kasus basalioma

21
BAB I PENDAHULUAN Basalioma atau Karsinoma Sel Basal dikenal juga dengan : basal cell epithelioma (BCE), ulkus rodens, ulkus Jacob, tumor Komprecher, basal cell carcinoma (B.C.C) (Djuanda A, 2013). Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Berasal dari sel-sel pluripotensial (sel-sel yang belum berdeferensiasi) pada stratum basalis. Lapisan. Biasanya tidak bermetastasis, berkembang lambat, bersifat invasif dan mengadakan destruksi lokal. Basalioma tumbuh di kulit yang salah satu faktornya karena terpapar sinar matahari atau penyinaran sinar ultraviolet lainnya. Makin tinggi paparan sinar matahari, makin besar peluang sel-sel tumor menyerang (Cigna E, et.al, 2010). Penyakit ini lebih kerap menyerang kelompok usia produktif, yakni antara 30-60 tahun di mana seseorang yang lebih banyak beraktifitas di luar ruangan, dengan perbandingan yang lebih besar pada laki-laki dari perempuan yaitu 3 : 2. Selain itu, orang kuit putih memilki resiko lebih besar terkena tumor kulit di banding orang kulit berwarna hitam. Ini karena orang

Upload: rizallutfi

Post on 12-Dec-2015

155 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

Laporan kasus Basalioma Tipe Nodulus

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Basalioma

BAB I

PENDAHULUAN

Basalioma atau Karsinoma Sel Basal dikenal juga dengan : basal cell

epithelioma (BCE), ulkus rodens, ulkus Jacob, tumor Komprecher, basal cell

carcinoma (B.C.C) (Djuanda A, 2013).

Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Berasal

dari sel-sel pluripotensial (sel-sel yang belum berdeferensiasi) pada stratum

basalis. Lapisan. Biasanya tidak bermetastasis, berkembang lambat, bersifat

invasif dan mengadakan destruksi lokal. Basalioma tumbuh di kulit yang salah

satu faktornya karena terpapar sinar matahari atau penyinaran sinar ultraviolet

lainnya. Makin tinggi paparan sinar matahari, makin besar peluang sel-sel tumor

menyerang (Cigna E, et.al, 2010).

Penyakit ini lebih kerap menyerang kelompok usia produktif, yakni antara

30-60 tahun di mana seseorang yang lebih banyak beraktifitas di luar ruangan,

dengan perbandingan yang lebih besar pada laki-laki dari perempuan yaitu 3 : 2.

Selain itu, orang kuit putih memilki resiko lebih besar terkena tumor kulit di

banding orang kulit berwarna hitam. Ini karena orang kulit putih memiliki pigmen

melanin yang lebih sedikit. Sekitar 80 % dari kanker sel basal terjadi pada daerah

terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari seperti : wajah, kepala, dan leher

(Daniela and Leverkus, 2010).

Karsinoma sel basal tumbuh lambat tapi hampir selalu terus menerus.

Mungkin telah tumbuh selama beberapa bulan atau tahun sebelum pasien

menyadarinya. Tanpa terapi dapat terjadi invasi yang meluas dan kerusakan pada

jaringan sekitarnya, yang menimbulkan ulserasi (Corwin and Elizabeth, 2007).

Page 2: Kasus Basalioma

Pada daerah kepala dapat terjadi penetrasi ke dalam jaringan-jaringan yang lebih

dalam, bahkan ke dalam tulang-tulang wajah dan otak. Karsinoma Sel Basal

jarang bermetastasis tetapi dapat menyebabkan kematian oleh karena perluasan

langsung ke dalam tengkorak atau erosi pembuluh-pembuluh darah besar, serta

cenderung untuk residif bila pengobatannya tidak adekuat (Daniel, et.al, 2009).

Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus dengan diagnosa Basalioma

yang ditemukan pada seorang pasien yang di rawat inap di RSUD A.W.Sjahrenie

Samarinda Juni 2015.

1

Page 3: Kasus Basalioma

BAB II

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. IM

Umur : 71 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl.Pemuda 2 RT 38

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : Tamat SMK Madrasah

Status Perkawinan : Menikah

Suku : Banjar/Bugis

Tanggal Pemeriksaan : 5 Juni 2015

ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Timbul benjolan pada pipi sebelah kanan

Riwayat Penyakit Sekarang :

Timbul benjolan pada pipi sebelah kanan dialami pasien ± 1 tahun yang

lalu SMRS dengan ukuran Ø3cm berwarna hitam, disertai rasa gatal yang hilang

timbul tetapi tidak nyeri. Awalnya muncul di pipi sebelah kanan tersebut berupa

bintik hitam seperti tahi lalat sebesar biji jagung, yang semakin lama semakin

membesar. Benjolan tersebut hanya terdapat di pipi sebelah kanan, tidak ada

penyebaran ke daerah lainnya. Dari pengakuan pasien lainnya pada waktu

benjolan tersebut makin membesar terdapat perlukaan yang awalnya berada di

tengah kemudian pada pinggir benjolan. Riwayat penyakit terdahulu stroke 3

tahun yang lalu, Riwayat penyakit keluarga yang serupa dengan pasien disangkal

oleh pasien, Riwayat alergi disangkal pasien, Riwayat penyakit kulit lainnya

disangkal pasien, riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada.

2

Page 4: Kasus Basalioma

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Pasien baru kali ini mengalami penyakit kulit dengan keluhan seperti

ini dan tidak pernah mengalami penyakit kulit lainnya.

- Riwayat Stroke 3 tahun yang lalu dan di rawat di Rs. A.W.Sjahranie.

- Riwayat trauma (-)

- Riwayat DM (-) , Hipertensi (+)

- Riwayat merokok disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami sakit seperti ini.

Riwayat Sosial Ekonomi

- Pasien mengaku waktu muda sering mengikuti kegiatan bersama ibu-

ibu, tetangga di luar rumah yang terpapar sinar matahari seperti

mengikuti kegiatan pengajian hingga ke luar daerah Banjarmasin

dengan mobil bak (Datsun) tanpa penutup. Riwayat terpapar matahari

(+).

- Pasien termasuk golongan menengah ke atas, penghasilan didapatkan

dari anak dan keluarga. Salah satu anaknya bekerja pada perusahaan

Total sudah sejak 4 tahun.

Riwayat Alergi :

Inhalan : Disangkal

Makanan : Disangkal

Obat :Pengobatan Stroke + Tekanan darah tinggi

(Hipertensi) sudah sejak 3 Tahun yang lalu.

Bahan Kimia : Disangkal

PEMERIKSAAN FISIK

Status General :

Keadan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Komposmentis

3

Page 5: Kasus Basalioma

Tanda vital :

o Tekan Darah : 150/80 mmHg

o Nadi : 80 kali / menit

o Respirasi : 20 kali / menit

o Suhu Axilar : 36,50C

Kepala :

o Mata : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-

o Hidung : Sekret (-)

o Telinga : Dalam batas normal

o Mulut : Dalam batas normal

Leher :

o Pembesaran KGB (-)

o Trakea letak tengah

Thoraks :

o Simetris, retraksi (-)

o Cor / Pulmo : Dalam batas normal

Cor :

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis (S)

Perkusi : batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : S1/S2 reguler,murmur (-)

Pulmo :

Inspeksi : simetris kiri dan kanan

Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-), fremitus raba

kiri=kanan

Perkusi : sonor kiri=kanan

Auskultasi : Bunyi pernapasan bronkovesikuler R=L

Bunyi tambahan: ronkhi -/- Wheezing -/-

Abdomen :

4

Page 6: Kasus Basalioma

o Datar, lemas, bising usus (+) normal

o Hepar / Lien : Tidak teraba

Ekstremitas superior et inferior : Akral hangat,

Status Dermatologis :

Lokalisasi dan Efloresensi

Lokalisasi :

Regio fasialis Regio Maksilaris Dekstra

Efloresensi :

Tumor Soliter Ø 3 cm padat, tepi irreguler, bagian pinggir berbentuk papular,

meninggi, anular, terdapat ulkus di bagian tengah, permukaan berdungkul-

dungkul, konsistensi teraba keras warna kehitaman tidak mengkilat, tertutup

krusta kehitaman, mudah berdarah.

5

4

4

4

4

Page 7: Kasus Basalioma

DIAGNOSIS BANDING :

Karsinoma sel skuamosa

Melanoma maligna

Keratosis seboroik

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

TEST RESULT

Leukosit 6700

RBC 4,15

HGB 12,8

HCT 35,0

Trombosit 223.000

CT/BT 5’00/2’00

Ureum

Creatinin

34,9

0,6

GDS 110

6

Page 8: Kasus Basalioma

HISTOPATOLOGI :

Makroskopis :

- Fnab tu.area wajah diameter 3 cm kenyal, kehitaman, aspirat ; sedikit

darah.

Mikroskopis :

- Sediaan apusan cukup seluler terdiri sel-sel basaloid pleomorfik inti

vesiculer berkelompok dengan tepi palisading latar belakang eritrosit

dan matrix eosinofilik

Kesimpulan :

- Tu.Area wajah ; fnab:

Basal cell carcinoma

DIAGNOSIS KERJA

Basalioma Tipe Nodulus

PENATALAKSANAAN

Terapi dari basalioma sangat bervariasi tergantung dari ukuran kanker,

kedalaman, dan lokasi

1. Bedah eksisi

2. Non Medikamentosa

Beristirahat selama sakit

Makan makanan dengan gizi seimbang secara teratur menghindari

makanan yang mengandung zat-zat kimia dan bahan karsinogen

Hindari sinar ultraviolet yang berlebihan

Perlunya kontrol penyakit/ observasi lebih lanjut

3. Medikamentosa

- Pengobatan untuk penyakit penyertanya seperti tekanan darah tinggi.

7

Page 9: Kasus Basalioma

PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

Quo ad kosmetikam : Dubia ad malam

8

Page 10: Kasus Basalioma

BAB III

PEMBAHASAN

Diagnosis Basalioma Tipe Nodulus pada pasien ini ditegakkan berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Kepustakaan

menyebutkan bahwa secara anamnesis untuk menetapkan diagnosis Basalioma

Tipe Nodulus perlu dicari : Rasa gatal/nyeri, Perubahan warna (gelap, pucat, dan

terang), Ukurannya membesar, Pelebarannya tak merata ke samping, Permukaan

tak rata, Trauma, Perdarahan (walaupun karena trauma ringan), Ulserasi/ infeksi

yang sukar sembuh (Djuanda A, 2013).

Dari anamnesis didapatkan adanya timbul benjolan pada pipi sebelah kanan

dialami pasien ± 1 tahun yang lalu SMRS berwarna hitam dengan ukuran Ø3cm,

dan awalnya berupa bintik hitam seperti tahi lalat sebesar biji jagung di pipi

sebelah kanan, disertai rasa gatal yang semakin lama semakin membesar dan

kemudian muncul luka pada daerah tengah benjolan. Pasien mengaku sering

menggaruk di daerah luka akibat gatalnya. Nyeri tidak ada, tidak ada menyebar

ke daerah lain.

Secara obyektif menurut literatur ditemukan : Tidak berambut, Warna : suram

(waxy, seperti mutiara, translusen) atau sama dengan kulit normal, Permukaan :

tak rata, cekung ditengah, dengan pinggir agak menonjol (linear, atau papular),

Penyebaran warna tidak homogen, Skuamasi halus atau krusta yang melekat bila

diangkat timbul perdarahan, Sering timbul tunas yang bersifat seperti tumor

induknya, Perabaan berbeda-beda sesuai dengan keadaan ; dapat keras; kenyal;

terasa nyeri; dalam taraf permulaan mudah digerakkan dari dasarnya, Diameter

terpanjang membentuk sudut dengan garis R.S.T.L (Rest Skin Tension Line),

Telangietaksis kadang-kadang ditemukan mulai dari pinggir ke arah sentral

(Nakayama et.al, 2010). Gambaran klinis yang khas berupa gambaran keganasan

dini : tidak berambut, berwarna coklat/kehitaman, tidak berkilat, sering ditemukan

pada bagian pinggir berbentuk papular, meninggi, anular, dibagian tengah cekung

yang dapat berkembang menjadi ulkus (ulcus rodent) (Djuanda A, 2013). Pada

pemeriksaan fisik terutama status dermatologis sering ditemukan pada regio

9

Page 11: Kasus Basalioma

fascialis (Rosita et.al, 2004). Pada pasien ini ditemukan pada Regio fasialis

Regio Maksilaris Dekstra di dapatkan tumor Soliter Ø 3 cm berisikan zat padat,

letak di epidermal, tepi irreguler, bagian pinggir berbentuk papular, meninggi,

anular, dibagian tengah cekung berkembang menjadi ulkus (ulcus rodent),

permukaan berdugul-dugul, konsistensi teraba keras warna kehitaman tidak

mengkilat, tertutup krusta kehitaman, mudah berdarah.

