teknologi pengemb pangfung

81
Minggu ke- Materi PJ 1 Pendahuluan (hubungan pangan fungsional dan kesehatan) NSP 2 Peranan fisiologis pangan fungsional pada sistem imun NSP 3 Peranan karbohidrat yang tidak dapat dicerna (dietary fiber, resistant stach, oligosakarida (NDOS) terhadap FRZ 3 fiber, resistant stach, oligosakarida (NDOS) terhadap kesehatan : Pre- dan Probiotik FRZ 4 Peranan asam amino, peptida dan protein terhadap kesehatan: Functional Dairy Product NSP 5 Peranan lemak dan minyak terhadap kesehatan: biota laut. FRZ 6 Komponen fitonutrien untuk pengembangan pangan fungsional dan/atau suplemen diet: peranan antioksidan non-gizi (polyphenol, isoprenoid, flavonoid, isoflavon, lycopene, etc). NSP 7 Komponen fitonutrien untuk pengembangan pangan fungsional dan/atau suplemen diet: peranan antioksidan gizi ( β -karoten, α -tokoferol dll) NSP

Upload: marifa16

Post on 04-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tentang pengembangan pangan fugsional

TRANSCRIPT

  • Mingguke- Materi PJ

    1 Pendahuluan (hubungan pangan fungsional dan kesehatan) NSP

    2 Peranan fisiologis pangan fungsional pada sistem imun NSP

    3Peranan karbohidrat yang tidak dapat dicerna (dietary fiber, resistant stach, oligosakarida (NDOS) terhadap FRZ

    3 fiber, resistant stach, oligosakarida (NDOS) terhadapkesehatan : Pre- dan Probiotik

    FRZ

    4 Peranan asam amino, peptida dan protein terhadap kesehatan: Functional Dairy Product NSP

    5 Peranan lemak dan minyak terhadap kesehatan: biota laut. FRZ

    6Komponen fitonutrien untuk pengembangan panganfungsional dan/atau suplemen diet: peranan antioksidannon-gizi (polyphenol, isoprenoid, flavonoid, isoflavon, lycopene, etc).

    NSP

    7Komponen fitonutrien untuk pengembangan panganfungsional dan/atau suplemen diet: peranan antioksidangizi (-karoten, -tokoferol dll)

    NSP

  • Mingguke- Materi PJ

    8 Produk Indigenous Sebagai Pangan Fungsional FRZ

    9 Produk serealia dan kacang-kacangan (kedelai) sebagai pangan fungsional FRZ10 Fortifikasi Pangan Fungsional: vitamin and mineral FRZ

    10 Fortifikasi Pangan Fungsional: vitamin and mineral FRZ

    11 Teknologi Pengembangan Produk PanganFungsional NSP

    12 Keamanan dan Regulasi Produk PanganFungsional FRZ

    13 Presentasi Tugas NSP

    14 Presentasi Tugas FRZNSP: Dr Ir Nurheni Sri Palupi, MSiFRZ: Prof Dr Ir Fransiska R Zakaria, MSc

  • Desain (perancangan) dan pengembangan pangan fungsional isu penting

    Tantangan ilmiah keterkaitan

    Tantangan ilmiah keterkaitan antara ilmu pengetahuan dasar dan fungsi komponen pangan dalam meningkatkan status kesehatan

  • Pendekatan diarahkan pada landasan keilmuan mengenai fungsinya

    hubungan antara pangan dan kesehatan

    hubungan antara pangan dan kesehatan

    Penekanan - efek komponen pangan yang telah diidentifikasi dan dikarakterisasi dengan baik, terhadap target fungsi dalam tubuh yang mendukung isu kesehatan.

  • Strategi pengembangan pangan fungsional

    Diperlukan pengetahuan dasar di bidang gizi dan ilmu biologi.

    Misal: mekanisme potensi pangan fungsional atau komponen pangan fungsional dalam memodulasi target fungsi yang berhubungan dengan peningkatan status

    fungsi yang berhubungan dengan peningkatan status kesehatan atau penurunan risiko terhadap penyakit.

    Data epidemologi sangat berguna: data yang secara statistik sahih dan secara biologis menunjukkan adanya hubungan antara asupan komponen pangan tertentu dengan status kesehatan.

  • Food IdentificationMechanism Function

    Functional effect

    Strategi pengembangan pangan fungsional

    Enhanced function

    Functional effect

    Claim

    Hypothesis-driven human nutrition studies

    Disease risk reduction

  • Strategi pengembangan pangan fungsional

    Pengembangan pangan fungsional bergantung pada pengukuran/pengujian markers atau penanda.

    Diperlukan identifikasi dan validasi marker untuk mengetahui perkiraan nilai atau konsentrasi yang potensial bermanfaat terhadap target fungsi atau risiko penyakit tertentu.

    Marker yang berhubungan dengan peristiwa adalah indicators

    Marker yang berhubungan dengan peristiwa adalah indicators sedangkan marker yang menunjukkan bahan yang secara langsung terlibat di dalam proses disebut factors.

    Ketika dihubungkan dengan risiko penyakit, baik indikator maupun faktor pada beberapa hal ekuivalen dengan marker pengganti yang didefinisikan sebagai hasil atau indeks observasi biologis, yang menggambarkan perkembangan penyakit kronis.

  • Strategi pengembangan pangan fungsional

    Marker harus feasible (dapat dikerjakan), valid(benar, sahih), reproducible (dapat diulang), sensitif dan spesifik.

    Marker secara alami dapat bersifat biokimiawi,

    Marker secara alami dapat bersifat biokimiawi, fisiologis, behavioral (perilaku) atau psikologis

    Dalam beberapa kasus, sekumpulan marker kemungkinan dibutuhkan untuk menyusun keputusan dari beberapa uji.

  • Marker untuk pengembangan pangan fungsional

    Marker Paparan

    Perbaikan StatusKebugaran &Kandungan retinol dalam darah

    Konsumsi PFMarker Target Fungsi/

    Respon Biologis

    Marker Titik Akhir

    Kebugaran &Kesehatan

    Menurunan Risikoterhadap Penyakit

    atau

    Perubahan hormon, enzim, protein spesifik dsb

    Tekanan darah, ketegangan (stres)

  • Markers: kunci pengembangan pangan fungsional

    Studi paparan komponen pangan melalui pengukuran konsentrasi komponen pangan atau metabolitnya dalam serum, feses, urin atau pada level jaringan, atau

    Marker tersebut, sebagian besar masih memerlukan identifikasi dan validasi, dan berhubungan dengan:

    serum, feses, urin atau pada level jaringan, atau konsentrasi molekul endogenus yang secara langsung dipengaruhi oleh konsumsi komponen pangan.

    Target fungsi atau respon biologis seperti perubahan konsentrasi metabolit, protein spesifik, enzim, hormon dan sebagainya dalam serum atau cairan tubuh yang lain.

    Kedua marker pertama ini berupa indikator (peristiwa) dan faktor (proses).

  • Titik akhir yang mempengaruhi peningkatan status kesehatan dan/atau penurunan risiko terhadap penyakit. Marker semacam ini

    Markers: kunci pengembangan pangan fungsional

    penyakit. Marker semacam ini merupakan faktor (proses), bukan indikator (peristiwa).

    Studi kepekaan individual dalam mengontrol metabolisme dan/atau efek komponen pangan (tekanan darah, ketegangan/stres).

  • Untuk mengembangkan marker lebih jauh, review literatur ilmiah akan menjadi penting untuk melakukan identifikasi, definisi dan karakterisasi marker yang potensial.

    Dasar pengetahuan ilmiah tentang marker yang

    Markers: kunci pengembangan pangan fungsional

    Dasar pengetahuan ilmiah tentang marker yang diperoleh selanjutnya dievaluasi.

    Tahap selanjutnya adalah penilaian relevansinya terhadap fungsi fisiologis dalam meningkatkan kebugaran dan kesehatan serta penurunan risiko terserang penyakit.

  • Validasi perlu dilakukan baik terhadap metodologi maupun fungsi biologinya.

    Klasifikasi sebagai indikator (peristiwa) atau faktor (proses) harus ditentukan dan modulasi komponen pangan yang potensial harus

    Markers: kunci pengembangan pangan fungsional

    komponen pangan yang potensial harus didemonstrasikan.

    Teknik baru seperti biologi molekuler dan seluler dapat digunakan untuk identifikasi kelompok target yang akan mendapat manfaat dari konsumsi pangan fungsional tertentu.

  • Meningkatnya penerimaan publik tentang manfaat zat gizi terhadap kesehatan; serta tumbuhnya pasar pangan fungsional, menimbulkan pertanyaan bagaimana mengomunikasikan kelebihan beberapa bahan pangan tertentu menjadi sangat penting.

    Komunikasi Klaim Fungsional

    Komunikasi tentang manfaat kesehatan kepada publik, melalui perantara seperti profesional kesehatan, edukator, media dan industri pangan,merupakan elemen penting dalam meningkatkan kesehatan publik dan pengembangan pangan fungsional.

  • Menghindarkan masalah yang berhubungan dengan keresahan konsumen terhadap pesan (klaim) kesehatan.

    Terdapat beberapa bentuk komunikasi terkait

    Komunikasi Klaim Fungsional

    Terdapat beberapa bentuk komunikasi terkait dengan klaim:

    pernyataan langsung pada label atau kemasan produk pangan, atau secara tidak langsung melalui media informasi sekunder;

    melalui kegiatan diskusi atau seminar.

  • Produk pangan harus mengikuti ketentuan FDA untuk mencantumkan klaim kesehatan. Disqualifying Nutrient Levels: tidak boleh

    melebihi kandungan zat gizi tertentu.

    Specific Nutrient Levels: memberikan kebutuhan zat gizi tetentu untuk setiap klaim kesehatan.

    10% Daily Value Level: Harus mengandung sekurang-kurangnya 10% Daily Value untuk satu atau lebih zat gizi; protein, dietary fiber, vitamin A, vitamin C, calcium or iron.

  • !"

    !"#$

    ! !%$"

    "$&"$"!'"! %"$

    "$&"$"!'"! %"$

    !$(' $$&%$"!

    "$&'$! $

  • !"

    $ "$#$! ")

    '$")!*"! $+

    $")*")!$#$! "

    "%" "'$)#$" $&

    "%" "'$)#$" $&

    '$)!$(' $$&%$"

    !+

    $"!*"! $+

    "!$"!' "

  • !"

    $!""%! &+

    '$'$,%"!

    %$"!+

    ""$!#"""$

    !%$"!+

    $"!%$"!+

  • Dasar ilmiah harus tetap ditegakkan atau dikemukakan;

    Komunikasi tentang manfaat pangan fungsional terhadap kesehatan dan efek fisiologis yang lain menjadi tantangan:

    Komunikasi Klaim Fungsional

    dikemukakan; Pesan klaim harus masuk akal, obyektif

    dan terbukti nyata; dan Fakta-fakta atau bukti harus konsisten,

    memungkinkan untuk distandarisasi dan masuk akal.

  • Komunikasi di bidang gizi pada umumnya berasal dari berbagai sumber yang kadangkala kontradiktif, dan menimbulkan informasi yang kacau atau

    Komunikasi Klaim Fungsional

    menimbulkan informasi yang kacau atau membingungkan.

    Informasi yang membingungkan akan menyesatkan dan secara mudah akan terjadi mis-informasi.

  • Komunikasi Klaim Fungsional

    ScientistsPublic

    authorities

    Industry

    Chaotic

    Media Consumerorganisation

    Others

    Chaoticinformation?

    Tantangan komunikasi dalampengembangan pangan fungsional

  • "!

  • Tiga ilustrasi konsep pangan fungsional. Fokus pada fungsi terhadap tiga target utama yang

    berhubungan dengan manfaat bagi kesehatan serta penurunan risiko penyakit.

    Merupakan ringkasan dan kesimpulan hasil review

    Studi Kasus

    Merupakan ringkasan dan kesimpulan hasil review kelompok ahli terhadap literatur yang dipublikasikan untuk memberikan dasar ilmiah mengenai fungsi spesifiknya di dalam tubuh;

    Para ahli mengidentifikasi dan mereview fungsi modulasi komponen pangan dan menilai secara kritis dasar ilmiahnya untuk menunjukkan bukti bahwa zat gizi tertentu berpengaruh positif terhadap target fungsinya.

  • Target fungsi gastrointestinal adalah keseimbangan mikroflora dan gut associated lymphoid tissue (GALT) yang optimal 70% sistem imun tubuh.

    Keduanya relevan dengan kondisi kesehatan dan penurunan risiko terhadap penyakit.

    1 Gastrointestinal functions

    penurunan risiko terhadap penyakit. Mikroflora kolon merupakan ekosistem yang kompleks.

    Fungsinya merupakan cerminan hasil kerja mikroba yang berinteraksi dengan GALT.

    Berkontribusi untuk menyimpan energi dan menghasilkanproduk metabolisme akhir seperti short chain fatty acids(SCFAs) yang berperan dalam diferensiasi sel, proliferasi sel dan regulasi proses metabolisme.

  • Kelompok bakteri yang potensial mendukung kesehatan terutama dari kelompok bifidobakteri dan laktobasili, harus dipertahankan keberadaannya dalam tubuh.

    Perubahan komposisi mikroflora dalam feses, dapat ditentukan dengan marker yang ditemukan dalam sisa

    ditentukan dengan marker yang ditemukan dalam sisa mikrobiota kolon, dapat digunakan sebagai marker (indikator dan faktor) yang menentukan fungsi usus.

    Marker tersebut berperan sebagai penanda adanya infeksi gastrointestinal dan diare, gejala iritasi usus, inflamasi usus dan kanker usus.

  • Probiotik (misal: lactobacilli atau bifidobacteria) dan prebiotik (seperti inulin chicory dan hidrolisatnya-oligofruktosa) merupakan konsep mutakhir di bidang gizi yang telah dan akan terus berkembang dalam mendukung pengembangan pangan fungsional dengan target fungsi dalam usus.Efeknya meliputi:

    Efeknya meliputi: stimulasi aktivitas GALT (mis peningkatan respon IgA, produksi sitokin); reduksi waktu terjadinya infeksi oleh virus; perubahan komposisi flora feses untuk meningkatkan atau

    mempertahankan agar komposisi bifidobakteri dan/atau laktobasili jumlahnya dominan, keadaan yang diinginkan misalnya:

    meningkatkan masa fekal (stool bulking) dan frekuensi BAB; meningkatkan bioavalilabilitas kalsium melalui penyerapan dalam

    kolon (misal: inulin).

  • Pembentukan reactive oxidative species (ROS) pada umumnya terjadi pada setiap organisme aerob, baik selama perkembangan dan fungsi normal, maupun karena adanya perubahan patologis.

    ROS dapat merusak makromolekul penting seperti DNA, lipid dan protein melalui tahap inisiasi dan promosi dalam reaksi oksidatif.

    Reaksi biokimia ini banyak terlibat dalam bermacam-macam proses

    2 Pertahanan melawan ROS

    Reaksi biokimia ini banyak terlibat dalam bermacam-macam proses patologis seperti katarak, kanker, kardiovaskuler, arthritis dan kondisi neurodegeneratif.

    ROS berperan penting dalam regulasi ekspresi gen dan berpartisipasi dalam pensinyalan sel.

    Mempertahankan keseimbangan antara produksi dan destruksi ROS merupakan faktor penentu kondisi kebugaran dan kesehatan serta berperan dalam mengurangi risiko terhadap penyakit.

  • #$

    The oxidative stress leads to the aging of body.

    Antioxidant

    ROS

  • pemeliharaan struktur dan fungsi aktivitas DNA dapat dievaluasi dengan mengukur keutuhan DNA (COMET assay), kerusakan basa DNA (mis 8-OH-desoxyguanine) atau ekspresi gen spesifik;

    pemeliharaan struktur dan fungsi keutuhan sirkulasi lipoprotein

    Contoh target fungsi untuk pengembangan pangan fungsional dalam upaya untuk mempertahankan keseimbangan:

    pemeliharaan struktur dan fungsi keutuhan sirkulasi lipoprotein dengan mengukur baik hidrogenperoksida lipid atau derivatnya (mis malonaldehid) atau oksidasi low-density-lipoproteins dalam plasma;

    pemeliharaan struktur dan fungsi keutuhan protein. Pangan fungsional utama untuk menyeimbangkan kembali proses

    oksidatif: vitamins (terutama tokoferol, asam askorbat dan karotenoid); polifenol seperti flavonoid.

  • 3 Psychological and behavioural functions

    Beberapa pangan atau komponen pangan memberikan fungsi penting dengan mengubah suasana hati (mood) atau kondisi mental. Komponen pangan ini akan lebih terlibat dalam membangun rasa feeling well dibandingkan being well.Target fungsi beberapa pangan atau komponen pangan adalah: selera (appetite), tingkat kekenyangan (satiation) dan kepuasan (satiety).

    Skala analogi visual untuk mengevaluasi sensasi subyektif seperti rasa lapar, selera makan dan tingkat kekenyangan; atau

    Penilaian secara kuantitatif terhadap asupan energi atau gizi;

    Marker (indikator penilai) yang paling banyak digunakan adalah:

  • Kemampuan kognitif dengan marker berupa reaksi terhadap stimulus tunggal atau kompleks;

    Suasana hati dan vitalitas yang difokuskan pada perilaku seperti tidur dan melakukan kegiatan, perasaan tegang, tenang, kantuk; yang dinilai baik secara subyektif (mis menggunakan kuesioner) atau secara obyektif (mis

    menggunakan kuesioner) atau secara obyektif (mis menggunakan pengukur elektrofisiologis);

    manajemen stres dan dis-stres berdasarkan perubahan dalam marker fisiologis seperti kecepatan denyut jantung, tekanan darah, katekolamin darah, tingkat opioid darah.

  • Modulasi asupan zat gizi terutama melalui substitusi (subtitusi lemak dsb);

    Pengembangan pangan fungsioanl untuk memberikan manfaat terhadap perilaku dan fungsi psikologis yang telah dan akan dilakukan berhubungan dengan:

    Menggunakan komponen seperti kopi dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif;

    Menggunakan asam amino spesifik seperti triptofan atau tirosin untuk mengurangi kesulitan tidur dan menyebabkan rasa kantuk;

    Aktivasi opioids (-endorphins) endogen untuk mengurangi rasa sakit.

  • Teknologi Pangan dan Peranannya dalam Pengembangan Pangan Fungsional

    Dari sudut pandang pengolahan pangan, pengembangan pangan fungsional sering membutuhkan tingkat kompleksitas dan monitoring proses yang tinggi karena hal-

    Bahan baku baru, termasuk yang diproduksi secara bioteknologi; Munculnya teknologi termal dan non-termal; isu keamanan baru; Integrasi keseluruhan rantai pangan secara utuh terutama untuk

    menjamin stabilitas sifat fungsionalnya dalam pengawetan dan/atau penyimpanan.

    hal berikut harus benar-benar dipehatikan:

  • Kreasi/penciptaan komponen pangan baru dengan bahan baku tradisional atau baru yang dapat menambah atau meningkatkan fungsionalnya.

    Area utama yang merupakan tantangan teknologi adalah:

    meningkatkan fungsionalnya. Contoh beberapa tantangan:

    Modifikasi secara genetik, Penggunaan bahan alami yang masih sedikit digunakan

    atau yang belum biasa digunakan (mis algae, seaweeds), Pengembangan bioreaktor berdasarkan enzim-enzim

    yang diimobilisasi dan mikroorganisme hidup.

  • Optimisasi komponen fungsional dalam bahan baku atau produk pangan untuk: menjamin khasiat tetap maksimal selama penyimpanan, memodifikasi fungsi, dan meningkatkan bioavalabilitasnya.

    Contoh tantangan: Pengembangan teknik processing, Menggunakan kontrol atau modifikasi atmosfer, Menggunakan tekanan hidrostatik,

  • Monitoring efektif, sepanjang rantai pangan utuh, jumlah dan fungsionalitas komponennya dalam bahan mentah atau produk pangan.

    Contoh tantangan:

    Memonitor viabilitas dan produktivitas mikroba untuk fungsi probiotik,

    Mengembangkan marker sensitif untuk merekam adanya perubahan dan interaksi dengan komponen pangan selama pengolahan, terutama fermentasi.

  • PENGEMBANGAN PRODUK PANGAN FUNGSIONAL INSTAN

    BERBASIS ANTIOKSIDAN

    YD Suratno, M Astawan, NS Palupi

  • LATAR BELAKANG

    Setiap manusia, perlahan tapi pasti

    Penurunan fungsi tubuh(anatomi, biokimiawi, keseimbangan hormonal dll)

    Degenerasi sel penyakit degeneratif (DM, PJK, stroke, atherosklerosis, hipertensi dll)

  • Proses Menua dan Penyakit Degeneratif

    Endogenus : oksidasiEndogenus : oksidasi--respirasirespirasiEksogenus : polusi, radiasi, bahan kimiaEksogenus : polusi, radiasi, bahan kimiaTeori radikal bebas

  • Usia Biologis > Usia KronologisGizi rendahGizi berlebih

    USIA KRONOLOGIS vs

    USIA BIOLOGIS

    Gizi berlebih

    Usia Biologis Usia KronologisPola makan sehat Pangan Fungsional

    PENUAAN DINI

    MENCEGAH PENUAAN DINI

  • Isoflavones

  • Studi polifenol dan penyakit

    Studi di 7 negara(1995) Mengetahui apakah konsumsi flavonoid

    mempengaruhi kecepatan mortalitas populasi penderita penyakit kronis

    12,763 laki-laki target dibagi dalam 16 kelompok Rata-rata konsumsi flavonoid berbanding terbalik

    dengan risiko kematian karena CHD Konsumsi flavonoid tidak berhubungan/berhubungan

    dengan kematian akibat kanker

  • Hipotesa Oksidatif Penyakit

    Peningkatan aktivitas radikal bebas dan stres oksidatif dapat menyebabkan kerusakan biomolekul penting secara terus menerus disease

    Kejadian stres oksidatif di: Coronary Heart Disease (CHD)

    Coronary Heart Disease (CHD) Diabetes Aging Cataract Neuro-degenerative disease

  • Proteksi Terhadap Oksidan

    Beberapa Polifenol: Menekan enzim pembentuk radikal

    Cytochrome P450 Xanthine oxidase

    Xanthine oxidase Penangkap radikal bebas Memproteksi vitamin sebagai antioksidan (C, E) Mengikat ion logam, terutama Fe(III), Al(III), also

    Zn(II), Cu(II)

  • TOP TEN FOOD TRENDS FOR 2006

    1. Health is the future of food2. Intrinsic health-all foods are fast becoming functional3. Farewell good diets and bad diets, welcome to

    good foods, bad foods4. The rise of whole-grains and low GI (Glicemic Index)

    5. Personalized nutrition is here to stay6. Bars and beverages7. Daily-dose and the power of packaging innovation8. Out of the supplement aisle9. Asia for inspiration and health leadership10. The kids nutrition crisis will be on all company

    agendas

  • "Food as Medicine" New Product Launches, Jan 1999-2000

    60%

    80%

    100%

    Other FoodConfectioneryBakery & Cereals

    0%

    20%

    40%

    Disea

    se

    Preve

    ntion

    Diabe

    tes

    Hear

    t &

    Chole

    stero

    lOv

    erw

    eight

    Diges

    tion

    Perfo

    rman

    ceOra

    l hygie

    ne

    Menta

    l well-

    being

    Vitam

    in & M

    inera

    ls

    Bakery & CerealsDairy FoodDrinks

  • TUJUAN PENELITIAN

    Mendapatkan gambaran umum tentang kondisi kesehatan dan perilaku pola konsumsi makanan sehari-hari dan pangan fungsional pada responden berusia 30 tahun ke atas

    Menyusun konsep produk pangan fungsional

    Menyusun konsep produk pangan fungsional Mengembangkan prototipe produk pangan

    fungsional sesuai konsep produk Menyeleksi prototipe produk terbaik Menyusun Informasi Nilai Gizi dan Label Pangan

  • METODOLOGI

    Penelitian Tahap 1 Riset eksploratoris di Jakarta dan sekitarnya Penyusunan konsep produk

    Penelitian Tahap 2 Pengembangan prototipe produk

    Pengembangan prototipe produk Seleksi prototipe : uji hedonik, uji ANOVA dan

    Duncan. Penelitian Tahap 3

    Analisis fisik Penyusunan Informasi Nilai Gizi serta Label Pangan

  • METODE PENELITIAN Riset Eksploratoris

    pengumpulan data primer melalui kuesioner

    PENELITIAN TAHAP 1

    Non Probability Sampling quota & accidental sampling

    metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah/kuota yang diinginkan dengan prosedur pencarian responden yang paling mudah dijumpai

    (Santoso & Tjiptono, 2001)

  • METODE PENELITIAN Pengelompokan responden

    Empat kelompok usia, @ 30 responden (15 responden pria + 15 responden wanita) :

    PENELITIAN TAHAP 1

    (15 responden pria + 15 responden wanita) : Usia 30-40 tahun Usia 41-50 tahun Usia 51-60 tahun Usia > 60 tahun

  • 8090

    100 =25 : obese

  • 73

    .

    3

    3

    6

    3

    .

    3

    3

    60

    70

    80

    90

    100SehatPeny.JantungDiabetesRematikHi-KolesterolHipertensiOsteoporosisLainnya (*)

    Kondisi Kesehatan

    0 0

    3

    .

    3

    3

    1

    3

    .

    3

    3

    0

    3

    .

    3

    3

    6

    .

    6

    7

    0

    3

    .

    3

    3

    1

    3

    .

    3

    3

    1

    6

    .

    6

    7

    0 0

    1

    3

    .

    3

    3

    3

    3

    .

    3

    3

    6

    .

    6

    7

    1

    3

    .

    3

    3

    1

    6

    .

    6

    7

    2

    3

    .

    3

    3

    2

    3

    .

    3

    3

    0

    3

    .

    3

    3

    3

    0

    .

    0

    0

    6

    .

    6

    7

    1

    0

    .

    0

    0

    1

    6

    .

    6

    7

    1

    6

    .

    6

    7

    3

    0

    .

    0

    0

    6

    .

    6

    7

    2

    0

    .

    0

    0

    0

    10

    20

    30

    40

    50%

    30-40 thn 41-50 thn 51-60 thn > 60 thnKELOMPOK USIA

    *hipotensi, maag, katarak, tiroid, prostat

  • Pola Konsumsi Makanan Sehari-hari

    6

    3

    .

    3

    3

    7

    3

    .

    3

    3

    4

    6

    .

    6

    7

    5

    0

    .

    0

    0

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    %

    BebasRendah GulaRendah LemakRendah GaramVegetarianLainnya (*)

    1

    3

    .

    3

    3

    2

    3

    .

    3

    3

    3

    .

    3

    3

    3

    .

    3

    3 1

    0

    .

    0

    0

    1

    3

    .

    3

    3

    2

    6

    .

    6

    7

    3

    .

    3

    3

    0

    3

    .

    3

    3

    2

    6

    .

    6

    7

    3

    0

    .

    0

    0

    2

    6

    .

    6

    7

    6

    .

    6

    7

    3

    .

    3

    3

    1

    6

    .

    6

    7

    3

    0

    .

    0

    0

    2

    0

    .

    0

    0

    3

    .

    3

    3

    3

    .

    3

    3

    0

    10

    20

    30

    40

    50%

    30-40 thn 41-50 thn 51-60 thn > 60 thnKELOMPOK USIA

    *kambing, jeroan, seafood

  • Pola Konsumsi Pangan Fungsional

    3.33

    3.33

    0

    0

    0

    0

    3.33

    0

    0

    53.33

    73.33

    43.33

    16.67

    66.67

    6.67

    3.33

    66.67

    23.33

    40.00

    3.33

    46.67

    56.67

    40.00

    56.67

    10.00

    30.00

    6.67

    53.33

    33.33

    Pernah dikonsumsi

    Tiap hari dikonsumsi

    Pernah dikonsumsi

    Tiap hari dikonsumsi

    Pernah dikonsumsi

    Tiap hari dikonsumsi

    Pernah dikonsumsi

    Tiap hari dikonsumsi

    I

    s

    o

    t

    o

    n

    i

    c

    D

    r

    i

    n

    k

    H

    i

    C

    a

    l

    c

    i

    u

    m

    L

    a

    i

    n

    n

    y

    a

    T

    i

    d

    a

    k

    a

    d

    a > 60 thn

    51-60 thn

    41-50 thn

    30-40 thn

    0

    0

    0

    10.00

    0

    3.33

    0

    23.33

    0

    6.67

    3.33

    50.00

    93.33

    30.00

    30.00

    73.33

    46.67

    6.67

    83.33

    6.67

    3.33

    26.67

    66.67

    20.00

    70.00

    20.00

    6.67

    33.33

    26.67

    53.33

    3.33

    3.33

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

    Pernah dikonsumsi

    Tiap hari dikonsumsi

    Pernah dikonsumsi

    Tiap hari dikonsumsi

    Pernah dikonsumsi

    Tiap hari dikonsumsi

    Pernah dikonsumsi

    Tiap hari dikonsumsi

    Pernah dikonsumsi

    F

    i

    b

    e

    r

    D

    r

    i

    n

    k

    P

    r

    o

    b

    i

    o

    t

    i

    c

    D

    i

    a

    b

    e

    t

    i

    c

    C

    o

    n

    t

    r

    o

    l

    D

    i

    e

    t

    C

    o

    n

    t

    r

    o

    l

    I

    s

    o

    t

    o

    n

    i

    c

    %

  • 60.00

    60

    70

    80

    90

    100

    Pasti DibeliKemungkinan Besar DibeliBisa Beli, Bisa TidakKemungkinan Besar Tidak DibeliPasti Tidak Dibeli

    Peluang Membeli Pangan FungsionalUsia 50 tahun : pangan fungsional untuk memenuhi kebutuhan gizi usia lanjut

    10.0013.33

    6.6710.00 10.00

    33.33

    36.67

    3.33

    16.6720.00

    36.67

    6.67

    0

    16.67

    43.33

    23.33

    6.67

    10.00

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    %

    30-40 thn 41-50 thn 51-60 thn > 60 thnKELOMPOK USIA

  • Kondisi Kesehatan Semakin lanjut usia responden, semakin tinggi

    persentase responden yang mengalami berbagai

    KESIMPULAN

    PENELITIAN TAHAP 1

    persentase responden yang mengalami berbagai gangguan kesehatan (penyakit degeneratif)

    Pola Konsumsi Semakin lanjut usia responden, semakin selektif

    dalam pemilihan jenis pangan yang dikonsumsi

  • Konsumsi Pangan Fungsional Walaupun minat responden terhadap pangan

    fungsional cukup baik tetapi kebiasaan

    KESIMPULAN

    PENELITIAN TAHAP 1

    fungsional cukup baik tetapi kebiasaan mengonsumsinya sebagai bagian dari pangan sehari-hari relatif masih rendah

    Peluang Membeli Pangan Fungsional Semakin lanjut usia responden, semakin tinggi

    persentase peluang untuk membeli pangan fungsional (sesuai kebutuhannya)

  • Konsep Produk

    PENELITIAN TAHAP 1

    Minuman bubuk instan rendah lemak yang mengandung senyawa antioksidan (dl--tokoferol, sodium

    ascorbic, betakaroten, isoflavon) dan protein whey untuk mencegah penuaan dini dan penyakit

    dan protein whey untuk mencegah penuaan dini dan penyakit degeneratif,

    yang ditujukan terutama kepada konsumen berusia 30-50 tahun,

    dikemas dalam sachet aluminum foil, yang dapat disajikan sebagai minuman hangat (serious) untuk

    sarapan pagi ataupun sebagai milkshake / smoothie ice (fun) untuk minuman selingan

  • -

    !"#$"%&%&%''"%% (()*+,-*./0(-*1,-*2/!3/! ()*4,-*)/

  • WHEY PROTEIN ISOLATE

    Beta-laktoglobulin, 50-60% dari total protein whey. Dengan kemampuannya untuk mengikat retinol (provitamin A), beta-laktoglobulin berfungsi sebagai protein pengangkut retinol. Beta-laktoglobulin juga berperan penting dalam sistesis glutation karena beta-laktoglobulin kaya akan asam amino esensial sistein. Glutation adalah senyawa antioksidan yang berperan dalam menjaga imunitas tubuh.

    Alfa-laktalbumin, 25% dari total protein whey. Komponen alfa-laktalbumin banyak dikandung di dalam triptofan. Beberapa studi memperlihatkan adanya keterkaitan antara diet kaya triptofan dengan proses tubuh mengelola stres. Stres menyebabkan menurunnya kadar serotonin di dalam otak dan dapat berlanjut pada

    menyebabkan menurunnya kadar serotonin di dalam otak dan dapat berlanjut pada depresi. Studi terbaru menunjukkan bahwa diet yang kaya akan alfa-laktalbumin membantu meningkatkan kadar serotonin di dalam otak.

    Imunoglobulin adalah senyawa sistem imun pada bayi dan menstimulasi fungsi imunitas pada orang dewasa karena mengandung komponen antibodi seperti IgA, IgG1, IgG2, dan fragmen IgG, IgM, dan IgE.

    Bovin serum albumin mengandung asam amino sistein yang tinggi sehingga menjadi sumber yang penting dalam produksi glutation pada liver.

    Laktoferin memiliki banyak fungsi biologis yaitu sebagai alat transpor zat besi, antibakterial, pengikat zat toksin, promosi pertumbuhan sel, stimulan pertumbuhan bakteri baik (bifidobakteri) pada saluran usus, antioksidan, pemicu sistem imun dan antiinflamatori.

    Laktoperoksidase adalah enzim susu yang bertindak sebagai zat antimikrobial alami

  • Metode Penelitian Rancangan percobaan untuk pengembangan

    prototipe produk adalah Rancangan Acak Lengkap

    PENELITIAN TAHAP 2

    A. PENGEMBANGAN PROTOTIPE PRODUK

    Lengkap Yij = U + Ai + ij

    i = 1,2,..., 6j = 1,2,, 20

    Yij = nilai pengamatan untuk tiap perlakuan

    U = nilai tengah umumAi = perlakuan formula ke-i ij = galat percobaan

  • BAHAN BAKU FORMULASI (g/saji)

    I II III IV V VI

    Milkshake Base 12 12 12 12 12 12

    Caramel Flavor 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3

    Caramel Color 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

    Caramel Color 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

    Betatene 1% CWD (10% AKG) 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08

    Sodium askorbat (100% AKG) 0.075 0.075 0.075 0.075 0.075 0.075

    Covitol 700 WD (100% AKG) 0.024 0.024 0.024 0.024 0.024 0.024

    Soy Protein Isolate (XT12D) 0 0 1.63 1.63 3.25 3.25Whey Protein Isolate (Provon 190) 1.12 2.23 1.12 2.23 1.12 2.23

    Total premix per saji (gram) 13.85 14.96 15.48 16.59 17.10 18.21

  • PENELITIAN TAHAP 2

    B. UJI KESUKAAN (HEDONIC TEST)

    Metode Panel Test Uji kesukaan (hedonic test)

    berskala 9(1) : amat sangat tidak suka (9) : amat sangat suka

    menggunakan 20 orang panelis semi terlatih

    (Rahayu, 1994)

  • PENELITIAN TAHAP 2

    BAHAN BAKUFORMULASI (g/saji)

    I II III IV V VI

    Milkshake Base 12 12 12 12 12 12

    Caramel Flavor 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3

    Caramel Color 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

    B. UJI KESUKAAN (HEDONIC TEST)

    Caramel Color 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

    Betatene 1% CWD (10% AKG) 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08Sodium askorbat (100% AKG) 0.075 0.075 0.075 0.075 0.075 0.075Covitol 700 WD (100% AKG) 0.024 0.024 0.024 0.024 0.024 0.024Soy Protein Isolate (XT12D) 0 0 1.63 1.63 3.25 3.25Whey Protein Isolate (Provon 190) 1.12 2.23 1.12 2.23 1.12 2.23Total premix per saji (gram) 13.85 14.96 15.48 16.59 17.10 18.21Nilai rata-rata hedonik 5.7 a 5.1 a 5.0 a 4.7 a 3.0 b 3.2 b

  • FINISHING FORMULA (IV)

    PENELITIAN TAHAP 2

    BAHAN BAKU g/saji %

    Milkshake Base 12 70.59Caramel Flavor 0.3 1.76

    B. UJI KESUKAAN (HEDONIC TEST)

    Caramel Flavor 0.3 1.76Caramel Color 0.25 1.47Betatene 1% CWD (10% AKG) 0.08 0.471Sodium askorbat (100% AKG) 0.075 0.441Covitol 700 WD (100% AKG) 0.024 0.141Soy Protein Isolate (XT12D) 1.63 9.59Whey Protein Isolate (Provon 190) 2.23 13.12Maltodekstrin (filler) 0.41 2.41Total premix per saji (gram) 17.00 100.00

  • PENELITIAN TAHAP 2

    KESIMPULAN

    Prototipe produk yang terpilih sebagai prototipe terbaik adalah prototipe produk

    prototipe terbaik adalah prototipe produk Formula IV

  • PENELITIAN TAHAP 3

    METODE PENELITIAN Analisis Fisik

    Water Activity (aw-meter) Insolubility Index (Australian Standard,1994)

    Insolubility Index (Australian Standard,1994) Particle size

    Perhitungan Nilai Gizi

  • Analisis Fisik Water Activity : 0.46 Insolubility Index : 6.5 ml Particle size : 99.14 mikron

    Perhitungan Nilai GiziKOMPONEN per Pembulatan AKG % AKG

    Takaran Saji dalam 2000 kkalEnergi (kkal) 69.05 70

    Energi (kkal) 69.05 70Energi dari Lemak (kkal) 22.5 23Total Lemak (g) 2.5 2.5 55 5Total Karbohidrat (g) 6.93 7 325 2Gula (g) 3.00 3Serat Makanan (g) 0.6 1 25 4Protein (g) 4.7 5 50 10Natrium (mg) 117.95 120 2400 5Total Karoten (ug) 720 720 7200 10Asam askorbat (mg) 60 60 60 100Vitamin E (mg) 10 10 10 100Isoflavon (mg) 2.5 2.5

  • BERAT BERSIH 17 g

    KOMPOSISI Susu Full Cream, Gula, Isolat Protein Whey, IsolatProtein Kedelai, Emulsifier (E472A), Stabiliser(E466), garam, Maltodekstrin, 50 mgAspartam/sachet (ADI : 50 mg/kg berat badan), 50mg Asesulfam-K/sachet (ADI : 15 mg/kg beratbadan), vitamin, perisa karamel dan pewarnakaramel

    PETUNJUK PENGGUNAAN Penyajian sebagai minuman hangat :Masukkan 1 sachet produk ke dalam gelas,tambahkan 150 ml air matang hangat, adukhingga larutPenyajian sebagai minuman dingin :Masukkan 1 sachet produk ke dalam gelas

    Informasi Label Pangan

    Rendah lemak Mengandung karotenoid yang bermanfaat

    sebagai antioksidan dalam tubuh

    Masukkan 1 sachet produk ke dalam gelasshaker, tambahkan 150 ml air matang dingin,kocok hingga berbuih

    PETUNJUK PENYIMPANAN Simpan di tempat kering dan sejukKLAIM KANDUNGAN & FUNGSI GIZI a) Rendah lemak

    Mengandung karotenoid yang bermanfaat sebagai antioksidan dalam tubuhTinggi akan vitamin C yang berperan sebagai antioksidan yang bekerja bersama antioksidan lain terutama vitamin E serta berperan dalam pembentukan jaringan kolagenKaya akan vitamin E yang berperan sebagai antioksidanMengandung isoflavon dan protein whey

    KETERANGAN TENTANG PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN b)

    Mengandung fenilalanin, tidak cocok untukpenderita Fenilketonurik

    sebagai antioksidan dalam tubuh Tinggi akan vitamin C yang berperan

    sebagai antioksidan yang bekerja bersama antioksidan lain terutama vitamin E serta berperan dalam pembentukan jaringan kolagen

    Kaya akan vitamin E yang berperan sebagai antioksidan

    Mengandung isoflavon dan protein whey

  • SARAN

    Kandungan vitamin, isoflavon, natrium dan pemanis buatan (aspartam dan asesulfam-K) dalam prototipe produk disarankan untuk dianalisis agar pencantuman nilai gizi dan info label pangan dapat

    pencantuman nilai gizi dan info label pangan dapat lebih akurat.

    Prototipe produk disarankan untuk dilakukan uji umur simpan untuk pencantuman masa kadaluarsa pada label pangan.

  • Functional FoodDevelopment:

    concept to reality

    concept to reality

  • 1. Functional food development involves several distinct stages from concept to successful market implementation.

    2. The objective of the present review is to define processes involved at each of these stages commencing with translation of an essential concept into an acceptable, marketable prototype.

    3. Such prototypes then require assessment for efficacy and safety through animal and human proof-of-concept testing.through animal and human proof-of-concept testing.

    4. Publication of efficacy and safety data enhance the credibility for functional food products which translates into improved consumer awareness, which also forms the basis for regulatory approval and health claim development.

    5. Consumer acceptance and provision of health claims result in improved market penetration of functional food entities, which in itself spurs initiatives for creation of new products in the same cycle.

    Peter J. Jonesa, , and Stephanie JewbaRichardson Centre for Functional Foods and Nutraceuticals, 196 Innovation Drive, Smartpark, University of Manitoba, Winnipeg, Manitoba R3T 6C5, CanadabSchool of Dietetics and Human Nutrition, Faculty of Agricultural and Environmental Sciences, McGill University, 21,111 Lakeshore Road, Ste-Anne-de-Bellevue, Quebec H9X 3V9, Canada

  • Multi tahap: Konsep Pemasaran Produk

    KONSEP

    PROTOTIPE

    menerjemahkan Penerimaan panelis Penerimaan pasar

    PROTOTIPE

    PUBLIKASI

    PENCIPTAAN PRODUK BARU

    Penerimaan pasar

    Khasiat Keamanan

    Penerimaan konsumen Kredibilitas produk

    Penyusunan Regulasi Klaim kesehatan

  • The cycle of innovation

    Functional foods and health promotion: cycle of success