kad 4.doc
DESCRIPTION
KAD 4.docTRANSCRIPT
KETOASIDOSIS DIABETIKUM
I. Pengertian
Ketoasidosis diabetikum adalah kasus kedaruratan endokrinologi yang
disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut. Ketoasidosis
Diabetikum terjadi pada penderita IDDM (atau DM tipe II)
II. Tanda dan Gejala
Hiperglikemia
Glukosuria berat
Penumpukan keton bodies
Asidosis Metabolik
Diuresis osmotik, dengan hasil akhir dehidrasi dan penurunan
elektrolit
Hipotensi dan syock
Koma/penurunan kesadaran
III. Patofisiologi
Adanya gangguan dalam regulasi Insulin, khususnya pada IDDM dapat cepat
menjadi Diabetik ketoasidosis manakala terjadi (1) Diabetik tipe I yang tidak
terdiagnosa (2) Ketidakseimbangan jumlah intake makanan dngan insulin (3)
Adolescen dan pubertas (4) Aktivitas yang tidak terkontrol pada diabetes (5)
Stress yang berhubungan dengan penyakit, trauma, atau tekanan emosional.
Gangguan Produksi atau gangguan reseptor Insulin
Penurunan proses penyimpanan
glukosa dalam hati
Penurunan kemampuan reseptor
sel dalam uptake glukosa
Kadar glukosa darah >>
Kelaparan tingkat seluler
Hiperosmolar darah Peningkatan proses glukolisis dan
glukoneogenesis
Proses pemekatan <<
Glukosuria
Shift cairan intraseluler ekstaseluler
Pembentukan benda keton
PoliuriaDehidrasi
Keseimbangan kalori negatif
Rangsang metbolisme anaerobik
Polipagi dan tenaga <<
Asidosis
Kesadaran tergangguNutrisi : kurang dari
kebutuhanGangguan kes.
Cairan & elektolit
Resiko tinggi cidera
Pengkajian
Identitas
Usia : anak-anak cenderung mengalami IDDM Tipe I
Riwayat Penyakit Sekarang
Datang dengan atau tanpa keluhan Poliuria, Polidipsi, Poliphagi; lemas, luka
sukar sembuh atau adanya koma/penurunan kesadaran dengan sebab tidak
diketahui. Pada lansia dapat terjadi nepropati, neurophati atau retinophati,
serta penyakit pembuluh darah.
Riwayat penyakit Sebelumnya
Mungkin klien telah menderita penyakit sejak beberapa lama dengan atau
tanopa menjalani program pengobatan. Penyakit paru, gangguan
kardiovaskuler serta penyakit neurologis serta infeksi atau adanya luka dpat
memeprberat kondisi klinis
Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit Diabetik dikenal sebagai penyakit yang diturunkan (herediter)
walaupun gejala tidak selalu muncul pada setiap keturunan atau timbnul
sejak kecil (kongenital).
Genogram mungkin diperlukan untuk menguatkan diagnosis
Data dasar Pengkajian
Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan tidur/istirahat
Tanda : Takikardia dan tachipnea pada saat istirahat atau aktivitas, letargi,
disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
Integritas Ego
Gejala : Stress, tergantung orang lain, masalah finansial
Tanda : kecemasan, peka rangsang
Eliminasi
Gejala : Poliuria, nokturia, disuria, ISK baru/berulang, nyeri tekan abdomen,
diare
Tanda : Urine encer pucat, kuning; poliuria (dapat menjadi oliguria),
urine berkabut, bau bususk (infeksi) abdomen keras, terdapat
ascites, Bising usus lemah/menurun; hiperaktif (diare)]
Makanan/cairan
Gejala : Hilangg nafsu makan, mual/muntah, tidak mengikuti diet, penurunan
berat badan lebih dari beberapa hari/minggu, haus,
Tanda : Kulit kering bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen,
muntah, pembesaran thiroid, bau halitosis (manis) bau buah
(napas aseton)
Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemuatan, kebas, kelemahan pada
otot, parastesia, gangguan pengglihatan
Tanda : disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma (tahap lanjut)
gangguan memori (bau, masa lalu, kacau mental), refleks
tendon dalam menurun, kejang
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Abdomen tegang/nyeri
Tanda : wajah meringis dan palpitasi, tampak sagnat berhati-nati
Pernafasan
Gejala : Merasa kurang oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum
purulen
Tanda : Pernafasan cepat, batuk dengan/tanpa sputum
Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Gejala : Demam, diaforesis, kulit rusak, menurunnya rentang gerak,
parastesia/paralisis otot, termasuk otot pernafasan (jika kadar kalium
menurun tajam)
Seksualitas
Gejala : Kebas vagina, impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
Pemeriksaan Diagnostik
Glukosa darah : meningkat > 200 mg/dl atau lebih
Aseton plasma : Positif secara mencolok
As. Lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meninggkat
Elektrolit : Na normal/menurun; K normal/meningkat semu; F turun
Hemoglobin glikosilat : Meningkat 2-4 X normal
Gas Darah Arteri : pH rendah, penurunan HCO3 (asidosis metabolik)
dengan kompensasi alkalosis respiratorik
Trombosit darah : Ht mungkin meningkat, leukositosis, hemokonsentrasi
Ureum/creatinin : meningkat/normal
Amilase darah : meningkat mengindikasikan pancreatitis akut
IV. RENCANA KEPERAWATAN
Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis
metabolik
Tujuan : Pola nafas teratur, normopnea
Intervensi Rasional
Kaji pola nafas tiap hari Pola dan kecepatan pernafasan dipengaruhi
oleh status asam basa, status hidrasi, status
cardiopulmonal dan sistem persyarafan.
Keseluruhan faktor harus dapat diidentifikasi
untuk menentukan faktor mana yang
berpengaruh/paling berpengaruh
Kaji kemungkinan
adanya secret yang
mungkin timbul
Penurunan kesadaran mampu merangsang
pengeluaran sputum berlebih akibat kerja reflek
parasimpatik dan atau penurunan kemampuan
menelan
Kaji pernafasan
kusmaul atau
pernafasan keton
Paru-paru mengeluarkan asam karbonat
melalui pernafasan yang menghasilkan
kompensasi alkalosis respiratorik terhadap
keadaan ketoasidosis. Pernafasn yang berbau
keton berhubungan dengan pemecahan asam
ketoasetat dan harus berkurang bila ketosis
harus terkoreksi
Pastikan jalan nafas
tidak tersumbat
Pengaturan posisi ekstensi kepala memfasilitasi
terbukanya jalan nafas, menghindari jatuhnya
lidah dan meminimalkan penutupan jalan nafas
oleh sekret yang munkin terjadi
Berikan bantuan
oksigen
Pernafasan musmaull sebagai kompensasi
keasaman memberikan respon penurunan CO2
dan O2, Pemberian oksigen sungkup dalam
jumlah yang minimal diharapkan dapat
mempertahankan level CO2
Kaji Kadar AGD setiap
hari
Evaluasi rutin konsentrasi HCO3, CO2 dan O2
merupakan bentuk evaluasi objektif terhadap
keberhasilan terapi dan pemenuhan oksigen
Kekurangan Volume Cairan dan Elektolit
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai dengan nilai
laboratorium dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Kaji riwayat
pengeluaran berlebih :
poliuri, muntah, diare
Memperkirakan volume cairan yang hilang.
Adanya proses infeksi mengakibatkan demam
yang meningkatkan kehilangan cairan IWL
Pantau tanda vital Hipovolemia dapat dimanivestasikan dengan
hipotensi dan takikardi. Perkiraan berat
ringannya hipovolemia dapat dibuat ketika
tekanan darah sistolik pasien turun lebih dari 10
mmHg dari posisi berbaring ke posisi
duduk/berdiri
Kaji pernafasan
kusmaul atau
Paru-paru mengeluarkan asam karbonat
melalui pernafasan yang menghasilkan
pernafasan keton kompensasi alkalosis respiratorik terhadap
keadaan ketoasidosis. Pernafasn yang berbau
keton berhubungn dngan pemecvahan asam
ketoasetat dan harus berkurang bila ketosis
harus terkoreksi
Kaji nadi perifer,
pengisian kapiler, turgor
kulit dan membrana
mukosa
Indikator tingkat hidrasi atau volume cairan
yang adekuat
Ukur BB tiap hari Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari
status cairan yang sedang berlangsung dan
selanjtunya dalam pemberian cairan pengganti
Pantau masukan dan
pengeluaran, catat BJ
Urine
Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan
pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan terapi
yang diberikan
Berikan cairan paling
sedikit 2500 cc/hr
Mempertahankan hidrasi dan volume sirkulasi
Catat hal-hal seperti
mual, nyeri abdomen ,
muntah, distensi
lambung
Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah
motilitas lambung, yang seringkali akan
menimbulkan muntah dan secara potensial
akan menimbulkan kekurangan cairan atau
elektrolit
Kolaborasi
Berikan NaCl, ½ NaCl,
dengan atau tanpa
dekstrose
Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajad
kekurangan cairan dan respon pasien individual
Berikan Plasma,
albumin
Plasma ekspander kadang dibutuhkan jika
kekuranggan tersebut mengancam kehidupan
atau tekanan darah sudah tidak dapat kembali
normal dengan usaha rehidrasi yang telah
dilakukan
Pantau pemeriksaan
laboraorium : Ht,
BUN/Creatinin, Na, K
Na menurun mencerminkan perpindahan cairan
dari intrasel (diuresis osmotik). Na tinggi
mencerminkan dehidrasiberat atau reabsorbsi
Na akibat sekresi aldosteron.