Dari hasil pemeriksaan penunjang secara histopatologi, sel tumor ini

membentuk pulau di dalam dermis (Noury K et.al, 2010). Sel-sel ini kecil dan

menyerupai sel basal normal dari epidermis. Pada tepi sarang, sel basal cenderung

membentuk pagar, suatu gambaran khas dan diagnostic (Tefler et.al, 2011).

Gambaran mitosis jarang ditemukan. Degenerasi musinosa dan differensiasi ke

arah struktur alat tambahan dapat timbul. Hubungan karsinoma sel basal dengan

stroma sekelilingnya tampak penting, karena ada jaringan musinosa fibrovaskuler

khas yang mengelilingi sarang tumor (Bader,2013). Pada pemeriksaan penunjang

pada pasien ini hasil Fnab tu.area wajah diameter 3 cm kenyal, kehitaman,

hasilnya ialah Basal cell carcinoma.

Diagnosis banding pada pasien ini adalah karsinoma sel skuamosa, melanoma

maligna, keratosis seboroik karena memberikan gambaran efloresensi yang sama

yaitu tumor yang tumbuh diatas kulit normal. Karsinoma sel skuamosa lokalisasi :

tungkai bawah, dan laki-laki >wanita, efloresensi :nodus yang keras, bertambah

besar, ulserasi, sedangkan Melanoma maligna lokalisasi :ekstremitas bawah,

didaerah badan, kepala/leher, ekstremitas atas, kuku , efloresensi :

Hiperpigmentasi, nodus yang menonjol dipermukaan kulit, warna bervariasi.

Keratosis seboroik asal epidermis tempat prediliksi tubuh bagian atas dan muka,

gambaran klinis papul berwarna coklat sampai hitam, dapat generalisata, perabaan

kenyal (Djuanda, 2013).

10

Page 12: Kasus Basalioma

Gambar 1 A. Karsinoma Sel Skuamosa (Bader, 2013) .

Gambar 1 B. Melanoma Maligna (Bader,2013).

Gambar 1 C. Keratosis Seboroik (Bader,2013).

11

Page 13: Kasus Basalioma

Pengobatan pada Basalioma Tipe Nodulus yaitu dengan Bedah eksisi, Non

bedah : sangat bervariasi tergantung dari ukuran kanker, kedalaman, dan lokasi.

Krioterapi : Terapi ini menggunakan nitrogen cair untuk membekukan lesi

superfisial yang kecil, dengan menyisakan sedikit jaringan parut. Banyak pasien

yang merasa kesakitan dan bengkak pada area yang diterapi. Secara umum cara

ini tidak direkomendasikan untuk basalioma, khususnya untuk bentuk morfea,

invasif dalam, dan lesi ulserasi, atau pada tumor yang berbatas jelek, 5-

Fluorouracil (5-FU) : Penggunaan fluorouracil secara lokal dapat menolong para

ahli untuk penanganan basalioma pada pasien selektif (seperti pada kanker yang

terbatas pada lapisan superfisial kulit dari pasien yang berumur lanjut yang tidak

bisa menjalani perawatan agresif lainnya). Penggunaannya dua kali sehari selama

beberapa minggu. Selama pengobatan, pasien dapat mengalami peradangan tetapi

jaringan parut kurang. Angka rekurensi sangat tinggi, Radioterapi : Basalioma

selalu radiosensitif, dan radioterapi dapat digunakan untuk tingkat lanjut dan lesi

yang luas dimana pembedahan tidak cocok (seperti pada pasien yang alergi sama

obat anestesi, pada terapi antikoagulan, bertendensi jadi bentuk keloid). Tipe

terapi ini merupakan kontra indikasi pada pasien muda, oleh karena resiko tinggi

menjadi jaringan parut, lesi pada tubuh dan anggota gerak, atau kanker yang

rekuren, Retinoid sistemik : Beberapa laporan menunjukkan efektifitas dari

pengobatan retinoid sistemik, tapi daya toksik dari penggunaan yang lama

membatasi penggunaannya pada banyak pasien (Rosita et.al,2004). Pada pasien

ini dilakukan eksisi serta penatalaksanaan non medikamentosa dengan beristirahat

selama sakit, makan makanan dengan gizi seimbang secara teratur menghindari

makanan yang mengandung zat-zat kimia dan bahan karsinogen, hindari sinar

ultraviolet yang berlebihan, perlunya kontrol penyakit secara teratur.

Medikamentosa pengobatan untuk penyakit penyertanya seperti tekanan darah

tinggi karena risiko dapat mengarah ke perdarahan bila tekanan darah lebih dari

normal.

Prognosis pada basalioma tipe nodulus cukup baik, walaupun cenderung

residif bila pengobatannya tidak adekuat, dengan adanya pembedahan eksisi

12

Page 14: Kasus Basalioma

membersihkan jaringan-jaringan yang sakit diharapkan dapat mencegah

kekambuhan penyakit ini. Basalioma yang ditangani secara inkomplit dapat

rekuren, sehingga semua penanganan harus diikuti dengan follow-up, mengingat

20% dari kekambuhan yang ada biasanya terjadi antara 6-10 tahun pasca operasi

(Daneil et.al, 2009). Jika diterapi dengan tepat maka prognosis pasien basalioma

rekuren masih cukup baik, walaupun tumor yang rekuren memilki kecenderungan

untuk kambuh lagi dan menjadi agresif. Pasien dengan riwayat penyakit yang

rekuren harus dimonitor lebih sering terhadap perkembangan rekurensinya dan

timbulnya tumor primer (Nakayama et.al, 2010).

Sedangkan untuk kasus yang bermetastasis, prognosisnya adalah buruk di

mana hanya dapat bertahan sekitar 8-10 bulan setelah di diagnosis. Rekurensi

KSB setelah follow up adalah 18% untuk eksisi, 10% untuk radiasi, 40% untuk

elektrodesikasi dan kuretasi, dan 12% untuk krioterapi (dengan follow up <5

tahun). Dengan terapi yang adekuat, angka kesembuhan lebih dari 95 % dapat

dicapai (Tefler et.al, 2011).

Perjalanan penyakit ke arah mortalitas pasien baik karena melihat keadaan

umum dari pasien tidak nampak sakit berat dan belum ditemukan adanya

komplikasi yang bermakna dan telah dilakukan diagnosa dengan tepat dan terapi

yang tepat. Secara fungsional penderita dapat kembali bekerja seperti hari-hari

sebelumnya mengingat kondisi pasien tidak menunjukkan tanda-tanda

perburukan. Dari segi kosmetik kemungkinan untuk terjadi rekurensi kembali

akan terjadi jika pengobatan tidak adekuat serta faktor usia.

13

Page 15: Kasus Basalioma

DAFTAR PUSTAKA

1. Bader RS. Basal Cell Carcinoma. 2013.

http://emedicine.medscape.com/article/276624-overview#aw2aab6b2b3

2. Cigna E, Tarallo, Maruccia M, et all. 2010 . Basal Cell Carcinoma : 10

Years of Experience. Journal of Skin Cancer. August 27; 2011 P:1-5.

3. Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi 3rd edition. Jakarta:

EGC.

4. Daniel et al. 2009. Inhibition of the hedgehog pathway in advanced basal-

cell carcinoma. The New England Journal of Medicine. 361;12. P 1164-

1172.

5. Daniela G and Leverkus M . 2010 . Basal Cell Carcinoma: From the

Molecular Understanding of the Pathogenesis to Targeted Therapy of

Progressive Disease. Journal of Skin Cancer. September 21; 2011 P:1-5.

6. Djuanda A. 2013. Tumor Kulit. Dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,

edisi Keenam. Jakarta. FK UI. Hal : 229-241.

7. Nakayama M, Tabuchi K, Nakamura Y, Akira H. 2010. Basal Cell

Carcinoma of the Head and Neck. Journal of Skin Cancer. August 10;

2011 P:1-9.

8. Noury K, Ballard CJ, Patel AR, et all. 2010. Basal Cell Carcinoma. Skin

Cancer. P : 61-130.

9. Rosita, Cita et al, 2004. Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit

dan Kelamin. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Hal :

110-125.

10. Telfer NR, Colver GB, and Morton CA. 2011. Guidelines for the

management of basal cell carcinoma. British Journal of Dermatology. 159.

P : 35-48.

14