jbptitbpp gdl milafadina 29816 3 2008ta 2

17
7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2 http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 1/17 5 BAB 2 DASAR TEORI 2.1  Teori Pasut Laut Pasut adalah perubahan gerak relatif dari materi suatu planet, bintang dan benda angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi benda-benda angkasa dan luar materi itu  berada (Gambar 2.1 dan 2.2), sehingga pasut yang terjadi di Bumi terdapat dalam tiga  bentuk, yaitu: 1. Pasut atmosfer (atmospheric tides) 2.  Pasut laut (ocean tides) 3. Pasut bumi padat (bodily tides) Gambar 2.1 Posisi Matahari terhadap Bumi (Djunarsjah, 2005)

Upload: eldynandtrissandityawarman

Post on 06-Mar-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pasang surut

TRANSCRIPT

Page 1: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 1/17

BAB 2

DASAR TEORI

2.1 

Teori Pasut Laut

Pasut adalah perubahan gerak relatif dari materi suatu planet, bintang dan benda

angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi benda-benda angkasa dan luar materi itu

 berada (Gambar 2.1 dan 2.2), sehingga pasut yang terjadi di Bumi terdapat dalam tiga

 bentuk, yaitu:

1.  Pasut atmosfer (atmospheric tides)

2. 

Pasut laut (ocean tides)

3.  Pasut bumi padat (bodily tides)

Gambar 2.1 Posisi Matahari terhadap Bumi (Djunarsjah, 2005)

Page 2: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 2/17

Gambar 2.2 Posisi Bulan terhadap Bumi (Djunarsjah, 2005)

Berikut beberapa pengertian dan hal-hal yang berkaitan dengan pasut laut

(Djunarsjah, 2005):

a.  Pasut laut terjadi karena massa bulan menghasilkan gaya tarik gravitasi terhadap air

laut dan menarik air laut tersebut ke arah kedudukan bulan yang diimbangi oleh gaya

tarik bumi terhadap air laut.

 b.  Pasut laut dihasilkan oleh rotasi bumi serta revolusinya mengelilingi matahari.

Gerakan tersebut kemudian menghasilkan gerakan air laut yang akan dimodifikasi

oleh air laut.

c.  Pasut laut terjadi akibat adanya medan gaya di permukaan bumi yang dibangkitkan

oleh bulan dan matahari. Arah dan bedanya gaya berubah-ubah secara periodik

tergantung kepada posisi kedua benda langit tersebut terhadap bumi. Selanjutnya

gaya-gaya tersebut merupakan gaya yang membangkitkan pasut laut atau biasa

disebut gaya pembangkit pasut.

d. 

Pasut laut merupakan naik turunnya permukaan air laut secara periodik sebagai akibat

adanya gaya tarik menarik antara bumi, bulan dan matahari.

Page 3: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 3/17

2.1.1  Sifat dan Karateristik Pasut Laut

Gerakan vertikal pasut menurut sifatnya dibagi dua, yaitu:

1.  Periodik yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi bulan dan matahari.

2. 

Variasi non pasut disebabkan oleh faktor-faktor non astronomis yang mempengaruhitinggi pasut yaitu kedalaman perairan, keadaan meteorologi serta faktor hidrografis

lainnya.

Pasut di suatu perairan yang kita amati merupakan penjumlahan dari komponen-

komponen pasang akibat gaya gravitasi bulan, matahari dan benda langit lainnya,

mempunyai periodanya sendiri, sehingga komponen yang dibentuknya dapat diuraikan

dari hasil pencatatan. Secara garis besarnya komponen-komponen pasut utama dapat

dibagi dalam 3 kelompok:

1.  Komponen-komponen dengan perioda panjang (long period species).

2.  Komponen-komponen diurnal (satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari).

3.  Komponen-komponen semi diurnal (dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari).

Bentuk (tipe) pasut yang timbul berbeda-beda tergantung pada tempat pasut

tersebut terjadi. Klasifikasi dari bentuk-bentuk pasut ini berdasarkan perbandingan antara

 jumlah amplitudo komponen-komponen diurnal K 1 dan O1  dengan jumlah amplitudo

komponen-komponen semi diurnal M2  dan S2. Perbandingan ini dinyatakan dalam

hubungan:

( )( )22

11

S  M 

OK F 

+

+=  

Berdasarkan harga F ini, bentuk pasut terjadi dalam tiga tipe dan dimodifikasi menjadi

empat tipe (Gambar 2.3), yaitu:

1. 

