kasus keluarga dalam gangguan kesehatan psik@2011

11
A. PENGKAJIAN I. Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. H 2. Umur : 37 tahun 3. Alamat dan telepon : Gg. Majelis ta’lim No.8 RT 01 RW 07 Kelurahan Ratu Jaya Kota Depok 4. Pekerjaan kepala keluarga : Buruh 5. Pendidikan kepala keluarga : SMP 6. Suku Bangsa : Betawi 7. Agama : Islam 8. Komposisi keluarga dan genogram No Nama Jenis kelami n Hub dg KK umur Pendidikan Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 Ny. W Ny. A An. R An. F An. Fa An. N P P P P L P Anak Ibu Cucu Cucu Cucu Cucu 35 tahun 58 tahun 16 tahun 11 thn 10 tahun 9 tahun SD - SMA SD SD SD IRT IRT - - - - Genogram Ny. A (58)sehat

Upload: rerenrahmawati

Post on 27-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

contoh kasus masalah kesehatan dalam keluarga dan pengkajianya

TRANSCRIPT

Page 1: kasus keluarga dalam gangguan kesehatan PSIK@2011

A. PENGKAJIAN

I. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. H

2. Umur : 37 tahun

3. Alamat dan telepon : Gg. Majelis ta’lim No.8 RT 01 RW 07 Kelurahan Ratu

Jaya Kota Depok

4. Pekerjaan kepala keluarga : Buruh

5. Pendidikan kepala keluarga : SMP

6. Suku Bangsa : Betawi

7. Agama : Islam

8. Komposisi keluarga dan genogram

No Nama Jenis

kelamin

Hub dg

KK

umur Pendidikan Pekerjaan

1

2

3

4

5

6

Ny. W

Ny. A

An. R

An. F

An. Fa

An. N

P

P

P

P

L

P

Anak

Ibu

Cucu

Cucu

Cucu

Cucu

35

tahun

58

tahun

16

tahun

11 thn

10

tahun

9

tahun

SD

-

SMA

SD

SD

SD

IRT

IRT

-

-

-

-

Genogram

Ny. A (58)sehat

Ny. W

(35th)sehat

Tn. H (37th)

merokok

An. R (16) An. F (11) An. F (10) An. N (9)

Page 2: kasus keluarga dalam gangguan kesehatan PSIK@2011

SMA (1) Sehat SD (5) sehat SD(4) karies gigi SD (3) karies gigi

9. Tipe keluarga : Tipe keluarga extended family dimana keluarga terdiri dari nenek,

anak, menantu dan cucu.

10. Suku bangsa : Keluarga Tn. H termasuk suku betawi

11. Agama : Keluarga Tn. H beragama Islam. Keluarga Tn. H merupakan keluarga

yang selalu menjalankan perintah agama seperti shalat tetapi jarang mendatangi

pengajian mingguan di RW 07, hanya ikut ditingkat RT saja.

12. Status sosial ekonomi keluarga : Menurut Ny. W Sumber penghasilan keluarga

mengandalkan pada suaminya dengan pekerjaan buruh. Keluarga dapat

memenuhi kebutuhan sehari-hari walaupun dengan seadanya.

13. Aktifitas rekreasi keluarga : keluarga jarang melakukan bepergian keluar hanya

untuk berekreasi. Keluarga memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah untuk

rekreasi seperti menonton televisi, kadang-kadang mendengarkan radio. Menurut

keluarga penting untuk melakukan rekreasi untuk menghilangkan kejenuhan atau

stress.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

14. Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga berada pada tahap

perkembangan keluarga dengan anak usia remaja dimana anak tertua dari Ny.

W adalah An. R dengan pendidikan SMA kelas.

15. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tahapan

perkembangan keluarga Tn. H ada yang belum terpenuhi yaitu pendampingan

belajar pada anak-anak kurang, karena menganggap anak-anaknya sudah bisa

belajar sendiri terutama yang SD, disamping itu kebutuhan perawatan

kesehatan yang terkait dengan pencegahan dan promosi kurang, karena

mengganggap tidak ada masalah kesehatan jika anggota keluarga nya tidak

sakit. Contohnya masalah kesehatan gigi pada anak.

16. Riwayat kesehatan keluarga inti : Bp. H dan Ibu W. berasal dari suku yang

berbeda yaitu Sunda dan Betawi, mereka diperkenalkan oleh saudaranya dan

sempat berkenalan selama 3 bulan, kemudian memutuskan untuk menikah.

Selama pernikahan sampai saat ini tidak ada masalah kesehatan yang menonjol.

