tpb penyakit benih.doc

25
PENDAHULUAN (Sekilas Pandang Mengenai Patologi Benih) Seperti telah diketahui bermacam-macam jasad renik dapat terbawa pada benih dan sebagian besar bersifat pathogen. PenyaKit yang ditimbulkan dapat terjadi pada kecambah, tanaman muda, dan pada tanaman dewasa. Pa tog en-pat oge n yang terdapat pada bij i dapat me nimbulkan berbagai kerusa kan. Bentuk kerusa kan yang ditimbu lkan sangat bervar iasi, tergantung macam  patogennya, macam biji, dan lingkukngannya. Bentuk kerusakan tersebut dapat berupa  bercak (nekrose), perubahan warna, dan busuk. Bij i-bi ji membawa bebera pa path oge n yang ser ing me nyeb abkan bebera pa  penyakit pada pertanaman yang tumbuh dari biji yang tersebut. Seperti halnya  penyakit-penyakit pada biji sorgum dapat menyebanka kehilangan hasil secara individual di lapangan sampai lebih dari 5 persen dan kadang-kadang infeksinya dapat sebersar 50 persen. Pe nya ki t- penyakit pa da bij i (benih) di sampin g me nder ita kerusakan juga menghasilkan sejumlah spora yang selanjutnya dapat menyebabkan  penyakit pada tanaman sehat di lapang, sebagai contoh penyakit bercak coklat pada  padi dan antraknosa pada chili. Bijji-biji juga dapat menyebabkan penyakit pada embrio. Ada beberapa biji yang terinfeksi dan dikonsumsi akan menyebabkan penyakit  pada manusia atau hewan.sebagai contoh penyakit ergot pada bajra dan kudis pada gandum. Bij i-bi ji gand um yang ter ser ang erg ot aka n men yebabkan bina tang ata u manusia menjadi sakit. Hal ini dilaporkan juga bahwa dengan memakan gandum yang ter kena kudi s, mes kipu n dal am juml ah yang kec il aka n men yebabkan ker acunan makanan. Se lain it u bij i-biji yang ter infeksi me nur unkan nilai pemasarannya . Campur an biji -bij i yan g seh at dan ter infe ksi aka n men yebaka n penurun an mut u. Biasanya biji-biji gandum yang terkontaminasi dengan jamur sampai 5 persen, akan menyebabkan perubahan warna pada tepung, sehingga akan menyebabkan tepung tersebut tidak disukai oleh konsumen. Patoge n ya ng te rb awa ol eh bi ji da pa t me ngurangi ni la i bi ji da n juga mengurangi daya tumbuhnya. Pathogen dapat menimbulkan penyakit pada tanaman

Upload: fita-f-wahidah

Post on 31-Oct-2015

517 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 1/25

PENDAHULUAN

(Sekilas Pandang Mengenai Patologi Benih)

Seperti telah diketahui bermacam-macam jasad renik dapat terbawa pada benih

dan sebagian besar bersifat pathogen. PenyaKit yang ditimbulkan dapat terjadi pada

kecambah, tanaman muda, dan pada tanaman dewasa.

Patogen-patogen yang terdapat pada biji dapat menimbulkan berbagai

kerusakan. Bentuk kerusakan yang ditimbulkan sangat bervariasi, tergantung macam

 patogennya, macam biji, dan lingkukngannya. Bentuk kerusakan tersebut dapat berupa

 bercak (nekrose), perubahan warna, dan busuk.

Biji-biji membawa beberapa pathogen yang sering menyebabkan beberapa

 penyakit pada pertanaman yang tumbuh dari biji yang tersebut. Seperti halnya

 penyakit-penyakit pada biji sorgum dapat menyebanka kehilangan hasil secara

individual di lapangan sampai lebih dari 5 persen dan kadang-kadang infeksinya dapat

sebersar 50 persen. Penyakit-penyakit pada biji (benih) disamping menderita

kerusakan juga menghasilkan sejumlah spora yang selanjutnya dapat menyebabkan

 penyakit pada tanaman sehat di lapang, sebagai contoh penyakit bercak coklat pada

 padi dan antraknosa pada chili. Bijji-biji juga dapat menyebabkan penyakit pada

embrio.

Ada beberapa biji yang terinfeksi dan dikonsumsi akan menyebabkan penyakit

 pada manusia atau hewan.sebagai contoh penyakit ergot pada bajra dan kudis pada

gandum. Biji-biji gandum yang terserang ergot akan menyebabkan binatang atau

manusia menjadi sakit. Hal ini dilaporkan juga bahwa dengan memakan gandum yang

terkena kudis, meskipun dalam jumlah yang kecil akan menyebabkan keracunan

makanan. Selain itu biji-biji yang terinfeksi menurunkan nilai pemasarannya.

Campuran biji-biji yang sehat dan terinfeksi akan menyebakan penurunan mutu.

Biasanya biji-biji gandum yang terkontaminasi dengan jamur sampai 5 persen, akan

menyebabkan perubahan warna pada tepung, sehingga akan menyebabkan tepung

tersebut tidak disukai oleh konsumen.