0 < F =< 0.25 : pasut semi diurnal murni

2. 

0.25 < F =< 1.5 : pasut campuran berganda

3.  1.5 < F =< 3.0 : pasut campuran tunggal

4.  F > 3.0 : pasut tunggal murni

Page 4: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 4/17

Gambar 2.3 Tipe Pasut (Djunarsjah, 2005)

2.1.2  Pengamatan Pasut

Tujuan dari pengamatan pasut adalah untuk mencatat atau merekam gerakan

vertikal permukaan air laut yang terjadi secara periodik, yang disebabkan oleh gaya tarik-

menarik antara bumi dengan benda-benda angkasa terutama bulan dan matahari. Untuk

mendapatkan informasi pasang surutnya air laut diperlukan suatu pengamatan di mana

diperlukan adanya peralatan pengamatan pasut yang disebut stasiun pengamatan pasut,

yang perlu memperhatikan hal-hal:

a.  Lokasi yang mudah dijangkau dan struktur bangunannya kokoh.

 b.  Ditempatkan di lokasi yang mudah diamati dalam berbagai cuaca.

c. 

Lokasi stasiun pasut hendaknya sedekat mungkin dengan benchmark   atau titikreferensi yang ada.

d.  Lokasi stasiun pasut hendaknya ditempatkan di lokasi yang mewakili keadaan

karakteristik daerah tersebut.

e.  Kondisi air laut sebaiknya bersih untuk memudahkan pengamatan.

Page 5: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 5/17

Tugas utama surveyor hidrografi berkaitan dengan pasut:

a.  Pengamatan, berupa kegiatan pengukuran tinggi muka air laut.

 b.  Analisis, berupa hitungan untuk mendapatkan amplitudo dan fase dari komponen-

komponen pasut menggunakan metode Admiralty atau kuadrat terkecil.

c.  Prediksi, untuk meramalkan tinggi muka air laut di masa mendatang.

Peralatan yang digunakan dalam pengamatan pasut:

1.  Alat Pengamat Pasut Sederhana

Palem (Tide Pole)

Merupakan alat sederhana yang terbuat dari kayu dengan ukuran panjang sekitar 3-5

meter, lebar 5-15 cm sedangkan tebalnya 1-4 cm. Alat ukur ini mirip seperti rambu

ukur di mana mempunyai skala bacaan dalam satuan decimeter  (Gambar 2.4 dan 2.5).

Agar ukuran pengamatan air laut benar, maka pemasangan palem harus tegak lurus

dengan permukaan air laut. Selain terbuat dari kayu, palem pasut juga dapat dibuat

dari pelat tipis atau pita plastik. Pemasangan palem pasut sebaiknya memperhatikan

hal-hal yang mempengaruhi kualitas data pengamatan pasut. Pemasangan palem

harus kokoh, tidak berubah naik turun. Selain itu lokasi diusahakan agar tidak

terganggu oleh kapal yang lewat atau benda terapung lainnya.

Gambar 2.4 Alat Pengamat Pasut dengan Pemberat (Djunarsjah, 2005)

Page 6: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 6/17

10 

Gambar 2.5 Alat Pengamat Pasut dengan Pengapung (Djunarsjah, 2005)

Cara yang paling sederhana untuk mengamati pasut dilakukan dengan palem (Gambar

2.4 dan 2.5). Tinggi muka air setiap jam diamati secara manual oleh operator (pencatat)

dan dicatat pada suatu formulir pengamatan pasut. Pencatat akan menuliskan kedudukan

tinggi muka air laut relatif terhadap palem pada jam-jam tertentu sesuai dengan skala

 bacaan yang tertulis pada palem. Muka air laut yang relatif tidak tenang membatasi

kemampuan pencatatan dalam menaksir bacaan skala. Walaupun demikian, cara ini

cukup efektif untuk memperoleh data pasut dengan ketelitian hingga sekitar 2.5 cm.

(Poerbandono & Djunarsjah, 2005)

2. 

Alat Pengamat Pasut Otomatik (Tide Gauge)

a.  Jenis pelampung ( float tide tide gauge) 

Alat sensor berupa pelampung yang dihubungkan oleh katrol menuju alat

 perekam (Gambar 2.6). Perubahan tinggi air laut dapat tercatat pada alat perekam

dengan mengikuti perubahan naik turunnya pelampung yang akan menggerakkan

 jarum pencatat pada alat perekam.