Dua (2) tahun yang lalu Tn. H dikeluarkan dari perusahan tempat dia bekerja,

kemudian memulai usaha dibengkel bersma teman. Selama dua tahun keluarga

sangat merasakan beban ekonomi yang semakin berat, apalagi kebutuhan

sekolah anak semakin tinggi.

III. Pengkajian lingkungan

17. Karakteristik rumah

Page 3: kasus keluarga dalam gangguan kesehatan PSIK@2011

B

U

S

T

Keadaan Rumah keluarga Tn M mempunyai ukuran 5 x 6 meter. Bentuk rumah

permanen, terdiri dari teras depan, 2 kamar tidur, 1 ruang tamu + ruang

keluarga, 1 ruang dapur dan WC. Keadaan lantai terbuat dari keramik berwarna

putih dengan keadaan tidak licin dan terlihat bersih. Ventilasi cukup dan > 20 %

dari luas lantai. Ventilasi berasal dari jendela yang dapat ditutup dan dibuka

sesuai dengan kebutuhan. Penerangan rumah Keluarga Tn. H cukup, pada siang

hari terkena sinar matahari dan pada malam hari lampu terang. Terdapat kebun

didepan rumah yang ditanami tanaman pisang dan ketela pohon, tapi milik

orang lain. Lantai teras rumah di semen, tapi sudah mulai terkelupas dan

tampak kurang rapi.. Terdapat tumbuhan hijau di depan rumah. Keluarga, Ny. W

selalu menggunakan sumber air yang berasal dari sumur gali, kondisi air

memenuhi syarat kesehatan seperti tidak berasa, tidak berbau dan tidak

berwarna. Pembuangan kotoran disalurkan melalui selokan terbuka yang

berada disamping rumah. Kondisi jamban tipe leher angsa artinya jamban yang

digunakan posisi jongkok, keadaan cukup tertata dan bersih, alat-alat untuk

membersihkan lantai di jamban terbatas, tetapi lantai dijamban tidak licin.

Pengolahan sampah Keluarga Tn. M adalah membuang sampah ke samping

rumah dan dibakar.

Denah :

Keterangan :

II I : Teras

II : Kamar

I III 6 m III : Kamar

IV IV : R. Tengah

+keluarga

V : Dapur & WC

V

5 m

18. Karakteristik tetangga dan komunitas RW : lingkungan luar rumah tampak

kotor, sampah berserakan di pekarangan depan rumah, lingkungan sempit,

akses jalan menuju rumah juga masuk gang sempit, termasuk tipe Desa

meskipun secara administratif termasuk kelurahan, perkampungan, jalan besar

di sekitar lingkungan sudah diaspal, pembuangan sampah rata-rata dibakar,

pembuangan limbah air ke sungai/selokan, tetangga kebanyakan berasal dari

suku Jawa dan Betawi, akses ke warung/pertokoaan dan sekolah dasar

dekat,akses ke Puskesmas jauh, akses transportasi umum jauh dan

menggunakan ojek jika mau ke jalan raya. Rata-rata penduduk terdiri dari anak-

Page 4: kasus keluarga dalam gangguan kesehatan PSIK@2011

anak , keluarga lansia dan dewasa. Jarak antara rumah Ny. A dengan tetangga

saling berdekatan karena termasuk rumah petak berjajar. Hubungan dengan

tetangga baik terbukti dengan Ny. W selalu menyapa tetangganya jika keluar

rumah.

19. Mobilitas geografis keluarga : Keluarga Ny. W termasuk asli penduduk ratu jaya

sehingga ± 35 tahun tinggal diwilayan tersebut. Perjalan yang pernah dilakukan

kadang ke Bogor ke rumah saudaranta, dan sekitar Depk ke rumah saudaranya.

Selama ini tidak berpindah-pindah rumah sejak memiliki rumah tersebut karena

merupakan penduduk asli di Ratu Jaya.

20. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Keluarga tidak

mengikuti kegiatan di lingkungan rumah karena Tn. H pulang kerja malam hari

dan bekerja setiap hari sehingga tidak sempat ikut acara ta’lim laki-laki,

sedangkan Ny. W tidak ikut kegiatan ta’lim perempuan karena bikin repot

karena ada arisannya, tidak ada uang untuk membayarnya. Sebenarnya

keluarga ingin sekali ikut terlbat dalam kegiatan masyarakat untuk menambah

keakraban dan wawasan. Selama ini keluarga tidak menganggap menjadi

masalah tidak ikut kegiatan di masyarakat.

