kajian matematis dan aspek pendidikan ...repository.usd.ac.id/31598/2/161442012_full.pdfmateri...
TRANSCRIPT
TESIS
KAJIAN MATEMATIS DAN ASPEK PENDIDIKAN TENTANG
METODE BEDA HINGGA DAN RUNGE-KUTTA UNTUK
MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
DARI MASALAH GETARAN
SCOLASTIKA LINTANG RENGGANIS RADITYANI
161442012
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
TESIS
KAJIAN MATEMATIS DAN ASPEK PENDIDIKAN TENTANG
METODE BEDA HINGGA DAN RUNGE-KUTTA UNTUK
MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
DARI MASALAH GETARAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada Program Magister Pendidikan Matematika
SCOLASTIKA LINTANG RENGGANIS RADITYANI
161442012
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TESIS
MENYELE SAIKAF{ PER SA I&AAN I}IT'EREI$ SIAL BIA SA
DAR{ &IASALAH G ETAR4.I\
Pembimbing
&e ,*Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D.
ii
pada tanggal t3 Maret 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TESIS
KAJIAN MATEMATIS I}AN ASPEK PENI}II}IKAN TENTANG METODE
BEDA HNqGGA DAN RUNGE-KUTTA UNTUK MENYELESAIKAN
Pf,RSAMAAN DIFERENSIAL BIASA I}ARI MASALAH GETARAN
Dipersiapkan dan ditulis olsh
SCOLASTIKA LINTANG RENGGANIS RADITYANI
151442*12
?7. -Teiah dipertahanka.n di depan Panitia Penguji
paCa tanggal 22 Maret 201 Idan dinyatakan memenuhi syarat
Nama Le*gkap
Ketua : Dr" Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd.
Sekretaris : Dr. Hongki Julie, M.Si.
Anggot* : Sudi Mungkasi, S.Si., &{.Math.Sc., Ph.D.
Anggota : Flartono, S.Si, M.Sc., Ph.D.
Anggota : Dr. Marcellinus Andy Rr:dhito, S.Pd.
Yogyakarta, 22 Maret 2018
Fakultas Keguruan dao llmu Pendidikan
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN
βThe process of running toward your goal, to have your passion shown in results
Even if we try and use everything weβve learned, thereβs still some regret
Until that time, everyone has hardships
You can be disappointed in the outcome, but never hate yourself
Troubles are bound to come, hold and believe in yourself continuously
Blessings wait for you.β
(3RACHA)
Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang yang aku cintai dan selalu
menerangi hidupku,
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Kedua orang tuaku, Papa Donatus dan Mama Paula
Kakak dan adik-adikku, Mbak Raras, Dik Bela, dan Dik Theo
Sanak saudaraku, Mami Tun, Mbak Galuh, dan Om Tarigan
Beloved one, Laurensius Andi Saputra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar akademik apapun di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 22 Maret 2018
Scolastika Lintang Rengganis Radityani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Scolastika Lintang Rengganis Radityani, 2018. Kajian Matematis dan Aspek
Pendidikan Tentang Metode Beda Hingga dan Runge-Kutta Untuk
Menyelesaikan Persamaan Diferensial Biasa Dari Masalah Getaran. Tesis.
Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tesis ini membahas penyelesaian persamaan diferensial biasa dari masalah
getaran. Hal ini penting dilakukan karena masalah ini terkait dengan penerapannya
di dunia nyata, yaitu getaran bangunan. Metode yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah metode beda hingga dan metode Runge-
Kutta. Metode beda hingga yang digunakan adalah metode beda maju dan beda
pusat, sedangkan metode Runge-Kutta yang digunakan adalah metode Euler dan
Heun. Keempat metode ini dipilih karena kesesuaiannya untuk menyelesaikan
masalah getaran yang berbentuk persamaan diferensial biasa orde dua. Selain itu,
penelitian ini mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran matematika pada
materi grafik fungsi trigonometri menggunakan fenomena getaran di kelas XI TPB
SMK 2 Depok, Yogyakarta. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif
dengan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode beda pusat dan metode Heun
memiliki keakuratan tingkat dua untuk menyelesaikan masalah getaran yang
dimodelkan dalam persamaan diferensial biasa orde dua. Kedua metode ini
menghasilkan solusi yang lebih akurat daripada metode beda maju dan metode
Euler yang memiliki keakuratan tingkat satu. Selanjutnya, berdasarkan hasil
analisis terhadap pembelajaran matematika menggunakan fenomena getaran,
diperoleh sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran yang dilakukan antara lain: guru menyampaikan manfaat
pemodelan secara umum dan secara khusus pada materi tesis; guru mereview
materi trigonometri di kelas X; guru membagi siswa dalam kelas menjadi enam
kelompok; setiap kelompok diberi LKS sebagai bahan diskusi yang memiliki
tugas berbeda satu sama lain; setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya; guru dan siswa bersama-sama membentuk persamaan umum
grafik fungsi trigonometri sinus; setiap siswa mengerjakan soal tes esai.
2. Hasil pembelajaran tersebut, yaitu 83,33% kelompok dapat tepat menggambar
grafik ke bidang kartesius untuk semua kasus sesuai dengan perintah soal,
namun tidak lengkap menuliskan keterangan pada gambar grafik, 44,44%
kelompok dapat membentuk persamaan grafik fungsi sinus dari masalah
getaran, 68,97% siswa dapat membentuk persamaan grafik fungsi sinus dari
masalah getaran, 65,52% siswa dapat tepat menentukan persamaan grafik,
namun tidak tepat menentukan posisi massa.
Kata kunci: getaran, persamaan diferensial biasa, metode numerik, pembelajaran
grafik sinus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Scolastika Lintang Rengganis Radityani, 2018. Mathematical Studies and
Educational Aspects on Finite Difference and Runge-Kutta Methods for
Solving Ordinary Differential Equations of Vibration Problems. Master of
Mathematics Education Study Program, Mathematics and Science Education
Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma
University, Yogyakarta.
This thesis discusses about solving ordinary differential equations from
vibration problems. This is important because the problem is related to its
application in real-world, i.e. building vibration. The methods used to solve the
problem are finite difference and Runge-Kutta methods. The finite difference
methods include the forward and central differences, while the RungeβKutta
methods include the Euler and the Heun methods. These four methods are chosen
because of their compatibility to solve vibration problems that modeled into a
second order ordinary differential equations. Moreover, this research aimed to
describe the process and the results of mathematics learning on graphs of
trigonometric function material using vibration phenomenon in class XI TPB SMK
2 Depok, Yogyakarta. The analytical method used in education aspect is descriptive
with qualitative approach.
The research results show that the central difference and the Heun methods are
second order of accuracy to solve the vibration problem that modeled into second
order ordinary differential equations. These two methods produce more accurate
solution than the forward difference and the Euler methods do which having first
order of accuracy. Furthermore, based on the analysis of mathematics learning
using vibration phenomena, the researcher obtain:
1. The learning process that was done are teacher conveyed the benefits of
modeling in general and specifically on thesis material; teacher reviewed
trigonometry material in class X; teacher divided the students in the class into
six groups; each group is given LKS as a discussion material that has a different
task from each other; each group did presentation; teacher and student were
form a general equation graph of sine trigonometric function; every student did
an essay test questions.
2. The learning results are 83.33% of the group can precisely draw the graph into
the Cartesian field for all cases according to the question command, but
incomplete write down the description on the graphic image, 44,44% of the
group can form an equation of the graph from vibration problems, 68.97% of
students can form an equation of the graph from vibration problems, 65.52%
of students can precisely determine the graph equations, but not proper to
determine the position of the mass.
Keywords: vibration, ordinary differential equations, numerical methods, learning
sine graph
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Scolastika Lintang Rengganis Radityani
Nomor Mahasiswa : 161442012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma suatu karya ilmiah yang berjudul:
KAJIAN MATEMATIS DAN ASPEK PENDIDIKAN TENTANG METODE
BEDA HINGGA DAN RUNGE-KUTTA UNTUK MENYELESAIKAN
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA DARI MASALAH GETARAN
beserta perangkatnya yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di Internet
atau media lain untuk keperluan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 22 Maret 2018
Yang menyatakan
Scolastika Lintang Rengganis Radityani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR PUBLIKASI HASIL PENELITIAN TESIS
Sebagian hasil dari tesis ini telah dipresentasikan dalam konferensi
internasional dan/atau dipublikasikan dalam jurnal internasional sebagai berikut:
S.L.R. Radityani dan S. Mungkasi, βFinite Difference and Runge-Kutta Methods
for Solving Vibration Problemsβ, Journal of Physics: Conference Series,
Volume 909, Nomor 1, Artikel 012044, Tahun 2017 (terindeks Scopus), Link
Artikel: http://dx.doi.org/10.1088/1742-6596/909/1/012044
Selain itu, sebagian hasil lain sedang dalam persiapan untuk dikembangkan
menjadi artikel ilmiah yang disusun oleh penulis (Scolastika Lintang Rengganis
Radityani) dan pembimbing (Sudi Mungkasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat penyertaan-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul βKajian Matematis
dan Aspek Pendidikan Tentang Metode Beda Hingga dan Runge-Kutta untuk
Menyelesaikan Persamaan Diferensial Biasa dari Masalah Getaranβ. Tesis ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister
Pendidikan pada Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penelitian dan penyusunan tesis ini dapat berjalan
baik dan lancar karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung dan
memberikan kesempatan bagi penulis melanjutkan studi S2 ini.
3. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing
tesis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing,
memberikan kritik, dan masukan yang membangun selama penyusunan tesis.
4. Bapak Hartono, S.Si, M.Sc., Ph.D. dan Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd.,
selaku dosen penguji tesis yang telah memberikan kritik dan saran demi
sempurnanya tesis ini.
5. Segenap Dosen Program Studi Magister Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma yang telah membagi ilmu dan mendidik penulis selama
menempuh pendidikan di Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma.
6. Bapak Drs. HB. Kuswidiantoro, selaku guru pengampu mata pelajaran
matematika di kelas XI Teknik Pemesinan B SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta
tahun ajaran 2017/2018 yang telah bersedia membantu penulis dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
perizinan penelitian dan memberikan kesempatan kepada penulis melakukan
penelitian di kelas yang beliau ampu.
7. Segenap siswa-siswi kelas XI Teknik Pemesinan B SMK Negeri 2 Depok
Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018 atas ketersediannya menjadi subjek
penelitian untuk aspek pendidikan tesis ini.
8. Orangtua penulis, Bapak Donatus Purwanto Mekomana dan Ibu Paula
Elisabeth Sri Kunthi Himawan Purbabatari yang tidak menuntut apapun, selalu
percaya, mendoakan, dan memberikan dukungan secara moril maupun materi.
9. Segenap keluarga, terutama Mbak Galuh dan Om Tarigan yang selalu
mendoakan, memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan tesis
ini.
10. Laurensius Andi Saputra yang selalu menyemangati, mendoakan, dan
memberikan banyak bantuan jarak jauh selama proses penyusunan tesis ini.
11. Teman-teman Program Studi Magister Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma angkatan 2016 yang telah membantu penulis selama menuntut
ilmu di Universitas Sanata Dharma.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu
penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan
penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu ditingkatkan
dalam penulisan tesis ini. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran
yang membangun bagi sempurnanya tulisan ini. Semoga tesis ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang terkait.
Yogyakarta, 22 Maret 2018
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................................... viii
DAFTAR PUBLIKASI HASIL PENELITIAN ................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
D. Batasan Masalah......................................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11
G. Kebaruan Penelitian ................................................................................... 11
H. Metode Penelitian....................................................................................... 12
I. Sistematika Penulisan................................................................................. 13
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 15
A. Persamaan Diferensial ................................................................................ 15
1. Klasifikasi Persamaan Diferensial ...................................................... 16
2. Solusi Persamaan Diferensial .............................................................. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Aplikasi Persamaan Diferensial Biasa ....................................................... 24
1. Masalah Dasar ..................................................................................... 24
2. Model Sistem Pegas-Massa ................................................................. 25
3. Solusi Model Sistem pegas-Massa ...................................................... 26
C. Metode Numerik untuk Menyelesaikan Persamaan Diferensial Biasa ...... 29
1. Metode Beda Hingga ........................................................................... 29
2. Metode Runge-Kutta ........................................................................... 31
BAB III HASIL PENELITIAN .......................................................................... 37
A. Skema Iterasi Metode Beda Hingga dan Runge-Kutta .............................. 37
1. Skema Iterasi Metode Beda Maju ....................................................... 38
2. Skema Iterasi Metode Beda Pusat ....................................................... 39
3. Skema Iterasi Metode Euler ................................................................ 40
4. Skema Iterasi Metode Heun ................................................................ 40
B. Analisis Kinerja Metode Beda Hingga dan Runge-Kutta .......................... 41
BAB IV ASPEK PENDIDIKAN ......................................................................... 46
A. Pendahuluan ............................................................................................... 46
B. Metode Pengolahan Data ........................................................................... 48
1. Subjek Penelitian ................................................................................. 48
2. Objek Penelitian .................................................................................. 48
3. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 48
4. Teknik Analisis Data ........................................................................... 53
5. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ....................................... 53
C. Deskripsi Proses Pembelajaran dan Pembahasan ...................................... 53
D. Deskripsi Hasil Kerja Kelompok dan Pembahasan ................................... 58
E. Deskripsi Hasil Tes Individu dan Pembahasan .......................................... 73
F. Refleksi ...................................................................................................... 82
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 85
A. Kesimpulan ................................................................................................ 85
B. Saran ........................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perbandingan Galat Metode Beda Maju, Beda Pusat, Euler, dan
Heun ....................................................................................................................... 44
Tabel 4.1 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa ............................................................... 50
Tabel 4.2 Kisi-kisi Tes Esai................................................................................... 51
Tabel 4.3 Analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS nomor 2:
menggambar grafik fungsi massa terhadap waktu ................................................. 59
Tabel 4.4 Rangkuman hasil analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS
nomor 2: menggambar grafik fungsi massa terhadap waktu ................................. 61
Tabel 4.5 Persentase keberhasilan subjek menjawab indikator pertama (LKS) ... 63
Tabel 4.6 Analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS nomor 3: menentukan
periode dan amplitudo masing-masing grafik ........................................................ 63
Tabel 4.7 Rangkuman hasil analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS
nomor 3: menentukan periode dan amplitudo masing-masing grafik .................... 64
Tabel 4.8 Analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS nomor 4:
menganalisis grafik ................................................................................................ 66
Tabel 4.9 Rangkuman hasil analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS
nomor 4: menganalisis grafik ................................................................................. 67
Tabel 4.10 Analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS nomor 5: membuat
kesimpulan ............................................................................................................. 71
Tabel 4.11 Rangkuman hasil analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS
nomor 5: membuat kesimpulan .............................................................................. 72
Tabel 4.12 Persentase keberhasilan subjek menjawab indikator kedua (LKS) ..... 73
Tabel 4.13 Analisis jawaban siswa terhadap pertanyaan tes esai nomor 1 ........... 74
Tabel 4.14 Rangkuman hasil analisis jawaban siswa terhadap pertanyaan tes esai
nomor 1 .................................................................................................................. 76
Tabel 4.15 Analisis jawaban siswa terhadap pertanyaan tes esai nomor 2 ........... 78
Tabel 4.16 Rangkuman hasil analisis jawaban siswa terhadap pertanyaan tes esai
nomor 2 .................................................................................................................. 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.17 Persentase keberhasilan subjek menjawab indikator pertama (tes
esai) ........................................................................................................................ 82
Tabel 4.18 Persentase keberhasilan subjek menjawab indikator kedua (tes
esai) ........................................................................................................................ 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Massa pada sistem pegas (dalam Roberts, 2010) ............................. 24
Gambar 2.2 Periode dan amplitudo osilasi gerakan massa pada pegas (dalam
Marwan dan Munzir, 2009).................................................................................... 27
Gambar 2.3 Beberapa pendekatan π’β²(π₯) yang diinterpretasikan sebagai gradien
garis-garis sekan (dalam LeVeque, 2007) .............................................................. 30
Gambar 2.4 Metode Euler (dalam Devaney, 2011) .............................................. 32
Gambar 2.5 Pendekatan Euler π¦π+1 = π¦π + π(π¦π, π‘π)β (dalam Mathews,
1987) ...................................................................................................................... 34
Gambar 2.6 Penggambaran Grafis Metode Heun (a) Prediktor dan (b) Korektor
(dalam Chapra dan Canale, 2010) .......................................................................... 35
Gambar 3.1 Solusi analitik dan numerik dengan βπ‘ = 0.5 .................................. 42
Gambar 3.2 Solusi analitik dan numerik dengan βπ‘ = 0.25 ................................ 42
Gambar 3.3 Solusi analitik dan numerik dengan βπ‘ = 0.0125............................ 43
Gambar 3.4 Solusi analitik dan numerik dengan βπ‘ = 0.0625............................ 43
Gambar 3.5 Perbandingan Galat Metode Beda Maju, Beda Pusat, Euler, dan
Heun ....................................................................................................................... 44
Gambar 4.1 Hasil jawaban K03 untuk pertanyaan LKS nomor 2 ........................ 62
Gambar 4.2. Hasil jawaban K04 untuk pertanyaan LKS nomor 3 ....................... 65
Gambar 4.3 Hasil jawaban K01 untuk pertanyaan LKS nomor 3, 4, dan 5 ......... 68
Gambar 4.4 Hasil jawaban K03 untuk pertanyaan LKS nomor 4 ........................ 68
Gambar 4.5 Hasil jawaban K02 untuk pertanyaan LKS nomor 4 ........................ 70
Gambar 4.6 Hasil jawaban K06 untuk pertanyaan LKS nomor 4 dan 5 .............. 70
Gambar 4.7 Hasil jawaban K02 untuk pertanyaan LKS nomor 5 ........................ 72
Gambar 4.8 Hasil jawaban S4 untuk pertanyaan tes esai nomor 1....................... 77
Gambar 4.9 Hasil jawaban S28 untuk pertanyaan tes esai nomor 1..................... 77
Gambar 4.10 Hasil jawaban S4 untuk pertanyaan tes esai nomor 2..................... 81
Gambar 4.11 Hasil jawaban S28 untuk pertanyaan tes esai nomor 2................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah getaran merupakan topik penelitian yang menarik dalam bidang
fisika, teknik, maupun matematika terapan. Beragam penelitian tentang masalah
getaran telah dilakukan untuk mengurangi efek negatif dari getaran. Salah satu
masalah getaran yang memerlukan perhatian di Indonesia adalah mengenai efek
gempa bumi terhadap struktur bangunan, terutama bangunan bertingkat. Letak
Indonesia yang dikelilingi oleh sejumlah gunung vulkanik aktif dan tiga lempeng
tektonik menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan terhadap terjadinya
gempa bumi.
