isi makalah pengemb kuri sistemik

27
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN DENGAN MODEL SISTEMIK (Studi Pada Sekolah Menengah Kejuruan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan) ABSTRAK Makalah ini secara khusus mengkaji permasalahan pokok bagaimana menghasilkan kurikulum pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Pengembangan desain kurikulum menggunakan frame work sistemik, comprehensive, intercorrelation, observable dan measureable. Kurikulum Pendidikan Kejuruan di spesifikan pada kurikulum SMK program produktif Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dengan menerapkan model kurikulum sistemik dari Romiszowski melalui 14 langkah penyusunan kurikulum. Hasil kajian menggambarkan sosok desain kurikulum yang mengedepankan logika menstrukturkan peta kompetensi pada struktur pekerjaan. Struktur isi kurikulum dikelompokkan pada jenis pekerjaan melalui penawaran paket-paket pembelajaran, sehingga pada pengembangannya dapat melayani warga masyarakat yang berminat mempelajari materi Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan secara parsial (non-reguler). Keunggulan desain kurikulum yang dihasilkan terletak pada proses pengembangannya yang dilakukan secara logik dan komprehensif, kompetensi disusun berdasarkan

Upload: syah-lian-ju

Post on 26-Nov-2015

71 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN DENGAN MODEL SISTEMIK

(Studi Pada Sekolah Menengah Kejuruan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan)

ABSTRAK

Makalah ini secara khusus mengkaji permasalahan pokok bagaimana

menghasilkan kurikulum pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan

dunia kerja. Pengembangan desain kurikulum menggunakan frame work

sistemik, comprehensive, intercorrelation, observable dan measureable.

Kurikulum Pendidikan Kejuruan di spesifikan pada kurikulum SMK program

produktif Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dengan menerapkan

model kurikulum sistemik dari Romiszowski melalui 14 langkah penyusunan

kurikulum. Hasil kajian menggambarkan sosok desain kurikulum yang

mengedepankan logika menstrukturkan peta kompetensi pada struktur pekerjaan.

Struktur isi kurikulum dikelompokkan pada jenis pekerjaan melalui penawaran

paket-paket pembelajaran, sehingga pada pengembangannya dapat melayani

warga masyarakat yang berminat mempelajari materi Kompetensi Keahlian

Teknik Kendaraan Ringan secara parsial (non-reguler). Keunggulan desain

kurikulum yang dihasilkan terletak pada proses pengembangannya yang

dilakukan secara logik dan komprehensif, kompetensi disusun berdasarkan jenis

pekerjaan, sedangkan keterbatasannya disebabkan faktor adalah adanya

kesulitan untuk melibatkan DU/DI karena jadwal kerja yang padat, tim

pengembang kurikulum di sekolah yang kurang menguasai materi, bersifat pasif,

dan membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang besar.

Kata Kunci : Kurikulum SMK Program Produktif, Kurikulum Sistemik

Page 2: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN DENGAN MODEL SISTEMIK

(Studi Pada Sekolah Menengah Kejuruan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan)

1. PENDAHULUAN

Upaya untuk menghasilkan lulusan pendidikan kejuruan dalam hal ini

SMK yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja, perlu didukung dengan

kurikulum yang dirancang dan dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan

dunia kerja. Banyaknya kritikan terhadap mutu lulusan SMK menandakan

strategisnya posisi kurikulum agar relevan dengan dunia kerja, seperti yang

dikemukakan Soemardi (1991), Harjoko (1994), dan Karl Frey (1992) dalam

Bukit (1997:6-9), menyatakan bahwa saat ini: (1). tamatan SMK kurang

menguasai pekerjaan praktik lapangan, (2). sikap sebagai teknisi perlu

dikembangkan meliputi disiplin, ketekunan, kesungguhan, dan kecermatan, (3)

kurangnya guru yang memiliki pengalaman industri, (4) lemahnya sumber daya

fisik seperti; mesin, alat dan bahan, serta kekurangan dana operasional buat

penyelenggaraan praktik yang efektif, dan (5) masih lemahnya hubungan

sinergis antara pendidikan kejuruan dengan dunia kerja. Permasalahan ini juga

ditemukan oleh Djohar A. (2003) bahwa “peta kompetensi SMK tidak luwes

terhadap perubahan, memiliki keterampilan tunggal yang cepat usang, dan tidak

mampu mengembangkan dirinya”. Dalam rangka mengantisipasi masalah

tersebut maka perlu dikembangkan program diklat yang cocok diterapkan di

SMK untuk meningkatkan pencapaian ketuntasan kompetensi kejuruan yang

relevan dengan tuntutan pembangunan, masyarakat, dan DU/DI.

