karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan … · karakteristik berpikir kritis dalam...
TRANSCRIPT
KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS DALAM MENYELESAIKAN
MASALAH BANGUN DATAR SEGI EMPAT DITINJAU DARI GAYA
KOGNITIF PADA SISWA KELAS VII SMP TRIDHARMA MKGR
MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Meraih Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
WANTI
NIM 10536 4933 14
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendaknya kamu
berharap” (Q.S. Al-Insyirah: 6-8)
Ketika komitmen, usaha dan doa
seimbang maka harapan akan jadi
kenyataan.
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orangtuaku tercinta Ayahanda Wajarto dan Ibu Tanti,
Saudara-saudariku juga keluarga besarku yang senantiasa memberikan
dukungan demi keberhasilanku.
ABSTRAK
Wanti. 2019. Karakteristik Berpikir Kritis dalam Menyelesaikan Masalah
Bangun Datar Segi Empat Ditinjau dari Gaya Kognitif pada Siswa Kelas VII
SMP Tridharma MKGR Makassar. Skripsi, Prodi Pendidikan Matematika,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Dr. Alimuddin, M.Si., dan Pembimbing II Sri Satriani, S.Pd.,
M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristi berpikir kritis
siswa dalam menyelesaikan masalah bangun datar segi empat ditinjau dari gaya
kognitif siswa yaitu Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD). Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu 2 siswa kelas
VII-B SMP Tridharma MKGR Makassar yang terdiri dari 1 siswa FI dan 1 siswa
FD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik berpikir kritis dalam
menyelesaikan masalah bangun datar segi empat ditinjau dari gaya kognitif Field
Inependent (FI) pada siswa kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar, dapat
diketahui bahwa: (a) Siswa dapat memahami soal dan merumuskan pokok-pokok
permasalahan; (b) Siswa dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang
belum terungkap; (c) Siswa dapat menyelesaikan masalah secara sistematis
dengan langkah-langkah penyelesaian yang tepat; (d) siswa dapat membuat
kesimpulan yang valid, (2) Karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah bangun datar segi empat ditinjau dari gaya kognitif Field Dependent (FD)
pada siswa kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar, dapat diketahui bahwa:
(a) Siswa dapat memahami soal dan merumuskan pokok-pokok permaslahan; (b)
siswa dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang belum terungkap tapi
lebih cenderung mengunakan informasi yang sudah ada untuk menyelesaikan
masalah dari masalah yang terdapat pada soal; (c) Siswa dapat menyelesaikan
masalah tetapi tidak sistematis, karena siswa tidak menjelaskan rumus yang
digunakan walaupun siswa dapat menemukan jawaban yang tepat dari
permaslahan dalam soal; (d) Siswa tidak dapat menuliskan kesimpulan sesuai
dengan hasil yang siswa peroleh.
Kata Kunci : Karakteristik Berpikir Kritis, Bangun Datar Segi Empat, Gaya
Kognitif.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini
dengan baik, sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sholawat serta salam tetap tercurah kepada keharibaan pemimpin sang
Ilahi Rabbi Nabi Besar Muhammad SAW, Sang revolusioner sejati, sosok
pemimpin yang terpercaya, jujur, dan berakhlak karimah yang telah bersusah
payah mengeluarkan manusia dari kungkungan kebiadaban, sehingga sampai saat
ini manusia mampu memposisikan diri sebagai insan yang senantiasa beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT.
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan penulis, skripsi ini lahir dan
tampil sebagai manifestasi dari suatu usaha yang tak mengenal lelah dan pantang
menyerah, mulai dari tahap observasi, sampai selesai skripsi ini ditulis. Penulis
menyadari sepenuhnya, bahwa mulai dari penyusunan hingga selesainya skripsi
ini ditulis, tidak sedikit hambatan dan tantangan yang dialami penulis. Namun,
hambatan dan tantangan tersebut dapat diatasi berkat adanya bantuan dari
berbagai pihak.
Teristimewa penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada
Ayah dan Ibu tercinta dan saudaraku sekalian yang telah memberi doa restu dan
segala pengorbanan yang begitu besar untuk keberhasilan penulis dalam menuntut
ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Serta seluruh keluarga besar saya yang telah
memberikan doa restu, dorongan dan semangat untuk mendambakan keberhasilan
saya. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan
dan cahaya penerang di kehidupan dunia dan akhirat. Banyak hambatan yang
dilalui penulis dalam penyusunan skripsi ini, namun karena berkat kehendak-
Nyalah sehingga penulis berhasi menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1) Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2) Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3) Mukhlis, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
4) Dr. Alimuddin, M.Si. sebagai Pembimbing I dan Sri Satriani, S.Pd., M.Pd.
sebagai Pembimbing II atas segala kesediaan dan kesabarannya meluangkan
waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis
mulai dari awal penyusunan skripsi ini sampai pada tahap penyelesaian.
5) Dr. Asdar, M.Pd. sebagai Validator I dan Nasrullah, S.Pd., M.Pd. sebagai
Validator II atas segala bimbingan, motivasi dan dorongan yang diberikan
dalam penyusunan instrumen penelitian.
6) Ikhbariaty Kautsar Qadry, S. Pd., M.Pd. selaku Penasihat Akademik atas
bimbingan dan nasihat yang sangat berharga selama penulis menempuh
pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
7) Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai dalam lingkup Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman selama
menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
8) Bapak dan Ibu Guru serta Staf Tata Usaha SMP Tridharma MKGR Makassar
atas perhatian dan kerja samanya serta dengan senang hati menerima dan
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.
9) Saudara-saudariku Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
khususnya Angkatan 2014 F atas dukungan dan kerjasamanaya.
10) Siswa/i SMP Tridharma MKGR Makassar terutama kelas XII-B, atas
partisipasi dan kesediaanya membantu selama proses penelitian.
11) Serta semua pihak yang tidak sempat dituliskan satu persatu yang telah
memberikan bantuannya kepada penulis secara langsung maupun tidak
langsung, semoga menjadi amal ibadah di sisi-Nya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas amal ibadah dan bantuan
yang diberikan dengan tulus ikhlas serta limpahan rahmat dan karunia-Nya
senantiasa tercurah kepada kita semua. Aamiin.
Sebagai seorang yang masih dalam tahap belajar, tentu saja skripsi ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis dengan hati terbuka
menerima segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif, guna perbaikan dan
peningkatan kualitas penulis dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan skripsi
ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.
Makassar, Januari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... .. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... . xx
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
E. Batasan Istilah ................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 10
Landasan Teori ........................................................................................ 10
1. Pengertian Karakteristik ..................................................................... 10
2. Pengertian Berpikir ............................................................................ 11
3. Pengertian Berpikir Kritis .................................................................. 12
4. Karakteristik Berpikir Kritis .............................................................. 14
5. Ciri-Ciri Berpikir Kritis ..................................................................... 15
6. Menyelesaikan Masalah Matematika ................................................. 16
7. Gaya Kognitif ..................................................................................... 18
8. Bangun Datar Segi Empat .................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 31
a) Jenis Penelitian .................................................................................. 31
b) Lokasi Penelitian ................................................................................ 31
c) Subjek Penelitian ................................................................................ 32
d) Fokus Penelitian ................................................................................. 33
e) Instrumen Penelitian........................................................................... 33
f) Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 35
g) Teknik Analisis Data ......................................................................... 37
h) Tahap-Tahap Penelitian .................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 41
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 41
1. Deskripsi Lokasi ............................................................................ 41
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................. 41
3. Deskripsi Gaya Kognitif Siswa ...................................................... 42
4. Hasil Penentuan Subjek Penelitian ................................................ 44
5. Pelaksanaan Tes Karakteristik Berpikir Kritis dan wawancara .... 45
6. Pengkodean Petikan Wawancara .................................................. 46
7. Paparan Data Hasil Penelitian ....................................................... 48
B. Pembahasan ........................................................................................ 117
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 124
1. Kesimpulan ........................................................................................ 124
2. Saran ................................................................................................ 127
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Gambar Halaman
Tabel 2.1. Indikator Karakteristik Berpikir Kritis yang akan
Digunakan ........................................................................................ 16
Tabel 2.2. Karakter Pembelajaran Siswa dengan Gaya Kognitif
Field Dependent (FD) dan Field Independent (FI) ........................... 22
Tabel 4.1. Data Hasil Pengisian Instrumen GEFT Siswa dan Jenis
Gaya Kognitif Siswa ......................................................................... 43
Tabel 4.2. Gaya Kognitif Siswa Kelas VII-B SMP Tridharma MKGR
Makassar ........................................................................................... 44
Tabel 4.3. Contoh Pengkodean Petikan Wawancara ......................................... 47
Tabel 4.4. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permaslahan Soal Nomor 1 ............................................................... 51
Tabel 4.5. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Asumsi yang Tidak
Terungkap Soal Nomor 1 .................................................................. 56
Tabel 4.6. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis pada Soal
Nomor 1 ............................................................................................ 62
Tabel. 4.7. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Membuat Kesimpulan Yang Valid Soal Nomor 1. ........................... 66
Tabel 4.8. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permaslahan Soal Nomor 2. .............................................................. 69
Tabel 4.9. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Asumsi yang Tidak
Terungkap pada Soal Nomor 2. ....................................................... 74
Tabel 4.10. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Meneyelesaikan masalah secara sistematis pada Soal
Nomor 2. ........................................................................................... 80
Tabel 4.11. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Membuat Kesimpulan yang Valid Soal Nomor 2 ............................ 83
Tabel 4.12. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permaslahan pada Subjek FD Soal Nomor 1 .................................... 87
Tabel 4.13. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Mengidentifikasi Dan Mengevaluasi Asumsi Yang Tidak
Terungkap pada Subjek FD Soal Nomor 1 ....................................... 91
Tabel 4.14. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis pada Subjek
FD Soal Nomor 1 .............................................................................. 96
Tabel 4.15. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Membuat Kesimpulan yang Valid pada Subjek FD Soal
Nomor 1.. ........................................................................................ 100
Tabel 4.16. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permasalahan pada Subjek FD Soal Nomor 2. ............................... 104
Tabel 4.17. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Mengidentifikasi dan Menevaluasi Asumsi yang Tidak
Terungkap pada Subjek FD Soal Nomor 2. .................................... 108
Tabel 4.18. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Menyelessaikan Masalah Secara Sistematis pada Subjek
FD Soal Nomor 2. ........................................................................... 113
Tabel 4.19. Validasi Data Pertama dan Data Kedua Indikator
Membuat Kesimpulan yang Valid pada Subjek FD Soal
Nomor 2. ......................................................................................... 116
Tabel.4. 20. Karakteristik Berpikir Kritis Siswa Gaya Kogntif Field
Independent (FI) dan Gaya Kognitif Field Dependent
(FD) ................................................................................................ 123
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.1. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait Indikator
Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permasalahan Soal Nomor 1 .......................................................... 49
Gambar 4.2. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FI Terkait Indikator
Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permasalahan Soal Nomor 1 .......................................................... 49
Gambar 4.3. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait Indikator
Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Asumsi yang
Tidak Terungkap Soal Nomor 1 ..................................................... 53
Gambar 4.4. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FI Terkait Indikator
Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Asumsi yang
Tidak Terungkap Soal Nomor 1 ..................................................... 54
Gambar 4.5. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait Indikator
Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis pada Soal
Nomor 1 .......................................................................................... 58
Gambar 4.6. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FI Terkait Indikator
Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis pada Soal
Nomor 1 .......................................................................................... 59
Gambar 4.7. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait Indikator
Membuat Kesimpulan yang Valid Soal Nomor 1 .......................... 64
Gambar 4.8. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FI Terkait Indikator
Membuat Kesimpulan yang Valid Soal Nomor 1 .......................... 64
Gambar 4.9. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait Indikator
Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permaslahan Soal Nomor 2. .......................................................... 67
Gambar 4.10. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FI Terkait Indikator
Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permaslahan Soal Nomor 2. ........................................................... 68
Gambar 4.11. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait Indikator
Mengidentifikasi dan Mengevaluasi asumsi yang Tidak
Terungkap pada Soal Nomor 2. ..................................................... 71
Gambar 4.12. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait Indikator
Mengidentifikasi dan Mengevaluasi asumsi yang Tidak
Terungkap pada Soal Nomor 2. ..................................................... 72
Gambar 4.13. Hasil Tes Tertulis Subjek FI Terkait Indikator
Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis pada Soal
Nomor 2 .......................................................................................... 76
Gambar 4.14. Hasil Tes Tertulis Subjek FI Terkait Indikator
Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis pada Soal
Nomor 2 .......................................................................................... 77
Gambar 4.15. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait Indikator
Membuat Kesimpulan yang Valid Soal Nomor 2 ......................... 81
Gambar 4.16. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FI Terkait Indikator
Membuat Kesimpulan yang Valid Soal Nomor 2 ......................... 82
Gambar 4.17. Hasil Tes Terulis Pertama Subjek FD Terkait Indikator
Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permasalahan pada Soal Nomor 1. ................................................. 84
Gambar 4.18. Hasil Tes Terulis Kedua Subjek FD Terkait Indikator
Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permasalahan pada Soal Nomor 1. ................................................. 85
Gambar 4.19. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait Indikator
Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Asumsi yang
Tidak Terungkap pada Soal Nomor 1. ........................................... 88
Gambar 4.20. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait Indikator
Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Asumsi yang
Tidak Terungkap pada Soal Nomor 1. ........................................... 89
Gambar 4.21. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait Indikator
Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis pada Soal
Nomor 1. ...................................................................................... 93
Gambar 4.22. Hasil Tes Kedua Subjek FD Terkait Indikator
Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis pada Soal
Nomor 1. ..................................................................... ................... 94
Gambar 4.23. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait Indikator
Membuat Kesimpulan yang Valid pada Soal Nomor 2. ................. 98
Gambar 4.24. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FD Terkait Indikator
Membuat Kesimpulan yang Valid pada Soal Nomor 2. ................. 99
Gambar 4.25. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait Indikator
Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permasalahan pada Soal Nomor 2. ............................................... 102
Gambar 4.26. Hasil Tes Tertulis kedua Subjek FD Terkait Indikator
Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permasalahan pada Soal Nomor 2.............................................. 103
Gambar 4.27. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait Indikator
Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Asumsi yang
Tidak Terungkap pada soal nomor 2. ......................................... 106
Gambar 4.28. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FD Terkait Indikator
Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Asumsi yang
Tidak Terungkap pada soal nomor 2. ......................................... 107
Gambar 4.29. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait Indikator
Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis pada soal
Nomor 2. .................................................................................... 110
Gambar 4.30. Hasil Tes Tertulis kedua Subjek FD Terkait Indikator
Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis pada soal
Nomor 2. .................................................................................... 111
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Instrumen Penelitian
LAMPIRAN B Lembar Hasil Penelitian
LAMPIRAN C Persuratan
LAMPIRAN D Validasi
LAMPIRAN E Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan satuan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib
untuk dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik tersebut harus ada upaya sadar
diri manusia untuk mewujudkannya. Tujuan pendidikan nasional tertuang di
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) no 20
tahun 2003 pasal 3, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta
bertanggung jawab. Maka yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran disini
adalah tujuan yang hendak dicapai setelah proses pembelajaran dilaksankan.
Dalam tujuan pembelajaran harus mencangkup tiga ranah perubahan, yang
mana ketiga ranah tersebut meliputi, ranah kongnitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor. Agar pembelajaran efektif dan efisien, semua unsur-unsur
pembelajaran yang ada harus berjalan sebagaimana fungsinya. Akan tetapi
ada unsur-unsur pembelajaran kurang berjalan efektif, sehingga berdampak
pada sistem pembelajaran dan hasil belajar kurang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Matematika merupakan salahsatu mata pelajaran yang penting
bagi pendidikan di Indonesia.Hal ini dibuktikan dengan diajarkannya
Matematika disetiap jenjang pendidikan. Sejak mulai Taman Kanak-kanak,
Sekolah Dasar bahkan sampai jenjang Perguruan Tinggi, Matematika selalu
diajarkan. Fakta ini diperkuat dengan Matematika merupakan salahsatu mata
pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN).
Hakekat Matematika adalah belajar konsep, sehingga belajar
matematika memerlukan cara-cara khusus dalam belajar dan
mengajarkannya. Usaha yang dilakukan saat ini ialah bagaimana dapat
menciptakan dan meningkatkan kualitas calon tenaga pendidik bangsa yang
biasa mentransfer dan mengolah ilmu pengetahuan, terutama ilmu dasar yang
biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang mana salahsatu ilmu dasar itu
ialah Matematika. Matematika menurut sebagian besar orang dan khususnya
siswa merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit dan membosankan,
sehingga mereka malas untuk belajar. Hal ini yang perlu menjadi perhatian
guru untuk dapat membuat siswa lebih tertarik pada pembelajaran
matematika, karena matematika merupakan ilmu dasar yang banyak
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masayarakat. Oleh sebab itu,
apabila siswa tidak menguasai matematika makan akan mengalami kesulitan
dalam menghadapi tantangan zaman sekarang ini (Sulthoniyah, 2017 : 2).
Dalam Kurikulum 2013 diharapkan peserta didik agar menjadi manusia
yang berilmu, cakap, kritis, kreatif dan inovatif. Dalam kenyataannya berpikir
kritis sangat dibutuhkan dalam memecahkan masalah Matematika. Menurut
Organ (Taufik, 2014: 34) berpikir kritis merupakan sebuah tehnik untuk
memecahkan masalah manusia di kehidupan nyata. Ini berarti bahwa
Matematika sekolah tidak bisa lepas dari berpikir kritis. Dalam penugasan
Matematika sekolah, seorang merencanakan untuk menggali pemikiran
peserta didik selama pelajaran berlangsung, menyajikan tugas yang bertitik
pada berpikir kritis yang mana guru dapat mengumpulkan bukti untuk
membuat instruksi-instruksi. Kemampuan berpikir kritis siswa memiliki
kaitan erat dengan keberadaan aspek kognitif. Aktivitas kognisi secara tipikal
juga dipandang sebagai upaya untuk meregulasi atau menata kognisi yang
mencangkup perencanaan (planning) tentang bagaimana menyelesaikan suatu
tugas, menyeleksi strategi kognitif yang akan digunakan, memonitor
keefektifan strategi yang telah dipilih, dan memodifikasi atau mengubah
strategi yang digunakan ketika menemui masalah. Setiap siswa dapat berbeda
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Hal tersebut terjadi karena
siswa-siswa tersebut memiliki gaya kognitif yang berbeda.
Masalah bagi seseorang bersifat pribadi/individual. Masalah dapat
diartikan suatu situasi atau pertanyaan yang dihadapi seseorang individu atau
kelompok ketika mereka tidak mempunyai aturan, algoritma/prosedur tertentu
atau hukum yang segera dapat digunakan untuk menentukan jawabannya.
Suatu pertanyaan akan merupakan suatu masalah hanya jika seseorang tidak
mempunyai aturan/hukum tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk
menemukan jawaban tersebut. Adapun pemecahan masalah, secara
sederhana, merupakan proses penerimaan masalah sebagai tantangan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Pemecahan masalah bukan perbuatan yang
sederhana, akan tetapi lebih kompleks daripada yang diduga. Pemecahan
masalah memerlukan keterampilan berpikir yang banyak ragamnya termasuk
mengamati, melaporkan, mendeskripsi, menganalisis, mengklasifikasi,
menafsirkan, mengritik, meramalkan, menarik kesimpulan dan membuat
generalisasi berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan diolah.
Gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam menggunakan fungsi
kognitif (berpikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat keputusan,
mengorganisasi dan memproses informasi, dan seterusnya). Woolfolk
(Desmita 2014) menjelaskan bahwa banyak variasi gaya kognitif yang
diminati para pendidik, yaitu: (a) perbedaan aspek psikologis, yang terdiri
dari Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD), (b) waktu pemahaman
konsep, yang terdiri dari gaya impulsive dan gaya reflektife. Selanjutnya,
Keefe berbeda pandangan tentang dimensi gaya kognitif. Menurut Keefe,
gaya kognitif dapat dipilih dalam dua kelompok, yaitu gaya dalam menerima
informasi (reception style) dan gaya dalam pembentukan konsep dan retensi
(concept formation and retention style). Adapun dalam penelitian ini dipilih
gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD). Gaya
kognitif FI dan FD banyak dikaji dalam melihat karakteristik siswa. Jadi
setiap siswa memiliki gaya kognitif yang berbeda dalam memproses
informasi atau menghadapi suatu tugas dan masalah, termasuk dalam
memecahkan masalah matematika.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru matematika yang
dilakukan di SMP Tridharma MKGR Makassar, bahwa ada beberapa
masalah yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal bangun datar segi
empat diantaranya siswa sulit membedakan macam-macam bangun datar segi
empat dan siswa juga kurang mampu dalam memahami rumus-rumus pada
bangun datar segi empat. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di
kelas hanya ada beberapa siswa tergolong aktif baik dalam bertanya maupun
menjawab dan sebagian besar siswa pasif selama proses pembelajaran
berlangsung. Siswa masih banyak yang kurang fokus dan kurang percaya diri.
Hal ini terlihat dari sikap siswa yang sering mengobrol tentang hal-hal di luar
materi pelajaran, kurang memperhatikan saat guru menjelaskan sehingga
ketika mengerjakan soal mengalami kesulitan serta jawaban yang kurang
sistematis. Selain itu, hanya sedikit siswa yang mau bertanya ketika mereka
belum memahami materi ataupun menjawab pertanyaan guru, hal ini dilihat
dari sikap siswa yang malu ketika guru memintanya untuk menjawab
pertanyaan. Respon siswa ketika guru memberikan kesempatan untuk
bertanya tidak sesuai yang diinginkan karena hanya sedikit siswa yang
bertanya dan dan juga saat siswa diminta menyelesaikan soal di depan kelas
atau mempresentasekan hasil pekerjaan merekadan siswa hanya menjawab
pertanyaaan dengan seadanya tanpa memikirkan terlebih dahulu apakah
jabawan yang di berikan sudah benar atau salah.
Pada Penelitian sebelumnya yang berjudul "Analisis Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa dengan Pembelajaran 4K Materi Geometri Kelas VIII
Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa", memperoleh hasil yaitu dalam
kemampuan berpikir kritis matematika siswa dengan gaya kognitif Field
Independent (FI) mampu merumuskan masalah dengan benar dan lengkap,
mampu menentukan fakta yang ada pada permasalahan dengan benar dan
lengkap, mampu menggunakan bukti-bukti yang benar dengan tepat dan
lengkap, mampu menarik kesimpulan sesuai fakta dan siswa dengan gaya
kognitif Field Dependent (FD) mampu merumuskan masalah dengan benar
dan lengkap, kurang mampu menentukan fakta yang ada pada permasalahan,
kurang mampu menggunakan bukti-bukti yang benar, tidak mampu menarik
kesimpulan sesuai fakta (Rifqiyana : 2015). Begitupun penelitian yang
dilakukan oleh Syafruddin (2017) yang berjudul “Deskripsi Proses Berpikir
Kritis dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif
Pada Siswa SMK Persada Wajo” yang menyatakan bahwa perbedaan proses
berpikir kritis siswa gaya kognitif Field Independent dengan gaya kognitif
Field Dependent dalam menyelesaikan masalah matematika yaitu dalam
menginferensi, subjek Field Independent mampu membuat kesimpulan
dengan tepat sesuai konteks soal dan lengkap sedangkan subjek Field
Dependent mampu membuat kesimpulan yang tepat sesuai dengan konteks
tetapi tidak lengkap, perbedaan terlihat pada saat menyelesaikan soal yang
diberikan, subjek Field Independent menjelaskan dengan lancar dan tepat saat
wawancara sedangkan subjek Field Dependent menjelaskan dengan tepat jika
diberikan petunjuk dari peneliti. Dapat disimpulkan bahwa subjek Field
Independent dalam menyelesaikan soal yang diberikan akan lebih baik jika
diberikan kebebasan sedangkan subjek Field Dependent akan lebih baik jika
diberikan petunjuk.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Karakteristik Berpikir Kritis dalam Menyelesaikan
Masalah Bangun Datar Segi Empat Ditinjau dari Gaya Kognitif pada Siswa
Kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah
1. Bagaimanakah karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah
bangun datar segi empat ditinjau dari gaya kognitif Field Independent
(FI) pada siswa kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar?
