jbptitbpp gdl adifrajapu 31607 3 2008ta 2

20
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Dedak Padi 2.1.1 Kandungan Zat dalam Minyak Dedak Padi Minyak dedak padi atau biasa disebut oryza sativa bran oil didapat dari ekstraksi dedak padi. Sama seperti minyak pangan lainnya, minyak dedak padi tersusun atas sejumlah besar trigliserida. Sebagian besar trigliserida yang terkandung dalam minyak dedak padi tersusun atas asam lemak tak jenuh, terutama oleat dan linoleat. Selain itu, minyak dedak mengandung antioksidan berupa vitamin E, dan oryzanol (Putrawan, 2004). Berikut ini akan dijelaskan berbagai kandungan zat yang ada pada minyak dedak padi : 1. Asam lemak tak jenuh Asam lemak tak jenuh adalah asam alkanoat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6) yang memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom penyusunnya. Asam lemak tak jenuh dibutuhkan tubuh manusia karena mengandung energi tinggi dan juga berfungsi sebagai antioksidan. Asam-asam lemak yang tergolong asam lemak tak jenuh antara lain : asam oleat, asam linoleat, asam linolenat. Asam lemak tak jenuh dapat dideteksi dengan pengujian bilangan iodine. Bilangan iodine adalah jumlah massa iodine (dalam gram) yang terabsorb oleh 100 gram minyak (Woodman, 1941). Tiap 1 ikatan rangkap dalam minyak akan mengikat 2 atom iodium atau ekivalen dengan 1 molekul I 2 , maka untuk setiap 71 gram I 2 yang terabsorb berarti ada 6,022 x 10 23 ikatan rangkap dalam minyak tersebut.

Upload: khairi-maulida-azhari

Post on 24-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

y

TRANSCRIPT

  • 4BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Minyak Dedak Padi

    2.1.1 Kandungan Zat dalam Minyak Dedak Padi

    Minyak dedak padi atau biasa disebut oryza sativa bran oil didapat dari ekstraksi dedak

    padi. Sama seperti minyak pangan lainnya, minyak dedak padi tersusun atas sejumlah besar

    trigliserida. Sebagian besar trigliserida yang terkandung dalam minyak dedak padi

    tersusun atas asam lemak tak jenuh, terutama oleat dan linoleat. Selain itu, minyak dedak

    mengandung antioksidan berupa vitamin E, dan oryzanol (Putrawan, 2004). Berikut ini

    akan dijelaskan berbagai kandungan zat yang ada pada minyak dedak padi :

    1. Asam lemak tak jenuh

    Asam lemak tak jenuh adalah asam alkanoat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6) yang

    memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom penyusunnya. Asam lemak

    tak jenuh dibutuhkan tubuh manusia karena mengandung energi tinggi dan juga berfungsi

    sebagai antioksidan. Asam-asam lemak yang tergolong asam lemak tak jenuh antara lain :

    asam oleat, asam linoleat, asam linolenat. Asam lemak tak jenuh dapat dideteksi dengan

    pengujian bilangan iodine. Bilangan iodine adalah jumlah massa iodine (dalam gram) yang

    terabsorb oleh 100 gram minyak (Woodman, 1941). Tiap 1 ikatan rangkap dalam minyak

    akan mengikat 2 atom iodium atau ekivalen dengan 1 molekul I2, maka untuk setiap 71

    gram I2 yang terabsorb berarti ada 6,022 x 1023 ikatan rangkap dalam minyak tersebut.

