bab ii tinjauan teori a. batuk pilek ispa non pneumonia 1...

22
7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1. Pengertian Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan bagian atas yang meliputi mulut, hidung, tenggorokan, laring (pita suara), dan trakea (batang tenggorokan) (Mumpuni, 2016: 15). Bukan pneumonia merupakan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi napas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam. Contohnya common cold, faringitis, tongsilitis, dan otitis (Widoyono, 2008 : 155). Batuk pilek merupakan penyakit saluran pada pernapasan yang sangat sering terjadi pada bayi dan anak. Bayi yang masih sangat muda akan sangat rentan tertular, penularan akan sering terjadi akibat seseorang yang pilek sering memegang hidungnya karena rasa gatal tidak mencuci tangan, akan mengakibatkan salah satu sumber penularan. Batuk pilek adalah infeksi primer nasofaring. Batuk pilek yang terjadi pada bayi akan berlangsung lebih berat dibandingkan orang dewasa, karena infeksi yang dialami akan meluas diantaranya pada daerah sinus paranasal, telinga tengah dan nasofaring disertai demam yang tinggi, sedangkan pada orang dewasa lebih terbatas dan tidak mengalami demam tinggi (Ngastiyah, 2005 :31).

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia

1. Pengertian Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan infeksi yang terjadi

pada saluran pernapasan bagian atas yang meliputi mulut, hidung, tenggorokan,

laring (pita suara), dan trakea (batang tenggorokan) (Mumpuni, 2016: 15). Bukan

pneumonia merupakan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan

frekuensi napas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian

bawah ke arah dalam. Contohnya common cold, faringitis, tongsilitis, dan otitis

(Widoyono, 2008 : 155). Batuk pilek merupakan penyakit saluran pada

pernapasan yang sangat sering terjadi pada bayi dan anak. Bayi yang masih

sangat muda akan sangat rentan tertular, penularan akan sering terjadi akibat

seseorang yang pilek sering memegang hidungnya karena rasa gatal tidak

mencuci tangan, akan mengakibatkan salah satu sumber penularan. Batuk pilek

adalah infeksi primer nasofaring. Batuk pilek yang terjadi pada bayi akan

berlangsung lebih berat dibandingkan orang dewasa, karena infeksi yang dialami

akan meluas diantaranya pada daerah sinus paranasal, telinga tengah dan

nasofaring disertai demam yang tinggi, sedangkan pada orang dewasa lebih

terbatas dan tidak mengalami demam tinggi (Ngastiyah, 2005 :31).

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

8

2. Penyebab Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia

Berikut ini beberapa mikroorganisme penyebab munculnya ISPA yang

sudah diketahui yaitu :

a. Adenovirus. Gangguan pernapasan seperti pilek, bronkitis, dan pneumonia.

b. Rhinovirus. Ini adalah jenis virus yang menyebabkan pilek. Tetapi pada anak

kecil dan orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, pilek bisa berubah

menjadi ISPA pada tahap yang serius.

c. Pneumokokus merupakan jenis bakteri yang menyebabkan meningitis. Tetapi

bakteri ini bisa memicu gangguan pernapasan lain, seperti halnya pneumonia.

Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh dalam melawan

infeksi virus maupun bakteri terhadap tubuh manusia. Risiko seseorang

mengalami infeksi akan meningkat ketika kekebalan tubuh melemah. Hal ini

cenderung terjadi pada anak-anak dan orang yang lebih tua. Atau siapapun

yang memiliki penyakit atau kelainan dengan sistem kekebalan tubuh yang

lemah.

d. Perokok juga berisiko tinggi terkena infeksi saluran pernapasan akut dan

cenderung lebih sulit untuk pulih dari kondisi ini (MTBS, Oktami, 2017:

102).

3. Gejala Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia

Biasanya penderita yang menderita penyakit ISPA sering mengalami

beberapa gejala diataranya yaitu :

a. Pada usia <2 bulan

1) Tidak ada napas cepat: <60x per menit

2) Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke arah atas

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

9

b. Pada usia 2 bulan sampai <1tahun

1) Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam

2) Tidak ada napas cepat: <50x per menit (Widoyono, 2008 :156).

4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia

a. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat yaitu ada tanda bahaya

umum atau ada tarikan dinding dada ke dalam atau stridor.

b. Pneumonia yaitu napas cepat pada bayi lebih dari 50 kali atau lebih per

menit.

c. Batuk bukan pneumonia yaitu tidak ada tanda-tanda pneumonia atau

penyakit sangat berat (WHO, 2005 : 94).

5. Patofisiologi Batuk Pilek Pada ISPA Non Pneumonia

Batuk pilek pada ISPA non pneumonia disebabkan oleh beberapa

mikroorganisme yaitu virus dan bakteri (Oktami, 2017 : 102). Selain itu polusi

udara juga menyebabkan ISPA, dimana orangtua yang merokok menyebabkan

anaknya rentan terhadap ISPA non pneumonia (IDAI, 2008 : 275) . Batuk pilek

ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan orang yang sedang

sakit (melalui ingus, lendir dan dahak yang menyebar di udara) dan lewat kulit

yang membawa virus (tangan seseorang yang baru saja membersihkan hidung

anaknya yang sedang sakit) (Arifianto,2012 : 94). Penyebab lain batuk pilek

adalah udara sekitar yang tercemar debu, bulu, atau asap rokok (Santoso, 2010 :

32). Batuk merupakan suatu refleks vagal dimana sebagai efektor utamanya

adalah otot-otot serat lintang yang mencakup otot pernafasan dan diafragma dan

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

10

mungkin juga otot polos saluran pernafasan. Akseptor dari batuk tersebar sangat

luas, bukan saja di sepanjang sistem pernapasan, yakni laring, trakea dan bronkus,

akan tetapi juga pada faring, sinus paranasalis, perikardium, diafragma dan

mungkin pula pada alat-alat viseral lainnya. Makin ke arah bronkiolus

respiratorius, akan semakin sedikit jumlah respiratornya dan makin ke arah

proksimal, akan semakin banyak jumlahnya(Rab, 2013 : 80).

Batuk dibagi atas 5 fase, yakni inspirasi, glotis tertutup, kontraksi otot-otot

ekspirasi, glotis terbuka secara tiba-tiba dan fase yang terakhir adalah udara di

keluarkan secara tiba-tiba. Efektif tidaknya batuk tergantung kepada tiga hal,

yakni kompresi udara yang dikeluarkan, partikel yang terdapat di dalam udara

betuk, dan kecepatan “linear” dari gas yang dikeluarkan (Rab, 2013 : 80). Batuk

menjaga saluran pernapasan tetap bersih, begitu pula dengan pilek. Ingus atau

lendir yang diproduksi saat mengalami pilek adalah upaya tubuh mengeluarkan

benda asing, termasuk partikel virus dan bakteri dari saluran napas atas

(Arifianto,2012 :92-93).

6. Penatalaksanaan Batuk PilekISPA Non Pneumonia

Penanganan batuk pilek ISPA non pneumonia dapat diatasi baik secara

farmakologi maupun non farmakologi yaitu :

a. Pengobatan Farmakologi

Batuk pilek tanpa komplikasi diberi pengobatan simtomatis,misalnya:

1) Ekspektorans

Ekspektorans merupakan pelega batuk, yang mengencerkan lendir

sehingga mudah di muntahkan. Secara tidak langsung, hal ini mungkin

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

11

mengurangi batuk dengan pengenceran lendir, tetapi obat ini tidak langsung

menghentikan batuk (Sears, 2007 : 930).

2) Antipiretik

Pemberian anti piretik (obat penurun panas) dapat di gunakan jika anak

mengalami demam atau rewel. Inilah satu-satunya jenis obat yang aman

digunakan dan diperbolehkan anak untuk diminum saat anak mengalami selesma

(Arifianto, 2012: 100).

Obat untuk mengatasi batuk pilek yang biasa di pasarkan di media televisi,

koran, majalah, serta biasa di pasarkan tanpa resep dokter, yaitu obat jenis over-

the-counter/OTC) dengan sasaran anak-anak atau orang dewasa. Obat ini tidak

efektif untuk menyembuhkan batuk pilek, serta tidak dapat mempercepat

pemulihan batuk pilek (Arifianto, 2012: 99).

Penelitian bersekala besar di sejumlah negara telah membuktikan

pemberian obat pereda gejala batuk pilek tidak lebih baik dalam mempercepat

penyembuhan, dibandingkan dengan tidak memberikan obat sama sekali, bahkan

pemberian obat-obat ini memiliki risiko lebih besar menimbulkan efek samping

yang tidak diinginkan. Data CDC menyebutkan tiga orang bayi meninggal pada

tahun 2005 akibat efek samping obat OTC dan 1500 bayi di bawa ke RS karena

mengalami efeksampingnya. Badan pengawas obat di Amerika Serikat dan

Kanada telah menyatakan agar obat batuk pilek tidak diberikan pada anakyang

berusia dibawah 6 tahun (Arifianto, 2012 : 99) .

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

12

3) Antibiotik

Apabila infeksi disebakan oleh bakteri, serangkaian tes akan dilakukan

untuk mengetahui jenis bakteri. Setelah itu, dokter bisa menentukan antibiotik

yang paling tepat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi (Oktami, 2017 :

103).

b. Pengobatan Non Farmakologi

1) ASI eksklusif

ASI eksklusif merupakan bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan

cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.

Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya 6

bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan

makanan padat, sedangkan ASI masih dapat diberikan hingga usia 2 tahun atau

bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli, 2007 : 3). Sebagai pencegahan umum agar bayi

agar bayi mempunyai ketahanan tubuh yang kuat dan tidak mudah tertular

penyakit adalah dengan memberi ASI eksklusif karena di dalam ASI terkandung

antibodi yang dapat menghambat virus maupun bakteri (Molika, 2014 : 301).

2) Terapi Komplementer

a) Terapi Akupunktur

Akupunktur merupakan cara pengobatan dengan dasar-dasar filsafat Tao

dan konsep yin-yang nya sudah menjadi tradisional ditengah masyarakat luas.

Akupunktur merupakan pengembalian sistem keseimbangan (heostatis)adanya

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

13

aliran qi (darah) yang teratur dan harmonis dalam meredian sehingga pasien sehat

kembali. Teknik akupunktur menggunakan jarum (Sutanto, :1987: 3).

b) Terapi Akupresur Batuk Pilek

Akupresur atau akupunktur tanpa jarum merupakan salah satu metode

pengobatan atau penyehatan dengan melakukan pemijatan atau penekanan jari di

permukaan kulit, dimana pemijatan atau penekanan tersebut akan mengurangi

ketegangan, meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang kekuatan energi tubuh

untuk menyembuhkan atau menyehatkan. Sebagai hasilnya rasa sakit akan diblok

serta aliran darah dan oksigen ke area titik-titik tersebut meningkat (Helena, 2017

: 7). Terapi akupresur batuk pilek ISPA non pneumonia merupkan penekanan jari

terhadap titik LU 7 searah jarum jam (tonifikasi), ST 40 akan merangsang

keluarnya hormon endhorpin (Helena, 2017 : 7, 67).

3) Herbal Batuk Pilek

Herbal untuk mengatasi batuk pilek dapat menggunakan Sebuah jeruk

nipis masak dibelah, diperas sari buahnya. Campur hasil perasan jeruk nipis

dengan 3 sendok makan madu. Ramuan diminum 2 kali sehari. Masing-masing 2

sendok makan sekali minum (Sarwono, 2001 : 20).

7. Komplikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia

Komplikasi akan lebih sering terjadi pada bayi dibandingkan anak yang

lebih besar. Komplikasi yang terjadi berupa sinusitis paranasal, penutupan tuba

eustachii dan penyebaran infeksi (Ngastiyah, 2005 :32). Batuk menyebabkan

peninggian tekanan intratoraks. Oleh karena itu terutama selama berlangsungnya

fase kedua, dapat terjadi beberapa komplikasi, yakni:

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

14

a. Serebral

Batuk yang kuat dapat menyebabkan terjadinya sinkope, terutama pada

anak-anak yang menderita batuk pertusis.

