jurnal hepatitis alkoholik

5
Penggunaan Glukokortikoid ditambah N- Acetylcysteine pada Hepatitis Alkoholic Berat Latar belakang Angka kematian di antara pasien dengan hepatitis alkoholik akut tinggi, bahkan di antara mereka diobati dengan glukokortikoid. Jurnal ini membahas tentang penelitian yang menyelidiki apakah terapi kombinasi dengan glukokortikoid ditambah N-acetylcysteine akan meningkatkan kelangsungan hidup. Dasar teori penelitian ini adalah dengan melihat jangka panjang akibat konsumsi alkohol adalah memperburuk endotoksemia, merangsang sel-sel Kupffer, hepatosit menjadi jauh lebih sensitif terhadap TNF-α ketika cadangan antioksidan turun. Kombinasi terapi antioksidan dan glukokortikoid akan memiliki manfaat yang bekerja pada proses inflamasi dan membentuk kembali cadangan selular glutathione. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengevaluasi kemanjuran glukokortikoid ditambah N- acetylcysteine, dibandingkan dengan glukokortikoid saja, pada penatalaksanaan hepatitis alkoholik akut. Metode 1

Upload: maulana-akbar-lubis

Post on 23-Nov-2015

57 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Penggunaan Glukokortikoid ditambah N-Acetylcysteine pada Hepatitis Alkoholic Berat

Latar belakangAngka kematian di antara pasien dengan hepatitis alkoholik akut tinggi, bahkan di antara mereka diobati dengan glukokortikoid. Jurnal ini membahas tentang penelitian yang menyelidiki apakah terapi kombinasi dengan glukokortikoid ditambah N-acetylcysteine akan meningkatkan kelangsungan hidup.Dasar teori penelitian ini adalah dengan melihat jangka panjang akibat konsumsi alkohol adalah memperburuk endotoksemia, merangsang sel-sel Kupffer, hepatosit menjadi jauh lebih sensitif terhadap TNF- ketika cadangan antioksidan turun. Kombinasi terapi antioksidan dan glukokortikoid akan memiliki manfaat yang bekerja pada proses inflamasi dan membentuk kembali cadangan selular glutathione.

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengevaluasi kemanjuran glukokortikoid ditambah N-acetylcysteine, dibandingkan dengan glukokortikoid saja, pada penatalaksanaan hepatitis alkoholik akut.

