jbptitbpp gdl muchamadra 31513 5 2008ta 4

35
TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS BAB IV ANALISIS 4.1. ANALISIS PEMBEBANAN 4.3.4. Beban Mati (D) Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu struktur atap yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur itu. Yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen seperti berat sendiri, berat gording, penutup atap (metal roof), dan plafond. Dalam analisis, semua beban diatas dijadikan beban terpusat. Dalam Peraturan Muatan Indonesia (PMI), beban mati atap ditetapkan 50 kg/m2, sudah berikut genteng, gording, kaso. Karena jarak antar kuda-kuda adalah 10 m, maka diambil nilai beban yang ditransfer ke portal kanan dan kirinya dengan pembagian 1 : 1 dari tengah bentang. 25° 1.5 6 S= 6.620 L2=10 A1=1.655 Gambar 4.1 Struktur 1/2 rangka atap dengan 3 buah kuda-kuda Dengan demikian, beban maksimum dipikul oleh kuda-kuda yang berada di tengah bentang, yang secara total menahan beban sepanjang 10 m per satuan lebar. Maka beban Muchamad Ramdhan (15004099) IV-1

Upload: paul-kristiawan-gokill

Post on 16-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

struktur Kayu

TRANSCRIPT

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    BAB IV

    ANALISIS

    4.1. ANALISIS PEMBEBANAN

    4.3.4. Beban Mati (D)

    Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu struktur atap yang bersifat tetap,

    termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan

    tetap yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur itu. Yang diakibatkan oleh

    berat konstruksi permanen seperti berat sendiri, berat gording, penutup atap (metal roof), dan

    plafond. Dalam analisis, semua beban diatas dijadikan beban terpusat.

    Dalam Peraturan Muatan Indonesia (PMI), beban mati atap ditetapkan 50 kg/m2, sudah

    berikut genteng, gording, kaso. Karena jarak antar kuda-kuda adalah 10 m, maka diambil

    nilai beban yang ditransfer ke portal kanan dan kirinya dengan pembagian 1 : 1 dari tengah

    bentang.

    2 5

    1 . 5

    6

    S = 6 . 6 2 0

    L 2 = 1 0

    A 1 = 1 . 6 5 5

    Gambar 4.1 Struktur 1/2 rangka atap dengan 3 buah kuda-kuda

    Dengan demikian, beban maksimum dipikul oleh kuda-kuda yang berada di tengah

    bentang, yang secara total menahan beban sepanjang 10 m per satuan lebar. Maka beban

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-1

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    atap yang telah diketahui dikonversikan menjadi beban garis kemudian beban mati tsb

    dikonversikan menjadi beban titik yang letaknya pada join atas batang batang vertikal.

    PD = qm x L2 x (a/cos )

    PD = 50 kg/m2 x 10 m x (1.5/cos 35)m = 827.53 kg

    Plafond

    Diambil berat Plafond adalah 18 kg/m2, beban ini merata pada bidang datar rangka kuda-

    kuda sehingga jika dijadikan beban terpusat pada joint bagian bawah menjadi :

    qm = 18 kg/m2 x 10 m x 1.5 m = 270 kg

    Pemodelan beban tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ;

    Gambar 4.2 Model pembebanan beban mati

    4.3.5. Beban Hidup (L)

    Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu

    struktur, khusus pada atap ke dalam beban hidup termasuk beban yang berasal dari air hujan,

    baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik) butiran air dan beban

    yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan dan material atau selama

    penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak.

    Beban orang yang merupakan beban hidup(La) menurut PMI adalah sebesar 100 kg yang

    diletakkan di joint rangka atap searah dengan arah sumbu global (arah gravitasi).

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-2

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS P = 100kg

    Pemodelan beban tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ;

    Gambar 43 Model pembebanan beban hidup

    4.3.6. Beban Angin (W)

    Beban ini merupakan beban tidak permanen yang bekerja pada rangka atap yang disebabkan

    adanya selisih tekanan udara. Pada beban angin ini terbagi atas tekanan tiup dan tekanan isap.

