resume intan kusuma
DESCRIPTION
Resume Intan KusumaTRANSCRIPT
RESUME
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II
Dosen: Siti Santy Romauli, S.Kep, Suryagustina, S.Kep.NS, dan Zia Abdul
Aziz, S.Kep.NS
Disusun Oleh:
Intan Kusuma Fabriyani
2014.B.15.0373
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
2015
MATERI
KONSEP DASAR LUKA
Dosen: Siti Santy Romauli, S.Kep
A. Pengertian Luka
Suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang dapat
menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat menganggu aktifitas
sehari-hari.
Jenis-jenis luka berdasarkan sifat kejadian :
1. Luka disengaja.
2. Luka tidak disengaja terdiri dari:
- Luka tertutup = tidak terjadi robekan.
- Luka terbuka = terjadi robekan dan terlihat. Luka terbuka :
Luka Abrasio yaitu luka akibat gesekan Luka Puncture yaitu luka akibat tusukan Luka hautration yaitu luka akibat alat perawatan luka
Berdasarkan penyebab luka terdiri dari:
1. Luka Non mekanik, luka akibat zat kimia, radiasi atau sengatan listrik.
2. Luka Mekanik:
1) Vulnus Scissum, luka sayat akibat benda tajam. Pinggir luka tampak rapi.2) Vulnus Contusum, luka memar dikarenakan cedera pd jaringan bawah
kulit akibat benturan benda tumpul.3) Vulnus Laceratum, luka robekan akibat terkena mesin atau benda lainnya
yang menyebabkan robeknya jaringan rusak yang dalam4) Vulnus Punctum, luka tusuk yang kecil di bagian luar (bagian mulut luka)
akan tetapi besar di bagian dalam luka.5) Vulnus Seloferadum, luka tembak akibat tembakan peluru. Bagian tepi
luka tampak kehitam-hitaman.6) Vulnus Morcum, luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagian luka.7) Vulnus Abrasio, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak
sampai ke pembuluh darah.B. Proses Penyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka melalui 4 tahap yaitu:
1. Tahap respons inflamasi akut terhadap cedera, tahap saat terjadinya luka.
Terjadi proses hemostatis yang ditandai pelepasan histamin dan mediator lain
lebih dari sel-sel yang rusak disertai proses peradangan.
2. Tahap destruktif, tahap pembersihan jaringan yang mati.
3. Tahap Poliferatif, tahap ini pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringan ikat
dan menginfiltrasi luka.
4. Tahap maturasi, tahap terjadi reepitelisasi, konstraksi luka dan organisasi
jaringan ikat.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka yaitu:
1. Vaskularisasi = untuk pertumbuhan atau perbaikan sel.
2. Anemia = membutuhkan protein yang cukup.
3. Usia = kecepatan perbaikan sel berlangsung pertumbuhan atau kematangan
usia.
4. Penyakit lain seperti deabetes dan ginjal.
5. Nutrisi seperti vitamin:
1) Vitamin A berfungsi untuk proses epitelisasi atau penutupan luka.
2) Vitamin B Kompleks berfungsi untuk kofaktor pada sistem enzim yang
mengatur metabolisme protein, KH dan Lemak.
3) Vitamin C berfungsi untuk mencegah timbulnya infeksi dan membentuk
kapiler-kapiler darah.
4) Vitamin K berfungsi sebagai zat pembekuan darah.
6. Obesitas, obat-obatan, merokok dan stres.
Masalah yang terjadi pada luka yaitu:
1. Perdarahan.
2. Infeksi.
3. Dehiscene yaitu pecahnya luka sebagian atau seluruhnya yang dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor spt. Kegemukan, malnutrisi, trauma.
4. Eviceration yaitu menonjolnya organ tubuh bagian dalam ke arah luar melalui
luka.
C. Askep Pada Masalah Luka
1. Pengkajian Luka
Melihat penampilan luka(tanda penyembuhan luka) seperti adanya :1) Perdarahan
2) Proses inflamasi
3) Proses granulasi jaringan
4) Adanya parut(scar) atau bekas luka
Selain itu perlu dikaji drainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap dan
nyeri pada daerah luka.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan pada
daerah luka.
2) Nyeri akibat terputusnya kontinuitas jaringan.
3. Perencanaan Keperawatan
Tujuan : mencegah terjadinya infeksi dan mengurangi nyeri dan mempercepat
proses penyembuhan luka.
