jbptitbpp gdl yoyoksukar 31550 5 2008ts 4

21
75 BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1. Rencana Implementasi Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang alur bisnis PLTM Girimukti, maka di susun skema bisnis usaha PLTM Girimukti seperti terlihat pada gambar 3.1. di bawah ini. Dari diagram tersebut dapat di jelaskan bahwa sebagian dana pembangunan dalam bentuk debt akan di ajukan ke lender atau kreditor (private investor atau lembaga keuangan ataupun bank) dan sekaligus bekerjasama dengan lembaga penjaminan (bank/financial institution for security), sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dana tersebut (debt) di gabung dengan dana sendiri (equity), dimana komposisi debt to equity telah di tetapkan dari hasil analisis dengan perbandingan 70% : 30%, yang di perguna- kan untuk biaya konstruksi, biaya administrasi termasuk biaya perijinan serta pembebasan lahan. Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang terdiri dari kelompok pekerjaan Civil Works (termasuk pekerjaan Metal) dan kelompok pekerjaan Mechanical & Electrical (terma- suk pekerjaan jaringan transmisi) akan ditunjuk vendor atau pelaksana yang berpengalaman dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas dengan menggunakan sistim EPC (Engineering, Procurement and Construction). Pola kerja sistim EPC ini dilakukan dengan pemikiran bahwa pelaksana pekerjaan bertang- gungjawab sepenuhnya terhadap kualitas hasil dan target sasaran pekerjaan yakni terjamin- nya kapasitas output daya listrik sesuai yang dengan perencanaan semula serta sesuai spesifi- kasi pekerjaan yang di syaratkan. Untuk mendapatkan jaminan terhadap kualitas pekerjaan seperti yang telah di rencanakan, maka akan di tunjuk konsultan pengawasan yang memiliki tugas untuk aspek pelaksanaan manajemen konstruksi, monitoring kegiatan aspek lingkungan, kajian aspek teknis termasuk review design (bila diperlukan) dan supervisi pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Setelah selesainya pekerjaan konstruksi baik Civil Works maupun Mechanical & Electrical Works, maka tahapan selanjutnya adalah di lakukannya pekerjaan Commissioning, dengan tujuan untuk melakukan verifikasi seluruh pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan sekaligus melakukan trial test terhadap output daya listrik setelah pelaksanaan pekerjaan.

Upload: bronoz-grypen

Post on 17-Sep-2015

230 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

gi

TRANSCRIPT

  • 75

    BAB IV

    RENCANA IMPLEMENTASI

    4.1. Rencana Implementasi

    Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang alur bisnis PLTM Girimukti, maka di

    susun skema bisnis usaha PLTM Girimukti seperti terlihat pada gambar 3.1. di bawah ini.

    Dari diagram tersebut dapat di jelaskan bahwa sebagian dana pembangunan dalam bentuk

    debt akan di ajukan ke lender atau kreditor (private investor atau lembaga keuangan ataupun

    bank) dan sekaligus bekerjasama dengan lembaga penjaminan (bank/financial institution for

    security), sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Dana tersebut (debt) di gabung dengan dana sendiri (equity), dimana komposisi debt to

    equity telah di tetapkan dari hasil analisis dengan perbandingan 70% : 30%, yang di perguna-

    kan untuk biaya konstruksi, biaya administrasi termasuk biaya perijinan serta pembebasan

    lahan. Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang terdiri dari kelompok pekerjaan Civil

    Works (termasuk pekerjaan Metal) dan kelompok pekerjaan Mechanical & Electrical (terma-

    suk pekerjaan jaringan transmisi) akan ditunjuk vendor atau pelaksana yang berpengalaman

    dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas dengan menggunakan sistim EPC (Engineering,

    Procurement and Construction).

    Pola kerja sistim EPC ini dilakukan dengan pemikiran bahwa pelaksana pekerjaan bertang-

    gungjawab sepenuhnya terhadap kualitas hasil dan target sasaran pekerjaan yakni terjamin-

    nya kapasitas output daya listrik sesuai yang dengan perencanaan semula serta sesuai spesifi-

    kasi pekerjaan yang di syaratkan. Untuk mendapatkan jaminan terhadap kualitas pekerjaan

    seperti yang telah di rencanakan, maka akan di tunjuk konsultan pengawasan yang memiliki

    tugas untuk aspek pelaksanaan manajemen konstruksi, monitoring kegiatan aspek lingkungan,

    kajian aspek teknis termasuk review design (bila diperlukan) dan supervisi pelaksanaan

    pekerjaan konstruksi.

    Setelah selesainya pekerjaan konstruksi baik Civil Works maupun Mechanical & Electrical

    Works, maka tahapan selanjutnya adalah di lakukannya pekerjaan Commissioning, dengan

    tujuan untuk melakukan verifikasi seluruh pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan

    sekaligus melakukan trial test terhadap output daya listrik setelah pelaksanaan pekerjaan.

  • 76

    Gambar 4.1. : Skema bisnis PLTM Girimukti

    E P C

    CONSULTANTCONSULTANT

    LEADER /

    CREDITOR

    Bank/Financial

    Institution for Security

    Bank/Financial

    Institution for Security

    PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)

    ENGINEERINGENGINEERING

    MANAGEMENTMANAGEMENT

    L E G A LL E G A L

    ENVIRONMENT & SECURITY

    DEVELOPMENT

    ENVIRONMENT & SECURITY

    DEVELOPMENT

    SUPERVISIONSUPERVISION

    CONTRACTOR & SUPPLIERCONTRACTOR & SUPPLIER

    MECHANICAL/ELECTRICALMECHANICAL/ELECTRICAL

    CIVIL & METAL WORKCIVIL & METAL WORK

    COMERCIAL

    OPERATION

    COMERCIAL

    OPERATIONPOWER PLANT

    OPERATOR BODY

    POWER PLANT

    OPERATOR BODYPROPERTY

    INSURANCE

    PROPERTY

    INSURANCE

    PROPERTYINSURANCE

    PROPERTYINSURANCE

    COMMISSIONINGCOMMISSIONING

    AgreementPT. GIRIMUKTI eNERGIPT. GIRIMUKTIeNERGIPower Purchasing

    E P C

    CONSULTANTCONSULTANT

    LEADER /

    CREDITOR

    Bank/Financial

    Institution for Security

    Bank/Financial

    Institution for Security

    PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)

    ENGINEERINGENGINEERING

    MANAGEMENTMANAGEMENT

    L E G A LL E G A L

    ENVIRONMENT & SECURITY

    DEVELOPMENT

    ENVIRONMENT & SECURITY

    DEVELOPMENT

    SUPERVISIONSUPERVISION

    CONTRACTOR & SUPPLIERCONTRACTOR & SUPPLIER

    MECHANICAL/ELECTRICALMECHANICAL/ELECTRICAL

    CIVIL & METAL WORKCIVIL & METAL WORK

    COMERCIAL

    OPERATION

    COMERCIAL

    OPERATIONPOWER PLANT

    OPERATOR BODY

    POWER PLANT

    OPERATOR BODYPROPERTY

    INSURANCE

    PROPERTY

    INSURANCE

    PROPERTYINSURANCE

    PROPERTYINSURANCE

    COMMISSIONINGCOMMISSIONING

    AgreementPT. GIRIMUKTI eNERGIPT. GIRIMUKTIeNERGIPower Purchasing

    Pekerjaan commissioning dilakukan antara pemilik proyek (PT Girimukti Energi) dengan pi-

    hak kontraktor EPC, yang disaksikan oleh PLN selaku pembeli energi listrik. Untuk pekerja-

    an Commissioning akan ditunjuk lembaga yang memiliki kompetensi untuk melakukan

    validasi keandalan pembangkit, terutama pembangkit yang baru di bangun. Lembaga ini juga

    akan mengeluarkan sertifikat laik operasi bila hasil pemeriksaannya memenuhi kriteria-

    kriterianya aspek ketenagalistrikan yang umum berlaku di Indonesia.

    Setelah Comissioning dan trial test dinyatakan selesai, maka langkah selanjutnya adalah

    tahap operasi (commercial operation) yakni pengoperasian pembangkit serta melakukan

    penjualan listrik ke PLN sebagai pembeli listrik sesuai dengan ketentuan dalam PPA,

    termasuk jumlah daya listrik yang di perjual-belikan serta ketentuan harga seperti yang telah

    di sepakati pada awal penyusunan bisnis pembangkitan ini. Sistim pembayaran (invoice)

    yang dilakukan oleh PLN biasanya dilakukan dalam bulanan. Hasil penjualan energi listrik di

    gunakan untuk biaya operasi dan pemeliharaan termasuk asuransi dan gaji tenaga operasional

    serta untuk membayar kewajiban hutang pokok berikut bunganya (interest) sesuai perjanjian

    yang telah disepakati sebelumnya.

    Dari hasil analisis solusi bisnis dan penilaian aspek kelayakan bisnis pembangunan PLTM

    seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka skenario pembangunan yang memberikan

    return maksimal adalah dengan membangun PLTM Girimukti-1 dan Girimukti-2 sekaligus

  • 77

    karena akan didapatkan efisiensi-efisiensi dalam pelaksanaan pembangunan, mekanisme

    penjualan energi listrik secara maksimal, serta akan mendapatkan additional revenue berupa

    penjualan carbon credit kepada pembeli CER.

    Langkah selanjutnya dari analisa bisnis PLTM ini adalah menyusun implementasi setiap

    aspek pekerjaan guna mendukung keberhasilan proyek, baik dari sisi perencanaan, proses

    perijinan, pembebasan lahan, pembangunan pembangkit, fabrikasi pekerjaan konstruksi, trial

    test and commisioning, maupun pada saat pelaksanaan operasional pembangkit dan proses

    penerimaan invoice dari hasil penjualan listrik. Secara garis besar rencana implementasi

    dapat di kelompokkan dalam tiga tahap utama, yakni :

    1. Tahap Pra Konstruksi

    2. Tahap Konstruksi

    3. Tahap Operasional dan pemeliharaan

    Antara tahap satu dengan tahap lainnya dilakukan secara berurutan, dan untuk mendapatkan

    gambaran masing-masing tahap, dapat dijelaskan sebagai berikut.

    4.1.1. Tahap Pra Konstruksi

    Tahap para-konstruksi merupakan tahap paling awal dalam kegiatan proyek, dan kegiatan

    yang dilakukan mencakup studi kelayakan (teknis, finansial dan studi AMDAL), proses

    perijinan, penyusunan detailed engineering design, serta menyusun scheme bisnis secara

    keseluruhan.

    1. Studi kelayakan

    Kegiatan studi kelayakan teknis dilakukan untuk memastikan bahwa proyek dapat dilaksana-

    kan secara teknis, yakni dengan melakukan kajian keandalan debit (Q), tinggi jatuh air (head)

    dan aspek kondisi geologi rencana lokasi proyek. Sedang kelayakan dari aspek finansial

    merupakan tinjauan terhadap tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan, yakni

    dengan menggunakan tinjauan terhadap instrumen-instrumen keuangan yang umum berlaku,

    diantaranya Pay Back Period NPV, IRR, PBP, PI, dan ROI. Sementara kelayakan aspek

    lingkungan dilakukan dengan mengikuti ketentuan tentang Amdal yang ditetapkan oleh

    pemerintah34), yakni untuk pembangkit listrik dengan daya di bawah 100 MW (PLTM Giri-

    34) Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, tentang Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

  • 78

    mukti memiliki kapasitas total 11,4 MW) tidak diperlukan dokumen AMDAL35), dan hanya

    diperlukan penyusunan dokumen UKL&UPL, yang persetujuannya dilakukan oleh BPLHD

    (Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah) mewakili Bupati. Kajian UKL&UPL36) ber-

    tujuan agar aspek sosial-ekonomi masyarakat dan lingkungan dapat di integrasikan di

    dalam implementasi proyek, sehingga pembangunan proyek tidak menimbulkan ke-

    rugian bagi masyarakat sekitar serta kehidupan sosial-ekonomi dan lingkungan dapat

    berjalan seperti sebelum adanya proyek.

    2. Proses Perijinan

    Pembentukan suatu perusahaan yang berbadan hukum seperti halnya PT Girimukti Energi

    harus mengikuti ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, tentang

    prosedur pendirian perusahaan, permodalan & saham, rencana kerja dan laporan tahunan

    korporasi, penyelenggaraan RUPS, dan lain-lain. Perijinan yang diperlukan untuk pendirian

    perusahaan tersebut diantaranya:

    Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan

    Perdagangan

    Tanda Daftar Perseroan yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan

    Surat Keterangan Domisili Perusahaan

    Surat Ijin Gangguan yang dikeluarkan oleh Kantor Penanaman Modal Daerah

    Kartu Registrasi Perusahaan yang dikeluarkan Kantor Penanaman Modal Daerah

    Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

    Sedangkan perijinan yang di perlukan terkait dengan pembangunan PLTM, di tingkat daerah

    diantaranya :

    Surat dukungan pembangunan PLTM dari Gubernur

    Surat persetujuan Bupati tentang pembangunan pembangkit listrik terbarukan skala

    menengah

    Surat ijin dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) tentang perun-

    tukan penggunaan tanah.

    Surat Keputusan Bupati tentang pemberian ijin lokasi tanah.

    35) AMDAL = Analisa Mengenai Dampak Lingkungan 36) UKL&UPL = Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

  • 79

    Gambar 4.2. : Gambar typical pekerjaan detail disain

    Surat keputusan dari kantor analisis dampak lingkungan kabupaten tentang persetuju-

    an UKL&UPL Pembangunan PLTM

    Sedangkan dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan penjualan energi listrik ke

    PLN diantaranya adalah :

    Nota Kesepahaman antara PT Girimukti Energi dengan PT PLN distribusi Jawa Barat

    dan Banten tentang jual beli energi listrik

    Surat Ijin Penggunaan dan Pemanfaatan Air (SIPPA) yang dikeluarkan oleh dinas

    pengairan setempat (Dinas Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum).

    Power Purchase Agreement (PPA) antara PT Girimukti Energi dengan PT PLN

    Surat Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum (IUKU)

    Surat Menteri Kehutanan Republik Indonesia tentang Persetujuan Prinsip Penggu-

    naan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Minihidro

    Dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan penjualan dan perolehan insentif CER

    dari buyer, diantaranya adalah :

    Data teknis pembangkit

    Dokumen Project Design Document (PDD)

    Emission Reduction Purchase Agreement (ERPA)

    Monitoring operasional pembangkit

    3. Detail Engineering Design

    Setelah studi kelayakan proyek sudah dibuat dan dinyatakan layak, maka tahap selanjutnya

    adalah melakukan detail disain rencana pembangkit. Tahap ini lebih memprioritaskan pada

  • 80

    penajaman aspek teknis, dengan sasaran di samping menyiapkan disain detail teknis, juga di

    persiapkan sebagai upaya untuk melakukan review terhadap harga satuan terbaru serta

    optimasi-optimasi yang perlu dilakukan untuk mengefisiensikan biaya investasi, terutama

    efisiensi biaya konstruksi. Disamping itu detail design di perlukan untuk membuat perkiraan

    volume pekerjaan konstruksi, mempermudah dalam pelaksanaan konstruksi, serta bahan

    penyusunan jadual pelaksanaan konstruksi. Contoh gambaran detail disain dapat dilihat pada

    gambar 4.2. diatas.

    4.1.2. Tahap Konstruksi

    Implementasi pekerjaan konstruksi di awali dengan menyusun rencana kerja yang terkoordi-

    nasi berdasarkan urut-urutan pekerjaan. Jenis pekerjaan-pekerjaan pada tahap konstruksi ini

    telah disusun dalam suatu rencana implementasi konstruksi seperti terlihat pada diagram di

    bawah ini (lihat gambar 4.2.). Pekerjaan yang termasuk pada tahap konstruksi diantaranya

    pembebasan lahan, pelaksanaan tender EPC, pelaksanaan konstruksi, serta pekerjaan

    comisioning and trial test. Rencana implementasi ini dapat dijelaskan seperti berikut:

    1. Pembebasan/Pengadaan Lahan

    Pembebasan lahan guna keperluan lokasi rencana konstruksi serta bangunan pelengkapnya di

    lakukan terhadap dua kelompok pemilik lahan yakni lahan milik masyarakat dan lahan milik

    departemen Kehutanan. Konsep yang umum dipakai dalam pembebasan lahan adalah untuk

    tanah milik masyarakat bisa dilakukan secara langsung dengan proses jual beli tanah milik

    masyarakat, sedangkan pembebasan lahan yang dimiliki oleh Kehutanan dilakukan sesuai

    dengan mekanisme yang berlaku di departemen kehutanan yakni dengan pola 1:2, dalam arti-

    an untuk setiap 1,0 m2 luas tanah yang di bebaskan harus diganti dengan lahan (milik masya-

    rakat) seluas 2,0 m2 di tempat lain dalam areal wilayah kehutanan yang sama.

    Luas lahan yang di bebaskan di sesuaikan dengan kebutuhan lahan yang mengacu pada data

    hasil disain, dan pelaksanaannya harus dilakukan secara cermat mengingat masalah tanah

    merupakan masalah yang cukup rawan, dan harga tanah di sesuaikan dengan harga yang

    berlaku di lokasi pekerjaan atau berdasarkan harga yang tercantum dalam NJOP (Nilai Jual

    Objek Pajak) atas tanah.

  • 81

    2. Tender EPC

    Tahap penting dalam periode konstruksi adalah pelaksanaan tender EPC, yakni melakukan

    seleksi terhadap pelaksana (kontraktor) pekerjaan konstruksi. Untuk pelaksanaan pekerjaan

    konstruksi di kelompokkan dalam dua golongan pekerjaan EPC, yakni :

    1. Kelompok pekerjaan sipil (Civil Works) dan pekerjaan Metal (Lot 1)

    2. Kelompok pekerjaan Electrical Mechanical (Lot 2)

    Penentuan kontraktor pelaksana pekerjaan dilakukan melalui sistim tender terbuka dengan

    sasaran untuk mendapatkan kualitas hasil pekerjaan yang terbaik dengan harga optimum.

    Sedangkan pembagian pekerjaan dalam dua kelompok pekerjaan adalah bertujuan untuk

    mempercepat pelaksanaan pekerjaan serta pelaksana pekerjaan tidak terkonsentrasi pada satu

    kontraktor, sehingga masing-masing kontraktor dapat lebih fokus pada pekerjaannya, dan

    dengan demikian akan di dapatkan kualitas hasil pekerjaan yang maksimum.

    3. Tahap Negosiasi Harga dan Penanda-tanganan Kontrak Konstruksi

    Setelah tender dilakukan hingga didapatkan nominasi pemenang tender, tahapan selanjutnya

    adalah di lakukan negosiasi dan klarifikasi terhadap calon pemenang tender untuk masing-

    masing kelompok pekerjaan tersebut diatas. Sasaran dari negosiasi dan klarifikasi atas

    penawaran dari calon pemenang tender adalah untuk levelisasi terhadap lingkup pekerjaan

    serta target kapasitas pembangkit yang di inginkan, disamping untuk tetap mendapatkan

    harga pekerjaan yang paling kompetitif. Metode yang dilakukan dalam negosiasi ini adalah

    the lowest responsible bidder, yakni nilai penawaran terendah yang paling bisa di

    pertanggung-jawabkan. Setelah harga pekerjaan disepakati bersama selanjutnya dilakukan

    penanda-tanganan kontrak pekerjaan yang umumnya berisi lingkup pekerjaan, nilai/harga

    pekerjaan serta tata-cara pembayaran, jangka waktu pelaksanaan, sanksi-sanksi bila terjadi

    penyimpangan terhadap isi perjanjian.

  • 82

    Ye

    ar

    Mo

    nth

    12

    34

    56

    78

    910

    11

    12

    12

    34

    56

    78

    910

    11

    12

    12

    12

    34

    56

    78

    910

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    25

    26

    1.

    CIV

    IL W

    OR

    KS

    1.Site Cleaerance

    2.Weir

    3.Intake

    4.Desand

    5.Waterw

    ays

    6.Head Pond

    7.Penstock Anchorage/Foundation

    8.Powerhouse & Tailrace

    9.Access R

    oad & Bridge

    10.O

    thers Support Building

    2.

    ME

    TA

    L W

    OR

    KS

    1.Penstock Steel Works

    2.Pipeline Steel W

    orks

    3.Bifurcation

    4.Gates, Bulkheads & Screens

    4.1.

    Weir Sluice G

    ates

    4.2.

    River Intake G

    ates

    4.3.

    Desand Suice G

    ates

    4.4.

    Head Pond Sluice G

    ates

    4.5.

    Penstock Intake Screen

    4.6.

    River Intake Screen

    4.7.

    Penstock Intake G

    ates

    4.8.

    Intake & Tailrace Stop Lock

    4.9.

    Accessories

    3.

    EL

    EC

    TR

    ICA

    L &

    ME

    CH

    AN

    ICA

    L E

    QU

    IPM

    EN

    TS

    1.Turbine & Auxiliaries

    2.Generator & Exitation System

    3.Transform

    er & Switcgear

    4.Control & Protection Equipment

    5.Mandatory Spareparts

    4.

    TR

    AN

    SM

    ISS

    ION

    SY

    ST

    EM

    1.Transmission Line

    1.1.

    Conductor AAAC 150 m

    m2

    1.2.

    Mini Tower (350; 11M)

    1.3.

    Cross Arm

    1.4.

    Horn Lihting Arrester & Accessories

    1.5.

    Lighting Arrester & Accessories

    1.6.

    MOF

    1.7.

    Fuse

    1.8.

    Disconnecting Switch

    2.Sub Station

    2.1.

    Incumming C

    ubicle for Transf. 20kV/8.8MV

    2.2.

    Outgoing Cibicle to C

    ijedil G

    rid

    2.3.

    Outgoing Cibicle to Bandung Selatan G

    rid

    2.4.

    Bus PT C

    ubile

    2.5.

    Lightening Arrester Cubicle

    2.6.

    Incoming C

    ontrol Cubicle

    2.7.

    Outgoing Control Cubicle

    2.8.

    Synchronous G

    enerator Panel

    2.10.Factory Inspection Supervision

    Key P

    ro

    ject

    Sch

    ed

    ule

    1st

    Year

    2n

    d Y

    ea

    r3rd

    Year

    Ga

    mb

    ar 4

    .3.

    Ren

    ca

    na

    Im

    ple

    men

    tasi

    RE

    MA

    RK

    S

    Co

    ns

    tru

    cti

    on

    Sta

    ge

    Co

    ntr

    act S

    ign

    ing

    Sta

    rtin

    g o

    f C

    on

    str

    uction S

    tage

    Warra

    nty

    End o

    f C

    om

    mis

    sio

    nin

    g &

    Te

    st

    End o

    f C

    on

    str

    uction

    Sta

    ge

    Design/Procurement/

    Manufacturing

    Erection

    Commissioning

    Transportation

    Legend

  • 83

    4. Tahap Pelaksanaan Konstruksi

    Tahap pelaksanaan konstruksi untuk dua kelompok pekerjaan tersebut dilakukan dengan tata-

    cara sebagai berikut :

    a. Kelompok Pekerjaan Civil Works dan Metal Works

    Pekerjaan sipil dilakukan sesuai dengan metode dan tatacara pelaksanaan pekerjaan yang

    mengacu pada standard yang berlaku pada pekerjaan-pekerjaan sipil. Bangunan utama

    dan infrastruktur pada konstruksi PLTM Girimukti ini terdiri dari :

    I. PLTM Girimukti - 1

    1. Bendung (Weir)

    - Tipe : OGEE (pasangan batu kali dengan selimut beton)

    - Banjir Rencana (Q100th) : 631,53 m3/det

    - Panjang : 25,00 m ~ 40,00 m

    - Tinggi Mercu : 4,00 m

    - Elevasi Mercu : NWL El. 800,30 m

    - Elevasi Muka Air Banjir : HWL El. 804,30 m

    - Elevasi Tanggul : El. 805,30 m

    2. Apron

    - Panjang Lantai : 15,00 m

    - Tebal Lantai : 0,50 m

    Untuk keperluan pengamanan bangunan Bendung terhadap kemungkinan banjir 50

    tahunan, di bagian hulu tubuh bendung Girimukti 1 akan dibangun 5 check dam.

    3. Kolam Olakan

    - Tipe : USBR II

    - Panjang : 25,00 m

    - Tebal Lantai : 0,75 m

    4. Pembilas Bawah (Under Sluice)

    - Ukuran (lebar x tinggi x n) : 1,50 m x 1,50 m x 2

    - Tebal : Maksimal 1,00 cm

    5. Kolam Pengambil (Intake)

    - Ukuran Pintu (lebar x tinggi x n) : 1,50 m x 1,10 m x 2

    - Tebal Pilar Pemisah : 1,00 m

    - Tinggi Bukaan Pintu : 1,10 m

  • 84

    6. Kantong Lumpur (Sandtrap/Desand)

    - Dimensi (lebar x panjang) : 10,00 m x 65,00 m

    - Pintu Penguras (lebar x tinggi x n) : 1,30 m x 1,30 m x 2

    - Panjang Pelimpah Samping : 28,00 m

    7. Saluran Pembawa (Waterway)

    - Tipe : Saluran terbuka dilengkapi saluran gendong

    - Debit (Q) : 2 x 3 m3 / det

    - Dimensi (lebar x tinggi) : 3,25 m x 2,00 m

    - Panjang : 3.900 m

    8. Kolam Penenang (Headpond)

    - Dimensi (lebar x panjang) : 10,00 m x 30,00 m

    - Panjang Pelimpah Samping : 4,50 m

    - Pintu Penguras (lebar x tinggi x n) : 1,30 m x 1,30 m x 1

    9. Pipa Pesat (Penstock)

    - Diameter () : 1,10 1,70 m (Bifurcation)

    - Panjang : 200,00 m ~ 300 m

    - Tipe : Exposed

    - Tebal : 10,00 - 12,00 mm

    - Bahan : Baja SM 41

    - Pintu Inlet (lebar x tinggi x n) : 1,30 m x 2,30 m x 2

    10. Rumah Pembangkit (Powerhouse)

    - Dimensi : 12,00 m x 25,00 m

    - On Ground : Di atas permukaan tanah

    11. Serandang Hubung (Switchyard)

    - Dimensi : 5,00 m x 7,50 m,

    - Tipe : Terbuka (Outdoor)

    12. Saluran Pembuang (Tailrace)

    - Tipe : Saluran terbuka (persegi empat)

    - Ukuran (Lebar x Tinggi) : 5,00 m x 2,00 m

    - Panjang : 20 - 30 m

    13. Jalan Masuk (Access Road) & Jalan Inspeksi (Inspection Road)

    a. Jalan Masuk

    - Panjang : 3.10 km

    - Lebar Perkerasan : 3,00 m

    - Lebar Bahu : 2 x 1,00 m

  • 85

    b. Jalan Inspeksi

    - Panjang : 4.20 km

    - Lebar Perkerasan : 3,00 km

    - Lebar Bahu : 2 x 1,00 m

    II. PLTM Girimukti - 2

    1. Bendung (Weir)

    - Tipe : OGEE (pasangan batu kali dengan selimut beton)

    - Banjir Rencana (Q 100th) : 631,53 m3/det

    - Panjang : 25,00 m ~ 40,00 m

    - Tinggi Mercu : 4,00 m

    - Elevasi Mercu : El. 459,00 m

    - Elevasi Muka Air Banjir : El. 464,00 m

    - Elevasi Tanggul : El. 465.00 m

    2. Apron

    - Panjang Lantai : 15,00 m

    - Tebal Lantai : 0,50 m

    Untuk keperluan pengamanan bangunan Bendung terhadap kemungkinan banjir 50

    tahunan, di bagian hulu tubuh bendung Girimukti-2 akan dibangun 2 check dam.

    3. Kolam Olakan

    - Tipe : USBR II

    - Panjang : 25,00 m

    - Tebal Lantai : 0,75 m

    4. Pembilas Bawah (Under Sluice)

    - Ukuran (lebar x tinggi x n) : 1,50 m x 1,50 m x 2

    - Tebal : Maksimal 1,00 cm

    5. Kolam Pengambil (Intake)

    - Ukuran Pintu (lebar x tinggi x n) : 1,50 m x 1,10 m x 2

    - Tebal Pilar Pemisah : 1,00 m

    - Tinggi Bukaan Pintu : 1,10 m

    6. Kantong Lumpur (Sandtrap/Desand)

    - Dimensi (lebar x panjang) : 10,00 m x 65,00 m

    - Pintu Penguras (lebar x tinggi x n) : 1,30 m x 1,30 m x 2

    - Panjang Pelimpah Samping : 28,00 m

    7. Saluran Pembawa (Waterway)

    - Tipe : Saluran Terbuka + Saluran Gendong

    - Debit (Q) : 2 x 3 m3 / det

  • 86

    - Dimensi (Lebar x Tinggi) : 3,25 m x 2,00 m

    - Panjang : 3.900 m

    8. Kolam Penenang (Headpond)

    - Dimensi (lebar x panjang) : 10,00 m x 30,00 m

    - Panjang Pelimpah Samping : 4,50 m

    - Pintu Penguras (lebar x tinggi x n) : 1,30 m x 1,30 m x 1

    9. Pipa Pesat (Penstock)

    - Diameter () : 1,10 1,70 m (Bifurcation)

    - Panjang : 250,00 m ~ 300 m

    - Tipe : Exposed

    - Tebal : 10,00 12,00 mm

    - Bahan : Baja SM 41

    - Pintu Inlet (lebar x tinggi x n) : 1,30 m x 2,30 m x 2

    10. Rumah Pembangkit (Powerhouse)

    - Dimensi : 12,00 m x 25,00 m

    - On Ground : Di atas Permukaan Tanah

    11. Serandang Hubung (Switchyard)

    - Dimensi : 5,00 m x 7,50 m,

    - Tipe : Terbuka (Outdoor)

    12. Saluran Pembuang (Tailrace)

    - Tipe : Saluran Terbuka (persegi empat)

    - Ukuran (Lebar x Tinggi) : 5,00 m x 2,00 m

    - Panjang : 20 - 30 m

    13. Jalan Masuk (Access Road) & Jalan Inspeksi (Inspection Road)

    a. Jalan Masuk

    - Panjang : 2,43 km

    - Lebar Perkerasan : 3,00 m

    - Lebar Bahu : 2 x 1,00 m

    b. Jalan Inspeksi

    - Panjang : 2,04 km

    - Lebar Perkerasan : 3,00 km

    - Lebar Bahu : 2 x 1,00 m

    b. Kelompok Pekerjaan Mechanical & Electrical (M/E)

    Kelompok pekerjaan M/E terdiri dari pekerjaan Mechanical dan Electrical termasuk

    pekerjaan transmisi berupa penyambungan jaringan listrik dari pembangkit listrik ke

  • 87

    jaringan tegangan menengan (T/M) terdekat milik PT PLN. Jenis item pekerjan M/E

    pada PLTM Girimukti-1 dan Girimukti-2 terdiri dari :

    I. PLTM Girimukti - 1

    Spesifikasi Turbin :

    2 sets Horizontal Spiral Francis Turbine (FSH130), D = 800 mm, Hnet = 152,09 m, Qmax =

    2 x 3,5 m3/s, P = 4810 kW, n = 1000 rpm

    Physical constants:

    - gravity acceleration : 9,80665 m/s2

    - water density : 1.000 kg/m3

    - water temperature : 15 C

    Valve parameters:

    - nominal diameter : DN 800

    - nominal pressure : PN 25

    - max. water flow : 3,5 m3/s

    Main technical data of turbine

    - Net head : 152,09 m

    - Maximum discharge per unit : 3,5 m3/s

    - Maximal turbine output at rated head : 4810 kW

    - Speed nominal/runaway : 1.000 / 1.780 rpm

    - Runner diameter : 800 mm

    - Suction head : - 0,5 m

    Spesifikasi Generator :

    2 units Horizontal three-phase synchronous generator, directly coupled with horizontal

    Francis turbine, air cooled.

    Designed parameters:

    - labelled output (apparent) : 5.640 kVA

    - nominal speed : 1.000 rpm

    - runaway speed : 1.780 rpm

    - voltage : 6,3 kV

    - frequency : 50 Hz

    - power factor (cos ) : 0,85

    Peralatan Tegangan Menengah dan Tinggi :

    1 pc HV Switchgear 20 kV (AREVA), 50 Hz with outlet to transmission line (~ 45 m),

    main switch isolator of power station, lightning arrestors etc.

    1 pc Station transformer (SGB) 6,3 kV / 0,4 kV, 3-phase, about 160 kVA, dry, inner type.

  • 88

    II. PLTM Girimukti - 2

    Spesifikasi Turbin :

    2 sets Horizontal Spiral Francis Turbine (FSH234),

    D = 730 mm, H = 49,13 m,Qmax = 2x3,75m3/s P = 1670 kW, n = 750 rpm

    Physical constants:

    - gravity acceleration : 9,80665 m/s2

    - water density : 1.000 kg/m3

    - water temperature : 15 C

    Valve parameters:

    - nominal diameter : DN 1200

    - nominal pressure : PN 10

    - max. water flow : 3,75 m3/s

    Main technical data of turbine

    - Net head : 49,13 m

    - Maximum discharge per unit : 3,75 m3/s

    - Maximal turbine output at rated head : 1.636 kW

    - Speed nominal/runaway : 750 / 1.350 rpm

    - Runner diameter : 700 mm

    - Suction head : + 2 m

    Spesifikasi Generator :

    - labelled output (apparent) : 1980 kVA

    - nominal speed : 750 rpm

    - runaway speed : 1350 rpm

    - voltage : 6,3 kV

    - frequency : 50 Hz

    - power factor (cos ) : 0.8

    Peralatan Tegangan Menengah:

    1 pc Main transformer 6,3 kV / 20 kV, 3-phased, ~4200 kVA, cooling ONAN,

    inner type into cubicle.

    1 pc HV Switchgear 20 kV, 50 Hz with outlet to transmission line, main switch

    isolator of power station, lightning arrestors etc.

    1 pc Station transformer SGB 6,3 kV / 0,4 kV, 3-phased, about 100 kVA, dry,

    inner type.

    Berbeda dengan pekerjaan konstruksi bangunan sipil (civil works), setelah di tentukan

    pelak-sana pekerjaan mecha-nical & electrical, maka pihak konntraktor akan melakukan

  • 89

    Gambar 4.4. : Gambar typical Turbin

    pekerjaan detail disain

    detail disain turbin, generator serta bangunan pelengkapnya, disesuaikan dengan kondisi

    lokasi pekerjaan termasuk debit dan data head yang ada. Tahap pekerjaan mechanical

    and electrical dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Tahap disain dan fabrikasi mesin pembangkit

    Pekerjaan disain mesin pembangkit (turbin), generator termasuk accessoriesnya harus

    di periksa dan mendapatkan persetujuan dari pe-

    milik proyek sebelum di lakukan fabrikasinya.

    Disain yang dilakukan harus disesuaikan dengan

    kondisi lokasi pekerjaan serta mengacu pada

    kapasitas daya pembangkit yang ada pada disain

    awal penentuan bisnis pembangkitan ini.

    Setelah hasil disain di setujui, maka di lakukan fa-

    brikasi turbin dan generator yang umumnya di

    lakukan di workshop dari fabrican turbin tersebut.

    Hingga saat ini belum terbukti adanya fabrican

    turbin di Indonesia yang mampu untuk membuat turbin dengan kapasitas mesin

    pembangkit diatas 1,0 MW, sehingga mesin turbin ini harus di pesan dan di buat di

    luar negeri.

    Proses pembuatan disain mesin pembangkit (turbin) hingga fabrikasi pembuatan

    mesin tersebut biasanya memakan waktu 6,0 bulan, termasuk pengecekan (factory

    inspection) yang dilakukan oleh pemilik proyek.

    2. Tahap Shipping

    Setelah mesin pembangkit selesai di buat dan dilakukan pengetesan di pabrik tersebut,

    maka tahap selanjutnya adalah tahap shipping. Mesin pembangkit (turbin) yang telah

    selesai di buat (di negara pembuat mesin pembangkit) tersebut di kirim ke lokasi

    proyek yang umumnya melalui transportasi laut hingga ke pelabuhan laut terdekat di

    Indonesia, dalam hal ini Tanjung Priok, untuk kemudian dilakukan transportasi darat

    hingga ke lokasi proyek. Proses yang perlu diperhatikan dalam kaitan pembelian

    turbin dari luar negeri adalah dokumen mengenai import barang serta dokumen ke

    pabeanan yang ada dan berlaku di Indonesia. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk

  • 90

    transportasi dari negara pembuat pembangkit hingga di lokasi proyek, umumnya

    tidak lebih dari 2,5 bulan.

    3. Tahap Installation

    Segera setelah mesin tiba di lokasi proyek, maka tahap selanjutnya adalah tahap

    pemasangan (installation) turbin, generator berikut accesoriesnya pada lokasi proyek.

    Waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan pembangkit hingga siap beroperasi

    umumnya selama 8,0 bulan. Hal yang perlu diperhatikan pada saat installation adalah

    adanya pekerjaan interfacing (pekerjaan yang bersinggungan) antara pekerjaan Civil

    works dan pekerjaan Mechanical. Titik kritis umumnya terjadi pada pekerjaan

    interfacing ini, diantaranya pada pekerjaan pembuatan pondasi pembangkit yang

    belum selesai sementara turbin siap untuk dipasang, bila pekerjaan pondasi ini

    terlambat, maka pekerjaan pemasangan turbin belum bisa di laksanakan, dan risiko

    yang ada pada umumnya kontraktor mecahanical & electrical akan mengajukan klaim.

    5. Pekerjaan Commissioning dan Trial Test

    Kegiatan commissioning merupakan kegiatan terpenting dari rangkaian kegiatan konstruksi,

    karena kegiatan ini bertujuan untuk mengukur kinerja penyelesaian pekerjaan, terutama

    untuk pekerjaan pembangkit listrik. Pada tahap comissioning dilakukan pengecekan terhadap

    daya terpasang yang bisa dibangkitkan dibandingkan dengan daya (output) rencana, dan

    sekaligus menentukan tingkat keberhasilan pada saat operasionalnya. Bila daya yang

    dibangkitkan kurang dari rencana, maka potensi perolehan revenue akan berkurang, yang

    akhirnya akan berakibat kegagalan perencanaan secara keseluruhan termasuk proyeksi

    keuangan.

    Proses commissioning termasuk trial test untuk pembangkit umumnya dilaksanakan pada

    saat kondisi debit mencapai maksimal, sehingga uji coba bisa dilakukan secara maksimal dan

    periode pelaksanaan pengujuan dilakukan pada jangka waktu satu bulan.

    4.1.3. Tahap Operasi dan Pemeliharaan

    Setelah pekerjaan commissioning and trial test dinyatakan selesai dan laik operasi, maka

    tahap operasional dapat dimulai. Periode operasi dan pemeliharaan merupakan tahapan

    paling penting dari seluruh rangkaian bisnis. Perencanaan atau disain merupakan susunan

  • 91

    rencana dan proyeksi dari suatu bisnis, sedangkan periode operasi merupakan implemenasi

    dari bisnis yang sebenarnya.

    Operasionalisasi pembangkit dilakukan mengikuti prosedur baku yang umumnya di berikan

    oleh fabrican mesin pembangkit dalam bentuk petunjuk operasi dan pemeliharaan,

    sedangkan pemeliharaan dilakukan terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan potensi

    gangguan terhadap kegagalan operasional, diantaranya pemeliharaan saluran air (saluran

    pembawa) dari kerusakan dan tersumbatnya saluran oleh kotoran atau sampah, tata-cara

    pemeliharaan turbin, generator serta accessories pembangkit, tata-cara pemeliharaan jeringan

    transmisi dan distribusi serta petunjuk operasi dan pemeliharaan lainnya.

    Sementara itu, pembayaran dari penjualan listrik ke PLN (invoice) yang merupakan sumber

    utama pemasukan keuangan proyek, dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam

    PPA atau perjanjian jual beli tenaga listrik, dimana jual beli listrik berlaku selama 20 tahun.

    4.2. Kebutuhan Sumberdaya

    Aspek sumberdaya merupakan komponen penting dari suatu perusahaan, termasuk juga di

    bisnis pegelolaan ketenagalistrikan yang dilakukan oleh PT Girimukti Energi. Sumberdaya

    yang dimaksudkan disini adalah :

    Sumberdaya Keuangan

    Organisasi dan Sumberdaya Manusia

    4.2.1. Sumberdaya Keuangan

    Kebutuhan investasi awal secara keseluruhan adalah sebesar Rp 202,222.100.000 yang

    berasal dari anggaran sendiri (equity) dan pinjaman Jangka Panjang (debt) dengan jangka

    waktu pinjaman (tenor) selama 7 tahun, melalui skema pinjaman kredit investasi dari Bank

    sebesar 70%, atau Rp 131,4 Milyar dan dari sumber equity PT Girimukti Energi sebesar 30%,

    atau Rp 70.8 Milyar

    Biaya bunga bank pada analisis ini adalah sebesar 11% yang mengacu pada bunga untuk

    kredit investasi di bank Niaga atau bank umum lainnya, serta alokasi biaya (fee) untuk

    lembaga penjaminan di asumsikan sebesar 2%, sehingga dalam analisa kelayakan, faktor

    bunga total di perhitungkan 13%. Dari analisis ini di peroleh parameter kelayakan investasi

    sebagai berikut :

  • 92

    NPV : Rp 83.835.008.000

    IRR : 17,47%

    Pay Back Period : 5,69 tahun

    Profitability Index : 1,41

    ROI : 8,0%

    4.2.2. Organisasi dan Sumberdaya Manusia

    Struktur organisasi PT Girimukti Energi menganut sistim multitasking dengan sasaran untuk

    efektivitas dan efisien biaya operasi. Dalam menjalankan organisasinya, perusahaan di kelola

    oleh Direktur yang sekaligus berfungsi sebagai General Manager dalam tahap operasional

    pembangkit. General Manager akan di bantu

    oleh tiga orang Manager operasi sesuai dengan

    bagian dan kompetensinya masing-masing.

    Direksi bertanggung jawab langsung kepada

    pemegang saham yang dalam hal ini diwakili

    oleh Dewan Komisaris yang terdiri dari seorang

    Komisaris Utama dan seorang Komisaris.

    Struktur organisasi PT Girimukti Energi meng-

    gunakan sistem organisasi garis (line function) dengan memperhatikan faktor fungsional di

    dalamnya. Sistem ini memberikan kejelasan perihal tugas, garis wewenang dan tanggung

    jawab setiap jabatan yang terlibat dalam hubungan kerja, sehingga pengelolaan organisasi

    dapat di laksanakan secara terpadu dan efektif dengan mendayagunakan potensi yang ada.

    Komisaris merupakan wakil dari Shareholders yang terdiri dari para pemegang saham yang

    berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol jalannya perusahaan agar manajemen perusaha-

    an dalam menjalankan roda perusahaan tetap mengacu pada kesepakatan dan rencana kerja

    yang sudah di buat pada awal pembentukan perusahaan. Direktur atau General Manager

    merupakan top manajemen yang ada di perusahaan, yang berfungsi menjalankan pengendali-

    an manajemen perusahaan dan operasional bisnis sehari-hari. General manajer juga berfungsi

    memberikan unsur pembinaan dan pengayoman terhadap karyawan yang berada di bawahnya.

    Manajer operasi merupakan unit kerja yang bertanggungjawab secara langsung terhadap

    bidang tugas yang relevan, yakni menyangkut operasional pembangkit, operasional keuangan

    serta personalia.

    P o s i s i Total

    Komisaris 2

    General Manager 1

    Manager Operasi 3

    Supervisor 3

    Senior Operator 1

    Operator 4

    Technician/Mechanic 2

    Staff Supporting 14

    Total 30

  • 93

    4.3. Identifikasi Risiko

    Setiap perusahaan selalu berpotensi menghadapi risiko (kerugian). Dinamika dan sifat

    perubahan lingkungan usaha mengandung risiko yang dapat menimbulkan dampak terhadap

    aspek finansial, fisik, operasi dan sumberdaya manusia.

    Manajemen perusahaan telah menyiapkan konsep penetapan dan mempertahankan risiko

    yang wajar yang dapat di terima dan di sepakati bersama di masing-masing unit kerja yang

    ada di perusahaan. Identifikasi dan potensi risiko yang mungkin terjadi pada bisnis PLTM

    Girimukti ini di antaranya :

    Risiko Teknologi

    Teknologi mesin pembangkit di Indonesia khususnya dalam sisi teknologi turbin dan

    generator masih harus di impor melalui supplier dari produsen di luar negeri. Kondisi

    ini menimbulkan ketergantungan kepada supplier mesin dan peralatan turbin. Garansi

    mesin dan peralatan serta jaminan kelancaran operasional dari supplier menjadi

    sangat penting. PT Girimukti Energi perlu melakukan kerjasama ekslusive dengan

    vendor luar negeri serta mulai melakukan alih teknologi secara bertahap, terutama

    dalam menjalankan operasional dan perawatan mesin-mesin turbin.

    Risiko Finansial

    Risiko finansial merupakan risiko yang paling sering dialami oleh suatu perusahaan

    terutama perusahaan yang baru berdiri. Antisipasi yang dilakukan terhadap

    munculnya risiko finansial adalah dengan menerapkan WACC dalam kajian anasisa

    kelayakan PLTM ini, sehingga perhitungan analisis keungan telah dilakukan dengan

    mengacu pada kaidah-kaidah bisnis lain yang umum berlaku.

    Antisipasi lain terhadap adanya risiko finansial berupa risiko kredit dilakukan dengan

    mengasumsikan suku bunga kredit investasi diatas nilai suku bunga rata-rata. Porsi

    sumber dana dari pinjaman (debt) sebesar 70% telah mengacu pada persyaratan kredit

    investasi yang biasa berlaku di bank-bank domestik, sebagai contoh Bank BNI, Bank

    Mandiri, Bank Niaga dan lan-lain.

  • 94

    Risiko Sumber Energi

    Sumber energi dari PLTM adalah energi potensial berupa air yang berasal dari sungai

    Cibuni sebagai sumber bahan baku energi. Dari hasil studi atas debit atau aliran air

    sungai Cibuni untuk periode 10 tahun sebelumnya. PT Girimukti Energi telah menen-

    tukan kapasitas pembangkit yang akan dibangun berdasarkan kondisi debit air yang

    moderate - konservative, sehingga diharapkan dalam proyeksi mendatang kondisi

    debit air Sungai Cibuni tidak banyak berubah. Sungai Cibuni terletak di daerah hulu

    sungai, sehingga diharapkan juga pengaruh dari eksternal (di luar kondisi iklim)

    sangat minimal. Langkap preventive terhadap kemungkinan menurunnya debit adalah

    selalu memelihara catchment area dengan cara diantaranya bekerja sama dengan

    kehutanan untuk melakukan penghijauan.

    Risiko Tarif Listrik (Price Risk)

    Risiko adanya fluktusai harga listrik, pengaruhnya sangat kecil, karena harga jual beli

    listrik dengan PLN telah diperhitungkan terhadap harga terendah dan telah di setujui

    oleh PLN, disamping itu tarif listrik ini bersifat tetap. Umumnya harga pembelian

    listrik oleh PLN tidak mungkin turun dan malahan selalu terjadi kenaikan. Bila terjadi

    kenaikan harga pada komponen pembiayaan pembangkit karena adanya eskalasi,

    maka otomatis harga jual beli pada komponen yang mengakibatkan kenaikan harga,

    akan bisa di klaim ke PLN untuk melakukan kenaikan yang sama. Dari analisis

    sensitivitas, adanya potensi perubahan ini telah di lakukan analisanya dan pengaruh

    risiko kenaikan harga listrik ini tidak menimbulkan adanya potensi kerugian yang

    berarti dari sisi bisnis.

    Risiko Bisnis (business risk)

    Potensi risiko bisnis ini timbul bila terdapat perubahan peraturan terutama

    menyangkut financial market yang akan mempengaruhi hubungan historis antara

    siklus bisnis dengan pasar modal (stock market). Dalam perhitungan analisis

    kelayakan bisnis yang dilakukan dalam proyek akhir ini telah mengikuti kaidah-

    kaidah bisnis yang berlaku di Indonesia, sehingga potensi risiko dari sisi aspek risiko

    bisnis telah diantisipasi, namun demikian perlunya manajemen perusahaan untuk

    selalu mengikuti perkembangan bisnis yang berlaku di pasar terutama bisnis

    pembangkit listrik merupakan antisipasi dalam menghadapi risiko ini.

  • 95

    RISIKO POTENSIAL MITIGASI

    Financial Risk Di aplikasikannya WACC sebagai discount factor dalam perhitungan dan analisis

    finansial (NPV dan IRR)

    Credit Risk Suku bunga investasi digunakan 11,0%, Fee Penjaminan sebesar 2,0%, dan di

    lakukan analisa sensitivitas dengan kemungkinan kenaikan suku bunga menjadi

    13%, dalam kondisi yang masih layak

    Price Risk Harga tarif pemberilan telah dihitung sesuai harga terendah dari PLN, dalam posisi

    ini berarti price risk cukup aman terhadap risiko. Bila tarif PLN naik, maka akan di

    lakukan justifikasi harga sesuai prosentase kenaikan.

    Operational Risk Menempatkan personil yang kompeten, penggunan peralatan, spare parts, material

    pemeliharaan yang sesuai dengan persyaratan serta menerapkan sistim dan

    prosedur yang aplikatif. Langkah lain adalah mengasuransikan peralatanperalatan

    penting.

    Foreign Exchange Rate Melakukan analisa sensitivitas terhadap kenaikan harga satuan hingga 15% lebih

    tinggi dari harga yang berlaku saat ini, serta memperbanyak penggunaan

    komponen lokal.

    Environmental Risk Melakukan Studi Amdal, serta melibatkan masyarakat sekitar dalam pembangunan

    proyek, disamping tindakan melakukan penghijauan (untuk memelihara keandalan

    debit air) bekerjasama dengan dinas kehutanan setempat.

    Sustainable Risk Debit air untuk disain pembangkit diambil debit terendah sehingga diharapkan saat

    musim kering, debit masih tercukupi. Disamping itu di daerah lokasi proyek

    merupakan areal kehutanan, sehingga proses penghijauan dapat dijalankan

    dengan baik.

    Political Risk Mengikuti peraturan yang berlaku, selalu mengikuti ketentuan-ketentuan terbaru

    tentang pembangkitan, memberikan alokasi biaya cadangan

    RISIKO POTENSIAL MITIGASI

    Financial Risk Di aplikasikannya WACC sebagai discount factor dalam perhitungan dan analisis

    finansial (NPV dan IRR)

    Credit Risk Suku bunga investasi digunakan 11,0%, Fee Penjaminan sebesar 2,0%, dan di

    lakukan analisa sensitivitas dengan kemungkinan kenaikan suku bunga menjadi

    13%, dalam kondisi yang masih layak

    Price Risk Harga tarif pemberilan telah dihitung sesuai harga terendah dari PLN, dalam posisi

    ini berarti price risk cukup aman terhadap risiko. Bila tarif PLN naik, maka akan di

    lakukan justifikasi harga sesuai prosentase kenaikan.

    Operational Risk Menempatkan personil yang kompeten, penggunan peralatan, spare parts, material

    pemeliharaan yang sesuai dengan persyaratan serta menerapkan sistim dan

    prosedur yang aplikatif. Langkah lain adalah mengasuransikan peralatanperalatan

    penting.

    Foreign Exchange Rate Melakukan analisa sensitivitas terhadap kenaikan harga satuan hingga 15% lebih

    tinggi dari harga yang berlaku saat ini, serta memperbanyak penggunaan

    komponen lokal.

    Environmental Risk Melakukan Studi Amdal, serta melibatkan masyarakat sekitar dalam pembangunan

    proyek, disamping tindakan melakukan penghijauan (untuk memelihara keandalan

    debit air) bekerjasama dengan dinas kehutanan setempat.

    Sustainable Risk Debit air untuk disain pembangkit diambil debit terendah sehingga diharapkan saat

    musim kering, debit masih tercukupi. Disamping itu di daerah lokasi proyek

    merupakan areal kehutanan, sehingga proses penghijauan dapat dijalankan

    dengan baik.

    Political Risk Mengikuti peraturan yang berlaku, selalu mengikuti ketentuan-ketentuan terbaru

    tentang pembangkitan, memberikan alokasi biaya cadangan

    Tabel 4.1 : Tabel identifikasi potensi risiko dan mitigasinya

    Risiko Exchange Rate

    Risiko kurs mata uang asing (foreign exchange), terutama terkait dengan pembelian

    mesin pembangkit yang di rencanakan di beli dari luar negeri. Solusi dari risiko ini

    dapat di minimalkan dengan penggunaan sebanyak mungkin komponen barang lokal

    (local content), serta telah dilakukan analisis sensitivitas terhadap kemungkinan

    adanya kenaikan harga akibat adanya kenaikan nilai mata uang asing, dan hasil

    analisis menunjukan kenaikan investasi dibawah 15% masih pada posisi yang cukup

    stabil.

    Dari identifikasi terhadap risiko-risiko bisnis pembangkit listrik tersebut diatas, dapat di

    simpulkan pada tabel 4.1. berikut.