    Beban angin yang diperhitungkan dalam struktur rangka atap berdasarkan PMI adalah

    sebesar 25 kg/m2. Berdasarkan koefisien angin dengan atap segi-tiga dengan sudut

    kemiringan sebagai maka:

    Koefisien angin tiup pada atap (di pihak angin < 65 )

    = (0.02 0.4)

    Koefisien angin hisap pada atap (di belakang angin untuk semua )

    = 0.4

    beban yang menentukan adalah P = 25 kg/m2

    Maka gaya tiup dan isap oleh angin dapat dihitung sebagai berikut :

    Gaya tiup pada atap = (0.02 0.4)P. L2 kg/m

    = (0.02 x 35 0.4) x 25 x 10 kg/m

    = 25kg/m

    Gaya isap pada atap = - 0.4. P. L2 kg/m

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-3

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS = - 0.4 x 25 x 10

    = - 100 kg/m

    Beban diatas masih merupakan beban merata pada bidang miring, jadi perlu dijadikan beban

    titik. Dimana beban angin ini bekerja tegak lurus terhadap bidang kontak.

    9 Gaya tiup pada atap Pw1 = 25 kg/m x (1.5/cos 35) = 41.38 kg

    Karena beban tersebut tegak lurus terhadap bidang miring, maka beban tersebut dapat

    diproyeksikan terhadap arah x dan y

    Py = 41.38 kg * cos 35 = 37.5 kg

    Px = 41.38 kg * sin 35 = 17.49 kg

    9 Gaya isap pada atap Pw2 = - 100 kg/m x (1.5/cos 35) = -165.5 kg

    Karena beban tersebut tegak lurus terhadap bidang miring, maka beban tersebut dapat

    diproyeksikan terhadap arah x dan y

    Py = -165.5 kg * cos 35 = - 150 kg

    Px = -165.5 kg * sin 35 = - 69.95 kg

    Karena beban angin ada yang bertanda positif dan negatif maka yang terjadi adalah bidang

    miring atap menerima tekanan angin tiup dan tekanan angin isap.

    Pemodelan beban tersebut dapat digambarkan dalam kondisi sebagai berikut (jika angin

    bertiup dari kiri ke kanan).

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-4

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    Gambar 4.4 Model pembebanan beban angin

    4.2. ANALISIS STRUKTUR

    Dari beban yang telah dihitung yaitu beban mati(D), beban hidup(L), dan beban angin(W)

    akan dihitung gaya dalam axial ( tekan tarik) pada struktur rangka atap dengan menggunakan

    SAP V10.0.1 dan akan dibuktikan perhitungannya dengan cara manual. Untuk penggunaan

    SAP terlebih dahulu dilakukan momen release untuk menghilangkan adanya momen pada

    sistem truss, jadi hanya ada axial saja.

    4.3.4. Gaya Dalam Akibat Beban Mati (D)

    Dari perhitungan pembebanan telah diperoleh beban yang terjadi sebagai berikut:

    Pemodelan beban tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ;

    Gambar 4.5 Model pembebanan beban mati

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-5

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    4.3.5. Gaya Dalam Akibat Beban Hidup(L)

    Dari perhitungan pembebanan telah diperoleh beban yang terjadi sebagai berikut:

    Pemodelan beban tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ;

    Gambar 4.6 Model Pembebanan Beban Hidup

    4.3.6. Gaya Dalam Akibat Beban Angin(W)

    Dari perhitungan pembebanan telah diperoleh beban yang terjadi sebagai berikut:

    Pemodelan beban tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

    Gambar 4.7 Model Pembebanan Beban Angin

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-6

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    Gambar 4.8 Label Joint dan Frame

    Kombinasi pembebanan yang terdapat dalam SNI 03 xxxx 2000 mengenai Tata Cara

    Perencanaan Struktur Kayu Untuk Bangunan Gedung adalah sebagai berikut:

    1.4 D 1.2D + 1.6L + 0.5(La atau H) 1.2D + 1.6(La atau H) + (0.5L atau 0.8W)) 1.2D 1.3W + 0.5L + 0.5(La atau H) 1.2D 1.0E + 0.5L 0.9D (1.3W atau 1.0E)

    Dalam define combination dalam SAP, disederhanakan menjadi beberapa kombinasi yang

    menentukan sesuai dengan beban yang ada sebagai berikut:

    1.4 D 1.2D + 1.6L 1.2D 1.3W + 0.5L

    Gambar 4.9 Diagram Aksial akibat kombinasi beban

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-7

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS Hasil gaya dalam pada struktur rangka atap akan dibuat dalam bentuk tabel hasil dari SAP

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 4. 1 Gaya axial batang akibat kombinasi gaya dalam