Rencana Tindakan :
1) Mencegah terjadinya infeksi dengan cara menjaga atau mempertahankan
agar luka tetap dalam keadaan bersih.
2) Mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan luka dengan
cara melakukan perawatan luka secara aseptik.
4. Pelaksanaan Kep
1) Cara merawat luka.
2) Cara menjahit luka.
3) Cara mengangkat atau mengaambil jahitan.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah luka secara umum dapat dinilai dari
sempurnanya proses penyembuhan luka, tidak ditemukan adanya tanda radang,
tidak ada perdarahan, luka dalam keadaan bersih dan tidak ada keloid atau
skiatrik.
MATERI
KONSEP PEMBERIAN OBAT
Dosen: Siti Santy Romauli, S.Kep
A. Pengertian Obat
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau
kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan,
meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
B. Tujuan Pemberian Obat
1. Untuk menghilangkan rasa nyeri yang dialami klien.
2. Sebagai pencegahan penyakit tertentu.
3. Meminimalkan efek samping.
4. Menyembuhkan penyakit yang diderita oleh pasien.
C. Prinsip Pemberian Obat 6 Benar
1. Benar nama pasien.
2. Benar nama obat.
3. Benar dosis obat.
4. Benar waktu pemberian.
5. Benar cara pemberian obat.
6. Benar pendokumentasian.
D. Peran Perawat
1. Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat.
2. Mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.
3. Perawat harus mengetahui tentang manfaat dan efek samping obat.
4. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan pasien dengan mendorong pasien untuk
lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan.
E. Dosis untuk anak
1. Rumus Young (untuk anak usia ≤ 8 tahun)
Usia ( tahun )Usia+12
2. Rumus Dilling (Untuk anak ≥ 8 tahun)
Usia ( tahun )20
Menurut ISO Indonesia :
- Bayi : 0-12 Bulan.
- Anak : 1-15,5 tahun.
- Dewasa : lebih dari 16 tahun.
3. Rumus Fried
Usia ( bulan )150
F. Rumus menghitung obat dengan syringe pump
G. Rumus Perhitungan Darah Untuk Transfusi
1. Rumus :
Keterangan :
- Hb normal = Hb yang diharapkan atau Hb normal
- Hb pasien = Hb pasien saat ini
- Jenis darah = darah yang dibutuhkan
- PRC dikalikan 3
- WB dikalikan 6
H. Cara Pemberian Obat
1. Melalui mulut (obat oral)
a. Ditelan.
b. Sub lingual.
Hb normal – Hb pasien = hasil
hasil x BB x jenis darah
c. Bukal.
2. Obat topikal
a. Melalui kulit.
b. Melalui hidung.
c. Melalui mata.
d. Melalui telinga.
e. Melalui vagina.
f. Melalui anus/rektum/rectal
3. Melalui obat parenteral
a. Intra Cutan (IC).
b. Sub Cutan (SC).
c. Intra Muskular (IM).
d. Intra Vena (IV).
MATERI
CAIRAN INFUS, KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT, DAN
RESUSITASI CAIRAN
Dosen: Suryagustina, S.Kep.NS
A. Infus
Infus adalah sediaan steril yang berupa larutan yang diberikan melalui
intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok.
Merupakan sediaan parenteral volum besar (Large Volume Parenteral =
LVP's) yang diberikan untuk menambah nutrisi, cairan tubuh atau elektrolit,
volume 250 ml atau lebih.
Infus tidak boleh mengandung zat bakteriostatik dan dikemas dalam wadah
besar dosis tunggal serta dapat juga ditambahkan antibiotik atau obat lainnya ke
dalam infus.
B. Penggolongan Sediaan Parenteral Volum Besar Berdasarkan
Komposisi Dan Kegunaannya
1. Infus elektrolit
Digunakan untuk mengatasi perbedaan atau penyimpangan jumlah normal
elektrolit dalam darah.
Ada 2 kondisi plasma darah yang menyimpang:1) Asidosis, yaitu kondisi plasma darah yg terlalu asam akibatnya adanya ion
Cl yg berlebihan.
2) Alkalosis, yaitu kondisi plasma darah yang terlalu basa sehingga jumlah
ion Na, K, dan Ca dalam jumlah berlebih.
Beberapa istilah:
1) Hipovolemia: kehilangan natrium.
2) Dehidrasi: kekurangan air.
3) Asidosis metabolik: kekurangan asam karbonat.
4) Hipokalemia: kekurangan kalium.
5) Asidosis: berkaitan dengan proses fisiologis yg menyebabkan penurunan
pH darah.
6) Asidemia: keadaan pH arteri < 7,35.
C. Distribusi Cairan Dalam Tubuh
1. Cairan Intraselular (CIS).
2. Cairan Ekstraselular (CES).
- Cairan interstitial (CIT).
- Cairan intravaskuler (CIV).
- Cairan transseluler (CTS).
D. Proses Perpindahan Cairan Dan Elektrolit
Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan air dan zat terlarut:
1. Membran
Setiap kompartemen cairan dipisahkan oleh membran permeabel selektif
yang memungkinkan gerakan air dan beberapa zat terlarut.
Meskipun molekul kecil seperti urea dan air bergerak dengan bebas
diantara semua kompartemen.
Substansi tertentu sedikit bergerak.
Permeabilitas membran yang selektif membantu untuk mempertahankan
komposisi unik dari setiap kompartemen sementara memungkinkan
gerakan nutrien dari plasma ke sel-sel dan gerakan produk sisa ke luar dari
sel dan akhirnya ke dalam plasma
Membran semipermiabel tubuh meliputi :
Membran sel : memisahkan Cairan intra sel dari cairan insterstitiil dan
terdiri dari lipid dan protein.
Membran kapiler : memisahkan cairan intra vaskuler dari cairan interstitiil.
Membran epitelial : memisahkan cairan interstitiil dan cairan intra
vaskuler dari cairan trans sel. Contoh dari membran epitelial meliputi
epitelium mukosa dari lambung dan usus, membran sinovial, dan tubulus
ginjal.
E. Macam-Macam Sifat Larutan
1. Isotonik adalah suatu larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma darah.
Pemberian larutan isonik melalui intravena akan mencegah perpindahan cairan
dan elektrolit dari kompartemen intrasel.
2. Hipotonik adalah suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih rendah
dari plasma, sehingga akan membuat air berpindah ke dalam sel.
3. Hipertonik adalah suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih lebih
besar dari plasma, sehingga akan membuat air keluar dari dalam sel.
1) Pengaturan Cairan Tubuh
Intake cairan, diatur melalui mekanisme rasa haus oleh pusat rasa haus
di hipotalamus akibat hemokonsentrasi dan penurunan volume darah.
2) Pengaturan Elekrolit
- Pengaturan Natrium (Na)
Ion natrium terlibat dalam mempertahankan keseimbangan air,
mentransmisi impuls saraf, dan kontraksi otot. Nilai laboratorium normal
untuk natrium serum adalah 135 sampai 145 mEq/L. Natrium diatur oleh
asupan garam, aldosteron, dan keluaran urin. Sumber utama natrium
adalah garam dapur, daging olahan, makanan ringan, dan makanan kaleng.
Individu yang memiliki fungsi renal yang normal, dapat
meningkatkan ekskresi natrium.
F. Gangguan Yang Berhubungan Dengan Cairan Infus
1. Hiponatremia
Penyebab :
- Pemberian deuritik yang lama.
- Hilangnya sekresi gastrointestinal yang abnormal (diare, muntah) tanpa
cairan pengganti.
- Minum yang berlebihan.
- Pemberian cairan bebas natrium dalam jumlah yang berlebihan secara
parenteral.
- Penyakit ginjal.
- Insufisiensi adrenal.
- Pengeluaran keringat meningkat.
- Asidosis metabolik.
- Gangguan pompa natrium-kalium disertai penurunan kalium sel dan
natrium serum.
Tanda dan gejala :
- Kejang perut, mual, diare, muntah.
- Hipotensi postural.
- Cemas, takut, bingung.
- Kasus berat ; nadi cepat dan lemah, tekanan darah turun, kulit dingin
dan lembab, konvulsi, koma.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar natrium <135
meq/L, osmolalitas serum <280 mOsm/kg dan Bj urine <1,010.
2. Hipernatremia
Penyebab :
- Diare.
- Nafas cepat.
- Penurunan masukan cairan karena koma lama.
- Pemberian cairan intravena yang berlebihan yang mengandung kadar
natrium tinggi.
- Dialisa peritoneal yang menggunakan cairan glukosa hipertonik.
- Sekresi aldosteron yang berlebihan.
