ispa pneumonia

9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan sesak napas, karena paru-paru meradang secara mendadak. Pada Pneumonia berat ditandai dengan adanya batuk dan disertai kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar balita dan menjadi masalah kesehatan di negara, termasuk Indonesia. Hal ini tidak luput dari perhatian Prof. dr. Mardjanis Said Sp A (K). Lebih 1

Upload: insan-perdana

Post on 11-Feb-2015

40 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ispa Pneumonia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-

paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan

proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala

penyakit ini berupa napas cepat dan sesak napas, karena paru-paru meradang

secara mendadak. Pada Pneumonia berat ditandai dengan adanya batuk dan

disertai kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah

bawah ke dalam pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun.

Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar balita dan

menjadi masalah kesehatan di negara, termasuk Indonesia. Hal ini tidak luput

dari perhatian Prof. dr. Mardjanis Said Sp A (K). Lebih dari 30 tahun ia

menekuni bidang kesehatan anak dan penyebab kematian balita terbesar di

Indonesia.

Pneumonia merupakan “predator” balita nomor satu di negara

berkembang. Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2005 memperkirakan

kematian balita akibat Pneumonia di seluruh dunia sekitar 19 persen atau

berkisar 1,6 - 2,2 juta. Dimana sekitar 70 persennya terjadi di negara-negara

berkembang terutama Afrika dan Asia Tenggara. Persentase terbesar bahkan

bila dibandingkan dengan Diare (17 persen) dan Malaria (8 persen).

1

Page 2: Ispa Pneumonia

Di Indonesia prevalensi pneumonia pada balita cenderung meningkat.

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 kematian

balita akibat Pneumonia meningkat berkisar 18,5 - 38,8 persen. “Hal ini tidak

hanya terjadi di Indonesia, tapi juga menjadi persoalan negara berkembang

yang kondisi lingkungannya buruk dan malnutrisi,” kata Prof. dr. Mardjanis

Said Sp A, pada pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap dalam

Ilmu Kesehatan Anak pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, di

Aula FKUI, 29 April lalu.

Dalam orasinya yang bertema “Pneumonia Penyebab Utama

Mortalitas Anak Balita : Tantangan dan Harapan,” Prof. dr. Mardjanis

memaparkan perkembangan Pneumonia di Indonesia. Pneumonia tergolong

penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Penyalit ini dipicu oleh

berbagai mikroorganisme terutama bakteri dan virus pada saluran

pernapasan, jaringan paru dan adneksanya. Pada beberapa studi melaporkan

bahwa pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun bakteri utama penyebab

Pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae (S. Pneumoniae), Homophilus

Influenza bipeb (HIB) dan Staphilococcus aureus.

Selain hal di atas, Dokter Spesialis Anak dari Rumah Sakit Cipto, Sri

Rejeki S. Hadinegoro, mengatakan berdasarkan data Organisasi Kesehatan

Dunia WHO, sekitar satu juta anak meninggal tiap tahun akibat pneumonia.

Tingginya angka kematian akibat pneumonia ini salah satu

penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tanda dan

gejala dari pneumonia. Sehingga tidak jarang setiap pasien yang masuk ke

2

Page 3: Ispa Pneumonia

Rumah Sakit biasanya sudah mengalami pneumonia berat. Akibatnya bukan

tidak mungkin jika terjadi komplikasi gagal napas maupun sepsis.

“Dalam darah dia mengakibatkan bakteremia dan bila mencapai otak

akan mengakibatkan radang selaput otak atau meningitis, keduanya sangat

membahayakan keselamatan jiwa anak,” kata Prof. dr. Cissy R. Kartosasmita

pada acara diskusi di Jakarta beberapa waktu lalu. Fakta-fakta itu

menunjukkan bahwa dampak penyakit itu terhadap kesehatan dan

keselamatan anak sangat besar. Namun sayangnya penanggulangan penyakit

menular yang berpotensi mengakibatkan kematian dan kecacatan pada anak

itu belum banyak mendapat perhatian.

Menurut hasil penelitian epidemiologi mengenai distribusi

pneumonia, sebagaimana ditulis dalam laporan UNICEF tahun 2006, hanya

satu dari lima pengasuh anak yang bisa mengenali tanda bahaya pneumonia.

Kendali intervensi efektif untuk mengurangi kematian akibat pneumonia

sudah tersedia namun pelayanan pengobatan pneumonia hanya dapat

menjangkau sedikit anak. Hal ini ironis mengingat penyakit yang antara lain

didahului dengan gejala umum kesulitan bernafas, batuk, demam, menggigil,

sakit kepala dan kehilangan nafsu makan tersebut sebenarnya bisa dicegah

dan ditangani.

Berdasarkan data di atas penulis membuat karya tulis ilmiah dengan

judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

PNEUMONIA DI C1L2 DI RUMAH SAKIT UMUM DOKTER KARIADI

SEMARANG.”

3

Page 4: Ispa Pneumonia

B. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :

1. Tujuan Umum

Perawat dapat memahami tentang asuhan keperawatan pada anak dengan

Pneumonia.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari Karya Tulis ini adalah :

a. Perawat dapat memahami tentang pengertian Pneumonia, Etiologi,

Manifestasi Klinik, Pathofisiologi, Penatalaksanaan dari Pneumonia.

b. Perawat dapat memahami tentang diagnosa keperawatan dan

perencanaan pada Pneumonia.

c. Perawat mendapatkan gambaran dalam mengaplikasikan asuhan

keperawatan pada anak dengan Pneumonia.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan berbagai

metode penulisan yaitu :

1. Wawancara

Yaitu kegiatan untuk mendapatkan keterangan langsung dengan tanya

jawab kepada keluarga pasien, perawat ruangan maupun dokter dan

kesehatan lainnya.

4

Page 5: Ispa Pneumonia

2. Observasi Partisipasi Aktif

Dengan menggunakan pengamatan langsung dan berperan serta selama

perawatan yakni dengan mengamati keadaan umum, perkembangan

penyakit pasien, penatalaksanaan dan pengobatan serta berperan serta

aktif memberikan asuhan keperawatan.

3. Studi Dokumentasi

Penulis menggunakan catatan medis, catatan keperawatan atau catatan

penunjang lainnya yang ada di ruangan dalam rangka menambah data.

Penulis juga menggunakan referensi yang dapat menunjang dan

melengkapi tinjauan teori dalam mendukung penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

4. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan adalah keterampilan dasar yang digunakan dalam melakukan

pengkajian, pemeriksaan digunakan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi

dan auskulsasi. Pemeriksaan fisik ini memungkinkan perawat dalam

mengumpulkan data fisik klien yang luas.

5. Studi Pustaka

Penulis mengumpulkan biodata dari berbagai literatur baik dari buku,

majalah, surat kabar maupun data dari internet yang kemudian dijadikan

satu untuk mendukung proses pembuatan karya tulis ini.

5

Page 6: Ispa Pneumonia

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ini yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN yang meliputi Latar Belakang Penulisan,

Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika

Penulisan.

BAB II : KONSEP DASAR yang meliputi Pengertian Anatomi dan

Fisiologi, Pertumbuhan Paru pada Usia Bayi dan Anak-Anak,

Tumbuh Kembang Anak, Etiologi, Klasifikasi Pneumonia,

Manifestasi Klinik, Patofisiologi, Penatalaksanaan,

Komplikasi, Pengkajian Fokus, Pathways Keperawatan, Fokus

intervensi dan Rasional.

BAB III : TINJAUAN KASUS yang meliputi Pengkajian, Analisa Data,

Pathways Keperawatan Kasus, Diagnosa Keperawatan,

Implementasi dan Evaluasi.

BAB IV : PEMBAHASAN

BAB V : PENUTUP meliputi Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

6