b. Kardiovaskular

Sebagai efek dari valsava, akan menyebabkan terjadinya bradikardi

dimana dapat memperkecil aliran darah serebral (cerebral blood flow dan

menyebabkan efek penurunan dari venous return dan cadiac output. Disamping

itu, dapat pula terjadi perdarahan pada pleksus keisselbach dan subkonjungtiva.

c. Paru

Menyebabkan pneumotoraks, pneumomediastinum, air tappering, dan

laserasi dari trakeobronkial.

d. Alat Tubuh Yang Lain

Akibat tekanan intra abdominal yang tinggi dapat menyebabkan hernia,

proplasus vagina, muntah dan sakit kepala (Rab, 2013 : 83).

B. Terapi Akupresur

1. Pengertian Terapi Akupresur

Akupresur disebut juga dengan terapi totok atau tusuk jari adalah salah

satu bentuk fisioterapi dengan pemberian pijatan dan stimulasi titik-titik tertentu

atau acupoint pada tubuh. Akupresur merupakan penekanan pada titik-titik

penyembuhan menggunakan jari secara bertahap yang merangsang kemampuan

tubuh untuk penyembuhan diri secara alami (Setiyowati, 2018 : 227). Akupresur

merupakan perkembangan terapi pijat yang berlangsung seiring dengan

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

15

perkembangan ilmu akupunktur karena teknik pijat akupresur adalah turunan dari

ilmu akupunktur. Teknik dalam terapi ini menggunakan jari tangan sebagai

pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang

digunakan pada terapi akupunktur (Hartono, 2012 : 3-4).

Hilangnya penyebab penyakit dan kuatnya qi (energi) dapat

mengembalikan keadaan yin dan yang sehingga penyakit bisa sembuh dan orang

menjadi sehat kembali. Terapi akupresur merupakan pengembangan dari terapi

akupunktur sehingga pada prinsipnya sama, yang membedakan pada titik

akupunktur yaitu terapi akupresur menggunakan jari tangan sedangkan terapi

akupunktur menggunakan jarum (Setiyowati, 2018 :227). Terapi akupresur

dilakukan 1 kali dalam sehari dan dilakukan selama 3 hari (Hartono, 2012: 250).

2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Terapi Akupresur

a. Kerbersihan Terapis

Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

antiseptik sebelum melakukan dan setelah melakukan terapi sangatlah penting.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan penyakit antara terapis dengan

pasien.

b. Bagian-Bagian yang Tidak Dapat Dipijat

Pemijatan tidak dapat dilakukan pada kondisi kulit terkelupas, tepat pada

bagian tulang yang patah dan tepat bagian yang bengkak.

c. Pasien Dalam Kondisi Gawat

Penyakit-penyakit yang tidak boleh dipijat adalah tiga penyakit yang dapat

menyebabkan kematian tiba-tiba, yaitu ketika terjadi serangan jantung, gagal

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

16

napas oleh paru-paru dan penyakit pada saraf otak (misalnya stroke, pecah

pembuluh darah dan cidera otak). Apabila terapis menemukan gejala-gejala diatas

segera rujuk ke rumah sakit karena penanganan yang keliru akan mengakibatkan

pasien terlambat mendapatkan pengobatan yang lebih baik (Hartono, 2012 : 66).

3. Terapi Akupresur Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia

a. Pengertian Terapi Akupresur Batuk pilek ISPA Non Pneumonia

Terapi akupresur batuk pilek ISPA non pneumonia merupakan penekanan

jari terhadap titik LU 7 searah jarum jam (tonifikasi), ST 40 akan merangsang

keluarnya hormon endhorpin (Helena, 2017 : 7, 67). Terapi akupresur disebut

juga dengan terapi totok atau tusuk jari adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan

pemberian pijatan dan stimulasi titik-titik tertentu atau acupoint pada tubuh.Terapi

akupresur merupakan penekanan pada titik-titik penyembuhan menggunakan jari

secara bertahap yang merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan diri

secara alami (Setiyowati, 2018 : 227).