Patogen yang terbawa oleh biji dapat mengurangi nilai biji dan juga

mengurangi daya tumbuhnya. Pathogen dapat menimbulkan penyakit pada tanaman

Page 2: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 2/25

sebelum benih berkecambah, pada tanaman muda, atau pada tanaman dewasa. Jika

 pathogen menyerang tanaman dewasa, maka kerugian akan menjadi lebih besar lagi.

Pathogen-patogen tersebut selain menimbulkan penyakit pada tanaman itu sendiri,

dapat pula menjadi sumber infeksi bagi tanaman lain. Dengan demikian pathogen

tersebut dapat menginfeksi tanaman yang sehat. Penyebaran ini dapat dilakukan

dengan perantara angin, air, insekta, hewan, dan manusia.

Mengenai lokasinya dari patogen tersebut pada benih dapat berbeda-beda

tergantung dari macamnya patogen dan macamnya tanaman yang diserang. Patogen

dapat mempertahankan diri dalam bentuk lain dalam embriyo, endosperm, kulit biji

atau pada permukaan biji. Tetapi tidak jarang patogen tertentu dapat berada pada

 berbagai macam bagian dari biji tersebut.

Sebagai contoh beberapa infeksi langsung ialah: Yellow Mosaic Virus pada kacang-

kacangan yang penularannya lewat pollen (tepung sari)

Kebanyakan patogen yang terbawa oleh benih menjadi aktif segera setelah

 benih disebar atau disemaikan. Sebagai akibatnya benih menjadi busuk atau terjadi

“damping off’ sebelum atau sesudah benih berkecambah

Page 3: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 3/25

MATERI

Seed pathology atau penyakit benih merupakan cabang Ilmu Penyakit Tanaman

yang mempunyai tujuan untuk mengadakan determinasi terhadap kesehatan dan

 perlakuan benih.

Patogen-patogen benih

Semua golongan patogen seperti halnya jamur, bakteri, virus. insekta, dan

nematoda dapat terbawa oleh benih. Hal ini terjadi karena benihnya telah terinfeksi

atau karena kontaminasi dengan permukaannya saja. Atau ada pula yang terbawa

 bersama benih dalam bentuk skierotia.

Terjadinya infeksi dan kontaminasi pada benih (biji)

Patogen yang terbawa biji pada prinsipnya dapat dibedakan dalam 2 macam

yaitu:

1. Biji yang terinfeksi (infected)

2. Biji yang mengalami kontaminasi (infested)

Sebagai contoh pada biji-biji yang terinfeksi, patogen mengadakan penetrasi

 pada jaringan atau biji atau dapat juga menetap dalam bentuk resting stage (tingkat

istirahat).

Sedang biji yang terinfestasi (terkontaminasi) oleh patogen biasanya terjadi

dipermukaan biji. Sehagai contoh dalam bentuk spora, scierotia, gall, dan buah yang

tercampur dengan biji.

Mekanisme dan penyebaran patogen dapat dibedakan dalam 2 proses yaitu:

a. Penetapan (Establishment) dan patogen pada biji, atau tercampur dengan biji

dan keadaan ini atau proses ini biasanya disebut dengan seedborne disease

(patogen yang terbawa biji).

 b. Penyebaran (transfer) dan patogen yang lewat biji, dan dalam hal ini patogen

tersebut adalah seed transmitted (dipindahkan lewat biji).

Page 4: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 4/25

Infeksi dan kontaminasi pada benih dapat terjadi :

1. Secara langsung menginfeksi benih dan berada di dalam jaringan.

2. Secara tidak langsung mengkontaminasi pada permukaan benih.

Sumber inokulumnya tersebut kemungkinan berasal dan tanaman inangnya sendiri

atau dan tanaman lain.

Sedang asal infeksi dapat berasal dari:

1. Dari lapang-field fungi, berkembang sebelum panen

2. Dari gudang-strorage fungi-berkembang sesudah panen / selama penyimpanan.

Terdapatnya patogen dalam biji dapat dibedakan menjadi:

1. Tercampur dengan biji (Admixed). contoh : Anguina tritici

2. Melekat pada permukaan hiji (Adherent), contoh  Helminthosporium sp.;

 Alternaria sp. ; Smut sp.

3. Tertanam dalam biji (Embedded). contoh :  Alternaria sp. ; Cercospora sp. ,

 Helminthosporium sp. ; Septoria sp.  Phoma sp.; culvuria sp.

4. Embrionie seed born, dimana inokulum dan patogen berada dalam embriyo,

contoh : virus.

Page 5: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 5/25

PRAKTEK PENGUJIAN BENIH

Untuk mengetahui patogen yang terbawa benih dapat dilakukan pengujian

 benih. Pemeriksaan kesehatan dapat dipakai untuk berbagai tujuan, antara lain:

1. Mengevaluasi kesehatan benih sebelum disebarkan ke berbagai tempat untuk 

keperluan pertanaman.

