kasus abortus dan penyelesaiannya

37
MAKALAH PROSES PERUBAHAN “KASUS ABORTUS DAN PENYELESAIANNYA” DISUSUN OLEH 1. AGUSTIN PUTRI LILIAN 2. SUSANTI 3. MEIRA SANTIA UTAMI 4. MUJIANI 5. SELVI NOVITA SARI

Upload: budi-usmanto

Post on 27-Dec-2015

332 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

MAKALAH

PROSES PERUBAHAN “KASUS ABORTUS DAN

PENYELESAIANNYA”

DISUSUN OLEH

1. AGUSTIN PUTRI LILIAN

2. SUSANTI

3. MEIRA SANTIA UTAMI

4. MUJIANI

5. SELVI NOVITA SARI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH

PRODI D3 KEBIDANAN PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2013

Page 2: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah memberikan Rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini dengan judul “Kasus Abortus dan Penyelesaiannya”.

Selama penulisan makalah ini, kami banyak menemukan hambatan dan

kesulitan. Berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini

dapat diselesaikan dengan baik. Kelompok menyadari keterbatasan pengetahuan

dan kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah

ini.

Akhirnya kelompok berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca khususnya dan tenaga keperawatan pada umumnya.

Pringsewu, Desember 2013

Tim Penulis

ii

Page 3: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Proses Perubahan...................................................... 1

B. Rumusan Masalah....................................................................... 2

C. Tujuan.......................................................................................... 2

D. Manfaat........................................................................................ 3

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Aborsi........................................................................ 4

B. Jenis Aborsi................................................................................. 5

C. Penyebab Aborsi......................................................................... 7

D. Resiko Aborsi.............................................................................. 9

BAB III KASUS DAN PENYELESAIANNYA

A. Kasus Aborsi............................................................................... 12

B. Pembahasan................................................................................. 13

C. Fenomena.................................................................................... 14

D. Akibat.......................................................................................... 15

E. Upaya Penanganan dan Pelayanan.............................................. 18

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 20

B. Saran............................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Proses Perubahan Dalam Konsep Kebidanan

Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja

dan saat ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Pengertian aborsi

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) abortus (aborsi) didefinisikan

sebagai terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan

pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang

dikandung itu).

Menurut Potter&Perry (2010), setengah dari kehamilan di Amerika Serikat

adalah tidak direncanakan; sebagian besar kehamilan yang tidak direncanakan

terjadi pada remaja, wanita berusia di atas 40 tahun, dan wanita Afrika-

Amerika yang berpenghasilan rendah. Hampir setengah dari kehamilan yang

tidak diharapkan berakhir dengan aborsi.

Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI

atau majelis tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan)

di Indonesia tetap tinggi dan mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan

sebagian besar dilakukan oleh para remaja.

Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-hal

negatif bagi orang-orang awam. Bagi mereka, aborsi adalah tindakan dosa,

melanggar hukum dan sebagainya. Namun, sebenarnya tidak semua aborsi

merupakan tindakan yang negatif karena ada kalanya aborsi dianjurkan oleh

dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang lebih baik.

1

Page 5: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

Ketika seorang wanita memilih aborsi sebagai jalan untuk mengatasi

kehamilan yang tidak diinginkan, maka wanita tersebut dan pasangannya

akan mengalami perasaan kehilangan, kesedihan yang mendalam, dan/atau

rasa bersalah.

Dalam kasus aborsi yang dianjurkan dokter, perawat tak hanya sebagai

conselor atau peran dan fungsi perawat yang lain, tetapi juga dapat

menjalankan prinsip dan asas etik keperawatan yang ada untuk membantu

pasien menghadapi pilihan yang telah dipilih (aborsi).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi aborsi?

2. Apa saja jenis-jenis aborsi?

3. Apa penyebab yang mendorong terjadinya aborsi?

4. Bagaimana dampak aborsi?

5. Apa contoh kasus aborsi yang terjadi di Indonesia?

6. Bagaimana menanggapi kasus yang ada berdasarkan prinsip dan asas etik

keperawatan?