Kerusakan bangunan akibat gempa bumi dapat ditekan dengan merencanakan
struktur bangunan yang memiliki frekuensi natural (Ross, 1989) bangunan tidak
berada di dekat frekuensi lingkungan maupun gempa. Perhitungan frekuensi natural
bangunan dimulai dengan memodelkan getaran struktur bangunan. Pemodelan
getaran pada struktur bangunan bertingkat memiliki prinsip yang sama dengan
pemodelan getaran pada sistem pegas massa. Hal ini dilakukan dengan
mengasumsikan setiap lantai pada bangunan adalah massa dan pilar-pilar
bangunannya adalah pegas yang memiliki kekakuan. Oleh karena itu, getaran pada
bangunan bertingkat dapat dimodelkan menjadi sistem persamaan diferensial biasa
orde dua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Bangunan dengan satu lantai dapat dimodelkan menjadi suatu persamaan
diferensial biasa orde dua
ππ₯" + ππ₯ = 0, π₯ β β1, (1.1)
dengan frekuensi π =1
2πβ
π
π. Di sini π melambangkan besarnya massa benda dan
π melambangkan kekakuan pilar bangunan. Lebih lanjut, π‘ adalah variabel waktu
dan π₯ adalah variabel ruang. Apabila bangunan memiliki banyak tingkat, maka
terbentuk sistem persamaan diferesial biasa orde dua berskala besar. Sistem
persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk persamaan matriks
ππ" + πΎπ = 0, π β βπ, (1.2)
dengan π adalah matriks kolom dan π menyatakan besar dimensi ruang π. Hal ini
membuat sistem persamaan diferensial biasa orde dua semakin sulit untuk
diselesaikan dan sangat mungkin terjadi eror yang besar dalam perhitungan. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu metode penyelesaian yang dapat menghasilkan solusi
yang akurat. Proses untuk mendapatkan metode yang akurat untuk menyelesaikan
persamaan (1.2) diawali dengan meninjau beberapa metode numerik yang sesuai
untuk menyelesaikan persamaan (1.1), yaitu metode beda hingga meliputi beda
maju dan beda pusat, serta metode Runge-Kutta meliputi Euler dan Heun.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik membandingkan kinerja metode
beda hingga dan Runge-Kutta untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa
dari masalah getaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui metode mana yang dapat
memberikan keakuratan penyelesaian lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
B. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang pernah dilakukan berhubungan dengan penyelesaian
persamaan diferensial biasa dari masalah getaran, yaitu
Penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi dan Mungkasi (2016) dengan judul
βStructural Dynamic Modification using Matrix Perturbation for Vibrations
without Frictionβ. Tujuan dari penelitian ini adalah menyelidiki berapa banyak
perubahan kekakuan dari suatu struktur apabila massa yang terlibat sedikit berubah.
Hal ini dilakukan agar frekuensi dari sistem yang baru sama atau kira-kira sama
dengan frekuensi struktur asli sebelum terjadi perubahan massa. Peneliti
menekankan tidak ingin melakukan simulasi lain terhadap struktur yang baru untuk
menentukan efek dari perubahan struktur karena peneliti berasumsi bahwa
menjalankan simulasi lagi sangat mahal. Oleh karena itu, peneliti menggunakan
strategi usikan matriks, yaitu menggunakan sifat-sifat struktur asli dan perubahan
massa untuk mendapatkan rumus menghitung perubahan kekakuan ketika terjadi
perubahan massa. Rumus tersebut diturunkan dari model matematika struktur
bangunan yang berbentuk persamaan diferensial biasa orde dua. Pemodelan ini
menggunakan prinsip pemodelan pada sistem pegas-massa yang melibatkan
parameter massa dan kekakuan dan terbatas pada model tanpa gesekan.
Mula-mula peneliti menurunkan rumus dari model skalar tanpa gesekan yang
memiliki satu derajat kebebasan. Selanjutnya, rumus ini diperluas ke masalah yang
memiliki derajat kebebasan lebih tinggi dan berhasil digunakan selama besar
gangguannya relatif tidak berlebihan. Percobaan secara komputasi mengkonfirmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
keakuratan rumus yang diusulkan untuk model ini. Berikut adalah proses
mendapatkan rumus untuk menghitung perubahan kekakuan yang diinginkan ketika
massa sedikit berubah.
Peneliti memulai dari model pegas-massa tanpa gesekan dan tanpa usikan
dengan satu derajat kebebasan, yaitu
π0οΏ½ΜοΏ½0 + π0π₯0 = 0, (1.3)
dimana π0 adalah konstanta yang merepresentasikan massa, π0 adalah konstanta
yang menyatakan kekakuan dari struktur, π₯0 = π₯0(π‘) adalah posisi massa π0 pada
waktu π‘. Solusi umum dari persamaan (1.3) adalah
π₯0(π‘) = π1 cos(π0π‘) + π2 sin(π0π‘), (1.4)
dengan π0 = βπ0/π0, dan π1, π2 konstanta, serta didefinisikan π0 = π02.
Persamaan (1.3) tersebut memiliki bentuk umum tentang masalah nilai eigen yaitu
(π0 β π0π0) π0 = 0, (1.5)
dengan π0 adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen π0.
Kemudian, diasumsikan adanya perubahan massa (usikan) yang menyebabkan
perubahan frekuensi. Peneliti membentuk model pegas-massa tanpa gesekan
dengan usikan untuk mengetahui berapa banyak perbedaan kekakuan yang harus
ditambahkan agar frekuensi struktur sama dengan frekuensi struktur asli, yaitu
ποΏ½ΜοΏ½0 + ππ₯0 = 0, (1.6)
dengan
π = π0 + πΏπ0, (1.7)
π = π0 + πΏπ0, (1.8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dengan nilai πΏπ0 yang diberikan, maka π = βπ/π adalah frekuensi getaran yang
baru. Didefinisikan pula π = π2. Model (1.6) ini juga juga memiliki bentuk umum
tentang masalah nilai eigen yaitu
(π β ππ) π = 0, (1.9)
dimana π adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen π. Adanya
usikan yaitu πΏπ0, peneliti ingin mencari nilai πΏπ0 agar struktur yang dimodifikasi
tersebut mempunyai frekuensi yang tepat sama dengan frekuensi struktur asli.
Selanjutnya, dari (1.5) dan (1.9) dapat diturunkan persamaan
π0 = π =π
π=
π0+πΏπ0
π0+πΏπ0, (1.10)
sehingga didapatkan rumus untuk mencari πΏπ0, yaitu
πΏπ0 = π0πΏπ0. (1.11)
Persamaan (1.11) merupakan rumus yang diusulkan oleh peneliti untuk
menghitung perbedaan kekakuan jika massa yang terlibat dalam struktur dinamik
berubah sehingga didapatkan frekuensi yang sama dengan struktur aslinya. Peneliti
juga menunjukkan bahwa rumus tersebut berhasil digunakan untuk masalah dengan
tingkat kebebasan yang lebih tinggi.
Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa penelitian tersebut
menggunakan model struktur bangunan yang berbentuk persamaan diferensial
biasa orde dua untuk menurunkan suatu rumus. Rumus tersebut digunakan oleh
peneliti untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi terkait dengan perubahan
struktur dinamik. Model yang digunakan dalam penelitian tersebut nantinya sama
dengan model yang digunakan dalam penelitian yang penulis lakukan, yaitu
persamaan diferensial biasa dari masalah getaran dan tidak melibatkan gesekan. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang berbeda dalam penelitian ini adalah penulis mencoba mencari metode yang
dapat menghasilkan penyelesaian paling akurat untuk model tersebut.
Selanjutnya, beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan metode
beda hingga dan Runge-Kutta untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa,
antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Lakshmi dan Muthuselvi (2013) dengan judul
βNumerical Solution for Boundary Value Problem using Finite Difference
Methodβ. Penelitian ini menyelesaikan persamaan diferensial biasa untuk
masalah nilai batas menggunakan metode beda hingga, yaitu metode beda
pusat. Pertama-tama peneliti menurunkan skema beda pusat untuk persamaan
diferensial biasa linear
π₯" = π(π‘)π₯β²(π‘) + π(π‘)π₯(π‘) + π(π‘), (1.12)
dengan kondisi batas π₯(π) = πΌ dan π₯(π) = π½, yaitu
(ββ
2ππ β 1)π₯πβ1 + (2 + β2ππ)π₯π + (
β
2ππ β 1) π₯π+1 = ββ2ππ, (1.13)
untuk π = 1,2,β¦π β 1. Kemudian, menggunakan skema (1.13) peneliti
menyelidiki keakuratan hasil yang diberikan oleh metode beda hingga tersebut
secara numerik dengan bantuan program MATLAB dibandingkan dengan
solusi analitik untuk persamaan
π₯β(π‘) =2π‘
1+π‘2π₯β²(π‘) β
2
1+π‘2π₯(π‘) + 1, (1.14)
dengan π₯(0) = 1.25 dan π₯(4) = β0.95 pada interval [0,4]. Peneliti
menggunakan empat langkah waktu (β), yaitu β = 0,2; 0,1; 0,05; 0,025 untuk
membandingkan eror yang dihasilkan oleh metode beda hingga tersebut.
Peneliti menyimpulkan bahwa masalah nilai batas yang diselesaikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
metode beda hingga memiliki hasil yang tepat dan hal ini diverifikasi dengan
solusi analitiknya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Islam (2015) dengan judul βA Comparative
Study on Numerical Solutions of Initial Value Problems (IVP) for Ordinary
Differential Equations (ODE) with Euler and Runge Kutta Methodsβ.
Penelitian ini membahas metode Euler dan Runge-Kutta orde empat untuk
menyelesaikan masalah nilai awal persamaan diferensial biasa. Dua metode
tersebut oleh peneliti dinilai cukup efisien dan sangat cocok untuk
memecahkan masalah ini. Peneliti membandingkan solusi numerik dengan
solusi analitik. Peneliti juga membandingkan solusi numerik metode Euler dan
Runge-Kutta orde empat, serta membandingkan kinerja secara komputasi
kedua metode tersebut dengan menganalisis eror kedua metode. Peneliti
menggunakan satu contoh masalah nilai awal untuk mengetahui keakuratan
kedua metode dalam menyelesaikan masalah nilai awal persamaan diferensial
biasa, yaitu
π¦β²(π₯) = π₯2 + π₯π¦, (1.15)
dengan π¦(0) = 1 pada interval 0 β€ π₯ β€ 1, yang memiliki solusi eksak
π¦(π₯) = βπ
2ππ₯2
2 erf (π₯
β2) + π
π₯2
2 β π₯. (1.16)
Peneliti menggunakan empat nilai β, yaitu β = 0,1; 0,05; 0,025; 0,0125 untuk
melakukan pendekatan solusi numerik dengan metode Euler dan Runge-Kutta
orde empat serta menghitung eror kedua metode. Hasil perhitungan dan
perbandingan metode Euler, Runge-Kutta orde empat, dan solusi analitik
disajikan dalam bentuk tabel, gambar grafik solusi untuk masing-masing nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
β, dan gambar grafik eror untuk setiap langkah β pada masing-masing metode
numerik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti meyimpulkan bahwa
untuk menemukan keakuratan solusi baik menggunakan metode Euler maupun
metode Runge-Kutta orde empat membutuhkan langkah yang lebih kecil.
Namun, metode Euler memiliki keakuratan yang lebih rendah dibandingkan
metode Runge-Kutta orde empat untuk menyelesaikan masalah nilai awal
persamaan diferensial biasa. Peneliti menemukan bahwa metode Runge-Kutta
orde empat secara umum lebih akurat dan lebih cepat konvergen ke solusi
eksak dibandingkan dengan metode Euler. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa metode Runge-Kutta orde empat lebih efisien dalam menemukan solusi
numerik masalah nilai awal.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Charan (2017) dengan judul βA
Comparative Study on Numerical Solution of Ordinary Differential Equation
by Different Method with Initial Value Problemβ. Penelitian ini membahas
penyelesaian masalah nilai awal persamaan diferensial biasa orde satu
menggunakan beberapa metode, yaitu Eulerβs improved method (metode
Heun), metode Euler yang dimodifikasi, dan Runge-Kutta orde empat dengan
bantuan program MATLAB. Peneliti membandingkan hasil dari ketiga metode
numerik tersebut dengan solusi analitik masing-masing contoh, serta
mebandingkan eror masing-masing metode. Peneliti menggunakan dua contoh
masalah nilai awal persamaan diferensial orde satu untuk menentukan metode
numerik yang lebih cepat konvergen ke solusi analitiknya. Masalah yang
pertama, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
π¦β²(π₯) = π₯2 + π₯π¦, (1.17)
dengan π¦(0) = 1 pada interval 0 β€ π₯ β€ 1. Solusi eksak dari masalah tersebut
yaitu
π¦(π₯) = βπ
2ππ₯2
2 erf (π₯
β2+ π
π₯2
2 β π₯). (1.18)
Selanjutnya, masalah nilai awal yang kedua, yaitu
π¦β²(π₯) = π₯π¦ β π¦2, (1.19)
dengan π¦(0) = 1 pada interval 0 β€ π₯ β€ 1. Solusi eksak dari masalah kedua
tersebut yaitu
π¦(π₯) =2π
π₯2
2
β2ππππ(π₯
β2)+2
. (1.20)
Peneliti menyajikan hasil numerik dan eror untuk kedua contoh dalam bentuk
tabel perbandingan ketiga metode numerik dan solusi analitik pada setiap
langkah β. Peneliti menggunakan empat langkah β, yaitu β =
0,1; 0,05,0,025,0,0125. Peneliti membahas bahwa hasil perbandingan
menunjukkan jika langkah β mendekati nol, maka eror setiap metode numerik
juga mendekati nol. Oleh karena itu, untuk menentukan hasil yang lebih akurat
diperlukan langkah yang lebih kecil untuk semua metode numerik.
Selanjutnya, peneliti menyimpulkan bahwa metode Runge-Kutta orde empat
secara umum lebih akurat dan efisein untuk mencari solusi secara numerik
masalah nilai awal persamaan diferensial biasa orde satu dibandingkan dengan
Eulerβs improved method (metode Heun) dan metode Euler yang dimodifikasi.
Berdasarkan ketiga penelitian yang dipaparkan di atas, diketahui bahwa
metode numerik beda hingga dan Runge-Kutta cocok digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menyelesaikan persamaan diferensial biasa dan memiliki keakuratan hasil yang
mendekati solusi aslinya terlebih jika langkah yang diambil semakin kecil. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode beda hingga, yaitu
beda maju dan beda pusat, serta metode Runge-Kutta, yaitu Euler dan Heun untuk
menyelesaikan persamaan diferensial biasa. Hal yang berbeda dari penelitian-
penelitian yang telah dilakukan adalah pada masalah yang diselesaikan, yaitu
persamaan diferensial biasa dari masalah getaran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam
penelitian ini, yaitu
1. Bagaimana analisis kinerja metode beda hingga dan Runge-Kutta untuk
menyelesaikan persamaan diferensial biasa dari masalah getaran?
2. Bagaimana proses dan hasil pembelajaran matematika pada materi grafik
fungsi trigonometri di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
menggunakan fenomena getaran?
D. Batasan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini terbatas pada model getaran yang
tidak melibatkan gesekan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan tercapai dari penelitian ini, yaitu
1. Menganalisis kinerja metode beda hingga dan Runge-Kutta untuk
menyelesaikan persamaan diferensial biasa dari masalah getaran.
2. Mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran matematika pada materi grafik
fungsi trigonometri di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
menggunakan fenomena getaran.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh melalui hasil penelitian ini, antara lain:
1. Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai metode numerik yang tepat
dan akurat untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa dari masalah
getaran.
2. Memberikan contoh pembelajaran matematika menggunakan pendekatan baru,
yaitu mengangkat fenomena getaran dalam pembelajaran materi grafik fungsi
trigonometri di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
G. Kebaruan Penelitian
Kebaruan penelitian ini adalah mencari metode yang memberikan keakuratan
lebih tinggi dalam menyelesaikan persamaan diferensial biasa dari masalah getaran
di antara metode beda maju, beda pusat, Euler dan Heun. Selain itu, penulis juga
menggunakan fenomena getaran yang dipakai sebagai model masalah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
penelitian ini untuk pembelajaran materi grafik fungsi trigonometri di tingkat
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
H. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka
dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
1. Mengumpulkan dan membaca berbagai literatur yang berhubungan dengan
pemodelan getaran struktur bangunan dan metode numerik untuk
menyelesaikan persamaan diferensial biasa.