Page 7: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 7/17

11 

Gambar 2.6 Alat Pengamat Pasut Tipe Pelampung (Djunarsjah, 2005)

 b.  Jenis tekanan ( pressure type tide gauge)

Tipe ini menggunakan tekanan air di atas suatu unit yang berubah-ubah akibat

 besar kecilnya lapisan air di atas unit sensor tersebut sesuai gerakan turun naiknya

 permukaan laut. Perubahan tekanan ini diteruskan ke unit recorder melalui selang

udara yang biasanya terbuat dari karet atau plastik (Gambar 2.7).

Gambar 2.7 Alat Pengamat Pasut Tipe Tekanan (Djunarsjah, 2005)

Page 8: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 8/17

12 

2.1.3  Analisis Harmonik dan Prediksi Pasut

Metode harmonik pasut banyak digunakan dalam menganalisis data pasut.

Metode ini memiliki hipotesis bahwa pasut yang dialami merupakan penjumlahan dari

 beberapa komponen gelombang yang memiliki amplitudo dan frekuensi tertentu. Analisis

 pasut bertujuan untuk mendapatkan amplitudo dan beda fase komponen-komponen pasut

dengan cara melakukan pengamatan pasut pada selang waktu tertentu.

Tujuan utama pengamatan pasut selain untuk menentukan nilai MSL dan Chart

Datum juga untuk dapat meramalkan kondisi pasut laut di suatu tempat . Salah satu

metode peramalan pasut atau prediksi pasut yaitu dengan menggunakan data analisis

harmonik metode kuadrat terkecil parameter. Metode kuadrat terkecil memiliki asas

 bahwa jumlah pengamatan harus lebih besar dari jumlah parameter yang akan dihitung.Yang dimaksud parameter dalam analisis harmonik pasut adalah nilai amplitudo dan beda

fase komponen, serta tinggi muka air laut rata-rata. Dengan mengetahui nilai parameter

diatas, maka kedudukan permukaan laut tiap jam dapat ditentukan nilainya dengan

menggunakan persamaan harmonik pasut. Persamaan tersebut yaitu :

)cos()(1

0   j j

m

 j

i j j ji   gvt  f aC t h   −++=   ∑=

ω   

dengan :

0C    = tinggi rata-rata permukaan air diatas datum yang digunakan

 ja   = konstanta amplitudo

 j   = rata-rata perubahan pada fase disebut konstanta pokok kecepatan

 jg   = fase awal konstanta pasang surut (saat t = 0)

)( it h   = tinggi permukaan air laut (saat t = i)

 j f  &  jv   = argumen astronomis

Page 9: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 9/17

13 

Tahapan perhitungan analisis harmonik pasut metode hitung perataan parameter,

dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.8 Tahapan Analisis Pasut Metode Hitung Perataan Parameter

Model matematika Persamaan Harmonik Pasut :

{ }∑= −−−+=

m

i j

 j ji j j j j ji j j ji   )gV sin()t sin( f a)gV cos().t cos( f aCo)t (h   ω ω 

 

∑=

−+=m

1 j

i j ji j ji   )}t sin(S )t cos(C { Co)t (h   ω ω 

Data pengamatan

Smoothing grafis 

Data hasil smoothing

Persamaan Koreksi :

V = AX-F

Persamaan Normal :

 X=(AT PA)AT PF

Pemecahan matriks parameter :

C j dan S j 

∑=

−+=m

1 j

 ji j ji ji   }sin)t sin( Acos).t cos( A{ Co)t (h   θ ω θ ω   

Menghitung amplitudo (a j) dan fase ( g j) yang telah terkoreksi faktor koreksi nodaluntuk masing-masing komponen pasut :

  Amplitudo :

2

 j

2

 j j   S C  A   +=  

 j

 j

 j f 

 Aa   =  

  Fase :

)C 

arctan( j

 j

 j

=θ     J  J  J  j j j   uvV ;V g   +=−=   θ   

Page 10: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 10/17

14 

Pada Gambar 2.8 diperlihatkan bahwa setelah didapatkan data pengamatan perlu

dilakukan smoothing grafis untuk mendapatkan data yang mendekati model serta data

yang bebas dari kesalahan baik kesalahan acak maupun blunder. Data hasil smoothing

tersebut yang nantinya dilibatkan dalam analisis harmonik pasut.

2.1.4  Aplikasi Informasi Pasut

Secara umum pasut di satu tempat dapat berbeda dengan tempat lain karena

 perbedaan kedalaman dan luas perairan, gesekan dasar (bottom friction), dan pengaruh

rotasi bumi yang berefek pada gaya-gaya gravitasi. Gaya gravitasi disini merupakan tarik

menarik antara bumi, bulan dan matahari yang disebut gaya-gaya pembangkit pasut

(GPP). Fluktuasi muka air laut dapat diperkirakan dari nilai konstanta harmonik GPP diwilayah penelitian dengan metode analisis harmonik tertentu. Faktor lokal yang dapat

mempengaruhi pasut seperti topografi dasar laut, lebar selat, dan bentuk teluk sehingga

 berbagai lokasi bisa mempunyai karakter pasut yang berbeda.

Pada Gambar 2.9 diperlihatkan berbagai aplikasi informasi pasut untuk berbagai

kepentingan.

Penjelasan dari gambar 2.9 dapat dijelaskan di bawah ini:

1.  Peta Navigasi Laut

Untuk keperluan navigasi digunakan muka air terendah sebagai chart datum untuk

angka-angka kedalaman laut yang dinyatakan sebagai angka-angka dan garis-garis kontur

kontur kedalaman pada peta navigasi laut. Muka air terendah dipilih sedemikian rupa

sehingga hampir tidak pernah terjadi keadaan ketika angka kedalaman yang tercantum di

 peta lebih kecil dari kedalaman aktual. Penentuan chart datum ditujukan untuk menjamin

keselamatan pelayaran.

Pada peta navigasi laut juga disajikan informasi garis pantai yang berimpit dengan

kedudukan muka air pada saat tertinggi. Penggunaan muka air tinggi sebagai referensi

elevasi dimaksudkan untuk menjamin keselamatan pelayaran investasi di wilayah pesisir

Page 11: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 11/17

15 

dan dataran rendah sekitarnya. Datum vertikal yang dipakai untuk referensi bagi elevasi

atau tinggi nol bagi titik-titik di daratan biasanya ditentukan dari muka laut rata-rata.

Gambar 2.9 Aplikasi Informasi Pasut (Fitriyanto, 2001) 

2.  Rekayasa Pantai dan Lepas Pantai

Rekayasa Pantai adalah perlindungan pantai, pengerukan dan reklamasi,

 pengembangan wilayah pasang-surut serta rekayasa pelabuhan. Data pasang tertinggi

 penting untuk rancangan rekayasa dan konstruksi bangunan pantai seperti pelabuhan,

dermaga dan infrastruktur lepas pantai untuk eksplorasi serta produksi energi

hidrokarbon, mineral, moda transportasi laut, akustik bawah permukaan laut, jalur pipa

Page 12: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 12/17

16 

dan kabel di bawah permukaan air dan bangunan offshore. Rancangan tinggi struktur

 pantai dan laut membutuhkan pengetahuan tentang data pasut yang dikombinasikan

dengan tinggi pasut astronomis, badai pasang dan gelombang.

Informasi perubahan  Mean Sea Level merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan

dalam rekayasa pantai, karena perubahan permukaan laut dapat menyebabkan erosi dan

kegagalan struktur.

3.  Manajemen Lingkungan Pesisir dan Laut

Pemanfaatan wilayah pesisir, pantai dan lepas pantai sebagai fasilitas pengelolaan

sumber daya hayati akan sangat berpotensi bila didukung oleh sarana yang tepat. Hal ini

dapat diwujudkan apabila sudah terdapat acuan data pendukung mengenai fenomena atau

 parameter oseanografi. Salah satu parameter oseanografi yang memegang peranan

 penting adalah fenomena pasut laut.

4.  Penentuan Batas Laut

Pasut Astronomis Terendah dapat dijadikan acuan untuk penentuan garis pangkal

normal (garis air rendah) berdasarkan Konvensi Hukum Laut PBB 1982, agar dapat

memaksimalkan klaim terhadap batas laut wilayah suatu negara pada umumnya.

5.  Perikanan dan Pertambakan

Dalam hal kegiatan perikanan tangkap, bagi kapal nelayan yang pergi melaut perlu

mendapatkan informasi mengenai kapan surut terendah yang harus dihindari agar tidak

membahayakan kapal yang akan merapat ke dermaga.

Bagi kegiatan perikanan budidaya baik budidaya laut atau di pantai sangat penting

untuk mendapatkan informasi sampai dimana batas tertinggi ketika air pasang ataupun

 batas terendah ketika air surut. Untuk mendukung kegiatan di atas, perlu pengukuran

 pasut secara detail agar potensi sumberdaya hayati laut dapat menjadi prospek

 pengembangan yang optimal bagi masyarakat pesisir.

6.  Pesawahan Pasang Surut

Di persawahan pasang surut, digali saluran-saluran untuk menampung air laut

sewaktu terjadi pasang, sehingga tidak menggenangi persawahan. Informasi pasut

dibutuhkan sebagai acuan dalam penggarapan pesawahan pasang surut.

Page 13: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 13/17

17 

7.  Koreksi Data Satelit Altimetri

Dengan teknik satelit altimetri dimungkinkan untuk memantau variasi kedudukan

muka laut yang memiliki tingkat presisi yang tinggi, resolusi spasio-temporal yang tinggi,

cakupan lautan yang luas, dan referensinya terikat dengan pusat massa bumi dapat

digunakan sebagai alternatif untuk mengestimasi tinggi muka laut.

Untuk mengkonfirmasikan dan mengkoreksi hasil pemantauan data satelit altimetri

akibat adanya efek pemanasan global, diperlukan data variasi suhu muka laut (sea

surface temperature) secara spasio-temporal. Hal ini dilakukan untuk melihat korelasi

 perubahan kedudukan muka laut dan suhu muka laut. Untuk melihat variasi kedudukan

muka laut diperlukan pemanfaatan model-model lokal untuk diterapkan sesuai dengan

karakteristik lokal suatu wilayah, misalnya penggunaan model pasut lokal yang

memperhitungkan efek topografi dasar laut.

8.  Prediksi El Nino dan La Nina

Perubahan permukaan laut akibat El Nino serta La Nina berlangsung setiap 3 sampai

dengan 7 tahun di Pasifik. Ini disebabkan oleh interaksi antara arus permukaan hangat

dan kenaikan permukaan laut di daerah tropis Pasifik menyimpang ke arah timur dan

 bertabrakan dengan suhu yang lebih rendah di Pasifik timur. Dengan menganalisis siklus

musiman dari tinggi permukaan air laut di sekitar pantai dari variasi laut interannual 

hingga dekadal  maka kejadian badai seperti El Nino dan La Nina ke depan dapat

diprediksikan.

9.  Penentuan Geoid Indonesia

Geoid dapat didefinisikan sebagai bidang ekipotensial yang berimpit dengan

 permukaan laut pada keadaan tenang dan tanpa gangguan, karena itu geoid secara praktis

dapat dianggap sama dengan permukaan laut rata-rata (Mean Sea Level – MSL). Jarak

yang diukur dari suatu titik ke bidang geoid sepanjang garis gaya berat ini disebut tinggi

ortometrik. Karena hitung-hitungan geodesi dilakukan dengan menggunakan data-data

 pada geoid (air laut rata-rata), maka informasi data pasut dibutuhkan dalam penentuan

geoid.

Page 14: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 14/17

18 

2.2 Basis Data dan Sistem Basis Data

2.2.1 Konsep Dasar

Beberapa definisi dari Basis Data:

1.  Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian

rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai

kebutuhan. (Fathansyah, 2001)

2.  Kumpulan data-data (file) non-redundant   yang saling terkait satu sama lainnya

(dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari tabel-tabelnya/struktur data dan relasi-

relasi) dalam membentuk bangunan informasi yang penting (enterprise). (Prahasta,

2002)

Prinsip utama dari basis data adalah adanya pengaturan data, sedangkan tujuan

utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan atau pencarian kembali

data.

Sistem basis data merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file (tabel) yang

saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer) dan

sekumpulan program (DBMS) yang memungkinkan beberapa pemakai atau program lain

untuk mengakses dan memanipulasi file-file (tabel-tabel) tersebut.

Sebuah sistem basis data seara lengkap memiliki komponen-komponen utama

sebagai berikut:

1.  Perangkat keras ( Hardware).

2.  Sistem Operasi (Operating System).

3.  Basis Data ( Database).

4.  Sistem Manajemen Basis Data ( DBMS ).

5.  Pengguna (User ).

6.  Aplikasi/perangkat lunak lain.

Page 15: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 15/17

19 

Bahasa basis data biasanya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu

1. 

 Data Definition Language 

Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan

dengan satu bahasa khusus. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang

disimpan di dalam file khusus yang disebut Kamus Data (data dictionary), yang

merupakan satu file berisi metadata atau data mengenai data.

2.   Data Manipulation Language 

Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data

sebagaimana yang direpresentasikan oleh model data.

3.  Query 

Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang

digunakan untuk pengambilan informasi, disebut Query Language.

