kasus tof
TRANSCRIPT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAKampus II Ukrida Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta 11510
Vaisnvi MuthoovalooNIM:102011430
Email: [email protected]
Cyanotic Heart Disease (Tetralogi Fallot)
ABSTRAK
Abstrak: Penyakit jantung bawaan(PJB) ialah kelainan susunan jantung yang sudah
terdapat sejak lahir dan dibagi menjadi dua golongan yaitu penyakit jantung bawaan
sianotik dan asianotik. Kelainan tertentu mengakibatkan sebagian darah vena sistemik
masuk ke dalam sirkulasi arteri sistemik tanpa mengalami oksigenasi sebelumnya dalam
paru sehingga terjadinya sianosis. Karena itu, ada pirau dari vena ke arteri yang biasanya
disebut pirau dari kanan ke kiri. Tetralogi Fallot merupakan PJB dengan sianosis yang
paling terkenal terdiri dari defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta dan
hipertrofi ventrikel kanan. Frekuensi Tetralogi Fallot lebih kurang 10% dan derajat stenosis
pulmonal sangat menentukan gambaran kelainan pada anak. Selain Tetralogi Fallot,terdapat
beberapa penyakit jantung bawaan sianotik lain seperti Atresia Trikuspid, Trunkus
Arteriosus serta Transposisi Arteri-arteri besar.
Kata Kunci: Penyakit jantung bawaan sianotik, Pirau kanan ke kiri, Tetralogi Fallot,Atresia
Trikuspid, Trunkus Arteriosus, Transposisi arteri-arteri besar.
1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG1
Penyakit jantung kongenital atau bawaan merupakan penyakit yang terjadi pada kira-
kira 10 dari 1000 anak yang lahir, dan insidennya bahkan lebih tinggi daripada bayi yang
lahir mati dan pada abortus spontan. Penyakit ini mungkin disebabkan oleh interaksi antara
predisposisi genetik dan faktor lingkungan. PJB dibagi kepada dua yaitu sianotik dan
asianotik. PJB sianotik termasuk Tetralogi Fallot, Trunkus Arteriosus, Transposisi arteri-
arteri besar serta Atresia Trikuspid. Tetralogi Fallot adalah lesi jantung sianosis yang paling
lazim ditemukan pada penderita penyakit jantung sianosis yang tidak diobati yang bertahan
hidup sesudah masa bayi.
SKENARIO
Seorang ibu membawa anaknya yang berusia 4 bulan ke poliklinik dengan keluhan anaknya
tampak biru pada saat menangis keras. Sejak lahir anaknya hanya dapat minum susu sebentar
saja dan sering batuk dan pilek. Pada pemeriksaan rontgen paru tampak penurunan corakan
paru.
HIPOTESIS
Anak 4 bulan, tampak biru saat menangis keras, hanya dapat minum susu sebentar saja, batuk
pilek,dan pada rontgen terdapat penurunan corakan paru diduga menderita Penyakit jantung
kongenital tipe sianosis yaitu Tetralogi Fallot.
ANAMNESIS
Anamnesis adalah pengumpulan data status pasien yang didapat dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan pasien. Tujuan dari anamnesis
antara lain: mendapatkan keterangan sebanyak mungkin mengenai penyakit pasien,
membantu menegakkan diagnosa sementara dan diagnosa banding, serta membantu
menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Wawancara yang baik seringkali sudah dapat
2
mengarah masalah pasien dengan diagnosa penyakit tertentu. Adapun anamnesis meliputi:
pencatatan identitas pasien, keluhan utama pasien, riwayat penyakit pasien serta riwayat
penyakit keluarga.2
Identitas penderita
Nama, alamat, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pekerjaan orang tua,
pendidikan, status sosial ekonomi keluarga, anak penjaga (jumlah, jenis kelamin, dan
berapa yang masih tinggal bersama penderita), pekerjaan penjaga, keadaan sosial
ekonomi. Termasuk anamnesis mengenai faktor resiko dan mengenai adanya
gangguan aktivitas.2
Riwayat penyakit sekarang3
o Keluhan utama perlu diketahui, yaitu keluhan yang menyebabkan pasien
dibawa berobat. Berdasarkan kasus, anak tampak biru saat menangis keras,
hanya dapat minum susu sebentar saja dan batuk pilek menunjukkan adanya
toleransi latihan.
o Ditanyakan adakah takipnae pada saat makan atau menangis, makan sangat
lambatkongesti dari vena pulmonalis.
o Adakah keringat berlebihan saat menangis atau makan? Dan keringat ini
tampak pada kepala,lengan,serta batang tubuh yang dingin?
o Riwayat berjongkok setelah aktivitas?
Riwayat penyakit dahulu2,3
Adakah anak itu pernah menderita penyakit yang sama atau ada gangguan lain pada
jantungnya sejak kelahiran atau adakah penyakit-penyakit lain.
Riwayat kehamilan3,4
Riwayat ibu yang sakit atau terpajan obat dan bahan kimia mungkin berguna,terutama
jika agen infeksi atau bahan kimia diketahui merupakan teratogen.