Kurikulum SMK memuat tiga bagian kurikulum yaitu kurikulum

program normatif, adaptif, dan produktif. Hubungan ketiga bagian tersebut,

dapat digambarkan bahwa, Inti (core) struktur kurikulum SMK terletak pada

program produktif, kemudian program adaptif dan normatif mengitari di

sekeliling core untuk memberikan dukungan dan penyesuaian.

Isi kurikulum perlu dirancang dengan tujuan memberikan pengalaman

belajar kepada siswa untuk dapat mengembangkan seluruh potensinya secara

Page 3: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

tuntas melalui proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.

Hadiwaratama (1981:9) menyatakan bahwa: “Tingkat pendidikan formal siswa,

akan memberikan dasar kemampuan menguasai suatu bidang pekerjaan, maka

jenjang pendidikan mencerminkan batas kualifikasi seseorang untuk menduduki

suatu jenjang pekerjaan”. Jabatan sebagai juru teknik/mekanik yang akan

disandang oleh lulusan perlu dipersiapkan oleh SMK.

Fakta lain menggambarkan bahwa kurikulum disusun (KTSP)

menggunakan acuan dari kurikulum SMK tahun-tahun sebelumnya., dan ada

juga yang menggunakan acuan dari kurikulum diklat lembaga training industri di

bawah bimbingan dinas pendidikan melalui kerja pengawas SMK. Belum

optimalnya jalinan kerjasama sinergis dengan DU/DI, terdapat kondisi dimana

SI program adaptif dan normatif telah distandarkan oleh BSNP sedangkan SI

kurikulum program produktif belum disusun dalam kebijakan BSNP, sehingga

dampaknya tidak menutup kemungkinan terjadinya sistem duplikasi dokumen

kurikulum tanpa analisis, oleh karena itu kerjasama sinergis antara SMK dengan

industri penting dilakukan untuk sinkronisasi kompetensi dan ruang lingkup

materi yang perlu dimiliki oleh lulusan yang akan memasuki dunia kerja.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis merumuskan permasalahan

berkenaan dengan ”desain kurikulum yang bagaimana yang cocok diterapkan

di SMK program produktif yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja?”,

sehingga penyelenggaraan pendidikan program produktif memiliki tingkat

relevansi yang lebih tinggi dengan kebutuhan dunia kerja. Secara lebih rinci,

pertanyaan yang dikaji adalah sebagai berikut:

1. Desain kurikulum program produktif kompetensi keahlian teknik kendaraan

ringan seperti apakah yang relevan dengan tuntutan dunia kerja?.

2. Apa faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dari desain kurikulum

yang dikembangkan?.

Page 4: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

2. TUJUAN

Makalah ini secara umum mengkaji tentang desain kurikulum program

produktif SMK pada Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang

relevan dengan tuntutan dunia kerja. Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan desain kurikulum program produktif kompetensi keahlian

teknik kendaraan ringan yang relevan dengan tuntutan dunia kerja.

2. Menemukan faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dari

desain kurikulum program produktif pada Kompetensi Keahlian Teknik

Kendaraan Ringan yang telah dikembangkan.

3. DUKUNGAN TEORI

Pengembangan kurikulum merupakan langkah dalam mengimbangi

berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, seni, psikologi, sosial politik,

ekonomi, dan lain sebagainya. Sehingga pada akhirnya dapat memberikan

gambaran mengenai arah dan tujuan dari produk kurikulum yang ada dan akan

diimplementasikan oleh implementator kurikulum. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Oliva (1992:12), bahwa “Curriculum is a product of its time, cure

and respond to changed by social forces, philosophy position, psychology

principles, educational leadership at a moment in history”. Daeng Sudirwo

(2002;5), bahwa “kurikulum SMK haruslah dapat mengantisipasi kebutuhan

tenaga kerja, sehingga lulusannya memiliki kemampuan sesuai dengan

kebutuhan dunia kerja”.

Berkaitan dengan pernyataan tersebut, mengandung makna bahwa

kurikulum itu akan dan harus berubah (adanya pengembangan) sejalan dengan

perubahan yang terjadi dalam setiap bidang kehidupan. Dasar pengembangan

kurikulum adalah untuk mengikuti perubahan sistem sosial, filosofi masyarakat,

pandangan terhadap psikologi, dan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan

pendidikan, serta dalam rangka menjalankan fungsinya kepada masyarakat.

Secara konseptual kurikulum SMK berada pada posisi model kurikulum

teknologis, Model Kurikulum teknologis atau sering juga disebut sebagai

kurikulum kompetensi, kurikulum mengarahkan pada pemuatan isi sesuai

Page 5: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

dengan tuntutan kehidupan (pekerjaan), isi kurikulum disesuaikan dengan

tututan pekerjaan hidup (life skills), mata pelajaran disusun berdasarkan

karakteristik kompetensi yang perlu dikuasai, model pembelajaran tuntas lebih

banyak digunakan pada model kurikulum ini, evaluasi pembelajaran diarahkan

pada keterampilan hidup, dan siswa dipandang sebagai calon orang dewasa.

Model-model pengembangan kurikulum yang disajikan dalam tulisan ini,

dipilih beberapa model-model yang sesuai dengan topik kajian. Pemilihan

model-model pengembangan kurikulum dikaitkan dengan pokok permasalahan

desain kurikulum program produktif di SMK khususnya pada Kompetensi

Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang bagaimana yang sesuai dengan

kebutuhan dunia kerja. Model yang disajikan diantaranya adalah model Desain

Sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi Blank, dan Model Sistematik

Romiszowski.

Model pengembangan desain sistem pelatihan berbasis kompetensi dari

Blank (1982:11), mengandung tiga unsur pokok, yaitu; pemilihan kompetensi

yang sesuai, menentukan indikator-indikator evaluasi untuk menentukan

keberhasilan pencapaian kompetensi, dan pengembangan sistem pengajaran.

Desain yang dituliskan oleh Blank (1982:26), menawarkan 12 langkah

pengembangan kurikulum, yang terbagi kedalam dua tahapan yaitu tahap

menganalisis kompetensi yang diperlukan dalam pekerjaan dan tahap

mengembangkan program pelatihan untuk membantu peserta didik dalam

menguasai kompetensi kerja sesuai dengan perangkat kompetensi yang telah

dideskripsikan. Ringkasnya langkah yang dituliskan oleh Blank di atas dapat

disederhanakan dengan: (1) merinci secara tepat apa yang harus dipelajari

siswa, (2) menyediakan pengajaran dengan kualitas yang paling baik, (3)

menolong siswa untuk dapat mempelajari setiap tugasnya sebelum melanjutkan

ke tugas berikutnya, dan kemudian (4) meminta kepada setiap peserta didik

untuk mendemonstrasikan kompetensi yang telah dicapainya.

Model sistematik Romiszowski menerapkan salah satu pendekatan sistem

(system Approach). Pendekatan sistematik dalam mengembangkan suatu

kurikulum adalah suatu pendekatan yang menitikberatkan pada struktur dan

Page 6: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

keteraturan yang direncanakan sejak awal untuk menghasilkan hal-hal yang

spesifik. Menurut Hamalik Oemar (2000:68-70), “model sistematik ini dapat

digunakan untuk mengembangkan program pendidikan kurikulum, desain

pembelajaran, dan desain program pelatihan”. Pengembangan kurikulum dalam

tulisan ini berdasarkan pada 14 langkah pengembangan kurikulum J.

Romiszowski. sebagai berikut: deskripsi tugas, analisis tugas, menetapkan

kemampuan, spesifikasi kemampuan, kebutuhan pendidikan dan latihan,

perumusan tujuan kompetensi/kemampuan, kriteria keberhasilan, organisasi dan

isi, pemilihan strategi pengajaran, uji coba program, evaluasi, implementasi

program, monitoring, dan perbaikan dan penyesuaian (feedback).

Kurikulum SMK berpusat pada subject, yaitu berupa mata pelajaran

yang terpisah pisah, yang secara logis materi yang diberikan adalah mata

pelajaran yang dianggap penting dapat mengembangkan kemampuan

matematika, fisika, bahasa, kimia (adaptif) yang diajarkan dan materi yang

berkenaan dengan emosi, seperti seni rupa, olah raga, agama (normatif),

diberikan untuk mendukung pencapaian penguasaan kompetensi kejuruan

(produktif). Implikasinya guru hendaknya merupakan orang yang menguasai

suatu cabang ilmu, ahli (a master teacher) yang bertugas membimbing untuk

memudahkan siswa menyimpulkan materi.

Pada kurikulum SMK terdapat label mata pelajaran yang terkesan

terpisah-pisah, meskipun pada kenyataannya tidak demikian. Langkah-langkah

dalam pengembangan kurikulum SMK yaitu diawali orientasi atau fokus pada

pekerjaan, kemudian dirinci kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk

mengerjakan pekerjaan tersebut, langkah selanjutnya adalah menentukan materi

atau bahan belajar yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi-kompetensi

tersebut dengan menunjukkan performance, menentukan sumber belajar dan

membuat instrumen evaluasi. Materi atau bahan belajar yang dibutuhkan tidak

ditafsirkan sebagai mata pelajaran, tetapi mata pelajaran merupakan label dari

kumpulan materi atau bahan yang dibutuhkan untuk membantu mencapai

kompetensi yang diharapkan.

Page 7: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

Pengembangan desain kurikulum SMK ditempuh dengan melakukan

langkah mengidentifikasi SKL yang telah ditetapkan oleh BSNP, kemudian

mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan mengacu

pada standar isi yang telah ditetapkan oleh BSNP, kemudian guru dan pihak-

pihak terkait merumuskan indikator pancapaian standar kompetensi dan

kompetensi dasar, menetapkan alat evaluasi (uji kompetensi), merumuskan

materi/bahan ajar, metode, media dan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan.

Senada dengan pengembangan kurikulum SMK di atas. Sukmadinata

(2004:93), merumuskan langkah penyusunan desain kurikulum SMK sebagai

berikut; 1). merumuskan tujuan, 2). merumuskan kompetensi, 3). merumuskan

pembelajaran dan bahan pembelajaran, 4). menghitung waktu pembelajaran, 5).

menentukan struktur dan sebaran mata pelajaran.

Untuk kebutuhan makalah ini, dalam proses pengembangan desain

kurikulum program produktif pada SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan

Ringan, mengacu pada 1). kebijakan yang ditetapkan Departemen Pendidikan

Nasional, 2). prosedur pengembangan kurikulum yang ditawarkan oleh

Sukmadinata (2004:93), dan kemudian dikemas dengan 3). penyusunan desain

program kurikulum sistemik dari Romiszowski, yang disederhanakan oleh

Hamalik (2000:71).

4. METODE PENGEMBANGAN

Metode yang digunakan adalah Research & Development, Borg dan Gall

(1979:624), ”education research and development is a process used to develop

and validate education product”. Pada penelitian dan pengembangan ini,

dilakukan penyederhanaan langkah menjadi tiga tahap yaitu: ”tahap studi

pendahuluan, pengembangan dan pengujian dan validasi”. Sukmadinata

(2006:184)

Validasi desain kurikulum program produktif yang dikembangkan,

peneliti melakukan dua langkah yaitu; validasi ahli sebelum desain kurikulum

tersebut diimplementasikan artinya dilakukan pada saat desain kurikulum

program produktif selesai disusun dengan mengacu kepada data hasil studi

Page 8: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

pendahuluan oleh Pembimbing Disertasi, DU/DI, Pengawas SMK, Ketua

Kompetensi, dan guru mata pelajaran program produktif dan keahlian berkaitan

dengan struktur isi kurikulum, dan kejelasan rumusan dan uraian (keterbacaan).

Kedua, validasi dilakukan setelah menempuh tahap ujicoba (terbatas dan luas).

Pada tahap ini dilakukan uji produk dan sosialisasi hasil kegiatan uji produk

yaitu menguji ”keampuhan” produk yang dihasilkan, dengan melakukan

pengujian learning package mengacu pada desain kurikulum produktif yang

dikembangkan.Teknik dan Alat Pengumpul data. Alat/ Instrumen penelitian

untuk pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan

observasi, panduan wawancara, kuisioner, instrument tes, dan panduan studi

dokumentasi.

Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data yang

bersifat kualitas dianalisis secara deskriptif kualitatif. Sementara itu data yang

bersifat kuantitatif dianalisis secara deskripstif kuantitatif dengan perhitungan

rerata dan persentase uji statistik.

5. PENGEMBANGAN KURIKULUM DENGAN MODEL SISTEMIK

Desain kurikulum program produktif SMK pada Kompetensi Keahlian

Teknik Kendaraan Ringan yang dikembangkan, dihasilkan melalui (1) analisis

potensi yang ada di SMK, (2) menganilisis peluang dan tantangan yang ada pada

dunia kerja, dan (3) menganalisis standar kompetensi lulusan dan SKKD. Isi

kurikulum diorganisasikan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi.

Pendekatan berbasis kompetensi dimaksudkan bahwa kurikulum harus memuat

materi pembelajaran yang benar-benar dibutuhkan untuk mencapai kompetensi

sebagaimana yang tuntutan kompetensi pekerjaan dipersyaratkan dunia kerja.

Komponen tujuan dalam desain kurikulum program produktif dituliskan secara

sistematis mulai dari tujuan umum SMK dan tujuan khusus SMK sebagai salah

satu dari satuan pendidikan tingkat menengah, dan lebih spesifik dituliskan

tujuan yang harus dicapai oleh Kompetensi Keahlian dalam hal ini adalah

Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Page 9: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

Lingkup Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan ditekankan

pada bidang penguasaan kompetensi pekerjaan jasa perawatan dan perbaikan

lingkup pekerjaan bagi lulusan yang relevan sebagai teknisi/mekanik, pelayanan

suku cadang, operator teknisi perakitan/ teknisi produksi. Berdasarkan lingkup

kompetensi keahlian di atas, dirumuskan standar kompetensi lulusan (SKL)

mengacu pada BSNP yang terbagi pada SKL kompetensi umum dan SKL

kompetensi kejuruan. Kedua SKL tersebut dijabarkan ke dalam standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh lulusan Kompetensi

Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dengan mengacu pada dokumen Spektrum

Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan Tahun 2008 yang terdiri dari 26

standar kompetensi dan 96 kompetensi dasar.

Struktur kurikulum program produktif dan substansi kajian

diorganisasikan dengan sistem paket-paket pembelajaran yang dipelajari secara

mandiri dan tuntas, melalui pengorganisasian tersebut siswa dapat mengambil

paket pembelajaran yang benar-benar diminatinya secara tuntas untuk kemudian

setelah melewati mekanisme uji kompetensi siswa dapat bekerja sesuai dengan

kompetensi pekerjaan yang telah dikuasainya. Kemudian, melalui struktur

kurikulum program produktif yang dikembangkan dapat melayani warga

masyarakat yang berminat mempelajari secara parsial (non-reguler) berdasarkan

paket pembelajaran yang ditawarkan di sekolah.

Kompetensi dikelompokkan dalam paket-paket pembelajaran untuk

memfasilitasi belajar sesuai dengan minat siswa dan sebagai antisipasi

pelaksanaan multy entry- multy exit. Beban belajar ditetapkan berdasarkan

sebaran kompetensi per paket pembelajaran. Metoda pembelajaran yang

digunakan diawali mengenalkan secara keseluruhan kemudian mempelajari

bagian-bagian. Sistem evaluasi dilakukan dengan memberikan penilaian

terhadap aspek penguasaan pengetahuan, sikap, dan kemampuan praktik kerja,

penilaian ditekankan untuk mendeskripsikan hasil belajar pada aspek sikap dan

kemampuan kerja siswa.

Penjabaran kurikulum secara operasional dengan menerapkan desain

kurikulum sistemik dari J. Romiszowski, yaitu sebagai berikut:

Page 10: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

Rumusan Tujuan Diklat

Organisasi Isi dan Sumber Belajar

Penetapan Strategi Pembelajaran

Strategi Bimbingan

Implementasi Program

Monitoring

Evaluasi

Menyusun Kriteria Keberhasilan

Perbaikan dan Penyesuaian

Deskripsi Tugas

Analisis Tugas

Analisi Kebutuhan Diklat

Kemampuan Akhir

Ujicoba Program

Spesifikasi Kemampuan(Skills, Knowledge, dan Attitudes)

( Model Sistemik Romiszowski 1981:20)

Diagram Alur Pengembangan Kurikulum Program ProduktifModel Sistemik

Page 11: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

Perkembangan desain kurikulum yang dihasilkan, dimana faktor

pembedanya terdapat aspek tujuan yang ditambahkan adanya penulisan rumusan

tujuan SMK, tujuan kompetensi keahlian, dan penulisan standar kompetensi

lulusan. Penetepan SK/KD mengacu pada spektrum kompetensi keahlian.

Dituliskan rumusan analisis jenis pekerjaan berdasarkan struktur jenis pekerjaan

yang ada di industri dalam hal ini struktur pekerjaan seorang mekanik, berikut

dengan perincian tugas-tugas mengacu pada tugas-tugas tuntutan pekerjaan

seorang mekanik. Jenis kompetensi yang harus dikuasai mencakup kemampuan

pengetahuan kerja, sikap kerja, dan performansi pekerjaan serta dirumuskan

dalam aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan, jumlah kompetensi yang

digunakan mengacu pada spektrum kompetensi keahlian.

Desain kurikulum program produktif pada SMK Kompetensi Keahlian

Teknik Kendaraan Ringan dihasilkan melalui serangkaian kegiatan diskusi

mendalam pada Focus Discussion Group (FDG). FGD beranggotakan peneliti,

guru produktif, ketua kompetensi keahlian, dan Pihak DU/DI. Tugas FGD

tersebut pada tahap awal adalah untuk penyiapan dan penyusunan draft, reviu

dan revisi, serta finalisasi draft kurikulum program produktif.

Perkembangan sosok desain kurikulum program produktif yang

dikembangkan disarikan dalam tabel di bawah ini:

Page 12: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

Tabel 1

Perkembangan Sosok Konstruks Desain Kurikulum Program Produktif SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

NO

ASPEK DRAFT 1 DRAFT 2 DRAFT 3/ FINAL

1 Tujuan berdasarkan struktur pekerjaan

Lebih spesifik pada rumusan tujuan pada komponen tugas

sesuai komponen tugas pekerjaan mengacu standar kompetensi lulusan

2 Isi (Penetepan SK/KD):

Kurikulum SMK Tahun 2004 Kombinasi antara spektrum dan kurikulum SMK Tahun 2004

Spektrum Kompetensi Keahlian

a Jenis Pekerjaan, Berdasarkan karakteristik mata pelajaran program produktif

Berdasarkan karakteristik dan tuntutan kompetensi pada mata pelajaran

disesuaikan struktur jenis pekerjaan yang ada di industri (struktur pekerjaan mekanik)

b Tugas-Tugas, Mengacu pada tugas-tugas sesuai struktur pekerjaan

Mengacu pada tugas-tugas sesuai dengan tuntutan struktur pekerjaan

tugas-tugas dijabarkan sesuai dengan tuntutan struktur pekerjaan

c Jenis Kompetensi,

Mencakup kemampuan pengetahuan kerja, sikap kerja, dan performansi pekerjaan

Mencakup kemampuan pengetahuan kerja, sikap kerja, dan performansi pekerjaan

Mencakup kemampuan pengetahuan kerja, sikap kerja, dan performansi pekerjaan

d Jumlah Kompetensi

Mengacu pada spektrum kompetensi keahlian

Mengacu pada spektrum kompetensi keahlian

Mengacu pada spektrum kompetensi keahlian

e Rumusan Kompetensi

Dirumuskan dalam aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan

Dirumuskan dalam aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan

Dirumuskan dalam aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan

f Pengelompokkan Kompetensi dikelompokkan Kompetensi dikelompokkan Pengelompokkan kompetensi di

15

Page 13: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

kompetensi dalam

pada rumpun mata pelajaran disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dapat dilakukan pada setiap rumpun mata pelajaran.

masukan dalam paket-paket pembelajaran untuk memfasilitasi belajar sesuai dengan minat

g Sebaran Kompetensi

Mata pelajaran kompetensi dasar dipusatkan pada tingkat I dan Mata pelajaran kompetensi kejuruan disebar mulai tingkat II

Pada tingkat I sudah mulai diperkenalkan kompetensi kejuruan sebagai implementasi harapan siswa tingkat I praktik di bengkel kerja otomotif

Pada tingkat I sudah mulai diperkenalkan kompetensi kejuruan sebagai antisipasi pelaksanaan multy entry multy exit

3 Metoda mempelajari bagian-bagian untuk setiap kompetensi yang dipelajari

Mulai dari mengenalkan secara keseluruhan kemudian mempelajari bagian-bagian untuk setiap kompetensi

Mulai dari mengenalkan secara keseluruhan kemudian mempelajari bagian-bagian untuk setiap kompetensi

4 Evaluasi Pembobotan nilai ditekankan pada aspek sikap dan kemampuan kerja

Memberikan penilaian pada penguasaan aspek pengetahuan, sikap, dan kemampuan praktik kerja. Pembobotan nilai ditekankan pada kemampuan kerja

Memberikan penilaian dengan bobot pada penguasaan aspek pengetahuan, sikap, dan kemampuan praktik kerja. Pembobotan nilai ditekankan pada sikap dan kemampuan kerja

Page 14: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

6. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai sosok desain kurikulum yang

dihasilkan, terdapat beberapa faktor yang mendukung terhadap kurikulum

program produktif SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang

telah dihasilkan dengan menggunakan model sistemik, baik dari aspek proses

penyusunannya maupun dari desainnya itu sendiri, yaitu antara lain :

1) Dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan tuntutan kerja dan kesiapan

sekolah.

2) Pengembangan kurikulum ditempuh dengan tahapan: merumuskan tuntutan

pekerjaan, tujuan ditetapkan berdasarkan SKL dan SKKD, penetapan nama

mata pelajaran berdasarkan karakteristik kompetensi, penetapan waktu dan

jumlah jam pelajaran disesuaikan dengan pembobotan pencapaian

kompetensi, rumusan silabus dan RPP disesuaikan dengan kebijakan yang

ada di sekolah, media/metode pembelajaran dapat disesuaikan dengan

perhitungan rasio siswa dan ketersediaan sara pembelajaran khususnya sarana

pembelajaran praktik; dan sistem evaluasi mengintegrasikan pengukuran

kognitif, afeksi dan psikomotorik untuk mengukur kemampuan kerja siswa.

3) Memungkinkan adanya pengembangan kelompok mata pelajaran baru yang

nama mata pelajarannya kurang dikenal dalam kurikulum-kurikulum

sebelumnya.

4) Silabus berisi informasi yang lengkap tentang mata pelajaran membawa

dampak pada pembelajaran yang sistematik.

5) Kejelasan materi apa yang akan disampaikan dapat menuntun siswa untuk

lebih siap belajar dengan memberikan gambaran tentang apa dan bagaimana

proses pembelajaran yang akan dilalui.

Sedangkan faktor yang menjadi penghambat dari kurikulum program

produktif yang dihasilkan, antara lain :

1) Memerlukan cukup banyak waktu untuk menggali informasi dan merumuskan

kompetensi yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan para lulusan dan

tuntutan DU/DI.

Page 15: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

2) Sulitnya membentuk tim yang solid dan menguasai materi secara teori dan

praktik yang berperan sebagai pengembangan kurikulum

3) Keterlibatan DU/DI dalam penyusunan kurikulum sejak awal merupakan

keharusan, sedangkan DU/DI memiliki jadwal kerja yang padat sehingga

memerlukan tim pengembang kurikulum yang aktif dan kreatif.

4) Penyusunan silabus yang berisi gambaran lebih menyeluruh tentang paket

pembelajaran (mata pelajaran) yang dikembangkan memerlukan waktu

penyusunan dan pemikiran yang lebih menguras tenaga.

5) Penyusunan kurikulum memerlukan waktu yang luang, tenaga yang banyak,

dan biaya yang besar.

6) Beragamnya ketersediaan sarana penunjang pembelajaran praktik yang kurang

sesuai baik dari segi kuantitasnya dibandingkan dengan jumlah rombongan

belajar dan kualitasnya (spesifikasi) dibandingkan dengan perkembangan

teknologi saat ini.

7. SIMPULAN DAN PENUTUP

Simpulan mengenai sosok desain kurikulum yang dikembangkan. Sosok

desain kurikulum memuat rasionalisasi penyusunan desain kurikulum program

produktif, rumusan tujuan sesuai dengan cakupan kompetensi kerja Kompetensi

Keahlian Teknik Kendaraan Ringan mengacu pada spektrum kompetensi

keahlian Tahun 2008. Struktur kompetensi lebih spesifik diuraikan pada jenis-

jenis pekerjaan yang ada di tempat kerja sesuai dengan payung kelompok mata

pelajarannya, melalui penawaran paket-paket pembelajaran sesuai dengan jenis

pekerjaan yang ingin dikuasai.

Faktor-faktor pendukung desain kurikulum yang dikembangkan, antara

lain : dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan kerja dan kesiapan sekolah,

prosedur pengembangan ditempuh mengacu pada dasar teori, kebijakan, dan

kondisi empirik, memungkinkan adanya pengembangan secara berkelanjutan,

silabus berisi informasi yang lengkap sistematik, dan urutan materi yang jelas.

Sedangkan faktor penghambatnya adalah memerlukan cukup banyak waktu dan

biaya, sulitnya membentuk tim yang solid dan menguasai materi secara teori dan

Page 16: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

praktik yang berperan sebagai pengembangan kurikulum dan sulitnya

melibatkan DU/DI dalam penyusunan kurikulum sejak awal, dan beragamnya

ketersediaan sarana penunjang pembelajaran praktik yang ada di sekolah.

Berdasarkan hasil kajian berkenaan dengan pengembangan desain

kurikulum yang telah dikembangkan, terdapat beberapa hal yang perlu menjadi

perhatian bersama sesama para pengembang kurikulum yaitu;

a. Pengembangan kurikulum SMK program produktif akan efektif apabila

melibatkan pihak sekolah, dan pihak industri secara sinergis.

b. Pengembangan kurikulum program produktif harus memahami dan

memiliki pengalaman kerja di industri sehingga dapat mengembangkan

kurikulum sesuai dengan kebutuhan pekerjaan di industri.

c. Pengembang kurikulum harus memahami prosedur pengembangan

kurikulum dan menggunakan acuan model/desain pengembangan

kurikulum yang teruji baik secara teoritik maupun secara praktik.

d. Implementasi kurikulum SMK program produktif akan efektif apabila

didukung dengan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran

dan didukung sarana pembelajaran yang sesuai rencana pembelajaran.

e. Evaluasi pembelajaran tidak hanya menekankan pada hasil tetapi juga

pada proses belajar, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

f. Pengakuan hasil belajar siswa oleh pihak dunia kerja perlu menjadi agenda

dalam pengelolaan SMK melalui kegiatan UJK atau program sertifikasi

kompetensi dari industri atau asosiasi profesi.

Page 17: Isi Makalah Pengemb Kuri Sistemik

DAFTAR PUSTAKA

Blank, E. (1982). Handbook for Developing Competency-Based Training Programs: New Jersey. Prentice-Hall Inc.

Bukit, M. (1997). Implementasi Pendidikan Sistem Ganda Sebagai Pembaruan Kurikulum: Disertasi Doktor pada PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Deborah, B. (1998). Vocational Education’s Image for the 21 st Century. [On-line]. Tersedia: http://www.ericdigest.org/1999-2/21st.

Djohar, A. (2003). Pengembangan Model Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Kejuruan: Studi pada SMK Program Keahlian Teknik Mesin Perkakas:

Ellibeee, M (1997). A Grounded Theory of Essential Attributes of Quality Education-for-work Curriculum, Journal of Vocational Education Volume 22, No.1 1997.

Finch & Crunkilton (1999). “Curriculum development in Vocational and Technical Education”: Boston. Allyn and Bacon.

Hamalik. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Said Hamid. (2004). “Implementasi Kurikulum dan Guru”: Jurnal Inovasi Kurikulum. Hipkin. 01, (1), 1-9

Imel, Susan. (1990). Vocational Education Performance Standards. [On-line]. Tersedia: http://www.ericdigests.org/pre-9215/vocational.htm

(10 Januari 2008).Kerka, Sandar. (1998). Competency Based Education and Training. [On-line].

Tersedia: http://www.cete.org/acve/docgen.asp?tbl=mr&ID=65 Kerka, Sandra. (1992). Higher Order Thinking Skills in Vocational Education.

[On-line]. http://www.ericae.net/edo/ed350487.htm (5 Desember 2007).McAshan. (1979). Competency-Based Education and Behavioral Objectives.

USA: Educational Technology Publication.Miller-Seller. (1985). Curriculum Perspectives and Practice. Longman: New

York&London.Mukhidin. (2002). “Strategi Pengembangan Peningkatan Mutu SMK di Jawa

Barat.” : Jurnal Mimbar Pendidikan. 03 (XXI), 27-30.Naylor, M. (1989). Retaining At-Risk Students in Career and Vocational.

Terdapat di [On-line]. http://www.ericdigests.org/pre-9212/risk.htm Oliva. F.P. (1992). Developing the Curriculum. United States: HarperCollins.Ramlee and Ruhizan. 2006. “A Comparative Study Of Technical Vocational

Education And Training In The Asia Pasific”: Journal of The Comparative Education Society of Asia (COMPARE).

Romiszowski. (1981). Designing Instructional System. New York: Nichols Publishing.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Sukmadinata. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma Karya.

Supriadi, D. (Eds) (2002), Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan Di Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Dikmenum dan Dikmenjur.