3. Hipokalemia
Penyebab :
- Kehilangan cairan gastro intestinal (diare, muntah).
- Pemberian deuritik.
- Penggunaan cairan intravena yang tidak mengandung kalium secara
berlebihan.
- Penggunaan steroid berlebihan.
- Alkalosis metabolik.
- Sindarom cushing atau tumor yang dapat memproduksi hormon adrenal
- Poliuria.
- Pengeluaran keringat berlebihan.
Pengaturan Kalsium
- Tubuh membutuhkan kalsium untuk integritas dan struktur membran sel,
konduksi jantung yang adekuat, koagulasi (pembekuan) darah,
pertumbuhan dan pembentukan tulang, dan relaksasi otot.
- Tubuh orang dewasa mengandung 1200 gram kalsium.
Pengaturan Magnesium
- Magnesium merupakan kation terpenting kedua dalam cairan intrasel
dan sangat penting untuk aktifitas enzim, neurokimia, dan eksitabilitas
otot.
- Nilai normal laboratorium magnesium serum adalah 1,5 sampai 2,5
mEq/L.
Pengaturan Klorida
- Klorida terdapat di dalam cairan ekstrasel dan intrasel.
- Keseimbangan klorida dipertahankan melalui asupan makanan dan
ekskresi serta reabsorbsi renal.
Pengaturan Fosfat
1) Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrsel dan ekstrasel.
2) Fosfat dan kalsium membantu mengembangkan dan memelihara tulang
dan gigi.
3) Nilai laboratorium normal fosfat serum adalah 2,5 sampai 4,5 mg/100
ml.
Pengaturan Bikarbonat
1) Bikarbonat adalah buffer dasar kimia yang utama di dalam tubuh. Ion
bikarbonat terdapat dalam cairan ekstrasel dan intrasel.
2) Nilai laboratorium normal bikarbonat arteri adalah 22 sampai 26 mEq/L.
di dalam darah vena, bikarbonat diukur melalui kandungan karbon
dioksida dan nilai bikarbonat normal untuk orang dewasa adalah 24
sampai 30 mEq/L.
G. Resusitasi Cairan
Resusitasi cairan adalah pemberian cairan intravena secara adekuat dalam
waktu relatif cepat atau segera pada penderita gawat akibat kekurangan cairan.
H. Distribusi Cairan Tubuh
Air merupakan 60 % dari berat tubuh, dipisahkan oleh membran sel menjadi
cairan intraseluler yang berjumlah 40 % dan cairan ekstraseluler yang berjumlah
20 % dari berat tubuh.
Cairan ekstraseluler terdiri atas cairan intertstisial (antar sel) sebesar 15%
dan plasma darah 5%.
Fungsi cairan tubuh yaitu:
Cairan intraseluler terlibat dalam proses-proses metabolik yang mengubah
nutrien menjadi energi.
Sementara cairan ekstraseluler mempertahankan sistem sirkulasi,mengangkut
nutrien kedalam sel, dan membuang zat sisa.
Reaksi metabolisme.
Nutrient.
Integritas sirkulasi.
Osmolaritas tubuh
Termoregulasi
Ada tiga macam cairan yang perlu diberikan pada penderita mengalami
kekurangan cairan mendadak yaitu :
1. Kristaloid : Nacl 0,9 % , Ringer laktat, Ringer asetat.
2. Koloid : Gelafusin, Gelafundin, HAES, Expafusin, Hemacel, Dextrans 40,
Albumin.
3. Whole blood.
I. Larutan Isotonik, Hipotonik, Dan Hipertonik
1. Larutan isotonik, cairan infus dengan tekanan osmolaritas sama seperti cairan
tubuh normal. Contoh : Normal Salin (Nacl 0,9%), Ringer Laktat (RL), Ringer
Asetat (Asering).
2. Larutan hipotonik, cairan infus dengan tekanan osmolaritas lebih rendah dari
cairan tubuh. Contoh : Dextrose 5 %, ½ N (0,45% Nacl).
3. Larutan hipertonik, cairan infus dengan tekanan osmolaritas lebih tinggi dari
plasma darah. Contoh : D5 N/S, Nacl 3%.
MATERI
KEBUTUHAN NUTRISI
Dosen: Zia Abdul Aziz, S.Kep.NS
A. Saluran Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari:
1. Mulut
2. Faring dan esofagus
3. Lambung
4. Usus halus
5. Usus besar
1. Mulut
Terdiri dari luar (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi dan
bagian dalam yang terdiri atas rongga, proses mekanis seperti mengunyah dan
terdapat kelenjar saliva untuk melicinkan bolus sehingga makanan mudah ditelan.
2. Faring dan Esofagus
Terletak dibelakang hidung, mulut dan laring. Esofagus panjangnya 20-25
cm yang terletak dibelakang trakea dan di depan tulang punggung kemudian
masuk melalui torak menembus diafragma dan menyambung dengan lambung.
Kedua ujung osefagus dilindungi oleh dua sfingter proses penghantaran makanan
dilakukan dengan kerja peristaltik.
3. Lambung
Berhubungan langsung dengan osofagus melalui orifisium atau kardia dan
dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Letaknya dibawah diafragma dan
didepan pankreas. Adapun fungsi motoris seperti menampung makanan,
memecah makanan, menjadi partikel kecil dan mencampurnya dengan asam
lambung. Serta fungsi sekresi seperti mensekresi pepsin dan HCl yang akan
memecah protein menjadi pepton.
4. Usus Halus
Terdiri atas duodenum dengan panjang 25 cm, jejunum dengan panjang 2 m,
ileum dengan panjang 1 m.
5. Kolon
Panjangnya 1,5 m terdiri atas yaitu asenden, tranfersum, desenden, sigmoid,
dan berakhir di rektum. Fungsi mengabsorbsi air (90%), elektrolit, vitamin dan
sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air mencapai 5000cc/hari. Flora yang berada
dalam usus besar berfungsi untuk mensintesis vitamin K dan B serta
memunginkan pembusukan sisa makanan.
Organ asesoris:
1. Hati
2. Kantong empedu
3. Pankreas
1. Hati
Letak hati dibagian teratas rongga abdomen disebelah kanan dibawah
diafragma. Berat hati 1500 gr. Fungsi utama adalah menghasilkan cairan empedu,
memfagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, membuat sel darah merah dan
menyimpan glikogen.
2. Kantung Empedu
Letaknya berada dibawah kanan hati, panjangnya 8-12 cm. Fungsi kantung
empedua adalah tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan
empedu, mengekskresi zat yang tidak digunakan oleh tubuh. Cairan empedu
mengandung air, garam empedu, lemak, colesterol, pigmen fosfolipid dan sedikit
protein.
3. Pankreas
Fungsi utama adalah eksokrin, yaitu membentuk getah pankreas berisi
enzim dan elektrolit, endokrin.
B. Nutrisi
Fungsi utama nutrisi adalah eksokrin, yaitu membentuk getah pankreas
berisi enzim & elektrolit, endokrin. Nutrisi adalan ilmu yang mempelajari zat
makanan (nutrient) serta kerjanya, interaksi dan keseimbangannya dalam
hubungan dengan kesehatan dan penyakit melalui proses ingesti, absorpsi,
transportasi, pemakaian dan ekskresi dari makanan.
Jadi nutrisi adalah Substandi organik yang dibutuhkan organisme untuk
fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan sampai dengan pemeliharaan
kesehatan.
1. Nutrisi sebagai kebutuhan dasar manusia
1) Zat makanan/ nutrien yang di dapat dari pemasukan mkanan → materi-
materi yang dibutuhkan oleh tubuh.
2) Nutrien begitu penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan,
pemeliharaan serta fungsi normal dari sel tubuh.
3) Nutrien akan digunakan untuk memproduksi energi berupa ATP
(Adenosin triphospat) untuk seluruh aktivitas tubuh yaitu pergerakan otot,
tranmisi saraf impuls, proses berpikir, produksi panas.
4) Nutrien dibutuhkan untuk membuat zat-zat penting seperti hormon dan
enzim.
2. Fisiologi nutrisi
1) Ingesti yaitu proses masuknya mkanan kedalam tubuh. Koordinasi otot
lengan dan tangan membawa makanan ke dalam mulut, proses, proses
menelan sampai akhir dari ingesti di tujukan ke esofagus masuk lambung.
2) Digesti yaitu rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang
dibawa ke dlm tubuh, penyederhanaan zat makanan sehingga mudah di
absorpsi oleh saluran intestinal meliputi mulut, faring, esofagus, lambung,
usus halus dan usus besar.