    TABLE: Element Forces - Frames TABLE: Element Forces - Frames

    Frame OutputCase P Frame OutputCase P

    Text Text Kgf Text Text Kgf

    A1 1.4D 11540.552 C1 1.4D 2253.666

    A1 1.2D+1.6L 11117.311 C1 1.2D+1.6L 2171.014

    A1 1.2D+1.3W+0.5W 10447.528 C1 1.2D+1.3W+0.5W 2093.526

    A1 1.2D-1.3W+0.5W 10102.156 C1 1.2D-1.3W+0.5W 1919.463

    A2 1.4D 9891.901 C2 1.4D -2253.666

    A2 1.2D+1.6L 9529.124 C2 1.2D+1.6L -2171.014

    A2 1.2D+1.3W+0.5W 8916.026 C2 1.2D+1.3W+0.5W -2093.526

    A2 1.2D-1.3W+0.5W 8697.988 C2 1.2D-1.3W+0.5W -1919.463

    A3 1.4D 9891.901 C3 1.4D 3487.391

    A3 1.2D+1.6L 9529.124 C3 1.2D+1.6L 3359.493

    A3 1.2D+1.3W+0.5W 8916.026 C3 1.2D+1.3W+0.5W 3239.586

    A3 1.2D-1.3W+0.5W 8697.988 C3 1.2D-1.3W+0.5W 2970.236

    A4 1.4D 6594.601 C4 1.4D 3487.391

    A4 1.2D+1.6L 6352.749 C4 1.2D+1.6L 3359.493

    A4 1.2D+1.3W+0.5W 5853.023 C4 1.2D+1.3W+0.5W 2566.155

    A4 1.2D-1.3W+0.5W 5889.653 C4 1.2D-1.3W+0.5W 3643.667

    A5 1.4D 6594.601 C5 1.4D -2253.666

    A5 1.2D+1.6L 6352.749 C5 1.2D+1.6L -2171.014

    A5 1.2D+1.3W+0.5W 5853.023 C5 1.2D+1.3W+0.5W -1658.333

    A5 1.2D-1.3W+0.5W 5889.653 C5 1.2D-1.3W+0.5W -2354.657

    A6 1.4D 9891.901 C6 1.4D 2253.666

    A6 1.2D+1.6L 9529.124 C6 1.2D+1.6L 2171.014

    A6 1.2D+1.3W+0.5W 8279.302 C6 1.2D+1.3W+0.5W 1658.333

    A6 1.2D-1.3W+0.5W 9334.713 C6 1.2D-1.3W+0.5W 2354.657

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-8

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    A7 1.4D 9891.901 D1 1.4D -12732.090

