isi-fp-ecomic
DESCRIPTION
pengaruh iklanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tahun perusahaan menghabiskan ratusan juta bahkan milyaran rupiah
untuk pengeluaran biaya iklan. Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat biaya
ini bertambah tiap tahunnya. Perusahaan berlomba-lomba membuat iklan untuk
membangun posisi yang menguntungkan di pasar.
Tujuan iklan sendiri ada beberapa tingkat seperti yang pertama dan paling
mudah dicapai adalah mendapat perhatian (Attention) dari konsumen. Apabila iklan
ditujukan untuk mendapatkan perhatian, efektifitasnya bisa dilihat dari seberapa banyak
orang yang tahu tentang brand yang diiklankan. Tujuan yang kedua adalah menarik
minat (Interest) konsumen terhadap brand. Dengan kata lain merangsang konsumen
untuk membuat penilaian atau image yang positif tentang brand yang bersangkutan.
Pada konteks ini efektifitas iklan bisa diukur dari sejauh mana image konsumen berubah
terhadap brand setelah iklan dipublikasikan. Tujuan ketiga dari iklan adalah
menumbuhkan keinginan (Desire) di hati konsumen untuk membeli brand. Apabila
tujuan ini yang dipakai, seberapa banyak konsumen yang mempunyai keinginan untuk
membeli brand yang diiklankan menjadi tolok ukur efektifitas iklan. Tujuan iklan yang
terakhir adalah merangsang konsumen untuk membeli (Action) brand yang diiklankan.
Efektifitas iklan diukur dengan cara melihat perubahan penjualan setelah iklan
beredar. Jadi secara tidak langsung iklan sangat berpengaruh terhadap omzet perusahaan
yang mengeluarkan iklan. Lalu bagaimana dengan persaingan perusahaan yang menjual
barang atau komoditi yang sejenis? Hal ini biasanya terjadi dalam pasar oligopoli yaitu
pasar yang didalamnya terdapat beberapa penjual terhadap satu komoditi sehingga
tindakan satu penjual akan mempengaruhi tindakan penjual lainnya.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian
yang terikat dengan pasar, di mana keuntungan yang didapatkan tergantung dari tindak-
tanduk pesaing. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru,
perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen
dari pesaing. Oleh karena itu, iklan adalah salah satu cara agar perusahaan dalam pasar
oligopoli dapat bersaing. Maka dari itu setiap iklan yang muncul akan memperlihatkan
1
ciri khas sebuah produk dari perusahaan yang memproduksinya. Meskipun komoditi
yang diproduksi sama dalam suatu pasar oligopoli iklan yang dikeluarkan oleh masing-
masing perusahaan akan memiliki ciri khas tersendiri misalnya berupa slogan, kelebihan
atau ciri khas produk yang ditawarkan ataupun terdapat jingle pada iklan tersebut. Hal
ini akan membuat konsumen semakin tertarik pada produk yang diiklankan dan
terdorong akan membeli produk tersebut. Oleh karena itu kita perlu mengetahui apa
pengaruh iklan terhadap omzet penjualan pasar oligopoli ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh iklan terhadap omzet perusahaan didalam pasar oligopoli?
2. Bagaimana strategi pembuatan iklan yang efektif dalam meningkatkan omzet
perusahaan pasar oligopoli?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh periklanan terhadap penjualan pasar oligopoli.
2. Mengetahui strategi pembuatan iklan yang efektif untuk meningkatkan omzet
perusahaan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Iklan
2.1.1 Pengertian Iklan
Iklan merupakan suatu bentuk dari komunikasi massa (Wells,Burnett &
Moriarity,1995). “Komunikasi massa menurut Severin, Tan, dan Wright merupakan
bentuk komunikasi yang merupakan penggunaan saluran (media) dalam
menghubungkan komunikator dengan komunikan secara massal, berjumlah banyak,
bertempat tinggal yang jauh, sangat heterogen, dan menimbulkan efek-efek
tertentu”(Liliweri,1991,p.36).
Sedangkan menurut Paul Copley, advertising is by and large seen as an
art – the art of persuasion – and can be defined as any paid for communication
designed to inform and/ or persuade. Dimana iklan adalah sebuah seni dari persuasi
dan dapat didefinisikan sebagai desain komunikasi yang dibiayai untuk
meninformasikan dan atau membujuk. Dari beberapa pengertian diatas, pada
dasarnya iklan merupakan sarana komunikasi yang digunakan komunikator dalam
hal ini perusahaan atau produsen untuk menyampaikan informasi tentang barang
atau jasa kepada publik, khususnya pelanggannya melalui suatu media massa. Selain
itu, semua iklan dibuat dengan tujuan yang sama yaitu untuk memberi informasi dan
membujuk para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di iklan
tersebut, dapat berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan.
2.1.2 Prinsip Dasar Iklan
Berdasarkan definisi-definisi yang telah disebutkan diatas, suatu iklan
memiliki enam prinsip dasar yaitu:
a. Adanya pesan tertentu
Pesan yang disampaikan dalam sebuah iklan, dapat berbentuk perpaduan antara
pesan verbal dan pesan non-verbal. Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan
baik secara lisan maupun tulisan. Pesan non-verbal dapat berupa non-verbal
visual, non-verbal auditif, dan non-verbal non-visual.
b. Dilakukan oleh komunikator (sponsor)
3
Ciri sebuah iklan adalah bahwa pesan tersebut dibuat dan disampaikan oleh
komunikator atau sponsor tertentu secara jelas. Komunikator dalam iklan dapat
datang dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau organisasi,
bahkan negara.
c. Dilakukan dengan cara non-personal
Iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan secara non-personal. Non-
personal artinya tidak dalam bentuk tatap muka. Penyampaian pesan dapat
disebut iklan bila dilakukan melalui media. Iklan merupakan kegiatan non-
personal karena pemasang iklan tidak bertemu dengan audience-nya. Jadi,
mereka menggunakan iklan untuk menyampaikan pesan bagi sejumlah besar
orang dalam waktu yang serentak (Antrim,1978).
d. Disampaikan untuk khalayak tertentu
Iklan diciptakan oleh komunikator karena ingin ditujukan kepada khalayak
tertentu. Pesan yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk diberikan kepada
semua orang, melainkan kelompok target audience tertentu. Sasaran khalayak
yang dipilih tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa pada dasarnya setiap
kelompok khusus audience memiliki kesukaan, kebutuhan, keinginan,
karakteristik dan keyakinan khusus.
e. Dalam penyampaian pesan tersebut, dilakukan dengan cara membayar.
Dalam kegiatan periklanan, istilah membayar sekarang ini harus dimaknai secara
luas. Sebab, kata membayar tidak saja dilakukan dengan alat tukar uang,
melainkan dengan cara barter berupa ruang, waktu dan kesempatan.
f. Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu.
Dalam sebuah visualisasi iklan, seluruh pesan dalam iklan semestinya nerupakan
pesan yang efektif. Artinya, pesan yang mampu menggerakkan khalayak agar
mereka mengikuti pesan iklan.
(Widyatama,2005,p.17-24)
2.1.3 Peranan Iklan
Iklan memiliki peranan-peranan tertentu, antara lain sebagai berikut :
a. Peran Pemasaran
4
Pemasaran mencakup pengomunikasian informasi mengenai produk kepada
konsumen (target market), hal ini sering disebut sebagai komunikasi
pemasaran atau promosi. Iklan berperan sebagai salah satu teknik
penyampaian informasi dalam program komunikasi pemasaran.
b. Peran komunikasi
Iklan merupakan bentuk komunikasi. Nilai informasi dalam sebuah iklan
sangatlah penting bagi konsumen.
c. Peran Pendidikan
Orang belajar dari ikla. Mereka belajar mengenai produk yang ada dala
iklan. Iklan sebagai pendidik memperkenalkan hal-hal baru yang belum
pernah dicoba, misalnya teknologi baru.
d. Peran Ekonomi
Iklan merupakan alat komunikasi persuasif yang digunakan oleh para
pemasar untuk menarik perhatian konsumen, khususnya pada produk,
layanan dan ide yang ditawarkan. Iklan sebagai sumber informasi mengenai
produk/layanan yang tersedia, harga dan juga informasi terkait
peralatan/teknologi baru.
e. Peran Sosial
Iklan sebagai komunikasi massa juga memiliki peran sosial. Gambar-gambar
yang menarik dalam iklan dapat meningkatkan minat seseorang untuk
membeli. Hal tersebut dapat memotivasi merka agar berusaha mendapatkan
produk yang diinginkan, dan hal tersebut dapat meningkatkan standar hidup.
(Bovee & Arens, 1989)
2.1.3 Fungsi Iklan
Ada empat funsi pokok yang diemban oleh iklan, yaitu :
a. Fungsi Pemberi Informasi
Iklan mampu memiliki fungsi untuk memberikan informasi, yaitu bahwa
iklan memberikan informasi-informasi yang berharga bagi khalayaknya.
Informasi tersebut dapat berupa pengetahuan adanya produk, bagaimana cara
menggunakan produk, manfaat tambahan atas produk, perkembangan
produk, dimana dan kapan produk dapat dibeli dan sebagainya.
5
b. Fungsi Persuasi
Iklan mampu mengemban fungsi mempersuausi khalayak, yaitu membujuk
konsumen agar mengikuti apa yang disarankan dalam isi pesan iklan.
c. Fungsi Mendidik Khalayak
Iklan mampu mengemban fungsinya untuk mendidik khalayak, yaitu
mengajarkan khalayak atas suatu konstruksi tertentu. Sesuatu yang diajarkan
tersebut dapat berupa cara pemakaian, perakitan, pemasangan, penggunaan
produk, dan semacamnya.
d. Fungsi Penghibur
Iklan mampu memberikan hiburan bagi khalayaknya, menumbuhkan
perasaan gembira bagi yang melihatnya. Hal ini dilakukan sebagai strategi
untuk menarik perhatian khalayak ditengah persaingan terpaan informasi.
(Widyatama, 2005, p.151-152)
2.1.4 Media Periklanan
Media yang digunakan dalam periklanan secara umum dapat dikelompokkan
dalam dua jenis, yaitu media lini atas (abobe the line) dan media lini bawah (below the
line). Media lini atas terdiri dari media surat kabar, majalah, radio, televisi dan film.
Sementara yang termasuk kategori media lini bawah, misalnya poster, leaflet, folder,
spanduk, baliho, balon udara, direct mail, point of purchase (POP), kemasan produk sisi
luar dan sisi dalam, bus stop, bus panel, flyers dan sebagainya.
2.1.5 Pengertian dan Ciri Iklan Korporat
Iklan korporat didefinisikan sebagai sebuah media yang telah dibayar untuk
lebih berupaya dalam memberikan keuntungan bagi citra suatu perusahaan daripada
hanya sekedar produk atau jasa yang ditawarkan. Beberapa orang mengatakan bahwa
iklan korporat merupakan salah satu bentuk Public Relations atau Corporate
Communications yang dibayar dan mempunyai penekananan pada cara sebuah
organisasi bisa menggunakan media massa untuk meningkatkan citra.
2.1.6 Jenis Iklan Korporat
Ada tiga jenis iklan korporat yang paling dasar, yaitu:
6
Iklan Citra Korporat (Corporate Image Advertising). Iklan citra korporat
merupakan iklan korporat yang menjalankan fungsi menaikkan citra perusahaan di mata
publik baik internal maupun eksternal.
Iklan Pembelaan/Sokongan (Advocay Advertising). Iklan korporat jenis ini
mempunyai misi untuk berusaha menetapkan posisi organisasi pada suatu permasalahan
sosial, politik, dan lingkungan yang sangat penting. Iklan pembelaan / sokongan adalah
sebuah iklan yang dibuat untuk mempengaruhi opini publik terhadap permasalahan-
permasalahan yang menjadi perhatian perusahaan.
Iklan Berorientasi Sosial (Cause- Related Advertising). Iklan korporat jenis ini
menunjukkan hubungan sebuah perusahaan dengan hal-hal kegiatan sosial seperti
memberantas kemiskinan, gerakan pemberantasan buta huruf, mengekang
penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Tujuan dari iklan berorientasi sosial ini adalah
menaikkan citra perusahaan sehubungan dengan kegiatan sosial yang didananai oleh
perusahaan tersebut.
2.2 Pasar Oligopoli
2.2.1 Pengertian Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai
oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi
kurang dari sepuluh. Selain itu, Pasar oligopoli juga bisa diartikan sebagai suatu
bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual
dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri
semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya.
2.2.2 Sifat-Sifat Pasar Oligopoli
Sifat-sifat pasar oligopoli diantaranya adalah :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
Karakteristik pasar oligopoli :
· Hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industri.
7
· Produknya homogen atau terdiferensiasi.
· Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi.
· Kompetisi non harga.
Disamping itu, pasar oligopoli mempunyai beberapa ciri khas yang lain:
1. Menghasilkan barang standar maupun barang berbeda corak
Adakalanya perusahaan dalam pasar oligopoli menghasilkan barang standar
(standardized product). Industri pasar oligopoli yang demikian sifatnya banyak
dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah seperti produsen bensin,
industri baja dan aluminium dan industri bahan baku industri semen dan bahan
bangunan. Di samping itu banyak pula pasar oligopoli yang terdiri dari perusahaan-
perusahaan yang menghasilkan barang berbeda corak (differentiated product). Barang
seperti itu pada umumnya adalah barang akhir. Contoh dari pasar oligopoli yang
menghasilkan barang akhir adalah industri mobil dan truk, industri rokok, dan
industri sabun cuci dan sabun mandi.
2. Kekuasaan Menentukan Harga Dapat Sangat Lemah Atau Kuat
Dari dua kemungkinan ini, bentuk kerjasama di antara perusahaan-perusahaan
dalam pasar oligopoli memiliki peran penting. Tanpa ada kerjasama, kekuasaan
menentukan harga menjadi lebih terbatas.
3. Pada umumnya Perusahaan Oligopoli perlu melakukan promosi melalui
iklan
Kegiatan periklanan secara terus sangat diperlukan oleh perusahaan dalam
pasar oligopoli yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Pengeluaran iklan
oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli biasanaya sangat besar sekali.
Kegiatan promosi secara secara iklan yang sangat aktif tersebut adalah untuk dua
tujuan , yaitu menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama.
2.2.3 Rintangan Untuk Masuk dalam Pasar Oligopoli
Yang dimaksud rintangan untuk masuk yaitu berupa segala sesuatu yang
dihadapi oleh perusahaan baru yang ingin memasuki industry tersebut sehingga tidak
menarik baginya untuk masuk ke industry tersebut. Rintangan ini ada 3 jenis yaitu
rintangan alami, rintangan ynag diciptakan oleh perusahaan yang telah ada dalam
industry tersebut, dan rintangan yang ditimbulkan oleh kebijaksanaan pemerintah.
8
1. Rintangan Alamiah
Rintangan alamiah untuk memasuli suatu industry mungkin terjadi Karena
saling mempengaruhi antara besarnya pasar seperti ditunjukkan oleh kurva
permintaan pasar dan skala ekonomi. Rintangan alamiah terjadi jikalau
output dimana skala efisien minimum adalah besar dibandingan permintaan
total. Dalam hal seperti ini, sejumlah kecil perusahaan yang ada
memperoleh laba tanpa menarik lebih banyak perusahaan untuk memasuki
pasar tersebut.
2. Rintangan yang diciptakan oleh perusahaan yang telah ada dalam industry
tersebut
Kalau rintangan alamiah tidak ada, perusahaan dalam industry oligopoly
baru dapat memperoleh laba ekonomi jangka panjang kalau mereka
menciptakan rintangan yang menghalangi laba mereka menarik pendatang
baru ke dalam industry tersebut. Memperbanyak jumlah produk sejenis dan
iklan citra merk dapat dipergunakan untuk menciptakan rintangan yang
cukup untuk menghalangi pendatang baru, kalau tidak ada rintangan
alamiah.
3. Rintangan yang ditimbulkan oleh kebijaksanaan pemerintah
2.2.4 Dampak Negatif Oligopoli Terhadap Perekonomian:
1. Keuntungan yang yang terlalu besar bagi produsen dalam jangka panjang
2. Timbul inifisiensi produksi
3. Eksploitasi terhadap konsumen dan karyawan perusahaan
4. Harga tinggi yang relatif stabil (sulit turun) menunjang inflasi yang kronis
5. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi oligopoli
6. Pemerintah mempermudah masuknya perusahaan baru untuk masuk kepasar
untuk menciptakan persaingan
7. Diberlakukannya undang-undang anti kerja sama antar produsen
BAB III
9
PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Iklan Terhadap Omzet Perusahaan di Pasar Oligopoli
Tingkat iklan yang luar biasa dalam industri oligopoli dengan diferensiasi
produk juga dapat dimengerti sebagian berdasarkan rintangan untuk masuk. Misalkan
hanya ada beberapa penghematan skala sehingga perusahaan baru dapat mencapai biaya
minimum pada suatu output yang cukup rendah dibandingkan ddengan uotput total
industri. Jadi hanya ada rintangan alamiah yang lemah untuk masuk. (misalnya
beginilah keadaannya dalam industri sabun dan rokok). Perusahaan yang sudah ada
dalam industri tersebut dapat menciptakan rintangan untuk masuk dengan mengenakan
biaya tetep yang tinggi pada pendatang baru. Biaya tetap ini menaikkan MES semua
perusahaan, termasuk pendatang baru. Iklan adalah salah satu kebijaksanaan seperti itu.
Kalau ada iklan peningkatan citra yang efektif dilakukan, perusahaan pendatang baru
harus mengeluarkan banyak uang untuk mengiklankan produknya supaya sampai pada
perhatian publik. Jika perusahaan pendatang baru adalah perusahaan kecil, biaya iklan
per unit yang dijual akan menjadi sangat besar. Baru kalau penjualan besar biaya iklan
dapat dibebankan atas jumlah unit yang besar dan biaya per unit akan menjadi kecil
sehingga biaya iklan tidak lagi merupakan suatu kelemahan persaingan bagi perusahaan
baru.
Gambar 1 menunjukkan bagaimana iklan yang gencar dapat menggeser
kurva biaya sebuah perusahaan dengan MES yang rendah menjadi MES yang tinggi.
Ringkasnya, apa yang terjadi adalah bahwa suatu kelebihan skala iklan telah
ditambahkan pada MES produksi rendah dengan hasil bahwa MES keseluruhan menjadi
naik. Dengan demikian perusahaan pendatang baru harus melakukan produksi maupun
iklan akan mendapatkan posisinya kurang menguntungkan dibandingkan dengan
saingannya yang sudah mapan.
Keterangan Kurva di bawah ini: Biaya iklan yang besar dapat meningkatkan
MES produksi dan dengan demikian meningkatkan rintangan untuk masuk. Kurva
ATC0 menunjukkan MES tanpa adanya iklan pada q0 kurva ATCA menunjukkan bahwa
biaya iklan per unit menurun dengan semakin tingginya output. Biaya iklan menaikkan
total biaya menjadi ATC1 dan meningkatkan MES menjadi q1. Iklan telah memberikan
kelebihan skala pada penjual besar dan telah menciptakan rintangan untuk masuk.
10
Sebuah perusahaan yang tidak menghadapi rintangan alamiah mungkin sanggup
menciptakannya dengan melakukan persaingan non harga. Iklan tentu saja mempunyai
tujuan lain selain menciptakan rintangan untuk masuk. Antara lain, iklan memang
melakukan fungsi yang berguna untuk memberitahu pembeli tentang alternative yang
ada di pasar, dengan demikian penjual dapat bekerja lebih lancar. Memang benar,
sebuah perusahaan baru marasakan iklan sangat penting, bahkan kalau sekiranya
perusahaan yang sudah ada dalam industry tersebut tidak melakukan iklan sama sekali,
semata-mata untuk memberitahukan kehadirannya dalam suatu industry dimana dia
tidak dikenal.
Dalam perannya dalam memasarkan produk, bentuk iklan juga dapat
mempengaruhi ketertarikan konsumen atas produk tersebut. Jadi dapat dikatakan
apabila sebuah iklan berisi tawaran, dan menjelaskan bagaimana produknya dengan cara
yang menarik dan terpercaya, maka banyak konsumen yang akan tertarik dengan produk
yang ditawarkan tersebut. Dengan begitu banyak konsumen yang akan mencari produk
tersebut, sehingga permintaan di pasaran meningkat. Ketika permintaan meningkat,
perusahaan akan menambah jumlah output yang diproduksi dan omzet yang diterima
juga meningkat. Sehingga adanya ketertarikan pada suatu iklan produk tertentu akan
mempengaruhi jumlah omset perusahaan yang didapat.
3.2 Strategi pembuatan iklan
11
output
ATC1
ATC0
ATCA
q1q0
p1
P0
Gambar 1
Peranan iklan pada perusahaan oligopoli sangat signifikan. Melalui iklan para
oligopolist mampu meningkatkan citra perusahaan. Oleh karena itu, dalam pembuatan
iklan harus dilaksanakan dengan penuh pertimbangan agar iklan efektif dalam menarik
konsumen. Dalam pembuatan iklan, strategi periklanan yang digunakan perusahaan
adalah sangat penting. Strategi memegang peranan vital dalam penentuan keberhasilan
iklan. Strategi merupakan dasar membangun merk, strategi menjaga agar periklanan dan
elemen pemasaran berada dalam jalur yang tepat serta membangun kepribadian merk
dengan jelas dan konsisten. Strategi mewakili jiwa sebuah merk dan menjadi elemen
penting untuk keberhasilan (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005).
Dalam membuat Strategi iklan, harus mampu menjawab pertanyaan dasar dari
rancangan sebuah sebuah kampanye periklanan yang dirumuskan dalam 5W + 1H
(Suhandang, 2005) yaitu
- What : apa tujuan iklan ?
- Who : siapa khalayak yang akan dijangkau ?
- When : kapan iklan dipasang ?
- Where : di mana iklan dipasang ?
- Why : mengapa harus demikian ?
- How : bagaimana bentuk iklannya ?
Tujuan dari strategi adalah usaha untuk menciptakan iklan yang efektif, oleh
karena itu selain rumusan pertanyaan 5W + 1H maka pengetahuan yang cukup tentang
produk, persaingan pasar atau kompetitor dan analisis mendalam tentang konsumen
merupakan kunci pokok yang harus diketahui oleh pemasar sebelum merumuskan
sebuah strategi (Batey, 2003).
Dalam Teori Ilmu Komunikasi, kepenerimaan komunikan akan pesan yang
disampaikan oleh komunikator menjadi dasar penilaian akan keberhasilan suatu proses
komunikasi ( Effendi, 1981 ) Jadi penetapan strategi pesan periklanan merupakan suatu
keputusan strategis yang mampu menjamin sukses atau gagalnya suatu iklan. Hal
pertama yang harus dilihat dalam iklan adalah keuntungan kunci konsumen atau ide inti
sebagai jantung strategi pesan iklan. Kampanye iklan yang efektif sangat berperan besar
dalam pencapaian pangsa pikiran (mind share) dan pangsa pasar (market share).
Strategi periklanan yang baik berdasarkan pada produk, kompetitor dan target market.
Dalam prakteknya, beberapa aliran besar teori strategi kreatif yang sering
12
digunakan untuk menentukan pesan atau tema utama yang diangkat dalam sebuah
kampanye, yaitu : kreatifitas pesan iklan yang berfokus pada penonjolan keistimewaan
khusus produk (Widyatama, 2005) . Keistimewaan tersebut tidak dimiliki oleh
kompetitor lain dan merupakan sesuatu yang dicari-cari, menjadi ciri khas dan dijadikan
alasan bagi konsumen untuk mengguanakan produk tersebut.
Iklan-iklan pada masa sekarang umumnya hadir dengan bentuk-bentuk pencitraan
dalam rangka untuk membangun sebuah citra merk yang positif dimata konsumen.
Bentuk-bentuk pencitraan tersebut merupakan sebuah langkah dari strategi pesan, yang
disebut dengan strategi citra merk atau brand image. Dalam strategi citra merk terdapat
bentuk strategi yaitu strategi differensiasi. Maksudnya adalah sampai di mana produk
atau brand tersebut mampu membangun image khusus, unik, atau berbeda pada
masyarakat konsumen (http://www.tanadisantoso.com/v40/review). Differensiasi
sebuah merk untuk memaksimalkan efektifitas sebuah iklan harus dibangun melalui
gaya periklanan yang konsisten. Menurut David Aaker (Dalam : Sutherland & Alice K,
2005), Sebuah strategi merk yang konsisten dan ditopang oleh sebuah simbol yang kuat
mampu menghasilkan keuntungan besar dalam melaksanakan program komunikasi.
Citra merk sebagai strategi differensiasi menurut David Ogilvy (Dalam : Lwin &
Aitchison, 2005) adalah :
Konsumen membeli manfaat fisik dan psikologis, bukan sekedar membeli
sebuah produk.
Periklanan harus menjadi investasi jangka panjang dalam mengembangkan dan
mempertahankan citra merk.
Dalam paradigma pemasaran dan periklanan kontemporer, realita
merepresentasikan atribut produk atau jasa, sementara citra lebih memproyeksikan
value dari brand atau merk. Iklan selalu kaya dengan pencitraan psikologis (Engel,
1994) artinya iklan bukan hanya sebagai penyampai pesan tapi sekaligus pembentuk
citra. Image adalah segalanya, orang membeli produk atau jasa lebih karena citranya
bukan manfaat. Produk adalah citra yang menjadi ukuran personaliti seseorang. Dan
media pencitraan yang paling canggih saat ini adalah periklanan. Iklan adalah
pembentuk citra maka citra adalah simplifikasi, cenderung fokus, single minded
(Indrarto, Kompas, Kamis, 6 Maret 2003).
Hal lain yang harus diperhatikan dalam pembuatan iklan aadalah tentang
13
Positioning Oriented. Positioning adalah sesuatu yang dilakukan terhadap pikiran,
yakni menempatkan produk pada tangga-tangga atau kotak pikiran calon konsumen (Al
Ries & Jack Trout, 2002). Konsep utama dalam strategi periklanan ini adalah
berorientasi pada kompetitor, khususnya yang merupakan market leader. Selain itu
orientasi positioning juga berdasarkan pada keunggulan atribut, manfaat dan product
class atau posisi relatif terhadap kompetitor (Kartajaya, 2004). Karena itu positioning
harus membuat produk, jasa atau perusahaan itu dipersepsikan berbeda, tak sekedar
beda tapi harus bisa memisahkan diri dari yang lain. Dan yang lebih penting kalau bisa
perbedaan itu disukai bahkan ditunggu-tunggu calon konsumen.
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam membuat lanturan-lanturan untuk
menciptakan iklan yang menarik (Hakim, 2005) yaitu :
Plesetan
Orang tertawa ketika mendengar plesetan karena relevansinya. Relevansi
dalam konteks ini mengacu pada kata aslinya yang kemudian
diplesetkan.
Visual produk
Penggantian sebuah visual dengan visual lainnya. Mengganti secara
keseluruhan, ukurannya atau salah satu elemen.
Headline atau tipografi
Visual berbentuk susunan kata dari headline atau tipografi yang memuat
makna tertentu.
Logo
menjadikan elemen logo sebagai sumber ide dalam menyampaikan pesan
periklanan.
Makna ganda
sebuah simbol yang dihadirkan untuk mewakili dua benda atau dua hal
sekaligus.
Tokoh sebagai endoser
penggunaan orang terutama yang menjadi publik figur dalam
penyampaian pesan.
Spot iklan / audio-video jingle, adalah terdiri dari syair lagu original yang
dibuat khusus untuk suatu nama produk ( perusahaan atau barang)
14
disertai narasi pesan komersial nama produk yang dipromosikan.
Fungsi produk
Memindahkan fungsi dari suatu produk pada hal yang bersifat positif
untuk menambah dramatisasi dari benefit produk tersebut.
Bentuk lain penyampaian Iklan dapat juga dilakukan, seperti:
Product Shoot
Pengambilan gambar berkonsentrasi pada produk
Pendekatan Budaya
Penggunaan bentuk budaya lokal untuk menyampaikan pesan penjualan
Humor
Dalam menggunakan cara humor sebagai pendekatan, harus berhati-hati
karena pada dasarnya, menurut max sutherland iklan lucu akan mengurangi
unsur pesan yang penting, Fokus audience justru akan tertuju pada
“lucunya” dan bukan pada inti pesannya.Kata sutherland lagi, iklan lucu
hanya efektif jika persepsi orand terhadap pesan sudah dianggap positif
(Marketing, 02/IV/Februari 2004)
Hal lain yang tidak kalah penting dalam pembuatan iklan adalah tentang
emotional branding. Emotional branding adalah hal yang utama untuk mendifferensiasi
keidentikan iklan yang sekarang sudah melimpah ini
(www.markplusnco.com/discussion_view).Brand didefinisikan sebagai ungkapan emosi
atau perasaan yang timbul terhadap sebuah produk, jasa, atau perusahaan melalui
kampanye periklanan. Intinya, brand bisa dirasakan efeknya di benak masyarakat
konsumen dalam bentuk persepsi. Menurut Al Ries dan Jack Trout ( dalam : Wirya,
1999) pemasaran merupakan pertarungan persepsi dalam ingatan konsumen. Siapa yang
dapat menanamkan persepsi dengan baik di benak konsumen maka dialah
pemenangnya.
Setelah strategi pesan ditentukan maka selanjutnya adalah menciptakan sesuatu
secara kreatif, maksudnya adalah bagaimana cara menyampaikan sebuah pesan yang
telah ditentukan dengan gaya yang berbeda sehingga dapat menarik perhatian sasaran.
15
Gaya juga berfungsi sebagai pemicu ingatan, pemancing untuk membuat orang ingat
kembali. Secara otomatis gaya merupakan asosiasi terhadap identitas merk (Sutherland
& Alice K, 2005).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat perumusan kreatifitas
iklan (Durianto, dkk, 2003) :
Directed Creativity
Kreatifitas yang dibuat harus sesuai dengan what to say yang telah ditentukan.
what to say ini adalah inti pesan yang ingin disampaikan kepada sasaran,
tertuang dalam strategi kreatif dalam bentuk Creative Brief yang dibuat oleh tim
kreatif.
Brand Name Exposure
Brand Name Exposure terdiri dari individual brand name dan company brand
name. Brand Name Exposure dianggap penting karena bertujuan untuk
mendapatkan brand awareness.
Positive Uniqueness
Iklan yang efektif harus mampu menciptakan asosiasi yang positif. Pertama-
tama iklan harus efektif, kemudian kreatif. Iklan akan menjadi sia-sia jika hanya
sekedar kreatif tapi tidak efektif dan menimbulkan asosiasi yang salah dibenak
sasaran. Pesan yang mudah diingat dengan baik adalah yang berkaitan dengan
asosiasi indra (Visual), konteks emosional (Cinta, kebahagiaan dan keadilan),
kualitas yang menonjol atau berbeda, asosiasi yang intens, dan hal-hal yang
memiliki keutamaan pribadi (Suyanto, 2004).
Selectivity
Berkaitan dengan pesan yang disampaikan kepada sasaran dan endoser sebagai
pembawa pesan dari iklan tersebut.
Berdasarkan perumusan tersebut di atas maka sebuah pesan periklanan yang
disampaikan dengan gaya yang berbeda harus memiliki nilai-nilai, yaitu (Hakim,
2005) :
- Simple
Sebuah iklan haruslah simple. Kata simple sering diartikan sederhana, sebagai
16
sesuatu yang dapat dimengerti dengan sekali lihat, tidak banyak elemen tapi
komunikatif.
- Unexpected
Iklan yang unik dan tidak terprediksi akan memiliki kemampuan untuk
menempatkan diri dalam otak manusia sehingga mudah diingat.
- Persuasive
Iklan dengan daya bujuk yang kuat akan menggerakkan konsumen untuk dengan
dengan brand dan tertarik untuk mencobanya.
- Relevant
Ide harus tetap relevan baik dari sisi rasionalitas maupun dari produknya dan
harus ada korelasi dengan positioning dan personality brand.
- Entertaining
Entertaining bukan berarti lucu, dalam skala yang lebih luas berarti harus
mampu mempermainkan emosi konsumen. Emosi inilah yang akan mengangkat
simpati konsumen terhadap produk
- Acceptable
Yang menilai sebuah iklan adalah konsumen, oleh karena itu penerimaan merka
terhadap iklan harus diperhatikan.
BAB IV
PENUTUP
17
4.1 Kesimpulan
Dalam pasar oligopoli iklan memiliki peran yang sangat penting karena untuk
mencapai kondisi yang optimal perusahaan tidak hanya bersaing dengan harga , namun
juga non harga, yaitu dengan iklan. Biaya iklan yang besar dapat meningkatkan MES
produksi dan dengan demikian meningkatkan rintangan perusahaan baru untuk masuk.
Karena bagi perusahaan baru, biaya iklan dirasa masih cukup tinggi sehingga
perusahaan baru sulit untuk menawarkan produknya. Dilain pihak, perusahaan yang
menawarkan produknya melalui iklan dapat mempertahankan konsumen dan menarik
konsumen baru. Jadi iklan telah memberikan kelebihan skala pada penjualan besar.
Dalam pembuatan iklan dibutuhkan strategi-strategi agar iklan dapat efektif
dalam menarik konsumen dan meningkatkan omzet penjualan. Sehingga dibutuhkan
tingkat kreativitas yang tinggi agar iklan memiliki ciri khas yang dapat mengena dihati
konsumen. Iklan yang baik harus memenuhi 5W+1H dan branding image yang jelas,
selain itu pemilihan partner yang tepat guna mewujudkan ide dan gagasan dalam upaya
pencitraan produk juga sangat mempengaruhi kualitas sebuah iklan.
4.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Roman, Kenerth, Jane Maas & Martin Nisenholtz (2005). How To Advertise,
Membangun Merek dan Bisnis dalam Dunia Pemasaran Baru, PT. Elex Media
Komputindo: Jakarta.
Suhandang, Kustadi (2005). Periklanan : Manajemen, Kiat dan Strategi., Nuansa:
Bandung
Madjadikara, Agus S (2004). Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan ? PT.
Gramedia Pustaka: Jakarta
Effendi, Onong (1981). Dimensi – Dimensi Komunikasi, Alumni, Bandung
Hakim, Budiman (2005). Lanturan Tapi Relevan, Dasar-dasar Kreatif Periklanan,
Galang Press, Yogyakarta.
Lipsey, Richard G., dkk.1993. Ilmu Ekonomi Edisi Ke- 7 Jilid 2, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Mankiw, N. George. 2000. Pengantar Ekonomi Jilid 1. PT. Erlangga: Jakarta.
_____. 2009 Oligopoli (dapat diakses pada http://id.wikipedia.org/wiki/Oligopoli)
yudalesmana. 2011. Artikel dalam Etika Bisnis pada Pasar Oligopoli (dapat diakses
pada http://yudalesmana.blogspot.com/2011/01/etika-bisnis-pada-pasar-
oligopoli.html)
_____. 2010. Artikel dalam Hubungan Erat Oligopoli dengan Dunia Periklanan (dapat
diakses pada http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/05/14/hubungan-
erat-oligopoli-dengan-dunia-periklanan/)
19