Riwayat makanan3,4
o Makanan yang dikonsumsi anak dalam jangka pendek dan panjang.
o Apakah kualitas dan kuantitasnya adekuat, memenuhi angka kecukupan gizi
(AKG) yang dianjurkan kekurangan gizi akan memberi pengaruh terhadap
saluran nafas akibat infeksi virus, bakteri maupun mikroorganisme lain.
o Susu apa yang diberikan :susu ibu atau pengganti susu ibu.
Riwayat imunisasi3,4
3
o Ditanyakan imunisasi dasar mahupun imunisasi ulangan (booster) harus secara
rutin
o Khusus imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B
o Dapat dipakai sebagai umpan-balik tentang perlindungan pediatric yang
diberikan.
Riwayat keluarga2,3,4
o Ditanyakan adakah sanak keluarga dekat dari bayi yang ‘biru’, ada lubang
dalam jantung, atau kematian pada masa bayi.
o Riwayat penyakit jantung aterosklerotik pada anggota keluarga dewasa atau
penyakit jantung koroner?
o Riwayat tekanan darah tinggi atau stroke pada anggota keluarga dewasa
mengindikasikan kebutuhan terhadap pengukuran tekanan darah secara cepat.
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN TANDA VITAL
Pemeriksaan tanda vital adalah pemeriksaan umum yang dilakukan oleh dokter untuk menilai
kondisi pasien samada baik atau buruk. Antara pemeriksaan yang dilakukan ialah memeriksa
suhu tubuh,nadi,tekanan darah dan frekuensi nafas pasien.
Pemeriksaan Ciri/karakteristik
Tekanan darah Tekanan cenderung naik. Dalam keadaan normal,tekanan darah sistolik
di tungkai=tekanan di lengan karena ismus aorta masih agak sempit.
Neonatus=80/45mmHg
6-12 bulan=90/60mmHg
Nadi Sangat bervariasi,bayi lebih sensitif terhadap penyakit atau emosi.
Nadi bayi baru lahir=140 kali per menit
Nadi 0-6 bulan = 130 kali per menit
Nadi 6-12 bulan = 115 kali per menit
Frekuensi nafas Dilakukan dengan cara inspeksi(lihat gerakan nafas), palpasi(letak
tangan pada dinding abdomen) atau auskultasi.
Frekuensi antara 30-60 kali/menit
4
Suhu Paling akurat adalah pengukuran suhu melalui anus dengan cara
memasukkan thermometer ke dalam anus dengan inklinasi 20 derajat
sedalam 2-3cm.
Suhu lebih dari 38 derajat pada bayi <2-3 bulanInfeksi serius.
Tabel 1 : Pemeriksaan tanda vital pada bayi5
PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG(ANTROPOMETRIK)
Aspek umum yang harus dilakukan oleh dokter ialah mencatat tinggi dan berat badan anak
pada kartu standard yang telah tersedia(lihat gambar 1). Pada bayi,lingkar kepala selalu
diukur meskipun terlihat normal karena ia bernilai sebagai suatu data rujukan(Lihat tabel 2).
Pengukuran Cara melakukan pengukuran
Panjang
badan
Anak yang berusia kurang 2 tahun,pemeriksaan panjang badan dilakukan
dengan meletakkan bayi atau anak terlentang di atas papan ukuran, tanpa
sepatu atau topi. Panjang badan diukur dengan meletakkan verteks bayi
pada kayu yang tetap,sedangkan kayu yang dapat bergerak menyentuh tumit
bayi.
Berat badan Ditimbang menggunakan timbangan khusus untuk anak. Bayi ditimbang
tanpa baju atau hanya dengan popoknya sahaja. Berat badan yang kurang
atau lebih menunjukkan adanya masalah nutrisi akut.
Lingkar
kepala
Harus diperiksa selama 2 tahun pertama kehidupan anak, namun
pengukuran juga dapat berguna pada setiap saat untuk mengetahui
pertumbuhan kepala. Lingkar kepala pada bayi mencerminkan pertumbuhan
tengkorak dan otak. Pengukuran dilakukan dengan meletakkan pita
melingkari kepala melalui glabela pada dahi,bahagian atas alis mata dan
bahagian belakang kepala bayi yang paling menonjol yaitu protuberantia
oksipitalis. Mikrosefali adalah ukuran kepala yang kecil karena sutura
menutup dini. Makrosefali adalah ukuran kepala terlalu besar (melebihi
97%) yang mungkin disebabkan oleh hidrosefalus atau hematoma subdural.
Tabel 2: Pemeriksaan umum pada neonatus5
5
Gambar 1: Kartu menuju sehat
PEMERIKSAAN FISIS KARDIOVASKULAR6
INSPEKSI Perhatikan adanya deformitas atau tidak. Hipertensi pulmonal pada pirau kiri ke
kanan dapat menimbulkan kelainan bentuk dada yang membulat ke depan akibat
pembesaran ventrikel kanan. Dilatasi atau hipertrofi ventrikel kiri akan menyebabkan
penonjolan dinding dada di garis mamilaris.
Lihat denyut apex atau ictus cordis.
Diperhatikan ‘malar flush’ pipi kebiru-biruan akibat dilatasi kapiler dermis.
Keadaan ini tampak pada stenosis mitral dengan komplikasi hipertensi pulmonal.