b. Cara Kerja Akupresur

1) TCM

Keseimbangan dalam kesehatan segala sesuatu yang berada di alam

semesta dibentuk, dilahirkan, bergerak, berubah, karena dorongan atau bimbingan

dua hal yang berlawanan, yaitu yin-yang. Diantara yin dan yang, selain terdapat

hubungan yang saling bertentangan juga terdapat hubungan saling bergantung,

saling melebur, dan saling membentuk, serta pada kondisi tertentu dapat merubah

dari aspek yang satu ke aspek yang lain.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

17

a) Saling Bertentangan Tetapi Saling Bergantung

Saling bergantung memiliki arti kedua aspek (yin, yang) harus selalu ada,

tidak ada yin tanpa yang , dan sebaliknya. Sifat dasar yin seperti air yang berarti

dingi, sedangkan sifat yang seperti api yang bersifat panas. Organ perut dan dada

tergolong yin, organ padat tergolong jantung, paru-paru, limpa, ginjal, serta hati

tergolong yang. Usus besar, usus halus, lambung, kandung kemih, selaput jantung,

serta kantong empedu tergolong yin.

b) Saling Membentuk dan Melebur

Melebur dapat diartikan membentuk menjadi satu. Yang berlebihan karena

kekurangan yin. Sumber penyakit bersifat panas menyerang tubuh dan menguras

cairan tubuh yang berunsur yin. Yin berlebihan karena kekurangan yang. Sumber

penyakit yang bersifat dingin menyerang tubuh dan menyerang daya tahan tubuh

yang bersifat yin.

c) Teori 5 Unsur Dalam Kesehatan

Teori 5 unsur juga bisa dikatakan adalah penyempurna keseimbangan yin-

yang yang mampu melengkapi kekurangan keseimbangan yin-yang dalam

menjelaskan penyakit. Didalam teori 5 unsur digunakan 5 macam unsur alam

yang memiliki kesamaan karakter untuk mewakili organ-organ manusia. Teori 5

unsur:

(1) Api

Api mewakili jantung dan usus kecil. Api mempunyai sifat panas,

membumbung ke atas, dapat menguapkan air dan mengeringkan air.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

18

(2) Kayu

Kayu memiliki hati dan kantung empedu. Bertumbuh dan berkembang,

lemah lembut, bergoyang apabila ditiup angin, dan dapat terbakar sehingga

menimbulkan api.

(3) Air mewakili ginjal dan kandung kemih. Bersifat dingin lembap, menurun ke

bawah.

(4) Tanah mewakili limpa dan lambung. Sifatnya menumbuhkan, mudah berubah,

dapat membendung air.

(5) Logam mewakili paru-paru dan usus besar. Mempunyai sifat bersih, keras

tetapi luwes, serta mengeluarkan suara nyaring

Hubungan menghidupi atau menguatkan, menghidupi mempunyai arti

membantu pertumbuhan. Antara lima unsur tersebut saling menghidupkan dan

saling membutuhkan demi kelangsungan hidup. Terdapat peraturan

menghidupkan dalam teori lima unsur (U-sing) yaitu air menghidupkan dan

menumbuhkan kayu, kayu menghidupkan api, api menghasilkan tanah, tanah

menghasilkan logam, logam membentuk air.

Peraturan hubungan membatasi dalam teori U-sing, menghidupkan dan

membatasi haruslah seimbang. Apabila hanya ada hukum membatasi maka tidak

ada kelahiran lagi karena semua saling membatasi. Tanah menghasilka logam,

logam memancung kayu, api mencairkan logam, logam membentuk air, air

mematikan api, tanah membendung air, air menyuburkan kayu, dan seterusnya.

Manusia mengalami sakit dikarenakan ketidakseimbangan. Contoh apabila

pada tubuh manusia terdapat kelebihan unsur air maka tubuh tersebut akan

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

19

terserang busung lapar dan bengkak. Organ lambung dan limpa yang berunsur

tanah dalam keadaan baik membuat air terkoordinasi dengan baik. Apabila lemah

membuat air mudah keluar dari tubuh sehingga terjadi diare. Menggunakan

pemahaman dasar Tao (kelogisan), ilmu akupuntur salah satu turunannya

akupresur dalam menentukan titik terapi tubuh disepanjang meredian (saluran

dimana chi dan xue mengalir) untuk membantu tubuh memperoleh kesehatannya

atau keseimbangannya kembali (Hartono, 2012 : 3-18).

2) Medis

Melakukan terapi akupresur pada meredian di sepanjang meredian

terdapat titik-titik akupunktur dimana xue (darah) yang mengalir diangkut ke

permukaan tubuh. Fungsi dari meredian mengoptimalkan penyebaran xue (darah),

serta mendistribusikan ke seluruh tubuh. Dalam pemijatan menciptakan sensasi

rasa (nyaman, pegal, panas, gatal, perih, kesemutan, dan sebagainya). Apabila

sensasi rasa dapat tercapai maka di samping sirkulasi chi (energi) dan xue (darah)

lancar, juga dapat merangsang keluarnya hormon endomorfin (hormon sejenis

morfin yang dihasilakan dari dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang)

(Hartono, 2012 : 63).

Salah satu manfaat hormon endomorfin (hormon jenis endorfin)

memperkuat daya tahan tubuh. Hormon endorfin juga membantu mengembalikan

kondisi pembuluh darah menjadi normal seperti semula dan menjaga agar darah

dapat mengalir dengan mudah dan bebas hambatan (Haruyama, 2013 : 23-24).

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

20

c. Cara Melakukan Terapi Akupresur Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia

1) Teknik Pemijatan

Teknik rangsanagan pada pemijatan terapi akupresur merupakan teknik

pemijatan yang dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan klien dan penegakan

diagnose. Adapun teknik manipulasi atau perangsangan dibagi menjadi dua:

a) Teknik Penguatan (tonifikasi)

(1) Pemijatan dilakukan pada titik LU 7 maksimal 30 kali putaran atau

tekanan

(2) Arah putaran searah dengan jarum jam

(3) Tekanan yang dialkukan sedang, tidak kuat

(4) Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meredian, arah pemijatan harus

searah dengan jalur perjalanan meredian .

b) Teknik Pelemahan (sedasi)

(1) Pemijatan dilakukan pada titik ST 40 antara 40-60 kali putaran atau

tekanan

(2) Arah putaran berlawanan dengan jarum jam

(3) Tekanan yang dilakukan sedang sampai kuat

(4) Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meredian, arah pemijatan harus

berlawanan dengan jalur perjalanan meredian (Helena, 2017 : 62, 67).

2) Ukuran

Cara menentukan ukuran untuk menentukan jarak antar titik akupunktur

dengan titik acuannya yang digunakan dalam penentuan titik terapi akupunktur

atau ilmu pijat turunannya, ini merupakan pengertian dari cun. Cun berbeda

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

21

dengan centimeter, cun lebih fleksibel karena dalam perhitungan panjang atau

lebar pasien karena digunakan adalah tangan pasien sendiri (Hartono, 2012 : 64).

Berikut ini gambar ukuran cun dalam tubuh manusia :

a) Lebar ruas sendi ibu jari sama dengan 1cun

Gambar 1

Pengukuran Cun Jari

Sumber : Hartono (2012)

b) Lebar ruas sendi jari kelingking sampai jari telunjuk yang didapatkan sama

dengan 3 cun

Gambar 2

Pengukuran Cun Jari

Sumber: Hartono (2012)

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

22

3) Titik Meredian

Meredian bersal dari kata cing luo yang artinya sesuatu sistem saluran

membujur dan melintang secara teratur tersebar di seluruh tubuh, bagaikan jaring

laba-laba. Fungsi meredian tersebut adalah media dimana chi, jin-ye, darah (xue)

mengalir dan bersirkulasi. Sirkulasi antar organ zang fu yang satu dengan yang

lainnya. Disepanjang saluran meridian umum terdapat 15 titik luo. Titik luo

adalah saluran minor yang berukuran lebih kecil di bandingkan meredian umum

yang memiliki fungsi menghubungkan meredian umum dengan organ

pasangannya.