IV. Struktur keluarga

21. Sistim pendukung keluarga : Ny.W mengatakan dalam menyelesaikan masalah

dalam keluarga lebih banyak dipecahkan sendiri dengan cara musyawarah

dengan suami, dukungan dari kelurga besar kurang, dan juga dari saudara juga

kurang kurang karena sudah berkelurga dan mempunyai kebutuhan sendiri-

sendiri. Dukungan sosial juga kurang karena jarang ikut kegiatan masyarakat.

Contohnya jika ada anggota keluarga yang sakit kader tidak pernah dating,

tetangga jiga tidak ada yang menjenguk/berkunjung. Ny. W tidak memiliki

jamkesmas. Kegiatan posbindu jarang mengikuti, khusunya oleh nenek.

22. Pola komunikasi keluarga : bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah

bahasa Indonesia yang bercampur dengan dialek Betawi, kelurga banyak

menggunakan bahasa verbal untuk mengekspresikan maksudnya, tetap juga

mengunakan non verbal dengan diam dan pukulan tangan jika menyampaikan

kesalahan/larangan pada anak. Keluarga mengatakan Pola Komunikasi Keluarga

Ny. W terbuka dengan keluarga terbukti jika ada masalah di anggota keluarga

selalu diselesaikan dengan jalan musyawarah. Waktu yang digunakan lebih

banyak malam hari dan pagi hari sebelum berangkat kerja, semua anggota

kelurga dapat menerima dengan jelas komunikasi dalam kelurga terbukti semua

anggota kelurga patuh terhadap tugasnya masing-masing.

23. Struktur kekuatan keluarga : pengambilan keputusan lebih banyak dilakukan

oleh Ny. W terkait dengan kebutuhan rumah tangga (sekolah anak, masakan,

membayar listrik, saku anak, dan mendampingi anak) dan suami lebih bnayak

Page 5: kasus keluarga dalam gangguan kesehatan PSIK@2011

berperan dalam mencari nafkah, meskipun begitu dalam mengambil keputusan

yang sangat penting suami selalu dilibatkan seperti pembelian alat elektronik.

24. Struktur peran : Bp. H berperan sebagai pelindung dan mencari nafkah, Ibu W.

sebagai IRT (mengurus kebutuhan dan mendidik anak-anak), anak-anak

berperan menuntut ilmu dengan sekolah sesuai dengan jenjang usia, disamping

itu juga berperan membantu Ibu untuk menyapu, memasak. Peran

dimasyarakat kurang karena merasa minder dengan tingkat ekonominya yang

rendah dan merasa bodoh hanya dengan taman SD. Jika ada anggota yang saki

ibu lebih banyak berperan sebagai perawat.

25. Nilai atau norma keluarga : Nilai dan Norma yang ditanamkan dalam kelurga

adalah kepatuhan terhadap orang tua (tidak boleh melawan perkataan dan

perintah orang tua), jika bepergian harus ijin dan mengucapkan salam. Norma

agama kurang ditanamkam pada anggota keluarga seperti ketaatan untuk

sholat pada anak-anak, serta dorongan untuk pendampingan belajar kurang,

contohnya anak-anak menyiapkan buku pelajran sendiri sebelum berangkat dan

tidak pernah menanyakan apakah ada PR atau ujian.

V. Fungsi keluarga

26. Fungsi afektif : hubungan keluarga harmonis, belum pernah terjadi

pertengkaran besar, anak-anak dekat dengan orang tua, begitu juga kakak

dengan adik-adiknya saling menyayangi, seperti jika ada pelajaran yang tidak

bisa biasanya kakanya yang pertama membantu, meskipun begitu kadang

terjadi saling iri diantara anaknya yang nomor 2 sampai 4 karena usia mereka

yang terpaut 1 tahun. Saling membantu, perbedaan kurang bisa diterima dalam

keluraga, anggota keluarga saling mengenal kareakter dari masing-masing

anggota keluarga yang lain.

27. Fungsi sosialisasi : Keluarga mengajarkan dalam kehidupan sehari-hari

melakukan kebaikan dan akrab dengan yang lainnya. Memberikan kebebasan

untuk bermain, control perilaku sopan santun sangat ketat dalam keluarga,

saling member dan menerima kasih saying, anak-anak lebih banyak belajar

sendiri sosialisasi dengan teman-teman disekolah dan teman bermain.

