pp fraktur

42
FRAKTUR Oleh: Umil Choiriyah Pembimbing dr. Erni Zainuddin, Sp.Rad Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Radiologi RSUD Raden Mattaher Fakultas Kedokteran Jambi 2013

Upload: tafta-na-ei

Post on 03-Jan-2016

81 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: PP Fraktur

FRAKTUR

Oleh: Umil Choiriyah

Pembimbing dr. Erni Zainuddin, Sp.Rad

Kepaniteraan Klinik SeniorBagian Radiologi RSUD Raden Mattaher

Fakultas Kedokteran Jambi2013

Page 2: PP Fraktur

Pendahuluan

Tulang merupakan jaringan ikat khusus yang berfungsi sebagai alat penyokong, pelekatan, perlindungan, dan penyimpanan mineral. Konsekuensinya, jaringan ini dilengkapi dengan rigiditas, kekuatan yang sangat besar, serta elastisitas yang sangat terbatas.

Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi disintegritas tulang, penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh terhadap kejadian fraktur.

Pentingnya diagnosis terhadap fraktur sangat menentukkan terapi atau tindakan yang akan diberikan. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiologi sangat dibutuhkan untuk menentukkan jenis dan lokasi fraktur, adanya komplikasi dan menilai penyembuhan pada fraktur.

Page 3: PP Fraktur

Tinjauan Pustaka

Definisi

Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi.

Page 4: PP Fraktur

Anatomi Tulang tersusun atas tiga jenis sel utama yaitu

osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Terdapat tiga tipe utama tulang yaitu woven bone,

cortical bone, dan cancellous bone.

Page 5: PP Fraktur
Page 6: PP Fraktur

Dilihat dari proses perkembangannya, tulang dibedakan menjadi dua pola:

Pada osifikasi intramembranoustulang langsung berkembang dari jaringan ikat, dimulai dari tengah mesenkim yang disebut “pusat pertulangan”.

Mesenkim ; peningkatan vaskularisasi dan proliferasi. Selanjutnya sel osteogenik dan osteoblas. Osteoblas (aktif) matriks dan serabut kolagen (osteoid). Osteoid mengalami kalsifikasi oleh garam Ca berupa kristal hidroksiapatit.

Pada osifikasi intrakartilagenous, jaringan ikat mula-mula menumbuhkan “tulang rawan miniatur”. Tulang rawan ini digantikan dengan tulang. Osifikasi dimulai dari tengah tulang rawan dan meluas keseluruh arah sesuai dengan pertumbuhan tulang rawan.

Page 7: PP Fraktur

Proses Modeling dan Remodeling Tulang Modeling tulang adalah suatu kondisi saat proses

resorpsi dan pembentukan tulang terjadi pada permukaan tulang yang berlainan (pembentukan dan resorpsi tidak berpasangan).

Modeling tulang terjadi sejak kelahiran hingga dewasa dan proses ini berperan dalam penambahan massa dan perubahan bentuk kerangka.

Page 8: PP Fraktur

Remodeling tulang

- pergantian jaringan tulang tua dengan jaringan tulang muda, mencakup pembentukan dan resorpsi tulang secara bersamaan (berpasangan).

- terjadi penggantian dan pengisian kembali baik tulang kompak maupun trabekular.

- Proses ini terus-menerus terjadi untuk mempertahankan massa tulang serta integritas dan fungsi kerangka.

Page 9: PP Fraktur

Fungsi tulang adalah sebagai berikut : Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk

tubuh. Melindungi organ tubuh dan jaringan lunak. Pergerakan Hematopoiesis. Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor

Page 10: PP Fraktur

Klasifikasi

Berdasarkan :

1. Komplit atau tidak komplit2. Bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme

trauma3. Jumlah garis patah4. Bergeser - tidak bergeser5. Terbuka dan tertutup6. lokasi pada tulang fisis

Page 11: PP Fraktur

2

Kompresi Avulsi

1

Page 12: PP Fraktur

3

5

4

Komunitif segmentalKet;1. Dislokasi searah sumbu2. Dislokasi yg membentuk

sudut3. Dislokasi saling menjauhi

Page 13: PP Fraktur

fraktur fisis adalah klasifikasi fraktur menurut Salter – Harris

Tipe 1. fraktur transversal melalui sisi metafisis dari lempeng pertumbuhanTipe 2. Fraktur melalui sebagian lempeng pertumbuhan, timbul melalui tulang metafisisTipe 3. Fraktur melalui permukaan artikularis dan epifisis, kemudian secara transversal melalui sisi metafisis dari lempeng pertumbuhanTipe 4. fraktur longitudinal melalui epifisis, lempeng pertumbuhan dan terjadi melalui tulang metafisisTipe 5. cedera remuk dari lempeng pertumbuhan.

Page 14: PP Fraktur

Etiologi

trauma (kekerasan)

- Kekerasan langsung.

- Kekerasan tidak langsung

- Kekerasan akibat tarikan otot peristiwa patologis

- Kelelahan atau stres fraktur

- Kelemahan tulang

Page 15: PP Fraktur

Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang.

Fraktur dapat berupa fraktur terbuka dimana ujung tulang yang patah menembus keluar dari kulit sehingga berhubungan dengan dunia luar atau dapat berupa fraktur tertutup dimana ujung tulang yang patah masih berada didalam kulit.

Patogenesis

Page 16: PP Fraktur

Ujung tulang yang patah sangat tajam dan berbahaya bagi jaringan disekitarnya, karena saraf dan pembuluh darah berada didekat tulang sehingga sering kali terkena jika terjadi fraktur. Lesi neurovaskuler ini dapat terjadi karena laserasi oleh ujung atau karena peningkatan tekanan akibat pembengkakan atau hematoma.

Fraktur tertutup dapat sama berbahayanya dengan fraktur terbuka karena jaringan lunak yang cidera sering kali mengeluarkan darah cukup banyak

Page 17: PP Fraktur

Fraktur terbuka memiliki resiko terjadinya kontaminasi disamping hilangnya darah. Jika fragmen tulang yang keluar atau menembus kulit dimasukan lagi, maka ujung tulang yang telah terkontaminasi bakteri akan menyebabkan bakteri ikut masuk kedalam jaringan sehingga dapat menyebabkan infeksi. Infeksi ini akan menyebabkan sulitnya penyembuhan tulang dan dapat menyebabkan komplikasi sepsis

Page 18: PP Fraktur

Gambaran klinis

Tanda-tanda fraktur klasik adalah: Deformitas Dapat berupa penonjolan yang abnormal, angulasi, rotasi, atau

pemendekan. fungsio laesa (hilangnya fungsi) Krepitasi Terasa krepitasi bila fraktur digerakkan, tetapi ini bukan cara yang

baik dan kurang halus. Krepitasi timbul oleh pergeseran atau beradunya ujung-ujung/ fragmen tulang kortikal.

Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif. Gerakan yang tidak normal

Page 19: PP Fraktur

Diagnosa fraktur ditegakkan berdasarkan:

1. Anamnesis:

ada trauma, Bila tidak ada riwayat trauma berarti fraktur patologis. trauma harus diperinci jenisnya, besar-ringannya trauma, arah trauma dan posisi penderita atau ekstremitas yang bersangkutan.

Dari anamnesa dapat diduga: Kemungkinan politrauma, fraktur multipel, fraktur-fraktur tertentu, misalnya fraktur colles, fraktur suprakondilair humerus, fraktur kolum femur, nyeri tetapi bisa tidak jelas pada fraktur inkomplit, gangguan fungsi

Diagnosis

Page 20: PP Fraktur

2. Pemeriksaan Umum

Dicari kemungkinan komplikasi umum, misalnya: syok pada fraktur multipel, fraktur pelvis atau fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka terinfeksi.

3. Pemeriksaan status lokalis Tanda-tanda fraktur yang klasik adalah untuk tulang

panjang. Fraktur tulang-tulang kecil, Fraktur tulang-tulang yang dalam

Page 21: PP Fraktur

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Radiologi

Bila secara klinis ada atau diduga ada fraktur, maka harus dibuat 2 foto tulang yang bersangkutan. Sebaiknya dibuat foto Anteroposterior (AP) dan lateral. Bila kedua proyeksi ini tidak dapat dibuat karena keadaan pasien yang tidak mengizinkan, maka dibuat 2 proyeksi yang tegak lurus satu sama lain.

Page 22: PP Fraktur

Hal yang perlu diingat dalam pemeriksaan roentgen adalah hasilnya harus meliputi dua sendi, dua sisi, dan dua tulang (kanan dan kiri). Rontgen juga berguna untuk mengevaluasi hasil dari terapi yang diberikan.

2. Scan tulang, tomogram, CT-scan / MRI: Memperlihatkan fraktur dan mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.

3. Pemeriksaan darah lengkap

4. Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.

Page 23: PP Fraktur

Penatalaksanaan

Empat konsep dasar yang harus dipertimbangkan pada waktu menangani fraktur yaitu

1. Rekognisi (Pengenalan) Riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, harus

jelas untuk menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya 2.Reduksi (manipulasi/reposisi) Reduksi adalah usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmen- fragmen tulang yang patah sedapat mungkin kembali seperti letak asalnya

Page 24: PP Fraktur

3. Retensi (Immobilisasi) Upaya yang dilakukan untuk menahan fragmen

tulang sehingga kembali seperti semula secara optimum

4. Rehabilitasi Mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal

mungkin untuk menghindari atropi dan kontraktur

Page 25: PP Fraktur

Fraktur Terbuka Merupakan kasus emergensi karena dapat terjadi

kontaminasi oleh bakteri dan disertai perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8 jam (golden period).

Penatalaksanaan antara lain

1) Pembersihan luka

2) Eksisi

3) Hecting situasi

4) Antibiotik

5) Pemberian Toksoid atau ATS

Page 26: PP Fraktur

Penyembuhan Fraktur

Tulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel tulang

Page 27: PP Fraktur

Proses penyembuhan fraktur terdiri dari beberapa fase, sebagai berikut :

Fase Reaktif

- Fase hematom dan inflamasi.

- Pembentukan jaringan granulasi Fase Reparatif

- Fase Pembentukan callus

- Pembentukan tulang lamellar Fase Remodelling

Page 28: PP Fraktur

Proses penyembuhan Fraktur Primer

Penyembuhan cara ini terjadi internal remodelling yang meliputi upaya langsung oleh korteks untuk membangun kembali dirinya ketika kontinuitas terganggu

Ada 3 persyaratan untuk remodeling Haversian pada tempat fraktur adalah:

Pelaksanaan reduksi yang tepat Fiksasi yang stabil Eksistensi suplai darah yang cukup

Page 29: PP Fraktur

Proses Penyembuhan Fraktur Sekunder. Penyembuhan sekunder meliputi respon dalam

periostium dan jaringan-jaringan lunak eksternal. Proses penyembuhan fraktur ini secara garis besar dibedakan atas 5 fase, yakni fase hematom (inflamasi), fase proliferasi, fase kalus, osifikasi dan remodelling

Page 30: PP Fraktur

Fase inflamasi

- Terjadi perdarahan dan pembentukan hematom

Page 31: PP Fraktur

Fase Proliferasi - terbentuk jaringan ikat dan tulang rawan (osteoid)

Page 32: PP Fraktur

Fase Pembentukan kalus

- mulai terbentuk jaringan tulang kondrosit.

- fragmen tulang yang patah digabungkan oleh jaringan fibrous, tulang rawan dan tulang serat matur

Page 33: PP Fraktur

• Fase konsolidasi

tulang imatur (woven bone)

tulang matur.

Fase remodelling

fraktur telah dihubungkan dengan selubung tulang yang kuat

Page 34: PP Fraktur

Komplikasi

Komplikasi patah tulang dapat dibagi menjadi komplikasi segera, dini, dan lanjut. Komplikasi segera terjadi pada saat terjadinya patah tulang atau segera setelahnya, komplikasi dini terjadi dalam beberapa hari setelah kejadian, dan komplikasi lanjut terjadi lama setelah patah tulang

Page 35: PP Fraktur

Komplikasi segera

abrasi, laserasi, penetrasi kulit, Pembuluh darah robek, Organ dalam pada fraktur kosta,atau pelvis, syok

Komplikasi Dini

sindrom kompartemen, trombosis vena, infeksi sendi, Emboli lemak, tetanus

Komplikasi lanjut

kontraktur,atrofi otot-otot, malunion, nonunion, gangguan pertumbuhan (fraktur epifisis),Osteoporosis post trauma, Osteomielitis

Page 36: PP Fraktur

1. Osteomielitis

- kuman bersarang pada spongiosa metafisis dan membentuk

pus.

- nekrosis tulang dapat timbul luas, sklerosis (tulang lebih opak)

- reaksi periosteal

Page 37: PP Fraktur

Nekrosis Avaskular

Hilangnya atau terputusnya supply darah pada suatu bagian tulang sehingga menyebabkan kematian tulang tersebut

Non-union

- Akibat kegagalan fraktur berkonsolidasi dan membuat sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil.

- pembentukan kalus dapat terjadi, tetapi

garis fraktur menetap

Page 38: PP Fraktur

Delayed Union Faktor yang menyebabkan penyatuan tulang tertunda

antara lain karena infeksi, terdapat benda asing, fragmen tulang mati, imobilisasi yang tidak adekuat, distraksi, avaskularitas, fraktur patologik, gangguan gizi dan metabolik

Page 39: PP Fraktur

Malunion

kelainan penyatuan yang tulang karena penyerasian yang buruk

Page 40: PP Fraktur

Atrofi Sudeck Suatu komplikasi yang relatif jarang pada fraktur ekstremitas,

yaitu adanya disuse osteoporosis yang berat pada tulang distal dan fraktur yang disertai pembengkakan jaringan lunak dan nyeri

Page 41: PP Fraktur

Kesimpulan

Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi.

Penyebab fraktur adalah trauma, dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Fraktur yang diakibatkan trauma yang minimal atau tanpa trauma adalah fraktur patologis

Fraktur tertutup dapat sama berbahayanya dengan fraktur terbuka karena jaringan lunak yang cidera sering kali mengeluarkan darah cukup banyak. Fraktur terbuka memiliki resiko terjadinya kontaminasi disamping hilangnya darah.

Diagnosa fraktur selain ditegakkan berdasarkan pada adanya riwayat trauma atau non trauma pada fraktur patologis, gejala klinis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang lain juga sangat membantu dalam menegakkan diagnosis fraktur

Page 42: PP Fraktur