jurnal intan pp
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN GLOMERULUS FILTRATION RATE (GFR)
MENGGUNAKAN METODE COCKROAF-GAULT DAN METODE
CLEARANCE CREATININE URIN 24 JAM PADA PASIEN GAGAL
GINJAL KRONIK YANG DIRAWAT DI SMF PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
Intan Putri Prayitno1), Wiranto Basuki2), Oktafany3)
1)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2)Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Abstrak
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Glomerulus Filtration Rate (GFR) digunakan secara luas sebagai indeks fungsi ginjal. Pada tahun 2006, diperkirakan jumlah penderita gagal ginjal kronik di indonesia sebanyak 150 ribu pasien. Dari jumlah total pasien tersebut 15% berusia 15-34 tahun, 49% berusia 35-55 tahun dan 36% berusia diatas 56 tahun. Pengukuran klirens kreatinin dapat dilakukan dengan menggunakan urin tampung 24 jam atau dapat juga berdasarkan perhitungan menggunakan formula. NKF KDOQI merekomendasikan pengukuran LFG pada orang dewasa menggunakan formula Cockroft-Gault. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan GFR menggunakan metode Cockroaf-Gault dan metode Clearance Creatinine Urin 24 jam pada pasien gagal ginjal kronik yang dirawat di RSAM. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik. Jumlah sampel didapat 31. Dari hasil penelitian didapatkan mean 4,1822584 pada hasil GFR menggunakan metode Cocroaf-Gault dan mean 2,5670266 pada hasil GFR menggunakan Clearance Creatinine urin 24 jam. Dan setelah melakukan analisa statistik menggunakan uji t berpasangan didapatkan nilai significancy (Sig(2-tailed)) 0,000 (p < 0,05) artinya terdapat perbedaan hasil GFR yang bermakna pada hasil GFR dengan menggunakan metode Cockroaf-Gault dan hasil GFR Clearance Creatinine urin 24 jam.
Kata kunci : Glomerulus Filtration Rate (GFR), Gagal Ginjal, Cockroaf-Gault, Clearance Creatinine
1
ISSN 2337-3776
COMPARISON A GLOMERULUS FILTRATION RATE ( GFR ) USES
THE METHOD COCKROAF-GAULT AND METHODS OF CLEARANCE
CREATININE URINE 24 HOURS IN PATIENTS TREATED IN THE
KIDNEY FAILURE OF A CHRONICLE SMF A DISEASE IN ABDUL
MOELOEK HOSPITAL
Intan Putri Prayitno
Lampung University
Abstract
Diseases of the kidneys of a chronicle is a process patofisiologis with ætiology being diversified, resulting in a decline progressive, kidney function and generally ending with kidney failure. A glomerulus filtration rate (GFR) used widely as an index kidney function. In 2006, it is estimated that the number of patients with renal failure of a chronicle in indonesia as many as 150 thousands of patients. Of the total amount of the patient 15 % aged 15-34 years, 49 % a.s 35-55 years and 36 % ' s over 56 years. The measurement of klirens creatinin can be conducted by the use of urine capacity of the 24 hours or may be based on a calculation using a formula. NKF/KDOQI recommended the measurement of lfg on an adult person uses formulæ cockroft-gault. The aim of this research is to find out comparison gfr uses the method cockroaf-gault and methods of clearance creatinine urine 24 hours in patients kidney failure of a chronicle of being treated at hospital abdul moeloek. This research using design research analytic. The number of samples acquired 31 based on a calculation formula samples bivariat analysis. Of the results obtained mean 4,1822584 on the outcome of gfr uses the method cocroaf-gault and mean 2,5670266 on the outcome of gfr using clearance creatinine urine 24 hours. And after doing statistical analysis using test t pairs obtained value significancy ( sig ( 2-tailed 0,000 ) ) (p<0,05 ) means that there are differences results gfr meaningfui on the outcome of gfr by using the method cockroaf-gault and results gfr clearance creatinine urine 24 hours.
Keyword : Glomerulus Filtration Rate (GFR), Chronic Renal Failure, Cockroaf-Gault, Clearance Creatinine
I. Pendahuluan
Ginjal merupakan suatu organ yang sangat penting untuk mengeluarkan
hasil metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013
ISSN 2337-3776
Filtrasi Glomerulus (LFG) digunakan secara luas sebagai indeks fungsi ginjal
yang dapat diukur secara tidak langsung dengan perhitungan klirens ginjal.
Menurut laporan tahunan dari Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI) pada
tahun 2006, diperkirakan jumlah penderita gagal ginjal kronik di indonesia
sebanyak 150 ribu pasien. Dari jumlah total pasien tersebut 15% berusia 15-34
tahun, 49% berusia 35-55 tahun dan 36% berusia diatas 56 tahun (Yayasan Ginjal
Diatrans Indonesia (YGDI, 2008).
Penanda yang digunakan untuk mengukur klirens ginjal dapat berasal dari
senyawa endogen seperti kreatinin, urea, dan cystatinC, dapat juga yang berasal
dari senyawa eksogen seperti inulin, iohexol dan beberapa senyawa radio katif. Di
antara beberapa senyawa tersebut yang paling sering digunakan adalah
pengukuran klirens kreatinin. Pengukuran klirens kreatinin dapat dilakukan
dengan menggunakan urin tampung 24 jam atau dapat juga berdasarkan
perhitungan menggunakan formula. National Kidney Foundation Kidney Disease
Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI) merekomendasikan pengukuran LFG
pada orang dewasa menggunakan formula Cockroft-Gault dan Modification of
Diet in Renal Disease (Sennang et al., 2005; & NKF KDOQI, 2000).
Pengukuran klirens kreatinin dari urin tampung 24 jam kurang praktis dan
tidak tepat untuk lansia. Perhitungan klirens kreatinin dari kreatinin serum
merupakan pemeriksaan yang murah, sederhana, nyaman, dan hanya
menggunakan sampel darah tunggal (Anonim, 2002; Tam, 2000).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan suatu
permasalahan penelitian yaitu bagaimanakah perbandingan fungsi ginjal yang
dinilai dengan Glomerulus Filtration Rate (GFR) menggunakan metode
Cockroaf-Gault dan metode Clearance Creatinine Urin 24 jam pada pasien gagal
ginjal kronik yang dirawat di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul
Moeloek ?
II. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik. Pengambilan
sampel dan data penelitian dilakukan di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013
ISSN 2337-3776
Lampung, pemeriksaan sampel juga dilakukan di Rumah Sakit Abdul Moeloek
Bandar Lampung tepatnya di Laboratorium Patologi Klinik. Keseluruhan
penelitian dilaksanakan pada bulan November 2012.
Data primer dan data skunder yang didapatkan dilakukan kegiatan
pengkodean, data entri dan editing. Program komputer yang digunakan untuk
pembuatan data base dan penyimpanan dengan Microsoft Excel. Kemudian di uji
dengan analisis statistik menggunakan program spss for windows ver 17.
Pengolahan data penelitian dilakukan secara deskriptif. Uji statistik yang
digunakan yaitu Kolmogorov-Smirnov test dan uji paired t-test . Hasil signifikan
bila p < 0,05.
III. Hasil dan Pembahasan
Setelah melakukan penelitian diperoleh data hasil penelitian terhadap
pasien gagal ginjal kronik yang dirawat inap di SMF Penyakit Dalam Rumah
Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Didapat 32 sampel pasien gagal ginjal
kronik yang terdiri dari 18 orang (58,1%) pasien wanita dan 13 orang (41,9%)
pasien pria.
Tabel Hasil Pemeriksaan Glomerulus Filtration Rate (GFR) Menurut Rumus Cockroaf-Gault Yang Di Kelompokkan Berdasarkan Stage Menurut The Kidney Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) Pasien Gagal Ginjal Yang Dirawat Inap Di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Stage GFR Menggunakan Metode Cockroaf-Gault
Stage Frequency Percent
5 31 100.0
Tabel Hasil Pemeriksaan Glomerulus Filtration Rate (GFR) Urin 24 Jam Yang Di Kelompokkan Berdasarkan Stage Menurut The Kidney Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) Pasien Gagal Ginjal Yang Dirawat Inap Di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung.
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013
ISSN 2337-3776
Stage GFR Clearance Creatinine Urin 24 Jam
Stage Frequency Percent
4 1 3.2
5 30 96.8
Total 31 100.0
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-tailed)Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1
GFR Cockroaf-Gault - GFR_24_TRANS
4.30449767
1.08282335
.19448081
3.90731486
4.70168048
22.133 30 .000
Setelah dilakukan uji komparatif T berpasangan diperoleh nilai
significancy (Sig(2-tailed)) 0,000 (p < 0,05) artinya terdapat perbedaan hasil GFR
yang bermakna pada hasil GFR dengan menggunakan metode Cockroaf-Gault dan
hasil GFR Clearance Creatinine urin 24 jam .
Pembahasan
Dari 31 pasien gagal ginjal kronik yang Glomerulus Filtration Rate (GFR)
–nya dihitung menggunakan metode Cockroaf-Gault dan metode Clearance
Creatinine urin 24 jam didapatkan 31 pasien pada stage 5 dengan perhitungan
GFR menggunakan metode Cockroaf-Gault dan terdapat 30 pasien pada stage 5
dan 1 pasien pada stage 4 dengan perhitungan GFR menggunakan Clearance
Creatinine urin 24 jam. Dan didapatkan mean 4,1822584 pada hasil GFR
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013
ISSN 2337-3776
menggunakan metode Cocroaf-Gault dan mean 2,5670266 pada hasil GFR
menggunakan Clearance Creatinine urin 24 jam.
Setelah dilakukan uji statistik menggunakan uji T berpasangan didapatkan
hasil p= 0,00001 (p < 0,05) sehingga disimpulkan terdapat perbedaan yang
bermakna antara hasil GFR yang dihitung menggunakan metode Cockroaf-Gault
dan menggunakan metode Clearance Creatinine urin 24 jam.
Padahal didapatkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh E.
Rimon dkk pada tahun 2002 sampai 2003 tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara GFR yang dihitung menggunakan Clearance Creatinine urin 24
jam dengan GFR menggunakan rumus Cockroaf-Gault, MDRD dan Jellieff.
Penelitiaan yang dilakukan oleh E. Rimon dkk hanya dilakukan pada pasien yang
usianya diatas 80 tahun dengan kadar creatinin serum kurang dari 2,5 mg/dl.
Dan pada penelitian sebelumnya oleh Somsook dkk pada tahun 2008
sampai 2009 tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara GFR yang dihitung
dengan metode Cockroaf-Gault dan metode Ckearance Creatinine urin 24 jam.,
bahkan Somsook mendapatkan korelasi tingkat sedang antara keduanya.
Perbedaan bermakana pada penelitian ini kemungkinan terjadi akibat
kesalahan dalam pengumpulan urin 24 jam oleh peneliti, peneliti kurang menjalin
kerjasama kepada perawat dan dokter muda yang berjaga diruang rawat inap
penyakit dalam, hal ini dapat mengaburkan jumlah urin 24 jam yang tertampung
pada urine bag pasien yang memakai kateter, pada pasien yang tidak memakai
kateter . Hampir seluruh pasien gagal ginjal kronik yang dirawat inap di SMF
penyakit dalam merupakan pasien yang telah melakukan hemodialisa dan
mengalami penurunan keadaan umum sehingga memerlukan perawatan di rumah
sakit. Karena hal tersebut, pasien gagal ginjal kronik menghasilkan sedikit urin
selama 24 jam.
Selain itu, pengukuran kreatinine serum dapat dipengaruhi oleh diet
protein, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Baron pada tahun 2001
bahwa kadar kreatinin yang tinggi menimbulkan rasa mual, muntah dan selera
makan yang menurun (anoreksia). Kondisi ini menyebabkan asupan protein
penderita gagal ginjal kronik tidak adekuat, sehingga terjadi malnutrisi protein.
Penderita gagal ginjal kronik dengan asupan protein yang tidak cukup tubuh
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013
ISSN 2337-3776
cenderung akan menggunakan simpanan protein dalam otot sehingga akan terjadi
katabolisme protein. Pemecahan protein darah yang berlebihan akan
menyebabkan peningkatan kadar ureum dan kadar kreatinin dalam darah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pusparini pada tahun 2007,
penggunaan rumus Cockcroft-Gault untuk menghitung klirens kreatinin pada
penderita dengan fungsi ginjal yang rendah yaitu kurang dari 20 mL/menit dan
antara 20–40 mL/menit hasilnya mendekati nilai klirens kreatinin dengan
pengukuran, sedangkan pada penderita dengan fungsi ginjal > 40 mL/menit
penggunaan rumus Cockcroft dan Gault menunjukkan hasil klirens yang lebih
rendah dibandingkan klirens kreatinin hasil pengukuran menggunakan Inulin. Hal
ini menunjukkan klirens kreatinin dengan rumus Cockcroft-Gault lebih mendekati
hasil klirens kreatinin pada kondisi fungsi ginjal yang sudah sangat rendah. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti. Didapat seluruh
pasien gagal ginjal kronik yang dirawat di smf penyakit dalam berada pada stage 5
(GFR <15 ml/min/1,73 m2).
Dan sesuai juga dengan hasil penelitian Sennang et al.(2005) menunjukan
adanya perbedaan rerata nilai klirens kreatinin pada dewasa sehat yang diukur
dengan menggunakan formula Cockroft-Gault dan Urin 24 Jam (Sennang et al,
2005; Tam, 2000).
Namun hasil penelitian ini secara klinis tidak terdapat perbedaan yang
bermakna karena baik hasil perhitungan GFR menggunakan metode Cockroaf-
Gault maupun metode Clearance Creatinine urin 24 jam tedapat pada stage 5
(GFR <15 ml/min/1,73 m2) hanya terdapat 1 hasil pada stage 4 (GFR 15-29
ml/min/1,73 m2) dengan perhitungan menggunakan metode Clearance
Creatinine urin 24 jam dengan GFR sebesar 18,69 ml/menit. Selain itu pada
penentuan jumlah sampel dicantumkan xi-x2 sebesar 0,7 sedangkan ditemukan
pada penelitian sebesar 0,7943 sehingga dapat disimpulkan juga bahwa secara
klinis tidak terdapat perbedaan yang bermakna.
Sesuai saran yang diberikan oleh National Kidney Foundation Kidney
Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI) pada tahun 2000 yaitu,
pengukuran klirens kreatinin dapat dilakukan dengan menggunakan urin tampung
24 jam atau dapat juga berdasarkan perhitungan menggunakan formula Cockroft-
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013
ISSN 2337-3776
Gault dan Modification of Diet in Renal Disease.
IV. Simpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan yang bermakna antara Laju Filtrasi Glomerulus
yang dihitung menggunakan rumus Cockroaf-Gault dengan Laju Filtrasi
Glomerulus menggunakan urine 24 jam pada pasien gagal ginjal kronik
yang dirawat di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek
Bandar Lampung.
2. Hasil rata-rata Laju Filtrasi Glomerulus yang dihitung menggunakan
rumus Cockroaf-Gault lebih tinggi dibandingkan Laju Filtrasi
Glomerulus menggunakan urine 24 jam pada pasien gagal ginjal kronik
yang dirawat di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek
Bandar Lampung.
Saran
Untuk pihak Universitas Lampung :
1. Dapat dilakukan penelitian dengan pengambilan sampel serum dan urine
24 jam secara bersamaan agar dapat menghasilkan hasil penelitian yang
lebih akurat pada pasien gagal ginjal kronik.
2. Dapat dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan sampel pasien
gagal ginjal kronik yang dirawat jalan di poli penyakit dalam Rumah
Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung yang belum melakukan cuci
darah atau hemodialisa.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar penentuan jumlah sampel
lebih diperhatikan dan jumlah sampel yang lebih banyak agar lebih
memperkuat penelitian ini tentang Laju Filtrasi Glomerulus yang
dihitung menggunakan rumus Cockroaf-Gault dengan Laju Filtrasi
Glomerulus menggunakan urine 24 jam pada pasien gagal ginjal kronik
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013
ISSN 2337-3776
yang dirawat di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek
Bandar Lampung.
4. Diperlukan edukasi yang lebih mendalam kepada pasien dan keluarga
sebelum melakukan pengambilan sampel urin pada pasien gagal ginjal
kronik yang dirawat di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul
Moeloek agar peneliti mendapatkan sampel urine yang lebih akurat.
5. Diperlukan kerjasama yang baik antara peneliti dan staf ruangan rawat
inap penyakit dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek agar sampel yang
diambil dapat lebih akurat.
6. Diperlukan wadah penampung urin yang lebih baik khususnya pada
pasien wanita, agar urin yang tertampung volumenya sesuai dengan
yang sebenarnya dan lebih akurat.
Daftar Pustaka
E. Rimon, N. Kagansky, L. Cojojaru, J. Gindin, a. Schattner. Can creatinine clearance be accurately predicted by formulae in octogenarian in patients. Geriatric Department and Department Internal Medicine A. Kapla Fenty. “Laju Filtrasi Glomerulus Pada Lansia Berdasarkan Tes Klirens Kreatinin Dengan Formula Cockroft-Gault, Cockroft-Gault Standardisasi, Dan Modification Of Diet In Renal Disease”. 2011. Jurnal Penelitian No. 30. Hlm. 217-226.
Fenty & Mulyono H. “Peningkatan Kadar Kreatinin Serum Sebagai Indikator Disfungsi Renal pada Hipertensi”. 2008. Jurnal Penelitian No. 23. Hlm. 57-63.n. Qj Med 2004;97:281-287.
National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI) Guidelines. 2000. Estimation of GFR.www.kdoqi.org.
Pranawa. Pengendalian Tekanan Darah dan Perlindungan Organ Target : Hasil Uji Klinis. Dalam : Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Penyakit Dalam III. 2003. Banjarmasin
Prodjosudjadi W, Lydia A. Penatalaksanaan Anemia Pada Gagal Ginjal Kronik. Dalam : Simposium Current Diagnosis and Treatment. 2001. Hotel Borobudur, Jakarta
Rahardjo. Penyakit Gagal Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi III. Jakarta; BPFKUI 1996; 581-608
Rani, Azis A, Soegondo Sidartawan. Standar Pelayanan Medik. Edisi Khusus. 2005. PB PAPDI, Jakarta; 152-155
Raine, Anthony E. G, Ute Schwarz dan Eberhard Ritz. Hypertension and Cardiac Problems dalam Oxford Textbook of Clinical Nephrology (3-Volume Set) 2nd edition(e-book version). Editor : Alex M. Davison et al. Oxford University Press, Inggris. 1998; p 110
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013
ISSN 2337-3776
Rajavel, Sudha M.D, Rosanna Yuk-Kuen Kao, MD,PhD.Neprology and Urology : Chronic Renal Failure. Available athttp://www.v.org/adult/provider/familymedicine.com. Last updated Maret 21, 2004
Roesma, J. Peranan Gizi Pada Penanggulangan Konservatif Gagal Ginjal Kronis. 1992. Perhimpunan Nefrologi Indonesia, Jakarta
Suardjono, Aida Lydia. Gagal Ginjal Kronik. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 3. 1999. FKUI, Jakarta; 427-437
Supandiman, Iman. Anemia Pada Gagal Ginjal Kronik. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. 1998. Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sidabutar, RP Suharjan. Gagal Ginjal Kronis. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. 1998. Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sidabutar, RP. Hipertensi Esensial. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. 1998. Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sloan, Elizabeth. Diet in Renal Failure. Available athttp://[email protected] (online). Last updated Maret 19, 2003
Skorecki, Karl, Jacob Green dan Barry M. Brenner. Chronic Renal Failure dalam Harrison’s Principles of Internal Medicine 16th Edition(e-book version). Editor : Dennis L. Kasper et al. McGraw-Hill, USA. 2004; p 1703
Sennang, N., Sulina, Badji, A., Hardjoeno.. “Laju Filtrasi Glomerulus pada Orang Dewasa Berdasarkan Tes Klirens Kreatinin Menggunakan Persamaan Cockroft-Gault dan Modification of Diet in Renal Disease”. 2005. J.Med.Nus vol 24, No. 2. Hlm. 80-84.
Tam, T.C. Obtaining Creatinine Clearance in a Group of Out- Patient Elderly People. 2000. J.H.K.Geriatric Soc. 10. Pp.13-15.
Tidman M., Sjostrom P., & Jones, I. A Comparison of GFREstimating Formulae Based Upon s-Cystatin C and screatinine and a Combination of two. 2008. Nephrol Dial Transplant 23. Pp. 154-160.
Vemelli, Mauro M.D. Chronic Renal Failure. Available athttp://www.eMedicine.com (online). Last updated November 5, 2004
Watnick, Suzanne dan Gail Morrison. Kidney dalam Current Medical Diagnosis & Treatment, 45th Edition(e-book version). Editor : Tierney, Lawrence. McGraw-Hill, USA. 2006; p 907-14
Widmann, F.K. Tinjauan Klinik Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorim. 1995. Penerjemah Siti Boedina Kresno dkk. Edisi 9. cetakan III. EGC. Jakarta.
Wilson, M Lorraine. Gagal Ginjal Kronik. Dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 1995. EGC, Jakarta; 1813-1881
MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013