jbptitbpp gdl badaisamud 27302 3 2007ta 2

8
BAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR) 2.1 Gelombang Elektromagnetik Gelombang adalah energi getar yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoidal. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal. Untuk gelombang elektromagnet, perambatan energi tersebut tidak selalu berlangsung dalam medium material seperti telah disebutkan diatas. Sejajar dengan hukum Newton sebagai landasan hukum mekanika klasik, maka persamaan Maxwell merupakan perumusan hukum – hukum alam yang melandasi semua fenomena elektromagnetik. Berbeda dari persamaan Newton, persamaan Maxwell dirumuskan dengan besaran fisis yang lebih abstrak seperti medan listrik dan medan magnet . Seluruh perumusan Maxwell terdiri dari empat persamaan medan, masing – masing dapat dipandang sebagai hubungan antara medan dan distribusi sumber (muatan atau arus) yang bersangkutan. Persamaan Maxwell untuk medium isotropic heterogen dirumuskan sebagai berikut :

Upload: mohammad-akbar-agang

Post on 07-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

qw

TRANSCRIPT

  • BAB II

    GROUND PENETRATING RADAR (GPR)

    2.1 Gelombang Elektromagnetik

    Gelombang adalah energi getar yang merambat. Bentuk ideal dari suatu

    gelombang akan mengikuti gerak sinusoidal. Selain radiasi elektromagnetik,

    dan mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum,

    gelombang juga terdapat pada medium di mana mereka dapat berjalan dan

    dapat memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain tanpa

    mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada

    perpindahan secara masal. Untuk gelombang elektromagnet, perambatan

    energi tersebut tidak selalu berlangsung dalam medium material seperti telah

    disebutkan diatas.

    Sejajar dengan hukum Newton sebagai landasan hukum mekanika klasik,

    maka persamaan Maxwell merupakan perumusan hukum hukum alam yang

    melandasi semua fenomena elektromagnetik. Berbeda dari persamaan

    Newton, persamaan Maxwell dirumuskan dengan besaran fisis yang lebih

    abstrak seperti medan listrik dan medan magnet . Seluruh perumusan

    Maxwell terdiri dari empat persamaan medan, masing masing dapat

    dipandang sebagai hubungan antara medan dan distribusi sumber (muatan atau

    arus) yang bersangkutan. Persamaan Maxwell untuk medium isotropic

    heterogen dirumuskan sebagai berikut :

  • ( 2.1 )

    ( 2.2 )

    ( 2.3 )

    ( 2.4 )

    Dengan hubungan

    dimana :

    : Medan Listrik

    : Medan Magnet

    : Rapat Arus Listrik

    : Konduktivitas listrik

    : Permitivitas listrik

    : Rapat muatan

    Dengan menerapkan operasi curl pada persamaan Maxwell maka diperoleh :

    { }( ){ }Ht

    tBE==

    (2.5)

    { }( ){ }EtE

    tDJH +=

    += (2.6)

    Dengan menggunakan persamaan Maxwell di atas, dapat diturunkan

    persamaan gelombang elektromagnetik sebagai berikut :

    02

    22 =

    tEE

    (2.7)

    022

    2 =

    tEH

  • 2.2 Gelombang Radar

    Gelombang Radar atau biasa disebut radar berasal dari radio detection and

    ranging yang berarti deteksi dan penjarakan radio adalah suatu sistem yang

    dibuat untuk mendeteksi, mengukur jarak dan memetakan benda benda yang

    cukup sulit dijangkau. Suatu gelombang kuat dikirim untuk selanjutnya

    pemantulan dari gelombang tersebut diterima kembali oleh pengirim. Dengan

    menganalisa sinyal hasil pemantulan kita dapat mengetahui posisi bidang

    pantul tersebut serta mengetahui jenis dari bidang pantul tersebut.

    Gelombang radio elektromagnetik yang dipergunakan dalam GPR

    menggunakan prinsip pemantulan seperti telah dijelaskan sebelumnya.

    Gelombang dapat diproduksi dengan kekuatan yang diinginkan, kemudian

    mendeteksi gelombang yang lemah, dan diamplifikasi (diperkuat) beberapa

    kali. Oleh karena itu gelombang ini dapat dipergunakan untuk eksplorasi

    bawah permukaan.

    2.3 Prinsip Kerja GPR

    Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua kata

    yaitu geo berarti bumi dan radar singkatan dari radio detection and ranging

    seperti telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Jadi, arti harfiahnya adalah

    alat pelacak bumi menggunakan gelombang radio. GPR baik digunakan untuk

    eksplorasi dangkal (nearsurface) dengan ketelitian (resolusi) yang amat tinggi.

  • GPR merupakan salah satu metode geofisika yang menggunakan sumber

    gelombang elektromagnetik. Karena itu, GPR tergolong metode geofisika

    tidak merusak (nondestructive). Kelebihan lain GPR adalah biaya

    operasionalnya yang rendah, prosedur pengerjaan mudah, dan ketelitian sangat

    tinggi (resolusi tinggi). Kelemahannya, penetrasinya tidak terlalu dalam atau

    daya tembus metode ini hanya sampai puluhan meter ( 100 meter). Ground

    Penetrating Radar (GPR) pertama kali dipergunakan pada tahun 1929 di

    Austria untuk mengukur kedalaman sungai es (glacier).

    Itu sebabnya, metode ini bisa dikatakan cocok untuk pencarian situs (atau

    harta karun). Dengan catatan: tempat itu benar-benar diyakini atau barang

    tambang yang tempatnya tidak terlalu dalam. Karena panjang gelombang itu

    mencerminkan ukuran minimum benda yang dapat terdeteksi. Makin tinggi

    frekuensi makin kecil panjang gelombang, sehingga makin kecil ukuran benda

    yang dapat terdeteksi (makin tinggi pula ketelitiannya). Hasil pencitraan GPR

    bisa memunculkan informasi semacam ketebalan permukaan aspal jalan, jalur

    pipa bawah tanah untuk mencari bedrock yang pas guna pondasi bangunan

    hingga mencari mayat hilang dan fosil arkeologis.

    Seperti dijelaskan di awal, radar memancarkan gelombang elektromagnet yang

    kemudian ditangkap balik oleh sensor alat. Spektrum frekuensi yang

    digunakan disesuaikan kebutuhan pengukurannya. Gelombang yang

    dipancarkan adalah gelombang pendek (mikro) agar bisa terpenetrasi ke

    bawah permukaan bumi. Respons data yang diterima, diolah berdasarkan

  • hukum pantulan (refleksi) dan pembiasaan (gelombang). Tentu saja banyak

    hal yang mempengaruhi penjalaran (propagasi) gelombang.

    Secara keseluruhan, alat GPR berbobot tidak lebih dari lima kilogram,

    sehingga sangat leluasa bergerak. Alat ini bekerja dengan dua antena. Satu

    berfungsi sebagai transmiter, yaitu bertugas memancarkan gelombang radar.

    Lainnya sebagai receiver, bertugas menerima gelombang radar yang

    dipantulkan bahan di sekelilingnya kemudian pola pemantulan ditampilkan

    dalam bentuk radargram.

    Data diambil di lintasan secara kontinu, lalu direkam secara langsung ke

    dalam laptop (processing unit). Penerima diset untuk melakukan scan yang

    secara normal mencapai 32 512 scan per detik. Setiap hasil scan ditampilkan

    pada layar monitor sebagai fungsi waktu two-way time travel time, yaitu

    waktu tempuh gelombang elektromagnetik menjalar dari transmisi-target-

    penerima. Tampilan ini disebut radargram.

    Gambar 2.1 Skema Ground Penetrating Radar

  • 2.4 Akusisi Data GPR

    Ada beberapa metode yang lazim dipergunakan pada akusisi data GPR,

    akusisi data GPR dapat dilakukan dari atas permukaan bumi, dengan

    menggunakan borehole (lubang bor) atau diantara dua buah borehole, dengan

    pesawat atau menggunakan satelit.

    Sumber : http://www.geo-sense.com/methods.html

    Sumber : www.aurorageosciences.com/egpr.htm

    Gambar 2.2 Akusisi Data GPR

    Berikut akan dijelaskan lebih detail mengenai susunan transmitter dan

    receiver pada akusisi data GPR.

    2.4.1 Radar reflection profiling ( antena monostatik atau bistatik )

    Metode ini biasa disebut profiling yaitu membawa transmitter dan receiver

    bergerak bersamaan dimana jarak antara transmitter dan receiver sudah

    disesuaikan sebelumnya bergantung dari besar frekuensi transmitter/antenna

    yang dipergunakan.

  • Gambar 2.3 Profiling sounding

    2.4.2 Wide Angle Reflection and Refraction (WARR)

    WARR sounding adalah salah satu metode yang menaruh transmitter pada

    posisi tetap dan receiver begerak pada daerah yang akan diamati. WARR

    sounding diterapkan pada kasus dimana bidang reflektor relatif datar atau

    memiliki kemiringan yang rendah.

    Gambar 2.4 WARR sounding

    2.4.3 Common mid Point (CMP)

    Pada metode CMP, telah ditentukan sebelumnya titik tengah dari pengamatan.

    Kemudian, pengambilan data dilakukan dengan cara menggerakkan

    transmitter dan receciver secara bersamaan. Transmitter dan receiver

    T R2 R3 R4 R1

    Trace

    Trace 1

    T R T R

  • digerakkan saling menjauh, metode ini digunakan untuk mengatasi kelemahan

    asumsi yang dimiliki oleh metode WARR.

    Gambar 2.5 CMP sounding

    2.4.4 Transillumination atau Radar Tomography

    Pada Radar Tomography, pengambilan data dilakukan dengan cara

    menempatkan transmiter dan receiver pada posisi yang berlawanan. Sebagai

    contoh jika transmitter diletakan pada satu satu sisi, maka receiver diletakan

    pada sisi yang lain dan saling berhadapan.

    Gambar 2.6 Radar Tomography sounding

    T1

    R4

    R3

    R2

    R1

    T3 R3 R2 R1 T1 T2

    )Gn4W=ZDFn/zL