Model basis data relasional sampai saat ini merupakan model basis data yang

 paling banyak diterapkan. Kemudahan dalam penerapan dan kemampuannya dalam

mengakomodasi berbagai kebutuhan pengelolaan basis data yang ada di dunia nyata

merupakan alasan mengapa model ini populer.

Pada model relasional, basis data disebar dalam berbagai tabel, yang terdiri dari

 baris data dan kolom. Di setiap pertemuan baris dan kolom nilai-nilai data ditempatkan

(tabel 2.1).

Tabel 2.1 Tabel, baris, kolom dan nilai-nilai data 

 baris

nilai data kolom

No

Faktur

Kode

Barang

Nama

BarangKuantitas

Harga

Satuan

Jumlah

Harga

182 T-013 T-Shirt 13 $20.00 $260.00

41 P-04 Pants 40 $19.50 $780.00

13 B-10 Belt 10 $10.00 $100.00

Page 16: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 16/17

20 

2.2.2  Structure Query Language 

SQL merupakan bahasa query  standar yang digunakan untuk mengakses basis

data relasional. Pertama kali dikembangkan tahun 1970-an sebagai bahasa non prosedural

karena SQL menjelaskan data ditampilkan, dihapus atau dimasukkan bukan menjalankan

 prosedur pemrograman untuk menampilkan data. SQL memerintahkan basis data untuk

melakukan apa yang harus dilakukan, bukan bagaimana melakukannya.

2.2.3  Aplikasi Basis Data di Internet

Internet merupakan sebuah jaringan komputer global, yang menghubungkan

komputer-komputer yang terdapat di seluruh dunia. Internet dapat diumpamakan sebagai

kumpulan jaringan (network ) yang saling berhubungan dan berkomunikasi denganmenggunakan standar atau bahasa yang umum. Dengan adanya bahasa yang sama ini,

maka perbedaan jenis komputer dan sistem operasi tidak menjadi masalah.

Internet memiliki fungsi untuk menyebarkan informasi aktual, lengkap dan sesuai

dengan kebutuhan pengguna. Berdasarkan fungsi tersebut maka internet hampir

dipastikan berkaitan dengan data informasi yang sangat besar. Data/informasi yang besar

 pasti berhubungan dengan basis data dalam hal penyimpanannya dan DBMS untuk

 pengelolaannya.

iMaciMac

 

Gambar 2.10 Basis Data yang Diakses Pengguna Melalui Internet

Pada gambar 2.9 diperlihatkan bahwa saat client mengakses situs web di internet

untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan, maka server akan memproses

 permintaan tersebut dan memanggil data yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan

Page 17: Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

7/21/2019 Jbptitbpp Gdl Milafadina 29816 3 2008ta 2

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-milafadina-29816-3-2008ta-2 17/17

21

server basis data. Kemudian server basis data akan mengirimkan data melalui internet ke

client di mana permintaan itu berasal.

2.3 Resume

Informasi mengenai pasut dapat memberikan kegunaan bagi berbagai macam

kegiatan kelautan yang bergantung pada kondisi laut, karena gerakan air laut dapat

 berubah akibat gaya tarik menarik antara Bumi dengan benda-benda angkasa, sehingga

diperlukan informasi yang dapat memberikan gambaran keadaan laut yang akurat untuk

mendukung kegiatan kelautan tersebut.

Pengamatan pasut berupa kegiatan mencatat atau merekam gerakan vertikal air

laut dilakukan untuk memperoleh informasi pasut laut. Hasil pengamatan pasut ini berupa

data ketinggian pasut selama selang waktu tertentu. Analisis pasut bertujuan untuk

mendapatkan amplitudo dan fase komponen-komponen pasut dengan cara melakukan

 pengamatan pasut tersebut. Tujuan utama pengamatan pasut selain untuk menentukan

nilai MSL dan Chart Datum juga untuk dapat meramalkan kondisi pasut laut di suatu

tempat . Salah satu metode peramalan pasut atau prediksi pasut yaitu dengan

menggunakan data analisis harmonik metode kuadrat terkecil parameter. Aplikasi dalam

tugas akhir ini dapat diterapkan dalam kegiatan navigasi (keselamatan pelayaran) dan

kegiatan kerekayasaan laut

Dengan adanya internet sebagai sarana informasi yang memiliki mobilitas tinggi

maka untuk mempermudah akses dalam memperoleh informasi pasut, sekarang ini

informasi-informasi tersebut di-upload ke dalam internet dan terus diperbaharui sehingga

siapapun, di manapun dapat dengan mudah mengakses informasi-informasi tersebut.