istilah dalam karangan

13
BAHASA INDONESIA 1 (ISTILAH DALAM KARANGAN) NAMA : FAHRULI (13113098) SIGIT HADI PURNOMO (18113474)

Upload: ruli

Post on 02-Feb-2016

62 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ISTILAH DALAM KARANGAN

TRANSCRIPT

Page 1: ISTILAH DALAM KARANGAN

BAHASA INDONESIA 1

(ISTILAH DALAM KARANGAN)

NAMA : FAHRULI (13113098)

SIGIT HADI PURNOMO (18113474)

KELAS : 3KA07

Page 2: ISTILAH DALAM KARANGAN

Istilah Dalam Karangan

1.      Fonem

Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang

masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.

Misalkan dalam bahasa Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda,

misalkan dalam kata “cagar” dan “cakar”. Tetapi dalam bahasa Arab hal ini tidaklah begitu.

Dalam bahasa Arab hanya ada fonem /k/.

Sebaliknya dalam bahasa Indonesia bunyi [f], [v] dan [p] pada dasarnya bukanlah tiga fonem

yang berbeda. Kata provinsi apabila dilafalkan sebagai [propinsi], [profinsi] atau [provinsi]

tetap sama saja

Contoh : bunyi [k] dan [g] pada kata “pakar” dan “pagar”.

bunyi [p] dan [m] pada kata “palu” dan “malu”.

2.      Morfem

Morfem ialah unit terkecil yang menjadi unsur perkataan. Sekiranya kata tidak boleh

dipecahkan kepada unit bermakna atau tahu yang lebih kecil, maka kata-kata ini terdiri

daripada satu unit atau satu morfem.

Misalnya “ minum ”. “ Minum ” tidak akan berfungsi dan memberi makna jika dipecahkan

kepada mi dan num. Sebaliknya, kata “ diminum ” boleh dipecahkan kepada dua morfem,

yaitu “ di “ dan “ minum ”. Kesimpulannya, perkataan boleh terdiri daripada beberapa

morfem.

Morfem boleh dibagi dua, yaitu morfem bebas dan morfem terikat.

Morfem Bebas Morfem terikat / imbuhan

Dapat berdiri sendiri, misalnya:

minum, cuti, sekolah, periksa

Bentuk imbuhan, misalnya:

mem, per, kan, ber

Mempunyai maksud sendiri.

Tidak mempunyai makna tetapi mempunyai

fungsi tatabahasa atau tahu. Boleh

mengubah makna sesuatu kata dan

seterusnya makna ayat.

Page 3: ISTILAH DALAM KARANGAN

Morfem terikat / imbuhan

Morfem terikat / imbuhan boleh dibagi seperti berikut:

a.       Awalan. Ditambah pada bagian depan kata dasar. Misalnya membaca, menghafal.

b.      Akhiran. Ditambah pada bagian belakang kata dasar.

c.       Sisipan. Diselit di antara unsur unsur kata dasar. Misalnya telapak (tapak)

d.      Apitan. Ditambahkan serentak pada awalan dan akhiran kata dasar. Misalnya, imbuhan

per....an dalam permainan

Morfem adalah unit tatabahasa terkecil yang bermakna leksikal atau fungsian. Morfem

sebagai kesatuan bentuk terkecil yang mempunyai arti leksikal/ gramatikal, bertugas

membentuk kata dan bagian kata.

Menurut bentuknya, morfem dibagi dua yaitu :

a.       morfem bebas, dapat menjalankan fungsinya secara mandiri

Contoh : buku, uang, orang.

b.      morfem terikat mencakup :

 afiks / imbuhan dan konfiks / simulfiks,

Contoh : per + lawan + an = perlawanan

me + rawat = merawat

kelas partikel yaitu kata tugas yang terdiri atas preposisi / kata depan dan konjungsi / kata penghubung.

Contoh : di, ke, dari, dan.

kelas partikel khusus

Contoh : pun, kah, lah serta si, sang.

3.      Kata

Kata dengan sendirinya mempunyai arti :

Sebuah bunyi dan perpaduan bunyi yang keluar dari mulut seseorang (ucapan).

Misalnya: “ sepatah kata ”

Sebuah paduan / serangkaian huruf yang membentuk sebuah makna dalam suatu

bahasa tertentu. Misalnya: tidur, makan.

Page 4: ISTILAH DALAM KARANGAN

4.      Frasa

Adalah kelompok kata / gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan dan

memiliki satu makna gramatikal.

Ciri-ciri frasa :

1.      terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya.

2.      menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat.

3.      mengandung satu kesatuan makna gramatikal.

4.      bersifat nonpredikatif.

Contoh frasa :

1.      gunung tinggi

2.      guru bahasa Indonesia

3.      dengan tangan kiri

4.      tidak harus belajar

5.      membanting tulang

6.      ayah ibu

7.      kepada orang tua

Kategori Frasa

1.      Berdasarkan jenis / kelas kata frasa terbagi menjadi :

Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda.

Dapat berfungsi menggantikan kata benda.

Contoh : buku tulis

lemari besi

ibu bapak

 Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja.

Dapat berfungsi menggantikan kedudukan kata kerja dalam kalimat.

Contoh : sedang belajar

akan datang

belum muncul

baru menyadari

tidak mandi

Page 5: ISTILAH DALAM KARANGAN

Frasa adjektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat.

Contoh : cukup pintar

tidak cantik

hitam manis

murah sekali

agak jauh

Frasa preposisional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan.

Contoh : di rumah

dari Bandung

ke pantai

dengan tangan kiri

oleh mereka

kepada nenek

2.      Berdasarkan fungsi unsur pembentuknya frasa terbagi menjadi :

Frasa endosentris, yaitu frasa yang unsur-unsurnya berfungsi diterangkan dan menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD).

contoh : kuda hitam (DM)

anak ayam (DM)

sudah datang (MD)

dua orang (MD)

Macam-macam frasa endosentris:

a.      Frasa atributif, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan pola DM atau MD.

contoh : ibu kandung (DM)

rumah ibu (DM)

tiga ekor (MD)

seorang anak (MD)

rumah bersejarah (MD)

b.     Frasa apositif, yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat menggantikan

kedudukan unsur intinya (pola diterangkan).

contoh : Farah, si penari ular sangat cantik.

D M

Page 6: ISTILAH DALAM KARANGAN

Yanto, anak Pak Lurah lulus ujian SPMB.

D M

c.      Frasa koordinatif, yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya menduduki fungsi inti

(setara).

contoh : ayah ibu

susah senang

warta berita

sunyi sepi

tua muda

Frasa eksosentris, yaitu frasa yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata tugas.

contoh : dari Bandung

kepada teman

di kelurahan

ke atap rumah

pada malam hari

3. Berdasarkan satuan makna yang dikandung / dimiliki unsur-unsur pembentuknya

frasa terbagi menjadi:

Frasa biasa, yaitu frasa yang hasil pembentukannya memiliki makna sebenarnya (denotasi).

contoh : Ayah membeli kambing hitam.

Meja hijau itu milik adik.

Frasa idiomatik, yaitu frasa yang hasil pembentukannya menimbulkan / memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (makna konotasi).

Contoh : Pak Aldin membanting tulang demi memenuhi kebutuhan keluarganya.

Orang tua Lintang baru kembali dari Amerika.

Sebuah frasa dapat dibentuk oleh dua buah kata atau lebih yang dapat disisipi kata lain.

Contoh : orang tua → orang yang tua

meja hijau → meja yang hijau

Page 7: ISTILAH DALAM KARANGAN

Sebuah frasa dapat sebagai konstruksi sintaksis.

Contoh : Anak Pak Lurah / sangat cantik.

Gadis yang berwajah ayu / baru datang / dari Jawa.

Frasa ambigu yaitu frasa yang menimbulkan makna ganda dalam pemakaian kalimat.

5.      Klausa

Klausa ialah satu unit rangkaian perkataan yang mengandung subjek dan predikat yang

menjadi konstituen kepada ayat. Klausa merupakan ayat yang membentuk ayat majemuk.

Klausa terbagi kepada dua jenis, yaitu klausa bebas dan klausa tak bebas.

a.       Klausa bebas

Klausa bebas ialah klausa yang boleh berdiri dengan sendiri dan apabila diucapkan dengan

intonasi yang sempurna, klausa bebas ini akan menjadi ayat yang lengkap.

Contoh : Ahmad menari. (klausa bebas)

b.      Klausa tak bebas

Klausa tak bebas ialah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri dan dalam ayat majemuk,

klausa tak bebas ini dipancangkan ke dalam klausa bebas atau klausa utama.

Contoh :

1. Dia lulus dalam ujian karena belajar bersungguh-sungguh.

2. Dia lulus dalam ujian (klausa utama / klausa bebas)

3. karena belajar bersungguh-sungguh (klausa tak bebas)

6.      Kalimat

Kalimat, dari bahasa Arab, adalah satuan linguistik yang terkecil yang bisa berdiri sendiri.

Dalam bahasa Latin disebut sintaks atau sintaksis.

Linguistik

Dalam linguistik, kalimat adalah satuan dari bahasa atau arus ujaran yang berisikan kata atau

kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan diakhiri dengan intonasi final.

Contoh : - Ayah pergi ke kantor jam 7 pagi.

- Adik sedang bermain bola di lapangan.

7.      Paragraf

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana

cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain

Page 8: ISTILAH DALAM KARANGAN

alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam

(geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf

berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

Contoh Paragraf :

Aksi para nasionalis dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu statis dan etnisis. Para

statis berjuang atas nama negara yang diyakini sebagai tumpuan segala harapan dan aspirasi

politiknya. Para etnisis berusaha mempertahankan independensi kelompok etniknya dari

supremasi kekuasaan kelompok lain. Ternyata, dari dua kategori itu, nasionalisme Indonesia

memiliki keunikan tersendiri. Nasionalisme Indonesia memiliki sifat yang tidak antagonis

terhadap fakta multi-etnik, multi-kultur, multi-agama, dan multi-lingual. Dasar dan falsafah

negara Pancasila serta semboyan Bhineka Tunggal Ika, dapat mencegah nasionalisme

Indonesia berubah menjadi fasisme Indonesia.

Syarat sebuah paragraf

Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :

1. Kalimat Pokok

Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah

maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari

sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut

oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.

2. Kalimat Penjelas

Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian

dari kalimat pokok suatu paragraf.

Bagian-Bagian Suatu Paragraf yang Baik

a. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan

tulisan.

b. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.

8.      Wacana

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, ada baiknya kita melihat batasan (definisi)

wacana daripada beberapa tokoh bahasa di bawah ini:

 Stubbs, Michael

Wacana merupakan kesatuan bahasa yang lebih besar daripada ayat atau klausa. Dengan kata

lain, wacana merupakan unit-unit linguistik yang lebih besar daripada ayat atau klausa,

Page 9: ISTILAH DALAM KARANGAN

seperti pertukaran-pertukaran percakapan atau teks-teks tertulis. Secara ringkas; yang disebut

teks bagi wacana adalah ayat bagi ujaran.

Asmah Haji Omar

Wacana ialah unit bahasa yang melebihi batas ayat, yang di dalamnya memperlihatkan

hubungan-hubungan dan perkembangan fikiran yang berurutan seperti ayat, sejumlah ayat,

ceraian, perenggan, bab, buku, novel, cerpen, cerita, dialog, siri buku (cerita) dan sebagainya.

Harimurti Kridalaksana

Wacana adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki tatabahasa merupakan satuan

tatabahasa tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang

utuh (novel, buku, ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, ayat atau kata yang membawa

amanat yang lengkap.

Henry Guntur Tarigan

Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau

klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yangg mempunyai awal

dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis.

      Contoh wacana : novel, buku, ensiklopedia, dsb.

Page 10: ISTILAH DALAM KARANGAN

sumber :  http://tunggara.wordpress.com/2012/02/23/kumpulan-materi-bahasa-indonesia/

http://herulfh.blogspot.co.id/2013/03/beberapa-istilah-dalam-ragam-bahasa.html