2. Membuat skema iterasi metode beda hingga (beda maju dan beda pusat) dan
Runge-Kutta (Euler dan Heun) untuk menyelesaikan persamaan diferensial
biasa dari masalah getaran.
3. Membuat program MATLAB berdasarkan skema iterasi yang telah dibuat
untuk keempat metode.
4. Membandingkan kinerja metode beda hingga (beda maju dan beda pusat) dan
Runge-Kutta (Euler dan Heun) untuk menyelesaian persamaan diferensial
biasa dari masalah getaran.
5. Merancang pembelajaran matematika yang menerapkan fenomena getaran
pada materi grafik fungsi trigonometri di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
6. Mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran matematika yang menerapkan
fenomena getaran pada materi grafik fungsi trigonometri di tingkat Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
7. Membuat kesimpulan terhadap hasil penelitian.
I. Sistematika Penulisan
Secara garis besar, tesis ini dibagi menjadi lima pokok bahasan, yaitu
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kebaruan
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
2. Bab II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan teori-teori yang melandasi pembahasan di Bab III
meliputi konsep dasar persamaan diferensial, aplikasi persamaan diferensial
biasa, dan metode numerik untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa
yaitu metode beda hingga dan metode Runge-Kutta.
3. Bab III Hasil Penelitian
Bab ini menjelaskan hasil analisis terhadap kinerja metode beda hingga
(beda maju dan beda pusat) dan metode Runge-Kutta (Euler dan Heun) untuk
menyelesaikan persamaan diferensial biasa dari masalah getaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4. Bab IV Aspek Pendidikan
Bab ini mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran siswa-siswi XI
TPB di SMK Negeri 2 Depok, Yogyakarta terhadap pembelajaran matematika
materi grafik fungsi trigonometri dengan menggunakan fenomena getaran.
5. Bab V Penutup
Bab ini merupakan bab terakhir dalam tesis ini. Bab ini menjelaskan
kesimpulan dari pembahasan Bab III dan Bab IV, serta saran-saran yang dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan teori-teori yang melandasi pembahasan di Bab III meliputi
konsep dasar persamaan diferensial, aplikasi persamaan diferensial biasa, dan
metode numerik untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa yaitu metode
beda hingga dan metode Runge-Kutta. Landasan teori untuk Bab IV dapat
ditemukan dalam buku-buku referensi perkuliahan tingkat Sarjana Pendidikan
Matematika.
A. Persamaan Diferensial
Definisi 2.1.1 (Roberts, 2010)
Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang mengandung satu atau lebih
turunan dari suatu fungsi atau beberapa fungsi yang tidak diketahui. Persamaan
diferensial dapat diartikan sebagai suatu persamaan yang mengandung
diferensial.
Selanjutnya, Roberts (2010) menjelaskan ketika persamaan diferensial
mengandung satu atau lebih turunan yang diturunkan terhadap variabel tertentu,
variabel tersebut disebut variabel bebas (independent variable). Suatu variabel
disebut variabel terikat (dependent variable), jika turunan dari variabel tersebut
muncul pada persamaan diferensial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1. Klasifikasi Persamaan Diferensial
Secara garis besar, persamaan diferensial diklasifikasikan menjadi dua kategori
besar berdasarkan jenis fungsi yang tidak diketahui yang muncul dalam persamaan
diferensial, yaitu persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial.
Definisi 2.1.2 (Roberts, 2010)
Jika fungsi yang tidak diketahui hanya bergantung pada satu variabel bebas dan
persamaan diferensialnya hanya mengandung turunan biasa, maka persamaan
diferensial disebut persamaan diferensial biasa (PDB).
Definisi 2.1.3 (Roberts, 2010)
Jika fungsi yang tidak diketahui bergantung pada dua atau lebih variabel bebas
dan persamaan diferensial mengandung turunan parsial, maka persamaan
diferensial disebut persamaan diferensial parsial (PDP).
Singkatnya persamaan diferensial biasa adalah persamaan diferensial yang
mengandung satu variabel bebas dan persamaan diferensial parsial adalah
persamaan diferensial yang mengandung lebih dari satu variabel bebas. Klasifikasi
selanjutnya adalah berdasarkan derajat/orde (order) persamaan diferensial, baik
persamaan diferensial biasa maupun persamaan diferensial parsial. Derajat/orde
(order) persamaan diferensial adalah tingkat turunan tertinggi yang muncul dalam
persamaan. Penelitian ini fokus pada persamaan diferensial biasa. Bentuk umum
persamaan diferensial biasa orde ke-π dapat dituliskan secara simbolik sebagai
πΉ(π₯, π¦, π¦(1), β¦ , π¦(π)) = 0. (2.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Contoh 2.1.1
a. ππ¦
ππ₯= 2π₯, persamaan diferensial tersebut adalah persamaan diferensial biasa
orde satu. Variabel terikatnya adalah variabel π¦ dan variabel bebasnya adalah
variabel π₯, sehingga fungsi yang belum diketahui adalah π¦(π₯).
b. π4π¦
ππ₯4 + 5π2π¦
ππ₯2 + 3π₯ = sin π₯, persamaan diferensial tersebut adalah persamaan
diferensial biasa orde empat.
c. π3π¦
ππ₯3 β π₯ (ππ¦
ππ₯)
2
+ π₯2π¦ = tan π¦, persamaan diferensial tersebut adalah
persamaan diferensial biasa orde tiga.
d. (π4π¦
ππ‘4)3
+ π‘π¦π2π¦
ππ‘2 β π¦5 = ππ‘, persamaan diferensial tersebut adalah persamaan
diferensial biasa orde empat. Variabel terikatnya adalah variabel π¦ dan variabel
bebasnya adalah variabel π‘, sehingga fungsi yang belum diketahui adalah π¦(π‘).
e. ππ§
ππ₯+
ππ§
ππ¦= π§, persamaan diferensial tersebut adalah persamaan diferensial
parsial orde satu. Variabel terikatnya adalah variabel π§ dan variabel bebasnya
adalah variabel π₯ dan π¦, sehingga fungsi yang belum diketahui adalah π§(π₯, π¦).
f. π2π’
ππ₯2 +π2π’
ππ¦2 +π2π’
ππ§2 =ππ’
ππ‘, persamaan diferensial tersebut adalah persamaan
diferesial parsial orde dua. Variabel terikatnya adalah variabel π’ dan variabel
bebasnya adalah variabel π₯, π¦, dan π§, sehingga fungsi yang belum diketahui
adalah π’(π₯, π¦, π§, π‘).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Lebih lanjut, persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial
masing-masing dibagi menjadi dua kelas besar, yaitu persamaan linear dan
persamaan nonlinear, bergantung pada apakah persamaan diferensial linear atau
tidak linear di fungsi yang tidak diketahui dan turunannya.
Definisi 2.1.4 (Roberts, 2010)
Persamaan diferensial biasa orde ke-π adalah linear, jika persamaan diferensial
biasa itu dapat dituliskan dalam bentuk
π0(π₯)π¦(π) + π0(π₯)π¦(π) + β― + π0(π₯)π¦(π) = π(π₯).
Fungsi ππ(π₯) disebut fungsi-fungsi koefisien.
Berdasarkan Definisi 2.1.4 persamaan diferensial biasa disebut linear jika
memenuhi syarat-syarat berikut (Roberts, 2010).
a. Setiap fungsi koefisien ππ(π₯) hanya bergantung pada satu variabel terikat π₯
dan tidak bergantung pada variabel bebas π¦ (fungsi yang belum diketahui).
b. Variabel bebas π¦ (fungsi yang belum diketahui) dan semua turunannya π¦(π)
secara aljabar hanya berderajat satu. Artinya, pangkat setiap suku yang
melibatkan π¦ dan turunan-turunannya adalah satu.
c. Tidak ada suku yang melibatkan perkalian variabel bebas π¦ (fungsi yang belum
diketahui) dan turunan-turunannya maupun perkalian dua atau lebih
turunannya.
d. Fungsi π¦ atau turunannya seperti ππ¦ atau cos π¦β² tidak boleh muncul dalam
persamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Definisi 2.1.5 (Roberts, 2010)
Persamaan diferensial biasa nonlinear adalah persamaan diferensial biasa yang
tidak linear.
Contoh 2.1.2
Persamaan diferensial di Contoh 2.1.1 (a) dan (b) adalah contoh persamaan
diferensial biasa linear.
a. ππ¦
ππ₯= 2π₯
b. π4π¦
ππ₯4 + 5π2π¦
ππ₯2 + 3π₯ = sin π₯
Persamaan diferensial di Contoh 2.1.1 (c) dan (d) adalah contoh persamaan
diferensial biasa nonlinear.
c. π3π¦
ππ₯3 β π₯ (ππ¦
ππ₯)
2
+ π₯2π¦ = tan π¦
d. (π4π¦
ππ‘4)3
+ π‘π¦π2π¦
ππ‘2 β π¦5 = ππ‘,
Persaman (c) nonlinear karena suku (ππ¦
ππ₯)
2
dan tan π¦. Persamaan (d) nonlinear
karena suku (π4π¦
ππ‘4)3
, π‘π¦π2π¦
ππ‘2 , dan π¦5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Solusi Persamaan Diferensial
Definisi 2.1.6 (Roberts, 2010)
Solusi persamaan diferensial biasa orde ke-π
πΉ(π₯, π¦(1), β¦ , π¦(π)) = 0
pada suatu interval πΌ = (π, π) adalah fungsi π¦ = π(π₯) yang didefinisikan pada πΌ,
yang setidaknya π kali dapat diturunkan pada interval πΌ, dan yang memenuhi
persamaan πΉ(π₯, π(1), β¦ , π(π)) = 0 untuk semua π₯ dalam πΌ.
Solusi π¦ = π(π₯) setidaknya dapat diturunkan π kali pada interval πΌ, sehingga
fungsi π(π₯), π(1)(π₯), β¦ , π(πβ1)(π₯) semuanya kontinu di πΌ. Biasanya interval πΌ tidak
secara eksplisit diberikan, tetapi dipahami sebagai interval terbesar yang mungkin
dengan π¦ = π(π₯) adalah solusi.
Contoh 2.1.3
Ditunjukkan bahwa π₯ = π‘π2π‘ adalah solusi persamaan diferensial biasa linear orde
dua π₯β β 4π₯β² + 4π₯ = 0 pada interval (ββ, β).
Diketahui π₯ = π‘π2π‘, maka diperoleh π₯β² = 2π‘π2π‘ dan π₯" = 4π‘π2π‘.
Subtitusikan π₯β² dan π₯" ke dalam persamaan diferensial, sehingga diperoleh
π₯β β 4π₯β² + 4π₯ = 0
4π‘π2π‘ β 4(2π‘π2π‘) + 4(π‘π2π‘) = 0
4π‘π2π‘ β 8π‘π2π‘ + 4π‘π2π‘ = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Ruas kiri persamaan di atas benar bernilai nol, sehingga sama nilainya dengan ruas
kanan. Hal ini menunjukkan bahwa π₯ = π‘π2π‘ merupakan solusi persamaan
diferensial π₯β β 4π₯β² + 4π₯ = 0.
Contoh 2.1.4
Solusi dari persamaan diferensial π₯" = 2π‘ + 1 diperoleh dengan mengintegralkan
dua kali. Hasil integral pertama, yaitu π₯β² = π‘2 + π‘ + π1 dan hasil integral kedua
yang juga merupakan solusi dari persamaan diferensial π₯" = 2π‘ + 1 adalah π₯(π‘) =
1
3π‘3 +
1
2π‘2 + π1π‘ + π2, dengan π1 dan π2 adalah konstanta real.
Persamaan diferensial di Contoh 2.1.4 memiliki tak hingga banyak solusi atau
penyelesaian. Himpunan solusi π₯(π‘) =1
3π‘3 +
1
2π‘2 + π1π‘ + π2 disebut keluarga
penyelesaian. Pemberian nama keluarga penyelesaian berdasarkan pada banyaknya
parameter yang termuat di dalam solusi, sehingga solusi π₯(π‘) =1
3π‘3 +
1
2π‘2 + π1π‘ +
π2 disebut keluarga penyelesaian berparameter-dua. Solusi ini disebut solusi umum
dari persamaan diferensial. Apabila solusi dari persamaan diferensial tidak
mengandung lagi parameter, maka solusi ini disebut solusi khusus persamaan
diferensial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Definisi 2.1.7
Suatu keluarga penyelesaian berparameter-π dari solusi persamaan diferensial
orde-π disebut solusi umum persamaan diferensial, jika semua solusi persamaan
diferensial dapat diperoleh dari keluarga penyelesaian berparameter-π tersebut.
Definisi 2.1.8
Solusi khusus persamaan diferensial orde-π adalah solusi persamaan diferensial
yang diperoleh dari solusi umum dengan menentukan nilai π-parameter.
Contoh 2.1.5
Solusi umum persamaan diferensial π₯" = 2π‘ + 1 adalah π₯(π‘) =1
3π‘3 +
1
2π‘2 + π1π‘ +
π2 yang disebut keluarga penyelesaian berparameter-dua. Jika diambil nilai π1 = 5
dan π2 = 1, maka solusi khusus persamaan diferensial tersebut adalah π₯(π‘) =
1
3π‘3 +
1
2π‘2 + 5π‘ + 1.
Solusi khusus persamaan diferensial orde-π diperoleh dengan menentukan
nilai π-parameter di solusi umum persamaan diferensial orde-π. Nilai π-parameter
tersebut diperoleh dengan memasukkan syarat bantu pada solusi umum. Terdapat
dua macam syarat bantu untuk mendapatkan solusi khusus suatu persamaan
diferensial, yaitu syarat awal dan syarat batas. Selengkapnya dijelaskan melalui
definisi berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Definisi 2.1.9 (Ross, 1989)
Jika semua syarat berhubungan dengan satu nilai variabel bebas (misalnya π₯),
maka syarat tersebut disebut syarat awal atau nilai awal dan persamaan diferensial
yang melibatkan syarat awal disebut masalah nilai awal.
Definisi 2.1.10 (Ross, 1989)
Jika semua syarat berhubungan dengan dua atau lebih nilai variabel bebas
(misalnya π₯) yang berbeda, maka syarat tersebut disebut syarat batas atau nilai
batas dan persamaan diferensial yang melibatkan syarat batas disebut masalah
nilai batas.
Contoh 2.1.6
a. π₯β² = 2π‘, π₯(1) = 4; merupakan masalah nilai awal.
b. π₯" + π‘ = 0, π₯(1) = 3, π₯β²(1) = β4; merupakan masalah nilai awal.
c. π₯" + π‘ = 0, π₯(0) = 1, π₯(π) = 5; merupakan masalah nilai batas.
Contoh 2.1.7
Diberikan persamaan diferensial π₯β² = 2π‘, dengan π₯(1) = 4. Persamaan diferensial
π₯β² = 2π‘ memiliki solusi umum keluarga berparameterβsatu, yaitu π₯(π‘) = π‘2 + π.
Substitusikan syarat bantu (nilai awal) π₯(1) = 4 pada solusi umum untuk mencari
nilai π, sehingga diperoleh π₯(1) = 12 + π = 4
π = 3
Jadi, solusi khusus masalah nilai awal tersebut adalah π₯(π‘) = π‘2 + 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
B. Aplikasi Persamaan Diferensial Biasa
Bagian ini membahas contoh aplikasi persamaan diferensial biasa pada
masalah getaran massa yang tergantung pada suatu pegas. Pembahasan tersebut
dirangkum dari Ross (1989), Marwan dan Munzir (2009), dan Roberts (2010).
1. Masalah Dasar
Sebuah pegas tergantung secara vertikal pada langit-langit, balok, atau benda
lain yang serupa. Massa diletakkan di ujung bawah pegas dan dibiarkan diam pada
posisi ekuilbriumnya (lihat Gambar 2.1). Sistem ini kemudian digerakkan baik
dengan (1) menarik massa ke bawah posisi ekuilibriumnya atau mendorongnya ke
atas posisi ekuilibriumnya dan kemudian melepaskanya dengan kecepatan awal
(nol atau tidak nol; ke bawah atau ke atas) di π‘ = 0; atau (2) memaksa massa
bergerak dari posisi ekuilibriumnya dengan memberikan kecepatan awal yang tidak
nol (ke bawah atau ke atas) di π‘ = 0.
Gambar 2.1 Massa pada sistem pegas (dalam Roberts, 2010)
Masalah dari sistem ini adalah menentukan pergerakan massa pada pegas. Hal
ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa fenomena yang mungkin ada
dan terkait. Disasumsikan sistem berada dalam semacam media, misalnya udara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
biasa atau mungkin air. Media ini menghasilkan gaya perlawanan yang cenderung
mengulang gerak. Selain itu, dalam sistem ini kemungkinan terdapat gaya eksternal
tertentu, contohnya gaya magnet dari luar sistem yang mungkin bekerja pada massa.
Selanjutnya, untuk dapat memecahkan masalah sistem pegas-massa ini
pertama-tama perlu menentukan model matematika dari sistem dan kemudian
menyelesaikannya. Pemodelan untuk sistem ini memerlukan dua hukum fisika yang
terkait, yaitu hukum kedua Newton karena berkaitan dengan gerakan massa yang
bergerak dengan kecepatan tidak konstan dan hukum Hooke karena berkaitan
dengan pegas.
2. Model Sistem Pegas-Massa
Pergerakan massa terkait dengan Hukum II Newton, yaitu gaya yang bekerja
pada massa adalah sama dengan massa dikali dengan percepatannya. Bentuk
matematika dari hukum tersebut adalah
πΉ = π. π, (2.2)
dengan πΉ menyatakan gaya yang bekerja, π adalah massa benda, dan π
melambangkan percepatan gerak benda. Disini π =π2π₯
ππ‘2 = π₯", sehingga persamaan
(2.2) dapat dituliskan pula dalam bentuk
πΉ = π. π₯", (2.3)
dimana π₯ menyatakan posisi massa dan π‘ adalah variabel waktu. Selanjutnya, gaya
yang bekerja pada massa terdiri dari gaya pegas dan gaya yang timbul akibat
gesekan. Penelitian ini tidak melibatkan gesekan, oleh karena itu yang
dipertimbangkan disini hanya gaya pegas. Gaya pegas terkait dengan hukum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Hooke, yaitu besarnya gaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan perpanjangan
tertentu dari sebuah pegas berbanding lurus dengan jumlah perpanjangan ini,
asalkan pemanjangan ini tidak terlalu besar. Persamaan matematika dari hukum
Hooke ini yaitu
πΉ = βππ₯, (2.4)
dengan πΉ adalah besarnya gaya, π₯ yaitu besarnya perpanjangan dalam hal ini adalah
posisi massa, dan π adalah konstanta pegas dengan π > 0. Dengan demikian, model
sistem pegas-massa tanpa gaya gesek yang terbentuk, yaitu
πΉ = πΉ
ππ₯" = βππ₯
ππ₯" + ππ₯ = 0, (2.5)
dengan π, π, dan π₯ secara berturut-turut menyatakan massa benda, konstanta pegas,
dan posisi massa, serta π‘ adalah variabel waktu. Apabila model dilengkapi dengan
posisi awal dan kecepatan awal, maka model sistem pegas-massa untuk
menentukan posisi massa merupakan masalah nilai awal
ππ₯" + ππ₯ = 0; π₯(0) = π0, π₯β²(0) = π1 (2.6)
dimana π0 adalah posisi awal massa dan π1 adalah kecepatan awal massa.
3. Solusi Model Sistem Pegas-Massa
Model sistem pegas massa tanpa gaya gesek pada persamaan (2.5) merupakan
persamaan diferensial biasa orde dua linier dengan koefisien konstan. Solusi umum
dari persamaan tersebut, yaitu
π₯(π‘) = π1 cos ππ‘ + π2 sin ππ‘ (2.7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dengan π = βπ
π dan π1, π2 adalah sebarang konstanta. Solusi umum dalam
persamaan (2.6) dapat dituliskan sebagai
π₯(π‘) = π΄ sin(ππ‘ + πΌ), (2.8)
untuk suatu nilai π΄ dan πΌ. Hal ini dapat dipahami karena
sin(ππ‘ + πΌ) = sin ππ‘ cos πΌ + cos ππ‘ sin πΌ, (2.9)
dengan π1 = π΄ cos πΌ dan π2 = π΄ sin πΌ. Apabila konstanta sebarang π1 dan π2
diberikan, maka nilai π΄ dan πΌ dapat ditentukan, yaitu
π΄ = βπ12 + π2
2 dan πΌ = arctanπ2
π1, (2.10)
Solusi model sistem pegas-massa tanpa gaya gesek adalah fungsi trigonometri
yang periodik dengan amplitudo (π΄) yang konstan. Gerakan pegas massa yang
periodik dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 2.2 Periode dan amplitudo osilasi gerakan massa pada pegas (dalam
Marwan dan Munzir, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Sebagaimana yang terlihat pada Gambar 2.2, benda bermassa π setelah bergerak
dan mencapai posisi maksimumnya akan kembali ke posisi semula setelah waktu
π. Dalam hal ini π disebut sebagai periode osilasi. Secara matematika, sebuah
fungsi dikatakan periodik dengan periode π, apabila
π(π‘ + π) = π(π‘). (2.11)
Nilai π ditentukan menggunakan keperiodikan fungsi trigonometri (dalam hal ini
sinus). Fungsi sinus periodik dengan periode 2π. Osilasi π₯(π‘) = π΄ sin(ππ‘ + πΌ)
akan lengkap setelah berosilasi dari π‘ hingga π‘ + π, maka
π₯(π‘) = π΄ sin(ππ‘ + πΌ) = π΄ sin(π(π‘ + π) + πΌ), (2.12)
diperoleh
[π(π‘ + π) + πΌ] β [ππ‘ + πΌ] = 2π,
ππ‘ + ππ + πΌ β ππ‘ β πΌ = 2π,
ππ = 2π,
π =2π
π, (2.13)
karena π = βπ
π, maka diperoleh
π = 2πβπ
π. (2.14)
Sementara itu, banyaknya osilasi yang terjadi dalam satu satuan waktu
dinamakan frekuensi. Nilai frekuensi dari model sistem pegas-massa, yaitu
π =1
π=
π
2π=
1
2πβ
π
π. (2.15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Sistem pegas-massa berosilasi secara normal dengan frekuensi di atas, sehingga
frekuensi ini disebut sebagai frekuensi natural dari sistem pegas-massa, dengan
massa π dan konstanta pegas π.
C. Metode Numerik untuk Menyelesaikan Persamaan Diferensial Biasa
Bagian ini membahas metode numerik yang digunakan untuk menyelesaikan
persamaan diferensial biasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode beda hingga yang meliputi metode beda maju dan beda pusat, dan metode
Runge-Kutta, yaitu metode Euler dan Heun. Penjelasan mengenai metode beda
hingga dirangkum dari LeVeque (2007), sedangkan penjelasan mengenai metode
Runge-Kutta dirangkum dari Mathews (1987), Chapra dan Canale (2010), dan
Devaney (2011).
1. Metode Beda Hingga
Tujuan yang diinginkan adalah mendekati solusi persamaan diferensial, yaitu
untuk menemukan suatu fungsi (atau beberapa pendekatan diskret terhadap fungsi
ini) yang memenuhi hubungan antara berbagai turunannya pada beberapa wilayah
dan/atau waktu yang diberikan dengan beberapa kondisi batas pada ujung-ujung
domainnya. Secara umum, hal ini adalah masalah yang sulit dan jarang sekali dapat
ditemukan solusi secara analitik. Metode beda hingga dilakukan dengan mengganti
turunan dalam persamaan diferensial dengan pendekatan beda hingga. Hal ini
memberikan sistem persamaan aljabar yang besar tetapi terbatas untuk
menyelesaikan persamaan diferensial, sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh
komputer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Sebelum mengatasi masalah ini, pertama-tama dipertimbangkan pertanyaan
tentang bagaimana mendekati turunan dari fungsi yang diketahui dengan rumus
beda hingga yang hanya didasarkan pada nilai fungsi itu sendiri pada titik diskrit.
Misalkan π’(π₯) mewakili fungsi dari satu variabel, kecuali tidak dinyatakan lain,
fungsi ini akan selalu diasumsikan halus (smooth), yang berarti fungsi dapat
diturunkan beberapa kali dan setiap turunan adalah fungsi yang dibatasi dengan
baik oleh interval yang mengandung titik minat tertentu οΏ½Μ οΏ½.
Misalkan π’β²(οΏ½Μ οΏ½) akan didekati dengan pendekatan beda hingga hanya
berdasarkan pada nilai π’ pada sejumlah titik di dekat οΏ½Μ οΏ½. Salah satu pilihan yang
pasti digunakan adalah
π·+π’(π₯) β‘π’(οΏ½Μ οΏ½+β)βπ’(οΏ½Μ οΏ½)
β, (2.16)
untuk beberapa nilai β yang kecil. Hal ini dimotivasi oleh definisi standar turunan
dengan membatasi nilai dari ekspresi β β 0. Perlu dicatat bahwa π·+π’(π₯) adalah
gradien garis interpolasi π’ pada titik οΏ½Μ οΏ½ dan οΏ½Μ οΏ½ + β (lihat Gambar 2.3).
Gambar 2.3 Beberapa pendekatan π’β²(οΏ½Μ οΏ½) yang diinterprestasikan sebagai gradien garis-garis sekan (dalam LeVeque, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Persamaan (2.16) adalah pendekatan satu sisi π’ karena π’ hanya dievaluasi pada
nilai π₯ β₯ οΏ½Μ οΏ½. Pendekatan satu sisi ini dinamakan metode beda maju. Pendekatan
satu sisi lainnya adalah
π·βπ’(π₯) β‘π’(οΏ½Μ οΏ½)βπ’(οΏ½Μ οΏ½ββ)
β, (2.17)
yang disebut metode beda mundur. Baik persamaan (2.16) maupun (2.17)
merupakan pendekatan dengan keakuratan tingkat satu untuk π’β²(οΏ½Μ οΏ½), artinya besar
eror kira-kira sebanding dengan β itu sendiri.
Kemungkinan yang lain adalah menggunakan pendekatan pusat atau disebut
sebagai metode beda pusat, yaitu
π·0π’(π₯) β‘π’(οΏ½Μ οΏ½+β)βπ’(οΏ½Μ οΏ½ββ)
2β=
1
2(π·+π’(π₯) + π·βπ’(π₯)). (2.18)
Ini adalah gradien garis interpolasi π’ di titik οΏ½Μ οΏ½ + β dan οΏ½Μ οΏ½ β β dan sederhananya
adalah rata-rata dari dua pendekatan satu sisi yang telah didefinisikan pada
persamaan (2.16) dan (2.17). Dilihat dari Gambar 2.3 dengan jelas dapat diprediksi
bahwa π·0π’(π₯) memberikan pendekatan yang lebih baik daripada semua
pendekatan satu sisi (beda maju dan beda mundur). Hal ini merupakan pendekatan
dengan keakuratan tingkat dua, artinya erornya proporsional dengan β2 dan
karenanya jauh lebih kecil daripada eror di pendekatan tingkat satu saat β kecil.
2. Metode Runge-Kutta
Tidak semua masalah nilai awal dapat diselesaikan secara eksplisit dan
seringkali tidak mungkin menemukan rumus untuk solusi π¦(π‘). Oleh karena itu,
untuk tujuan teknik dan ilmiah diperlukan suatu metode untuk memperkirakan atau
mendekati solusinya. Jika solusi dengan banyak angka yang signifikan diperlukan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
maka perlu digunakan lebih banyak usaha komputasi dan algoritma yang canggih.
Bagian ini secara khusus membahas metode numerik Euler dan Heun untuk
memberikan solusi pendekatan persamaan diferensial biasa.
a. Metode Euler
Metode Euler adalah metode pendekatan pertama untuk menyelesaikan
persamaan diferensial biasa dan berfungsi untuk menggambarkan konsep yang
digunakan oleh metode lanjutan. Metode Euler memiliki keterbatasan
penggunaan karena akumulasi kesalahan yang besar ketika proses perhitungan
berlangsung. Namun, metode ini penting untuk dipelajari karena analisis
kesalahan yang lebih mudah dipahami.
Gambar 2.4 Metode Euler (dalam Devaney, 2011)
Berikut dijelaskan ide dari metode Euler (lihat Gambar 2.4) untuk
mendekati solusi dari persamaan diferensial biasa ππ¦
ππ‘= π(π¦, π‘) dengan nilai
awal π¦(π‘0) = π¦0. Pertama-tama dipilih langkah sebesar β. Langkah yang
dipilih ini biasanya sangat kecil. Kemudian, mulai dari titik awal (π¦0, π‘0)
π
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
melangkah di sepanjang bidang gradien (slope field) sebesar satuan β dan
dalam arah-π‘ pada setiap tahap. Hasil gabungan garis-garis lurus kecil akan
menjadi pendekatan solusi dari masalah nilai awal persamaan diferensial biasa.
Lebih tepatnya, mulai dari titik awal (π¦0, π‘0), secara rekursif dibangun
barisan titik (π¦π, π‘π) untuk π = 1,2,3, β¦ dan setiap titik (π¦π, π‘π) dan
(π¦π+1, π‘π+1) digabungkan dengan suatu garis lurus. Mulai dari (π¦0, π‘0)
digambar garis miring menuju ke titik dengan koordinat-π‘ adalah π‘0 + β. Ini
adalah nilai dari π‘1. Nilai π¦ yang bersesuaian dengan π‘1 adalah π¦1. Kemudian,
hal yang sama dilakukan untuk titik (π¦1, π‘1), yaitu menggambar garis miring
dan bergerak menuju ke titik (π¦2, π‘2), dimana π‘2 = π‘1 + β. Oleh karena itu,
didapatkan secara rekursif
π‘π+1 = π‘π + β. (2.19)
Selanjutnya, untuk menentukan nilai π¦π+1 jika nilai π¦π dan π‘π diketahui
adalah dengan menggunakan persamaan garis yang melalui satu titik (π¦π, π‘π)
dan gradien garis π(π¦π, π‘π) yang nilainya diketahui. Persamaan garis tersebut,
yaitu
π¦ = ππ‘ + π΅, (2.20)
dimana π = π(π¦π, π‘π) adalah gradien garis dan π΅ adalah perpotongan-π¦. Nilai
π΅ didapatkan dengan mensubstitusikan titik (π¦π, π‘π) dalam persamaan garis
(2.20), sehingga diperoleh
π¦π = π(π¦π, π‘π)π‘π + π΅, (2.21)
π΅ = π¦π β π(π¦π, π‘π)π‘π. (2.22)
Kemudian, didapatkan persamaan untuk π¦π+1, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
π¦π+1 = π(π¦π, π‘π)(π‘π + β) + π¦π β π(π¦π, π‘π)π‘π, (2.23)
π¦π+1 = π¦π + π(π¦π, π‘π)β. (2.24)
Persamaan (2.19) dan (2.24) adalah skema rekursif untuk menentukan nilai
π¦π+1 dan π‘π+1. Skema tersebut merupakan skema metode Euler untuk
memberikan pendekatan solusi masalah nilai awal persamaan diferensial biasa.
Gambar 2.5 Pendekatan Euler π¦π+1 = π¦π + π(π¦π, π‘π)β (dalam Mathews, 1987)
b. Metode Heun
Salah satu metode untuk memperbaiki pendekatan yang melibatkan
kemiringan (slope), yaitu dengan menentukan dua turunan dalam interval (satu
pada titik awal dan lainnya pada titik akhir). Dua turunan tersebut kemudian
dirata-rata untuk memperbaiki perkiraan kemiringan untuk keseluruhan
interval. Pendekatan ini dinamakan metode Heun, yang digambarkan secara
grafis pada Gambar 2.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(a) (b)
Gambar 2.6 Penggambaran Grafis Metode Heun (a) Prediktor dan (b)
Korektor (dalam Chapra dan Canale, 2010)
Diingat pada metode Euler, gradien pada awal interval adalah
π¦πβ² = π(π¦π, π‘π), (2.23)
yang digunakan untuk menentukan nilai π¦π+1 dengan skema
π¦π+10 = π¦π + π(π¦π, π‘π)β. (2.24)
Metode Euler berhenti sampai pada titik ini. Namun, untuk metode Heun
nilai π¦π+1 pada persamaan (2.23) bukanlah hasil akhir, melainkan prediksi
tengah. Itulah asalan mengapa dibedakan dengan superscript 0. Persamaan
(2.24) disebut persamaan prediktor. Hal ini memberikan perkiraan π¦π+1 yang
membantu perhitungan perkiraan kemiringan pada akhir interval, yaitu
π¦π+1β² = π(π‘π+1, π¦π+1
0 ). (2.25)
Dengan demikian, dua gradien (persamaan (2.23) dan (2.25)) dapat
digabungkan untuk menentukan kemiringan rata-rata pada interval, yaitu
π¦β²Μ =π¦π
β² +π¦π+1β²
2=
π(π‘π,π¦π)+π(π‘π+1,π¦π+10 )
2. (2.26)
π¦
Slope =π(π‘π,π¦π)+π(π‘π+1,π¦π+1
0 )
2
π‘ π‘π π‘π+1
π¦ Slope = π(π‘π+1, π¦π+1
0 )
Slope =π(π‘π, π¦π)
π‘ π‘π π‘π+1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Kemiringan rata-rata ini kemudian digunakan untuk mengkestrapolasi secara
linier dari π¦π ke π¦π+1 menggunakan metode Euler, yaitu
π¦π+1 = π¦π +π(π‘π,π¦π)+π(π‘π+1,π¦π+1
0 )
2β, (2.27)
yang disebut sebagai persamaan korektor. Metode Heun menggunakan skema
prediktor-korektor satu langkah pada persamaan (2.24) dan (2.27) untuk
memberikan pendekatan solusi masalah nilai awal persamaan diferensial biasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
HASIL PENELITIAN*
Bab ini menjelaskan metode beda hingga dan Runge-Kutta untuk
menyelesaikan persamaan diferensial biasa dari masalah getaran. Penjelasan
diawali dengan membuat skema iterasi metode beda maju, beda pusat, Euler, dan
Heun untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa dari masalah getaran yang
berbentuk persamaan diferensial biasa orde dua. Selanjutnya, dengan bantuan
program MATLAB diberikan hasil penyelesaian keempat metode tersebut dan
membandingkannya dengan hasil analitiknya. Hasil perbandingan disajikan dalam
bentuk gambar grafik solusi dan tabel perbandingan galat untuk setiap langkah
waktu.