Diperhatikan sianosis perifer perifer karena aliran darah melambat di daerah yang
sianotik menyebabkan kontak darah lebih lama dengan jaringan sehingga
pengambilan oksigen lebih banyak dari normal. Sianosis sentral Sentral disebabkan
kurangnya saturasi oksigen sistemik, maka lebih jelas terlihat di mukosa bibir, lidah
dan konjungtiva.
6
PALPASI
TOF Teraba getaran bising sepanjang tepi sternum.
Diraba ictus cordis
Diraba thrill atau bising jantung sistolik dan diastolik.
PERKUSI
Pada anak,perkusi dilakukan dari perifer ke tengah untuk melihat besarnya jantung,
terutama jika terdapat kardiomegali yang nyata.
Pada bayi dan anak kecil, perkusi sulit.
AUSKULTASI
Mendengarkan bunyi jantung I dan II normal atau patologis.
Pada TOF Bunyi jantung I keras(penutupan katup trikuspid yang kuat), BJ II
terpisah dengan komponen pulmonal yang lemah, bising sistolik ejeksi pada sela iga
II parasternal kiri. Pada serangan anoksia bising menghilang karena aliran darah ke
paru minimal/tidak ada.
Bunyi jantung yang tidak normal adalah adanya murmur, gallop(pada decompensatio
cordis) dan bunyi tidak murni.
Bising/murmur sistolik didengar pada Mitral dan Trikuspid insuffisiensi serta Stenosis
Aorta dan Pulmonal.
Bising/murmur Diastolik didengar pada Mitral dan Trikuspid Stenosis serta pada
Insuffisiensi Aorta dan Pulmonal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium untuk
mendapatkan gambaran penyakit dengan mendalam dan mencakup antara lain beberapa tes
seperti EKG(Elektrokardiogram), Ekokardiografi dan foto Rontgen thorak.1,4,9
1. Pemeriksaan laboratorium1,4
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi
oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan
7
hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA/analisa gas darah menunjukkan peningkatan
tekanan partial karbon dioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2)
dan penurunan PH. Pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita
defisiensi besi.
2. Radiologi1,4,9
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal .
Gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu(boot
shape) akibat hipertrofi ventrikel kanan.
Gambar 2: ’Boot shape’ pada rontgen jantung bayi
3. Elektrokardiogram1,4,9
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi
ventrikel kanan.
4. Ekokardiografi1,4,9
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan,
penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru.
5. Kateterisasi1,4
8
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel
multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal
perifer.
Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan,
dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.
Working Diagnosis(WD)1,4
Berdasarkan pengumpulan data dari anamnesis, didapatkan anak usia 4 bulan, tampak
biru saat menangis keras, hanya dapat minum susu sebentar saja, batuk pilek,dan pada
pemeriksaan rontgen terdapat penurunan corakan paru. Jadi diagnosa kerja atau working
diagnosis yang didapatkan ialah Cyanotic Heart Disease yang lebih mengarah ke Tetralogi
Fallot.
Untuk mendapatkan diagnosa pasti, dilihat dari hasil pemeriksaan penunjang yaitu
EKG,rontgen dada dan Ekokardiografi serta didukung hasil pemeriksaan laboratorium lain.
Antara hasil pemeriksaan yang harus ada untuk mendiagnosa pasien dengan Tetralogi Fallot
ialah:
Rontgen: Jantung seperti Boot shape dan vaskularisasi paru berkurang.
EKG: Hipertrofi ventrikel kanan dan juga hipertrofi atrium kanan.
Tetralogi Fallot merupakan PJB dengan sianosis yang paling terkenal. Terdiri dari:
Stenosis pulmonal
Defek Septum Ventrikel
Overiding aorta
Hipertrofi ventrikel kanan
Keempat kelainan ini menyebabkan penurunan jumlah oksigen ke tubuh. Derajat stenosis
pulmonal sangat mempengaruhi kelainanTOF;pada obstruksi ringan tidak terdapat sianosis,
sedangkan pada obstruksi berat sianosis sangat nyata.
9
Differential Diagnosis(DD)
Penyakit Definisi Manifestasi klinis
1. Atresia Trikuspid1,4 Ostium trikuspid mengalami
atresia tidak ada sambungan
atrioventricular yang benar
pertumbuhan ventrikel kanan(RV)
kurang baik sehingga hipoplasia
jantung tidak mampu mendistribusi
oksigen dengan sempurna. Jadi harus
ada ASD dan VSD untuk menjaga
aliran darah, juga disertai PDA.4
Sianosis
Poor feeding
Takipnea selama 2 minggu
pertama
Oedema, asites
Pertumbuhan jelek
Holosystolic murmur karena
VSD.
Deviasi sumbu
kiri pada EKG dan
hipertrofi ventrikel
kiri (karena harus memompa
darah ke kedua paru-paru
dan sistem sistemik).
2.Trunkus Arteriosus1,7 Persistent trunkus arteriosus yang
jarang terjadi 2%.