Sepanjang meredian umum terdapat titik-titik akupunktur yang dipandang

dimana chi yang mengalir di angkut ke permurkaan tubuh. Setiap titik memeiliki

efekterapi berbeda-beda. Diagnosa dapat ditentukan dengan cara mengidentifikasi

patologi suatu organ zang fu. Salah satu contoh gejala batuk-batuk yang mungkin

disertai sesak napas dan sakit dada, maka organ yang terpengaruhi adalah paru-

paru, serta meredian umumnya adalah meredian taiyin tangan paru-paru (Hartono,

2018 : 43-44).

a) Lokasi titi-titik dasar akupresur terhadap batuk pilek pada ISPA non

pneumonia :

Titik-titk dasar akupresure terhadap batuk pilek :

Gambar 3

LU.7 pada proksimal prosesus stiloideus dari os radii 1,5 cun,

diatas lipat nadi tangan

Sumber : Kemenkes (2017)

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

23

Gambar 4

ST 40 pada 8 cun superior ujung tertinggi lateral maleolus

Sumber : Kemenkes (2017)

C. Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Lama Hari Batuk Pilek Pada

ISPA Non Pneumonia Pada Bayi

1. Pengertian Bayi

Bayi merupakan masa dimana semenjak bayi lahir sampai berusia 12

bulan (Rusilianti, 2013 : 1). Bayi merupakan mahluk yang sangat peka dan halus.

Bayi adalah anak yang berusia 0-12 bulan. Bayi dapat dikelompokkan masa

neonatal dari 0-28 hari yaitu masa neonatal dini yakni 0-7 hari, masa neonatal

lanjut 8-28 hari, masa pasca neonatal 29 hari – 1 tahun (Jahja, 2015 : 31).

2. Lama Hari Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia

Batuk pilek pada ISPA non pneumonia dapat sembuh sendiri tanpa

pengobatan dalam kurun waktu 7- 14 hari. Umumnya gejala ini berlangsung

dalam beberapa hari dan sangat menulat sampai hari ke 3-4, gejala akan berkurang

setelah hari ke 4-5 (Suririnah, 2009 : 227).

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

24

3. Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Batuk Pilek ISPA Non

Pneumonia

Teori wu-sing menggambarkan hubungan sistematis, dimana kelima unsur

selalu menjaga keseimbangan harmonis melalui aktifitas saling menghidupkan,

membatasi diantara kelima unsur. Tanah menghidupkan logam, dimana

menghidupkan atau menguatkan paru-paru. Api membatasi logam, dimana

jantung membatasi paru-paru (Hartono, 2012 : 15). Sehingga, apabila unsur

logam melemah maka akan dikuatkan oleh unsur lambung. Hal inilah yang

mendasari stimulasi pada titik ST 40 untuk membuat paru menjadi yang.

Stimulasi pada titik LU 7 untuk menstimulasi paru menjadi yang. Setelaah

dilakukan terapi akupresur penyakit yin berubah menjadi yang berarti

menunjukan kearah membaik (Helena, 2017 : 15).

Saat daya tahan tubuh menurun agent (virus) masuk melalui udara sekitar

sehingga terjadilah ketidak seimbangan, hal ini menimbulkan penyakit ISPA non

pneumonia. Salah satu cara mengatasi ISPA non pneumonia dengan cara

melakukan terapi akupresur pada meredian taiyin tangan paru-paru dapat

mengatasi batuk pilek, di sepanjang meredian terdapat titik-titik akupunktur

dimana xue (darah) yang mengalir diangkut ke permukaan tubuh. Fungsi dari

meredian mengoptimalkan penyebaran xue (darah), serta mendistribusikan ke

seluruh tubuh. Dalam pemijatan menciptakan sensasi rasa (nyaman, pegal, panas,

gatal, perih, kesemutan, dan sebagainya). Apabila sensasi rasa dapat tercapai

maka di samping sirkulasi chi (energi) dan xue (darah) lancar, juga dapat

merangsang keluarnya hormon endomorfin (hormon sejenis morfin yang

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

25

dihasilakan dari dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang) (Hartono, 2012 :

63).

Salah satu manfaat hormon endomorfin (hormon jenis endorfin)

memperkuat daya tahan tubuh. Hormon endorfin juga membantu mengembalikan

kondisi pembuluh darah menjadi normal seperti semula dan menjaga agar darah

dapat mengalir dengan mudah dan bebas hambatan (Haruyama, 2013 : 23-24).

Hal ini didukung oleh I Wayan Suardana dkk (2016) dalam penelitiannya

tentang pengaruh terapi akupresur dan perubahan keluhan ISPA pada pasien

balita di Pelayanan Keperawatan Holistik Latu Husadha Abiansemal Bandung

dengan jumlah sampel 30 orang, 15 orang untuk kelompok perlakuan dan 15

orang untuk kelompok kontrol. Hasil analisis data di peroleh p=0,000 (p<0,05),

yang berarti Ho di tolak. Disimpulkan bahwa akupresur efektif dalam merubah

keluhan ISPA pada pasien balita di Pelayanan Kesehatan Holistik Latu Husada

Abiansemal Bandung. Selain itu, berdasarkan penelitian Heo (2015) di Klinik

Kedokteran Oriental dan Rumah Sakit Kovalen di Korea Selatan, Hasil analisis

data di peroleh p<0,001 (p<0,05), yang berarti Ho di tolak, sehingga disimpulkan

bahwa akupresur bermanfaat mengurangi gejala umum batuk pilek dan

mengurangi durasi batuk pilek.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

26

D. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan hubungan antara konsep-konsep yang ingin di

amati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2018:

100). Kerangka teori penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 5

Kerangka Teori

Sumber : Arifianto, (2012); Oktami (2017); Setyowaty (2018); Helena(2017);

Hartono (2012)

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka

teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu,

kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabrl serta hubungan variabel yang

satu dengan yang lain (Notoatmodjo, 2018 : 100). Berdasarkan uraian diatas,

peneliti membuat kerangka konsep penelitian pengaruh akupresur dalam

pengurangan lamahari batuk pilek pada ISPA non pneumonia pada bayi :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 6

Kerangka Konsep

Metode mengatasi batuk pilek

1. Metode farmakologi

a. Ekspektoran

b. Antipiretik

c. Antibiotik

2. Metode non farmakologi

a. ASI eksklusif

b. Akupunktur

c. Terapi Akupresur

d. Herbal

Lama Hari Batuk

Pilek ISPA Non

Pneumonia

Terapi Akupresur Lama Hari Batuk Pilek

ISPA Non Pneumonia

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

27

F. Variabel Penelitian

Variabel merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu

konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status

perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2018 :103).

1. Variabel Dependen

Menurut Robins (2009) dalam Noor (2017) Variabel dependen merupakan

faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa

faktor lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah lamahari batuk pilek

ISPA non pneumonia.

2. Variabel Independen

Menurut Robins (2009) varibel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat

(Noor, 2017 : 50). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

terapiakupresur.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.

(Noor, 2017 : 79). Adapun hipotesis yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini

adalah “ada pengaruh terapi akupresur terhadap lamahari batuk pilek pada ISPA

non pneumonia pada bayi di Puskesmas Margorejo tahun 2019”.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/642/5/BAB II.pdf · 4. Klasifikasi Batuk Pilek ISPA Non Pneumonia a. Pneumonia berat atau

28

H. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan atas sifat-sifat

hal yang didefinisikan yang dapat diamati (Suryabrata, 2010 : 29).

Tabel 1

Definisi Oprasional

No Variabel Definisi

Oprasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Lama Hari

Batuk Pilek

ISPA Non

Pneumonia

Batuk pilek hari

pertama sampai

ke 3, lama

waktu dalam

hari sembuh

batuk pilek

pada bayi 0-1

tahun, yang di

diagnosis ISPA

non pneumonia

oleh petugas

kesehatan, yang

diukur setelah

diberikan

intervensi.

Kuesioner Wawancara

dan

Observasi

Hari

sembuhnya/

hilangnya

batuk pilek

Numerik

2. Terapi

Akupresur

Suatu

penekanan

berupa pijatan

dan stimulasi

pada titik LU 7,

ST 40 sebanyak

30-60 kali

tekanan selama

5-10 menit

dilakukan

pemijatan 1 kali

sehari, selama 3

hari.

Checklist Wawancara

dan

observasi

Dilakukan

akupresur

pada bayi

Nominal