    A7 1.2D+1.6L 9529.124 D1 1.2D+1.6L -12265.151

    A7 1.2D+1.3W+0.5W 8279.302 D1 1.2D+1.3W+0.5W -11037.124

    A7 1.2D-1.3W+0.5W 9334.713 D1 1.2D-1.3W+0.5W -11634.273

    A8 1.4D 11540.552 D2 1.4D -12732.090

    A8 1.2D+1.6L 11117.311 D2 1.2D+1.6L -12265.151

    A8 1.2D+1.3W+0.5W 9492.442 D2 1.2D+1.3W+0.5W -11062.205

    A8 1.2D-1.3W+0.5W 11057.242 D2 1.2D-1.3W+0.5W -11609.191

    B1 1.4D -1158.542 D3 1.4D -9094.350

    B1 1.2D+1.6L -1156.191 D3 1.2D+1.6L -8760.822

    B1 1.2D+1.3W+0.5W -1103.360 D3 1.2D+1.3W+0.5W -7708.035

    B1 1.2D-1.3W+0.5W -984.684 D3 1.2D-1.3W+0.5W -8485.819

    B2 1.4D 378.000 D4 1.4D -9094.350

    B2 1.2D+1.6L 324.000 D4 1.2D+1.6L -8760.822

    B2 1.2D+1.3W+0.5W 324.000 D4 1.2D+1.3W+0.5W -7733.117

    B2 1.2D-1.3W+0.5W 324.000 D4 1.2D-1.3W+0.5W -8460.738

    B3 1.4D -1158.542 D5 1.4D -9094.350

    B3 1.2D+1.6L -1156.191 D5 1.2D+1.6L -8760.822

    B3 1.2D+1.3W+0.5W -1103.360 D5 1.2D+1.3W+0.5W -7444.596

    B3 1.2D-1.3W+0.5W -984.684 D5 1.2D-1.3W+0.5W -8749.259

    B4 1.4D 378.000 D6 1.4D -9094.350

    B4 1.2D+1.6L 324.000 D6 1.2D+1.6L -8760.822

    B4 1.2D+1.3W+0.5W 324.000 D6 1.2D+1.3W+0.5W -7544.920

    B4 1.2D-1.3W+0.5W 324.000 D6 1.2D-1.3W+0.5W -8648.935

    B5 1.4D -1158.542 D7 1.4D -12732.090

    B5 1.2D+1.6L -1156.191 D7 1.2D+1.6L -12265.151

    B5 1.2D+1.3W+0.5W -806.646 D7 1.2D+1.3W+0.5W -10322.031

    B5 1.2D-1.3W+0.5W -1281.398 D7 1.2D-1.3W+0.5W -12349.365

    B6 1.4D 378.000 D8 1.4D -12732.090

    B6 1.2D+1.6L 324.000 D8 1.2D+1.6L -12265.151

    B6 1.2D+1.3W+0.5W 324.000 D8 1.2D+1.3W+0.5W -10422.355 B6 1.2D-1.3W+0.5W 324.000 D8 1.2D-1.3W+0.5W -12249.041

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-9

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    B7 1.4D -1158.542

    B7 1.2D+1.6L -1156.191

    B7 1.2D+1.3W+0.5W -806.646

    B7 1.2D-1.3W+0.5W -1281.398

    Tabel 4. 2 Gaya Maksimum Tiap Batang/ Frame

    Gaya Maksimum Frame

    Kode

    Jenis P

    Text Text Tarik (Kgf) Tekan (Kgf)

    A Batang Horizontal Bawah 11540.552 -

    B Batang Vertikal Penyangga 378.000 -1281.398

    C Batang Diagonal Penyangga

    3643.667 -2354.657

    D Batang Diagonal Atas

    - -12732.090

    Gaya dalam hasil perhitungan SAP perlu dilakukan cek secara manual.

    Untuk mengecek hasil diatas dilakukan metode keseimbangan gaya pada join, dimana :

    Fx = 0

    Fy = 0

    Cek gaya akibat beban mati (D) dengan kombinasi 1.4D maka pembebanan menjadi:

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-10

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    Gambar 4.10 Model Pembebanan akibat kombinasi 1.4D

    Reaksi perletakan yang terjadi RA = RB = 6146.168 kg

    5 7 9 . 2 7 1 k g

    R 1 = 6 1 4 6 . 1 6 8 k g

    D 1

    A 1

    K e s e i m b a n g a n J o i n t 1 J o i n t 1 6

    1

    D 2D 1

    B 1

    1 1 5 8 . 5 4 2 k g

    1 8 9 k g

    Gambar 4.11 Reaksi Perletakan dan keseimbangan joint

    Pada joint 1 (perletakan) :

    Fy = 0

    (PD1 x sin 35) + 6146.168 579.271 - 189 = 0

    PD1 = -(5377.897)/sin 35 = -12725.188 kg

    dari SAP diperoleh P D1= -12732.09 kg OK!

    Fx = 0

    (PD1 cos 35) + PA1 = 0

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-11

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS PA1 = 12725.188 kg x cos 35 = 11532.94 kg

    dari SAP diperoleh PA1= 11540.552 kg OK!

    Pada join 16 :

    Fx = 0

    (PD1 cos 35) - (PD2 cos 35) = 0

    PD2 = PD1 = -12725.188 kg

    dari SAP diperoleh PD2= -12732.09 kN OK!

    Fy = 0

    (PD1 x sin 35) - (PD2 x sin 35) + (PB1) + 1158.542 kg = 0

    PB1 = -1158.542 kg

    dari SAP diperoleh P B1= -1158.542 kg OK

    Dapat disimpulkan bahwa perhitungan dari SAP sudah benar dan dapat digunakan untuk

    mendesain penampang setiap frame.

    4.3. DESAIN PENAMPANG

    Perencanaan elemen elemen struktur harus berdasarkan gaya-gaya yang terjadi pada struktur

    rangka atap ( dalam hal ini gaya yang terjadi hanya tekan dan tarik) yang akan direncanakan.