Muncul hanya 1 trunkus arteri dari
ruang ventrikeltidak terbentuk
aorta dan arteri pulmonalis yang
terpisah septum ventrikel gagal
menutup sepenuhnya VSD
Sianosis
Poor feeding
Takipnea
Dispnea
Tidur berlebihan
Aritmia
Diaforesis
Pertumbuhan jelek
Clubbing
3. Atresia Pulmonal8 (i)Dengan VSD
-Bentuk ekstrem TOF
-Katup pulmonal atresiacurah
ventrikel kananaorta. Aliran darah
Sianosis berat
Poor feeding
Dyspnea
Takipnea
10
pulmonal bergantung pada PDA.
(ii)Sekat ventrikel utuh
-Daun katup pulmonal membentuk
membran, VSD tidak ada Tekanan
atrium kanan bertambahshunt
darah melalui foramen ovale ke
dalam atrium kiri. Sumber aliran
darah pulmonal melalui PDA.
Penurunan vaskularisasi
paru.
4.Transposisi Arteri-arteri
besar(TGA)1,4,8
Pemindahan tempat aorta dan
a.pulmonalis.
Aorta berasal dari ventrikel kanan,
a.pulmonalis dari ventrikel kiri.
Sianosis.
Clubbing
Dyspnea
Pertumbuhan jelek.
Jantung lebih besar daripada
TOF.
Vaskularisasi paru meningkat.
Tabel 3: Differential diagnosis penyakit jantung bawaan sianosis
EPIDEMIOLOGI
Frekuensi PJB bervariasi pada macam-macam umur. Terbanyak pada masa bayi dan
pra-sekolah dan kelainan ini merupakan presentase terkecil pada kelainan jantung
orang dewasa.4
Dalam satu studi di Barat Denmark, 92 bayi dilahirkan dengan Tetralogi Fallot pada
tahun 1984-1992 dengan prevalensi sebanyak 3.01 per 10000 kelahiran.9
Frekuensi TOF kurang lebih 10% dari semua penyakit jantung kongenital dan terjadi
pada 3-6 bayi bagi setiap 10,000 kelahiran merupakan penyebab utama penyakit
jantung kongenital sianotik 1/3 dari penyakit jantung kongenital pada pasien yang
lebih muda dari 15 tahun.9,10
Pada banyak kasus, TOF adalah sporadik dan non-familial. Insidens pada saudara
kandung dengan ibu bapa yang menderita TOF ialah 1-5% sahaja dan lebih banyak
pada lelaki dibanding wanita.1,4,10
11
Kelainan ini dihubungkan dengan anomali extracardiac seperti bibir sumbing, langit-
langit sumbing, hipospadia, kelainan pada tulang rangka dan kraniofasial. Studi
genetik menunjukkan pada pasien dengan Tetralogi Fallot, mungkin ada delesi
22q11.2 dan perubahan salinan submikroskopik yang lain.9,10
Tetralogi Fallot juga dijumpai pada mamalia lain, termasuk kuda dan tikus.9,10
ETIOLOGI
Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan yang disebabkan oleh gangguan
perkembangan sistem kardiovaskular pada masa embrio. Pada sebagian besar kasus,
penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti,tetapi diduga karena adanya
faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut antara lain:1,4
1. Faktor endogen:
Berbagai jenis penyakit genetik memegang peranan kecil sahaja.
Anak yang lahir sebelumnya dalam keluarga juga menderita penyakit jantung
bawaan.
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung atau kelainan bawaan lain.
2. Faktor eksogen:
Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,
minum obat-obatan tanpa resep dokter (thalidmide, dextroamphetamine,
aminopterin, amethopterin, jamu)
Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella
Pajanan terhadap sinar -X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah
menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adaah
multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir
bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan
jantung janin sudah selesai.
12
Kelainan jantung kadang-kadang berhubungan dengan jenis kelamin,sebabnya ialah
kelainan genetik. Pada anak laki-lakiAorta Stenosis, koarktasio aorta,Tetralogi Fallot. Pada
anak perempuan PDA, ASD dan Pulmonal Stenosis.