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar 1

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui prinsip dan asas etik keperawatan

2. Mengetahui definisi aborsi

3. Mengetahui faktor yang mendorong terjadinya aborsi

2

Page 6: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

4. Mengetahui dampak aborsi

5. Mengetahui contoh kasus aborsi yang terjadi di Indonesia

6. Mengetahui menanggapi kasus yang ada berdasarkan prinsip dan asas

etik keperawatan

D. Manfaat

Dapat mengetahui dan menanggapi kasus aborsi berdasarkan prinsip dan asas

etik keperawatan

3

Page 7: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

BAB II

TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Aborsi

Pengertian aborsi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah

terpencarnya embrio yang tak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan

keempat dari kehamilan).

Pengertian aborsi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana di

Indonesia adalah : 1) Pengeluaran hasil konsepsi pada stadium

perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38-40

minggu); 2) Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar

kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20 minggu).

Pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas secara tersirat pada pasal 15

(1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat

sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat

dilakukan tindakan medis tertentu. Maksud dari ‘tindakan medis tertentu,

yaitu aborsi.

Sementara aborsi atau abortus menurut dunia kedokteran adalah kehamilan

berhenti sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian

janin. Apabila janin lahir selamat sebelum 38 minggu namun setelah 20

minggu, disebut kelahiran prematur.

Wanita dan pasangannya yang menghadapi kehamilan yang tidak

diinginkan biasanya mempertimbangkan aborsi. Alasan untuk memilih aborsi

4

Page 8: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

berbeda-beda, termasuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan atau

ketika mengetahui janin memiliki kelainan (Perry&Potter,2010).

B. Jenis Aborsi

Klasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu:

1. Abortus spontanea

Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan.

Aborsi ini dibedakan menjadi 3 yaitu :

Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi perdarahan

dari uterus atau rahim, dimana janin masih didalam rahim, serta leher rahim

belum melebar (tanpa dilatasi serviks).

Abortus insipiens, istilah ini kebalikan dari abortus imminens, yakni pada

kehamilan kurang dari 20 minggu,terjadi pendarahan,dimana janin masih

didalam rahim, dan ikuti dengan melebarnya leher rahim(dengan dilatasi

serviks)

Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang berusia sebelum 20

minggu, namun organ janin masih tertinggal didalam rahim

Abortus kompletus, semua hasil konsepsi(pembuahan) sudah di keluarkan

Abortus provokatus

Berbeda dengan abortus spontanea yang prosesnya tiba-tiba dan tidak

diharapkan tapi tindakan abortus harus dilakukan. Maka pengertian aborsi atau

abortus jenis provokatus adalah jenis abortus yang sengaja dibuat atau

5

Page 9: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

dilakukan, yakni dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat

hidup diluar tubuh ibu atau kira-kira sebelum berat janin mencapai setengah

kilogram.

Abortus provakatus dibagi menjadi 2 jenis:

a) Abortus provokatus medisinalis/artificialis/therapeuticus. Abortus yang

dilakukan dengan disertai indikasi medis. Di indinesia yang dimaksud

dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Indikasi

medis yang dimaksud misalnya: calon ibu yang sedang hamil tapi punya

penyakit yang berbahaya seperti penyakit jantung, bila kehamilan

diteruskan akan membahayakan nyawa ibu serta janin, sekali lagi

keputusan menggugurkan akan sangat dipikirkan secara matang.

b) Abortus provokatus kriminalis, istilah ini adalah kebalikan dari abortus

provokatus medisinalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya

indikasi medik (ilegal). Dalam proses menggugurkan janin pun kurang

mempertimbangkan srgala kemungkinan apa yang akan terjadi kepada

wanita / calon ibu yang melakukan tindakan aborsi ilegal. Biasanya

pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat

tertentu.

Abortus habitualis

Abortus habitualis termasuk abortus spontan namun habit ( kebiasaan) yang

terjadi berturut-turut tiga kali atau lebih.

6

Page 10: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

Missed abortion

Kematian janin yang berusua sebelum 20 minggu, namun janin tersebut tidak

dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih, dan terpaksa harus dikeluarkan.

Missed abortion digolongkan kepada abortus imminens.

Abortus septik

Tindakan menghentikan kehamilan karena tindakan abortus yang disengaja

(dilakukan dukun atau bukan ahli ) lalu menimbulkan infeksi. Perlu diwaspadai

adalah tindakan abortus yang semacam bisa membahayakan hidup dan

kehidupan

C. Penyebab Aborsi

Setiap tindakan pasti ada yang menyebabkannya. Berikut beberapa penyebab

aborsi dilakukan :

1. Umur

Umur menjadi pertimbangan seseorang wanita memilih abortus. Apalagi

untuk calon ibu yang merasa masih terlalu muda secara emosional,fisik

belum matang, tingkat pendidikan rendah dan masih terlalu tergantung

pada orang lain masalah umur yang terlalu tua untuk mengandungpun

menjadi penyebab abortus

2. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

Jarak kehamilan yang terlalu rapat menjadi alasan abortus, karena jika

tidak dilakukan abortus akan menyebabkan pertumbuhan janin kurang

7

Page 11: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

baik, bahkan menimbulkan pendarahan hal itu disebabkan karena keadaan

rahim yang belum pulih benar

3. Paritas ibu

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup (anak) yang dimiliki wanita.

Resiko paritas tinggi , banyak wanita melakukan abortus.

4. Riwayat kehamilan yang lalu

Wanita yang sebelumnya pernah abortus, kemungkinan besar akan

dilakukan abortus lagi . penyebabnya yang lainnya masih banyak, seperti

calon ibu yang memiliki penyakit berat hingga takut bila ia melahirkan

anaknya, anaknya akan tertular penyak it pula, ada juga masalah ekonomi

banyak anak banyak pengeluaran dan lain sebagainya.

Selain penyebab di atas, aborsi juga dapat terjadi karena beberapa sebab,

yaitu :

a) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus

pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan

kelainan ini ialah :

Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi

Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.

Pengaruh teratogen akibat radiasi, firus, obat-obatan, tembakaou

dan alcohol

b) Kelainan pada plasenta, misalnya enderteritis vili korialis karena

hipotensi menahun.

8

Page 12: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

c) Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan,

toksoplasmosis.

d) Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi serviks (untuk

abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, dan kelainan bawaan

uterus.

D. Resiko Aborsi

Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan

seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan

aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”. Ini adalah

informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang

sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.

Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:

1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik

2. Resiko gangguan psikologis

1. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa

resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam

buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:

Kematian mendadak karena pendarahan hebat

Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal

Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan

9

Page 13: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

Rahim yang sobek (Uterine Perforation)

Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan

cacat pada anak berikutnya.

Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)

Kanker indung telur (Ovarian Cancer)

Kanker leher rahim (Cervical Cancer)

Kanker hati (Liver Cancer)

Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan

cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan

berikutnya.

Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic

Pregnancy)

Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)

Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

2. Resiko kesehatan mental

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi

kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki

dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome”

(Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam

“Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The

Post-Abortion Review (1994).

10

Page 14: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal

seperti berikut ini:

1) Kehilangan harga diri (82%)

2) Berteriak-teriak histeris (51%)

3) Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)

4) Ingin melakukan bunuh diri (28%)

5) Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)

6) Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan

dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam

hidupnya. Rasa bersalah tersebut dapat menyebabkan stres psikis atau

emosional, yaitustres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis

(Hidayat, 2007).

11

Page 15: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

BAB III

KASUS DAN PENYELESAIANNYA

A. Kasus Aborsi

MAHASISWI ABORSI PAKAI PIL SAKIT KEPALA

TERNATE, KOMPAS.com — Warga Kota Ternate Utara, Kamis

(3/5/2012), dibuat heboh dengan kasus aborsi yang dilakukan seorang

mahasiswi di salah satu universitas ternama di Ternate berinisial IK. IK

diketahui merupakan anak seorang pegawai di Kementerian Agama

Kabupaten Pulau Morotai.

IK diketahui hamil bersama kekasihnya J yang juga sebagai salah satu

mahasiswa di universitas berbeda di Ternate. Keduanya langsung dibekuk

polisi ke Mapolres Ternate, Kamis. Di hadapan penyidik, J mengisahkan,

awalnya dia mengajak IK untuk menikah lantaran mengetahui kekasihnya

hamil dua bulan.

Namun, IK yang mengaku takut kepada keluarganya memilih

menggugurkan kandungan dengan meminum pil sakit kepala yang dicampur

dengan minuman bersoda. Namun, diduga IK tidak hanya mengaborsi sendiri

dengan cara meminum obat sakit kepala dicampur minuman bersoda. “Waktu

saya datang ke rumahnya, semua sudah bersih (sudah diaborsi),” ungkap J.

Karena takut, J lantas menguburkan ari-ari janinnya di belakang rumah IK

di Akehuda, Ternate Utara. Sepulang dari kampus, J lantas mengambil janin

yang masih di rumah IK, lalu dibawa ke Bula, Ternate Utara, untuk dibuang

12

Page 16: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

ke pantai. Warga sekitar baru mengetahuinya pada Selasa (1/5/2012), meski

hanya segelintir orang.

Warga makin heboh saat aroma tindakan tak terpuji itu mulai terungkap. J

dan IK bahkan sempat menjadi amukan beberapa anggota keluarganya.

Petugas polisi baru mengetahuinya pada Kamis ini, dan langsung membekuk

keduanya ke Mapolres Ternate.

“Kita belum bisa berikan keterangan karena masih dalam penyelidikan,”

ucap seorang penyidik. Untuk kepentingan penyelidikan, sang mahasiswi ini

dibawa ke rumah sakit guna menjalani visum. “Agar bisa dipastikan apakah

yang digugurkan itu janin atau ari-ari,” tambah petugas penyidik tersebut.

B. Pembahasan

Kasus aborsi di atas merupakan kasus aborsi illegal. Karena dilakukan atas

dasar malu atau takut terhadap keluarga pelaku, bukan dari saran dokter karena

janin memiliki kelainan atau membahayakan kesehatan si ibu. Selain itu,

proses aborsi yang dilakukan pun tidak sesuai bidang kedokteran dengan

meminum pil sakit kepala bercampur minuman bersoda.

Berdasarkan asas etik keperawatan, kasus aborsi yang telah disebutkan di atas

diperbolehkan sesuai dengan asas etik autonomy (otonomi) yang dimiliki

pelaku aborsi. Pelaku aborsi boleh memilih dan memutuskan untuk melakukan

aborsi tanpa paksaan sebab keputusan itu adalah hak dia. Tetapi, melanggar

asas beneficience (berbuat baik / manfaat). Karena kasus di atas bukanlah

merupakan tindakan yang baik dan tidak memberikan manfaat apa pun,

13

Page 17: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

sekalipun alasannya karena takut atau malu atas janin yang dikandungnya pada

keluarga dan orang lain.

Ketika seorang wanita memilih aborsi sebagai jalan untuk mengatasi

kehamilan yang tidak diinginkan, maka wanita tersebut dan pasangannya akan

mengalami perasaan kehilangan, kesedihan yang mendalam, dan/atau rasa

bersalah (Perry&Potter, 2010).

C. Fenomena

Berikut ini akan dipaparkan mengenai contoh kasus perilaku aborsi oleh

kalangan remaja/mahasiswa.

Polisi Karanganyar Gerebek Mahasiswi Sedang Aborsi

Rabu, 13 Desember 2006 | 20:42 WIB

TEMPO Interaktif, Karanganyar: Polres Karanganyar menangkap dan

menahan empat orang pelaku praktek aborsi. Empat orang tersebut adalah Ny

Tarwiyati (56) pensiunan perawat RSUD Dr Moewardi dan pembantunya Sri

Yuliati sertia duapasangan muda di luar nikah, Putri Asrini (19) dengan

Rionanda Ayen Purwiyanto (21) yang ditangkap di tempat praktek Tarwati di

kompleks perumahan dosen UNS Ngringo, Kecamatan Jaten. Sementara,

Putri yang menjadi pasien aborsi saat ini dalam keadaan kritis dan terpaksa

dirawat di rumah sakit Kartini Karanganyar.

Menurut Kapolres Karanganyar AKBP Rikwanto, penangkapan tersebut

dilakukan Selasa (12/12) dinihari ketika Tarwiyati tengah menggugurkan

kandungan seorang mahasiswi semester III di salah satu perguruan tinggi

swasta terkenal di Sukoharjo.

Ketika polisi melakukan penggrebekan, proses aborsi tersebut baru saja

selesai dilakukan. "Aborsi dilakukan dengan memberikan suntikan sebanyak

dua kali kepada pasien," kata Rikwanto, Rabu (13/12)

14

Page 18: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

Kasat Reskrim Polres Karanganyar AKP Wuryanto mengatakan

tersangka mengenakan biaya Rp 3 juta untuk melakukan aborsi.

Tarwiyati diduga sudah lama melakukan praktik abrosi bahkan saat yang

bersangkutan masih bekerja sebagai bidan RS Moewardi Solo. Namun

Tarwiyati mengaku baru sekali itu melakukannya atas permintaan PA.

"Boleh saja dia mengaku seperti itu, tapi kami memiliki keyakinan

praktek aborsi tidak hanya sekali ini dilakukan,"kataWuryanto.

Sementara itu, Tarwiyati mengaku kalau dirinya bersedia

menggugurkan kandungan Putri Asrini karena merasa kasihan. Dia

mengenal PA karena dia adalah teman kuliah salah satu anaknya. Dia

mengatakan anaknya bercerita kepada Putri Asrini kalau ibunya adalah

seorang bidan yang mungkin dapat membantunya. Namun versi lain

menyebutkan, Tarwiyati menggunakan jasa perantara untuk mencari

pasien.

Saat ini polisi belum bisa memeriksa Putri Asrini karena kondisi

yang bersangkutan masih kritis setelah janin dalam kandungannya

dikeluarkan paksa. Dia dirawat di RSUD Kartini, Karanganyar, dengan

penjagaan ketat dari petugas. Sejumlah sumber menyebutkan, Tarwiyati

setelah pensiun dari tenaga medis di RSUD Moewardi Solo, dia sehari-

hari masih buka praktek sebagai bidan namun tidak memasang papan

nama sebagaimana bidan desa lainnya. "Praktek aborsi itu sudah banyak

yang tahu, dari mulut ke mulut," kata seorang tetangga Tarwiyati.

D. Akibat

Tindakan-tindakan Aborsi dapat mengakibatkan hal-hal yang negatif pada

tubuh kita, yang meliputi dimensi jasmani dan psikologis. Akibat-akibatnya

yakni:

1. Segi Jasmani

- Tindakan kuret pada Aborsi bisa menimbulkan efek-efek

pendarahan atau infeksi, dan apabila dikerjakan bukan oleh dokter

15

Page 19: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

ahlinya maka alat-alat kuret yang dipakai mungkin tembus sampai ke

perut dan dapat mendatangkan kematian.

- Infeksi di rahim dapat menutup saluran tuba dan menyebabkan

kemandulan.

- Penyumbatan pembuluh darah yang terbuka oleh gelembung udara,

karena banyak pembuluh darah yang terbuka pada luka selaput lendir

rahim dan gelembung udara bisa masuk ikut beredar bersama aliran

darah dan apabila tiba pada pembuluh darah yang lebih kecil, yaitu

pada jantung, paru-paru, otak atau ginjal, maka bisa mengakibatkan

kematian.

- Perobekan dinding rahim oleh alat-alat yang dimasukkan ke dalamnya

akan mengakibatkan penumpukan darah dalam rongga perut yang

makin lama makin banyak yang menyebabkan kematian.

- Penanganan Aborsi yang tidak steril bisa mengakibatkan keracunan

yang membawa kepada kematian.

- Menstruasi menjadi tidak teratur.

- Tubuh menjadi lemah dan sering keguguran

2. Segi Psikologis

- Pihak wanita: Setelah seorang wanita melakukan tindakan Aborsi ini,

maka ia akan tertindih perasaan bersalah yang dapat membahayakan

jiwanya. Kalau tidak secepatnya ditolong, maka ia akan mengalami

depresi berat, frustrasi dan kekosongan jiwa.

- Pihak pria: Rasa tanggung jawab dari si pria yang menganjurkan

Aborsi akan berkurang, pandangannya tentang nilai hidup sangat

rendah; penghargaannya terhadap anugerah Allah menjadi merosot.

3. Segi Hukum

KUHP di Indonesia yang diberlakukan sejak 1918 tidak membenarkan

tindakan Aborsi dengan dalih apapun. Aborsi dianggap tindak pidana

yang dapat dikenakan hukuman, yang diatur dalam pasal 283, 299, 346

hingga 349 dan 535)

Selain hal yang disebutkan di atas, ada akibat yang lebih buruk dan biasa

disebut dengan PAS (Post Abortion Syndrome). Post Abortion Syndrome

16

Page 20: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan sekumpulan gejala fisik

dan psikis yang terjadi paska terjadinya aborsi. PAS merupakan gangguan

stress dan traumatik yang biasanya terjadi ketika seorang perempuan yang

post-abortive tidak dapat menghadapi respon emosional yang dihasilkan

akibat trauma aborsi. PAS terjadi berbeda-beda pada setiap orang tergantung

berat atau tidaknya gejala yang terjadi, PAS dianggap telah berat ketika

kondisi seorang perempuan post-abortive sudah mengarah pada gejala yang

dapat mengganggu kelangsungan hidupnya ataupun keselamatan dirinya.

PAS dapat terjadi tidak lama setelah aborsi atau bisa saja baru muncul ke

permukaan beberapa bulan hingga bertahun-tahun kemudian. Banyak

perempuan yang takut untuk membicarakannya karena merasa malu telah

melakukan aborsi. Hal inilah yang kemudian membuat trauma tersebut

terpendam di bawah alam sadar mereka hingga mereka tidak menyadari

bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi mereka dalam berpikir, berperilaku

dan bahkan mempengaruhi kesehatan reproduksi mereka di kemudian hari.

Post Abortion Syndrome tidak hanya terjadi pada perempuan post-abortive,

namun juga pada laki-laki post-abortive, dalam arti pasangan perempuan

post-abortive yang juga berperan penting dalam membuat pilihan aborsi.

Namun pada lelaki post-abortive biasanya gejalanya ringan berupa gangguan

emosi ringan seperti rasa malu, perasaan bersalah, bersedih dan menyesal.

Perempuan post-abortive bisa mengalami gejala lebih berat karena mereka

secara langsung baik itu fisik ataupun emosi langsung berhubungan dengan

trauma aborsi.

Dr. Anne Speckhard, Ph.D. Pada studinya mengenai Post Abortion Syndrome

menemukan beberapa fakta seputar efek aborsi terhadap perempuan:

Kejadian yang berhubungan dengan Aborsi:

- 23% berhalusinansi yang berhubungan dengan aborsi

- 35% merasa di datangi/melihat bayi yang telah di aborsi

- 54% bermimpi buruk yang berhubungan dengan aborsi

- 69% merasakan “kegilaan”

- 73% mengalami flash back memori ketika terjadi aborsi

- 81% mengalami perasaan seakan bayi tersebut masih ada

17

Page 21: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

Masalah perilaku yang sering terjadi pasca Aborsi:

- 61% meningkatkan penggunaan alcohol

- 65% memiliki dorongan untuk bunuh diri

- 69% mengalami gangguan seksual

- 73% mengalami flash back memori ketika terjadi aborsi

- 77% mengalami kesulitan untuk berkomunikasi

- 81% sering menangis

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-

hal seperti berikut ini:

- Kehilangan harga diri (82%)

- Berteriak-teriak histeris (51%)

- Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)

- Ingin melakukan bunuh diri (28%)

- Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)

- Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

E. Upaya penanganan dan pelayanan

Membendung perilaku aborsi tidaklah semudah membalikkan kedua telapak

tangan. Hal ini diperlukan kerjasama lintas sektoral secara komprehensif dan

berkelanjutan. Tentu saja dimulai dari hal terkecil yang bersifat pencegahan

hingga pertolongan pasca aborsi. Upaya-upaya dan pelayanan tersebut dapat

kita rangkum dalam penjelasan berikut ini:

1. Memberikan edukasi seks di kalangan remaja. Hal ini dikarenakan masih

banyaknya para remaja kita yang mempelajari fungsi reproduksi para

sudut “kenikmatan” nya saja tanpa memandang efek-efek negatif di

kemudian hari. Maka harapannya dengan pemahaman yang tepat dan

lengkap, maka remaja akan dapat membuat keputusan yang tepat untuk

menjaga kesucian dirinya masing-masing.

2. Menanamkan kembali nilai-nilai moral sosial dan juga keagamaan akan

penting dan mulianya untuk menjaga kehormatan diri. Kebanyakan, para

remaja ini karena memang semenjak kecil sudah dijauhkan oleh norma-

norma yang mengatur hubungan antar laki-laki dan perempuan sedangkan

18

Page 22: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

media gencar mempromosikan tayangan-tayangan yang berbau

seksualitas dengan mengedepankan nafsu semata. Ditambah lagi akses

pornografi yang dapat dengan mudah didapatkan melalui internet via

komputer maupun handphone.

3. Menguatkan kembali kontrol sosial di masyarakat. Tidak dipungkiri yang

menjadikan remaja bebas melakukan apa saja adalah karena semakin

melemahnya kontrol sosial dari lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Misalkan saja ada sepasang pelaku “pacaran” yang diperbolehkan orang

tuanya berdua-duaan di dalam kamar. Meskipun tidak terjadi perzinahan

di sana, namun itu dapat memicu untuk melakukan tindakan-tindakan

yang “lebih” untuk dilakukan pada lain kesempatan dan lain tempat.

Begitu juga kontrol dari masyarakat itu penting ketika melihat ada

pasangan muda-mudi yang menginap di kamar kostan dan bahkan terjadi

berhari-hari. Hal ini sudah barang tentu dapat semakin mendorong

terjadinya penyimpangan perilaku dalam artian melakukan tindakan-

tindakan yang seharusnya baru boleh dilakukan oleh pasangan suami

isteri yang resmi.

4. Para pelaku yang telah melakukan aborsi juga tak dapat dipandang

sebelah mata. Mereka mempunyai hak untuk dapat kita tolong karena bisa

saja hal telah mereka lakukan tersebut adalah suatu kekhilafan yang tak

ingin diulanginya lagi. Maka, bagi para penyandang PAS, dapat kita

tolong dengan memberikan pelayanan konseling serta dukungan sosial

untuk dapat bangkit kembali menjalani kehidupan secara normal dengan

diiringi taubat yang sebenar-benarnya (taubat nasukha).

19

Page 23: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja dan

saat ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Klasifikasi abortus atau

aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu: abortus spontanea, abortus

provokatus, abortus habitualis, missed abortion dan abortus septik. aborsi dapat

terjadi karena beberapa sebab,yaitu: kelainan pertumbuhan hasil konsepsi,

kelainan pada plasenta, faktor maternal, kelainan traktus genitalia dan malu

(aborsi ilegal).

Berdasarkan asas autonomy (otonomi), keputusan aborsi yang diambil pada

kasus aborsi adalah hak klien (orang yang melakukan aborsi). Tetapi, pada

kasus aborsi ilegal seperti contoh, hal tersebut melanggar asas beneficience

(asas manfaat / berbuat baik) sebab, aborsi ilegal bukan perbuatan baik dan

dapat membahayakan kesehatan pelaku aborsi tersebut.

B. Saran

Saran penulis, seorang perawat yang sedang merawat klien yang akan

melakukan aborsi, hendaknya ciptakan suasana yang membuat klien dapat

berdiskusi secara terbuka tentang aborsi, agar tidak terjadi pelanggaran

terhadap asas-asas yang ada.

20

Page 24: Kasus Abortus Dan Penyelesaiannya

DAFTAR PUSTAKA

Ismani, Nila. 2000. Etika Keperawatan. Jakarta:Widya Medika.

Mansjoer, Arif., Kuspuji T.,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1.

Jakarta:Media Aesculapius.

Mansjoer, Arif., Kuspuji T.,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.

Jakarta:Media Aesculapius.

Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. 2010. Fundamental Keperawatan

Buku 2. Jakarta:Salemba Medika.

Hidayat, A.A. Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.

Jakarta:Salemba Medika.

Sumber Online:

Aborsi.org. 2004. Resiko Aborsi. Alamat

http://www.aborsi.org/resiko.htm.

Kompas.com.2012. Mahasiswa Aborsi Pakai Pil Sakit Kepala. Alamat :

http://megapolitan.kompas.com/read/2012/05/03/15561555/Mahasiswi.Ab

orsi.Pakai.Pil.Sakit.Kepala.

4syamm.2010. Etika Keperawatan. Alamat:

http://4syamm.wordpress.com/2010/12/01/etika-keperawatan.

21