jurnal organik uji sianida pada daun bayam dengan berbagai perlakuan.pdf

Upload: rizky-widyastari

Post on 16-Oct-2015

965 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Jurnal Penelitian kimia organik uji sianida pada bayam hijau di daerah Ciputat

TRANSCRIPT

  • KANDUNGAN SIANIDA PADA BAYAM HIJAU

    DENGAN METODE KERTAS PIKRAT

    Rizky Widyastari

    Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Tangsel

    ABSTRAK

    Bayam merupakan jenis sayuran hijau yang banyak manfaatnya bagi kesehatan.

    Akan tetapi dibalik nikmatnya bayam, juga terdapat kandungan racun pada daun

    bayam, yaitu sianida. Sianida bersifat mematikan. Karena sifat sianida yang

    sangat berbahaya inilah, maka dilakukan penelitian uji sianida khususnya pada

    daun bayam hijau. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kertas pikrat.

    Penelitian ini dilakukan dengan beberapa perlakuan, yaitu mentah, perebusan, dan

    sangrai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan sianida pada daun

    bayam terbanyak pada perlakuan mentah.

    Kata kunci : Bayam, Sianida, dan Kertas pikrat

    PENDAHULUAN

    Bayam (Amaranthus spp) termasuk

    sayuran hijau daun yang kaya nutrisi, serat

    pangan dan komponen non nutrisi yang

    penting bagi kesehatan seperti klorofil. Di

    Indonesia luas panen bayam mencapai

    31,981 ha dan menempati urutan ke-11

    dari 18 jenis sayuran komersial yang

    dibudidayakan. Di Indonesia hanya

    dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu

    amaranthus tricolor dan amarantus

    hybridus. Jenis amarantus tricolor biasa

    ditanam sebagai bayam cabut dan terdiri

    dari dua varietas, yaitu bayam hijau dan

    bayam merah.

    Di tinjau dari segi kandungan

    gizinya, bayam merupakan jenis sayuran

    hijau yang banyak manfaatnya bagi

    kesehatan dan pertumbuhan badan. Di

    dalam daun bayam terdapat cukup banyak

    kandungan protein, mineral kalsium, zat

    besi dan vitamin yang dibutuhkan oleh

    tubuh manusia, Beberapa kegunaan gizi

    dalam daun bayam seperti vitamin B dapat

    mencegah penyakit biri- biri, memperkuat

    syaraf, dan melenturkan otot rahim.

    Vitamin C sangat membantu

    menyembuhkan penyakit sariawan atau

    gusi berdarah.

  • Bentuk tanaman bayam adalah

    terna (perdu), tinggi tanaman dapat

    mencapai 1,5 2 m, berumur semusin atau

    lebih. Sistem perakaran lebih menyebar

    dangkal pada kedalaman antara 20 40 cm

    dan akar tunggang. Daunnya berbentuk

    bulat telur dengan ujung agak meruncing

    mempunyai urat- urat daun yang

    jelas.Warna daun variasi, mulai dari hijau

    muda, hijau tua, hijau keputih- putihan,

    sampai berwarna merah. Daun bayam liar

    umumnya kasar dan kadang berduri.

    Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan

    banyak mengandung air, tumbuh tinggi di

    atas permukaan tanah. Bayam tahunan

    mempunyai batang keras berkayu dan

    bercabang banyak. Bunga bayam

    berukuran kecil, berjumlah banyak, terdiri

    dari daun bunga 1- 5, dan bakal buah 2- 3

    buah. Bunga keluar dari ujung- ujung

    tanaman ketiak daun yang tersusun seperti

    malai yang tumbuh tegak. Tanaman dapat

    berbunga sepanjang musim.

    Sianida adalah zat beracun yang

    sangat mematikan. Sianida telah

    digunakan sejak ribuan tahun yang lalu.

    Efek dari sianida ini sangat cepat dan

    dapat mengakibatkan kematian dalam

    jangka waktu beberapa menit. Sianida

    dalam dosis rendah dapat ditemukan di

    alam dan ada pada setiap produk yang

    biasa kita makan atau gunakan. Sianida

    dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan

    ganggan. Sianida juga ditemukan pada

    rokok, asap kendaraan bermotor, dan

    makanan seperti bayam, bambu, kacang,

    tepung tapioka dan singkong.

    Didalam tubuh , sianida dapat

    bergabung dengan senyawa lain

    membentuk vitamin B12. Hidrogen sianida

    merupakan gas tek berwarna yang samar-

    samar,dingin dan tak berbau. Bila sianida

    masuk ke dalam tubuh dalam konsentrasi

    yang kecil. Maka sianida dapat di ubah

    menjadi tiosianat dan di berikatan dengan

    vitamin B12, tetapi bila kadar sianida yang

    masuk meninggi, maka sianida akan

    mengikat bagian aktif dari enzim sitokrom

    oksidase dan mengakibatkan terhentinya

    metaboisme sel secara aerobik.

    Sianida dapat mengikat dan

    mengaktifkan beberapa enzim, tetapi yang

    mengakibatkan karena sianida mengikat

    bagian aktif dari enzim sitikrom oksidase

    sehingga akan mengakibatakan terhentinya

    sel secara aerobik. Sebagai akibatnya

    hanya dalam waktu beberapa menit akan

    mengganggu transmisi secara neuronal.

    Sianida dapat di buang melalui proses

    tertentu sebelum sianida berhasil masuk ke

    dalam sel. Karena sifat sianida yang sangat

    berbahaya inilah, maka dilakukan

    penelitian uji sianida khususnya pada daun

    bayam hijau.

    METODE PENELITIAN

    Alat :

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini

    antara lain adalah erlenmeyer, batang

    pengaduk, aluminium foil, kertas saring,

    gelas beker, penangas air, gelas ukur dan

    pipet tetes.

    Bahan :

  • Bahan yang digunakan dalam penelitian

    ini antara lain adalah asam tartrat, larutan

    asam pikrat, larutan Na2CO3, aquades dan

    kacang panjang.

    Prosedur Kerja :

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Perlakuan Kandungan

    Sianida (+/-)

    Bayam mentah ++

    Bayam rebus -

    Bayam sangrai +

    Ket : + Menunjukkan kandungan sianida

    Penelitian uji sianida ini dilakukan

    pada daun bayam hijau yang diperoleh dari

    pasar Ciputat, Tangerang Selatan. Uji

    sianida ini dilakukan dengan berbagai

    perlakuan, yaitu mentah, direbus, dan

    disangrai. Metode yang dipakai dalam

    penelitian ini adalah kertas pikrat.

    Percobaan diawali dengan memaserasikan

    sejumlah sampel (kualitatif) ke dalam

    erlenmeyer yang berisi cairan pencari,

    dalam penelitian ini digunakan aquades.

    Maserasi sampel ini bertujuan untuk

    melakukan penyarian zat aktif yang

    terdapat pada sampel. Proses maserasi ini

    berlangsung dalam waktu 20 menit. Cairan

    penyari akan masuk ke dalam sel melewati

    dinding sel. Isi sel akan larut karena

    adanya perbedaan konsentrasi antara

    larutan di dalam sel dengan di luar sel.

    Larutan yang konsentrasinya tinggi akan

    terdesak keluar dan diganti oleh cairan

    penyari dengan konsentrasi rendah (proses

    difusi). Dengan persamaan reaksi :

    CN- + H2O HCN + OH-

    Penambahan asam tartrat bertujuan

    untuk menghasilkan uap HCN oleh

    hidrogen dari asam tartarat (H2.C4H4O6)

    yang beraksi dengan ion CN- yang terlarut

    dalama air sehingga dihasilkanlah uap

    HCN. Reaksi yang berlangsung adalah :

    2CN- + 2H 2HCN

    Pencelupan kertas saring ke dalam

    asam pikrat bertujuan agar uap HCN

    Disiapkan alat yang bersih dan kering

    Daun bayam dipetik dan dimasukkan

    ke dalam erlenmeyer 1 secara

    kualitatif

    Daun bayam yang sudah dipetik

    kemudian direbus dan disangrai

    dimasukkan ke dalam erlenmeyer 2

    dan 3 secara kualitatif

    Ditambahkan aquades 50 ml ke

    dalam 3 erlenmeyer berisi daun

    bayam dengan berbagai perlakuan

    tersebut

    Erlenmeyer ditutup dengan

    aluminium foil dan di maserasi

    selama 20 menit

    Setelah 20 menit, ditambahkan 3 ml

    larutan asam tartrat ke dalam

    masing-masing erlenmeyer

    Kertas pikrat dicelupkan dalam

    larutan Na2CO3 digantungkan pada

    leher erlenmeyer dan ditutup

    dengan aluminium foil

    Larutan dipanaskan dan diamati

    perubahan warna. Hasil positif

    menunjukkan jika kertas asam pikrat

    berubah warna menjadi merah

    kecoklatan atau merah darah.

  • terperangkap di dalam asam tersebut

    sehingga uap HCN yang dihasilkan dapat

    mengubah warna kertas saring yang

    semula berwarna kuning menjadi merah.

    Dari ketiga perlakuan diatas, yang

    positif mengandung sianida yaitu

    perlakuan mentah dan sangrai. Pada

    perlakuan mentah lebih banyak sianida

    yang terkandung dibandingkan dengan

    yang sangrai. Hal ini ditandai dengan lebih

    merahnya kertas pikrat pada perlakuan

    mentah. Sementara pada perlakuan rebus

    tidak terdapat sianida, dikarenakan proses

    pemanasan dalam waktu yang cukup lama

    dapat menghilangkan kandungan HCN.

    KESIMPULAN

    1. Uji sianida dilakukan dengan

    metode kertas pikrat

    2. Daun bayam hijau yang di beli di

    Pasar Ciputat mengandung sianida

    3. Kandungan sianida terbanyak

    terdapat pada perlakuan mentah

    DAFTAR PUSTAKA

    Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI.

    1981.Daftar Komposisi Bahan

    Makanan. Bhratara Karya Aksara,

    Jakarta

    Iceu Agustinisari, Widaningrum dan

    Ridwan Rachmat. MUTU BAYAM

    (Amaranthus tricolor L) HASIL

    PENGERINGAN TEKNOLOGI

    FAR INFRA RED (FIR) SELAMA

    PENYIMPANAN

    http://id.wikipedia.org/wiki/Maserasi

    LAMPIRAN GAMBAR

    Ket : Dari kiri-kanan : Daun bayam

    dengan perlakuan mentah, direbus, dan di

    sangrai