Sebagai salah satu malformasi conotruncal, Tetralogi Fallot dapat dikaitkan dengan
spektrum lesi dikenal sebagai CATCH22( cardiac defects, abnormal facies, thymic
hypoplasia, cleft palate, hypocalcemia). Analisis sitogenetika menunjukkan
penghapusan/delesi segmen kromosom 22q11( DiGeorge Critical Region). Ablasi sel-sel di
krista neural conotruncal malformation. Kelainan ini berhubungan dengan sindrom
Digeorge dan abnormalitas lengkung brachial.10
Penelitian embriologi menunjukkan TOF terjadi sebagai akibat malalignment
aorticopulmonary septum bagian anterior,sehingga mengakibatkan terjadinya kombinasi
VSD, stenosis pulmonal dan Overriding aorta. Hipertrofi ventrikel kanan terjadi hasil
kombinasi ini yang menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dari ventrikel kanan.10
PATOFISIOLOGI
Lesi awal adalah kegagalan relatif penyejajaran anterocephalad septum bagian luar
terhadap septum otot. Hal ini dikaitkan dengan pembagian trunkus arteriosus yang tidak
seimbang menjadi komponen arteri pulmoner dan aorta besar. Kegagalan penyejajaran
tersebut bersamaan dengan hipertrofi otot sekunder membentuk tempat obstruksi primer
aliran darah dalam infundibulum atau jalur keluar ventrikel kanan, tapi katup pulmonal sering
mengalami stenosis dan annulus katup pulmonal mengalami hipoplastia. Pada kasus yang
berat(Tetralogi Fallot dengan atresia pulmonal, sering disebut pseudotruncus), jalur keluar
infundibulum bagian distal dan katup pulmonal sering atresia, dan arteri pulmonal dan
cabang utamanya mungkin hipoplastik dan atresia berat. Struktur pembuluh darah pulmonal
secara keseluruhan mungkin mengalami hipoplastik sedang dan seringkali sebagian besar
paru diasup oleh aorta-pulmonal yang kolateral. Defek septal ventrikel biasanya besar,
perimembranous dengan pembesaran lubang keluar dan dekat dengan katup aorta dan
tricuspid.1
Anulus katup pulmonalis mungkin berukuran hampir normal atau mungkin sangat
sempit.Katup sendiri seringkali bikuspid dan kadang-kadang merupakan satu-satunya tempat
13
stenosis. Lebih sering, ada hipertrofi muskulus subpulmonal, krista supraventrikularis, yang
turut menyebabkan stenosis infundibuler dan menimbulkan berbagai ukuran dan kontur ruang
infundibuler. Bila saluran keluar aliran ventrikel kanan tersumbat sempurna(atresia
pulmonal), anatomi cabang arteria pulmonalis sangat bervariasi, mungkin ada segmen batang
arteria pulmonalis yang berlanjut dengan aliran keluar ventrikel kanan, dipisahkan oleh katup
pulmonal fibrosa tetapi tidak berlubang, atau seluruh batang segmen arteria pulmonalis
mungkin tidak ada. Kadang-kadang, cabang arteria pulmonalis dapat terputus. Pada kasus
yang lebih berat, aliran darah pulmonal dapat dipasok oleh patent duktus arteriosus(PDA) dan
oleh arteria kolateral aortopulmonal besar( major aortopulmonary collateral arteries =
MAPCA) yang keluar dari aorta.8
Gambar 3: Tetralogi Fallot
VSD biasanya nonrestriktif dan besar, terletak tepat di bawah katup aorta, dan terkait
pada kuspid aorta posterior dan kanan. VSD mungkin jarang berada pada bagian dalam sekat
ventrikel(varietas defek septum atrioventrikuler). Keberlanjutan fibrosa katup mitral dan
aorta normal biasanya dipertahankan. Arkus aorta ada di sisi kanan pada sekitar 20% kasus,
akar aorta hampir selalu besar dan menumpang VSD sampai berbagai tingkat. Bila aorta
menumpang lebih dari 50% dan jika ada pemisah muskuler yang berarti antara katup aorta
dan annulus mitralis, defek ini biasanya digolongkan sebagai bentuk ventrikel kanan saluran
keluar ganda, namun patofisiologinya sama dengan Tetralogi Fallot. Aliran balik vena
sistemik ke atrium kanan dan ventrikel kanan normal. Bila ventrikel kanan berkontraksi pada
adanya stenosis pulmonal yang mencolok, darah melalui shunt VSD ke dalam aorta.
Akibatnya,desaturasi arteria dan sianosis menetap. Aliran darah pulmonal, bila sangat
dibatasi oleh penyumbatan aliran keluar ventrikel kanan, dapat ditambah dengan sirkulasi
kolateral bronchial (MAPCA) dan, terutama pada masa dekat neonatus oleh PDA.8
14
Tekanan sistolik dan diastolik puncak pada setiap ventrikel sama, dan pada jajaran
sistemik terjadi perbedaan tekanan besar di sebelah saluran aliran keluar ventrikel kanan yang
tersumbat, dan tekanan arteria pulmonalis biasanya lebih rendah dari normal. Tingkat
penyumbatan aliran keluar ventrikel kanan menentukan waktu mulainya gejala, keparahan
sianosis, dan tingkat hipertrofi ventrikel kanan. Bila penyumbatan pada aliran keluar
ventrikel kanan ringan sampai sedang dan ada keseimbangan shunt di sebelah VSD, penderita
mungkin tidak tampak sianosis.8
Ringkasan patofisiologi:
Gambar 4: Patofisiologi Tetralogi Fallot
MANIFESTASI KLINIS
Temuan klinis bervariasi menurut keparahan stenosis pulmonal, tetapi beberapa anak
dengan Tetralogi Fallot tetap asimtomatik atau asianotik. Sianosis mungkin tidak
timbul saat lahir karena selama duktus arteriosus tetap terbuka, terdapat aliran darah
pulmonal yang cukup atau obstruksi saluran keluar mungkin tidak berat pada saat
lahir.1
Pada bayi atau anak kecil, serangan hiperpnea paroksismal dan peningkatan sianosis
dapat terjadi secara spontan atau sesudah makan pagi atau menangis yang lama.