  • 5Kandungan asam lemak bebas minyak dedak padi dan minyak pangan lainnya secara

    lengkap disajikan dalam table berikut :

    Tabel 2.1 Kandungan asam lemak bebas dalam minyak dedak padi dibandingkan dengan

    minyak pangan lainnya

    Minyak pangan Palmitat

    ( 16 : 0 )

    Stearat

    ( 18 : 0)

    Oleat

    ( 18 : 1)

    Linoleat

    ( 18 : 2)

    Linolenat

    ( 18 : 3 )

    Miristat

    ( 14 : 0 )

    Arakidonat

    ( 20 : 0 )

    Minyak dedak padi 12 ~ 18 1 ~ 3 40 ~ 50 29 ~ 42 0,5 ~ 1 0,4 ~ 1 0

    Minyak jagung 8 ~ 12 2 ~ 5 14 ~ 49 34 ~ 62 0 0 ~ 1,7 0

    Minyak bunga

    matahari

    3 ~ 6 1 ~ 3 14 ~ 43 44 ~75 0 0 0 ~ 4

    Minyak wijen 7 ~9 4 ~ 5 37 ~ 49 35 ~ 47 0 0 0 ~ 1

    Minyak kapas 20 ~ 23 1 ~ 3 23 ~ 35 42 ~ 54 0 ~ 11 0,5 ~ 1,5 0,2 ~ 1,5

    (sumber: Salunkhe, 1991)

    2. Vitamin E

    Vitamin E adalah salah satu vitamin yang larut dalam lemak yang juga merupakan

    Gambar 2.1 Asam-asam lemak tak jenuh

  • 6antioksidan penting yang berguna untuk membantu penyerapan lemak, melindungi tubuh

    dari serangan radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker, dan juga mencegah timbulnya

    berbagai macam penyakit, seperti katarak, Parkinson dan Alzheimer (Wikipedia.org).

    Vitamin E alami memiliki delapan jenis isomer, empat di antaranya tocopherol dan empat

    jenis lainnya tocotrienol, semuanya memiliki cincin chromanol dengan kelompok hidroksil

    yang dapat melepas atom hidrogen untuk mengurangi radikal bebas. Isomer yang paling

    banyak dikenal adalah alpha-tocopherol yang memiliki keaktifan paling tinggi. Dosis

    vitamin E yang dianjurkan oleh U.S. Dietary Reference Intake adalah 15 mg/hari.

    Gambar 2.2 Tocopherol-alpha

    Gambar 2.3 Tocopherol

    Gambar 2.4 Tocotrienol

    3. Oryzanol

    Oryzanol merupakan antioksidan campuran dari ester asam ferulat, sterol dan triterpen

    alcohol. Oryzanol adalah salah satu jenis senyawa yang dikandung oleh tumbuhan dan

    memiliki kemampuan sebagai antioksidan. Beberapa jenis oryzanol antara lain -oryzanol,

  • 7-oryzanol dan -oryzanol.

    -oryzanol memiliki nama jual Oliver Lock. -oryzanol berwujud lembaran berwarna putih dan digunakan sebagai obat untuk penyakit tekanan darah tinggi. Penggunaannya selama

    ini hanya berkisar di daerah Jepang.

    -oryzanol terdapat pada tanaman shea (Vitellaria paradoxa Butytrospermum parkii), sejenis tanaman yang berasal dari Afrika Barat. Biji dari tanaman ini digunakan sebagai

    bahan baku pembuatan shea butter.

    -oryzanol adalah oryzayl ester dari asam ferulat yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan. -oryzanol terdiri dari triterpene alkohol ester 3-methoxy-4-hydroxy cinnamat acid berumus molekul (C40H58O4) dan (C41H60O4). -oryzanol mudah larut dalam aseton dan asam lemak ester (F.J Cleveland, 1968). -oryzanol meleleh pada suhu 136C (276.8F), memiliki massa molekul relatif sebesar 602,98 g/mol dan tidak mudah terbakar.

    -oryzanol juga dilaporkan tidak memiliki senyawa racun genetik (genotoxat) dan bebas senyawa karsinogen (US 6410762(2002)). Struktur -oryzanol ditunjukkan oleh gambar

    Gambar 2.5 Struktur molekul oryzanol (C40H58O4)

    -oryzanol terdiri dari sepuluh komponen penyusun yang dianalisa menggunakan kromatografi gas. Kesepuluh komponen penyusun ini adalah 7-stigmastenyl ferulate, stigmasteryl ferulate, cycloartenyl ferulate, 24-methylenecycloartanyl ferulate, 7campesteryl ferulate, campesteryl ferulate, 7-sitostenyl ferulate, sitosteryl ferulate,

  • 8compestanyl ferulate, dan sitostanyl ferulate. Dari seluruh komponen penyusun tersebut,

    komponen penyusun terbesarnya adalah cycloartenyl ferulate, 24-methylenecycloartanyl

    ferulate, dan campesteryl ferulate. Ketiga komponen tersebut terdapat sebanyak ~80%

    dalam -oryzanol.

    Oryzanol terdapat pada minyak dedak padi Kandungan oryzanol pada minyak dedak padi

    sebesar 1 ~ 2 % berat. Fungsi oryzanol bagi kesehatan manusia yaitu untuk menurunkan

    kadar kolesterol dalam darah dan menurunkan resiko terserang sakit jantung kononer.

    -oryzanol juga dapat meningkatkan pelepasan endorphin (penghilang rasa sakit), membantu pertumbuhan, melancarkan sirkulasi darah, menstimulasi sekresi hormon, dan

    meningkatkan pertumbuhan jaringan otot selama membakar lemak dalam tubuh. Selain itu,

    -oryzanol juga mampu melancarkan peredaran darah, mempercepat metabolisme, dan sebagai antibiotik dan anti bakteri. Senyawa ini juga telah dilaporkan baik untuk penyakit

    saraf otonom. -oryzanol bukan merupakan bahan gizi yang pokok, sehingga tidak ada kasus kekurangan senyawa ini. Tetapi, penambahan senyawa ini pada formula makanan

    dapat bermanfaat bagi kalangan atlet dan kalangan orang-orang yang memiliki aktivitas

    dinamik. Selain itu, -oryzanol digunakan juga sebagai suplemen penambah konsentrasi, dan memperkuat sistem kesetimbangan tubuh. Namun penggunaan -oryzanol secara berlebihan dapat mengakibat kesulitan tidur, iritasi pada kulit, dehidrasi, sakit kepala ringan

    dan gangguan pencernaan.

    4. Fitosterol

    Fitosterol adalah lemak tumbuh-tumbuhan nabati yang dapat mengurangi penyerapan

    kolesterol, sehingga kolesterol didalam darah dapat dikendalikan. Dengan mengendalikan

    kolesterol berarti kita dapat mencegah penyumbatan pembuluh koroner , artinya kita dapat

    mengurangi kemungkinan serangan jantung. Efek/pengaruh pengendalian kolesterol ini

    didapat bila kita mengkonsumsi fitosterol sebanyak 0,6 g 2 g / hari.

  • 9Gambar 2.6 Struktur ergosterol

    Gambar 2.7 Struktur sitosterol

    5. Asam phytat

    Asam phytat merupakan salah satu antioksidan yang sering terdapat pada kacang-kacangan

    atau biji-bijian yang dapat mencegah atau bahkan mengobati kanker (Wikipedia.org).

    Selain itu asam phytat juga memiliki memiliki kemampuan untuk mengikat mineral

    sehingga mengkonsumsi asam phytat secara berlebih dapat mengakibatkan tubuh

    kekurangan mineral.

  • 10

    Gambar 2.8 Struktur asam phytat

    6. Asam ferulat

    Asam ferulat adalah suatu antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas yang banyak

    terkandung dalam biji dan daun banyak tumbuhan, terutama pada dedak padi-padian. Asam

    ferulat memiliki banyak manfaat bagi manusia, seperti : mencegah penuaan, mencegah

    penyakit kanker, menurunkan kadar kolesterol, mencegah osteoporosis, mencegah

    kerusakan membran sel saraf, meningkatkan performa atletik, dan meningkatkan kekebalan

    dari penyakit infektif. Dosis yang dianjurkan untuk pengkonsumsian asam ferulat adalah

    250 mg/hari.

    Gambar 2.9 Struktur asam ferulat

  • 11

    Berikut ini disajikan tabel kandungan zat dalam berbagai minyak pangan.

    Tabel 2.2 Kandungan zat anti-oksidan dalam minyak dedak padi dibandingkan minyak

    pangan lainnya

    Minyak

    pangan

    Tocopherol

    (ppm)

    Tocotrienol

    (ppm)

    Oryzanol

    (ppm)

    Total (ppm)

    Minyak dedak

    padi

    81 336 2000 2417

    Canola 51 0 0 51

    Minyak bunga

    matahari

    650 0 0 650

    Minyak

    kacang kedelai

    487 0 0 487

    Minyak palm 256 149 0 405

    2.1.2 Tahap Produksi Minyak Dedak Padi

    Dedak padi mengandung 17 ~ 23 % minyak. Ekstraksi dedak padi dilakukan dengan

    menggunakan pelarut mudah menguap, seperti heksan (Salunkhe, 1991). Minyak dedak

    hasil ekstraksi (minyak dedak mentah) dipisahkan dari pelarut melalui proses penguapan.

    Setelah itu dilakukan proses pemurnian yang meliputi: dewaxing, degumming, netralisasi,

    pemucatan, deodorisasi, dan winterisasi (Cornelius,1980). Penjelasan dari masing-masing

    tahap tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Dewaxing

    Dewaxing adalah penyingkiran lilin dari minyak dedak padi. Salah satu metode

  • 12

    dewaxing adalah dengan mengunakan metode sentrifugasi. Lilin memiliki nilai

    gravitasi spesifik yang mirip dengan minyak dedak padi, sehingga perlu

    ditambahkan sodium silikiat ke dalam heksan dan minyak dedak padi. Dalam

    kondisi tersebut, lilin akan berikatan dengan air sehingga lilin akan mudah

    dipisahkan dari minyak.

    2. Degumming

    Degumming adalah penyingkiran fospolipid, glikolipid, koloid gula dan protein.

    Penyingkiran gum dilakukan karena gum dapat mempersulit proses netralisasi

    akibat pembentukan emulsi yang akan terjadi selama proses netralisasi jika gum

    tidak disingkirkan. Gum juga dapat menyebabkan penyumbatan pada pompa

    ataupun sistem perpipaan.

    Metode yang umum dilakukan dalam proses degumming adalah penambahan asam

    sulfat atau asam fosfat pada temperatur sedang dan diikuti dengan penyaringan.

    3. Netralisasi

    Netralisasi adalah proses pengkondisian kadar asam lemak bebas agar tetap konstan.

    Netralisasi dilakukan dengan mengkonversi asam lemak bebas menjadi garam

    sodium dan selanjutnya dipisahkan dengan cara senrifugasi. Metode ini dapat

    mengakibatkan hilangnya 12 ~ 40% minyak mentah.

    4. Bleaching

    Bleaching adalah proses mencerahkan warna dan meningkatkan stabilitas minyak.

    Bleaching dilakukan menggunakan karbon teraktifkan atau bleaching earth.

    5. Deodorisasi

    Deodorisasi adalah proses menghilangkan bau peroksida aldehid, dan keton hasil

    dari degradasi minyak. Proses yang dilakukan adalah sebagai berikut: minyak

  • 13

    dipanaskan dari 220 C sampai dengan 250 C pada tekanan vakum 3 sampai

    dengan 5 mmHg. Setelah itu, minyak disaring dan didinginkan hingga 60 C .

    6. Winterisasi

    Winterisasi adalah proses mendinginkan minyak pada waktu dan temperatur

    tertentu. Winterisasi bertujuan untu menyingkirkan gliserida. Sebagai pendingin

    digunakan salt brine atau glikol propilen dingin untuk meminimalkan beda

    temperatur antara temperature refrigasi dan minyak. Pendinginan minyak dilakukan

    hingga 30 ~ 35 C secara perlahan pada laju 15 C/12 jam dengan pengadukan

    lambat kemudian didinginkan kembali hingga 4 ~ 5 C tanpa pengadukan dan

    selanjutnya diikuti melting selama 22 ~ 48 jam sehingga minyak mengkristal.

    Winterisasi dilakukan untuk menghilangkan gliserida jenuh.

    2.2 Stabilisasi Minyak Dedak Padi

    Stabilisasi dedak padi bertujuan mendeaktivasi enzim lipase yang ada di dalam dedak.

    Tingginya kadar asam lemak bebas menyebabkan penurunan pada kualitas minyak dedak

    padi. Asam lemak bebas adalah hasil dari hidrolisis lemak oleh enzim pemecah lemak yang

    dinamakan enzim lipase. Bilangan asam dapat digunakan untuk mengetahui kadar asam

    lemak bebas. Bilangan asam adalah jumlah massa KOH (dalam miligram) yang dibutuhkan

    untuk menetralisasi asam lemak bebas dalam 1 gram minyak.(Woodman, 1941).Enzim

    lipase tidak aktif ketika berada dalam gabah sebelum penggilingan. Enzim lipase menjadi

    aktif setelah mengalami kontak dengan udara akibat proses penggilingan. Hal lain yang

    diakibatkan oleh hidrolisis asam lemak bebas adalah hilang minyak dan bau tengik Hilang

    minyak akibat enzim lipase dalam dedak dapat mencapai 4 %/hari dan kadar asam lemak

    bebas dapat meningkat menjadi 10% dalam waktu beberapa jam saja. Semakin tinggi kadar

    asam lemak bebas, pemurnian minyak dedak menjadi semakin sulit dan ekstraksi minyak

  • 14

    dedak menjadi semakin kurang ekonomis.

    Metode yang digunakan dalam stabilisasi minyak dedak dapat dibagi ke dalam dua bagian

    yaitu stabilisasi kimia dan stabilisasi fisik :

    1. Stabilisasi Kimia

    Stabilisasi kimia adalah stabilisasi dengan menggunakan senyawa kimia. Salah satu contoh

    stabilisasi kimia adalah dengan menggunakan HCl dan SO2. Dari semua zat kimia yang

    diuji, SO2 menunjukkan kapasitas yang paling besar untuk menghancurkan enzim lipase.

    Enzim lipase dari dedak padi dihancurkan dengan 5 ~ 15 % SO2 selama 5 sampai dengan

    10 jam dalam ruang tertutup dan pengeringan dengan sinar matahari (Paten Jepang 1919).

    Akhir-akhir ini sodium metabisulfit digunakan sebagai sumber sulphur dioksida dalam tes

    laboratorium. Pencampuran dedak dan metabisulfit menunjukkan karakteristik storage yang

    memuaskan ( index iodine turun dr 108,8-75,8 dan germ dari 144,8-71,5). Namun,

    penggunaan SO2 dapat menyebabkan korosi pada peralatan.

    2. Stabilisasi fisik

    Metode stabilisasi fisik terdiri dari: penyimpanan pada suhu rendah, penyimpanan dalam

    atmosfer inert, iradiasi, dan pemasakan.

    a. Penyimpanan pada suhu rendah

    Penyimpanan pada suhu rendah dapat mengurangi kecepatan hidrolisis lemak, tapi tidak

    menghancurkannya. Aktivitas enzimatik akan berlangsung kembali ketika dedak mencapai

    temperatur ambient. Penyimpanan dedak pada vacuum flask dengan suhu -70 C dapat

    mempertahankan level FFA tanpa deteriorasi selama 15 hari.

    b. Penyimpanan dalam atmosfer inert

    Berikut ini adalah beberapa data penyimpanan dedak padi dalam berbagai atmosfer inert :

  • 15

    Oksigen bertekanan tinggi dapat mengurangi pertumbuhan lumut, proliferasi serangga dan reaksi oksidasi tapi tidak dapat menghancurkan aktifitas lipolitik.

    Penyimpanan dalam atmosfer nitrogen pada suhu ambient (20 C ~ 25 C) dapat mengembangkan asam lemak bebas sekitar 40 % dalam 23 hari.

    Pengemasan dedak dalam atmosfer karbon dioksida dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas sebanyak 40% dalam tiga minggu. Tetapi CO2 dapat menjaga dedak dari

    serangga dan lumut.

    c. Irradiasi

    Salah satu contoh iradiasi adalah menggunakan sinar gamma. Hasil percobaan

    menunjukkan bahwa level FFA tetap konstan pada percobaan dengan menggunakan sinar

    gamma 1,2 x 106 radian. Pada keadaan ini lipase menjadi tidak aktif dan tidak terlihat

    perubahan pada kuantitas asam lemak dan indeks iodium pada minyak. Namun, teknik

    irradiasi merupakan teknik yang berbiaya tinggi.

    d. Pemasakan

    Metode pemasakan dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu pemasakan tanpa pemasakan

    kering dan pemasakan basah

    Stabilisasi pemasakan kering

    Transfer panas ke dalam dedak dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

    - mempertahankannya pada temperatur panas

    - kontak langsung aliran udara panas , dll.

    Stabilisasi pemasakan kering dapat mengurangi atau mendeaktivasi aktivitas enzimatik

    karena proses ini dapat mengurangi persentase kelembaban dedak. Pemanasan pada suhu di

    atas 105 C akan menggelapkan warna dedak.

  • 16

    Beberapa alat stabilisasi yang menggunakan metode ini adalah:

    - konveyor (drum terbuka)

    Salah satu contoh alat adalah seperti pada gambar berikut ini:

    Gambar 2.10 Konveyor ( drum terbuka )

    Stabilisator ini didesain dengan dua konveyor ulir berdiameter masing-masing 22,8 cm dan

    panjang total 3 m dengan selubung pemanas. Daya totalnya adalah 4,5 hp. Gas pembakaran

    bersirkulasi melalui selubung dalam arah yang berlawanan dari dedak yang bersirkulasi

    melalui konveyor. Vent berfungsi untuk memindahkan uap yang dihasilkan dedak.

    - drum tertutup

    Salah satu alat contoh alat jenis drum tertutup terdiri dari sebuah silinder metalik

    horizontal, dengan selubung uap dan dua poros untuk pembakaran dengan kukus

    bertekanan. Perlengkapan lainnya terdiri dari indikator suhu dan tekanan dan valve.

  • 17

    Silinder berputar dengan kecepatan delapan rpm dengan daya 5 hp. Operasi dilakukan

    dengan muatan sebesar 200 ~ 250 kg. Proses ini akan mengurangi kelembapan dedak

    sebesar 4 ~ 5 %. Alat tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

    Gambar 2.11 Drum tertutup

    - Extrusion cooker

    Extrusion cooker berfungsi untuk menonaktifkan enzim dan inhibitor enzim serta merusak

    mikroorganisme dan serangga. Extruder beroperasi pada rentang temperatur 80 C ~ 155

    C. Berikut ini disajikan gambar alat extrusion cooker:

  • 18

    Gambar 2.12 Pemasak ekstrusi untuk stabilisasi tanpa penambaham air

    Extruder (extrusion cooker) terdiri dari sistem minyak hidraulik dengan pompa

    hidrolik, tangki minyak, control valve, dan motor hidraulik. Motor hidrolik

    mengalirkan umpan dari feed ke masukan ekstruder. Control valve akan mengatur

  • 19

    laju alir ke inlet ekstruder dari 0 ~ 50 rpm. Valve akan mengatur temperatur dan

    kuantitas umpan. Produk akan dialirkan dari satu bagian ke bagian lain ulir ekstuder

    menggunakan rotor yang berputar dengan kecepatan 500 ~ 1200 rpm.

    Stabilisasi pemesakan basah

    Air pada stabilisasi ini digunakan dalam bentuk uap yang memiliki fungsi fungsi :

    a. sebagai sumber pemanasan dedak

    b. sebagai peningkatan aktivitas air dalam dedak dan mengurangi ketahanan termal

    dari enzim dan mikro organisme yang dikandung

    Proses yang berdasarkan pada penggunaan uap dibagi kedalam tiga kelompok: stabilisasi

    dedak dalam beras sebelum penggilingan, stabilisasi dedak dalam unggun diam,

    danstabilisasi dedak dalam unggun bergerak

    1. Stabilisasi dedak dalam beras sebelum penggilingan

    Pemanasan padi dalam uap pada 100 C selama satu menit dapat mencegah pembentukan

    FFA dalam sekam padi dengan kelembapan 13% jika disimpan selama 15 hari pada suhu

    25 C. Kemampuan sistem dalam mendeaktivasi enzim lipase bergantung pada kondisi

    pemrosesan dan perlakuan uap.

    2. Stabilisasi dedak dalam unggun diam

    Perbedaan pada kelembaban akan menghasilkan perbedaan pada hasil yang diperoleh.

    3. Stabilisasi dedak dalam unggun bergerak

    Secara umum, waktu minimal yang dibutuhkan untuk menonaktifkan enzim pada dedak

    dengan menggunakan unggun bergerak adalah tiga menit. Proses ini memakan biaya besar

    dan sulit untuk menghindari kontaminasi mikroba pada dedak.

  • 20

    Beberapa alat yang digunakan pada proses stabilisasi pemesakan basah adalah sebagai

    berikut:

    a. screw conveyor untuk kukus langsung dalam unggun bergerak

    Contoh alat yang menggunakan prinsip kerja kukus langsung dalam unggun bergerak

    ditunjukkan dalam gambar berikut :

    Gambar 2.13 Screw conveyor

    Karakteristik alat tersebut adalah sebagai berikut :

    a. Sistem umpan yang dilengkapi dengan bucket elevator, hopper, dan loading screw

    b. Pemasak horizontal dengan selubung uap dan suntikan uap langsung yang

    dilengkapi dengan sistem agitator

  • 21

    c. Pengering horizontal dengan selubung uap yang dilengkapi dengan agiator

    d. Pengering horizontal cum-cooler dengan selubung uap yang dilengkapi dengan

    agiator.

    e. Konveyor pneumatic dengan pemisah siklon dan hopper

    f. Sistem transmisi

    g. Sistem control

    Secara umum, prosesnya adalah dengan memanaskan dedak selama tiga menit dan

    mengeringkan dedak untuk mengurangi kelembaban dari 14 % menjadi 3 %.

    b. Uap langsung dalam unggun terfluidakan

    Peralatan yang menggunakan prinsip uap langsung dalam unggun terfluidakan terdiri dari

    unit inaktivasi, unit pengering, dan unit pendingin. Alat dan cara kerja disajikan dalam

    gambar berikut ini:

  • 22

    Gambar 2.14 Alat unggun terfluidakan

    c. Pemasak ekstrusi menggunakan air atau injeksi uap

    Mesin memiliki diameter dalam sebesar 11,5 cm dengan panjang kurang lebih 1,3 m. Die

    memiliki celah sebesar 15,8 mm dan shaft berputar pada kecepatan 216 rpm dengan daya

    25 hp. Injector air ditempatkan pada jarak 1 meter dari keluaran dan injector uap pada jarak

  • 23

    30 cm dari injector air. Dedak dimasukkan ke mesin melalui ulir dan dialirkan sejauh 15

    cm dan kemudian diinjeksikan dengan air. Setelah bergerak sejauh 75 cm, dedak

    diinjeksikan dengan uap. Kelebapan uap akan berkurang sampai 25 % ketika didinginkan

    dan dikeringkan dalam pengering. Gambar alat disajikan sebagai berikut:

    Gambar 2.15 Pemasak ekstrusi untuk stabilisasi menggunakan air