Metode Penelitian ini menggunakan metode multicenter, randomised, controlled trial. Peneliti membagi peserta penelitian secara acak yang terdiri dari 174 pasien untuk menerima prednisolon ditambah N-acetylcysteine (85 pasien) atau hanya prednisolone (89 pasien). Peserta yang mengikuti penelitian ini adalah pasien rawat inap hepatitis alkoholik akut di 11 RS di Prancis. Pasien harus berusia 18 tahun atau lebih, memliki riwayat asupan alkohol rata-rata lebih dari 50 gr/hr selama 3 bulan sebelum pendaftaran, dan telah didiagnosis hepatitis alkoholik.Pada evaluasi awal dilakukan USG hati, dan endoskopi esophagus. Pemeriksaan klinis termasuk HR, TD, suhu, ascites, perdarahan gastrointestinal, dan ikterik. Penggunaan alkohol dievaluasi dengan (audit) alcohol use disorders identification test dan cage questionnaire. Skor audit, yang berkisar dari 0 sampai 40, ditentukan oleh 10 pertanyaan standar tentang penggunaan minuman beralkohol selama setahun terakhir; skor lebih dari 8 menunjukkan penggunaan alkohol berbahaya. CAGE skor berkisar dari 0 sampai 4, skor 2 sampai 4 menunjukkan penyalahgunaan alkohol.Sedangkan kriteria ekslusi pasien ini adalah sindrom hepatorenal, karsinoma hepatoseluler, infeksi bakteri yang tidak terkendali atau perdarahan gastrointestinal dalam 4 hari sebelumnya, infeksi hepatitis C (HCV), virus hepatitis B (HBV), human immunodeficiency virus (HIV), hepatitis auto imun , hemochromatosis, penyakit Wilson, kanker, alergi N-asetilsistein, dan penyakit jantung, pernapasan, atau neurologis yang serius.Pada semua pasien mendapatkan prednisolone selama 4 minggu. Kemudian pada kelompok A yang berjumlah 85 orang diberikan N asetilsistein iv pada hari-1 (dosis 50, 100 dan 150 mg/kg bb dalam 250, 500, dan 1000 ml larutan glukosa 5% masing-masing selama 30 menit, 4 jam dan 16 jam. dan pada hari 2 sampai hari ke 5 (100 mg/ kg/hari dalam 1000 ml larutan glukosa 5%). Sedangkan pada kelompok B yang beranggotakan 89 orang diberikan 1000 ml larutan glukosa 5% per hari dalam infus pada hari 1 sampai 5.Pasien dipantau setiap minggu selama bulan pertama, kemudian setiap bulan dipantau sampai 6 bulan. Setiap kunjungan termasuk pemeriksaan skrining, gejala klinis bila terdapat komplikasi.(perdarahan gastrointestinal, sindrom hepatorenal, hepatic encephalopathy, peritonitis bakteri spontan, dan infeksi lain), evaluasi kepatuhan terhadap pengobatan dan pantangan konsumsi alkohol, tes laboratorium (waktu protrombin, tingkat bilirubin, albumin, aspartat aminotransferase, -glutamyltransferase, fosfatase alkali, dan kreatinin, dan sel darah putih dan polimorfonuklear).Semua pasien dipantau selama 6 bulan atau sampai meninggal. Status (hidup atau mati) dari pasien yang hilang ditindaklanjuti dengan menelepon anggota keluarga atau dengan menghubungi registrasi kematian di tempat kelahiran pasien.

HasilPada 6 bulan pertama kematian karena sindrom hepatorenal jarang pada kelompok-N-asetilsistein prednisolon dibandingkan kelompok prednisolon (9% vs 22%, P = 0,02).Infeksi lebih jarang pada kelompok-N-asetilsistein prednisolon dibandingkan kelompok prednisolon-saja (P = 0,001). Efek samping lainnya adalah serupa pada kedua kelompok.

PembahasanPada penelitian ini didapatkan pasien dengan hepatitis alkoholik akut, yang kombinasi N-acetylcysteine dan prednisolon tidak secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup 6 bulan, dibandingkan dengan prednisolon saja. Pada penelitian lain yang melakukan uji coba secara acak, kombinasi antioksidan yang termasuk N-acetylcysteine secara signifikan lebih buruk dari prednisolon sehubungan dengan meningkatkan kelangsungan hidup. Demikian pula, dalam sebuah penelitian dengan desain yang kompleks, dan menggunakan antioksidan selain N-acetylcysteine (dengan atau tanpa glukokortikoid). Meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan kelangsungan hidup pada 6 bulan antara kelompok penelitian kami, ada manfaat jangka pendek kelangsungan hidup pada 1 bulan dengan prednisolon-N-acetylcysteine dibandingkan dengan prednisolon saja. Kami menggunakan N-acetylcysteine karena memiliki sifat antioksidan yang menurunkan tingkat radikal bebas, meningkatkan tingkat glutathione, dan merepresi ekspresi nuclear factor dan TNF. Kami mengamati tingkat kematian lebih rendah di prednisolon- N-acetylcysteine kelompok daripada di-prednisolon kelompok saja, tetapi perbedaannya tidak signifikan. Temuan ini mungkin terkait bahwa 5 hari N-acetylcysteine tidak cukup. Sebuah periode yang lebih lama intravena N-acetylcysteine dikombinasikan dengan prednisolon mungkin bisa dipertimbangkan, dan dilanjutkan administrasi N-acetylcysteine oral sampai 1 bulan.

Kesimpulan Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan kelangsungan hidup pada 6 bulan antara kelompok penelitian, namun ada manfaat jangka pendek kelangsungan hidup pada 1 bulan dengan prednisolon-N-acetylcysteine dibandingkan dengan prednisolon saja.4