Serangan dapat berlangsung hanya beberapa saat dan tidak mempunyai sekuele yang
berarti. Serangan dapat lebih lama tetapi ringan, dan sering didiagnosis sebagai
Stenosis Pulmonal
Volume ventrikel kanan ,pressure
Ventrikel kanan hipertrofi
VSDOverriding
aorta
Darah dari ventrikel
kanan kiriaorta
⬇ darah beroksigen
ke tubuh
15
kolik serangan dapat memanjang, dapat diikuti dengan kelumpuhan,kelelahan yang
berat, atau tidur, kadang-kadang dapat berakhir dalam ketidaksadaran,konvulsi atau
bahkan kematian.8
Pada anak yang lebih tua,toleransi terhadap kegiatan fisik biasanya bervariasi
sebanding dengan keparahan sianosis. Anak kecil dengan tetralogi Fallot dan sianosis
berat sering mengambil posisi jongkok yang khas sesudah pengerahan tenaga. Posisi
ini mengakibatkan peningkatan saturasi oksigen arteri, mungkin melalui peningkatan
tahanan arteri sistemik dan penurunan aliran balik vena sistemik. Bila obstruksi
saluran keluar ventrikel kanan dan defek sekat ventrikel morfologi umum tetralogi
Fallot ada tanpa pirau kanan ke kiri yang berarti, anomali disebut sebagai Fallot
asianotik.1
Beratnya stenosis dan besarnya VSD menentukan gambaran klinis. Pada stenosis
pulmonal sedang/berat(obstruksi ventrikel kanan), maka dalam keadaan istirahat
maupun stress terdapat pirau kanan ke kiri. Sedangkan sianosis hanya terdapat setelah
menangis, minum dan stress. Serangan anoksia merupakan tanda bahaya pertama.
Segera setelah bangun atau setelah menangis keras, terjadi sianosis jelas, setelah itu
pucat dan pingsan. Penyebab serangan ini masih belum jelas tetapi diduga akibat
peningkatan tekanan arteri pulmonalis dan paru sehingga volume darah yang masuk
ke paru berkurang dan terjadi sianosis Teori hiperventilasi. Pada saat menangis
kuat, mekanisme valsalva ini menimbulkan mengurangnya aliran darah ke paru
sehingga mengakibatkan serangan tersebut.1,8
Anak dengan sianosis terus menerus sekitar umur 6 bulan, pertama-tama
menunjukkan jari-jari tabuh. Kemudian, pada TF berat, anak jongkok.4
Pertumbuhan dan perkembangan anak golongan sianosis ringan atau sedang hampir
tidak kalah dengan teman sebayanya. Gangguan terdapat pada anak dengan sianosis
berat. Gigi geligi anak sianotik sering dalam kondisi buruk, karena perkembangan
email gigi yang buruk.4
Gingiva hipertrofik, lidah sering memperlihatkan gambaran peta darat. Kelainan
ortopedi berupa skoliosis yang sangat menyolok dan patognomonik untuk TOF.4
Bunyi jantung I keras, disebabkan penutupan katup trikuspid yang kuat. Bunyi
jantung II lemah pada sela iga II kiri, keras dan split pada sela iga IV kiri.4
16
Tabel 4: Gejala Klinis TOF
PENATALAKSANAAN
Penanganan Tetralogi Fallot tergantung pada keparahan penyumbatan aliran keluar ventrikel
kanan. Bayi-bayi dengan Tetralogi Fallot berat memerlukan pengobatan medis dan intervensi
bedah pada masa neonatus.8
MEDIKA MENTOSA
Terapi ditujukan pada pemberian segera penambahan aliran darah pulmonal unutk mencegah
sekuele hipoksia berat.8
Seperti pada kebanyakan kelainan jantung kongenital yang bermakna, penanganan
pada akhirnya adalah pembedahan. Untuk neonatus dengan sianosis yang jelas,
penting untuk memberikan infuse PGE1 segera.1
Pada serangan hipoksia (Hipoksic/Cyanotic Spell) dimana anak dispnea, sianosis
bertambah, kesadaran berkurang oleh karena kontraksi infundibulum ventrikel
kanan,maka dilakukan tindakan berikut:4,8
Knee Chest Position atau dengan menahan bayi dengan tungkai fleksi pada
abdomen dispnea paroksismal
Pemberian oksigen
17
Gejala klinis Tetralogi Fallot
Serangan anoksia sering didahului tangis yang kuat aliran darah
ke paru mengurang
Anak dengan sianosis terus menerus sekitar umur 6 bulan menunjukkan
jari-jari tabuh
Patognomonik untuk TOF berat Anak sering jongkok
Lidah ada gambar peta darat
Kelainan ortopedik skoliosis
Morfin sulfat 0,1-0,2 mg/kg/dosis - intravena atau subkutan.
Natrium bikarbonat 1-2 meq/kg BB, intravena diberi jika serangan
berkepanjangan dan berat serta tidak berespons terhadap terapi
sebelumnya asidemia metabolik.
Bila anemia hipokromik mikrositik, penderita harus mendapat terapi besi sampai
hematokrit mencapai kadar yang lebih sesuai yaitu 50%-55%. Peningkatan hematokrit
lebih lanjut akan mengakibatkan peningkatan viskositas darah yang mencolok, dengan
tahanan progresif terhadap aliran darah dan risiko trombosis otak.1
Pada beberapa bayi dengan obstruksi muscular dinamis saluran keluar ventrikel
kanan, Propanolol 1 mg/kg/hr – per oral dibagi setiap 6 jamUntuk mencegah
terulangnya serangan.1
NON-MEDIKA MENTOSA
Pencegahan atau penanganan dehidrasi segera adalah penting unutk mencegah
hemokonsentrasi dan kemungkinan kejadian thrombosis. Prosedur shunt arteri
pulmonalis dilakukan unutk memperbesar atau melebarkan aliran darah arteria
pulmonalis pada bayi yang datang dengan gejala-gejala klinis dan sianosis berat pada
umur 1 bulan pertama menderita penyumbatan saluran aliran keluar ventrikel kanan
yang mencolok atau atresia pulmonal.8
Untuk bayi yang berumur 6 – 12 bulan, koreksi total dengan menutup VSD
sepenuhnya dan melebarkan stenosis pulmonal merupakan alternatif pertama yang
masuk akal bila arteria pulmonalis ukurannya cukup dan tidak ada komplikasi
kelainan pembuluh darah besar lain. Umur optimal untuk koreksi total pada saat ini
ialah 7-10 tahun.4,8
Shunt Blalock-Taussig yang dimodifikasikan merupakan prosedur shunt aorta
pulmonal yang paling sering dilakukan dan terdiri atas saluran Gore-Tex yang
dianastomosis sisi sama sisi dari arteria subklavia ke cabang homolateral arteria
pulmonalis. Kadang-kadang saluran dibuat langsung dari aorta asendens ke batang
arteria pulmonalis disebut shunt sentral. Operasi Blalock Taussig dapat dilakukan
dengan berhasil pada masa neonatus dengan menggunakan shunt berdiameter 4-5mm
dan telah digunakan secara berhasil pada bayi premature.4,8
18
Gambar 5: Gore Tex yang diguna untuk penutupan sempurna ventrikulotomi
Prosedur paliatif intrakardial pengganti pada beberapa bayi dengan arteri pulmonalis
hipoplastik berat adalah membuka dan memperbesar saluran keluar ventrikel kanan
dan mengurangi stenosis pulmonal dengan membuka pintas kardiopulmonal. VSD
dibiarkan terbuka sampai arteri pulmonalis tumbuh dengan cukup untuk
memungkinkan penutupan defek dengan aman. Akhir-akhir ini,percobaan untuk
melebarkan saluran keluar dengan menggunakan kateter balon telah mendapatkan
hasil yang cukup memuaskan.1
Terapi bedah yang dipilih untuk Tetralogi fallot adalah operasi korektif tunggal,
dengan penghilangan langsung obstruksi saluran keluar ventrikel kanan dan
penambahan defek sekat ventrikel. mengurangkan resiko operatif tambahan pada
prosedur stadium kedua untuk menutup anastomosis paliatif dan menyempurnakan
perbaikan intrakranial.1
Sesudah koreksi total yang berhasil , penderita biasanya tidak bergejala dan mampu
hidup tidak dibatasi.
Pascapembedahan: Bila ada aritmia ventrikuler kompleks atau kelainan hemodinamik
sisa yang berat, terapi profilaktik anti aritmia diperlukan Dilantin, propanolol atau
kombinasi agen-agen ini sering digunakan.8
KOMPLIKASI8
Penderita dengan tetralogi fallot sebelum perbaikan rentan terhadap beberapa komplikasi
yang serius.
19
1. Trombosis Otak
Biasanya terjadi pada vena serebralis atau sinus dura dan kadang-kadang pada arteria
serebralis , lebih sering bila ada polisitemia berat. Mereka dapat juga diercepat oleh
dehidrasi. Trombosis terjadi paling sering pada penderita dibawah umur 2 tahun.
2. Abses Otak
Penderita biasanya berusia diatas 2 tahun. Mulainya sakit tersembunyi dengan demam
ringan dan atau perubahan dalam perilaku sedikit demi sedikit. Serangan epileptiform
dapat terjadi.
Tanda-tanda neurologis lokal tergantung tempat dan ukuran abses.
Kenaikan tekanan intrakranial.
Laju endap darah dan hitung sel darah putih naik.
CT Scan, MRI dan ultrasound akan memperkuat diagnosis.
Terapi : Antibiotika dan drainase bedah abses.
3. Endokarditis Bakterial
Terjadi pada penderita yang tidak dioperasi pada infundibulum ventrikel kanan atau
pada katup pulmonal, katup aorta atau jarang pada katup trikuspidalis.
Profilaksis antibiotik sangat penting sebelum dan sesudah prosedur gigi serta bedah
tertentu.
4. Gagal Jantung Kongestif
Merupakan komplikasi biasa pada penderita tetralogi Fallot.
Komplikasi ini bisa juga terjadi pada penderita muda tetralogi Fallot “merah” atau
asianotik. Karena derajat penyumbatan pulmonal bisa menjelek bila semakin tua.
Gejala-gejala gagal jantung mereda dan akhirnya penderita sianosis dan
berkemungkinan bertambahnya serangan hipersianotik.
