagian Pengendali Produksi
serta Bagian Gudang yang kesemuanya akan diteliti oleh Bagian Akuntasi Biaya
serta dilaporkan.
b. Bagian Pengendali Praduksi
- Bagian Pengendali Produksi mengadakan pencatatan pemakaian material serta
mengendalikan agar tidak menyinpang dari Rencana Kebutuhan Materialnya, serta
melaporkan ke Bagian Faktur.
c. Bagian Gudang
- Bagian Gudang mencatat seluruh pemakaian material tiap-tiap butir pekerjaan,
menghimpun serta melaporkan ke Bagian Akuntansi Biaya.
4.3. Pengelolaan dan Pengendalian Pemakaian Tenaga Kerja Lansung.
Pada Industri Maritim khususnya pada Perusahaan Dok dan Galangan Kapal,
peranan Tenaga Keria Langsung masih dominan untuk mengahasilkan suatu hasil
produksi. Biarpun beberapa pekerjaan sudah dapat digantikan dengan tenaga mesin
dengan otomatisasi yang tinggi, tetapi produktivitas dan effisiensi Tenaga Kerja
Langsung berperanan penting terhadap keberhasilan suatu Perusahaan Dok dan
Galangan Kapal. Oleh karena itu Pengendalian Biaya Tenaga Keria Lanqsung perlu
kita bahas.
4.3.1 Pengelolaan Dan Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah sama dengan
pengendalian biaya-biaya produksi lainnya. Dalani hal ini pengendalian biaya
tenaqa kerja langsung merupakan tanggung jawab utama para picrpinan
produksi. Oleh karena itu para pinpinan produksi diberikan suatu tolok ukur
atau suatu standar produksi untuk dapat mengukur produktivitas dan effisiensi
tenaga kerja lanqsung yang dipinpinnya. Untuk mendapatkan tolok ukur atau
standar ptoduksi ini merupakan tugas utama para pengendali produksi,
termasuk para pinpinan produksi.
Pengendalian tenaga kerja langsung ini perlulah diperhatikan hal -hal
sebagai berikut:
79
1. Rencana kebutuhan tenaga keria langsung yang rinci untuk tiap butir
pekerjaan berdasarkan rencana kebutuhab tenaga kerja untuk
keseluruhan pembangunan/penyelesaian kapal.
2. Rencana kebutuhan tenaga kerja langsung ini diuraikan dengan kebutuhan
jam orang tiap jeniskecakapan terjaga kerja langsung.
3. Membuat laporan realisasi pemakaian tenaga kerja langsung umtuk tiap
periode tertentu, misalnya setiap harian, setiap mingguan dan setiap
akhir proyek.
4. Membuat laporan pemakaian biaya tenaga kerja langsung untuk setiap
butir pekerjaan dan keseluruhan penbangunan/penyelesaian kapal,
untuk dapat memberikan informasi realisasi pemakaian biaya tenaga
kerja lansung (termasuk biaya TKL pada jam-jam lembur).
5. Membuat data pesmakaian jam orang TKL untuk setiap akhir
pembangunan/penyelesaian kapal, agar digunakan sebagai tolok ukur
produksi selanjutnya.
6. Membuat catatan jam orang produktiv setiap hari pada jam keria dan jam
lembur, sehinqga laporan pada butir 3 di atas dapat lebih rinci.
7. Membuat kesimpulan perlu tidaknya mengundang sub kontraktor untuk
menyelesaikan suatu butir pekerjaan atau keseluruhan
pembanqunan/penyelesaian kapal.
4.3.2 Penetapan Tolok Ukur atau Standar Tenaga Kerja Langsung
Perbaikan produktivitas tenaga keria langsung biasanya berhubungan
dengan adanya pengendalian-pengendalian produktivitas dan effisiensi tenaga
kerja langsung untuk mencapai suatu hasil produksi.
Penetapan tolok ukur atau standar tenaga keria langsung suatu
kegiatan produksi merupakan patokan pekerjaan sesuai dengan realisasi pelak -
sanaannya yang memerlukan latar belakang teknis proses produksi dan suatu
pengetahuan tentang metode penelaah waktu.
Penetapan tolok ukur tenaga keria langsung ini merupakan tanggung
jawab Bagian Pengendalian Produksi Biro Program, Bagian Perencanaan dan
Bagian Akuntansi Biaya.
80
Penetapan waktu pembangunan/penyelesaian kapal yang direncanakan
berdasarkan tolok ukur atau standar tenaga kerja lanqsunq yanq ada. Penetapan tolok
ukur atau standar tenaga kerja langsung akan tergantung:
- Metode/cara pembanqunan/penyelesaian kapal.
- Tata kerja sistim organisasi yang ada.
- Baik dan telitinya perencanaan produksi, antara lain:
- Gambar kerja, prosedur kerja, jadwal kerja dll.
- Persiapan material dan penqendalian pemakaiannya.
- Persiapan fasilitas/peralatan produksi.
- Persiapan tenaga kerja langsung.
- dll.
Dalam penetapan tolok ukur atau standar tenaga kerja langsung atau produksi
akan dijelaskan lebih rilnci pada 4.5.
4.4. PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA TIDAK LANGSUNG
Biaya Tidak Lanqsung (BTL) memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu:
l. Merupakan biaya kolektif yang mencakup banyak sekali macam biaya, sesuai dengan
bidang-bidang yang tercakup seperti: biaya penyusutan, pajak kekayaan, asuransi,
upah tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan, tenaga listrik, air, BBM untuk
gas, dan banyak macam biaya lainnya.
Diantaranya yanq mendukunq produksi dimasukkan biaya produksi tidak langsung
dan sebagian sama sekali tidak mendukung produksi dimasukkan Biaya
Administrasi Tidak Lanqsung (BTAL). BTAL akan dijelaskan dalam Bab V.
2. Bermacam-macam biaya yang merupakan unsur kelompok biaya tidak langsung ini
akan berubah denqan cara masing-masing yang berbeda, hal mana sangat berkaitan
dengan adanya peningkatan atau pengurangan kegiatan proses produksi.
Beberapa diantaranya berubah sebanding denqan perubahan kegiatan proses
produksi, sedangkan beberapa lainnya adalah statis atau dapat juga dikatakan
berubah tetapi perubahannya itu tidak terjadi dalam perbandingan yang langsung
atau tidak berbanding langsung dengan perubahan kegiatan proses produksi.
3. Pada pengendalian biaya tidak langsung ini, para pinpinan perusahaan Dok dan
Galangan Kapal banyak berperan penting atau dapat dikatakan pula bahwa
pengendaliannya terletak pada para pejabat itu.
Misalnya:
81
- Pengendalian biaya tenaga listrik, udara tekan, air untuk produksi, pemeliharaan
fasilitas produksi dll, merupakan tanggung jawab pimpinan produksi. Biaya-
biaya ini merupakan biaya produksi tidak langsung (BPTL).
- Pengendalian biaya pemasaran, sumbangan sosial, biaya modal dll, merupakan
tanggung jawab pimpinan administrasi/keuanqan dan pemasaran. Biaya-biaya
ini merupakan biaya administrasi tidak langsung (BATL).Pengendalian biaya
langsung adalah pinpinan yang terendah, Pimpinan sebagai pengendali
biaya tidak setingkat dengan kepala regu sampai pimpinan yang
tertinggi, setingkat kepala biro/divisi.
4. Pengendalian biaya tidak langsung ini terbagi-bagi sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing, berarti tidak terletak dalam
tanggung jawab satu pimpinan.
Di samping itu terdapat biaya tidak langsung yang dikendalikan oleh
pimpinan tertinggi Perusahaan Dok dan Galangan Kapal, antara lain: biaya
penyusutan, biaya modal, pajak, gaji/honorariun direktur utama, direksi dan
dewan komisaris atau dewan pengawas.
Biaya produksi tidak langsung (BPTL) ini menjadi penting sekali
sehubungan dengan semakin banyaknya digunakan mesin/peralatan produksi
yang serba otomatis untuk menangani pekerjaan proses produksi. Sehubungan
dengan itu biaya penyusutan, pemeliharaan dan biaya-biaya tidak langsung
yang berhubungan dengan mesin/peralatan produksi ini, merupakan biaya yang
perlu mendapat perhatian tentang pengendaliannya.
Pengendalian Biaya Produksi Tidak Langsung, pengendaliaannya pada
umumnya sebagian besar terletak pada operator dan pimpinan langsungnya.
Oleh Karena itu sistim dan prosedur pembebanan biaya tidak langsung ini
perlu adanya keseragaman (lihat sistim administrasi dan akuntansi Keseraga -
man perusahaan dok dan galangan kapal yang dijelaskan pada bab III). Dalam
praktek perusahaan dok dan galangan kapal kenyataannya sering terjadi banyak
macatn biaya tidak langsung (baik BM maupun BATL). Hal ini disebabkan
dalam kelompok BP'TL dan BATL ini terdapat berbagai macam biaya yang
berlainan serta terpencar tanggung jawabnya.
Kenyataan lain dapat pula dijelaskan nanti pada bab V, bahwa banyak
komponen biaya tidak langsung (terutama BATL) yang kelihatan relatif kecil,
tetapi kenyataannya sering terjadi kelalaian dalam pengendaliannya.
82
Pada analisa biaya pada bab. V. nanti akan dijelaskan bagaimana cara
pengendaliannya yang lebih rinci.
4.5. REALISASI PEMAKAIAN MATERIAL LANGSUNG DAN TENAGA
KERJA LANGSUNG PADA PROSES PRODUKSI.
Telah dijelaskan pada sistim dan prosedur perintah kerja pada proses
produksi (.3.1.) setiap penyelesaian tiap butir pekerjaan baik reparasi kapal
maupun bangunan baru kapal, setiap bengkel pelaksana produksi harus mengisi
Kartu Laporan Hasil Kerja (KLHK). KLHK ini diterima oleh setiap bengkel
pelaksana produksi bersamaan penerimaan Kartu Perintah Kerja (KPK) yang isi
perintah kerjanya sama , tetapi KPK berwarna putih dan KLHK berwarna hijau
misalnya. Pengisian KLHK haruslah sesuai realita serta diisi dengan teliti,
lengkap dan benar oleh pimpinan kelompok kerja yang menangani butir-butir
pekerjaan tersebut.
4.5.1. Pengisian Kartu Laporan Hasil Kerja (KLHK).
Kartu laporan hasil kerja (KLHK) dapat dilihat seperti lampiran 10:
KLHK ini merupakan contoh salah satu butir pekerjaan dari Daftar Reparasi
Kapal dari lampiran 9. Setiap kartu perintah kerja dengan identitas yang
sesuai SFI group system sesuai lampiran 1.1 dan 1.2 beserta 8.1 dan 8.2.
Setelah butir pekerjaan Reparasi Kapal tersebut selesai dikerjakan, pada
halaman muka KLHK pada Uraian Pelaksanaan Kerja oleh pimpinan
Kelompok Kerja yang mengerjakan butir pekerjaan tersebut (Kepala Regu atau
Kepala Seksi) harus menguraikan dan menjelaskan butir pekerjaan tersebut
dan kalau perlu dibuat gambar sketsa supaya jelas. Gambar sketsa kalau perlu
digambar di suatu lembaran kertas lain.
Pengisian Halaman belakang KLHK terdiri pengisian penggunaan
Material serta pemakaian Tenaga Kerja Langsung dalam satuan Jam Orang
(J.O). Pemakaian Material tiap Sub Order serta tiap Order Extern Reparasi
Kapal, Bangunan Baru Kapal maupun Order Lain-lain diisi dengan
mengisikan bon-bon Material Langsung Pokok dan Bantu serta Material Tidak
Langsung. sejak dimulainya melaksanakan butir pekerjaan tersebut sampai
selesai disetujui oleh Klasifikasi. Rekapitulasi Material pokok dan Material
Bantu untuk tiap Sub Ordinat ini perlu dilaksanakan dengan teliti, de ngan
83
memperhitungkan Bon Retour Material Pokok dan kalau ada juga Material
Bantu.
Pemakaian Jam Orang (J.O) ditandai penggunaan Tukang atau
karyawan atau Tenaga Kerja Langsung setiap hari, dari jam berapa sanpai jam
berapa, sehingga dapat diketahui Jumlah Jam Orang untuk setiap Tenaga
Kerja Langsung serta jumlah total sampai pekerjaan tersebut selesai
dikerjakan dan diterima oleh klasifikasi. Pemakaian Jam Orang ini tidak saja
pada Jam Kerja biasa tetapi pada Jam Kerja Lembur. Jam orang yang diisikan
disini adalah Jam Kerja Efektif atau Jam Kerja yang sebanarnya mengerjakan
butir pekerjaan Reparasi Kapal dan bangunan baru Kapal dan bukan Jam
Kerja waktu mulai dan usai kerja setiap hari.
Dalam pengelolaan Material dan Tenaga Kerja Langsung ini para
Pimpinan bengkel Pelaksana Produksi mengelola seefisien mungkin
pemakaian material langsung baik pokok maupun bantu serta mengelelola
seefisien dan seproduktif mungkin tenaga kerja langsunq ini. Disamping itu
para pimpinan bengkel pelaksana produksi harus juqa mengelola
fasilitas/peralatan produksi seefisien dan seproduktif mungkin.
4.5.2. Pemakaian Material dan Tenaga Kerja Langsung pada Proses
Produksi
Setelah pengisian secara tepat, teliti dan benar baik material pokok
dan material bantu serta pemakaian tenaga kerja langsung dalam satuan jam
orang pada KLHK, maka kita dapat mengetahui pemakaian material pokok
dan material bantu serta jam orang untuk Sub order atau butir pekerjaan;
untuk setiap K, N atau U order dan untuk jumlah K, N dan U order setiap
periode misalnya setiap dua, tiga bulan, enam bulan dan setahun.
1. Pemakaian Material Langsung.
a. Material Pokok.
Material pokok untuk pekerjaan reparai kapal dan bangunan baru Kapal
sebagai tolok ukur utama adalah pemakaian pelat dan profil baja.
Sedangkan pemakaian material pokok ini dapat dibedakan untuk pekerjaan
reparasi kapal disingkat Rep. dan untuk pekerjaan bangunan baru kapal
disingkat BB.
84
Pemakaian pelat/profil baja pekerjaan reparasi kapal.
1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap sub order dari K-Order tertentu
adalah:
P. kg .Rep (1)
2. Untuk seluruh butir pekerjaan K-order tertentu adalah:
∑ P Kg BB = P Kg. BB
(2) (2)
3. Untuk Jumlah Total Pekerjaan K-Order dalam periode tertentu adalah : periode tertentu adalah:
∑ p Kq. Rep.
(3) (3)
Pemakaian Pelat/Profil Baja pekerjaan Bangunan Baru Kapal
1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap Sub-Order dari N-Order tertentu
adalah:
P Kg . BB (4)
2. Untuk seluruh butir pekerJaan N-Order tertentu adalah :
∑ P Kg. BB. = P Kg.BB.
(5) (5)
3. Untuk jumlah total pekeriaan N-Order dalam periode
tertentu adalah:
∑ P kg.BB. (6)
b. Material Bantu
Material Bantu yang diperlukan dan digunakan untuk pekerjaan pelat/profil baja
adalah:
1. Elektrode Las.
1.1. Pemakaian elektrode las pekerjaan reparasi kapal
1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap Sub-Order dari K-Order
tertentu adalah:
e Kg. Rep. (7)
2. Untuk seluruh butir pekerjaan K-Order tertentu
∑ e kg. = e Kg. Rep. (8)
3. Untuk jumlah total pekerjan K-Order dalam periode terten
tu adalah:
∑e Kg. Rep. (9)
1.2. Pemakaian elektrode las pekerjaan bangunan baru kapal
85
1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap Sub-Order dari N-Order
tertentu adalah:
e Kg. BB. (10)
2. Untuk setiap butir pekerjaan N-Order tertentu adalah:
∑ e Kg. = e Kg. BB. (11)
3. Untuk jumlah total pekerjaan N-Order dalam periode tertentu
adalah:
∑e Kg. BB. (12)
2. Oxygen dalam botol @ 6 M3
2.1. Pemakaian Oxygen Pekerjaan Reparasi Kapal.
1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap Sub-Order dari K-Order
tertentu adalah:
O² Mɜ. Rep (13)
2. Untuk seluruh butir pekerjaan K-Order tertentu adalah:
∑02 M3 = 02 M
3 Rep. (14)
3. Untuk jumlah total pekerjaan K-Order dalam periode tertentu adalah:
∑02 M3 Rep. (15)
2.2. Pemakaian Oxygen pekerjaan Bangunan Baru Kapal
1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap Sub-order dari N Order tertentu
adalah
02 M3 BB. (16)
2. Untuk seluruh butir pekerjaan N-Order tertentu adalah :
∑02 M3 = 02 M
3 BB (17)
3. Untuk jumlah Total pekerjaan N-Order dalam periade teztentu adalah:
∑02 M3 BB. (18)
3. Acetylene cair dalam botol a 7 M3
3.1. Pemakaian Acetyline pekerjaan Reparasi Kapal
1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap sub-Order dari K-Order tertentu
adalah:
a. M3 Rep. (19)
86
2. Untuk seluruh butir pekeriaan K-Order tertentu adalah :
∑a M3 = a M3 Rep (20)
3. Untuk Jumlah Total pekerjaan K-Order dalam periode tertentu adalah :
∑a M3 Rep. (21)
3.2.Pemakaian Acetyline pekerjaan Bangunan baru Kapal
1. Untuk setiap butir pekerjaan atau setiap sub-Order dari N-Order
tertentu adalah :
a M3 BB. (22)
3. Untuk seluruh butir pekerjaan N-Order tertentu adalah :
∑a M = a M3 BB. (23)
3. Untuk Jumlah Total pekerjaan N-Order dalam periode tertentu
adalah
∑a .M3BB. (24)
Untuk Material Bantu pekerjaan Pelat / Profil baja dapat juga berupa gas LPG
satuan Kg., Karbid dalam satuan Kg.,Kawat Las untuk las otomatis dalam satuan
Kg.,Gouging Electrode dalam satuan Kg.,dapat juga dibuatkan Jumlah Pemakaiannya
bila ada.