    Dalam perencanaan elemen dipengaruhi beberapa faktor, yaitu ;

    1. Nilai ekonomis

    2. Berat sendiri penampang sekecil mungkin

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-12

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS 3. Desain penampang terhadap empat jenis batang unutk kemudahan dalma pelaksanaan di

    lapangan

    4. Struktur kuat terhadap beban ultimate selama masa layan.

    5. Struktur kaku

    Dalam perencanaan elemen elemen batang pada rangka atap, pendimensian dibagi menjadi 4

    jenis, yaitu A, B, C, dan D. Dimana diambil gaya dalam terbesar dari masing-masing

    kelompok. Dibawah ini disajikan gaya max tiap kelompok

    Tabel 4.3 Gaya Maksimum Tiap Batang/ Frame

    Gaya Maksimum (kg) Kode Batang Jenis Batang Tarik Tekan

    Batang Desain

    Panjang Batang (m)

    A Batang Bawah 11540.55 - A1 1.5

    B Batang Vertikal 378.000 -1281.398 B5 2.098

    C Batang Diagonal 3643.67 -2354.657 C5 2.051

    D Batang Atas - -12732.09 D1 1.655

    Catatan: Khusus untuk batang jenis B (Batang Vertikal) dan C (Batang Diagonal)

    didesain terhadap gaya tekan karena lebih menentukan akibat tekuk

    penampang.

    Gambar 4.11 Label Joint dan Frame

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-13

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS Desain kayu yang digunakan dalam perencanaan ini adalah kayu yang digunakan adalah kayu

    kelas II mutu B dengan tegangan yang diijinkan sbb:

    //tr = //tk : 85 kg/cm2

    tk : 40 kg/cm2

    // : 12 kg/cm2

    E : 100.000 kg/cm2

    4.3.1. Penampang Monolit

    Akibat terjadi gaya tekan pada suatu batang akan menyebabkan terjadi tekuk. Sehingga

    dalam merencanakan batang tekan selain memperhitungkan kuat tekan, bahaya tekuk juga

    harus diperhitungkan agar nantinya struktur tidak mengalami kegagalan. Karena bila tekuk

    yang terjadi melebihi toleransi akan dapat menimbulkan masalah.

    Asumsi :

    Kayu yang dipakai adalah kayu dimana serat searah dengan gaya tekan yang terjadi pada

    batang

    P P

    Gambar 4.12 Profil kayu tekan

    Untuk menghitung tegangan yang terjadi pada batang tekan dapat ditentukan dengan rumus

    di bawah ini :

    //.

    tkPA =

    dimana adalah angka tekuk yang nilainya berdasarkan .

    Dimana iLk.=

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-14

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS Dalam perencanaan dibuat x = y, dengan cara b = 2h ( supaya ekonomis)

    Untuk struktur truss (sendi-sendi), k =1

    IiA

    =

    Perencanaan Batang B (Batang Vertikal/ Tegak)

    Batang B atau batang tegak ada yang bekerja sebagai batang tarik dan juga tekan. Dalam

    desain, batang tekan lebih menentukan karena faktor tekuk. Oleh sebab itu batang B akan di

    desain terhadap bahaya tekuk sebagai batang tekan.

    Contoh perhitungan batang B5

    Data :

    Pmax= 1281.398 kg

    L = 2.098 m = 209.8 cm

    //tk (ijin)= //tr (ijin) = 85 kg/cm2 (Data kayu Kelas II)

    Asumsi awal gunakan profil kayu 6/12.

    A = 72 cm2

    cmAIi xx 46.312*6

    12*6*121 3

    === ; cmAI

    i yy 73.112*6

    6*12*121 3

    ===

    !15064.6046.3

    8.209*1 OKi

    kI xx

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    !15013.12173.1

    8.209*1 OKi

    kI yy == EulerRumusyx

    Euler 67.4100

    13.1215.2*

    13.12110

    5.3300

    1005.2*

    105.3

    300

    26

    26 =

    +=

    +=

    //.

    tkPA =

    !/8511.8372

    67.4398.1281 2//2// OKcmkgkgcm

    xkgtktk =

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    Perencanaan Batang C (Batang Diagonal)

    Contoh perhitungan batang C5

    Data :

    Pmax = 2354.657 kg

    L = 2.051 m = 205.1 cm

    Asumsi awal gunakan profil kayu 8/12.

    A = 96 cm2

    cmAI

    i xx 46.312*8

    12*8121 3

    === ; cmAI

    i yy 31.212*8

    8*12121 3

    ===

    !15027.5946.3

    1.205*1 OKi

    kI xx

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    Perencanaan Batang D (Batang Atas)

    Contoh perhitungan batang D1

    Data :

    Pmax = 12732.09 kg

    L = 1.655 m =165.5 cm

    Asumsi awal gunakan profil kayu 16/16

    A = 256 cm2

    cmAI

    i xx 61.416*16

    16*16121 3

    === ; cmAI

    i yy 61.416*16

    16*16121 3

    ===

    !15090.3561.4

    5.165*1 OKi

    kI xx

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    Kesimpulan:

    Untuk desain penampang struktur rangka atap kayu kelas II B

    Tabel 4.4 Desain akhir setiap jenis batang tekan

    Dimensi Kode Batang Jenis Batang b h

    B Batang Vertikal 6 12

    C Batang Diagonal 8 12

    D Batang Atas 16 16

    b

    h

    Gambar 4.14 Penampang melintang batang rangka atap

    Secara keseluruhan desain yang dilakukan terkesan boros, hal ini dilakukan karena

    perhitungan berat sendiri struktur belum dilakukan, sehingga setelah kemudian berat sendiri

    struktur diperhitungkan akan mendapatkan ukuran kayu yang optimum. Ukuran kayu yang

    tidak ada dipasaran akan dilakukan pemotongan dengan special design.

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-19

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    4.3.2. Penampang Kayu Lapis

    Akibat terjadi gaya tekan pada suatu batang akan menyebabkan terjadi tekuk. Sehingga

    dalam merencanakan batang tekan selain memperhitungkan kuat tekan, bahaya tekuk juga

    harus diperhitungkan agar nantinya struktur tidak mengalami kegagalan. Karena bila tekuk

    yang terjadi melebihi toleransi akan dapat menimbulkan masalah.

    Asumsi :

    Kayu yang dipakai adalah kayu dimana serat searah dengan gaya tekan yang terjadi pada

    batang

    P P

    Gambar 4.15 Profil kayu tekan Kayu Lapis

    Untuk menghitung tegangan yang terjadi pada batang tekan dapat ditentukan dengan rumus

    di bawah ini :

    //.

    tkPA =

    dimana adalah angka tekuk yang nilainya berdasarkan .

    Dimana iLk.=

    Untuk struktur truss (sendi-sendi), k =1

    IiA

    =

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-20

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    Perencanaan Batang B (Batang Vertikal/ Tegak)

    Batang B atau batang tegak ada yang bekerja sebagai batang tarik dan juga tekan. Dalam

    desain, batang tekan lebih menentukan karena faktor tekuk. Oleh sebab itu batang B akan di

    desain terhadap bahaya tekuk sebagai batang tekan.

    Contoh perhitungan batang B5

    Data :

    Pmax= 1281.398 kg

    L = 2.098 m = 209.8 cm

    //tk (ijin)= //tr (ijin) = 85 kg/cm2 (Data kayu Kelas II)

    Dari perhitungan balok monolit diperoleh dimensi balok yang dibutuhkan adalah 12/12.

    Pada perencanaan kayu lapis digunakan kayu dengan ukuran 2/12 sebanyak 3 buah sebagai

    penampang. Kemudian kayu berukuran 3/12 sebanyak 2 buah digunakan sebagai klos.

    A = 72 cm2

    43 86412*6*121 cmI x ==

    4323 33.1209)2*12*121()5*2*122*12*

    121(*2 cmIY =++=

    X

    Y

    12

    3 2 2 3 2

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-21

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    cmAIi xx 46.372

    864 === ; cmAI

    i yy 10.47233.1209 ===

    Tekuk pada sumbu bahan (x-x)

    64.6046.3

    8.209 ===x

    xx i

    L

    Tekuk pada sumbu bebas bahan

    penampangatasterdirikolomPenampangmpakunmenggunakadenganklosf

    Keterangan

    mfyw

    333

    :2

    122

    ==

    +=

    17.5110.4

    8.209 ===y

    yy i

    L

    21.2046.393.69

    1

    11 === i

    L

    76.66)21..20(23317.51 22 =+=w

    76.6663.60

    ==

    w

    x

    berarti kolom menekuk pada sumbu bebas bahan

    [ ] )1000(76.66, == TetmayerRumusyx Tetmayer ( ) 80.130076.662

    3003002

    300 =+=+=

    //.

    tkPA =

    !/8503.3272

    46.2398.1281 2//2// OKcmkgkgcm

    xkgtktk =

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    Cek Kuat Geser

    kgPWwD 44.38398.1281*6080.1*

    60===

    322 1203)5.0*1*12()5*2*12(*2 cmS y =+=

    !/12/37.633.1209*6

    1203*44.38** 2_2 OKcmkgcmkg

    IbSD

    y

    ymaz ====

    ===

    pakukgdndnN /25

    25.01)25.0(*500

    1500 22

    1 =+=+=

    pakukgNN /5025*22 12 ===

    2 3 2 3 2

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-23

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    Kontrol tegangan yang terjadi:

    Batang penyambung dibebani sentris

    `2

    //

    _2

    //

    2

    /85/92.688.3804.2674

    8.38*%8004.2674

    cmkgcmkgAnS

    cmAbAnkgS

    tktk =

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS Perencanaan Batang C (Batang Diagonal)

    Contoh perhitungan batang C5

    Data :

    Pmax = 2354.657 kg

    L = 2.051 m = 205.1 cm

    Berdasarkan perhitungan pada balok monolit diperoleh profil kayu 8/12. Dalam desain

    dengan menggunakan kayu lapis dipakai kayu berdimensi 3/12 sebanyak 2 buah sebagai

    penampang dan kayu berdimensi 2/12 sebanyak 1 buah sebagai klos. Dengan demikian

    dimensinya sama dengan balok monolit. Perekat yang digunakan adalah paku

    A = 72 cm2

    43 86412*6*121 cmI x ==

    423 504)5.2*3*123*12*121(*2 cmIY =+=

    cmAI

    i xx 46.372864 === ; cm

    AI

    i yy 65.272504 ===

    Tekuk pada sumbu bahan (x-x)

    28.5946.3

    1.205 ===x

    xx i

    L

    X

    Y

    12

    3 3 2

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-25

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS Tekuk pada sumbu bebas bahan

    penampangatasterdirikolomPenampangmpakunmenggunakadenganklosf

    Keterangan

    mfyw

    223

    :2

    122

    ==

    +=

    39.7765.2

    1.205 ===y

    yy i

    L

    8.2565.237.68

    1

    11 === i

    L

    37.89)8.25(22339.77 22 =+=w

    37.8928.59

    ==

    w

    x

    berarti kolom menekuk pada sumbu bebas bahan

    [ ] )1000(37.89, == TetmayerRumusyx Tetmayer ( ) 47.230037.892

    3003002

    300 =+=+=

    //.

    tkPA =

    !/85/78.8072

    47.2657.2354 2//

    22// OKcmkgcmkgcm

    xkgtktk =

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS Gaya geser yang dipikul klos (L)

    kgLI

    SDL

    y

    y 6.252437.68*504

    192*93.96*1 ===

    Desain paku yang diperlukan

    Dalam perencanaan digunakan paku dengan 2 irisan.

    Diameter paku:

    mmtkdn 8.220*71

    71 ==

    Coba paku 25x60

    !)()(402060)(

    205.2*88)(

    OKsyaratLtersediaLmmtkLntersediaL

    mmdnsyaratL

    >===

    ===

    pakukgdndnN /25

    25.01)25.0(*500

    1500 22

    1 =+=+=

    pakukgNN /5025*22 12 ===

    3

    2

    3

    Kontrol tegangan yang terjadi:

    Batang penyambung dibebani sentris

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-27

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    `2

    //

    _2

    //

    2

    /85/1.8430

    6.252430*%80

    8.2366

    cmkgcmkgAnS

    cmAbAnkgS

    tktk =

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS buah sebagai klos. Dengan demikian dimensinya sama dengan balok monolit yaitu 16/16.

    Perekat yang digunakan adalah paku.

    A = 224 cm2

    43 67.477816*14*121 cmI x ==

    42323 67.5418)4*8*168*16*121()5*6*166*16*

    121( cmIY =+++=

    cmAIi xx 62.4224

    67.4778 === ; cmAI

    i yy 91.422467.5418 ===

    Tekuk pada sumbu bahan (x-x)

    82.3562.4

    5.165 ===x

    xx i

    L

    Tekuk pada sumbu bebas bahan

    penampangatasterdirikolomPenampangmpakunmenggunakadenganklosf

    Keterangan

    mfyw

    223

    :2

    122

    ==

    +=

    7.3391.4

    5.165 ===y

    yy i

    L

    X 16

    6 2 8

    y

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-29

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    94.1162.417.55

    1

    11 === i

    L

    54.39)94.11(2237.33 22 =+=w

    54.3982.35

    ==

    w

    x

    berarti kolom menekuk pada sumbu bebas bahan

    [ ] )1000(54.39, == TetmayerRumusyx Tetmayer ( ) 36.130054.392

    3003002

    300 =+=+=

    //.

    tkPA =

    !/8530.77224

    36.109.12732 2//2// OKcmkgkgcm

    xkgtktk =

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS Desain paku yang diperlukan

    Dalam perencanaan digunakan paku dengan 2 irisan.