3) Absorpsi yaitu ada proses yang telah dibentuk paling sederhana oleh usus,
nutrien yang diserap yaitu glukosa karbohidrat, asam amino, asam lemak
dan gliserol, vitamin mineral dan air, setelah diserap oleh usus dilanjutkan
ke saluran darah dan getah bening sampai masuk ke hati melewati vena
aorta.
4) Metabolisme yaitu bagian akhir dalam penggunaan makanan di tubuh.
Proses ini meliputi semua proses kimia yang dialami zat makanan ejak
diserap oleh usus sampai hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah.
5) Eksreksi yaitu eksresi atau eliminasi sampai pekerjaan tubuh untuk
membuang zat sisa dari metabolisme yang tidak terpakai lagi untuk
keperluan tubuh (defekasi, miksi, diaporesis, ekspirasi).
Makanan → mulut (enzim ptialin diair ludah → amilum → maltose →
lambung → usus 12 jari → amilum yang belum diubah menjadi maltose akan
diubah seluruhnya menjadi maltose oleh amilase pankreas → usus halus
mengeluarkan enzim maltase → mengubah maltose menjadi 2 molekul glukosa
dan sukrose menjadi fruktose & glukosa sedangkan enzim laktase mengubah
laktose menjadi glukosa dan galaktosa.
Mineral tidak membutuhkan pencernaan → mudah memprosesnya →
diserap secara difusi pasif atau transport aktif diusus halus.
Vitamin, terdiri dari vitamin larut lemak dan larut air. Vitamin larut lemak
diserap oleh sistem transport aktif. Sedangkan vitamin larut air → transportaktif.
Air, tubuh manusia terdiri atas50-70% air. Bayi memiliki proporsi air lebih
banyak dibanding orang dewasa, semakin tua maka proporsi air dalam tubuh nya
semakin berkurang. Pada orang dewasa asupan cairan berasal dari minuman1200-
1500cc/hari (1900cc sebagai batas optimum), makanan sekitar 500-900cc perhari,
dan hasil akhir proses oksidasi.
C. Keseimbangan Energi
Energi → kapasitas untuk melakukan sebuah aktivitas yang dapat di ukur
melalui pembentukan panas. Keseimbangan energi dari kebutuhan kalori dasar
atau basal dan tingkat aktifitas. Rumus kebutuhan kalori basal:
(Berat Badan Ideal x 10 : KKB).
D. Metabolisme Basal
Merupakan energi yg dbutuhkan seseorang, dalam keadaan istirahat dan
nilainya disebut dengan basal metabolisme rate (BMR). Nilainya beda-beda
karena di pengaruhi oleh faktor usia, kehamilan, malnutrisi, komposisi tubuh, JK,
hormon dan suhu tubuh.
E. Macam Diet
- Makanan biasa, tujuan diet makanan biasa memberikan makanan sesuai
kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan
tubuh.
- Makanan lunak, tujuan diet makanan lunak adalah memberikan
makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan sesuai kebutuhan gizi
dan keadaan penyakit.
- Makanan saring, tujuan diet makanan saring adalah memberikan
makanan dalam bentuk semipadat sejumlah yang mendekati
kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai
proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat.
- Makanan cair, tujuan diet makanan cair jernih adalah untuk memberikan
makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan cairan tubuh
yang mudah diserap dan hanya sedikit meninggalkan sisa (residu) dan
mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus.
- Diet energi tinggi protein tinggi, tujuan diet energi tinggi protein tinggi
adalah untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat
untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh, menambah
berat badan hingga mencapai berat badan normal.
- Diet garam rendah, tujuan diet garam rendah adalah membantu
menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
- Diet serat tinggi, tujuan diet serat tinggi adalah untuk memberi makanan
sesuai kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga dapat merangsang
peristaltik usus agar defekasi berjalan normal.
F. Gangguan Atau Masalah Yang Berhubungan Dengan Nutrisi
1. Obesitas peningkatan berat badan lebih dari 20% batas normal berat badan.
2. Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhab nutrisi terdiri dari:
1. Pengetahuan.
2. Ekonomi.
3. Prasangka.
4. Kesukaan.
5. Kebiasaan.
G. Tindakan Untuk Mengatasi Masalah Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1. Menghidangkan makanan dan minuman kepada pasien yang dapat
makan sendiri.
2. Memberikan makanan dan minman kepada pasien yg tdk dapat makan
dan minum sendiri.
3. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga lambung.