Hiperkalemia sebagai repon asidosis dan
selanjutnya kalium hilang melalui urine. Kadar
Kalium absolut tubuh kurang
Berikan Kalium atau
elektrolit IV/Oral
Kalium untuk mencegah hipokalemia harus
ditambahkan IV. Kalium fosfat dapat diberikan
untuk menngurangi beban Cl berlebih dari
cairan lain
Berikan Bikarbonat Diberikan dengan hati-hati untuk memperbaiki
asidosis
Pasang selang NG dan
lakukan penghisapan
Mendekompresi lambung dan dapat
menghilanggkan muntah
Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : Berat badan stabil dan tingkat kekuatan energi tetap
Intervensi Rasional
Timbang BB tiap hari Mengkaji pemasukan makanan yang
adekuat termasuk absorbsi dan
utilisasinya
Tentukan program diet dan
pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan
yang dapat dihabiskan pasien
Mengidentifikasi kekurangan dan
penyimpangan dari kebutuhan teraupetik
Auskultasi bising usus, catat
adanya nyeri abdomen, perut
kembung, mual, muntahan
makanan yang belum sempat
dicerna, pertahankan keadaan
puasa sesuai indikasi
Hiperglikemia dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
menurunkan motilitas/fungsi lambung
(distensi dan ileus paralitik) yang akan
mempengaruhi pilihan intervensi
Berikan makanan cair yang
mengandung zat makanan dan
elektrolit dengan segera jika
pasien sudah dapat
mentoleransi melalui oral
Pemberian makanan peroral lebih baik
jika pasien sadar dan fungsi
gastrointestinal baik
Identifikasi makanan yang Jika makanan yang disuai dapat
disukai/dikehendaki dimasukkan dalam perencanaan makan
Libartkan keluarga/pasien
dalam perencanaan makanan
Meningkatkan rasa keterliatan keluarga;
memeberikan informasi pda keluarga
untuk memahami kebutuhan nutrisi klien
Observasi tanda hipoglikemia :
penuruann kesasadaran, kulit
lembab/dingin, nadi cepat,
lapar, sakit kepala, peka
rangsang
Karena metabolisme karbohidrat mulai
terjadi (gula darah akan berkurang, dan
sementara tetap diberikan insulin maka
hipoglikemia mungkin terjadi tanpa
memperhatikan perubahan tingkat
kesadaran. Ini harus ditangani dengan
cepat dan ditangani melalui protokol
yang direncanakan
Kolaborasi
Lakukan pemeriksaan gula
darah denggan menggunakan
finger stick
Analisa di tempat tidur terhadap gula
darah lebih akurat dibandingkan dengan
reduksi urine
Pantau pemeriksaan
laboratorium seperti glikosa
darah, aseton, pH dan HCO3
Gula darah akan menurun perlahan
dengan pengantian cairan dan terapi
insulin terkontrol. Dengan pemberian
insulin optimal, glukosa akan masuk
dalam sel dan digunakan untuk sumber
kalori. Jika hal ini terjadi kadar aseton
akan menurun dan asidosis dapat
dikoreksi
Berikan pengobatan insulin
secara teratur dengan IV
intermiten/ kontinyu (5 – 10
IU/jam) sampai glukosa darah
250 mg/dl
Insulin reguler memiliki awitan cepat
karenanya dnegan cepat pula membantu
memindahkann glukosa dalam sel.
Pemberian melalui IV merupakan rute
pilihan utama karena absorbsi jaringan
subkutan tidak menentu/lambat.
Lakukan konsultasi dengan
ahli diet
Bermanfaat dalam perhitungan dan
penyesuaian diet untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien, menjawab
pertanyaan dan dapat pula membantu
pasien atau orang terdekat untuk
mengembangkan rencana makanan
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 15 – 01 -2002 Jam masuk : 23.20 WIB
Ruang : ECU Interna II No. Reg Med: 10122822
Pengkajian : 22 – 01 - 2002
A. Identitas
Nama Pasien : Ny. M Nama Suami : Tn. S
Umur : 50 tahun Umur : 53 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa :Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat : Surabaya
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Masuk Rumah Sakit :
Klien datang dengan diantar oleh keluarganya setelah mengalami kelemahan dan
merasa pusing serta merasa sesak nafas. Klien merasa badannya terasa berat. Klien
memiliki riwayat penyakit kencing manis.
Hal yang paling dirasakan saat ini adalah sesak nafas. Sesak dialami ole
klien dirasakan sejak tanggal 16 Januari 2002 dan dirasakan semakin
berat biala klien duduk di tempat tidur. Sesak nafas dirasakan berkurang
bila klien berbaring di tempat tidur, namun sesak tidak hilang. Sesak
dirasakan hingga membuat klien tidak mampu untuk berdiri atau berjalan
dari tempat tidur. Sesak dirasakan pada seluruh lapang dada namun tidak
mengalami nyei pada saat bernafas.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga klien menyatakan tidak menderita penyakit jantung, paru,
gondok, Namun klien menderita sakit kencing manis dan diketahi sejak
umur 40 tahun (sepuluh tahun yang lalu) dan biasa berobat (kontrol) di
Puskesmas. Klien juga mengalami gangren sejak sekitar 4 tahun yang
lalu. Sakit yang bisa dialami klien hanyalah demam biasa atau pilek yang
biasanya sembuh dengan membeli obat dari warung
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga menyangkal adanya penyakit Kencing Manis yang diderita oleh
keluarga klien, penyakit jantung.
Genogram :
Pria
Wanita
Klien
4. Kebutuhan Dasar Khusus
a. Breath (pernafasan)
S ubyektif : -
Obyektif :
Pernafasan 36 X/menit, Kusmaull, Hidung bersih sebelah kanan
terpasang NGT, discart (-), pernafasan cuping hidung (-). Suara nafas
tidak ada stridor, vesikuler pada lapang paru.
b. Blood (Kardiovaskuler)
Subyektif : -
Obyektif :
Nadi 118 X/mnt, reguler kuat;TD : 140/90 mmHg, Suara Jantung S1S2
tanpa suara tambahan, mur-mur/split (-), Kulit Pucat, CRT 2 menit.
c. Brain (Persyarafan)
Subyektif : -
Obyektif :
GCS 3 (M 1 V 1 E 1), Refleks pupil (+) isokhor, gelisah, koordinasi
gerak tidak terkaji.
d. Bowel (Pencernaan)
Subyektif : -
Obyektif :
Mulut kotor,bibir kering, lidah tidak tremor, pharing tidak hiperemis,
nafas bau aseton, pembesaran kel leher (-). Abdomen supel simetris,
masa (-) skibala tidak teraba, pembesaran hati (-) limpha (-) ascites
(-). Bising usus (+) tidak meningkat. b.a.b belum sejak dua hari yang
lalu.
e. Bladder (Perkemihan)
Subyektif : -
Obyektif :
Distensi kandung kemih (-), Produksi urine 1400 cc/24 jam, warna
kuning jernih. Terpasang kateter
f. Bone (Muskuloskeletal)
Subyektif : -
Obyektif :
Kekuatan otot tidak terkaji, atropi otot tidak ditemukan, deformitas
ekstremitas tidak ditemukan, Kemampuan bergerak tidak beraturan
kuat.
g. Skin (Integumen)
Subyektif : -
Obyektif :
BB saat masuk 53 kg, TB 149 Cm. Warna kulit pucat, cyanosis (-)
Icterus (-), spider nevi/perdarahan kulit (-) lesi (-) oedema (-)
Data Laboratorium
Tanggal 10 Juli 2001
Hb : 15, 6 mg%
PCV : 0,48 ( 0,38 – 0,42)
Leukosit : 4.5000 (< 100.000)
Trombosit : 387
Glukosa : 651 mmol
SGOT : 31
Kreatinin : 1,56
Analisa Darah
pH : 7,429 (7,35 – 7,54)
pCO2 : 18,9 mmol (25 – 45 mmol)
pO2 : 10,8 mmol ( 80 – 104 mmol)
HCO3 : 12,2 mmol (21 – 25 mmol)
O2 sat : 98,3 %
Elektrolit :
K : 6,45 mEq (3,8 – 5,0 mEq)
Na : 115 mEq (136 – 144 mEq)
Cl : 105 mEq (105 – 120 mEq)
Urinalisis
Eritrosit 3 – 4, Leukosit 5 – 6, Epitel 9 – 11, Kristal - , Kuman (+)
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS : -
DO :
- Pernafasan
kusmaull,
- RR 36 X/mnt
- GCS 3 (M1 V1
E1)
- HCO3 12,2
mmol
Penurunan insulin/reseptor
insulin
Peningkatan katabolisme tubuh
(glukolisis, glukoneolisis)
Peningkatan produk keton dan
peningkatan keasaman darah
Kompensasi melalui
pernafasan dengan
peningkatan RR dan pola
Pernafasan
DS : -
DO :
- GDA : 651
- PCV 4,8
- Na 115 mEq
- Bibir kering
Peningkatan kadar glukosa
darah
Hiperosmolaritas organ
Dehidrasi jaringan (sel)
Keseimbangan
cairan dan
elektrolit
DS : -
DO :
- Gelisah
- GCS 3 (M1 V1
E1)
Hiperosmolaritas
Peningkatan keton
Sirkulasi otak < Keracunan
otak
Penurunan kesadaran
Gelisah
Keamanan/
keselamatan
DS : -
DO :
- Kesadaran
menurun
- GCS 3 (M1 V1
Penurunan Insulin/ggn reseptor
Uptake sel <<
Rangsang Katabolisme >>
Nutrisi
E1)
- Kemampuan
makan (-)
- Terpasang
NGT
Pemakaian simpanan energi
>>
Energi >>
Diagnosa Keperawatan :
1. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis
metabolik
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektolit berhubungan dengan
peningkatan osmolaritas sekundr terhadap hiperglikemia
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
katabolisme, intake yang kurang
4. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran
Rencana Perawatan
Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis
metabolik
Tujuan : Pola nafas teratur, normopnea
Intervensi Rasional
Kaji pola nafas tiap hari Pola dan kecepatan pernafasan dipengaruhi
oleh status asam basa, status hidrasi, status
cardiopulmonal dan sistem persyarafan.
Keseluruhan faktor harus dapat diidentifikasi
untuk menentukan faktor mana yang
berpengaruh/paling berpengaruh
Kaji kemungkinan
adanya secret yang
mungkin timbul
Penurunan kesadaran mampu merangsang
pengeluaran sputum berlebih akibat kerja reflek
parasimpatik dan atau penurunan kemampuan
menelan
Kaji pernafasan
kusmaul atau
pernafasan keton
Paru-paru mengeluarkan asam karbonat
melalui pernafasan yang menghasilkan
kompensasi alkalosis respiratorik terhadap
keadaan ketoasidosis. Pernafasn yang berbau
keton berhubungan dengan pemecahan asam
ketoasetat dan harus berkurang bila ketosis
harus terkoreksi
Pastikan jalan nafas
tidak tersumbat
Pengaturan posisi ekstensi kepala memfasilitasi
terbukanya jalan nafas, menghindari jatuhnya
lidah dan meminimalkan penutupan jalan nafas
oleh sekret yang munkin terjadi
Berikan bantuan
oksigen
Pernafasan musmaull sebagai kompensasi
keasaman memberikan respon penurunan CO2
dan O2, Pemberian oksigen sungkup dalam
jumlah yang minimal diharapkan dapat
mempertahankan level CO2
Kaji Kadar AGD setiap
hari
Evaluasi rutin konsentrasi HCO3, CO2 dan O2
merupakan bentuk evaluasi objektif terhadap
keberhasilan terapi dan pemenuhan oksigen
Gangguan keseimbangan cairan dan elektolit berhubungan dengan
peningkatan osmolaritas sekunder terhadap hiperglikemia
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai dengan nilai
laboratorium dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Kaji riwayat
pengeluaran berlebih :
poliuri, muntah, diare
Memperkirakan volume cairan yang hilang.
Adanya proses infeksi mengakibatkan demam
yang meningkatkan kehilangan cairan IWL
Pantau tanda vital Hipovolemia dapat dimanivestasikan dengan
hipotensi dan takikardi. Perkiraan berat
ringannya hipovolemia dapat dibuat ketika
tekanan darah sistolik pasien turun lebih dari 10
mmHg dari posisi berbaring ke posisi
duduk/berdiri
Kaji nadi perifer,
pengisian kapiler, turgor
kulit dan membrana
mukosa
Indikator tingkat hidrasi atau volume cairan
yang adekuat
Ukur BB tiap hari Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari
status cairan yang sedang berlangsung dan
selanjtunya dalam pemberian cairan pengganti
Pantau masukan dan
pengeluaran, catat BJ
Urine
Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan
pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan terapi
yang diberikan
Berikan cairan paling
sedikit 2500 cc/hr
Mempertahankan hidrasi dan volume sirkulasi
Catat hal-hal seperti
mual, nyeri abdomen ,
muntah, distensi
lambung
Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah
motilitas lambung, yang seringkali akan
menimbulkan muntah dan secara potensial
akan menimbulkan kekurangan cairan atau
elektrolit
Kolaborasi
Berikan NaCl, ½ NaCl,
dengan atau tanpa
Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajad
kekurangan cairan dan respon pasien individual
dekstrose
Berikan Plasma,
albumin
Plasma ekspander kadang dibutuhkan jika
kekuranggan tersebut mengancam kehidupan
atau tekanan darah sudah tidak dapat kembali
normal dengan usaha rehidrasi yang telah
dilakukan
Pantau pemeriksaan
laboraorium : Ht,
BUN/Creatinin, Na, K
Na menurun mencerminkan perpindahan cairan
dari intrasel (diuresis osmotik). Na tinggi
mencerminkan dehidrasi berat atau reabsorbsi
Na akibat sekresi aldosteron.
Hiperkalemia sebagai repon asidosis dan
selanjutnya kalium hilang melalui urine. Kadar
Kalium absolut tubuh kurang
Berikan Kalium atau
elektrolit IV/Oral
Kalium untuk mencegah hipokalemia harus
ditambahkan IV. Kalium fosfat dapat diberikan
untuk menngurangi beban Cl berlebih dari
cairan lain
Berikan Bikarbonat Diberikan dengan hati-hati untuk memperbaiki
asidosis
Pasang selang NG dan
lakukan penghisapan
Mendekompresi lambung dan dapat
menghilangkan muntah
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
katabolisme, intake yang kurang
Tujuan : Berat badan stabil dan tingkat kekuatan energi tetap
Intervensi Rasional
Timbang BB tiap hari Mengkaji pemasukan makanan yang
adekuat termasuk absorbsi dan
utilisasinya
Tentukan program diet dan
pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan
yang dapat dihabiskan pasien
Mengidentifikasi kekurangan dan
penyimpangan dari kebutuhan teraupetik
Auskultasi bising usus, catat
adanya nyeri abdomen, perut
kembung, mual, muntahan
makanan yang belum sempat
dicerna, pertahankan keadaan
puasa sesuai indikasi
Hiperglikemia dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
menurunkan motilitas/fungsi lambung
(distensi dan ileus paralitik) yang akan
mempengaruhi pilihan intervensi
Berikan makanan cair yang
mengandung zat makanan dan
elektrolit dengan segera jika
pasien sudah dapat
mentoleransi melalui oral
Pemberian makanan peroral lebih baik
jika pasien sadar dan fungsi
gastrointestinal baik
Libatkan keluarga/pasien
dalam perencanaan makanan
Meningkatkan rasa keterliatan keluarga;
memeberikan informasi pda keluarga
untuk memahami kebutuhan nutrisi klien
Observasi tanda hipoglikemia :
penurunan kesadaran, kulit
lembab/dingin, nadi cepat,
lapar, sakit kepala, peka
rangsang
Karena metabolisme karbohidrat mulai
terjadi (gula darah akan berkurang, dan
sementara tetap diberikan insulin maka
hipoglikemia mungkin terjadi tanpa
memperhatikan perubahan tingkat
kesadaran. Ini harus ditangani dengan
cepat dan ditangani melalui protokol
yang direncanakan
Kolaborasi
Lakukan pemeriksaan gula
darah denggan menggunakan
finger stick
Analisa di tempat tidur terhadap gula
darah lebih akurat dibandingkan dengan
reduksi urine
Pantau pemeriksaan
laboratorium seperti glikosa
darah, aseton, pH dan HCO3
Gula darah akan menurun perlahan
dengan pengantian cairan dan terapi
insulin terkontrol. Dengan pemberian
insulin optimal, glukosa akan masuk
dalam sel dan digunakan untuk sumber
kalori. Jika hal ini terjadi kadar aseton
akan menurun dan asidosis dapat
dikoreksi
Berikan pengobatan insulin Insulin reguler memiliki awitan cepat
secara teratur dengan IV
intermiten/ kontinyu (5 – 10
IU/jam) sampai glukosa darah
250 mg/dl
karenanya dengan cepat pula membantu
memindahkann glukosa dalam sel.
Pemberian melalui IV merupakan rute
pilihan utama karena absorbsi jaringan
subkutan tidak menentu/lambat.
