isi geotek (2).docx

34
Daftar Isi Daftar isi............................................ ........................................ 1 Kata Pengantar……………………………………………………………………… BAB I.............................................. ............................................ 2 - Latar belakang - Rumusan masalah - Tujuan BAB II Klasifikasi Batuan Beku........................................... ..... 3 BAB III Klasifikasi Batuan sadimen........................................ .. 9 BAB IV Klasifikasi Batuan metamorf....................................... 12 BAB V Hubungan/Analisis.............................. ......................... 15 1

Upload: bobirwanto

Post on 29-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISI GEOTEK (2).docx

Daftar Isi

Daftar isi.................................................................................... 1

Kata Pengantar………………………………………………………………………

BAB I.......................................................................................... 2

- Latar belakang- Rumusan masalah- Tujuan

BAB II Klasifikasi Batuan Beku................................................ 3

BAB III Klasifikasi Batuan sadimen.......................................... 9

BAB IV Klasifikasi Batuan metamorf....................................... 12

BAB V Hubungan/Analisis....................................................... 15

BAB VI Kesimpulan.................................................................. 16

1

Page 2: ISI GEOTEK (2).docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah klasifikasi batuan ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Ir. Saroso Bambang Suksmono selaku Dosen mata kuliah Geologi Teknik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai klasifikasi batuan.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan di masa depan.

Bandung, oktober 2013

Penyusun

2

Page 3: ISI GEOTEK (2).docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yg dapat diamati langsung dengan dekat, maka diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batauan yang berbeda satu sama lain, dan berbeda – beda materi penyusun serta berbeda pula dalam peroses terbentuknya.

Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan sebenernya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk – beluk mengenai batuan ini.

Rumusan Masalah :

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengkaji masalah – masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan batuan beku? 2. Bagai manakah klasifikasi batuan beku ?3. Apakah yang dimaksud dengan batuan sedimen?4. Bagai manakah klasifikasi batuan sedimen?5. Apakah yang dimaksud dengan batuan metamorf ?6. Bagai manakah klasifikasi batuan metamorf ?

Tujuan penulisan

Berdasarkan latar belakang yang menjadialasan penulis membuat karya ilmiah ini, penulis membuat karya ilmiah ini dengan tujuan:

Menjelaskan apa itu batuan. Memberi tahu kepada pembaca tentang apa itu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Menjelaskan bagai mana klasifikasi batuan beku, sedimen, dan metamorf. Untuk melengkapi tugas mata pelajaran geologi teknik.

3

Page 4: ISI GEOTEK (2).docx

BAB II

PEMBAHASAN

Batu

Batuan ialah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi/kerak bumi,baik yang telah padu maupun lepas.

PENGERTIAN BATUAN BEKU

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.

Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks

warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis

batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.

a. Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi

menjadi:

Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.

Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.

Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis

batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.

4

Page 5: ISI GEOTEK (2).docx

b. Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:

Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.

Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.

Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.

Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.

c. Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:

Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.

Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.

Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.

d. Menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut:

Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.

Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.

Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.

Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

5

Page 6: ISI GEOTEK (2).docx

Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan

komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh sejarah

pendinginanmagma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada kandungan unsure kimia

magma induk dan lingkungan krsitalisasinya.

A.     Tekstur

Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral

sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa

dasar dari batuan.

Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:

1)      Kristalinitas

Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya

batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang

berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan

pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya

kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika

pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.

Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah

karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.

Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari

massa kristal.

Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak

terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh

batuan.

2)      Granularitas

Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya

dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

6

Page 7: ISI GEOTEK (2).docx

3) Fanerik/fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara

megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:

Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.

Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.

Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.

Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

4) Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga

diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas

atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan:

Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop

dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.

Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun

dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.

Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

5)      Bentuk Kristal

Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara

keseluruhan.

Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:

Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.

Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.

Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:

Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.

Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.

Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.

Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

7

Page 8: ISI GEOTEK (2).docx

6)      Hubungan Antar Kristal

Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara

kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan.

Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama

besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral

yang euhedral.

2) Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral

yang subhedral.

3) Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral

yang anhedral.

Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar.

Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa

mineral atau gelas.

Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik

dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.

Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat

sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro,

diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah).

Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat

cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya

adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah).

8

Page 9: ISI GEOTEK (2).docx

Gambar : Batuan beku berdasarkan teksturnya (batuan beku plutonik dan vulkanik).

B.     Struktur

Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang

jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan

saja, misalnya:

Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk

struktur seperti bantal.

Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur

tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand

speciment sample), yaitu:

Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya

lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan

beku.

Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu

pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.

Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan

menunjukkan arah yang tidak teratur.

9

Page 10: ISI GEOTEK (2).docx

Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder,

biasanya mineral silikat atau karbonat.

Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk

dalam batuan yang mengintrusi.

Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada

batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya:

columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

C.     Komposisi Mineral

Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan

indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar,

feldspatoid dan muskovit.

Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.

10

Page 11: ISI GEOTEK (2).docx

BAB III

Klasifikasi Batuan Sedimen

Merupakan batuan yang terbentuk sebagai hasil pembatuan (lithifikasi) dari endapan bahan – bahan rombakan atau hasil kegiatan organisme atau hasil reaksi kimia tertentu. Berdasarkan proses pembentukan, batuan sedimen dapat dikelompokan menjadi 5 yaitu : Batuan Sedimen Detritus (Klastik), Batuan Sedimen Karbonat, Batuan Sedimen Evaporit, Batuan Sedimen Batubara, dan Batuan Sedimen Silika

Pengelompokkan Batuan Sedimen :

1. Batuan sedimen klastik,

adalah batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapn kembali rombakan atau pecahan

batuan asal, baik yang berasal dari batuan beku, batuan metamorfik/ubahan maupun batuan

sedimen sendiri yang lebih tua .

Contoh : Batupasir, Batulempung, Breksi, Konglomerat, dll.

Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi)maupun

secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan

pengendapan.

Setelahpengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni proses

perubahan – perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah didalam suatu sedimen,

selama dan sesudah lithifikasi ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi

batuan keras.

Proses diagenesa lain:

Kompaksi Sedimen, termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari

berat beban diatasnya, sehingga volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang

satu dan lainnya menjadi rapat.

Sementasi, turunnya material – material diruang antar butir sedimen dan secara kimiawi

mengikat butir – butir satu dengan yang lainnya.

Rekristalisasi, pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari

pelarutan metrial sedimen selama diagenesa atau jauh sebelumnya.

Autigenesis, terbentuknya mineral baru dilingkungan diagenetik, sehingga adanya mineral

tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen.

Metasomatisme, pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa

pengurangan volume asal.

11

Page 12: ISI GEOTEK (2).docx

1.1 Tekstur Batuan Sedimen Klastik

Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen seperti besar

butir, kebundaran, pemilahan dan kemas. Tekstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena

mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut (terutama proses transportasi dan

pengendapanannya) dan dapat digunakan untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan

batuan sedimen.

Besar Butir (Grain Size)

Besar Butir adalah ukuran/diameter butiran, yang merupakan unsur utama dari batuan sedimen

klastik, yang berhubungan dengan tingkat energi pada saat transportasi dan pengendapan. Klasifikasi

besar butir menggunakan skala Wentworth (Tabel 1)

Besar butir ditentukan oleh :

Jenis pelapukan : pelapukan kimiawi (butiran halus), pelapukan mekanis (butiran kasar)

Jenis transportasi

Waktu/jarak transportasi

Resistensi

Tabel 1. Klasifikasi besar butir

Tabel 1. Klasifikasi besar butir

12

Page 13: ISI GEOTEK (2).docx

Pemilahan (sorting)

Pemilahan (sorting) adalah derajat keseragaman besar butir. Istilah yang dipakai dalam pemilahan

adalah terpilah sangat baik, terpilah baik, terpilah sedang, terpilah buruk dan terpilah sangat buruk

(Gambar 3).

Gambar 3. Pemilahan dan tingkat penamaan keseragaman butir

Kebundaran (Roundness)

Kebundaran (roundness) adalah tingkat kebundaran atau ketajaman sudut butir, yang

mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi. Kebundaran dipengaruhi oleh komposisi butir,

besar butir, jenis transportasi, jarak transportasi dan resistensi butir. Istilah yang dipakai dalam

kebundaran adalah very angular (sangat menyudut), angular (menyudut), sub angular (menyudut

tanggung), sub rounded (membundar tanggung), rounded (membundar) dan well rounded (sangat

membundar) (Gambar 4).

Gambar 4. Tingkat kebundaran butir

13

Page 14: ISI GEOTEK (2).docx

Kemas (fabric)

Kemas (fabric) adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa dasar atau diantara semennya,

sebagai fungsi orientasi butir dan packing. Kemas secara umum dapat memberikan gambaran

tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan. Istilah

yang dipakai adalah kemas terbuka (bila butiran tidak saling bersentuhan) dan kemas tertutup (bila

butiran saling bersentuhan). Jenis-jenis kontak antar butir (Gambar 5) :

Gambar 5. Jenis-jenis kontak antar butir

Porositas

Porositas adalah perbandingan antara volume rongga dengan volume total batuan (dinyatakan

dalam persen). Porositas dapat diuji dengan meneteskan cairan (air) ke dalam batuan. Istilah yang

dipakai adalah porositas baik (batuan menyerap air), porositas sedang (di antara baik-buruk), dan

porositas buruk (batuan tidak menyerap air). Jenis-jenis porositas : intergranular, microporosity,

dissolution dan fracture (Gambar 6).

14

Page 15: ISI GEOTEK (2).docx

Warna

Warna pada batuan sedimen mempunyai arti yang penting karena mencerminkan komposisi butiran

penyusun batuan sedimen dan dapat digunakan untuk menginterpretasikan lingkungan

pengendapan. Warna batuan merah menunjukan lingkungan oksidasi,sedangkan warna batuan

hitam atau gelap menunjukan lingkungan reduksi. Secara umum warna pada batuan sedimen

dipengaruhi oleh :

Warna mineral pembentuk batuan sedimen, contoh : bila mineral pembentuk batuan

sedimen didominasi oleh kuarsa maka batuan akan berwarna putih (misal batupasir quartz

arenite).

Warna matrik atau semen, contoh : bila matriks/semen mengandung oksida besi, maka

batuan akan berwarna coklat kemerahan.

Warna material yang meyelubungi (coating material), contoh : batupasir kuarsa yang

diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau

Derajat kehalusan butir penyusunnya, contoh : pada batuan dengan komposisi sama jika

makin halus ukuran butir maka warnanya akan cenderung lebih gelap.

Kekompakan

Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan. Beberapa istilah yang dipakai dalam kekompakan batuan

adalah :

Dense : sangat padat

Hard : keras dan padat

Medium hard : agak keras tetapi masih dapat digores dengan jarum baja

Soft : lunak, mudah tergores dan dipecahkan.

Friable : keras tetapi dapat diremas dengan tangan

Spongy : berongga

15

Page 16: ISI GEOTEK (2).docx

2.      Batuan sedimen non klastik, adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia

atau dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung

atau reaksi organik (penggaraman unsur – unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal

yang terpresipitasi dan replacement).Contoh : Rijang, Halite, Batugamping Terumbu,

Gypsum, Dolomit, dll.

Kalsifikasi Batuan Sedimen menurut R.P. Koesoemadinata :

Golongan detritus kasar, golongan ini dapat dikenali melalui butiran penyusun

batuannya yang relatif berukuran kasar dengan diameter ≥1/16 mm dan umumnya

dihasilkan oleh proses sedimentasi mekanis.

Contoh : Batupasir, Breksi, Konglomerat, dll.

Golongan detritus halus, golongan ini dapat dikenali melalui butiran penyusun

batuannya yang berukuran relatif halus (diameter <1/16mm) sebagaihasil sedimentasi

mekanis.

Contoh : lempung, lanau, serpih, napal (proses sedimentasi kimiawi)

Golongan Karbonat, golongan ini tersusun oleh kelompok mineral karbonat (kalsit,

dolomit, aragonit)dan cangkang – cangkang binatang karang (mollusca, foraminifera).16

Page 17: ISI GEOTEK (2).docx

Contoh : batu gamping bioklastik (sedimentasi mekanis), batu gamping terumbu

(sedimentasi organis), batu gamping dolomit (sedimentasi kimiawi)

Golongan Evaporit, pada umumnya batuan ini terbentuk dilingkungan danau yang

tertutup dan untuk terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan

kimia yang cukup pekat. Umumnya bersifat monomineralik.

Contoh : gypsum, anhydrite, halite

Golongan Sedimen Silika, proses terbentuknya batuan ini merupakan gabungan dari

proses organik dan kimiawi untuk menyempurnakan, bersifat monomineralik dan

tersusun dari mineral silika.

Contoh : Rijang, Radiolaria, Diatomea

Golongan Batubara, batuan sedimen ini terbentuk karena adanya akumulasi unsur –

unsur organik yang kaya unsur C yaitu dari tumbuh – tumbuhan, dimana sewaktu

tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal

diatasnya sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya pelapukan. Termasuk jenis

sedimen organoklastik.

Contoh :  Gambut, Bituminous, Antrasit

17

Page 18: ISI GEOTEK (2).docx

BAB IV

Klasifikasi Batuan Metamorf

Batuan metamorf atau batuan malihan adalah kelompok batuan hasil ubahan atau transformasi baik secara fisik maupun kimia dari tipe batuan lain yang sudah ada (protolith). Protolith atau batuan asal dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, atau batuan metamorf yang lebih tua. Faktor yang mempengaruhi perubahannya adalah suhu yang tinggi, tekanan yang kuat, serta waktu yang lama.

Contoh batuan asal dan hasil ubahannya antara lain adalah batu kapur (kalsit) yang berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit. Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut :

Komposisi mineral batuan asal Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme Pengaruh gaya tektonik Pengaruh fluida

Batuan metamorf berdasarkan proses terjadinya dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Batuan Metamorf Kontak, adalah batuan yang mengalami perubahan akibat suhu yang sangat tinggi (akibat dari aktifitas magma). Suhu yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Metamorfisme kontak terjadi pada zona kontak antara batuan asal dengan magma (intrusi) dengan lebar 2 - 3 km. Contoh metamorfisme kontak adalah batu gamping menjadi marmer.

2. Batuan Metamorf Dinamik, adalah batuan yang mengalami perubahan akibat adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga endogen) dalam waktu yang lama. Batuan ini banyak dijumpai di daerah lipatan dan patahan. Metamorfisme terjadi akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat pergerakan patahan. Contoh metamorfisme dinamik adalah batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate).

3. Batuan Metamorf Regional, adalah batuan yang mengalami perubahan sebagai akibat dari adanya gas-gas yang ada pada magma. Metamorfisme terjadi oleh kenaikan tekanan dan suhu yang sedang, dan terjadi pada daerah yang luas mencapai ribuan km. Metamorfisme ini terjadi pada kulit bumi bagian dalam dan lebih intensif bila diikuti oleh orogenesa. Contoh metamorfisme ini adalah kuarsa dengan gas fluorium menjadi topas.

Tekstur Batuan MetamorfTekstur dalam batuan metamorf menyangkut masalah rekristalisasi mineral yang dipengaruhi temperatur atau suhu yang terjadi pada saat metamorfosis. Tekstur pada batuan metamorf dicerminkan oleh ukuran dan bentuk butiran penyusunnya. Tekstur batuan metamorf dibedakan menjadi :

1. Tekstur Kristaloblastik, dicirikan dengan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan lagi atau memperlihatkan kenampakan yang sama sekali baru.

2. Tekstur Palimpset, dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan asal masih bisa diamati.

18

Page 19: ISI GEOTEK (2).docx

Macam-macam tekstur kristaloblastik :

Granoblastik, terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.

Porfiroblastik, tekstur pada batuan metamorf dimana suatu kristal besar (fenokris) tertanam pada masa dasar yang relatif halus.

Tekstur batuan metamorf berdasarkan bentuk individu kristal :

Hypidioblastik : mineralnya berbentuk subhedral

Xenoblastik/alotrioblastik : tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk mineral-mineral penyusunnya berbentuk anhedral.Tekstur batuan metamorf berdasarkan bentuk mineral

Idioblastik, tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk mineral-mineral penyusunnya berbentuk euhedral.

Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja yaitu :

Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika

(muskovit, biotit)

Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-

felspar, piroksen

Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas

mineralnya sutured (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.

Granuloblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas

mineralnya unsutured (lebih teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya

kuarsa.

Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur homeoblastik, misalnya

lepidoblastik dan granoblastik, atau lepidoblastik, nematobalstik dan granoblastik.

19

Page 20: ISI GEOTEK (2).docx

Gambar 1. Beberapa tekstur batuan metamorfik,

A. Granoblastic dengan tekstur mosaic, B. Granoblastic (butir tak teratur), C. Schistose dengan porfiroblast euhedral, D. Schistose dengan granoblastik lentikuler, E. Metasandstone dengan Semischistose,

F. Semischistose dalam batuan blastoporphyritic metabasalt,

G. Mylonite granite ke arah bawah menjadi Protomylonite,

H. Orthomylonite ke arah bawah menjadi Ultramylonite, I. Granoblastic di dalam blastomylonite.

Macam-macam tekstur palimpset :

Blastoporfiritik, tektur yang memperlihatkan batuan asal porfiritik Blastopsefit, tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lebih

besar dari pasir Blastopsamit, tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya sama

dengan pasir Blastopellit, tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya

lempung

Beberapa tekstur khusus lainnya yang umumnya tampak pada pengamatan petrogarafi (pengamatan

batuan/mineral dengan menggunakan mikroskop polarisasi) yaitu (Gambar 2) :

Porfiroblastik : kristal yang lebih besar (porphyroblast) dikelilingi oleh mineral-mineral yang

berukuran lebih kecil.

Poikiloblastik (Sieve Texture) : tekstur porfiroblastik dengan porphyroblast tampak

melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.

Mortar Texture : fragmen mineral yang besar terdapat pada masa dasar material yang berasal

dari kristal yang sama yang terkena pemecahan (crushing).

20

Page 21: ISI GEOTEK (2).docx

Decussate Texture : tekstur kristaloblastik batuan polimineralik yang tidak menunjukan

keteraturan orientasi.

Sacaroidal Texture : tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.

Struktur Batuan MetamorfStruktur batuan metamorf adalah kenampakan batuan berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit poligranular batuan tersebut (Jackson, 1970). Struktur batuan juga meliputi susunan bagian masa batuan termasuk hubungan geometrik antar bagian serta bentuk dan kenampakan bagian-bagian tersebut. Secara umum struktur batuan metamorf dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Struktur Foliasi, struktur paralel yang dibentuk oleh mineral pipih/mineral prismatik, sering terjadi pada metamorfosa regional.

2. Struktur Non Foliasi, struktur yang dibentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran granular, sering terjadi pada metamorfosa kontak.

Beberapa struktur foliasi yang umum ditemukan :

Slaty cleavage, struktur foliasi planar yang dijumpai pada bidang belah batu sabak/slate, mineral mika mulai hadir, batuannya disebut slate (batusabak)

Phylitic, rekristalisasi lebih kasar daripada slaty cleavage, batuan lebih mengkilap daripada batusabak (mulai banyak mineral mika), mulai terjadi pemisahan mineral pipih dan mineral granular meskipun belum begitu jelas/belum sempurna, batuannya disebut phyllite (filit)

Schistose, struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral pipih orientasinya menerus/tidak terputus, sering disebut dengan close   schistosity, batuannya disebut schist (sekis)

Gneisose, struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral pipih orientasinya tidak menerus/terputus, sering disebut dengan open   schistosity, batuannya disebut gneis

Beberapa struktur non foliasi yang umum ditemukan :

Granulose, struktur non foliasi yang terdiri dari mineral-mineral granular Hornfelsik, struktur non foliasi yang dibentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan

equigranular, tidak terorientasi khusus akibat metomorfosa kontak, batuannya disebut hornfels

21

Page 22: ISI GEOTEK (2).docx

Cataclastic, struktur non foliasi yangdibentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi, terjadi akibat metamorfosa kataklastik, batuannya disebut cataclasite (kataklasit)

Mylonitic, sruktur non foliasi yang dibentuk oleh adanya penggerusan mekanikpada metomorfosa kataklastik, menunjukkan goresan-goresan akibat penggerusan yang kuat dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer, batuannya disebut mylonite (milonit)

Phyllonitic, gejala dan kenampakan sama dengan milonitik tetapi butirannya halus, sudah terjadi rekristalisasi, menunjukkan kilap silky, batuannya disebut phyllonite (filonit)

22

Page 23: ISI GEOTEK (2).docx

BAB V

HUBUNGAN/ANALISIS

Batuan sedimen atau sering disebut batuan endapan ialah proses pengendapan melalui tenaga air kemudian diendapkan dicekungkan atau sering disebut bantuan sedimen yang dibentuk melalui proses mekanis, dan proses kimiawi. Dari proses batuan sedimen ini, akan terbentuk batuan metamorf (malihan) yang terbentuk dikarenakan adanya perubahan fisik tekstur maupun struktur dari pengaruh

o Tekanan atau preassure (P)o Suhu atau temperature (T)o Waktu atau time (W)

Sebagai contoh: ketika batuan lempung akan menjadi sabak, dan ketika batu gamping berubah menjadi marmer. Jadi batuan metamorf tidak akan terbentuk jiga tidak mengalami proses batuan sedimen, atau lambat laun batuan sedimen itu akan berubah menjadi batuan metamorf

23

Page 24: ISI GEOTEK (2).docx

BAB VI

KESIMPULAN

Batuan ialah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi/kerak bumi, baik yang telah padu maupun lepas.Material padat dapat terjadi dari agregat mineral yang tersusun oleh 1 macam mineral maupun dari berbagai mineral.Batu adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu.

Dari klasfikasi batuan beku,sedimen dan metamorf ( malihan ) kita dapat mengetahui batuan beku dapat terjadi berdasarkan caranya seperti: beku dalam,beku gang,beku luar.pada batuan sedimen atau batuan endapan batuan ini dapat terjadi melalui proses pengendapan melalui tenaga air kemudian dicekungkan atau oleh gejala angin.Sedangkan pada batuan malihan atau metamorf terbentuk dari batuan beku ataupun batuan sedimen yang berubah dari sifat dari sifat asli batuan induknya,sehingga ada perubahan fisik tekstur maupun struktur dari pengaruh tekanan,suhu,dan waktu.

24

Page 25: ISI GEOTEK (2).docx

DAFTAR PUSTAKA

http://salamahsiti384.blogspot.com/p/makalah-geologi-dan-lingkungan-batuan.html

http://beeliciouzz.blogspot.com/

http://diajengsurendeng.blogspot.com/2012/01/batuan-metamorf-karakteristik-dan.html

http://thyeogeografi.blogspot.com/2011/03/makalah-geologi-umum-jenis-jenis-batuan.html

http://basdargeophysics.wordpress.com/category/geophysics/

25