bab ii tinjauan teori a. batuk pilek ispa non pneumonia 1...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia
1. Pengertian Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan infeksi yang terjadi
pada saluran pernapasan bagian atas yang meliputi mulut, hidung, tenggorokan,
laring (pita suara), dan trakea (batang tenggorokan) (Mumpuni, 2016: 15). Bukan
pneumonia merupakan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan
frekuensi napas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian
bawah ke arah dalam. Contohnya common cold, faringitis, tongsilitis, dan otitis
(Widoyono, 2008 : 155). Batuk pilek merupakan penyakit saluran pada
pernapasan yang sangat sering terjadi pada bayi dan anak. Bayi yang masih
sangat muda akan sangat rentan tertular, penularan akan sering terjadi akibat
seseorang yang pilek sering memegang hidungnya karena rasa gatal tidak
mencuci tangan, akan mengakibatkan salah satu sumber penularan. Batuk pilek
adalah infeksi primer nasofaring. Batuk pilek yang terjadi pada bayi akan
berlangsung lebih berat dibandingkan orang dewasa, karena infeksi yang dialami
akan meluas diantaranya pada daerah sinus paranasal, telinga tengah dan
nasofaring disertai demam yang tinggi, sedangkan pada orang dewasa lebih
terbatas dan tidak mengalami demam tinggi (Ngastiyah, 2005 :31).
8
2. Penyebab Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia
Berikut ini beberapa mikroorganisme penyebab munculnya ISPA yang
sudah diketahui yaitu :
a. Adenovirus. Gangguan pernapasan seperti pilek, bronkitis, dan pneumonia.
b. Rhinovirus. Ini adalah jenis virus yang menyebabkan pilek. Tetapi pada anak
kecil dan orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, pilek bisa berubah
menjadi ISPA pada tahap yang serius.
c. Pneumokokus merupakan jenis bakteri yang menyebabkan meningitis. Tetapi
bakteri ini bisa memicu gangguan pernapasan lain, seperti halnya pneumonia.
Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh dalam melawan
infeksi virus maupun bakteri terhadap tubuh manusia. Risiko seseorang
mengalami infeksi akan meningkat ketika kekebalan tubuh melemah. Hal ini
cenderung terjadi pada anak-anak dan orang yang lebih tua. Atau siapapun
yang memiliki penyakit atau kelainan dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah.
d. Perokok juga berisiko tinggi terkena infeksi saluran pernapasan akut dan
cenderung lebih sulit untuk pulih dari kondisi ini (MTBS, Oktami, 2017:
102).
3. Gejala Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia
Biasanya penderita yang menderita penyakit ISPA sering mengalami
beberapa gejala diataranya yaitu :
a. Pada usia <2 bulan
1) Tidak ada napas cepat: <60x per menit
2) Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke arah atas
9
b. Pada usia 2 bulan sampai <1tahun
1) Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam
2) Tidak ada napas cepat: <50x per menit (Widoyono, 2008 :156).
4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia
a. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat yaitu ada tanda bahaya
umum atau ada tarikan dinding dada ke dalam atau stridor.
b. Pneumonia yaitu napas cepat pada bayi lebih dari 50 kali atau lebih per
menit.
c. Batuk bukan pneumonia yaitu tidak ada tanda-tanda pneumonia atau
penyakit sangat berat (WHO, 2005 : 94).
5. Patofisiologi Batuk Pilek Pada ISPA Non Pneumonia
Batuk pilek pada ISPA non pneumonia disebabkan oleh beberapa
mikroorganisme yaitu virus dan bakteri (Oktami, 2017 : 102). Selain itu polusi
udara juga menyebabkan ISPA, dimana orangtua yang merokok menyebabkan
anaknya rentan terhadap ISPA non pneumonia (IDAI, 2008 : 275) . Batuk pilek
ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan orang yang sedang
sakit (melalui ingus, lendir dan dahak yang menyebar di udara) dan lewat kulit
yang membawa virus (tangan seseorang yang baru saja membersihkan hidung
anaknya yang sedang sakit) (Arifianto,2012 : 94). Penyebab lain batuk pilek
adalah udara sekitar yang tercemar debu, bulu, atau asap rokok (Santoso, 2010 :
32). Batuk merupakan suatu refleks vagal dimana sebagai efektor utamanya
adalah otot-otot serat lintang yang mencakup otot pernafasan dan diafragma dan
10
mungkin juga otot polos saluran pernafasan. Akseptor dari batuk tersebar sangat
luas, bukan saja di sepanjang sistem pernapasan, yakni laring, trakea dan bronkus,
akan tetapi juga pada faring, sinus paranasalis, perikardium, diafragma dan
mungkin pula pada alat-alat viseral lainnya. Makin ke arah bronkiolus
respiratorius, akan semakin sedikit jumlah respiratornya dan makin ke arah
proksimal, akan semakin banyak jumlahnya(Rab, 2013 : 80).
Batuk dibagi atas 5 fase, yakni inspirasi, glotis tertutup, kontraksi otot-otot
ekspirasi, glotis terbuka secara tiba-tiba dan fase yang terakhir adalah udara di
keluarkan secara tiba-tiba. Efektif tidaknya batuk tergantung kepada tiga hal,
yakni kompresi udara yang dikeluarkan, partikel yang terdapat di dalam udara
betuk, dan kecepatan “linear” dari gas yang dikeluarkan (Rab, 2013 : 80). Batuk
menjaga saluran pernapasan tetap bersih, begitu pula dengan pilek. Ingus atau
lendir yang diproduksi saat mengalami pilek adalah upaya tubuh mengeluarkan
benda asing, termasuk partikel virus dan bakteri dari saluran napas atas
(Arifianto,2012 :92-93).
6. Penatalaksanaan Batuk PilekISPA Non Pneumonia
Penanganan batuk pilek ISPA non pneumonia dapat diatasi baik secara
farmakologi maupun non farmakologi yaitu :
a. Pengobatan Farmakologi
Batuk pilek tanpa komplikasi diberi pengobatan simtomatis,misalnya:
1) Ekspektorans
Ekspektorans merupakan pelega batuk, yang mengencerkan lendir
sehingga mudah di muntahkan. Secara tidak langsung, hal ini mungkin
11
mengurangi batuk dengan pengenceran lendir, tetapi obat ini tidak langsung
menghentikan batuk (Sears, 2007 : 930).
2) Antipiretik
Pemberian anti piretik (obat penurun panas) dapat di gunakan jika anak
mengalami demam atau rewel. Inilah satu-satunya jenis obat yang aman
digunakan dan diperbolehkan anak untuk diminum saat anak mengalami selesma
(Arifianto, 2012: 100).
Obat untuk mengatasi batuk pilek yang biasa di pasarkan di media televisi,
koran, majalah, serta biasa di pasarkan tanpa resep dokter, yaitu obat jenis over-
the-counter/OTC) dengan sasaran anak-anak atau orang dewasa. Obat ini tidak
efektif untuk menyembuhkan batuk pilek, serta tidak dapat mempercepat
pemulihan batuk pilek (Arifianto, 2012: 99).
Penelitian bersekala besar di sejumlah negara telah membuktikan
pemberian obat pereda gejala batuk pilek tidak lebih baik dalam mempercepat
penyembuhan, dibandingkan dengan tidak memberikan obat sama sekali, bahkan
pemberian obat-obat ini memiliki risiko lebih besar menimbulkan efek samping
yang tidak diinginkan. Data CDC menyebutkan tiga orang bayi meninggal pada
tahun 2005 akibat efek samping obat OTC dan 1500 bayi di bawa ke RS karena
mengalami efeksampingnya. Badan pengawas obat di Amerika Serikat dan
Kanada telah menyatakan agar obat batuk pilek tidak diberikan pada anakyang
berusia dibawah 6 tahun (Arifianto, 2012 : 99) .
12
3) Antibiotik
Apabila infeksi disebakan oleh bakteri, serangkaian tes akan dilakukan
untuk mengetahui jenis bakteri. Setelah itu, dokter bisa menentukan antibiotik
yang paling tepat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi (Oktami, 2017 :
103).
b. Pengobatan Non Farmakologi
1) ASI eksklusif
ASI eksklusif merupakan bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya 6
bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan
makanan padat, sedangkan ASI masih dapat diberikan hingga usia 2 tahun atau
bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli, 2007 : 3). Sebagai pencegahan umum agar bayi
agar bayi mempunyai ketahanan tubuh yang kuat dan tidak mudah tertular
penyakit adalah dengan memberi ASI eksklusif karena di dalam ASI terkandung
antibodi yang dapat menghambat virus maupun bakteri (Molika, 2014 : 301).
2) Terapi Komplementer
a) Terapi Akupunktur
Akupunktur merupakan cara pengobatan dengan dasar-dasar filsafat Tao
dan konsep yin-yang nya sudah menjadi tradisional ditengah masyarakat luas.
Akupunktur merupakan pengembalian sistem keseimbangan (heostatis)adanya
13
aliran qi (darah) yang teratur dan harmonis dalam meredian sehingga pasien sehat
kembali. Teknik akupunktur menggunakan jarum (Sutanto, :1987: 3).
b) Terapi Akupresur Batuk Pilek
Akupresur atau akupunktur tanpa jarum merupakan salah satu metode
pengobatan atau penyehatan dengan melakukan pemijatan atau penekanan jari di
permukaan kulit, dimana pemijatan atau penekanan tersebut akan mengurangi
ketegangan, meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang kekuatan energi tubuh
untuk menyembuhkan atau menyehatkan. Sebagai hasilnya rasa sakit akan diblok
serta aliran darah dan oksigen ke area titik-titik tersebut meningkat (Helena, 2017
: 7). Terapi akupresur batuk pilek ISPA non pneumonia merupkan penekanan jari
terhadap titik LU 7 searah jarum jam (tonifikasi), ST 40 akan merangsang
keluarnya hormon endhorpin (Helena, 2017 : 7, 67).
3) Herbal Batuk Pilek
Herbal untuk mengatasi batuk pilek dapat menggunakan Sebuah jeruk
nipis masak dibelah, diperas sari buahnya. Campur hasil perasan jeruk nipis
dengan 3 sendok makan madu. Ramuan diminum 2 kali sehari. Masing-masing 2
sendok makan sekali minum (Sarwono, 2001 : 20).
7. Komplikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia
Komplikasi akan lebih sering terjadi pada bayi dibandingkan anak yang
lebih besar. Komplikasi yang terjadi berupa sinusitis paranasal, penutupan tuba
eustachii dan penyebaran infeksi (Ngastiyah, 2005 :32). Batuk menyebabkan
peninggian tekanan intratoraks. Oleh karena itu terutama selama berlangsungnya
fase kedua, dapat terjadi beberapa komplikasi, yakni:
14
a. Serebral
Batuk yang kuat dapat menyebabkan terjadinya sinkope, terutama pada
anak-anak yang menderita batuk pertusis.
b. Kardiovaskular
Sebagai efek dari valsava, akan menyebabkan terjadinya bradikardi
dimana dapat memperkecil aliran darah serebral (cerebral blood flow dan
menyebabkan efek penurunan dari venous return dan cadiac output. Disamping
itu, dapat pula terjadi perdarahan pada pleksus keisselbach dan subkonjungtiva.
c. Paru
Menyebabkan pneumotoraks, pneumomediastinum, air tappering, dan
laserasi dari trakeobronkial.
d. Alat Tubuh Yang Lain
Akibat tekanan intra abdominal yang tinggi dapat menyebabkan hernia,
proplasus vagina, muntah dan sakit kepala (Rab, 2013 : 83).
B. Terapi Akupresur
1. Pengertian Terapi Akupresur
Akupresur disebut juga dengan terapi totok atau tusuk jari adalah salah
satu bentuk fisioterapi dengan pemberian pijatan dan stimulasi titik-titik tertentu
atau acupoint pada tubuh. Akupresur merupakan penekanan pada titik-titik
penyembuhan menggunakan jari secara bertahap yang merangsang kemampuan
tubuh untuk penyembuhan diri secara alami (Setiyowati, 2018 : 227). Akupresur
merupakan perkembangan terapi pijat yang berlangsung seiring dengan
15
perkembangan ilmu akupunktur karena teknik pijat akupresur adalah turunan dari
ilmu akupunktur. Teknik dalam terapi ini menggunakan jari tangan sebagai
pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang
digunakan pada terapi akupunktur (Hartono, 2012 : 3-4).
Hilangnya penyebab penyakit dan kuatnya qi (energi) dapat
mengembalikan keadaan yin dan yang sehingga penyakit bisa sembuh dan orang
menjadi sehat kembali. Terapi akupresur merupakan pengembangan dari terapi
akupunktur sehingga pada prinsipnya sama, yang membedakan pada titik
akupunktur yaitu terapi akupresur menggunakan jari tangan sedangkan terapi
akupunktur menggunakan jarum (Setiyowati, 2018 :227). Terapi akupresur
dilakukan 1 kali dalam sehari dan dilakukan selama 3 hari (Hartono, 2012: 250).
2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Terapi Akupresur
a. Kerbersihan Terapis
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
antiseptik sebelum melakukan dan setelah melakukan terapi sangatlah penting.
Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan penyakit antara terapis dengan
pasien.
b. Bagian-Bagian yang Tidak Dapat Dipijat
Pemijatan tidak dapat dilakukan pada kondisi kulit terkelupas, tepat pada
bagian tulang yang patah dan tepat bagian yang bengkak.
c. Pasien Dalam Kondisi Gawat
Penyakit-penyakit yang tidak boleh dipijat adalah tiga penyakit yang dapat
menyebabkan kematian tiba-tiba, yaitu ketika terjadi serangan jantung, gagal
16
napas oleh paru-paru dan penyakit pada saraf otak (misalnya stroke, pecah
pembuluh darah dan cidera otak). Apabila terapis menemukan gejala-gejala diatas
segera rujuk ke rumah sakit karena penanganan yang keliru akan mengakibatkan
pasien terlambat mendapatkan pengobatan yang lebih baik (Hartono, 2012 : 66).
3. Terapi Akupresur Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia
a. Pengertian Terapi Akupresur Batuk pilek ISPA Non Pneumonia
Terapi akupresur batuk pilek ISPA non pneumonia merupakan penekanan
jari terhadap titik LU 7 searah jarum jam (tonifikasi), ST 40 akan merangsang
keluarnya hormon endhorpin (Helena, 2017 : 7, 67). Terapi akupresur disebut
juga dengan terapi totok atau tusuk jari adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan
pemberian pijatan dan stimulasi titik-titik tertentu atau acupoint pada tubuh.Terapi
akupresur merupakan penekanan pada titik-titik penyembuhan menggunakan jari
secara bertahap yang merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan diri
secara alami (Setiyowati, 2018 : 227).
b. Cara Kerja Akupresur
1) TCM
Keseimbangan dalam kesehatan segala sesuatu yang berada di alam
semesta dibentuk, dilahirkan, bergerak, berubah, karena dorongan atau bimbingan
dua hal yang berlawanan, yaitu yin-yang. Diantara yin dan yang, selain terdapat
hubungan yang saling bertentangan juga terdapat hubungan saling bergantung,
saling melebur, dan saling membentuk, serta pada kondisi tertentu dapat merubah
dari aspek yang satu ke aspek yang lain.
17
a) Saling Bertentangan Tetapi Saling Bergantung
Saling bergantung memiliki arti kedua aspek (yin, yang) harus selalu ada,
tidak ada yin tanpa yang , dan sebaliknya. Sifat dasar yin seperti air yang berarti
dingi, sedangkan sifat yang seperti api yang bersifat panas. Organ perut dan dada
tergolong yin, organ padat tergolong jantung, paru-paru, limpa, ginjal, serta hati
tergolong yang. Usus besar, usus halus, lambung, kandung kemih, selaput jantung,
serta kantong empedu tergolong yin.
b) Saling Membentuk dan Melebur
Melebur dapat diartikan membentuk menjadi satu. Yang berlebihan karena
kekurangan yin. Sumber penyakit bersifat panas menyerang tubuh dan menguras
cairan tubuh yang berunsur yin. Yin berlebihan karena kekurangan yang. Sumber
penyakit yang bersifat dingin menyerang tubuh dan menyerang daya tahan tubuh
yang bersifat yin.
c) Teori 5 Unsur Dalam Kesehatan
Teori 5 unsur juga bisa dikatakan adalah penyempurna keseimbangan yin-
yang yang mampu melengkapi kekurangan keseimbangan yin-yang dalam
menjelaskan penyakit. Didalam teori 5 unsur digunakan 5 macam unsur alam
yang memiliki kesamaan karakter untuk mewakili organ-organ manusia. Teori 5
unsur:
(1) Api
Api mewakili jantung dan usus kecil. Api mempunyai sifat panas,
membumbung ke atas, dapat menguapkan air dan mengeringkan air.
18
(2) Kayu
Kayu memiliki hati dan kantung empedu. Bertumbuh dan berkembang,
lemah lembut, bergoyang apabila ditiup angin, dan dapat terbakar sehingga
menimbulkan api.
(3) Air mewakili ginjal dan kandung kemih. Bersifat dingin lembap, menurun ke
bawah.
(4) Tanah mewakili limpa dan lambung. Sifatnya menumbuhkan, mudah berubah,
dapat membendung air.
(5) Logam mewakili paru-paru dan usus besar. Mempunyai sifat bersih, keras
tetapi luwes, serta mengeluarkan suara nyaring
Hubungan menghidupi atau menguatkan, menghidupi mempunyai arti
membantu pertumbuhan. Antara lima unsur tersebut saling menghidupkan dan
saling membutuhkan demi kelangsungan hidup. Terdapat peraturan
menghidupkan dalam teori lima unsur (U-sing) yaitu air menghidupkan dan
menumbuhkan kayu, kayu menghidupkan api, api menghasilkan tanah, tanah
menghasilkan logam, logam membentuk air.
Peraturan hubungan membatasi dalam teori U-sing, menghidupkan dan
membatasi haruslah seimbang. Apabila hanya ada hukum membatasi maka tidak
ada kelahiran lagi karena semua saling membatasi. Tanah menghasilka logam,
logam memancung kayu, api mencairkan logam, logam membentuk air, air
mematikan api, tanah membendung air, air menyuburkan kayu, dan seterusnya.
Manusia mengalami sakit dikarenakan ketidakseimbangan. Contoh apabila
pada tubuh manusia terdapat kelebihan unsur air maka tubuh tersebut akan
19
terserang busung lapar dan bengkak. Organ lambung dan limpa yang berunsur
tanah dalam keadaan baik membuat air terkoordinasi dengan baik. Apabila lemah
membuat air mudah keluar dari tubuh sehingga terjadi diare. Menggunakan
pemahaman dasar Tao (kelogisan), ilmu akupuntur salah satu turunannya
akupresur dalam menentukan titik terapi tubuh disepanjang meredian (saluran
dimana chi dan xue mengalir) untuk membantu tubuh memperoleh kesehatannya
atau keseimbangannya kembali (Hartono, 2012 : 3-18).
2) Medis
Melakukan terapi akupresur pada meredian di sepanjang meredian
terdapat titik-titik akupunktur dimana xue (darah) yang mengalir diangkut ke
permukaan tubuh. Fungsi dari meredian mengoptimalkan penyebaran xue (darah),
serta mendistribusikan ke seluruh tubuh. Dalam pemijatan menciptakan sensasi
rasa (nyaman, pegal, panas, gatal, perih, kesemutan, dan sebagainya). Apabila
sensasi rasa dapat tercapai maka di samping sirkulasi chi (energi) dan xue (darah)
lancar, juga dapat merangsang keluarnya hormon endomorfin (hormon sejenis
morfin yang dihasilakan dari dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang)
(Hartono, 2012 : 63).
Salah satu manfaat hormon endomorfin (hormon jenis endorfin)
memperkuat daya tahan tubuh. Hormon endorfin juga membantu mengembalikan
kondisi pembuluh darah menjadi normal seperti semula dan menjaga agar darah
dapat mengalir dengan mudah dan bebas hambatan (Haruyama, 2013 : 23-24).
20
c. Cara Melakukan Terapi Akupresur Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia
1) Teknik Pemijatan
Teknik rangsanagan pada pemijatan terapi akupresur merupakan teknik
pemijatan yang dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan klien dan penegakan
diagnose. Adapun teknik manipulasi atau perangsangan dibagi menjadi dua:
a) Teknik Penguatan (tonifikasi)
(1) Pemijatan dilakukan pada titik LU 7 maksimal 30 kali putaran atau
tekanan
(2) Arah putaran searah dengan jarum jam
(3) Tekanan yang dialkukan sedang, tidak kuat
(4) Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meredian, arah pemijatan harus
searah dengan jalur perjalanan meredian .
b) Teknik Pelemahan (sedasi)
(1) Pemijatan dilakukan pada titik ST 40 antara 40-60 kali putaran atau
tekanan
(2) Arah putaran berlawanan dengan jarum jam
(3) Tekanan yang dilakukan sedang sampai kuat
(4) Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meredian, arah pemijatan harus
berlawanan dengan jalur perjalanan meredian (Helena, 2017 : 62, 67).
2) Ukuran
Cara menentukan ukuran untuk menentukan jarak antar titik akupunktur
dengan titik acuannya yang digunakan dalam penentuan titik terapi akupunktur
atau ilmu pijat turunannya, ini merupakan pengertian dari cun. Cun berbeda
21
dengan centimeter, cun lebih fleksibel karena dalam perhitungan panjang atau
lebar pasien karena digunakan adalah tangan pasien sendiri (Hartono, 2012 : 64).
Berikut ini gambar ukuran cun dalam tubuh manusia :
a) Lebar ruas sendi ibu jari sama dengan 1cun
Gambar 1
Pengukuran Cun Jari
Sumber : Hartono (2012)
b) Lebar ruas sendi jari kelingking sampai jari telunjuk yang didapatkan sama
dengan 3 cun
Gambar 2
Pengukuran Cun Jari
Sumber: Hartono (2012)
22
3) Titik Meredian
Meredian bersal dari kata cing luo yang artinya sesuatu sistem saluran
membujur dan melintang secara teratur tersebar di seluruh tubuh, bagaikan jaring
laba-laba. Fungsi meredian tersebut adalah media dimana chi, jin-ye, darah (xue)
mengalir dan bersirkulasi. Sirkulasi antar organ zang fu yang satu dengan yang
lainnya. Disepanjang saluran meridian umum terdapat 15 titik luo. Titik luo
adalah saluran minor yang berukuran lebih kecil di bandingkan meredian umum
yang memiliki fungsi menghubungkan meredian umum dengan organ
pasangannya.
Sepanjang meredian umum terdapat titik-titik akupunktur yang dipandang
dimana chi yang mengalir di angkut ke permurkaan tubuh. Setiap titik memeiliki
efekterapi berbeda-beda. Diagnosa dapat ditentukan dengan cara mengidentifikasi
patologi suatu organ zang fu. Salah satu contoh gejala batuk-batuk yang mungkin
disertai sesak napas dan sakit dada, maka organ yang terpengaruhi adalah paru-
paru, serta meredian umumnya adalah meredian taiyin tangan paru-paru (Hartono,
2018 : 43-44).
a) Lokasi titi-titik dasar akupresur terhadap batuk pilek pada ISPA non
pneumonia :
Titik-titk dasar akupresure terhadap batuk pilek :
Gambar 3
LU.7 pada proksimal prosesus stiloideus dari os radii 1,5 cun,
diatas lipat nadi tangan
Sumber : Kemenkes (2017)
23
Gambar 4
ST 40 pada 8 cun superior ujung tertinggi lateral maleolus
Sumber : Kemenkes (2017)
C. Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Lama Hari Batuk Pilek Pada
ISPA Non Pneumonia Pada Bayi
1. Pengertian Bayi
Bayi merupakan masa dimana semenjak bayi lahir sampai berusia 12
bulan (Rusilianti, 2013 : 1). Bayi merupakan mahluk yang sangat peka dan halus.
Bayi adalah anak yang berusia 0-12 bulan. Bayi dapat dikelompokkan masa
neonatal dari 0-28 hari yaitu masa neonatal dini yakni 0-7 hari, masa neonatal
lanjut 8-28 hari, masa pasca neonatal 29 hari – 1 tahun (Jahja, 2015 : 31).
2. Lama Hari Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia
Batuk pilek pada ISPA non pneumonia dapat sembuh sendiri tanpa
pengobatan dalam kurun waktu 7- 14 hari. Umumnya gejala ini berlangsung
dalam beberapa hari dan sangat menulat sampai hari ke 3-4, gejala akan berkurang
setelah hari ke 4-5 (Suririnah, 2009 : 227).
24
3. Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Batuk Pilek ISPA Non
Pneumonia
Teori wu-sing menggambarkan hubungan sistematis, dimana kelima unsur
selalu menjaga keseimbangan harmonis melalui aktifitas saling menghidupkan,
membatasi diantara kelima unsur. Tanah menghidupkan logam, dimana
menghidupkan atau menguatkan paru-paru. Api membatasi logam, dimana
jantung membatasi paru-paru (Hartono, 2012 : 15). Sehingga, apabila unsur
logam melemah maka akan dikuatkan oleh unsur lambung. Hal inilah yang
mendasari stimulasi pada titik ST 40 untuk membuat paru menjadi yang.
Stimulasi pada titik LU 7 untuk menstimulasi paru menjadi yang. Setelaah
dilakukan terapi akupresur penyakit yin berubah menjadi yang berarti
menunjukan kearah membaik (Helena, 2017 : 15).
Saat daya tahan tubuh menurun agent (virus) masuk melalui udara sekitar
sehingga terjadilah ketidak seimbangan, hal ini menimbulkan penyakit ISPA non
pneumonia. Salah satu cara mengatasi ISPA non pneumonia dengan cara
melakukan terapi akupresur pada meredian taiyin tangan paru-paru dapat
mengatasi batuk pilek, di sepanjang meredian terdapat titik-titik akupunktur
dimana xue (darah) yang mengalir diangkut ke permukaan tubuh. Fungsi dari
meredian mengoptimalkan penyebaran xue (darah), serta mendistribusikan ke
seluruh tubuh. Dalam pemijatan menciptakan sensasi rasa (nyaman, pegal, panas,
gatal, perih, kesemutan, dan sebagainya). Apabila sensasi rasa dapat tercapai
maka di samping sirkulasi chi (energi) dan xue (darah) lancar, juga dapat
merangsang keluarnya hormon endomorfin (hormon sejenis morfin yang
25
dihasilakan dari dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang) (Hartono, 2012 :
63).
Salah satu manfaat hormon endomorfin (hormon jenis endorfin)
memperkuat daya tahan tubuh. Hormon endorfin juga membantu mengembalikan
kondisi pembuluh darah menjadi normal seperti semula dan menjaga agar darah
dapat mengalir dengan mudah dan bebas hambatan (Haruyama, 2013 : 23-24).
Hal ini didukung oleh I Wayan Suardana dkk (2016) dalam penelitiannya
tentang pengaruh terapi akupresur dan perubahan keluhan ISPA pada pasien
balita di Pelayanan Keperawatan Holistik Latu Husadha Abiansemal Bandung
dengan jumlah sampel 30 orang, 15 orang untuk kelompok perlakuan dan 15
orang untuk kelompok kontrol. Hasil analisis data di peroleh p=0,000 (p<0,05),
yang berarti Ho di tolak. Disimpulkan bahwa akupresur efektif dalam merubah
keluhan ISPA pada pasien balita di Pelayanan Kesehatan Holistik Latu Husada
Abiansemal Bandung. Selain itu, berdasarkan penelitian Heo (2015) di Klinik
Kedokteran Oriental dan Rumah Sakit Kovalen di Korea Selatan, Hasil analisis
data di peroleh p<0,001 (p<0,05), yang berarti Ho di tolak, sehingga disimpulkan
bahwa akupresur bermanfaat mengurangi gejala umum batuk pilek dan
mengurangi durasi batuk pilek.
26
D. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan hubungan antara konsep-konsep yang ingin di
amati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2018:
100). Kerangka teori penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 5
Kerangka Teori
Sumber : Arifianto, (2012); Oktami (2017); Setyowaty (2018); Helena(2017);
Hartono (2012)
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka
teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu,
kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabrl serta hubungan variabel yang
satu dengan yang lain (Notoatmodjo, 2018 : 100). Berdasarkan uraian diatas,
peneliti membuat kerangka konsep penelitian pengaruh akupresur dalam
pengurangan lamahari batuk pilek pada ISPA non pneumonia pada bayi :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 6
Kerangka Konsep
Metode mengatasi batuk pilek
1. Metode farmakologi
a. Ekspektoran
b. Antipiretik
c. Antibiotik
2. Metode non farmakologi
a. ASI eksklusif
b. Akupunktur
c. Terapi Akupresur
d. Herbal
Lama Hari Batuk
Pilek ISPA Non
Pneumonia
Terapi Akupresur Lama Hari Batuk Pilek
ISPA Non Pneumonia
27
F. Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2018 :103).
1. Variabel Dependen
Menurut Robins (2009) dalam Noor (2017) Variabel dependen merupakan
faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa
faktor lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah lamahari batuk pilek
ISPA non pneumonia.
2. Variabel Independen
Menurut Robins (2009) varibel independen merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat
(Noor, 2017 : 50). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
terapiakupresur.
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.
(Noor, 2017 : 79). Adapun hipotesis yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini
adalah “ada pengaruh terapi akupresur terhadap lamahari batuk pilek pada ISPA
non pneumonia pada bayi di Puskesmas Margorejo tahun 2019”.
28
H. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan atas sifat-sifat
hal yang didefinisikan yang dapat diamati (Suryabrata, 2010 : 29).
Tabel 1
Definisi Oprasional
No Variabel Definisi
Oprasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1. Lama Hari
Batuk Pilek
ISPA Non
Pneumonia
Batuk pilek hari
pertama sampai
ke 3, lama
waktu dalam
hari sembuh
batuk pilek
pada bayi 0-1
tahun, yang di
diagnosis ISPA
non pneumonia
oleh petugas
kesehatan, yang
diukur setelah
diberikan
intervensi.
Kuesioner Wawancara
dan
Observasi
Hari
sembuhnya/
hilangnya
batuk pilek
Numerik
2. Terapi
Akupresur
Suatu
penekanan
berupa pijatan
dan stimulasi
pada titik LU 7,
ST 40 sebanyak
30-60 kali
tekanan selama
5-10 menit
dilakukan
pemijatan 1 kali
sehari, selama 3
hari.
Checklist Wawancara
dan
observasi
Dilakukan
akupresur
pada bayi
Nominal