2. Mengevaluasi efek dan fungisida untuk keperluan perlakuan benih.

3. Mengevaluasi usaha pemberantasan penyakit di lapang dalam rangka mencegah

 penyakit yang ditularkan ke biji.

4. Usaha mengadakan survey penyakit pada tingkat nasional atau regional sehingga

 bisa mengetahul penyebaran patogen terutama yang terbawa biji.

5. Karantina tumbuh-tumbuhan, untuk mencegah masuknya/ keluamya patogen yang

membahayakan

Pengujian benih dengan metode inkubasi:

1. Pengujian dengan media kertas

2. Pengujian dengan media agar 

Metode ini didasarkan pada pertumbuhan inokulum. Dengan cara ini dapat dilihat

macamnya jamur patogen yang menyerang benih

1. Media kertas

a. Pengamatan biji dilakukan setelah biji diinkubasi pada kertas. Kertas

umumnya adalah kertas yang mengisap air. Kertas whatman, kertas merang,

kertas buram, dll.

 b. Biji diletakkan pada medium kertas dan diletakkan dalam cawan Petni.

Kertas medium terdiri atas beberapa lapis, dan dibasahi sebelumnya.

c. Tebarkan beberapa benih dan diinkubasi 7- 8 hari.

d. Diamati jumlah dan macam jamur (cendawan) dengan mikroskop.

2. Media agar 

a. Biji.biji ditempatkan pada cawan Petri yang berisi agar. Macam agar yang

digunakan dapat berupa : PDA (Potato Dextrose Agar) atau MEA (Malt

Extract Agar).

 b. Tebarkan beberapa benih. Inkubasi pada suhu 20-28°C selama 5- 8 hari.

c. Pengamatan dapat secara makroskopis maupun mikroskopis

Page 6: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 6/25

TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui macam-macam pathogen yang terdapat dalam benih dengan

menggunakan metode kertas sebagai evaluasi uji kesehatan benih.

METODOLOGI

ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakaan antara lain: Cawan petri, Mikroskop, TV LCD.

Bahan yang digunakan antara lain: Benih, Kertas, Air.

PELAKSANAAN

1. Bersihkan cawan petri dari kotoran yang menempel.

2. Gunting kertas berbentuk bulat dan letakkan pada alas cawan petri. Basahi

dengan air.

3. Ambil 3 benih. Rendam benih 10-15 menit, lalu tebarkan diatas kertas.

4. Inkubasi pada suhu kamar 7-8 hari.

5. Amati dibawah mikroskop.

Keterangan:

Jam/Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

6.00 A A A A A

7.30 B B B B B

9.15 C C C C C

11.00 A A A A A

13.20 B B B B B

15.00 C C C C C

Keterangan:

* A, B, C merupakan kode untuk kelompok masing-masing.

* Bandingkan data kelompok A dengan kelompok B dan C pada hari yang sama.

* Misal kelompok anda pada Senin 07:30, berarti kode kelompok anda yaitu B. maka

 bandingkan data anda dengan kelompok Senin 06:00 (kode A) dan Senin 9:15 (kode C).

Page 7: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 7/25

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Pengamatan.

 No Perlakuan Pathogen yang

ditemukan

Dokumentasi Keterangan

1 Benih jagung

ekspired

2 Benih jagung layak tanam.

3 Benih ……………

ekspired

Bahan diskusi:

1. Amati benih dibawah mikroskop. Apakah terdapat pathogen pada benih yang

diuji pada media kertas? Apa saja jenis pathogen yang ditemukan? Bandingkan

data anda dengan kelompok lain.2. Carilah laporan praktikum kakak tingkat (pengujian metode agar). Amati

apakah terdapat pathogen yang ditemukan? Apa saja jenis pathogen yang

ditemukan?

3. Bandingkan pembahasan pengujian antara media agar dengan media kertas.

Page 8: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 8/25

..............................................................................................................................

Page 9: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 9/25

..............................................................................................................................

Page 10: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 10/25

..............................................................................................................................

Page 11: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 11/25

..............................................................................................................................

Page 12: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 12/25

..............................................................................................................................

Page 13: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 13/25

..............................................................................................................................

Page 14: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 14/25

..............................................................................................................................

Page 15: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 15/25

..............................................................................................................................

Page 16: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 16/25

..............................................................................................................................

Page 17: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 17/25

..............................................................................................................................

Page 18: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 18/25

..............................................................................................................................

Page 19: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 19/25

..............................................................................................................................

Page 20: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 20/25

..............................................................................................................................

Page 21: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 21/25

..............................................................................................................................

Page 22: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 22/25

..............................................................................................................................

Page 23: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 23/25

..............................................................................................................................

Page 24: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 24/25

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

............................................................................................................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

............................................................................................................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

............................................................................................................................................................................................................................................................

Page 25: TPB Penyakit Benih.doc

7/16/2019 TPB Penyakit Benih.doc

http://slidepdf.com/reader/full/tpb-penyakit-benihdoc 25/25

KESIMPULAN

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

SARAN

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

Ttd Asisten: NILAI: