perilaku mencontek ditinjau dari ekspektansi...

18
PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI KESUKSESAN DAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Program Studi Sains Psikologi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Psikologi Oleh : FAEDAH UTAMI NIM : S 300 110 004 PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS PSIKOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Upload: others

Post on 26-Mar-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI KESUKSESAN DANPROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan KepadaProgram Studi Sains Psikologi

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakartauntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister dalam Ilmu Psikologi

Oleh :

FAEDAH UTAMI

NIM : S 300 110 004

PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI KESUKSESAN DANPROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspektansikesuksesan dan prokrastinasi akademik dengan perilaku mencontek siswa.Sampel penelitian adalah sebagian dari siswa pada SMA swasta di Surakarta yangberjumlah 93 siswa. Alat ukur yang digunakan adalah angket. Metode analisisdata menggunakan analisis regresi berganda dengan program SPSS versi 16.0.Hasil penelitian menunjukkan: 1) ada hubungan yang signifikan antaraekspektansi kesuksesan dan prokrastinasi akademik secara bersama-samadengan perilaku mencontek siswa. 2) ada hubungan positif yang signifikan antaraekspektansi kesuksesan dengan perilaku mencontek siswa. 3) ada hubunganpositif yang signifikan antara prokrastinasi akademik dengan perilaku menconteksiswa. Hal ini berarti variabel ekspektansi kesuksesan dan prokrastinasi akademikdapat digunakan sebagai prediktor untuk mengukur perilaku mencontek.Sumbangan efektif variabel ekspektansi kesuksesan dan prokrastinasi akademikterhadap perilaku mencontek sebesar 45,6%. Sisanya sebesar 54,4 % merupakanpengaruh variabel lain di luar penelitian ini. Variabel prokrastinasi akademikberperan lebih besar dalam perilaku mencontek dibandingkan variabelekspektansi kesuksesan.

Kata kunci : ekspektansi kesuksesan, prokrastinasi akademik, perilakumencontek.

This study aims to determine the relationship between expectancy forsuccess and academic procrastination with student cheating behavior. Thesamples were mostly of private high school’s students, amounting to 93 students.Measuring instrument used was a questionnaire. Methods of data analysis usingmultiple regression analysis with SPSS version 16.0 . The results showed : 1) thereis a significant relationship between expectancy for success and academicprocrastination together with student cheating behavior. 2) there is a significantpositive relationship between expectancy for success with student cheatingbehavior. 3) there is a significant positive relationship between academicprocrastination with student cheating behavior. This means that expectancy forsuccess and academic procrastination can be used as a predictor for measuringthe behavior of cheating . Effective contribution expectancy for success variableand academic procrastination against cheating behavior of 45.6 %. Theremaining 54.4% is the influence of other variables outside this study. Academicprocrastination variables play a greater role in cheating behaviors thanexpectancy for success .

Keywords: expectancy for success, academic procrastination, cheating behavior.

Page 3: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu
Page 4: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

Pendahuluan

Setiap proses pendidikan

membutuhkan adanya tindakan

evaluasi untuk mengetahui tingkat

keberhasilan yaitu pencapaian

tujuan. Evaluasi atau disebut juga

dengan ujian sekolah di Indonesia

mengalami pergerakan baik sistem,

standar dan mutunya. Di antara

kebaikan-baikan dari kebijakan

tentang ujian yang bergulir, terselip

sebuah gejala yang akan

membahayakan kehidupan

pendidikan jika dijadikan budaya,

yakni degradasi pemahaman akan

esensi pendidikan dengan adanya

mencontek. Ujian hanya dipahami

untuk mendapatkan nilai yang baik

agar dapat diterima di sekolah

lanjutan yang lebih tinggi, sehingga

perilaku mencontek atau disebut

cheating dimaafkan dan dianggap

sebagai hal biasa (Hartanto, 2011).

Mencontek bukan fenomena

yang baru dalam dunia pendidikan.

Strom dan Strom (2007) mengutip

survei Josephson Institute of Ethics

di Amerika dengan responden

36.000 siswa Sekolah Menegah

Pertama menemukan bahwa 60%

siswa menerima dan mengakui

pernah mencontek pada saat ujian

dan pengerjaan tugas; sedangkan

penelitian Vinski dan Tryon (2009)

pada 109 siswa SMA Riverhead, New

York melaporkan bahwa mayoritas

siswa (88%) berperilaku mencontek

pada saat ujian. Penelitian Lin dan

Wen di Taiwan (2006) pada 2.068

mahasiswa menyebutkan bahwa

perilaku ketidakjujuran di kalangan

mahasiswa adalah 61,72%.

Hal ini juga terjadi di sebuah

SMA swasta di Surakarta.

Berdasarkan data hasil survei di

sekolah tersebut tahun 2012/2013

bahwa rata-rata sebanyak 36% dari

749 siswa melakukan praktik

mencontek pada ujian tengah

semester 1. Pada ujian semester 1

perilaku mencontek terulang lagi

dengan 36,07% dari 749 siswa

dengan 64% siswa pria dan 36%

siswa wanita.

Akan tetapi alasan seseorang

mencontek sangat beragam.

Hartanto (2011) menyebutkan

bahwa perilaku mencontek

Page 5: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

merupakan fenomena yang

multifaced atau beraneka ragam

sebab dan bentuknya. Salah satunya,

seseorang mencontek disebabkan

adanya dorongan harapan dan

keyakinan untuk sukses dalam

akademik atau disebut expectancy

for academic succes.

Penelitian Sieman (2009)

menyebutkan bahwa tujuan dan

harapan siswa untuk berprestasi

merupakan prediktor yang signifikan

dalam perilaku mencontek siswa

pada saat ujian. Siswa yang

mempunyai harapan berprestasi

tinggi tetapi mencontek, hal ini

karena orientasi siswa tersebut

adalah pada hasil yaitu nilai yang

tinggi agar dapat lulus, bukan

berorientasi pada proses belajar

atau penguasaan materi pelajaran.

Selanjutnya dalam penelitian

Roig dan DeTommaso (Roig dan

Caso, 2005) dinyatakan bahwa

mencontek juga dapat disebabkan

oleh siswa yang mengalami masalah

prokrastinasi akademik. Penelitian

Clariana, dkk (2012) menunjukkan

bahwa terdapat hubungan positif

antara prokrastinasi dan perilaku

mencontek. Akibatnya siswa yang

suka menunda-nunda pekerjaan

(prokrastinastik) tidak memiliki

kesiapan dalam menghadapi tugas

dan ujian yang diberikan oleh guru.

Prokrastinasi yang dilakukan

oleh siswa dalam penelitian ini

adalah penundaan dalam belajar

untuk ujian. Penundaan ini lebih

sering disebabkan waktu mereka

lebih banyak untuk kegiatan di luar

belajar. Perilaku mencontek yang

menjadi perhatian dalam penelitian

ini adalah praktek menyontek dalam

ujian atau testing yang merupakan

alat evaluasi pendidikan. Selain itu

alasan peneliti mengambil tempat di

SMA hal ini dikarenakan praktek

mencontek lebih banyak terjadi di

lingkungan SMA (Anderman dan

Murdock, 2007).

Berdasarkan uraian dan data

empiris di atas maka ekspektansi

kesuksesan dan prokrastinasi

akademik dapat menjelaskan

terjadinya perilaku mencontek di

sekolah.

Page 6: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

Oleh karena itu penelitian ini

bermaksud untuk menjawab

pertanyaan apakah ada hubungan

antara ekspektansi kesuksesan dan

prokrastinasi akademik dengan

perilaku mencontek siswa, dan

apakah ada hubungan antara

ekspektansi kesuksesan dengan

perilaku mencontek siswa, juga

apakah ada hubungan antara

prokrastinasi akademik dengan

perilaku mencontek siswa.

Perilaku Mencontek

Mencontek dalam penelitian

Lambert, dkk (2003) disebut sebagai

kecurangan akademik atau academic

cheating, sedangkan beberapa

peneliti yang lain menyebutnya

dengan academic dishonesty.

Menurut Bower (Alhadza, 2004)

mencontek adalah perbuatan yang

menggunakan cara-cara yang tidak

sah untuk tujuan yang terhormat

yaitu mendapatkan keberhasilan

akademis atau menghindari

kegagalan akademis.

Baird (Bjorklund, 2000)

menyebutkan terdapat dua faktor

dalam perilaku mencontek yaitu: a)

Personal faktor berupa kemalasan,

kesadaran untuk mencapai prestasi,

berkemampuan rendah,

pengalaman kegagalan sebelumnya,

dan harapan sukses pada prestasi

tertentu; b) Eksternal faktor,

termasuk urutan tempat duduk pada

saat ujian, penting tidaknya mata uji,

tingkat kesulitan mata uji, pengujian

yang tidak adil, pengaturan jadwal,

dan faktor pengawasan.

Ekspektansi Kesuksesan

Ekspektansi kesuksesan

(expectancy for succes) adalah

keyakinan bahwa seseorang dapat

meraih tujuan yang diinginkan,

memecahkan masalah, dan

berkomitmen untuk tujuan karir

jangka panjang. Hal ini

mencerminkan prediksi optimis

tentang masa depan mereka sendiri

(Yong, 2010).

Eccles (2002) mengemukakan

faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya ekspektansi, diantaranya

konsep tentang kemampuan diri

(self concept of ability), persepsi

tentang kesulitan tugas (perception

of task difficulty), persepsi tentang

Page 7: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

harapan orang lain (perception of

others’ expectations), Locus of

control, nilai tugas (task value), jenis

kelamin dan nilai-nilai pribadi (sex

role identity and personal values),

keberhasilan atau kegagalan (Cost of

succes or failure), pengalaman

afektif (Affective experiences).

Prokrastinasi Akademik

Schraw, dkk. (2007)

menyatakan bahwa prokrastinasi

adalah sengaja menunda pekerjaan

yang seharusnya dikerjakan dengan

alasan manajemen waktu yang

buruk, kesulitan untuk

berkonsentrasi, rasa takut,

kecemasan, keyakinan negatif,

masalah pribadi, kebosanan,

ekspektasi yang tidak realistis dan

ketakutan akan kegagalan.

Prokrastinasi mempunyai banyak

bentuk, diantaranya yaitu:

mengabaikan tugas dengan harapan

tugas tersebut akan pergi,

meremehkan kerja yang terlibat

dalam tugas atau menaksir terlalu

tinggi kemampuan dan sumber-

sumber seseorang, dan

menghabiskan waktu berjam-jam

permainan computer dan

menjelajahi internet (Sirin, 2011).

Hubungan antara Perilaku

Mencontek, Ekspektansi

Kesuksesan dan Prokrastinasi

Akademik

Perilaku mencontek yang

terjadi sebenarnya merupakan

masalah yang kompleks yang

disebabkan oleh berbagai faktor,

tidak terdapat penjelasan tunggal

mengapa seseorang melakukan

perilaku mencontek.

Siswa yang mencontek

memiliki harapan untuk sukses pada

akademiknya di sekolah, dan

memiliki tujuan dengan mencontek

maka nilai-nilai akademik

terdongkrak naik sehingga prestasi

tetap bertahan atau lebih cepat

lulus. Siswa dengan harapan dan

tujuan seperti tersebut hanya

berorientasi pada hasil (performance

goal), bukan berorientasi untuk

mnguasai pelajaran (mastery goals).

Anderman dan Murdock (2007)

mengemukakan bahwa siswa yang

mencontek menggambarkan diri

Page 8: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

mereka sebagai orang yang lebih

fokus pada nilai atau rangking di

kelas; sehingga siswa yang hanya

fokus pada nilai-nilai angka atau

rangking di kelas akan lebih banyak

melakukan kecurangan

(mencontek).

Selain itu, perilaku

mencontek juga dipengaruhi oleh

perilaku prokrastinasi akademik

(Roig dan Caso, 2005). Penelitian

Clariana, dkk (2012) menunjukkan

bahwa terdapat hubungan positif

antara prokrastinasi dengan perilaku

mencontek. Hal ini dapat dipahami

sebab prokrastinasi akademik

menjadikan siswa tidak siap dalam

menghadapi tes atau ujian,

meningkatnya kecemasan dalam

menghadapi tes, kegagalan untuk

memenuhi tenggat waktu

menyelesaikan tugas, dan nilai yang

lebih rendah (Ferrari, dkk dalam de

Bruin dan Rudnick, 2007). Akibat

prokrastinasi tersebut, siswa

mengambil jalan pintas untuk

mencapai prestasi akademiknya.

Menguasai materi pelajaran

(mastery goals) bukan menjadi

tujuan utama siswa yang berperilaku

prokrastinasi, namun lebih pada

tujuan untuk menghindari kegagalan

saja.

Ekspektansi kesuksesan dan

prokrastinasi merupakan bagian dari

faktor personal dalam perilaku

mencontek siswa (Baird dalam

Bjorklund, 2000). Siswa yang

memiliki ekspektansi kesuksesan

yang tinggi dengan diiringi perilaku

suka menunda-nunda untuk belajar

(prokrastinasi) akan lebih mengarah

pada bentuk kecurangan akademik

(mencontek).

Metode

Perilaku Mencontek sebagai

variabel tergantung dalam penelitian

ini diukur dengan skala perilaku

mencontek berdasarkan pada

bentuk-bentuk perilaku mencontek

yaitu sosial-aktif, individual-

terencana, sosial-pasif dan

individual-oportunistik (Hartanto,

2011). Variabel bebas yakni

ekspektansi kesuksesan diukur

dengan menggunakan skala

ekspektansi kesuksesan, mengacu

pada aspek yang dikemukakan oleh

Page 9: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

Yong (2010) yaitu 1) berorientasi

pada pencapaian tujuan, 2) tidak

cepat puas pada hasil 3) penentu

keberhasilan secara akademik dan

peran sosial adalah diri sendiri, 4)

menunjukkan aspirasi dan harapan

yang tinggi untuk sukses. Sedangkan

variabel bebas prokrastinasi

akademik diungkap dengan

menggunakan skala prokrastinasi

akademik berdasarkan ciri-ciri

prokrastinasi yang dikemukakan

oleh Surijah dan Tjundjing (2007),

meliputi 1) kegagalan menepati

deadline (perceived time), 2)

perfecsionis, 3) adanya perasaan

kurang nyaman, 4) ketidakyakinan

terhadap kemampuan diri (perceived

ability).

Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 93 siswa, dengan metode

sampling yang digunakan yaitu

cluster random sampling. Analisis

data menggunakan analisis regresi

berganda dengan bantuan program

SPSS for Windows 16.0.

Hasil

a) Ada hubungan positif yang

signifikan antara variabel

ekspektansi kesuksesan dan

prokrastinasi akademik secara

bersama-sama terhadap

terhadap perilaku mencontek

siswa. Hal ini ditunjukkan dengan

hasil uji r = 0,675, Fregresi = 37.694;

p = 0,000 (p < 0,05). Nilai

koefisien determinasi sebesar

0.456 mengindikasikan bahwa

peran kedua variabel tersebut

terhadap perilaku mencontek

siswa adalah sebesar 45.6%.

Sisanya sebesar 54.4% ditentukan

oleh variabel lain di luar

penelitian ini.

b) Ada hubungan antara ekspektansi

kesuksesan dengan perilaku

mencontek siswa. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil uji rx1y

= 0,504 yang signifikan pada =

0.00.

c) Ada hubungan antara

prokrastinasi akademik dengan

perilaku mencontek siswa. Hasil

uji rx2y sebesar 0.653 yang

signifikan pada = 0.00.

d) Penelitian ini menyatakan bahwa

prokrastinasi akademik lebih

dominan dalam mempengaruhi

Page 10: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

perilaku mencontek siswa dari

pada ekspektansi kesuksesan. Hal

ini ditunjukkan dengan nilai

koefisien regresi yang dihasilkan

variabel ini lebih besar

dibandingkan dengan koefisien

regresi yang dihasilkan oleh

variabel ekspektansi kesuksesan,

yaitu 0.425 > 0.196.

Bahasan

Hasil analisis regresi

berganda diperoleh nilai koefisien

korelasi r = 0,675, Fregresi = 37.694; p

= 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti

hipotesis penelitian yang

menyatakan bahwa “Ada hubungan

positif antara ekspektansi

kesuksesan dan prokrastinasi

akademik dengan perilaku

mencontek siswa” terbukti

kebenarannya.

Sesuai pendapat Baird

(Bjorklund, 2000) bahwa faktor

personal dari mencontek adalah

diantaranya laziness atau kemalasan

yang berkorelasi positif dengan

prokrastinasi (Schouwenbourg &

Lay, dalam Clariana, 2012) dan

harapan tertentu tentang

kesuksesan. Ekspektansi kesuksesan

dan prokrastinasi akademik memiliki

hubungan dengan perilaku

mencontek penelitian Sieman (2009)

yang menyebutkan bahwa tujuan

dan harapan siswa untuk berprestasi

merupakan prediktor yang signifikan

dalam perilaku mencontek siswa

pada saat ujian, dan penelitian

Clariana, dkk (2012) bahwa terdapat

hubungan positif antara

prokrastinasi dan perilaku

mencontek. Hal ini berarti bahwa

semakin tinggi harapan kesuksesan

serta tujuannya untuk mendapatkan

nilai tinggi, dan prokrastinasi juga

tinggi maka akan tinggi pula perilaku

mencontek siswa. Sebaliknya,

semakin rendah harapan kesuksesan

siswa serta tujuannya untuk

menguasai materi, dan didukung

prokrastinasi yang rendah maka

akan rendah pula perilaku

mencontek siswa.

Seperti dinyatakan oleh

Anderman dan Murdock (2007)

bahwa perilaku mencontek terjadi

karena siswa cenderung malas

Page 11: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

berfikir secara kompleks dan tidak

tahu bagaimana cara menggunakan

strategi belajar yang efektif,

sehingga siswa yang memiliki

ekspektansi kesuksesan yang tinggi

dengan diiringi perilaku suka

menunda-nunda untuk belajar

(prokrastinasi) akan lebih mengarah

pada bentuk kecurangan akademik

(mencontek). Penelitian Brown dan

Choong (2003) menyebutkan bahwa

alasan siswa mencontek diantaranya

keinginan mendapatkan nilai yang

tinggi dan tidak memiliki persiapan

yang cukup, serta terburu-buru. Hal

ini menunjukkan bahwa motivasi

mendapatkan nilai yang tinggi serta

perilaku prokrastinasi merupakan

faktor siswa berperilaku mencontek.

Hipotesis yang menyatakan

bahwa ada hubungan antara

ekspektansi kesuksesan dengan

perilaku mencontek siswa terbukti

kebenarannya. Hasil uji rx1y = 0,504

yang signifikan pada = 0.00,

menunjukkan bahwa perilaku

mencontek salah satunya

disebabkan oleh ekspektansi

kesuksesan. Hal ini sejalan dengan

penelitian Sieman (2009) yang

menyebutkan bahwa tujuan dan

harapan siswa untuk berprestasi

merupakan prediktor yang signifikan

dalam perilaku mencontek siswa

pada saat ujian. Semakin tinggi

harapan dan tujuan untuk sukses

dalam akademik, maka semakin

besar dorongan untuk berperilaku

mencontek pada saat ujian, apabila

siswa hanya berorientasi pada hasil

yaitu didorong oleh keinginan untuk

mencapai nilai yang lebih tinggi;

atau memiliki motivasi ekstrinsik.

Sesuai pendapat Murdock dan

Anderman (2007) bahwa siswa yang

memiliki motivasi ekstrinsik akan

lebih mungkin untuk mencontek

dibandingkan dengan siswa yang

memiliki motivasi intrinsik/

berorientasi penguasaan (yaitu,

didorong oleh keinginan untuk

belajar). Malinowski dan Smith

(Gusman, 2002) menyatakan bahwa

seseorang yang memiliki motivasi

berprestasi yang tinggi lebih

menyukai mencontek; dalam hal ini

apabila didukung pula dengan

adanya prokrastinasi.

Page 12: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

Hipotesis yang menyatakan

bahwa ada hubungan antara

prokrastinasi akademik dengan

perilaku mencontek siswa terbukti

kebenarannya. Hasil uji rx2y sebesar

0.653 yang signifikan pada

menunjukkan bahwa perilaku

mencontek juga disebabkan oleh

prokrastinasi akademik. Hal tersebut

tidak berbeda dengan penelitian

Clariana, dkk (2012) yang

menunjukkan bahwa terdapat

hubungan positif antara

prokrastinasi dengan perilaku

mencontek. Semakin tinggi

prokrastinasi akademik siswa maka

akan semakin tinggi atau sering

perilaku mencontek dilakukan.

Sebaliknya, jika prokrastinasi

akademik rendah maka akan rendah

pula perilaku mencontek siswa.

Siswa yang bersungguh-sungguh

dalam belajarnya, tidak suka

menunda-nunda belajar, disiplin dan

tekun, akan semakin rendah perilaku

menconteknya. Seperti diungkapkan

dalam penelitian de Bruin dan

Rudnick (2007) bahwa ketekunan

memiliki hubungan yang negatif

dengan perilaku mencontek.

Prokrastinasi merupakan pertanda

bahwa ketekunan siswa rendah,

sehingga siswa dengan prokrastinasi

cenderung berperilaku mencontek

untuk mendapatkan prestasi

akademik.

Penelitian ini juga

menghasilkan nilai koefisien

determinasi sebesar 0,456 yang

mengindikasikan bahwa kedua

variabel tersebut berperan terhadap

perilaku mencontek siswa sebesar

45.6%. Sisanya sebesar 54.4%

ditentukan oleh variabel lain di luar

penelitian ini, misalnya harapan

orang tua, rasa senasib dengan

teman, situasi ruang kelas,

pengawasan ujian yang tidak ketat,

guru yang tidak pernah memeriksa

tugas, sistem penilaian yang tidak

adil, sistem menghafal dan

banyaknya materi; juga faktor

internal siswa seperti pikiran,

perasaan, serta tindakan dalam diri

individu termasuk usia, kepercayaan

diri, keyakinan, tujuan, kecemasan,

dan kemampuan mengatur waktu

belajar.

Page 13: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

Peran variabel ekspektansi

kesuksesan terhadap perilaku

mencontek adalah sebesar 10,2%,

sedangkan peran variabel

prokrasitinasi akademik terhadap

perilaku mencontek adalah sebesar

34,8%. Walau berperan kecil dalam

perilaku mencontek, ekspektansi

kesuksesan adalah hal penting

dalam pencapaian sebuah prestasi.

Ekspektansi akan mendorong usaha-

usaha siswa, seperti yang

dikemukakan oleh Giglioti dan

Sacrest (dalam Nainggolan, 2008)

bahwa ekspektansi kesuksesan

adalah faktor penting dalam prestasi

siswa, serta dapat mempengaruhi

jenis kegiatan siswa, tingkat usaha

siswa (misalnya waktu belajar) dan

ketekunan setelah kegagalan

(Lenney dalam Nainggolan, 2008).

Hal ini mendukung pendapat

Surijah dan Tjundjing (2007) yang

menyebutkan bahwa prokrastinasi

merupakan celah antara harapan

dan kenyataan; sehingga dapat

dikatakan bahwa prokrastinasi

menentukan wujud dari harapan

(ekspektansi). Berhasil tidaknya

harapan itu menjadi kenyataan,

adalah dengan melihat ada atau

tidaknya prokrastinasi siswa. Pada

penelitian ini prokrastinasi yang

tinggi mendorong siswa untuk

mencontek. Seperti dinyatakan oleh

Vroom (Redmond, 2012) bahwa

harapan (ekspektansi) merupakan

keyakinan tentang kerja keras, maka

akan menghasilkan prestasi yang

lebih baik. Hal ini berarti bahwa

ekspektansi kesuksesan tanpa kerja

keras tidak akan menghasilkan

prestasi yang lebih baik; terlebih

dengan adanya perilaku suka

menunda-nunda (prokrastinasi)

Generalisasi dari hasil

penelitian ini terbatas pada populasi

dimana penelitian dilakukan

sehingga penerapan pada ruang

lingkup yang lebih luas dengan

karakteristik yang berbeda perlu

dilakukan penelitian kembali agar

dapat mengungkapkan hasil yang

lebih komprehensif khususnya yang

berkaitan dengan perilaku

mencontek siswa di tingkat SMA

pada saat ujian.

Page 14: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis

data dan pembahasan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1) Perilaku mencontek terjadi

karena kurangnya pemahaman

atau kesadaran siswa tentang

perilaku mencontek dan

cenderung menganggap sebagai

hal biasa. Hal ini terindikasi dari

jawaban responden yang

menganggap bahwa melihat,

berbagi jawaban, dan

bekerjasama dalam mengerjakan

ujian yang seharusnya dikerjakan

sendiri-sendiri adalah hal yang

biasa.

2) Sumbangan efektif variabel

ekspektansi kesuksesan terhadap

perilaku mencontek adalah

sebesar 10.2%, sedangkan

sumbangan variabel

prokrasitinasi akademik terhadap

perilaku mencontek adalah

sebesar 34.8%. Kecilnya peran

ekspektansi kesuksesan terhadap

perilaku mencontek

menunjukkan bahwa perilaku

mencontek yang dilakukan bukan

semata-mata karena harapan

kesuksesan yang tinggi. Akan

tetapi justru perilaku suka

menunda-nunda yang lebih

berperan dalam perilaku

mencontek siswa pada saat ujian,

tidak bersungguh-sungguh, tidak

mempersiapkan materi ujian.

Terlebih lagi apabila tujuan

kesuksesan itu hanya untuk

meraih nilai yang tinggi, bukan

untuk menguasai materi

pelajaran. Namun walau

berperan kecil dalam perilaku

mencontek, ekspektansi

kesuksesan adalah hal penting

dalam pencapaian sebuah

prestasi.

3) Kelemahan yang ada dalam

penelitian ini adalah bahwa skala

pengukuran ketiga variabel yang

digunakan merupakan model self

report assessment, sehingga

unsur subjektivitas responden

sangat dominan dalam

menentukan hasil penelitian.

Pengukuran hanya dilakukan

secara klasikal sehingga review

secara individual atau observasi

Page 15: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

secara mendalam pada setiap

individu saat ujian tidak dilakukan

untuk mendapatkan hasil yang

lebih objektif.

4) Penelitian yang baik didukung

alat ukur yang baik. Penelitian ini

menggunakan alat ukur yang

diujicobakan sebanyak dua kali

karena pada uji coba pertama

belum didapatkan reliabiltas alat

ukur yang baik sehingga perlu

diujicobakan lagi guna

mendapatkan alat ukur yang

benar-benar reliabel. Kurangnya

uji coba merupakan kelemahan

pada penelitian ini, meskipun

demikian hasil menggunakan

program SPSS, nilai validitas dan

reliabilitas alat ukur untuk

penelitian menunjukkan bahwa

alat ukur penelitian ini tidaklah

buruk.

5) Kepada pihak sekolah, dengan

melihat bahwa dalam dunia

pendidikan sekarang ini tidak

terlepas dari mencontek maka

diharapkan pihak sekolah

menggunakan alat evaluasi yang

benar-benar dapat membedakan

kemampuan setiap siswa, dan

tidak memungkinkan siswa saling

mencontek; juga tetap

memberikan aturan yang jelas

tentang pelanggaran tata tertib

dalam ujian, mengatur dan

memeriksa siswa yang akan

mengikuti ujian. Hal ini dalam

rangka untuk mendidik dan

membentuk kepribadian akhlak

mulia sesuai visi dan misi sekolah

‘Unggul dalam Prestasi, Luhur

dalam Budi Pekerti’. Dan dengan

melihat bahwa dalam penelitian

ini variabel prokrastinasi lebih

berperan dalam perilaku

mencontek siswa maka perlu

lebih ditekankan kepada siswa

tentang strategi mengatur waktu

antara kegiatan di luar sekolah

dengan waktu belajar agar siswa

memiliki kesiapan dalam

mengikuti ujian. Variabel

ekspektansi kesuksesan berperan

lebih kecil dalam perilaku

mencontek, namun ekspektansi

kesuksesan menjadi penting

untuk meraih prestasi akademik

apabila tujuannya tidak semata-

Page 16: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

mata meraih nilai yang lebih

tinggi atau agar cepat lulus

namun juga untuk menguasai

ilmu atau materi pelajaran di

sekolah; oleh sebab itu perlu

ditekankan sikap kerja keras,

disiplin dan jujur dalam

mewujudkan harapan tersebut,

hal ini dengan melihat

ekspektansi kesuksesan siswa

yang termasuk dalam kategori

tinggi.

6) Bagi peneliti selanjutnya yang

akan mengadakan penelitian yang

sama, berdasarkan hasil analisis

penelitian ini agar: a)

memperhatikan faktor-faktor lain

yang mempengaruhi perilaku

mencontek seperti: usia, konsep

diri, percaya diri, harapan orang

tua, faktor guru/pengawas, dan

faktor sistem evaluasi yang tidak

diteliti dalam penelitian ini. b)

menjadikan faktor-faktor yang

tidak diteliti tersebut sebagai

variabel bebas agar penelitian

tentang perilaku mencontek lebih

kaya dan lebih lengkap dalam

memberi gambaran pada

masyarakat luas, dan c)

menghindari kemungkinan

keseragaman respon dari subyek

penelitian akibat situasi saat

pengumpulan data.

DAFTAR PUSTAKA

Alhadza, A. (2004). MasalahMenyontek (Cheating) di DuniaPendidikan. Artikel.http://www.asmi.ac.id/berita(artikel). Diakses pada 23November 2012.

Anderman, E. M., Murdock,T.B.(2007). Psychology ofAcademic Cheating. USA:Academic Press Inc.

Bjorklund, M. (2000). AcademicCheating: Frequency, Methods,and Causes. Artikel.http://www.leeds.ac.uk/educol/documents/00001364.htm.Diakses pada 11 Maret 2013.

Brown, B.S., Choong, P. (2003).Identifying the SalientDimensions of Student Chetingand Their Key Determinants in APrivate University. Journal ofBusiness and EconomicsResearch, 1, (3). 75-84.

Page 17: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

Clariana, M., Gotzens, C., Badia, delM., Cladellas, R. (2012).Procrastination and Cheatingfrom Secondary School toUniversity. Electronic Journal ofResearch in EducationalPsychology 10. (2). 737-754.

de Bruin, G. P., Rudnick, H. (2007).Examining the Cheat: the Roleof Conscientiousness andExcitement Seeking in AcademicDishonesty. South AfricanJournal of Psychology, 37 (1),153-164.

Eccles, J. 2002. Expectancies, Values,and Academic Behaviors. SanFrancisco: W.H. Freeman andCompany.

Hartanto, D. (2011). PenggunaanREBT Untuk MereduksiPerilaku Mencontek PadaSiswa Sekolah Menengah.Jurnal E-Book. http://ebookbrowse.com/06-dody-rebt-untuk-academic-cheating-pdf-d237723875.Diakses pada 16 November2012.

Lambert, E. G., N. L. Hogan, and S.M. Barton. (2003). CollegiateAcademic DishonestyRevisited: What Have TheyDone, How Often Have TheyDone It, Who Does It, andWhy They Do It? ElectronicJournal of Sociology 74.http://www.sociology.org/content/vol7.4/lambert_etal.

html. Diakses pada 23Februari 2013.

Lin, C. H. S; Wen, L. Y. M. (2007).Academic Dishonesty inhigher Education-aNationwide Study in Taiwan.Original Paper. High Educ 54(1).85-97.

Nainggolan, K. (2008). SelfConfidence dan EkspektasiSukses-Siswa Akuntansi,Studi menurut Gender. JurnalMandiri. 3, (1) 118-131.

Redmond, B. F. (2012). ExpectancyTheory Overview. Last editedHite, Z. A. http://wikispaces.psu.edu/display/PSYCH484/4+Expectancy+Theory. Diakses pada 23Februari 2013.

Roig, M., Caso, M. (2005). Lying andCheating: Fraudulent ExcuseMaking, Cheating, andPlagiarism. The Journal ofPsychology, 139,(6). 485.

Schraw, G., Wadkins, T., Olafson, L.(2007). Doing the Things WeDo: A Grounded Theory ofAcademic Procrastination.Journal of EducationalPsychology, 99, (1), 12-25.

Sieman, A. M., (2009). MotivationalPredictors of AcademicCheating Among First-YearCollege Students: Goals,Expectations, and Costs.Desertasi. (TidakDiterbitkan). Raleigh, North

Page 18: PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI …eprints.ums.ac.id/31550/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdftinggi tetapi mencontek, hal ini karena orientasi siswa tersebut adalah pada hasil yaitu

Carolina: Higher EducationAdministration.

Sirin, E. F. (2011). AcademicProcrastination AmongUndergraduates AttendingSchool of Physical Educationand Sports: Role of GeneralProcrastination, AcademicMotivation and AcademicSelf-Efficacy. EducationalResearch and Reviews, 6 (5),447-455.

Strom, P.S., Strom, R.D. (2007).Cheating in Middle Schooland High School. Essay. TheEducational Forum. 71 (2),104-116..

Surijah, E. A., Tjundjing, S. (2007).Siswa Versus Tugas:Prokrastinasi Akademik danConscientiousness. Anima,

Indonesian PsychologicalJournal. 22, (4), 352-374.

Vinski, E. J., Tryon, G. S. (2009).Study of a CognitiveDissonance Intervention toAddress High SchoolStudents’ Cheating Attitudesand Behaviour. Journal.Ethics & Behaviour, 19 (3),218-226.

Yong, F.L. (2010). A Study on theSelf-Efficacy and Expectancyfor Success of Pre-University Student.European Journal of SocialSciences. 13. (4) 514-524.

.