2. Bagaimanakah karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah
bangun datar segi empat ditinjau dari gaya kognitif Field Dependent (FD)
pada siswa kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah bangun datar segi empat ditinjau dari gaya kognitif Field
Independent (FI) pada siswa kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar.
2. Untuk mengetahui karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah bangun datar segi empat ditinjau dari gaya kognitif Field
Dependent (FD) pada siswa kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini antara lain sebagai berikut.
Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat menjadi referensi untuk penelitian lanjutan.
2. Dapat menjadi referensi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
khususnya kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan soal bangun
datar segi empat.
3. Dapat menjadi referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengaplikasikan materi kuliah yang didapatkan.
2. Dapat memperoleh pelajaran dan pengalaman dalam mengamati dan
menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran
matematika.
3. Dapat menambah pengalaman mengajar di lingkungan sekolah.
4. Dapat meningkatkan kemampuan baik kognitif, afektif dan psikomotorik.
5. Dapat memberikan sumbangan bagi sekolah dalam usaha perbaikan
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
E. Batasan Istilah
1. Karakteristik Berpikir Kritis
Karakteristik berpikir kritis adalah kualitas tertentu atau ciri-ciri cara
berpikir seseorang untuk memahami atau refleksi terhadap permasalahan
secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka dari
berbagai pendekatan dan perspektif yang berbeda.
2. Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah adalah keterampilan berpikir untuk mengamati,
melaporkan, mendeskripsi, menganalisis, mengklasifikasi, menafsirkan,
mengritik, meramalkan, menarik kesimpulan dan membuat generalisasi
berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan diolah.
3. Bangun Datar Segi Empat
Bangun datar segi empat adalah bangun datar yang di batasi memiliki
empat sisi dan empat sudut. Ada beberapa macam segi empat yaitu
persegi, persegi panjang, trapesium, jajargenjang, layang-layang, belah
ketupat.
4. Gaya kognitif
Gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam menggunakan
fungsi kognitif (berpikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat
keputusan, mengorganisasi dan memproses informasi, dan seterusnya).
Adapun gaya kognitf yang dimaksud adalah gaya kognitif Field
Independent (FI) dan Field Dependent (FD).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Karakteristik
Menurut Novak ( Wibowo, 2012: 33) karakter merupakan
campuran (kompatibel) dari seluruh kebaikan yang diidentifikasi oleh
tradisi religius, cerita sastra, kaum bijaksana, dan kumpulan orang berakal
sehat yang ada dalam sejarah. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik
dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang
berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter dapat
dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha ESA, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya,
adat istiadat, dan estetika. Sementara itu, Muslich ( Warsono, 2016: 96)
menyatakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama, budaya, dan adat istiadat. Selanjutnya, Muchlas Samani
berpendapat bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang
membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas
maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain,
serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-
hari. Menurut Boeree, karakteristik adalah ciri khas seseorang dalam
meyakini, bertindak ataupun merasakan. Berbagai teori pemikiran dari
karakteristik tumbuh untuk menjelaskan berbagai kunci karakteristik
manusia. Karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari
demografi seperti jenis kelamin, umur serta status sosial seperti tingkat
pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi dan sebagainya.
Oleh itu, berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa karakteristik adalah kualitas tertentu atau ciri yang
khas dari seseorang atau sesuatu.
2. Pengertian Berpikir
Berpikir merupakan ciri utama yang membedakan manusia dari
semua makhluk lain di muka bumi ini. Menurut Chaffe (Patmawati, 2011:
15) berpikir yaitu “sebuah proses aktif, teratur dan penuh makna yang kita
gunakan untuk memahami dunia”. Menurut Ruggiero ( Rifqiyana, 2015:
11) berpikir sebagai “segala aktivitas mental yang membantu merumuskan
atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi
kebutuhan untuk memahami; berpikir adalah sebuah pencarian jawaban,
sebuah pencapaian makna”. Menurut Morgan ( Winarsih, 2017: 7 ) ada
dua jenis berpikir, yaitu: (a) Berpikir autistik yaitu berpikir yang sangat
pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi,
berpikir dengan melarikan diri dari kenyataan atau melihat hidup sebagai
gambar-gambar fantastik contohnya yaitu melamun, mengkhayal, fantasi,
bermimpi; (b) Berpikir realistik yaitu berpikir untuk memecahkan
masalah, berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata
(berpikir rasional), yang terdiri dari empat jenis berpikir, yaitu induktif,
deduktif, evaluatif (kritis, menilai baik-buruk, tepat tidaknya suatu
gagasan), dan berpikir analogis.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak
dalam pembentukan ide-ide dan gagasan untuk memahami sesuatu yang
dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi.
3. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis telah menjadi suatu istilah yang sangat populer dalam
dunia pendidikan, karena berpikir kritis memungkinkan peserta didik
untuk menemukan kebenaran di tengah banjir kejadian dan informasi yang
mereka hadapi setiap hari. Berpikir kritis juga membantu peserta didik
untuk bertahan dalam perkembangan zaman saat ini. Kata kritis berasal
dari bahas yunani yaitu kritikos dan kriterion. Kata kritikos berarti
pertimbangan sedangkan kriterion mengandung makana ukuran baku atau
standart, sehingga secara etimologi, kata kritis mengandung makna
pertimbangan yang didasarkan pada suatu ukuran baku atau standart.
Dengan demikian secra etimologi berpikir kritis mengandung makna suatu
kegiatan mental yang dilakukan seseorang untuk dapat memberi
pertimbangan dengan menggunakan ukuran atau standart tertentu. (Taufik,
2014: 32)
Terdapat berbagai macam definisi tentang berpikir kritis, diantaranya
adalah sebagai berikut:
• Menurut Paul ( Rifqiyana, 2015: 13 ) berpikir kritis adalah berpikir
tentang berbagai subjek, konten, atau masalah dimana pemikir
meningkatkan kualitas pemikiranya dengan terampil mengambil alih
setruktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standart
intelektual mereka.
• Menurut Organ (Taufik, 2014: 33) berpikir kritis merupakan sebuah
tehnik untuk memecahkan masalah manusia di kehidupan nyata. Ini
berarti bahwa Matematika sekolah tidak bisa lepas dari berpikir kritis.
• Menurut Mc peck ( Fauziyah, 2017: 25) berpikir kritis adalah berpikir
spesifik dan tergantung pada pengetahuan mendalam serta pemahaman
isi dan epistemologi yang disiplin.
• Menurut Paul & Elder ( Albar, 2015: 22) berpikir kritis merupakan
cara bagi seseorang untuk meningkatkan kualitas dari hasil pemikiran
menggunakan teknik sistemasi cara berpikir dan menghasilkan daya
pikir intelektual dalam ide-ide yang digagas.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan menggunakan logika
untuk membuat, menganalisis, mengevaluasi serta mengambil keputusan
tentang apa yang diyakini dan dilakukan.
4. Karakteristik Berpikir Kritis
Menurut Seifert dan Hoffnung (Desmita, 2014: 154) terdapat
empat komponen berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
1) Basic operations of reasoning, untuk berpikir secara kritis, seseorang
memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik
kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya
secara mental.
2) Domain-specific knowledge, dalam menghadapi suatu problem,
seseorang harus mengetahui tentang topik atau kontennya. Untuk
memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki
pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik
tersebut.
3) Metakognitive knowledge, pemikiran kritis yang efektif mengharuskan
seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar
memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru
dan mereka-reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan
mempelajari informasi tersebut.
4) Values, beliefs and dispositions, berpikir secara kritis berarti melakukan
penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan
diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi. Ini juga berarti
ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif ketika berpikir.
5. Ciri - Ciri Berpikir Kritis
Terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat diamati untuk mengetahui
bagaimana tingkat kemampuan berpikir kritis seseorang. Berikut ciri-ciri
berpikir kritis menurut Wijaya ( Fauziyah, 2017: 30)
1) Memahi soal dan merumuskan pokok-pokok permasalahan
2) Pandai mendeteksi permasalahan.
3) Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap
4) Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan.
5) Mampu menyelesaikan masalah secara sistematis
6) Mampu membedakan fakta dengan diksi atau pendapat.
7) Menyelesaikan Masalah dengan Menggunakan Langkah Penyelesaian
yang Tepat
8) Menyelesaikan masalah dengan strategi yang tepat
9) Mempu membuat kesimpulan yang valid
10) Mampu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau kesenjangan-
kesenjangan informasi.
11) Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis.
12) Mampu mengembangkan kriteria atau standar penilaian data.
13) Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual.
14) Dapat membedakan diantara kritik membangun dan merusak.
Tabel 2.1. Indikator Karakteristik Berpikir Kritis yang akan
Digunakan.
No Indikator Karakteristik
Berpikir Kritis
Deskripsi Indikator
1.
Memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok
permasalahan
Bagaimana cara siswa memahami
soal dan merumuskan pokok-
pokok permasalahan
2.
Mengidentifikasi dan
mengevaluasi asumsi yang
tidak terungkap
Bagaiman cara siswa
menemukan asumsi yang tidak
terungkap yang terdapat dalam
soal
3. Menyelesaikan masalah secara
sistematis
Bagaimana cara siswa
menyelesaikan masalah secara
sistematis
4. Membuat kesimpulan yang
valid
Bagaimana siswa membuat
kesimpulan yang valid
6. Menyelesaikan Masalah Matematika
a) Pengertian Matematika
Pengertian matematika tidak didefinisikan secara mudah dan tepat
mengingat ada banyak fungsi dan penerapan matematika terhadap
bidang studi yang lain. Istilah mathematics (Inggris), mathematik
(Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Itali), matematiceski
(Rusia), atau mathematick/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan
latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani,
mathematike, yang berarti “relating to learning”. Kata tersebut
mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu
(knowledge, science).Kata mathematike berhubungan sangat erat
dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathein yang
mengandung arti belajar (berpikir). ( Fauziyah, 2017: 37)
Matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan
perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai
kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur,
sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat. Matematika adalah
cara atau metode berpikir dan bernalar, bahasa lambang yang dapat
dipahami oleh semua bangsa berbudaya, seni seperti pada musik penuh
dengan simetri, pola dan irama yang dapat menghibur, alat bagi
pembuat peta arsitek, navigator angkasa luar, pembuat mesin, dan
akuntan. Adapun sejalan dengan definisi matematika di atas, James dan
James dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika
adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis, dan geometri. (Hamzah & Muhlisahrini, 2014: 48)
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika merupakan bahasa lambang atau simbol yang membahas
angka-angka dan perhitungannya melalui metode bernalar dan berpikir.
b) Masalah
Masalah bagi seseorang bersifat pribadi/individual. Masalah dapat
diartikan suatu situasi atau pertanyaan yang dihadapi seseorang individu
atau kelompok ketika mereka tidak mempunyai aturan,
algoritma/prosedur tertentu atau hukum yang segera dapat digunakan
untuk menentukan jawabannya. Suatu pertanyaan akan merupakan
suatu masalah hanya jika seseorang tidak mempunyai aturan/hukum
tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban
tersebut. Perlu diketahui bahwa suatu pertanyaan merupakan masalah
bergantung kepada individu dan waktu.Artinya, suatu soal dapat
dipandang sebagai “masalah” merupakan hal yang sangat relatif. Suatu
soal yang dianggap sebagai masalah bagi seseorang, bagi orang lain
mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka. Demikian juga
pertanyaan merupakan suatu masalah bagi seseorang siswa pada suatu
saat, tetapi bukan merupakan suatu masalah lagi bagi siswa tersebut
pada saat berikutnya, bila siswa tersebut sudah mengetahui cara atau
proses mendapatkan penyelesaian masalah tersebut. Berdasarkan
pemaparan di atas, jelas kiranya syarat suatau masalah. (Puspita, 2018 :
11
7. Gaya Kognitif
a) Pengertian Gaya Kognitif
Salah satu karakteristik siswa adalah gaya kognitif. Gaya kognitif
merupakan cara siswa yang khas dalam belajar baik yang berkaitan
dengan cara penerimaan dan pengolahan informasi, sikap terhadap
informasi, maupun kebiasaan yang berhubungan dengan lingkungan
belajar. Gaya kognitif sering dideskripsikan sebagai berada dalam garis
batas antara kemampuan mental dan sifat personalitas. Berbeda dengan
strategi kognitif yang mungkin mengalami perubahan dari waktu ke
waktu serta dapat dipelajari dan dikembangkan, gaya kognitif bersifat
statis dan secara relatif menjadi gambaran tetap tentang diri individu.
(Rifqiyana, 2015 : 38)
Gaya kognitif menunjukkan adanya variasi antar individu dalam
pendekatannya terhadap satu tugas, tetapi variasi itu tidak menunjukkan
tingkat inteligensi atau kemampuan tertentu. Shirley dan Rita
menyatakan bahwa gaya kognitif merupakan karakteristik individu
dalam berpikir, merasakan, mengingat, memecahkan masalah, dan
membuat keputusan. Pada bagian lain, Woolfolk (Desmita, 2014: 144)
menunjukkan bahwa di dalam gaya kognitif terdapat suatu cara yang
berbeda untuk melihat, mengenal, dan mengorganisasi informasi.
Informasi yang tersusun baik, rapi, dan sistematis lebih mudah diterima
oleh individu tertentu. Individu lain lebih mudah menerima informasi
yang tersusun tidak terlalu rapi dan tidak terlalu sistematis. Setiap
individu akan memilih cara yang disukai dalam memproses dan
mengorganisasi informasi sebagai respons terhadap stimuli
lingkungannya.
Pengetahuan tentang gaya kognitif peserta didik diperlukan dalam
merancang atau memodifikasi materi, tujuan dan metode pembelajaran.
Dengan adanya interaksi antara gaya kognitif, dengan faktor-faktor
tujuan, materi, dan metode pembelajaran, kemungkinan hasil belajar
siswa dapat dicapai dengan optimal. Hal tersebut dikarenakan setiap
peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda dalam mengolah
informasi dan menyelesaikan masalah, sehingga hal tersebut turut
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Berdasarkan
penjelasan di atas, gaya kognitif merupakan salah satu variabel kondisi
belajar yang perlu dipertimbangkan oleh guru dalam merancang
pembelajaran, terutama dalam memilih strategi pembelajaran yang
sesuai dengan gaya kognitif peserta didik. (Desmita, 2014 : 145)
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya
kognitif merupakan cara siswa dalam menerima dan mengolah
informasi dan kebiasaan siswa yang berkaitan dengan lingkungan
belajar dimana gaya kognitif ini berbeda dengan strategi kognitif,
sehingga gaya kognitif relatif lebih stabil dan merupakan cerminan dari
diri seorang siswa.
b) Tipe Gaya Kognitif
Para ahli psikologi dan pendidikan berbeda pendapat dalam
mengemukakan bentuk-bentuk gaya kognitif yang digunakan oleh
peserta didik. Woolfolk (Desmita, 2014: 146) menjelaskan bahwa
banyak variasi gaya kognitif yang diminati para pendidik, yaitu: (a)
perbedaan aspek psikologis, yang terdiri dari Field Independent (FI)
dan Field Dependent (FD), (b) waktu pemahaman konsep, yang terdiri
dari gaya impulsive dan gaya reflektive. Selanjutnya, Keefe berbeda
pandangan tentang dimensi gaya kognitif. Menurut Keefe (Rifqiyana,
2015: 40) gaya kognitif dapat dipilih dalam dua kelompok, yaitu gaya
dalam menerima informasi (reception style) dan gaya dalam
pembentukan konsep dan retensi (concept formation and retention
style). Adapun dalam penelitian ini dipilih gaya kognitif Field
Independent (FI) dan Field Dependent (FD). Gaya kognitif FI dan FD
banyak dikaji dalam melihat karakteristik siswa.
Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD) merupakan tipe
gaya kognitif yang mencerminkan cara analisis seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Secara kasarnya ada pelajar yang
Field Dependent (FD),artinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan atau
bergantung pada lingkungan. Seorang siswa yang memiliki gaya
kognitif Field Dependent (FD), artinya global perseptualnya merasakan
beban yang berat, sukar memproses, mudah mempersepsi apabila
informasi dimanipulasi sesuai dengan konteksnya. Dalam situasi sosial,
individu yang FD umumnya lebih tertarik mengamati kerangka situasi
sosial, memahami wajah/cinta orang lain, tertarik pada pesan-pesan
verbal dengan social content, lebih memperhitungkan kondisi sosial
eksternal sebagai feeling dan memiliki sikap. Sejalan dengan
pemaparan di atas, pada situasi sosial tertentu orang yang FD cenderung
bersikap lebih baik, bersifat hangat, mudah bergaul, ramah, responsif,
selalu ingin tahu lebih banyak dibanding dengan orang yang FI.
Siswa dengan gaya kognitif Field Independent (FI), cenderung
menggunakan faktor-faktor internal sebagai arahan dalam memproses
informasi. Mereka mengerjakan tugas secara berurutan dan merasa
efesien bekerja sendiri. Orang yang FI, dalam situasi sosial sebaliknya
merasakan adanya tekanan dari luar (eksternal pessure), dan
menanggapi situasi secara dingin, ada jarak, tidak sensitif.
Namun demikian, setiap gaya kognitif memiliki keunggulan dan
kelemahan. Contoh, individu dengan FD unggul dalam mengingat
informasi sosial, seperti percakapan atau interaksi interpersonal,
mungkin karena mereka lebih terbiasa dengan hubungan sosial. Tetapi,
individu dengan FI memiliki kemampuan lebih dalam menganalisis
informasi yang kompleks, yang tak terstruktur dan mampu
mengorganisasinya untuk memecahkan masalah. Berikut ini merupakan
beberapa karakter pembelajaran siswa dengan gaya kognitif Field
Independent (FI) dan Field Dependent (FD) menurut Witkin, dkk (
Desmita: 2014) yang disajikan dalam tabel 2.2 di bawah:
Tabel 2.2. Karakter Pembelajaran Siswa dengan Gaya Kognitif
Field Dependent (FD) dan Field Independent (FI)
Field Dependent (FD) Field Independent (FI)
I. Mencari sesuatu dengan
informasi yang sudah ada.
II. Cenderung dapat menanggap
cerara rinci informasi yang
didapatkan sesuai dengan
masalah yang akan dihadapi.
III. Cenderung memiliki
struktur, tujuan dan penguatan
IV. Lebih terpengaruh kritik
V. Memiliki kesulitan besar untuk
mempelajari materi terstruktur.
VI. Mengenal secara rinci
i) Membuat hubungan informasi
untuk memperoleh pengetahuan
yang baru.
j) Dapat menanggap secara rinci
informasi yang didapatkan
k) Memiliki tujuan diri yang
didefinisikan secara jelas dan
penguatan.
l) Tidak terpengaruh kritik
m) Dapat mengembangkan
strukturnya sendiri pada situasi
tak terstruktur.
bagian-bagian dari keseluruhan
VII. Memandang pola sebagai
keseluruhan
VIII. Cenderung kurang
sistematis dalam memecahkan
masalah
IX. Mungkin perlu diajarkan
bagaimana menggunakan
mnemonik.
X. Memerlukan instruksi lebih
jelas mengenai bagaimana
memecahkan masalah.
XI. Lebih baik pada materi
pembelajaran dengan muatan
sosial
n) Mengenal secara rinci agian-
bagian dari keseluruhan.
o) Cenderung lebih sistematis
dalam memecahkan masalah
p) Cenderung lebih baik dalam
memecahkan masalah tanpa
instruksi dan bimbingan
eksplisit.
q) Mungkin perlu bantuan
memfokuskan perhatian pada
materi dengan muatan sosila
8. Bangun Datar Segi Empat
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh
garis-garis lurus atau lengkung. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua demensi yang
hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau
lengkung. Bangun Datar juga merupakan sebuah bangun berupa
bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model
ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan
bentuk bangun datar tersebut. Bangun datar Segi Empat adalah bangun
datar yang memiliki empat sisi dan empat sudut.
Macam-macam, Sifat dan Rumus Bangun Datar Segi Empat
1) Persegi Panjang
a) Pengertian persegi panjang
Persegi panjang adalah bangun datar
segi empat yang memiliki dua pasang sisi
sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku.
b) Sifat-sifat persegi panjang sebagai berikut.
• Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan
sama panjang dan sejajar.
• Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku
(90o).
• Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagidua
sama besar.
• Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara
c) Keliling dan luas persegi panjang
Keliling persegi panjang
Perhatikan gambar di samping, tampak bahwa:
Panjang KL = NM = 5 satuan panjang
Panjang LM = KN= 3 satuan panjang
Keliling KLMN = (5+3+5+3) satuan panjang
= 16 satuan panjang
Selanjutnya, garis KL disebut panjang (p) dan KN disebut lebar (l)
Jadi : K = 2(p+l) atau K = 2p + 2l
Luas persegi panjang
Luas KLMN = KL X LM
= (5X3) satuan luas
= 15 satuan luas
Jadi : L = p x l = pl
2) Persegi
a) Pengertian Persegi
Sisi-sisi persegi ABCD sama panjang, yaitu
AB=BC=CD=AD, Sudut-sudut rsegi ABCD sama
besar, yaitu ∟ABC=∟BCD=∟CDA=∟DAB = 90o
Persegi adalah bangun empat persegi yang
memiliki empat sisi sama panjang dan empat sudut
siku-siku.
b) Sifat-sifat persegi
Sifat-sifat persegi sebagai berikut:
Semua sifat persegi panjang merupakan sifat persegi.
Suatu persegi dapat menempati bingkainya dengan delapancara.
Semua sisi persegi adalah sama panjang.
Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diago-nal-
diagonalnya.
Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang
c) Keliling dan luas persegi
Keliling KLMN = KL+L+MN+NK
= (4+4+4+4) satuan
= 16 satuan
Panjang KLMN disbut sisi .
Jadi keliling persegi : K = 4s
Luas Pesegi = KLXLM
= (4X4) satuan luas
= 16 satuan luas
Jadi Luas persegi adalah : L sXs
3) Jajaran Genjang
a) Pengertian jajaran genjang
Jajaran genjang adalah bangun segi empat
yang dibentuk dari sebuah segitiga dan
bayangannya yang diputar setengah putaran
(180°) pada titik tengah salah satu sisinya.
b) Sifa-sifat jajaran genjang
Sifat-sifat jajargenjang sebagai berikut:
• Sisi-sisi yang berhadapan pada setiap jajargenjang samapanjang
dan sejajar.
• Sudut-sudut yang berhadapan pada setiap jajargenjang sama besar.
• Jumlah pasangan sudut yang saling berdekatan pada setiap
jajargenjang adalah 180°.
• Pada setiap jajargenjang kedua diagonalnya saling membagi dua
sama panjang.
c) Keliling dan luas jajargenjang
Keliling jajargenjang
KLMN = KL + LM + MN + KN
= KL + LM + KL + LM
Jadi K = 2 ( KL + LM
Luas jajargenjang
Ikuti petunjuk berikut:
(i) Buatlah jajargenjang ABCD, kemudian
buatlah garis dari titik D yang memotong
tegak lurus (90°) garis AB di titik E.
(ii) Potonglah jajargenjang ABCD menurut garis
DE, sehingga menghasilkan dua bangun, yaitu
bangun segitiga AED dan bangun segi empat
EBCD.
(iii) Gabungkan/tempelkan bangun AED
sedemikian sehingga sisi BC berimpit d sisi
AD (iii).
Terbentuklah bangun baru yang berbentuk persegi panjang
dengan panjang CD dan lebar DE.
Luas ABCD = panjang x lebar
= CD x DE
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
jajargenjang yang mempunyai alas a dan tinggi t,
luasnya (L) adalah
L = alas x tinggi
= a x t
4. Trapesium
Trapesium adalah suatu bangun datar
yang dua sisinya sejajar.
Sifat - sifat trapesium
• Mempunyai 4 sisi dan 4 titik sudut
• Mempunyai sepanjang sisi yang sejajar
Luas =
Keliling = AB + BC + CD + AD
5. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah jajar genjang yang keempat sisinya sama
panjang. Belah ketupat dibentuk dari dua buah segitiga sama kaki yang
kongruen dan alasnya.
Sifat - sifat belah ketupat
• Mempunyai 4 sisi dan 4 titik sudut,
• Keempat sisinya sama panjang,
• Sudut-sudutnya tidak siku-siku
• Mempunyai 2 diagonal.
Luas =
×
=
AC BD
Keliling = AB + BC + CD + DA
= 4 sisi
6. Layang - Layang
Layang-layang adalah segi empat yang masing-
masing pasang sisinya sama panjang dan sepasang
sudut yang berhadapan sama besar.
Sifat-sifat layang-layang
Sisinya sepasang-sepasang sama panjang.
Sepasang sudut yang berhadapan sama besar (yang dipisahkan oleh
sumbu simetri).
Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri .
Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang dan tegak lurus
dengan diagonal yang lain.
∟AOB = ∟AOD = ½ x 180° = 90°
Luas layang-layang
Pada gambar di samping terlihat bahwa:
L = ½ luas persegi panjang PQRS.
L = ½ (PQ x PS)
=
×
Keliling Layang-layang
Keliling layang-layang ABCD = keliling persegi panjang PQRS
K = AB + BC + CD + DA
= a + b + b + a
= 2a + 2b
K = 2 (a+b)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang
digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan-
persoalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang
fenomena sebagainama adanya maupun analisis hubungan antar variabel
dalam suatu fenomena (Sugiyono: 2017). Sedangkan menurut Nana Sujana,
penelitian diskriptif adalah penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu
gejala yang terjadi pada saat sekarang dengan mengambil masalah atau
memusatkan perhatian kepada masala-masalah aktual. Berdasarkan
pendapat dari para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
diskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan suatu
fenomena atau gejala yang terjadi sekarang dan bersifat aktual.
B. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di SMP
Tridharma MKGR Makasaar, yaitu Sekolah Menengah Pertama yang berada
di Kota Makassar. Lokasi ini menjadi tempat dilaksanakannya penelitian
dengan pertimbangan:
12) Kepala Sekolah dan guru cukup terbuka untuk menerima
pembaharuan dalam pendidikan, terutama hal-hal yang mendukung
dalam proses belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan sebagai proses
evaluasi dalam rangka mengetahui karakteristik berfikir kritis siswa guna
mencari solusi dari suatu permasalahan.
13) Penelitian terkait berpikir kritis diperlukan dalam menyelesaikan
masalah bangun datar segi empat.
14) Di SMP Tridharma MKGR Makassar belum pernah diadakan
penelitian tentang karakteristik berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan
masalah bangun datar segi empat.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dipilih adalah kelas VII-B SMP Tridharma
MKGR Makassar. Dalam menentukan subjek penelitian, siswa kelas VII-B
diberikan tes Group Embedded Figures Test (GEFT), kemudian
dikelompokkan ke dalam gaya kognitif Field Dependent (FD) dan gaya
kognitif Field Independent (FI) . Setelah mengelompokkan dalam gaya
kognitif FD dan gaya kognitif FI, selanjutnya dipilih 2 subjek yaitu 1 subjek
dengan gaya kognitif Field Dependent (FD) dan 1 subjek dengan gaya Field
Independent (FI). Setelah 2 subjek dipilih, subjek diberikan soal tes bangun
datar segi empat untuk mengetahui karakteristik kemampuan berpikir kritis
masing-masing subjek dan selanjutnya dilakukan wawancara untuk
mengetahui lebih mendalam karakteristik berpikir kritis siswa.
D. Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini adalah "Karakteristik Berpikir Kritis dalam
Menyelesaikan Masalah Bangun Datar Segi Empat Ditinjau dari Gaya
Kognitif pada Siswa Kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar".
E. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Mutu
instrumen akan menentukan mutu data yang digunakan dalam penelitian,
sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan atau
kesimpulan penelitian. Berdasarkan penjelasan tersebut, sebelum instrumen
diberikan kepada subjek, maka perlu diteliti dan disahkan oleh validator
ahli. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Instrumen Group Embedded Figures Test (GEFT)
Group Embedded Figures Test (GEFT) Test merupakan
seperangkat tes psikometrik yang dikembangkan oleh Witkin dkk.
GEFT adalah tes yang umum digunakan dalam studi untuk mengukur
individu apakah terklasifikasikan sebagai Field Dependent (FD) atau
Field Independent (FI). Meskipun ada beberapa jenis tes gaya kognitif
lain, tetapi GEFT ini lebih banyak digunakan. Altun dan Cakan
mengutarakan bahwa alasan GEFT lebih umum dipilih untuk
mengetahui gaya kognitif seseorang adalah pertama, instrumen ini tidak
menggunakan tes lisan dan hanya membutuhkan sedikit kemampuan
bahasa untuk melakukan tugasnya. Kedua, karena psikometri instrumen
ini telah diselidiki dalam latar lintas budaya dan telah diterima dengan
sangat layak.
Dalam tes ini, peserta tes diminta menemukan bentuk sederhana
yang tersembunyi pada gambar yang rumit. Subjek yang mampu
meletakkan 12 atau lebih gambar sederhana dideskripsikan bergaya
kognitif Field Independent (FI). Subjek yang tidak mampu meletakkan
lebih dari 11 gambar dideskripsikan bergaya kognitif Field Dependent
(FD).
GEFT mencangkup tiga bagian. Bagian pertama, yang dianggap
sebagai pengantar, terdiri dari tujuh soal, dua bagian yang lain (kedua
dan ketiga) masing-masing memiliki sembilan soal. Selama pengujian,
petunjuk di halaman pertama pada awalnya dibacakan. Para siswa bisa
mengerjakan setiap bagian dalam batas waktu yang telah ditentukan,
beberapa siswa yang menyelesaikan bagian dalam waktu lebih pendek
tidak diizinkan untuk melanjutkan ke bagian berikutnya. Semua siswa
mulai bekerja secara bersamaan pada setiap bagian. Skor untuk setiap
siswa adalah jumlah total angka dalam dua bagian terakhir tes.
Penskoran untuk setiap butirnya dilakukan dengan aturan, yaitu skor 1
untuk jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah.
2. Tes Karakteristik Berpikir Kritis Siswa
Tes karakteristik berpikir kritis menyangkut soal bangun datar
segi empat berbentuk uraian, dengan tujuan untuk mengetahui
karakteristik berpikir kritis siswa. Tes diberikan kepada subjek
penelitian yaitu 2 subjek di kelas VII-B di SMP Tridharma MKGR
Makassar yang telah dipilih yaitu 1 subjek dengan gaya kognitif Field
Dependent (FD) dan 1 subjek dengan gaya kognitif Field Independent
(FI). Soal tes sebelum digunakan, soal tes tersebut terlebih dahulu
divalidasi oleh ahli.
3. Wawancara
Pedoman wawancara dalam penelitian ini berupa tahap-tahap
wawancara dan daftar pertanyaan yang diajukan peneliti kepada subjek
penelitian dengan tujuan mengetahui karakteristik berpikir kritis siswa
dalam menyelesaikan soal matematika materi bangun datar segi empat.
Pedoman wawancara dibuat berdasarkan indikator karakteristik berpikir
kritis siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada materi bangun
datar segi empat. Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian
ini, sebelum digunakan terlebih dahulu divalidasi oleh ahli.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang tepat, diharapkan dapat memberikan
hasil yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tertertulis dan
wawancara. Teknik tes tertulis digunakan untuk menentukan gaya kognitif
siswa dan untuk mengetahui karakteristik berpikir kritis siswa, sedangkan
wawancara untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Teknik tes
karakteristik berpikir kritis dan wawancara dilakukan 2 kali dalam waktu
yang berbeda untuk masing-msing subjek penelitian.
3. Tes Tertulis
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai
pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan
atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta
didik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes Group Embedded
Figures Test (GEFT) untuk mengelompokkan subjek penelitian
berdasarkan gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent
(FD) dan tes karakteristik berpikir kritis yang digunakan untuk menetahui
karakteristik berpikir kritis subjek.
4. Wawancara
Pada penelitian ini dilakukan wawancara secara mendalam untuk
menggali informasi. Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah
wawancara bebas terpimpin yakni pewawancara membawa pedoman
untuk mengarahkan pembicara yang merupakan garis besar dari hal-hal
yang ditanyakan, namun tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan
pertanyaan diluar pedoman dengan santai dan bebas berdialog untuk
menggali data secara mendalam. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
pemahaman siswa secara umum, kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
dalam menyelesaikan soal. Peneliti melakukan wawancara mendalam
terhadap 2 siswa terpilih sebagai subjek wawancara dimana setiap siswa
tersebut dipilih dari 1 siswa dengan karakteristik berpikir kritis gaya
kognitif Field Independent (FI) dan 1 siswa dengan karakteristik berpikir
kritis gaya Field Dependent (FD). Wawancara dalam penelitian ini
digunakan untuk menggali data-data untuk memperjelas terhadap hasil
pekerjaan subjek. Dalam wawancara ini peneliti mencoba melihat
kembali karakteristik kemampuan berfikir kritis siswa ketika
mengerjakan tes melalui pernyataan yang diungkapkan siswa selama
pelaksanaan wawancara.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2017).
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2017: 19) mengemukakan bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification. Dari data yang didapatkan dari hasil tes
karakteristik berpikir kritis, yang dilakukan 2 kali dalam waktu yang
berbeda sesuai dengan uji kredibilitas yang digunakan yaitu triangulasi
waktu. Aktifitas dan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagaiberikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Penelitian ini menggunakan penyajian data
dengan teks yang bersifat naratif. Data yang disajikan dalam penelitian
ini berbentuk rangkuman secara deskriptif dan sistematis dari hasil yang
diperoleh, sehingga tema sentral dapat diketahui dengan mudah.
3. Conclusion Drawing/verification (Kesimpulan dan Verifikasi).
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin tidak,
karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
H. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 tahapan yaitu:
1. Tahap pendahuluan
Tahap pendahuluan kegiatan yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
a) Melakukan dialog dengan Kepala Sekolah SMP Tridharma MKGR
Mkassar tentang penelitian yang akan dilakukan.
b) Melakukan dialog dengan salah satu guru matematika kelas VII-B
SMP Tridharma MKGR Makassar terkait penelitian yang akan
dilakukan.
c) Konsultasi dengan dosen pembimbing
2. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan ini terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
a) Menyiapkan materi yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.
b) Menyusun instrumen tes gaya kognitif dan tes bangun datar segi
empat berdasarkan indikator karakteristik berfikir kritis.
c) Melakukan validasi instrumen, Sebelum soal tes diberikan kepada
responden , maka instrumen harus divalidasi terlebih dahulu oleh
validator. Tujuan dari kegiatan validasi ini adalah agar soal yang
diberikan benar-benar layak digunakan.
d) Menyiapkan pedoman wawancara untuk menindak lanjuti penggalian
data dari instrumen tes karaketistik berpikir kritis.
e) Menyiapkan buku catatan hasil wawancara.
f) Menyiapkan peralatan untuk dokumentasi
3. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan yang dimaksudkan adalah melaksanakan penelitian
terkait karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah bangun
datar. Rencana dalam proses penelitian adalah sebagai berikut:
a) Mengadakan tes.
b) Melaksanakan analisis evaluasi spontan terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
c) Melakukan wawancara
4. Tahap analisis
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah:
a) Menganalisa hasil pekerjaan siswa
b) Menganalisa hasil wawancara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi
Penelitian berjudul "Karakteristik Berpikir Kritis dalam
Menyelesaikan Masalah Bangun Datar Segi Empat Ditinjau dari Gaya
Kognitif pada Siswa Kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar".
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 - 31 Oktober 2019 dan
tanggal 5 Desember 2019 di SMP Tridharma MKGR Makassar yang
merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terletak
di Jl. Urip Sumoharjo No.230, Kota Makassar.
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang berjudul "Karakteristik Berpikir Kritis dalam
Menyelesaikan Masalah Bangun Datar Segi Empat Ditinjau dari Gaya
Kognitif pada Siswa Kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar"
merupakan sebuah penelitian yang dilakukan guna mengetahui
mengetahui karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah
bangun datar ditinjau dari gaya kongnitif siswa smp kelas VII. Penelitian
ini dilaksanakan pada siswa kelas VII-B dengan materi bangun datar segi
empat yang telah diajarkan. Adapun waktu proses pelaksanaan penelitian
ini di mulai dari hari selasa tanggal 29 oktober 2019 menemui Kepala
Tata Usaha di SMP Tridharma MKGR makassar untuk mengajukan surat
penelitian di SMP Tridharma MKGR Makassar, Setelah itu beliau
langsung menyetujui peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMP
Tridharma MKGR Makassar. Sehubungan dengan Kepala Tata Usaha
juga merupakan guru matematika di sekolah tersebut, maka peneliti
langsung diarahkan sekaligus membahas apa saja yang akan peneliti
lakukan dipenelitian nanti dan memutuskan kelas VII-B yang akan
menjadi subjek penelitian.
3. Deskripsi Gaya Kognitif Siswa
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-B di SMP Tridharma
MKGR Makassar. Untuk mengetahui gaya kognitif siswa, maka
penentuannya dilakukan melalui instrumen tes GEFT (Group Embedded
Figures Test) yang dikembangkan oleh Witkin (1979).
Pengisian instrumen GEFT menurut Witkin dilakukan di kelas
VII-B pada hari Rabu tanggal 30 Oktober 2019. Pengisian instrumen
dilaksanakan pada jam pelajaran Matematika mulai pukul 08:00-08:30.
Pemilihan atau penggunaan jam ini dilakukan dengan ijin dari guru mata
pelajaran yang bersangkutan. Dari hasil analisis pengisian instrumen
GEFT menurut Witkin, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.1. Data Hasil Pengisian Instrumen GEFT Siswa dan Jenis
Gaya Kognitif Siswa
No Kode Subjek Skor Gaya Kognitif
1 S01 0 FD
2 S02 0 FD
3 S03 1 FD
4 S04 2 FD
5 S05 2 FD
6 S06 2 FD
7 S07 3 FD
8 S08 4 FD
9 S09 4 FD
10 S10 5 FD
11 S11 7 FD
12 S12 8 FD
13 S13 9 FD
14 S14 10 FD
15 S15 10 FD
16 S16 14 FI
17 S17 16 FI
18 S18 17 FI
19 S19 18 FI
Keterangan :
FD : Gaya Kognitif Filed Dependent
FI : Gaya Kognitif Field Independent
Skor 0-11 subjek dengan gaya kognitif Field Dependent.
Skor 12-18 subjek dengan gaya kognitif Field Independent.
Tabel 4.2 Gaya Kognitif Siswa Kelas VII-B SMP Tridharma
MKGR Makassar
Gaya Kognitif Banyak Siswa
Field Independent (FI) 4
Field Dependent (FD) 15
Jumlah 19
Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dari 19 siswa kelas VII-B di SMP
Tridharma MKGR Makassar yang termasuk siswa Field Dependent (FD)
sebanyak 15 Siswa dan Field Independent (FI) sebanyak 4 siswa, data
ini diperoleh dari data hasil tes Group Embedded Figures Test (GEFT)
siswa yang disajikan pada Tabel 4.1.
4. Hasil Penentuan Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-B
SMP Tridharma MKGR Makassar. Pemilihan kelas VII-B dilakukan
dengan arahan guru mata pelajaran Matematika. Setelah kelas subjek
ditentukan, peneliti melakukan tes GEFT di kelas tersebut pada hari
Rabu, tanggal 30 Oktober 2019. Hasil tes GEFT menunjukkan bahwa
dari 19 responden, terdapat 15 Siswa yang memiliki gaya kognitif Field
Dependent dan 4 Siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent
seperti yang tertera pada Tabel 4.1.
Dari hasil tes GEFT, 2 subjek akan dipilih yaitu 1 subjek dengan
gaya kognitif Field Dependent dan 1 subjek dengan gaya Field
Independent untuk diberikan tes karakteristik berpikir kritis dalam
menyelesaikan masalah bangun datar. 2 Subjek tersebut dipilih dari
persetujuan guru mata pelajaran Matematika, pemilihan subjek gaya
kognitif Field Dependent (FD) dan gaya kognitif Field Independent. (FI)
berdasar dari gaya dan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran
disekolah sesui dengan penelitian seblumnya yaitu Witkin, dkk (dalam
Desmita 2014), ia mengungkapkan bahwa sikap dan tingkah laku gaya
kognitif FD cenderung bersifat sosial, mudah bergaul, cenderung
memilih belajar dalam kelompok dan kurang sistematis dalam hal
memecahkan masalah, sedangkan gaya kognitif Field Independent. (FI)
lebih tertutup, cenderung belajar berkelompok, lebih sistematis dalam
hal memecahkan masalah dan tidak bergantung pada orang lain, maka
dipilih subjek S12 sebagai subjek (FD) gaya kognitif Field Dependent
dan subjek S18 sebagai subjek (FI) gaya kognitif Field Independent.
5. Pelaksanaan Tes Karakteristik Berpikir Kritis dan Wawancara
Dalam tahap ini peneliti melakukan tes karakteristik berpikir kritis
yang terdiri dari 2 soal berkaitan dengan materi bangun datar segi empat.
Tes tersebut dilaksanakan pada 2 waktu yang berbeda, tes tertulis
pertama dilaksankan pada hari kamis tanggal 31 Oktober 2019 pada saat
jam pelajaran Matematika selama 40 menit mulai pukul 08:00-08:40, dan
tes tertulis yang kedua dilaksankan pada hari kamis tanggal 5 Desember
2019 pada saat jam pelajaran Matematika selama 40 menit mulai pukul
08:00-08:40, setelah tes tertulis yang kedua peneliti mengadakan
wawancara dengan 2 subjek penelitian yang telah diberikan tes
karakeristik berpikir kritis yang hari yang sama mulai pukul 08:50-09:30
dengan persetujuan guru mata pelajaran Matematika . Tes Karakteristik
Berpikir Kritis diberikan kepada 2 subjek yang telah dipilih dari 1 subjek
bergaya kognitf Field Dependent sebagai subjek FD dan 1 subjek
bergaya Field Independent sebagai subjek FI Setelah subjek penelitian
mengerjakan tes kemampuan berpikir kritis. Pemilihan waktu tes tertulis
dan wawancara dilakukan sesuai kesepakatan peneliti dengan subjek dan
dengan persetujuan guru mata pelajaran Matematika dan data wawancara
tersebut direkam dengan alat perekam suara.
6. Pengkodean Petikan Wawancara
Data penelitian dianalisis melalui petikan wawancara pertanyaan
peneliti dan jawaban subjek yang diberi kode. Kode petikan pertanyaan
peneliti terdiri dari 6 (enam) digit diawali dengan huruf “PP” untuk
peneliti, digit ketiga menyatakan nomor soal yang diselesaikan, digit
keempat menyatakan urutan indikator karakterisik berpikir kritis,
kemudian 2 (dua) digit terakhir menyatakan urutan petikan pertanyaan
peneliti dalam transkip wawancara. Untuk kode petikan jawaban subjek
terdiri dari 6 (enam) digit diawali dengan huruf “FI” untuk subjek
Field Independent dan “FD” untuk subjek Fie ld Dependent, digit ketiga
menyatakan nomor soal yang diselesaikan, digit keempat menyatakan
urutan indikator karakteristik berpikir kritis, kemudian 2 (dua) digit
terakhir menyatakan urutan petikan jawaban subjek dalam transkip
wawancara. Sebagai contoh “PP-13-05” yang menyatakan petikan
pertanyaan urutan ke-05 untuk indikator ke-3 pada soal nomor 1 oleh
peneliti, dan “FI13-05” yang menyatakan petikan jawaban urutan ke-05
untuk indikator ke-3 pada soal nomor 1 oleh subjek gaya kognitif Field
Independent.
Tabel 4.3. Contoh Pengkodean Petikan Wawancara
Kode Keterangan
PP Peneliti
FI Subjek Gaya Kognitif Field Independent
1 Soal Nomor 1
3 Menyelesaikan masalah dengan langkah
penyelesaian yang tepat
05 Urutan Petikan Pertanyaan/Jawaban
7. Paparan Data Hasil Penelitian
Data penelitian diperoleh dari hasil tes karakteristik berpikir kritis
subjek dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subjek.
Indikator karakteristik berpikir kritis yang akan di teliti yaitu dalam
penelitian ini yaitu : (1) Memahami soal dan merumuskan pokok-pokok
permasalahan; (2) Mengidentifikasi dan mengevakuasi asumsi yang tidak
terungkap; (3) Menyelesaikan masalah secara sistematis; (4) Membuat
kesimpulan yang valid. Berikut analisis karakteristik berpikir kritis dalam
menyelesaikan masalah bangun datar segi empat dengan gaya kognitif
Field Iependent dan Field Dependent pada subjek FI dan subjek FD.
1) Karakteristik Berpikir Kritis Gaya Kognitif Field Independent
Subjek FI
Soal Nomor 1
Perhatikan gambar berikut!
Bangun datar ABCD merupakan persegi
dengan panjang sisi-sisinya 9 cm. Panjang AG
= EF = EG = FH = ⅓ AD.Apakah luas daerah
yang diarsir sama dengan luas daerah yang
tidak diarsir? Berikan alasan!
Berikut adalah indikator karakterstik berpikir kritis yang akan
dianalisis terkait dengan jawaban subjek FI pada soal nomor 1.
a) Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permasalahan.
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.1. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait
Indikator Memahami Soal dan Merumuskan
Pokok-Pokok Permasalahan Soal Nomor 1
Hasil tes tertulis subjek FI Terkait memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok permasalahan permasalahan sudah
benar, karena subjek mampu menuliskan apa saja informasi dan
pokok-pokok permasalahan dalam soal.
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.2. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FI Terkait
Indikator Memahami Soal dan Merumuskan
Pokok-Pokok Permasalahan Soal Nomor 1
Hasil tes tertulis subjek FI Terkait memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok permasalahan permasalahan sudah
benar, karena subjek mampu menuliskan apa saja informasi
atau apa saja yang diketahui dalam soal dan pokok-pokok
permasalahan yang terdapat dalam soal.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FI,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek untuk mengetahui
bagaimana cara siswa dalam memahami masalah dan
merumuskan pokok-pokok permaslahan yang terdapat dalam
soal:
Kutipan wawancara menunjukkan bahwa subjek FI
memahami soal dan merumuskan pokok-pokok permasalah
sesuai dengan hasil tes pertama dan tes kedua, dengan cara
PP11-01 : Apa soal no 1 sudah dipahami?
FI11-01 : Iye kak
PP11-02 : Konsep apa yang terdapat dalam soal?
FI11-02 : Mmmm... Tidak tahu kak
PP11-03 : Lihat baik-baik soalnya, materi apa yang digunakan?
FI11-03 : Oh iye bangun datar kak
PP11-04 : Terus apa yang diketahui dalam soal?
FI11-04 : Sisi-sisi persegi kak 9 cm, dan AG = EF = EG = FH
= 1/3AD
PP11-05 : Bagaimana cara kamu memahami soal?
FI11-05 : Kubaca soalnya kak baru saya lihat gambarnya di
soal susai arahan yang di soal.
PP11-06 : Jadi apa yang ditanyakan dalam soal?
FI11-06 : Apakah luas daerah yang diarsir sama dengan luas
daerah yang tidak diarsir?
PP11-07 : Bagian mana daerah yang diarsir dan bagian mana
yang tidak diarsir?
FI11-07 : Kalau yang diarsir ini kak ( menunujuk bagian yang
diarsir pada gambar di soal), kalau yang diarsir ini
kak ( menunjuk bagian yang tidak diarsir pada soal)
membaca soal tahap demi tahap dan membaca kata demi kata
pada soal nomor 1 dan melihat gambar yang ada pada soal
nomor 1, maka dari itu subjek mendapatkan informsasi yang ada
pada soal yaitu Sisi-sisi persegi ABCD 9 cm, dan AG = EF =
EG = FH = 1/3ADdan subjek dapat memahami masalah yang
akan diselesaiakan yaitu permasalahan antara luas daerah yang
diarsir pada soal nomor 1.
Validasi Data
Validasi data pada data pertama dan data kedua pada soal
nomor 1 indikator memahami soal dan merumuskan pokok-
pokok permasalahan sebagai berikut:
Data Tes 1 Data Tes 2
Dik: Sisi ABCD = 9 cm
AG = EF = EG = FH
= 1/3AD
Dik: Sisi Persegi ABCD = 9 cm
AG = EF = EG = FH =
1/3AD
Dit : Apakah luas yang
diarsir sama dengan
luas daerah yang tidak
diarsir?
Dit : Apakah luas yang diarsir
sama dengan luas daerah
yang tidak diarsir?
Tabel 4.4. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Memahami Soal dan Merumuskan
Pokok-Pokok Permaslahan Soal Nomor 1.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
memahami soal dan merumuskan pokok-pokok permaslahan
soal nomor 1 yaitu sebagai berikut:
1) Hal yang diketahui dalam soal yaitu Sisi ABCD = 9 cm dan
panjang sisi AG = EF = EG = FH = 1/3AD
2) Hal yang ditanyakan dalam soal yaitu apakah luas yang
diarsir sama dengan luas daerah yang tidak diarsir?
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan subjek
FI dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa pada tes
pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FI konsisten
dalam mengerjakan soal, dan pada saat wawancara subjek FI
menujukkan bahwa subjek memahami soal dan merumuskan
pokok-pokok permasalah dapat sesuai dengan hasil tes pertama
dan tes kedua, dengan cara membaca soal tahap demi tahap dan
membaca kata demi kata pada soal nomor 1 dan melihat gambar
yang ada pada soal nomor 1, maka dari itu subjek mendapatkan
informsasi yang ada pada soal yaitu “Sisi-sisi persegi ABCD 9
cm, dan AG = EF = EG = FH = 1/3AD”dan subjek dapat
memahami masalah atau dapat merumuskan pokok-pokok
permasalahan yang akan diselesaiakan yaitu “apakah luas yang
diarsir sama dengan luas daerah yang tidak diarsir?”.
b) Indikator Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Asumsi yang
Tidak Terungkap
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.3.Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait
Indikator Mengidentifikasi dan Mengevaluasi
Asumsi yang Tidak Terungkap Soal Nomor 1
Hasil tes tertulis subjek FI Terkait indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap
pada soal nomor 1, terlihat bahwa subjek dapat menemukan
gambar bangun datar laying-layang yang tersembunyi pada
bagian daerah yang tidak diarsir dengan menggabungkan bagian
yang tidak diarsir pada sebelah kiri dan kanan pada gambar di
soal nomor 1, setelah itu untuk mencari luas daerah yang diarsir,
subjek membagi dua daerah yang diarsir manjadi dua bangun
datar trapesium.
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.4.Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FI Terkait
Indikator Mengidentifikasi dan Mengevaluasi
Asumsi yang Tidak Terungkap Soal Nomor 1
Hasil tes tertulis subjek FI Terkait indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap
pada soal nomor 1, terlihat bahwa subjek dapat menemukan
gambar bangun datar layang-layang yang tersembunyi pada
bagian daerah yang tidak diarsir dengan menggabungkan bagian
yang tidak diarsir pada sebelah kiri dan kanan pada gambar di
soal nomor 1, setelah itu untuk mencari luas daerah yang diarsir,
subjek membagi dua daerah yang diarsir manjadi dua bangun
datar trapesium.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FI,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek terkait wawancara
indikator mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang
tidak terungkap disajikan sebagai berikut:
PP12-01 : Jadi setelah kamu memahami soal, apa yang akan
kamu lakukan?
FI12-01 : Saya cari luas daerah yang tidak diarsirnya dulu kak,
PP12-02 : Kenapa itu yang daerah yang tidak diarsir dulu?
Kenapa bukan yang daerah diarsir duluan yang
dicari?
FI12-02 : Waktu mau mka kerja kak ku lihat gambarnya
ternyata yang tidak diarsir itu bentuk segitiga jadi
bagian daerah yang tidak diarsir dulu saya cari, tapi
materinya ini kak bangun datar esegi empat jadi saya
cari kak bagaimana saya bisa gunakan rumus segi
empat jadi saya temukan mi ternyata bentuk layang-
layang kalau digabung ini daearah yang tidak diarsir.
PP12-03 : Setelah itu apa yang kamu lakukan?
FI12-03 : Saya cari panjang diagonal yang belum diketahui baru
ya cari mi luas daerah yang tidak diarsir.
PP12-03 : Kalau untuk daerah yang diarsir bagaimana?
FI12-03 : Kalau daerah yang diarsir kak ada dua bangun datar
trapesium jadi saya cari luasnya ini trapesium 1 dan 2
baru saya jumlahkan, setelah itu saya cari tinggi
trapesium 1 dan tinggi trapesium 2, baru sya cari mi
luas daerah yang diarsir kak.
Kutipan wawancara menunjukkan untuk indikator
mengidentifiksi dan mengevaluasi yang tidak terungkap, subjek
FI terlebih dahulu mencari bangun datar segi empat apa yang
digambarkan pada daerah yang tidak diarsir, setelah itu dia
menemukan bangun datar layang-layang. Setelah itu, subjek
mencari bangun datar apa yang ada pada daerah yang diarsir dan
subjek menemukan ada dua bangun datar trapesium, setelah itu
subjek mencari apa saja yang belum diketahui pada soal sesuai
dengan apa yang dituliskan pada lembar jawaban subjek FI.
Validasi data
Data Tes 1 Data Tes 2
Membuat gambar dengan
jelas
Membuat gambar dengan
jelas
Menemukan bentuk bangun
datar layang-layang untuk
mendapatkan luas daerah
yang tidak diarsir
Menemukan bentuk bangun
datar layang-layang untuk
mendapatkan luas daerah
yang tidak diarsir
Mencari apa saja yang belum
diketahui untuk mendapatkan
luas daerah yang tidak diarsir
Mencari apa saja yang belum
diketahui untuk menemukan
luas daerah yang tidak diarsir
Menemukan dua bentuk
bangun datar trapesium yang
ada pada daerah yang yang
diarsir
Menemukan dua bentuk
bangun datar trapesium yang
ada pada daerah yang yang
diarsir
Mencari apa saja yang belum
diketahui untuk mendapatkan
luas daerah yang diarsir
Mencari apa saja yang belum
diketahui untuk mendapatkan
luas daerah yang diarsir
Tabel 4.5. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Mengidentifikasi dan Mengevaluasi
Asumsi yang Tidak Terungkap Soal Nomor 1
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak
terungkap soal nomor 1, yaitu sebagai berikut:
1) Membuat gambar dengan jelas
2) Menemukan bentuk bangun datar layang-layang untuk
mendapatkan luas daerah yang tidak diarsir
3) Mencari apa saja yang belum diketahui untuk mendapatkan
luas daerah yang tidak diarsir
4) Menemukan dua bentuk bangun datar trapesium yang ada
pada daerah yang yang diarsir
5) Mencari apa saja yang belum diketahui untuk mendapatkan
luas daerah yang diarsir
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan subjek
FI pada indikator mengidentifiksi dan mengevaluasi yang tidak
terungkap dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa
pada tes pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FI
konsisten dalam mengerjakan soal, dan pada saat wawancara
subjek FI dapat menjelaskan bagaimana subjek mengerjakan
soal, subjek FI terlebih dahulu mencari bangun datar segi empat
apa yang digambarkan pada daerah yang tidak diarsir dan
menemukan bangun datar layang-layang. Setelah itu, subjek
mencari bangun datar apa yang ada pada daerah yang diarsir dan
subjek menemukan ada dua bangun datar trapesium, setelah itu
subjek mencari apa saja yang belum diketahui pada soal untuk
mencari luas daerah yang diarsir dan luas daerah yang tidak
diarsir sesuai dengan apa yang dituliskan pada lembar jawaban
subjek FI.
c) Indikator Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.5. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait
Indikator Menyelesaikan Masalah Secara
Sistematis pada Soal Nomor 1
Hasil tes tertulis pertama subjek FI Terkait indikator
menyelesaikan masalah secara sistematis pada soal nomor 1,
dapat terlihat pada lembar jawaban subjek, subjek mencari
daerah yang tidak diarsir dengan rumus layang-layang yaitu
setelah itu subjek menyelesaiakan tahap demi tahap
penyelesaiannya dengan baik, setelah subjek mendapatkan luas
daerah yang tidak diarsir, subjek mencari daerah yang tidak
diarsir dengan mencari luas trapesium 1 dan luas trapesium 2,
dengan menggunakan rumus trapesium yaitu:
, seteh subjek mendapatkan luas trapesium
1 dan luas trapesium 2, setelah itu subjek menjumlahkan luas
trapesium 1 dan luas trapesium 2 untuk mendapatkan luas
daerah yang tidak diarsir.
Data tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.6. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FI Terkait
Indikator Menyelesaikan Masalah Secara
Sistematis pada Soal Nomor 1
Hasil tes tertulis kedua subjek FI Terkait indikator
menyelesaikan masalah secara sistematis pada soal nomor 1,
dapat terlihat pada lembar jawaban subjek, subjek mencari
daerah yang tidak diarsir dengan rumus layang-layang yaitu
setelah itu subjek menyelesaiakan tahap demi tahap
penyelesaiannya dengan baik, setelah subjek mendapatkan luas
daerah yang tidak diarsir, subjek mencari daerah yang tidak
diarsir dengan mencari luas trapesium 1 dan luas trapesium 2,
dengan menggunakan rumus trapesium yaitu:
, seteh subjek mendapatkan luas trapesium
1 dan luas trapesium 2, setelah itu subjek menjumlahkan luas
trapesium 1 dan luas trapesium 2 untuk mendapatkan luas
daerah yang tidak diarsir.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FI, ,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FI Terkait indikator
menyelesaikan masalah secara sistematis disa: jikan sebagai
berikut:
Kutipan wawancara menunjukkan bahwa subjek FI dalam
indikator menyelasaikan masalah secara sistematis, dalam
menyelesaikan masalah subjek mampu mengungkapkan rumus
apa yang digunakan dan memaknai simbol-simbol matematika
yang digunakan pada rumus trapesium dan rumus layang-layang
dan subjek dapat menyelesaikan masalah dengan tahap-pertahap
dengan baik.
PP13-01 : Jadi, apa rumus yang digunakan untuk selesaikan
masalahnya soal nomor 1?
FI13-01 : Kalau daerah yang diarsir kak pakai ka rumus
trapesium, jadi itu saya jumlahkan trapesium 1 dan
trapesium 2 (sambil menunjuk gambar di kertas
jawaban)
PP13-02 : Apa rumusnya Luas trapesium?
FI 13-02 : ½ x jumlah sisi sejajar x t
PP13-03 : Jumlah sejajar yang mana tingginya yang mana?
FI13-03 : Kalau trapesium 1 kak AB+EF = 9+3 = 12 , t =
AG= 3 cm, kalau trapesium 2 panjang EF+DC =
9+3 = 12, t = GD= 6 cm
PP13-04 : Kalau daerah yang tidak diarsir bagaimana?
FI13-04 : Luas layang-layang kak, rumusnya
PP13-05 : yang mana? yang mana?
FI13-05 : ini kak panjang EF = 6 cm yang saya buat mi
tadi gambar layang-layangnya, panjang BC = 9
cm
PP13-06 : Jadi berapa luas daerah yang tidak diarsir dan luas
daerah yang tidak diarsir
FI13-06 : Kalau luas daerah yang tidak diarsir = 27 cm ²,
kalau yang diarsir 54 cm²
Validasi Data
Data Tes 1 Data Tes 2
Menggunakan rumus luas
layang-layang untuk
mengetahui luas daerah yang
tidak diarsir yaitu
Menggunakan rumus layang-
layang untuk mengetahui luas
daerah yang tidak diarsir
yaitu
Mendapatkan luas daerah
yang tidak diarsir adalah 27
cm²
Mendapatkan luas daerah
yang tidak diarsir adalah 27
cm²
Menggunakan rumus luas
trapesium untuk mencari luas
trapesium 1 dan trapesium 2
Menggunakan rumus luas
trapesium untuk mencari luas
trapesium 1 dan trapesium 2
Rumus trapesium yang
digunakan yaitu
Rumus trapesium yang
digunakan yaitu
Menjumlahkan luas
trapesium 1 dan luas
trapesium 2 untuk
mendapatkan luas daerah
yang diarsir, dan
mendapatkan luas daerah
yang diarsir adalah 54 cm²
Menjumlahkan luas
trapesium 1 dan luas
trapesium 2 untuk
mendapatkan luas daerah
yang diarsir, dan
mendapatkan luas daerah
yang diarsir adalah 54 cm²
Tabel 4.6. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Menyelesaikan Masalah Secara
Sistematis pada Soal Nomor 1
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak
terungkap soal nomor 1, yaitu sebagai berikut:
1) Menggunakan rumus luas layang-layang untuk mengetahui
luas daerah yang tidak diarsir yaitu
.
2) Mendapatkan luas daerah yang tidak diarsir adalah 27 cm².
3) Menggunakan rumus luas trapesium untuk mencari luas
trapesium 1 dan trapesium 2.
4) Rumus trapesium yang digunakan yaitu
.
5) Menjumlahkan luas trapesium 1 dan luas trapesium 2 untuk
mendapatkan luas daerah yang diarsir, dan mendapatkan luas
daerah yang diarsir adalah 54 cm².
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan subjek
FI pada indikator menyelesaikan masalah secara sistematis
dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa pada tes
pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FI konsisten
dalam mengerjakan soal, dan pada saat wawancara subjek FI
dapat menjelaskan bagaimana subjek mengerjakan soal, subjek
mencari daerah yang tidak diarsir dengan rumus layang-layang
yaitu
setelah itu subjek menyelesaiakan tahap demi
tahap penyelesaiannya dengan baik, setelah subjek mendapatkan
luas daerah yang tidak diarsir, subjek mencari daerah yang tidak
diarsir dengan mencari luas trapesium 1 dan luas trapesium 2,
dengan menggunakan rumus trapesium yaitu:
, seteh subjek mendapatkan luas trapesium
1 dan luas trapesium 2, setelah itu subjek menjumlahkan luas
trapesium 1 dan luas trapesium 2 untuk mendapatkan luas
daerah yang tidak diarsir.
d) Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.7.Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait
Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
Soal Nomor 1
Hasil tes tertulis pertama subjek FI Terkait indikator
membuat kesimpulan yang valid dalam soal nomor 1 sudah
benar dan subjek dapat menyebutkan alasan yang kuat dari
kesimpulan yang subjek tuliskan.
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.8.Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FI Terkait
Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
Soal Nomor 1
Hasil tes tertulis kedua subjek FI Terkait indikator
membuat kesimpulan yang valid dalam soal nomor 1 sudah
benar dan subjek dapat menyebutkan alasan yang kuat dari
kesimpulan yang subjek tuliskan.
Wawacara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FI,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FI Terkait indikator
membuat kesimpulan yang valid disajikan sebagai berikut:
Kutipan wawancara menunjukkan bahwa subjek FI mampu
membuat kesimpulan yang valid dengan menyebutkan
kesimpulan yang benar dan mamiliki alasan yang kuat,dan
subjek membuat kesimpulan dari hasil jawaban yang diperoleh
subjek pada soal nomor 1.
Validasi Data
Data Tes 1 Data Tes 2
Subjek membuat kesimpulan
yang benar dan jelas yaitu luas
daerah yang diarsir tidak sama
Subjek membuat kesimpulan
yang benar dan jelas yaitu luas
daerah yang diarsir tidak sama
PP14-01 : Jadi apa kesimpulan dari hasil jawabannya?
FI14-01 : Jadi, luas daerah yang diarsir tidak sama dengan luas
daerah yang tidak diarsir, karena luas daerah diarsir
adalah 54 cm² dan luas daerah yang tidak diarsir
adalah 27 cm².
P14-02 : Yakin mi sama jawabannya?
FI14-02 : Iye kak
dengan luas daerah yang tidak
diarsir, karena luas daerah
diarsir adalah 54 cm² dan luas
daerah yang tidak diarsir adalah
27 cm².
dengan luas daerah yang tidak
diarsir, karena luas daerah
diarsir adalah 54 cm² danluas
daerah yang tidak diarsir adalah
27 cm².
Tabel 4.7. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Membuat Kesimpulan Yang Valid
Soal Nomor 1
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak
terungkap soal nomor 1, yaitu Subjek membuat kesimpulan
yang benar dan jelas yaitu luas daerah yang diarsir tidak sama
dengan luas daerah yang tidak diarsir, karena luas daerah diarsir
adalah 54 cm² dan sedangkan luas daerah yang tidak diarsir
adalah 27 cm².
Tafsiran data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan subjek
FI pada indikator membuat kesimpulan yang valid dapat
dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa pada tes pertama
dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FI konsisten dalam
mengerjakan soal, subjek FI mampu membuat kesimpulan yang
valid dengan menyebutkan kesimpulan yang benar dan mamiliki
alasan yang kuat,dan subjek membuat kesimpulan dari hasil
jawaban yang diperoleh subjek
Soal No 2
Perhatikan gambar “X” di bawah ini. Hitunglah keliling dan luas
bangun datar “X”!
X
Berikut adalah indikator karakterstik berpikir kritis yang akan
dianalisis terkait dengan jawaban subjek FI pada soal nomor 2.
a) Indikator Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permasalahan
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.9. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait
Indikator Memahami Soal dan Merumuskan
Pokok-Pokok Permaslahan Soal Nomor 2.
Hasil tes tertulis pertama subjek FI Terkait indikator
memahami soal dan merumuskan pokok-pokok permasalahan
dalam soal nomor 2 sudah benar, karena subjek mampu
menuliskan informasi apa saja yang diketahui dalam soal dan
apa saja pokok-pokok permasalahan dalam soal.
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh subjek
Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.10. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FI Terkait
Indikator Memahami Soal dan Merumuskan
Pokok-Pokok Permaslahan Soal Nomor 2.
Hasil tes tertulis kedua subjek FI Terkait indikator
memahami soal dan merumuskan pokok-pokok permasalahan
dalam soal nomor 2 sudah benar, karena subjek mampu
menuliskan informasi apa saja yang diketahui dalam soal dan
apa saja pokok-pokok permasalahan dalam soal.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FI,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FI Terkait indikator
memahami soal dan merumuskan pokok-pokok permaslahan
dalam soal nomor 2 yaitu sebagai berikut:
PP21-01 : Apa sudah dipahami soal nomor 2?
FI21-01 : Iye kak
PP21-02 : Konsep apa yang terdapat dalam soal?
FI21-02 : bangun datar kak
PP21-03 : Bagaimana agar kamu dapat memahami soal tersebut?
FI21-03 : Dengan membaca petunjuk soal kak, terus saya lihat mi
gambar “X” nya kak ,dan apa yang diketahui di
gambar “X”
PP21-04 : Jadi, apa yang diketahui dalam soal?
FI21-04 : AF = 8 cm, ED 8cm, sisi AF = FE = ED= DC
PP21-05 : Kenapa kamu bisa mengatakan bahwa sisi AF = FE =
ED= DC?
PP21-05 : Karena garis yang ada di sisinya kak menandakan
sisinya sama panjang kak..
PP21-06 : Jadi kalau yang ditanyakan dalam soal?
FI21-06 : Luas dan Keliling bangun datar?
Kutipan wawancara pada indikator menunjukkan bahwa
subjek FI mampu memahami soal dan merumuskan pokok-
pokok permasalahan dengan cara membaca kata demi kata
petunjuk, informasi dan masalah yang terdapat pada soal nomor
1 dan memahami fakta-fakta apa saja yang terdapat pada gambar
“X” yaitu AF = FE = ED = DC dan apa masalah apa yang
terdapat pada soal nomor 2.
Validasi Data
Validasi data pada data pertama dan data kedua pada soal
nomor 2 indikator memahami soal dan merumuskan pokok-
pokok permasalahan sebagai berikut:
Data Tes 1 Data Tes 2
Dik: AF = 8 cm, ED 8cm
sisi AF = FE = ED = DC
= 8 cm
Dik: AF = 8 cm, ED 8cm
sisi AF = FE = ED = DC
= 8 cm
Dit : Luas dan Keliling
bangun datar “X”
Dit : Keliling dan Luas
bangun datar “X”
Tabel 4.8. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Memahami Soal dan Merumuskan
Pokok-Pokok Permaslahan Soal Nomor 2.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
memahami soal dan merumuskan pokok-pokok permaslahan
soal nomor 2 yaitu sebagai berikut:
1) Hal yang diketahui dalam soal yaitu sisiAF = 8 cm, ED 8cm,
sisi AF = FE = ED = DC = 8 cm
2) Hal yang ditanyakan dalam soal yaitu Keliling dan Luas
bangun datar?
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan subjek
FI dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa pada tes
pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FI konsisten
dalam mengerjakan soal, dan pada saat wawancara subjek FI
menujukkan bahwa subjek memahami soal dan merumuskan
pokok-pokok permasalah dapat sesuai dengan hasil tes pertama
dan tes kedua, dengan cara membaca soal tahap demi tahap dan
membaca kata demi kata pada soal nomor 2 dan melihat gambar
yang ada pada soal nomor 2, maka dari itu subjek mendapatkan
informasi yang ada pada soal yaitu “AF = 8 cm, ED 8cm, sisi
AF = FE = ED = DC = 8 cm”dan subjek dapat memahami
masalah atau dapat merumuskan pokok-pokok permasalahan
yang akan diselesaiakan yaitu “Keliling dan Luas bangun datar
“X”?”.
b) Indikator Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Asumsi yang
Tidak Terungkap
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.11.Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait
Indikator Mengidentifikasi dan Mengevaluasi
asumsi yang Tidak Terungkap pada Soal
Nomor 2.
Hasil tes tertulis subjek FI Terkait indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap
dalam soal nomor 2. dapat dilihat pada gambar 4.6, dari
informasi yang subjek dapatkan dalam soal, dengan petunjuk
yang dibaca subjek dan melihat gambar “X” pada soal nomor 2
subjek dapat menentukan apa yang harus dilakukan untuk
mengetahui luas bangun datar yang terdapat pada soal, yaitu
dengan membagi bangun datar pada soal nomor menjadi 3
bagian dan dengan melihat sisi pada setiap bagian bangun datar
tersebut sama panjang, jadi subjek mendefinisikan bahwa
L1=L2=L3.
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.12.Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait
Indikator Mengidentifikasi dan Mengevaluasi
asumsi yang Tidak Terungkap pada Soal
Nomor 2.
Hasil tes tertulis subjek FI Terkait indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap
dalam soal nomor 2. Dari informasi yang subjek dapatkan dalam
soal, dengan petunjuk yang dibaca subjek dan melihat gambar
“X” pada soal nomor 2 subjek dapat menentukan apa yang
harus dilakukan untuk mengetahui luas bangun datar yang
terdapat pada soal, yaitu dengan membagi bangun datar pada
soal nomor menjadi 3 bagian dan dengan melihat sisi pada
setiap bagian bangun datar tersebut sama panjang, jadi subjek
mendefinisikan bahwa L1=L2=L3.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FI,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FI Terkait indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap
pada soal nomor 2sebagai berikut:
Kutipan wawancara terkait indikator mengidenttifikasi dan
mengevaluasi asumsi yang tidak teruangkap menunjukkan
PP22-01 : Jadi setelah dipahmahami soal, apa yang akan
dilakukan?
FI22-01 : Ini gambar “X” kak, bisa dipisahkan jadi 3
bagian bangun datar persegi yang luasnya sama
besar, jadi saya bagi jadi tiga bagian kak. (sambil
menunjuk gambar pada soal)
PP22-02 : Kenapa setiap luas dari 3 bagian tersebut sama
panjang?
FI22-02 : Karena Setiap sisi dari tiap bagian tersebut sama
panjang, dapat dilihat dari ukuran sisi pada
gambar yang ada di soal kak.
bahwa subjek FI mampu meyebutkan apa yang akan subjek
lakukan untuk mencari jalan keluar dari masalah dalam soal
dengan membagi bangun datar “X” dengan 3 bagian bangun
datar persegi yang luasnya sama besar, dari informasi yang
subjek pahami dari soal, bahwa setiap sisi pada tiap bagian
bangun datar tersebut sama panjang dengan melihat tanda yang
ada pada sisi-sisi di bangun datar “X” pada soal nomor 2, jadi
subjek FI dapat menemukan asumsi yang tidak terungkapdi soal
nomor 2.
Validasi data
Data Tes 1 Data Tes 2
Menemukan 3 bagian bangun
datar persegi dari bangun
datar “X” yaitu L1 = L2 = L3
Menemukan 3 bagian bangun
datar persegi dari bangun
datar “X” L1 = L2 = L3
Mencari data yang belum
diketahui unuk mendapatkan
luas dan keliling bangun datar
“X”, dan mendapatkan L1 =
64 cm
Mencari data yang belum
diketahui unuk mendapatkan
luas dan keliling bangun datar
“X”, dan mendapatkan L1 =
64 cm
Tabel 4.9. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Mengidentifikasi dan Mengevaluasi
Asumsi yang Tidak Terungkap pada Soal
Nomor 2.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak
terungkap pada soal nomor 2 yaitu sebagai berikut:
1) Menemukan 3 bagian bangun datar persegi dari bangun datar
“X” yaitu L1 = L2 = L3
2) Mencari data yang belum diketahui unuk mendapatkan luas
dan keliling bangun datar “X” dan mendapatkan L1 = 64
cm².
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan subjek
FI dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa pada tes
pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FI konsisten
dalam mengerjakan soal, dan pada saat wawancara subjek FI
menujukkan bahwa subjek subjek FI mampu meyebutkan apa
yang akan subjek lakukan untuk mencari jalan keluar dari
masalah dalam soal dengan membagi bangun datar “X” dengan
3 bagian bangun datar persegi yang luasnya sama besar, dari
informasi yang subjek pahami dari soal, bahwa setiap sisi pada
tiap bagian bangun datar tersebut sama panjang dengan melihat
tanda yang ada pada sisi-sisi di bangun datar “X” pada soal
nomor 2.
c) Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.13. Hasil Tes Tertulis Subjek FI Terkait
Indikator Menyelesaikan Masalah Secara
Sistematis pada Soal Nomor 2
Hasil tes tertulis subjek FI Terkait indikator
menyelesaikan masalah secara sistematis dalam soal nomor 2
sudah baik, karena subjek mampu menuliskan rumus yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terdapat dalam
soal, dengan menggunakan rumus Luas persegi untuk mencari
luas dari ketiga bagian yang telah dibagi subjek dari bangun
datar “X” yaitu dengan dengan rumus Luas persegi = s x s, dan
mendapatkan hasil 64 cm untuk luas persegi 1, karena luas 1 =
luas 2 = luas 3 untuk mendapatkan luas bangun datar “X” subjek
menjumlahkan luas ketiga persegi tersebut dan mendapatkan
hasil 192 cm². dan untuk mendapatkan keliling bangun datar
“X”, subjek menggunakan rumus = AB + BC + CD + DE + EF
+ FA, dan mendapatkan keliling bangun datar “X” yaitu 64 cm.
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.14. Hasil Tes Tertulis Subjek FI Terkait
Indikator Menyelesaikan Masalah Secara
Sistematis pada Soal Nomor 2
Hasil tes tertulis subjek FI Terkait indikator
menyelesaikan masalah secara sistematis dalam soal nomor 2
sudah baik, karena subjek mampu menuliskan rumus yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terdapat dalam
soal, untuk mendapatkan keliling bangun datar “X”, subjek
menggunakan rumus = AB + BC + CD + DE + EF + FA, dan
mendapatkan keliling bangun datar “X” yaitu 64 cm, dan
dengan menggunakan rumus Luas persegi untuk mencari luas
dari ketiga bagian yang telah dibagi subjek dari bangun datar
“X” yaitu dengan dengan rumus Luas persegi = s x s, dan
mendapatkan hasil 64 cm untuk luas persegi 1, karena luas 1 =
luas 2 = luas 3 untuk mendapatkan luas bangun datar “X” subjek
menjumlahkan luas ketiga persegi tersebut dan mendapatkan
hasil 192 cm².
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FI,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FI Terkait indikator
menyelesaikan masalah secara sistematis dalam soal nomor 2
disajikan sebagai berikut:
Kutipan wawancara subjek FI terkait indikator
menyelesaikan masalah secara sistematis dengan
menjumlahkan semua luas 1 + luas + luas 3 untuk mendapatkan
PP23-01 : Jadi, apa solusi untuk menyelsaikan masalahnya?
FI23-01 : Sudah tadi saya bagi 3 bangun datar “X”
menjadi 3 bagian bangun datar yang saman besar
jadi saya jumlahkan luas 1 + luas 2 + luas 3.
untuk luas bangun datar “X” kak.
PP23-02 : Kalau begitu rumus apa yang diapakai untuk cari
luas 1, luas 2 dan 3?
FI23-02 : Rumus persegi kak, untuk saya cari luas 1 kak.
PP23-03 : Apa rumus luas persegi ?
FI23-03 : s x s kak.
PP23-04 : Jadi berapa hasil luas 1?
FI23-04 : 64 cm² kak
PP23-05 : kalau yang luas 2 dan luas 3 bagaiman?
FI23-05 : kan luas 1 = luas 2 = luas 3, jadi untuk dapat luas
bangun datar “X” saya jumlahkan 3 bagian itu
kak jadi, 64 + 64 + 64 = 192 cm²
PP23-06 : Kalau kelilingnya bagaimana?
FI23-06 : Saya jumlahkan semua sisi luar bngun datarnya
“X” kak
PP23-06 : Jadi berapa kelilingnya?
FI23-06 : 64 cm kak
luas bangun datar “X”, dengan menggunakan rumus persegi
yaitu luas persegi = s x s untuk mendapatkan luas 1 yaitu 64 cm
, karena subjek mebagi bangun datar “X” menjadi 3 bagian
bangian yang sama besar, jadi luas 1 = luas 2 = luas 3, jadi luas
bangun datar “X” = 64 + 64 + 64 = 192 cm ², dan untuk mencari
keliling dari bangun datar “X” subjek terlebih dahulu mencari
sisi yang belum diketahui yaitu panjang AB dan BC dan
mendapatkan 16 cm. setelah itu, menjumlahkan semua sisi luar
bangun datar “X” yaitu keliling = AB + BC + CD + DE + EF +
FA dan mendapatkan hasil 64 cm, dari hasil analisis di atas
subjek dapat menggunakan rumus yang baik dan jelas dan
menyelesaikan dengan langkah-langkah yang tepat untuk
menyelesaikan masalah pada soal nomor 2.
Validasi Data
Data Tes 1 Data Tes 2
Mencari data yang belum
diketahui unuk mendapatkan
luas dan keliling bangun datar
“X”, dan mendapatkan L1 =
64 cm
Mencari data yang belum
diketahui unuk mendapatkan
luas dan keliling bangun datar
“X”, dan mendapatkan L1 =
64 cm
Mencari keliling bangun datar
“X”, menggunakan rumus =
AB + BC + CD + DE + EF +
FA, dan mendapatkan
keliling bangun datar “X”
yaitu 64 cm
Mencari keliling bangun datar
“X”, menggunakan rumus =
AB + BC + CD + DE + EF +
FA, dan mendapatkan
keliling bangun datar “X”
yaitu 64 cm
Luas 1 = Luas 2 = Luas 3,
jadi Luas bangun datar “X” =
Luas 1 + Luas 2 + Luas 3 =
64 + 64 + 64 = 192 cm ²
Luas 1 = Luas 2 = Luas 3,
jadi Luas bangun datar “X” =
Luas 1 + Luas 2 + Luas 3 =
64 + 64 + 64 = 192 cm ²
Tabel 4.10. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Meneyelesaikan masalah secara
sistematis pada Soal Nomor 2.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak
terungkap pada soal nomor 2 yaitu sebagai berikut:
1) Mencari data yang belum diketahui unuk mendapatkan luas
dan keliling bangun datar “X”, dan mendapatkan L1 = 64 cm
2) Mencari keliling bangun datar “X”, menggunakan rumus =
AB + BC + CD + DE + EF + FA, dan mendapatkan keliling
bangun datar “X” yaitu 64 cm
3) Luas 1 = Luas 2 = Luas 3, jadi Luas bangun datar “X” = Luas
1 + Luas 2 + Luas 3 = 64 + 64 + 64 = 192 cm ²
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan subjek
FI dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa pada tes
pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FI konsisten
dalam mengerjakan soal, dan pada saat wawancara fdalam
menyelesaikan masalah subjek FI menjumlahkan semua luas 1 +
luas + luas 3 untuk mendapatkan luas bangun datar “X”, dengan
menggunakan rumus persegi yaitu luas persegi = s x s untuk
mendapatkan luas 1 yaitu 64 cm , karena subjek mebagi bangun
datar “X” menjadi 3 bagian bangian yang sama besar, jadi luas 1
= luas 2 = luas 3, jadi luas bangun datar “X” = 64 + 64 + 64 =
192 cm ², dan untuk mencari keliling dari bangun datar “X”
subjek terlebih dahulu mencari sisi yang belum diketahui yaitu
panjang AB dan BC dan mendapatkan 16 cm. setelah itu,
menjumlahkan semua sisi luar bangun datar “X” yaitu keliling =
AB + BC + CD + DE + EF + FA dan mendapatkan hasil 64 cm,
dari hasil analisis di atas subjek dapat menggunakan rumus yang
baik dan jelas dan menyelesaikan dengan langkah-langkah yang
tepat untuk menyelesaikan masalah pada soal nomor 2.
d) Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.15. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FI Terkait
Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
Soal Nomor 2
Hasil tes tertulis subjek FI Terkait indikator membuat
kesimpulan dalam soal nomor 2 sudah baik dan memberikan
kesimpulan yang benar dan jelas sesuai dengan jawaban yang
didapatkan.
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Independent (FI):
Gambar 4.16. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FI Terkait
Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
Soal Nomor 2
Hasil tes tertulis subjek FI Terkait indikator membuat
kesimpulan dalam soal nomor 2 sudah baik dan memberikan
kesimpulan yang benar dan jelas sesuai dengan jawaban yang
didapatkan.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FI,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FI Terkait indikator
menganalisis informasi disajikan sebagai berikut:
Kutipan wawancara terkait indikator membuat kesimpulan
yang valid menunjukkan bahwa subjek FI mampu membuat
kesimpulan yang benar dan jelas dari hasil jawaban yang subjek
dapatkan dari permasalahan pada soal nomor 2.
Validasi Data
PP24-01 : Jadi apa kesimpulan dari hasil jawabannya?
FI24-01 : Jadi, luas bangun datar “X” adalah 192 cm² dan
keliling bangun datar “X” adalah 64 cm
PP24-02 : Dari mana kamu memperoleh kesimpulan
tersebut?
FI24-02 : Dari hasil jawaban yang saya kerja kak.
Data Tes 1 Data Tes 2
Membuat kesimpulan
berdasarkandari hasil
jawaban yang diperoleh, yaitu
Luas bangun datar “X”
adalah 192 cm² dan keliling
bangun datar “X” adalah 64
cm
Membuat kesimpulan
berdasarkandari hasil
jawaban yang diperoleh, yaitu
keliling bangun datar “X”
adalah 64 cm dan Luas
bangun datar “X” adalah 192
cm²
Tabel 4.11. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
Soal Nomor 2.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
membuat kesimpulan yang valid pada soal nomor 2 yaitu
membuat kesimpulan berdasarkandari hasil jawaban yang
diperoleh, yaitu keliling bangun datar “X” adalah 64 cm dan
Luas bangun datar “X” adalah 192 cm²
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan subjek
FI dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa pada tes
pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FI konsisten
dalam membuat kesimpulan, dan pada saat wawancara dalam
subjek FI mampu membuat kesimpulan yang benar dan jelas
dari hasil jawaban yang subjek dapatkan dari permasalahan
pada soal nomor 2 yaitu keliling bangun datar “X” adalah 64
cm dan Luas bangun datar “X” adalah 192 cm²
2) Karakteristik Berpikir Kritis Gaya Kognitif Field Dependent
Subjek FD
Soal nomor 1
Perhatikan gambar berikut!
Bangun datar ABCD merupakan persegi
dengan panjang sisi-sisinya 9 cm. Panjang AG
= EF = EG = FH = ⅓ AD.Apakah luas daerah
yang diarsir sama dengan luas daerah yang
tidak diarsir? Berikan alasan!
Berikut adalah indikator karakterstik berpikir kritis terkait
dengan jawaban subjek FD pada soal nomor 1
a) Indikator Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
Permasalahan
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Dependent (FD):
Gambar 4.17. Hasil Tes Terulis Pertama Subjek FD Terkait
Indikator Memahami Soal dan Merumuskan
Pokok-Pokok Permasalahan pada Soal
Nomor 1.
Hasil tes tertulis subjek FD Terkait indikator
memahami soal dan merumuskan pokok-pokok permasalahan
pada soal nomor 1 sudah benar, karena subjek mampu
menuliskan informasi apa saja yang terdapat dalam soal,
dengan menuliskan apa yang diketahui di soal yaitu sisi persegi
9 cm, dan AG = EF = EG = FH = 1/3AD dan menuliskan apa
yang menjadi permasalahan dalam soal. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek FD terkait
indikator memahami soal dan merumuskan pokok-pokok
permasalahan pada soal nomor 2 sebagai berikut:
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Dependent (FD):
Gambar 4.18. Hasil Tes Terulis Kedua Subjek FD Terkait
Indikator Memahami Soal dan Merumuskan
Pokok-Pokok Permasalahan pada Soal
Nomor 1.
Hasil tes tertulis kedua subjek FD Terkait indikator
memahami soal dan merumuskan pokok-pokok permasalahan
pada soal nomor 1 sudah benar, karena subjek mampu
menuliskan informasi apa saja yang terdapat dalam soal,
dengan menuliskan apa yang diketahui di soal yaitu sisi persegi
9 cm, dan AG = EF = EG = FH = 1/3AD dan menuliskan apa
yang menjadi permasalahan dalam soal.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FI,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FD terkait indikator
memahami soal dan merumuskan pokok-pokok permasalahan
pada soal nomor 2 sebagai berikut:
Kutipan wawancara menunjukkan bahwa subjek FD
memahami soal dan merumuskan mpokok-pokok permasalahan
pada soal dengan mcara membaca kata perkata pada soal, dan
memahami apa sja yang diketahui dan masalah yang dakan
diselesaiakan dan melihat gambar yang ada pada soal untuk
menyesuiakan dengan apa petunjuk dari soal nomor 1.
PP11-01 : Konsep apa yang terdapat dalam soal?
FD11-01 : Mmmm... Tidak tahu deh kak
PP11-02 : Lihat baik-baik soalnya, materi apa yang digunakan?
FD11-02 : Bangun datar kayanya kak (melihat soal)
PP11-03 : Terus apa yang diketahui dalam soal?
FD11-03 : Setiap sisinya 9 cm, dan AG = EF = EG = FH = 1/3AD
PP11-04 : Bagaimana cara kamu memahami apa yang dimaksud
pada soal dan apa masalah yang harus diselesaikan pada
soal?
FD11-04 : Dengan membaca soal kak, apa arahan dari soal dan apa
yang dektahui dan ditanyakan dari soal, setelah itu saya
lihat gambarnya di soal kak.
PP11-05 : Jadi, sudah pahami?
FD11-05 : Iye kak
PP11-06 : Jadi, apa yang jadi masalah pada soal?
FD11-06 : Apakah luas daerah yang diarsir sama dengan luas
daerah yang tidak diarsir?
Validasi Data
Validasi data pada data pertama dan data kedua pada soal
nomor 1 indikator memahami soal dan merumuskan pokok-
pokok permasalahan pada subjek FD sebagai berikut:
Data Tes 1 Data Tes 2
Dik: Sisi Persegi = 9 cm
AG = EF = EG = FH =
1/3AD
Dik: Sisi Persegi = 9 cm
AG = EF = EG = FH =
1/3AD
Dit : Apakah luas yang diarsir
sama dengan luas daerah
yang tidak diarsir?
Dit : Apakah luas yang diarsir
sama dengan luas daerah
yang tidak diarsir?
Tabel 4.12. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Memahami Soal dan Merumuskan
Pokok-Pokok Permaslahan pada Subjek FD
Soal Nomor 1.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
memahami soal dan merumuskan pokok-pokok permasalahan
pada subjek FD soal nomor 1 yaitu sebagai berikut:
1. Hal yang diketahui dalam soal yaitu Sisi persegi = 9 cm dan
panjang sisi AG = EF = EG = FH = 1/3AD
2. Hal yang ditanyakan dalam soal yaitu apakah luas yang
diarsir sama dengan luas daerah yang tidak diarsir?
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan
subjek FD dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa
pada tes pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FD
konsisten dalam mengerjakan soal, dan pada saat wawancara
subjek FD menujukkan bahwa subjek memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok permasalah dapat sesuai dengan hasil
tes pertama dan tes kedua indikator memahami soal dan
merumuskan mpokok-pokok permasalahan pada soal dengan
cara membaca kata perkata pada soal, dan memahami apa sja
yang diketahui dan masalah yang dakan diselesaiakan dan
melihat gambar yang ada pada soal untuk menyesuiakan dengan
apa petunjuk dari soal nomor 1.
b) Indikator Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Asumsi yang
Tidak Terungkap.
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Dependent (FD):
Gambar 4.19. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait
Indikator Mengidentifikasi dan
Mengevaluasi Asumsi yang Tidak Terungkap
pada Soal Nomor 1.
Hasil tes tertulis pertama subjek FD terkait indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap
pada soal nomor 1 Subjek FD menggambarkan ulang terlebih
dahulu gambar yang ada pada soal nomor 1, setelah itu subjek
membagi daerah arsir menjadi 2 bagian yaitu, trapesium 1 dan
trapesium 2, dan untuk mendapatkan luas daerah yang tidak
diarsir, subjek mencari luas persegi dan mengurangkannya
dengan luas daerah yang diarsir.
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Dependent (FD)
Gambar 4.20. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait
Indikator Mengidentifikasi dan
Mengevaluasi Asumsi yang Tidak Terungkap
pada Soal Nomor 1.
Hasil tes tertulis pertama subjek FD terkait indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap
pada soal nomor 1 Subjek FD menggambarkan ulang terlebih
dahulu gambar yang ada pada soal nomor 1, setelah itu subjek
membagi daerah arsir menjadi 2 bagian yaitu, trapesium 1 dan
trapesium 2, dan untuk mendapatkan luas daerah yang tidak
diarsir, subjek mencari luas persegi dan mengurangkannya
dengan luas daerah yang diarsir.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FI ,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FD terkait indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak lengkap.
disajikan sebagai berikut
Kutipan wawancara menunjukkan bahwa subjek FD
terkait indikator mengidentifikasi dan menganalisisi terungkap,
subjek FD mencari bagaimana cara untuk mendapat memulai
menyelesaikan masalah dengan melihat gambar pada soal dan
menemukan 2 bangun datar trapesium dan menjumlahkan 2
bangundatar tersebut untuk mendapatkan luas daerah yang diarsir,
dan untuk derah yang tidak diarsir subjek tidak menemukan bangun
datar segi empat apa yang terdapat pada soal dan langsung
mengurangi luas persegi dengan luas daerah yang diarsir untuk
mendapatkan luas daerah yang tidak diarsir pada soal nomor 1.
PP12-01 :Jadi bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah
pada soal nomor 1?
FD12-01 : Pertama dulu ka saya lihat di gambar ternyata
daerah yang tidak diarsir terbagi menjadi 2
bangun datar trapesium jadi saya jumlahkan
sajaluas trapesium 1 dan trapesium 2 untuk
dapatkan luas daerah yang diarsir.
PP12-02 : Kalau yang daerah yang tidak diarsir bagaiman?
FD12-02 : Kalau daerah yang tidak diarsir kak saya kurangi
saja luas persegi dengan luas daerah yang diarsir?
PP12-03 : Jadi, kamu tidak menemukan bangun datar segi
empat apa yang terdapat pada soal?
FD12-03 : Tidak kak
PP12-04 : Lihat baik-baik kalu daerah yang tidak diarsir
dipindahkan ke sampping daerah yang tidak
diarsir lainnya akan memebentuk bangun datar
segi empat layang-layang;
FD12-04 : Oh iye kak, tidak ku cari baik tadi kak.
PP12-05 : Jadi dimengerti mi?
FD12-05 : Iye kak
Validasi Data
Validasi data pada data pertama dan data kedua pada soal
nomor 1 indikator mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi
yang tidak terungkap pada subjek FD sebagai berikut:
Data Tes 1 Data Tes 2
Menemukan 2 bangun datar
trapesium pada daerah yang
diarsi pada gambar “X” dan
menjumlahkan 2 bangun
datar tersebut untuk
mendapatkan luas daerah
yang diarsir
Menemukan 2 bangun datar
trapesium pada daerah yang
diarsi pada gambar “X” dan
menjumlahkan 2 bangun
datar tersebut untuk
mendapatkan luas daerah
yang diarsir
Tabel 4.13. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Mengidentifikasi Dan
Mengevaluasi Asumsi Yang Tidak
Terungkap pada Subjek FD Soal Nomor 1.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap
pada subjek FD soal nomor 1 yaitu menemukan 2 bangun datar
trapesium pada daerah yang diarsi pada gambar “X” dan
menjumlahkan 2 bangun datar tersebut untuk mendapatkan luas
daerah yang diarsir.
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan subjek
FD dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa pada tes
pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FD konsisten
dalam mengerjakan soal, dan pada saat wawancara subjek FD
menujukkan bahwa subjek dapat menemukan 2 bangun datar
trapesium pada daerah yang diarsi pada gambar “X” dan
menjumlahkan 2 bangun datar tersebut untuk mendapatkan luas
daerah yang diarsir, dan untuk derah yang tidak diarsir subjek
tidak menemukan bangun datar segi empat apa yang terdapat di
gambar “X” yang ada pada soal.
c) Indikator Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Dependent (FD):
Gambar 4.21. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait
Indikator Menyelesaikan Masalah Secara
Sistematis pada Soal Nomor 1.
Hasil tes tertulis subjek FD Terkait indikator
menyelesaikan masalah secara sistematis. Subjek FD
menjumlahkan luas trapesium 1 dan trapesium 2 untuk
mendapatkan luas daerah yang yang diarsir tapi subjek tidak
menuliskan rumus trapesium pada pekerjaannya, subjek
langsung menuliskan nilai (
) (
)dan
mendapatkan hasil 54 c cm², tanpa menuliskan terlebih dahulu
rumus yang digunakan dan menjelaskan bagaimana subjek
mendapatkan nilai-nilai tersebut, dan subjek juga mendapatkan
luas daerah yang tidak diarsir dengan mengurangkan luas pesegi
dengan luas daerah tidak diarsir = 9 ×9 54 cm² dan mendapatkan
hasil 27 cm² tanpa menjelaskan dari mana mendapatkan nilai 9
× 9 yang subjek tuliskan. Dalam menyelesaikan masalah subjek
tidak menuliskan secara rinci langkah penyelesaiannya pada soal
nomor 1.
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
Gambar 4.22. Hasil Tes Kedua Subjek FD Terkait Indikator
Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis
pada Soal Nomor 1.
Hasil tes tertulis subjek FD Terkait indikator
menyelesaikan masalah secara sistematis. Subjek FD
menjumlahkan luas trapesium 1 dan trapesium 2 untuk
mendapatkan luas daerah yang yang diarsir tapi subjek tidak
menuliskan rumus trapesium pada pekerjaannya, subjek
langsung menuliskan nilai (
) (
)dan
mendapatkan hasil 54 c cm², tanpa menuliskan terlebih dahulu
rumus yang digunakan dan menjelaskan bagaimana subjek
mendapatkan nilai-nilai tersebut, dan subjek juga mendapatkan
luas daerah yang tidak diarsir dengan mengurangkan luas pesegi
dengan luas daerah tidak diarsir = 9 ×9 54 cm² dan mendapatkan
hasil 27 cm² tanpa menjelaskan dari mana mendapatkan nilai 9
× 9 yang subjek tuliskan. Dalam menyelesaikan masalah subjek
tidak menuliskan secara rinci langkah penyelesaiannya pada soal
nomor 1.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FD,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FD Terkait indikator
menyelesaikan masalah secara sistematis disajikan sebagai
berikut:
PP13-01 : Jadi bagaimana kamu mendapatkan luas daerah yang
diarsir?
FD13-01 : menjumlahkan luas trapesium 1 dan trapesium 2
PP13-02 : bagaimana kamu mendapatkan luas trapesium 1 dan
trapesium 2
FD13-02 : (
) (
)
PP13-03 : Coba jelaskan bagaimana kamu mendapatkan nilai-nilai
di atas?
FD13-03 : ini kak (
) (
)
PP13-04 : Jelaskan rumusnya itu apa dari mana kamu
mendapatkannya?
FD13-04 :Trapesium kak, begitu ji ku tau.
PP13-05 :Jadi rumusnya trapesium itu
FD14-05 : Oh Iye kak ku ingat mi
PP13-05 :Kalau daerah yang tidak diarsir bagaimana?
FD14-05 : Luas Persegi – Luas daerah yang diarsir = 9 x 9 – 54 cm.
PP13-05 : 9 itu dari mana?
FD14-05 : Sisi kali sisi persegi yang ini kak ( sambil menunjuk
gambar pada lembar jawaban).
PP13-05 : Lain kali kalau kerja soal tuliskan apa saja rumus-rumus
yang digunakan biar orang yang lihat bisa mengerti.
FD14-05 : Iye kak.
Kutipan wawancara menunjukkan bahwa subjek FD
terkait indikator menyelesaikan masalah secara sistematis,
subjek tidak menjelaskan secara rinci apa saja rumus yang
digunakan untuk menyelesaiakan masalah pada soal nomor 1,
subjek membutuhkan instruksi untuk menyelesaikan masalah
agar subjek menyelesaikan maslah dengan tepat dan dapat
dimengerti.
Validasi Data
Validasi data pada data pertama dan data kedua pada soal
nomor 1 indikator menyelesaikan masalah secara sistematispada
subjek FD sebagai berikut:
Data Tes 1 Data Tes 2
Menjumlahkan L.trapesium 1
dan L.Trapesium 2 untuk
mendapatkan Luas daerah
yang yang diarsir tapi subjek
tidak menuliskan rumus
trapesium pada
pekerjaannya, subjek
langsung menuliskan nilai
(
) (
)dan
mendapatkan hasil 54 c cm²,
tanpa menuliskan terlebih
dahulu rumus yang
digunakan dan bagaimana
subjek mendapatkan nilai-
nilai tersebut
Menjumlahkan L.trapesium
1 dan L.Trapesium 2 untuk
mendapatkan Luas daerah
yang yang diarsir tapi
subjek tidak menuliskan
rumus trapesium pada
pekerjaannya, subjek
langsung menuliskan nilai
(
) (
)dan
mendapatkan hasil 54 c cm²,
tanpa menuliskan terlebih
dahulu rumus yang
digunakan dan bagaimana
subjek mendapatkan nilai-
nilai tersebut
Mendapatkan luas daerah
yang tidak diarsir dengan
mengurangkan luas pesegi
dengan luas daerah tidak
diarsir = 9 ×9 54 cm² dan
mendapatkan hasil 27 cm²
tanpa menjelaskan dari mana
Mendapatkan luas daerah
yang tidak diarsir dengan
mengurangkan luas pesegi
dengan luas daerah tidak
diarsir = 9 ×9 54 cm² dan
mendapatkan hasil 27 cm²
tanpa menjelaskan dari
mendapatkan nilai 9 × 9 yang
subjek tuliskan
mana mendapatkan nilai 9 ×
9 yang subjek tuliskan
Tabel 4.14. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Menyelesaikan Masalah Secara
Sistematis pada Subjek FD Soal Nomor 1.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
menyelesaikan masalah secara sistematis pada subjek FD soal
nomor 1 yaitu sebagai berikut:
1) Menjumlahkan L.trapesium 1 dan L.Trapesium 2 untuk
mendapatkan Luas daerah yang yang diarsir tapi subjek tidak
menuliskan rumus trapesium pada pekerjaannya, subjek
langsung menuliskan nilai (
) (
)dan
mendapatkan hasil 54 c cm², tanpa menuliskan terlebih
dahulu rumus yang digunakan dan bagaimana subjek
mendapatkan nilai-nilai tersebut.
2) Mendapatkan luas daerah yang tidak diarsir dengan
mengurangkan luas pesegi dengan luas daerah tidak diarsir =
9 ×9 54 cm² dan mendapatkan hasil 27 cm² tanpa
menjelaskan dari mana mendapatkan nilai 9 × 9 yang subjek
tuliskan.
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan subjek
FD dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa pada tes
pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FD konsisten
dalam mengerjakan soal, dan pada saat wawancara subjek FD
menujukkan bahwa subjek menunjukkan bahwa subjek mencari
Luas daerah yang diarsir dengan menjumlahkan L.trapesium 1
dan L.Trapesium 2 tapi subjek tidak menuliskan rumus
trapesium pada pekerjaannya, subjek langsung menuliskan nilai
(
) (
)dan mendapatkan hasil 54 c cm², tanpa
menuliskan terlebih dahulu rumus yang digunakan dan
bagaimana subjek mendapatkan nilai-nilai tersebut, dan subjek
juga mendapatkan luas daerah yang tidak diarsir dengan
mengurangkan luas pesegi dengan luas daerah tidak diarsir = 9
×9 54 cm² dan mendapatkan hasil 27 cm² tanpa menjelaskan
dari mana mendapatkan nilai 9 × 9 yang subjek tuliskan. Dalam
menyelesaikan masalah subjek tidak menuliskan secara rinci
langkah penyelesaiannya pada soal nomor 1.
d) Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Dependent (FD):
Gambar 4.23. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait
Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
pada Soal Nomor 2.
Hasil tes tertulis Pertama subjek FD Terkait indikator
membuat kesimpulan yang valid dalam soal nomor 1 tidak
lengkap, karena subjek FD hanya meniliskan bahwa luas daerah
yang diarsir tidak sama dengan luas daerah yang tidak diarsir,
tanpa menyebutkan alasan yang kuat mengapa subjek membuat
kesimpulan tersebut.
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh
subjek Kognitif Field Dependent (FD):
Gambar 4.24. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FD Terkait
Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
pada Soal Nomor 2.
Hasil tes tertulis kedua subjek FD Terkait indikator
membuat kesimpulan yang valid dalam soal nomor 1 tidak
lengkap, karena subjek FD hanya meniliskan bahwa luas daerah
yang diarsir tidak sama dengan luas daerah yang tidak diarsir,
tanpa menyebutkan alasan yang kuat mengapa subjek membuat
kesimpulan tersebut.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FD,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FI Terkait indikator
membuat kesimpulan yang valid disajikan sebagai berikut:
Kutipan wawancara terkait indikator membuat
kesimpulan yang valid, menunjukkan bahwa subjek FD
menyebutkan kesimpulan dengan benar tapi subjek butuh
instruksi untuk menyebutkan alasan dari kesimpulan dari
masalah yang subjek selesaiakan pada soal nomor 1.
Validasi Data
Validasi data pada data pertama dan data kedua pada soal
nomor 1 indikator membuat kesimpulan yang valid subjek FD
sebagai berikut:
Data Tes 1 Data Tes 2
Membuat kesimpulan dngan
benar tetapi tidak
memberikan alas an yang
jelas dari kesimpulan yang
telah diberikan yaitu Luas
daerah yang diarsir tidak
sama dengan luas daerah
Membuat kesimpulan dngan
benar tetapi tidak
memberikan alas an yang
jelas dari kesimpulan yang
telah diberikan yaitu Luas
daerah yang diarsir tidak
sama dengan luas daerah
PP14-01 : Jadi apa kesimpulan kamu tentang masalah dalam
soal?
FD14-01 : Luas daerah yang diarsir tidak sama dengan luas
daerah yang tidak diarsir.
PP14-02 : Kenapa tidak sama
FD14-02 : Karena luas daerah yang diarsir tadi 54 cm², kalau
daerah yang tidak diarsir 27 cm²
PP14-03 : yakin mi sama jawabannya?
FD14-03 : Iye kak.
yang tidak diarsir yang tidak diarsir.
Tabel 4.15. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
pada Subjek FD Soal Nomor 1.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
membuat kesimpulaan yang valid pada subjek FD soal nomor 1
yaitu subjek membuat kesimpulan dngan benar tetapi tidak
memberikan alasan yang jelas dari kesimpulan yang telah
diberikan.
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan subjek
FD dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa pada tes
pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FD konsisten
dalammembuat kesimpulan, dan pada saat wawancara subjek
FD menujukkan bahwa subjek membuat kesimpulan dngan
benar tetapi butuh instruksi untu memberikan alasan yang jelas
dari kesimpulan yang telah diberikan.
Soal nomor 2
Perhatikan gambar di bawah ini. Hitunglah keliling dan luas bangun
datar “X” di bawah!
X
Berikut adalah indikator karakterstik berpikir kritis terkait
dengan jawaban subjek FD pada soal nomor 2.
a) Indikator Memahami Soal dan Merumuskan Pokok-Pokok
permasalahan
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh subjek
gaya kognitif Field Dependent (FD):
Gambar 4.25. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD
Terkait Indikator Memahami Soal dan
Merumuskan Pokok-Pokok Permasalahan
pada Soal Nomor 2.
Hasil tes tertulis pertama subjek FD Terkait indikator
soal dan merumuskan pokok-pokok permasalahan dalam soal
nomor 2 sudah benar, karena subjek mampu menuliskan
informasi apa saja yang terdapat dalam soal dan menuliskan apa
saja pokok-pokok permasalahan yang terdapat pada soal nomor
2 sesuai dengan arahan soal.
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh subjek
gaya kognitif Field Dependent (FD):
Gambar 4.26. Hasil Tes Tertulis kedua Subjek FD Terkait
Indikator Memahami Soal dan Merumuskan
Pokok-Pokok Permasalahan pada Soal
Nomor 2.
Hasil tes tertulis kedua subjek FD Terkait indikator soal
dan merumuskan pokok-pokok permasalahan dalam soal nomor
2 sudah benar, karena subjek mampu menuliskan informasi apa
saja yang terdapat dalam soal dan menuliskan apa saja pokok-
pokok permasalahan yang terdapat pada soal nomor 2 sesuai
dengan arahan soal.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FD,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FD Terkait indikator
memahami soal dan merumuskan pokok-pokok permasalahan.
disajikan sebagai berikut:
PP21-01 : Apa kamu sudah memahami soal nomor 2?
FD21-01 : Iye kak
PP21-02 : Apa yang kamu lakukan agar kamu bisa memahami
apa maksud soal nomor 2?
FD21-02 : Saya baca petunjuk soalnya kak baru saya lihat mi
gambar “X” yang ada di soal.
PP21-03 : Jadi, konsep apa yang terdapat dalam soal?
FD21-03 : Bangun datar kak.
PP21-04 : Apa yang diketahui dalam soal nomor 2?
FD21-04 : Panjang AF=FE=EB=BC=8cm
PP21-05 : Kenapa bisa kamu mengatakan AF=FE=EB=BC=8cm
FD21-05 : Karena tanda yang ada di sisi-sisi di gambar “X” kak
menandakan sama panjang.
PP21-06 : Jadi apa yang mau dicari pada soal nomor 2?
FD21-06 : Luas dan kelilingnya kak
Kutipan wawancara terkait indikator memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok permasalahan menunjukkan bahwa
subjek FD memahami soal dan merumuskan pokok-pokok
permasalahan dalam soal nomor 2 dengan cara membaca kata-
perkata petunjuk pada soal dan memaknai gambar yang apa pada
soal nomor 2, yang menyatakan bahwa gambar “X” memiliki
panjang AF=FE=EB=BC=8cm yang diketahui, dan mengetahui
masalah yang ada pada soal yaitu mencari luas dan keliling bangun
datar “X” pada soal nomor 2.
Validasi Data
Validasi data pada data pertama dan data kedua pada soal
nomor 2 subjek FD sebagai berikut:
Data Tes 1 Data Tes 2
Dik :AF=FE=EB=BC=8cm
Dik : Panjang AF = FE = EB =
BC = 8cm
Dit : Luas dan Keliling? Dit : Keliling dan Luas
bangun datar ” x”
Tabel 4.16. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Memahami Soal dan Merumuskan
Pokok-Pokok Permasalahan pada Subjek FD
Soal Nomor 2.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua indikator
membuat kesimpulaan yang valid pada subjek FD soal nomor 1
yaitu sebagai berikut:
1) Hal yang diketahui dari soal yaitu panjang AF = FE = EB =
BC = 8cm, walaupun dalam menuliskan tes pertama dan tes
kedua tapi mempunyai makna yang sama.
2) Hal yang ditanyakan yaitu Keliling dan Luas bangun datar
” x”
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan subjek
FD dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa pada tes
pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FD konsisten
dalam membuat kesimpulan, dan pada saat wawancara subjek
FD menujukkan bahwa subjek FD memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok permasalahan dalam soal nomor 2
dengan cara membaca kata-perkata petunjuk pada soal dan
memaknai gambar yang apa pada soal nomor 2, yang
menyatakan bahwa gambar “X” memiliki panjang
AF=FE=EB=BC=8cm yang diketahui, dan mengetahui masalah
yang ada pada soal yaitu mencari luas dan keliling bangun datar
“X” pada soal nomor 2.
b) Indikator Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Asumsi yang
Tidak Terungkap
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh subjek
gaya kognitif Field Dependent (FD):
Gambar 4.27. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait
Indikator Mengidentifikasi dan
Mengevaluasi Asumsi yang Tidak Terungkap
pada soal nomor 2.
Hasil tes tertulis subjek FD Terkait indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap
dalam soal nomor 2 sudah baik, subjek FD dapat menemukan
bentuk bangun datar segi empat yang terdapat pada bangun
datar “X” yaitu dapat menemukan bangun datar persegi dan
persegi panjang, .
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh subjek
gaya kognitif Field Dependent (FD):
Gambar 4.28. Hasil Tes Tertulis Kedua Subjek FD Terkait
Indikator Mengidentifikasi dan
Mengevaluasi Asumsi yang Tidak Terungkap
pada soal nomor 2.
Hasil tes tertulis kedua subjek FD Terkait indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap
dalam soal nomor 2 sudah baik, subjek FD dapat menemukan
bentuk bangun datar segi empat yang terdapat pada bangun
datar “X” yaitu dapat menemukan bangun datar persegi dan
persegi panjang.
Wawancara
Terkait denan hasil tes pertama dan kedua subjek FD,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FD Terkait indikator
mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap
pada soal nomor 2 disajikan sebagai berikut:
PP22-01 : Apa yang akan kamu lakukan untuk
menyelesaikan masalah pada soal nomor 2?
FD22-01 : Yang pertama kak saya lihat dulu gambarnya
bagaimana bisa saya selesaikan, jadi saya bagi
menjadi 2 bagian itu gambar “X” jadi bagian
pertama bangun datar persegi dan bangun datar
segiempat.
PP22-02 : Setelah itu apa yang akan kamu lakukan?
FD22-02 : Saya cari luas persegi dan luas persegi panjang
baru saya jumlahkan kak.
Kutipan wawancara terkait indikator mengidentifikasi
dan mengevaluasi asumsi yang tidak terungkap pada soal nomor
2. menunjukkan bahwa subjek FD dapat menemukan bentuk
bangun datar segi empat yang terdapat pada bangun datar “X”
yaitu bangun datar persegi dan bangun datar persegi panjang,
dan untuk mendapatkan luas bangun datar “X”, subjek mencari
luas bangun datar persegi dan persegi panjang yang terdapat
pada bangun datar “X” di soal nomor 2 setelah itu subjek
menjumlahkan luas persegi dan luas persegi panjang.
Validasi Data
Validasi data pada data pertama dan data kedua pada soal
nomor 2 subjek FD sebagai berikut:
Data Tes 1 Data Tes 2
Menemukan bangun datar
persegi dan bangun datar
persegi panjang pada bangun
datar “X” untuk mendapatkan
luas bangun datar “X”
Menemukan bangun datar
persegi dan bangun datar
persegi panjang pada bangun
datar “X” untuk mendapatkan
luas bangun datar “X”
Tabel 4.17. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Mengidentifikasi dan Menevaluasi
Asumsi yang Tidak Terungkap pada Subjek
FD Soal Nomor 2.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua
indikatormengidentifikasi dan menevaluasi asumsi yang tidak
terungkap pada soal nomor 2 yaitumenemukan bangun datar
persegi dan bangun datar persegi panjang pada bangun datar “X”
untuk mendapatkan luas bangun datar “X”
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan
subjek FD dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa
pada tes pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FD
konsisten dalam membuat kesimpulan, dan pada saat wawancara
subjek FD menujukkan bahwa subjek FD memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok permasalahan dalam soal nomor 2
dengan cara membaca kata-perkata petunjuk pada soal dan
memaknai gambar yang apa pada soal nomor 2, yang
menyatakan bahwa gambar “X” memiliki panjang
AF=FE=EB=BC=8cm yang diketahui, dan mengetahui masalah
yang ada pada soal yaitu mencari luas dan keliling bangun datar
“X” pada soal nomor 2.
c) Indikator Menyelesaikan Masalah Secara Sistematis
Data Tes 1
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh subjek
gaya kognitif Field Dependent (FD):
Gambar 4.29. Hasil Tes Tertulis Pertama Subjek FD Terkait
Indikator Menyelesaikan Masalah Secara
Sistematis pada soal Nomor 2.
Hasil tes tertulis pertama subjek FD Terkait indikator
menyelesaikan masalah dengan langkah penyelesaian yang
kurang sistematis dalam soal nomor 2, untuk mencari luas
bangun datar “X” pada soal nomnor 2, subjek menjumlahkan
luas persegi dan luas persegi panjang, tapi dalam langkah
penyelsaiannya subjek tidak menuliskan apa rumus persegi dan
persegi panjang, subjek langsung menuliskan luas bangun datar
“X” = (8 x 8) + ( 8 x 16) dan mendapatkan hasil 192 cm² dan
mendapatkan keliling bangun datar “X” subjek tidak menuliskan
secara rinci dari mana subjek mendapatkan nilai-nilai pada
penyelesainnya, subjek hanya menuliskan keliling = 16 + 16 + 8
+ 8 + 8 + 8 dan mendapatkan hasil 64 cm.
Data Tes 2
Berikut ini adalah hasil jawaban yang dikerjakan oleh subjek
gaya kognitif Field Dependent (FD):
Gambar 4.30. Hasil Tes Tertulis kedua Subjek FD Terkait
Indikator Menyelesaikan Masalah Secara
Sistematis pada soal Nomor 2.
Hasil tes tertulis kedua subjek FD Terkait indikator
menyelesaikan masalah dengan langkah penyelesaian yang
kurang sistematis dalam soal nomor 2, untuk mencari luas
bangun datar “X” pada soal nomnor 2, subjek menjumlahkan
luas persegi dan luas persegi panjang, tapi dalam langkah
penyelsaiannya subjek tidak menuliskan apa rumus persegi dan
persegi panjang, subjek langsung menuliskan luas bangun datar
“X” = (8 x 8) + ( 8 x 16) dan mendapatkan hasil 192 cm² dan
mendapatkan keliling bangun datar “X” subjek tidak menuliskan
secara rinci dari mana subjek mendapatkan nilai-nilai pada
penyelesainnya, subjek hanya menuliskan keliling = 16 + 16 + 8
+ 8 + 8 + 8 dan mendapatkan hasil 64 cm.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertamadan kedua subjek FD,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FD Terkait indikator
menyelesaikan masalah secara sistemastis disajikan sebagai
berikut:
PP23-01 : Jadi apa yang kamu lakukan untuk mendapatkan luas dan
keliling bangun datar “X” ?
FD23-01 :untuk cari luasnya kak saya jumlahkan luas persegi dengan
luas persegi panjang yang ada pada bangun datar “X”
PP23-02 : Setelah itu kamu apakan?
FD23-02 : Jadi saya kasi masuk nilainya (8 x 8) + (8 x 16) jadi saya
dapat hasilnya 192 cm²
PP23-03 : Dari mana kamu mendapatkan nilai-nilai tersebut?
FD23-03 : Ini sisi-sinya kak yang di gambar.
PP23-04 : Kalau menyelesaiakan soal pada matematika tuliskan sesuai
agar dapat dimengerti dengan baik.
FD23-04 : Iye kak
PP23-05 : Kalau mendapatkan keliling persegi panjang bagaimana?
FD23-05 : 16 + 16 + 8 + 8 + 8 + 8 = 64 cm
PP23-06 : Ini juga kelilingnya tuliskan dlu dari mana aslnya terus tulis
nilai-nilainya.
FD23-06 : Iye kak
Kutipan wawancara terkait indikator menyelesaikan
masalah secara sistematis dalam soal nomor 2, untuk mencari
luas bangun datar “X” pada soal nomor 2, subjek menjumlahkan
luas persegi dan luas persegi panjang, tapi dalam langkah
penyelsaiannya subjek tidak menjelaskan apa rumus persegi dan
persegi panjang, subjek langsung menyebutkan luas bangun
datar “X” = (8 x 8) + ( 8 x 16) dan mendapatkan hasil 192 cm²
dan untuk mendapatkan keliling bangun datar “X” subjek tidak
menjelaskan secara rinci dari mana subjek mendapatkan nilai-
nilai pada penyelesainnya, subjek hanya menuliskan keliling =
16 + 16 + 8 + 8 + 8 + 8 dan mendapatkan hasil 64 cm, subjek
seharusnya menjelaskan secara rinci rumus yang digunakan dan
dari mana subjek mendapatkan nilai-nilai tersebut, dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa subjek FD kurang sistematis dalam
menyelesaikan masalah.
Validasi Data
Validasi data pada data pertama dan data kedua pada soal
nomor 2 subjek FD sebagai berikut:
Data Tes 1 Data Tes 2
Untuk mencari luas bangun
datar “X” pada soal nomnor
2, subjek menjumlahkan luas
persegi dan luas persegi
panjang,
untuk mencari luas bangun
datar “X” pada soal nomnor
2, subjek menjumlahkan luas
persegi dan luas persegi
panjang,
Tanpa menuliskan rumus
persegi dan persegi panjang,,
subjek langsung menuliskan
Tanpa menuliskan rumus
persegi dan persegi panjang,,
subjek langsung menuliskan
luas bangun datar “X” = (8 x
8) + ( 8 x 16) dan
mendapatkan hasil 192 cm²
luas bangun datar “X” = (8 x
16) + ( 8 x 8) dan
mendapatkan hasil 192 cm²
Untuk mendapatkan keliling
bangun dtar “X’ subjek
menjumlahkan semua sisi
luar bangun datar x yaitu
keliling = 16 + 16 + 8 + 8 + 8
+ 8 dan mendapatkan hasil
64 cm
Untuk mendapatkan keliling
bangun dtar “X’ subjek
menjumlahkan semua sisi
luar bangun datar x yaitu
keliling = 16 + 16 + 8 + 8 + 8
+ 8 dan mendapatkan hasil
64 cm
Tabel 4.18. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Menyelessaikan Masalah Secara
Sistematis pada Subjek FD Soal Nomor 2.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua
indikatormengidentifikasi dan menevaluasi asumsi yang tidak
terungkap pada soal nomor 2 yaitusebagai berikut;
1) Untuk mencari luas bangun datar “X” pada soal nomnor 2,
subjek menjumlahkan luas persegi dan luas persegi panjang.
2) Tanpa menuliskan rumus persegi dan persegi panjang,,
subjek langsung menuliskan luas bangun datar “X” = (8 x 8)
+ ( 8 x 16) dan mendapatkan hasil 192 cm².
3) Untuk mendapatkan keliling bangun dtar “X’ subjek
menjumlahkan semua sisi luar bangun datar x yaitu keliling =
16 + 16 + 8 + 8 + 8 + 8 dan mendapatkan hasil 64 cm.
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan
subjek FD dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa
pada tes pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FD
konsisten dalam mengerjakan soal, dan pada saat wawancara
subjek FD menujukkan bahwa untuk mencari luas bangun datar
“X” pada soal nomor 2, subjek menjumlahkan luas persegi dan
luas persegi panjang, tapi dalam langkah penyelsaiannya subjek
tidak menjelaskan apa rumus persegi dan persegi panjang,
subjek langsung menyebutkan luas bangun datar “X” = (8 x 8) +
( 8 x 16) dan mendapatkan hasil 192 cm² dan untuk
mendapatkan keliling bangun datar “X” subjek tidak
menjelaskan secara rinci dari mana subjek mendapatkan nilai-
nilai pada penyelesainnya, subjek hanya menuliskan keliling =
16 + 16 + 8 + 8 + 8 + 8 dan mendapatkan hasil 64 cm, subjek
seharusnya menjelaskan secara rinci rumus yang digunakan dan
dari mana subjek mendapatkan nilai-nilai tersebut, dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa subjek FD kurang sistematis dalam
menyelesaikan masalah.
d) Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
Data Tes 1
Hasil tes tertulis pertama subjek FD Terkait indikator
membuat kesimpulan dalam soal nomor 2 tidak ada, karena
subjek tidak menuliskan kesimpulan dari hasil jawaban yang
diperoleh oleh subjek. Terkait dengan hal tersebut.
Data Tes 2
Hasil tes tertulis kedua subjek FD Terkait indikator
membuat kesimpulan dalam soal nomor 2 tidak ada, karena
subjek tidak menuliskan kesimpulan dari hasil jawaban yang
diperoleh oleh subjek.
Wawancara
Terkait dengan hasil tes pertama dan kedua subjek FD,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek FD Terkait indikator
membuat kesimpulan yang valid disajikan sebagai berikut
Kutipan wawancara menunjukkan bahwa subjek FD
mampu meyebutkan kesimpulan dari jawaban untuk
menyelesaikan maslah nomor 2, seharusnya subjek juga
menuliskan kesimpulan dari hasil yang diperoleh subjek, disini
dapat terlihat bahwa subjek tidak terbiasa dalam menulis
kesimpulan dari hasil jawaban yang diperoleh.
Validasi Data
Validasi data pada data pertama dan data kedua pada soal
nomor 2 subjek FD sebagai berikut:
Data Tes 1 Data Tes 2
Tidak menuliskan kesimpulan Tidak menuliskan kesimpulan
PP26-01 : Jadi, apa kesimpulannya
FD26-01 : luas bangun datar 192 cm dan keliling 64 cm
PP26-02 : Yakin mi itu?
FD26-02 : Iye kak
Tabel 4.19. Validasi Data Pertama dan Data Kedua
Indikator Membuat Kesimpulan yang Valid
pada Subjek FD Soal Nomor 2.
Data yang valid pada data pertama dan data kedua
indikatormengidentifikasi dan menevaluasi asumsi yang tidak
terungkap pada soal nomor 2 yaitu Tidak menuliskan
kesimpulan.
Tafsiran Data
Dari hasil analisis data 1 dan data 2 hasil pekerjaan
subjek FD dapat dikatakan valid karena hasil pekerjaan siswa
pada tes pertama dan tes kedua menunjukkan bahwa subjek FD
konsisten dengan tidak menuliskan kesimpulan dari hasil
pekerjaan subjek, dan pada saat wawancara subjek FD
menujukkan bahwa subjek FD mampu meyebutkan kesimpulan
dari jawaban untuk menyelesaikan maslah nomor 2, seharusnya
subjek juga menuliskan kesimpulan dari hasil yang diperoleh
subjek, disini dapat terlihat bahwa subjek tidak terbiasa dalam
menuliskan kesimpulan dari hasil jawaban yang diperoleh.
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui karakteristik perpikir kritis
subjek Field Independent dan Field Dependent dalam menyelesaikan
masalah bangun datar segi empat, dalam penelitian ini menggunakan empat
indikator yaitu, (1) memahami soal dan merumuskan pokok-pokok
permasalahan, (2) mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak
terungkap, (3) menyelesaikan masalah secara sistematis, (4) membuat
kesimpulan yang valid.
Berdasarkan hasil analisis dari tes karakteristik berpikir kritis
pertama dan kedua pada subjek gaya kognitif Field Independent dan Field
Dependent yaitu sebagai berikut:
1. Karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah bangun datar
segi empat ditinjau dari gaya kognitif Field Inependent (FI) pada siswa
kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar, diproleh hasil sebagai
berikut;
a. Pada indikator memahami soal dan merumuskan pokok-pokok
permasalahan pada subjek FI, untuk memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok permasalahan subjek (FI) pada data tes
pertama dan tes kedua soal nomor 1 dan 2, subjek membaca
berulang-ulang petunjuk soal yang diberikan dan memahami kata
demi kata apa saja informasi yang diketahui dalam soal dan apa
saja pokok-pokok permasalahan yang ada pada soal dan subjek
juga melihat dan memahami gambar yang tertera pada soal apa saja
infomasi yang terdapat pada gambar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Witkin, dkk ( Desmita 2014) yang berpendapat bahwa
siswa dengan gaya kognitif Field Inependent (FI) dapat menanggap
secara rinci informasi yang didapatkan.
b. Pada indikator mengidentifkasi dan mengevaluasi asumsi yang
tidak terungkap pada subjek FI, pada data tes pertama dan tes
kedua sebelum mengerjakan soal nomor 1 subjek FI terlebih dahulu
memahami apa saja yang subjek akan lakukan untuk
menyelesaikan masalah nomor 1, dengan melihat gambar pada soal
nomor 1 subjek dapat menemukan informasi yang belum
terungkap yaitu bentuk bangun datar layang-layang yang dapat
digunakan untuk mengetahui daerah yang tidak diarsir, dengan
menggabungkan daerah sebelah kanan dan kiri pada gambar di soal
nomor 1, dan untuk menemukan luas daerah yang di arsir, subjek
menjumlahkan luas trapesium 1 dan luas trapesium 2 yang ada
pada daerah yang diarsir. Untuk soal nomor 2 subjek membagi 3
bagian bangun datar “X” yaitu 3 bangun datar persegi yang sama
besar yang digunakan untuk mengetahui luas bangun datar “X”.
Hal ini sesai dengan pendapat Witkin, dkk (Desmita, 2014), bahwa
siswadengan gaya kognitif Field Independent FI lebih mampu
membuat hubungan antara informasi-informasi yang deketahui
untuk memperoleh pengetahuan baru yang berguna dalam
mencapai solusi.
c. Pada indikator menyelesaikan masalah secara sistematis pada
subjek FI pada data tes pertama dan tes kedua, saat menyelesaikan
masalah subjek FI menyusun langakah penyelesaian yang tepat
untuk menyelesaikan masalah, dengan langkah awal menjelaskan
bagaiman strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
dan rumus yang digunakan, setelah itu subjek FI menyelesaikan
masalah menggunakan rumus dan menggunakan langkah
penyelesaian yang teratur dan mendapatkan jawaban yang benar.
Hal ini sesuai dengan pendapat Witkin dkk (Desmita 2014) bahwa
siswa dengan gaya kognitif Field Independent (FI) cenderung lebih
sistematis dalam memecahkan masalah.
d. Pada indikator membuat kesimpulan yang valid pada subjek FI
pada data tes pertama dan tes kedua, dalam menarik kesimpulan,
subjek FI membuat kesimpulan berdasar dari hasil jawaban yang
subjek peroleh dan menjelaskan alasan yang kuat dari kesimpulan
yang subjek berikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Witkin, dkk
(Ulya 2014) bahwa siswa dengan gaya kogntif Field Independent
(FI) terbiasa membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
.
2. Karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah bangun datar
segi empat ditinjau dari gaya kognitif Field Dependent (FD) pada siswa
kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar, diproleh hasil sebagai
berikut;
a. Pada indikator memahami soal dan merumuskan pokok-pokok
permasalahan pada subjek FD pada data tes pertama dan tes kedua,
untuk memahami soal dan merumuskan pokok-pokok
permasalahan subjek (FI) pada soal nomor 1 dan 2, subjek
membaca berulang-ulang petunjuk soal yang diberikan dan
memahami kata demi kata apa saja informasi yang diketahui dalam
soal dan apa saja pokok-pokok permasalahan yang ada pada soal
dan subjek juga melihat dan memahami gambar yang tertera pada
soal apa saja infomasi yang terdapat pada gambar. Hal ini sesuai
dengan pendapat witkin (dalam Desmita 2014) yang berpendapat
bahwa sisiwa dengan gaya kognitif Field Dependent (FD)
cenderung dapat menanggap secara rinci informasi sesuai masalah
apa yang akan dihadapi dan menggunakan informasi yang ada .
b. Pada indikator mengidentifikai dan mengevaluasi asumsi yang
tidak terungkap pada subjek FD pada data tes pertama dan tes
kedua, untuk mengetahui luas daerah arsir pada nomor 1 subjek
melihat gambar pada soal dan menjumlahkan trapesium 1 dan
trapesium 2 untuk mendapatkan luas daerah arsir, untuk nomor
mendapatkan luas daerah yang tidaak diarsir subjek mengurangkan
luas persegi pada gambar nomor 1 dengan luas daerah yang diarsir,
untuk soal omor 2 subjek menjumlahkan luas persegi dan luas
persegi panjang yang ada pada gambar nomor 2, ini dapat terlihat
bahwa subjek FD lebih menyelesaikan soal dengan informasi yang
sudah ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Witikin (Desmita 2014)
bahwa siswa dengan gaya kognitif Field Dependent (FD)
cenderung tidak berusaha untuk menggali pengetahuan baru dari
informasi-informasi yang diperoleh dan lebih menggunakan
informasi yang sudah ada untuk menyelesaikan masalah.
c. Pada indikator menyelesaikan masalah secara sistematis subjek FD
pada data tes pertama dan tes kedua, menyelesaikan masalah
dengan langkah penyelesaian yang tepat pada subjek FD, dalam
langkah menyelesiakan masalah pada soal nomor 1 dan 2 subjek
tidak menuliskan rumus yang ia gunakan untuk menyelesaikan
maslah tersebut, seperti rumus, trapesium, persegi, dan persegi
panjang, subjek langsung menuliskan nilai-nilai dari soal dan tidak
menjelaskan dari mana subjek mendapatkan nilai-nilai tersebut,
walaupun subjek mendapatkan hasil yang benar tapi subjek tidak
maksimal dalam menyelsaikan masalah. Hal ini sesui dengan
pendapat Witikin (Desmita 2014) yang mengatakan bahwa siswa
dengan gaya kognitif Field Dependent (FD) kurang sistematis
dalam memecahkan masalah.
d. Pada indikator membuat kesimpulan yang valid pada subjek FD
pada data tes pertama dan tes kedua , pada soal nomor 1 subjek
tidak menjelaskan alasan yang kuat dari kesimpulan yang subjek
berikan, dan pada soal nomor 2, subjek tidak menuliskan
kesimpulan dari hasil jawaban yang subjek dapatkan, disini dapat
dilihatb bahwa subjek FD cenderung tidak terbiasa menuliskan
kesimpulan dari hasil yang subjek dapatkan, hal ini sesuai dengan
pendapat Witkin (Ulya 2014) bahwa siswa dengan gaya kognitif
Field Dependent (FD) tidak terbiasa dalam menuliskan kesimpulan
dari hasil pekerjaannya
Tabel. 4. 20. Karakteristik Berpikir Kritis Siswa Gaya Kogntif Field
Independent (FI) dan Gaya Kognitif Field Dependent
(FD)
No
Indikator
Karakteristik
Berpikir
Kritis
Gaya Kogntif Field
Independent (FI)
Gaya Kognitif Field
Dependent (FD)
1.
Memahami soal
dan
merumuskan
pokok-pokok
permasalahan
Siswa memahami soal
dengan membaca soal
dan melihat gambar
pada soal
Siswa memahami soal
dengan membaca soal
dan melihat gambar pada
soal
2.
Mengidentifikasi
dan
mengevaluasi
asumsi yang
tidak terungkap
Siswa dapat
menemukan temuan
baru atau informasi
baru untuk mencapai
solusi
Siswa lebih cenderung
untuk menggunakan
informasi yang sudah
ada untuk
menyelesaikan
masalah
3.
Menyelesaikan
masalah secara
sistematis
Siswa dapat
menyelsaikan soal
dengan menuliskan
rumus yang sesuai dan
langkah - langkah
penyelesaian yang
tepat untuk
menyelesaiakan
masalah
Siswa tidak
menuliskan rumus
untuk menyelesaikan
masalah
4.
Membuat
kesimpulan yang
valid
Siswa dapat membuat
kesimpulan valid
sesuai dengan hasil
yang diperoleh
Siswa tidak terbiasa
menuliskan
kesimpulan sesuai
dengan hasil yang
diperoleh
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang disajikan pada Bab I, dan hasil
penelitian di Bab IV, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah bangun datar
segi empat ditinjau dari gaya kognitif Field Inependent (FI) pada siswa
kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar pada tes pertama dan tes
kedua dapat diketahui bahwa: (1) Pada indikator memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok permaslahan, siswa memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok permasalahan dengan cara membaca soal
dengan petunjuk yang ada pada soal dan melihat gambar pada soal
untuk memahami kata demi kata dan apa informasi dari gambar yang
ada pada soal; (2) Pada indikator mengidentifikasi dan mengevaluasi
asumsi yang belum terungkap, dari masalah yang terdapat pada soal
siswa dapat menemukan temuan baru yang belum terungkap untuk
menyelesaikan masalah dengan melihat dan mengamati gambar yang
ada pada soal; (3) Pada indikator menyelesaikan masalah secara
sistematis, siswa FI menyelesaikan masalah dengan menggunakan
rumus yang sesuai dengan langkah penyelesaian yang jelas susai
dengan rumus yang digunakakan dan mendapatkan hasil jawaban yang
tepat dari permasalahan dalam soal; (4) pada indikator membuat
kesimpulan, siswa FI dapat membuat kesimpulan sesuai dengan hasil
yang siswa peroleh dari permasalahan dalam soal dan menjelaskan
alasan yang kuat dari kesimpulan yang siswa berikan.
2. Karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah bangun datar
segi empat ditinjau dari gaya kognitif Field Dependent (FD) pada siswa
kelas VII SMP Tridharma MKGR Makassar pada tes pertama dan tes
kedua, dapat diketahui bahwa: (1) Pada indikator memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok permaslahan, siswa memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok permasalahan dengan cara membaca soal
dengan petunjuk yang ada pada soal dan melihat gambar pada soal
untuk memahami kata demi kata dan apa informasi dari gambar yang
ada pada soal;(2) Pada indikator mengidentifikasi dan mengevaluasi
asumsi yang belum terungkap, dari masalah yang terdapat pada soal
siswa dapat menyelesiakan masalah dengan informasi yang sudah ada
tanpa mencari informasi yang lain atau yang belum terungkap dalam
menyelsaikan masalah pada soal; (3) Pada indikator menyelesaikan
masalah secara sistematis, siswa FD menyelesaikan masalah dengan
langkah penyelesaian yang tidak sitematis karena siswa tidak
menjelaskan rumus yang digunakakan dan dari mana siswa
mendapatkan nilai-nilai untuk meyelesaikan masalah walaupun siswa
dapat menemukan jawaban yang tepat dari permaslahan dalam soal; (4)
pada indikator membuat kesimpulan, siswa FD tidak dapat membuat
kesimpulan sesuai dengan hasil yang siswa peroleh dari permasalahan
dalam soal dan memberikan alasan yang kuat dari kesimpulan yang
siswa berikan.
3. Perbedaan karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah
bangun datar segi empat ditinjau dari gaya kognitif Field Inependent
(FI) dan gaya kognitif Field Dependent (FD) pada siswa kelas VII SMP
Tridharma MKGR Makassar, yaitu: (1) Dalam mengidentifikasi dan
mengevaluasi asumsi yang ada pada soal, siswa dengan gaya kognitif
Field Inependent (FI)mampu membuat hubungan antara informasi-
informasi yang deketahui untuk memperoleh pengetahuan baru yang
berguna dalam mencapai solusi, sedangkan siswa dengan gaya kognitif
Field Dependent (FD) cenderung tidak berusaha untuk menggali
pengetahuan baru dari informasi-informasi yang diperoleh dan lebih
menggunakan infomasi yang sudah ada untuk menyelesaikan masalah;
(2) Dalam menyelsaikan masalah siswa dengan gaya kognitif Field
Inependent (FI) mampu menyelesaikan masalah secara sistematis yaitu
dengan menuliskan rumus yang digunakan untuk memecahkan maslah
dan menyelesaikan langkah penyelesaian yang sesuai, sedangkan siswa
dengan gaya kognitif Field Dependent (FD) cenderung kurang
sistematis dalam menyelesaikan masalah, yaitu dalam langkah
penyelesaian siswa tidak menuliskan dan tidak menjelaskan rumus yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah: (3) dalam membuat
kesimpulan yang valid masalah , siswa dengan gaya kognitif Field
Inependent (FI) terbiasa membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh
dan memberikan alasan yang kuat dari kesimpulan yang diberikan,
sedangkan siswa siswa dengan gaya kognitif Field Dependent (FD)
cenderung tidak terbiasa membuat kesimpulan dan dan memberikan
alasan yang kuat dari hasil yang diperoleh.
B. Saran
1. Berdasarkan Hasil penelitian di Bab IV dan kesimpulan, dalam
pembelajaran matematika dalam rangka upaya meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa disarankan kepada guru Matematika,
yaitu:
a. Guru Sebaiknya membiasakan siswa Field Dependent untuk
mengerjakan soal-soal dengan pemecahan masalah yang sistematis
dan menuliskan rumus-rumus matematika yang sesuai untuk
menyelesaikan masalah.
b. Guru sebaiknya membiasakan siswa Field Dependent untuk
menuliskan kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan dan
memberikan alasan yang kuat dari kesimpulan yang diberikan.
c. Guru sebaiknya membiasakan siswa Field Dependent dan Field
Independent melibatkan diri dalam diskusi sehingga siswa terbiasa
dalam menganalisis dan mengevaluasi pendapat sehingga mampu
memadukan informasi satu dengan informasi yang lain.
1. Perlu diadakan penelitian yang serupa dengan subjek penelitian dengan
indikator karakteristik berpikir kritis menurut pakar lainnya.
2. Perlu diadakan penelitian lanjutan yang membahas pencapaian siswa
dalam pembelajaran bangun datar terhadap karakteristik berpikir kritis
siswa.
4. Perlu diadakan penelitian lanjutan yang membahas mengenai
karakteristik berpikir siswa dengan perbandingan antara gaya kognitif
Field Dependent dan Field Independent.
DAFTAR PUSTAKA
Albar, W, F. 2015. Tingkat Berpikir Kritis Matematika Siswa SMP Kelas VII
Ditinjau dari Tipe Kepribadian dalam Setting Problem Based
Learning. Skripsi Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Semarang.
Universitas Negeri Semarang.
Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fauziyah, E. 2017. Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII
Ditinjau dari Partisipasi Kegiatan Ekstrakulikuler. Skripsi Jurusan
Bimbingan dan Konseling FIP UNNES. Semarang. Universitas Negeri
Semarang.
Hamzah & Muhlisahrini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Kemdikbud. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta; Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Puspita, Y. 2018. Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika Materi Trigonometri Ditinjau dari Gaya Kognitif Field
Independent dan Field Dependent. Skripsi Jurusan Pendidikan Tadris
Matematika FTIK IAIN Tulungagung. Tulungagung: IAIN
Tulungagung.
Rifqiyana, L. 2015. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan
Pembelajaran Model 4K Materi Geometri. Skripsi Jurusan
Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulthoniyah, A. 2017. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Menyelesaikan
Soal Cerita pada Materi Aritmetika Sosial. Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika FKIP. Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Syafruddin. 2017. Deskripsi Proses Berpikir Kritis dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif Pada Siswa SMK Persada
Wajo. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika. FMIPA. Universitas
Negeri Makassar.
Taufik, A. 2014. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Bangun
Segiempat pada Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Tadris Matematika
FTIK IAIN Tulungagung. Tulungagung: IAIN Tulungagung.
Ulya, H. 2014. AnalisisKemampuan Pemecahan Masalah Matematika SMP
Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa. Tesis. Universitas Negeri
Semarang.
Warsono. 2016. Analisis Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan
agama Islam. Diakses dari
https://1skripsi.blogspot.com/2016/01/skripsi-analisis-keberhasilan-
pendidikan-karakter-dalam-pembelajaran-pendidikan-agama-
islam.html?m=1 pada Tanggal 6 juli 2019.
Witkin. et al. 1979. A Manual For The Embedded Figure Test. California:
Consulting Psychologist Press.
Wibowo, A. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winarsih. 2017. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi Jurusan
Pendidikan Matemtika FKIP UMP. Purwokerto: Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Instrumen Penelitian
LAMPIRAN B Lembar Hasil Penelitian
LAMPIRAN C Persuratan
LAMPIRAN D Validasi
LAMPIRAN E Dokumentasi
LAMPIRAN A
LAMPIRAN A.1 Kisi-Kisi Instrumen Group Embedded Figures Test (GEFT)
LAMPIRAN A.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Karakteristik Berpikir Kritis
LAMPIRAN A.3 Instrumen Group Embedded Figures Test (GEFT)
LAMPIRAN A.4 Instrumen Tes Karakteristik Berpikir Kritis
LAMPIRAN A.5 Kunci Jawaban Group Embedded Figures Test (GEFT)
LAMPIRAN A.6 Kunci Jawaban Tes Karakteristik Berpikir Kritis
LAMPIRAN A.7 Pedoman Wawancara
Kisi-Kisi Instrumen Karakteristik Berpikir Kritis dalam
Menyelesaikan Soal Bangun Datar Segi Empat
Nama Sekolah : SMP Tridharma MKGR Makassar
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Alokasi Waktu : 40 menit
Jumlah Soal : 2 Soal
r) Kompetensi Inti
3. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
4. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
5. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
6. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
No KD MATERI
INDIKATOR
SOAL
BENTUK
SOAL
NO
SOAL
4.14 Menyelesaikan masalah
yang berkaitandengan
bangun datar segiempat
(persegi, persegi panjang,
belah ketupat, jajar
genjang, trapesium, dan
layang-layang) dan segitiga
Segi empat
Menyelesaikan
masalah dalam
kehidupan sehari-
hari dengan
menggunakan
sifat-sifat segi
empat
Uraian 1,2
Indikator Karakteristik Berpikir Kritis
No Karakteristik
Berpikir
Kritis
Indikator Deskripsi
Indikator
Pencapaian indikator
1. Domain
Specific
Knowledge
Menganalisis
informasi
Siswa mampu
memahami dan
menuliskan
informasi dari
soal
Tidak
Mampu
Kurang
Mampu
Mampu
Memfokuskan
pertanyaaan
Siswa mampu
menuliskan
masalah dalam
soal
Tidak
Mampu
Kurang
Mampu
Mampu
2. Metacognitive
Knowledge
Menganalisis
argumen
Siswa mampu
mencari jalan
keluar dari
permasalahan
Tidak
Mampu
Kurang
Mampu
Mampu
3. Values, Beliefs
and Dispositions
Menentukan solusi Siswa mampu
menentukan
solusi yang
tepat dari
Tidak
Mampu
Kurang
Mampu
Mampu
permasalahan
4. Basic
Operations of
Reasoning
Menentukan
jawaban
Siswa mampu
menuliskan
langkah-
langkah
penyelesaian
dan
menemukan
jawaban yang
tepat.
Tidak
Mampu
Kurang
Mampu
Mampu
Membuat
kesimpulan
Siawa mampu
membuat
kesimpulan
dari jawaban
yang diperoleh
Tidak
mampu
Kurang
Mampu
Mampu
INSTRUMEN TES KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS DALAM
MENYELESAIKAN MASALAH BANGUN DATAR SEGI EMPAT
Kelas/Semester : VII/1
Pokok Bahasan : Bangun Datar Segi Empat
Waktu : 40 menit
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL :
SOAL :
1. Perhatikan gambar berikut!
Bangun datar ABCD merupakan persegi dengan panjang
sisi-sisinya 9 cm. Panjang AG = EF = EG = FH = ⅓ AD.
Apakah luas daerah yang diarsir sama dengan luas daerah
yang tidak diarsir? Berikan alasan!
2. Perhatikan gambar di bawah ini. Hitunglah keliling dan luas bangun datar
“X” di bawah!
“X”
1. Tulis Nama, NIS danKelas pada lembar jawaban anda!
2. Baca dan pahami soal sebelum menjawab!
3. Kerjakan soal dengan menuliskan langkah-langkah secara jelas!
4. Tidak diperkenankan kerjasama dan melihat catatan!
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN
TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS
No
Soal Jawaban
Indikator
Karakteristik
Berpikir Kritis
1. Diketahui:
Sisi (s) Persegi = 9 cm
Sisi AG = EF = EG = FH = ⅓ AD
Ditanyakan:
Luas bangun yang diarsir ?
Memahami soal
dan
merumuskan
pokok-pokok
permasalahan
Jawaban:
Daerah yang diarsir
AG = EF = ⅓ AD
= ⅓ × 9 cm
= 3 cm
AG + GD = AD
GD = AD – AG
= 9 cm – 3 cm
= 6 cm
AG =
GD =
Daerah tidak diarsir
= EF = EG + HF
= BC = 9 cm
Mengidentifikasi
dan
mengevaluasi
asumsi yang
tidak terungkap
Luas daerah yang diarsir
L daerah arsir = +
=
× +
×
=(
) (
)
= (
) (
)
= ( 6 × 3 ) + ( 6 × 6)
= ( 18 + 36 )
= 54 cm²
Jadi, luas daerah yang diarsir adalah 54 cm²
Luas daerah yang tidak diarsir
Cara 1
Luas daerah tidak diarsir = Luas layang-layang
=
=
= 27 cm²
Cara 2
Luas daerah tidak diarsir = Luas persegi – Luas daerah arsir
= ( s x s ) – 54 cm²
= ( 9 x 9 ) - 54 cm²
= 81 - 54 cm²
= 27 cm²
Jadi, luas daerah yang tidak diarsir adalah 27 cm²
Menyelesaikan
masalah secara
sistematis
Jadi, luas daerah yang diarsir tidak sama besar dengan luas
daerah yang tidak diarsir, karena luas daerah yang diarsir adalah
54 cm² sedangkan luas darah yang tidak diarsir adalah 27 cm²
Membuat
kesimpulan yang
valid
2. Diketahui:
Sisi AF = FE = ED = DC = 8 cm
Ditanyakan:
Keliling dan Luas bangun datar “X” ?
Memahami soal
dan merumuskan
pokok-pokok
permasalahan
Jawab:
AB = FE + DC + 16 cm
BC + AF + DE + 16 cm
Agar memudahkan untuk menyelesaikan soal terlebih
dahulu dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian I, bagian II,
bagian III juga di isi nama titik di setiap sudutnya, seperti
gambar di bawah ini:
Luas I = Luas II = Luas III
Mengidentifikasi
dan
mengevaluasi
asumsi yang
tidak terungkap
Luas bangun datar “X” = Luas I + Luas II + Luas III
Luas bangun datar “X” = 3 × Luas I
= 3 × (s × s)
= 3 ×8 cm × 8 cm
= 192 cm²
Keliling bangun datar “X” = AB + BC + CD + DE + EF + FA
= 16 + 16 + 8 + 8 + 8
= 64 cm
menyelesaikan
masalah secara
sistematis
Jadi, luas bangun datar “X” adalah 192 cm² dan keliling
bangun “X” adalah 64 cm²
Membuat
kesimpulan yang
valid
PEDOMAN WAWANCARA
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tak
terstrukutur untuk mendalami karakteristik berpikir kritis subjek penelitian.
Wawancara dilakukan setelah diketahui hasil tes karakteristik berpikir kritis
siswa. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2013: 320).
Oleh sebab itu, pedoman yang digunakan dalam penelitian ini hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
XII. Lokasi Wawancara
Lokasi wawancara ini dilakukan di SMP Tridharma MKGR Makassar
XIII. Permasalahan
Bagaimana cara mengungkap secara mendalam tentang karakteristik
berikir kritis subjek penelitian
XIV. Tujuan Wawancara
Mengungkap secara mendalam mengenaik karakteristik berpikir kritis
subjek penelitian
XV. Jenis Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitin ini adalah wawancara
tak terstruktur
XVI. Langakah Pelaksanaan Wawancara
3. Perkenalan antara peneliti dengan subjek penelitian yang akan
diwawancarai, serta membuat jadwal wawancara dengan tiap-tiap
subjek penelitian.
4. Peneliti menyiapkan soal dan lembar jawaban subjek dari hasil tes
karakteristik berpikir kritis dalam menyelesaikan soalbangun datar
segiempat.
5. Peneliti menyiapkan pedoman wawancara
6. Subjek penelitian diwawancarai berkaitan dengan hasil
pekerjaannya
XVII. Indikator dan Materi Wawancara
Berikut adalah pedoman wawancara yang akan digunakan peneliti
berdasarkan karakteristik berpikir kritis dan dapat berkembang
berdasarkan jawaban subjek penelitian.
No Indikator Karakteristik
Berpikir Kritis Pertanyaan
1. Memahami soal dan
merumuskan pokok-pokok
permasalahan
Bagaimana siswa memahami soal
dan merumuskan pokok-pokok
permasalahan
2 Mengidentifikasi dan
mengevaluasi asumsi yang
tidak terungkap
Bagaimana cara siswa menemukan
asumsi yang tidak terungkap?
3. Menyelesaikan masalah secara sistematis
Bagaiman cara siswa
menyelesaikan masalah sesuai
dengan langkah penyelesaian yang
tepat
4. Membuat kesimpulan yang
valid
Apa kesimpulan siswa dari hasil
yang didapatkan
LAMPIRAN B
LAMPIRAN B.1 Hasil Tes Group Embedded Figure Test (GEFT)
LAMPIRAN B.2 Hasil Tes Karakteristik Berpikir Kritis
LAMPIRAN B.3 Hasil Wawancara
Tabel 4.1. Data Hasil Pengisian Instrumen GEFT Siswa dan Jenis
Gaya Kognitif Siswa
No Kode Subjek Skor Gaya Kognitif
1 S01 0 FD
2 S02 0 FD
3 S03 1 FD
4 S04 2 FD
5 S05 2 FD
6 S06 2 FD
7 S07 3 FD
8 S08 4 FD
9 S09 4 FD
10 S10 5 FD
11 S11 7 FD
12 S12 8 FD
13 S13 9 FD
14 S14 10 FD
15 S15 10 FD
16 S16 14 FI
17 S17 16 FI
18 S18 17 FI
19 S19 18 FI
Keterangan :
FD : Gaya Kognitif Filed Dependent
FI : Gaya Kognitif Field Independent
Transkip Hasil Wawancara Subjek
Transkip Hasil Wawancara Subjek FI Soal No 1
PP11-01 : Apa soal no 1 sudah dipahami?
FI11-01 : Iye kak
PP11-02 : Konsep apa yang terdapat dalam soal?
FI11-02 : Mmmm... Tidak tahu kak
PP11-03 : Lihat baik-baik soalnya, materi apa yang digunakan?
FI11-03 : Oh iye bangun datar kak
PP11-04 : Terus apa yang diketahui dalam soal?
FI11-04 : Sisi-sisi persegi kak 9 cm, dan AG = EF = EG = FH = 1/3AD
PP11-05 : Bagaimana cara kamu memahami soal?
FI11-05 : Kubaca soalnya kak baru saya lihat gambarnya di soal susai arahan
yang di soal.
PP11-06 : Jadi apa yang ditanyakan dalam soal?
FI11-06 : Apakah luas daerah yang diarsir sama dengan luas daerah yang tidak
diarsir?
PP11-07 : Bagian mana daerah yang diarsir dan bagian mana yang tidak diarsir?
FI11-07 : Kalau yang diarsir ini kak ( menunujuk bagian yang diarsir pada
gambar di soal), kalau yang diarsir ini kak ( menunjuk bagian yang
tidak diarsir pada soal)
PP12-01 : Jadi setelah kamu memahami soal, apa yang akan kamu lakukan?
FI12-01 : Saya cari luas daerah yang tidak diarsirnya dulu kak,
PP12-02 : Kenapa itu yang daerah yang tidak diarsir dulu? Kenapa bukan yang
daerah diarsir duluan yang dicari?
FI12-02 : Waktu mau mka kerja kak ku lihat gambarnya ternyata yang tidak
diarsir itu bentuk segitiga jadi bagian daerah yang tidak diarsir dulu
saya cari, tapi materinya ini kak bangun datar esegi empat jadi saya
cari kak bagaimana saya bisa gunakan rumus segi empat jadi saya
temukan mi ternyata bentuk layang-layang kalau digabung ini
daearah yang tidak diarsir.
PP12-03 : Setelah itu apa yang kamu lakukan?
FI12-03 : Saya cari panjang diagonal yang belum diketahui baru ya cari mi luas
daerah yang tidak diarsir.
PP12-03 : Kalau untuk daerah yang diarsir bagaimana?
FI12-03 : Kalau daerah yang diarsir kak ada dua bangun datar trapesium jadi
saya cari luasnya ini trapesium 1 dan 2 baru saya jumlahkan, setelah
itu saya cari tinggi trapesium 1 dan tinggi trapesium 2, baru sya cari
mi luas daerah yang diarsir kak.
PP13-01 : Jadi, apa rumus yang digunakan untuk selesaikan masalahnya soal
nomor 1?
FI13-01 : Kalau daerah yang diarsir kak pakai ka rumus trapesium, jadi itu saya
jumlahkan trapesium 1 dan trapesium 2 (sambil menunjuk gambar di
kertas jawaban)
PP13-02 : Apa rumusnya Luas trapesium?
FI 13-02 : ½ x jumlah sisi sejajar x t
PP13-03 : Jumlah sejajar yang mana tingginya yang mana?
FI13-03 : Kalau trapesium 1 kak AB+EF = 9+3 = 12 , t = AG= 3 cm, kalau
trapesium 2 panjang EF+DC = 9+3 = 12, t = GD= 6 cm
PP13-04 : Kalau daerah yang tidak diarsir bagaimana?
FI13-04 : Luas layang-layang kak, rumusnya
PP13-05 : yang mana? yang mana?
FI13-05 : ini kak panjang EF = 6 cm yang saya buat mi tadi gambar layang-
layangnya, panjang BC = 9 cm
PP13-06 : Jadi berapa luas daerah yang tidak diarsir dan luas daerah yang tidak
diarsir
FI13-06 : Kalau luas daerah yang tidak diarsir = 27 cm ², kalau yang diarsir 54
cm²
PP14-01 : Jadi apa kesimpulan dari hasil jawabannya?
FI14-01 : Jadi, luas daerah yang diarsir tidak sama dengan luas daerah yang
tidak diarsir, karena luas daerah diarsir adalah 54 cm² dan luas daerah
yang tidak diarsir adalah 27 cm².
P14-02 : Yakin mi sama jawabannya?
FI14-02 : Iye kak
Transkip Hasil Wawancara Subjek FD Soal No 2
PP21-01 : Apa sudah dipahami soal nomor 2?
FI21-01 : Iye kak
PP21-02 : Konsep apa yang terdapat dalam soal?
FI21-02 : bangun datar kak
PP21-03 : Bagaimana agar kamu dapat memahami soal tersebut?
FI21-03 : Dengan membaca petunjuk soal kak, terus saya lihat mi gambar “X”
nya kak ,dan apa yang diketahui di gambar “X”
PP21-04 : Jadi, apa yang diketahui dalam soal?
FI21-04 : AF = 8 cm, ED 8cm, sisi AF = FE = ED= DC
PP21-05 : Kenapa kamu bisa mengatakan bahwa sisi AF = FE = ED= DC?
PP21-05 : Karena garis yang ada di sisinya kak menandakan sisinya sama
panjang kak..
PP21-06 : Jadi kalau yang ditanyakan dalam soal?
FI21-06 : Luas dan Keliling bangun datar?
PP22-01 : Jadi setelah dipahmahami soal, apa yang akan dilakukan?
FI22-01 : Ini gambar “X” kak, bisa dipisahkan jadi 3 bagian bangun datar
persegi yang luasnya sama besar, jadi saya bagi jadi tiga bagian kak.
(sambil menunjuk gambar pada soal)
PP22-02 : Kenapa setiap luas dari 3 bagian tersebut sama panjang?
FI22-02 : Karena Setiap sisi dari tiap bagian tersebut sama panjang, dapat
dilihat dari ukuran sisi pada gambar yang ada di soal kak.
PP23-01 : Jadi, apa solusi untuk menyelsaikan masalahnya?
FI23-01 : Sudah tadi saya bagi 3 bangun datar “X” menjadi 3 bagian bangun
datar yang saman besar jadi saya jumlahkan luas 1 + luas 2 + luas 3.
untuk luas bangun datar “X” kak.
PP23-02 : Kalau begitu rumus apa yang diapakai untuk cari luas 1, luas 2 dan 3?
FI23-02 : Rumus persegi kak, untuk saya cari luas 1 kak.
PP23-03 : Apa rumus luas persegi ?
FI23-03 : s x s kak.
PP23-04 : Jadi berapa hasil luas 1?
FI23-04 : 64 cm² kak
PP23-05 : kalau yang luas 2 dan luas 3 bagaiman?
FI23-05 : kan luas 1 = luas 2 = luas 3, jadi untuk dapat luas bangun datar “X”
saya jumlahkan 3 bagian itu kak jadi, 64 + 64 + 64 = 192 cm²
PP23-06 : Kalau kelilingnya bagaimana?
FI23-06 : Saya jumlahkan semua sisi luar bngun datarnya “X” kak
PP23-06 : Jadi berapa kelilingnya?
FI23-06 : 64 cm kak
PP24-01 : Jadi apa kesimpulan dari hasil jawabannya?
FI24-01 : Jadi, luas bangun datar “X” adalah 192 cm² dan keliling bangun
datar “X” adalah 64 cm
PP24-02 : Dari mana kamu memperoleh kesimpulan tersebut?
FI24-02 : Dari hasil jawaban yang saya kerja kak
Transkip Hasil Wawancara Subjek FD Soal No 1
PP11-01 : Konsep apa yang terdapat dalam soal?
FD11-01 : Mmmm... Tidak tahu deh kak
PP11-02 : Lihat baik-baik soalnya, materi apa yang digunakan?
FD11-02 : Bangun datar kayanya kak (melihat soal)
PP11-03 : Terus apa yang diketahui dalam soal?
FD11-03 : Setiap sisinya 9 cm, dan AG = EF = EG = FH = 1/3AD
PP11-04 : Bagaimana cara kamu memahami apa yang dimaksud pada soal dan
apa masalah yang harus diselesaikan pada soal?
FD11-04 : Dengan membaca soal kak, apa arahan dari soal dan apa yang
dektahui dan ditanyakan dari soal, setelah itu saya lihat gambarnya di
soal kak.
PP11-05 : Jadi, sudah pahami?
FD11-05 : Iye kak
PP11-06 : Jadi, apa yang jadi masalah pada soal?
FD11-06 : Apakah luas daerah yang diarsir sama dengan luas daerah yang tidak
diarsir?
PP12-01 : Jadi bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah pada soal nomor
1?
FD12-01 : Pertama dulu ka saya lihat di gambar ternyata daerah yang tidak
diarsir terbagi menjadi 2 bangun datar trapesium jadi saya jumlahkan
sajaluas trapesium 1 dan trapesium 2 untuk dapatkan luas daerah
yang diarsir.
PP12-02 : Kalau yang daerah yang tidak diarsir bagaiman?
FD12-02 : Kalau daerah yang tidak diarsir kak saya kurangi saja luas persegi
dengan luas daerah yang diarsir?
PP12-03 : Jadi, kamu tidak menemukan bangun datar segi empat apa yang
terdapat pada soal?
FD12-03 : Tidak kak
PP12-04 : Lihat baik-baik kalu daerah yang tidak diarsir dipindahkan ke
samping daerah yang tidak diarsir lainnya akan memebentuk bangun
datar segi empat layang-layang;
FD12-04 : Oh iye kak, tidak ku cari baik tadi kak.
PP12-05 : Jadi dimengerti mi?
FD12-05 : Iye kak
PP13-01 : Jadi bagaimana kamu mendapatkan luas daerah yang diarsir?
FD13-01 : menjumlahkan luas trapesium 1 dan trapesium 2
PP13-02 : bagaimana kamu mendapatkan luas trapesium 1 dan trapesium 2
FD13-02 : (
) (
)
PP13-03 : Coba jelaskan bagaimana kamu mendapatkan nilai-nilai di atas?
FD13-03 : ini kak (
) (
)
PP13-04 : Jelaskan rumusnya itu apa dari mana kamu mendapatkannya?
FD13-04 :Trapesium kak, begitu ji ku tau.
PP13-05 :Jadi rumusnya trapesium itu
FD14-05 : Oh Iye kak ku ingat mi
PP13-05 :Kalau daerah yang tidak diarsir bagaimana?
FD14-05 : Luas Persegi – Luas daerah yang diarsir = 9 x 9 – 54 cm.
PP13-05 : 9 itu dari mana?
FD14-05 : Sisi kali sisi persegi yang ini kak ( sambil menunjuk gambar pada
lembar jawaban).
PP13-05 : Lain kali kalau kerja soal tuliskan apa saja rumus-rumus yang
digunakan biar orang yang lihat bisa mengerti.
FD14-05 : Iye kak.
PP14-01 : Jadi apa kesimpulan kamu tentang masalah dalam soal?
FD14-01 : Luas daerah yang diarsir tidak sama dengan luas daerah yang tidak
diarsir.
PP14-02 : Kenapa tidak sama
FD14-02 : Karena luas daerah yang diarsir tadi 54 cm², kalau daerah yang tidak
diarsir 27 cm²
PP14-03 : yakin mi sama jawabannya?
FD14-03 : Iye kak.
Transkip Wawancara Subjek FD Soal No 2
PP21-01 : Apa kamu sudah memahami soal nomor 2?
FD21-01 : Iye kak
PP21-02 : Apa yang kamu lakukan agar kamu bisa memahami apa maksud soal
nomor 2?
FD21-02 : Saya baca petunjuk soalnya kak baru saya lihat mi gambar “X” yang
ada di soal.
PP21-03 : Jadi, konsep apa yang terdapat dalam soal?
FD21-03 : Bangun datar kak.
PP21-04 : Apa yang diketahui dalam soal nomor 2?
FD21-04 : Panjang AF=FE=EB=BC=8cm
PP21-05 : Kenapa bisa kamu mengatakan AF=FE=EB=BC=8cm
FD21-05 : Karena tanda yang ada di sisi-sisi di gambar “X” kak menandakan
sama panjang.
PP21-06 : Jadi apa yang mau dicari pada soal nomor 2?
FD21-06 : Luas dan kelilingnya kak
PP22-01 : Apa yang akan kamu lakukan untuk menyelesaikan masalah pada
soal nomor 2?
FD22-01 : Yang pertama kak saya lihat dulu gambarnya bagaimana bisa saya
selesaikan, jadi saya bagi menjadi 2 bagian itu gambar “X” jadi
bagian pertama bangun datar persegi dan bangun datar segiempat.
PP22-02 : Setelah itu apa yang akan kamu lakukan?
FD22-02 : Saya cari luas persegi dan luas persegi panjang baru saya jumlahkan
kak.
PP23-01 : Jadi apa yang kamu lakukan untuk mendapatkan luas dan keliling
bangun datar “X” ?
FD23-01 : Untuk cari luasnya kak saya jumlahkan luas persegi dengan luas
persegi panjang yang ada pada bangun datar “X”
PP23-02 : Setelah itu kamu apakan?
FD23-02 : Jadi saya kasi masuk nilainya (8 x 8) + (8 x 16) jadi saya dapat
hasilnya 192 cm²
PP23-03 : Dari mana kamu mendapatkan nilai-nilai tersebut?
FD23-03 : Ini sisi-sinya kak yang di gambar.
PP23-04 : Kalau menyelesaiakan soal pada matematika tuliskan sesuai agar
dapat dimengerti dengan baik.
FD23-04 : Iye kak
PP23-05 : Kalau mendapatkan keliling persegi panjang bagaimana?
FD23-05 : 16 + 16 + 8 + 8 + 8 + 8 = 64 cm
PP23-06 : Ini juga kelilingnya tuliskan dlu dari mana aslnya terus tulis nilai-
nilainya.
FD23-06 : Iye kak
PP26-01 : Jadi, apa kesimpulannya
FD26-01 : luas bangun datar 192 cm dan keliling 64 cm
PP26-02 : Yakin mi itu?
FD26-02 : Iye kak
LAMPIRAN C
PERSURATAN
LAMPIRAN D
VALIDASI
LAMPIRAN E
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
WANTI, lahir pada tanggal 08 Mei 1996 di Wasuponda,
anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Wajarto dan
Tanti. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis, mulai dari
duduk dibangku Sekolah Dasar di SDN 258 Sinongko pada
tahun 2002 dan tamat pada tahun 2008, kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Wasuponda pada tahun 2008 dan tamat
pada tahun 2011, selanjutnya penulis melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih
tinggi yakni di SMA Negeri 1 Wasuponda pada tahun 2011 dan tamat pada tahun
2014.
Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar dan terdaftar sebagai mahasiswi Program Studi
Pendidikan Matematika Pada program Strata 1 (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berkat karunia Allah SWT, dalam menyelesaikan program studi di
Universitas Muhammadiyah Makassar, saya mengangkat judul skripsi yaitu
"Karakteristik Berpikir Kritis dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Datar
Segi Empat Ditinjau dari Gaya Kognitif pada Siswa Kelas VII SMP
Tridharma MKGR Makassar ".