tugas geotek-gempa bumi 3

33
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bumi yang kita tempati ini memiliki banyak rahasia alam yang tidak kita ketahui. Kita tidak pernah mengetahui kejadian-kejadian yang akan terjadi di muka bumi ini. Banyak kejadian-kejadian alam yang mendatangkan pertanyaan bagi manusia. Salah satu kejadian alam yang sudah tidak asing di telinga masyarakat yaitu gempa bumi. Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa bumi, baik yang ringan maupun yang sangat dahsyat, menelan banyak korban jiwa dan harta, meruntuhkan bangunan2 dan fasilitas umum lainnya. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat rawan bencana alam yang sangat tinggi. Indonesia sendiri memiliki titik-titik gempa yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia. Mungkin kita merasa biasa saja dengan bencana alam tersebut di Indonesia, tapi bencana tersebut sudah sangat sering terjadi berulang-ulang di negara kita. Gempa bumi sudah menghancurkan sebagian dari wilayah Indonesia dan sudah banyak sekali korban-korban yang berjatuhan akibat bencana tersebut. Gempa bumi sudah menjadi suatu ancaman bagi masyarakat di muka bumi ini oleh karena itu sangatlah penting bagi mereka untuk 1

Upload: adick-cool

Post on 22-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

konsep pembelajaran gempa bumi bagi teknik sipil

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bumi yang kita tempati ini memiliki banyak rahasia alam yang tidak kita ketahui. Kita

tidak pernah mengetahui kejadian-kejadian yang akan terjadi di muka bumi ini. Banyak

kejadian-kejadian alam yang mendatangkan pertanyaan bagi manusia. Salah satu kejadian

alam yang sudah tidak asing di telinga masyarakat yaitu gempa bumi.

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua,

karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa bumi, baik yang ringan

maupun yang sangat dahsyat, menelan banyak korban jiwa dan harta, meruntuhkan

bangunan2 dan fasilitas umum lainnya.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat rawan bencana alam yang

sangat tinggi. Indonesia sendiri memiliki titik-titik gempa yang tersebar diseluruh wilayah di

Indonesia. Mungkin kita merasa biasa saja dengan bencana alam tersebut di Indonesia, tapi

bencana tersebut sudah sangat sering terjadi berulang-ulang di negara kita. Gempa bumi

sudah menghancurkan sebagian dari wilayah Indonesia dan sudah banyak sekali korban-

korban yang berjatuhan akibat bencana tersebut. Gempa bumi sudah menjadi suatu ancaman

bagi masyarakat di muka bumi ini oleh karena itu sangatlah penting bagi mereka untuk tahu

dan mengerti serta memahami peristiwa-peristiwa gempa bumi yang terjadi.

I.2 Tujuan Penulisan

Meninjau dari latar belakang tersebut di atas, selain untuk memenuhi tugas dari Dosen

Geologi Teknik, saya juga ingin mengetahui lebih jauh mengenai gempa bumi serta dampak-

dampak yang ditimbulkannya bagi kehidupan ini. Dan sebagai mahasiswa Teknik Sipil, saya

juga ingin mengetahui konsep pembelajaran tentang gempa bumi bagi teknik sipil.

1

I.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian dari gempa bumi?

2. Apa penyebab terjadinya gempa bumi?

3. Bagaimana proses terjadinya gempa bumi?

4. Apa saja jenis-jenis gelombang gempa bumi?

5. Apa saja faktor yang mempengaruhi besar kecilnya gempa?

6. Bagaimana klasifikasi gempa bumi yang terjadi di muka bumi?

7. Bagaimana aktivitas gempa bumi di Indonesia?

8. Apa saja dampak dari gempa bumi yang terjadi?

9. Hubungan teknik sipil dengan gempa bumi?

2

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Gempa Bumi

Gempa Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau guncangan yang

timbul di permukaan bumi yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi. Gempa

bumi juga diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang berasa dalam

bumi. Karena gempa bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi atau lapisan bawah bumi

berarti gempa bumi adalah getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari

dalam bumi. Getaran gempa biasa dinyatakan dalam skala richter dibagi ke dalam skala dari

satu hingga sembilan berdasarkan ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur

dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli. Ilmuwan yang mempelajari tentang gempa

bumi disebut seismologist dan alat yang digunakan seismologist untuk mengukur setiap

getaran yang terjadi disebut siesmograf.

II.2 Jalur- jalur Gempa

Para ahli gempa sudah sejak lama menyelidiki sesuatu yang berhubungan dengan

gempa, berdasarkan hasil penyelidikan tersebut, diketahui bahwa terdapat tiga jalur utama

gempa yang merupakan batas pertemuan dari beberapa lempeng tektonik aktif.

1. Jalur Sirkum Pasifik

Sirkum pasifik meliputi: Samudra pasifik, pantai barat Amerika Selatan,

Amerika Tengah, Meksiko, California, Alaska dan selanjutnya jalurnya

menuju ke kepulauan Aleuttia. Dari kepulauan kecil di Samudra pasifik

tersebut, jalur ini membelok ke sekalatan, menuju Jepang, terus ke Taiwan

dan ke filiphina, selanjutnya ke wilayah Indonesia melewati Sulawesi Utara

dan Irian Jaya bagian utara, menyusur ke selatan menuju Selandia baru.

3

Gambar 2.2.1 Jalur Sirkum Pasific

2. Jalur Trans Asiatik (Mediteran)

Jalur ini membentang dari Maroko menuju Portugal, Italia, Rumania, Turki,

Pegunungan Kaukakus, Irak, Iran, Afganistan lalu memasuki kawasan

Himalaya. Dari Pegunungan Himalaya, jalur ini bercabang dua. Satu arah

menuju Cina dan satu arah lagi menuju Burma. Dari Burma masuk ke wilayah

Indonesia, melalui pantai utara Sumatra menyusur pantai barat Sumatra, pantai

selatan Jawa, Nusa Tenggara, Laut Banda dan akhirnya bertemu jalur Sirkum

Pasifik di Sulawesi Utara.

Gambar 2.2.2 Jalur Mediteran

3. Jalur Mid-Atlantic

Jalur ini mengikuti Mid-Atlantic Ridge,yaitu Seitsbergen, Iceland dan Atlantik

Selatan.

Sebanyak 80% dari gempa di dunia, terjadi di sirkum pasifik yang juga merupakan

jalur vulkanik,15% gempa terjadi di jalur mediteran dan sisanya 5% tersebar di Mid-Atlantic

dan tempat-tempat lainnya. Indonesia juga termasuk bagian dari lintasan The Pasific Ring of

Fire (cincin api pasifik).Yaitu suatu lintasan di mana terdapat deretan gunung api, sehingga di

negara yang dilewati cincin api ini sering terjadi gempa tektonik maupun vulkanik.  

4

Gambar 2.2.3 Jalur Sirkum Pasific dan Mediterania

Gambar 2.2.4 Jalur The Pasific Ring of Fire

5

II.3 Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-gerakan lempeng bumi. Bumi kita ini

memiliki lempeng-lempeng yang suatu saat akan bergerak karena adanya tekanan atau energi

dari dalam bumi. Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak menjauh (divergen), mendekat

(konvergen) atau melewati (transform). Gerakan lempeng-lempeng tersebut bisa dalam waktu

yang lambat maupun dalam waktu yang cepat. Energi yang tersimpan dan sulit keluar

menyebabkan energi tersebut tersimpan sampai akhirnya energi itu tidak dapat tertahan lagi

dan terlepas yang menyebabkan pergerakan lempeng secara cepat dalam waktu yang singkat

yang menyebabkan terjadinya getaran pada kulit bumi.

Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tetapi juga

disebabkan oleh cairan magma yang ada pada lapisan bawah kulit bumi. Magma dalam bumi

juga melakukan pergerakan. Pergerakan tersebut yang menimbulkan penumpukan massa

cairan. Cairan tersebut akan terus bergerak hingga akhirnya menimbulkan energi yang kuat

yang memaksa cairan tersebut untuk keluar dari dalam kulit bumi. Energi tersebut

menimbulkan kulit bumi mengalami pergerakan divergen sebagai saluran untuk cairan

tersebut keluar. Pergerakan tersebut yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi.

Gempa bumi juga dapat disebabkan oleh manusia sendiri. Seperti yang disebabkan

oleh peledakan bahan peledak yang dibuat oleh manusia. Selain itu juga pembangkit listrik

tenaga nuklir atau senjata nuklir yang dibuat oleh manusia juga dapat menimbulkan

guncangan pada permukaan bumi sehingga terjadi gempa.

6

Gambar 2.3.2 Pergerakan Lempeng-lempeng Bumi

7

II.4 Proses Terjadinya Gempa Bumi

Dalam proses gempa bumi ada yang dikenal dengan hiposentrum dan episentrum.

Hiposentrum adalah titik pusat gempa yang berada dibawah permukaan bumi sedangkan

Episentrum adalah titik pusat gempa yang berada di atas permukaan bumi. Pusat gempa atau

hiposentrum berada pada pertamuan lempeng benua dan lempeng samudra yang saling

bertumbukan dan menimbulkan gelombang getaran. Lempeng samudra Gelombang getaran

tersebut merambat sampai pada episentrum dan terus merambat ke segala arah di permukaan

bumi dengan cepat.

Gambar 2.4.1 Proses Terjadinya Gempa Bumi

II.4.1 Macam-macam Gelombang Gempa

Dari Hiposentrum ke Episentrum terdapat tiga macam getaran, yaitu :

1. Gelombang Longitudinal (Gelombang Primer)

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang pertama kali tercatat pada

seismograf. Gelombang ini dirambatkan dari hiposentrum melalui lapisan litosfer dan

dirambatkan secara menyebar dan cenderung cepat. Jenis gelombang longitudinal ini

sifatnya sama seperti gelombang suara yang bisa merambat melalui zat padat, cair dan

padat.

8

2. Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder)

Gelombang transversal muncul setelah gelombang longitudinal dan tercatat

pada seismograf setelah gelombang longitudinal. Gelombang ini dirambatkan dari

hiposentrum ke segala arah dalam lapisan litosfer dan kecepatannya lebih rendah

dibandingkan gelombang longitudinal dan bergerak tegak lurus dengan arah

rambatannya. Gelombang transversal hanya dapat merambat melalui zat padat. Jika ia

merambat melalui medium cair dan gas maka gelombang ini akan hilang dan tidak

tercatat lagi pada seismograf.

3. Gelombang Panjang (Gelombang Permukaan)

Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat melalui episentrum

dan menyebar ke segala arah di permukaan bumi. Gelombang ini melanjutkan

perjalanannya di permukaan bumi dan merupakan gelombang pengiring setelah

gelombang transversal. Gelombang transversal adalah gelombang yang bersifat

merusak karena gelombang ini berjalan terus melalui wilayah sekitar pusat gempa

bumi. Gelombang ini ada dua macam, yaitu :

1. Gelombang Love : gelombang yang melintang arah getaran.

2. Gelombang Rayleigh : gelombang yang searah dengan arah getarannya

II.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Gempa Bumi

Gempa bumi yang terjadi pada suatu daerah bisa merupakan gempa yang berskala

besar maupun gempa yang berskala kecil. Besar kecilnya gempa itu dikarenakan beberapa

faktor yaitu:

1. Skala atau magnitude gempa.

Yaitu kekuatan gempa yang terjadi yang bukan berdasarkan lokasi observasi pada

suatu daerah . Magnitude gempa biasa dihitung tiap gempa terjadi dan dicatat oleh

seismograf yang dinyatakan dalam satuan Skala Ricther.

2. Durasi dan kekuatan gempa.

Yaitu lamanya guncangan gempa yang terjadi pada suatau daerah dan kekuatan

gempa yang terjadi dengan melihat kerusakan pada daerah tempat terjadinya gempa

bumi.

9

3. Jarak sumber gempa terhadap perkotaan.

Jarak sumber gempa yang jauh dari perkotaan akan memungkinkan intensitas gempa

semakin rendah.

4. Kedalaman sumber gempa.

Yaitu kedalaman pusat terjadinya gempa diukur dari permukaan bumi. Semakin

dalam pusat gempa maka semakin rendah kekuatan gempa yang terjadi.

5. Kualitas tanah dan bangunan.

Kualitas tanah yang buruk akibat bangunan dapat mengakibatkan serangan gempa

bumi yang kuat.

6. Lokasi perbukitan dan pantai.

Pantai atau daerah perbukitan merupakan daerah rawan gempa karena perbukitan

dan pantai merupakan daerah pertemuan lempeng. Sehingga dapat mempengaruhi

besar kecil kekuatan gempa berdasarkan hiposentrumnya.

II.5 Klasifikasi Gempa Bumi

Para ahli / ilmuan seismologi telah mengklasifikasikan jenis-jenis gempa bumi sebagai

berikut:

a. Berdasarkan Penyebabnya, dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Gempa Tektonik

Gempa yang terjadi karena perubahan kedudukan lapisan batuan yang

mengakibatkan adanya pergerakan lempeng-lempeng pada lapisan kulit bumi.

2. Gempa Vulkanik

Gempa yang terjadi karena adanya aktivitas magma dalam lapisan bawah

permukaan bumi.

3. Gempa Runtuhan

Gempa yang terjadi karena adanya runtuhan pada terowongan bawah tanah akibat

aktivitas pertambangan. Runtuhan terowongan yang besar tersebut dapat

mengakibatkan getaran yang kuat.

10

b. Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum, dibagi menjadi:

1. Gempa Dangkal

Gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya rendah. Titik hiposentrum

ini dihitung dari permukaan laut sampai pada titik pusat gempa berada.

2. Gempa Menengah

Gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya tidak terlalu dalam dan

jauh dari permukaan bumi. Berada sekitar 100-300 km di bawah permukaan laut.

3. Gempa Dalam

Gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya sangat jauh dari

permukaan laut. Titik hiposentrum > 300 km di bawah permukaan air lut.

c. Berdasarkan Jarak Episentrum, dibagi menjadi:

1. Gempa Setempat

Gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi namun hanya pada

daerah tempat titik pusat gempa berada. Biasanya gempa semacam ini memiliki

kekuatan yang sangat rendah sehingga hanya dirasakan oleh wilayah setempat

saja.

2. Gempa Jauh

Gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi dan getarannya

dirasakan hingga daerah yang jauh dari titik pusat gempa berada. Gempa ini dapat

terjadi apabila memiliki kekuatan yang cukup besar sehingga mengakibatkan

guncangan yang kuat.

3. Gempa Sangat Jauh

Gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi dan getarannya

dapat dirasakan hingga daerah yang sangat jauh dari daerah asal gempa terjadi.

Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga menimbulkan

guncangan yang dahsyat dan mencakup wilayah yang sangat luas.

d. Berdasarkan Bentuk Episentrum

1. Gempa Sentral yaitu gempa yang episentrumnya berupa suatu titik. Gempa

yang dirasakan pada daerah setempat.

2. Gempa Linier yaitu gempa yang episentrumnya berupa suatu garis. Gempa ini

dirasakan oleh daerah-daerah yang berada disebelah daerah pusat gempa dan

terus merambat hingga daerah berikutnya sehingga membentuk suatu garis.

11

e. Berdasarkan Letak Episentrum

1. Gempa Laut

Gempa yang episentrumnya berada di bawah dasar laut. Gempa ini terjadi

karena hiposentrumnnya berada di bawah dasar laut sehingga guncangan dan

getarannya berada di dasar laut. Biasanya gempa ini dapat mengakibatkan

tsunami apa bila kekuatannya sangat besar.

2. Gempa Darat

Gempa yang episentrumnya berada di permukaan bumi atau daratan. Gempa

ini terjadi apabila hiposentrumnya berada di bawah permukaan bumi dan

berada pada lempeng benua.

II.6 Aktivitas Gempa Bumi Di Indonesia

Bumi kita memiliki dua jalur pegunungan muda yaitu sirkum pasifik dan sirkum

mediterania. Jalur pegunungan tersebut merupakan salah satu dari proses pembentukan

batuan dan dampak dari gempa yang sering terjadi sehingga mengakibatkan tumbukan antar

lempeng terus terjadi dan membentuk suatu pegunungan yang panjang. Sirkum pasifik dan

sikum mediterania ini bertemu di wilayah Asia dan Indonesia merupakan salah satu negara

yang berada diantara jalur tersebut. Di dunia ada 7 lempeng yang besar yaitu Pasifik,

Amerika Utara, Amerika Selatan, Australia, Antartika, dan Eurasia, tempat Indonesia berada.

Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia,

dan Pasifik.

Lempeng Eurasia merupakan lempeng yang keadaannya stabil, sedangkan lempeng

Indo-Autralia adalah lempeng yang cenderung bergerak ke utara dan lempeng Pasifik yang

cenderung bergerak ke barat. Itulah yang membuat Indonesia berada pada daerah rawan

bencana gempa bumi. Wilayah-wilayah di Indonesia yang merupakan daerah rawan yaitu

Sumatra terutama bagian pesisir barat, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa bumi di Indonesia dibagi

menjadi 6 daerah aktivitas:

1. Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 SR mungkin terjadi di daerah ini. Yaitu

di Halmahera, pantai utara Irian.

12

2. Daerah aktif. Magnitude 8 SR mungkin terjadi dan magnitude 7 SR sering terjadi.

Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda.

3. Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 SR mungkin terjadi. Yaitu di

pantai barat Sumatra, kepulauan Suna, Sulawesi tengah.

4. Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari 7 SR bisa terjadi.

Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara, Kalimatan bagian timur.

5. Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 SR jarang terjadi. Yaitu di daerah

pantai timur Sumatra, Kalimantan tengah.

6. Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan Irian,

Kalimantan bagian barat.

Indonesia memiliki banyak sejarah gempa yang terjadi. Salah satu gempa yang

terdahsyat yaitu di tahun 2004 pada bulan desember yang mengguncang Aceh dan sekitarnya

dengan gempa yang berkekuatan 9,8 SR. Gempa ini mengakibatkan timbulnya tsunami

karena hiposentrumnya yang berada pada dasar laut.

Gambar 2.7.1 Akibat dari gempa yang melanda Aceh

13

II.7 Dampak Terjadinya Gempa Bumi

Gempa bumi memiliki dampak negatif bagi manusia diantaranya kerusakan berat

pada tempat tinggal warga yang bertempat tinggal ditempat kejadian. Terutama apabila

gempa yang terjadi memiliki kekuatan yang besar. Banyak dari korban bencana kehilangan

tempat tinggal dan tempat berlindung. Selain itu gempa yang menyebabkan banyaknya

bangunan yang runtuh akan mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan akibat tertindih

bangunan. Selain kerusakan fisik, gempa juga memiliki dampak negative bagi psikologis

korban yang mengalami bencana. Beberapa dari korban juga akan mengalami trauma atas

kejadian yang dialaminya. Ini juga dapat berdampak bagi perekonomian negara karena secara

tidak langsung negara perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mengatasi korban-korban

bencana alam baik dari pangan maupun sandang. Tenaga medis dan fasilitasnyapun sangat

diperlukan untuk mengatasi dampak dari bencana tersebut. Gempa juga dapat mengakibatkan

timbulnya gelombang besar tsunami apabila gempa tersebut hiposentrumnya berada pada

dasar laut dan memiliki kekuatan yang besar. Gelombang trunami tersebut dapat merusak

semua benda yang dilaluinya dan membawa semua material-material kedalam laut.

II.7.1 Gempa Hebat yang pernah melanda Bumi

Berikut adalah Gempa hebat yang pernah melanda Bumi pada abad ke-20 dan 21,

dan dampak yang ditimbulkannya:

1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan

merenggut sedikitnya 140.000 nyawa

31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan

50.000 orang.

24 Januari 1939 - Di Chillan, Chili dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000

kematian.

26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan

33.000 orang tewas.

29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran

5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan

seluruh kota Agadir.

14

4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan

menyebabkan 22.778 terbunuh.

28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan

menyebabkan 240.000 orang terbunuh.

4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar

1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga

menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).

16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan

menyebabkan 25.000 kematian.

19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter,

meragut lebih dari 9.500 nyawa.

7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan

menyebabkan 25.000 kematian.

21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut

50.000 nyawa.

12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan

menewaskan 2.500 orang.

30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan

menewaskan 1.000 orang.

17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan

merenggut 6.000 nyawa.

30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala

Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.

25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171

nyawa.

17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut

17.000 nyawa.

21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan

2.400 korban tewas.

26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500

ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.

21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan

menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.

15

26 Desember 2003 - Gempa Bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5

pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.

26 Januari 2004 - Gempa Bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala Richter

mengguncang India dan merenggut lebih dari 3.420 jiwa.

26 Desember 2004 - Gempa Bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter

mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang 

tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari

220.000 jiwa.

8 Oktober 2005 - Gempa Bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia

Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.

27 Mei 2006 - Gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa

Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB

selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.

United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari

6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.

6 Maret 2007 - Gempa Bumi tektonik mengguncang provinsiSumatera

Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas.

9 Agustus 2007 - Gempa Bumi 7,5 Skala Richter

12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter

12 Mei 2008 - Gempa Bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter di Provinsi Sichuan,

China. Menyebabkan sedikitnya 80.000 orang tewas dan jutaan warga kehilangan

tempat tinggal.

3 Januari 2009 - Gempa Bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter di Papua.

2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang 

Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali,

berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena

terjadi Tanah longsor sehinggapengevakuasian warga terhambat.

30 September 2009, Gempa Bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik

yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala

Richter (BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika)

mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang

tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.

16

12 Januari 2010, Gempa Bumi Haiti dengan episenter dekat kota Léogâne 7,0

Skala Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan korban meninggal

230.000 orang, luka-luka 300.000 orang dan 1.000.000 kehilangan tempat

tinggal.

27 Februari 2010, Gempa Bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432 orang

tewas (data 30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami menyeberangi Samudera

Pasifik yang menjangkau hingga Selandia Baru, Australia, kepulauan Hawaii,

negara-negara kepulauan di Pasifik dan Jepang dengan dampak ringan dan

menengah.

7 April 2010, Gempa Bumi dengan kekuatan 7.2 Skala Richter di Sumatera

bagian Utara lainnya berpusat 60km dari Sinabang,Aceh. Tidak

menimbulkan tsunami, menimbulkan kerusakan fisik di beberapa daerah, belum

ada informasi korban jiwa.

16 Juni 2010, Gempa Bumi 7,1 Skala Richter menggguncang Biak, Papua.

26 Oktober 2010, Gempa Bumi di Mentawai berskala 7.2 Skala Richter, korban

tewas ditemukan hingga 9 November ini mencapai 156 orang. Gempa ini

kemudian juga menimbulkan tsunami.

11 Maret 2011, Gempa Bumi di Jepang, 373 km dari kota Tokyo berskala 9,0

Skala Richter yang sebelumnya di revisi dari 8,8 Skala Richter, gempa ini juga

menimbulkan gelombang tsunami di sepanjang pesisir timur Jepang.

11 April 2012, Gempa bumi di sepanjang Pulau Sumatera berskala 8.6 SR,

berpotensi sampai Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Lampung. Gempa terasa

sampai India.

17

Gambar 2.7.1 Kerusakan akibat gempa Bumi di San Francisco pada tahun 1906

Gambar 2.7.1 Jalan layang yang runtuh akibat gempa Bumi Loma Prieta pada tahun 1989

Gambar 2.7.2 Pusat gempa di Jepang yang menimbulkan Tsunami

18

II.8 Hubungan Teknik Sipil dengan Gempa Bumi

Gempa merupakan fenomena alam yang terjadi dan tidak dapat dielakan dari

kehidupan manusia. Gempa bumi adalah getaran permukaan bumi. Permukaan bumi

senantiasa bergerak dalam pergerakan tektonik, dan gempa bumi terjadi disebabkan tekanan

melebihi kemampuan bumi meredamnya.

Salah satu kaitan gempa bumi di dalam teknik sipil adalah dampak dari getaran gempa

tersebut terhadap bangunan di permukaan bumi. Sesuai dengan getaran yang dihasilkan

gempa dan mutu serta kualitas mendesain sebuah bangunan akan berdampak terhadap

bangunan itu sendiri. Di dalam perencanaan struktur beton bertulang khususnya gedung,

analisa beban yang diberikan selain beban sendiri bangunan, beban hidup, serta beban angin,

beban gempa juga harus diperhitungkan. Perencanaan yang melibatkan beban gempa adalah

bertujuan agar bangunan yang di desain tahan terhadap gempa.

Dengan mengerti dan paham mengenai karakteristik dari gempa bumi, seorang teknik

sipil akan mampu menciptakan teknologi aneka desain rumah tahan gempa. Teknologi rumah

tahan gempa ini pun tak jauh-jauh berkiblat pada sebuah negara yang langganan mengalami

bencana gempa bumi yakni Jepang. Jepang mulai menerapkan sistem desain rumah tahan

gempa setelah terjadinya bencana gempa dahsyat yang mengguncang Tokyo pada tahun

1855. Semenjak itu struktur bangunan-bangunan di Jepang mulai dikemas dengan struktur

tahan gempa sederhana, yakni dengan cara memasang batang silang sebagai elemen pembuat

kaku secara horizontal dan vertikal. Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi gempa

tektonik cukup tinggi pun memungkinkan untuk merancang jenis desain bangunan yang

sama.

Konstruksi bangunan tahan gempa akan berjalan baik paling tidak dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya; pemilihan lokasi yang tepat, sistem material yang memadai dan

bentuk konstruksi yang memenuhi syarat.

Beberapa contoh Aneka Rumah Tahan Gempa :

- Rumah berbahan baku bamboo

Anda tentu masih ingat dengan bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh

beberapa tahun lalu, beberpa rumah yang tersisa usai bencana itu terjadi sebagian

besar adalah rumah dengan bahan baku tradisional bambu. Sementara pemerintah

19

Jogjakarta pasca bencana gempa yang melanda Bantul tahun 2007 mulai

menggalakkan pembangunan rumah berbahan baku bambu. Bahan baku bambu

digunakan untuk membuat desain rumah darurat pasca bencana. Bambu bersifat

lentur, ringan dan praktis. Secara ekologi, tanaman bambu juga sangat membantu

sistem keseimbangan tata air lingkungan. Musashino Art University, Jepang,

bekerjasama dengan Desain Produk Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB telah

berupaya membuat desain rumah segitiga yang terbuat dari bambu. Desain ini bersifat

bongkar pasang, sangat sesuai untuk Anda yang berada di lokasi bencana.

- Desain rumah bentuk bola

Rumah bola atau disebut juga rumah Barier merupakan desain rumah yang ditemukan

oleh Jepang. Keistimewaan jenis desain ini tak hanya dirancang tahan terhadap

bencana gempa, namun juga memiliki keistimewaan bisa mengapung di air. Jika ada

air, desain ini secara otomatis akan mengapung di air. Desain ini tentu sangat cocok

untuk kondisi alam Indonesia yang kerap dilanda banjir. Rumah bola dirancang

berpedoman pada hukum Bernauli. Dinding pada desain rumah bola dirancang

dengan 32 sisi. Karakter khas desain ini terletak pada sistem

pondasinya.Struktur pondasi desain rumah ini  adalah struktur pondasi bebas.

Gayanya merata pada ke-32 sisi dinding, hal ini menyebabkan desain rumah ini

memiliki kekuatan yang merata.

Gambar 2.8.1 Contoh rumah bambu tahan Gempa

20

Gambar 2.8.2 Contoh berbentuk bola tahan Gempa

Gambar 2.8.3 Design rumah tahan Gempa

21

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari energi dalam bumi yang bisa

disebabkan oleh pergerakan batuan atau pergerakan lempeng, aktivitas magma, maupun

aktivitas yang dilakukan manusia. Para ahli gempa sudah sejak lama menyelidiki sesuatu

yang berhubungan dengan gempa, diketahui bahwa terdapat tiga jalur utama gempa yang

merupakan batas pertemuan dari beberapa lempeng tektonik aktif, yaitu Jalur Sirkum Pasifik,

Jalur Trans Asiatik (Mediteran) dan Jalur Mid-Atlantic.

Dalam proses gempa bumi ada yang dikenal dengan hiposentrum dan episentrum.

Hiposentrum adalah titik pusat gempa yang berada dibawah permukaan bumi sedangkan

Episentrum adalah titik pusat gempa yang berada di atas permukaan bumi. Pusat gempa atau

hiposentrum berada pada pertamuan lempeng benua dan lempeng samudra yang saling

bertumbukan dan menimbulkan gelombang getaran. Lempeng-lempeng tersebut suatu saat

akan bergerak karena adanya tekanan atau energi dari dalam bumi. Lempeng-lempeng

tersebut bisa bergerak menjauh (divergen), mendekat (konvergen) atau melewati (transform).

Gerakan lempeng-lempeng tersebut bisa dalam waktu yang lambat maupun dalam waktu

yang cepat.

Proses terjadinya gempa bumi juga dipengaruhi oleh jenis gempa yang terjadi baik

tektonik maupun vulkanik. Gelombang gempa ada 3 yaitu gelombang longitudinal,

transversal dan panjang. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya

gempa yaitu, skala atau magnitude, durasi dan kekuatan, jarak sumber gempa dengan

perkotaan, kedalaman sumber gempa, kualitas tanah dan bangunan, dan lokasi perbukitan dan

pantai.

Gempa dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

1. Berdasarkan penyebabnya: tektonik-vulkanik-runtuhan

2. Berdasarkan kedalaman hiposentrum: dangkal-menengah-dalam

3. Berdasarkan jarak episentrum: setempat-jauh-sangat jauh

4. Berdasarkan bentuk episentrum: sentral-linier

5. Berdasarkan letak episentrum: laut-dasar

22

Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan bencana gempa karena Indonesia

berada pada pertemuan tiga lempeng besar di dunia yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia

dan Pasifik. Wilayah-wilayah di Indonesia yang dilalui oleh lempeng tersebut sehingga

mengakibatkan wilayah tersebut rawan bencana gempa bumi adalah Sumatra, Jawa,

Sulawesi, Maluku dan Papua. Kalimantan merupakan satu pulau yang aman dari gempa bumi

karena posisinya yang berada di tengah-tengah lempeng.

Gempa dapat membawa dampak negatif bagi manusia. Baik secara fisik maupun

psikologis. Secara fisik tentu dapat merusak bangunan-bangunan tempat terjadinya gempa

sehingga banyak warga yang kehilangan tempat tinggal. Selain itu juga banyak korban jiwa

yang timbul karena tertimbun oleh bangunan-bangunan yang runtuh. Dampak negatif dari

segi psikologis adalah beberapa dari korban bencana gempa dapat mengalami trauma akibat

kejadian tersebut. Gempa yang berkekuatan besar dan yang memiliki sumber gempa di dasar

laut juga memiliki dampak terjadinya tsunami. Dampak-dampak tersebut juga dapat

berpengaruh bagi keadaan negara karena mempengaruhi perekonomian juga keamanan

negara seperti banyaknya bantuan yang harus dijalankan pemerintah untung mengatasi

bencana tersebut.

Salah satu kaitan gempa bumi di dalam teknik sipil adalah dampak dari getaran gempa

tersebut terhadap bangunan di permukaan bumi. Sesuai dengan getaran yang dihasilkan

gempa dan mutu serta kualitas mendesain sebuah bangunan akan berdampak terhadap

bangunan itu sendiri. Di dalam perencanaan struktur beton bertulang khususnya gedung,

analisa beban yang diberikan selain beban sendiri bangunan, beban hidup, serta beban angin,

beban gempa juga harus diperhitungkan. Perencanaan yang melibatkan beban gempa adalah

bertujuan agar bangunan yang di desain tahan terhadap gempa. Sehingga dengan mengerti

dan paham mengenai karakteristik dari gempa bumi, seorang teknik sipil akan mampu

menciptakan teknologi aneka desain rumah tahan gempa.

Konstruksi bangunan tahan gempa akan berjalan baik, dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya; pemilihan lokasi yang tepat, sistem material yang memadai dan

bentuk konstruksi yang memenuhi syarat.

23

III.2 Saran

Masyarakat harus lebih tahu mengenai gejala-gelaja alam yang sering terjadi di

Indonesia dan pemerintah juga harus sering mengadakan penyuluhan-penyuluhan serta

pengetahuan bagi masyarakat agar mereka mengerti dan dapat mengetahui apa yang harus

mereka lakukan apabila suatu saat mereka dihadapkan dengan bencana gempa bumi.

Pemerintah juga harus betindak cepat dalam menangani segala bencana yang terjadi agar

tidak memakan banyak korban jiwa.

Apabila dihadapkan dengan bencana gempa bumi, yang paling penting dan utama

adalah menyelamatkan diri dibandingkan harta benda yang dimiliki.

24