pp basalioma

49
Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Judul: Basalioma Presentator: Afriyani (0810070100202) Antoni (0810070100095) Frystka Hamelia Sari (0810070100119) Kharisma Utami (0810070100207) Novwenti Marelina S. (208210081) Deltaliani Sinaga (091001057) BASALIOMA SMF KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSU DR. PIRNGADI MEDAN SUMATERA UTARA

Upload: fatmi-aulia-asra

Post on 30-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kulit

TRANSCRIPT

Pembimbing: dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK

Judul: Basalioma

Presentator:Afriyani (0810070100202)Antoni (0810070100095)Frystka Hamelia Sari (0810070100119)Kharisma Utami (0810070100207)Novwenti Marelina S. (208210081)Deltaliani Sinaga (091001057)

BASALIOMA

SMF KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSU DR. PIRNGADI MEDANSUMATERA UTARA

PENDAHULUAN

Basalioma

Tumor ganas kulit yang berasal dari pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks

kulit

Berkembang lambat, invasif dan mengadakan destruksi

lokal

Epidemiologi

Jarang bermetastaseKepala, wajah, dan leherBerusia 40-70 tahunPria lebih banyak daripada wanita

Gambaran klinis

Nodulo-ulseratifBerpigmenMorfea/fibrosing Superfisial Fibroepitelial

Diagnosis Pemeriksaan klinis

Biopsy kulit

PenatalaksanaanBedah eksisiKuretaseRadioterapiBedah bekuTerapi medikamentosa Bedah mikrografik Mohs

Prognosisnya

Anamnesis

Cukup baik

DEFINISI

BASALIOMA

Suatu tumor ganas kulit yang berasal dari pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit

Berkembang lambat, invasif dan mengadakan destruksi lokal

Jarang bermetastase dan umumnya tidak menyebabkan kematian

SINONIM

BASALIOMA

Basal Cell Epithelioma (BCE)

Ulkus Rodens

Ulkus Jacob

Basal Cell Carsinoma (BCC)

Tumor Komprecher

EPIDEMIOLOGI

BASALIOMA

Tumor ini lebih banyak dijumpai pada orang kulit putih dan relatif jarang pada orang berkulit gelap. (1,3,4)

Pada pria lebih banyak daripada wanita, terutama dijumpai pada usia 40-70 tahun.

KSB dapat juga terjadi pada dewasa muda dan anak – anak, dimana biasanya menyertai sindroma sel basal nevoid, nevus sebaseus, xeroderma pigmentosum, nevus sel basal linier unilateral, dan sindroma bazex, dan kadang – kadang dapat pula timbul pada kulit yang sebelumnnya tidak menunjukkan kelainan (de novo).

ETIOLOGI

BASALIOMA

Penyebab dari karsinoma sel basal yang pasti belum diketahui

Diduga paparan sinar matahari berperan penting

disamping faktor – faktor lain seperti radiasi sinar X, senyawa kimia arsen, trauma dan ulkus kronik.

ETIOLOGI

BASALIOMA

Penyebab basalioma belum diketahui dengan pasti, kemungkinan berkaitan dengan beberapa faktor berikut

1. Faktor luar, yang terdiri dari :a) Faktor fisik

Sinar UVRadiasiTukak kronik, fistel yang lama tidak sembuh dan jaringan parut luka

bakar setelah bertahun-tahun dapat timbul perubahan kea rah keganasan.

b) Faktor kimia, misalnya senyawa arsen, ter, dan aspal.

c) Faktor virus : virus yang mempunyai inti DNA akan mengakibatkan tumor jinak sedangkan virus dengan inti RNA akan menyebabkan tumor ganas. .

ETIOLOGI

BASALIOMA

Penyebab basalioma belum diketahui dengan pasti, kemungkinan berkaitan dengan beberapa faktor berikut

2. Faktor dalamFaktor dalam meliputi : genetic, imunologi, ras, dan jenis kelamin. Faktor genetik misalnya pada xeroderma pigmentosum. 

FAKTOR PREDISPOSISI

BASALIOMA

1) Faktor lingkungan misalnya: Radiasi Bahan kimia (arsen) Pekerjaan tertentu yang banyak terkena sinar matahari

(misalnya nelayan, petani) Adanya trauma (luka bakar, ulkus sikatrik).

2). Faktor genetiak misalnya: Xeroderma pigmentosum Albinisme

PATOGENESISPatogenesis basalioma melibatkan pancaran ultra violet, terutama ultra violet B dengan

panjang gelombang 290-320 nm, yang menginduksi mutasi gen supresor tumor

Kemampuan dari UVB itu sendiri untuk menembus kedalam lapisan ozon dan juga startum korneum yang akhirnya akan diabsorbsi oleh DNA

Penginduksian DNA oleh photon UVB

Diabsorbsi pada 5 – 6 ikatan dobel dari pyrimidine, yang akan menyebabkan terbukanya ikatan tersebut

DNA yang abnormaL

Dua gen yang secara normal dapat mencegah terjadinya kanker akan tetapi menjadi tidak aktif pada kanker kulit adalah PTCH dan P53

GEJALA KLINIS

BASALIOMA

Tumor ini umumnya ditemukan di daerah berambut, bersifat invasif, jarang mempunyai anak sebar (metastasis).

Dapat merusak jaringan di sekitarnya, malah dapat sampai ke tulang, serta cenderung untuk residif lebih-lebih bila pengobatan tidak adekuat.

Predileksinya terutama pada bagian kepala, wajah (pipi, dahi, hidung, lipat nasolabial, daerah periorbital, mulut) dan leher.

Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki, dan kulit kepala

GEJALA KLINIS

BASALIOMA

Gambaran klinis basalioma bervariasi, Lever membagi basalioma menjadi 5 bentuk:

1) Nodulo – ulceratif (ulkus rodens)2) Tipe berpigmen3) Tipe morfea / fibrosing / sklerosing4) Tipe superfisial5) Tipe fibroepitelial

GEJALA KLINIS

BASALIOMA

1. Nodulo – ulceratif (ulkus rodens)

GEJALA KLINIS

BASALIOMA

1. Nodulo – ulceratif (ulkus rodens)

GEJALA KLINIS

BASALIOMA

1. Nodulo – ulceratif (ulkus rodens)

GEJALA KLINIS

BASALIOMA

2. Tipe berpigmen

Merupakan sub tipe dari nodulo – ulceratif, bedanya pada jenis ini berwarna coklat atau hitam berbintik–bintik atau homogen, yang secara klinis dapat menyerupai melanoma.

GEJALA KLINIS BASALIOMA

3. Tipe morfea / fibrosing / sklerosing

GEJALA KLINIS

BASALIOMA

4. Tipe superfisial

Lesi biasanya multipel, mengenai badan. Secara klinis tampak sebagai plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk oval sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti benang atau kawat.Biasanya dihubungkan dengan ingesti arsenik kronis.

GEJALA KLINIS

BASALIOMA

5. Tipe fibroepitelial

Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa papul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek, dengan permukaan halus atau noduler, dengan warna yang bervariasi.

GEJALA KLINIS

BASALIOMA

Disamping itu terdapat pula 3 sindroma klinis, yaitu:

1. Sindroma epitelioma sel basal nevoidDikenal pula sebagai sindrom Gorlin Goltz. Merupakan kelainan autosomal dominan dengan penetrasi yang bervariasi

Merupakan kelainan autosomal dominan dengan penetrasi yang bervariasi, ditandai oleh 5 gejala mayor yaitu:

Karsinoma sel basal multipel yang terjadi pada usia muda.Cekungan – cekungan pada telapak tangan dan telapak kaki.Kelainan pada tulang, terutama tulang rusuk.Kista pada tulang rahang.Kalsifikasi ektopik dan falks serebri dan struktur lainnya.

Disamping gejala mayor ini, dijumpai banyak kelainan sistem organ multipel yang berhubungan dengan sindrom ini.

GEJALA KLINIS

BASALIOMA

Disamping itu terdapat pula 3 sindroma klinis, yaitu:

2. Nervus sel basal unilateral linier

Yang merupakan jenis yang sangat jarang dijumpai. Lesi berupa nodul dan komedo, dengan daerah atrofi bentuk striae, distribusi zosteriformis atau linier, unilateral. Lesi biasa dijumpai sejak lahir dan lesi ini tidak meluas dengan meningkatnya usia.

GEJALA KLINIS

BASALIOMA

Disamping itu terdapat pula 3 sindroma klinis, yaitu:

3. Sindroma Bazex

Sindroma ini digambarkan pertama kalinya oleh bazex, diturunkan secara dominan, dengan ciri khas sebagai berikut:Atrofoderma folikuler, yaitu ditandai oleh folikuler yang terbuka lebar, seperti ice – pick marks terutama pada ekstremitas.Epitelioma sel basal kecil, multipel pada wajah, biasanya timbul pertama kali pada saat remaja atau awal dewasa. Namun kadang –kadang dapat juga timbul pada akhir masa anak – anak.

Disamping itu dapat dijumpai anhidrosis lokal atau hipohidrosis generalisata, hipotrikosis kongenital pada kulit kepala dan daerah lainnya.

HISTOPATOLOGI

BASALIOMA

Disamping itu banyak gambaran patologi yang berbeda yang ditemukan pada basalioma, namun semuanya menunjukan proliferasi sel-sel dengan inti basofilik yang relatif besar dan sitoplasma yang tidak penuh.

1. Tipe Nodulo-ulseratif

2. Tipe Berpigmen

3. Tipe Sklerosing

4. Tipe Superfisial

5. Tipe Fibroepitelial

HISTOPATOLOGI

BASALIOMA

Gambar histologi kulit normal

HISTOPATOLOGI

BASALIOMA

1. Nodulo – ulceratif (ulkus rodens)

HISTOPATOLOGI

BASALIOMA

2. Tipe Sklerosing

HISTOPATOLOGI

BASALIOMA

3. Tipe Non Sklerosing

HISTOPATOLOGI

BASALIOMA

4. Tipe Superfisial

Diagnosis Pemeriksaan klinis

Biopsy kulit

Anamnesis

DIAGNOSIS

BASALIOMA

. Dermoskopi juga membantu untuk basalioma tipe berpigmen.

Diagnosis Banding Hiperplasia sebasea

Melanoma maligna

Karsinoma sel skuamosa

DIAGNOSIS BANDING

BASALIOMA

DIAGNOSIS BANDING

BASALIOMA

DIAGNOSIS BANDING

BASALIOMA

DIAGNOSIS BANDING

BASALIOMA

DIAGNOSIS BANDING

BASALIOMA

DIAGNOSIS BANDING

BASALIOMA

DIAGNOSIS BANDING

BASALIOMA

HIPERPLASIA SEBASEA

PENATALAKSANAAN BASALIOMA

Dalam memilih metode pengobatan yang tepat untuk karsinoma sel basal, perlu diperhatikan beberapa faktor berikut

1. Faktor penderita

2. Faktor tumor

3. Faktor fasilitas

4. Faktor metode yang akan digunakan

PENATALAKSANAAN

BASALIOMA

Terdapat banyak alternatif pengobatan pada KSB yaitu:

1. Kuretase dan elektrodesikasi.

2. Bedah eksisi.

3. Radioterapi

4. Bedah beku

Beberapa cara pengobatan baru meliputi : 5-fluorourasil yang dikombinasi dengan kuretase ringan; retinoat; interferon; terapi fotodinamik.

5. Bedah mikrografik Mohs

PENATALAKSANAAN

BASALIOMA

Yang sering menjadi indikasi bedah eksisi yaitu :Membuang ruam jinak atau ganasUntuk memastikan diagnosis secara histopatologikMembuang cacat kulit berupa kerut, parut, bekas luka operasi, trauma atau radiasi atau cacat bawaan lahir lainnya.

Bedah eksisi.

PENATALAKSANAAN

BASALIOMA

Indikasi:Kuretase dan elektrodesikasi berguna untuk karsinoma sel basal yang superfisial dan kecil. Karsinoma sel basal morfea sebaiknya tidak diobati dengan bedah listrik karena percabangan sukar diketahui. Juga karsinoma sel skuamosa sebaiknya tidak diobati dengan kuretase dan elektrodesikasi.

Kuretase dan elektrodesikasi.

PENATALAKSANAAN

BASALIOMA

Karsinoma kulit sensitif terhadap radioterapi, radioterapi saja dapat membawa kesembuhan, khususnya hasil radioterapi terhadap karsinoma sel basal. Angka kesembuhan karsinoma kulit stadium dini dapat mencapai 95% atau lebih. Terutama sesuai untuk lokasi ala nasi, pina, palpebra, kantus orbita, dan daerah yang bila dioperasi mudah terjadi deformasi. Radioterapi tidak dinajurkan untuk lesi dengan lokasi sulit

Radioterapi

PENATALAKSANAAN

BASALIOMA

Terutama untuk karsinoma sel basal yang superfisial, dan berbagai jenis tumor yang superfisial. Bedah beku sesuai untuk lesi yang relatif kecil dan terlokalisasi dikulit. Bedah beku baik untuk basalioma superfisial

Bedah beku

PENATALAKSANAAN

BASALIOMA

Indikasi : Tumor yang berukuran lebih dari 2 cmTumor yang dengan gambaran histologik dengan tipe agresifTumor yang kambuh kembaliKarsinoma sel basal dengan eksisi yang tidak sempurnaPasien dengan imunosupresi pasca transplantasi organTumor yang berpredileksi resiko tinggi termasuk mask area dari wajah, kulit kepala, periorbital, dan kelopak mata.Reseksi hanya pada daerah tumor, sehingga dapat menghemat jaringan atau meminimalkan jaringan atau meminimalkan jaringan yang hilang.

Bedah mikrografik Mohs

PENATALAKSANAAN

BASALIOMA

Pada baslioma yang kecil dan superfisial, dapat digunakan olesan obat anti kanker lokal. Pada umumnya efektivitas metode ini dianggap tidak sehandal operasi, radioterapi, dan lain-lain. Oleh karena itu pemberian obat lokal harus hati-hati digunakan pada lesi yang lebih besar. Obat yang digunakan yaitu: cream imiquimod 5% dan 5 fluorouraci (5-fu), bias digunakan untuk jangka panjang. Biasanya, 3x seminggu selama 6 minggu untuk basalioma superfisial. Pengobatan ini biasanya digunakan pada kasus yang multiple, rekurens dan orang tua

Terapi medikamentosa

TINDAK LANJUT

BASALIOMA

Dilakukan 2,6 dan 12 bulan setelah terapi, kemudian tiap 6-12 bulan selama sekurang-kurangnya 5 tahun.

PROGNOSIS

BASALIOMA

Pada pasien dengan stadium dini dan sedang umumnya dapat sembuh dengan radioterapi. Namun, pada stadium lanjut dengan metastasis kelenjar limfe regional hasil terapi relatif buruk.

Prognosisnya cukup baik, biasanya memberikan angka kesembuhan sekitar 95%. Dijumpai angka kekambuhan 5 tahun pada metode kuretase dan eletrodesikasi; bedah eksisi; radioterapi; bedah beku; bedah mikrografik mohs masing-masing sebesar 7,7%; 10,1%; 8,7%; 7,5%; 1%

Pengobatan pada KSB rekurens adalah lebih sulit daripada KSB primer , dan angka kekambuhan setelah dilakukan prosedur yang kedua adalah tinggi. Pengobatan pilihan pada kasus ini adalah bedah mikrografik mohs yang member angka kekambuhan 5 tahun sebesar 5,6%; sedang bila dilakukan dengan cara lain sebesar 19,9%.(

DAFTAR PUSTAKA

1. Harahap M. Tumor-Tumor Kulit dalam Ilmu Penyakit Kulit. Jakarata : Hipokrates, 2000. Hal: 222-226.

2. Djuanda A. Tumor Kulit dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Kelima. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Hal: 229-236.

3. Japaries W. Tumor Kulit, Jaringan Lunak dan Tulang dalam Buku Ajar Onkologi Klinis. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2008. Hal 599-605

4. Siregar, RS. Karsinoma Sel Basal dalam Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2. Jakarta : EGC. 2005. Hal: 286-288.

5. Graham-Brown Robin, Burns Tony. Karsinoma Sel Basal (KSB). Lectures Notes On Dermatology Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga; 2005. Hal 98-100.

6. Fitzpatrick TB, wolff K, Johnson RA. Basal Cell Carcinoma, Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7 th ed. New York : Mcgraw-Hill. 2008. Hal: 1036-1042.

7. J. Gawkrodger David. Malignant Epidermal Tumours. Dermatology An Illustrated Colour Text Third Edition. London: Churchill Livingstone; 2003. Hal 96-97.

Terima Kasih…