PENCEGAHAN1,8,10
Kaunseling Genetik10
20
Orangtua yang mempunyai anak dengan penyakit jantung kongenital memerlukan
nasehat berkenaan dengan kemungkinan malformasi jantung yang terjadi pada anak
berikutnya.
Sekitar 0.8% penyakit jantung konegnital pada populasi normal, dan insiden ini
bertambah sampai 2-6% pada kehamilan kedua pasca melahirkan anak dengan
penyakit jantung kongenital.
Bila dua saudara menderita penyakit jantung kongenital, saudara ketiga brisiko 20-
30% untuk terkena penyakit jantung congenital.
Imunisasi Rubella pada ibu mengandung.
Tidak mengambil obat tanpa resep dokter.
Mengelakkan kehamilan usia lewat.
Mengkonsumsi acid folic.10
Ibu yang hamil harus mengawal kadar gula dalam darah mereka.
Pencegahan serangan hipoksia8
Berikan periode istirahat yang sering dan periode tidur tanpa gangguan.
Anjurkan permainan dan aktivitas yang tenang.
Bantu anak memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi, dan kemampuan.
Hindari suhu lingkungan yang ekstrem karena hipertermia atau hipotermia
meningkatkan kebutuhan oksigen.
Implementasikan tindakan untuk menurunkan ansietas.
Berespons dengan segera terhadap tangisan atau ekspresi lain dari distress.
Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat.
Pantau tinggi dan berat badan; gambarkan pada grafik pertumbuhan untuk
menentukan kecenderungan pertumbuhan.
Dapat memberikan suplemen besi untuk mengatasi anemia, bila dianjurkan.
Dorong aktivitas yang sesuai usia.
Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama terhadap sosialisasi seperti
anak yang lain.
Izinkan anak untuk menata ruangnya sendiri dan batasan aktivitas karena anak akan
beristirahat bila lelah.
PROGNOSIS1,4
21
Tanpa operasi prognosis tidak baik. Rata-rata mencapai umur 15 tahun, tapi semua ini
bergantung kepada besar kelainan.
Ancaman pada anak dengan Tetralogi Fallot adalah abses otak pada umur 2-3 tahun.
Gejala neurologis disertai demam dan leukositosis memberikan kecurigaan akan
adanya abses otak.
Anak dengan Tetralogi Fallot cenderung untuk menderita perdarahan banyak karena
mengurangnya trombosit dan fibrinogen. Kemungkinan timbulnya endokarditis
bakterialis selalu ada.
PENUTUP
Tepatnya penganan dan pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan
jantung bawaan sianotik Tetralogi Fallot sangat menentukan kelangsungan hidup anak,
mengingat masalah yang komplit yang dapat terjadi pada anak TOF bahkan dapat
menimbulkan kematian yang diakibatkan karena hipoksia , syok maupun gagal jantung. Oleh
karena itu dokter harus memiliki keterampilan dan pengetahuan konsep dasar perjalanan
penyakit TOF yang baik agar dapat menentukan diagnosa yang tepat bagi anak yang
mengalami Tetralogi Fallot sehingga angka kesakitan dan kematian dapat ditekan.
KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan dan gejala klinis, hipotesis diterima. Anak 4
bulan, tampak biru saat menangis keras, hanya dapat minum susu sebentar saja, batuk
pilek,dan pada rontgen terdapat penurunan corakan paru diduga menderita Penyakit jantung
kongenital tipe sianosis yaitu Tetralogi Fallot.
DAFTAR PUSTAKA
22
1) Hoffman J.Penyakit jantung kongenital. Buku Ajar Pediatri Rudoplh. Vol.III. 20th ed.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 2007.
2) Bickley L.S. Anamnesis. Bates’ Guide to physical examination and history taking.
International edition. 10th edition. Lippincott Williams & Wilkins. Wolters Kluwer
Health; 2009.
3) Gleadle J. Penyakit jantung kongenital. At A Glance;Anamnesis dan Pemeriksaan
Fisik. Erlangga Medical Series:2007.
4) Hassan R, Alatas H. Penyakit jantung bawaan. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.
Vol II. 11th ed. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia:2007.
5) Yasavati KN,Mardi S,Gracia JMT,Titi SS,Harun A. Tumbuh kembang. Buku
Panduan Ketrampilan Medik(Skills Lab).FK Ukrida;2010.
6) Wahidiyat I., Matondang S., Sastroasmoro S. Jantung. Diagnosis Fisis Pada Anak. 2nd
ed. CV Sagung Seto. Jakarta: 2009.
7) Truncus arteriosus. Mayo Clinic Staff. Mayo Foundation for Medical Education and
Research;2011. Diunduh dari
http://www.mayoclinic.com/health/truncus-arteriosus/DS00746. Diakses tanggal
26/09/2011.
8) Behrman, Kliegman, Arvin. Penyakit jantung kongenital sianosis. Nelson Ilmu
Kesehatan Anak. Vol.II. 12th ed. Buku Kedokteran EGC. Jakarta;2002.
9) Porter R.S. Congenital heart anomalies. The Merck Manual for Healthcare
Professionals. Merck&co USA;2010.
10) Bhimji S. Tetralogy of Fallot. Medscape Reference Drugs, Disease and Procedure.
WebMDLLC;2011.
23