it 9 & 10 - physical diagnostic in children - (anamnesis & pemeriksaan fisik pediatrik) -...
TRANSCRIPT
ANAMNESIS &PEMERIKSAAN FISIK
PADA ANAK
ANAMNESIS Pengertian
Anamnesis : pemeriksaan yang dilakukan dg wawancara
Autoanamnesis: langsung ke pasien Aloanamnesis : semua keterangan diperoleh
selain dari pasiennya sendiri Orang tua Wali Keterangan dari dokter yang merujuk
Peran anamnesis Berperan sangat penting dalam diagnosis dan
tatalaksana penyakit anak Cara tercepat dan satu-satunya menuju diagnosis
Misalnya: kejang demam Sering dapat ditentukan sifat dan beratnya
penyakit dan terdapatnya faktor-faktor yg mungkin menjadi latar belakang penyakit yang berguna dalam menentukan sikap untuk tatalaksana
anamnesis merupakan bagian yang sangat penting dan sangat menentukan dalam pemeriksaan klinis
Peran anamnesis Pada semua pasien anak:
* mencakup masalah yang berhubungan dengan penyakit sekarang * mencakup riwayat pasien sejak dalam kandungan ibu sampai saat dilakukan
wawancara* Harus tergambar status kesehatan dan
status tumbuh kembang secara keseluruhan
Teknik Anamnesis
Ciptakan suasana kondusif agar orang tua atau pasien dapat mengemukakan keadaan pasien dg spontan dan wajar
Pemeriksa harus bersikap empatik dan menyesuaikan diri dg keadaan sosial, ekonomi dan pendidikan, serta emosi orang yang diwawancara
Teknik anamnesis
Anamnesis dilakukan dg wawancara secara tatap muka
Keberhasilan anamnesis bergantung pada kepribadian, pengalaman dan kebijakan pemeriksa
Pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa sebaiknya tidak sugestif dan sedapat mungkin dihindari pertanyaan yang jawabannya “ya” atau “tidak”
Langkah – langkah anamnesis
Sistematika Identitas pasien Keluhan utama dan keluhan tambahan Riwayat perjalanan penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat pasien dalam kandungan ibu Riwayat kelahiran Riwayat makanan, imunisasi, riwayat TK &
keluarga
Identitas Pasien
Merupakan bagian yang penting dlm anamnesis
Tujuan: memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud dan tidak keliru dengan anak lain
Identitas terdiri dari Nama Umur : tanggal lahir
Identitas pasien Jenis kelamin:
Guna: identitas dan penilaian data pemeriksaan klinis Nama Orang tua
Guna: agar tidak keliru dengan orang lain Alamat
Guna: agar dapat dihubungi, untuk kunjungan rumah, mempunyai arti epidemiologis
Umur/pendidikan/pekerjaan Orang tua Guna; identitas,,menggambarkan keakuratan data,dan
dapat ditentukan pola pendekatan anamnesis Agama & suku bangsa
Guna: memantapkan identitas, berhubungan dengan perilaku tentang kesehatan & penyakit
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
Keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat
Keluhan utama tidak selalu merupakan keluhan yang pertama disampaikan oleh OT
Keluhan utama tidak harus sejalan dengan diagnosis utama
Riwayat Perjalanan Penyakit
Disusun cerita yg kronologis, terinci dan jelas sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia berobat
Bila pasien telah berobat sebelumnya tanyakan kapan, kepada siapa, obat apa yg diberikan dan bagaimana hasilnya
Perlu ditanyakan perkembangan penyakit, kemungkinan terjadinya komplikasi, adanya gejala sisa, bahkan juga kecacatan
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pada dugaan penyakit menular, perlu ditanyakan apakah ada anak lain menderita penyakit yg sama
Pada dugaan peny. keturunan ( mis: asma) ditanyakan adakah orang tua, saudara sedarah ada yg mempunyai stigmata alergi.
Perlu pula diketahui peny. yg mungkin berkaitan dg peny. sekarang (mis; peny. kulit mendahului peny. ginjal)
Hal-hal berikut perlu diketahui mengenai keluhan atau gejala
Lamanya keluhan berlangsung Bagaimana sifat terjadinya gejala:
Mendadak/perlahan-lahan/terus menerus/berupa bangkitan/hilang timbul/berhubungan dg waktu
Keluhan lokal dirinci lokalisasi dan sifatnya: Menetap/menjalar/menyebar/sifat
penyebarannya/berpindah Berat-ringannya keluhan dan perkembangannya
Menetap/cenderung bertambah berat/cenderung berkurang
Terdapatnya hal yg mendahului keluhan Apakah keluhan tersebut pertama kali atau
berulang Apakah ada saudara atau tetangga menderita yg
sama Upaya yang telah dilakukan
Demam Keluhan yg sering dikemukakan Yang perlu ditanyakan
Lama demam Apakah timbulnya mendadak,
remiten,intermitten,kontinu Apakah terutama terjadi pada malam hari, atau
berlangsung beberapa hari kemudian menurun lalu naik lagi dsb
Apakah pasien menggigil, kejang, kesadaran menurun, meracau, menggigau, mencret, muntah, sesak nafas, terdapatnya manifestasi perdarahan
Batuk Yang perlu ditanyakan
Berapa lama Apakah batuk sering berulang atau kambuh Sifat batuk: spasmodik, kering atau produktif/banyak
dahak Dirinci sifat dahaknya: kekentalan,warna, bau serta
adanya darah pada dahak Keluhan lain yg menyertai batuk: sesak napas,
mengi, berkeringat pd malam hari, sianosis, berat badan menurun, apakah pasien memerlukan perubahan posisi, muntah dsb
Terdapatnya orang disekitar pasien yang juga batuk dapat memberi petunjuk diagnosis.
Mencret Keluhan mencret sering menyertai gangguan
traktus gastrointestinalis atau keluhan penyerta penyakit lain
Perlu diketahui: Apakah mencret berlangsung akut atau kronik Frekuensi defekasi sehari Banyaknya feses setiap buang air besar Konsistensi feses, apakah disertai lendir atau darah Warna feses( hitam,hijau,kuning,putih seperti
dempul) Baunya ( busuk, anyir), Selain rasa mulas,tenesmus atau kolik perlu
ditanyakan keluhan lain yang menyertai mencret mis: muntah, sesak napas, kejang, gangguan kesadaran, kencing berkurang, lemas, lecet didubur, dubur keluar dsb
Kejang Yang perlu ditanyakan
Kapan kejang terjadi : pertama kali atau berulang Frekuensi kejang Sifat kejang : klonik , tonik, umum atau fokal Lama serangan, interval antara dua serangan,
kesadaran pada waktu kejang dan pasca kejang. Gejala lain yang menyertai: demam, muntah,
lumpuh, penurunan kesadaran, atau kemunduran kepandaian
Muntah Pada keluhan muntah perlu diketahui sejak
umur berapa keluhan muntah mulai berlangsung.
Hal-hal yang perlu diteliti: Berapa kali frekuensi muntah Sifat muntah: ( proyektil atau dengan keluhan nausea
lebih dahulu) Berapa banyak muntahan Jenis muntahan dan warnanya Apakah muntahnya terjadi setelah makan/minum Apkah muntahnya berhubungan dg perubahan posisi
dari berbaring ke duduk. Keluhan lain yang sering menyertai : perut kembung,
konstipasi,atau mencret, demam, batuk spasmodik dll
Sesak Napas Keluhan sesak napas sering berhubungan dg
penyakit saluran napas dan penyakit kardiovaskular
Diteliti saat keluhan sesak napas timbul, apakah baru pertama kali atau berulang-ulang
Berapa bantal anak tidur Apakah sesak napas timbul setelah aktivitas
(disebut toleransi latihan: pada bayi ditanyakan bagaimana sibayi minum susu atau menetek)
Keluhan lain yang menyertai sesak napas ialah batuk, mengi, perut membesar, pernah sakit sendi yang berpindah, demam, sakit dada, sianosis dan apakah ada riwayat tersedak
Riwayat penyakit yg pernah diderita
Perlu diketahui karena mungkin ada hubungan dengan penyakit sekarang
Misal: dugaan peny campak, bila Orang Tua mengatakan anaknya pernah sakit campak beberapa bulan lalu, maka dugaan tsb agaknya meragukan
Riwayat Kehamilan Ibu
Bagaimana kesehatan ibu selama hamil Upaya yg dilakukan untuk mengatasi penyakit ibu Obat-obatan yg diminum selama kehamilan muda
Talidomid : amelia/fokomelia Infeksi virus yg terjadi pada trimester I kehamilan
Virus Rubella : sindrom rubela Apakah merokok/minuman keras
Bayi yang lahir kecil Anamnesis yg cermat mengenai makanan ibu
Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan teliti: Tanggal dan tempat kelahiran Siapa yg menolong Cara kelahiran Adanya kehamilan ganda Keadaan setelah lahir BB dan PB pada waktu lahir
Riwayat makanan
Dapat diperoleh keterangan tentang makanan yg dikonsumsi anak
Dinilai apakah kualitas dan kuantitas adekuat
(memenuhi Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan)
Pada bayi perlu diketahui susu apa yang diberikan: ASI / PASI
Riwayat Imunisasi Status imunisasi pasien harus secara rutin
ditanyakan BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan campak.
Guna : mengetahui status perlindungan pediatrik yang diperoleh dan dapat membantu diagnosis pada beberapa keadaan tertentu (mis: polio)
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Riwayat pertumbuhan Dapat ditelaah dari kurva BB/U dan PB/U Kurva PB/U menggambarkan status pertumbuhan
sebenarnya. Dari kurva ini dapat dideteksi riwayat penyakit kronik, MEP, penyakit endokrin.
Kurva BB/U : mencerminkan riwayat kesehatan anak Riwayat perkembangan
Tahapan perkembangan sesuai normal atau ada penyimpangan
Perlu ditanyakan beberapa patokan (milestones) dibidang motorik kasar/halus, sosial-personal dan bahasa.
Riwayat Keluarga
Perlu diketahui dengan akurat, untuk memperoleh gambaran keadaan sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan keluarga pasien.
Banyak penyebab kesakitan maupun kematian dengan latar belakang sosial ekonomi keluarga mis: malnutrisi atau TBC
Pelbagai jenis penyakit bawaan dan keturunan juga mempunyai latar belakang sosial budaya atau kecenderungan familial.
Mencuci tangan Sebelum melakukan pemeriksaan
fisik pada anak Langkah-langkah:
Pemeriksaan Fisik pada anak
Inspeksi (periksa lihat) Palpasi (periksa raba) Perkusi (periksa ketuk) Auskultasi (periksa dengar)
Inspeksi
Inspeksi umum Lihat perubahan secara umum kesan KU pasien
Inspeksi lokal Lihat perubahan lokal
Palpasi Pemeriksaan dengan meraba Mempergunakan telapak tangan Dengan palpasi dpt ditentukan:
Bentuk Besar cm Tepi tajam/tumpul Permukaan rata / berbenjol-benjol Konsistensi lunak/keras/kenyal/kistik/fluktuasiPalpasi abd : fleksi panggul & lutut
telapak tangan mendatar dengan jari 2, 3, 4 merapat.
Perkusi Tujuan: utk mengetahui perbedaan suara
ketuk dapat ditentukan batas organ/massa Perkusi:
Langsung : ujung jari 2 atau 3 Tidak langsung:
jari 2 atau 3 tangan kiri diletakkan lurus pada bagian tubuh yang diperiksa sedangkan jari lainnya tdk menyentuh tubuh yg diperiksa ( sbg landasan )
Ketuklah jari ini pada falang bagian distal, proksimal kuku, dengan jari 2 atau 3 tangan kanan yang membengkok
Ketukan dilakukan dengan engsel pergerakan terletak pada pergelangan tangan bukan pada siku
Suara perkusiSonor/pekak/timpaniRedup ( antara sonor dan pekak)Hipersonor ( antara sonor dan timpani )
Auskultasi
Mempergunakan stetostop Stetoskop binaural
Sisi membran: nada tinggi Sisi sungkup: nada rendah
Pemeriksaan umum Keadaan umum
Kesan keadaan sakit : Kesadaran Status gizi
Tanda vital: Nadi: frekuensi, irama, isi, kualitas, ekualitas TD Pernapasan Suhu
Data antropometrik : BB,TB, Lingk kepala, lingk dada, LLA, tebal
lipatan kulit.
Kesadaran dapat dinilai bila os tdk tidur
Tingkatan: Kompos mentis: sadar sepenuhnya Apatis: sadar tapi acuh tak acuh Somnolens : mengantuk,tidak respons thd
stimulus ringan, respons trhadap stimulus agak keras
Sopor: tidak ada respons terhadap stimulus ringan/sedang, refleks cahaya masih positif
Koma: tidak ada respon terhadap semua stimulus, refleks cahaya negatif
Delirium : kesadaran menurun serta kacau, biasanya disorientasi, iritatif dan salah persepsi
Modifikasi glasgow coma scale untuk anak-anak:
Nadi Idealnya dihitung dalam keadaan tenang Posisi berbaring atau duduk Bayi/anak kecil: nadi dihitung dengan
meraba a.brakialis atau a.femoralis Anak besar : nadi dihitung dengan
meraba a.radialis Perabaan nadi dgn ujung jari 2, 3 dan 4
tangan kanan, sedang ibu jari berada di bagian dorsal tangan anak
Sebaiknya penghitungan nadi bersamaan denyut jantung, selama 1 menit penuh
Nadi Frekuensi
Takikardi: frekuensi nadi lebih cepat dari normal Demam :kenaikan suhu 1 derajat diatas 37,5 C,
nadi naik 15-20 x/mn Bradikardi: frek nadi lebih lambat dari normal
Irama : raba nadi dan auskultasi jantung Normal : teratur Disritmia
Kualitas nadi Normal : cukup Pulsus seler: nadi teraba sangat kuat, akibat
tekanan nadi yang besar
Nadi Pulvus parvus et tardus : nadi dengan
amplitudo rendah, terdapat pada stenosis aorta
Pulsus alternans : denyut nadi selang seling kuat dan lemah
Pulsus paradoksus : nadi teraba lemah saat inspirasi, normal atau kuat saat ekspirasi, pada tamponade jantung
Ekualitas nadi Normal: teraba sama pada ke 4 ekstremitas Koarktasio aorta: ekstremitas atas kuat
sedangkan ekstremitas bawah lemah/tak teraba
Takayasu: sebaliknya Tromboemboli pada arteri perifer: nadi distal
tak teraba
Tekanan darah Posisi : berbaring telentang dengan lengan lurus
disamping badan atau duduk dengan lengan bawah diletakkan diatas meja lengan berada setinggi jantung
Cara: Pasang manset melingkari lengan atas atau tungkai
atas dengan batas bawah + 3 cm dari siku atau lipat lutut
Dengan cepat manset dipompa sampai denyut nadi a.radialis atau dorsalis pedis tidak teraba, kemudian teruskan dipompa sampai 20-30 mm Hg lagi.
Sambil mendengar dengan stetoskop pada a.brakialis ( di fossa cubiti) atau a.poplitea ( di fosa poplitea), kosongkan manometer perlahan dengan kecepatan 2-3 cm tiap detik.
Pada penurunan air raksa ini akan terdengar bunyi korotkoff
Tekanan darah Bunyi korotkoff :
I : bunyi pertama kali terdengar, berupa bunyi detak perlahan
II: seperti K I tetapi disertai bunyi desis III: seperti K II tetapi lebih keras IV: bunyi tiba-tiba melemah V : bunyi menghilang
Tekanan sistolik: Saat mulai terdengar bunyi K I Normal: dilengan < 10-15 mmHg dari tungkai ( kecuali
bayi < 1th) Tekanan diastolik:
Saat mulai terdengar bunyi K IV Pada bayi & anak bersamaan/hampir sama dg
menghilangnya bunyi K V. Bila melemah dan menghilangnya bunyi tak bersamaan
hsl pemeriksaan ditulis keduanya,mis: 100/70/40 mmHg
Tekanan darah Ideal : diukur pada ke 4 ekstremitas Lengan atas kanan T sistolik dan diastolik tinggi : kelainan
ginjal T sistolik tinggi tanpa peningkatan diast
( tekanan nadi besar ): PDA, AI, fistula, anemia, anxietas ( hiperkinetik)
T sistolik rendah dengan tek diast normal ( tek nadi kecil) : stenosis aorta
T sistolik dan diastolik menurun : syok
Pernapasan Frekuensi
Takipnu Bradipnu Dispnu : kesulitan bernapas ditandai
pernapasan cuping hidung, retraksi subcostal, intercostal, suprasternal, sianosis
Irama/keteraturan Kedalaman Tipe/pola pernapasan
Bayi : abdominal/diafragma Anak besar : torakal
Tipe Pernapasan
normal
kussmaul
Cheyne-Stokes
Biot
Pernapasan Frekuensi pernapasan dapat dihitung
dengan cara : Inspeksi:
Pemeriksa melihat gerakan napas dan menghitung frekuensinya ( tidak praktis dan tidak dianjurkan )
Palpasi Tangan pemeriksa diletakkan pada dinding dada,
kmd dihitung gerakan pernapasan yang terasa pada tangan sementara pemeriksa memperhatikan jarum jam
Auskultasi Dengan stetoskop didengar dan dihitung bunyi
pernapasan
Semua perhitungan harus dilakukan selama satu menit penuh
Laju pernafasan normal per menit
Umur Rentang Rata-rata waktu tidur
Neonatus 30 – 60 35
1 bulan – 1 tahun 30 – 60 30
1 tahun – 2 tahun 25 – 50 25
3 tahun – 4 tahun 20 – 30 22
5 tahun – 9 tahun 15 – 30 18
≥ 10 tahun 15 – 30 15
Frekuensi nafas (WHO)
USIA
• < 2 bulan• 2-12 bulan• 1-5 tahun• 6-8 tahun
FN
• < 60 x/mt
• < 50 x/mt
• < 40 x/mt
• < 30 x/mt
Suhu Diukur dengan termometer badan Umumnya diukur suhu aksilla Sebelum termometer dipakai permukaan
air raksa diturunkan sampai dibawah 35 C Bayi < 2 thn : suhu dpt diukur di rektum (
dengan termometer rektal). Caranya posisi bayi tidur miring dengan lutut sedikit dibengkokkan
Anak > 6 th : dapat diukur suhu oral ( letakkan termometer dibawah lidah/sublingual)
Semua pengukuran suhu harus selama 3 menit
Berat badan Alat
Bayi : timbangan bayi Anak : timbangan berdiri
Cara Sebelum menimbang, periksa alat apakah
sudah seimbang ( jarum menunjuk angka 0 ) Waktu
Sampai umur 1 th : tiap bulan 1th-3 th : tiap 3 bulan 3th-5 th : tiap 6 bulan >5 th : setiap tahunNormal : 4 bln : 2 x BBL 1 thn : 3 x BBL
Lingkaran kepala Bayi < 2 th : rutin diukur Alat : pita metal yang
fleksibel Cara:
Letakkan pita melingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan bagian belakang kepala yang paling menonjol yaitu protuberansia oksipitalis
Normal Lahir : sekitar 35 cm Umur 6 bulan : 43,5 cm 1 th : bertambah 12 cm dari waktu
lahir Umur 6 th : bertambah lagi 6 cm Dewasa : 55 cm
glabella
Protuberantia occipitalis
Lingkaran dada
Alat : pita metal Umumnya diukur hanya pada bayi < 2 th Cara:
Letakkan pita mengelilingi dada melalui putting susu dalam keadaan ekspirasi maksimalNormal : lingk. Dada BBL adalah 2 cm lebih kecil dari lingkaran kepala. Kemudian lingkaran dada menjadi lebih besar dari kepala karena dada tumbuh lebih cepat
Lingkaran lengan atas
Alat : pita pengukur lingkar lengan atas Cara :
Lingkarkanlah pita pengukur pada pertengahan lengan kiri, antara akromion dan olekranon
Pada BBL LLA 11 cm Umur 1 th : 16 cm Umur 5 th : 17 cm
Tebal lipatan kulit
Alat : kaliper lipatan kulit ( skinfold calipers )
Cara Lipatan kulit yang diukur : triseps,
subskapular, suprailiaka Pengukuran dilakukan dengan mencubit kulit
sampai terpisah dari otot dasarnya Kemudian lipatan kulit tersebut diukur dengan
kaliper
Tinggi Badan Alat
Bayi: alat pengukur terbuat dari kayu yang salah satu ujungnya mempunyai batas tetap sedang ujung lain dapat digerakkan.
Anak : diukur berdiri tanpa sepatu dan telapak kaki dirapatkan
Normal: panjang badan lahir (PBL): 50 cm Umur 1 thn : 1,5 kali PBL Umur 4 thn :2 kali PBL
Tinggi badan waktu duduk Anak disuruh duduk diatas permukaan yang keras dan
bersandar tegak pada dinding Ukurlah jarak antara permukaan itu dengan ujung
kepala. Jarak ini adalah tinggi waktu duduk
Pada waktu lahir tinggi duduk 70% TB. Perbandingan ini menurun sehingga pada umur 2 th menjadi 60% dan pada umur 10 th 52%. Bila tinggi duduk mencapai 50% dikatakan tubuh tipe dewasa. Tubuh dg tipe infantil persisten gangguan pertumbuhan
Kulit, Rambut dan KGB Kulit
Warna Sianosis Ikterus
Paling jelas disklera, kulit serta selaput lendir
Bilirubin indirek: kuning terang Bilirubin direks kuning kehijauan Bedakan dengan karotenemia : kuning di
telapak tangan/kaki, tidak pada sklera Pucat
Paling baik dinilai pada telapak tangan/kaki, kuku, mukosa mulut dan konjungtiva
KGB: memerlukan perhatian khusus Yang diperiksa
KGB oksipital KGB retroaurikuler KGB servikal anterior KGB inguinal
Rinci Ukuran, bentuk, mobilitas, tanda radang
KGB teraba sampai 3 mm : normal KGB di servikal/inguinal < 1cm :
normal KGB tak teraba : agamaglobulinemia ?
Kepala dan Leher Bentuk kepala
Kepala dan Leher
Mata Bercak Bitot : def. vit A
Massa putih seperti berbusa, berbentuk segitiga dengan puncak menghadap ke arah luar kornea
Mulut Trismus : kesukaran membuka mulut
Sebaiknya diukur berapa mm/cm mulut dapat dibuka ( diukur dari ujung gigi seri atas dan bawah)
Kepala dan Leher Faring
Perhatikan dinding posterior ( hiperemia, edema, abses, post nasal drip )
Tonsil : nyatakan besarnya dalam To, T1,T2,T3
Leher Tortikolis: kel posisi kepala miring kesatu sisi
dan terputar kesisi lain akibat pemendekan m.sterno kleidomastoideus
Ukur tekanan vena yugularis: Posisi pasien telentang dengan dada dan
kepala diangkat 15-30 derajat Lihat batas atas distensi vena yugularis ,
bila perlu dengan mengosongkan terlebih dulu dengan menekan bagian kranial vena dan mengurut kearah kaudal ,kemudian dilepas
Kepala dan Leher Leher
Tortikolis: kel posisi kepala miring kesatu sisi dan terputar kesisi lain akibat pemendekan m.sterno kleidomastoideus
Ukur tekanan vena yugularis: Posisi pasien telentang dg dada dan kepala
diangkat 15-30 derajat Lihat batas atas distensi vena yugularis,bila
perlu dengan mengosongkan terlebih dulu dengan menekan bagian kranial vena dan mengurut kearah kaudal, kemudian dilepas
Dada Inspeksi
Dinding dada Bentuk dan besar dada Simetrisasi dada dalam keadaan statis
/dinamis Bentuk dada
Pektus ekskavatum Sternum bagian bawah serta rawan iga masuk ke
dalam terutama inspirasi Pektus karinatum
Sternum menonjol biasanya disertai depresi vertikal kostokondral
Barrel chest Dada berbentuk bulat seperti tong Sternum terdorong kearah depan dengan iga-iga
horizontal
Paru Inspeksi : cukup pada waktu inspeksi
dada Palpasi
Letakkan telapak tangan serta jari-jari pada seluruh dinding dada dan punggung
Tentukan: Simetri/asimetri toraks, kel.tasbih, benjolan Fremitus suara
Mudah dilakukan pada anak yang menangis atau anak yang bisa diajak bicara ( suruh katakan tujuh puluh tujuh)
Meninggi : konsolidasi Berkurang: atelektasis, efusi pleura dan tumor
Krepitasi subkutis ( terdapatnya udara dibawah jaringan kulit)
Perkusi Dapat dilakukan dengan 2 cara
Langsung Tidak langsung
Suara perkusi Normal : sonor Abnormal : hipersonor/ redup Suara perkusi berkurang : redup atau pekak Daerah pekak hati
Setinggi iga ke 6 garis aksilaris media kanan Pekak hati menunjukkan peranjakan dengan
gerakan pernapasan, yakni menurun pada saat inspirasi dan naik pada ekspirasi. Peranjakan berkisar 1-2 sela iga, sulit diperiksa pada anak < 2 th’
Pekak hati meninggi : hepatomegali, massa intra abdominal, atelektasis, kolaps paru kanan
Pekak hati menurun pada asma/emfisema paru.
Auskultasi Deteksi suara napas dasar dan
tambahan Dilakukan diseluruh dada dan
punggung Stetoskop sebaiknya ditekan dgn
cukup kuat pada sela iga Dimulai dari atas kebawah dan
bandingkan kanan dan kiri dada
Auskultasi Suara napas dasar
Vesikuler : Terjadi karena udara masuk dan keluar
melalui jalan napas Saat inspirasi lebih keras dan lebih panjang Terdengar seperti membunyikan ‘ffff’
dan’wwww’ Bronkial
Terdengar inspirasi keras yang disusul oleh ekspirasi yang lebih keras
Dapat disamakan dg bunyi ‘khkhkhkh’ Amforik
Menyerupai bunyi tiupan diatas mulut botol kosong
Terdengar pada caverne
Suara napas tambahan Ronki basah( rales)
Suara napas tambahan berupa vibrasi terputus-putus akibat getaran yang terjadi karena cairan dalam jalan napas dilalui udara
RBH : dari duktus alveolus, bronkiolus, bronkus halus
RBS : dari bronkus kecil atau sedang RBK: dari bronkus diluar jaringan paru RB nyaring: berarti nyata benar terdengar karena
suara disalurkan melalui benda padat ( infiltrat/konsolidasi), karena melalui media normal ( tdk ada infiltrat/konsolidasi)
RB tak nyaring suara ronki disalurkan melalui media normal(tidak terdapat infiltrat atau konsolidasi).
Ronki kering ( rhonchi) Suara kontinu yang terjadi karena udara melalui
jalan nafas yang sempit Lebih jelas terdengar pada ekspirasi Jenis ronki kering yang terdengar lebih musikal atau sonor
Wheezing ( mengi ) Terdengar fase ekspirasi Mengi fase inspirasi : obstruksi saluran napas atas Mengi fase ekspirasi: obstruksi saluran napas
bawah( asma, bronkiolitis) Krepitasi
Suara membukanya alveoli Normal dibelakang bawah dan samping pada inspirasi
dalam Patologis : pada pneumonia
Pleural friction rub Bunyi gesekan pleura Suara gesekan kasar seolah-olah dekat telinga Paling jelas akhir inspirasi Biasanya terdengar di bagian bawah belakang paru
Suara nafas tambahan
JantungInspeksi dan
Palpasi Denyut apeks dan aktivitas ventrikel
Denyut apeks/ Iktus kordis: Bayi/anak kecil: ICS IV linea midclavicularis kiri, sedikit
lateral Anak usia > 3 th: ICS V sedikit medial L midclavicularis kiri
Aktivitas ventrikel: Pembesaran ventrikel kiri peningkatan aktv ventrikel kiri
(left ventricular lift atau left ventricular thrust) Apeks jantung kebawah dan lateral Biasanya disertai denyut apeks yang lebih kuat
Pembesaran ventrikel kanan peningkatan aktv ventrikel kanan ( right ventricular heave )
Apeks jantung tetap pada tempatnya yang normal Teraba peningkatan aktv. Ventrikel kanan di parasternal kiri
bawah serta epigastrium
Palpasi Detak pulmonal
Normal :BJ II tidak teraba Hipertensi pulmonal: BJ II
mengerasdapat diraba di sela iga 2 tepi kiri sternum
(disebut detak pulmonal/pulmonary tapping)
Penyebab Hipertensi pulmonal : PJB pirau kiri kekanan yang besarStenosis mitral rematikKor pulmonale
Getaran bising/ thrillThrill adalah getaran pada dinding dada yang terjadi akibat bising jantung yang kerasPerabaan : ujung jari 2 dan 3 atau telapak tangan dengan palpasi ringanThrill menandakan ada bising jantung yang keras (derajat 4/6 atau lebih )Tempat getaran: merupakan pungtum maksimum bising.Dapat diraba pada fase sistolik dan diastolik
Palpasi
Perkusi Pada anak besar
informasi besarnya jantung (terutama pada kardiomegali yang nyata )
Pada bayi dan anak kecil perkusi sulit dilakukan Informasi dapat menyesatkan
Auskultasi Stetoskop
Bianural: mempunyai sisi mangkok dan sisi diafragma
Besarnya sesuai dengan besar bayi/anak
Sisi mangkok : nada rendah Sisi diafragma : nada tinggi
Auskultasi Teknik
Sistematik: mulai dari apekstepi kiri sternum bawahbergeser keatas sepanjang tepi kiri sternumsepanjang tepi kanan sternum daerah infra dan supraklavikula kiri dan kanan lekuk suprasternal daerah karotis kanan dan kiri
Bunyi jantung I
Terjadi karena penutupan katup mitral dan trikuspidPaling jelas di apeks.Bersamaan dengan iktus kordisBersamaan dengan denyut karotis
Penutupan katup aorta dan pulmonal Paling jelas di sela iga 2 tepi kiri sternum Normal terpecah pada inspirasi Spiltting abnormal : menetap dan lebar
ASD, Partial Anomalus Pulmonary Venous Drainage (beban volume RV)
PS ( beban tekanan RV)RBBB ( hambatan listrik RV)MI ( aliran maju berkurang, ejection
time LV turun ) BJ II mengeras: hipertensi pulmonal
Bunyi Jantung II
Bernada rendah Paling baik di apeks /parasternal kiri bawah, lebih
jelas bila pasien miring kekiri Normal: pada anak dan dewasa muda Terjadi karena deselerasi darah pada akhir pengisian
cepat ventrikel saat diastolik BJ III mengeras pada dilatasi ventrikel BJ III mengeras disertai takikardi irama gallop
(patologis)
Bunyi jantung III
Bernada rendahTerjadi akibat deselerasi darah pada saat pengisian ventrikel oleh atriumNormal : tidak terdengar Patologis : terdengar
Dilatasi/hipertropi ventrikel
Bunyi Jantung IV
Pemeriksaan thorax
Abdomen Pada bayi & anak kecil pemeriksaan
abdomen seringkali didahulukan dari bagian tubuh lain
Pada pemeriksaan abdomen palpasi paling berperan. tetapi auskultasi dilakukan lebih dulu (agar interpretasi auskultasi tidak salah karena setiap manipulasi abdomen akan mengubah bunyi peristaltik usus)
Hasil pemeriksaan selain dinyatakan dengan kata atau angka, dianjurkan untuk digambarkan secara skematis.
Auskultasi Normal : suara peristaltik terdengar
sbg suara dg intensitas rendah dan terdengar tiap 10-30 dtk
Bising usus meningkat : obstruksi (bunyi metalik)
Bising usus berkurang/hilang : peritonitis/ileus
Perkusi Adanya cairan ( asites) Adanya udara Batas hati Batas massa intraabdominal
Cara deteksi asites Dilakukan perkusi sistemik dari umbilikus
ke arah lateral dan bawah untuk mencari batas berupa garis konkaf antara daerah yang timpani dengan daerah pekak yang terdapat bila ada asites
Cara deteksi asites Menentukan daerah redup yang berpindah (
shifting dullness) dengan melakukan perkusi dari umbilikus kesisi perut untuk mencari daerah redup atau pekak; daerah redup ini akan menjadi timpani bila anak berubah posisi dengan cara memiringkan pasien.
Menentukan adanya adanya gelombang cairan (fluid wave) atau disebut cara Undulasi. Cara ini dilakukan jika asites sangat banyak serta dinding abdomen tegang.
Cara undulasi (posisi telentang) Dilakukan pada asites yang sangat banyak serta
dinding abdomen tegang Caranya satu tangan pemeriksa diletakkan pada satu
sisi perut pasien, sedangkan jari tangan satunya mengetuk-ngetuk dinding perut sisi lainnya. Dengan pertolongan orang lain gerakan yg diantarkan melalui dinding abdomen dicegah dgn jalan meletakkan satu tangan ditengah abdomen pasien dengan sedikit menekan. Pada asites dpt dirasakan gelombang cairan pada tangan pertama atau dpt didengar dg stetoskop
Posisi anak tengkurap Tentukan daerah redup pada bagian terendah
perut dg posisi anak tengkurap dan menungging ( knee chest position)
Dilakukan pada anak besar dg asites sedikit ( puddle sign)
Pekak hati Ditentukan dengan perkusi Pekak hati hilang bila terdapat udara
bebas dalam rongga abdomen : disebut pneumoperitoneum (pada perforasi usus/trauma tusuk)
Fenomena papan catur Pada peritonitis tbc tanpa asites Berupa daerah redup dan timpani
berselang-seling Kelainan ini sulit dideteksi pada bayi
atau anak kecil
Palpasi Hati Dilakukan dengan ujung jari Patokan : proyeksi 2 grs ini
( misalnya 1/3-1/2 ) atau dinyatakan dalam cm, lebih jelas bila digambar Garis yang menghubungkan pusat dg
titik potong garis midklavikularis kanan dengan arkus kosta
Garis yang menghubungkan pusat dg prosesus xifoideus
Penilaian Konsistensi, tepi, permukaan, nyeri
Palpasi Hati
Skema Pengukuran Perbesaran Hepar
Palpasi Limpa
Besarnya limpa diukur menurut cara schuffner Jarak maksimum dari pusat ke garis singgung pada
arkus kosta kiri dibagi 4 bagian yang sama Garis ini diteruskan ke bawah sehingga memotong
lipat paha, garis dari pusat ke lipat paha inipun dibagi menjadi 4 bagian yang sama
Pembesaran limpa dinyatakan dengan memproyeksikan kegaris ini.
Limpa yang membesar sampai kepusat dinyatakan sebagai S IV, sampai lipat paha S VIII
Beda splenomegali dengan pembesaran lobus kiri hati Ikut bergerak pada pernapasan Insisura lienalis Dapat didorong kemedial, lateraal dan atas
Palpasi Limpa
Skema Pengukuran Perbesaran Limfa
Ginjal Normal : tidak dapat diraba kecuali
pada neonatus Abnormal: ginjal dapat diraba dg cara
ballotement Cara:
Letakkan tangan kiri pemeriksa di bagian posterior tubuh pasien sedemikian sehingga jari telunjuk berada di angulus kostovertebralis.
Kemudian jari telunjuk ini menekan organ atau massa keatas, sementara itu tangan kanan melakukan palpasi secara dalam dari anterior dan akan merasakan organ atau massa tersebut menyentuh, lalu ‘jatuh’ kembali.
Palpasi Ginjal
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan Neurologis
Refleks patologis Babinsky
Gores permukaan plantar kaki dg alat yg sedikit runcing
Positif bila terjadi reaksi berupa ekstensi ibu jari kaki disertai dg menyebarnya jari-jari yg lain
Normal pada bayi umur sampai 18 bln Abnormal pada lesi piramidal
Oppenheim Tekan sisi medial pergelangan kaki Refleks yg terjadi seperti Babinsky
Refleks patologis
Refleks Hoffmann Dilakukan ketukan pada falang terakhir jari
kedua Positif terjadi fleksi jari pertama dan ketiga Terdapat pada lesi piramidal dan tetani
Klonus pergelangan kaki Lakukan dorsofleksi kaki pasien dengan cepat
dan kuat sementara sendi lutut diluruskan dengan tangan lain pemeriksa yang diletakkan difossa poplitea
Positif terjadi gerakan fleksi dan ekstensi kaki secara terus menerus dan cepat
Refleks Patologis
GRM Kaku kuduk
Pasien telentang Bila lehernya
ditekuk secara pasif terdapat tahanan sehingga dagu tdk dapat menempel pada dada
GRMBrudzinski I: letakkan 1 tangan
pemeriksa dibawah
kepala pasien, tangan
lain diletakkan didada
pasien agar badan tidak
terangkat,
kemudian kepala pasien
difleksikan kedada
secara pasif.
Bila ada GRM maka
kedua tungkai bawah
akan fleksi pada sendi
panggul dan sendi lutut.
Fleksi abnormal sendi panggul & sendi lutut
GRMBrudzinski II: Pasien telentang,
fleksi pasif tungkai
atas pada sendi
panggul akan diikuti
oleh fleksi tungkai
lainnya pada sendi
panggul dan sendi
lutut.
Fleksi abnormal tungkai lainnya
GRMKernig:
pasien telentang dilakukan
fleksi sendi panggul dan
sendi lutut membentuk
sudut 90° Kemudian dicoba
meluruskan tungkai
bawah pada sendi lutut
sehingga membentuk
sudut 135°.
Kernig sign (+) bila
tungkai bawah tidak
dapat diekstensikan
sampai 135°
Suara nafas tambahan paru Pemeriksaan fisik jantung Pemeriksaan abdomen