2. Pamakaian Tenaga Kerja Langsung
2.1. Pamakaian Tenaga Kerja Langsunq pekerjaan Reparasi Kapal
1. Untuk seluruh butir pekerjaan pelat / profil baja K-Order tertentu adalah
:
K J.0. Rep.
(25)
2. Untuk Jumlah Total pekerjaan pelat / profil baja seluruh K -Order
adalah:
E K J.O. Rep. (26)
4. Untuk Jumlah Total seluruh pekerjaan K-Order dalam periode tertentu
adalah
∑ K total J.O. Rep. (27)
2.2. Pemakaian Tenaga Kerja Langsung pekerjaan Bangunan Baru Kapal
l. Untuk Jumlah Total pekerjaan pelat / profil baja N-Order tertentu dalah :
N J.O. BB. (28)
87
2. Untuk Jumlah Total seluruh pekerjaan N-Order tertentu adalah:
Ntotal J.O. BB. (29)
4.6. STANDAR KERJA ATAU TOLAK UKUR PEKERJAAN KONSTRUKSI
Untuk Mengetahui Standar Kerja atau Tolok Ukur pekerjaan pada Proses
Produksi, misalnya : pekerjaan plat / profil baja, pekerjaan pipa, pekerjaan melilit baru
kumparan listrik dll; maka kita harus mengetahui pemakaian material pokok maupun
bantu serta jumlah J.0 yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
tersebut.
4.6.1. Standar Kerja atau Tolak Ukur Pekerjaan Konstruksi
1. Raparasi Kapal
Standar Kerja atau Tolok Ukur pekerjaan Konstruksi Reparasi Kapal dapat
diketahui untuk tahun yang lalu. Standar Kerja pekerjaan Konstruksi Reparasi Kapal
tahun yang lalu, yang dapat dipakai sebagai Tolok Ukur untuk rencana kerja tahun
berjalan untuk meningkatkan praduktivitas atau tidak. Standar Kerja pekerjaan
Konstruksi Reparasi Kapal adalah:
(3) P Kg. Rep. P Kg.
(26) = K J.O.Rep. = K J.O. (30)
2. Bangunan Baru Kapal
Standar Kerja pekerjaan Konstruksi bangunan baru Kapal adalah sebagai berikut
:
(6) = P Kg. BB. = P Kg
(28) J.O. BB. N J.O. (31)
Dari Standar Kerja atau Tolak Ukur pekerjaan Konstruksi untuk Reparasi
Kapal maupun Bangunan baru Kapal ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:
- Makin besar harga Standar Kerja atau Tolak ukur pekerjaan Konstruksi ini akan
makin cepat penyelesaian pekerjaan dengan memakai Tenaga Kerja Langsung
atau Jam Orang yang sama. Berarti makin efisien atau efisiensinya makin tinggi.
- Standar Kerja atau Tolak Ukur pekerjaan Konstruksi ini tergantang atas :
Kemampuan peralatan kerja Kemampuan (skill) dan Ketrampilan Tenaga Kerja
88
Langsung, Sistim Pengelolaan Perusahaan Dok dan Galangan Kapal, Persediaan
Material serta Transportasi Material.
- Kondisi pasar baik Reparasi maupun bangunan baru Kapal serta Peraturan
Pemerintah dan Perbankan yang menunjang, akan juga mempengaruhi Standar
Kerja atau Tolok Ukur pekerjaan Konstruksi ini.
Standar Keria atau Tolak Ukur pekerjaan Konstruksi ini perhitungannya
dilaksanakan Pada akhir tahun, untuk tahun yang sudah berjalan. Untuk standar Kerja
pekerjaan konstruksi tahun yang akan direncanakan biasanya mengarah lebih efisien dan
produktif.
Untuk memudahkan perkembangan Standar Kerja pekerjaan Konstruksi ini
dibuat Grafik pekerjaan Reparasi Kapal atau Bangunan Kapal untuk tahun-tahun yang
sudah berjalan serta perkembangan effisiensi dan produktivitasnya pada tahun-tahun
mendatang.
Standar Keria ini juga dapat dipakai sebagai salah satu cara untuk menghitung
kebutuhan Jam Orang untuk pekerjaan Reparasi Kapal maupun Bangunan Baru Kapal.
4.6.2. Standar Kerja Pemakaian Material Bantu Pekerjaan Konstruksi
1: Pekerjaan Reparasi Kapal
a. Standar Kerja Pemakaian Elektrode Las adalah :
(9) = E Kg. Rep. = E Kg. (32)
(32) P Kg. Rep. P ton
b. Standar KerJa Pemakaian Oxygen adalah :
(15) = 02 M3 Rep. = 02 M
3
(3) P Kg Rep. P Ton (33)
c. Standar Kerja Pemakaian Acetylene cair adalah :
(21) = A M3 Rep. = A M3
(3) P Kg Rep. P Ton (34)
2. Pekerjaan Bangunan Baru Kapal
a. Standar Kerja Pemakaian Elektrode Las adalah:
(12) = E Kg. BB. = E Kg. (35)
(6) P Kg. BB. P Ton
b. Standat Kerja Pemakaian Oxygen adalah :
89
(18) = 02 M3 BB. = 02 M
3
(6) P Kg BB. P Ton (36)
c. Standar Kerja Pemakaian Acetylene cair adalah :
(24) A M3 BB. A M3
(6) = P Kg BB. = P Ton. (37)
90
BAB V
RENCANA KERJA ANGGARAN
PERUSAHAAN
Suatu perusahaan termasuk juga Perusahaan Dok dan Galangan Kapal perlulah
menyusun Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Dalam RKAP ini kita dapat
menyusun rencana Kerja tahun berjalan berdasarkan hasil Kerja Perusahaan tahun yang
lalu. Di samping itu kita dapat menganalisa Pembiayaan Perusahan tahun yang lalu
serta menganalisa Pembiayaan Perusahaan tahun berjalan, sehingga akan lebih realistis -
dan lebih tepat. Oleh karena itu untuk mendapatkan Tarip pekerjaan Reparasi Kapal
maupun Bangunan baru Kapal akan lebih realistis dan tepat bila menggunakan analisa
biaya seperti ini.
Dalam merencanakan RKAP untuk tahun mendatang ini, kita harus mengu-
sahakan Nilai Tambah (Added Value) dari masukan Tenaga Kerja Langsung dan
masukan Modal yang lebih dibanding tahun yang lalu.
Sebelum menyusun RKAP ini perlulah dibahas fasilitas utama perusahaan dok
dan galangan kapal. Tetapi yang perlu dibahas hanyalah fasilitas utama reparasi kapal
dan atau bangunan baru kapal yaitu dok dan galangan kapal.
5.1. PERHITUNGAN KAPASITAS TERPASANG TIAP TAHUN DOK UNTUK
PEKERJAAN REPARASI KAPAL
1. KAPASITAS DOK (K)
Untuk mengetahui Kapasitas Dok yang terdiri atas : Dok Apung (Floating
Dock), Dok Tarik (Slipway), Dok Kolam atau Dok Gali (Graving Dock) maupun Dok
Angkat (Synchro-Lift) kita membedakan 3 (tiga) Jenis Kapasitas, yaitu:
a. Design Capacity
Untuk mengatahui Kapasitas dok yang terdiri dari suatu dok didapat dari
perhitungan teoritis. Biasanya dalam pelaksanaannya Kapasitas yang dipakai lebih
kecil dibanding dengan Design Capacity. Hal ini adalah untuk keamanan pemakaian
Dok tersebut. Untuk itu Dok Apung, Dok Tarik dan Dok Angkat angka keamanannya
diambil antara 5 s.d. 10 %; sedangkan untuk Dok Kolam atau Dok Gali angka
keamannnya diambil 0%.
91
b. Effective Capacity
Effective Capacity dari suatu Dok adalah Kapasitas maksimum yang dapat
digunakan, yang telah diperhitungkan faktor keamanan. Effective Capacity ini tidak
akan berubah dalam suatu periode tertentu, karena pemeliharaan Dok tersebut
direncanakan dan dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
c. Actual Capacity
Actual Capacity adalah Effective Capacity daripada Dok yang telah berubah
lebih kecil karena umur dok tersebut. yanq telah bexubah lebih kecil karena unur Dok tersebut.
Agar untuk selanjutnya kita tidak bingung dengan istilah Kapasitas Aktual
(Actual Capacity) pada butir 7 selanjutnya, maka kedua istilah Effective
Capacity dan Actual Capacity ini digunakan satu istilah saja yaitu Capacity
atau Kapasitas.
Sesuai ketentuan Direktorat Industri Perkapalan, Direktorat Jendral IMLDE,
Departemen Perindustrian, ukuran kapal untuk pekerjaan Reparasi Kapal dalam
satuan BRT.
Sehingga perlulah satuan Kapasitas dari Dok dalam Ton Lifting Capacity
(TLC) atau Ton Daya Angkat (TDA) menjadi satuan yang sama dengan satuan
kapal yang direparasi yaitu BRT.
Perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
1 TLC = 1,4 DWT atau TLC = 1,4
DWT
1 DWT = 0, 6 BRT atau DWT = 0, 6
BRT
Sehingga 1 TLC = 1,4 X 0,6 BRT
atau 1 TLC =0,84 BRT (38)
2. FAKTOR KAPASI TAS ( FK )
Faktor Kapasitas (FK) adalah jumlah frekwensi naik turunnya Dok atau
jumlah pengedokan yang direncanakan dalam setahun (RKAP) berdasarkan
hasil jumlah pengedokan tahun yang lalu. Berdasarkan pengalaman suatu
92
Perusahaan Dok Kapal Nasional Faktor Kapasitas Dok tergan tung atas Ukuran
Kapasitas dari Dok serta keadaan pasar kapal-kapal yang akan naik Dok, yaitu :
- Dok 1000-4000 BRT , factor kapasitas 24 – 28
- Dok 4000-8000 BRT , factor kapasitas 20 – 24
- Dok 8000 BRT , factor kapasitas 16 – 20
3. KAPASITAS TERPASANG (KT)
Kapasitas Terpasang (KT) adalah kemanpuan maksimum Dok yang
direncanakan dalam setahun dalam satuan BRT.
Kapasitas Terpasang Dok sama dengan Kapasitas dalam satuan BRT dikalikan
jumlah pengedokan atau Faktor Kapasitasnya.
KT = K x FK (BRT) (39)
4. JUMLAH HARI EFEKTIF PEMAKAIAN DOK ( W )
J Jumlah hari efektif pemakaian dok (W) adalah jumlah pemakaian dok dalam
setahun setahun dikurangi jumlah hari dimana dok tidak digunakan atau jumlah hari efektif
pemakaian dok dalam setahun dalam satuan hari.
Berdasarkan pengalaman Perusahaan Dok Kapal Nasional bahwa Jumlah hari Efektif
pemakaian Dok adalah jumlah hari dalam setahun dikurangi jumlah frekwensi naik
turunnya Dok untuk persiapan pengedokan.
5. FAKTOR KAPASITAS AKTUAL ( FKa ) .
Faktor Kapasitas Aktual adalah jumlah realisasi frekwensi naik turunnya Dok.
Untuk rencama tahun berjalan (RKAP) Faktor Kapasitas Aktual (FKa) disamakan
Faktor Kapasitas (FK). Untuk realisasi RKAP akhir tahun berjalan nanti FKa diisi
yang realisasinya.
6. DOCKING DAYS RATA-RATA (DDR).
Docking Days rata-rata adalah lamanya kapal rata-rata yang dikerJakan di atas
Dnk dalam satuan hari.
Docking Days rata-rata yang direncanakan untuk tahun berjalan adalah :
Wr
DDRr = (hari) (40)
FKn
93
Docking Days rata-rata aktual atau realisasi pada akhir tahun berjalan nanti
adalah :
Wa
DDRa = (hari) (40a)
FKa
7. KAPASITAS YANG DITARGEPKAN (Kt).
Kapasitas yang ditargetkan (Kt) adalah target jumlah kapal dalam satuan BRT yang
dinaikkan diatas semua fasilitas Dok dalam setahun.
8. BRT RATA-RATA SETIAP PENGEDOKAN UNTUK DOK (KBRTr ) .
BRT rata-rata setiap pengedokan untuk Dok tertentu (KBRT ) adalah
jumlah BRT kapal rata-rata yang dikerjakan pada setiap kali pengedokan atau
perbandingan antara Kapasitas yang ditargetkan (K t) terhadap jumlah pengedokan
yang direncanakan (FK) dalam satuan BRT.
BRT rata-rata setiap pengedokan untuk Dok tertentu (KBRT r) untuk tahun
berjalan yang direncanakan adalah :
Kt
KBRTr = FK ( BRT ) (41)
Ingat pada keadaan ini FKa = FK.
BRT rata-rata setiap pengedokan untuk Dok tertentu (KBRT r ) untuk akhir tahun
berjalan nanti adalah :
(KBRTr) = Kr (BRT) (41a)
FKa
9. BRT RATA-RATA SELESAI PFRHARI DI ATAS DOK TERTENTU
( BRTr )
BRT rata-rata selesai per hari diatas Dok tertentu (BRT r) adalah jumlah
BRT kapal yang dikerjakan rata-rata setiap hari atau perbandingan antara kapasitas yang ditargetkan (Kt ) terhadap jumlah hari efektif pemakaian dok (W) untuk dok tertentu dalam setahun dalam satuan BRT/hari. jumlah hari efektif pemakaian Dok (W)
untuk Dok tertentu dalam setahun dalam satuan BRT/hari.
Kt
BRTr= (BRT/hari) (42)
W
94
10. LOAD FACTOR (LF).
Load Factor (LF) dari Dok tertentu adalah perbandingan antara kapasitas yang
ditargetkan terhadap Kapasitas Terpasang (KT) Dok tersebut adalah :
LF = Kt x 100% (43)
KT
11. OPERATING RATIO (OR).
Operating Ratio dari Dok tertentu adalah Ratio penggunaan Dok tertentu
ditinjau Load Factornya dan waktu effektif pemakaian Dok tersebut dalam
setahun.
OR = Kt x W (%) (44)
KT 365
Untuk lebih jelasnya perhitungan Kapasitas terpasang tiap tahun bagi Fasilitas
Dok untuk pekerjaan reparasi kapal dapat dilihat pada Lanpiran 4.
5.2 ANGGARAN PRODUKSI.
Untuk menyusun Aggaran Produksi suatu Perusahaan Dok dan Galangan
Kapal, perlulah kita mengetahui beberapa hal yang akan menjadi pertimbangan,
antara lain:
1.Fasilitas utama dari Perusahaan untuk pekerjaan Reparasi Kapal, Bangunan baru
Kapal serta pekerjaan lain-lain.
2. Pengalaman untuk menghasikan Hasil Produksi pada tahun-tahun yang lalu.
3. Realisasi pendapatan Perusahaan tahun yang lalu.
4. Situasi dan kondisi pasar Reparasi Kapal dan Bangunan Baru Kapal pada tahun -
tahun mendatang.
5. Bagaimana kecenderungan perkembangan ekonomi pada tahun- tahun mendatang.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas kita dalam menyusun
rencana kerja dan Anggaran Perusahaan tahun yang akan datang (berjalan) apakah
ada kecenderungan naik, tetap atau menurun dibandingkan dengan realisasi kerja
dan Pendapatan perusahaan tahun yang lalu.
Sasaran produksi Perusahaan Dok dan Galangan Kapal pada prinsipnya
adalah sebagai berikut :
1. Reparasi Kapal, yang terdiri dari:
1.1. Floating and Docking Repair (FDR)
a. Annual Survey, dengan satuan Kapal dan BRT.
95
b. Special Survey, dengan satuan kapal dan BRT:
c. Rehabilitasi, dengan sautan Kapal dan HRT.
1.2. Floating repair , kapal dikerjakan dalam keadaan floating tanpa pengedokan serta
di kawasan perairan perusahaan dok, dengan satuan kapal dan BRT.
1.3. Running Repair, memperbaiki peralatan, permesinan dan bagian konstruksi kapal
pada waktu kapal sedang bongkar/muat di pelabuhan dan atau sedang lego
jangkar, sehingga untuk mengerjakan perusahaan dok harus mengirim tenaganya
ke kapal sampai selesai dengan satuan buah order.
1.4. Sailing repair, cara perbaikan peralatan, permesinan dan bagian konstruksi kapal
pada saat kapal sedang beroperasi dan berlayar. Tenaga perusahaan dok ikut serta
berlayar untuk memperbaikinya dengan satuan buah order.
2. Bangunan Baru Kapal, dengan satuan buah kapal dan prosentase.
3. Order lain-lain. Order lain-lain ini biasanya pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan
tenaga yang keahlian dan kecakapannya sama dengan keahlian dan kecakapan
tenaga kerja Perusahaan Dok dan Galangan Kapal tersebut dan atau karena
mempunyai fasilitas/peralatan untuk dapat menanganinya, misalnya: Bangunan
Lepas Pantai (baik Jacket, Deck maupun Quarter dengan fasilitasnya), tangki-
tangki, peralatan Pabrik Gula, pekerjaan konstruksi dan lain-lain.
Untuk jelasnya Anggaran Produksi ini dapat dilihat pada lampiran 12
5.3. ANGGARAN PENDAPATAN.
Berdasarkan Anggaran Produksi yang telah kita susun sebelumnya serta realisasi
Pendapatan tahun sebelumnya, kemungkianan adanya kenaikkan tarip dan tingkat Inflasi
rata-rata yang berlaku dan lain-lain, kita dapat menyusun Anggaran Pendapatan Perusahaan.
Anggaran Pendapatan adalah Anggaran Produksi dalam satuan rupiah, sehingga Anggaran
Pendapatan ini dapat dilihat seperti pada Lampiran 13
5.4. ANGGARAN EKSPLOITASI.
Anggaran Eksploitasi merupakan Anggaran Biaya yang diperlukan untuk mendukung
dan merealisir Anggaran Pendapatan. Sesuai komponen-komponen Biaya Dasar pada Proses
Produksi (Bab I) adalah : Biaya Material (terdiri Material Langsung dan Material Tidak
Langsung), Biaya Tenaga Kerja (terdiri dari Tenaga Kerja Langsung dan Tenaga Kerja
Tidak Langsung) serta Biaya Tidak Langsung (terdiri Biaya Produksi Tidak Langsung dan
96
Biaya Admmistrasi Tidak Langsung). Dalam Anggaran Exploitasi ini Biaya Material Tidak
Langsung tergambar tidak pada komponen Biaya Material, tetapi pada komponen biaya
Tidak Langsung. Berarti pada komponen Biaya Material hanya digambarkan Material
Langsung saja.
Sedangkan pada kelompok Biaya Tidak Langsung ini terdiri biaya produksi tidak
langsung, sehingga tidak jelas keduanya pada Anggaran Eksploitasi ini.
Pemisahan antara Biaya Produksi Tidak Langsung dan Biaya Administrasi Tidak
Langsung ini akan dijelaskan pada tempat-tempat Biaya Anggaran Eksploitasi ini.
Pada Anggaran Eksploitasi ini adalah Anggaran Biaya yang diperlukan untuk merealisir
Anggaran Pendapatan yang terdiri dari kelompok-kelonpok Biaya Dasar, yang kami
sebutkan diatas, maka unsur Laba/Rugi belum terlihat.
Untuk memudahkan menyusun Anggaran Eksploitasi ini perlulah membandingkan dan
digunakan patokan Anggaran Eksploitasi Tahun yang lalu.
Disamping itu perlulah kita mengetahui prosentase kenaikkannya antara Anggaran
Eksploitasi tahun yang direncanakan dengan tahun uang lalu serta estimasi
Realisasinya, sebanding dengan prosentase kenaikkan Anggaran pendapatan.
Untuk lebih jelasnya tentang Anggaran Eksploitasi ini perlulah kita menpelajari
suatu contoh Anggaran Esploitasi seperti yang terlihat pada lampiran 14.
5.5 TEMPAT-TEMPAT BIAYA ANGGARAN EKSPLOITASI.
Pemisahan antara Biaya Produksi Tidak Langsung dan Biaya Administrasi tidak
langsung dilaksanakan pada Pembagian Tempat-Tempat Biaya Anggaran Eksploitasi
ini.
Pembagian Tempat-Tempat biaya Anggaran Eksploitasi ini menjadi ke Tempat-Tempat
biaya Produksi dan Administrasi atau Non Produksi, sehingga dengan begitu kita juga
dapat mengetahui Biaya Produksi Tidak Langsung dan Biaya Administrasi Tidak
Langsungnya.
Untuk lebih jelasnya tentang Pembagian Tempat-Teapat Biaya Anggaran
Eksploitasi ini kita dapat mempelajari suatu contoh Pembagian Tempat-Tempat biaya
Anggaran Eksploitasi seperti pada Lampiran 15.
5.6. ANGGARAN LABA/RUGI
Dalam suatu usaha termasuk juga Perusahaan Dok dan Galangan Kapal,
diusahakan untuk dapat meraih keuntungan yang wajar dan sedapat mungkin
97
menghindari terjadinya suatu kerugian. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk
menyusun Anggaran Pendapatan berdasarkan :
1. Anggaran Produksi dengan membandingkan Anggaran produksi tahun yang lalu
beserta Realisasinya.
2. Anggaran Pendapatan Tahun yang lalu serta Realisasinya.
3. Kemungkinan adanya kenaikkan Tarip disebabkan adanya kenaikkan harga Material
serta perubahan tingkat Inflasi yang berlaku.
Untuk merealisir Anggaran Pendapatan yang telah kita susun diperlukan
Anggaran Biaya atau Anggaran Eksploitasi. Sedangkan untuk mengetahui biaya-biaya
yang diperlukan pada Tempat-Tempat Biaya Anggaran Eksploitasi.
Setelah kita menyusun Anggaran Eksploitasi untuk merealisir Anggaran Pendapatan,
maka kita selanjutnya dapat menyusun Anggaran Laba/Rugi-nya.
Dalam Anggaran Laba/Rugi ini sebagai dasar adalah Anggaran Pendapatan yang
telah kita susun tadi.
Untuk merealisir sanpai terjadinya suatu Hasil Produksi dari Pendapatan:
Reparasi Kapal, bangunan Baru Kapal dan Order-order lainnya; diperlukan Biaya
Material Langsung, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya sub Kontraktor serta Biaya
Produksi Tidak Langsung. Jumlah biaya- biaya ini adalah Harga Pokok penjualan.
Selisih antara Harga Penjualan Dengan Harga Pokok Penjualan adalah
Laba/Rugi Kotor atau Gross Margin.
Apabila Laba/Rugi kotor ini dikurangi Biaya usaha yang terdiri Biaya
Umum administrasi dan Biaya Pemasaran merupakan Laba/Rugi Usaha.
Selanjutnya Laba/Rugi Usaha ini bila dikurangi Biaya Modal atau Bunga Bank
yang terdiri Bunga Kredit Modal kerja atau Bunga Kredit Bridging atau Bunga
bank lainnya, merupakan -Laba/Rugi Operasi.
Disamping itu perusahaan masih mempunyai Pendapatan lain-lain dan
biaya lain-lain yang belum dibubukan serta Pajak bila ada yang harus
dibayarkan.
Kesemuanya ini akan lebih jelas bila kita menpelajari lanpiran 16.
Anggaran Rugi/Laba.
5.7. ANALISA BIAYA PERUSAHAAN.
Setelah kita menyusun Anggaran produksi, Anggaran Pendapatan,
anggaran Eksploitasi, Tenpat-Tempat Biaya Anggaran Eksploitasi serta
98
anggaran Laba/Rugi sesuai lampiran 17; maka selanjutnya kita dapat menyusun
Analisa biaya aggaran pada tahun tertentu.
Analisa Biaya Anggaran Perusahaan ini tiap tahun jelas tidak sama, sesuai
dengan perkembangan ekonomi Perusahaan.
Dengan Analisa Biaya ini perusahaan dapat merencanakan tarif untuk
mendukung Anggaran pendapatan. Disanping itu dengan Analisa biaya kita
dapat mengetahui perbandingan tiap-tiap biaya perusahaan dengan Anggaran
Pendapatan dan realisasi tahun yang lalu. Dengan Analisa ini Anggaran
csploitasi yang direncanakan dapat dipantau secara berkala (misalnya tiap
bulanan, triwulanan, 6 bulanan serta tiap tahun) serta kita dapat menekan biaya
yang menunjukkan adanya kecenderungan penyimpangan dari rencana.
Untuk dapat menjelaskan Analisa Biaya Perusahaan yang lebih realistis
dapat dipelajari pada Lampiran 10. Analisa Biaya dan Laba/Rugi, berdasarkan
Anggaran Pendapatan serta Anggaran Eksploitasi sebelumnya. Disamping itu
Analisa Biaya ini juga berdasarkan ketentuan komponen-komponen dasar Biaya
Produksi yang telah kita pelajari sebelumnya.
1. Pendapatan Perusahaan.
Pendapatan (P) Perusahaan Dok dan (galangan Kapal pada prinsipnya
terdiri dari:
- Pendapatan dari pekerjaan reparasi kapal (R).
- Pendapatan dari pekerjaan Bangunan baru Kapal (BB).
- Pendapatan dari Order lain-lain (OR).
Pendapatan perusahaan Dok dan Galangan Kapal diatas adalah merupakan
Pendapatan Murni. Sebenarnya masih terdapat pendapatan lain perusahaan Dok
dan Galangan Kapal, tetapi merupakan Pendapatan tidak Murni, antara lain:
hasil penjualan asset perusahaan, hasil penjualan Material sisa yang telah
dihapuskan, dan lain-lain adalah :
Sehingga total Pendapatan perusahan Dok dan Galangan Kapal
p = R + BB + OI ( Rp . ) (45)
Sedangkan Pendapatan tidak murni tidak dimasukkan pada pendapatan pada rumus
(45) dan pendapatan merupakan tujuan perusahaan. Karena Pendapatan ini merupakan
tujuan Perusahaan maka prosentasenya adalah 100%. Sehingga semua jenis biaya yanq
99
diperlukan untuk merealisir pendapatan serta realisasi Pendapatan bertolak ukur pada
pendapatan ini.
2. Biaya Material Langsung.
Telah kita ketahui bahwa Material Langsung terdiri material Pokok dan Materia
Bantu. Sehingga biaya Material Langsung (ML) adalah penjumlahan Biaya Material
Pokok (MP) dan Biaya Material Bantu (MB), sehingga dengan rumus adalah sebagai
berikut :
ML = MP + MB (Rp.) (46)
Besarnya biaya Material Langsung ini tergantung jenis usaha perusahaan Dok dan
Galangan Kapal. Bila hanya menangani pekerjaan reparasi kapal saja maka konponen
Material Langsung relatif kecil hanyalah berkisar 30 - 90% dari pendapatan. Jika
perusahaan tersebut hanya menanqani pekerjaan bangunan Baru Kapal saja maka
prosentase konponen Material Langsung relatif lebih besar yaitu berkisar 60 - 80% dari
pendapatan.
Apabila Persuahaan Dok dan Galangan Kapal tersebut menangani baik pekerjaan
Reparsi Kapal maupun Bangunan Baru Kapal maka prosentasenya sesuai prosentase
rata-rata.
Tetapi biaya Material langsung juga tergantung dengan bagaimana kondisi
pengadaannya. Apakah dipasok oleh pemesan/pemilik kapal atau pengadaannya
dilaksanakan oleh perusahaan Dok dan Galangan Kapal. Misalnya Proyek Caraka Jaya
sebagian besar Materia Langsung dipasok oleh pemesan kapal, sehingga prosentase
Material Langsungnya diperkirakan seperti reparasi kapal (karena sebagian Materia
Langsung Lokal dipasok oleh Galangan).
3. Biaya Pegawai atau Biaya Tenaga Kerja.
Tenaga kerja disini adalah Tenaga Kerja Langsung dan tenaga Keria Tidak
Langsung berarti:
TK = TKL + TKTL (Rp.) (47)
Dimana : TK - Biaya Pegawai atau Biaya Tenaga Keria yang didapat dari Anggaran
eksploitasi (Sub Total biaya Pegawai).
TKL - Biaya Tenaga Kerja Langsung didapat dari Anggaran Laba/rugi (2.2).
TKTL - biaya Tenaga kerja Tidak Langsung didapat dengan rumus (47)
diatas.
100
4. Biaya Sub Kontraktor
Sub Kontraktor diperlukan apabila tenaga kerja langsung sendiri sudah
dikelola dengan baik serta dengan effisiensi dan produtifitas seperti apa yang
direncanakan.
Biaya sub Kontraktor (SK) didapat dari Anggaran Laba/Rugi(2.3).
5. Biaya Umum.
Biaya umum didapat dari anggaran eksploitasi (3a) yang terdiri atas:
- Biaya Umum Administrasi.
- Biaya Fasilitas dan Pembinaan.
- Biaya untuk pembayaran Pajak dan Perijinan.
- Biaya Tenaga, antara lain: Tenaga Listrik, Udara bertekanan, Air tawar,
bahan bakar minyak, minyak lupas, bahan pembersih dan lain-lain.
- Biaya untuk Asuransi bukan dan Asuransi untuk Pegawai.
- Biaya supervisi.
- Dan lain-lain.
Yang kesemuanya dicantumkan pada Lampiran 15.(tempat anggaran
eksploitasi) (Tertpat-teq)at Blaya Anqgaran Eksploitasi).
6. Biaya umum lainnya.
Biaya Umum lainnya ini didapat dari Lampiran 7. Anggaran Eksploitasi
yang terdiri dari:
- Biaya pemeliharaan
- Biaya penyusutan
- Biaya penelitian dan pengembangan
- Biaya modal (BM) atau bunga bank
- Biaya pemasaran (BP)
.
7. Biaya Produksi Tidak Langsung.
Biaya Produksi Tidak Langsung (BPTL) didapat dari Lanpiran 16.
Anggaran Laba/Rugi (2.4).
Dari Lampiran 16. Anggaran Laba/Rugi (2.4) ini diketahui bahwa Harga
Pokok Penjualan (HPP) merupakan penjumlahan antara Biaya Material Langsung
101
(M.), Biaya Tenaga Kerja (TKL), Biaya Sub Kontraktor (SK) serta Biaya
Produksi Tidak Langsung yang disingkat (BPTL).
Padahal telah kita ketahui sebelumnya bahwa penjumlahan antara Biaya
Material Langsung (ML) dengan Biaya Tenaga Kerja Langsung (termasuk Biaya
Sub Kontraktor sesuai ketentuan jenis-jenis Biaya 3.3.3) disingkat (TKL) adalah
Biaya Langsung (BL).
BL = ML + TKL (Rp) (48)
Padahal harga pokok penjualan adalah :
HPP = ML + TKL + BPTL (Rp.) (49)
Sehingga :
HPP = BL + BPTL (Rp.) (50)
8. Biaya Administrasi Tidak langaung.
Biaya Administrasi Tidak Langsung (BATL) atau Overhead Administrasi jika
ditambahkan dengan Biaya Produksi Tidak Langsung (BPTL) atau Overhead Produksi
merupakan Biaya Tidak Langsunq atau (BTL).
BTL = BPTL + BATL (Rp.)
(51)
Sehingga:
BATL = BTL- BPTL (Rp.) (51a)
9. Biaya Produsi (BPr).
Biaya Produksi(BPr) merupakan Total Biaya yang diperlukan untuk
merealisir hasil produksi sehingga dapat diserah terimakan kepada Pemilik/Pemesan
Kapal. .
Pr = BPTL + BATL (Rp.) (52)
Padahal dari (50)
BL = HPP - BPTL
Dan dari (51)
BTL = BPTL + BATL
Dimasukkan pada rumus (52) didapat
BPr = HPP - BPTL + BPTL + BATL
Sehingga didapat rumus:
102
BPr = HPP + BATL(RP.)
(53)
Disamping itu Biaya Produksi (BPr) merupakan penjumlahan antara ML,
TK, SK. Biaya umum dan Total Biaya Umun lainnya.
Atau dari Lampiran 10 didapat:
Bpr = ML + TK + SK + (5) + (6a s/d e ) (54)
10. Biaya Langsung .
Biaya Langsung (BL) seperti telah kita ketahui sebelumnya bahwa :
BL=ML+TKL (termasuk SK) (48)
Atau
BL = HPP-BPTL (50a)
Atau
BL = ML + TKL + SK (48a)
11. Biaya Tidak Langsung.
Biaya Tidak Langsung (BTL) dari rumus (52) didapat: BM = Bpr _ BL
Atau dari rumus (51)
BTL = BPTL + BATL
12. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan (HPP) telah kita ketahui bahwa :
HPP = BL + BPTL (50)
Atau
HPP = Bpr – BATL (53a)
dari lampiran 9 anggaran laba/rugi didapat juga :
HPP = ML + TKL +SK + (55)
13. Biaya Usaha
Biaya usaha (BUs) dari lampiran 9 anggaran laba/rugi didapat bahwa :
Bus = Biaya Adm Umum (BAU) + Biaya Pemasaran (BP) (56)
Atau :
BUs = BATL – BM (57)
103
14. Biaya Administrasi Umum (BAU) .
Biaya Administrasi Umum (BAU) dari rumus (56) didapat bahwa:
BAU = BUs - BP (56a)
15. Laba/Rugi Kotor atau Gross Margin.
Laba/Ruqi Kotor (L/Rk) merupaka Laba/Rugi yang didapat dari Pendapatan (P)
dikurang Harga Pokok Penjualan (HPP), atau denqan rumus:
L/Rk = P - HPP (Rp.) (58)
Atau didapat denqan penjumlahan antara Biaya Usaha (BUs) dengan Laba/Rugi
Usaha (L/Ru), atau dengan rumas:
L/Rk = BUs + L/Ru (Rp.) (59)
16. Laba/Rugi Usaha.
Laba/Rugi Usaha (L/Ru) dari rumus (59) merupakan laba/Rugi Kotor dikurangi
Biaya Usaha, atau dengan rumus:
L/Ru = L/Rk - BUs. (Rp.) (59a)
Laba Rugi Usaha juga merupakan penjumlahan antara Laba/Rugi Operasi (L/Ro)
dengan Biaya Modal (BM) atau Bunga bank, atau dengan rumus:
L/Ru = BM + L/Ro (Rp.) (60)
17. Laba/Rugi Operasi.
Laba Rugi Operasi (L/Ro)Dari rumus (60) merupakan Laba/Rugi Usaha (L/Ru)
dikurangi Biaya Modal (BM) atau Bunga bank, atau dengan rumus :
L/Ro = L/Ru - BM (RP.) (60a)
18. Laba/Rugi sebelum Pajak.
Laba/Rugi sebelum Pajak (L/Rpajak = 0) adalah Laba/Rugi Operasi dikurangi Total
Harga antara Pendapatan lain-lain dan Biaya lain-lain, atau dengan rumas:
L/R pajak=0 = L/Ro-(P
lain+B
lain) (Rp.) (61)
19. Laba/Rugi setelah Pajak.
Laba/Rugi setelah Pajak (L/Rpajak) adalah Laba/Rugi sebelum pajak
(L/Rpajak _ 0) dikurangi Pajak, atau dengan rumus:
L/Rpajak = L/Rpajak=0_ pajak (Rp.) (62)
104
20. Padapatan.
Pendapatan disini adalah Realisasi Pendapatan (P) merupakan
penjumlahan Harga pokok Penjumlahan (HPP) dengan Laba/Rugi Kotor
(L/Rk), atau dengan rumus:
B = HPp + L/Rk (Rp.) (58a)
Pendapatan (P) juga merupakan penjumlahan antara Biaya Produksi dengan
Laba/Rugi Operasi (L/Ro), atau dengan rumus:
P = BPr + L/Ro(Rp.) (63)
Dari rumus (52) diketahui bahwa :
Bpr = BL + BTL
Maka: pr= BL +BTL +L/Ro
Dari realisasi pendapatan ini dibanding dengan Rencana Pendapa tan
dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Apabila Realisasi Pendapatan diperhitungkan akan lebih kecil daripada
Rencana Pendapatan, maka:
a. Biaya Produksi diusahakan ditekan, agar supaya kita biasa meraih
keuntungan (L/Ro) sesuai apa yang direncanakan. Penekanan Biaya
Produksi ini sedapat mungkin pada Biaya Tidak Langsung, terutama
pada Biaya Administrasi Tidak Langsung.
b. Usaha penekanan Biaya Produksi ini diusahakan sedemikian rupa
sehingga prosentase L/Ro terhadap Realisasi Pendapatan mendekati
dengan prosentase Rencana L/Ro terhadap Rencana Pendapatan.
c. Diusaha mencari terobosan lain untuk mendapatkan Pendapatan lain.
2. Apabila Realisasi Pendapatan diperhitungkan akan lebih besar dari pada
Rencana Pendapatan, maka:
a. Biaya produksi diusahakan dikelola seeffisien dan seproduktif mangkin,
terutama Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung khususnya Biaya Tidak
Langsungnya.
b. Prosentase antara L.Ro terhadap Realisasi Pendapatan diusahakan mendekati seperti
apa yang direncanakan.
105
5.8. PERBANDINGAN TIAP JENIS BIAYA DENGAN PENDAPATAN.
Setelah kita mendapatkan Analisa biaya dan Laba/Rugi seperti pada Lampiran 10,
maka kita selanjutnya dapat membuat perbandingan Kamponen Jenis Biaya dengan
Perdapatan serta menggambarkannya seperti pada gambar 6.
Karena pendapatan (P) ini merupakan suatu tujuan dari suatu perusahaan dok Galangan
Kapal serta untuk suatu tahun tertentu jenis biaya dapat diperbandingkan dengan Rencana
Pendapatan ini.
Tiap Komponen Jenis biaya ini kita bagi berdasarkan Komponen dasarnya, yaitu:
1. Biaya Material Langsung (ML), yang terdiri atas:
a. Material Pokok (MP) dan
b. Material Bantu (MB).
Kedua Material Pokok dan Material Bantu ini kita dapat mengetahui Perbandingannya
terhadap Pendapatannya, termasuk juga jumlahnya, yaitu Material Langsungnya.
Disini kita dapat mengetahui kedua Jenis Biaya tersebut diatas bila kita sudah
mengetahui salah satu jenis Biayanya. Misalnya kita mengetahui Nilai atau Biaya Material
Pokok, maka dapat mengetahui pula Material Bantu yang diperlukan serta
penjumlahannya, yaitu Material langsungnya.
Dengan demikian kita dapat dengan mudah menganalisa Material Langsungnya,
baik untuk keperluan suatu Tahun pekerjaan Proses produksi yang direncanakan atau untuk
suatu butir pekerjaan dari suatu pekerjaan Reparasi kapal atau Bangunan baru Kapal,
misalnya keseluruhannya pekerjaan pelat/Iasnya atau juga suatu pekerjaan untuk
mengerjakan 1 (satu) Kg. Pelat/Las.
Penggunaan Material Langsung untuk Pekerjaan Reparasi Kapal dan bangunan baru
Kapal jelas lain perbandingannya terhadap Pendapatannya. Apabila perusahaan Dok
Kapal, maka Komposisi Material Langsungnya untuk pekerjaan reparasi Kapal adalah
sekitar 30 s/d 90 %. Sedangkan Perusahaan Galangan Kapal Kamposisi Material
Langsungnya untuk pekerjaan Bangunan baru Kapal sekita 60 s/d 80 %.
Khususnya contoh pada Anggaran-Anggaran yang lalu Anggaran Material
Langsungnya tidak seperti apa yang kami sebutkan diatas, padahal juga mengerjakan
bangunan baru Kapal. Hal ini disebabkan sebagian besar material Langsung dipasok oleh
Pemesan khususnya untuk Proyek caraka Jaya.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (UTKL), yang terdiri dari:
a. Tenaga Kerja Langsung Sendiri ( UTKL ) , dan
b. Tenaga sub Kontraktor (SK).
106
Tenaga sub kontraktor diperlukan bila Tenaga Kerja Langsung Sendiri tidak
dapat menangani keseluruhan pekerjaan yang direncanakan. Apabila kita dapat
meningkatkan effisiensi serta produktifitas Tenaga Kerja Langsung sendiri,
maka tenaga Sub kontraktor dapat ditekan dan dikurangi. Dengan demikian
alokasi Biaya tenaga Kerja Langsung sebagian besar dapat dinikmati oleh
Tenaga Kerja Sendiri.
Jumlah Tenaqa Kerja Langsung Sendiri ini diusahakan denqan jumlah yang
effisien, hal ini untuk menghindari bila pekerjaan Reparasi Kapal- maupun
Bangunan Baru Kapal pada suatu ketika `agak menurun atau tidak ada.
Oleh karena ini Tenaga Sub Kontraktor diperlukan dalam Sistim
Management Perusahaan Dok dan Galangan Kapal yang modern.
Penjumlah Biaya Material Langsung (ML) denqan Biaya Tenaga Keria
Langsung (BPTL) ini adalah Biaya Langsung (BL).
3. Biaya Tidak Langsung (BTL) atau Overhead.
Biaya Tidak Langsung (BTL) ini seperti telah kita ketahui terdiri dari:
a. Biaya Produksi Tidak Langsung (PPM) dan
b. Biaya Administrasi Tidak Langsung (BATL).
Biaya Administrasi Tidak Langsung (BATL) ini terdiri dari:
a. Biaya Usaha (BUs) dan
b. Biaya Modal (BM) atau Bunga bank.
Sedangkan Biaya Usaha (BUs) terdiri dari :
a. Biaya Administrasi Umum (BAU) dan
b. Biaya Pemasaran (BP).
Penjumlahan antara Biaya Produksi Tidak Langsung (BPTL) dengan
Biaya langsung (BL) adalah harga Pokok Penjumlahan (HPP).Sedangkan telah
kita ketahui pula bahwa penjumlahan antara Biaya Langsung (BL) dengan Biaya
tidak Langsung (BTL) adalah Pendapatan. Pendapatan juga merupakan
penjumlahan antara Harga Pokok Penjualan (HPP) dan biaya Administrasi Tidak
Langsung (BATL) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 6. Perbandingan
Komponen Jenis Biaya dengan Pendapatan.
Perbandingan Jenis Biaya ini dengan Pendapatan dapat pula digunakan
untuk proses Negosiasi dengan Pemilik Kapal atau pemesan kapal.
107
Apabila penawaran kita ditawar oleh Pemilik/Pemesan Kapal sampai turun pada
suatu Harga dimana tidak boleh kurang 84,31% , dari penawaran kita atau tidak boleh
kurang dari prosentase BPr., agar masih memperoleh Laba Operasi (Lo) biarpun relatif
kecil.
Apabila penawaran dan Pemilik/Pemesan Kapal sampai lebih rendah dari pada
prasentase biaya Produksi (BPr) biarpun masih lebih tinggi daripada prosentase Harga
Pokok Penjualan (HPP), berarti kita meraih sebagian dari Laba Kotor (Lk); hal ini
perlulah mendapat persetujuan dari Pimpinan Perusahaan. Misalnya dalam Tender
suatu pekerjaan Reparasi/Bangunan Baru Kapal harga dapat ditekan, tetapi harus lebih
besar dari prosentase harga pokok Penjualan (HPP) dengan laba kotor menjurus
mendekati Laba Kotor seperti apa yang direncanakan.
Yang jelas penawaran ini tidak dapat kami terima bila prosentase harga
Pokok Penjualan (60,38%).
5.9. TAR I P .
Untuk memudahkan Kalkulasi Biaya untuk pekerjaan Bangunan Baru Kapal
maupun Reparasi Kapal perlulah kita menyusun suatu Tarip. Biasanya tarip -Tarip
yang telah tersusun untuk beberapa macam jenis pekerjaan, maka Tarip-Tarip ini,
dihimpun dalam suatu Daftar Standard Tarip.
Daftar Stadard tarif ini hanya berlaku untuk suatu Anggaran Pendapatan suatu
Perusahaan Dok dan Galangan kapal dan untuk Tahun tertentu pula.
Karena tujuan dan Rencana Kerja suatu Perusahaan tercapainya Rencana
Pendapatan, maka Tarip juga berdasarkan Perdapatan yang telah direncanakan
sebelumnya tadi.
Dalan Penawaran kita ini berdasarkan:
Penawaran = ML + Jasa + Laba (65)
Begitu juga:
Tarip = ML + Jasa + Laba (65a)
Disini: ML - Material Langsung yang merupakan Biaya Tetap atau harganya sesuai
harga material yang tak berubah.
Sedang jasa - terdiri atas: Upah TKL, BTL yanq terdiri atas BPTL dan BATL.
Laba- Laba Operasi.
Dimana jasa dan laba dapat berubah bila ditawar oleh Pemilik/Pemesan Kapal.
108
Sebenarnya dalam Standard tarip itu terdapat
bermacam-bermacam Tarip, yaitu:
1. Tarip dengan adanya Material dan Jasa.
2. Tarip dengan adanya Material dan tanpa adanya Jasa.
3. Tarip tanpa adanya Material dan adanya Jasa.
4. Tarip tanpa adanya Material dan tanpa adanya Jasa.
Dengan alasan Harga Material dalam hal dianggap Tetap, maka lebih
mudah mendapatkan Tarip yang menguntungkan bila kita membuat
perbandingan komponen-komponen Jenis biaya dengan Pendapatan dengan
menganggap tanpa adanya material.
Setelah kita dapat prosentase komponen-konponen biaya tersebut barulah
Kanponen Dasar Material Langsung kita tambahkan untuk mendapatkan
Pendapatan yang sebenarnya.
Perbandingan Komponen-konponen Jenis biaya dengan Pendapatan pada
M = 0, setelah baru ditambahkan Biaya Material Langsung ini untuk
mendapatkan Rencana Pendapatan yang sebenasnya ini dapat dilihat pada
Gambar 7.
Perbandingan komponen biaya seperti pada Ganbar 7 ini dapat dipakai
untuk mendapatkan Tarip.
Misalnya Tarip penggantian Pelat untuk 1 Kg.
Dalam hal ini misalnya harga 1 kg. pelat baja adalah Rp. 1.300, -
untuk Material bantu diperlukan:
Dari perbandingan komponen-komponen Jenis biaya dengan
Pendapatan Gambar 6. didapat:
Biaya MB = 3,7 x 1.300 = 151,60
31,73
Sehingga :
MP+MB = Rp. 1.300,- + Rp. 151,60 = Rp. 1.451,60, ML = Rp. 1.500,-
Diambil tarip pekerjaan pelat 1 Kg. = Rp. 2.800,- s/d Rp. 3.500,- dengan
perbedaan Rp. 100,-. Tarip berapa yang menguntungkan dapat dilihat pada
Tabel 1. Dari Tabel 1 dengan tarip RP. 2.800,- dan Rp.2.900,- masih menderita
Kerugian Operasi (Ro) sebesar Rp. 69,- dan sebesar Rp. 18,-. Dengan Tarip
109
sebesar Rp. 3.000,- sudah mendapatkan Keuntungan Operasi dan tetus naik
dengan kenaikkan Tarip.
Dari perhitungan dengan tabel 1 tersebut bila kita mengambil Tarip 1
Kg. pekerjaan Pelat/Las sebesai Rp. 3.500,- kita sudah mendapat Laba Operasi
sebesar Rp. 289,- atau sebesar 19,5 % dari Rp. 2.000,atau 8,25 % dari Rp.
3.500,-
Perhitungan diatas kami teliti jika kita memakai Rumus (65a), yaitu :
Tarip = ML + Jasa + Laba. Dimana :
ML = Rp. 1.500,- untuk pekerjaan Pelat/Las 1 kg.
Sedangkan Jasa adalah Upah Tenaga Kerja Langsung ditambah biaya Tidak
Langsung.
Untuk 1 Jam Orang pekerjaan Reparasi misalnya 3 Kg.
Sedangkan untuk upah 1 Jam Orang adalah Rp. 700,-
Biaya Tidak Langsung adalah 35,40 %, sedangkan biaya Tenaga Kerja
langsung Sendiri adalah 6,61 %. Berarti BTL-nya adalah l.k. 6 kali UTKLs.
Berarti perhitungan untuk mengerjakan 3 Kg. pekerjaan Reparasi adalah:
1. Material Langsung 3 x Rp. 1.500,- = Rp. 4.500,
2. Jasa adalah sebesar:
a. UTKLs = Rp. 700,
b. BTL. = 6 x Rp. 700,- = Rp. 4.200,
Total Material dan Jasa adalah sebesar:
Rp. 4.500,- + Rp. 700,- + Rp. 4.200,- = Rp. 9.400,
Sehingga tarip untuk 1 Kg, Pelat/Las adalah sebesar:
Rp. 9.400,,00/3 = Rp. 3.133,-
Jika ditambah laba Operasi sekitar 12 % Tarip menjadi sebesar l.k. Rp. 3.500,-
juga.
Tetapi cara perhitungan tarip pendapatan dengan begitu Tarip dapat menyusun
Anggaran Pendapatan.
Biarpun begitu Anggaran Pendapatan Perusahaan itu berkelanjutan dan
berkesinambungan dari tahun ke tahun Anggaran, berarti juga Standard Tarip juga
berkelanjutan dan berkesinambungan dari tahun ke tahun Anggaran.
Contoh di atas adalah cara mendapatkan Tarip dengan adanya Material dan
Jasa, yang merupakan sebagian dari Tarip.
110
Tarip dengan adanya Material tetapi tanpa adanya Jasa, misalnya pensuplaian
Material kepada Pemilik/Pemesan Kapal.
Tarip dengan adanya material tetapi tanpa adanya jasa, misalnya penduplaian aliran
tenaga listrik kepada kapal dan lain-lain.
Tarip tanpa adanya material dan tanpa adanya jasa, misalnya pembuatan gambar,
perhitungan kekuatan, stabilitas dan lain-lain.
Kesemuanya tarip seperti yang tertera kepada standart tarip, masih ada tarip yang untuk
memudahkan perhitungan kalkulasi biaya untuk pekerjaan bangunan baru kapal atau
reparasi kapal.
Untuk Reparasi Kapal terdapat tarip:
1. Jenis reparasi :Rp/BRT
2. Jenis reparasi besar Rp/BRT
3. Jenis Rehabilitasi Rp/BRT
Memang untuk pekerjaan Reparasi Kapal pihak Perusahaan Dok dan
Galangan Kapal cenderung penilaiannya terhadap besar/kecilnya b iaya,
dibanding terhadap Annual dan Special Survey serta Rehabilitasi seperti apa
yang tercantum pada Anggaran Produksi dan Anggaran pendapatan.
Untuk Bangunan baru Kapal untuk mempercepat Kalkulasi Biayanya dapat pula
dipakai tarip :
1. R
1. Rp./DWT. untuk kapal – kapal barang, tangki, semi container dan lain-lain.
2. Rp./DWT untuk kapal-kapal penyeerangan, peumpang, tongkang dan lain-lain
3. Rp./DWT. untuk kapal-kapal tunda, kapal supply dan lain-lain.
4. Rp. / Tlc. Untuk pembuatan dok apung dari konstruksi pelat.
111
BAB VI
PERENCANAAN KEUNTUNGAN, PENJUALAN DAN BIAYA
6.1 TITIK IMPAS HUBUNGANNYA TERHADAP ANALISA BIAYA,
VOLUME DAN KEUNTUNGAN.
Analisa Titik impas (TI) atau Break Even Point (BEP) dan hubungannya antara
Volume Penjualan, biaya dan Tingkat Keuntungan yanq akan dicapai pada suatu
Tingkat Penjualan.
Hal ini tidak terlepas dengan pengertian Biaya Differensial, Perhitungan Harga
Pokok berdasarkan Biaya Variabel, Analisa Laba atau Keuntungan Kotor dan akan
membantu Management dalam merencanakan dan mengendalikan serta mengambil
keputusan bagi kelangsungan hidup Perusahaan.
Berarti Analisa Titik Impas ini dapat membantu Pinpinan Perusahaan dalam
mengambil keputusan tentang:
Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar Perusahaan tidak
mengalami kerugian. Jumlah Penjualan yang harus dicapai untuk menperoleh
keuntungan. Beberapa jauh berkurangnya penjualan agar Perusahaan tidak akan
menderita kerugian. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan Harga Jual
atau Tarip, besarnya Komponen Biaya Dasar serta besarnya Penjualan terhadap laba
yang akan diperoleh.
6.1.1 ANALISA TITIK IMPAS.
Analisa Titik Impas merupakan sarana bagi Pimpinan Perusahaan untuk
mengetahui pada titik berapa Hasil Produksi (Hasil Penjualan) sama dengan Biaya
yang dikeluarkan, sehingga Perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan atau
kerugian Berarti:
Hasil Penjualan = Total biaya.
Untuk Perusahaan yang memproduksi Hasil Produksi massa atau Mass Product,
maka persamaan di atas menjadi:
P(harga per unit) x Q (Jumlah unit) = BT + BV x Q (66)
P xQ-BVxQ=BT
Q(P -BV) = BT
Q = BT
P-BV (67)
112
Q - Jumlah unit hasil produksi yang dihasilkan agar hasIl penjualan tidak
memperoleh laba tidak menderita kerugian.
P - Harga tiap unit hasil produksi.
BT - Biaya Tetap atau Fixed Cost.
BV - Biaya Varfabel atau Variable Cost.
Biaya Veriabel adalah biaya material, biaya tenaga kerja langsung, biaya
produksi tidak langsung yang variabel, biaya administrasi tidak langsung yang variabel
serta biaya pemasaran yang variabel.
Biaya Tetap adalah biaya tenaga kerja langsung serta biaya tidak langsung dan
biaya pemasaran.
Untuk Perusahaan yang memproduksi barang pesanan, antara lain juga
Perusahaan Dok dan Galangan Kepal, maka persamaan (66) terjadi:
TP = BT + BV (68)
Dimana:
TP = Hasil Penjualan.
Sedangkan BV biasanya dinyatakan dalam prosentase yang tetap terhadap Hasil
Penjualan.
Sehingga:
TP = BT + BV/TP x TP
TP –BV/TP x TP = BT
TP (1-BV/TP) = BT
TP= BT /(1-BV/TP) (69)
telah dijelaskan bahwa TI (Titik Impas) adalah suatu titik dimana Perusahaan dalam
operasi Usahanya, harga penjualan tidak memperoleh laba atau tidak menderita Rugi.
TI untuk tiap unit produksi adalah :
TI (unit) = BT
Harga penjualan unit – BV (unit) (70)
Atau
TI (unit) = BT
1 - BV
Harga penjualan(unit)
113
TI untuk seluruh kegiatan produksi perusahaan adalah:
TI (total) = BT (71)
1 - BV
TP (bersih)
Tingkat penjualan yang harus dicapai dengan keuntungan yang diharapkan adalah :
Untuk unit produksi
BT + laba (72)
1 - BV (unit)
Harga penjualan(unit)
Untuk total prosuksi.
TI (total) = BT + laba (73)
1 - BV
TP (bersih)
Disamping itu terdapat tolak ukur lain yaitu kontruksi marjin
(construction margin) yang disingkat KM, yang merupakan pengurangan
pendapatan (TP) terhadap biaya variable (BV) yang dapat ditulis sebagai
berikut :
KM = TP(bersih)- BV (74)
Kontribusi margin tetap unit adalah :
KM = Harga penjualan (unit) - BV
(unit) (75)
Untuk kontribusi margin ratio (KMR) atau contribution margin ratio untuk tiap unit
adalah:
KMR(unit) = 1 - BT
114
Harga penjualan (unit) (76)
Untuk total produksi :
KMR(total) = 1 - BV (77)
TP(bersih)
Disamping itu terdapat juga tolak ukur lain, yaitu margin keamanan (MK)
atau safety margin dengan rumus sebagai berikut :
MK = Budget Penjualan –TI Penjualan x 100% (78)
Budget Penjualan
Disampin TI dengan pendekatan Matematik, juga terdapat TI denqan pendekatan
Grafik.
TI denqan menaggunakan Grafik ini sumbu vertikalnya merupakan jumlah
perdapatan dan biaya dan sumbi horizontalnya menunjukkan jumlah DWT yang
terselesaikan untuk Reparasi Kapal atau jumlah DWT yang terselesaikan untuk
Bangunan baru Kapa1. Grafik titik impas dapat digambarkan seperti pada Gambar 8.
6.1.2. PERENCANAAN KEUNTUNGAN.
Perencanaan keuntungan bagi Perusahaan Dok dan Galangan Kapal dapat dibagi
atas 2 macam, yaitu:
1. Perencanaan Keuntungan Jangka Panjang.
2. Perencanaan Keuntungan Jangka Pendek.
1. Perencanaan Keuntungan Jangka Panjang.
Perencanaan keuntungan Jangka Panjang adalah proser yang berkesinambungan
dalam pengambilan keputusan secara sistimatis dengan cara menpelajari dan
mengamati kemungkinan setiap aspek kegiatan secara terpadu yang akan menjadi
pedoman bagi penyusunan dan penetapan serta evauasi atas anggaran tahunan.
Perencanaan Jangka Panjang ini tidak memuat secara terinci setiap aspek
kegiatan yang akan dilaksanakan dan banyak bersifat kwalitatif, tetapi diharapkan
menjadi pelengkap dalam mengkoordinasi rencana selanjutnya.
115
Perkembangan pasar dan faktor ekonomi, pengembangan pembangunan, tingkat
inflasi, kebutuhan fisik minuman serta situasi perkembangan industri Perkapalan pada
umumnya melatar belakangi estimasi nilai kwantitatif penjualan untuk massa tiga sampai
lima tahun mendatang, sehingga dapat menjadi bahan dalam usaha usaha
memperhitungkan bagaimana pengaruhnya dalm perkiraan Laba/rugi, biaya Variabel,
Kontribusi Margin, blaya Tetap, Biaya Pemasaran, biaya administrasi Tidak langsung dan
perdapatan atauun gambaran Neraca Tahunan. Dalam Neraca Tahunan ini mewujudkan
kondisi kas, piutang, persediaan, hutang, disanping akibatnya terhadap arus kas yang
dlperkirakan terjadi serta perkiraan masa pengambilan yanq dilnvestasikan atau dikenal
dengan rate of return on capital.
2. Perencanaan Keuntungan Jangka Pendek.
Perencanaan Keuntungan Jangka Perdek sebenarnya penjabaran perencanaan
keuntungan jangka Panjang yanq hanya dapat dicapai dengan memperhatikan sejauh mana
keberhasilan tingkat keuntungan dalam jangka panjang yang sangat dipengaruhi oleh
pertumbuhan dan tingkat keuntungan perusahaan yang stabil.
Dengan demikian perencanaan keuntungan Jangka panjang serta pertumbuhannya
harus dikaitkan dengan perencanaan keutungan jangka pendek Yang disebut budget,
sebaqai alat perencana dan pengerdali dalam mencapai tujuan jangka panjang tersebut.
Perencanaan Jangka Panjang biasanya rencana Tahunan yang dirinci menjadi
bulanan, kwartalan, enam bulanan dan tahunan, tergantung dengan jenis dan kordinasi
perusahaan.
Menfaat adanya Perencanaan Keuntungan Jangka Pendek, antara lain untuk:
1. Menanamkan disiplin terhadap pamecahan setiap masalah yang dihadapi.
2. Mendorong Management selalu secara seksama mengatasi permasalahan bagaimana
penyelesaiannya melalui organisasli atau membiasakan untuk selalu menellti setiap
persoalan sebelum diputuskan.
3. Mendorong motivasi Karyawan untuk selalu berfikir effisien dan efektif.
4. Mengarahkan penggunaan modal yang ada kearah penggunaan yang paling
menguntungkan.
5. Sebagai alat pengukur kemampuan/keberhasilan setiap personil melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya.
Disamping itu perlu juga diketahui batasan-batasan tertentu dengan adanya budget
atau anggaran belanja, antara lain:
116
l. Ramalan bukan suatu yang pasti, oleh karena itu memungkinkan untuk selalu diadakan
penyesuaian dengan kondisi yang dihadapi.
2. Memerlukan koordinasi, kerjasama dan partisipasi dari seluruh tingkat karyawan untuk
melaksanakan. Hal ini bukan mosalah yang mudah, jika ada anggota pengelola
perusahaan yang kurang mempeirhatikan hal ini.
3. Budget bukan menggantikan peranan ketentuan administrasi yang ada, sehingga
mungkin membatasi kreativitas para anggota pengelola perusahaan dalam
malaksanakan sesuatu, tetapi sebaliknya justru menyediakan informasi bagi para
anggota pegelola untuk bertindak dengan tetapat guna mencapai tujuan organisasi
sebenarnya.
4. Penyusunan budget memerlukan waktu, pemikiran dan merupakan kesepakatan
bersama. Hal ini sering mengakibatkan anggota pengelola Perusahaan frustasi, karena
keinginannya tidak dapat dipenuhi semua, sehingga dapat mengganggu pelaksanaan
budget ltu serendiri.
Prinsi p-Prinsip Panyusunan Budget.
1. Struktur Organisasi dan sistem akuntansi perusahaan sangat berperan dalam
mergkoordinir guna tercapinya effisiensi perencanaan dan pengendalian budget.
Dengan struktur organisasi dan pembagian tugas yang amat membantu penetapan
tanggung jawab orang atau bagian yang harus menyiapakan dan melaksanakan
rencana terebut, walaupun tanggung jawab pada akhirnya pimpinan yang tertinggi.
2. Proses penyiapan budged dilaksanakan bersama – sama antara pimpinan produksi,
program, perencanaan, keuangan , pelaksanaan dan pengendalian yang bertugas
menetapkan kebijaksanaan umum, meminta, menerima serta merivisi budget
masing-masing bagian dalam organisasi perusahaan.
3. langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan budged pada dasarnya
meliputi antara lain:
a. Harus adanya petunjuk teknis yang jelas agar dapat menjadi pedoman bagi seluruh
tingkat management untuk bekerja dengan pandangan , target dan jadwal yang
sama.Semua pengelola perusahaan harus memahami benar batasan-batasan
kewenangan dan keikutsertaan dalam mengambil keputusan.
b. Proses penyusunan budged harus melibatkan setiap tingkat dalam organisasi, agar
tanggung jawab dan partisipasi mereka untuk melaksanakannya dapat terealisir
dengan baik.
117
c. Setiap individu harus memiliki kebebasan dan wewenang untuk menciptakan dan
bertindak sampai batas kewangan yang ada padanya. Penyiapan budget harus
difokuskan pada permasalahan dan kesempatan untuk ikut berpartisipasi untuk
mengatasinya.
Langkah-langkah dalam penyusunan suatu budget maliputi antara.
1. Memerlukan estimesa Pendapatan berdasarkan bidang pekerjaan apakah reparasi
Kapal, bangunan Baru Kapal ataupun order lain-lain.
2. Melakukan estimasi hasil Produksi untuk tiap bidanq pekerjaan tersebut pada butir 1.
serta merencanakan target hasil Produksi tiap bulanan, triwulanan, enam bulanan
untuk mencapai Rencana produksi yang telah ditetapkan.
3. Menghitng estimasi biaya untuk material serta biaya produksi lainnya dalam unsur
harga pokok Penjualan dan Biaya produksi.
4. Menperinci estimasi Biaya Pemasaran dan Biaya administrasi umum lainnya.
5. Menghitung eatimasi Biaya Pemeliharaan, investasi fasilitas/Peralatan Produksi serta
Biaya Penelitian dan Pengembangannya.
6. Memperhitungkan estimasi penerimaan dan penggaran uang kas.
7. Menyiapkan performa perhitungan Laba/Rugi setiap periode tertentu.
8. Menyiapkan performa Neraca yang menunjukkan posisi keuangan Perusahaan pada
akhir periode budget tersebut direncanakan.
Dengan penyusunan Budget ini apa yang kita Anggarkan dan kita rencanakan dapat
dipantau prosesnya dalam setiap periode tertentu sehingga keberhasilan Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan dapat tercapai dengan memuaskan .
118
DAFTAR PUSTAKA
1. Drs. Bambang S., Drs. G. Kartasapoetra: Kalkulasi Dan Pengendalian Biaya
Produksi, Penerbit Bina Aksara, Jakarta, Cetakan Pertama, Oktober 1988.
2. Helmi Rony: Akuntansi Biaya Pengantar untuk Perencanaan & PengendaIian Biaya
Produksi, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,
1990.
3. SAAS GALKAP", Uniform Information Accounting System for Ship-Yard,
Government of Republic of Indonesia Department of Commnications, Directorate
General for Maritime production and Services, Jakarta, February 1972.
4. Broto Sasongko: Pemakaian Sistim Kelompok Kode pada Reperasi dan Perawatan
Kapa1 serta Sistim Perawatan Terjadwal untuk Armada Niaga Nasional, Makalah
untuk Simposium Teknologi Kelautan pada Fakultas Teknologi Kelautan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Surabaya, Uktober 1985.
5. Broto Sasongko: Buku Ajar , Bahan Kuliah Analisa biaya, pada Fakultas Teknik
Perkapalan, Institut Teknologi Adhitama Surabaya, 1990.
6. Broto Sasongko: Bahan Kuliah Analisa Biaya, pada Fakultas Teknik, Jurusan
Perkapalan dan Permesinan Kapal, Universitas Hang Tuah Surabaya, 1991.
7. Broto Sasongko: Bahan kuliah material Handling, pada Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surabaya, 1990.
119
MAIN GROUP 1 – SHIP GENERAL Lampiran 1.1
GR
OU
PS
10
SPECIFICATION,
ESTIMATING, MODEL
TESTING DRAWING,
ORDINERING,,INSTR.
MATERIAL, INSTRUCTION
COURSES.
11
INSURANCES,
FEES,
GENERAL
EXPENSES,
REPRESENTA
TION
12
GENERAL
WORK AND
MODELS.
13
PROVISIONAL
RIGGING DURING
CONSTRUCTION
(STAGING, ETC)
14
WORK IN
CONNECTION WITH
WAYS, LAUNCHING
AND DOCKING
SU
B –
GR
OU
P
S
100 110 120 130 140
101
Contract, specifications, general
design studies, general drawings,
model testing.
111
General
insurances.
121
Plece work
setting,
planning, work
preparation and
reporting
131
Prov. Gangways, roofs,
hatches, stairs, ralling and
stage for hull external.
141
Arrangement of keel
blocks and pillars.
102
Drawing, ordering. Etc. w.r.t.
hull, hull half model
112
Fees for
classification,
maritime
autorities and
other
institutions.
122
Fire guard,
supervision
and watch
keeping
132
Prov. Roofs, hatches,
stairs, railling, and stage
for deck house and
superstructure exsternal.
141
Launching arrangement
with cradle, support,
water filling, etc.,
launching platforms.
103
Drawing, ordering etc. w.r.t
equipment for cargo.
113
Interest on
building
advances,
discount rate
losses, financing
etc.
123
Clearing and
cleaning
133
Prov. hatches,ladders,
railling and stage in
cargo/tanks.
143
Crew, pilots, tugs,
clearing in connection
with launching..
104
Drawing, ordering etc. w.r.t ship
equipment
114
Cancellation
expenses.
124
Snow clearing
and de-icing
134
Prov. hatches,ladders,
railling and stage in
engine room and
accomodation.
144
Dry docking, slip
docking.
105
Drawing, ordering etc. w.r.t
equipment for crew and
passengers
115
Penalties
125
Transportation
(excluding hull
materials and
sections)
135
Prov.electric power,
lighting and machinery
145
Shifting and towing not
in connecting with
launching.
106
Drawing, ordering etc. w.r.t
equipment machinery main
components and machinery ship
system
116
Broker’s
commisions
126
Asistece with
owner’s supply
136
Prov. steam water, heating
and ventilation plants.
146
Gas freeing, tank
cleaning.
107
Estimating, drawing and
quotations w.r.t alteration work,
etc.
117
General
representation
and travelling,
conferences.
127
Arrangement
models, full
scale models,
excibition
models,
photographs/
albums.
137
Prov.gas, axygen and
compressed air plants.
147
108
Purchase/ renting of drawing,
general patents and licence feels,
general consultants fees.
118
Representation
at launching and
delivery
128
138
Tarpaulin rental
148
109
Instruction material, intruction
cources.
119 129 139
149
120
MAIN GROUP 1 – SHIP GENERAL Lampiran 1.2
GR
OU
P
15
INSPECTION,
MEASUREMENTS, TESTS
AND TRIALS
16
GUARANTEE
AND
MENDING
WORK
17
18
19
GENERAL
CONSUMPTION
AND ARTICLES
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
150 160
170 180 190
151
Mechinery testing.
161
Mending work
after trials.
171 181
191
Electrodes.
152
Capacity, inclination,
vibrations measurements, etc
162
Quarantee
work including
travelling.
172
182
192
Gas, oxygen, coal
and oil
153
Fuel and lube oil for tests and
trial trips.
163
173
183
193
Tools and jigs
154
Trials (trials trips)
164
174
184
194
Bending and
mending materials,
cleaning articles.
155
Special tests/trials
165 175
185
195
Equipment for
owner’s
representatives
156
166
176
186
196
Miscellaneous
consumption articles.
157
167
177
187
197
158
168
178 188
198
159
169 179 189
199
121
MAIN GROUP 2 – HULL Lampiran 2.1
GR
OU
P
20
HULL MATERIALS,
GENERAL HULL WORK
21
AFTERBODY
22
ENGINE
AREA
23
CARGO AREA
24
FOREBODY
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
200 210 220 230 240
201
Hull materials.
211
Shell panels,
separate shell
plates
221
Shell panels,
separate shell
plates..
231
Shell panels, separate
shell plates..
241
Shell panels, separate
shell plates.
202
Steel transportation, sorting
and storage
212 222
Bottom keel
and bilge
plates with
stiffening.
232
Bottom, keel and bilge
plates with stiffening
stc.
242
203
Sand / gritblasting, shop
priming, straight rolling and
cleaning of materials.
213
223
Inners bottom
with
stiffening etc
engine
foundations.
233
Inner bottom with
steffening etc.
243
Forecastle deck and
bulkheads with
stiffening..
204
Testing of tanks. Bulkhead,
etc
214
Upper deck
with stiffening
224
Upper deck
with
stiffening.
234
Upper deck with
stiffening
244
Upper deck with
stiffening
205
X-ray and ultrasonic testing
of hull parts.
215 225
235
Decks below upper
deck with stiffening..
245
Decks and stringers
below upper deck,
with stiffening.
206
Templates and mould loft
work.
216
Stern sections,
afterpeak
bulkheads.
226
Decks, plat
forms,
bulkhead,
built in, tanks
etc. below
upperdeck,
with
stiffening.
236
Transverse bulkhead
with stiffening.
246
Stem sections,
forebody bulkhead.
207
217
227
237
Longitudinal bulkheads
with stiffening.
247
208
218
Stern frame
sections.
228 238
Bottom side tanks, etc
(special lower
constructions)
248
Bulb.
209
219 229 239
Top side tanks, etc.
(Special upper
constructions)
249
122
MAIN GROUP 2 – HULL Lampiran 2.2
GR
OU
P
25
DECK HOUSES, SUPER
STRUCTURE
26
HULL
OUTFITTING
27
MATERIAL
PROTECTIO
N,
EXTERNAL
28
MATERIAL
PROTECTION,
INTERNAL
29
MUSCELLANEOUS
HULL WORK (NOT
STANDARD)
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
250 260
270 280 290
251
Deck houses.
261
Hull and
houses
markings.
271
Bottom, boot
topping,
rudder,
rudder trunk.
281
Accomodation. Deck
houses and strore
rooms..
291
Marking.
252
Mast houses, companion
ways, pump houses, fan
houses, winch houses, etc.
262
Bottom plugs,
sea chests and
bilge wells.
272
Top side
282
Engine, boiler and
pump rooms, steering
gear component, etc.
292
Flame cutting
253
Superstructures.
263
Foundations.
273
Weather
decks..
283
Cargo holds.
293
Cuttng, shearing, etc.
254
264
Fender and
wear bars, ice
fins, bilge
keels, spray
plates, etc.
274
Equipment on
weather
decks,
bulwark
(inboad side)
284
Cargo tanks
294
Bnding, flanging and
rolling.
255
265
Guide, trim
and cover
plates.
275
Superstructur
e, deck
houses, mast
houses, etc.
285
Ballast, sea water and
stabilizing tanks,
cofferams, chain
lockers, etc.
295
Burning, chiselling,
grinding etc. for
backwelds.
256
266
Hawse pipes.
276
Galvanizing,
nickel-
plating. Etc
of
miscellaneous
components
286
Fresh water tanks and
miscellineous tanks..
296
257
267
Gutter bars,
bulwark,
breakwaters,
gas barriers.
277
287
Fuel oil and lube oil
tanks.
297
258
268
Funnels
278
External
cathodic
protection.
288
Internal cathodic
protection.
298
.
259
269 279 289 299
123
MAIN GROUP 3 – EQUIPMENT FOR CARGO Lampiran 3.1
GR
OU
P
30
HATCHES AND PORTS.
31
EQUIPMENT
FOR CARGO
IN HOLDS
AND ON
DECK.
32
SPECIAL
CARGO
HANDLING
QUIPMENT.
33
DECK CRANES
WITH RIGGING,
ETC. FOR CARGO
34
MAST. POSTS
WITH DERRICK
BOOMS, RIGGING
AND WINCHES,
FOR CARGO.
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
300 310 320 330 340
301
Cargo hatch covers with
equipment, on weather decks.
311
Loose decks
and platforms
for cargo,
ramps.
321
Cargo lifts.
331
Rotating cranes with
crane pillars, etc.
341
Masts and derrick
posts.
302
Cargo hatch covers with
equipment, on tween decks.
312
Loose tanks
for cargo.
322
Roller ways,
roller
conveyors,
turntables.
332
Rotating, travelling
cranes with rails etc.
342
Derrick booms and
boom rests.
303
Cargo tank hatches
313
Loose
bulkheads for
cargo, grain
feeders etc.
323
Travelling
cranes in
cargo holds.
333
Travelling transverse
cranes with rails etc..
343
Standing rigging
304
Smaller hatches, grain
hatches, manhole covers,
314
Hold battens
and
ceilling/grating
324
Bulldozens,
mechanical
shovels,
trolleys,
trucks etc
334
Other cranes with
equipment, for cargo.
344
Running rigging
305
Bow ports
315
Deck and hold
cargo pillars,
bins, shelves,
cases, etc.
325
Screw
transporters,
conveyor
belts.
335
345
.Hoisting winches.
306
Stern ports
316
Protection
plates, covers,
hatchtents and
tarpaulins.
232
Pneumatic
palnt for
cranes and
mast/booms
for cargo.
336
346
Common plants for
cargo winches.
307
Side ports.
317
Containers,
pallets, etc.
237
Grabbing and
lifting
equipment for
cranes and
mast/booms
for cargo.
337
347
Common plants for
cargo winches.
308
Cargo dpprs in bulkheads.
318
238 338
348
.
309
Common hydraul. Oil system
for hatches, ports, etc.
319 239 339
349
124
MAIN GROUP 3 – EQUIPMENT FOR CARGO Lampiran 3.2
GR
OU
P
35
LOADING AND
DISCHARGING SYSTEMS
FOR LIQUID CARGO.
36
FREEZING,
REFRIGERA
TING AND
HEATING
SYSTEMS
FOR CARGO.
37
GAS/VENTI
LATION
YSTEM FOR
CARGO
HOLDS/TAN
KS.
38
AUXILIARY
SYSTEMS AND
EQUIPMENT FOR
CARGO.
39
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
350 360
370 380 390
351
Loading and discharging
pumps.
361
Insulation and
sheating of
cargo holds
and tanks.
371
Ventilation
system for
refrigerated
cargo holds.
381
Sounding, control and
opeerating equipment
for cargo system.
391
.
352
Loading and discharging
systems on deck.
362
Freezing and
refrigerating
systems for
dry cargo.
372
Closed cycle
mechanical
ventilation
system for
cargo holds.
382
Lifting gear for cargo
heses.
392
353
Loading and discharging
systems in pump rooms.
363
Direct cooling
system for
liquid cargo.
373
Open
ventilation
system for
cargo holds.
383
Lifting gear for cargo
hoses.
393
.
354
Loading and discharging
systems in cargo tanks
364
Cascade
cooling system
for liquid
cargo.
374
Ventilation/g
as freeing
system for
tanks. Ind
sails with
equipment.
384
Separate cooling water
system for cargo
equipment.
394
355
Loading and discharging
system system LPG,LNG etc.
in gaseous phase
365
Indirect
cooling/
heating system
for cargo
(cargo oil
heating etc)
375
Blow – off
system from
safety valves
(from
pressure/
vacuum valve
and similar)
385
Insulation drying
system for cargo hold
and tanks.
395
.
356
Saparate stripping system
366
.
376
Inrt gas
systems with
conditioning
plant
386
Equioment for
addition/portioning of
preservatives, smelling
substances, inhibitors,
spirits, etc.
396
357
367
377
Fuel gas
system with
conditioning
plant.
387
Special structures for
loading/discharging
over stren/stem.
397
358 368 378 368 398
359
369 379 389
399
125
MAIN GROUP 4 – SHIP EQUIPMENT Lampiran 4.1
GR
OU
P
40
MANOEVERING
MACHINERY AND
EQUIPMENT
41
NAVIGATION
AND
SEARCHING
EQUIPMENT
42
COMMUNIC
ATION
EQUIPMENT
43
ANCHORNING
MOORING AND
TOWING
EQUIPMENT
44
REPAIR.
MAINTENANCE AND
CLEANING EQUIPM.
OUTF. IN STORES AND
WORKSHOPS, NAME
PLATES. SPEC FOUND.
SU
B –
GR
OU
P
S
400 410
420
430 440
401
Rudder with welded part.
411
Radar plants.
421
Radio plant
431
Anchors with chains
and equiment.
441
Machine tools cutting and
welding equipment.
402
Rudder carriers, rudder stocks,
rudder bearings, etc
412
Decca, Loran,
Omega etc.,
radio Direc.
finder.
422
Lifboat radio
transmitters
with
equipment,
emergency
radio direction
finder
transmittrs etc.
432
Windlasses with chains
and equipment.
442
Tools and equipment for
engineers, electrician,
boatswain an carpenter.
403
Stearing gear, emergency
steering plants, steering
columns, telemotor system,
rudder indicat. Etc.
413
Gyro plants,
autopilots and
compasses.
423
Data
transmission
plants (telex)
general
purpose EDP
plants.
433
Combined windlass and
mooring winchss with
chain stoppers rollers
etc.
443
Painting aquipment and
scaffolding paint
rafts/boats (gigs)
404
Side thruster.
414
Undewater
searching
equipment:
asdic echo
sounder, speed
loos etc.
424
VHF dan UHF
telephone etc..
434
Capstans, warping nd
mooring winches.
444
Cleaning equipment.
Garbage chutes, etc.
405
Stabilizer..
415
Clinometer,
indicator trim,
indicator
muatan.
425
Calling syst.,
command
telephone,
thelephone
plants, cew call
system, walkie
talkies, etc.
435
Fixed mooring
eqipment.
445
Garbage disposal plants.
406
Brakes.
416
Navigation TV.
426
Speaking
tubes, tube post
plant, stc.
436
Loose mooring
equipment.
446
Outfitting in store rooms
and workshops
407
Buble plant.
417
Clock, master
clock system,
facsiile
recorders and
misc. nautical
equipment.
427
Light and
signal
equipment
(lanterns,
whistles, etc)
437
Towing equipment.
447
Clamps and foundations
for spare parts.
408
418
Radar, signal,
observation and
antenna masts.
428
438
Common hyraulic oil
system for anchoring
and mooring equipm.
448
Name plates (markings)
on machinery, equipment,
pipes, cables etc.
409
419 429 439
Common hyraulic oil
system for
anchoring/mooring
equipm. And cargo
winches
449
126
MAIN GROUP 4 – SHIP EQUIPMENT Lampiran 4.2
GR
OU
P
45
LIFTING AND
TRANSPORT EQUIPM.
FOR MACHINERY
COMPONENTS.
46
HUNTING
FISHING
AND
PROCESSING
EQUIPMENT.
47
ARMAMENT,
WEAPONS AND
WEAPONS
COUNTERMEASUR
ES
48
SPECIAL
EQUIPMENT
49
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
450 460
470 480 490
451
Engine room lift.
461
Hunting
equipment for
whale, seal etc.
471
Hand weapons, light
and heavy guns.
481
Drilling equipment.
491
452
Travelling crane and lifting
equipment in engine room,
etc
462
Longlines with
equipment,
nets,
handfishing
equipment.
472
Rocket plants.
482
Dredging
equipment.
492
453
Lifting gear for machinery
components, external.
463
Purse nets and
seine
equipment,
power blocks.
473
Terpedo plants.
483
Diving and
oceanographic
equipment, etc.
493
.
454
464
Trawling
equipment
474
Anti-submarine
weapons.
484
Laboratory
equipment.
494
.
455
465
Sistim pompa
penghisap
ikan.
475
Minelaying equipment
485
Aircraft
helicopters.
495
.
456
466
Fish pumping
plants and
equipment.
476
Minisweeping
equipment.
486
Auxiliary Vessels..
496
457
467
Meal and oil
plants.
477
De-gaussing plant.
487
497
458
468
Factory/proces
sing plant with
equipment.
478
Terpedo
countermeasures,
smoke generating
equipment, etc.
488
398
.
459
469 479 489
499
127
MAIN GROUP 5 – EQUIPMENT FOR CREW AND PASSENGERS Lampiran 5.1
GR
OU
P
50
LIFESAVING,
PROTECTION
AND MEDICAL
EQUIPMENT
51
INSULATION
PANELS, PARTITION
BULK HEADS,
DOORS SIDE SIDE
SCUTTLES,
WINDOWS AND
SKYLIGHT.
52
INTERNAL DECK
COVERING,
LADDERS, STEPS,
RAILINGS, ETC.
53
EXTERNAL DECK
COVERING, STEP
AND LADDERS,
ETC., FORE AND
AFT GANGWAY
AND DECK
EQUIPM.
49
FURNITURE
INVENTORY
AND
ENTERTAINME
NT
EQUIPMENT.
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
500 510
520 530 540
501
Lifeboat with
equipment
511
Insulation, partition,
bulkheads, penelling,
walpaper.
521
Deck base covering
internal.
531
Deck covering,
exsternal.
541
Furniture for
crew, standard
furniture.
502
Liferaft with
equipment
512
Doors with coamings
etc., in accomodation.
522
Deck top covering,
internal (linoleum,
tiles, parquet, etc)
532
Wood deccks,
exsternal.
542
Office equipment
and special
furniture in wheel
house, chartroom
radio room, etc.
503
Lifesaving, safety
and emergency
equipment.
513
Remairing internal
doors with coaming etc.
523
Gratings and wood
decks, internal.
533
Handrails, railling
and rail gates.
543
Bedclothes and
matresses.
504
Medical and dental
equipment,
medicine and first
aid equipment,
protection
equipment.
514
Exsternal doors with
coamings etc.
524
Floor plate, loose,
platforms, stemps,
ladders, railling and
handrailsn etc in
accomodation.
534
Ladders, steps,
platforms, gratings
with equipment,
external.
544
Curtains with
equipment, carpet,
etc.
505
Loose fire fighting
apparatuses and
equipment, fire
men’s equipment
and clothing.
515
Side scuttles and
window with
equipemnt.
525
Floor plate, loose,
platforms, stemps,
ladders, railling and
handrailsn etc in
engine rooms, pump
rooms etc.
535
Fore and aft
gangway with
equipment.
545
Decoration,
figureheads..
506
516
Skylights with
equipment.
526
Ladders, plaforms,
raillings, etc. in
ballast tanks, fuel
tanks, etc.
536
Awnings with
equipment..
546
Hobby, sport and
entertainment
equipment etc.
507
517
527
Ladders, plaforms,
raillings, etc. in
cargo tanks, etc
537
Deck tables and
chairs etc. simming
pools.
547
Inventory, smaller
items.
508
518
528
Ladders, plaforms,
raillings, etc. in
cargo holds, etc
538
548
Furniture for
passengers.
509
519 529 539
549
128
MAIN GROUP 5 – EQUIPMENT FOR CREW AND PASSENGERS Lampiran 5.2
GR
OU
P
55
GALLEY AND PANTRY
EQUIPMENT, ARR FOR
PROVISIONS, IRONING
AND DRYING
EQUIPMENT. LAUNDRY.
56
LIFTING AND
TRANSP.
EQUIPMENT FOR
CREW PASSENGERS
AND PROVISIONS
SHORE GANGW.
EQUIPM. AND HEL
PLATFORM.
57
VENTILATIO
N AIR
CONDITIONI
NG AND
HEATING
SYSTEM
58
SANITARY
SYSTEM WITH
DISCHARGES,
DRAINAGE
SYST. FOR AC
COMMODATION
59
(RESERVED
FOR
PASSENGER
SHIP)
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
550 560
570 580 590
551
Galley machinery.
561
Personel lifts escalators.
571
Ventilator/air
conditioning
systems for
accomodation,
etc
581
Sanitary supply
systems.
591
552
Equipment/outfitting in
galley and pantry, equipment
for preparing and serving
562
Food and linen lifts
572
Ventilator/air
conditioning
systems for
provition room
etc
582
Sanitary
discharging
systems, drainage
systems for
accomodation.
592
.
553
Cafetaria plant with
equipment
563
Provision cranes and
derricks, etc.
573
Ventilator/air
conditioning
systems for
control rooms,
etc
583
Bathtubs bidets,
shower, cabinets.
W.c’s washbasins,
etc..
593
554
Freezing and refrigerating
system for provisions.
564
Shore gangway with
davits, etc landing
booms.
574
Ventilator/air
conditioning
systems for
boiler/engine
rooms etc
584
Drinking water
system nd coolers.
594
555
Insulation, lining and
battening in provision rooms,
insulated doors and ports.
565
Miscellaneous
conveyeyance
equipment.
575
Ventilator/air
conditioning
systems for
pump rooms,
etc
585
595
556
Partition bulkheads, bins.
Shelves, racks, gratings and
inventory in provision rooms.
566
Helicopter plat form
with equipment.
576
Ventilator/air
conditioning
systems for
steering gear
compartment,
etc
586
596
557
Insuling drying system for
provition rooms.
567
577
Central
heating system
with radiators
587
597
558
Ironing and drying
equipment, laundry.
568
578
588
598
559
569 579 589
599
129
MAIN GROUP 6 – MACHINERY MAIN COMPENENTS Lampiran 6.1
GR
OU
P
60
DIESEL ENGINES FOR
PROPULSION
61
STEAM
MACHINERY FOR
PROPULSION
62
ATHER TYPES
OF PROPULTION
MACHINERY
63
TRANSMISSIO
NS AND FOILS
64
BOILERS, STEAM
AND GAS
GENERATORS.
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
600 610
620 630 640
601
Diesel engines
611
Steam turbines with
condensers
621
Gas turbines with
air preheaters. etc
631
Fixed propeller
plants with
nozzles
641
Main boiler
602
612
622
632
642
.
603
613
623
633
.
643
604
614
624
634
Controllable
pitch propeller
plants with
nozzle
644
Auxiliary boilers.
605
615
625
Electricac
generator – motor
plants, etc
635
Special propeller
plants (excluding
side thrusters)
with nozzles.
645
606
616
626
636
Spare prpellers
646
Exhaust gas boilers
607
617
627
Fan plants, water
jet pump plants
with nozzle
637
Main reduction
gears with thrust
bearings,
couplings.
647
Steam converters
618
Steam engines with
condensers
628
Special propulsion
machinery
638
648
Central heating
boilers.
609
619 629 639
Foils sails with
masts and
rigging
649
Gas generator.
130
MAIN GROUP 6 – MACHINERY MAIN COMPENENTS Lampiran 6.2
GR
OU
P
65
MOTOR AGGREGATES
FOR MAIN ELECTRIC
POWER PRODUCTION
66
OTHER AGGREGATES
AND GENERATORS
FOR MAIN AND
EMERGENCY ELECT
POWER PRODUCTION
67
NUCLEAR
REACTOR
PLANTS.
68
69
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
650 660
670 680 690
651
Motor aggreagates
661
Steam turbo aggregates
671
681
691
652
662
672
682
692
.
653
663
Gas turbo aggregates
673
683
.
693
654
664
674
684
694
655
665
Harbour ang emergency
aggregates with aquipment.
675
.
685
695
656
666
676
686
696
657
667
Shaft generators.
677
687
697
658 668 678
688
698
659
669
Generator with hydroulic
drive.
679 689
699
131
MAIN GROUP 7 – SYSTEM FOR MACHINERY MAIN COMPENENTS Lampiran 7.1
GR
OU
P
70
FUEL OIL SYSTEMS.
71
LUBE OIL
SYSTEMS
72
COOLING
SYSTEMS.
73
COMPR. AIR
SYSTEMS
(STARTING,
GENERAL PURPOSE
AND INSTRUMENT
AIR SYSTEMS)
74
EXHAUSEST
SYSTEMS AND
AIR INTAKES
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
700 710
720 730 740
70l
Fuel oil transfer and drain
systems.
711
Lube oil
transfer nd
drain system.
721
Sea water
cooling
systems.
731
Starting air system
(high pressure)
741
Fresh air intakes (not
ventilation)
702
Fuel oil purification plants
712
Lube oil
purification
plants.
722
Frsh water
and ather
cooling
systems.
732
General purpose air
system in engine room,
etc (low pressure)
742
703
Fuel oil supply systems.
713
Lube oil
systems for
motr/turbo
aggregates,
etc..
723
733
General purpose air
system in deck, etc (low
pressure)
743
Exhaust gas systems
for propulsion
machinery
704
Healting coins in fuel oil
tanks.
714
Lube oil
system for gas
generators, etc.
common lube
oil system for
other
machinery.
724
734
Instrument air supply
system.
744
Exhaust gas systems
for motor agregates,
etc
705
715
Sistim m.
lumas u.
generator gas
dan mesin
lainnya.
725
735
745
Exhaust gas systems
for boilers , etc.
706
716
726
736 746
707
717
727 737
747
708 718
,
728
738
748
709
719 729 739
749
132
MAIN GROUP 7 – SYSTEM FOR MACHINERY MAIN COMPENENTS Lampiran 7.2
GR
OU
P
75
STEAM, CONDENSATE
AND FEED WATER
SYSTEMS.
76
DISTILLED
AND MAKE –
UP WATER
SYSTEMS.
77
78
79
OUTOMATION
SYSTEMS FOR
MACHINERY
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
750 760
770 780 790
751
Primary full pressure steam
system.
761
Distilled and
make –
upwater
systems.
771
781
791
Manouvre consoles,
main consoles.
752
Primery reduced pressure
steam system in engine room
762
772
782
792
Common outomation
equipment (engine
room alarm, etc.)
753
Primary reduced pressure
syst. Outside engroom (steam
, exhaust, drain, deaeretion
syst. Etc)
763
773
783
.
793
Automation
equipment for
propulsion machinery
and transmissions,
engine telegraph.
754
Primary drain, blow off,
exhaust steam and deaeration
systems in engine room.
764
774
784
794
Automation
equipment for bollers
etc.
755
Primary condensate system.
765
775
785
795
Automation
equipment for
motor/turbo
aggregates, etc
756
Primary feed water system
766
776
786
796
Automation
equipment for
nuclear reactor plant.
757
Secondary steam, drain, etc.
systems in engine room.
767
777
787
797
Automation
equipment for other
machinery
components.
758
Secondary steam, drain, etc.
system outside engine room
768
778
788
798
Cable/leads and
piping for utomation
systems for
machinery.
759
Secondary condensate and
feed water systems.
769 779 789
679
133
MAIN GROUP 8 – SHIP SYSTEMS Lampiran 8.1
GR
OU
P
80
BALLAST AND BILGE
SYSTEMS, GUTTER PIPES
OUTSIDE AC
COMMODATION.
81
FIRE AND LIFE
BOAT ALRM
SYSTEMS FIRE
FIGHTING
SYSTEMS. WASH
DOWN SYSTEMS
82
AIR AND
SOUNDING
SYSTEMS FROM
TANKS TO
DECK.
83
SPECIAL
COMMON
HYDRAULIC
OIL SYSTEMS.
84
CENTRAL,
HEAT
TRANSFER
SYSTEMS
WITH
CHEMICAL
LIQUIDS.
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
800
810
820 830 840
801
Ballast systems, solid ballast
811
Fire detection, fire
and lifeboat alarm
systems.
821
.Air and sounding
systems from tanks
to deck.
831
Special common
hydroulic oil
systems s.
841
802
Heating coils in ballast tanks.
812
822
832
.
842
.
803
Bilga systems
813
Fire/wash down
system, emergency
fire pumps, general
service pumps.
823
833
.
843
804
Gutter pipes outside the
accomodation
814
824
834
844
805
815
Fire fighting systems
with CO2
825
835
845
806
816
Fire fighting systems
with foam
826
836
846
807
817
Fire fighting systems
with steam.
827
837
847
808 818
Fire fighting systems
with powder
828
838
848
809
819 829 839
849
134
MAIN GROUP 8 – SHIP SYSTEMS Lampiran 8.2
GR
OU
P
85
86
.
87
88
LECTRICAL
COMMON SYSTEMS
89
ELECTRICAL
DISTRIBUTION
SYSTEMS.
S
U
B
–
G
R
O
U
P
S
850 860
870 880 890
851
861
871
881
Main and emergency
switchboards etc.,
motor starters and
overload releys.
891
Electrical power
distribution systems
for machinery in
engine , boiler rooms
etc.
852
862
872
882
Transformer, rectifiers,
converters, balteries,
etc.
892
Electrical lighting
system for engine ,
boiler rooms etc..
853
863
.
873
883
Elctrical systems
(cables etc) for
generators/main
swithboard, etc
893
Electrical lighting
and power
distribution systems
for accommodation
/superstructure.
854
864
874
884
Miscellaneous cable
bridges/trays and steel
work on deck and in
cargo holds, etc.
894
Electrical power
distribution systems
for machinery on
deck and in cargo
holds..
855
865
875
.
885
Miscellaneous cable
bridges/trays and steel
work on deck and in
engine room,
acomodation, etc
895
Electrical lighting
systems for weather
deck, etc.
856
866
876
886
896
Electrical lighting
systems for cargo
holds, etc.
857
867
.
877
887
897
858 868
878
888
898
859
869
879 889
899
135
Lampiran 9 contoh. Contoh daftar reparasi kapal.
DAFTAR PENGEDOKAN DAN PEBAIKAN K.M CARAKA JAYA III
Nama Kapal : K.M Caraka Jaya III
Pemilik Kapal : P.T. PANN
Type Kapal : Semi kontainer
Ukuran Utama
Loa : 98,00 m
LPP : 92,15 m
B : 16,50 m
H : 7,80 m
Tmax : 5,40 m
Tmin. Haluan : 2,10 m
Tmin. Buritan : 3,75 m
Data kapal
DWT : 3.650,00 ton
Isi kotor : 3.500,00 ton
Klasifkasi : Klasifikasi Indonesia +A100 I P & + SM
Motor Induk : MAN B&W 5 S 26 MC 1 Set. Two stroke, single
action.
MCR : 2.050 HP x 207 RPM
NSR : 1.740 HP x 196 RPM
Diesel Generator : Diesel Engine, 4 stroke, single acting, 3 set
Daya/putaran : 200 KW (power factor 0,8) pada 1.500 RPM
Tegangan fasa dan frequency : 390 V AC , 3 Fasa, 50 Hz.
Jenis Survey : Special Survey I
Sistem Produksi : A
Asisten Pengawas : B
Nomor Order : K – 1099.
No.
Urut
No.
Sub.
Order
Bagian/sub.
bagian
Jenis Pekerjaan
I Pelayaran dan pengedokan
1.1 145-1 DA,DP Diberikan bantuan kapal tunda untuk menarik kapal
dari luar masuk ke kawasan perairan perusahaan dok
.
1.2 139-1 DA,DP Diberikan fasilitas tambatan selama kapal berada
diperairan perusahaan dok sejak kapal tiba sampai
meninggalkan perusahaan dok.
1.3 135-1 TL Diberikan aliran listrik dngan aliran AC 380 volt
sebesar 20 Amp selama kapal diperbaiki/ berada di
atas Dok.
1.4 144-1 DA,DP Kapal dinaikkan dan diturunkan ke atas / dari dok
dengan bantuan kapal tunda.
II Konstruksi Badan Kapal
2.1 271-1 DA,DU,TL,
OC
Badan kapal di bawah garis air dari lunas s/d garis
sarat penuh ±…mᵌ, seluas… mᵌ disekrap bersih
/diwater jet/disand blast dan seluas … mᵌ, dicuci
dengan air tawar.
136
2.2 271-2 DA,DU,OC Badan kapal di bawah garis air dari lunas s/d garis
sarat penuh seluas ±…mᵌ dicat sebagai berikut:
- Dari lunas s/d garis sarat kosong seluas ±…mᵌ
dicat primer 1 x pada tempat – tempat yang
diketok/ disand blast, ½ x AC dan ½ x AF
- Dari garis sarat kosong s/d penuh seluas±…mᵌ,
dicat 1 x primer, 1 x AC dan 1 x AF.
2.3 272-1 DA,DU ,OC,TL,
Badan kapal di atas garis air dari garis sarat penuh s/d
geladak seluas ±…mᵌ, diketok/disand blast seluas
±…mᵌ, disekrap bersih seluas ±…mᵌ, kemudian dicat
sebagai berikut, 1 x primer di tempat-tempat yang
diketok/disand blast, seluas ±…mᵌ dicat 1 x AC dan 1
x Cat hitam.
2.4 261-1 DA a. Tanda lambung timbul ka/ki dicat putih
261-2 DA b. Tanda sarat air muka/tengah/belakang, Ka/Ki
dicat putih.
2.5 Katub-katup laut
261-1 ML,DU a. Almari lambung sebanyak .. (…) buah dengan
ukuran ….x…. mm dibersikan, diperiksa dan
dicat ½ x AC dan ½ x AF. Kisi- kisi almari
lambung dilepas, dibersihkan, dicat dan dipasang
kembali. (diluar perbaikkan dan penggantian)
262-2 ML,MD b. Katup-katup hisap dan tekan air laut dengan
ukuran sebagai berikut:
ᶲ..” sebanyak …. Buah
ᶲ..” sebanyak …. Buah
ᶲ..” sebanya …. Buah
ᶲ..” sebanya …. Buah
Dilepas, dibersihkan, disekrup, dipelihara berkala,
diperiksa dan dipasang kembali, (tidak dibawa ke
bengkel, diluar peraikan dan pengepresan rumah
katub).
2.6 205-1 PR,XR Ultrasonik
Diukur ketebalan pelat lambung kapal dengan alat uji
ultrasonik sebanyak……. (…..) tempat serta dibuat
gambar laporan serta lokasi penggantian pelat
sebanyak ….(….) lembar.
2.7 231-1 PR,PL,DA,XR a. Pelat lambung yang lekuk diganti baru sebanyak
1,5 (satu setengah ton) diluar penghalang serta
perluasan pekerjaan yang diakibatkannya).
2.8 285-1 PR,DA,DU Pekerjaan Tangki.
Tanki yang kena penggantian pelat di bersihkan,
diperiksakan, dipres, dibersihkan kembali, disemen 2
lapis.
2.9 304-1 PR,DU Tutup deksel yang tangkinya dilaksanakan
perawatan/perbaikan di buka dan di tutup kembali.
(Di luar penggantian baru baut mur yang rusak).
2.10. 278-1 PR-PL Anode seng.
Anode seng yang lama dilepas dan diganti baru
sebanyak 238 buah seberat 8 kg.
137
III Peralatan untuk muatan.
3.1. 342-1 ML,DA,DT,PR Boom Muat yang bengkok pada palka I dilepas. di
bawa ke bengkel, diperiksakan klasifikasinya,
diperbaiki sesuai petunjuk, dipasang kembali dan
diadakan percobaan sesuai petunjuk.
IV Peralatan kapal.
4.1. 401-1 ML,DA,DT Kemudi.
402-1 XR,OC a. Daun kemudi dan poros kemudi dilepas, di ukur
kelonggaran polos dan pena kemudi dengan
bantalannya serta dibuatkan laporan rangkap 6
(enam), di bawa ke bengkel, diperiksakan
kemudian dipasang kembali setelah perbaikkan.
402-2 ML,MD, MB b. Poros kemudi dinaikkan bangku bubut untuk
pemeriksaan kulurusannya, dibubut tepat pada
bantalannya sesuai petunjuk serta diserempet
permukaan flensnya.
401-2
402-3
ML,MD,MB c. Poros kemudi dan daun kemudi di sambung, di
periksa kelurusannya di atas meja kerja, diperbaiki
permukaan flens kemudi dan atau pena kemudi
sesuai petunjuk . ( Diluar peremereran lubang baut
pas kemudi).
402-4 ML d. Paking poros kemudi di ganti baru
4.2. Jangkar
431-1 DU,DA,DR a. Jangkar beserta rantainya ka/ki di turunkan, di
urai, di ketok, di bersihkan, di ukur 0 mata rantai
beserta segelnya serta di buatkan laporan rangkap
6 (enam), di cat, di tandai segel-segelnya
kemudian dinaikkan kembali. (Diluar perbaikkan
dan penggantian).
285-2 DU,DA b. Bak rantai jangkar ka/ki di bersihkan, di
periksakan dan di cat. (Di luar perbaikkan dan
penggantian baru kayu bantalannya)
V Peralatan untuk ABK dan Penumpang
5.1. 515-1 PR,OC Jendela lambung ka/ki di periksa, di ganti baru
paking karetnya yang tidak berfungsi, kaca yang
pecah di ganti baru.
VI Komponen utama dari Permesinan.
6.1. Baling-baling
631-1 ML,PR,DA,XR a. Kelonggaran polos baling-baling dengan bantalan
luar/ dalam di ukur dan di buatkan laporan
rangkap 6 (enam)
631-2 ML,DA,DT,MD b. Apabila tidak memenuhi syarat polos baling-
baling dengan baling-balingnya di cabut, di bawa
ke bengkel, dibersihkan di periksakan dan di
pasang kembali setelah di perbaiki.
631-3 ML,MD,MB c. Poros baling-baling di naikkan di atas bangku
bubut untuk pemeriksaan kelurusannya, di bubut
tepat pada bantalannya sesuai petunjuk, dipaskan
kedua konis dengan baling-baling dan flen kopling
serta diserempat permukaan flens koplingnya.
138
631-4 ML, MD, OK,
MB,DT
d. Kedua rumah bantalan poros baling-baling
luar/dalam di lepas, di bawa ke bengkel, di ganti
baru kayu bantalannya, di bubut sesuai kebutuhan
dan di pasang kembali.
631-5 ML,MD e. Baling-baling dibersihkan dan dipoles . (Diluar
perbaikan, pemeriksaan keretakkan dan balansir
statis)
631-6 ML f. Paking poros baling-baling di ganti baru.
VII Sistim Komponen Utama dari Permesinan
7.1. 721-1 OP Pipa pendingin air laut yang keropos di ganti baru
sepanjang = 10 M 0 3” .
VIII Sistim dari kapal.
8.1. 813-1 OP Pipa cuci geladak yang keropos di ganti baru 30 M
3”.
Lampiran 10
Halaman muka
Nama proyek K.M. Caraka Jaya III
Order Sub – order Pemesan/Pemilik Kepala Proyek Pengawas
K - 1099 231.-1 P.T PANN A B
Tgl. Perintah Bengkel Sub. kontraktor Tgl. selesai Kartu laporan
Hasil Kerja 07-05-1991 PR/P1/DA/XR - - -
Perintah Kerja Pokok
2.7 Pelat lambung yang lekuk diganti baru sebanyak 1.5 ton. (diluar penghalang serta
perluasan pekerjaan yang siakibatkannya).
Uraian pelaksanaan kerja (diisi oleh karu/kasi bengkel)
Kepala bengkel
Lampiran 10
Halaman belakang
Material Jam Orang
Nomor bon Tanggal No. Tk (Tenaga Kerja)
Dari jam Sampai jam Jumlah J.O.
139
PERHITUNGAN KAPASITAS TERPASANG Lampiran 11
NO URAIAN SATUAN DOK APUNG ( DA ) DOK
Tarik
I
Total
Dok
Apung
Total DT &
DT DA.I. DA.II. DA.III. DA.IV.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kapasitas ( K) BRT
BRT
DWT
2.500
2.100
3.500
4.000
3.360
5.600
6.000
5.040
8.400
8.000
6.720
11.200
300
252
420
20.500
17.220
28.700
20.800
17.478
29.120
2 Faktor
kapasitas (FK)
_ 28 26 22 20 18 24 22
3 Kapasi tas
terpasang (K x
FK)
BRT 58.500 87.360 110.880 134.400 4.536 391.440 395.97
4 Jumlah hari
pemakaian dok
(W)
Hr 332 334 338 340 342 336 337
5 Faktor Kapasitas
Aktual (Fk)
- 28 26 22 20 18 24 22
6 Docking days
rata2(DDR) 6 =
4:5
Hr 12 12 15 17 19 14 14,7
7 Kapasitas yg
ditargetkan (Ke)
BRT 47.000 55.000 65.000 70.000 3.000 237.000 240.000
8 BRT rata 2 setiap
pengedokan
(KBRTr) 8 = 7:5
BRT 1.679 2.115 2.955 3.500 1166,7 9.875 10.526
9 BRT rata2 selesai
tiap hari (BRTr)
9 = 7:4
BRT 142 165 192 201 9 705 712
10 Load factor (F)
10 = 7:3
% 79,9 63,0 58,6 52,1 66,1 60,5 60,5
11 Operation ratio
(DR) 11=10 x w
:365
% 72,7 57,6 54,3 48,5 61,9 55,7 55,3
12 Posen pemakaian
dok 12=4:365
% 91,0 91,5 92,6 93,2 93,7 92,1 92,3
140
Lampiran 12
Anggaran Pendapatan x 1.000
No Uraian Satuan Anggaran
Tahun
y.a.d
Tahun yang lalu %
4:5
%
4:6 Est. Real Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
Reparasi Kapal
1. FDR
1. Annual Survey
2. Special Survey
3. Rehabilitasi
2. Floating Reparair
3. Running Reparair
4. Sailing Reparair
Sub Total
Bangunan Baru
1. Caraka jaya IIIa
2. Caraka jaya IIIb
3. KMP 250 BRT
4. KMP 500 BRT
Sub Total
Order Lain-Lain
1. Pabrik Gula
Total
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
4.125.000
2.925.000
750.000
54.000
20.000
40.000
7.914.000
3.375.900
3.067.500
1.280.000
2.475.000
10.198.400
800.000
18.912.400
3.625.000
2.025.000
1.125.000
37.500
15.000
--
6.627.500
2.762.100
1.534.500
1.920.000
2.025.000
8.241.000
400.000
15.469.100
3.250.000
1.800.000
1.162.000
24.000
12.000
--
6.248.000
2.455.200
1.227.600
2.240.000
2.250.000
8.172.800
300.000
14.720.800
113,80
144,40
66,67
144,00
133,33
--
115,91
122,22
199,99
66,67
122,22
123,74
200,00
122,26
126,90
162,50
64,52
225,00
166,67
--
126,66
137,50
249,88
57,14
110,00
124,78
266,67
128,47
141
Lampiran 13
Anggaran Produksi
No Uraian Satuan Anggaran
Tahun
y.a.d
Tahun yang lalu %
4:5
%
4:6 Est.
Real
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
Reparasi Kapal
1. FDR
1. Annual
Survey
2. Special
Survey
3. Rehabilita
2. Floating
Reparair
3. Running
Reparair
4. Sailing Reparair
Bangunan Baru
1. Caraka jaya IIIa
2. Caraka jaya IIIb
3. KMP 250 GRT
4. KMP 500 BRT
Order Lain-Lain
1. Pabrik Gula
Kpl
BRT
Kpl
BRT
Kpl
BRT
Kpl
BRT
Order
Order
Kpl
Kpl
Kpl
Kpl
Order
95
165.000
65
65.000
10
10.000
18
30.000
36
6
1/100%
1/ 75%
1/100%
1/100%
10
90
145.000
55
45.000
15
15.000
15
25.000
30
--
1/45%
1/25%
1/60%
1/45%
8
84
130.000
50
40.000
16
15.500
12
18.000
24
--
1/40%
1/20%
1/70%
1/50%
6
105,56
113,80
118,18
114,44
66,67
66,67
120,00
120,00
120,00
222,22
300,00
166,67
222,22
125,00
113,10
126,92
130,00
165,50
62,50
64,52
150,00
166,67
150,00
250,00
375,00
142,00
200,00
166,67
142
Lampiran 14
Anggaran Eksploitasi
X Rp. 1.000,-
Nomer Uraian Anggaran
Tahun
y.a.d
Tahun yang lalu %
3:4
%
3:5 Est. Real Anggaran
1 2 3 4 5 6 7
1 Biaya Material
- Material pokok
- Material Bantu
Sub total
6.000.000
700.000
5.050.000
675.000
5.750.000
650.000
118,81
103,70
117,04
126,32
103,69
124.07 6.700.000 5.725.000 6.400.000
2
Biaya Pegawai
- Gaji
- Kesej. Pegawai
Sub total
2.050.000
800.000
1.790.000
700.000
2.150.000
800.000
114,53
114,29
114,46
95,35
100,00
06,61 2.850.000 2.490.000 2.950.000
3 Biaya tidak langsung
a. Biaya umum
- Biaya umum adm.
- Fas. & pembinaan
- Pajak/perijinan
- Tenaga, pelumas
- Assuransi
- Supervisi
- Lain-lain
Sub Total
150.000
200.000
200.000
800.000
200.000
100.000
150.000
100.000
150.000
150.000
450.000
75.000
75.000
100.000
100.000
175.000
175.000
550.000
100.000
75.000
125.000
150,00
133,33
133,33
177,78
266,67
133,33
150,00
163,64
150,00
114,29
114,29
145,45
200,00
133,33
120,00
138,46 1.800.000 1.100.000 1.300.000
b. B. Pemeliharaan
c. B. Sub kontrak
d. B. Penyusutan
e. B. Penelitian &
Pengembangan
f. Biaya Modal
- B. K. Modal kerja
- B. K. Bridging
Sub Total
g. B. Pemasaran
500.000
1.300.000
800.000
240.000
500.000
750.000
1.250.000
500.000
175.000
1.100.00
650.000
60.000
380.000
650.000
1.030.000
150.000
200.000
1.225.000
700.000
75.000
400.000
700.000
1.100.000
200.000
285,71
118,18
123,08
408,33
131,58
115,38
121,36
333,33
250,00
106,12
114,29
326,67
125,00
107,14
113,64
250,00
Total 15.945.000 12.480.000 13.150.000 127,76 121,25
143
Lampiran 15
Tempat-Tempat Biaya Anggaran Eksploitasi
X Rp. 1.000
No. URAIAN Anggaran Tempat-Tempat Biaya
Produksi Administrasi
1 2 3 4 5
1. Biaya Material
1. Material pokok
2. Material bantu
Sub Total
6.000.000
700.000
6.700.000
6.000.000
700.000
6.700.000
0
0
0
2.
a. Biaya Pegawai
Upah/Gaji
1. Upah/Gaji
2. Tunjangan
3. Lembur
4. Insentiv
5. THR
Sub Total
1.750.000
40.000
160.000
25.000
75.000
2.050.000
950.000
25.000
100.000
15.000
50.000
1.140.000
800.000
15.000
60.000
10.000
25.000
910.000
b. B. Kesejahteraan
pegawai
1. Astek
2 Assuransi jiwa
3. Pakaian dinas
4. Pangan
5. Pengobatan/perawatan
6. Pesangon
Sub Total
30.000
20.000
50.000
250.000
50.000
400.000
800.000
20.000
12.000
30.000
150.000
30.000
225.000
467.000
10.000
8.000
20.000
100.000
20.000
175.000
333.000
3A. Biaya umum
1. Biaya Umum dan
Adm
a. Stasionary &
Cetak
b. Foto Copy &
Dokumentasi
c. Pos telepon / Telex
d. Jasa Teknik &
Management
e. Angkut/
Pengiraman
Sub Total
30.000
20.000
40.000
55.000
5.000
150.000
10.000
5000
10.000
35.000
2.500
62.500
20.000
15.000
30.000
20.000
2.500
87.500
2. Biaya fas.
Pembinaan
a. Perjalanan Dinas
b. Rumah Dinas
c. Kursus/Kerja
Praktek
d. Perayaan/ Pesta
e. Keamanan
Sub Total
125.000
5.000
45.000
20.000
5.000
200.000
25.000
1.000
15.000
5.000
2.000
48.000
100.000
4.000
30.000
15.000
3.000
152.000
144
No. URAIAN Anggaran Tempat-Tempat Biaya
Produksi Administrasi
1 2 3 4 5
3. Biaya pajak &
Perijinan
a. Pajak Bumi &
Bangunan
b. Pajak Kendaraan
c. Restribusi
d. Sewa Tanah
e. Tempat Usaha
f. Perijinan &
Pendaf.
g. Iuran2. Asosiasi
Sub Total
35.000
10.000
2.500
125.000
10.000
10.000
7.500
200.000
10.000
0
0
60.000
0
0
0
70.000
25.000
10.000
2.500
65.000
10.000
10.000
7.500
130.000
4. Biaya Assuransi
a. Assuransi
Bangunan
b. Assuransi Mesin
& Dok
c. Assuransi Bang.
Baru
d. Assuransi Rep.
Kapal
e. Assuransi
Persediaan
f. Assuransi Rumah
Dinas
Sub Total
20.000
100.000
40.000
10.000
20.000
10.000
200.000
5.000
100.000
40.000
10.000
0
4.000
159.000
15.000
0
0
0
20.000
6.000
41.000
5. Tenaga &
Perkakas
a. Bahan Bakar
b. Listrik, Air dll.
c. Alat Pembesih
d. Sewa Perkakas
Sub Total
75.000
650.000
50.000
25.000
800.000
40.000
400.000
20.000
20.000
480.000
35.000
250.000
30.000
5.000
320.000
6. Biaya Supervisi
a. Supervisi Teknik
b. Supervisi
Administrasi
Sub Total
35.000
10.000
200.000
10.000
0
70.000
25.000
10.000
130.000
7. Biaya Umum
Lainnya
a. Biaya Tamu
b. Sumbangan Sosial
c. Biaya Bank
d. Sewa Kantor/
Rumah
e. Lain-Lain
Sub Total
30.000
10.000
75.000
25.000
10.000
150.000
0
0
0
0
0
0
30.000
10.000
75.000
25.000
10.000
150.000
145
1 2 3 4 5
B.
Biaya Pemeliharaan
1. Halaman, Tanah
dll.
2. Bangunan,
Bengkel
3. Dok, Dermaga,
Jetty
4. Mesin, Perkakas
5. Pengangkutan
6. Inventaris
Sub Total
30.000
100.000
250.000
75.000
25.000
20.000
500.000
10.000
30.000
250.000
75.000
5.000
0
370.000
20.000
70.000
0
0
20.000
20.000
130.000
C. Biaya Sub Kontraktor
D. Biaya Penyusutan
1. Penyusutan
2. Amortisasi
Sub Total
750.000
50.000
800.000
450.000
0
450.000
300.000
50.000
350.000
E. B. Penelitian &
Pengemb.
245.000 45.000 200.000
F. Biaya Modal
1. Kredit Modal
Kerja
2. Bunga Kredit
Bridging
Sub Total
500.000
750.000
1.250.000
0
0
0
500.000
750.000
1.250.000
G. Biaya Pemasaran 500.000 0 500.000
Total 15.945.000 11.331.000 4.613.000
146
Lampiran 16
Anggaran Laba/Rugi x Rp. 1.000,-
No URAIAN Anggaran
tahun y.a d
Tahun yang lalu %
3:4
%
3:5 Est. Real Anggaran
1 2 3 4 5 6 7
1. Pendapatan
1. Reparasi
Kapal
2. Bang. Baru
Kapal
3. Order Lain-
lain
Sub Total
7.914.000
10.198.400
800.000
18.912.400
6.927.500
7.941.600
400.000
15.269.100
6.248.500
7.822.800
300.000
14.371.300
114,24
128,42
200,00
123,86
126,65
130,37
266,67
131,60
2. Hg. Pokok Penjualan
1. Mat. Langsung
2. T.K. Langsung
3. Sub
Kontraktor
4. B. Prod. Tdk
Lng
Sub Total
6.700.000
1.250.000
1.300.000
2.170.000
11.420.000
5.725.000
980.000
1.100.000
1.925.000
9.720.000
5.400.000
985.000
1.225.000
1.950.000
9.550.000
117,03
127,55
118,18
111,28
114,20
124,07
126,90
106,12
111,28
119,58
3. Gross Margin 7.492.400 5.539.100 4.821.300 135,26 155,40
4. Biaya Usaha
1. B. Adm.
Umum
2. B. Pemasaran
\
Sub Total
2.725.000
500.000
3.275.000
2.570.000
150.000
2.720.000
2.300.000
200.000
2.500.000
106,03
117,03
120,40
118,48
250.00
131,00
5. Laba/Rugi Usaha 4.217.400 2.819.000 2.321.100 149,60 181,68
6. Biaya Modal
1. B.K. Modal
Kerja
2. B.K. Bridging
Sub Total
500.000
750.000
1.250.000
380.000
650.000
1.030.000
400.000
700.000
1.100.000
131,58
115,38
125,00
125,00
107,14
113,64
7. Laba/Rugi Operasi 2.967.400 1.789.100 1.221.300 165,86 244,63
8. Lain-Lain
1. Pendapatan
2. Biaya
Sub Total
375.000
100.000
275.000
500.000
125.000
375.000
1.250.000
100.000
1.150.000
75,00
80,00
73,33
30,00
100,00
23,91
9. Laba/Rugi Sebelum
Pajak
3.242.400 2.334.100 2.371.300 138,91 136,75
10. Pajak 0 0 0 0,00 0,00
11. Laba/Rugi Setelah
Pajak
3.242.400 2.334.100 2.371.300 138,91 136,75
147
Lampiran 17
Analisa Biaya dan Laba/Rugi x Rp. 1.000,-
No. URAIAN Anggaran
Tahun y.a.d
Tahun yang lalu
Est. Real Anggaran
1 2 3 4 5
1.
a.
b.
c.
d.
Pendapatan
Reparasi Kapal
Bangunan Baru Kapal
Order Lain-Lain
Total Pendapatan (P)
7.914.000
10.198.400
800.000
18.912.400
6.927.000
7.941.600
400.000
15.269.100
6.248.500
7.822.800
300.000
14.371.300
2.
a.
b.
c.
Biaya Material Langsung
Biaya Material Pokok
(MP)
Biaya Material Bantu
(MB)
Biaya Material Langsung
(ML)
6.000.000
700.000
6.700.000
5.050.000
675.000
5.725.000
4.750.000
650.000
5.400.000
3.
a.
b.
c.
Biaya Pegawai
Upah Tenaga Kerja
Langsung (TKL)
Biaya T.K. Tidak
Langsung ( TKTL)
Biaya Pegawai (TK)
1.250.000
1.600.000
2.850.000
980.000
1.510.000
2.490.000
985.000
1.965.000
2.950.000
4. Biaya Sub Kontraktor 1.300.000 1.100.000 1.300.000
5. Biaya Umum 1.800.000 1.100.000 1.300.000
6.
a.
b.
c.
d.
e.
Biaya Umum Lainnya
Biaya Pemeliharaan
Biaya Penyusutan
Biaya Penelitian dan
Pengembangan
Biaya Modal (BM)
Biaya Pemasaran (BP)
500.000
800.000
245.000
1.250.000
500.000
175.000
650.000
60.000
1.030.000
150.000
200.000
700.000
75.000
1.100.000
200.000
7. B. Produksi Tidak
Langsung (BPTL)
2.170.000 1.925.000 1.950.000
8. B. Adm. Tidak Langsung
(BATL)
4.525.000 2.750.000 3.600.000
9. Total Biaya Produksi
(BPr)
15.945.000 2.480.000 13.150.000
10. Biaya Langsung 9.250.000 7.805.000 7.600.000
11. Biaya Tidak Langsung
(BTL)
6.695.000 4.675.000 5.550.000
12. Harga Pokok Penjualan 11.420.000 9.730.000 9.550.000
13. Biaya Usaha (Bus) 3.275.000 1.720.000 2.500.000
14. Biaya Administrasi
Umum (BAU)
2.725.000 1.570.000 2.300.000
15. Laba/Rugi Kotor (LK) 7.492.400 5.539.100 4.821.000
16. Laba/Rugi Usaha ( LU) 4.217.400 3.819.100 2.321.300
17. Laba/Rugi Operasi (LO) 2.967.400 2.789.100 1.221.300
148
Gambar : Perbandingan komponen jenis biaya dengan pendapatan
MP
MB
ML
UTKLs
SK
UTKL
BAU
BP
BM
L/Ro
L/Ru
BUs
BPTL
BL +
L/RU
BATL
BTL
BL HPP
L/RK
BPr
P
ATL-4.750.000=33,05%
RTL-5.050.000=33,09%
A-6.000.000=31,73% ATL-5.400.000=37,57% RTL-5.725.000=37,50%
A-6.700.000=35,43%
ATL-985.000=6,85% RTL-980.000=6,42%
A-1.250.000=6,61%
ATL-
650.000=4,52% RTL-675.000=4,43%
A-
700.000=3,70%
ATL-2.210.000 = 15,31%
RTL-2.080.000=13,62%
A-2.550.000=13,48%
ATL-1.225..000=8,46%
RTL-1.100.000=7,20%
A-1.300.000=6,87%
ATL-2.300..000=16,00%
RTL-1.540.000=10,28%
A-2..725..000=14,41%
ATL-1.000.000=1,40%
RTL-1.030.000=6,75%
A-1.250.000=6,61%
ATL-
200.000=1,40% RTL-
150.000=0,98%
A-500.000=2,91%
ATL-1.221.000=8,50%
RTL-2.789.000=18,27%
A-2.967.000=15,69%
ATL-2.321.300=16,15%
RTL-3.219.100=25,02%
A-4.217.400=22,30%
ATL-2.500.000=17,40%
RTL-1.720.000=11,26%
A-3.275.000=17,32% ATL-3.600.000=25,05% RTL-2.750.000=18,01%
A-4.525.000=23,93%
ATL-1.950.000=13,57% RTL-1.925.000=12,60%
A-2.170.000=11,47%
ATL-7.600.000=52,88%
RTL-7.805.000=51,12%
A-9.250.000=48,91%
ATL-9.550.000=66,45%
RTL-9.730.000=63,72%
A-11.420.000=60,38%
ATL-5.550.000=38,62%
RTL-4.675.000=30,61%
A-6.695.000=35,40%
ATL-8.821.300=38,62%
RTL-10.594.100=69,39%
A-12.217.400=35,40%
ATL-4.812.300=33,55% RTL-5.675.000=30,61%
A-6.695.000=35,40%
ATL-13.150.000=91,50%
RTL-12.480.000=81,73%
A-15.945.100=84,31%
ATL-14.371.300=100%
RTL-15.269.100=100%
A-18.912.400=100%
Keterangan:
ATL : Anggaran tahun lalu
RTL : Estimasi Realisasi Tahun lalu
A : Anggaran tahun berjalan
149
Tabel . Perbandingan komponen jenis biaya dengan pendapatan pada awal material = 0
SK
ML
BAU
BP
BM
L/Ro
L/Ru
UTKLs
UTKL
BL +
L/Ro
BUs
BATL
BPTL
BTL
BL
BPP
L/Rk
BPr
PM=0 P
ML
ML=0
A-500.000=2,91%
A-1.250.000=6,61%
A-1.300.000=6,87%
A-2.725.000=14,41%
A-1.250.000=6,61%
A-2.967.400=15,69%
A-2.550.000=13,48%
A-4.217.400=22,30%
A-3.275.000=17,32%
A-2.550.000=13,48%
A-2.170.000=11,47%
A-4.525.000=23,93%
A-5.517.400=29,17%
A-7.492.400=39,62%
A-4.720.000=24,95%
A-9.245.000=48,88%
A-6.700.000=35,43%
A-18.912.400=100%
A-12.212.400=64,57%
A-6.695.000=35,40%
150