    Coba paku 55 x160

    !)()(60100160)(

    445.5*88)(

    OKsyaratLtersediaLmmtkLntersediaL

    mmdnsyaratL

    >===

    ===

    pakukgdndnN /58.97

    55.01)55.0(*500

    1500 22

    1 =+=+=

    pakukgNN /16.19558.97*22 12 ===

    X 16

    6 2 8

    y

    Kontrol tegangan yang terjadi:

    Batang penyambung dibebani sentris

    `2

    //

    _2

    //

    2

    /85/10.844.10271.8612

    4.102*%8071.8612

    cmkgcmkgAnS

    cmAbAnkgS

    tktk =

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    2//

    _2

    //

    2

    /85/08.634.10236.4306*5.12/5.1

    4.102*%80

    cmkgcmkgAn

    ScmAbAn

    tktk =

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    Gambar 4.17 benda uji tampak depan

    Gambar 4.18 benda uji tiga dimensi

    Langkah-langkah pengujian

    1. Pasang benda uji pada alat uji geser searah serat kayu

    2. Jalankan alat uji geser.

    3. Perhatikan hasil bacaan angka pada alat.

    4. Saat benda uji sudah failed, lihat angka yang ditunjukkan oleh benda uji.

    5. Hasil tersebut menunjukan besarnya gaya geser yang terjadi (dalam satuan kg)

    6. Untuk mendapatkan besarnya gaya geser yang terjadi, maka nilai pada bacaan alat

    tersebut harus dibagi dengan luas permukaan benda uji geser tersebut.

    7. Kemudian dilakukan analisis terhadap hasil uji kekuatan geser kayu searah serat

    tersebut.

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-33

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS Data hasil pengujian

    Berikut ini hasil pembacaan besarnya kuat geser pada alat:

    Tabel 4.5 Data hasil pengujian

    Benda Uji ke- Balok monolit (kg) Kayu Lapis (kg)

    1 215 5

    2 225 5

    3 210 5

    Luas permukaan benda uji adalah 25 cm2, sehingga didapatkan besarnya nilai kuat gesernya

    (), yaitu: Tabel 4.6 nilai kekuatan geser searah serat kayu

    Benda Uji ke- Balok monolit (kg/cm2) Kayu Lapis (kg/cm2)

    1 8.6 0.2

    2 9 0.2

    3 8.4 0.2

    Rata-rata 8.67 0.2

    Analisis

    Berdasarkan hasil pengujian kuat geser kayu searah serat yang dilakukan di laboratorium,

    dapat dilihat bahwa besarnya kuat geser benda uji balok monolit rata-rata adalah 8.67 kg/cm2

    dan benda uji kayu lapis adalah 0.2 kg/cm2.

    Selain itu, terlihat juga bahwa besarnya kekuatan geser kayu lapis di laboratorium sangat kecil

    nilainya dibandingkan dengan balok monolit. Hal ini disebabkan oleh kurang kuatnya perekat

    pada kayu lapis tersebut. Paku yang digunakan kurang banyak dan kurang kuat sehingga tidak

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-34

  • TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    terjadi perlekatan yang sempurna. Akan tetapi, secara umum terlihat bahwa kekuatan geser

    balok monolit lebih besar daripada kayu lapis. Besarnya perbandingan kuat geser balok

    monolit dan kayu lapis sangat dipengaruhi juga dengan perekat yang digunakan.

    Dalam hal ini diperlukan paku yang sangat banyak agar bisa diperoleh kayu lapis yang punya

    kerekatan mendekati sempurna. Selain paku, perekat lain yang dapat digunakan adalah lem

    dan penjepit baja.

    Muchamad Ramdhan (15004099) IV-35

    4.3.4. Gaya Dalam Akibat Beban Mati (D) 4.3.5. Gaya Dalam Akibat Beban Hidup(L) 4.3.6. Gaya Dalam Akibat Beban Angin(W) Kesimpulan: