struktur kalimat majemuk dalam karangan deskripsi

117
STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS XI MAN 10 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011-2012 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh Anung Adhy Nugroho 107013000825 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: vananh

Post on 16-Dec-2016

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK

DALAM KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS XI

MAN 10 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

Anung Adhy Nugroho 107013000825

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI
Page 3: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI
Page 4: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI
Page 5: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

i

ABSTRAK

ANUNG ADHY NUGROHO. 107013000825. STRUKTUR KALIMAT

MAJEMUK DALAM KARANGAN DEKSRIPSI SISWA KELAS XI MA

NEGERI 10 JAKARTA. Skripsi. Jakarta: PBSI FITK UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.2014

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui struktur kalimat majemuk pada karangan

deskripsi siswa kelas XI MA Negeri 10 Jakarta. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan tehnik analisis isi. Objek

dalam penelitian ini adalah karangan deskripsi siswa kelas XI MA Negeri 10

Jakarta sedangkan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah struktur

kalimat majemuk siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes mengarang. Dari

penelitian ini diperoleh 268 kalimat dari 25 karangan yang dianalisis, dari

keseluruhan kalimat tersebut terdapat 142 kalimat majemuk, yang terdiri dari 61

kalimat majemuk setara, 52 kalimat majemuk bertingkat, dan 29 kalimat majemuk

campuran. Dari 142 kalimat majemuk terdapat 142 struktur kalimat yang berbeda.

Dari keseluruhan kalimat majemuk yang dianalisis, tidak terdapat struktur kalimat

yang dominan. Tiap-tiap kalimat majemuk memiliki struktur yang berbeda-beda.

Struktur kalimat majemuk siswa MA Negeri 10 Jakarta sangat kompleks karena

banyak terjadi perluasan-perluasan pada tiap unsurnya, terutama unsur

keterangan. Beberapa contoh struktur kallimat majemuk S+P+K+P+K,

S+P+Pel+K+P+Pel+K, K(P+O)+S+P+S+P+S+P+P+O+K

Kata Kunci : Kalimat Majemuk Dan Karangan Deskripsi

Page 6: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

swt, yang telah senantiasa memberikan kesehatan lahir dan batin kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Salawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar

Muhammad saw. yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman

kecerdasan.

Penyusunan skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik karena

adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik berupa moral maupun

material. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan PBSI yang selalu

memberikan pencerahan kepada penulis;

3. Dra. Hindun, M.Pd., sebagai penasihat akademik yang selalu memberikan

nasihat yang berguna untuk penulis;

4. Dr. Nuryani, M.A., sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu

penulis dalam penyusunan skripsi ini dan telah bersedia meluangkan waktu,

tenaga, dan pikirannya untuk memberikan petunjuk serta pengarahan kepada

penulis;

5. Drs. Mohammad Yasin, M.Pd., sebagai kepala MAN 10 Jakarta beserta

jajarannya yang telah membantu penulis dengan memberikan izin untuk

mengadakan penelitian di sekolah tersebut;

6. Ayahanda dan Ibunda, atas segala bentuk cinta dan kasih sayangnya kepada

ananda yang selalu memberikan doa, motivasi, bantuan moral, dan material,

semoga Allah swt. selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada keluarga kita.

Page 7: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

iii

7. Kakak dan adikku, yang selalu memberikan dukungan dan bantuan baik moral

maupun material yang tak terhingga kepada penulis;

8. Dewi Handayani, teman seperjuangan yang bisa mengembalikan semangat

dan motivasi saya dalam melanjutkan skripsi saya yang telah tertunda selama

dua tahun.

Penulis berdoa dan berharap semoga semua pihak yang telah membantu

dengan kebaikan dan ketulusan mendapat balasan dan menjadi ladang amal di sisi

Allah swt. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga skripsi ini berguna

dan bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Amin.

Jakarta, 11 Juli 2014

Penulis

Anung Adhy Nugroho

107013000825

Page 8: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGGUJI

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................... 3

C. Perumusan Masalah ...................................................... 4

D. Tujuan Penelitian .......................................................... 4

E. Manfaat Penelitian ........................................................ 4

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Deskripsi Teori .......................................................... 5

a. Struktur Kalimat majemuk ...................................... 5

b. Karangan Deskripsi ................................................ 21

B. Penelitian Relevan ...................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ........................................................ 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 29

C. Objek, Subjek dan Fokus Penelitian ............................. 29

D. Instrumen Penelitian .................................................... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 30

F. Teknik Analisis Data ................................................... 31

Page 9: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

v

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data .............................................................. 32

B. Penyajian Data .............................................................. 33

C. Analisis Data ............................................................... 57

D. Hasil Interpretasi Data .................................................. 86

E. Keterbatasan Penelitian ................................................. 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................... 88

B. Saran ............................................................................ 88

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................... 90

Page 10: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Tabel Struktur Pola Kalimat Majemuk……………………. 90

Lampiran 2: Karangan Deskripsi Siswa ................................................. 92

Lampiran 3: Lembar Uji Referensi ........................................................ 102

Lampiran 4: Surat Keterangan Penelitian/Riset ..................................... 103

Page 11: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi dan alat interaksi yang

digunakan manusia. Selain itu, bahasa juga merupakan alat atau media

yang digunakan manusia untuk bersosialisasi di tengah masyarakat.

Seseorang akan sulit untuk berinteraksi serta bersosialisasi dengan orang

lain apabila bahasa yang digunakan kurang baik. Sebenarnya, bahasa

bukanlah satu-satunya alat untuk berkomunikasi. Namun kenyataanya

bahasa merupakan alat yang paling baik dibandingkan dengan alat

komunikasi yang lain.

Bahasa dapat digunakan secara lisan ataupun secara tertulis,

penggunaan bahasa secara lisan lebih sering digunakan dibandingkan

penggunaan bahasa secara tertulis. Baik penggunaan bahasa secara lisan

maupun tertulis, pada dasarnya dibangun oleh beberapa sistem yang saling

berhubungan. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf.

Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan

simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang

dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata.1

Pendapat lain yang sejalan dengan pendapat di atas dikemukakan oleh

Chaer dan Leonie Agustina, dalam buku sosiolinguistik sebagai berikut.

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh

komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.

Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat sistematis juga

bersifat sistemis. Dengan sistemis bahasa itu tersusun menurut pola

tertentu, tidak tersusun secara acak dan sembarangan. Sedangkan

sistemis artinya bahasa itu bukan merupakan sebuah sistem tunggal

melainkan terdiri dari sejumlah subsistem, yakni subsistem

fonologi, subsistem sintaksis, dan subsistem leksikon.2

Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan, bahwa

seseorang akan dapat berbahasa lisan apabila dia telah menguasai dan

dapat menggunakan semua sistem bahasa itu dengan benar.

1 Gorys Keraf. Komposisi. Nusa Indah. 1980. hlm. 2

2 Abdul Chaer dan Leoni Agustina. Sosiolinguistik. Jakarta:Rineka Cipta. 2004. hlm. 11-12.

Page 12: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

2

Dalam kehidupan sekolah dan dalam bidang pendidikan, pada

umumnya bahasa indonesia merupakan bahasa pengantar resesi dari taman

kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Oleh karena itu, agar siswa dapat

menguasai bahasa indonesia dengan baik, mereka perlu mendapatkan

pengajaran, pembinaan dan pengembangan yang benar-benar efektif.

Tarigan mengemukakan

Keterampilan bahasa mempunyai empat komponen yaitu: (1)

keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3)

keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis. Keempat

keterampilan itu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya,

karena keempat keterempailan tersebut saling berkaitan.3

Menulis atau mengarang merupakan salah satu keterampilan siswa.

Keterampilan ini dapat dikuasai siswa apabila siswa tersebut telah

menguasai tiga keterampilan berbahasa lainnya. Maka jelaslah di dalam

kegiatan mengarang, siswa dituntut mampu menyusun kalimat-kalimat

yang baik untuk menyampaikan buah pikiran. Struktur kalimat sangat

mempengaruhi makna atau pokok pikiran dalam sebuah kalimat. Apakah

sebuah kalimat memiliki struktur yang kurang baik, maka makna kalimat

tersebut akan sulit untuk dipahami.

Kalimat dalam bahasa Indonesia dibedakan atas ragam dan

bentuknya. Menurut ragamnya, kalimat-kalimat yang terdapat dalam

karangan siswa biasanya ragam kalimat berita. Menurut bentuknya

kalimat-kalimat yang digunakan siswa adalah kalimat tunggal dan

majemuk. Kalimat majemuk terbagi lagi yaitu, kalimat majemuk setara,

kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

Baik teori maupun praktiknya, pembelajaran kalimat majemuk

telah diajarkan sejak SLTP bahkan sejak SD. Akan tetapi struktur kalimat

majemuk yang digunakan siswa, baik struktur kalimat majemuk setara,

bertingkat, ataupun kalimat majemuk campuran sangat beragam. Hal ini

mungkin karena pembelajaran kalimat majemuk disekolah kurang

mendapatkan perhatian yang serius. Semua itu merupakan tantangan bagi

3 Henry Guntur Tarigan. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

1986. hlm. 9

Page 13: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

3

guru bahasa Indonesia, dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap

struktur kalimat yang baik, khususnya struktur kalimat majemuk. Di

bawah ini beberapa contoh kalimat majemuk yang didapat dari beberapa

karangan deskripsi siswa:

1) Pangandaran merupakan salah satu pantai yang indah, terletak di

daerah Ciamis Jawa Barat.

2) Jika kita memasuki perumahan atau kompleks tersebut, kita pasti akan

menemukan berbagai macam tukang makanan, dari makanan untuk

pagi hari sampai malam.

3) Dari kejauhan aku lihat kabut-kabut yang sejuk dan hamparan sawah

yang menguning.

Dalam proses mengarang banyak siswa lebih cenderung fokus

kepada bentuk karangannya dibandingkan dengan struktur kalimat.

Sehingga kalimat yg terdapat di dalam karangan tidak terlalu diperhatikan.

Serta di dalam proses penilaian terhadap suatu karangan kebanyakan guru

tidak menilai struktur kalimatnya, mereka menilai bentuknya dan isi dari

cerita.

Berdasarkan uraian di atas penulis termotivasi untuk melakukan

penelitian guna mengetahui struktur kalimat majemuk dalam karangan

deskripsi siswa. Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul

struktur kalimat majemuk dalam karangan deskripsi siswa kelas XI

MAN 10 Jakarta tahun pelajaran 2011-2012.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat

diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Beragamnya struktur kalimat majemuk pada karangan deskripsi

2. Pada karangan deskripsi siswa lebih fokus kepada bentuk karangan

dibandingkan dengan struktur kalimat.

Page 14: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

4

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang

diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang akan dijadikan penelitian

adalalah “Bagaimana struktur kalimat majemuk dalam karangan deskripsi

pada siswa kelas XI MAN 10 Jakarta tahun pelajaran 2011-2012?.”

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui

struktur kalimat majemuk pada karangan deskripsi pada siswa kelas XI

MAN 10 Jakarta tahun pelajaran 2011-2012.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan tentang struktur kalimat majemuk yang sering digunakan

oleh siswa MAN pada karangan deskripsi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan

oleh guru sebagai acuan untuk bisa menjelaskan kalimat majemuk

secara lebih terperinci dan dapat menentukan metode yang tepat untuk

pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran kalimat

majemuk.

Serta dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa

mengenai struktur kalimat majemuk, dan memberikan gambaran hasil

pembelajaran sebagai umpan balik bagi guru untuk menentukan

pembelajaran bahasa indonesia selanjutnya.

Page 15: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN PENILITIAN YANG RELEVAN

A. Deskripsi Teori

a. Struktur Kalimat Majemuk

Kata struktur dapat diartikan sebagai suatu kesatuan atas bagian-bagian.

Contohnya pohon, rumah, dan masyarakat. Bagian dari pohon, rumah, dan

masyarakat disebut sebagai struktur. Selain itu, struktur juga memiliki keterkaitan

antara bagian-bagian yang ada. Seperti contoh di atas, bagian pohon, rumah dan

masyarakat memiliki keterkaitan yang teratur. Hal ini menurut Keraf,

“struktur adalah keseluruhan dari relasi antara kesatuan dan bagian-

bagiannya, atau antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Atau

dapat dikatakan struktur adalah perangkat hubungan anatara bagian-bagian

yang teratur, yang membentuk suatu kesatuan yang lebih besar.”1

Kalimat merupakan sebuah struktur karena tiap-tiap bagiannya merupakan

suatu kesatuan yang dibentuk dari bagian-bagian tertentu. Putrayasa

mengemukakan,

“Dalam Bahasa Indonesia terdapat lima struktur (pola) kalimat dasar yaitu:

1) KB+KB (kata benda+kata benda), 2) KB+KK (kata benda+kata kerja),

3) KB+KS (kata benda+kata sifat), 4) KB+Kbil (kata benda+kata

bilangan), dan 5) KB+Kdep (kata benda+kata depan). Pada pola tersebut

kata benda pertama menunjukan subjek, sedangkan kata benda kedua, kata

kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata depan sebagai predikat kalimat.”2

Kita mengenal istilah kalimat panjang dan kalimat pendek. Struktur dasar

kalimat panjang tidak berbeda dengan struktur kalimat pendek. Yang

membedakan kalimat panjang dan kalimat pendek bukan di dalam struktur

kalimatnya, melainkan adanya tambahan-tambahan kata yang menempel pada

subjek atau predikat yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Widyamartaya,

“panjang atau pendek, kalimat hanya dan harus terdiri atas subjek dan predikat.

1 Gorys Keraf. Eksposisi. Jakarta: Grasindo. 1995. hlm.57

2 Ida Bagus Putrayasa. Analisis kalimat. Bandung: Refika Aditama. 2007.hlm 25.

5

Page 16: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

6

Kalimat pendek akan menjadi panjang atau berkembang karena diberi tambahan-

tambahan atau keterangan-keterangan pada subjek, pada predikat, atau pada

keduanya.”3

Sebuah kalimat itu bisa dikatakan sebagai sebuah kalimat jika memiliki

subjek (S) dan predikat (P) di dalamnya, serta di dalam kalimat itu terbentuk

sebuah makna. Hal ini sejalan dengan pendapat Finoza, “kalimat adalah bagian

ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan

intonasinya menunjukan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.”4

Kalimat adaalah kumpulan kata yang terkecil. Kalimat bukanlah semata-

mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk.

Melainkan, di dalam kalimat tersebut mengandung pikiran yang lengkap. Ini

senada dengan pendapat Keraf yang menyatakan bahwa, “kalimat ialah satuan

kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap.”5

Selain dari bentuk kalimat, untuk menyatakan bahwa kalimat itu sudah

lengkap. Kalimat bisa juga ditandai dengan adanya intonasi di bagian ujaran.

Wiyanto mengemukakan bahwa, “kalimat adalah bagian ujaran yang didahului

dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukan bahwa bagian

ujaran itu sudah lengkap.”6

Kalimat harus memiliki struktur subjek, predikat, objek dan keterangan

dan stuktur itu terlihat jelas. Sehingga kalimat tersebut akan memiliki makna atau

ide. Selain itu, makna atau gagasan yang menunjukan sebuah kalimat harus

mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud

penuturannya. Arifin menambahkan, “sebuah kalimat hendaklah berisikan suatu

gagasan atau ide. Agar gagasan atau ide kalimat mudah dipahami pembaca,

fungsi bagian kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek dan keterangan, harus

3 A. Widyamartaya. Seni menggayakan kalimat. Yogyakarta: Kanisius. 1990. hlm 9.

4 Lamuddin Finoza. Komposisi bahasa indonesia. Jakarta: Insan Mulia. 2001. hlm 115.

5 Gorys Keraf. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah. 1991. hlm 140.

6 Asul Wiyanto. Tata bahasa sekolah. Jakarta: Grasindo. 2005. hlm 44

Page 17: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

7

tampak dengan jelas (eksplisit).”7 Ini sejalan dengan pendapat chaer, “kalimat

harus dilengkapi dengan unsur seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan.”8

1) Unsur atau bagian menjadi pokok pembicaraan, yang lazim disebut

dengan istilah subjek (S)

Contoh:

Kata “lampu” dalam kalimat:

Lampu itu menerangi jalan.

Pada kalimat di atas, yang berfungsi sebagai subjek (S) adalah

lampu. Karena lampu menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat

tersebut. Fungsi subjek biasanya diisi oleh kata benda, seperti kata

“lampu” dalam kalimat di atas.

2) Unsur atau bagian yang menjadi komentar tentang subjek, yang lazim

disebut dengan istilah predikat (P).

Contoh:

Kata “membaca” dalam kalimat:

Ayah membaca koran

Pada kalimat di atas, yang berfungsi sebagai predikat (P) adalah

membaca. Karena membaca menjadi komentar tentang subjek

dalam kalimat tersebut. Fungsi predikat biasanya diisi oleh kata

kerja, seperti kata “membaca” dalam kalimat di atas. Tetapi dapat

juga berupa frase kerja, kata sifat atau frase sifat seperti contoh di

bawah ini:

(1) Ani tidak akan pergi

7 E. Zaenal Arifin dan Farid Hadi. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Akademika Pressindo.

2009. hlm 116 8 Abdul Chaer. Tata bahasa praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. 2006. hlm 327-328.

Page 18: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

8

“Tidak akan pergi” disini menjelaskan sebagai frase kerja.

(2) Gedung itu tinggi

“itu tinggi” disini menjelaskan sebagai frase sifat.

3) Unsur atau bagian yang merupakan pelengkap dari predikat, yang

lazim disebut dengan istilah objek (O).

Contoh:

Kata koran dalam kalimat:

Ayah membaca “koran”.

Pada kalimat di atas, yang berfungsi sebagai objek (O) adalah

koran. Karena koran menjadi pelengkap dari predikat dalam

kalimat tersebut. Fungsi objek biasanya diisi oleh kata benda,

seperti kata “koran” dalam kalimat di atas. Tetapi ada juga frase

benda seperti contoh berikut ini:

Yosef membaca “buku bahasa inggris”.

“buku bahasa inggris” disini menjelaskan sebagai frase benda.

4) Unsur atau bagian yang merupakan penjelasan lebih lanjut terhadap

predikat dan subjek, yang lazim disebut istilah keterangan (K).

Contoh:

Pada frase di dapur dalam kalimat:

Ibu memasak di dapur

Pada kalimat di atas, yang berfungsi sebagai keterangan (K) adalah

dapur. Karena dapur menjadi penjelasan lebih lanjut terhadap

predikat atau subjek dalam kalimat tersebut. Fungsi keterangan di

sini memberi penjelasan tempat dan berfungsi sebagai keterangan.

Page 19: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

9

Unsur keterangan ini dapat memberi penjelasan tentang tempat

seperti contoh di atas tetapi juga memberi berbagai penjelasan lain

seperti tentang keterangan waktu, sebab, akibat, syarat, alat, dan

sebagainya.

Contoh:

(1) Hari ini dia datang terlambat (keterangan waktu)

(2) Dia terlambat karena hujan (keterangan sebab)

(3) Dia dipukuli orang ramai sampai babak belur (keterangan

akibat)

(4) Saya akan hadir di sana (keterangan tempat)

(5) Kakak menulis dengan pulpen (keterangan alat)

Walija mengemukakan batasan-batasan antara subjek, predikat, objek,

pelengkap, dan keterangan sebagai berikut:

Fungsi kalimat batasan

Subjek Bagian kalimat yang tindakan atau keadaannya yang

diterangkan oleh predikat.

Predikat Bagian kalimat yang menerangkan tindakan atau

keadaan subjek

Objek Bagian kalimat yang menjadi sasaran tindakan

subjek.

Pelengkap Bagian kalimat yang mirip objek, tetapi tidak dapat

berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.

keterangan Bagian kalimat yang menjelaskan lebih lanjut

tentang subjek, predikat, atau objek.

Subjek dan predikat merupakan unsur yang harus ada di setiap kalimat,

sedangkan unsur objek dan keterangan tidak harus selalu ada. Ada atau tidaknya

objek dalam sebuah kalimat bergantung pada jenis kata yang menjadi predikat.

Page 20: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

10

Sudah kita ketahui bahwa kalimat terdiri dari unsur-unsur yang berupa S,

P, O, Pel, dan K. Memang tidak semua kalimat mengandung semua unsur itu.

Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut jumlah klausa

pembentuknya, fungsi isinya, kelengkapan unsurnya dan susunan subjek

predikatnya.

Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua

macam, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Klausa pembentuk kalimat

tunggal hanya mengandung satu unsur S, P, O, Pel, dan K. Sedangkan klausa

pembentuk pada kalimat majemuk bisa mengandung dua atau lebih unsur S, P, O,

Pel, dan K. Hal ini sejalan dengan pendapat Wiyanto, “kalimat majemuk adalah

kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih”9

Finoza, dalam bukunya komposisi bahasa indonesia memberikan batasan

mengenai kalimat majemuk, “kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan

gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal.”10

Senada dengan pendapat di atas keraf berpendapat bahwa, “kalimat

majemuk adalah penggabungan dari dua kalimat tunggal atau lebih, sehingga

kalimat yang baru ini mengandung dua pola kalimat.”11

Sedangkan Alisjahbana

mengemukakan bahwa,

“kalimat majemuk adalah susunan beberapa kalimat yang dalam hubungan

kalimat-kalimat yang banyak itu amat rapat perhubungan isinya,

sedangkan perhubungan yang rapat itu ternyata pula pada cara menyusun

kalimat-kalimat itu, sehingga sekaliannya itu bersama-sama boleh

dianggap menjadi sebuah kalimat baru.”12

Dari semua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat majemuk

adalah kalimat yang berasal dari penggabungan dua kalimat atau lebih yang

menimbulkan sifat-sifat hubungan. Kalimat majemuk bisa terdiri dua kalimat

dengan struktur yang sama, bisa juga dengan dua kalimat dengan dua struktur

9 Asul Wiyanto. Op. Cit. hlm 49.

10 Lamuddin Finoza. Op. Cit. hlm 128.

11 Gorys Keraf. Op. Cit. hlm 167.

12 S. Takdir Alisjahbana. Tata bahasa baru Bahasa Indonesia. Jakarta; Dian Rakyat. 1983. hlm

117

Page 21: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

11

yang berbeda. Hasil penggabungan dua kalimat atau lebih memiliki hubungan

yang amat rapat.

Dari penggabungan kalimat itu maka muncul sifat hubungan pola-pola

kalimat dalam sebuah kalimat majemuk. Menurut Keraf, sifat hubungan tersebut

sebagai berikut:

a) Sederajat (koordinatif) : kedudukan pola-pola kalimat tunggal sama

tinggi, tidak ada pola-pola kalimat yang menduduki satu fungsi dari

pola yang lain. b) bertingkat (subordinatif) : hubungan antara pola-pola

kalimat tidak sederajat, karena pola kalimat yang menduduki suatu

fungsi dari pola campuran. c) campuran : hubungan antara pola-pola

kalimat itu dapat sederajat dan bertingkat.13

Senada dengan pendapat di atas Arifin dan Tasai mengemukakan bahwa,

“kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif),

ataupun campuran (koordinatif-subordinatif).”14

Sedangkan Wiyanto memberikan batasan atau macam-macam kalimat

majemuk berdasarkan hubungan antar klausanya sebagai berikut:

1) Kalimat majemuk setara,

2) Kalimat majemuk bertingkat,

3) Kalimat majemuk setara rapatan,

4) Kalimat majemuk bertingkat rapatan, dan

5) Kalimat majemuk campuran.15

Bila hubungan antar kedua pola kalimat itu sederajat maka terdapatlah

kalimat majemuk setara. Hubungan setara itu dapat terperinci lagi atas:

1) Setara menggabungkan: pengabunggan itu dapat terjadi dengan

merangkaikan dua kalimat tunggal dengan diantaranya kesenyapan

antara atau dirangkaikan dengan kata-kata tugas seperti: dan, lagi,

sesudah itu, karena itu.

13

Gorys Keraf. Op. Cit. hlm 168 14

E. Zaenal dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

Pustaka Antarkota. 1985. hlm 87-88. 15

Asul Wiyanto.Op.Cit. hlm 50.

Page 22: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

12

Contoh:

(1a) saya menangkap ayam itu dan ibu memotongnya.

(1b) ayah telah memanjat pohon manngga itu, sesudah itu

dipetiknya beberapa buah.

2) Setara memilih: kata tugas yang dipakai untuk menyatakan hubungan

ini adalah: atau.

Contoh:

Engkau tinggal saja di sini, atau engkau ikut dengan membawa

barang itu.

3) Setara mempertentangkan: kata-kata tugas yang dipakai dalam

hubungan ini adalah: tetapi, melainkan, hanya.

Contoh:

(3a) adiknya rajin, tetapi ia sendiri malas.

(3b) ia tidak menjaga adiknya, melainkan membiarkannya saja.

Alisjahbana mengemukakan hubungan menjajarkan serupa atau

setara terbagi atas: hubungan menjajarkan menyambung, hubungan

menjajarkan mepertentangkan dan hubungan menjajarkan yang

menyatakan sebab akibat.16

Hubungan menjajarkan menyambung terbagi:

1) Menyambung biasa

Contoh:

Ibu menuang teh, bapak membaca surat kabar dan adik

bermain-main

16

S. Takdir Alisjahbana. Op. Cit. hlm 118

Page 23: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

13

2) Menyambung menguatkan

Contoh:

(2a) baju yang seburuk itulah diberikannya kepada saya,

itupun dilakukannya dengan hati yang berat.

(2b) bukan saja tidak datang, mengirim suratpun ia tidak.

(2c) pendapatannya yang sedikit itu dipakainya, sehingga

cukup baginya, malahan ia dapat pula menyimpan

sekadarnya untuk hari tuanya.

3) Menyambung mengatur

Contoh:

(3a) mula-mula disuruhnya anak itu duduk, sesudahnya itu

diberinya buku untuk dibaca, kemudian diajaknya becakap-

cakap, akhirnya berulah dikeluarkannya maksudnya yang

sebenarnya.

(3b) pertama saya keberatan akan maksudnya itu, kedua

saya tidak beruang memberi sokongan sebanyak itu, ketiga

saya benci melihat sikapnya yang sombong.

Hubungan menjajarkan mempertentangkan, dapat dibedakan:

1) Mempertentangkan biasa

Contoh:

(1a) adiknya pandai, tetapi kakaknya bodoh.

(1b) musim hujan dingin, musim kemarau sebaliknya

panas.

2) Mempertentangkan mengganti

Page 24: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

14

Contoh:

(2a) bukan dia harus dicela, tetapi orang yang dengan

sengaja menghasutnya harus disalahkan.

(2b) saya datang sendiri mengantarkannya, atau saya suruh

anak saya ke rumah tuan.

3) Mempertentangkan mewatasi

Contoh:

(3a) meskipun ia berusaha dengan sungguh-sungguh, tetapi

ia tak maju-majunya.

(3b) karangan tuan sudah diterima, hanya di sana-sini

diadakan beberapa perubahan.

Hubungan menjajarkan yang menyatakan sebab akibat.

Contoh:

(1) Si umi sakit, sebab itu ia tidak sekolah

(2) Engkau tidak menghafal, tentulah nilaimu buruk.

Sugono menambahkan, “kalimat majemuk setara (koordinatif)

adalah struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya,

dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat

tunggal.”17

Sugono membagi kalimat majemuk setara kedalam empat macam

yaitu:

1) Kalimat majemuk setara yang menyatakan gabungan, 2)

kalimat majemuk setara yang menyatakan urutan peristiwa, 3)

17

Dendy Sugono. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara. 1994. hlm 114.

Page 25: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

15

kalimat majemuk setara yang menyatakan pilihan, dan 4)

kalimat majemuk setara yang menyatakan perlawanan.18

1) Menyatakan gabungan: kalimat majemuk setara ini ditandai

oleh konjungsi, misalnya dan, serta, dan lagi pula.

Contoh:

(1a) penggembala itu meniup seruling, da teman-temannya

menyanyikan lagu perjuangan.

(1b) pak mandor perkebunan kopi mengawasi mereka dari

jauh, dan para pekerja perkebunan merasa terhibur, serta

para pencari kayu ikut bergembira.

(1c) mereka menyambut para pekerja perkebunan itu, dan

meneriakkan pekik kemerdekaan.

Jika unsur kalimat majemuk setara itu ada tiga kalimat dasar,

ada dua pilahan, yaitu menggunakan dua konjungsi (dan, serta)

secara serentak dan menggunakan tanda koma serta konjungsi dan.

Konjungsi dan dan serta dapat digunakan secara serentak jika ada

tiga kalimat dasar dalam sebuah kalimat majemuk setara gabungan.

Di samping itu dapat juga digunakan konjungsi pada kalimat dasar

yang terakhir. Bahkan cara ini dapat dipakai pada kalimat majemuk

lebih dari tiga kalimat dasar.

Contoh:

Matahari bergerak turun di balik pegunungan, penggembala

mengiring kerbaunya pulang, pak mandor membunyikan

bel, para pekerja perkebunan berangsur meninggalkan

perkebunan kopi, dan suasana sunyi kembali.

18

Ibid. hlm 116

Page 26: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

16

Pada kalimat itu hanya digunakan satu konjungsi, yaitu dan,

pada posisi sebelum kalimat dasar yang terakhir. Kalimat dasar

dipisahkan oleh tanda koma.

2) Kalimat majemuk setara pilihan.

Kalimat majemuk ini ditandai oleh kata penghubung atau.

Jika isi pilihan hanya dua, (dua kalimat dasar), dipakai

konjungsi atau diantara dua pilihan itu dan disertai tanda

koma.

Contoh:

(2a) dia mengikuti bimbingan tes SPMB, atau

melanjutkan di perguruan tinggi swasta yang baik.

(2b) kau boleh mengikuti ujian lisan, atau kau

membuat karya ilmiah tentang masalah hukum di

indonesia.

(2c) hasil ujian saya kirim lewat pos, atau anda

ambil di sekretariat FKIP

Jika kalimat majemuk terdiri dari lebih dari dua kalimat

dasar, konjungsi atau ditempatkan pada posisi sebelum

kalimat dasar yang terakhir. Kalimat dasar yang satu ini

dipisahkan dengan tanda koma dari kalimat dasar yang lain.

Contoh:

Santi dapat membaca di papan pengumuman,

meminta penjelasan kepada dosen pembimbing,

atau mencari informasi di biro pendidikan.

2) Kalimat majemuk setara urutan peristiwa

Kalimat majemuk ini ditandai oleh konjungsi lalu, lantas,

terus, kemudian. Meskipun konjungsi merupakan pembatas

kalimat dasar satu dari kalimat dasar yang lain, masih

Page 27: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

17

diperlukan tanda koma sebagai pembatas antara kalimat

dasar satu dengan kalimat dasar yang lain.

Contoh:

(3a) sang komandan memberi perintah, lalu mereka

mencari tempat perlindungan.

(3b) sebagai pasukan menerobos perbatasan,

kemudian mereka menghantam pertahanan musuh.

(3c) beberapa kali mereka melancarkan tembakan,

lantas anggota pasukan yang lain menuju

perbatasan.

Jika kalimat majemuk jenis ini terdiri dua kalimat

dasar, ada dua pilihan. Pilihan pertama ialah kalimat

majemuk yang menggunakan konjungsi secara serentak,

dan pilihan kedua ialah kalimat majemuk yang

menggunakan tanda koma dan konjungsi menjadi pemisah

antarkalimat dasar. Konjungsi lalu, lantas, kemudian dapat

digunakan secara serentak. Disamping itu, dapat juga

digunakan satu konjungsi yang terletak pada kalimat dasar

yang akhir.

Contoh:

(1) Seorang prajurit menyelinap di balik pepohonan,

lalu dia mengawasi keadaam sekelilingnya,

lantas dia melihat seorang pencari kayu di ujung

jalan setapak, kemudian dia lari mengejarorang

itu.

(2) Laki-laki pencari kayu itu merasa diikuti orang,

dia menoleh ke belakang, seorang prajurit

berteriak memanggilnya, kemudian mereka

bersama-sama menuju arah selatan.

Page 28: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

18

Konjungsi lalu dan lantas pada kalimat pertama itu

dapat ditiadakan tanpa mengubah makna kalimat itu

asalkan masih ada konjungsi terakhir (kemudian).

Sebaliknya, pada kalimat kedua dapat ditempatkan

konjungsi diantara kalimat dasar pertama dan kedua serta

diantara kalimat dasar kedua dan ketiga. Jika hal itu

dilakukan, maka kalimatnya akan berbentuk:

(1) Seorang prajurit menyelinap di balik

pepeohonan, dia mengawasi keadaan

sekelilingnya, dia melihat seorang pencari kayu

diujung jalan setapak, kemudian dia lari

mengejar orang itu.

(2) Laki-laki pencari kayu itu merasa diikuti orang,

lalu dia menoleh ke belakang, lantas seorang

prajurit berteriak memanggilnya, kemudian

mereka bersama-sama menuju arah selatan.

3) Kalimat majemuk setara perlawanan.

Kalimat majemuk ini ditandai oleh konjingsi tetapi,

melainkan dan sedangkan. Konjungsi itu menyatakan

hubungan perlawanan antara kalimat dasar satu dan kalimat

dasar yang lain dalam sebuah kalimat majemuk. Namun,

masih perlu digunakan tanda koma di antara kalimat dasar

yang satu dan kalimat dasar yang lain.

Contoh:

(4a) orang tua selalu meributkan masalah kenakalan

remaja, tetapi kalangan remaja sendiri tak pernah

mempersalahkan hal itu.

(4b) bukan anak-anak remaja yang meributkan

persoalan itu, melainkan orang tua mereka yang

takut anaknya melanggar pergaulan.

Page 29: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

19

(4c) orang tua selalu menyalahkan anak-anaknya,

sedangkan mereka sendiri terlalu sibuk dengan

urusan di luar rumah.

Karena kalimat majemuk perlawanan umumnya

terdiri atas dua kalimat dasar, konjungsi perlawanan selalu

hadir. Tanpa konjungsi perlawanan, makna kalimat itu

tidak akan memperlihatkan hubungan perlawanana secara

tegas.

Bila hubungan klausa-klausa tidak sederajat maka

terdapatlah kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk

bertingkat (subordinasi) adalah kalimat majemuk yang hubungan

antara klausa-klausanya tidak sederajat.19

Contoh:

Pencuri itu membuka jendela ketika kami tidur

Dari kalimat di atas dapat dilihat bahwa hubungan antara

klausa pencuri itu membuka jendela dan klausa kami tidur

tidak sederajat.

Sedangkan menurut sugono, “kalimat majemukk bertingkat

adalah kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang

merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang

berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat itu, misalnya

keterangan, subjek, atau objek.20

Walija menambahkan, “hubungan bertingkat ditandai

dengan adanya klausa utama dan klausa bawahan yang dimakasud

klausa bawahan atau subordinat adalah klausa yang berfungsi

19

Asul Wiyanto. Op. Cit. hlm 51 20

Dendy Sugono. Op. Cit. hlm 124

Page 30: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

20

sebagai keterangan dari klausa utamanya. Oleh karena itu, klausa

tersebut tidak setara atau bertingkat.”21

Bila terjadi penggabungan kalimat majemuk setara dengan

kalimat majemuk bertingkat, maka akan menghasilkan struktur

kalimat baru yang disebut kalimat majemuk campuran. ini sejalan

dengan wiyanto yang mengemukakan, “kalimat majemuk

campuran adalah kalimat kalimat majemuk yang merupakan

gabungan dari kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk

bertingkat.”22

Contoh:

Sinta menggoreng tempe dan santi mengatur meja

makan ketika ranti mencuci piring.

Keraf menambahkan bahwa, “kalimat majemuk campuran

dapat terdiri dari sebuah pola atasan dan sekurang-kurangnya dua

pola bawahan, atau sekurang-kurangnya dua pola atasan dan satu

atau lebih pola bawahan.”23

1) Satu pola atasan dua pola bawahan.

Contoh:

Kami telah menyelenggarakan sebuah

malam kesenian, yang dimeriahkan oleh

para artis ibu kota, serta dihadiri pula oleh

para pembesar di kota itu

2) Dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan

Contoh:

21

Walija. Op. Cit. hlm 6 22

Asul Wiyanto. Op. Cit. hlm 54 23

Gorys Keraf. Op. Cit. hlm 170

Page 31: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

21

Bapak menyesalkan perbuatan itu, dan

meminta kami berjanji tidak akan

mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama,

yang dapat merugikan nama keluarga dan

kedudukannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa struktur

kalimat majemuk adalah keseluruhan dari relasi antara kesatuan

dengan bagian-bagian, atau antara bagian yang satu dengan bagian

yang lain di dalam sebuah kalimat majemuk.

b. Karangan Deskripsi

Seorang pengarang adalah seperti seorang pengusaha toko. Ia mempunyai

tumpukan bahan, untuk disuguhkan kepada para pembaca hanya bagaimana cara

mengaturnya. Dalam mengarang seseorang berusaha merangkai kata-kata untuk

menuangkan gagasannya. Hal ini sejalan dengan pendapat finoza bahwa,

“mengarang adalah pekerjaan merangkai atau menyusun kata, frasa,

kalimat, dan alinea yang dipadukan dengan topik dan tema tertentu untuk

memperoleh hasil akhir berupa karangan (bandingkan dengan pekerjaan

merangkai bunga dengan hasil akhir berupa karangan bunga).”24

Di dalam buku teknik mengarang karya caraka, “mengarang adalah

mengungkapkan sesuatu secara jujur, tanpa rasa emosional yang berlebih-lebihan,

realistis dan tidak menghambur-hamburkan kata secara tak perlu.”25

Karsana

menambahkan,

“mengarang adalah mengutarakan sesuatu dengan menggunakan bahasa

secara tertulis. Dengan mengutarakan itu dimaksudkan menyampaikan,

24

Lamuddin Finoza. Op. Cit. hlm 189 25

Cipta Loka Caraka. Teknik Mengarang. Yogyakarta:Kanisius. 1993. hlm 8

Page 32: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

22

memberitakan, menceritakan, melukiskan, menerangkan, meyakinkan,

menjelmakan dan sebagainya.”26

Dari ketiga pendapat di atas dapat disiimpulkan bahwa kegiatan

mengarang merupakan pekerjaan menuangkan gagasan atau pikiran dalam bentuk

rangkaian kata-kata.

Kita semua mempunyai gagasan, tetapi dalam melukiskan gagasan

tidaklah mudah. Seringkali kita menemui hambatan-hambatan dalam melukiskan

atau menuangkan gagasan. Walija mengemukakan hambatan-hambatan ketika

akan menuangkan gagasan diantaranya sebagai berikut:

1) Merasa tidak mampu mengarang

2) Merasa gagasannya tidak istimewa atau biasa-biasa saja

3) Merasa takut salah

4) Merasa takut dikritik orang lain

5) Merasa kurang mempunyai data atau bukti-bukti yang cukup untuk

mengarang dengan tema tertentu.

6) Merasa tidak terlatih27

Gagasan merupakan modal pertama seorang pengarang untuk

menuangkannya ke dalam bentuk karangan. Gagasan, ide, atau buah pikiran dapat

disampaikan kedalam bentuk karangan yang sesuai dengan jenis gagasan yang

ingin disampaikan. Walija mewnjelaskan macam-macam jenis gagasan sebagai

berikut:

Penyajian gagasan secara umum dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis,

yaitu 1) pemaparan atau eksposisi, 2) pembahasan atau argumentasi, 3)

penceritaan atau narasi, 4) pelukisan atau deskripsi, dan 5) pembujukan

atau persuasi.28

Pendapat di atas sejalan dengan Finoza, berdasarkan cara penyajian pokok

bahasannya tipe karangan ada lima, yaitu:

26

Ano Karsana. Buku Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta. 1986. hlm. 5 27

Walija. Komposisi:Mengolah Gagasan Menjadi Karangan. Jakarta:Penerbit Aksara. 1996. hlm

1 28

Ibid. Hlm 4.

Page 33: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

23

1) Karangan deskripsi (pelukisan)

2) Karangan narasi (pengisahan)

3) Karangan eksposisi (pemaparan)

4) Karangan argumentasi (pembahasan)

5) Karangan persuasi (pengajakan)29

1. Karangan deskripsi

Karangan deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas

pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan,

membeberkan suatu objek sesuai dengan ciri-ciri, sifat-sifat, atau hakikat

objek sebenarnya.

2. Karangana narasi

Karangan narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan,

mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk, perbuatan manusia dalam

sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu

kesatuan waktu.

3. Karangan eksposisi

Karangan eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk memberi tahu,

mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.

4. Karangan argumentasi

Karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca agar menerima

atau mengambill suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.

5. Karangan persuasi

Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang

mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat atau gagasan

ataupun seseorang.

Sudah dijelaskan macam-macam karangan, di antaranya karangan narasi,

karangan argumentasi, karangan eksposisi, karangan persuasi, dan karangan

deskripsi. Tulisan deskripsi berupaya untuk menggambarkan sesuatu. Deskripsi

berasal dari kata describere dalam bahasa latin yaitu menulis tentang,

membeberkan sesuatu hal, melukiskan suatu hal. Sedangkan dalam bahasa inggris

29

Lamuddin Finoza. Op. Cit. hlm 190.

Page 34: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

24

istilah description (melukiskan). Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi,

“deskripsi berarti melukiskan, menggambarkan, mempertunjukan.”30

Menurut Liang Gie deskripsi berarti, “bentuk pengungkapan yang

menggambarkan berbagai cerapan pengarang dengan segenap inderanya yang

bermaksud menimbulkan citra yang sama dalam diri pembaca.”31

Keraf

menambahkan,

“deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan

suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah

berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat

sendiri objek itu.”32

Dalam deskripsi kita melihat objek garapan secara hidup dan konkrit; kita

melihat objek secara bulat.

Karangan deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindera seperti

penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Untuk menulis

satu deksiprsi yang baik seorang pengarang harus dekat kepada objek dan

masalahnya dengan semua pancainderanya.

Finoza menjelaskan. “karangan deskripsi adalah karangan yang lebih

menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya.”33

Karangan

deskriptif merupakan gambaran mengenai suatu objek ataupun suatu peristiwa

seolah-olah pembaca merasakan peristiwa tersebut.

Kemampuan penulis dalam menggambarkan sesuatu merupakakan

hal yang utama. Ini senada dengan Wibowo, “deskripsi adalah bentuk

tulisan yang mengutamakan kemampuan penulisnya dalam melukiskan

30

Muksim Ahmadi. Penyusunan dan Pengembangan Paragraf serta Penciptaan Gaya Bahasa

Karangan. Malang: Y A 3. 1991. hlm 21 31

The Liang Gie. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarata: Liberty. 1995. hlm 18 32

Gorys Keraf. Op. Cit. hlm. 16 33

Lamuddin Finoza. Op. Cit. hlm 192.

Page 35: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

25

atau merinci sesuatu (peristiwa, kejadian, atau lanskap) secara objektif via

kata-kata.”34

Melalui karangan deskripsi, pengarang mengajak pembaca melihat,

mendengar, dan merasakan sesuai dengan apa yang dilukiskan oleh pengarang.

Sudarno dan Rahman menggolongkan deskripsi ke dalam dua bagian, yaitu:

“1) deskripsi ekspositoris: penulis mengajak pembaca agar mengetahui apa

yang dilukiskan. 2) deskripsi impresionistik (stimulasi atau sugestif):

menghendaki adanya kesan atau reaksi.”35

Karangan deskripsi memiliki ciri yang membedakannya dengan karangan-

karangan lain. Brotowidjoyo mengemukakan,

“ciri-ciri karangan deksripsi ialah: sebagian informatif sebagian imaginatif

dan subjektif, nampaknya dapat dipercaya dan tulus, berisi terutama

pendapat pribadinya dan kecenderungannya, mengandung impresi spesifik

tentang sesuatu, bahasanya figuratif dan alami.”36

Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa karangan deksripsi adalah penggambaran dari suatu objek

atau kejadian dari hasil pengamatan pancaindera. Berikut ini adalah salah satu

contoh deskripsi.

“tidak sulit menemukan rumah dewa budjana di pekayaon town house,

pejaten barat, jakarta selatan. Di komplek yang hanya ditempati sepuluh

unit rumah itu rumah budjana merupakan satu-satunya rumah yang

mengunakan angkul-angkul itu akan tampak padmasana, tempat doa bagi

pemeluk hindu bali. Di dalam ruangan rumah keluarga kecil ini juga

terdapat pelangkiran, altar pemuja leluhur. Memasuki ruang tamu, kita

disambut gitar di meja kayu. Gitar merek ario pro itu ditanam di meja kayu

yang diberi rongga khusus untuk merebahkan gitar. Meja itu dilapisi kaca

tebal sehingga gitar berada dalam posisi aman tanpa tersentuh tangan. Itu

baru gitar pertama yang terlihat. Naik ke lantai dua kita akan menemui

34

Wahyu Wibowo. Manajemen Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2001. hlm 59 35

Sudarno dan Erman A. Rahman. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT. Hikmat Syahid

Indah. hlm 117 36

Mukayat D. Brotowidjojo. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika Pressindo. 1993.

hlm 13-14

Page 36: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

26

hampti 50 gitar berbagai merek di satu kamar khusus yang juga berfungsi

sebagai studio.”37

B. Penelitian Relevan

Dalam penelitian ini penulis mengambil penelitian yang relevan sebagai

acuan. Penelitian relevan telah dilakukan oleh Sulis Setiawati, mahasiswa

Universitas Negeri Jakarta, jurusan bahasa dan sastra Indonesia pada tahun 2006.

Dengan judul “Penggunaan Kalimat Majemuk dalam Ragam Jurnalistik pada

Artikel dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa SMA

Lab School Jakarta”. Penelitian ini berbentuk skripsi. Kesimpulan yang diperoleh

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Jenis kalimat majemuk yang terdapat dalam artikel terdiri atas kalimat

majemuk setara (hubungan koordinatif), kalimat majemuk bertingkat

(hubungan subordinatif), dan kalimat campuran.

2. Pola kalimat dalam ragam jurnalistik lebih kompleks dengan susunan

fungsi kalimat yang bertingkat-tingkat.

3. Wartawan lebih sering menggunakan kalimat mejemuk bertingkat

dibandingan dengan kalimat majemuk setara atau campuran.

4. Kalimat majemuk bertingkat (hubungan subordinatif) sangat sering

digunakan dan menempati urutan pertama terbanyak dengan berbagai

tipe perluasan fungsi yaitu: 1) perluasan subjek, 2) perluasan subjek

dan predikat, 3)perluasan subjek dan objek, 4) perluasan subjek dan

pelengkap, 5) perluasan subjek dan keterangan, 6) perluasan objek, 7)

perluasan objek dan predikat, dalam bahasa indonesia dengan baik dan

benar, baik dalam lisan maupun tulis.

Dari penelitian relevan diatas terdapat beberapa perbedaan penelitian

dengan yang sudah saya lakukan:

37

Frans Sartono dan Putu Fajar Arcana. “Gitar di Kamar Budjana”, Kompas. 10 Januari, 2010.

hlm 27

Page 37: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

27

1. Tidak ada yang dominan dalam penggunaan kalimat majemuk,

begitupun dengan struktur kalimatnya. Semua kalimat majemuk memiliki

porsi yang sama.

2. Pola kalimat dalam karangan deskripsi siswa tidak ada yang kompleks,

karena susunannya tidak diperhatikan dalam penulisannya. Mereka lebih

fokus kepada bentuk karangannya saja.

Page 38: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Metode deskriptif merupakan cara penelitian yang digunakan secara teratur

dengan menggali dan membentangkan objek penelitian yang diambil pada

waktu tertentu. Tujuannya untuk menerangkan secara sistematis akan fakta

dan ciri-ciri yang ada. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurul Zuriah,

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan

gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat,

mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.”1 Melalui metode ini,

peneliti memberikan analisis struktur kalimat majemuk, dan memberikan

kesimpulan sesuai analisis yang telah di lakukan. Melalui metode ini juga

akan diketahui kesimpulan mengenai kalinat majemuk di dalam karangan

deskripsi. Untuk memperoleh data objektif maka dalam penelitian ini

digunakan dalam bentuk penelitian, yaitu:

1. Penelitian kepustakaan atau library research, yaitu penelitian yang

dilakukan dengan mengumpulkan, membaca, dan menganalisis buku

yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas dalam

penelitian.

2. Penelitian lapangan atau field research, yaitu penelitian yang

digunakan untuk memperoleh data-data lapangan langsung.

Penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi langsung sekolah

yang akan diteliti yaitu MAN 10 Jakarta.

1 Dra. Nurul Zuriah, M. Si. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta:

PT Bumi Aksara. 2007. Hlm 47.

Page 39: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

29

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari sampai desember 2011,

yakni sejak penyusunan proposal, analisis teori, pengumpulan dan pengolahan

data lapangan, penarikan kesimpulan, hingga penyusunan laporan hasil penelitian

dalam bentuk skripsi. Seperti tertulis dalam judul, penelitian ini dilaksanakan di

kelas XI MA Negeri 10 Jakarta tahun pelajaran 2011-2012. Sekolah tersebut

beralamat di Jalan Joglo Baru No. 77, Kembangan, Jakarta Barat.

C. Objek, Subjek, dan Fokus Penelitian

Objek atau populasi dalam penelitian ini adalah karangan deskripsi siswa

kelas XI MA Negeri 10 Jakarta tahun pelajaran 2011-2012. Populasi menurut

Suharsimi Arikunto adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi

populasi atau studi sensus.2 Sedangkan yang menjadi fokus dalam penelitian ini

adalah struktur kalimat majemuk yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa

kelas XI. Sementara itu, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa

kelas XI MAN 10 Jakarta.

D. Instrumen Penelitian.

Instrumen dalam penelitian ini berupa tes mengarang yang diberikan

kepada siswa. Untuk memudahkan penelitian penulis dibantu tabel kerja sebagai

berikut:

2 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta. 2006. hlm. 130.

Page 40: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

30

TABEL ANALISIS STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM

KARANGAN DESKRIPSI SISWA

No.

karangan

No.

kalimat

Bentuk

kalimat

Jenis kalimat

majemuk Jumlah

klausa Pola kalimat

s b c

jumlah

Ket.

S = setara

B = bertingkat

C = campuran

E. Teknik Pengumpulan Data

Selain menggunakan metode deskriptif, penulis juga menggunakan teknik-

teknik untuk mendapatkan data salah satunya adalah observasi. Data yang

diperoleh harus melalui pemilihan yang benar-benar cocok dengan masalah yang

diteliti, sehingga dapat memberikan data sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini

sependapat dengan Mardalis. “observasi atau pengamatan digunakan dalam

rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan

jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan

tertentu yang diinginkan.”3 Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan

sebagai berikut:

1. Meminta siswa membuat karangan deskripsi

3 Drs. Mardalis. Metode Penelitian Suatu Penddekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. 1995. Hlm

63.

Page 41: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

31

2. Mengambil karangan siswa yang digunakan

3. Membaca karangan siswa

4. Memilih/menentukan kalimat yang merupakan kalimat majemuk.

F. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis tahap-tahap yang peniliti kerjakan, yaitu:

1. Memberikan penomoran pada setiap data;

2. Mencari tiap-tiap kalimat yang merupakan kalimat majemuk;

3. Menunjukkan letak atau bagian-bagian kalimat yang termasuk kalimat

majemuk dan mengklasifikasikan kalimat majemuk tersebut dalam

jenisnya masing-masing;

4. Menganalisis kalimat yang termasuk kalimat majemuk;

5. Menarik kesimpulan dari data-data yang diperoleh dari hasil analisis;

6. Memberikan saran-saran yang relevan dengan hasil penelitian.

Page 42: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini penulis menganalisis karangan siswa kelas XI MA

Negeri 10 Jakarta. MA Negeri 10 Jakarta ini berlokasi di bilangan Jakarta Barat,

lebih lengkapnya lagi di Jalan Joglo Baru No. 77, kembangan, Jakarta Barat. MA

Negeri yang dikepalai oleh Mohammad Yasin, Mpd ini sudah memiliki gedung

yang permanen dan bersertifikat. Dibangun pada tahun 1990 dan mulai beroperasi

tahun 1993, MA negeri ini memiliki luas bangunan 1.041.5 m2 dan 3.000m2

untuk luas tanahnya.

MA Negeri ini memiliki Visi sebagai berikut:

a. Unggul dalam bidang akademik dan non akademik

b. Kreatif dalam memiliki daya cipta yang tinggi dan mampu menciptakan

model Pembelajaran Berbasis IT

c. Inovatif dan peka terhadap lingkungan dan perkembangan, serta kaya

terhadap ide reformasi dan berorientasi pada masa depan

d. Terampil dalam penggunaan dan pemanfaatan IPTEK, menguasai dan

menggunakan Bahasa Arab dan Inggris, pengamalan nilai-nilai ajaran

islam, serta penguasaan seni dan olahraga

e. Berwawasan IPTEK berlandaskan IMTAQ, berpikir rasional dan

obyektif berdasarkan IMTAQ, memiliki kompetensi tinggi dalam

memanfaatkan perkembangan IPTEK berlandaskan IMTAQ, serta

memiliki kepekaan tinggi dan kaya akan pembaharuan berdasarkan

IMTAQ

Page 43: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

33

f. Menjadi rujukan dan mengembangkan model madrasah berbasis IT,

serta mengembangkan kreatifitas dan produktifitas SDM.

Misi MA Negeri 10 Jakarta sebagai berikut:

a. Menjadikan madrasah sebagai tempat untuk menumbuhkembangkan

keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

b. Menumbuhkembangkan kebiasaan kepribadian yang berbudaya dan

berakhlak mulia.

c. menjadikan madrasah yang unggul secara akademis dan non akademis

d. melaksanakan kegiatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

e. meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknonolgi serta

keterampilan peserta didik dalam bidang Bahasa Arab dan Inggris

f. meningkatkan semangat kompetitif

Dari seluruh jumlah karangan siswa peneliti mengambil 25 karangan siswa

yang terdapat kalimat majemuk, kemudian digunakan sebagai bahan skripsi ini.

Dari 25 karangan yang dianalisis diperoleh 268 kalimat, dari keseluruhan kalimat

tersebut terdapat 142 kalimat majemuk, yang terdiri dari 61 kalimat majemuk

setara, 52 kalimat majemuk bertingkat, dan 29 kalimat majemuk campuran. Dari

142 kalimat majemuk tersebut terdapat 142 struktur kalimat yang berbeda.

B. Penyajian Data

Di bawah ini adalah hasil analisis yang dimasukkan ke dalam tabel analisis

sebagai berikut:

Page 44: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

34

No.

karan

gan

No.

kali

mat

Bentuk

kalimat

majemuk

Jenis

kalimat

majem

uk Jumlah klausa Pola kalimat

s b c

1. 1. Pangandara

n

merupakan

salah satu

pantai yang

indah,

terletak di

daerah

ciamis

jawa barat.

v

2 klausa S+P+K+P+K

2. Pangandara

n memiliki

keunikan

tersendiri,

disana

terdapat

sebuah

batu ikan

hiu yang

disebut

batu ikan

hiu.

v

2 klausa S+P+Pel+K+P+Pel+K

3. Jika

menjelang

petang atau

sore

sunsetnya

begitu

indah,

udaranya

sangat

sejuk,

burung-

burung

mulai

berkicau,

mendekati

matahari

yang

terbenam.

v

5 klausa K(P+O)+S+P+S+P+S+P+

P+O+K

Page 45: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

35

5. Jika pagi

tiba,

anginnya

bertiup

sepoi-

sepoi,

berjalan-

jalan di

pantai,

pasirnya

sangat

bersih

putih,

panorama

alamnya

sangat

indah.

v

5 klausa K+S+P+K+S+P+K+P+K+

S+P+S+P

6. Ketika di

sana, aku

menaiki

sebuah

perahu

setelah itu

menaiki

sebuah

perahu,

ditengah-

tengah laut

tampak

jelas

keindahann

ya.

v

3 klausa K+S+P+O+K+P+O+K+P

+Pel

7. Begitu

sempurna,

ikan-ikan

yang

beraneka

ragam,

terumbu

karang

yang

sangat

indah,

ditambah

v

3 klausa K+S+P+S+P+P+Pel+K

Page 46: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

36

lagi

binatang-

binatang

laut yang

sangat

unik.

13. Objek

wisata

yang

banyak

dikunjungi

oleh para

wisatawan

asing

karena

memiliki

panorama

alam yang

indah.

v

2 klausa S+(K+P+O)+K(P+O+K)

16. Pantai

pangandara

n harus

dilestarikan

, agar tetap

menjadi

objek

wisata

yang sering

dikunjungi

oleh

wisatawan

lokal dan

mancanega

ra.

v

3 klausa S+P+K(P+Pel)+K+P+O

2. 1. Perumahan

Mutiara

garuda

yang

terletak di

petukangan

selatan,

terdapat

rumah

v

2 klausa S+P+K+P+Pel

Page 47: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

37

seorang

siswa

MAN 10

Jakarta.

2. Jika kita

memasuki

perumahan

atau

komplek

tersebut,

kita pasti

akan

menemuka

n berbagai

macam

tukang

makanan,

dari

makanan

untuk pagi

hari sampai

malam.

v

2 klausa K+S+P+O+S+P+O+K

3. Jika kita

memasuki

perumahan

atau

komplek

tersebut,

kita pasti

akan

menemuka

n berbagai

macam

tukang

makanan,

dari

makanan

untuk pagi

hari sampai

malam.

v

2 klausa K+S+P+O+S+P+K+K

Page 48: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

38

4. Ketika kita

hendak

memasuki

komplek

blok C1

No. 2, kita

juga akan

menemui

pepohonan

yang rapih

tempatnya,

untuk

menyantai

setiap sore.

v

3 klausa K+S+P+O+S+P+O+K+K(

P+K)

5. Memasuki

dan

melewati

beberapa

gang

komplek,

kita akan

melihat

rumah

siswa

MAN 10

Jakarta.

v

2 klausa P+O+S+P+O

9. Jika kita

hendak

membuka

pintu

rumah,

terdapat

ruang

tengah

yang amat

rapih, dan

banyak kita

lihat

barang-

barang

antik dari

v

3 klausa K+S+P+O+P+Pel+K+K+

S+P+O+K

Page 49: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

39

gelas antik

sampai

patung

yang antik.

10. Jika

hendak

memasuki

kamar

Aidir siswa

MAN 10

Jakarta,

akan

terlihat

gitar listrik

yang

menarik

dan hiasan

kamar yang

menggamb

arkan

cowok-

cowok

dewasa

mempunya

i sosok

yang ideal.

v

3 klausa K+P+O+K+P+Pel+K+S+

P+O+K

11. Tidak di

kamar itu

saja, jika

kita mau

melalui

kamar yang

ada di

lantai atas

yang jika

menaiki

tangganya

kita harus

melewati

dapur yang

sederhana.

v

4 klausa P+K+K+S+P+O+K+K+P

+O+S+P+O+K

Page 50: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

40

12. Di lantai

atas

terdapat

ruang

komputer

dan ruang

tamu anak

remaja

untuk

teman-

teman

Aidir, dan

di

kamarnya

pun

terdapat

gitar-gitar

anggota

band MAN

10 Jakarta

yang biasa

ditaruh di

atas

dinding.

v

3 klausa K+P+Pel+K+K+P+Pel+K

+K(P+K)

3. 1. Pagi hari

yang sejuk,

aku lihat

burung-

burung

berkicau

riang,

menyambu

t datangnya

mentari di

ufuk timur.

v

3 klausa S+P+S+P+O+K+P+O+K

2. Dari

kejauhan

aku lihat

kabut-

kabut yang

sejuk dan

hamparan

sawah yang

v

2 klausa K+S+P+O+K+S+P

Page 51: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

41

menguning

.

3. Hamparan-

hamparan

rumput

sangat luas

dan

dibasahi

oleh

embun-

embun

pagi.

v

2 klausa S+P+P+O

4. Terlihatlah

dari arah

kejauhan

bukit-bukit

yang

menjulang

tinggi,

disusul

oleh

pohon-

pohon yang

semakin

tinggi.

v

2 klausa P+K+O+K+P+O+K

5. Tak lama

kemudian

seorang

bapak yang

setengah

tua berjalan

mendekati

sawah-

sawah, ibu-

ibu petani

yang sudah

siap untuk

memanen

padi.

v

2 klausa K+S+K+P+O+S+K(P+O)

6. Ku lihat

v

2 klausa S+P+O+K+P+O+K

Page 52: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

42

pula anak-

anak kecil

yang

berlarian

dan

bermain-

main

ditambah

angin-

angin yang

sejuk dan

sepoi-

sepoi.

8. Jalan raya

dipenuhi

oleh

kendaraan-

kendaraan,

polusi di

mana-mana

dan

sampah

berserakan

dimana-

mana,

mengotori

setiap

jalan-jalan

dan

selokan.

v

3 klausa S+P+O+S+K+S+P+O+P+

O

9. Setiap pagi

mobil-

mobil

angkutan

penuh

dengan

penumpang

diantaranya

penuh

dengan

anak

sekolah.

v

2 klausa K+S+P+K+K(P+K)

Page 53: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

43

11. Siang hari

begitu

panas oleh

sengatan

matahari,

tapi tetap

semilir

angin

menerpa

tempat

tinggalku.

v

2 klausa

K+P+O+K+S+P+O

4. 1. Keadaan

rumahku

yang

sangat

sejuk,

karena dari

mulai

gerbangnya

penuh

dengan pot

bunga-

bunga.

v

2 klausa S+P+K(K+P+K)

2. Warna cat

rumahnya

pun hijau

dan di atas

pintu

pertama

ada bunga

yang

sangat

menyejuka

n hati dan

pikiran.

v

2 klausa S+P+K+S+P+O

3. Di ruang

tamupun

terlihat

bunga-

bunga yang

v

4 klausa K+P+O+K+P+K+K+P+O

+P+O+K+S+P+O

Page 54: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

44

indah, dan

masuk ke

ruangan

keluarga

juga

banyak

terlihat

akuarium

dan

terdengar

gemuruh

air dari

akuarium-

akuarium

tersebut,

itupun

sangat

menyenang

kan hati.

4. Masuk ke

kamar-

kamarpun

terlihat

lukisan-

lukisan

bunga atau

pohon-

pohon yang

sangat

hijau dan

menarik

perhatian

orang yang

pernah

datang ke

rumah itu.

v

4 klausa P+K+P+O+K+P+O+K+P

+K

5. Dan setelah

itu masuk

ke ruangan

dapur juga

terlihat

tembok-

v

3 klausa K+P+K+P+O+K(P+Pel)+

P+Pel

Page 55: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

45

tembok

dapurnya

yang di cat

hijau dan

diberi

lukisan

tumbuh-

tumbuhan.

7. Dan

keluarga

kamipun

setiap hari

selalu

berkumpul

di belakang

rumah,

karena

menurut

kami

berkumpul

bersama-

sama

keluarga di

dekat

kolam ikan

dan bunga

itu

membawa

semangat

kami untuk

menghadap

i semua

cobaan

yang akan

datang

esok hari.

v

6 klausa S+K+P+K+K(P+O)+P+K

+O+K+P+O+K(P+O)+K+

P+O

5. 1. Rumah

yang indah

terdapat

halaman

rumah

yang

v

3 klausa S+K+P+Pel+K+P+K+S+

K+P+O

Page 56: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

46

bersih,

penuh

dengan

pohon-

pohon, dan

bunga-

bunga yang

cantik

menghiasi

halaman

rumah.

2. Di dalam

ruang tamu

terdapat

kursi yang

biasa

ditempati

oleh

keluarga,

untuk

menikmati

siaran

televisi dan

di sini juga

terdapat

foto

keluarga

dan jam

dinding.

v

4 klausa K+P+Pel+K+P+O+K(P+

O)+K+P+Pel

3. Melihat

kesisi lain

rumah

terdapat

kamar tidur

yang di

dalamnya

sangat

sederhana.

Di sana

terdapat

lemari

pakaian,

v

3 klausa P+K+P+Pel+K+K+P+Pel

Page 57: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

47

tempat

buku, jam

dan jadwal

pelajaran.

4. Selain

terdapat

ruang tamu

dan kamar

tidur,

terdapat

juga dapur

tempat ibu

memasak

dilengkapi

peralatan

untuk

memasak

yang

bersih.

v

3 klausa P+Pel+P+Pel+K(S+P)+K(

P+O+K)

5. Dilihat dari

sekitar,

keadaan

rumah

tertata

dengan rapi

dan indah

sehingga

kita merasa

nyaman.

v

3 klausa P+K+S+P+K+K(S+P+O)

6. Walaupun

rumah

tersebut

tidak besar

dan jauh

dari

keramaian,

tapi bagiku

rumah

tersebut

indah.

v

3 klausa S+P+P+K+K+S+P

Page 58: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

48

7. Apalagi

kalau

melihat ke

halaman

belakang

rumah

terdapat

sawah dan

udara yang

segar

v

2 klausa K+P+K+P+Pel+K

6. 1. Suasana di

taman

bandung

sangat

cerah,

namun

udara di

Bandung

segar dan

dingin.

v

2 klausa S+K+P+S+K+P

2. Di sekitar

taman

wisata baik

dan ramai,

tapi

sayangnya

banyak

sampah-

sampah

yang

berserakan.

v

2 klausa K+P+K+S+P

10. Taman

Ciater

Bandung

ini indah

dan cuaca

yang cerah

agak

mendung,

udaranya

segar.

v

3 klausa S+P+S+K+S+P

Page 59: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

49

7. 1. Desa kami

sangat

indah dan

sejuk,

lingkungan

nya sangat

bersih, dan

pendudukn

ya ramah

dan

sejahtera.

v

3 klausa S+P+S+P+S+P

2. Di pagi

hari desa

kami

sangat

segar

karena

disekeliling

kami

banyak

sekali

pepohonan

yang hijau-

hijau, dan

tercampur

binatang

yang unik,

ada itik,

ayam, dan

juga

kambing.

v

3 klausa K+S+P+K(K+S+P)+P+O

+K+K

4. Desa kami

suka sekali

memelihara

binatang

itu dan

kalau

sudah besar

binatang

itu

v

2 klausa S+P+O+K+S+P+O+K

Page 60: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

50

menghasilk

an uang,

lumayan

untuk

tambahan

belanja.

7. Tapi masih

banyak

juga

tanaman

yang harus

ditanam,

karena

tanaman itu

memerluka

n air yang

sangat

banyak,

seperti

terong dan

pare.

v

2 klausa K+S+P+K+S+P+O+K+K

9. Dan orang-

orang

kampung

itu

membantu

kannya,

ada yang

memetik

dan juga

mengikatka

n, tapi yang

membantu

itu diberi

upah.

v

2 klausa S+P+K+K+P+Pel

8. 1. Terbentang

luas

samudera

biru, serta

debur

v

2 klausa P+O+S+P+O

Page 61: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

51

ombak dan

pasir putih

menghiasi

indahnya

dirimu.

2. Sejuknya

angin

seakan

membuatk

u terlelap

oleh

kesempurn

aan mu,

karang-

karang

yang

membentan

g

menandaka

n

keindahan

kehidupan

mu.

v

2 klausa S+P+O+K+S(P+O).

3. Suasana

yang

bersih,

indah,

seakan-

akan diriku

tak bisa

meninggal

kan

keindahan

mu.

v

2 klausa S+P+K+S+P+O

4. Debur

ombak

sangat

kencang

serta

birunya

airmu

v

2 klausa S+P+S+P+O

Page 62: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

52

membuatk

u ingat

akan

kemaha

esaan.

5. Sungguh

maha besar

kuasamu

atas segala

kesempurn

aan, kaulah

surgaku

v

2 klausa K+P+O+K+S+P

6. Ku ingin

selamanya

ada di

dekatmu

karena kau

tak akan

pernah

mati.

v

2 klausa S+P+K+K(S+P)

7. Dirimu

disukai

oleh

banyak

orang yang

ingin

merasakan

keindahan

lingkungan

mu

v

2 klausa S+P+O+K(P+O)

9. 1. Pada suatu

hari aku

memandan

gi

lingkungan

keadaan

rumahku

kemudian

aku melihat

isi rumah

yang

berada di

v

3 klausa K+S+P+O+K+S+P+O+K(

P+K).

Page 63: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

53

sekitar

rumahku.

2. Di depan

rumahku

terdapat

pohon

jambu dan

pepohonan

lainnya

untuk

melindungi

dan

menghinda

ri panasnya

matahari.

v

2 klausa K+P+Pel+K(P+O)

3. Bukan

hanya itu

saja yang

aku lihat,

tapi aku

juga

melihat

keadaan isi

rumahku.

v

2 klausa K+S+P+S+P+O

4. Pertama

kulihat

kursi sofa

yang

berwarna

biru dan

memasuki

ke dalam

rumah

banyak

peralatan

rumah

tangga,

ruang

tamu,

kamar

tidur, ruang

keluarga

dan dapur.

v

2 klausa S+P+O+K+P+K+Pel

Page 64: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

54

6. Aku kagum

terhadap

jerih payah

kedua

orang

tuaku yang

begitu

peduli

terhadap

lingkungan

tempat

tinggalnya.

v

2 klausa S+P+Pel+K(P+Pel)

8. Suatu saat

aku ingin

seperti

mereka

karena

mereka

bisa

menata dan

menjaga

lingkungan

di

sekitarnya.

v

2 klausa K+S+P+K+K(S+P+O+K)

9. Aku harus

lebih

banyak

belajar dari

mereka,

bagaimana

cara

menjaga

lingkungan

yang baik.

v

2 klausa S+P+K+K+P+O+K

12. Harapanku

adalah

ingin

seperti

kedua

tuaku

karena

v

2 klausa S+P+K+K(S+P+O+K+K)

Page 65: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

55

mereka

bisa

menjaga

lingkungan

yang baik

dan sehat

untuk masa

depanku

nanti.

13. Hanya ada

satu hal

yang belum

aku ketahui

yaitu

bagaimana

caranya

diriku

mencintai

lingkungan

.

v

2 klausa K+S+P+K(S+P+O)

10. 1. Sangrila

adalah

tempat

wisata

yang

banyak

sekali

dikunjungi

para

wisatawan

asing,

karena

keindahan

tempat

tersebut.

v

2 klausa S+P+Pel+K+P+O+K

2. Hampir

setiap hari

tempat itu

selalu

ramai,

pasirnya

yang

bersih,

v

4 klausa

K+S+P+S+P+S+P+K(S+P

+K)

Page 66: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

56

airnya yang

jernih

membuat

turis

semakin

betah

berlama-

lama di

sana.

3. Sekarang

ini sudah

tidak layak

dikunjungi,

karena

tempat itu

sudah

tercemar

akibat

tangan

manusia

yang tidak

bertanggun

g jawab

yang

membuang

sampah

sembarang

an.

v

3 klausa K+K+P+K[S+P+K(S+K)]

+P+O+K

4. Air laut

yang bersih

menjadi

kotor,

karangpun

akhirnya

mati,

ikanpun

akhirnya

berpindah

tempat,

pasir yang

bersih

menjadi

kotor.

v

4 klausa S+P+K+S+K+P+S+K+P+

S+P+K

Page 67: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

57

6. Maka dari

itu kami

sebagai

penerus

bangsa

Indonesia

tidak akan

merusak

lingkungan

tempat

tinggal

kami.

v

2 klausa K+S+P+P+O

C. Analisis Data

Berdasarkan hasil karangan siswa, peneliti mengamati terdapat beragam

macam struktur kalimat majemuk pada karangan siswa kelas XI MA Negeri 10

Jakarta. Adapun data yang dianalisis sebagai berikut.

1. karangan 1 dengan judul pantai pangandaran

Kalimat:

4) Pangandaran merupakan salah satu pantai yang indah, terletak di

daerah ciamis jawa barat.

Kalimat (1) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Pangandaran merupakan salah satu pantai yang indah

(b) Terletak di daerah ciamis jawa barat

Klausa (a) berpola S+P+K, klausa (b) berpola P+K. Ditinjau dari sifat

hubungan antarklausanya. Kalimat (1) termasuk kalimat majemuk

setara.

5) Pangandaran memiliki keunikan tersendiri, disana terdapat sebuah batu

ikan hiu yang disebut batu ikan hiu.

Kalimat (2) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Pangandaran memiliki keunikan tersendiri

Page 68: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

58

(b) Disana terdapat sebuah batu ikan hiu yang disebut batu ikan hiu

Klausa (a) berpola S+P+Pel, klausa (b) berpola K+P+Pel+K. Ditinjau

dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (2) termasuk kalimat

majemuk bertingkat.

6) Jika menjelang petang atau sore sunsetnya begitu indah, udaranya sangat

sejuk, burung-burung mulai berkicau, mendekati matahari yang terbenam.

Kalimat (3) mempunyai 5 klausa, yaitu:

(a) Jika menjelang petang atau sore

(b) Sunsetnya begitu indah

(c) Udaranya sangat sejuk

(d) Burung-burung mulai berkicauan

(e) Mendekati matahari yang terbenam

Klausa (a) berpola K(P+O), klausa (b) berpola S+P, klausa (c) berpola

S+P, klausa (d) berpola S+P, klausa (e) berpola P+O+K. Ditinjau dari

sifat hubungan antar klausanya kalimat (3) termasuk kalimat majemuk

campuran.

7) Panorama alam yang jarang sekali ditemukan.

Kalimat (4) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+K(P).

8) Jika pagi tiba, anginnya bertiup sepoi-sepoi, berjalan-jalan di pantai,

pasirnya sangat bersih putih, panorama alamnya sangat indah.

Kalimat (5) mempunyai 5 klausa:

(a) Jika pagi tiba

(b) Anginnya bertiup sepoi-sepoi

(c) Berjalan-jalan di pantai

(d) Pasirnya sangat putih

(e) Panorama alamnya sangat indah

Klausa (a) berpola K+S+P, klausa (b) berpola K+S+P+K, klausa (c)

berpola P+K, klausa (d) berpola S+P, klausa (e) berpola S+P. Ditinjau

Page 69: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

59

dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (5) termasuk kalimat

majemuk campuran.

9) Ketika di sana, aku menaiki sebuah perahu setelah itu menaiki sebuah

perahu, ditengah-tengah laut tampak jelas keindahannya.

Kalimat (6) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Ketika di sana, aku menaiki sebuah perahu

(b) Setelah itu menaiki sebuah perahu

(c) Di tengah-tengah laut tampak jelas keindahannya

Klausa (a) berpola K+S+P+O, klausa (b) berpola K+P+O, klausa (c)

berpola K+P+Pel. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat

(6) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

10) Begitu sempurna, ikan-ikan yang beraneka ragam, terumbu karang yang

sangat indah, ditambah lagi binatang-binatang laut yang sangat unik.

Kalimat (7) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Begitu sempurna, ikan-ikan yang beraneka ragam

(b) Terumbu karang yang sangat indah

(c) Ditambah lagi binatang-binatang laut yang sangat unik

Klausa (a) yang berpola K+S+P, klausa (b) berpola S+P, klausa (c)

berpola P+Pel+K. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausa, kalimat (7)

termasuk kalimat majemuk campuran.

11) Biasanya setiap hari, banyak para nelayan dan para penjual aksesoris dari

binatang laut mengambil ikan dan tumbuhan-tumbuhan laut untuk

dimanfaatkan, misalnya untuk kalung, cincin dari terumbu karang, dari

mutiara, dan dari kulit kerang.

Kalimat (8) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S+K+P+O+K.

12) Mereka olah menjadi sebuah aksesoris yang sangat indah.

Kalimat (9) merupakan kallimat tunggal dengan pola S+P+K(O+K)

13) Bahan-bahan yang mereka manfaatkan, benar-benar alami dari laut.

Page 70: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

60

Kalimat (10) merupakan kalimat tunggal dengan pola S(S+P)+K.

14) Pangandaran merupakan pantai yang sangat sejuk, bersih, dan indah.

Kalimat (11) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+P+K.

15) Banyak pepohonan di sana.

Kalimat (12) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+K.

16) Objek wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan asing karena

memiliki panorama alam yang indah.

Kalimat (13) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Objek wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan asing

(b) Karena memiliki panorama alam yang sangat indah

Klausa (a) berpola S+(K+P+O), klausa (b) berpola K(P+O+K).

Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (13) termasuk

kalimat majemuk setara.

17) Sungguh sangat bahagia aku bisa kesana.

Kalimat (14) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S+P+K.

18) Keindahan alam yang begitu sempurna.

Kalimat (15) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+K.

19) Pantai pangandaran harus dilestarikan, agar tetap menjadi objek wisata

yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara.

Kalimat (16) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Pantai pangandaran harus dilestarikan

(b) Agar tetap menjadi objek wisata

(c) Yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara

Klausa (a) berpola S+P, klausa (b) berpola K(P+Pel), klausa (c)

berpola K+P+O. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat

(16) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

2. karangan 2 dengan judul block C1 No. 2.

Page 71: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

61

Kalimat:

1) Perumahan Mutiara garuda yang terletak di petukangan selatan,

terdapat rumah seorang siswa MAN 10 Jakarta.

Kalimat (1) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Perumahan Mutiara garuda yang terletak di petukangan selatan

(b) Terdapat rumah seorang siswa MAN 10 Jakarta

Klausa (a) berpola S+P+K, klausa (b) berpola P+Pel. Ditinjau dari sifat

hubungan antarklausanya, kalimat (1) termasuk kalimat majemuk

bertingkat.

2) Jika kita memasuki perumahan atau komplek tersebut, kita pasti akan

menemukan berbagai macam tukang makanan, dari makanan untuk

pagi hari sampai malam.

Kalimat (2) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Jika kita memasuki perumahan atau komplek tersebut

(b) Kita pasti akan menemukan berbagai macam tukang makanan, dari

makanan untuk pagi hari sampai malam.

Klausa (a) berpola K+S+P+O, klausa (b) berpola S+P+O+K. Ditinjau

dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (2) termasuk kalimat

majemuk setara.

3) Banyak juga kita temui tukang becak, juga anak remaja yang sedang

santai di taman di depan komplek setiap sore dan malam hari.

Kalimat (3) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Banyak juga kita temui tukang becak

(b) Juga anak remaja yang sedang santai di taman di depan komplek

setiap sore dan malam hari

Page 72: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

62

Klausa (a) berpola K+S+P+O, klausa (b) berpola S+P+K+K. Ditinjau

dari sifat hubungan antarklausanya , kalimat (3) termasuk kalimat

majemuk bertingkat.

4) Ketika kita hendak memasuki komplek blok C1 No. 2, kita juga akan

menemui pepohonan yang rapih tempatnya, untuk menyantai setiap

sore.

Kalimat (4) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Ketika hendak memasuki komplek blok C1 No. 2

(b) Kita juga akan menemui pepohonan yang rapih tempatnya

(c) Untuk menyantai setiap sore

Klausa (a) berpola K+S+P+O, klausa (b) berpola S+P+O+K, klausa (c)

berpola K(P+K). Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya,

kalimat(4) termasuk kallimat majemuk bertingkat.

5) Memasuki dan melewati beberapa gang komplek, kita akan melihat

rumah siswa MAN 10 Jakarta.

Kalimat (5) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Memasuki dan melawati beberapa gang komplek

(b) Kita akan melihat rumah siswa MAN 10 Jakarta

Klausa (a) berpola P+O, klausa (b) berpola S+P+O. Ditinjau dari sifat

hubungan antarkalusanya, kalimat (5) termasuk kalimat majemuk

setara.

6) Rumah tersebut berwarna biru yang dikelilingi rumah-rumah.

Kalimat (6) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+K+P+O.

7) Rumah tersebut memiliki gerbang yang cukup sederhana.

Kalimat (7) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+P+O+K.

Page 73: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

63

8) Jika pagi hari masih terdapat mobil blazer yang masih dihalaman

rumah.

Kalimat (8) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S+Pel+K.

9) Jika kita hendak membuka pintu rumah, terdapat ruang tengah yang

amat rapih, dan banyak kita lihat barang-barang antik dari gelas antik

sampai patung yang antik.

Kalimat (9) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Jika hendak membuka pintu rumah

(b) Terdapat ruang tengah yang amat rapih

(c) Dan banyak kita lihat barang-barang antik dari gelas antik sampai

patung yang antik.

Klausa (a) berpola K+S+P+O, klausa (b) berpola P+Pel+K, klausa (c)

berpola K+S+P+O+K. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya,

kalimat (9) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

10) Jika hendak memasuki kamar Aidir siswa MAN 10 Jakarta, akan

terlihat gitar listrik yang menarik dan hiasan kamar yang

menggambarkan cowok-cowok dewasa mempunyai sosok yang ideal.

Kalimat (10) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Jika hendak memasuki kamar Aidir siswa MAN 10 Jakarta

(b) Akan terlihat gitar listrikyang menarik

(c) Dan hiasan kamar yang menggambarkan cowok-cowok dewasa

mempunyai sosok yang ideal.

Klausa (a) berpola K+P+O+K, klausa (b) berpola P+Pel+K, klausa (c)

berpola S+P+O+K. Ditinjau dari sifat hubungan antarklauasanya,

kalimat (10) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

11) Tidak di kamar itu saja, jika kita mau melalui kamar yang ada di lantai

atas yang jika menaiki tangganya kita harus melewati dapur yang

sederhana.

Kalimat (11) mempunyai 4 klausa, yaitu:

Page 74: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

64

(a) Tidak di kamar itu saja

(b) Jika kita mau melalui kamar yang ada di lantai atas

(c) Yang jika menaiki tangganya

(d) Kita harus melewati dapur yang sederhana

Klausa (a) berpola P+K, klausa (b) berpola K+S+P+O+K, klausa (c)

berpola K+P+O, klausa (d) berpola S+P+O+K. Ditinjau dari sifat

hubungan antarklausanya, kalimat (11) termasuk kalimat majemuk

campuran.

12) Di lantai atas terdapat ruang komputer dan ruang tamu anak remaja

untuk teman-teman Aidir, dan di kamarnya pun terdapat gitar-gitar

anggota band MAN 10 Jakarta yang biasa ditaruh di atas dinding.

Kalimat (12) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Di lantai atas terdapat ruang komputer dan ruang tamu remaja

untuk teman-teman Aidir

(b) Dan dikamarnya pun terdapat gitar-gitar anggota band MAN 10

Jakarta

(c) Yang biasa ditaruh di atas dinding.

Klausa (a) berpola K+P+Pel+K, klausa (b) berpola K+P+Pel+K,

klausa (c) berpola K(P+K). Ditinjau dari sifat hubungan

antarklausanya, kalimat (12) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

3. Karangan 3 dengan judul Kampung Halaman Tempat Aku Berteduh.

Kalimat:

Page 75: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

65

1) Pagi hari yang sejuk, aku lihat burung-burung berkicau riang,

menyambut datangnya mentari di ufuk timur.

Kalimat (1) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Pagi hari yang sejuk

(b) Aku lihat burung-burung berkicau riang

(c) Menyambut datangnya mentari di ufuk timur

Klausa (a) berpola S+P, klausa (b) berpola S+P+O+K, klausa (c)

berpola P+O+K. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat

(1) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

2) Dari kejauhan aku lihat kabut-kabut yang sejuk dan hamparan sawah

yang menguning.

Kalimat (2) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Dari kejauhan aku lihat kabut-kabut yang sejuk

(b) Dan hamparan sawah yang menguning

Klausa (a) berpola K+S+P+O+K, klausa (b) berpola S+P. Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (2) tetrmasuk kalimat majemuk

bertingkat.

3) Hamparan-hamparan rumput sangat luas dan dibasahi oleh embun-

embun pagi.

Kalimat (3) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Hamparan-hamparan rumput sangat luas

(b) Dan dibasahi oleh embun-embun pagi.

Klausa (a) berpola S+P, klausa (b) berpola P+O. Ditinjau dari sifat

hubungan antarklausanya, kalimat (3) termasuk kalimat majemuk

bertingkat.

4) Terlihatlah dari arah kejauhan bukit-bukit yang menjulang tinggi,

disusul oleh pohon-pohon yang semakin tinggi.

Page 76: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

66

Kalimat (4) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Terlihatlah dari arah kejauhan bukit-bukit yang menjulang tinggi

(b) Disusul oleh pohon-pohon yang semakin tinggi

Klausa (a) berpola P+K+O+K, klausa (b) berpola P+O+K. Ditinjau

dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (4) termasuk kalimat

majemuk bertingkat.

5) Tak lama kemudian seorang bapak yang setengah tua berjalan

mendekati sawah-sawah, ibu-ibu petani yang sudah siap untuk

memanen padi.

Kalimat (5) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Tak lama kemudian seorang bapak yang setengah tua berjalan

mendekati sawah-sawah

(b) Ibu-ibu petani yang sudah siap untuk memanen padi

Klausa (a) berpola K+S+K+P+O, klausa (b) berpola S+K(P+O).

Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (5) termasuk

kalimat majemuk setara.

6) Ku lihat pula anak-anak kecil yang berlarian dan bermain-main

ditambah angin-angin yang sejuk dan sepoi-sepoi.

Kalimat (6) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Ku lihat pula anak-anak kecil yang berlarian dan bermain-main

(b) Ditambah angin-angin yang sejuk dan sepoi-sepoi

Klausa (a) berpola S+P+O+K, klausa (b) berpola P+O+K. Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya,, kalimat (6) termasuk kalimat majemuk

setara.

7) Dari sisi lain ku pandang banyak pula orang-orang yang sibuk satu

sama lain.

Kalimat (7) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S+P+O+K.

Page 77: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

67

8) Jalan raya dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan, polusi di mana-mana

dan sampah berserakan dimana-mana, mengotori setiap jalan-jalan dan

selokan.

Kalimat (8) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Jalan raya dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan

(b) Polusi di mana-mana dan sampah berserakan dimana-mana

(c) Mengotori setiap jalan-jalan dan selokan

Klausa (a) berpola S+P+O, klausa (b) berpola S+K+S+P+O, klausa (c)

berpola P+O. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (8)

termasuk kalimat majemuk campuran.

9) Setiap pagi mobil-mobil angkutan penuh dengan penumpang

diantaranya penuh dengan anak sekolah.

Kalimat (9) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Setiap pagi mobil-mobil angkutan penuh dengan penumpang

(b) Diantaranya penuh dengan anak sekolah

Klausa (a) berpola K+S+P+K, klausa (b) berpola K(P+K). Ditinjau

dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (9) termasuk kalimat

majemuk bertingkat.

10) Ku pandang lagi dari sisi lingkunganku

Kalimat (10) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+P+K.

11) Siang hari begitu panas oleh sengatan matahari, tapi tetap semilir angin

menerpa tempat tinggalku.

Kalimat (11) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Siang hari begitu panas oleh sengatan matahari

(b) Tapi tetap semilir angin menerpa tempat tinggalku

Klausa (a) berpola K+P+O, klausa (b) berpola K+S+P+O. Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (11) termasuk kalimat

majemuk setara.

Page 78: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

68

12) Terpaan angin itulah yang membuat aku terhanyut dalam sebuah

keindahan.

Kalimat (12) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+K(S+P+Pel).

13) Keindahan yang membawa aku dalam kedamaian.

Kalimat (13) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+P+O+K.

14) Itulah hidupku.

Kalimat (14) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S.

15) Itulah kampung halamanku.

Kalimat (15) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S.

4. Karangan 4 dengan judul Rumah yang sejuk.

Kalimat:

1) Keadaan rumahku yang sangat sejuk, karena dari mulai gerbangnya

penuh dengan pot bunga-bunga.

Kalimat (1) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Keadaan rumahku yang sangat sejuk

(b) Karena dari mulai gerbangnya penuh dengan pot bunga-bunga

Klausa (a) berpola S+P, klausa (b) berpola K(K+P+K). Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (1) termasuk kalimat majemuk

setara.

2) Warna cat rumahnya pun hijau dan di atas pintu pertama ada bunga

yang sangat menyejukan hati dan pikiran.

Page 79: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

69

Kalimat (2) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Warna cat rumahnya pun hijau

(b) Dan di atas pintu pertama ada bunga yang sangat menyejukan hati

dan pikiran.

Klausa (a) berpola S+P, klausa (b) berpola K+S+P+O. Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (2) termasuk kalimat majemuk

setara.

3) Di ruang tamupun terlihat bunga-bunga yang indah, dan masuk ke

ruangan keluarga juga banyak terlihat akuarium dan terdengar

gemuruh air dari akuarium-akuarium tersebut, itupun sangat

menyenangkan hati.

Kalimat (3) mempunyai 4 klausa, yaitu:

(a) Di ruang tamupun terlihat bunga-bunga yang indah

(b) Dan masuk ke ruangan keluarga juga banyak terlihat akuarium

(c) Dan terdengar gemuruh air dari akuarium-akuarium tersebut

(d) Itupun sangat menyenangkan hati.

Klausa (a) berpola K+P+O+K, klausa (b) berpola P+K+K+P+O,

klausa (c) berpola P+O+K, klausa (d) berpola S+P+O. Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (3) termasuk kalimat majemuk

campuran.

4) Masuk ke kamar-kamarpun terlihat lukisan-lukisan bunga atau pohon-

pohon yang sangat hijau dan menarik perhatian orang yang pernah

datang ke rumah itu.

Kalimat (4) mempunyai 4 klausa, yaitu:

(a) Masuk ke kamar-kamarpun

(b) Terlihat lukisan-lukisan bunga atau pohon-pohon yang sangat hijau

(c) Dan menarik perhatian orang

(d) Yang pernah datang ke rumah itu.

Page 80: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

70

Klausa (a) berpola P+K, klausa (b) berpola P+O+K, klausa (c) berpola

P+O+K, klausa (d) berpola P+K. Ditinjau dari sifat hubungan

antarklausanya, kalimat (4) termasuk kalimat majemuk campuran.

5) Dan setelah itu masuk ke ruangan dapur juga terlihat tembok-tembok

dapurnya yang di cat hijau dan diberi lukisan tumbuh-tumbuhan.

Kalimat (5) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Dan setelah itu masuk ke ruangan dapur

(b) Juga terlihat tembok-tembok dappurnya yang di cat hijau

(c) Dan diberi lukisan tumbuh-tumbuhan.

Klausa (a) berpola K+P+K, klausa (b) berpola P+O+K(P+Pel), klausa

(c) berpola P+Pel. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat

(5) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

6) Dan pergi ke belakang dan ke pinggir rumah ada pot bunga dan kolam

ikan yang sangat panjang yang terbuat dari tembok.

Kalimat (6) merupakan kalimat tunggal dengan pola P+K+O+K+K.

7) Dan keluarga kamipun setiap hari selalu berkumpul di belakang

rumah, karena menurut kami berkumpul bersama-sama keluarga di

dekat kolam ikan dan bunga itu membawa semangat kami untuk

menghadapi semua cobaan yang akan datang esok hari.

Kalimat (7) mempunyai 6 klausa, yaitu:

(a) Dan keluarga kamipun stiap hari selalu berkumpul di belakang

rumah

(b) Karena menurut kami

(c) Berkumpul bersama-sama keluarga di dekat kolam ikan dan bunga

itu

(d) Membawa semangat kami

(e) Untuk menghadapi semua cobaan

(f) Yang akan datang esok hari

Page 81: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

71

Klausa (a) berpola S+K+P+K, klausa (b) berpola K(P+O), klausa (c)

berpola P+K+O+K, klausa (d) berpola P+O, klausa (e) berpola

K(P+O), klausa (f) berpola K+P+O. Ditinjau dari sifat hubungan

antarklausanya, kalimat (7) termasuk kalimat majemuk campuran.

5. Karangan 5 dengan judul Keadaan rumah.

Kalimat:

1) Rumah yang indah terdapat halaman rumah yang bersih, penuh dengan

pohon-pohon, dan bunga-bunga yang cantik menghiasi halaman

rumah.

Kalimat (1) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Rumah yang indah terdapat halaman rumah yang bersih

(b) Penuh dengan pohon-pohon

(c) Dan bunga-bunga yang cantik menghiasi halaman rumah.

Klausa (a) berpola S+K+P+Pel+K, klausa (b) berpola P+K, klausa (c)

berpola S+K+P+O. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya,

kalimat (1) termasuk kalimat majemuk setara.

2) Di dalam ruang tamu terdapat kursi yang biasa ditempati oleh

keluarga, untuk menikmati siaran televisi dan di sini juga terdapat foto

keluarga dan jam dinding.

Kalimat (2) mempunyai 4 klausa, yaitu:

(a) Di dalam ruang tamu terdapat kursi

(b) Yang biasa ditempati oleh keluarga

(c) Untuk menikmati siaran televisi

Page 82: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

72

(d) Dan di sini juga terdapat foto keluarga dan jam dinding

Klausa (a) berpola K+P+Pel, klausa (b) berpola K+P+O, klausa (c)

berpola K(P+O), klausa (d) berpola K+P+Pel. Ditinjau dari sifat

hubungan antarklausanya, kalimat (2) termasuk kalimat majemuk

bertingkat.

3) Melihat kesisi lain rumah terdapat kamar tidur yang di dalamnya

sangat sederhana. Di sana terdapat lemari pakaian, tempat buku, jam

dan jadwal pelajaran.

Kalimat (3) memiliki 3 klausa, yaitu:

(a) Melihat kesisi lain rumah

(b) Terdapat kamar tidur yang di dalamnya sangat sederhana

(c) Di sana terdapat lemari pakaian, tempat buku, jam dan jadwal

pelajaran.

Klausa (a) berpola P+K, klausa (b) berpola P+Pel+K, klausa (c)

berpola K+P+Pel. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat

(3) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

4) Selain terdapat ruang tamu dan kamar tidur, terdapat juga dapur tempat

ibu memasak dilengkapi peralatan untuk memasak yang bersih.

Kalimat (4) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Selain terdapat ruang tamu dan kamar tidur

(b) Terdapat juga dapur tempat ibu memasak

(c) Dengan dilengkapi peralatan untuk memasak yang bersih

Klausa (a) berpola P+Pel, klausa (b) berpola P+Pel+K(S+P), klausa (c)

berpola K(P+O+K). Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya,

kalimat (4) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

5) Dilihat dari sekitar, keadaan rumah tertata dengan rapi dan indah

sehingga kita merasa nyaman.

Page 83: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

73

Kalimat (5) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Dilihat dari sekitar

(b) Keadaan rumah tertata dengan rapi dan indah

(c) Sehingga kita merasa nyaman

Klausa (a) berpola P+K, klausa (b) berpola S+P+K, klausa (c) berpola

K(S+P+O). Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (5)

termasuk kalimat majemuk setara.

6) Walaupun rumah tersebut tidak besar dan jauh dari keramaian, tapi

bagiku rumah tersebut indah.

Kalimat (6) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Walaupun rumah tersebut tidak besar

(b) Dan jauh dari keramaian

(c) Tapi bagiku rumah tersebut indah

Klausa (a) berpola S+P, klausa (b) berpola P+K, klausa (c) berpola

K+S+P. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (6)

termasuk kalimat majemuk bertingkat.

7) Apalagi kalau melihat ke halaman belakang rumah terdapat sawah dan

udara yang segar.

Kalimat (7) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Apalagi kalau melihat ke halaman belakang rumah

(b) Terdapat sawah dan udara yang segar.

Klausa (a) berpola K+P+K, klausa (b) berpola P+Pel+K. Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (7) termasuk kalimat majemuk

bertingkat.

Page 84: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

74

6. Karangan 6 dengan judul Taman Bandung.

Kalimat:

1) Suasana di taman bandung sangat cerah, namun udara di Bandung

segar dan dingin.

Kalimat (1) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Suasana di taman bandung sangat cerah

(b) Namun udara di Bandung segar dan dingin

Klausa (a) berpola S+K+P, klausa (b) berpola S+K+P. Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (1) termasuk kalimat majemuk

setara.

2) Di sekitar taman wisata baik dan ramai, tapi sayangnya banyak

sampah-sampah yang berserakan.

Kalimat (2) mempunyai 2klausa, yaitu:

(a) Di sekitar taman wisata baik dan ramai

(b) Tapi sayangnya banyak sampah-sampah yang berserakan

Klausa (a) berpola K+P, klausa (b) berpola K+S+P. Ditinjau dari sifat

hubungan antarklausanya, kalimat (2) termasuk kalimat majemuk

setara.

3) Di taman Ciater Bandung ada pemandian air hangat.

Kalimat (3) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S.

4) Ciater Bandung baik untuk dikunjungi

Kalimat (4) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+P+K.

5) Di sana juga ada air terjun yang indah.

Kalimat (5) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S+K.

6) Banyak pengunjung dari lokal dan interlokal.

Page 85: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

75

Kalimat (6) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S+K.

7) Taman Ciater Bandung ini terkenal sampai pelosok bumi.

Kalimat (7) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+P+K.

8) Orang-orang yang berdagang pun ramah-ramah.

Kalimat (8) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+P+K.

9) Perjalananya pun cukup jauh.

Kalimat (9) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+K.

10) Taman Ciater Bandung ini indah dan cuaca yang cerah agak mendung,

udaranya segar.

Kalimat (10) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Taman Ciater Bandung ini indah

(b) Dan cuaca yang cerah agak mendung

(c) Udaranya segar

Klausa (a) berpola S+P, klausa (b) berpola S+K, klausa (c) berpola

S+P. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (10)

termasuk kalimat majemuk setara.

11) Orang menyebut Bandung kota hujan.

Kalimat (11) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+P+O+K.

12) Taman Bandung adalah tempat wisata yang indah.

Kalimat (12) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+P+K

13) Dan banyak juga sejarahnya.

Kalimat (13) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S.

7. Karangan 7 dengan judul Desa yang indah dan sejuk.

Kalimat:

Page 86: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

76

1) Desa kami sangat indah dan sejuk, lingkungannya sangat bersih, dan

penduduknya ramah dan sejahtera.

Kalimat (1) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Desa kami sangat indah dan sejuk

(b) Lingkungannya sangat bersih

(c) Dan penduduknya ramah dan sejahtera

Klausa (a) berpola S+P, klausa (b) berpola S+P, klausa (c) berpola

S+P. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (1) termasuk

kalimat majemuk setara.

2) Di pagi hari desa kami sangat segar karena disekeliling kami banyak

sekali pepohonan yang hijau-hijau, dan tercampur binatang yang unik,

ada itik, ayam, dan juga kambing.

Kalimat (2) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Di pagi hari desa kami sangat segar

(b) Karena disekeliling kami banyak sekali pepohonan yang hijau-

hijau

(c) Dan tercampur binatang yang unik, ada itik, ayam, dan juga

kambing.

Klausa (a) berpola K+S+P, klausa (b) berpola K(K+S+P), klausa (c)

berpola P+O+K+K. Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya,

kalimat (2) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

3) Itu termasuk binatang lindung.

Kalimat (3) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+P+Pel.

4) Desa kami suka sekali memelihara binatang itu dan kalau sudah besar

binatang itu menghasilkan uang, lumayan untuk tambahan belanja.

Kalimat (4) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Desa kami suka sekali memelihara binatang itu

(b) Dan kalau sudah besar binatang itu menghasilkan uang, lumayan

untuk tambahan belanja

Page 87: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

77

Klausa (a) berpola S+P+O, klausa (b) berpola K+S+P+O+K. Ditinjau

dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (4) termasuk kalimat

majemuk setara.

5) Di desa kami banyak sekali sawah dan kebon yang luas.

Kalimat (5) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S+K.

6) Orang-orang di sana banyak sekali menanami sayur-sayuran yang

mayoritas sayuran sawi, kangkung, dan kemangi.

Kalimat (6) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+K+P+O+K

7) Tapi masih banyak juga tanaman yang harus ditanam, karena tanaman

itu memerlukan air yang sangat banyak, seperti terong dan pare.

Kalimat (7) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Tapi masih banyak juga tanaman yang harus ditanam

(b) Karena tanaman itu memerlukan air yang sangat banyak, seperti

terong dan pare

Klausa (a) berpola K+S+P, klausa (b) berpola KS+P+O+K+K).

Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (7) termasuk

kalimat majemuk setara.

8) Kalau sudah panen sayuran itu menghasilkan uang yang cukup

lumayan.

Kalimat (8) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S+P+O+K.

9) Dan orang-orang kampung itu membantukannya, ada yang memetik

dan juga mengikatkan, tapi yang membantu itu diberi upah.

Kalimat (9) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Dan orang-orang kampung itu membantukannya, ada yang

memetik dan juga mengikatkan

(b) Tapi yang membantu itu diberi upah

Klausa (a) berpola S+P+K, klausa (b) berpola K+P+Pel. Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (9) termasuk kalmat majemuk

setara.

Page 88: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

78

10) Di kampung kami banyak sekali pohon kelapa sawit.

Kalimat (10) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S

11) Orang-orang kampung kami memanfaatkannya untuk minyak kelapa.

Kalimat (11) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+P+K.

8. Karangan 8 dengan judul Pantai Kuta Bali

Kalimat:

1) Terbentang luas samudera biru, serta debur ombak dan pasir putih

menghiasi indahnya dirimu.

Kalimat (1) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Terbentang luas samudera biru

(b) Serta debur ombak dan pasir putih menghiasi indahnya dirimu

Klausa (a) berpola P+O, klausa (b) berpola S+P+O. Ditinjau dari sifat

hubungan antarklausanya, kalimat (1) termasuk kalimat majemuk

setara.

2) Sejuknya angin seakan membuatku terlelap oleh kesempurnaan mu,

karang-karang yang membentang menandakan keindahan

kehidupanmu.

Kalimat (2) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Sejuknya angin seakan membuatku terlelap oleh kesempurnaan mu

(b) Karang-karang yang membentang menandakan keindahan

kehidupanmu.

Page 89: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

79

Klausa (a) berpola S+P+O+K, klausa (b) berpola S(P+O). Ditinjau dari

sifat hubungan antarklauasanya, kalimat (2) termasuk kalimat

majemuk setara.

3) Suasana yang bersih, indah, seakan-akan diriku tak bisa meninggalkan

keindahanmu.

Kalimat (3) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Suasana yang bersih, indah

(b) Seakan-akan diriku tak bisa meninggalkan keindahanmu

Klausa (a) berpola S+P, klausa (b) berpola K+S+P+O. Ditinjau dari

Sifat hubungan antarklausanya, kalimat (3) termasuk kalimat majemuk

setara.

4) Debur ombak sangat kencang serta birunya airmu membuatku ingat

akan kemaha esaan.

Kalimat (4) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Debur ombak sangat kencang

(b) Serta birunya airmu membuatku ingat akan kemaha esaan.

Klausa (a) berpola S+P, klausa (b) S+P+O. Ditinjau dari sifat

hubungan antarklausanya, kalimat (4) termasuk kalimat majemuk

setara.

5) Sungguh maha besar kuasamu atas segala kesempurnaan, kaulah

surgaku

Kalimat (5) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Sungguh maha besar kuasamu atas segala kesempurnaan

(b) Kaulah surgaku

Klausa (a) berpola K+P+O+K, klausa (b) berpola S+P. Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (5) termasuk kalimat majemuk

bertingkat.

Page 90: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

80

6) Ku ingin selamanya ada di dekatmu karena kau tak akan pernah mati.

Kalimat (6) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Ku ingin selamanya ada di dekatmu

(b) Karena kau tak akan pernah mati

Klausa (a) berpola S+P+K, klausa (b) berpola K(S+P). Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (6) termasuk kalimat majemuk

setara.

7) Dirimu disukai oleh banyak orang yang ingin merasakan keindahan

lingkunganmu

Kalimat (7) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Dirimu disukai oleh banyak orang

(b) Yang ingin merasakan keindahan lingkunganmu

Klausa (a) berpola S+P+O, klausa (b) berpola K(P+O). Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (7) termasuk kalimat majemuk

setara.

8) Matahari yang terbenam seakan menambah indahnya lingkunganmu.

Kalimat (8) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+K+Pel.

9. Karanagan 9 dengan judul Tata Lingkungan Tempat Tinggalku.

Kalimat:

1) Pada suatu hari aku memandangi lingkungan keadaan rumahku

kemudian aku melihat isi rumah yang berada di sekitar rumahku.

Kalimat (1) mempunyai 3 klausa, yaitu:

Page 91: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

81

(a) Pada suatu hari aku memandangi lingkungan keadaan rumahku

(b) Kemudian aku melihat isi rumah

(c) Yang berada disekitar rumahku

Klausa (a) berpola K+S+P+O, klausa (b) berpola K+S+P+O, klausa (c)

berpola K(P+K). Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat

(1) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

2) Di depan rumahku terdapat pohon jambu dan pepohonan lainnya untuk

melindungi dan menghindari panasnya matahari.

Kallimat (2) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Di depan rumahku terdapat pohon jambu dan pepohonan lainnya

(b) Untuk melindungi dan menghindari panasnya matahari

Klausa (a) berpola K+P+Pel, klausa (b) berpola K(P+O). Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (2) termasuk kalimat majemuk

setara.

3) Bukan hanya itu saja yang aku lihat, tapi aku juga melihat keadaan isi

rumahku.

Kalimat (3) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Bukan hanya itu saja yang aku lihat

(b) Tapi aku juga melihat keadaan isi rumahku

Klausa (a) berpola K+S+P, klausa (b) berpola S+P+O. Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (a) termasuk kalimat majemuk

setara.

4) Pertama kulihat kursi sofa yang berwarna biru dan memasuki ke dalam

rumah banyak peralatan rumah tangga, ruang tamu, kamar tidur, ruang

keluarga dan dapur.

Kalimat (4) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Pertama kulihat sebuah kursi sofa yang berwarna biru

Page 92: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

82

(b) Dan memasuki ke dalam rumah banyak peralatan rumah tangga,

ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga, dan dapur.

Klausa (a) berpola S+P+O+K, klausa (b) berpola P+K+Pel. Ditinjau

dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (4) termasuk kalimat

majemuk setara.

5) Aku melihat rumahku yang tersusun begitu rapi dan menawan.

Kalimat (5) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+P+O+K

6) Aku kagum terhadap jerih payah kedua orang tuaku yang begitu peduli

terhadap lingkungan tempat tinggalnya.

Kalimat (6) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Aku kagum terhadap jerih payah kedua orang tuaku

(b) Yang begitu peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya.

Klausa (a) berpola S+P+Pel, klausa (b) berpola K(P+Pel). Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (6) termasuk kalimat majemuk

setara.

7) Aku tak mau kalah dengan kedua orang tuaku.

Kalimat (7) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+P+K

8) Suatu saat aku ingin seperti mereka karena mereka bisa menata dan

menjaga lingkungan di sekitarnya.

Kalimat (8) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Suatu saat aku ingin seperti mereka

(b) Karena mereka bisa menata dan menjaga lingkungan di sekitarnya.

Klausa (a) berpola K+S+P+K, klausa (b) berpola K(S+P+O+K).

Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (8) termasuk

kalimat majemuk setara.

9) Aku harus lebih banyak belajar dari mereka, bagaimana cara menjaga

lingkungan yang baik.

Page 93: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

83

Kalimat (9) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Aku harus lebih banyak belajar dari mereka

(b) Bagaimana cara menjaga lingkungan yang baik

Klausa (a) berpola S+P+K, klausa (b) berpola K+P+O+K. Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (9) termasuk kalimat majemuk

bertingkat.

10) Begitu banyak benda-benda yang berada di rumahku tetap tersusun

rapi, mulai dari kebutuhanku sampai kebutuhan orang tuaku.

Kalimat (10) merupakan kalimat tunggal dengan pola S+K+P+K

11) Dari dalam rumah hingga sekelilingnya pekarangan rumahku itu amat

sangat menawan.

Kalimat (11) merupakan kalimat tunggal dengan pola kalimat K+P

12) Harapanku adalah ingin seperti kedua tuaku karena mereka bisa

menjaga lingkungan yang baik dan sehat untuk masa depanku nanti.

Kalimat (12) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Harapanku adalah ingin seperti kedua orang tuaku

(b) Karena mereka bisa menjaga lingkungan yang baik dan sehat untuk

masa depanku nanti.

Klausa (a) berpola S+P+K, klausa (b) berpola K(S+P+O+K+K).

Ditinjau dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (12) termasuk

kalimat majemuk setara.

13) Hanya ada satu hal yang belum aku ketahui yaitu bagaimana caranya

diriku mencintai lingkungan.

Kalimat (13) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Hanya ada satu hal yang belum aku ketahui

(b) Yaitu bagaimana caranya diriku mencintai kingkungan

Page 94: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

84

Klausa (a) berpola K+S+P, klausa (b) berpola K(S+P+O). Ditinjau dari

sifat hubungan antarklausanya, kalimat (13) termasuk kalimat

majemuk bertingkat.

10. Karangan 10 dengan judul Sanglira

Kalimat:

1) Sangrila adalah tempat wisata yang banyak sekali dikunjungi para

wisatawan asing, karena keindahan tempat tersebut.

Kalimat (1) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Sangrila adalah tempat wisata

(b) Yang banyak sekali dikunjungi para wisatawan asing, karena

keindahan tempat tersebut

Klausa (a) berpola S+P+Pel, klausa (b) berpola K+P+O+K. Ditinjau

dari sifat hubungan antarklausanya, kalimat (1) termasuk kalimat

majemuk setara.

2) Hampir setiap hari tempat itu selalu ramai, pasirnya yang bersih,

airnya yang jernih membuat turis semakin betah berlama-lama di sana.

Kalimat (2) mempunyai 4 klausa, yaitu:

(a) Hampir setiap hari tempat itu selalu ramai

(b) Pasirnya yang bersih

(c) Airnya yang jernih

(d) Membuat turis semakin betah berlama-lama di sana

Page 95: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

85

Klausa (a) berpola K+S+P, (b) berpola S+P, klausa (c) berpola S+P,

klausa (d) berpola K(S+P+K). Ditinjau dari sifat hubungan antar

klausanya, kalimat (2) termasuk kalimat majemuk campuran.

3) Sekarang ini sudah tidak layak dikunjungi, karena tempat itu sudah

tercemar akibat tangan manusia yang tidak bertanggung jawab yang

membuang sampah sembarangan.

Kalimat (3) mempunyai 3 klausa, yaitu:

(a) Sekarang ini sudah tidak layak dikunjungi

(b) Karena tempat itu sudah tercemar akibat tangan manusia yang

tidak bertanggung jawab

(c) Yang membuang sampah sembarangan

Klausa (a) berpola K+K+P, klausa (b) berpola K[S+P+K(S+K)],

klausa (c) berpola P+O+K. Ditinjau dari sifat hubungan

antarklausanya, kalimat (3) termasuk kalimat majemuk bertingkat.

4) Air laut yang bersih menjadi kotor, karangpun akhirnya mati, ikanpun

akhirnya berpindah tempat, pasir yang bersih menjadi kotor.

Kalimat (4) mempunyai 4 klausa, yaitu:

(a) Air laut yang bersih menjadi kotor,

(b) Karangpun akhirnya mati

(c) Ikanpun akhirnya berpindah tempat

(d) Pasir yang bersih menjadi kotor

Klausa (a) berpola S+P+K, klausa (b) berpola S+K+P, klausa (c)

berpola S+K+P, klausa (d) berpola S+P+K. Ditinjau dari sifat

antarklausanya, kalimat (4) termasuk kalimat majemuk campuran.

5) Akhirnya tempat itu pun hanya menyisakan nama saja.

Kalimat (5) merupakan kalimat tunggal dengan pola K+S+P+K

6) Maka dari itu kami sebagai penerus bangsa Indonesia tidak akan

merusak lingkungan tempat tinggal kami.

Page 96: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

86

Kalimat (6) mempunyai 2 klausa, yaitu:

(a) Maka dari itu kami sebagai penerus bangsa indonesia

(b) Tidak akan merusak lingkungan tempat tinggal kami.

Klausa (a) berpola K+S+P, klausa (b) berpola P+O. Ditinjau dari sifat

hubungan antarklausanya, kalimat (6) termasuk kalimat majemuk

bertingkat.

Hasil analisis tersebut selanjutnya dimasukan ke dalam tabel analisis

sebagai berikut.

D. Hasil Interpretasi Data

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh 142 kalimat majemuk dengan

142 struktur kalimat yang berbeda. Tidak ada struktur kalimat yang dominan,

semua kalimat majemuk memiliki struktur kalimat yang berbeda-beda.

E. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan penelitian ini sebagai berikut.

1. Penulis tidak memperhitungkan lingkungan, situasi, dan kondisi siswa dalam

penelitian ini.

Page 97: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

87

2. Penulis menganalisis seluruh karangan siswa, sumber yang dianalisis hanya 25

karangan

3. Peneliti hanya menentukan struktur kalimat majemuk setara, kalimat majemuk

bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Dalam menentukan struktur

kalimat majemuk penulis tidak terlepas dari pendapat para ahli.

Page 98: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

88

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap data-data hasil penelitian yang telah

diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan 25 karangan yang dianalisis diperoleh 268 kalimat, dari

keseluruhan kalimat tesebut terdapat 142 kalimat majemuk, yang terdiri

dari 61 kalimat majemuk setara, 52 kalimat majemuk bertingkat, dan 29

kalimat majemuk campuran.

2. Dari 142 kalimat majemuk terdapat 142 struktur kalimat yang berbeda.

Struktur kalimat majemuk terlampir dalam bentuk tabel.

3. Dari keseluruhan kalimat majemuk yang dianalisis, tidak terdapat struktur

kalimat yang dominan. Tiap-tiap kalimat majemuk memiliki struktur yang

berbeda-beda.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan di dalam penelitian ini adalah.

1. Bagi guru, hendaknya menyiapkan materi tentang kalimat majemuk sesuai

kemampuan siswa secara bervariasi, selain itu guru hendaknya

memberikan banyak latihan membuat kalimat majemuk kepada siswa.

2. Bagi sekolah, sebaiknya menambahkan buku-buku mengenai kalimat

majemuk.

3. Bagi siswa, harus lebih memperhatikan materi tentang kalimat majemuk dan

memperbanyak latihan membuat kalimat majemuk, agar dapat membuat

dan menggunakan kalimat majemuk dengan struktur yang baik

Page 99: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

89

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Muksin. 1991. Penyusunan dan Pengembangan Paragraf serta

Penciptaan Gaya Bahasa Karangan. Malang: Y A 3

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1989. Pembinaan keterampilan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga

Alisjahbana, S. Takdir. 1983. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian

Rakyat

Arifin, E. Zaenal dan Farid Hadi. 2009. 1001 kesalahan Berbahasa. Jakarta:

Akademika Pressindo

Brotowidjoyo, Mukayat D. 1993. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika

Pressindo

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta

Caraka, Cipta Loka. 1993. Tehnik Mengarang. Yogyakarta: kanisius

Finoza, Lamuddin. 2001. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia

Gie, The Liang. 1995. Pengantar Dunia karang-mengarang. Yogyakarta: Liberty

Karsana, Ano. 1986. Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika

Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Flores: Nusa Indah

__________. 1991. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah

__________. 1995. Eksposisi. Jakarta: Grasindo

Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat. Bandung: Refika Aditama

Sartono, Frans dan Putu Fajar Arcana. 2010. “gitar di kamar budjana”. Kompas

Page 100: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

90

Sudarno dan Erman A. Rahman. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT.

Hikmah Syahid Indah.

Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa

Walija. 1996. KOMPOSISI: Mengolah Gagasan Menjadi Karangan. Jakarta:

Penebar Aksara

_____. 2006. Kupas Kalimat. Jakarta: FKIP UHAMKA

Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Widyamartaya, A. 1990. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta: Kanisius

Wiyanto, Asul. 2005. Tata Bahasa Sekolah. Jakarta: Grasindo

Zaenal, E dan Amran Tasai. 1985. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan

Tinggi. Jakarta: Pustaka Antarkota

Page 101: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

;r1

Tabel struktur kalimat majemuk

No Pola kalimat rnajemuk Jumlah strukturkalimat

1 S+P+K+P+K 32 S+P+Pel+K+P+Pe!+K 23 K(P+o)+S+P+S+P+s+P+p+o+K 24 K+S+P+K+S+P+K+P+K+S+P+S+P 25 K+S+P+O+K+P+ O+K+p+pel 26 K+S+P+S+P+P-fPel+K 27 s+(K+P+O)+K(P+O+K) 38 S+P+K(P+Pel)+K+P+O 29 S+P+K+P+PeI 110 K+S+P+O+S+P+O+K 21 1 K+S+P+O+S+P+K+K 212 K+S+P+O+S+P+O+K+K(P+K) 413 P+O+S+P+O 3t4 K+S+P+O+P+PeI+K+K+S+P+O+K L1 5 K+P+O+K+P+Pel+K+S+P+O+K L16 P+K+K+S+P+O+K+K+p+O+S+P+Or K T17 K+P+Pel+K+K+P+Pel+K+K(P+K) z

1.8 S+P+S+P+O+K+P+O+K z

19 K+S+P+O+K+S+P L

20 s+P+P+O 42 t P+K+O+K+P+O+K 722 K+S+K+P+O+S+K(P+O) 123 S+P+O+K+P+O+K 224 S+P+O+S+K+S+P+O+P+O 225 K+S+P+K+K(P+K) 226 K+P+O+K+S+P+O 227 s+P+K(K+P+K) 328 S+P+K+S+P+O 329 K+P+O+K+P+K+K+P+O+P+O+K+S+P+O 230 P+K+P+O+K+P+O+K+P+K 231 K+P+K+P+O+K(P+Pel)+p+p.1 232 s+K+P+K+K(P+O)+p+K+O+K+p+O+K(p+O)+K+p+O233 S+K+P+Pel+K+P+K+S+K+p+O L34 K+P+P el+K+P+O+K(P+O)+K+P+Pel 135 P+K+P+Pel+K+K+P+Pel 236 P+Pel+P+PeI+K(S+P)+K(P+O+K) 137 P+K+S+P+K+K(S+P+O) L38 S+P+P+K+K+S+P 239 K+P+K+P+PeI+K 240 S-fK+P+S+K+P 241. K+P+K+S+P 2

I

Page 102: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

r .II

S+P+S+K+S+PS+P+S+P+S+PK+S+P+K(K+S+P)+P+O+K+K

s+P+K+K(S+P+O+K+KI(+S+P+K(S+P+Ol

6465

S+P+Pel+K+P+O+KK+S+P+S+P+S+P+K( S+P+K

s+P+o+K+s+P+o+KK+S+P+K+S+P+O+K+KS+P+K+K+P+PEIP+O+S+P+Os+P+o+K+sS+P+K+S+P+OS+P+S+P+OK+P+O+K+S+PS+P+K+K(S+P

K+S+P+O+K+S+P+O+K(P+KK+P+Pel+K(P+OK+S+P+S+P+Os+P+o+K+P+K+PelS*P*Pel+KP+PelK+S+P+K+K(S+P+O+KS+P+K+K+P+O+K

K+K+P+KIS+P+ s+K)l+P+o+KS+P+K+S+K+P+S+K+P+S+P+KK+S+P+P+O

1

i l

Page 103: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

{I

chVntra Ae'n nah

funtai Pa,\W&mn?^aqr,,rlaran rnenupal(an Satah futo pnla't Wrg lrdc4h ,ltrV)at<

di aoerzliLr ctarnrl futwa hrat- Wnganclar1o fnernr(iK kzuni fan

tg"eere(n , aiearca terdaph+ Sebvah Latw tka,n hiv yan! "lirehrlla6t- i'pe,;n hiv. ?iFa rnen )elaor,r pelang aVv core {rzr r@tny6

bqi+t f rula)', , vdaranga 9anEal J€:ot< , bvrung- bu*n9 rn-,lai ba'-

Vrcoru, lyt€n deVa+i vaalahari ganq lgrbgnam . Panpra.rw alcnrn Wryhra,r0 (evai diten"..,t oy) . )il<a Wt hba 1 an/innyl, forlvp sgpcr"

Sepi , bgrtalan- ?ztan cli pnlrlt, Pasi rr,& hngv* hrcit-, putih,

Pfrnora n alamngcL hngai Indah. l.ehFa disrnn* , otvw t^nenaiKi

kbuah Wral\v lgte{an i+r., rngnaiKr Jehr^h pgrahu , Ai Ienr^f,,ferynr^r

lau{ )trnpv JelW k rtraha\ny,-. kgiw JerngrrnrL , lKan - lFan

Vang WaneVa rcrgnrn rt€.rr,ib, Vara^E Wang tanlrA lMah , A"rla^b+.,lagi b)natang- tin 'tarrg\avi W^q Sanry* uriK- Bia Sa(\Wj tetiaplari .bangzV Wva nela4n d,an Wxa Wanl o#refcrrl Aan trnat ?nglavl frren Wnbil [Xan dan ]vnn h-,h an - turnb.,han lav) eyrtuF Ai man

laal karn , hr galnga vnirh ValwuL, Cafr C^a darl lCrumh; lrarar\g , dar't

r'nvlrara- , dan dan Prtit EgrAg - InpheFa a\ah nn?n7gdi t€brah Ayse

ions t2h'og eanEcri lnclah, Mhan -p6nharn wng rnere6^ fr\cln loctt@n ,

bgr,r.- t€rurn ar\arni dan lart -Pavvandaran,IrngruparKan pa"rHh, %,tno]

sangal Jt>r:F, b?rsih , /lnn lndab . Ev,ngn? Peruhman d\ Sanru. ObXv nnuisa:

lu vang \anvav^ dr pqr*rrlrj a{eh para wiforta*ran Ahngr lcc-,r?na-

rnen^itifi paruramn d\arn Vr,q^, lndah , Svnqgvh grmg^t bahag\x

ayw lrir^ Yesaqn. k€tndahan alnrn Vh^rWO\!u 1![[grna,

Page 104: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

l r

|6ntai pangandanan harui d\leo+anl.an , ahr, letap.rnar ?a,t; ciotevi l

' w\Ea+a vary ser\rg di h,ncvnl\ deh wiga lcawan loko I danhorr&tI

, .,f n@rq

/ o,,

:

' , i i

I

I

r ' : (l . \ .

I it l i i ' !

4

a r tr a x

Page 105: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

-ltli

t\v\v fiaTynr

$\oar [i ntu.2fervv^na'nn tm,a,,1161v.,

lhwdo, Vhy ltt+laV d; leltlavyn J|.lq+^n

lerdapnf Fvrrnntzr l%rary f iJr^,lr. tt44p tn )nunrM . )itor^ 1.,+^ lnernqfuld

Prt hnnharn nlt av l4npttv lfid,t rl, p'l-n pas i hwn h^tn *nvlzrn laerbr,gi

hnncavvt h,Vrrry y^alamfua, d^n rrv..npty\n4^ ur,rlvla pg hnri lnvwpai

haar\^r,n . f>n1ynv 1w)a lqLA l0r"n; NWry bgsnrt,Ty hralc t^(rnxaa

Vhy f ela,2 f an+tti ,fi ttnws'al\ li lepon l@Ver !e,1,^,0 Sorg r.n.r

rvvntnw l^ari. beht.a lqh har^a.ap M{r//vvr"vh l&uynp(gtc btot Cr rys_2r

Ia'u auy alLan fufuvwvt Ftyvvt:,lnr qby n rptln lwpn+ bst, , uyrhulch,ngnntrri ethap tor< - h^(,u^kr"h l,tn^ Mtltwrnh WhY^,yt^ ryry%nvlov ,Vl, ny-rru nnetit-nf run^61^ llJrva t^ftN vo ]h,y*vw .ffi*o,t^l er\ebvt btr w,\ rr\ v;W v?hyt ii lql^'\;rlj r.r r,.nh . r vw-t L: . lLurwrh lf,fSe.b"+ xnsla fltlh gOrVnvy yry t-V^ V kdUl^ana.1pn l,,q;, [vn [vrnrl.,

kvdnya Mdal Ll^'vs, vhy tnar.u olivvtntrnr rvr.r.t^ , ,],lb tk htodabYY\TU\,W,A ?lhf, fv*^(^ ,he",\oyF r*ry le,WU 2"v, ^Mt t ,^nh , A^bnu*VY- l.h lrit^,,..t 6*y-D^rn*2 6-h,tc A^^ galro anhk lAwpa; yV

?ny t'nhV . J',V \ttv,/.av l"tgw,r,wl. }^** fidir fi1wo MAv w

]a%d't, , c,Vq lert;'l"nY 2m, Inht. V^V ln1;v,nrlc }n^ \irrx,- l.a,r^,^

9^try MWtt^^ btrlcau.. (rotrsV- lfiwoV AttwAnr\ V\^t.v*ltn2r,,i h*pV r'de^lhaap /,tl tahnn tly gr^w , ?'tco hU h^tv ttntlntvt lrann^. ultr,y2 al"a

l"[^^+^i ** v)nrt lit^ hnet^nih hrgSr,rg^ l.f^fo*.1 twtl(w*(,.

4:* vnYt Jd'rrfu^* .0i la*ni nfuo **-/wfr tuInJJr],"il- Arn'

""ry) Tnro atryrk rfinn6.r;n yntvF h',,,*^- tfuwn ̂ Air,r, ,a\^un li\a^wrr

r\ph puh lt Ary^'l qihr-oih" tnnaanlri^A ry!+^/ **t^-i ,^^.^

Page 106: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

v -,-:

tur\nnwt

hh,., b.rt^n^

Ltnr.*-r. r,\" rR-

@

tr*a^,.Ptali* i

(Whl*^ tahat Vg h^r,Ll - h^or^t

Yhr-w1r^:1 h ^'"ta--^ V., Ytrwvl^

[,'f"-, ]<a"arin Lrto"^

An ry^V S['D\^A-

0l^A l<ufit* \^^r4Fr.l^M ,\;va*f JAbf\,,in Av?ifr hlc*p.^

tr^ yrl l."Sl"Ah,. **r1any1 hr.htn ilvttu Vnry }n turrr,rr.t A\-

l.ah.}n *7r . t"i^P^t^ otn \t-r1 gyr-UtW-^^ta

ifut^h kia^+b^. iLtrh T-*i,-ur

tr,{r. t'n {oLrat

[eFAa" aa^,,^

YffnrlINV frALhMPN T6.npa1 AW TsGvtnvi.

W )..fl",,/ yy\) t e4vv , h)Q. Utra* Lr-tS -h-r5 h.ly-r"-1i4rnr;, bnfalu o*r^Vu+ t4*?v*nt. yyy^ Ytt,t-,mYwn' K-$-U hq,,*.

,rr't^; \LaryM/W ^,tw t r^n+ lcruf"rf -V.tWV W) JWV 7.t"^l*n^p^*^ 9a,w*-l^ Yky ^*W^ry . V4^r-n{^ -}*^*k ,nr-t\,\

h^lr-l W*dr lrur-.o h\" k\'aoaUa at'r,t' ehbrv- (n"-\t\rv, y4t

trrrUX^,t\^l^ I^ri 6,ft,^ lqAn-l^ ^ trUt -bvht VW VWNIry kVV)' FfnUf ol4 f"I"r>l^ - ldt*-., W Jer.n,.Lia h:". , ilU. l/,r^,-r*

lqt*, A r^^^ \,Wrra V^+r,tr- t '.,,^,\y Jrfuryat-ra,nta.-, L|.rrqat,'.^ yr^t/^+c&^Ai

\ot^tt*- Jar"^.,o^A ,tt, -{"lw )r*rrd

u)tv-.j Lf^h h^.y r,"^Vk 1.,^{^^^^(v/T

h^A . F-Ur"r+ p"rn, A,v.tr./tl -tv .*a)c h^ga,; I VNy l"entn ^,r.r-^ t-r,,..,,.^

bCn^^"^"^ .l,rn{du'r F [o..,a^^U"1" A^^I'9^- Ar...6.'h lC^^b )tQtlc Bq.^.,

StyuS -te{,ur . Da-' !.,t^, \ai'a Iw y,^"^ *, boo2ou'}n lr. %*S

?*5 vr5 t'ta, F J^{., )^\r ̂ [^-i,^ - etAa,a vg^ t: yow,* ovj.VnWu^r^ -kn!or-t ^- t )r"t-h' X v^n-^ - tr,.qv-a hr,^ )arnn\rr..t^, Lor

f0mh"n4/l l, hnr.nz- - Mnr^t , hr6ru'- 161; tth o"y aaa*v, - Qr-Lo,,n Dt\,"q

0->raa

k Y^*t% lc-f" laln b,t Ursh-, \t*w, ghn6 t^ri \no, lu yn^n

Page 107: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

-TI; . t_

beli wulanda.,-

Ru*ah ythF? SetAr-

lcaaao'" r'.o''ahhr ggng setngul sot*rv ,Yr^rongn aun p^rrar ger\o"g^9h pOn h Aeng 1 p6t \*go-\,t^grn, \NLae6e1 c(.\: rLw\ o*VvUe pnhiao^u d-o.n )iulv, pinh, Pe"tr."a oda \rr>nga qav s^,.'g,.t ww).:t - hath'datr, hrFncan. Di.r"u.9 ta,r.^.rp..,n ?trlil^al W- 6%*

Wr,ry l^aaf , dan fnaayr< '''L

**on tettr,tn JW Lar-taV ie.tilalap.ra-ivhy\ dan feri**pfu. BtmVrj*r arir doni arpqn6i,.,lrn. Olt<,.arrvW.

tet:ehrt , il'rpn Sargat Ynen6an24o hai lnwvF b lcar",a,.lqh.nftrpr.rn le't;t af trhsan- t^,Pisan bvnja h+tu pfion- fohon W^gbr,rl^t hif^, dan hg'h/ritl pr-hallian WWV Wry Wr^h drataryke n".orh ilv- thn l?,rriah i.-f, rvrarwF Ye r:n*y,n dc4pvr lrh lertrr,aflr"mvo? - tt.nuor d.av,,..v ..ga w\ry ai cal lniyau arrn cliben lvgyon ita^,'.r^{rtnWMn. Dan 7er7, Ye togiluary d{,^ Q p\t*fi\r^ f urnarr ofu.o V\^X" J,an yt7..6,rn il,an ,pyry taryn+ Vn7,vb Vg lerU61 l.anlenrutzF- Dan Yel'ny, l*-'i1r.,n Jeno,( hwiagn kton\,-, berhr^nd dibglvrvart ru,rnah , Varenr pngrvnrt Far^i benk^,,^1^,r hr.sa*,.- s0nrn6

l,e)t 6r9a dt arw lr,rtc-r, lVan dan bv,W, it, nqennba,\a \gnarydl

l'arrni unh'lc- tncrgl,r,*rttn fe'nnuot Ldrnan vv av,nn Ao+ny o>ov h"cl

Page 108: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

F

I' 4gffiYl:rr_:i? '-, w

t -tg\n\ p

, : Va$!* nr^"r^'l-'I

: Nbnah Va11 \nla\ \e.A.-tpal \a\rn.r*n f-eF^^h \hy tarh . ?**1.,-: b€ngan Yohso- F\ on Ca,. \"a" - U,{r" g^11 Can lk n"q?!.io^.,,

ha\arnr,,n r.r6nVr - A\ d,av."n \.hy \arnb \erda-g") \^xu y^y\',r^

),le.ntp"h, d,th U*fa , 'Jr1\uB hnpn,!:rna\, Slat6n l-t\eM)^' Ao.^. \ - l r \ 1

di (r.i"' +y^ \<r4"y"t \rfu trn\*g. ),1n )o-"n Ain o\tr5tcvO\r\n\ \e f..X \*nr Fr.rcc4lr \3odn^p^\ \a""o"r J"tr-. :r^,"5 Ai A..^lo,.nts)^ \an2al Jederc\aw. . D\lno.^ \t-lngA \r,rna.*i \a,,\n\^n- / \O*W.t\"\- , erzr\$ Aorn ?lAr^r^\ p{V,Onrl^n . Selorin \$Ao^pr^\ r^ra>

. }n* A.^n ba*" n ha* , \+rdap"i ef{h }oqrv \emp^t tL, $c\0snr,. !4.\c {t\ory,\ap Yerr^.\0..\nc

'-.rn h\. \r{lfll.( %g Wg\rruL.Di\i t^rrf dfl" SE\qhnr , \*nila^,^ \-\rb ava \{r*^r. d.g.- d\a,^','

\^Aah f,e\irqyi \S|A .nc,en^"A yr?Arnan . wczr\m,_.br. r\rh^{^\\^t \e.WUrT

\,Ao.k Y(t>c,e a\onn ea.rh r\,on.i \e**a,\hn , \^p., \q)- ...n^r,.,,lt--teurl W^h aya\,.a1 k ^rr^/ 16g\nLnT Y.\^fon^^\A W"y

' gv^nrrh trrdo.ynt Sarwa.,t,r Ar- va\.a"a V> [e9Xr .

Page 109: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

vI ffiSqr'"*"-"

'-

l r

Ahv',ral' v

fAmrr.$n&rqt

Su^^"o )i L"*^ L"h*) s^^1o\ I"+7 rurnp *A.q.,.li\,^d,v t,eqar\^. )U..il I,/rW^. l;- *t,.t" UVA* r^^"iJ ,t*, e\* .! . \i;,*u: . il ̂\i-^: re*fi '*-,h:tr* ry\^l . frrJn, Inq.,o !^p,u^\-\" & U"^"))fl , fi s^b^

tt","! {'t-"r T l''/.^r' 'v)&"V;^yny ionLr"-t I^^ \^r*t"h,i .'f^^n^ r^^+rl t-J"f, ,"; l€^lah^{

:ffilffi\;*,#ffi*:,?ffinHyuFo&f id t^,\r^U J.r^ wryt

2*l w*t^ Alatr vw.Ar, ,r.do*6,n-14^ \"q6r. R.uJt#, +a^? #l:\,,k*'*$t^^ V'g;r,;T u.p^*u

Page 110: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

"l"iI

--ss-!€

[iJa\ lc

WYr*^* sN,^soa ).r,,tar,rru tA,^^ s e.nJF , [n.s]- ys6"nnlwI Wra

'Uzrnt^ ')r4"^ Yi o'rwfuk vY,a rfu''aA \otn \?gaa^w6-

0^'lor; I./w\' At* \wr^^i snwgd {e.gour Yevs,,r* }j iqq,r,'il5,k'f4^^d \o,*^go,x r r.\cc^u \pW\.*^^ gt\ryt \; ou-, -,l;eo,,) | gr,v,

X*r Carr,gvr Wro4*5 ehy\ vnrk t htu i,l..F , W^6 , &bn 6,9^

k, "- t'2 l^5 , f |., \t,r 11nsrn- 1" L^r-1"1 l^^fturt . dloa l.a.* trl.^

J ct^q' nrunr<a' L'o,rr-t, b n atn4 i lv *t^n \,r.rr.^- s., 'r.l- \*^,l^wrra^3 rhv I"-"5 ^r-ht L-- vt\\ / 1w,'v,go,.r,t vn frh |nr.^lo^u*.^

bgUr*,- {n d<aa Lrnv,-' vhvfua," r.,Y*. (trwc+t ?an%hh5 - uv-a.v1 41 rr-,1 La rgnv t (Y*p^ wwv*rnr-,,..-

YhvS h^>o nI m Qrvzir,,nnr,^ Sarnt ,Yarj v^'^+ r p++t l.Uwv*

W ntu^At^ *nng64. Wg,^ 1r,,,,^o,r-r*., gojkrrr ir'l-a^n ̂ ,Yayg*|h^a.w-r-^ iV wt'u*&r L, Fr^ 0-\ r Vh\ S hvyt V'.2aV , \e,y e,r l\.

\r*t F"^ fdr+ . t ̂ ,\r"^, y, dc,\ Y^'.an gabr"na^ it- n^h^rha4.t

k^^ Van3 ,Arg rruWv L'r'rnagnn . Dnr,n Oyhv>- tr0,1 Ea., tfry

iL mrrn^ Lanh., l"n^*pa , Aba br,vS l"nga*-rfi{c Aan W, ,"'ov<olvnnI[t^^ , l*p v\ rnryn uanrv iu l. Ll,,i u,^r h' \"^*yA l*^,V*^, ! e\vr,r^: pvt^qn lwtrt, fawrl . s^.5 - ervtva V^*v%]*r,rnonnavnt+.ar [",,^b^ unfrzg r-,iq7r,rU Li"fn ,

WLn^ Wywrv

t+gvr Vv>r?,,,-

Page 111: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

tr'1

Yul'{ 9 '

Dcnrlror, k^&^ 1]onL'

tg.te^{ a,.,g \uas !p1v^n.:lr a- b ru . { g".fat dd.ar o,-.haF Ao^

)t0"vi" prrh[ Tv.\e/n 3\i4".,' ln \q\n 'ryrr- /rri "n r " S? z,.,rE nha

^*Ei,n (€ a.Ycnn nnt;rrr \a.-,a^\\<^-, 1q. h.\af otat \c q ahn lr.,rrroarnfnur , Vglrny - I.ar'ary val"rg rne {"n V{ an\rnV hn -nan c4nyanlag \ r",aarvrfi Lel"'i dupa,6 nnv " (';goc..r.q :f,4 ., \oottiq , tn do.h ,Sealrravt - ^W^ liril"u t",.k Lisa Inenib 9a.\\<an ke i"Aahf,anr\"

Dehrc ol'nbqy Saqgn t Fzua19 Sgt.!tu trtuq2c^ ai r n, 'mern

tr^f \"- l>^t a#q(l Ez*aM ?A p^a.,. (.:n yr-V hnahn bo*

k"alo^u ^fu Ce3^ln f ekh ?utrhhaf , F^u\"'h \'rgaVtt.

L" l'Dr n ft) arna.)h aAa liaevat"n,., Ya, wn Y^u lau a\,an

Pe.o ̂t try/fi ' Diki t-nr.,, alir,-iaai oleh L""ynF ,rAy V^rb \ta'n

h,-ere^* uVqn Le itUo[- a^ i,hb l""tt a h\-, . [tn6p,h6n, gr>4,,rL o^a h^ Je a.Fnn rne^a.rJ"^\ l"da\tzr^ lilf ).^9nnrr.v ,

I

,r

t .

t

Page 112: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

"v:

:

f lr.1)21 F,tA.

Iata lih? kvygh^ Tpytp^) hny,^l6 -

?aaa (sctfu hr^ci awrnffnandanel lin5 Wng^n y"od^a6,

rr:'w-q6 \a., !e ., olia,,n aW h^diharl isi r,rrnal" Vv\ bWA^

,\i &ltlar fur-"u.h lc., , A,aQr,l^ rtnruhiq.z lrrtar"r phm Jarnt.iAa" |,e p"honan lainryq uh.tvV fn e\i "d..ei lan \nghir4ari

bnnn5ngr r.natahan . lrr"f*rn [^^^p^ ih, gCr-fi uy\V qr{v lihat,

l"f; avu 1vy l^rli l,.a't Vwd^an iri ruhn^h Fu ?erta'"r, h til^nt'

Yt'rS\ CDIA yV bf rwr.nrl^a \"iru i.an h^Afnab-,h b2 A^l anruh^ h \ong^t, |tra\alr,., rurr^ah ltng2^ ,N(ny l-a.n, ,ln^r,.a.fi/w , tvn11 ["alrcn"6o ]orn dn1o,r, a.*., y^ztihart 1ey".n1n l<.r

Yhry I e'r sr*^ &eil' ,ap', ba rr^e,r, c.wpo. afu bq'*n i,rnhacay&ri! F^p^h Vtdu^ vfor)l3ayv .b.v tnggiy- y.ed,',l', Ydrl^odc-y

iin2 lr'npa^ lgr^ p^} hrrTEalrga . ah- laV rn6,v l.^r^h dU7fq

Vdv, opar) \aV- |tl1V (r.at aW iry,itn rut1erl rnerrey

lareru muevq viv lnvnAk atnn lr\r,rylge., lirryt<ryr,n A^' teklw,y6

ttlow L*.,v-t lebih ba''g^( te(a?m" otArt n(rel+- , Vrq,tr'..ar.rtu

e^ra tnmvqn l,ng..l"wrgan Vary lnrY . D"On u2m2a1 bwa^ -t -

V Ud" b0.$ \UdA" o,l^ ru6ap.y, I e+e^+^ | arJwgn ra1"i , l^nulal

dari teVrrfuL a^t^,lcu sar^ pai LnLy fuhah. ,hoy !^ fu - 61an dala^rvv"n^\a hl"\cor,, sgtaeti li^b":;;h lLtcart,ryrrn r^r.rr^.,a,hpu ifu a*frgt4ryN hg,no,rwrrn, Har a;,nnp- addark Jrpir,, t.1g4e;, [crt"ra o*"t rafa, ftn1}tv, hgrot(al hf^ Lnan Jgr, \rS\eurbrnW Wv, lniY

i^n rahat vhh,l. lnaser d\tro,nw hanh . h^ry ,lu gr{lt, hht

brV Lrt*" nV^ Iz Uf"ri ry^iw b'ryart'w^n^ (krmrgrw dtn'p,

Page 113: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

'.--tII

nvr l€lA l{ -

a Sqng lr.a,.

Ja'ng llrpa hclalc*t irm,pal w\gal a. Cuy \ arwy cvvalt-c\i h,n7ung. Pcnrrr \.ui sa) C.,w4v- o),t ,lrir<,r,u ltg 1n6)V^ov\tem'6nl I usevoa . ll a*p, ;^ srytar Lr. re^rrv,al it-v Je\cr tu rcttyr6nPfr>i rnw\ 9un, L6s;l at rnT. vun) )err,1h rn4ry^bv arl 1,,,r\5SennaKrr. lresrl, \Wla^6,l,n*a 6lr fona , SQ,yArare tni g,rclah['c{ar lavos fi\lv',tvr3t ,pargrv Tt''yaq+ r}u (.rc)ah }errornn,

A+p;066 tan ,a",' 7ta6.6g, )ik I

W"5 ltaaV b€rl ̂ nbur,2 b,"^b Van5lnZv"nh-avw2 SahnhahS(nbarrnrrfur, , a^ r I ad gan, bw;b ry\ ry*c1lWor , Yr'ar2 Pw a"l".i rn?c1 *afl ,'ry ̂n pun avh.y9 Le, p,r,olr\tt-.ynl , thtr' b42 borsJ hff>na,

"b+vt , ay,t;Frvh )em,r^1 ih,

fun )',an9a hnenr.nr fal.qn y-6x,6n (ulcl - MtniA jart i+v yarnt Sebaq^,7e^u4 ba-vra lnolons5',u,, 'hlcnr ayur-, rngrur)ra( l\g)t^,n,ao )enp^l

trtn951r,t \(^^

t t

I't

. , '

Page 114: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

t{1

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Anung Adhy NugrohoNIM :102013000825Judul skripsi : Bagaimana Struktur Kalimat Majemuk datam Karangan

Deskripsi Pada Sisr,'a Kelas XI MAN l0 Jakarta

No Judul Buku Para Dosen

I Ahmadi, Muksin. 19@Pengembangan Paragraf serta penciptaan GayaBahasa Karangan. Malang: y A 3 , *

2 AkJradiah, Sabarti, dkk. 1989. per,@Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga cta

J Alisjahbana, S. Takdir. 1983. Tata Bahasa Eoru Baha*Indonesia. Jakarta: Dian Rakvat

\(f,At/

4 Arifin, E. Zaenal dan Farid Hadi. 20mB erbahas a. Jakarta: Akademika pressindo .&;

5 tsrotowidjoyo, Mukayat D. 1993. penulisan KdanganIlmiah. Jakarta: Akademika pressindo ( l

n l6 Chaer, Abdul. 2006. Tata Baha.sa prikt! Bahasa

Indone.cia. Jakarta: Rineka Cipta ,d.1 Chaer, Abdul dan Leoni AgustinaJ004. S"ri"lrrg"lrtlk.

Jakarta: Rineka Ciom

- L\(

0 ' l8 C-araka, Cipta Loka. 1993. r@.

Yogyakarta: kanisius9 Finoza, Lamuddin. 2ool. Ko^pffi.

Jakarta: Insan Mulia

,dt0 Gie, The Liang. 1995. peng@

me ngar an g. Y o gy akarta: Liberty +;l l Karsana, Ano. 1986. Keterampiffi

Karunika\ y

,TAt2 Keraf, Gorys. 1980. KomposlsiJores: I{usa Indah .6,n13 1991. Tata Bahasa Indonesia. Flores:

Nusa Indah'^il

t4 1995. El<sposisi. Jakarta: Grasindofi

l 5 futlayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis EAt*afiM:Refika Aditama

tr ,A ' L

l 6 Sartono, Frans dan Putu fa@kamar budjana". Kompas L 1

I

. , 1

Page 115: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

'r

t

I

i

. l

t7 Sudarno dan Erman A. Rahman. Terampil BerbahasaIndonesia. Jakarta: PT. Hikmah Svahid Indah. I

nl 8 Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia Dengan

penar. Jakarta: Puspa Swara {r^l 9 Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu

Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa ,),120 Walija. 1996. KOMPOSISI: Mengolah Gagasan

Menjadi l{grangan. Jakarta: Penebar Aksara d'^'2 l Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: pT

Gramedia Pustaka Utama\ /

n ' l22 Widyamartaya, A. 1990. Seni Menggayakan Kaliiar.

Yogyakarta: Kanisius 4n'23 Wiyanto, Asul. 2005. Tata Bahasa Sekolah. Jakarta:

Grasindo :d24 Zaenal, E dan Amran Tasai. 1985. Cermat Berbaiisa

Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PustakaAntarkota d

Mengetahui,

200912 2 003

Page 116: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

r

Nomor : Un.01/F. l /KM .01.3 1 .. . . . . . .1201 1Lamp. : -Hal : Bimbingan Skripsi

Jakarta, 20 Juni 201 I

untuk menjadi pembimbing I/Il

Kepada Yth.

Dr. Nuryani, S. Pd., MA

Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullaltJakarta.

A s s alamu' al aikum wr.w b.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara(materi/teknis) penulisan skipsi mahasiswa:

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Anung Adhy Nugroho

I 070 l 3000825

PBSI

VIII (Delapan)

Struktur Kalimat Majemuk dalam Karangan Desktipsi

pada Siswa Kelas XI MAN 10 Jakarta

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 1

Juni 201 l, abstraksi/outline terlampir, Saudara dapat melakukan perubahan redaksional

pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing

menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan'

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih'

W as s al amu' al aikum wr. w b.

a.n. Dekani,'pBhasa dan Sastra Indonesiaidl'. ,t')

Fitrivah ZA. M.Pd

Tembusan:1. Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.

KEMENTERIAN AGAMA

_#%, utN JAKARTA:*d ' im l F ITKi-Y{1"!-9^.; Jt. tr H. Juanda No ss ciputat 15412 tndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revis i : : 01

Hal 1t1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

12 199703 2 001

Page 117: STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN DESKRIPSI

FI

*DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakaria, 6 Dcsember 1987. Penulis

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan

penulis di muiai dari Taman K-anak-kanak Negeri Per'bina

Nasional, setelah itu penulis melanjutkan di SDN 05

Jakarta. Setelah menamatkan SD, jenjang SMP ditempuh di

SMPN 245 Jakarta. Pendidikan SMA pacia SMAN 32

Jakarta.

Selepas SMA penulis sempat vakum setahun dari pendidikan karena tidak

diterima di PTN. Tahun berikutnya melanjutkan ke program Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah iakarta.

Program tersebut diselesaikarr pada 2014. Sejak duduk dibangkr.r SN4P. penr.r l is

aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pada 2001, penulis aktif dalam kelompok

PRAMLIKA di SMPN 215 jakarra. Pada jenjang SMA, penuiis pun aktif dalam

Pasukan Peiigibar Bendera (PASKIBRA) di SIvIAN 32 Jakarta yang kerrrudian

menjabat sebagai Ketua Harian PASKIBRA SMAN 32 jakarta periocie 2004-

2005. Menapaki dunia perkuliahan, jiwa organisasi yang dimiliki penulis pun

tidak sepadat pada saat SMP maupun SMA. ln{eskipun tidak aktif di dalam

organisasi di kampus, penulis sempat tergabung dalam Volunteer Officer (VO)

pada SEA Games 201I Jakarta-Palembang. Pada SEA Games tersebut penulis di

percaya sebagai koordinator sektor.

Pada tahun 2009 hingga saat ini, penulis menemukan dimana dirinya

merasa nyaman, penulis lebih memilih untuk memrltar 180 derajat passionnya dari

jurusan yang ditekuninya saat kuliah untuk menjadi seorang koki. Semenjak saat

iiu penulis lebih memilik untuk bisa meniadi seorang koki profesional. Diau'ali

dengan mengambil kursus memasak di salah satu lembaga kuliner, penulis

memberanikan diri untuk menjadi Private Chef.Di tahun 2012 pertulis akhirnya

mendapatkan kesempatan untuk bisa bekerja di salah satu Patiserie di bilangan

Jakarta pusat. Semenjak saat itu penulis mulai berkonsentrasi untuk menjadi

seorang profesional chef.

L