irigasi tetes pada tanaman mangga - lppm ub

46
Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA Penyusun Ketua : Dr. Ir. J. Bambang Rahadi W., MS Sekretaris : Cahya Sriwulandari, ST. Niken Puspajiwo Pangestuti, ST. Bendahara : Lailia Yuslichati Rahmadani, ST. Anggota : Annisa Kurniasavira Utami Mitra Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Indonesia

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

IRIGASI TETES PADA TANAMAN

MANGGA

Penyusun

Ketua : Dr. Ir. J. Bambang Rahadi W., MS

Sekretaris : Cahya Sriwulandari, ST.

Niken Puspajiwo Pangestuti, ST.

Bendahara : Lailia Yuslichati Rahmadani, ST.

Anggota : Annisa Kurniasavira Utami

Mitra

Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik,

Jawa Timur, Indonesia

Page 2: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Lokasi

Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik,

Jawa Timur, Indonesia

Page 3: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Pendahuluan

Sektor pertanian (tanaman holtikultura dan pangan,

perkebunan dan perikanan) di Kabupaten Gresik

antara lain memiliki kontribusi 10,71% atau terbesar

ketiga dalam pembentukan PDRB. Masyarakat di

Kecamatan Panceng dan Dukun Kabupaten Gresik

memiliki mata pencaharian utama bercocok tanam

dan bertani. Terlebih lagi adanya Taman Teknologi

Pertanian (TTP) yang produk unggulannya adalah

mangga. Namun kendala saat ini yaitu pada saat

musim kemarau sering mengalami kekeringan.

Pemerintah telah membangun Waduk Sukodono yang

letaknya di Kecamatan Panceng dan Dukun untuk

menunjang pemenuhan air baku dan irigasi di daerah

Gresik bagian utara. Tanaman hortikultura mangga

sangat potensial untuk dikembangkan dilakasi

tersebut.

Operasional Waduk Sukodono dan fasilitasnya

pendukungnya dibangun untuk melayanan

kepentingan masyarakat khususnya pertanian

mangga. Agar operasi dapat optimal maka modul ini

dibuat khususnya petani mangga agar pemberian air

dapat efsien.

Page 4: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga

A. Tanaman Mangga dan Morfologinya

Tanaman mangga telah lama tumbuh di berbagai

pulau di Indonesia. Diprakirakan tanaman mangga

berasal dari sekitar Bombay dan daerah di sekitar

kaki gunung Himalaya, kemudian dari daerah

tersebut menyebar ke luar daerah termasuk ke pulau

Jawa. Taksonomi mangga (AAK, 1991):

Species (jenis) : Mangifera indica L.

Genus : Mangifera.

Famili : Anacardiaceae

Ordo : Sapindales.

Kelas : Dicotyledoneae (berkeping dua)

Sub Devisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Devisi :Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Morfologi tanaman mangga terdiri atas akar, batang,

daun dan bunga. Bunga menghasilkan buah dan biji

(pelok) yang secara generatif dapat tumbuh menjadi

tanaman baru.

Page 5: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Akar Tunggang dan Akar Cabang

Akar tunggang tanaman mangga sangat panjang bisa

mencapai kedalaman 6 m. Pemanjangan akar

tunggang akan berhenti bila ujung akarnya telah

mencapai permukaan air tanah dan selanjutnya akan

membentuk akar cabang di bawah permukaan tanah.

Semakin ke bawah, jumlah akar cabang semakin

sedikit. Akar cabang paling banyak terdapat pada

kedalaman 30-60 m.

Batang Tegak dan Bercabang Banyak

Batang tanaman tumbuh tegak dengan dahan yang

bercabang dan beranting banyak. Tinggi tanaman

dewasanya mencapai 10-40 m. Kulit batang tanaman

mangga tebal dan kasar serta terdapat banyak celah-

celah kecil, sisik sisik bekas tangkai daun. Warna

kulit batang yang sudah tua biasanya coklat keabu-

abuan, leabu tua dampai hampir hitam.

Tanaman mangga yang berasal dari biji umumnya

berbatang tegak, kuat dan tinggi. Sementara itu,

tanaman mangga yang berasal dari sambungan atau

temperl, berbatang pendek dan bercabang

membentang. Tanaman mangga yang berasal dari

biji bisa mencapai leboh dari 10 tahun, sedankan

yang berasal dari tempel atau sambung hanya

mencapai 80 tahun.

Page 6: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Gambar 1. Morfologi Tanaman Mangga (a) batang (b) bunga (c) daun (d) buah (Sumber

: Pracaya, 2011)

Page 7: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Berdaun Tunggal

Tanaman mangga berdaun tunggal, tanpa anak daun

penumpu. Letak daun bergantian memgelilingi

ranting dengan panjang tangkai daun bervariasi

yakni antara 1,25-12,5 cm. Ukuran pangjang daun 8-

40 cm dan lebar 2-12,5 cm. Jumlah tulang daun

mangga sekitar 18-30 cm. Bentuk daun mangga ada

yangseperti mata tombak, lonjong dengan ujung

seperti mata tombak, segi empat tetapi ujungnya

runcing, bulat telur dengan ujung ujung runcing

seperti mata tombak, atau segi empat dengan ujung

mmebulat. Stomata terletak pada permukaan daun,

tetapi paling banyak berada di permukaan daun

bagian bawah. Daun yang masih muda berwarna

kemerahan. Permukaan daun bagian atas berwarna

hijau mengkiap, sedangkan bagian bawah berwarna

hijau. Umur daun mangga bisa mencapai 1 tahun.

Bunga Majemuk Bertandan

Dalam keadaan normal, bunga tumbuh dari tunas

ujung. Bunga mangga terangkai dalam tandan

sebagai bunga majemuk. Rangkaian bunga

berbentuk kerucut yang melebar di bagian bawah

dengan panjang 10-60 cm. Jumlah bunga setiap

tandan berkisar 1.000-6.000 kuntum. Ukuran

bunganya kecil-kecil dengan diameter 6-8 mm. Dari

setiap rangkaian bunga, terdapat bunga jantan dan

bunga hermaprodit. Kelopak bunga biasanya ada

Page 8: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

lima dengan mahkota bunga yang juga terdiri dari

lima daun bunga (kadang-kadang 4-8). Benang sari

bunga mangga ada lima. Bentuk tepung sari bulat

memanjang dan berukuran oanjang 20-35 mikron.

Bakal buah tanaman mangga tidak bertangkai, satu

ruangan dan terletak pada suatu piringan.

Buah Batu Berdaging

Buah mangga termasuk kelompok buah batu

berdaging dengan panjang buah 2,5-30 cm.

Bentuknya ad ayang bulat, bulat telur, bulat

memanjang dan pipih. Warna buah nya bermacam-

macam. Kulit buah mangga (eksokrap) tebal dengan

permukaan terdapat titik titik keleknjar. Daging buah

mangga (mesokarp) ada yang tebal dan tipis,

tergantung jenis dan varietasnya. Daging buah

mangga ada yang berserat dan tidka, berair dan

tidak, manis dan terpentin.

B. Persyaratan Tumbuh Tanaman Mangga

Menurut AAK (1991), syarat tumbuh tanaman

mangga adalah sebagai berikut :

Iklim

Untuk kondisi alam di Indonesia, mangga dapat

tumbuh baik pada tempat yang musim panasnya

kuat, didataran rendah dengan volume curah hujan

rendah sampai sedang, seperti di daerah pesisir

Page 9: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

utara pulau Jawa, sebagian besar daerah Jawa

Timur, sampai pesisir sebelah timur anatar Pasuruan,

Situbondo dan Probolinggo.

1. Temperatur

Temperatur untuk pertumbuhan optimum tanaman

mangga lebih kurang 24-27oC.Pada suhu tersebut

pertumbuhan vegetatif dan hasilnya juga sangat

baik. Pada temperatur yang rendah, bagi tanaman

mangga muda (5 tahun) akan banyak menderita

kerusakan. Namun ada beberapa jenis mangga

yang masih tahan terhadap suhu rendah, tapi tidak

dapat berproduksi dengan baik.Temperature

minimum tanaman mangga masih dapat hidup

adalah 4-10oC, tapi temperature ini bukan

temperature yang baik untuk pertumbuhan dan

produksi.

Pada musim kemarau, jika temperature mencapai

>45oC dan disertai angin kencang, dapat

mengakibatkan luka bakar matahari pada buah.

Pada temperature kira-kira 44oC dengan

kelembaban 15% di tempat yang terlindung, daun-

daun dan buah yang masih kecil akan terpengaruh.

Sebagian buah yang masih kecil akan rontok,

sedangkan yang masih berkembang akan menjadi

buah tidak berbiji. Pada temperature maksimum

>44oC, tanamna mangga masih dapat hidup, tapi

hasilnya tidak begitu baik.

Page 10: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

2. Curah Hujan

Keadaan volume curah hujan akan mempengaruhi

pertumbuhan tanaman mangga dan proses

produksi pembentukan bunga dan buah. Kalau

pada waktu musim musim bunga dan masa

berbuah mulai masak tidak ada hujan, tanaman

akan tumbuh dengan baik dan proses produksi

akan berlangsung baik pula. Sebaliknya bila pada

musim bunga, banyak turun hujan, berawan dan

banyak kabut, proses pembentukan buah akan

terganggu. Di samping itu, keadaan tersebut akan

merangsang timbulnya hama dan penyakit yang

penyebarannya cepat sekali. Jadi prinsipnya curah

hujan hanya diperlukan pada waktu tidak musim

bunga, yaitu pada masa pertumbuhan vegetative

untuk memicu pertumbuhan cabang, ranting, serta

tunas baru. Kalaupun ternyata masih turun hujan

sedikit pada musim bunga, justru baik untuk

pertumbuhan bunga, sebab akan menciptakan

suasana yang sejuk namun tidak lembab.

Prosentase pembagian curah hujan setiap tahun

secara alami penting pengaruhnya terhadap proses

pembungaan. Sebab masa primordial bunga akan

terjadi setelah musim hujan, sekurang-kurangnya

setiap ahun 10.000 mm dan muism kering lebih

kurang 4-6 bulan dengan curah ujan rata-rata

melebihi 60 mm/bulan. Jika dalam jangka waktu

yang cukup lama tidak ada hujan, maka areal

Page 11: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

tanaman dapat dibantu dengan pengairan. Sebab

kondisi kadar air tanah yang terlalu kering

menyebabkan bunga mangga menjadi layu dan

akhirnya pun kering.

3. Angin

Angin mempengaruhi pertumbuhan tanamna

mangga.Tiupan angin yang kencang akan

mempengaruhi dan mempercepat penguapan air

dari tanah. Sehingga air tanah yang semestinya

bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan secara

optimalmenjadi berkurang.Akibatnya, banyak buah

yang rontok dan cabang-cabang yang

patah.Bahkan kadang-kadang pohon bisa roboh

sekaligus dengan akarnya karena tiupan angin

yang kencang.Untuk menghindari tiupan angin

yang kencang, tepi kebun mangga harus ditanami

tanaman yang tingginya melebihi tanaman

mangga seperti Albisia falcata.Pohon tersebut

memiliki perakaran yang tegak lurus kebawah dan

dalam.Di samping itu, pemeliharaan tanaman

pelindung dilakukan sesekali agar tanaman

pelindung tidak tumbuh terlalu liar dan

mengganggu pertumbuhan tanaman mangga itu

sendiri.

Ketinggian Tempat

Tanaman mangga dapat tumbuh dampai pada

ketinggian tempat kurang lebih 1.300 mdpl.Akan

Page 12: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

tetapi di daerah yang tinggi, produksi dan

kualitasnya tidak terlalu baik.Tanaman mangga yang

produksinya optimal, sebaiknya ditanam pada suau

areal yang memiliki ketinggian maksimal 500 mdpl.

Masa berbunga tanaman mangga juga dipengaruhi

oleh ketinggian tempat dari permukaan laut. Karena

letak geografis Indonesia berada di daerah tropis

dengan posisi 11o LU atau 6o LS, maka setiap

kenaikan kira-kira 130 m, di tempat pohon mangga

itu ditanam, maka pembungaan tanaman tersebut

akan tertunda selama 4 hari. Hal ini sesuai dengan

letak Indonesia yang berada di daerah tropis.Apabila

tanaman mangga berada atau nambah satu derajat

ke selatan atau ke utara, maka pembungaan aan

tertunda 4 hari.

Tanah

Tanaman mangga dapat tumbuh pada jenis tanah

apapun, asalkan tanah itu tidak mempunyai lapisan

padas yang keras dan banyak mengandung batu-

batuan. Di samping itu, kondisi tanah tidak boleh

terlalu kering atau terlalu basah dan tidak terlalu

banyak mengandung garam atau air payau.Jadi

mangga dapat hidup baik dan cepat berproduksi

pada tanah bertekstur ringan (tanah lempung

berpasir) sampai tanah berat (tanah lempung atau

atanah liat). Tetapi juga cukup mengandung zat

makanan dan kadar air. Jumlah volume kadar air

Page 13: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

tanah yang dapat baik dan diserap oleh akar

tergantung struktur tanah. Kalau struktur tanah amat

halus dan padat, maka naiknya air tanah bisa tinggi,

tetapi prosesnya begitu lambat.Sebaliknya jika

struktur tanah itu kasar dan berderai maka naiknya

air tanah tidak begitu tinggi namun cepat.

Tanaman mangga yang ditanaman di derah berpasir,

kualitas buahnya kurang baik, rasa buah menjadi

hambar seperti air. Tanah semacam ini sering

mengakibatkan tanman menjadi kekurangan air,

akrena air mudah sekali mersap ke lapisan lebih

dalam. Tanah yang bertekstur berat juga kurang

baik, karena pada musim penghujan proses

pengeringannya sulit. Sebaliknya pada musim

kemarau, tanah menjadi keras selai dan pecah-

pecah, kandungan airnya terikat erat sehingga

tanaman menjadi kekurangan air, sedangkan air

yang tak terikat sudah banyakyang menguap. Akibat

lain yang diderita tanaman pda tanah liat adalah

banyak akar serabut yang patah. Kersanya tanah liat

ini disebabkan oleh sirkulasi air dan uara yang tidak

berjalan lancar dan melemahkan kemampuan

menahan air (water capacity). Besarnya I tergantung

dari tinggi lapisan tanah dari permukaan air dan dari

daya kapilerisasi air tanah.

Page 14: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

C. Irigasi

Irigasi adalah pemberian air yang terkontrol ke lahan

pertanian. untuk menciptakan rezim kelembaban

tanah agar dapat digunakan untuk pertumbuhan dan

produksi tanaman secara optimal.

Apa Irigasi itu Penting?

Irigasi sangat penting karena:

- Sumber air makin menurun

- 35-45 tahun kedepan, kebutuhan pangan dunia

meningkat dua kali lipat akibat peningkatan

penduduk

- 70% air digunakan untuk pertanian

- 70% peningkatan produksi ditingkatkan dengan

irigasi

Kunci Pengelolaan Air

Irigasi memiliki dua tujuan utama:

(1) Menyediakan kelembaban esensial untuk

pertumbuhan tanaman

(2) Untuk mencuci tanah dari salinitas

(3) Pemberian air yang sesuai dengan kebutuhan

tanaman dan waktu pemberian yang tepat maka

produksi tanaman akan optimal.

Page 15: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

(4) Untuk mencuci racun yang mengganggu

pertumbuhan tanaman.

(5) Pengelolaan irigasi harus menjadi seperangkat

praktik yang dirancang untuk memaksimalkan

efisiensi dan meminimalkan kebutuhan tenaga kerja

dan modal dari sistem irigasi tertentu.

Pemilihan Metode Irigasi untuk Optimasi

Pengelolaan

1. Kesesuaian.

Sistem irigasi untuk suatu ladang atau pertanian

harus sesuai dengan operasi pertanian lain yang

ada, seperti penyiapan lahan, budidaya, dan

panen.

- Alat mesin yang digunakan

- Ukuran tanah

- Sistim penanaman

- Pengendalian hama

2. Pertimbangan Ekonomi.

Sistem irigasi yang dipilih harus dipertimbangkan

secara ekonomi meliputi:

- energi

- sumber air

- penyiapan lahan

- pemeliharaan

- tenaga kerja

- pajak

3. Batasan Topografi.

Page 16: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Topografi merupakan batasan penting pemilihan

sistem irigasi karena:

- ketinggian air tanah

- lokasi dan ketinggian relatif dari sumber air,

- batas lahan

- luas di setiap lahan setiap individu,

- lokasi jalan raya

- saluran listrik, air dan penghalang lainnya,

- bentuk dan kemiringan lapangan

4. Karakteristik Tanah.

Jenis tanah biasanya mendefinisikan:

- kapasitas penahanan air

- infiltrasi

- kedalaman efektif tanah

5. Penyaluran air.

Kualitas, kuantitas, dan karakteristik sebaran air

irigasi.

6. Faktor Tanaman.

Karakteristik tanaman yang mempengaruhi

pemilihan sistem irigasi adalah:

- Toleransi tanaman selama perkecambahan,

perkembangan dan pemasakan terhadap

salinitas tanah, aerasi, dan berbagai zat, seperti

boron

- Jumlah dan waktu pemberian air

- Nilai ekonomi tanaman

Page 17: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Tipe Irigasi

Tipe irigasi secara umum dibedakan menjadi tiga,

yaitu :

- Irigasi Permukaan (Alur, Border, Sawah)

- Irigasi Sprinkel

- Irigasi Mikro (irigasi tetes)

Irigasi Permukaan

Air mengalir melintasi permukaan tanah hingga titik

infiltrasi. Metode irigasi tertua dan paling banyak

digunakan di seluruh dunia (90%) dan di A.S. (60%).

Digunakan terutama pada pertanian.

Penyebaran air (water spreading)

- Bidang yang relatif datar - membiarkan air

menemukan jalannya sendiri melintasi permukaan

- Persiapan dan investasi minimal

- Agak tidak efisien

Page 18: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Jenis Sistem Irigasi Permukaan

- Basins

Tanggul mengelilingi lahan olah sehingga

memungkinkan air tergenang.

Gambar 2. Basin

Page 19: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

- Borders

Tanggul mengelilingi lahan olah, pada umumnya

pada lahan bertingkat.

Gambar 3. Borders

Page 20: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

- Furrows (Alur)

Alur merupakan saluran kecil untuk menyalurkan

air (seluruh permukaan tidak basah), lahan untuk

tanaman tidak terbasai langsung tetapi mendapat

rembesan dari air irigasi yang terdapat pada alur.

Gambar 4. Furrows

Page 21: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Irigasi Springkel

Keuntungan :

- Keseragaman Aplikasi Tinggi

- Penggunaan aliran kontinu kecil

- Sesuai digunakan pada topografi berbukit atau

bergelombang

- Efisiensi tinggi

- Otomasi sudah tersedia

- Mengatur iklim mikro.

Kerugian :

- Biaya investasi tinggi (Rp. 7,500,000 hingga

Rp. 52,500,000 per ha)

- Kualitas air bisa menjadi masalah

- Kondisi basah selama pematangan tanaman dapat

mempengaruhi hasil

- Bentuk bidang yang tidak beraturan sulit untuk

diairi

- Kondisi yang sangat berangin atau sangat kering

mengakibatkan kerugian yang tinggi

- Tanah dengan tingkat asupan rendah (<3 mm /

jam) memiliki masalah limpasan air.

Page 22: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Gambar 5. Irigasi Springkel

Page 23: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Irigasi Mikro

Mikro irigasi: air diberikan dengan laju yang rendah

pada titik dari permukaan. Mikro irigasi meliputi :

- Trickle Irrigation

- Drip Irrigation

- Sub-Irrigation

Penggunaan Mikro irigasi

Kadang-kadang ditunjukan tipe keluaran seperti

“micro-spray irrigation”.Pemakaian air teliti waktu,

lokasi dan jumlah.

Karena metode ini mahal dalam pemberian air dan

sistem O&P menghendaki pemeliharaan yang tinggi

maka biasanya digunakan :

- Tanaman bernilai tinggi

- Air adalah mahal

- Slope bukan faktor penghambat

- Keuntungan alat tersedia di pasar

Simple Micro Irrigation System

Tidak semua sistem rumit & mahal. Bentuk-bentuk

irigasi mikro padat karya dipraktikkan di banyak

daerah

Keuntungan

- Air, pupuk dapat dihemat

Page 24: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

- Mudah dalam pengoperasian di lapang

- Dapat beroperasi pada areal yang bergelombang

- “Perbandingan Hasil/Evatotranspirasi”bisa lebih

tinggi:

o Mengurangi evaporasi

o Air mendekati Kapasitas lapang

o Kadar garam rendah

- Mudah dan otomatisasi

- Tenaga kerja rendah dan intensif

Kerugian

- Mahal (Rp. 15,000,000 to Rp. 60,000,000 per ha)

- Terjadi Penyumbatan

- Keseragaman rendah

- Air mengalir keluar dari ujung menuruni bukit

- Garam cenderung menumpuk

- Mungkin membutuhkan manajemen yang lebih

baik

Page 25: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Gambar 6. Komponen Sistem 1

Page 26: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Gambar 7. Komponen Sistem 2

Page 27: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Komponen Sistem

Komponen Saluran Utama:

- Saluran sekunder

- Sambungan

- Pengatur Distribusi Air

- Saluran Lateral

Komponen pembasahan tanah:

- Emitters

- Bubblers

- Sprayers

- Spitters

- Misters, dll

Pompa dan motor

Pengatur Distribusi Air:

– Valves (Klep)

– Filters & screens

– Tangki Bahan Kimia

– Injeksi bahan kimia

– Alat ukur debit

Cara Pemasangan Emiter

Pemasangan keluaran (emitter) dapat dilakukan

dengan system lateral ganda, berkelompok, zig-zag,

dan banyak keluaran.

Page 28: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Gambar 8. Emitter Layout

Page 29: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Banyak konfigurasi dirancang untuk meningkatkan

persen area basah, namun tetap ekonomis.

Pertukaran antara aliran per panjang pipa lateral &

total.

Gambar 9. Micro Emitters

Page 30: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Gambar 10. Tape/Continuous Line Micro System

Pola Pembasahan

Pola pembasahan sangat dipengaruhi oleh tekstur

tanah, untuk tanah berpasir cenderung pembasahan

ke arah vertical dan untuk tanah liat cenderung

kearah horizontal (Gambar 11)

Page 31: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Gambar 11. Pola Pembasahan

Page 32: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Desain Irigasi

Tahapan desain yang harus dilakukan adalah sebagai

berikut :

(1) Menyusun nilai faktor-faktor rancangan, yang

meliputi sifat fisik tanah, air tanah tersedia, laju

infiltrasi, evapotranspirasi tanaman, curah hujan

efektif, dan kebutuhan air irigasi.

(2) Menyusun rancangan pendahuluan, mencakup

pembuatan skema tata letak (lay-out) serta

penetapan jumlah dan luas sub-unit dan blok irigasi.

(3) Perhitungan rancangan hidrolika sub-unit

dengan mempertimbangkan karakteristik hidrolika

pipa dan spesifikasi sprinkler. Apabila

persyaratan hidrolika sub-unit tidak terpenuhi,

alternatif langkah/penyelesaian yang dapat

dilakukan adalah modifikasi tata letak, mengubah

diameter pipa dan mengganti spesifikasi sprinkler

(4) Finalisasi (optimalisasi) tata letak

(5) Perhitungan total kebutuhan tekanan (total

dynamic head) dan kapasitas sistem,

berdasarkan desain tata letak yang sudah final serta

dengan mempertimbangkan karakteristik hidrolika

pipa yang digunakan.

Page 33: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

(6) Penentuan jenis dan ukuran pompa air beserta

tenaga/mesin penggeraknya.

D. Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga

Irigasi tetes termasuk dalam irigasi mikro.Prinsip

irigasi tetes atau yang sering disebut dengan Trickle

Irrigation/ Drip Irrigation adalah irigasi yang

menggunakan jaringan perpipaan dengan yang pada

umumnya memerlukan unit pompa untuk menambah

tekanan aliran, sedangkan jika menggunakan gaya

gravitasi diperlukan beda tinggi tempat yang

memadahi.

Jaringan irigasi tetes terdiri dari pipa utama, pipa sub

utama dan pipa lateral. Pada ujung pipa lateral

terdapat Keluaran (emitter) yang digunakan untuk

mendistribusikan air dan pupuk sesuai kebutuhan

dan sesuai fase pertumbuhan tanaman mangga.

Keluaran diletakkan di dekat perakaran tanaman

mangga sehingga tanah yang berada di daerah

perakaran mudah terbasahi.

Sistem irigasi tetes mempunyai cara pengaturan

yang baik mulai dari sumber air sampai tanah tempat

tumbuh tanaman mangga.

Page 34: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Irigasi tetes berfungsi untuk mengurangi penguapan

(evaporasi), melakukan pemberian nutrisi bersamaan

dengan pemberian air.

Sistem irigasi ini cocok digunakan untuk tanaman

yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.

Pemberian air dapat diberikan sesuai kebutuhan dan

waktu pemberian yang tepat. Efisien sangat tinggi,

dapat mencapai diatas 90%.

E. Kebutuhan Air

Pemberian air irigasi untuk tanaman di Kecamatan

Panceng dan Dukun disajikan pada tabel Tabel 1.

Irigasi untuk tanaman manga perlu diberikan pada

bulan Mei sampai dengan bulan Desember,

sedangkan pada bulan Januari sampai dengan bulan

april kebutuhan air tanaman telah tercukupi dari

Curah hujan. Pemberian air bervariasi dari 10,02

l/hari/tanaman sampai dengan 80,65 l/hari/tanaman

untuk usia tanaman manga dibawah 5 tahun dan

untuk usia manga diatas 5 tahun bervariasi dari

20,02 l/hari/tanaman sampai dengan 94,09

l/hari/tanaman (Tabel 1).

Page 35: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Tabel 1.Pemberian Air untuk Tanaman Mangga

Keterangan Satuan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des

CH mm/bln 301,50 256,82 262,92 216,15 143,46 103,16 79,23 23,05 36,86 100,09 160,02 202,10

Mangga usia dibawah 5 Tahun

Etc l/hari/tan

Etc-Mangga mm/bln 58,14 60,02 67,52 71,27 69,40 63,77 65,65 76,90 80,65 78,78 73,15 60,02

Che-Mangga mm/bln 89,60 80,44 100,00 76,84 30,80 4,80 0,00 0,00 0,00 0,00 25,16 50,00

Irn -Mangga mm/bln -31,46 -20,42 -32,48 -5,57 38,60 58,97 65,65 76,90 80,65 78,78 47,99 10,02

Irn mm/bln 0,00 0,00 0,00 0,00 38,60 58,97 65,65 76,90 80,65 78,78 47,99 10,02

Irn mm/hari 0,00 0,00 0,00 0,00 1,25 1,90 2,12 2,48 2,60 2,54 1,55 0,32

Irn l/hari/tan 0,00 0,00 0,00 0,00 99,61 152,18 169,42 198,45 208,13 203,30 123,85 25,86

Mangga usia diatas 5 Tahun

Etc-Mangga mm/bln 67,84 70,02 78,78 83,15 80,96 74,40 76,59 89,72 94,09 91,91 85,34 70,02

Che-Mangga mm/bln 89,60 80,44 100,00 76,84 30,80 4,80 0,00 0,00 0,00 0,00 25,16 50,00

Irn -Mangga mm/bln -21,76 -10,42 -21,22 6,31 50,16 69,60 76,59 89,72 94,09 91,91 60,18 20,02

Irn mm/bln 0,00 0,00 0,00 0,00 50,16 69,60 76,59 89,72 94,09 91,91 60,18 20,02

Page 36: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Penutup

Diharapkan dengan adanya modul mengenai “Irigasi tetes

pada Tanaman Mangga” ini dapat menambah

pengetahuan dan wawasan masyarakat terkait

penggunaan air irigasi secara efisien bertambah agar

siap dengan adanya perubahan kondisi suplai air

untuk irigasi di tempat tinggal mereka, sehingga air

irigasi dapat dimanfaatkan lebih efisien.

Page 37: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Daftar Pustaka

AAK. (1991). Mangga. Yogyakarta: Kanisius

Fitriana, N., Arianti, F. D., & Semipermas, M. N. (2015).

Irigasi tetes: Solusi Kekurangan Air pada Musim

kemarau. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa

Tengah.

Pracaya. (2011). Bertanam Mangga. Jakarta: Penebar

Swadaya

Setiapermas, M. N. & Zamawi. (2015). Pemanfaatan

Jaringan Irigasi Tetes Di Dalam Budidaya Tanaman

Hortikultura. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Jawa Tengah.

Page 38: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Dokumentasi Kegiatan

Page 39: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Page 40: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Page 41: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Page 42: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Page 43: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Page 44: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Biodata penulis

Dr. Ir. J. Bambang Rahadi W., MS

Lahir di Yogyakarta pada tanggal 5

Februari 1956. Penulis merupakan

dosen di Jurusan Keteknikan Pertanian,

Fakultas Teknologi Universitas

Brawijaya dengan keahlian Pengelolaan

Sumberdaya Air dan Tanah. Penulis

memulai pendidikan S-1 di Universitas

Gajah Mada dengan bidang studi

Mekanisasi Pertanian, selanjutnya

penulis melanjutkan S-2 di universitas

yang sama dan mengambil bidang ilmu

Pengelolaan Tanah dan Air dan S-3 di

Universitas Brawijaya dengan bidang

studi Teknik Sumberdaya Air.Penulis

aktif dalam kegiatan pelestarian

lingkungan hidup dengan keterlibatan

penulis sebagai Sekretaris PSLH UB

(Pusat Studi Lingkungan

Hidup);sebagai Ketua ataupun Anggota

untuk berbagai kegiatan penyusunan

KLHS (Kajian Lingkungan Hidup

Strategis) dan AMDAL (Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan) di

berbagai wilayah di Indonesia; sebagai

penulis buku “Daya Dukung dan Daya

Tampung Untuk Pengelolaan

Lingkungan” dan masih banyak lagi.

Page 45: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Annisa Kurniasavira Utami

Lahir di Gresik tanggal 4 Oktober 1997

Penulis merupakan mahasiswa

semester akhir program studi Teknik

Lingkungan, Jurusan Keteknikan

Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian, Universitas Brawijaya.

Niken Puspajiwo Pangestuti, ST.

Lahir di Lumajang tanggal 31 Agustus

1994. Penulis merupakan alumni

program studi Teknik Lingkungan,

Jurusan Keterknikan Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian,

Universitas Brawijaya. Penulis telah

memiliki sertifikasi Ahli K3 Umum. Saat

ini penulis aktif terlibat sebagai asisten

tim tenaga ahli dalam penyusunan

dokumen AMDAL.

Cahya Sriwulandari, ST.

Lahir Malang tanggal 16 Juli 1995.

Penulis merupakan alumni program

studi Teknik Lingkungan, Jurusan

Keterknikan Pertanian, Fakultas

Teknologi Pertanian, Universitas

Brawijaya. Saat ini penulis aktif terlibat

sebagai asisten tim tenaga ahli dalam

penyusunan dokumen AMDAL dan

sebagai administrasi JSAL (Jurnal

Sumberdaya Alam dan Lingkungan) UB.

Page 46: IRIGASI TETES PADA TANAMAN MANGGA - LPPM UB

Penyuluhan Irigasi Tetes pada Tanaman Mangga di Kecamatan Panceng dan Dukun, Kabupaten Gresik

Lailia Yuslichati Rahmadani, ST.

Lahir di Malang tanggal 18 Februari

1994. Penulis merupakan alumni

program studi Teknik Lingkungan,

Jurusan Keterknikan Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian,

Universitas Brawijaya. Penulis telah

memiliki sertifikasi Ahli K3 Umum,

pernah mengikuti pelatihan Pelaporan

Pengelolaan dan Pemantauan

Lingkungan Hidup di UGM dan telah

menerbitkan buku berjudul “Daya

Dukung dan Daya Tampung untuk

Pengelolaan Lingkungan”. Saat ini

penulis aktif terlibat sebagai asisten tim

tenaga ahli dalam penyusunan

dokumen AMDAL.