Lakukan konsultasi dengan
ahli diet
Bermanfaat dalam perhitungan dan
penyesuaian diet untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien, menjawab
pertanyaan dan dapat pula membantu
pasien atau orang terdekat untuk
mengembangkan rencana makanan
Resiko tingi cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran
Tujuan : Tidak terjadi cidera
Intervensi Rasional
Kaji tingkat kesadaran klien Perubahan/dinamika derajad kesadaran
dipengaruhi oleh level dehidrasi, racun
keton dan keseimbangan asam-basa
sebagai akumulasi gejala penyakit
diabetik(hiperosmolar)
Kaji faktor-faktor resiko yang
mungkin timbul
Resiko jatuh, resiko terluka dan resiko
kerusakan jaringan kulit merupakan hal
yang perlu diperhatikan
Pasang restrain Kegelisahan dan adanya gerak yang
tidak terkontrol perlu dibatasi dengan
baik dengan pemasangan restrain
Kaji tanda-tanda vital Tanda vital merupakan patokan umum
kondisi dan keparahan penyakit yang
munkin muncul
Berikan lingkungan yang
nyaman, bersih dan kering
Resiko cidera dapat diakibatkan benda-
benda tajam dan berbahaya, adanya
tempat tidur yang basah atau kotor serta
tidak rapi serta pengaman yang kurang
kuat
IMPLEMENTASI & EVALUASI
Tanggal 10 Juli 2001
Diagnosa I : Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis
metabolik
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
08.00
08.04
08.10
08.12
10.00
12.00
12.30
Mengkaji pernafasan
RR: 34 X/mnt, Kussmaull,PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengatur posisi kepala ekstensi
Kepala posisi ekstensi
Memonitor kepatenan sistem
oksigen
Oksigen masuk 4 L/mnt, jalur
oksigen bocor
Menutup/memperbaiki sistem
oksigen
Selang oksigen tidak bocor, Oksigen
2 L/mnt
Mengkaji pernafasan
RR : 34 X/mnt, Kussmaull, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengkaji pernafasan
RR : 36 X/mnt, Kussmaull, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengatur posisi kepala
Posisi kepala ekstensi
S : -
O :
RR 34 X/mnt,
Pernafasan Kusmaull,
PCH (-) Ronchii (-)
Wheezing (-)
HCO3 belum diketahui
pCO2 belum diketahui
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
diteruskan
Tanggal 10 Juli 2001
Diagnosa II : Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan
peningkatan osmolaritas sekunder terhadap hiperglikemia
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
09.00
09.10
09.30
11.10
12.20
12.50
13.50
Mengkaji TD dan nadi
TD: 160/90 N: 120 X/mnt S: 38,2OC
CRT 1 detik, Kulit Pucat
Menentukan Intake dan Output
Cairan harian
I : 2300 cc O : 1800 cc
Memonitor kelancaran dan
kepatenan infus
Infus lancar, jumlah tetesan 30
tts/mnt
Mengkaji TD dan Nadi
TD: 150/90 mmHg N : 116 X/mnt S :
38,0 OC
Memberikan Cairan KCl 25 cc/24
jam
Cairan KCl diberikan perinfus
Memberikan Actrapid Personde,
Memberikan Cairan peroral 150
cc,muntah (-)
Mengukur TD dan Nadi
TD : 150/90 mmHg N : 112 X/mnt
S : 38,0 OC
S : -
O :
TD : 150/90 mmHg, N
: 112 X/mnt S : 38.0 OC
PCV : belum diketahui
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
diteruskan
Tanggal 10 Juli 2001
Diagnosa III : Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
katabolisme, penurunan intake
Jam IMPLEMENTASI T.Tangan EVALUASI
07.30
07.34
07.35
08.20
09.20
10.50
Mengkaji tanda kurang nutrisi
BB tidak dapat ditimbang setiap
hari, mulut kering dan kotor,
Mengkaji faktor resiko peningkatan
kebutuhan nutrisi : demam, kondisi
infeksi, kemampuan energi
S : 38,0 OC, Otot kuat, kekuatan tak
terkaji
Memperbaiki kloting Syringe
Pump : Actrapid 2 U/jam
Kondisi Pump stabil
Memberikan makanan personde
Klien tidak muntah
Menentukan reduksi cairan lambung
Cairan keluar dari selang sonde +
50 cc
Membantu pengukuran kadar gula
darah Acak dengan Fingertip
GDA : 358
S : -
O :
GDA 358, Kesadaran
menurun, GCS ::1/1/1
Makanan personde 6 X
150 cc, klien tidak
mutah
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
diteruskan
Tanggal 10 Juli 2001
Diagnosa IV : Resiko tinggi cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran
Jam IMPLEMENTASI T.Tangan EVALUASI
07.30
10.45
10.50
Mengkaji derajad kesadaran
GCS : 1/1/1, pasien gelisah
Memasang Restrain pada kaki dan
tangan
Restrain terpasang
Memperbaiki posisi Klien,
merapikan tempat tidur
Posisi klien terlentang, tempat tidur
10/07/01; 14.00 WIB
S :-
O :
Terpasang restrain
Posisi terlentang
Kondisi daerah
restrain tidak
tertekan/rusak kulit
13.45
rapi
Mengkaji lokasi pemasangan restrain
Tidak terdapat kerusakan
kulit/distensi cairan
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Pengkajian
resiko/dampak
pemasangan restrain
Tanggal 11 Juli 2001
Diagnosa I : Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis
metabolik
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
07.30
07.35
07.35
07.45
10.00
12.00
12.00
14.00
Mengkaji pernafasan
RR: 32 X/mnt, Kussmaull,PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengatur posisi kepala ekstensi
Kepala posisi ekstensi
Memonitor kepatenan sistem
oksigen
Oksigen masuk 4 L/mnt, jalur
oksigen bocor
Mengkaji pernafasan
RR : 34 X/mnt, Kussmaull, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengkaji pernafasan
RR : 34 X/mnt, Kussmaull, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengatur posisi kepala
Posisi kepala ekstensi
Mengkaji pernafasan
RR : 34 X/mnt, Kussmaull, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengkaji pernafasan
RR : 34 X/mnt, Kussmaull, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
11/07/01; 14.00 WIB
S : -
O :
RR 34 X/mnt,
Pernafasan Kusmaull,
PCH (-) Ronchii (-)
Wheezing (-)
HCO3 belum diketahui
pCO2 belum diketahui
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
diteruskan
Tanggal 11 Juli 2001
Diagnosa II : Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan
peningkatan osmolaritas sekunder terhadap hiperglikemia
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
08.00
08.10
08.30
10.10
13.20
12.50
12.00
14.00
Mengkaji TD dan nadi
TD: 150/90 N: 110 X/mnt S: 38,2OC
CRT 1 detik, Kulit Pucat
Menentukan Intake dan Output
Cairan harian
I : 3000 cc O : 2800 cc
Memonitor kelancaran dan
kepatenan infus
Infus lancar, jumlah tetesan 30
tts/mnt
Mengkaji TD dan Nadi
TD: 150/90 mmHg N : 116 X/mnt S :
38,0 OC
Memberikan Cairan KCl 25 cc/24
jam
Cairan KCl diberikan perinfus
Memberikan makanan cair Personde
Memberikan Cairan peroral 150
cc,muntah (-)
Mengukur TD dan Nadi
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt
S : 38,2 OC
Mengukur TD dan Nadi
TD : 150/90 mmHg N : 120 X/mnt
S : 38,0 OC
11/07/01; 14.00 WIB
S : -
O :
TD : 150/90 mmHg, N
: 120 X/mnt S : 38.0 OC,
I: 3000 O : 2800 cc
Infus lancar
PCV : belum diketahui
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
diteruskan
Tanggal 11 Juli 2001
Diagnosa III : Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
katabolisme, penurunan intake
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
07.20
08.00
08.35
08.20
09.50
12.30
12.00
Mengkaji faktor resiko peningkatan
kebutuhan nutrisi : demam, kondisi
infeksi, kemampuan energi
S : 38,0 OC, Otot kuat, kekuatan tak
terkaji
Mengukur TD dan Nadi
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt
S : 38,0 OC
Memberikan makanan personde
Klien tidak muntah
Menentukan reduksi cairan lambung
Cairan keluar dari selang sonde +
50 cc
Membantu pengukuran kadar gula
darah Acak dengan Fingertip
GDA : 329
Memberikan makanan personde
Klien tidak muntah
Memberika injeksi Insulin 4 U SC
Reaksi Hipoglikemia (-)
11/07/01; 14.00 WIB
S : -
O :
GDA 329, Kesadaran
menurun, GCS ::1/1/1
Makanan personde 6 X
150 cc, klien tidak
mutah
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
diteruskan
Tanggal 11 Juli 2001
Diagnosa IV : Resiko tinggi cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
07.30
09.45
Mengkaji derajad kesadaran
GCS : 1/1/1, pasien gelisah
Memperbaiki posisi Klien,
merapikan tempat tidur
Posisi klien terlentang, tempat tidur
11/07/01; 14.00 WIB
S :-
O :
GCS : 1/1/1, Klien
gelisah
10.50
12.00
12.00
14.00
rapi
Mengkaji lokasi pemasangan
restrain
Tidak terdapat kerusakan
kulit/distensi cairan
Mengkaji lokasi pemasangan
restrain
Tidak terdapat tanda komplikasi
pemasangan
Mengkaji tanda vital
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt
S : 38,2 OC
Mengkaji lokasi pemasangan
restrain, mengatur posisi,
membersihkan tempat tidur
Terpasang restrain
Posisi terlentang
Kondisi daerah restrain
tidak tertekan/rusak
kulit
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Pengkajian
resiko/dampak
pemasangan restrain
Tanggal 12 Juli 2001
Diagnosa I : Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis
metabolik
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
07.30
07.35
07.35
07.45
10.00
Mengkaji pernafasan
RR:32 X/mnt, Kussmaull,PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengatur posisi kepala ekstensi
Kepala posisi ekstensi
Memonitor kepatenan sistem
oksigen
Oksigen masuk 4 L/mnt, jalur
oksigen bocor
Mengkaji pernafasan
RR : 28 X/mnt, Tachipnea, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengkaji pernafasan
12/07/01; 14.00 WIB
S : -
O :
RR 28 X/mnt,
Pernafasan Tachipnea,
PCH (-) Ronchii (-)
Wheezing (-)
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
diteruskan
12.00
12.00
14.00
RR : 28 X/mnt,Tachipnea, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengatur posisi kepala
Posisi kepala ekstensi
Mengkaji pernafasan
RR : 30 X/mnt, Tachipnea, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengkaji pernafasan
RR : 28 X/mnt, Tachipnea, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Tanggal 12 Juli 2001
Diagnosa II : Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan
peningkatan osmolaritas sekunder terhadap hiperglikemia
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
08.00
08.20
08.20
10.00
13.20
12.50
Mengkaji TD dan nadi
TD: 150/90 N: 110 X/mnt S: 38,0OC
CRT 1 detik, Kulit Pucat
Menentukan Intake dan Output
Cairan harian
I : 3000 cc O : 3000 cc
Memonitor kelancaran dan
kepatenan infus
Infus lancar, jumlah tetesan 30
tts/mnt
Mengkaji TD dan Nadi
TD: 150/90 mmHg N : 116 X/mnt S :
38,0 OC
Memberikan makanan cair Personde
Memberikan Cairan peroral 150
cc,muntah (-)
Mengukur TD dan Nadi
12/07/01; 14.00 WIB
S : -
O :
TD : 150/90 mmHg, N
: 110 X/mnt S : 38.0 OC,
I: 2400 O : 2200 cc
Infus lancar
PCV : belum diketahui
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
diteruskan
12.00
14.00
TD : 160/90 mmHg N : 110 X/mnt
S : 38,0 OC
Mengukur TD dan Nadi
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt
S : 38,0 OC
Tanggal 12 Juli 2001
Diagnosa III : Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
katabolisme, penurunan intake
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
08.00
08.35
08.20
09.50
12.30
12.00
Mengukur TD dan Nadi
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt
S : 38,0 OC
Memberikan makanan personde
Klien tidak muntah
Menentukan reduksi cairan lambung
Cairan keluar dari selang sonde +
50 cc
Membantu pengukuran kadar gula
darah Acak dengan Fingertip
GDA : 342
Memberikan makanan personde
Klien tidak muntah
Memberika injeksi Insulin 4 U SC
Reaksi Hipoglikemia (-)
12/07/01; 14.00 WIB
S : -
O :
GDA 342, Kesadaran
menurun, GCS ::1/1/1
Makanan personde 6 X
150 cc, klien tidak
muntah
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
diteruskan
Tanggal 12 Juli 2001
Diagnosa IV : Resiko tinggi cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran
Jam IMPLEMENTASI T.Tangan EVALUASI
09.30
09.45
Mengkaji derajad kesadaran
GCS : 1/1/1, pasien gelisah
Memperbaiki posisi Klien,
merapikan tempat tidur
Posisi klien terlentang, tempat
11/07/01; 14.00 WIB
S :-
O :
GCS : 1/1/1, Klien
gelisah
10.30
12.00
12.00
14.00
tidur rapi
Mengkaji lokasi pemasangan
restrain
Tidak terdapat kerusakan
kulit/distensi cairan
Mengkaji lokasi pemasangan
restrain
Tidak terdapat tanda komplikasi
pemasangan
Mengkaji tanda vital
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt
S : 38,2 OC
Mengkaji lokasi pemasangan
restrain, mengatur posisi,
membersihkan tempat tidur
Terpasang restrain
Posisi terlentang
Kondisi daerah restrain
tidak tertekan/rusak
kulit
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Pengkajian
resiko/dampak
pemasangan restrain
Tanggal 13 Juli 2001
Diagnosa I : Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis
metabolik
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
07.30
07.35
07.35
07.45
10.00
Mengkaji pernafasan
RR:30 X/mnt, Kussmaull,PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengatur posisi kepala ekstensi
Kepala posisi ekstensi
Memonitor kepatenan sistem
oksigen
Oksigen masuk 4 L/mnt, jalur
oksigen bocor
Mengkaji pernafasan
RR : 28 X/mnt, Tachipnea, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengkaji pernafasan
RR : 28 X/mnt,Tachipnea, PCH (-)
13/07/01; 14.00 WIB
S : -
O :
RR 30 X/mnt,
Pernafasan Tachipnea,
PCH (-) Ronchii (-)
Wheezing (-)
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
diteruskan
12.00
12.00
14.00
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengatur posisi kepala
Posisi kepala ekstensi
Mengkaji pernafasan
RR : 30 X/mnt, Tachipnea, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Mengkaji pernafasan
RR : 30 X/mnt, Tachipnea, PCH (-)
Ronchii (-) Wheezing (-)
Tanggal 13 Juli 2001
Diagnosa II : Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan
peningkatan osmolaritas sekunder terhadap hiperglikemia
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
08.00
08.20
08.20
10.00
13.20
12.50
12.00
Mengkaji TD dan nadi
TD: 150/90 N: 110 X/mnt S: 38,0OC
CRT 1 detik, Kulit Pucat
Menentukan Intake dan Output
Cairan harian
I : 2900 cc O : 2800 cc
Memonitor kelancaran dan
kepatenan infus
Infus lancar, jumlah tetesan 30
tts/mnt
Mengkaji TD dan Nadi
TD: 150/90 mmHg N : 116 X/mnt S :
38,0 OC
Memberikan makanan cair Personde
Memberikan Cairan peroral 150
cc,muntah (-)
Mengukur TD dan Nadi
TD : 160/90 mmHg N : 110 X/mnt
S : 38,0 OC
13/07/01; 14.00 WIB
S : -
O :
TD : 150/90 mmHg, N
: 110 X/mnt S : 38.0 OC,
I: 2400 O : 2200 cc
Infus lancar
PCV : belum diketahui
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
diteruskan
Mengukur TD dan Nadi
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt
S : 38,0 OC
Tanggal 13 Juli 2001
Diagnosa III : Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
katabolisme, penurunan intake
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
08.00
08.30
09.00
12.30
12.00
Mengukur TD dan Nadi
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt
S : 38,0 OC
Memberikan makanan personde
Klien tidak muntah
Menentukan reduksi cairan lambung
Cairan keluar dari selang sonde +
50 cc
Memberikan makanan personde
Klien tidak muntah
Memberika injeksi Insulin 4 U SC
Reaksi Hipoglikemia (-)
13/07/01; 14.00 WIB
S : -
O :
GDA 352, Kesadaran
menurun, GCS ::1/1/1
Makanan personde 6 X
150 cc, klien tidak
muntah
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
diteruskan
Tanggal 13 Juli 2001
Diagnosa IV : Resiko tinggi cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran
Jam IMPLEMENTASI T.Tanga
n
EVALUASI
09.30
09.45
10.30
Mengkaji derajad kesadaran
GCS : 2/3/3, pasien gelisah
Memperbaiki posisi Klien,
merapikan tempat tidur
Posisi klien terlentang, tempat tidur
rapi
Mengkaji lokasi pemasangan
restrain
13/07/01; 14.00 WIB
S :-
O :
GCS : 2/3/3, Klien
gelisah
Terpasang restrain
Posisi terlentang
Kondisi daerah restrain
12.00
12.00
14.00
Tidak terdapat kerusakan
kulit/distensi cairan
Mengkaji lokasi pemasangan
restrain
Tidak terdapat tanda komplikasi
pemasangan
Mengkaji tanda vital
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt
S : 38,2 OC
Mengkaji lokasi pemasangan
restrain, mengatur posisi,
membersihkan tempat tidur
tidak tertekan/rusak
kulit
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Pengkajian
resiko/dampak
pemasangan restrain