A. Skema Iterasi Metode Beda Hingga dan Runge-Kutta
Pemodelan matematika untuk getaran struktur bangunan memiliki prinsip yang
sama seperti pemodelan pada masalah pegas-massa. Penelitian ini mengasumsikan
bahwa masalah getaran tidak melibatkan gesekan. Hal ini dapat terjadi untuk
masalah dengan redaman yang tidak berarti. Model matematika yang terbentuk
untuk masalah getaran ini berbentuk persamaan diferensial biasa orde dua, yaitu
ππ₯" + ππ₯ = 0, π₯ β β1. (3.1)
* Hasil ini telah dipresentasikan dalam International Conference on Science and Applied Science 2017 di
Surakarta, 29 Juli 2017 dan telah dipublikasikan dalam Journal of Physics: Conference Series, Volume 909,
Nomor 1, Artikel 012044, Tahun 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Di sini π menyatakan besarnya massa benda dan π melambangkan kekakuan pilar
bangunan. Selanjutnya, π‘ adalah variabel waktu dan π₯ adalah variabel ruang.
Persamaan (3.1) tersebut diselesaikan menggunakan metode beda hingga, yaitu
beda maju dan beda pusat, serta metode Runge-Kutta yang meliputi Euler dan
Heun. Berikut adalah skema iterasi keempat metode untuk menyelesaikan
persamaan diferensial biasa dari masalah getaran.
1. Skema Iterasi Metode Beda Maju
Berdasarkan skema metode beda maju, persamaan (3.1) dapat diubah menjadi
π(π₯β²)
π‘=π‘π+1β(π₯β²)π‘=π‘π
βπ‘+ ππ₯|π‘=π‘π = 0, (3.2)
π
π₯|π‘=π‘π+2
βπ₯|π‘=π‘π+1
βπ‘βπ₯|π‘=π‘π+1
βπ₯|π‘=π‘π
βπ‘
βπ‘+ ππ₯|π‘=π‘π = 0, (3.3)
ππ₯π+2βπ₯π+1
βπ‘βπ₯π+1βπ₯π
βπ‘
βπ‘+ ππ₯π = 0, (3.4)
ππ₯π+2β2π₯π+1+π₯π
βπ‘2+ ππ₯π = 0, (3.5)
atau dapat diubah menjadi
ππ₯π+1β2π₯π+π₯πβ1
βπ‘2+ ππ₯πβ1 = 0, (3.6)
sehingga
π(π₯π+1 β 2π₯π + π₯πβ1) = βππ₯πβ1βπ‘2, (3.7)
π₯π+1 β 2π₯π + π₯πβ1 =βππ₯πβ1βπ‘2
π, (3.8)
π₯π+1 =βππ₯πβ1βπ‘2
π+ 2π₯π β π₯πβ1. (3.9)
Apabila diasumsikan nilai π = 1 dan π = 1, maka diperoleh skema metode
beda maju untuk persamaan (3.1), yaitu
π₯π+1 = βπ₯πβ1βπ‘2 + 2π₯π β π₯πβ1. (3.10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Skema Iterasi Metode Beda Pusat
Persamaan (3.1) dapat diubah menjadi
π(π₯β²)
π‘=π‘π+1β(π₯β²)
π‘=π‘πβ1
2βπ‘+ ππ₯|π‘=π‘π = 0, (3.11)
π
π₯|π‘=π‘π+2
βπ₯|π‘=π‘π
2βπ‘βπ₯|π‘=π‘π
βπ₯|π‘=π‘πβ2
2βπ‘
2βπ‘+ ππ₯|π‘=π‘π = 0, (3.12)
ππ₯π+2βπ₯π
2βπ‘βπ₯πβπ₯πβ2
2βπ‘
2βπ‘+ ππ₯π = 0, (3.13)
ππ₯π+2β2π₯π+π₯πβ2
4βπ‘2+ ππ₯π = 0, (3.14)
atau bisa dituliskan sebagai
ππ₯π+1β2π₯π+π₯πβ1
βπ‘2+ ππ₯π = 0, (3.15)
sehingga didapatkan
π(π₯π+1 β 2π₯π + π₯πβ1) = βππ₯πβπ‘2, (3.16)
π₯π+1 β 2π₯π + π₯πβ1 =βππ₯πβπ‘2
π, (3.17)
π₯π+1 =βππ₯πβπ‘2
π+ 2π₯π β π₯πβ1. (3.18)
Diasumsikan nilai π = 1 dan π = 1, sehingga diperoleh
π₯π+1 = βπ₯πβπ‘2 + 2π₯π β π₯πβ1. (3.19)
Persamaan (3.19) merupakan skema metode beda pusat satu langkah untuk
persamaan (3.1). Apabila dibandingkan, algoritma tersebut memiliki bentuk yang
berbeda dengan persamaan (3.11), yang merupakan algoritma metode beda maju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Skema Iterasi Metode Euler
Diberikan persamaan (3.1) dimana nilai π = 1 dan π = 1, sehingga
didapatkan persamaan
π₯" + π₯ = 0. (3.20)
Selanjutnya, diturunkan suatu sistem persamaan diferensial biasa orde satu dari
persamaan (3.20). Misalkan π₯1 = π₯ dan π₯2 = π₯β², sehingga persamaan (3.20)
menjadi
π₯1β² = π₯β² = π₯2, (3.21)
π₯2β² = π₯" = βπ₯ = βπ₯1. (3.22)
Sistem persamaan (3.21) dan (3.22) dapat diselesaikan menggunakan skema
metode Euler sebagai berikut
ππ+1 = ππ + π(π‘π, ππ)βπ‘, (3.23)
atau dapat ditulis dalam persamaan matriks
ππ+1 = ππ + (0 1β1 0
) (π₯1
π
π₯2π) βπ‘. (3.24)
4. Skema Iterasi Metode Heun
Sistem persamaan diferensial biasa orde satu (3.21) dan (3.22) dapat
diselesaikan menggunakan skema metode Heun, yaitu
ππ+1 = ππ +π(π‘π,π
π)+π(π‘π+1,ππ+1)
2βπ‘, (3.25)
dengan π(π‘π+1, ππ+1) β π(π‘π+1, π₯π+1Μ Μ Μ Μ Μ Μ ), dimana π₯π+1Μ Μ Μ Μ Μ Μ = ππ + π(π‘π, π
π)βπ‘ atau
dengan kata lain π₯π+1Μ Μ Μ Μ Μ Μ = ππ+1 pada metode Euler. Oleh karena itu, skema untuk
metode Heun menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ππ+1 = ππ +π(π‘π,π
π)+π(π‘π+1,ππ+1)
2βπ‘, (3.26)
Atau dapat ditulis dalam persamaan matriks
ππ+1 = ππ + [(0 1β1 0
) (π₯1
π
π₯2π) + (
0 1β1 0
) (π₯1
π+1β
π₯2π+1β)]
βπ‘
2. (3.27)
dimana π₯1π+1β dan π₯2
π+1β diperoleh dari metode Euler satu langkah.
B. Analisis Kinerja Metode Beda Hingga dan Runge-Kutta
Bagian ini menyajikan dan membandingkan hasil metode beda maju dan beda
pusat, sekaligus metode Euler dan metode Heun dalam menyelesaikan persamaan
(3.1). Simulasi keempat metode dalam menyelesaikan persamaan (3.1) dilakukan
menggunakan program MATLAB, dengan nilai 0 β€ π‘ β€ 5 dan βπ‘ =
0.5; 0.25; 0.125; 0.0625. Berdasarkan program yang dibuat pada MATLAB
(Lampiran 1), disajikan gambar grafik yang menunjukkan hasil perbandingan
keempat metode tersebut beserta hasil analitiknya.
Perwakilan hasil numerik ditunjukkan pada Gambar 3.1-Gambar 3.4.
Masing-masing gambar menunjukkan solusi analitik beserta solusi numerik.
Berdasarkan gambar grafik tersebut, teramati bahwa metode beda pusat dan metode
Heun mendekati solusi analitik lebih baik daripada metode beda maju dan metode
Euler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 3.1 Solusi analitik dan numerik dengan βπ‘ = 0.5
Gambar 3.2 Solusi analitik dan numerik dengan βπ‘ = 0.25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 3.3 Solusi analitik dan numerik dengan βπ‘ = 0.0125
Gambar 3.4 Solusi analitik dan numerik dengan βπ‘ = 0.0625
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Selanjutnya, diberikan perbandingan eror atau galat dengan beberapa langkah
waktu (βπ‘) pada Tabel 3.1 dan Gambar 3.5. Perhitungan eror dilakukan dengan
mengambil mutlak rata-rata total eror pada masing-masing metode.
Tabel 3.1 Perbandingan Galat Metode Beda Maju, Beda Pusat,
Euler, dan Heun
βπ‘ Error
Beda Maju Beda Pusat Euler Heun
0.5 1.9924 0.0291 1.8732 0.1284
0.25 0.6659 0.0074 0.6510 0.0313
0.125 0.2671 0.0019 0.2611 0.0078
0.0625 0.1199 0.0005 0.1169 0.0019
Gambar 3.5 Perbandingan Galat Metode Beda Maju, Beda Pusat, Euler, dan
Heun
Berdasarkan Tabel 3.1 diperoleh bahwa saat βπ‘ menjadi setengahnya, eror dari
metode beda pusat dan metode Heun menjadi seperempatnya, sedangkan eror dari
metode beda maju dan Euler menjadi setengahnya. Hal ini berarti metode beda
pusat dan metode Heun memiliki keakuratan tingkat dua, sedangkan metode beda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
maju dan metode Euler memiliki keakuratan tingkat satu. Selain itu, berdasarkan
Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa metode beda pusat dan Heun memiliki eror yang
lebih kecil dan lebih cepat konvergen menuju nol dibandingkan metode beda maju
dan Euler ketika langkah yang digunakan semakin diperkecil untuk masing-masing
metode. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa metode beda pusat dan Heun
menghasilkan solusi yang lebih akurat daripada metode beda maju dan Euler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
ASPEK PENDIDIKAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian di bidang pendidikan untuk tesis ini. Hasil
penelitian dipaparkan dalam bentuk deskripsi mengenai proses dan hasil
pembelajaran matematika pada materi grafik fungsi trigonometri di tingkat Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) menggunakan fenomena getaran.
Aspek pendidikan ini merupakan bentuk sumbangan penelitian penulis
terhadap bidang pendidikan. Penulis sebagai calon pendidik merasa perlu
memberikan pendekatan baru dalam pembelajaran matematika setelah menggeluti
penelitian di bidang matematika terapan. Tujuannya adalah dapat memberikan
pengalaman belajar baru kepada siswa sekaligus dapat memperkenalkan
keterkaitan ilmu matematika yang sekarang ini mereka pelajari dengan kehidupan
sehari-hari. Hal ini diharapkan dapat melatih siswa memodelkan dan
menyelesaikan masalah-masalah nyata, serta memberikan motivasi untuk
mempelajari matematika. Isi materi yang diberikan dalam pembelajaran
disesuaikan dengan fenomena getaran yang digunakan untuk penelitian tesis ini dan
materi yang dipelajari di sekolah.
A. Pendahuluan
Pemodelan matematika memiliki peranan yang besar dalam menyelesaikan
masalah nyata dalam kehidupan manusia. Saat ini pendidikan di tingkat sekolah
menengah mulai memperkenalkan kepada siswa pemodelan matematika untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menyelesaikan suatu masalah nyata. Siswa dilatih memodelkan dahulu suatu
masalah ke dalam persamaan-persamaan matematika sebelum menyelesaikannya.
Hal ini dilakukan dengan memberikan soal-soal aplikasi pada materi tertentu yang
sesuai, misalnya matriks, program linier, barisan dan deret, fungsi, dan sebagainya.
Penulis tertarik memperkenalkan pemodelan matematika dalam penelitian tesis ini
untuk pembelajaran di tingkat sekolah menengah, khususnya Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Penulis memilih jenjang SMK karena materi ini sesuai untuk
tingkat pemahaman siswa SMK dan sesuai dengan karakter pembelajaran di SMK
yang didominasi dengan kegiatan praktek sehingga pembelajaran ini diharapkan
dapat lebih bermakna bagi siswa.
Pemodelan matematika dalam tesis ini berkaitan dengan pemodelan getaran
struktur bangunan yang prinsipnya sama dengan pemodelan getaran pada sistem
pegas-massa. Model matematika yang terbentuk adalah persamaan diferensial biasa
orde dua. Penulis mengambil salah satu unsur dari fenomena getaran tersebut
sebagai materi ajar yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa SMK.
Unsur tersebut, yaitu gerakan pegas-massa tanpa gaya gesek yang membentuk suatu
grafik fungsi sinus. Persamaan grafik fungsi sinus sebenarnya adalah solusi dari
persamaan diferensial orde dua dari masalah getaran pegas-massa tanpa gesekan.
Solusi tersebut secara umum dapat dituliskan dalam persamaan π₯(π‘) = π΄ sin π‘,
dimana π₯ adalah fungsi posisi massa terhadap waktu π‘, π΄ menyatakan amplitudo
getaran, dan π‘ adalah variabel waktu. Selanjutnya, penulis merencanakan
pembelajaran matematika (rencana pembelajaran terlampir di Lampiran 3)
menggunakan fenomena getaran di tingkat SMK pada materi grafik fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
trigonometri sinus untuk menyelesaikan masalah sistem harmonik sederhana
(pegas-massa).
B. Metode Pengolahan Data
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian untuk aspek pendidikan ini adalah siswa-siswi kelas XI B
jurusan Teknik Pemesinan di SMK Negeri 2 Depok, Yogyakarta tahun ajaran
2017/2018.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian aspek pendidikan ini adalah proses dan hasil pembelajaran
matematika pada materi grafik fungsi trigonometri di tingkat Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) menggunakan fenomena getaran.
3. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian aspek pendidikan ini
dilakukan melalui pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran
(pengamatan secara langsung saat proses pembelajaran dan pengamatan video
proses pembelajaran), memberikan LKS (kelompok, Lampiran 3), dan tes esai
(individu, Lampiran 4) kepada siswa. Hasil LKS dan tes esai kemudian
dianalisis untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti
pembelajaran matematika materi grafik fungsi trigonometri menggunakan
fenomena getaran. Uji validasi LKS dan tes esai dilakukan oleh Bapak Dr. Sudi
Mungkasi selaku dosen pembimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
b. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
1) Lembar Kerja Siswa (LKS)
Peneliti mengumpulkan hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diberikan
kepada siswa. LKS tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan
siswa membentuk persamaan umum grafik fungsi sinus dengan mempelajari
beberapa kasus yang diberikan dari masalah getaran. LKS ini dikerjakan secara
kelompok dengan tujuan agar siswa dapat berdiskusi satu sama lain untuk
membentuk pemahamannya masing-masing terhadap materi. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui proes berpikir siswa secara
kelompok terhadap materi grafik fungsi sinus dan mengetahui kemampuan
siswa menelaah ciri-ciri fungsi dari masing-masing grafik.
2) Tes Esai
Peneliti mengumpulkan lembar jawaban tes esai yang dikerjakan secara
individu oleh siswa. Tes ini berisi pertanyaaan-pertanyaan mengenai masalah
sistem harmonik sederhana terkait penerapan grafik fungsi sinus. Peneliti
menganalisis data yang yang diperoleh untuk mengetahui pemahaman masing-
masing individu dalam menyelesaikan masalah sistem harmonik sederhana
terkait penerapan grafik fungsi sinus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4.1 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa
Kompetensi Dasar Indikator Soal
Kurikulum 2013 edisi revisi 2014
1. Menyajikan grafik fungsi
trigonometri.
Kurikulum 2013 edisi revisi 2016
1. Membuat grafik fungsi trigonometri
Menggambar grafik fungsi posisi massa
terhadap waktu
1. Diberikan tiga atau empat kasus terkait
gerakan massa yang digantungkan
pada pegas terhadap waktu.
2. Jika sumbu mendatar (π₯) menyatakan
waktu π‘ dan sumbu vertikal (π¦)
menyatakan posisi massa π¦(π‘), buatlah grafik fungsi yang
menyatakan hubungan waktu dan
posisi massa dari ketiga atau
keempat kasus tersebut!
Kurikulum 2013 edisi revisi 2014
2. Mendeskripsikan konsep fungsi
trigonometri dan menganalisis grafik
fungsinya, serta menentukan
hubungan nilai fungsi trigonometri
dari sudut-sudut istimewa.
Membentuk persamaan grafik fungsi sinus
dari masalah getaran
3. Setelah grafik tergambar, tentukanlah
periode dan amplitudo dari masing β
masing grafik!
4. Menurut kelompok kalian, apakah
persamaan dan perbedaan dari ketiga
grafik yang kalian gambar? Apakah
penyebab persamaan atau perbedaan
tersebut (hubungkanlah dengan fungsi
dari masing β masing grafik)?
5. Buatlah kesimpulan dari kegiatan
yang kalian lakukan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.2 Kisi-kisi Tes Esai
Kompetensi Dasar Indikator Soal
Kurikulum 2013 edisi revisi
2014
2. Mendeskripsikan konsep
fungsi trigonometri dan
menganalisis grafik
fungsinya, serta
menentukan hubungan
nilai fungsi trigonometri
dari sudut-sudut
istimewa.
Membentuk persamaan
grafik fungsi sinus dari
masalah getaran
1. Diketahui grafik fungsi posisi massa (dalam cm) adalah sebagai
berikut.
a. Tentukan periode dan amplitudo grafik fungsi posisi tersebut.
b. Tentukan persamaan grafik fungsi posisi tersebut.
π‘
π₯(π‘)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Menyelesaikan masalah
terkait penerapan grafik
fungsi sinus
2. Diketahui grafik fungsi posisi massa (dalam cm) adalah sebagai
berikut.
a. Tentukan persamaan grafik fungsi posisi tersebut.
b. Tentukan posisi massa (dalam cm) pada saat π‘ = 20 π .
π‘
π₯(π‘)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992, dalam Gunawan, 2013), yaitu (1)
reduksi data (data reduction); (2) paparan data (data display); dan (3) penarikan
kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing/verivying). Langkah-langkah
analisis yang dilakukan adalah penulis mereduksi data-data yang diperoleh dalam
penelitian aspek pendidikan ini dengan memilih data yang dapat membantu proses
penarikan kesimpulan. Kemudian, peneliti mengelompokkan data sesuai dengan
hasil jawaban siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Data tersebut
disajikan dalam bentuk tabel keberhasilan subjek memahami materi grafik fungsi
trigonometri menggunakan fenomena getaran sesuai dengan indikator-indikator
yang telah ditetapkan. Selanjutnya, peneliti menarik kesimpulan berdasarkan hasil
analisis yang ada.
5. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan pada hari Jumat, 3 November 2017.
C. Deskripsi Proses Pembelajaran dan Pembahasan
Proses pembelajaran dilakukan selama satu kali pertemuan dengan waktu
pelaksanaan 4 JP (4 Γ 45 menit). Materi pembelajaran yang diberikan adalah
materi grafik fungsi trigonometri menggunakan fenomena getaran. Secara umum,
proses pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup. Berikut dideskripsikan proses pembelajaran yang
terjadi, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
1. Kegiatan Pendahuluan
Penulis memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan perkenalan
singkat. Penulis menyampaikan bahwa tujuan dari pembelajaran hari ini adalah
untuk memperkenalkan kepada siswa-siswi tugas akhir penulis dalam bidang
matematika terapan yang dikaitkan dengan materi pembelajaran tingkat SMK.
Penulis kemudian meminta siswa-siswi menyebutkan materi apa saja yang telah
dipelajari di kelas XI. Beberapa siswa menyebutkan telah mempelajari materi
matriks, program linier, fungsi komposisi, dan fungsi invers. Kemudian, penulis
menyampaikan bahwa khususnya pada materi program linier terdapat banyak soal-
soal aplikasi dan penulis memberikan satu contoh soal untuk menyegarkan ingatan
mereka. Selanjutnya, penulis bertanya kepada siswa-siswi langkah awal yang harus
dilakukan sebelum menyelesaikan soal aplikasi tersebut. Semula siswa-siswi
menjawab bahwa sebelum menyelesaikan soal tersebut langkah awal yang
dilakukan adalah membuat tabel, membaca soal, dan sebagainya. Setelah diberikan
pengarahan akhirnya ada siswa yang menjawab bahwa langkah awalnya adalah
membuat persamaan matematika. Penulis berkata bahwa hal tesebut tepat dan
langkah itu disebut pemodelan matematika. Penulis menyampaikan bahwa saat ini
tugas akhir yang penulis lakukan juga diawali dengan pemodelan matematika.
Selanjutnya, penulis menceritakan secara singkat mengenai tugas akhir yang
sedang dikerjakan dan kaitannya dengan materi pembelajaran hari ini. Hal ini
dilakukan untuk memotivasi perserta didik mengikuti pembelajaran.
Materi pembelajaran hari ini adalah membentuk persamaan umum grafik
fungsi trigonometri sinus dan menyelesaikan masalah nyata terkait sistem harmonik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
sederhana. Penulis kemudian mengingatkan kembali materi grafik fungsi
trigonometri sinus yang telah siswa-siswi pelajari di kelas X semester dua, yaitu
tentang menggambar grafik fungsi sinus π¦ = sin π₯, menentukan amplitudo, dan
periode grafik. Sebagian besar siswa ternyata masih mengingat tentang materi
tersebut, terutama tentang menentukan periode dan amplitudo grafik. Hal ini
diperlihatkan oleh siswa-siswi yang dapat menjawab dengan tepat besar periode
dan amplitudo grafik fungsi sinus. Ketika ditanya mengenai pengertian periode dan
amplitudo, siswa-siswi mampu memberikan jawaban dengan tepat meskipun
susunan katanya kurang rapi. Penulis kemudian memberikan definisi yang lebih
tepat.
Setelah itu, penulis menengaskan kembali tujuan pembelajaran hari ini dan
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu diskusi
kelompok, presentasi, dan tes esai untuk mengetahui pemahaman masing-masing
individu. Penulis lalu membagi siswa-siswi menjadi enam kelompok, dimana setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang.
2. Kegiatan Inti
Penulis meminta siswa berkumpul dalam kelompok dan membagikan Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan oleh masing-masing kelompok. Penulis
memberikan instruksi bagaimana mengerjakan LKS tersebut. Siswa diberikan
waktu 30 menit untuk mengerjakan. Setiap kelompok memiliki tugas yang berbeda
satu sama lain. Selama siswa mengerjakan LKS, penulis berkeliling kelas untuk
memberikan topangan kepada kelompok yang merasa kesulitan dengan tugasnya.
Penulis mengamati bahwa sebagian besar kelompok kesulitan menganalisis grafik-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
grafik yang digambar dan menarik kesimpulan dari kegiatan kelompok yang
dilakukan.
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, penulis meminta setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dimulai dari kelompok 1 sampai
dengan kelompok 6. Kelompok 3 dan 4, serta kelompok 5 dan 6 maju presentasi
bersama-sama agar siswa-siswi dapat membandingkan dengan jelas persamaan atau
perbedaan masing-masing grafik. Hasil diskusi dari setiap kelompok tersebut
selanjutnya dianalisis dan dibahas pada bagian D.
Saat setiap kelompok selesai presentasi, penulis membantu siswa-siswi untuk
menarik kesimpulan dari apa yang telah dikerjakan kelompok. Hal ini dilakukan
untuk memberi penegasan terhadap hasil diskusi kelompok. Tujuan dari kerja
kelompok ini adalah membentuk persamaan umum grafik fungsi trigonometri sinus
apabila gambar grafik diketahui. Penulis membantu siswa-siswi membentuk
persamaan umum grafik fungsi trigonometri sinus dan memberikan penjelasan agar
lebih mudah dipahami.
Setelah semua kelompok presentasi dan diperoleh persamaan umum grafik
fungsi sinus, maka penulis meminta siswa-siswi kembali ke tempat duduknya
masing-masing. Penulis kemudian membagikan soal dan lembar jawab tes esai.
Waktu untuk mengerjakan tes tersebut adalah 30 menit. Hasil tes esai ini dianalisis
dan dibahas pada bagian E.
3. Kegiatan Penutup
Penulis meminta siswa-siswi menuliskan kesan dan pesan dibalik lembar jawab
tes sebagai bentuk evalusi pembelajaran hari ini (Lampiran 16). Selanjutnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
penulis meminta siswa-siswi mengumpulkan lembar jawab tes esai tersebut.
Penulis menutup pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih atas keterlibatan
siswa-siswi selama proses pembelajaran.
Secara keseluruhan, proses pembelajaran berjalan dengan lancar sesuai dengan
yang telah direncanakan. Berikut adalah analisis penulis terhadap proses
pembelajaran tersebut.
1. Siswa diberikan waktu 30 menit untuk berdiskusi dalam kelompok. Namun,
proses diskusi berlangsung lebih lama dari waktu yang diberikan. Diskusi
kelompok berlangsung selama 45-60 menit. Hal ini dikarenakan hampir semua
kelompok berlama-lama saat menggambar grafik. Kelompok sering bertanya
tentang bagaimana grafik dari kasus harus digambar. Tampaknya kelompok
kurang memahami instruksi dalam LKS, sehingga sering bertanya untuk
memastikan langkah-langkah menggambar grafik. Kelompok lebih berfokus
pada menggambar grafik, sehingga pertanyaan nomor 3-5 sempat terabaikan
oleh sebagian besar kelompok. Penulis akhirnya mengingatkan kembali bahwa
setelah grafik tergambar ada hal yang lebih penting untuk dijawab oleh
kelompok, yatu pertanyaan nomor 3-5. Kelompok mengalami kesulitan
menjawab pertanyan 4 dan 5, sehingga penulis banyak memberi pengarahan.
Namun, karena keterbatasan waktu dan topangan yang diberikan belum cukup
membantu, maka penulis meminta kelompok untuk menuliskan sesuai dengan
pemahaman mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Tujuan awal penulis membentuk siswa kedalam beberapa kelompok dan
memberikan kasus yang berbeda satu sama lain adalah agar siswa dapat
merumuskan persamaan umum grafik fungsi trigonometri sinus dengan
mengamati beberapa grafik yang digambar. Penulis ingin peserta didik
menemukan persamaan dan perbedaan antara grafik yang tergambar dengan
fungsi grafik tersebut, kemudian membentuk rumus umum dan
menjeslakannya kepada kelompok lain dengan bahasa mereka sendiri agar
materi lebih mudah dipahami. Penulis berencana memberi topangan dalam
kelompok sampai kelompok mendapatkan kesimpulan. Setelah itu, penulis
hanya menegaskan dan menguatkan penjelasan kelompok ketika presentasi.
Tetapi hal ini ternyata sulit untuk dilakukan, terutama karena waktu yang
terbatas. Dua kelompok tidak menemukan persamaan dan perbedaan grafik,
sedangkan kelompok yang lain kesulitan menghubungkan persamaan dan
perbedaan yang ditemukan dengan fungsi grafik sehingga tujuan tidak tercapai.
Oleh karena itu, ketika kelompok selesai presentasi penulis bersama-sama
dengan peserta didik melalui proses tanya jawab secara klasikal membentuk
persamaan umum tersebut.
D. Deskripsi Hasil Kerja Kelompok dan Pembahasan
Data ini diperoleh dari hasil jawaban siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS dikerjakan oleh 6 kelompok
dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa kelas XI TPB SMK Negeri 2 Depok
Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018. Nama kelompok 1-6 kemudian disebut K01,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
K02, K03, K04, K05, dan K06. Berikut adalah deskripsi hasil analisis jawaban
subjek penelitian terhadap pertanyaan dalam LKS.
1. Deskripsi Hasil Analisis Jawaban Subjek Terhadap Pertanyaan Nomor 2
Tabel 4.3 Analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS nomor 2:
menggambar grafik fungsi massa terhadap waktu
Subjek Keterangan
K01
(S1, S7, S22, S26, S27)
Kelompok dapat menentukan dengan tepat
pasangan koordinat (π‘, π¦(π‘)) untuk ketiga kasus
yang diberikan dan membuatnya dalam bentuk
tabel.
Kelompok dapat menghubungkan pasangan koordinat yang di dapat ke bidang kartesius
sehingga terbentuk dengan tepat grafik fungsi
posisi untuk ketiga kasus yang diberikan.
Kelompok tepat menggambarkan grafik sesuai dengan perintah soal, yaitu menggambar grafik
kasus 1, 2, dan 3 masing-masing dalam satu bidang.
Kelompok kurang lengkap dalam memberikan keterangan grafik, yaitu tidak menyatakan
keterangan sumbu-π₯ dan sumbu-π¦, tidak
menuliskan koordinat sumbu-π₯, dan tidak menyatakan keterangan nama fungsi grafik.
K02
(S4, S13, S14, S16,
S21)
Kelompok dapat menentukan dengan tepat
pasangan koordinat (π‘, π¦(π‘)) untuk keempat kasus yang diberikan dan membuatnya dalam bentuk
tabel.
Kelompok dapat menghubungkan pasangan
koordinat yang di dapat ke bidang kartesius
sehingga terbentuk dengan tepat grafik fungsi
posisi untuk keempat kasus yang diberikan.
Kelompok tepat menggambarkan grafik sesuai dengan perintah soal, yaitu menggambar grafik
kasus 1 dan 2 serta grafik kasus 1 dan 3 masing-
masing dalam satu bidang.
Kelompok kurang lengkap dalam memberikan keterangan grafik, yaitu kurang tepat menyatakan
keterangan sumbu-π₯ dan sumbu-π¦, tidak
menuliskan koordinat sumbu-π₯, dan tidak
menyatakan keterangan nama fungsi grafik.
K03
(S8, S10, S11, S17,
S29)
Kelompok dapat menentukan dengan tepat
pasangan koordinat (π‘, π¦(π‘)) untuk ketiga kasus yang diberikan dan membuatnya dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Subjek Keterangan
tabel. Namun, kelompok tidak menuliskan secara
lengkap pasangan titik-titik untuk kasus 1 dan 3
dalam tabel.
Kelompok dapat menghubungkan pasangan koordinat yang di dapat ke bidang kartesius
sehingga terbentuk dengan tepat grafik fungsi
posisi untuk ketiga kasus yang diberikan.
Kelompok belum tepat menggambarkan grafik
sesuai dengan perintah soal, yaitu tidak
menggambar grafik kasus 1 dan 3 dalam satu
bidang kartesius.
Kelompok kurang lengkap dalam memberikan keterangan grafik, yaitu tidak menyatakan
keterangan sumbu-π₯ dan sumbu-π¦, tidak lengkap
menuliskan koordinat sumbu-π₯ (hanya menuliskan
koordinat yang memotong sumbu-π₯), dan hanya menyatakan keterangan nama fungsi grafik untuk
kasus 2.
K04
(S2, S9, S23, S25, S28)
Kelompok dapat menentukan dengan tepat
pasangan koordinat (π‘, π¦(π‘)) untuk ketiga kasus yang diberikan dan membuatnya dalam bentuk
tabel.
Kelompok dapat menghubungkan pasangan koordinat yang di dapat ke bidang kartesius
sehingga terbentuk dengan tepat grafik fungsi
posisi untuk ketiga kasus yang diberikan.
Kelompok tepat menggambarkan grafik sesuai
dengan perintah soal, yaitu menggambar grafik
kasus 1 dan 2 serta grafik kasus 1 dan 3 masing-
masing dalam satu bidang.
Kelompok kurang lengkap dalam memberikan keterangan grafik, yaitu tidak menyatakan
keterangan sumbu-π₯ dan sumbu-π¦, menuliskan
koordinat sumbu-π₯ pada kurva bukan di sumbu, dan
tidak lengkap menuliskan angka pada sumbu-π¦
(hanya 1,0, β1).
K05
(S6, S15, S18, S19,
S24)
Kelompok dapat menentukan dengan tepat
pasangan koordinat (π‘, π¦(π‘)) untuk ketiga kasus yang diberikan dan membuatnya dalam bentuk
tabel.
Kelompok dapat menghubungkan pasangan
koordinat yang di dapat ke bidang kartesius
sehingga terbentuk dengan tepat grafik fungsi
posisi untuk ketiga kasus yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Subjek Keterangan
Kelompok tepat menggambarkan grafik sesuai dengan perintah soal, yaitu menggambar grafik
kasus 1 dan 2 serta grafik kasus 1 dan 3 masing-
masing dalam satu bidang.
Kelompok kurang lengkap dalam memberikan
keterangan grafik, yaitu tidak menyatakan
keterangan sumbu-π₯ dan sumbu-π¦.
K06
(S3, S5, S12, S20)
Kelompok dapat menentukan dengan tepat
pasangan koordinat (π‘, π¦(π‘)) untuk ketiga kasus yang diberikan dan membuatnya dalam bentuk
tabel.
Kelompok dapat menghubungkan pasangan koordinat yang di dapat ke bidang kartesius
sehingga terbentuk dengan tepat grafik fungsi
posisi untuk ketiga kasus yang diberikan. Grafik
yang digambar terlihat kurang halus (smooth).
Kelompok tepat menggambarkan grafik sesuai
dengan perintah soal, yaitu menggambar grafik
kasus 1 dan 2 serta grafik kasus 1 dan 3 masing-
masing dalam satu bidang.
Kelompok kurang tepat menyatakan keterangan
sumbu-π₯ dan sumbu-π¦ dan hanya memberi keterangan sumbu di gambar grafik kasus 1 dan 2.
Rangkuman hasil analisis tersebut, yaitu
Tabel 4.4 Rangkuman hasil analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS
nomor 2: menggambar grafik fungsi massa terhadap waktu
Keterangan Subjek Jumlah
Tepat menggambar grafik ke bidang kartesius
untuk semua kasus sesuai dengan perintah soal,
namun tidak lengkap menuliskan keterangan pada
gambar grafik.
K01, K02, K04,
K05, K06
5
Tepat menggambar grafik ke bidang kartesius
untuk semua kasus, namun tidak sesuai dengan
perintah soal dan tidak lengkap menuliskan
keterangan pada gambar grafik.
K03 1
Berdasarkan hasil analisis yang pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4, maka terlihat
bahwa semua kelompok dapat menyajikan dengan tepat grafik fungsi posisi massa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
terhadap waktu untuk semua kasus yang diberikan. Namun, semua kelompok
kurang lengkap memberikan keterangan pada gambar grafik yang telah dibuat. Jika
dirangkum, maka kekurangan yang dibuat oleh sebagian besar kelompok adalah
tidak menyatakan keterangan pada sumbu-π₯ dan sumbu-π¦, tidak menuliskan
koordinat sumbu-π₯, dan tidak memberikan keterangan nama fungsi grafik.
Selanjutnya, beberapa kesalahan yang dilakukan oleh satu kelompok tertentu
adalah tidak menuliskan secara lengkap pasangan titik-titik untuk kasus 1 dan 3
dalam tabel, menggambarkan grafik dengan tajam (bukan kurva mulus), dan belum
tepat menggambarkan grafik sesuai dengan perintah soal, yaitu tidak menggambar
grafik kasus 1 dan 3 dalam satu bidang kartesius.
Berikut adalah hasil jawaban K03 (S8, S10, S11, S17, S29) terhadap
pertanyaan LKS nomor 2.
(a)
(b)
Gambar 4.1 Hasil jawaban K03 untuk pertanyaan LKS nomor 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Apabila dibandingkan dengan jawaban kelompok lain, K03 memiliki jawaban
yang paling kurang lengkap. Seperti yang dilihat dalam Gambar 4.1, K03 tidak
menuliskan secara lengkap pasangan koordinat sesuai dengan kasus yang diberikan,
meskipun gambar grafik fungsi posisi untuk semua kasus digambar dengan tepat.
Selanjutnya, semua kelompok menggambar grafik fungsi posisi sesuai dengan
perintah yang ada di LKS, yaitu menggambarkan dua grafik dalam satu bidang atau
menggambar masing-masing grafik dalam satu bidang kartesius. Namun, hal ini
tidak dilakukan oleh K03. Kelompok tersebut tidak menggambar grafik kasus 1 dan
3 dalam satu bidang. Hal ini akan membuat kelompok kesulitan menganalisis
perbedaan dan persamaan grafik untuk membentuk suatu rumus umum.
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan diatas, penulis
menyajikan persentase keberhasilan subjek secara kelompok untuk menjawab
indikator pertama soal LKS, yaitu
Tabel 4.5 Persentase keberhasilan subjek menjawab indikator pertama (LKS)
Menggambar grafik fungsi posisi massa terhadap
waktu: tepat menggambar grafik ke bidang kartesius
untuk semua kasus sesuai dengan perintah soal, namun
tidak lengkap menuliskan keterangan pada gambar
grafik.
Subjek (kelompok) 5
Persentase (%) 83,33
2. Deskripsi Hasil Analisis Jawaban Subjek Terhadap Pertanyaan Nomor 3
Tabel 4.6 Analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS nomor 3:
menentukan periode dan amplitudo masing-masing grafik
Subjek Keterangan
K01
(S1, S7, S22, S26, S27)
Kelompok dapat menentukan dengan tepat
amplitudo dan periode ketiga kasus.
K02
(S4, S13, S14, S16, S21)
Kelompok dapat menentukan dengan tepat
amplitudo dan periode keempat kasus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Subjek Keterangan
K03
(S8, S10, S11, S17, S29)
Kelompok dapat menentukan dengan tepat
amplitudo dan periode ketiga kasus.
K04
(S2, S9, S23, S25, S28)
Kelompok dapat menentukan dengan tepat
amplitudo ketiga kasus, namun hanya tepat
menentukan periode kasus 1.
K05
(S6, S15, S18, S19, S24)
Kelompok dapat menentukan dengan tepat
amplitudo dan periode ketiga kasus.
K06
(S3, S5, S12, S20)
Kelompok dapat menentukan dengan tepat
amplitudo dan periode ketiga kasus.
Rangkuman hasil analisis tersebut, yaitu
Tabel 4.7 Rangkuman hasil analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS
nomor 3: menentukan periode dan amplitudo masing-masing grafik
Keterangan Subjek Jumlah
Tepat menentukan amplitudo dan periode dari
semua kasus yang diberikan.
K01, K02, K03,
K05, K06
5
Tepat menentukan amplitudo, namun hanya dapat
menentukan dengan tepat satu periode dari ketiga
kasus yang diberikan.
K04 1
Berdasarkan hasil analisis yang pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7, terlihat bahwa
semua kelompok dapat menentukan dengan tepat amplitudo dan periode dari semua
kasus yang diberikan. Hanya K04 (S2, S9, S23, S25, S28) yang membuat kesalahan
dalam menentukan periode kasus 2 dan 3, sehingga hanya benar menyebutkan nilai
periode kasus 1 yang diberikan. Berikut adalah jawaban dari K04 terhadap
pertanyaan nomor 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
(a)
(b)
Gambar 4.2. Hasil jawaban K04 untuk pertanyaan LKS nomor 3
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa K04 menentukan nilai periode untuk kasus
2 dan 3 adalah 9. Seharusnya ketiga kasus memiliki periode yang sama, yaitu 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
detik. Penulis menganalisis bahwa kelompok hanya memperhatikan waktu dari
akhir gelombang untuk menentukan periode. Kelompok kurang memahami bahwa
periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali gelombang atau
pengertian mudahnya adalah waktu untuk menempuh satu bukit dan satu lembah.
Hal ini menyebabkan kelompok terkecoh dengan gambar grafik dari kasus 2 dan 3,
dimana grafik tersebut terbentuk dari pergeseran ke kanan dan kiri grafik kasus 1.
Kelompok akhirnya kesulitan menganalisis dan mencari hubungan antara gambar
grafik dan persamaan fungsi grafik tersebut karena sudah salah dalam menentukan
periode. Jika penentuan periode dilakukan dengan benar, maka kelompok akan
lebih mudah menjawab pertanyaan nomor 4 dan 5.
3. Deskripsi Hasil Analisis Jawaban Subjek Terhadap Pertanyaan Nomor 4
Tabel 4.8 Analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS nomor 4:
menganalisis grafik
Subjek Keterangan
K01
(S1, S7, S22, S26, S27)
Kelompok tepat menganalisis ketiga kasus, namun
kurang lengkap memberi penjelasan dalam mencari
hubungan antara persamaan fungsi dan gambar
grafik dari fungsi tersebut.
K02
(S4, S13, S14, S16, S21)
Kelompok dapat dengan tepat menganalisis dan
mencari hubungan antara persamaan fungsi dan
gambar grafik dari fungsi tersebut.
K03
(S8, S10, S11, S17, S29)
Kelompok dapat menganalisis perbedaan dan
persamaan ketiga kasus, namun tidak dapat mencari
hubungan antara persamaan fungsi dan gambar
grafik dari fungsi tersebut.
K04
(S2, S9, S23, S25, S28)
Kelompok tidak menjawab pertanyaan.
K05
(S6, S15, S18, S19, S24)
Kelompok tidak menjawab pertanyaan.
K06
(S3, S5, S12, S20)
Kelompok dapat dengan tepat menganalisis dan
mencari hubungan antara persamaan fungsi dan
gambar grafik dari fungsi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Rangkuman hasil analisis tersebut, yaitu
Tabel 4.9 Rangkuman hasil analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS
nomor 4: menganalisis grafik
Keterangan Subjek Jumlah
Tepat menganalisis dan mencari hubungan antara
persamaan fungsi dan gambar grafik dari fungsi
tersebut.
K02, K06 2
Tepat menganalisis semua kasus yang diberikan,
namun kurang lengkap memberi penjelasan dalam
mencari hubungan antara persamaan fungsi dan
gambar grafik dari fungsi tersebut.
K01 1
Dapat menganalisis perbedaan dan persamaan
semua kasus yang diberikan, namun tidak dapat
mencari hubungan antara persamaan fungsi dan
gambar grafik dari fungsi tersebut.
K03 1
Tidak menjawab pertanyaan. K04, K05 2
Berdasarkan hasil analisis yang pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9, terlihat bahwa
sebagian besar kelompok mengalami kesulitan dalam menganalisis dan mencari
hubungan antara grafik dengan persamaan fungsi grafik tersebut. Saat proses
pembelajaran berlangsung, setiap kelompok membutuhkan beberapa topangan
sebelum dapat menjawab pertanyaan nomor 4. Topangan yang diberikan berupa
penjelasan mengenai maksud pertanyaan dan meminta siswa membandingkan
gambar grafik, periode, dan amplitudo dengan bentuk fungsi grafik yang terdapat
pada masing-masing kasus. Terdapat dua kelompok yang dapat menjawab
pertanyaan nomor 4 dengan cukup tepat, yaitu K01 dan K03, serta terdapat dua
kelompok yang menjawab pertanyaan nomor 4 dengan tepat, yaitu K02 dan K06.
Berikut adalah jawaban keempat kelompok terhadap pertanyaan nomor 4.
(a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
(b)
(c)
Gambar 4.3 Hasil jawaban K01 untuk pertanyaan LKS nomor 3,4, dan 5
Gambar 4.4 Hasil jawaban K03 untuk pertanyaan LKS nomor 4
Berdasarkan Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 terlihat bahwa K01 dan K03 dapat
mencari persamaan dan perbedaan dari kasus-kasus yang diberikan. Jawaban K01
di nomor 3 tentang besar amplitudo sekaligus menjawab pertanyaan nomor 4
tentang persamaan dari ketiga kasus yang diberikan. Selanjutnya, jawaban K01 di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
nomor 4 kurang tepat karena kelompok menghubungkannya dengan panjang
gelombang. Ketika ditanya saat presentasi definisi dari panjang gelombang,
kelompok menjawabnya dengan menggunakan definisi periode getaran. Jadi, yang
dimaksud oleh kelompok dengan panjang gelombang sebenarnya adalah periode
getaran. Hal tersebut diperkuat dengan jawaban K01 di nomor 5. Kelompok
menuliskan perbedaan ketiga kasus adalah pada periodenya. Selanjutnya, K03
menjawab pertanyaan nomor 4 dengan menuliskan perbedaan dari ketiga kasus
adalah pada periodenya. Kelompok menuliskan persamaan grafik fungsi yang
memiliki periode berbeda satu sama lain. Selain itu, K03 menjawab pertanyaan
nomor 4 dengan menuliskan persamaan dari ketiga kasus adalah pada besar
amplitudonya.
Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut terlihat bahwa kedua kelompok, yaitu
K01 dan K03 berhenti pada menganalisis perbedaan dan persamaan diantara
beberapa kasus. Kedua kelompok tidak menghubungkannya dengan bentuk dari
fungsi grafik di setiap kasus, sehingga kelompok kesulitan melakukan identifikasi
lebih lanjut untuk membentuk rumus umum yang menjadi tujuan LKS. Rumus yang
ditulis K01 pada jawaban nomor 5 adalah kesimpulan yang dibuat kelompok untuk
membentuk rumus umum grafik fungsi sinus berdasarkan perbedaan periode, tetapi
kelompok tidak memberikan penjelasan lebih lanjut secara tertulis. Saat presentasi,
K01 juga terlihat kesulitan memberikan penjelasan kepada kelompok lain. Hal ini
karena rumus tersebut diperoleh kelompok berdasakan topangan yang penulis
berikan saat diskusi kelompok dan tampaknya K01 susah menyampaikan
penjelasan yang penulis berikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar 4.5 Hasil jawaban K02 untuk pertanyaan LKS nomor 4
(a)
(b)
Gambar 4.6 Hasil jawaban K06 untuk pertanyaan LKS nomor 4 dan 5
Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 memperlihatkan bahwa K02 dan K06 dapat
menghubungkan perbedaan dan persamaan yang ditemui dengan bentuk dari fungsi
grafik. K02 langsung dapat membuat kesimpulan jika nilai di depan sin sama maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
ampitudonya sama dan jika π₯ nya sama, maka periodenya sama. Ketika
dikonfirmasikan kepada kelompok, maka yang dimaksud dengan π₯ adalah nilai di
depan π‘, K02 memisalkannya dengan π₯. Hal ini diperkuat dengan kesimpulan yang
diberikan di pertanyaan nomor 5. Hanya saja K02 mengganti variabel π₯ dengan
variabel π sesuai dengan kesepakatan bersama.
Selanjutnya, K06 sebenarnya tidak secara jelas memberikan jawaban mengenai
hasil analisisnya di nomor 4, tetapi jika melihat jawaban pertanyaan nomor 5 dapat
diketahui bahwa K06 mengalisis dan menghubungkan grafik dengan bentuk fungsi
grafik secara lengkap. Meskipun K06 belum bisa membuat kesimpulan seperti yang
K02 lakukan.
4. Deskripsi Hasil Analisis Jawaban Subjek Terhadap Pertanyaan Nomor 5
Tabel 4.10 Analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS nomor 5: membuat
kesimpulan
Subjek Keterangan
K01
(S1, S7, S22, S26, S27)
Kelompok dapat menyimpulkan hubungan antara
besar periode grafik dan persamaan fungsi grafik,
namun kurang lengkap memberikan penjelasan.
K02
(S4, S13, S14, S16, S21)
Kelompok dapat menyimpulkan hubungan antara
besar amplitudo grafik dan persamaan fungsi grafik.
K03
(S8, S10, S11, S17, S29)
Kelompok tidak membuat kesimpulan.
K04
(S2, S9, S23, S25, S28)
Kelompok tidak membuat kesimpulan.
K05
(S6, S15, S18, S19, S24)
Kelompok tidak membuat kesimpulan.
K06
(S3, S5, S12, S20)
Kelompok kurang dapat menyimpulkan hubungan
antara posisi grafik dan persamaan fungsi grafik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Rangkuman hasil analisis tersebut, yaitu
Tabel 4.11 Rangkuman hasil analisis jawaban subjek terhadap pertanyaan LKS
nomor 5: membuat kesimpulan
Keterangan Subjek Jumlah
Dapat menyimpulkan hubungan antara besar
amplitudo grafik dan persamaan fungsi grafik.
K02 1
Dapat menyimpulkan hubungan antara besar
periode grafik dan persamaan fungsi grafik, namun
kurang lengkap memberikan penjelasan.
K01 1
Kurang dapat menyimpulkan hubungan antara
posisi grafik dan persamaan fungsi grafik.
K06 1
Tidak membuat kesimpulan K03, K04, K05 3
Berdasarkan hasil analisis yang pada Tabel 4.10 dan Tabel 4.11, dapat
diketahui bahwa sebagian besar kelompok tidak dapat membuat kesimpulan terkait
pembentukan rumus umum grafik fungsi sinus. Saat proses pembelajaran, penulis
menuntun siswa secara lisan untuk membentuk persamaan umum tersebut.
Terdapat 1 kelompok yang membuat kesimpulan dengan tepat setelah diberikan
beberapa petunjuk dan topangan, yaitu K02 (S4, S13, S14, S16, S21). Berikut
adalah kesimpulan yang dibuat oleh K02.
Gambar 4.7 Hasil jawaban K02 untuk pertanyaan LKS nomor 5
Gambar 4.7 menunjukkan bahwa K02 dapat menyimpulkan rumus umum
grafik sinus terkait dengan besar amplitudo. Nilai π yang dikerjakan oleh K02
dibuat bersama-sama di kelas sesuai dengan topangan yang penulis berikan. Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
mengingatkan kembali nilai periode grafik sinus, kemudian menghubungkannya
dengan kasus di K01 sehingga dapat dibentuk rumus umum mencari nilai π dari
gambar grafik.
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada poin D.2
sampai dengan D.4, penulis menyajikan persentase keberhasilan subjek secara
kelompok untuk menjawab indikator kedua soal LKS, yaitu
Tabel 4.12 Persentase keberhasilan subjek menjawab indikator kedua (LKS)
Membentuk persamaan grafik fungsi sinus dari
masalah getaran
Menentukan
periode dan
amplitudo
Menganalisis
grafik
Membuat
kesimpulan
Subjek (kelompok) 4 2 1
Persentase (%) 83,33 33,33 15,67
Persentase Total (%) 44,44
E. Deskripsi Hasil Tes Individu dan Pembahasan
Data ini diperoleh dari hasil jawaban siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan dalam tes esai. Tes esai diberikan setelah siswa selesai mengerjakan
LKS dalam kelompok. Tes ini dikerjakan secara individu oleh 29 orang siswa-siswi
kelas XI TPB SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018. Tujuan
diberikannya tes ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengetahui pemahaman
masing-masing individu dalam menyelesaikan masalah sistem harmonik sederhana
terkait penerapan grafik fungsi sinus. Berikut adalah deskripsi hasil analisis
jawaban subjek penelitian terhadap pertanyaan dalam tes esai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
1. Deskripsi Hasil Analisis Jawaban Subjek Terhadap Pertanyaan Nomor 1
Tabel 4.13 Analisis jawaban siswa terhadap pertanyaan tes esai nomor 1
Subjek Keterangan
S1 Tepat menentukan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S2 Tepat menentukan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik, namun tidak terdapat proses.
S3
Tepat menentukan periode, tidak tepat menentukan amplitudo, serta tidak mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tidak tepat menentukan persamaan grafik karena salah nilai
amplitudo dan tidak terdapat proses.
S4 Tepat menentukan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S5
Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S6
Tepat menentukan periode, tidak tepat menentukan amplitudo, serta
tidak mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tidak tepat menentukan persamaan grafik karena salah nilai amplitudo dan tidak terdapat proses.
S7 Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S8 Tepat menentukan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S9 Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S10 Tidak menjawab pertanyaan.
S11
Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S12
Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tidak tepat menentukan persamaan grafik dan tidak terdapat proses.
S13 Tidak menjawab pertanyaan.
S14 Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S15 Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode.
Tepat menentukan persamaan grafik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Subjek Keterangan
S16 Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S17 Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S18 Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S19
Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S20
Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S21 Tepat menentukan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S22 Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S23 Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S24 Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S25 Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S26 Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak
mencantumkan satuan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S27 Tepat menentukan periode dan amplitudo.
Tepat menentukan persamaan grafik.
S28
Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun tidak mencantumkan satuan periode dan amplitudo.
Tidak tepat menentukan persamaan grafik, yaitu salah
menempatkan nilai d menjadi nilai c pada rumus umum persamaan
grafik sinus π¦ = a sin(bπ‘ Β± c) Β± d.
S29
Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun salah mencantumkan satuan periode.
Tidak tepat menentukan persamaan grafik dan tidak terdapat proses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Rangkuman hasil analisis tersebut, yaitu
Tabel 4.14 Rangkuman hasil analisis jawaban siswa terhadap pertanyaan tes esai
nomor 1
Keterangan Subjek Jumlah
Tepat menentukan periode, amplitudo, dan
persamaan grafik, serta mencantumkan satuan
periode dan amplitudo.
S1, S4, S8, S21,
S27
5
Tepat menentukan periode, amplitudo, dan
persamaan grafik, namun tidak mencantumkan
satuan periode dan amplitudo.
S5, S7, S9, S14,
S16, S17, S18,
S20, S22, S25
10
Tepat menentukan periode, amplitudo, dan
persamaan grafik, namun tidak mencantumkan
satuan periode.
S11, S15, S19,
S23, S24
5
Tepat menentukan periode, amplitudo, dan
persamaan grafik, namun tidak mencantumkan
satuan amplitudo.
S26 1
Tepat menentukan periode, amplitudo, dan
persamaan grafik, namun tidak terdapat proses
mengerjakan.
S02 1
Tepat menentukan periode dan amplitudo, namun
tidak tepat menentukan persamaan grafik.
S12, S28, S29
3
Hanya tepat menentukan periode dan tidak
mencantumkan satuannya.
S3, S6 2
Tidak menjawab pertanyaan. S10, S13 2
Berdasarkan hasil analisis yang pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14, terlihat
bahwa siswa dapat dengan tepat menentukan periode dan amplitudo dari grafik
fungsi posisi massa terhadap waktu yang diberikan di soal. Hanya saja sebagian
besar tidak mencantumkan satuan. Selain itu, hampir seluruh siswa dapat
membentuk persamaan umum grafik fungsi posisi massa terhadap waktu. Berikut
adalah beberapa jawaban siswa terhadap pertanyaan nomor 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 4.8 Hasil jawaban S4 untuk pertanyaan tes esai nomor 1
Gambar 4.9 Hasil jawaban S28 untuk pertanyaan tes esai nomor 1
Gambar 4.8 menunjukkan jawaban dari siswa yang menjawab pertanyaan
nomor 1 dengan tepat dan lengkap. S4 menguraikan prosesnya menjawab
pertanyaan dengan runtut. Terdapat 3 siswa lainnya yang menjawab dengan tepat
dan runtut seperti S4.
Gambar 4.9 menunjukkan beberapa kesalahan yang sering dilakukan siswa
lainnya saat menjawab pertanyaan 1 (a), yaitu tepat menentukan periode dan
amplitudo tetapi tidak mencantumkan satuannya. Selanjutnya, S28 tidak tepat
membentuk persamaan grafik fungsi posisis massa terhadap waktu karena salah
menentukan nilai variabel π menjadi nilai variabel π. Kesalahan ini juga dilakukan
oleh beberapa siswa lainnya meskipun tidak banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2. Deskripsi Hasil Analisis Jawaban Subjek Terhadap Pertanyaan Nomor 2
Tabel 4.15 Analisis jawaban siswa terhadap pertanyaan tes esai nomor 2
Subjek Keterangan
S1 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S2 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S3 Tepat menentukan persamaan grafik, namun tidak terdapat proses.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S4 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S5 Tepat menentukan persamaan grafik.
Posisi massa saat π‘ = 20 π masih berupa persamaan yang belum
dihitung nilai sinusnya.
S6 Tepat menentukan persamaan grafik, namun tidak terdapat proses.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S7 Tidak tepat menentukan persamaan grafik karena kesalahan
menentukan amplitudo.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S8 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S9 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S10 Tidak menjawab pertanyaan.
S11 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S12 Tepat menentukan persamaan grafik, namun tidak terdapat proses.
S13 Tidak menjawab pertanyaan.
S14 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S15
Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π dan penulisan jawaban tidak terstruktur.
S16 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S17
Tepat menentukan persamaan grafik.
Posisi massa saat π‘ = 20 π masih berupa persamaan yang belum dihitung nilai sinusnya.
S18 Tidak tepat menentukan persamaan grafik karena kesalahan
menentukan amplitudo.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S19 Tepat menentukan persamaan grafik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Subjek Keterangan
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S20 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S21 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S22 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S23
Tidak tepat menentukan persamaan grafik karena terdapat
kesalahan saat menentukan variabel π.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S24 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S25 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S26 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S27 Tepat menentukan persamaan grafik.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S28 Tepat menentukan persamaan grafik, namun tidak terdapat proses.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S29 Tepat menentukan persamaan grafik, namun tidak terdapat proses.
Tidak tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
Rangkuman hasil analisis tersebut, yaitu
Tabel 4.16 Rangkuman hasil analisis jawaban siswa terhadap pertanyaan tes esai
nomor 2
Keterangan Subjek Jumlah
Tepat menentukan persamaan grafik. S1, S2, S4, S5,
S8, S9, S11,
S14, S15, S16,
S17, S19, S20,
S21, S22, S24,
S25, S26, S27
19
Tepat menentukan persamaan grafik, namun tidak
terdapat proses mengerjakan.
S3, S6, S12,
S28, S29
5
Tidak tepat menentukan persamaan grafik. S7, S18, S23
3
Tepat menentukan persamaan grafik, namun tidak
tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π .
S1, S2, S4, S7,
S8, S9, S11,
S14, S16, S18,
S19, S20, S21,
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Keterangan Subjek Jumlah
S22, S23, S24,
S25, S26, S27
Tepat menentukan persamaan grafik, namun tidak
tepat menentukan posisi massa saat π‘ = 20 π dan
penulisan jawaban tidak terstruktur.
S15 1
Tepat menentukan persamaan grafik, namun posisi
massa saat π‘ = 20 π masih berupa persamaan yang
belum dihitung nilai sinusnya.
S5, S17
2
Tidak menjawab pertanyaan tentang menentukan
persamaan grafik.
S10, S13 2
Tidak menjawab pertanyaan tentang menentukan
posisi massa saat π‘ = 20 π .
S10, S12, S13 3
Berdasarkan hasil analisis yang pada Tabel 4.15 dan Tabel 4.16, menunjukkan
bahwa hampir semua siswa dapat menentukan dengan tepat persamaan grafik
fungsi posisi massa terhadap waktu yang diberikan dalam soal. Namun, semua
siswa tidak dapat menentukan posisi massa saat detik keβ20. Hal ini karena mereka
terkendala menghitung nilai sin 900, sehingga jawaban akhir yang diberikan salah.
Namun, sebagian besar proses siswa mengerjakan soal nomor 2 (b) sudah tepat.
Siswa sudah mengerti bagaimana cara menyelesaikan masalah yang diminta pada
soal. Berikut adalah beberapa jawaban siswa terhadap pertanyaan nomor 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 4.10 Hasil jawaban S4 untuk pertanyaan tes esai nomor 2
Gambar 4.11 Hasil jawaban S28 untuk pertanyaan tes esai nomor 2
Gambar 4.10 dan Gambar 4.11 menunjukkan bahwa subjek dapat
menentukan persamaan grafik pada soal dengan tepat. Hanya saja S4 menjelaskan
proses secara runtut untuk membentuk persamaan grafik, sedangkan S28 tidak
menjelaskan proses secara lengkap. Sebagian besar subjek menjawab secara
lengkap seperti yang dilakukan oleh S4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Selanjutnya, sama seperti semua subjek yang lain, S4 dan S28 salah menjawab
pertanyaan 2 (b). Hal ini karena subjek salah menentukan nilai sin 900. Namun,
semua subjek mengetahui bagaimana harus menyelesaikan pertanyaan 2 (b), yaitu
dengan mensubstitusikan nilai π‘ dengan 20. Akan tetapi, hanya beberapa subjek
yang menuliskannya secara lengkap seperti S4. Sebagian besar subjek hanya
mensubstitusikan nilai π‘ tanpa memberi keterangan.
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan di poin E.1 dan E.2, penulis
menyajikan persentase keberhasilan subjek secara kelompok untuk menjawab
indikator pertama dan kedua soal tes esai, yaitu
Tabel 4.17 Persentase keberhasilan subjek menjawab indikator pertama (tes esai)
Membentuk persamaan grafik fungsi sinus dari
masalah getaran
Soal nomor 1 Soal 2 (b)
Subjek 21 19
Persentase (%) 72,41 65,52
Persentase Total (%) 68,97
Tabel 4.18 Persentase keberhasilan subjek menjawab indikator kedua (tes esai)
Menyelesaikan masalah terkait penerapan grafik fungsi
sinus: tepat menentukan persamaan grafik, namun tidak
tepat menentukan posisi massa
Subjek 19
Persentase (%) 65,52
F. Refleksi
Selama penyusunan tesis ini, ada beberapa hal yang mengubah pandangan
penulis dalam melakukan penelitian. Pertama, berdasarkan bimbingan dari dosen
pembimbing tesis, penulis memulai penelitian dengan menuliskan ide pokok
penelitian dalam format jurnal, setelah itu baru mengembangkannya dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
karya ilmiah tesis. Awalnya penulis merasa terlalu fokus menyusun jurnal bukan
menyusun tesis. Ketika hasil penelitian lolos untuk terbit dalam jurnal internasional
bereputasi, penulis baru menyadari bahwa apa yang penulis kerjakan selama ini
merupakan bagian juga dalam penyusunan tesis dan tidak menghambat proses
penyusunannya. Penulis menjadi tahu bahwa penelitian ini layak untuk dikerjakan
dalam bentuk karya ilmiah tesis karena pasti terdapat keterbaruan di dalamnya.
Selain itu, penyusunan hasil penelitian tersebut ke dalam format tesis tidak
membutuhkan waktu yang lama seperti perkiraan awal, sebab semua ide pokok
sudah tertuang dalam jurnal. Penulis hanya perlu mengembangkannya dalam
bentuk karya ilmiah tesis. Proses ini memberikan penulis pengalaman baru dalam
melakukan penelitian untuk penyusunan tugas akhir.
Kedua, selama melakukan penelitian aspek pendidikan untuk tesis ini, penulis
merasa lebih mandiri dalam menemukan ide pembelajaran dan menganalisis data
penelitian. Tidak mudah bagi penulis menghubungkan kajian matematis tesis ini
untuk pembelajaran di tingkat sekolah menengah. Penulis juga dikejar waktu karena
telah mendapatkan izin dari sekolah untuk melakukan pengambilan data setelah
Ujian Tengah Semester (UTS). Ketika izin tersebut keluar, materi untuk penelitian
belum siap dan beberapa kali penulis mengubah materi pembelajaran karena tidak
sesuai dengan fenomena dalam kajian matematis tesis ini. Akhirnya, dosen
pembimbing menyarankan untuk fokus saja pada fenomena getaran. Penulis sempat
merasa putus asa karena begitu sulitnya menemukan ide untuk membuat
pembelajaran yang terkait dengan fenomena getaran. Setelah itu, hampir setiap hari
penulis mencoba berdiskusi dan bertukar pendapat dengan teman mengenai ide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
pembelajaran yang sesuai secara materi dan tingkat pemahaman siswa SMK. Proses
diskusi tersebut sangat membantu penulis mengeluarkan ide-ide pembelajaran,
sampai akhirnya penulis memutuskan materi grafik trigonometri fungsi sinus
sebagai materi pembelajaran yang sesuai dengan materi tesis dan tingkat
pemahaman siswa sekolah menengah. Kemudian, penulis menyusun rencana
pembelajaran dan mempersiapkan instrumen pembelajaran (LKS dan tes esai).
Penulis meminta saran kepada teman dan dosen pembimbing demi sempurnanya
rencana pembelajaran tersebut.
Ketika pengambilan data penelitian untuk aspek pendidikan selesai dilakukan,
penulis kembali menemui kendala tentang bagaimana sebaiknya menganalisis data
tersebut. Hal ini karena penulis tidak memiliki pengalaman mengolah data
penelitian pendidikan untuk tugas akhir. Penulis kembali melakukan diskusi dengan
teman dan mencari tahu sendiri cara analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Akhirnya, selama kurang lebih dua bulan, penulis berhasil menganalisis dan dapat
mengambil kesimpulan mengenai proses dan hasil pembelajaran matematika yang
berhubungan dengan kajian matematis tesis ini. Penelitian aspek pendidikan ini
mengajarkan kepada penulis untuk membuat keputusan dalam menentukan
langkah-langkah penelitian secara mandiri, dimana sebelumnya penulis sering
mengandalkan arahan dari dosen pembimbing. Hal ini memunculkan harapan dan
keinginan penulis untuk dapat membuat suatu karya ilmiah secara mandiri pula di
masa mendatang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode beda pusat dan metode Heun masing-masing memiliki keakuratan
tingkat dua untuk menyelesaikan masalah getaran yang dimodelkan dalam
persamaan diferensial biasa. Kedua metode ini menghasilkan solusi yang lebih
akurat daripada metode beda maju dan metode Euler yang masing-masing
hanya memiliki keakuratan tingkat satu.
2. Proses pembelajaran matematika yang dilakukan pada materi grafik fungsi
trigonometri sinus menggunakan fenomena getaran di kelas XI TPB SMK
Negeri 2 Depok, Yogyakarta adalah
a. guru menyampaikan manfaat pemodelan secara umum dan secara khusus
pada materi tesis,
b. guru mereview materi trigonometri di kelas X tentang menggambar grafik
fungsi π¦ = sinπ₯, menentukan amplitudo, dan periode grafik,
c. guru membagi siswa dalam kelas menjadi enam kelompok dan setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang,
d. setiap kelompok diberi LKS sebagai bahan diskusi yang memiliki tugas
berbeda satu sama lain,
e. setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
f. guru dan siswa bersama-sama membentuk persamaan umum grafik fungsi
trigonometri sinus,
g. setiap siswa mengerjakan soal tes esai.
3. Deskripsi hasil belajar siswa kelas XI TPB SMK Negeri 2 Depok, Yogyakarta
setelah mengikuti pembelajaran matematika materi grafik fungsi trigonometri
sinus menggunakan fenomena getaran adalah
a. 83,33% kelompok dapat tepat menggambar grafik ke bidang kartesius
untuk semua kasus sesuai dengan perintah soal, namun tidak lengkap
menuliskan keterangan pada gambar grafik.
b. 44,44% kelompok dapat membentuk persamaan grafik fungsi sinus dari
masalah getaran.
c. 68,97% siswa dapat membentuk persamaan grafik fungsi sinus dari
masalah getaran.
d. 65,52% siswa dapat tepat menentukan persamaan grafik, namun tidak
tepat menentukan posisi massa.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk penelitian
selanjutnya, yaitu:
1. Penelitian ini menganalisis kinerja metode beda hingga dan Runge-Kutta untuk
menyelesaikan persamaan diferensial dari masalah getaran tanpa melibatkan
gaya gesek. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat menentukan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
akurat untuk menyelesaikan persamaan diferensial dari masalah getaran yang
melibatkan gaya gesek.
2. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan pembelajaran matematika
menggunakan fenomena nyata yang lain agar siswa mampu menemukan
keterkaitan antara matematika dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Najmuddin dan Charan, Shiv, 2017, A Comparative Study on Numerical
Solution of Ordinary Differential Equation by Different Method with Initial
Value Problem, International Journal of Recent Scientific Research, 10, 8:
21134-21139.
Chapra, S. C. dan Canale, R. P., 2015, Numerical Methods for Engineers, Seventh
Edition, United States of America: McGraw-Hill Education.
Devaney, R. L., 2011, Mastering Differential Equations: The Visual Method,
United States of America: The Great Courses.
Gunawan, Imam, 2013, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Islam, Amirul Md., 2015, A Comparative Study on Numerical Solutions of Initial
Value Problems (IVP) for Ordinary Differential Equations (ODE) with Euler
and Runge Kutta Methods, American Journal of Computational Mathematics,
5: 393-404.
Lakshmi, R. dan Muthuselvi, M., 2013, Numerical Solution for Boundary Value
Problem Using Finite Difference Method, IJIRSET, 10, 2: 5305-5313.
LeVeque, R. J., 2007, Finite Difference Methods for Ordinary and Partial
Differential Equations Steady-State and Time-Dependent Problems, United
States of America: SIAM.
Marwan dan Munzir, Said, 2009, Persamaan Diferensial, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mathews, J. H., 1987, Numerical Methods for Computer Science, Engineering, and
Mathematics, United States of America: Prentice-Hall, Inc.
Radityani, S. L. R. dan Mungkasi, S., 2017, Finite Difference and Runge kutta
Methods for Solving Vibration Problems, J. Phys.: Conf. Ser., 909: 012044.
Roberts, C. E, 2010, Ordinary Differential Equations: Application, Models, and
Computing, New York: CPR Press Taylor & Francis Group.
Ross, S. L., 1989, Introduction to Ordinary Differential Equations, Fourth Edition,
United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
Supriyadi, B. dan Mungkasi, S., 2016, Structural Dynamic Modification using
Matrix Perturbation for Vibrations without Friction, J. Phys.: Conf. Ser., 776:
012078.
Yizengaw, N., Convergence Analysis of Finite Difference Method for Differential
Equation, J. Phys. Math., 3, 8: 1000240.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI