interaksi obat glikosida digitalis

9
Signifikansi, onset, tingkat keparahan dan dokumentasi interaksi obat dengan glikosida digitalis: No Precipitant Drug Siginifik ansi Onset Tingkat Keparahan Dokumentas i 1 Hydantoin (Phenytoin) 4 Lamba t Moderat e Possible 2 Loop Diuretic (Furosemide) 1 Lamba t Major Probable 3 Relaksan Otot Non Depolarisasi (Pancuronium) 4 Cepat Moderat e Possible 4 Succinylcholin e 4 Cepat Moderat e Possible 5 Sulfonilurea (Tolbutamide) 4 Lamba t Moderat e Possible 6 Diuretik Thiazide (Trichlormethi azide) 1 Lamba t Major Probable 7 Thioamine (Propylthioura cil) 2 Lamba t Moderat e Establis hed 8 Hormon tiroid (Levothyroxine ) 2 Lamba t Moderat e Establis hed Efek, mekanisme, dan manajemen interaksi obat dengan glikosida digitalis: No Precipitant Drug Efek Mekanisme Manajemen 1 Hydantoin (Phenytoin) Kadar glikosida digitalis dalam serum dapat menurun dan aktivitasnya berkurang. Tidak diketahui. Pemantauan kadar glikosida digitalis dalam serum serta keadaan pasien saat efek terapi menurun.

Upload: mega-hijriawati

Post on 19-Feb-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

interaksi obat

TRANSCRIPT

Page 1: Interaksi Obat Glikosida Digitalis

Signifikansi, onset, tingkat keparahan dan dokumentasi interaksi obat dengan glikosida digitalis:

No Precipitant Drug Siginifikansi Onset Tingkat Keparahan

Dokumentasi

1 Hydantoin(Phenytoin)

4 Lambat Moderate Possible

2 Loop Diuretic(Furosemide)

1 Lambat Major Probable

3 Relaksan Otot Non Depolarisasi(Pancuronium)

4 Cepat Moderate Possible

4 Succinylcholine 4 Cepat Moderate Possible5 Sulfonilurea

(Tolbutamide)4 Lambat Moderate Possible

6 Diuretik Thiazide(Trichlormethiazide)

1 Lambat Major Probable

7 Thioamine(Propylthiouracil)

2 Lambat Moderate Established

8 Hormon tiroid(Levothyroxine)

2 Lambat Moderate Established

Efek, mekanisme, dan manajemen interaksi obat dengan glikosida digitalis:

No Precipitant Drug Efek Mekanisme Manajemen1 Hydantoin

(Phenytoin)Kadar glikosida digitalis dalam serum dapat menurun dan aktivitasnya berkurang.

Tidak diketahui.

Pemantauan kadar glikosida digitalis dalam serum serta keadaan pasien saat efek terapi menurun.

Meningkatkan dosis glikosida digitalis jika dibutuhkan.

2 Loop Diuretic(Furosemide)

Diuretik merangsang gangguan elektrolit yang dapat mempengaruhi digitalis dan merangsang aritmia.

Meningkatkan ekskresi ion kalium dan magnesium melalui urin yang mempengaruhi kerja otot jantung.

Menghitung kadar kalium dan magnesium dalam plasma saat menggunakan kombinasi obat ini.

Mencegah kekurangan kalium dan magnesium dengan cara membatasi makanan kaya natrium atau diuretik hemat kalium.

Page 2: Interaksi Obat Glikosida Digitalis

3 Relaksan Otot Non Depolarisasi(Pancuronium)

Gangguan ritme jantung meningkat atau mempercepat ritme jantung ketika Pancuronium diberikan pada pasien yang mengkonsumsi digitalis.

Tidak Diketahui

Memantau jantung secara rutin untuk mendeteksi adanya gejala klinis aritmia penyebab interaksi obat tersebut.

4 Succinylcholine Gangguan ritme jantung meningkat atau mempercepat ritme jantung ketika Succinylcholine diberikan pada pasien yang mengkonsumsi digitalis.

Tidak Diketahui

Memantau jantung secara rutin untuk mendeteksi adanya gejala klinis aritmia penyebab interaksi obat tersebut.

D-tubocurarine digunakan untuk menghentikan aritmia karena digitalis, succinylcholine, atau kombinasi keduanya.

5 Sulfonilurea(Tolbutamide)

Kadar digitalis serum dapat meningkat dengan pemberiaan bersamaan dengan tolbutamid.

Tolbutamide menggantikan ikatan digitoksin dengan albumin binding site, peningkatan sementara jumlah digitoksin bebas dalam darah.

Memonitor pasien yang menerima digitalis dan tolbutamid secara bersamaan untuk menghindari intoksikasi (kemabukan) digitalis. Penyesuaian dosis diperlukan.

6 Diuretik Thiazide(Trichlormethiazide)

Thiazide merangsang gangguan elektrolit yang dapat mempengaruhi digitalis dan merangsang aritmia.

Meningkatkan ekskresi ion kalium dan magnesium melalui urin yang mempengaruhi kerja otot jantung.

Menghitung kadar kalium dan magnesium dalam plasma saat menggunakan kombinasi obat ini.

Mencegah kekurangan kalium dan magnesium dengan cara membatasi

Page 3: Interaksi Obat Glikosida Digitalis

makanan kaya natrium atau diuretik hemat kalium.

7 Thioamine(Propylthiouracil)

Kadar glikosida digitalis serum meningkat pada hipotiroidisme.

Bila pasien hipertiroid pada kondisi stabil, regimen glikosida digitalis menyumbangkan ethyroid (keadaan dimana fungsi kelenjar tiroid berjalan normal) dengan adanya thioamin.

Efek terapi glikosida digitalis dapat meningkat dan menimbulkan efek toksik.

Tidak Diketahui

Pasien yang mengalami keadaan ethyroid dengan adanya thioamin dan glikosida digitalis tidak membutuhkan manajemen. Meskipun begitu, pasien hipertiroid dapat mengalami penurunan dosis glikosida digitalis jika terjadi ethyroid.

8 Hormon tiroid(Levothyroxine)

Kadar glikosida digitalis serum menurun pada hipertiroidisme

Bila pasien hipotiroid pada kondisi stabil, regimen glikosida digitalis menyumbangkan ethyroid (keadaan dimana fungsi kelenjar tiroid berjalan

Tidak Diketahui

Pasien yang mengalami keadaan ethyroid dengan adanya terapi hormon tiroid dan glikosida digitalis tidak membutuhkan manajemen. Meskipun begitu, pasien hipotiroid dapat mengalami peningkatan dosis glikosida digitalis jika terjadi ethyroid.

Page 4: Interaksi Obat Glikosida Digitalis

normal) dengan adanya terapi hormon tiroid.

Efek terapi glikosida digitalis dapat menurun.

Telah dilakukan penelitian untuk membuktikan interaksi yang terjadi antara obat dengan glikosida digitalis. Diskusi-diskusi tersebut adalah

1. Diskusi Hydantoin.

Enam orang sukarelawan mendapatkan glikosida digitalis (1 mg digoksin melalui intravena dan 0,4 mg beta-asetildigoksin secara oral) dan fenitoin selama 7 hari. Saat keadaan setimbang, konsentrasi digoksin di serum menurun, AUC dan eliminasi (waktu paruh) menurun hingga 22% dan 30%. Klirens (pembersihan) digoksin total meningkat menjadi 27%, tidak terlihat perubahan pembersihan digoksin dari ginjal. Satu pasien diamati reduksi kadar digoksin dalam serum selama tiga bagian terapi fenitoin. Manajemen penggunaan glikosida digitalis dan fenitoin berdasarkan elektrofisiologi, bukan berdasarkan farmakokinetik. Oleh karena itu, interaksi antara fenitoin dan glikosida digitalis harus ditetapkan.

2. Diskusi Loop Diuretic.

Reduksi kadar kalium dan magnesium dapat terjadi selama terapi dengan loop diuretic. Meskipun faktor lain dapat berpengaruh, abnormalitas elektrolit ini dapat menyebabkan aritmia, khususnya pada pasien dengan abnormalitas jantung yang mendapatkan glikosida digitalis. Terapi magnesium telah digunakan untuk mengobati aritmia menjadikan kadar digoksin serum normal begitu juga kadar magnesium dalam serum normal. Manfaatnya mungkin karena penuhnya magnesium dalam sel tidak terlihat melalui kadar serum, atau kemampuan magnesium dalam memfasilitasi penuhnya kalium intraselular. Meskipun diketahui bahwa hubungan antara kekurangan elektrolit dengan digitalis menyebabkan aritmia, penyebab pasti dari interaksi ini belum ditetapkan. Di samping itu, untuk menghindari hipokalemia dan hipomagnesimia pada pasien yang mendapatkan digitalis, dapat diberi makanan yang dibatasi kandungan natriumnya, menggunakan diuretik hemat kalium atau magnesium, serta memonitoring kadar plasma darah.

3. Diskusi Relaksan Otot Non-depolarisasi.

Pasien yang mengkonsumsi digitalis dengan non-digitalis secara acak diberikan succinylcholine atau pancuronium. Relaksan otot diberikan secara intra vena selama 30 detik untuk menginduksi secara cepat dalam proses anestesi dan pemasangan selang endotrakea.

Page 5: Interaksi Obat Glikosida Digitalis

Kedua relaksan (succinylcholine atau pancuronium) menyebabkan disaritmia pada kelompok pasien digitalis dan non-digitalis. Kelompok yang mendapatkan kombinasi pancuronium dan digoxin mengalami aritmia yang berlebih dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan succinylcholine dan digoxin. Perbedaan antar kelompok tdak terlalu signifikan. Pasien yang mengalami aritmia karena kombinasi pancuronium-digoxin adalah 6 dari 18 pasien, 4 pasien mengalami sinus tachycardia dimana denyut jantungnya melebihi 150 denyut per menit, dan 2 pasien lagi mengalami getaran pada atrial. Getaran pada atrial yang menyebabkan aritmia mungkin disebabkan karena efek digoksin. Dbutuhakan penelitian lebih lanjut mengenai interaksi kedua obat ini.

4. Diskusi Succinylcholine.

Telah dilakukan penelitian mengenai interaksi antara succinylcholine dan digitalis pada manusia, hewan, dan isolat jantung hewan. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kombinasi kedua obat ini meningkatkan frekuensi aritmia termasuk mengancam jiwa. Laporan ini telah memperhitungkan ketersediaan kadar digoksin dalam serum sehingga toksisitas digitalis sebagai faktor yang mempengaruhi tidak dapat diabaikan. Dalam penelitian lain dikatakan bahwa succinylcholine sendiri dapat menyebabkan aritmia.

5. Diskusi Sulfonilurea.

Salah studi tentang pemberian digitalis yang berhubungan dengan diabetes telah dilaporkan terjadi abnormalitas pada denyut ventrikel pada 12 dari 71 pasien ketika tolbutamide ditambahkan pada regimen glikosida digitalis dan tidak terjadi abnormalitas pada 80 pasien ketika glyburide ditambahkan pada regimen. Intoksikasi digitalis sering terjadi pada pasien yang menerima tolbutamide dari pada pasien yang diobati glybirude. Diperlukan studi lebih lanjut untuk memastikan interaksi ini.

6. Diskusi Diuretik Thiazide.

Penurunan kadar kalium dan magnesium serum dapat terjadi akibat diuretik thiazide. Abnormalitas elektrolit dapat menyebabkan aritmia, khususnya pada pasien dengan abnormalitas jantung dan menerima obat glikosida digitalis. Magnesium pernah digunakan untuk mengobati aritmia menjadikan kadar digoksin normal, bahkan kadar magnesium serum normal juga. Meskipun diketahui bahwa hubungan antara kekurangan elektrolit dengan digitalis menyebabkan aritmia, penyebab pasti dari interaksi ini belum ditetapkan. Di samping itu, perlu dihindari terjadinya hipokalemia dan hipomagnesimia pada pasien yang mendapatkan digitalis.

7. Diskusi Thioamin.

Page 6: Interaksi Obat Glikosida Digitalis

Sejumlah studi telah mengkonfirmasi bahwa pasien thyrotoxic resisten terhadap digitalis, sedangkan pasien hipotiroid sangat sensitive. Salah satu peneliti menemukan bahwa pasien eutiroid dengan fibrilasi atrial diperlukan 25% dosis digoxin pasien thyrotoxic ringan per hari untuk mempertahankan laju ventrikel. Studi lain menunjukkan bahwa pasien hipertiroid memiliki kadar digoksin serum yang rendah, sedangkan pasien hipotiroid memiliki kadar yang lebih tinggi, yanpa memperhatikan rute pemberian (intra vena atau oral) . Mekanisme respon terhadap variabel masih kontroversial. Perubahan dalam absorpsi, pembersihan ginjal, volume distribusi, dan waktu paruh terlibat dalam perubahan respon miokardial. Efek serupa telah diamati pada digitoxin.

8. Diskusi Hormon Tiroid.

Sejumlah studi telah mengkonfirmasi bahwa pasien thyrotoxic resisten terhadap digitalis, sedangkan pasien hipotiroid sangat sensitive. Salah satu peneliti menemukan bahwa induksi thyrotoxic ringan pada 3 orang pasien ethyroid dengan fibrilasi atrial diperlukan 4 kali kadar digoksin per hari untuk mengkontrol laju ventrikel. Studi lain menunjukkan bahwa pasien hipertiroid memiliki kadar digoksin serum yang rendah, sedangkan pasien hipotiroid memiliki kadar yang lebih tinggi, yanpa memperhatikan rute pemberian (intra vena atau oral) . Mekanisme respon terhadap variabel masih kontroversial. Perubahan dalam absorpsi, pembersihan ginjal, volume distribusi, dan waktu paruh terlibat dalam perubahan respon miokardial. Efek serupa telah diamati pada digitoxin.

Daftar Pustka

Tatro D.S. (ed)., 2009, Drug Interaction Facts 2009, Facts and Comparisons, Wolters Kluwer Health, St. Louis, MO.