28. Fungsi perawatan kesehatan :

(1) Pengetahuan keluarga tentang sehat sakit

Pada saat dikaji keluarga mengatakan bahwa sehat adalah badan tidak ada

keluhan. sebaliknya sakit merupakan orang yang mempunyai keluhan

dibadannya. Usaha pencegahan dan promosi kesehatan tidak menjadi

prioritas dalam keluarga, contohnya adanya karies gigi pada anak keluarga

mengagngap bukan masalah kesehatan dan usaha untuk mencegah juga

tidak dilakukan

(2) Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga

(a) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Page 6: kasus keluarga dalam gangguan kesehatan PSIK@2011

Keluarga mengatakan kurang mengetahui tentang pengertian,tanda,

gejala, penyebab karies gigi, cara melakukan pencegahan dan

perawatan serta cara gosok gigi dan perilaku yang benar dalam menjaga

kesehatan gigi khususnya pada anak-anak. Serta susah makan akibat

sakit gigi yang bisa menyebabkan gizi kurang.

(b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Pada saat pengkajian keluarga belum mampu mengambil keputusan

terbukti dengan tidak adanya sikap yang diambil terkait dengan masalah

gigi yang dialami oleh An. N dan An. F. disamping itu keluarga tidak

mampu mengambil keputusan terkait dengan usaha pencegahan dan

peningkatan kesehatan gigi, terbukti dengan kejadian karies gigi pada

anak-anaknya. Keluarga sudah membiasakan gosok gigi pada anggota

keluarganya, tetapi masalah dalam cara menggosok, waktu, dan

pemeliharaan.

(c) Kemampuan keluarga merawat

Pada saat dikaji keluarga mengatakan tahu kalau kedua anaknya

mempunyai karies gigi, tetapi tidak tahu bagaimana cara melakukan

perawatan. Keluarga hanya menyuruh anak-anaknya menggosok gigi 2

kali per hari bersama dengan waktu mandi. Keluarga mengatakan jika

sakit giginya kambih hanya diberikan obat anti nyeri saja di toko/warung

dengan cara digerus/dihaluskan dan dimasukkan dalam gigi yang

lubang.

(d) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Pada saat dikaji lingkungan rumah Tn. A cukup bersih dan tata letak

barang-barang serta sarana rumah tangga terlihat kurang rapi. Keluarga

mengatakan anggota keluarga mempunyai sikat gigi sendiri-sendiri dan

menaruh sikat giginya dengan cara berdiri. Di rumah tidak terdapat

wastafle, jika gosok gigi dikamar mandi dengan menggunakan gayung

untuk mengambil air kumur.

(e) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Pada saat dikaji keluarga belum dapat memanfaatkan pelayanan

kesehatan secara optimal terbukti dengan An. N dan An. F tidak pernah

dibawa ke Puskesmas atau dokter gigi dan hanya memanfaatkan took

obat/warung. Anak N mengatakan takut disuntik jika periksa ke dokter

gigi.

29. Fungsi reproduksi : Ny. W saat ini menggunakan kontrasepsi suntik,

sebelumnya tidak pernah menggunakan kontrasepsi dan sudah berjalan 4

tahun, keluarga mengatakan sudah cukup mempunyai empat anak karena

sudah merasa capek merawat anak dan masalah biaya yang semakin tinggi

dirasakan. Hubungan suami-istri tidak ada masalah.

Page 7: kasus keluarga dalam gangguan kesehatan PSIK@2011

30. Fungsi ekonomi : Penghasilan keluarga Tn. M kurang dari Rp. 900.000, per

bulan. Penghasilan ini digunakan untuk makan sehari-hari, saku sekolah anak.

Dari penghasilan suami tidak sempat di tabung.

VI. Stress dan koping keluarga

31. Stressor jangka pendek dan panjang : stressor yang dialami adalah masalah

keuangan, kebutuhan yang terus meningkat sementara penghasilan suami

menurun, terutama jika waktunya membayar biaya pendidikan anak-anaknya

yang sekolah secara bersamaan.

32. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : Keluarga Ny. W menghadapi

masalah dengan kesabaran dan selalu berhemat dan menggunakan sesuai

dengan keperluan.

33. Strategi koping yang digunakan : menghadapi masalah keluraga lebih banyak

pasrah (pasif) karena menggap itu adalah hal biasa bagi orang-orang tidak

mampu, yang bisa dilakukan adalah mengelola pendapatan suami sesuai

dengan realita yang ada.

34. Strategi adaptasi disfungsional : keluarga tidak banyak berbuat dengan

keterbatasan keunagan dan hanya mengandalkan pendapatan suami.

VII. Pemeriksaan fisik

Nama Hasil Pemeriksaan Fisik

Ibu. A

Bp. H

Ibu W

TD: 140/80 Mm Hg, N: 87x/menit, RR: 20x/menit, KU : baik, rambut bersih, warna mulai memutih, mudah rontok, bersih, tampak rapi, penglihatan mulai menurun jika melihat jarak dekat, secret telingan bersih, secret hidung bersih, tidak ada pembesaran vena jugularis, gigi sudah banyak yang tanggal dan tinggal sebagain gigi seri dan graham, caries gigi tidak ada, mulut tidak bau, bentuk dada normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi, tidak ada massa abdomen, ekstrimitas tidak ada kelainan, luka pada kulit tidak ada, jamur kuit tidak ada dan terasa hangat.

TD: 120/80 Mm Hg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, KU : baik, rambut bersih, warna hitam, tidak mudah rontok, bersih, tampak rapi, penglihatan mulai menurun jika melihat jarak dekat, secret telingan bersih, secret hidung bersih, tidak ada pembesaran vena jugularis, gigi masih utuh, caries gigi tidak ada, mulut bau rokok, bentuk dada normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi, tidak ada massa abdomen, ekstrimitas tidak ada kelainan, luka pada kulit tidak ada, jamur kuit tidak ada dan terasa hangat.

TD: 110/70 Mm Hg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, KU : baik, rambut bersih, warna hitam, tidak mudah rontok, bersih, tampak rapi, penglihatan masih tajam, secret telingan bersih, secret hidung bersih, tidak ada pembesaran vena jugularis, gigi masih utuh, caries gigi tidak ada, mulut tidak bau, bentuk dada normal, tidak ada wheezing, tidak ada

Page 8: kasus keluarga dalam gangguan kesehatan PSIK@2011

An. R

An. F

An. Fa

An. N

ronchi, tidak ada massa abdomen, ekstrimitas tidak ada kelainan, luka pada kulit tidak ada, jamur kuit tidak ada dan terasa hangat.

TD: 120/70 Mm Hg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, KU : baik, rambut bersih, warna hitam, tidak mudah rontok, bersih, tampak rapi, penglihatan masih tajam, secret telingan bersih, secret hidung bersih, tidak ada pembesaran vena jugularis, gigi masih utuh, caries gigi tidak ada, mulut tidak bau, bentuk dada normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi, tidak ada massa abdomen, ekstrimitas tidak ada kelainan, luka pada kulit tidak ada, jamur kuit tidak ada dan terasa hangat.

TB: 120 cm, BB: 23 Kg, N: 80x/menit, RR: 22x/menit, KU : baik, rambut bersih, warna hitam, tidak mudah rontok, bersih, tampak rapi, penglihatan masih tajam, secret telingan bersih, secret hidung bersih, tidak ada pembesaran vena jugularis, gigi masih utuh, caries gigi tidak ada, mulut tidak bau, bentuk dada normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi, tidak ada massa abdomen, ekstrimitas tidak ada kelainan, luka pada kulit tidak ada, jamur kuit tidak ada dan terasa hangat.

TB: 130 cm, BB: 23 Kg, N: 80x/menit, RR: 22x/menit, KU : baik, rambut bersih, warna hitam, tidak mudah rontok, bersih, tampak rapi, penglihatan masih tajam, secret telingan bersih, secret hidung bersih, tidak ada pembesaran vena jugularis, gigi berlubang pada graham atas dan bawah, mulut bau busuk, karies gigi tampak kehitaman, tampak kerak gigi, tampak kemerahan pada gusi, terasa nyeri jika ditekan pada kariesnya, bentuk dada normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi, tidak ada massa abdomen, ekstrimitas tidak ada kelainan, luka pada kulit tidak ada, jamur kuit ada pada pipi sebelah kanan (panu) dan terasa hangat.

TB: 125 cm, BB: 20 Kg, N: 80x/menit, RR: 22x/menit, KU : baik, rambut bersih, warna hitam, tidak mudah rontok, bersih, tampak rapi, penglihatan masih tajam, secret telingan bersih, secret hidung bersih, tidak ada pembesaran vena jugularis, gigi berlubang pada graham atas dan bawah, mulut bau busuk, karies gigi tampak kehitaman, tampak kerak gigi, tampak kemerahan pada gusi, terasa nyeri jika ditekan pada kariesnya (skala 4), bentuk dada normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi, tidak ada massa abdomen, ekstrimitas tidak ada kelainan, luka pada kulit tidak ada, jamur kuit tidak ada dan terasa hangat.