kasus farmakologi

7
KASUS. 3 BATUK SAMPAI MUNTAH Anamnesis : 1. Nama Pasien : Ungke 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. Umur : 7 tahun 4. Alamat : Mantehage Penderita memeriksakan diri di puskesmas dengan keluhan utama : Batuk (kokehe) sampai muntah. Batuk terus-menerus sampai sulit bernapas. Keadaan ini berlangsung selama 5 hari. Pemeriksaan: ● Keadaan umum dan gizi cukup baik; Suhu badan 37,8. ● Ada perdarahan subkonjungtival. ● Jantung tak ada kelainan berarti. ● Abdomen lemas, hati dan limpa tak teraba. Pada saat menunggu pemeriksaan, terdengar batuk dari pasien yang terus-menerus (sambung-menyambung), sampai anak ini terjongkok dilantai. Diagnosis : Batuk pertusis / Batuk rejan. Pengobatan : Pengobatan Kausal : Antimikroba ◦ Eritromisin : dosis 50 mg/KgBB/Hari, dengan frekuensi pemberian 5-7 hari. ◦ Kortikosteroid : - Betametason oral, dosis 0,075 mg/KgBB/24 jam.

Upload: eddy-gemelli

Post on 04-Aug-2015

414 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: kasus FARMAKOLOGI

KASUS. 3 BATUK SAMPAI MUNTAH

Anamnesis :

1. Nama Pasien : Ungke2. Jenis Kelamin : Laki-laki3. Umur : 7 tahun4. Alamat : Mantehage

Penderita memeriksakan diri di puskesmas dengan keluhan utama : Batuk (kokehe) sampai muntah. Batuk terus-menerus sampai sulit bernapas. Keadaan ini berlangsung selama 5 hari.

Pemeriksaan:

● Keadaan umum dan gizi cukup baik; Suhu badan 37,8℃.● Ada perdarahan subkonjungtival.● Jantung tak ada kelainan berarti.● Abdomen lemas, hati dan limpa tak teraba.

Pada saat menunggu pemeriksaan, terdengar batuk dari pasien yang terus-menerus (sambung-menyambung), sampai anak ini terjongkok dilantai.

Diagnosis :

Batuk pertusis / Batuk rejan.

Pengobatan :

● Pengobatan Kausal :

Antimikroba

◦ Eritromisin : dosis 50 mg/KgBB/Hari, dengan frekuensi pemberian 5-7 hari.

◦ Kortikosteroid : - Betametason oral, dosis 0,075 mg/KgBB/24 jam.

- Hidrokortison suksinal (Solukortef®) IM, dosis 30 mg/KgBB/24jam

- Prednison oral, dosis 2,5-5 mg/hari

◦ Salbutamol : 0,3-0,5 mg/KgBB/hari dibagi dalam 3 dosis

● Pengobatan Suportif

a. Lingkungan perawatan penderita yang tenang

Page 2: kasus FARMAKOLOGI

b. Pemberian makanan

c. Pemberian jalan napas

d. Oksigen, terutama pada serangan batuk yang hebat, yang disertai sianosis.

● Pengobatan Rasionalisme Penyakit

1. Eritromisin : 50 mg/kgBB/hari

2. Prednison oral : 2,5-5 mg/hari

3. Salbutamol : 0,3-0,5 mg/kgBB/hari

Perlangsungan Penyakit

Pasien berada pada stadium spasmodic, kalau berlanjut akan sampai pada stadium konvalensi.

Prognosa : Baik

KASUS 4. BATUK SESAK

Anamnesis :

1. Nama Pasien : Papani-Alo2. Jenis Kelamin : 65 tahun3. Umur : Lelaki4. Alamat : Makalisung Tondano5. Pekerjaan : Pensiunan TNI

Penderita memeriksakan diri di puskesmas dengan keluhan utama : Batuk (kokehe) lama, kira-kira 1 tahun. Sekarang mulai terasa sesak (hosa). Batuk lebih parah kalau malam, batuk berlendir. Merokok sejak umur 20 tahun, sekarang merokok 1 bungkus/hari.

Pemeriksaan:

● Tampak menua; agak kurus; Suhu 36,9℃; nadi 72x/menit; tensi 130/80.● Mata presbiopi; berkacamata; Mulut: gigi tinggal dua

Page 3: kasus FARMAKOLOGI

● Jantung dalam batas normal.● Paru : “dose tone”, terdengar ronchi kasar pada bronchus.● Terdengar juga bunyi “piepende ronchi”

Pernah di rontgen 2 bulan yang lalu dan diperiksa lendir, kata dokter bukan TB paru, batuk parah pada malam hari, batuk terdengar bunyi seperti suara harmonika.

Diagnosis :

Penyakit Paru Obstruksif Kronik

Pengobatan :

● Pengobatan Kausal :

Antimikroba

◦ Eritromisin : dosis 50 mg/KgBB/Hari, dengan frekuensi pemberian 5-7 hari.

◦ Kortikosteroid : - Betametason oral, dosis 0,075 mg/KgBB/24 jam.

- Hidrokortison suksinal (Solukortef®) IM, dosis 30 mg/KgBB/24jam

- Prednison oral, dosis 2,5-5 mg/hari

◦ Salbutamol : 0,3-0,5 mg/KgBB/hari dibagi dalam 3 dosis

● Pengobatan Suportif

a. Lingkungan perawatan penderita yang tenang

b. Pemberian makanan

c. Pemberian jalan napas

d. Oksigen, terutama pada serangan batuk yang hebat, yang disertai sianosis.

● Pengobatan Rasionalisme Penyakit

1. Eritromisin : 50 mg/kgBB/hari

2. Prednison oral : 2,5-5 mg/hari

3. Salbutamol : 0,3-0,5 mg/kgBB/hari

Page 4: kasus FARMAKOLOGI

Anjuran

Pasien disuruh berhenti merokok

Prognosa : Buruk

KASUS 5. BAYI BANYAK MENANGIS DAN TIDAK MAU MENYUSUI

Anamnesis :

1. Nama Pasien : Lolita2. Jenis Kelamin : 5 bulan3. Umur : Perempuan4. Alamat : Kakenturan, Bitung

Anak pertama dari Bpk Utu dan Ibu No’u. Datang ke dokter dengan keluhan utama : tidak mau menyusui dan cengeng sudah 2 hari

Pemeriksaan:

● Keadaan umum: baik; Suhu 37,6℃; perkembangan bayi kesan normal.● Dentisi : 2 gigi tumbuh● Jantung dan paru dalam batas normal, abdomen tidak ada kelainan, hati dan limpa tidak teraba.● Anak tampak agak cengeng, dari hidung mengalir ingus, anak tampak bernapas kebanyakan mulut

Diagnosis :

Erupsi Gigi dan Pilek

Pengobatan :

Tidak ada, karena bayi ini sakit karena adanya pertumbuhan gigi

Perlangsungan Penyakit

Jika bayi tidak mau menyusui (menetek), daya tahan tubuh akan menurun dan dapat terjadi infeksi

Antisipasi : Dengan pemberian formula

Prognosa : Baik, karena dapat sembuh sendiri (self limited disease)

Page 5: kasus FARMAKOLOGI

KASUS 6. BERINGUS,SELALU BERSIN PADA PAGI DAN SORE HARI

Anamnesis :

1. Nama Pasien : Alo2. Jenis Kelamin : 28 tahun3. Umur : Lelaki4. Alamat : Pasar 45 Manado5. Pekerjaan : PKL (Pedagang Kaki Lima)6. Status : Kawin

Penderita memeriksakan diri ke dokter dengan keluhan utama : hidung mampet, hidung gatal, dan bersin-bersin terus. Kebanyakan bersin pada pagi hari, siang hari kurang, sore menjelang malam kembali bersin.

Pemeriksaan:

● Suhu 36,8℃; tensi 120/80.● Abdomen lemas, hati dan lien tak teraba● Jantung dan paru dalam batas normal.● Mata : konjungtiva agak merah.● Pemeriksaan hidung : konkha hidung sembab dan mengkilat, agak berair●Keadaan umum : baik, suara agak sengau

Diagnosis :

Rhinitis Alergi.

Pengobatan :

◦ Amoksisilin dosis tinggi.

◦ Kombinasi amoksisilin+asam klavulanat

◦ Klaritromisin

◦Azitromisin

Apabila gagal, dapat dicoba dengan Sefalosporin generasi ke-3 (Sefuroksim, Sefpodoksim atau Sefprozil) yang mempunyai spectrum luas.

◦ Obat golongan Kuinolon.

Page 6: kasus FARMAKOLOGI

Dekongestan oral/topical dipakai untuk mengurangi pembengkakan mukosa rongga hidung, sehingga melebarkan rongga hidung. Pemakaian Dekongestan topical dianjurkan tidak melebihi 5-7 hari, untuk menghindari Rhinitis medikamentosa.

● Saran yang Berguna

a. Penggunaan masker

b. Menghindari polutan

c. Konsultasi ke bagian THT.

Rasionalisme Penyakit

Polutan diudara terdapat pada pagi dan sore hari, dan juga dihubungkan dengan pekerjaannya yang sering terpapar dengan polutan.

Perlangsungan Penyakit

Bila tidak ada penanganan/terapi medic maka dapat menjadi kronik.