makalah benih bayam

Download Makalah Benih Bayam

If you can't read please download the document

Upload: musawira95

Post on 14-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


61 download

TRANSCRIPT

Mata Kuliah Ilmu dan Teknologi Benih

Kelompok 4| ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Makalah yang berjudul Teknik Teknik Produksi Benih Bayam (Amaranthus spp.) ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Salam dan shalawat tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa dari alam kebodohan menuju alam yang bernuansa ilmu dan iman.

Makalah ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu dan Teknologi Benih. Makalah ini memuat tentang Klasifikasi tanaman bayam, Syarat panen tanaman bayam serta Teknik produksi benih bayam.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dimasa mendatang. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu, atas segala bantuan sehingga makalah ini dapat terselasaikan dengan baik. Besar harapan penulis, makalah ini dapat menjadi sumber bacaan bermanfaat untuk memahami Teknik-teknik produksi benih bayam.

Makassar, 03 April 2015

Penyusun

Kelompok 4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

Klasifikasi Tanaman Bayam 3

Kultur Teknis dalam Memperoleh Benih Bayam (Amaranthus spp.) Bermutu 4

Teknik-Teknik dalam Produksi Benih Bayam 6

BAB III PENUTUP 10

Kesimpulan 10

DAFTAR PUSTAKA 11

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia memang menjadi surga bagi kita semua yang menyukai aktivitasbercocok tanam, karena hampir semuapohonataupuntanamanbisa hidup di tanah agraris ini. Dengan keadaan alam yang sangat mendukung seperti ini, sebenarnya kita bisa memanfaatkan peluang untuk menggenjot bisnis di sektor pertanian. Budidaya bayam adalah salah satu peluang yang bisa coba kita manfaatkan mengingat sayuran ini adalah salah satu sayuran yang telah sangat populer di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Dengan kepopulerannya, otomatis konsumsisayur bayamdi masyarakat akan terus tinggi sehingga hasil dari panen kita akan mudah untuk dipasarkan. Selain telah populer di kalangan masyarakat, teknik untuk produksi benih bayam yang bermutu sangat diperlukan untuk budidaya bayam.

Benih bermutu baik merupakan faktor utama suksesnya produksi. Di negara berkembang, tidak/kurang tersedianya benih bermutu antara lain disebabkan oleh kekurangan atau kelemahan dalam: (1) penyediaan varietas unggul, (2) teknologi produksi benih, (3) penanganan benih pasca panen, dan (4) pemasaran. Disamping itu minat petani terhadap varietas baru masih kurang. Biasanya petani menggunakan benih yang dihasilkan sendiri (save own seed), karena benih komersial tidak tersedia atau bukan varietas yang tepat sesuai kebutuhan mereka.

Bayam merupakan salah satu sayuran daun terpenting di Asia dan Afrika. Sayuran ini merupakan sumber kalsium, zat besi, vitamin A dan Vitamin C. Dalam 100 gram bagian bayam yang dapat dimakan mengandung sekitar 2,9 mg zat besi (Fe). Bayam adalah tanaman semusim yang berumur pendek dan dapat dibudidayakan dengan mudah di Sekarangan rumah atau lahan pertanian (Gardner, 2006).

Pemasakan biji pada produksi benih bayam tidak terjadi secara serempak. Hal ini menyebabkan terjadinya banyak kesulitan pada proses pemanenan karena harus dipilih biji bayam yang benar-benar tua dan memenuhi syarat benih bayam yang baik serta memerlukan banyak tenaga dalam proses pemanenan yang bertahap. Ketidak serempakan pemasakan menyebabkan operasi panen tidak efisien mengingat hanya sedikit benih yang tersedia pada saat pemungutan hasil. Ketidak serempakan ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan (Sutarno, 1994).

Produksi benih tergantung pada spesies tanaman, tetapi pada dasarnya mengikuti prinsip berikut: (1) mempertahankan kemurnian genetik benih, dan (2) teknologi produksi benih yang mencakup prinsip-prinsip agronomi untuk mempertahankan mutu benih yang tinggi.

I.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

Bagaimana klasifikasi dari tanaman bayam? Bagaimana cara kultur teknis dalam memperoleh benih bayam (amaranthus spp.) bermutu?Bagaimana teknik-teknik dalam produksi benih bayam?

I.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

Mengetahui klasifikasi dari tanaman bayam.Mengetahui cara kultur teknis dalam memperoleh benih bayam (amaranthus spp.) bermutu?Mengetahui teknik-teknik dalam produksi benih bayam

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Klasifikasi Tanaman Bayam

Gambar 1. Tanaman Bayam

Sumber : http://www.peluanginfousaha.com

Tanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang mudah diperoleh disetiap pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan. Harganyapun dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tumbuhan bayam ini awalnya berasal dari negara Amerika beriklim tropis, namun sekarang tersebar keseluruh dunia. Hampir semua orang mengenal dan menyukai kelezatannya. Rasanya enak, lunak dan dapat memberikan rasa dingin dalam perut dan dapat memperlancar pencernaan. Umumnya tanaman bayam dikonsumsi bagian daun dan batangnya. Ada juga yang memanfaatkan biji atau akarnya sebagai tepung, obat, bahan kecantikan, dan lain-lain. Ciri dari jenis bayam yang enak untuk dimakan ialah daunnya besar, bulat, dan empuk. Sedangkan bayam yang berdaun besar, tipis diolah campur tepung untuk rempeyek.

Menurut Rahayu (2012)Klassifikasi botani tanaman bayam adalah sebagai berikut :

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Class: Magnoliopsida

Ordo: Caryophyllales

Family: Amaranthaceae

Subfamily: Amaranthoideae

Genus: Amaranthus

Spesies:Amaranthus sp

2.2. Kultur Teknis dalam Memperoleh Benih Bayam (Amaranthus spp.) Bermutu

2.2.1. Persiapan lahan

Persiapan lahan yang tepat dapat menghasilkan kualitas bayam yang baik. Bayam ditanam pada bedengan setinggi 20 cm (musim kemarau) dan 30 cm (musim hujan). Panjang bedengan yang biasa dipakai adalah 150 cm dengan lebar 90 cm. Tanam

Ada dua cara penanaman bayam, yaitu secara lagsung dan melalui persemaian terlebih dahulu. Perbedaan kedua cara ini berdasarkan pada ketersediaan benih, tenaga kerja dan musim.

1.

Penanaman secara langsung

Kebutuhan benih adalah 0.5 - 1 g/m2dimana 1 g berisi sekitar 1000 benih. Benih bayam sangat kecil sehingga pada saat tanam harus dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1 : 1. Bayam ditanam pada larikan dengan lebar larikan 10 cm dan kedalaman 0.5-1 cm, kemudian benih bayam ditabur dengan jarak 5 cm dalam larikan tersebut dan ditutup dengan tanah menggunakan ayakan.

2.

Penanaman secara tidak langsung

Benih bayam ditabur pada bedeng persemaian atau pada plastik pengecambah lalu ditutup dengan pelepah daun pisang atau plastik hitam selama 4-5 hari. Setelah itu bibit dibumbun selama 2 minggu, kemudian bibit siap ditanam di lapangan dengan jarak tanam 10-15 cm x 5-10 cm. Penanaman sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari.

Pengairan

Bayam relatif toleran terhadap kondisi kering namun kekurangan air akan menurunkan hasil. Penyiraman dilakukan apabila tidak ada hujan, dengan interval 1-2 kali/minggu.

Pemupukan

Selama periode pertanaman dilakukan empat kali pemupukan seperti pada tabel berikut :

Aplikasi

Waktu

Jenis Pupuk

Dosis

1

Saat Tanam

1. Kotoran Kuda/Domba/Ayam2. NPK 15 : 15 : 15

1. 20 kg/ha2. 10 g/tanaman

2

10 hst

NPK 15:15:15:15

10 g/tanaman

3

20 hst

NPK 15:15:15:15

10 g/tanaman

4

30 hst

NPK 15:15:15:15

10 g/tanaman

hst : hari setelah tanamPemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi pengendalian gulma dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).

1.

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan empat cara yaitu : (1) pengendalian gulma pada saat persiapan lahan; (2) Pemakaian mulsa; (3) penyiangan secara manual dengan tangan; (4) aplikasi herbisida

2.

Pengendalian OPT

OPT

Jenis

Pengendalian

Hama

Ulat penggorok daunUlat penggulung daunKutu daunKepikTungau

1. Menutup bedengan dengan kain kasa2. Pestisida kimiawi

Penyakit

Karat daun

Fungisida

PanenBayam siap panen 20-45 hari setelah tanam. Panen dapat dilakukan dengan dua cara : (1) sekali panen yaitu memanen seluruh bagian tanaman untuk bayam cabut (2) beberapa kali yaitu memetik daun dan batang muda dengan interval 2-3 kali/minggu untuk bayam petik.

2.3 Teknik-Teknik dalam Produksi Benih Bayam (Amaranthus spp.)

Prinsip Agronomi dalam Produksi Benih

Mugnisjah, W. Q dan A. Setiawan (2004) Pada umumnya, teknologi produksi untuk produk sayuran bayam memerlukan kondisi lingkungan berbeda dari benih (seed crop).

Agroklimat dan Lokasi

Daerah dengan curah hujan dan kelembaban sedang lebih sesuai untuk produksi benih dibandingkan dengan curah hujan dan kelembaban tinggi dan suhu ekstrim. Pada umumnya tanaman bayam memerlukan memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi (ternaungi), pertumbuhan bayam. Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa mencapai lebih dari 1.500 mm / tahun. Curah hujan yang terlalu tinggi berakibat pada tingginya serangan hama dan penyakit, tertundanya kemasakan dan berkecambahnya benih. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16 - 20 derajat Celcius. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40 - 60%. Lahan atau tanah untuk produksi benih harus bertekstur ringan, berdrainase baik dan subur, bebas dari tanaman volunteer, biji gulma dan tanaman lain, bebas dari seedborne, tidak bekas tanaman atau varietas lain. Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15 - 45 derajat.

Isolasi, Varietas, dan Penanaman

Tanaman harus diisolasi dengan memberikan jarak cukup antara plot produksi benih dan lahan yang terkontaminasi. Bahkan setelah panen, isolasi dari varietas berbeda diperlukan untuk menghindari kontaminasi mekanis. Penyerbukan bayam dilakukan oleh angin. Rekomendasi jarak pengasingan minimum adalah 1.000 m di antara varietas yang berbeda. Gulma sebaiknya disiangi untuk mencegah penyerbukan silang. Varietas yang ditanam harus sesuai dengan kondisi agroklimat, berdaya hasil tinggi, tahan penyakit, genjah, dan sebagainya. Alat penanam harus bersih untuk menghindari kontaminasi.

Roguing, Polinasi, dan Pengendalian Gulma

Roguing teratur sangat penting dalam produksi benih. Tanaman yang berbeda dari normal (lemah, sakit, off-type) dicabut dan dibuang sedini mungkin sebelum pembungaan, terutama dalam tanaman menyerbuk silang, untuk menghindari kontaminasi. Polinasi buatan mungkin diperlukan untuk menghasilkan pembuahan yang bagus dan meningkatkan produksi benih. Pengendalian gulma penting untuk menghindari penurunan hasil karena kompetisi, dan gulma merupakan sumber kontaminasi dengan cara tercampur saat panen. Gulma juga merupakan inang dari penyakit tertentu.

Irigasi dan Pemupukan

Oleh karena iklim agak kering lebih sesuai untuk produksi benih bermutu tinggi dan bebas penyakit, maka irigasi diperlukan dimulai dari sebelum tanam sampai dengan masa pembungaan dengan interval tertentu. Irigasi harus dihentikan 2 3 minggu sebelum benih masak agar pada saat panen kondisi lebih kering. Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak. Waktu pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan adalah dengan disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. Untuk pemupukan yang diberikan per lubanng tanam, cara pemberiannya dilakukan dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam. Dosis pemberian pupuk dasar disesuaikan dengan jenis tanaman dan keadaan lahan. Akan tetapi dosis untuk pupuk kandang sekitar 10 ton per hektar. Pemupukan per lubang tanam biasanya diperlukan sekitar 1 - 2 kg per lubang tanam.

Proteksi Tanaman

Pengendalian yang efektif terhadap hama dan penyakit perlu dilakukan untuk menghasilkan tanaman sehat. Pengendalian HPT terpadu (integrated pest management) antara lain dengan menaman benih bebas penyakit, dan seed treatment dapat mengatasi penyakit terbawa benih (seedborne).

Pemanenan, Pengeringan dan Prosesing

Warna daun yang menguning atau memudar adalah tanda bahwa benih bayam mulai matang . Jenis tanaman yang memiliki pucuk tunggal dipanen hanya sekali. Jenis tanaman yang memiliki banyak pucuk samping dipanen beberapa kali sesuai dengan tingkat kematangan benih. Tangkai biji yang dipanen diletakkan di atas terpal atau kertas, atau dimasukkan ke dalam kantong jaring nilon dan didiamkan sampai kering. Pengeringan benih dapat dilakukan secara alami dengan penjemuran di bawah matahari, atau secara buatan dengan drying box. Prosesnya yaitu setelah kering, biji dilepas dengan cara ditarik dari tangkainya kemudian ditampi lalu

Pengemasan dan Penyimpanan

Benih harus dikemas dan diberi label sebelum disimpan. Bahan kemasan (packaging material) merupakan faktor utama yang mengatur kadar air benih dalam penyimpanan. Selama penyimpanan, benih mengalami penurunan mutu (deteriorasi) yang disebabkan oleh RH dan suhu tinggi (abiotik), aktivitas mikroba (cendawan, bakteri), insek, kutu, tikus (biotik). Ruang penyimpanan selain harus kering dan sejuk, juga harus bersih, serta didesinfektan dan difumigasi bilamana diperlukan.

Prinsip Genetik dalam Produksi Benih

Menurut Anonim (2015) Prinsip genetic produksi benih berbagai kegiatan pengendalian mutu internal yang harus dilaksanakan oleh produsen benih agar kemunduran genetis benih tidak terjadi dan benih memiliki kemurnian yang tinggiPrinsip genetic produksi benih, yaitu:

Menggunakan lahan yang diketahui sejarah penggunaan sebelumnya sehingga memenuhi syarat bebas voluntir di samping memenuhi persyaratan isolasinyaMenggunakan sumber benih yang tepat kelas atau kualifikasi mutunyaMenggunakan isolasi yang sesuaiMelakukan rougingMenghindari kontaminasi mekanisMenggunakan wilayah yang sesuai bagi pertanaman

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman komersial yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi maupun sebagai bahan obat-obatan.Untuk memperoleh kualitas bayam yang bermutu maka dilakukan persiapan lahan, pengairan, pemupukan, dan pemeliharaan dan termasuk pengendalian OPT dengan baik.Dalam produksi benih bayam yang perlu diperhatikan adalah iklim dan lokasi penanaman, jenis varietas yang digunakan, penanaman, cara pemeliharaan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit hingga masa panen dan pasca panen dari bayam tersebut.Agar tidak terjadi kemunduran benih, maka prinsip genetik produksi benih harus memenuhi syarat yaitu wilayah yang sesuai dengan kondisi benih, kondisi dan kualitas benih, rogguing, dan isolasi.

DAFTAR PUSTAKA

Aminatun, T., V. Henuhili, S. Ummiyati, S. Hidayati, dan Suhartini. 2003. Pelatihan Budidaya Sayuran Sebagai Unit Usaha Sekolah bagi Guru-Guru Pengampu Mata Pelajaran Biologi di Kabupaten Sleman. [PPM], Universitas Negeri Yogyakarta, Sleman.

Anonim, 2015. http://www.scribd.com/doc/94494532/PRINSIP-GENETIK#scribd.

Ariyanto. 2008. Analisis Tata Niaga Sayuran Bayam. [Skripsi] Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Asgar, A. 2000. Teknologi peningkatan kualitassayuran. Makalah disampaikan pada PertemuanAplikasi Paket Teknologi, BPTPJawa Barat, Lembang, 1 Juli 2000.

Farzia, M.a. 2011. Pengukuran Zat Besi dalam Bayam Merah dan Suplemen Penambah Darah serta Penanganan Terhadap Peningkatan Hemoglobin dan Zat Besi dalam Darah. [Skripsi] Universitas Indonesia, Depok.

Gender. 2006. Budidaya Tanaman Bayam. Gadjah Mada University

Guntoro. 2011. Budidaya Kebun Bergizi. Pos daya Edisi 127/ Tahun XII/ Agustus. COPY and WIN: http://ow.ly/KNICZ.

Kuswanto,Haendrato.2002.Teknologi Pemprosesan Pengemasan dan Penyimanan Benih.Yogyakarta: Kanisius.

Mugnisjah, W. Q dan A. Setiawan. 2004. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta.

Mulyati danSuriyadikarta,. 2006. Pupuk Dan Pemupukan. UPT Mataram University press. Cetakan I. Mataram.

Sutarno,1994. Ilmu Benih. Bharata Karya Aksara. Jakarta