stasiun meteorologi hang nadim batam...

39
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETIN BMKG Edisi 10, OKTOBER 2014 KATA PENGANTAR Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh bumi. Yang lahir dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun berkelanjutan untuk anak cucu di masa depan. Jika mengulas tentang bumi, begitu banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek lingkungan, ekonomi, politik, sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi keadaan bumi nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan dalam mendorong berbagai program pembangunan di bumi. Dengan menilik hal itu, serta mengkhususkan pada pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam setiap bulannya menerbitkan BULETIN METEOROLOGI. Buletin Meteorologi edisi Oktober 2014 akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan iklim wilayah Kepulauan Riau pada bulan September 2014, prakiraan hujan dan gelombang laut, serta prakiraan pasang surut bulan Oktober 2014. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana pe- nunjang penyampaian informasi meteorologi, baik kepada para pengguna jasa informasi meteo- rologi dan juga kepada masyarakat umum. Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna, terdapat banyak ke- kurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang memban- gun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan kami agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua pertanyaan mengenai isu-isu meteorologI di wilayah Kepulauan Riau . KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I HANG NADIM BATAM PHILIP MUSTAMU S.Sos NIP. 19590406 198203 1 002

Upload: trinhdang

Post on 01-May-2018

284 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam

BULETIN

BMKG

Edisi 10, OKTOBER 2014

K A T A P E N G A N T A R

Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh bumi. Yang lahir

dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun berkelanjutan untuk anak cucu di masa

depan. Jika mengulas tentang bumi, begitu banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek

lingkungan, ekonomi, politik, sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi

keadaan bumi nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan

dalam mendorong berbagai program pembangunan di bumi. Dengan menilik hal itu, serta

mengkhususkan pada pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam

setiap bulannya menerbitkan BULETIN METEOROLOGI.

Buletin Meteorologi edisi Oktober 2014 akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan

iklim wilayah Kepulauan Riau pada bulan September 2014, prakiraan hujan dan gelombang laut,

serta prakiraan pasang surut bulan Oktober 2014. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana pe-

nunjang penyampaian informasi meteorologi, baik kepada para pengguna jasa informasi meteo-

rologi dan juga kepada masyarakat umum.

Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna, terdapat banyak ke-

kurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang memban-

gun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan kami

agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua

pertanyaan mengenai isu-isu meteorologI di wilayah Kepulauan Riau

.

KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I

HANG NADIM BATAM

PHILIP MUSTAMU S.Sos

NIP. 19590406 198203 1 002

Page 2: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

TIM REDAKSI

PELINDUNG :

PHILIP MUSTAMU, S.Sos.

KEPALA STASIUN METEOROLOGI

KELAS I HANG NADIM BATAM

PENANGGUNGJAWAB :

TRI AGUS PRAMONO, S.Kom

KEPALA SEKSI DATA DAN

INFORMASI

ANGGOTA TIM :

YAYAN HERMAWAN

DUDI JUHANDINATA, S.Stat., M.M.

SRI SULISMIYATI, A.Md.

NIZAM MAWARDI, A.Md.

ADHITYA PRAKOSO, A.Md.

AGITA DEVIPRASTIWI, A.Md.

TATA NASKAH

NANGSIP CAHYANA, S.SI.

DUATI WARDANI, S.SI.

MOHAMMAD TAUFIQ, S.SI.

STASIUN METEOROLOGI HANG NADIM BATAM

Jl. Hang Nadim Batu Besar, batam 29466

Phone :

+62-778-761507 ext 1025

Fax. +62-778-761401

E-mail : [email protected]

hangnadim.kepri.bmkg.go.id

bmkg.bpbatam.go.id

Page 3: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

DAFTAR ISI

K A T A P E N G A N T A R

I . R I N G K A S A N 4

I I . P E N G E R T I A N 5

I I I . A N A L I S A C U A C A D A N I K L I M

A. KERAGAMAN HUJAN

B. DINAMIKA ATMOSFIR & LAUTAN BULAN SEPTEMBER 2014

1. Monsun

2. El Nino - Southern Oscilation (ENSO) dan Indian Ocean

Dipole (IOD)

3. Madden - Julian Oscilation (MJO)

4. IOD (Indian Ocean Dipole)

C. ANALISIS HUJAN BULAN SEPTEMBER 2014

5

7

7

9

1 0

1 2

1 3

I V . P R A K I R A A N B U L A N O K T O B E R 2 0 1 4

A. DINAMIKA ATMOSFIR

1. Tekanan Udara dan Angin

2. ENSO (El Nino - Southern Oscilation)

3. MJO

4. Dipole Mode / IOD (Indian Ocean Dipole)

A. PRAKIRAAN HUJAN BULAN OKTOBER 2014

1. Prakiraan Hujan Dasarian

2. Prakiraan Hujan Bulanan

1 7

1 7

1 8

1 9

2 1

2 3

2 4

V . P R A K I R A A N A N G I N , G E L O M B A N G D A N A R U S

L A U T B U L A N O K T O B E R 2 0 1 4 2 6

V I . P R E D I K S I P A S A N G S U R U T B U L A N O K T O B E R

2 0 1 4 3 0

V I I . I N F O R M A S I M A T A H A R I T E R B I T / T E R B E N A M D A N B U L A N T E R B I T / T E R B E N A M B U L A N

O K T O B E R 2 0 1 4

3 5

V I I I . D A F T A R I S T I L A H 3 8

Page 4: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

1. Berdasarkan data curah hujan bulan September 2014 yang diterima dari stasiun / pos hujan

di Barelang yang mewakili daerah-daerah di sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan

dan sifat hujan bulan September 2014 adalah sebagai berikut

Sebaran hujan kurang merata di wilayah Pulau Batam, Rempang dan Galang. dengan nilai

Jumlah curah hujan di wilayah Batam berkisar antara 20 – 160 mm, konsentrasi jumlah

curah hujan tertinggi terdapat di wilayah Pagoda. Berdasarkan hasil analisa angin di

sekitar wilayah Kepulauan Riau dominan dari arah Selatan hingga Barat dengan kece-

patan 05 hingga 20 km/jam .

Untuk kondisi atmosfer dibulan September 2014 adalah sebagai berikut:

MJO pada bulan September berada pada fase 1 hingga 4 dengan sifat kuat hingga lemah.

Wilayah Indonesia berada fase 3 sampai 5, dalam hal ini MJO melewati wilayah Indone-

sia sehingga MJO sedikit berpengaruh terhadap penambahan curah hujan di wilayah

Indonesia termasuk. Secara umum nilai OLR pada bulan September bernilai relatif ren-

dah di utara wilayah Indonesia termasuk Kepulauan Riau. Nilai OLR yang semakin kecil

menunjukkan bahwa semakin banyak tutupan awan konvektif di wilayah tersebut.

Kondisi rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan sekitar Indonesia termasuk

Kepulauan Riau pada bulan September 2014 berkisar antara 29.00C hingga 32.00C.

Suhu muka laut tersebut masuk dalam kategori hangat (>27.00C). Dengan nilai anomali

Suhu Muka Laut sebesar 0.5 - 1.5 terhadap normalnya, hal ini menunjukan pada bulan

Septemer 2014 kondisi suhu muka laut berada pada nilai diatas normalnya yang men-

gindikasikan ketersediaan uap air yang lebih banyak. Kondisi yang demikian ini

meningkatkan kemungkinan terjadinya pembentukan awan-awan konvektif sehingga

berpotensi menyebabkan terjadinya hujan.

II. Secara umum kondisi cuaca bulan Oktober 2014 di Batam Berdasarkan keluaran program

HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

diperoleh prediksi curah hujan tiap dasarian mulai Oktober 2014 hingga September 2015.

Data masukan yang digunakan adalah data series hujan dasarian Hang Nadim periode Okto-

ber 1998 s.d September 2014. Dan dengan mempertimbangkan kondisi terakhir dinamika

atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, serta membandingkan dengan normal hu-

jannya maka sifat hujan bulan Oktober 2014 di wilayah Batam adalah normal.

I. RINGKASAN

Page 4 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Page 5: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

A. SIFAT HUJAN

Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan

nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria, yaitu:

1. Di atas normal ( A ), jika nilai perbandingannya lebih besar dari 115 %.

2. Normal ( N ), jika nila perbandingannya antara 85 % - 115 %.

3. Di bawah normal ( B ), jika nilai perbandingannya kurang dari 85 %.

B. NORMAL CURAH HUJAN

1. RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.

2. NORMAL CURAH HUJAN BULANAN :

Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.

3. STANDARD NORMAL CURAH HUJAN BULANAN :

Nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1

Januari 1901 s/d 31 Januari 1930, 1 Januari 1931 s/d 31 Januari 1960, 1 Januari 1961 s/d 31

Januari 1990, dan seterusnya.

C. INTENSITAS CURAH HUJAN (CH)

III. ANALISA CUACA DAN IKLIM

A . K E R A G A M A N H U J A N

Kepulauan Riau merupakan wilayah negara Indonesia yang berbentuk kepulauan dan

dilewati garis khatulistiwa. Wilayah negara Indonesia dilewati oleh garis katulistiwa serta

dikelilingi oleh dua Samudra dan dua Benua. Posisi ini menjadikan Indonesia sebagai daerah

pertemuan sirkulasi meridional (Utara-Selatan) dikenal sebagai Sirkulasi Hadley dan sirku-

lasi zonal (Timur-Barat) dikenal sebagai Sirkulasi Walker, dua sirkulasi yang sangat mem-

pengaruhi keragaman iklim di Indonesia.

KRITERIA CH CH/hari CH/Jam

Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm

Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm

Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm

Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm

II. PENGERTIAN

Page 5 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Page 6: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Pergerakan matahari yang berpindah dari 23.5o Lintang Utara ke 23.5o Lintang Selatan

sepanjang tahun mengakibatkan timbulnya aktivitas monsun yang juga ikut berperan dalam

mempengaruhi keragaman iklim. Pengaruh lokal terhadap keragaman iklim juga tidak dapat

diabaikan, karena Kepri merupakan kepulauan dengan bentuk topografi sangat beragam men-

yebabkan sistem golakan lokal cukup dominan. Faktor lain yang diperkirakan ikut berpenga-

ruh terhadap keragaman iklim ialah gangguan siklon tropis. Semua aktivitas dan sistem ini

berlangsung secara bersamaan sepanjang tahun akan tetapi besar pengaruh dari masing-

masing aktivitas atau sistem tersebut tidak sama dan dapat berubah dari tahun ke tahun.

El-Nino dan La-Nina merupakan salah satu akibat dari penyimpangan iklim. Fenomena ini

akan menyebabkan penurunan dan peningkatan jumlah curah hujan untuk beberapa daerah di

Indonesia. Pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang berpola hujan monsun, lemah pada dae-

rah berpola hujan equatorial dan tidak jelas pada daerah dengan pola hujan lokal, sedangkan

IOD (Indian Ocean Dipole) hanya berpengaruh jelas pada daerah berpola hujan monsun.

Selain akibat pengaruh fluktuasi suhu permukaan laut di samudera pasifik (El Nino-

Southern Oscillation / ENSO) dan Samudera Hindia (Indian Ocean Dipole / IOD), fenomena

fase aktif osilasi intra-musiman yang dikenal sebagai MJO (Madden-Julian Oscillation) juga mem-

pengaruhi keragaman hujan di Indonesia. Menurut Geerts and Wheeler (1998) MJO akan

menyebabkan terjadinya variasi pada pola angin, SML (Suhu Muka Laut), awan dan hujan. Fase

aktif MJO bila bersamaan waktunya dengan monsun timur laut di Kepulauan Riau (Desember-

April) dapat menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan sekitar 200%.

Pergerakan MJO ke timur dari samudra India menuju samudra Pasifik dibagi dalam 8

phase. Phase-1 di Afrika (210° BB - 60° BT), phase-2 di samudra India bagian barat (60° BT –

80° BT), phase-3 di samudra India bagian timar (80° BT – 100° BT) phase-4 & phase-5 di

benua maritim Indonesia ( 100° BT – 140° BT), phase-6 di kawasan Pasifik barat (140°BT-

160° BT), phase 7 di Pasifik tengah ( 160° BT – 180° BT) , dan phase-8 daerah konveksi di

belahan bumi bagian barat ( 180° – 160° BB). Pada umumnya hujan tropis berasal dari awan

konvektif dengan puncak awan sangat dingin (sedikit mengemisi radiasi gelombang panjang),

oleh karenanya sangat baik memonitor MJO dengan memperhatikan variasi OLR (Outgoing

Longwave Radiation) yang dipantau melalui sensor infra merah pada satelit.

Page 6 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Page 7: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 7 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Gbr. 2 Peta Anomali Suhu Muka Laut bulan September 2014

B. DINAMIKA ATMOSFER & LAUTAN BULAN SEPTEMBER 2014

1. Monsun

Pada bulan September matahari telah berada di wilayah Bumi Bagian Utara menuju da-

lam penjalarannya ke Bumi Bagian Selatan dan mengalami pergerakan semu kurang lebih se-

jauh 13.7° yaitu dari 9.7°LU menuju 4.0°LS. Matahari melewati equator atau berada pada titik

0° atau disebut sebagai ‘September Equinox’ pada tanggal 23 September. Hal ini berdampak ke

peningkatan suhu muka laut di daerah sekitar ekuator dan BBU yang memicu terbentuknya

pola-pola tekanan udara rendah. Pada bulan September 2014 tercatat ada enam kejadian

siklon tropis yaitu siklon tropis Feng Shen, TD Karding, Kalnaegi, Fung Wong, Kamumuri, dan

siklon tropis Phanfone. Dimana hal ini cukup berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah

curah hujan di wilayah Kepulauan Riau.

Gbr. 1 Peta Rata-rata Suhu Muka Laut bulan September 2014

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/

sst_analysis/images/monsstv2.png

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/

sst_analysis/images/monanomv2.png

Page 8: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 8 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Kondisi rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan sekitar Indonesia termasuk

Kepulauan Riau pada bulan September 2014 berkisar antara 29.00C hingga 32.00C (Gbr.1).

Suhu muka laut yang hangat (>27.00C) mengindikasikan ketersediaan uap air yang lebih ban-

yak. Kondisi yang demikian ini meningkatkan kemungkinan terjadinya pembentukan awan-

awan yang menjulang tinggi sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya hujan. Nilai anomali

Suhu Muka Laut (Gbr.2) di wilayah perairan Indonesia secara umum merata, termasuk

Kepulauan Riau sebesar 0.5 - 1.5 terhadap normalnya hal ini menunjukan pada bulan Septem-

ber 2014 kondisi suhu muka laut berada pada nilai diatas normalnya.

Keadaan seperti ini mendukung dalam proses pembentukan awan-awan konvektif di

wilayah Kepulauan Riau sehingga jumlah curah hujan cenderung meningkat pada bulan Sep-

tember 2014.

Pada bulan September 2014, tekanan udara di BBS secara umum lebih tinggi dari pada

BBU menyebabkan massa udara bergerak dari BBS (bertekanan tinggi) menuju BBU

(bertekanan rendah) sehingga menyebabkan pola angin di sekitar wilayah Kepulauan Riau

dominan dari arah selatan hingga barat serta membentuk daerah pola belokan angin

(shearline). Pada daerah belokan angin terjadi perlambatan kecepatan angin yang menyebabkan

penumpukkan massa udara sehingga terjadi pengangkatan massa udara, sedangkan pola

konvergen menyebabkan daerah-daerah pertemuan massa udara sehingga keduanya

menimbulkan potensi pembentukan awan – awan konvektif.

Gbr. 3 Rata-rata Tekanan Udara Permukaan Laut Bulan September 2014

Sumber : : http://www.bom.gov.au/cg-bin/climate/cmb.cgi?

page=map&variable=mslp&vstatus=mean&period=month&area=rsmc

Page 9: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 9 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Berdasarkan hasil analisa Angin 850 mb daerah Kepulauan Riau (Gbr.5) , angin bertiup

dengan kecepatan 5 hingga 10 knot. Kondisi angin dengan kecepatan lemah ini mendukung

dalam proses pembentukan banyak awan.

2. El Nino - Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD)

Pada bulan September, ENSO berada pada kondisi normal. Hal ini ditunjukkan dengan

nilai anomali SST Nino 3.4 pada akhir September 2014 sebesar +0.37 °C. Sedangkan kondisi

SOI (Southern Oscillation Index) pada September 2014 berada pada kondisi normal. Nilainya

pada akhir September 2014 sebesar -6.8. Hal ini tidak berpengaruh terhadap penambahan

atau pengurangan jumlah curah hujan pada bulan September di wilayah Kepulauan Riau.

Gbr. 5 Rata-rata Arah dan Kecepatan Angin 850 mb pada Bulan September 2014

Gbr. 4 Klimatologi Arah Angin 3000 Feet pada Bulan September 2014

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?

page=map&variable=850wind&vstatus=mean&period=month&area=rsmc

Page 10: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 10 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

3. Madden-Julian Oscillation ( MJO)

a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)

OLR merupakan suatu radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh bumi ke

luar angkasa. Tidak semua radiasi gelombang panjang yang terpancar dari bumi sampai ke

luar angkasa. Awan awan konvektif adalah salah satu faktor yang menghalangi perjalanan

gelombang panjang. Jika pada suatu wilayah tertutup hamparan awan konvektif, maka nilai

OLR akan kecil. Secara umum nilai OLR pada bulan Agustus bernilai relatif rendah di

utara wilayah Indonesia termasuk Kepulauan Riau. Nilai OLR yang semakin kecil

menunjukkan bahwa semakin banyak tutupan awan konvektif di wilayah tersebut.

Gbr. 7 Grafik indeks ENSO / SOI

Gbr.6 Grafik indeks SST Nino3.4

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png

Page 11: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 11 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Gbr. 8 Rata-rata OLR bulan September 2014

b. Fase MJO (Median Julian Oscilation)

MJO pada bulan September berada pada fase 1 hingga 4 dengan sifat kuat hingga

lemah. Wilayah Indonesia berada fase 3 sampai 5 dalam hal ini MJO melewati wilayah

Indonesia sehingga MJO sedikit berpengaruh terhadap penambahan curah hujan di

wilayah Indonesia termasuk Batam.

Gbr. 9 Fase MJO

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?

page=map&variable=olr&vstatus=mean&period=month&area=rsmc

Page 12: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 12 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

4. IOD (Indian Ocean Dipole)

Fenomena Dipole Mode di Samudera Hindia atau IOD (Indian Ocean Dipole) berada

pada kisaran dibawah normal dengan kondisi netral (-0,5°C s.d 0,5°C). Pada akhir Septem-

ber nilai IOD memiliki kecenderungan berada di bawah -0,50C yaitu bernilai 0.170C. Sehingga

bisa diketahui bahwa selama bulan September 2014, secara umum IOD kurang signifikan

dalam menambah peluang pertumbuhan awan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk

wilayah Kepulauan Riau.

C. ANALISIS HUJAN BULAN SEPTEMBER 2014

Berdasarkan data curah hujan bulan September 2014 yang diterima dari stasiun /

AWS (Automatic Weather Station) di Pulau Batam yang mewakili daerah-daerah di sekitarnya,

maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan September 2014 adalah sebagai

berikut:

Gbr. 10 Grafik IOD

Page 13: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 13 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Dari tabel di atas tampak bahwa kejadian hujan di Pulau Batam kurang merata ditandai

dengan sifat hujan dibawah normal terhadap rata-ratanya pada daerah Batam Bagian Barat dan Ten-

gah. Sifat hujan normal pada bagian Timur dan sifat hujan diatas normal pada Batam bagian Selatan.

Jumlah curah hujan di wilayah Batam berkisar antara 20 – 160 mm.

Tabel 1: Analisis Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan September 2014

Gbr.11 Evaluasi Curah Hujan Bulan September 2014

Lokasi RR September 2014 (mm) Rata - rata (mm) Sifat Hujan

Hang Nadim 162.3 159.6 Normal

Mukakuning 81.8 161.8 Bawah Normal

Nongsa 96.0 157.1 Bawah Normal

Tg. Uncang 21.8 143.4 Bawah Normal

Pagoda 152.8 128.6 Atas Normal

Sengkuang 70.2 148.7 Bawah Normal

Page 14: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 14 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Gbr. 12 Evaluasi Sifat Hujan Bulan September 2014

Dari gambar peta isohyet di atas dapat diketahui konsentrasi hujan di Barelang yang terjadi

selama bulan September 2014. Sebaran hujan cukup merata di wilayah Pulau Batam, Rempang dan

Galang. dengan nilai antara 70 – 160 mm. konsentrasi jumlah curah hujan tertinggi terdapat di

wilayah Bandara Hang Nadim Batam.

Page 15: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

1. Analisa Unsur Cuaca Signifikan Bulan September 2014 Stamet Hang Nadim

a. Hujan

Sifat hujan bulan September 2014 di Barelang Bawah Normal (B) dengan curah hujan se-

lama sebulan berkisar 21,8 mm - 160,0 mm atau antara 8,7 % - 63,5 %. Curah hujan ter-

endah terjadi di Uncang dan tertinggi di Hang Nadim. Khusus di Hang Nadim dalam bulan

September 2014 terdapat 9 hari hujan terukur dengan total curah hujan sebesar 160,0 mm

atau berkisar 63,5 % dari rata-rata yang berarti sifat hujan Bawah Normal (B). Pada dasar-

ian I terjadi 3 hari hujan dengan jumlah curah hujan 17,3 mm, dasarian II terjadi 4 hari hujan

dengan jumlah curah hujan 71,2 mm, dan dasarian III terjadi 2 hari hujan dengan jumlah

curah hujan 71,3 mm. Curah hujan tertinggi 60,3 mm terjadi pada tanggal 25 September

2014.

Page 15 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Gbr.13 Grafik Curah Hujan bulan September 2014 di Hang Nadim

Page 16: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

b. Suhu Udara

Suhu udara harian rata-rata berkisar antara 24,0 - 28,4 ° C. Suhu udara terendah

dalam bulan September 2014 adalah 22,2 °C terjadi pada tanggal 20 September 2014

pagi hari dan suhu udara tertinggi 32,8 °C terjadi pada tanggal 02 dan 15 September

2014 siang hari.

C.Kelembaban Udara

Kelembaban udara harian rata-rata berkisar antara 69 % - 88 %. Kelembaban udara

terendah mutlak 48% terjadi pada tanggal 01 September 2014 siang hari, sedangkan

kelembaban udara tertinggi 98% terjadi tanggal 08, 18,19, dan 20 September 2014.

Dengan demikian udara pada bulan September 2014 lebih kering dibandingkan bulan

Agustus 2014.

d. Angin Permukaan

Selama periode dasarian I – III September 2014 angin permukaan secara umum

didominasi dari arah Tenggara sampai Barat Daya dengan kecepatan rata-rata 05 km/

jam – 12 km/jam, arah dan kecepatan maximum dari Tenggara sekitar 54 km/jam terjadi

pada tanggal 18 September 2014.

Gbr.14 Grafik Suhu Udara bulan September 2014 di Hang Nadim

Gbr.15 Grafik Kelembaban Udara Bulan September 2014 di Hang Nadim

Page 16 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Page 17: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

A. DINAMIKA ATMOSFIR

1. Tekanan Udara dan Angin.

Pada bulan Oktober, posisi matahari dalam gerak semunya sudah berada di BBS

(Belahan Bumi Selatan) dan mengalami pergerakan semu sejauh kurang lebih 12.0° yaitu dari

4.0°LS menuju 16.0°LS (http://www.physicalgeography.net). Sehingga, dominasi pola-pola

daerah bertekanan udara rendah pada Oktober 2014 berada pada wilayah equator.

Akibatnya, pola angin rata-rata bulan Oktober secara dominan bertiup dari Bumi

Bagian Selatan (BBS) menuju Bumi Bagian Utara (BBU). Sedangkan untuk wilayah Kepulauan

Riau, pola angin yang terbentuk berada dekat dengan daerah pertemuan angin

(konvergensi). Pola angin konvergensi ini memicu terkumpulnya banyak massa udara yang

mendukung dalam proses pertumbuhan awan-awan hujan.

Page 17 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

I V . P R A K I R A A N B U L A N O K T O B E R 2 0 1 4

Prediksi Anomali Suhu Muka Laut

periode Oktober-Oktober-November 2014

Rata-rata Tekanan Udara

pada Bulan OKTOBER 2014

Gbr.16 Prediksi Anomali Suhu Muka Laut dan Rata-rata Tekanan Udara pada Bulan OKTOBER 2014

Sumber: http://www.esrl.noaa.gov/psd/cgi-bin/data/composites/

Sumber: http://pred.ldeo.columbia.edu/forecast/sst/12/

glbbld_DJF_nov2012.html

Page 18: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

2. ENSO (EL Nino-Southern Oscillation)

ENSO merupakan salah satu fenomena cuaca skala global yang mempengaruhi

penambahan curah hujan (fase La Nina) maupun pengurangan curah hujan (fase El Nino) di

wilayah Indonesia. Prediksi ENSO menurut institusi internasional yaitu NOAA (National

Oceanic and Atmospheric Administration) dan POAMA (Predictive Ocean Atmosphere Model for

Australia) menyatakan bahwa ENSO masih dalam kondisi normal. Sedangkan BMKG dan

JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology) menyatakan bahwa terjadi

EL Nino Lemah untuk Oktober 2014.

Dengan demikian, di Wilayah Indonesia, khususnya di Indonesia bagian Timur

diprediksi akan terjadi pengurangan jumlah curah hujan.

Gbr.17 Rata-rata Streamline 3000 feet pada Bulan Oktober 2014

Gbr.18 Prediksi ENSO dari NOAA, JAMSTEC, POAMA dan BMKG

Page 18 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Page 19: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Salah satu parameter ENSO yaitu data SOI (Southern Oscillation Index) dari BoM (Bureau

of Meteorology Australia) hingga awal Oktober menunjukkan kondisi normal dengan nilai

mencapai -6.8. Sehingga diprakirakan untuk bulan Oktober 2014 di wilayah Indonesia

tidak akan terdapat penambahan jumlah curah hujan yang signifikan.

3. MJO (Madden-Julian Oscillation)

Salah satu fenomena cuaca global yang juga mempengaruhi jumlah curah hujan

di Indonesia, khususnya daerah dekat khatulistiwa adalah osilasi gugusan awan atau

disebut MJO. Berdasarkan data dari NOAA, diprakirakan pada tanggal 1 Oktober s.d 14

Oktober 2014 MJO mengalami peningkatan aktivitas. Pada akhir September hingga

pertengahan Oktober intensitasnya meningkat dan berlangsung di sekitar Kepulauan

Indonesia. Sehingga diprediksi akan menambah jumlah curah hujan di wilayah Indonesia

terutama pada dasarian pertama dan kedua bulan Oktober. Sedangkan berdasarkan data

anomali OLR (Outgoing Longwave Radiation) yang merupakan salah satu indikator MJO

menunjukkan nilai -5 s.d +5 Wm-2 di sekitar Indonesia Bagian Barat. Hal ini berarti

tutupan awan di wilayah Kepulauan Riau pada Oktober 2014 cenderung lebih sedikit.

Gbr.19 Grafik SOI Januari 2012 sampai dengan awal OKTOBER 2014

Page 19 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Page 20: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Gbr. 20 Grafik Fase MJO pada Bulan September 2014 dan Prakiraan Bulan Oktober 2014

Gbr. 21 Anomali OLR sampai dengan 31 September 2014 dan prakiraan 15 hari kedepan

Page 20 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/foregfs.shtml

Sumber: http://cawcr.gov.au/staff/mwheeler/maproom OLR_modes/

Page 21: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

4. Dipole Mode / IOD (Indian Ocean Dipole)

Fenomena cuaca global terakhir yang juga mempengaruhi peluang hujan di

Indonesia, khususnya Indonesia Bagian Barat, adalah dipole mode. Menurut data dari BoM,

grafik indeks IOD akhir September berada pada kondisi normal dengan nilai terakhir +0.17

(gambar 7) dibandingkan dengan nilai normalnya kisaran -0,50 C s.d 0,50 C dan prediksi Ok-

tober bernilai -0.13. Sedangkan BMKG memprediksi nilai indeks dipole mode pada bulan

Oktober bernilai 0,11. (gambar 8). Secara umum berdasarkan data prakiraan yang didapat

dari BMKG dan BoM keduanya menunjukan bahwa nilai IOD pada bulan Oktober tidak ber-

pengaruh terhadap penambahan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa IOD masih dalam kondisi normal sehingga penambahan

curah hujan di Indonesia bagian barat kurang signifikan.

Gbr. 22 Grafik indeks IOD sampai dengan akhir OKTOBER 2014 dari BoM

Gbr. 23 Prediksi Indeks Dipole Mode dari BoM dan BMKG

Page 21 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Sumber:www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Page 22: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

5. Tinjauan Klimatologis

Kondisi cuaca bulan Oktober di Batam berdasarkan data klimatologis selama 21

tahun (1993-2013) diketahui:

Secara umum curah hujan merata di seluruh wilayah Batam berkisar antara 200 – 400

mm selama bulan Oktober. Wilayah Batam bagian Timur merupakan daerah dengan

konsentrasi hujan tertinggi yaitu sekitar 300 – 400 mm. Sedangkan daerah Batam Tengah

dengan konsentrasi hujan terendah yaitu sekitar 150 – 200 mm.

Kesimpulan:

Dari uraian di atas diketahui bahwa peluang pertumbuhan awan-awan hujan di

Batam pada bulan Oktober 2014 cenderung lebih besar dibandingkan dengan bulan Septem-

ber yang lalu.

Page 22 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Minimum Rata-rata Maksimum

SUHU UDARA (C) 23.3 27.0 31.8

KELEMBAPAN UDARA 44% 85% 100%

ANGIN (Km/Jam) 6 7 11

HARI HUJAN 10 19 26

*14 hari disertai petir

Page 23: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

B. PRAKIRAAN HUJAN BULAN OKTOBER 2014

1. Prakiraan Hujan Dasarian

Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi ARIMA

(Autoregressive Integrated Moving Average) diperoleh prediksi curah hujan tiap dasarian mulai

Oktober 2014 hingga September 2015. Data masukan yang digunakan adalah data series

hujan dasarian Hang Nadim periode Oktober 1998 s.d September 2014.

Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMA dengan normal hujan

dasarian periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0,93471 dan RMSE (error) 8.2597

Hasilnya menunjukkan bahwa curah hujan di bulan Oktober 2014 diprakirakan:

Sesuai dengan kriteria sifat hujan dalam dasarian, prakiraan curah hujan pada

dasarian I dan III, nilai perbandingan prediksi curah hujan dengan normalnya 85% - 115%

sedangkan curah hukan pada dasarian II diatas normalnya 115%.

Page 23 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Dasarian Pertama Normal 67.1

Dasarian Kedua Normal 53.4

Dasarian Ketiga Normal 98.7

Sifat Hujan Jumlah Curah Hujan

Page 24: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

2. Prakiraan Hujan Bulanan

Berdasarkan data-data dan analisis model serta program HyBMG 2.0.7 dapat

diperoleh hasil prakiraan curah hujan satu bulan pada bulan Oktober 2014 di wilayah Bare-

lang sebagai berikut:

Gbr. 24 Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan OKTOBER 2014

Tabel 2: Prakiraan Curah Hujan Bulan OKTOBER 2014

Page 24 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

JUMLAH CURAH

HUJAN

0 mm - 150 mm

150 mm - 300 mm Rempang dan Galang

300 mm - 450 mm Batam

450 mm - 600 mm -

WILAYAH

Page 25: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

dan membandingkan dengan normal hujannya maka sifat hujan bulan Oktober 2014 di Bare-

lang dapat diprakirakan sebagai berikut :

Tabel 3: Prakiraan Sifat Hujan Bulan OKTOBER 2014

Gbr. 25 Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan OKTOBER 2014

Page 25 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

SIFAT HUJAN WILAYAH

Atas Normal

Normal Batam, Rempang, Galang

Bawah Normal

Page 26: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Berdasarkan peta prakiraan angin dan gelombang laut mingguan di wilayah perairan

Kepulauan Riau pada bulan Oktober 2014 yang dibuat Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam

menggunakan Software Windwave – 05, dapat disampaikan prakiraan angin permukaan dan tinggi

gelombang laut serta arus laut perairan Kepulauan Riau dan sekitarnya sebagai berikut:

V . P R A K I R A A N A N G I N D A N G E L O M B A N G L A U T

O K T O B E R 2 0 1 4

Tabel 4 : Prakiraan Tinggi Gelombang Laut Bulan OKTOBER 2014

WILAYAH PERAIRAN

TINGGI

GELOMBANG

( m )

ARAH & KECEP.

ANGIN

( km/jam )

ARUS LAUT

( cm/s )

Batam - Tanjung Pinang 0,5 – 1,5 Tenggara – 20 Tenggara –5

Batam - Tarempa 1 – 2 Selatan - 30 Selatan - 30

Batam - Natuna 1 – 2 Selatan - 30 Barat - 30

Batam - Karimun 0,5 – 1,5 Selatan – 10 Utara - 10

Batam - Lingga 1 – 2 Tenggara – 20 Tenggara – 5

Batam - Singapura 0,5 – 1 Selatan – 20 Tenggara – 5

Batam - Dumai 0,5 – 1 Selatan – 10 Tenggara -5

Batam - Tambelan 1 – 2 Selatan – 15 Tenggara – 5

Page 26 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Page 27: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 27 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Gbr. 27 Peta Prakiraan Angin Minggu I OKTOBER 2014

Gbr.28 Peta Analisa Angin Bulan September 2014

Page 28: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 28 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Gbr.29 Peta Prakiraan Tinggi Gelombang Laut Minggu I OKTOBER 2014

Gbr.30 Peta Analisa Tinggi Gelombang Laut Bulan September 2014

Page 29: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 29 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Gbr.30 Peta Prakiraan Arus Laut Minggu I OKTOBER 2014

Gbr. 31 Peta Analisa Arus Laut Bulan September 2014

Page 30: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

A. Pendahuluan

Pasang surut air adalah gelombang yang mirip dengan gelombang air yang terjadi

akibat tiupan angin. Pasang surut memiliki panjang gelombang yang panjang, seperti yang

terdapat pada laut dalam namun terjadi untuk air dangkal, ini berarti pasang surut dibias-

kan oleh keadaan topografi kedalaman bawah air. Periodenya pun cukup panjang, dalam

orde jam. Pasang surut air terjadi disebabkan oleh gaya gravitasi dan gaya sentrifugal

yang ditimbulkan oleh gerakan bumi, bulan, dan matahari.

B. Pola Pasang Surut

Di seluruh dunia pasang surut berbeda baik ketinggian paras air maupun waktu

kejadiannya. Area pantai yang hanya punya satu pasang surut tertinggi dan terendah

setiap hari disebut diurnal tide (air pasang harian). Wilayah yang mengalami dua kali

pasang dan dua kali surut dalam sehari disebut mempunyai semi-diurnal tide. Jika semi-

diurnal tide mempunyai ketinggian air pasang yang dicapai berbeda dan saat surut juga

level air tidak sama disebut semi-diurnal mixed tide.

Pola pasang surut dapat dijelaskan secara gelombang dengan grafik yang

menunjukkan paras air untuk sumbu vertical dan sumbu mendatar menyatakan waktu

hari. Pengamatan pasang surut dalam jangka waktu yang lama digunakan untuk

menghitung rata-rata ketinggian pasang. Dengan nilai Rata-rata ini dapat dihitung

anomaly pasang naik dan pasang surut air.

C. Paras Pasang Surut.

Ketinggian air tertinggi yang dicapai permukaan air setiap hari disebut High Wa-

ter (HT) / Higt Tide (Ht)

Titik terendah dimana permukaan air surut disebut Low Water (LW) / Low Tide

Mengingat Propinsi Kepulauan Riau sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan maka

phenomena Pasang Surut air laut sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang ber-

hubungan dengan kelautan seperti Bongkar Muat di Pelabuhan Laut, kegiatan para ne-

layan dan lain sebagainya.

Untuk itu dalam buletin ini kami sajikan prediksi pasang surut di seluruh Propinsi Kepu-

lauan Riau yang meliputi 6 (enam) Kabupaten Kota Sebagai Berikut :

V I . P R E D I K S I P A S A N G S U R U T ( T I D A L )

Page 30 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Page 31: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 31 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

I. KOTA BATAM

1. Batu Ampar, OKTOBER 2014

2. Seku-

p a n g ,

OKTO-

B E R

2014

1

2

Page 32: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

II. KABUPATEN BINTAN

1. Tanjung Uban, OKTOBER 2014

2. Tanjung Pinang, OKTOBER 2014

3

4

Page 32 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Page 33: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

III. KABUPATEN KARIMUN

1. Tanjung Balai Karimun, OKTOBER 2014

IV. KABUPATEN LINGGA

1. Dabo Singkep, OKTOBER 2014

5

6

Page 33 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Page 34: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

IV. KABUPATEN ANAMBAS

1. Selat Peninting, Oktober 2014

V. KABUPATEN NATUNA

1. Sedanau, OKTOBER 2014

7

Page 34 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

8

Page 35: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Page 35 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

V I I . I N F O R M A S I M A T A H A R I T E R B I T / T E R B E N A M D A N

B U L A N T E R B I T / T E R B E N A M B U L A N O K T O B E R 2 0 1 4

1. Stasiun Meterorologi Hang Nadim Batam

2. Stasiun Meteorologi Tanjung Pinang

Location : E104 07, N01 07, October 2014

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0550 1756 1126 2349

2 0550 1756 1222 000

3 0550 1756 1318 0046

4 0549 1755 1414 0142

5 0549 1755 1509 0238

6 0549 1755 1603 0334

7 0549 1754 1657 0429

8 0548 1754 1751 0523

9 0548 1754 1844 0618

10 0548 1753 1938 0712

11 0548 1753 2031 0806

12 0547 1753 2124 0900

13 0547 1753 2216 0952

14 0547 1752 2306 1043

15 0547 1752 2354 1132

16 0547 1752 000 1219

17 0546 1752 0041 1305

18 0546 1751 0126 1349

19 0546 1751 0210 1432

20 0546 1751 0253 1514

21 0546 1751 0336 1557

22 0546 1751 0420 1641

23 0545 1750 0505 1726

24 0545 1750 0552 1814

25 0545 1750 0642 1903

26 0545 1750 0733 1956

27 0545 1750 0827 2050

28 0545 1750 0922 2145

29 0545 1750 1017 2241

30 0545 1750 1113 2337

31 0545 1749 000 000

Location : E104 32, N00 55, October 2014

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0549 1755 1124 2348

2 0548 1754 1220 000

3 0548 1754 1316 0044

4 0548 1754 1412 0141

5 0547 1753 1507 0237

6 0547 1753 1601 0332

7 0547 1753 1655 0427

8 0547 1752 1749 0521

9 0546 1752 1843 0616

10 0546 1752 1937 0710

11 0546 1752 2030 0804

12 0546 1751 2123 0858

13 0545 1751 2214 0950

14 0545 1751 2305 1041

15 0545 1750 2353 1130

16 0545 1750 000 1218

17 0545 1750 0039 1303

18 0544 1750 0124 1347

19 0544 1750 0208 1430

20 0544 1749 0251 1512

21 0544 1749 0334 1555

22 0544 1749 0418 1639

23 0544 1749 0504 1725

24 0544 1749 0551 1812

25 0543 1749 0640 1902

26 0543 1748 0731 1954

27 0543 1748 0825 2048

28 0543 1748 0920 2144

29 0543 1748 1015 2240

30 0543 1748 1111 2335

31 000 000 000 000

Page 36: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

3. Stasiun Meteorologi Ranai Natuna

4. Stasiun Meteorologi Tanjung Balai Karimun

Page 36 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Location : E108 24, N03 55, October 2014

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0542 1747 1120 2336

2 0542 1746 1216 000

3 0541 1746 1312 0033

4 0541 1745 1407 0130

5 0541 1745 1501 0227

6 0541 1744 1554 0323

7 0541 1744 1647 0419

8 0540 1744 1740 0514

9 0540 1743 1833 0610

10 0540 1743 1926 0705

11 0540 1743 2019 0800

12 0540 1742 2111 0854

13 0540 1742 2203 0947

14 0539 1742 2253 1038

15 0539 1741 2341 1127

16 0539 1741 000 1213

17 0539 1741 0028 1258

18 0539 1740 0114 1341

19 0539 1740 0158 1423

20 0539 1740 0242 1505

21 0539 1739 0327 1547

22 0539 1739 0411 1630

23 0539 1739 0457 1715

24 0539 1739 0545 1802

25 0538 1739 0635 1851

26 0538 1738 0727 1943

27 0538 1738 0821 2036

28 0538 1738 0916 2132

29 0538 1738 1012 2228

30 0538 1738 1107 2324

31 000 000 1201 000

Location : E103 23, N01 03, October 2014

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0553 1759 1129 2353

2 0553 1759 1225 000

3 0553 1759 1321 0049

4 0552 1758 1417 0145

5 0552 1758 1512 0241

6 0552 1758 1606 0337

7 0552 1757 1700 0432

8 0551 1757 1754 0526

9 0551 1757 1847 0621

10 0551 1756 1941 0715

11 0551 1756 2035 0809

12 0550 1756 2127 0903

13 0550 1756 2219 0955

14 0550 1755 2309 1046

15 0550 1755 2357 1135

16 0549 1755 000 1222

17 0549 1755 0044 1308

18 0549 1754 0129 1352

19 0549 1754 0213 1435

20 0549 1754 0256 1517

21 0549 1754 0339 1600

22 0548 1754 0423 1644

23 0548 1753 0508 1729

24 0548 1753 0555 1817

25 0548 1753 0645 1907

26 0548 1753 0736 1959

27 0548 1753 0830 2053

28 0548 1753 0925 2148

29 0548 1753 1020 2244

30 0548 1753 1116 2340

31 000 000 000 000

Page 37: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

5. Stasiun Meteorologi Dabo Singkep

6. Stasiun Meteorologi Tarempa

Page 37 E D I S I 1 0 — O K T O B E R 2 0 1 4

Location : E104 34, S00 28, October 2014

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0548 1755 1123 2348

2 0548 1754 1219 000

3 0548 1754 1315 0045

4 0547 1754 1411 0141

5 0547 1753 1507 0237

6 0547 1753 1601 0332

7 0547 1753 1655 0427

8 0546 1752 1749 0521

9 0546 1752 1843 0615

10 0546 1752 1937 0709

11 0546 1752 2030 0804

12 0545 1751 2123 0857

13 0545 1751 2215 0950

14 0545 1751 2305 1041

15 0545 1751 2353 1130

16 0544 1750 000 1217

17 0544 1750 0040 1302

18 0544 1750 0124 1346

19 0544 1750 0208 1429

20 0544 1750 0251 1512

21 0543 1749 0334 1555

22 0543 1749 0418 1639

23 0543 1749 0503 1725

24 0543 1749 0550 1812

25 0543 1749 0639 1902

26 0543 1749 0730 1955

27 0543 1749 0824 2049

28 0543 1749 0919 2144

29 0543 1748 1015 2240

30 0542 1748 000 000

31 000 000 0246 1508

Location : E106 15, N03 12, October 2014

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0542 1747 1120 2338

2 0542 1747 1216 000

3 0542 1747 1311 0034

4 0542 1746 1407 0131

5 0541 1746 1501 0228

6 0541 1745 1555 0324

7 0541 1745 1648 0420

8 0541 1745 1741 0515

9 0540 1744 1834 0610

10 0540 1744 1927 0705

11 0540 1744 2020 0800

12 0540 1743 2113 0854

13 0540 1743 2204 0946

14 0540 1743 2254 1037

15 0539 1742 2343 1126

16 0539 1742 000 1213

17 0539 1742 0030 1258

18 0539 1741 0115 1341

19 0539 1741 0200 1424

20 0539 1741 0243 1506

21 0539 1741 0327 1548

22 0539 1740 0412 1631

23 0539 1740 0458 1716

24 0539 1740 0545 1803

25 0538 1740 0635 1852

26 0538 1740 0727 1944

27 0538 1739 0821 2038

28 0538 1739 0916 2134

29 0538 1739 1011 2230

30 0538 1739 1107 2326

31 0538 1739 000 000

Page 38: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

Anomali : Penyimpangan suatu variabel dari nilai rata-rata

Awan Konvektif : Awan tebal menjulang tinggi yang terbentuk dari proses

pemanasan vertikal yang membawa uap air. Awan ini

mengakibatkan terjadinya hujan secara tiba-tiba, petir dan angin

kencang.

Cold Surge : Aliran udara dingin dari daratan Asia yang menjalar memasuki

wilayah Indonesia bagian barat, cold surge biasa terjadi pada

saat Asia memasuki musim dingin.

Cuaca : Kondisi fisis atmosfer pada suatu wilayah yang sempit pada

waktu tertentu

Dasarian : Periode sepuluh harian

Dipole Mode /IOD (Indian Ocean Dipole)

: Tingkat ketersediaan uap air akibat perbedaan suhu muka laut

antara Samudera Hindia dan Perairan Pantai Timur Afrika.

DMI (Dipole Mode Index)

: Indeks yang menunjukkan perkembangan dan intensitas Dipole

Mode. DMI yang bernilai negatif akan menambah kandungan

uap air di sekitar wilayah Sumatera, sehingga curah hujannya

secara umum meningkat. Sedangkan nilai positif tidak

menambah kandungan uap air, sehingga curah hujan cenderung

berkurang.

Divergensi : Beraian angin, yang mengindikasikan daerah cuaca baik

Eddy : Pusaran angin dengan durasi harian dan biasanya jika suatu

daerah terdapat eddy, maka cenderung banyak hujan.

El Nino : Fenomena memanasnya suhu permukaan laut di Pasifik Timur

sehingga secara umum menyebabkan curah hujan di sebagian

besar wilayah Indonesia berkurang.

ENSO (El Nino-Shouthern Oscillation)

: Fluktuasi musiman antara fase El Nino dan La Nina.

Gelombang : Pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus

permukaan laut.

Iklim : Kondisi Rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang lama dan

wilayah yang luas

ITCZ (Intertropical Convergence Zone)

: Daerah pertemuan massa udara antar benua dengan cakupan

yang luas. Umumnya daerah-daerah yang dilintasi ITCZ

berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan hujan lebat dan

cukup lama (bisa lebih dari satu hari).

Konvergensi : Pumpunan angin, pola angin yang mengumpul

Page 38 E D I S I 6 — O K T O B E R 2 0 1 4

Page 39: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/10/10102014150553... · KEPALA SEKSI DATA DAN ... Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

La Nina : Fenomena yang merupakan kebalikan dari El Nino. Secara umum

menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat.

MJO (Madden-Oktoberan Oscillation)

: Fluktuasi musiman/osilasi/gelombang tekanan (pola tekanan tinggi-

tekanan rendah) di kawasan tropik yang terkait dengan

penambahan gugusan uap air yang menyuplai pembentukan awan

hujan dengan periode lebih kurang 48 hari yang menjalar dari barat

ke timur. Biasanya berawal di pantai timur Afrika kemudian menjalar

ke timur dan menghilang di bagian tengah Pasifik. MJO ini

berkaitan dengan OLR (Outgoing Longwave Radiation)

Monsun : Suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara periodik pada

suatu periode (minimal 3 bulan) dan pada periode yang lain polanya

akan berlawanan. Di Indonesia dikenal dengan 2 istilah monsun

yaitu monsun Asia dan Monsun Australia. Monsun Asia berkaitan

dengan musim hujan di Indonesia, sedangkan Monsun Australia

berkaitan dengan musim kemarau.

Normal : Nilai rata-rata suatu variabel selama 30 tahun, menggunakan

periode waktu yang tidak ditentukan (1971-2000, 1976-2005,

1978-2007, dsb)

OLR (Outgoing Longwave Radiation).

: Radiasi gelombang panjang (infra merah) yang dipancarakan keluar

dari bumi. OLR yang bernilai negatif menunjukkan tutupan awan

konvektif yang banyak, sedangkan nilai positif tutupan awan

konvektifnya sedikit.

Rata-rata : Nilai rata-rata suatu variabel selama minimal periode 10 tahun (1971

-1980, 1976-1985, 1993-2002, 1995-2010, dsb)

Shearline : Garis atau zona lintasan yang terdapat perubahan arah dan

kecepatan angin secara tiba-tiba.

SOI (Southern Oscillation Index)

: Indeks yang menunjukkan perkembangan dan intensitas El Nino

atau La Nina.

Standar Normal : Nilai rata-rata suatu variabel selama 30 tahun, menggunakan

periode waktu yang sudah ditentukan, dimulai tahun berakhiran 1

diakhiri tahun berakhiran 0 (1961-1990, 1971-2000, 1981-2010,

dst)

Konveksi : Pergerakan molekul-molekul pada fluida (cairan atau gas)

Updraft : Pergerakan vertikal ke atas dari suatu kolom udara yang berhubun-

gan dengan fenomena cuaca

Page 39 E D I S I 6 — O K T O B E R 2 0 1 4